laporan mikroi terapan 2 ahyar

Upload: ahyar

Post on 14-Jul-2015

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN AKHIR SEMESTER

MIKROBIOLOGI TERAPAN

Bakteri Staphylocokus aureus Disusun Oleh : AHYAR

Dosen Pengasuh ; SUSI DEWIYETI, S.Si., M.Si

AHYAR 342009261

LAPORAN AKHIR SEMESTER

MIKROBIOLOGI TERAPAN

A. PRATIKUM KE : 2 B. JUDUL : Pengaruh Ekstrak Lada (peper) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylocokus aureus C. PENDAHULUAN: 1. Latar Belakang: Mikroorganisme merupakan suatu kelompok organisme yang tidak dapat dilihat dengan menggunakan mata telanjang, sehingga diperlukan alat bantu untuk dapat melihatnya seperti mikroskop, lup dan lain-lain. Cakupan dunia mikroorganisme sangat luas, terdiri dari berbagai kelompok dan jenis, sehingga diperlukan suatu cara pengelompokan atau pengklasifikasian. Menurut (Pelczar dan Chan, 2008 : 447). Lada (peper). Lada merupakan tanaman termasuk family piperaceae yang terdiri dari 10-12 genera atau marga. Yang bentuknya beranekaragam dari herba, semak-semak, tanaman menjalar hingga pohon. Cirikhasnya bunganya berbentuk malai berporos tungal atau bercabang pada poros tersebut tumbuh banyak bunga yang kecil, rtelajang berovari sebutir Cirri dasar dari tanaman lada: Malai bunganya berporos tungal dan berdiri sendiri Berputik lebih dari satu Buahnya tidak bertankai Kelopak bunga jantan tidak bedaging Kelopak betina melekat pada poros malai daunnya liat (budidaya lada,hal.7) 2. Tujuan Pratikum: a. Untuk mengetahui pengaruh bahan kimia (zat antimikroba) terhadap pertumbuhan Bakteri salmonella typhy b. Untuk mengetahui zona hambat dan luas zona sensitifitas

AHYAR 342009261

LAPORAN AKHIR SEMESTER

MIKROBIOLOGI TERAPAN

D. DASAR TEORI: Komposisi kimia dan kasiat Biji Lada 1. KOMPOSISI KIMIA BIJI LADA Sejak zaman dahulu Lada,digemari, dihargai, di perjuangkan matimatian karena dua sifatnya yang khas, yaitu: Rasanya yang pedas (pedes dalam bahasa jawa) Aromanya yang khas Kedua sifat tersebut menunjukkan adanya penampilan dari bahanbahan kimiawi organik: Rasa pedas adalah akibat dari adanya zat: Piperin Piperanin dan Chavicin yang merupakan persenyawaan dari piperin dengan semacam alkaloida. Chavicin banyak berada dalam daging biji lada (mesocarp),dan tidak akan hilang akibatnya dari penjemuran biji lada yang masih berdaging, hingga menjadi lada hitam ,maka tidak salah, bila lada hitam lebih pedas dari lada putih . Aroma dari biji lada adalah akibat dari adanya minyak atsiri, yang terdiri dari beberapa jenis minyak perpene(terpentin) Rata-rata kadar kimia adalah sebagai berikut: Table 1: KADAR KIMIA LADA HITAM DAN LADA PUTIH SENYAWA KIMIA Kadar air % zatprotein% Zat karbohidrat% Minyak atsir% LADA HITAM 8-13 11 22-24 1-4 LADA PUTIH 9.9-15 11 50-65 Kurang dari lada

hitam Piperin (alkaloid) % 5-9 5-9 Tinggi rendahnya kadar gugusan kimia tersebut banyak tergantung pada jenis maupun asal biji ladayang bersangkutan. Tabel 2: KADAR ZAT ANORGANIK BIJI LADA

AHYAR 342009261

LAPORAN AKHIR SEMESTER

MIKROBIOLOGI TERAPAN

ZAT ANORGANIK Zat p2o% Zat sulfur % Zat K2o % Zat kapur CaO %

LADA HITAM 11,2 8,6 29,8 16,1

LADA PUTIH 20,8 4,1 17,1 18,1

Dari angka-angka tersebut diatas Nampak jelas betapa tingginya kebutuhan tanaman terhadap zat P2O, K2O dan CaO. Zat belerang yang penting dalam pembentukan protein diperolehnya dari pupuk organic yang banyak sisa-sisa zat protein. 2. KASIAT BIJI LADA a. Untuk pengobatan Biji lada banyak dimanfaatkan dalam obat-obatan modern maupun yang tradisional. Khasiatnya ialah: - Sebagai stimulasi pengeluaran keringat(diapharetic) - Untuik mengeluarkan angin(caminative) - Sebagai peluru air kencing(diuretic) - Meningkatkan selera/nafsu makan. - Meningkatkan aktivitas kelenjar-kelejaran pencernaan. - Mempercepat pencermaran zat lemak. b. Lada sebagaian penyedap makanan Bubuk lada dimanfaatkan sebagai penyedap makanan eropa dan asia, termasuk makanan rendang. c. Minyak atsiri Minyak atsiri lada baru dikenal dalam tahun 1574. Susunan kimia minyak lada dari Indonesia belum dapat disajikan, cukup kiranya dengan menelaah analisa minyak lada yang berasal dari india. Kadar minyak atsirinya dan kadar bahan yang tidak menguap(non volate extract) sangat tergantung dari jenis ladasnya. Tinggi rendahnya kadar minyak-minyak tersebut dalam minyak lada menentukan tinggi rendahnya nilai aroma dalam jenis lada.

AHYAR 342009261

LAPORAN AKHIR SEMESTER

MIKROBIOLOGI TERAPAN

Namun bukanya tidak mungkin kesuburan tanah pun mempunyai pengaruh pula terhadap aroma minyak lada. lada.hal.8-19) Mikroorganisme yang kami amati dengan ekstrak Lada dan campuran alkohol, dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Dalam praktikum ini, kami mendapat pengamatan pada bakteri Staphylocokus aureus. Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif, tidak bergerak, tidak berspora dan mampu membentuk kapsul. Berbentuk kokus dan tersusun seperti buah anggur. Ukuran Staphylococcus berbeda-beda tergantung pada media pertumbuhannya. Apabila ditumbuhkan pada media agar, Staphylococcus memiliki diameter 0,5-1,0 mm dengan koloni berwarna kuning (Balqis, 2008). Bakteri yang tergolong berbentuk kokus gram positif ada dua famili yaitu : Famili Micrococcaceae dan Famili Streptococcaceae. Anggota Famili Micrococcaceae ditandai dengan adanya enzim sitokrom yang memberikan tes benzidin dan katalase positif. Famili ini memiliki 2 genus yaitu : genus Staphylococcus dan genus Micrococcus. Sedangkan anggota Famili Streptococcaceae tidak ditemukan enzim sitokrom sehingga dengan tes benzidin dan test katalase hasilnya negatif. Famili ini memiliki 2 genus yaitu : genus Streptococcus dan genus Aerococcus (Dita, 2011). Bakteri genus Staphylococcus kebanyakan adalah mikroflora yang normal hidup pada manusia. Staphylococcus berbentuk bola yang berkoloni membentuk sekelompok sel tidak teratur sehingga bentuknya mirip gerombolan buah anggur. Kebanyakan tidak berbahaya dan tinggal di atas kulit dan selaput lendir manusia dan organisme lainnya. Mereka juga menjadi mikroba tanah. Staphylococcus sering diisolasi dari produk makanan, debu dan air. Genus Staphylococcus mencakup 31 spesies. Genus ini dapat ditemui di seluruh dunia. Beberapa spesies ada yang patogen pada manusia dan hewan (Dita, 2011). Bakteri Staphylococcus mudah tumbuh pada berbagai macam-macam media, bermetabolisme aktif dengan meragikan karbohidrat dan menghasilkan pigmen yang bervariasi mulai dari pigmen berwarna putih sampai kuning tua. Bakteri Staphylococcus sebagian menjadi anggota flora normal kulit dan selaput lendir pada manusia, sebagian lagi menjadi bakteri patogen yang menyebabkan bermacam-macam penyakit atau gangguan dalam tubuh seperti radang (budidaya tanaman

AHYAR 342009261

LAPORAN AKHIR SEMESTER

MIKROBIOLOGI TERAPAN

bernanah, sampai sepsis yang bisa berakibat fatal. Sehingga bakteri ini dapat menyebabkan hemolisis yaitu pemecahan sel-sel darah, menggumpalkan plasma karena sifat koagulasenya, dan menghasilkan berbagai macam enzimenzim yang dapat merusak sistem imun dan kandungan toksin pada bakteri tersebut yang bersifat destruktif (Dita, 2011). Dinding selnya mengandung asam teikoat, yaitu sekitar 40% dari berat kering dinding selnya. Asam teikoat adalah beberapa kelompok antigen dari Staphylococcus. Asam teikoat mengandung aglutinogen dan N-asetilglukosamin (Balqis, 2008). Staphylococcus aureus adalah bakteri aerob dan anaerob, fakultatif yang mampu menfermentasikan manitol dan menghasilkan enzim hyalurodinase, fosfatase, protease dan lipase. koagulase, aureus Staphylococcus

mengandung lysostaphin yang dapat menyebabkan lisisnya sel darah merah. Toksin yang dibentuk oleh Staphylococcus aureus adalah haemolysin alfa, beta, gamma delta dan apsilon (Balqis, 2008). Ketika bakteri ini ditumbuhkan pada media yang sesuai, bakteri ini akan menghasilkan pigmen nonfluoresen berwarna kebiruan, piosianin (Framesti, 2010). kemampuan Lada Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama verotoksin (Wikipedia, 2011).

Klasifikasi ilmiah Bakteri Escherichia coli: Kerajaan Filum : Bacteria : Proteobacteria

AHYAR 342009261

LAPORAN AKHIR SEMESTER

MIKROBIOLOGI TERAPAN

Kelas Ordo Famili Genus Spesies

: Gammaproteobacteria : Enterobacteriales : Enterobacteriaceae : Escherichia : Escherichia coli

Pada umumnya jika kita mendengar kata bakteri, yang langsung terbayang adalah makhluk amat kecil yang berbahaya karena menyebabkan berbagai penyakit. Bakteri Escherichia coli adalah salah satu jenis bakteri yang sering dibicarakan. Cukup banyak masyarakat yang tahu E. coli namun hanya sebatas bakteri ini adalah penyebab infeksi saluran pencernaan. Namun banyak sebenarnya yang patut diketahui dari bakteri ini. (Yalun, 2008). Kita mungkin banyak yang tidak tahu jika di usus besar manusia terkandung sejumlah E. coli yang berfungsi membusukkan sisa-sisa makanan. Dari sekian ratus strain E. coli yang teridentifikasi, hanya sebagian kecil bersifat pathogen, misalnya strain O157:H7. Bakteri yang namanya berasal dari sang penemu Theodor Escherich yang menemukannya di tahun 1885 ini merupakan jenis bakteri yang menjadi salah satu tulang punggung dunia bioteknologi. Hampir semua rekayasa genetika di dunia bioteknologi selalu melibatkan E. coli. Akibat genetikanya yang sederhana dan mudah untuk direkayasa. Riset di E. coli menjadi model untuk aplikasi ke bakteri jenis lainnya. Bakteri ini juga merupakan media cloning yang paling sering dipakai. Teknik recombinant DNA tidak akan ada tanpa bantuan bakteri ini (Yalun, 2008). Banyak industri kimia mengaplikasikan teknologi fermentasi yang memanfaatkan E. coli. Misalnya dalam produksi obat-obatan (insulin, antiobiotik), high value chemicals (1-3 propanediol, lactate). Secara teoritis, ribuan jenis produk kimia bisa dihasilkan oleh bakteri ini asal genetikanya sudah direkayasa sedemikian rupa guna menghasilkan jenis produk tertentu yang diinginkan. Jika mengingat besarnya peranan ilmu bioteknologi dalam aspekaspek kehidupan manusia, maka tidak bisa dipungkiri juga betapa besar manfaat E. coli bagi kita (Yalun, 2008). Adapun bakteri lain yang digunakan adalah: Kingdom Divisio : Monera : Firmicutes

AHYAR 342009261

LAPORAN AKHIR SEMESTER

MIKROBIOLOGI TERAPAN

Class OrdO Family Genus Species

: Bacilli : Bacillales : Staphylococcaceae : Staphylococcus : Staphylococcus aureus

Klasifikasi bakteri Salmonella thypi adalah: Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies Bakteri : Bakteria : Proteobakteria : Gamma Proteobakteria : Enterobakteriales : Enterobakteriakceae : Salmonella : Salmonella thypi patogen Salmonella thypi dan Staphylococcus aureus

merupakan bakteri penyebab penyakit yang berbahaya bagi kehidupan manusia. Salmonella thypi menyebabkan penyakit thypus yakni demam tifoid yang dapat menyerang semua organ tubuh manusia secara sistemik. (Sukiman, 2011). Salmonella adalah suatu genus berbentuk batang, Gram-negatif, enterobacteria non-spora membentuk, terutama motil dengan diameter sekitar 0,7-1,5 pM, panjang dari 2 sampai 5 pM, dan flagela yang berproyek di segala penjuru (yaitu peritrichous) (Amirien, 2011). Salmonella typhi memiliki kombinasi karakteristik yang menjadikannya patogen efektif. Mikroorganisme ini memproduksi dan mengekskresikan protein yang yang disebut invasin yang memberi jalan pada sel non-fagosit yang memiliki kemampuan hidup secara intraseluler. Selain itu, S. typhi juga memiliki kemampuan menghambat tekanan oksidatif leukosit, yang menjadikan sistem respons imun manusia menjadi tidak efektif. Infeksi S. typhi kemudian akan berkembang menjadi demam atau typhoid (Amirien, 2011).

AHYAR 342009261

LAPORAN AKHIR SEMESTER

MIKROBIOLOGI TERAPAN

Deman tifoid dapat menyebabkan perdarahan intestinal, komplikasi jantung, paru, dll. Penanganan penyakit thypus dilakukan dengan cara memberikan antibiotika yang dapat membunuh bakteri tersebut secara khusus maupun antibiotika dengan spektrum luas. Demikian pula halnya dengan Staphylococcus aures yang menyebabkan penyakit infeksi pada manusia seperti pneumonia, meningitis, osteomyelitis, endocarditis ,infeksi saluran kemih, dll (Sukiman, 2011). Antimikroba dari tumbuhan telah digunakan sejak lama. Komponen antimikroba adalah suatu komponen yang bersifat dapat menghambat pertumbuhan bakteri atau kapang (bakteristatik atau fungistatik) atau membunuh bakteri atau kapang (bakterisidal atau fungisidal). Zat aktif yang terkandung dalam berbagai jenis ekstrak tumbuhan diketahui dapat menghambat beberapa mikroba patogen maupun perusak makanan. Zat aktif tersebut dapat berasal dari bagian tumbuhan seperti biji, buah, rimpang, batang, daun, dan umbi (Lokmanto, 2010). Komponen aktif yang terdapat pada bawang putih mempunyai efek penghambatan terhadap beberapa mikroba patogen seperti Staphylococcus aureus, E. coli, dan Bacillus cereus dan menghambat produksi toksin dari Clostridium botulinum tipe A dengan menurunkan produksi toksinnya sebanyak 3 log cycle (Lokmanto, 2010). Pengamatan kali ini kami akan tetap menginokulasikan bakteri staphylococcus aureus, Inokulasi merupakan pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusahakan agar semua alat yang ada di dalam hubungannya dengan medium agar tetap sterli, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi. Inokulasi adalah menanam inokula secara aseptis ke dalam media steril baik pada media padat maupun media cair. Inokula merupakan bahan yang mengandung mikroba atau biakan baik dalam keadaan cair maupun padat. Tujuan dari inokulasi yaitu biakan murni untuk keperluan diagnostic, karakterisasi mikroorganisme, industri farmasi atau kegiatan lain yang berkaitan dengan mikroorganisme. Nutrisi dan lingkungan yang menunjang pertumbuhan mikroorganisme serta suatu teknik kerja aseptis yangh dapat mencegah adanya kontaminan dalam biakan (Framesti, 2010).

AHYAR 342009261

LAPORAN AKHIR SEMESTER

MIKROBIOLOGI TERAPAN

Setelah diinokulasikan, kita dapat mengetahui adanya zona hambat. Zona hambatan pertumbuhan inilah yang menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap bahan anti bakteri (Concepcion dkk, 1994 dalam Susanto,1995) Uji sensitivitas bakteri merupakan cara untuk mengetahui dan mendapatkan produk alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri pada konsentrasi yang rendah (Tamiang, 2011). Senyawa Antibakteri adalah senyawa yang telah mengalami absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi selektif serta sanggup menghambat pertumbuhan mikroorganisme (bakteri) atau membunuhnya, tanpa mengganggu sel normal pada manusia dan hewan. (Wattimena dkk ,1991) Berdasarkan daya kerjanya, senyawa antibakteri dibagi menjadi 2 sifat, yaitu: Zat yang hanya menghambat pertumbuhan bakteri dengan tidak membunuhnya (bakteriostatic). Zat yang dapat membunuh bakteri (bakterisidal) Dwijo Seputro (1989) dalam Susanto (1995). Daya berkembang kerja biak lagi bakterisidal meskipun berbeda bahan dengan telah bakteriostatik; dihilangkan. Bakterisidal (letal) berjalan searah, yaitu bakteri yang telah mati tidak dapat antibakteri Bakteriostatik mempunyai karakteristik bila bahan antibakterinya dihilangkan maka bakteri dapat tumbuh lagi. (Tamiang, 2011).

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

AHYAR 342009261

LAPORAN AKHIR SEMESTER

MIKROBIOLOGI TERAPAN

1. WAKTU DAN TEMPAT a. b. Waktu Tempat : Senin, 5 Desember 2011. 10.00 WIB : Laboratorium Universitas Muhammadiyah Palembang

2. ALAT DAN BAHAN a. Alat : Cawan petri, tabung reaksi, pinset, bunsen, rak tabung reaksi, jarum ose, sprayer, inkubator, timbangan digital, gelas kimia, lidi steril, gelas ukur, corong, spidol, spatula, kain kasa dan kertas label. b. Bahan : Lada(pepper), media NA, paper dish dan alkohol.

3. CARA KERJA a. b. Siapkan Lada yang kering dan dihaluskan Bahan tanaman yang halus disimpan dalam wadah yang bersih dan kering, alalu bawa ke laboratorium.

c.

Pembuatan konsentrasi ekstrak tanaman Pembuatan konsentrasi 2% ditimbang 2gr bahan tanaman yang sudah dihaluskan ditambah dan dicampur dengan alcohol 8 ml. Pembuatan konsentrasi 4% ditimbang 4gr bahan tanaman yang sudah dihaluskan ditambah dan dicampur dengan alcohol 6 ml. Pembuatan konsentrasi 6% ditimbang 6gr bahan tanaman yang sudah dihaluskan ditambah dan dicampur dengan alcohol 4 ml.

d.

Aduk rata campuran bahan tanaman dan alkohol 96% dan biarkan selama 15 menit supaya bahan kimia dalam tanaman tertarik oleh alkohol 96%.

e. f. g.

Saring campuran bahan tanaman dan alkohol 96% dengan kain kasa steril, hasil saringan ditampung pada wadah yang bersih. Masukkan paper disk kedalam setiap masing-masing konsentrasi ekstrak tanaman, rendam paper disk 10 menit. Inokulasi bakteri pada permukaan media NA secara merata dan secara aseptis.

AHYAR 342009261

LAPORAN AKHIR SEMESTER

MIKROBIOLOGI TERAPAN

h. i. j.

Masukkan atau letakkan paper disk yang sudah mengandung ekstrak tanaman pada permukaan media NA yang sudah di inokulasi bakteri. Bungkus cawan petri secara terbalik dengan kertas putih. Kemudian inkubasi selama 24 jam dengan suhu 37oC dalam inkubator. Setelah inkubasi 24 jam ukur diameter zona hambat yang terbentuk dengan jangka sorong.

Rumus : Luas Zona Sensitifitas = Luas lingkaran I (besar) Luas Lingkaran II (paper dish). Perhitungan ini diletakkan di Lampiran.

E. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Pratikum

AHYAR 342009261

LAPORAN AKHIR SEMESTER

MIKROBIOLOGI TERAPAN

Tabel 1: Perbandingan luas zona hambat terhadap Escherichia coli dengan tiga perlakuan berbeda. Perhitungan Zona Sensitifitas

Bahan Kimia Asam Cuka D=1 r= x d

Lingkaran Besar/zona Lingkaran kecil/ paper Zona Sensitifitas hambat d= 1 cm r= x d = cm x 1 = 0,5 cm dish d=6mm=0,6 cm r= x d = x 0,6 = 0,3cm L besar - L kecil = = 0,785 cm2 0,2826 cm2 L besar = = 3,14 x (0,5)2 = 0,785 cm2 L besar = = 3,14 x (0,671)2 = 1,413 cm2 L kecil = = 3,14 x (0,3)2 = 0,2826 cm2 L besar - L kecil = = 1,413 cm2 0,2826 cm2 = 1,1304 cm2 = 0,5024 cm2

Betadine D=d1+d2,..+d6 6 = 1,6+1,2+1,3+1,25+1,2+1,5 6 D= 8,05 6 R= x 1,342 cm = 0,671cm = 1,342 cm

Zona Sensifitas bahan kimia terhadap Mikroba

AHYAR 342009261

LAPORAN AKHIR SEMESTER

MIKROBIOLOGI TERAPAN

Daftar pustaka Anonim. 2008. Salmonella typhi.http://en.wikipedia.org/wiki/Salmonella_typhi.(14 Desember 2008)

AHYAR 342009261

LAPORAN AKHIR SEMESTER

MIKROBIOLOGI TERAPAN

Pelczar, Michael dan Chan. ECs. 1988. Dasar-dasar Mikro Biologi. Jakarta: Universitas Indonesia. Saurus,2011. antimikroba . http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-8daya- kerja-antimikroba-dan.html diakses tanggal 1 November 2011. Hendri sr.2000. Budidaya Tanaman Lada, Surabaya

F. Lampiran

AHYAR 342009261

LAPORAN AKHIR SEMESTER

MIKROBIOLOGI TERAPAN

Betadin

wipol

Detergene

Bunsen, lidi kapas, pinset

cawan biakan bakeri

Alat praktikum

Korek kayu

cawan peti berisi agar

Jangka sorong

Pinset

Gambar gambar (Sumber: Dokumentasi pribadi, 2011)

AHYAR 342009261

LAPORAN AKHIR SEMESTER

MIKROBIOLOGI TERAPAN

Gambar sorong Spidol (Sumber: Dokumentasi pribadi, 2011)

Jangka dan

Gambar Inkubator (Sumber: Dokumentasi pribadi, 2011)

AHYAR 342009261

LAPORAN AKHIR SEMESTER

MIKROBIOLOGI TERAPAN

Gambar Pengambilan cawan petri di dalam Inkubator (Sumber: Dokumentasi pribadi, 2011)

AHYAR 342009261

LAPORAN AKHIR SEMESTER

MIKROBIOLOGI TERAPAN

1.

PEMBAHASAN Pada percobaan ini kami melakukan pengujian daya desinfeksi dan antiseptik untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pertumbuhan bakteri. Adapun zat antimikroba yang kami gunakan adalah betadine, formalin dan detergen. dengan Desinfeksi adalah usaha untuk memusnahkan mikroorganisme menggunakan zat-zat kimia tertentu. Dalam memusnahkan

mikroorganimse itu digunakanlah desinfektan, yaitu zat kimia yang digunakan untuk mendesinfeksi. (Diana, 2010). Dari grafik diatas, menunjukkan bahwa dari ketiga macam zat antimikroba yang diuji dengan bakteri E.coli dalam cawan petri memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan bakteri. Yang paling efektif adalah betadine. Formaldehide adalah desinfektan yang baik apabila digunakan sebagai gas. Agen ini sangat efektif di daerah di daerah tertutup sebagai formalin bila dalam larutan cair sekitar 37%. Formaldehid (atau formalin) menghancurkan spora bakteri dan fungi, namun uapnya yang sangat tajam mengganggu penggunaannya. Agen ini digunakan dalam pengawetan specimen latoraratorium dan dapat digunakan dalam desinfeksi sepatu yang membawa fungi pada penyakit kaki karena kutu air (Diana, 2010). Deterjen meliputi besar agen aktif permukaan. Agen-agen ini biasanya lebih efektif terhadap organisme gram positif daripada gram negative dan kelihatannya mengeluarkan pengaruh desinfeksi dengan perusakan membran dan denaturasi protein. Betadine mempunyai efek antiseptic yang sedang karena kemampuannya mengoksidasi (Diana, 2010). Jika desinfektan menghambat pertumbuhan bakteri, maka akan terlihat daerah jernih atau zona bening di sekitar kertas cakram. Keaktifan suatu disinfektan bergantung pada lama tidaknya waktu kontak. Dari gambar 3, terbentuk zona hambat pada masing-masing zat antimikroba yang ada di cawan petri. Dan disekitar paper dish banyak di terdapat koloni bakteri E.coli. Adapun diameter zona hambat pada setiap zat antimikroba tersebut berbedabeda, yaitu dapat dilihat pada tabel 1. Diameter pada betadine adalah 1.56 cm, pada formalin 0.85 dan pada detergen 1.29 cm. Dan luas paper dishnya 0.2826 cm. A. KESIMPULAN

AHYAR 342009261

LAPORAN AKHIR SEMESTER

MIKROBIOLOGI TERAPAN

1.

Pengendalian mikroorganisme dapat dilakukan dengan menghambat, membasmi atau menyingkirkan mikroorganisme. Salah satu cara pengendalian ini adalah dengan bahan kimia.

2. 3. 4.

Disinfektan adalah zat kimia yang mematikan sel vegetatif tetapi belum tentu mematikan bentuk mikroorganisme penyebab suatu penyakit. Contoh-contoh zat kimia yang digunakan adalah betadine, formalin dan detergen. Cara kerja zat-zat antimikroba antara lain dengan merusak dinding, mengubah permeabilitas sel, menghambat kerja enzim, menghambat sintesis protein, dan asam nukleat dan sebagai anti metabolik.

5.

Detergen bukan saja merupakan bakteriostatik, melainkan juga merupakan bakterisida. Terutama bakteri yang gram positif itu peka sekali terhadapnya.

6. 7. 8.

Formaldehid (atau formalin) menghancurkan spora bakteri dan fungi, namun uapnya yang sangat tajam mengganggu penggunaannya. Betadine mempunyai efek antiseptic yang sedang karena kemampuannya mengoksidasi. Terbentuk zona hambat pada setiap zat antimikroba pada cawan petri dengan ukuran yang berbeda-beda.

9. Zona hambat terbentuk karena adanya disinfektan dan antiseptik yang menghambat pertumbuhan bakteri E.coli.

AHYAR 342009261