laporan kinerja kementerian perindustrian tahun 2014

Upload: imanbima1147

Post on 07-Aug-2018

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    1/128

    KementerianPerindustrianREPUBLIK INDONESIA

    LAPORAN KINERJA

    KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

    TAHUN 2014

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    2/128

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    3/128

    Ringkasan Eksekutif

    Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

    Nepotisme merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam

    rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good Governance )

    dengan tingkat kinerja yang selalu meningkat. Bentuk perwujudan

    pertanggungjawaban penyelenggaraan tersebut harus tepat, jelas dan nyata

    secara periodik.

    Salah satu bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Kementerian

    Perindustrian pada tahun 2014 adalah melalui Laporan Kinerja Kementerian

    Perindustrian tahun 2014. Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden Republik

    Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

    Instansi Pemerintah, dimana pimpinan Kementerian/Lembaga Pemerintah

    Non Kementerian, Pemerintah Daerah, Satuan Kerja atau Unit Kerja

    didalamnya diminta untuk membuat laporan akuntabilitas kinerja secara

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    4/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    Ringkasan Eksekutif 

    3. Prioritas Nasional (PN) 8: Energi

    Pengembangan klaster industri berbasis migas, kondesat

    4. Prioritas Nasional (PN) Lainnya 13: Bidang Perekonomian

    Pengembangan klaster industri berbasis pertanian, oleochemical.

    Secara umum gambaran pencapaian kinerja KementerianPerindustrian disampaikan dalam uraian yang mencakup analisis kinerja

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), analisis kinerja

    makro sektor industri, analisis kinerja sasaran, analisis kinerja kelembagaan

    dan analisis kinerja keuangan. Sepanjang tahun 2010 sampai dengan tahun

    2014, Kementerian Perindustrian telah melaksanakan pelbagai program

    pengembangan industri yang menjadi prioritas nasional sebagaimana

    diamanahkan dalam RPJMN tahun 2010-2014. Program-program tersebut

    meliputi: Revitalisasi Industri Pupuk, Revitalisasi Industri Gula,

    Pengembangan Klaster Industri Hilir Kelapa Sawit, serta Fasilitasi

    Pengembangan Zona Industri di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK),

    b kl t i d t i b b i i d k d t t

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    5/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    Ringkasan Eksekutif 

    mesin dan perlengkapan sebesar 8,80 persen, serta industri pengolahanlainnya sebesar 7,30 persen.

    Pada tahun 2014, nilai PDB nasional mencapai Rp. 10.542,69 triliun,

    dimana kontribusi sektor industri pengolahan non migas pada tahun 2014

    adalah sebesar 17,87 persen dengan nilai Rp. 1.884,01 triliun. Kontribusi

    tersebut sedikit meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2013 yangmencapai sebesar 17,72 persen. Bila dilihat dari kontribusi masing-masing

    sektor industri terhadap pertumbuhan industri, 3 (tiga) industri yang

    memberikan peranan terbesar terhadap pertumbuhan industri yaitu industri

    makanan dan minuman sebesar 5,32 persen, industri alat angkutan sebesar

    1,96 persen, dan industri barang logam; komputer, barang elektronik, optik;

    dan peralatan listrik sebesar 1,87 persen.

    Selama tahun 2014, nilai ekspor produk industri pengolahan non

    migas mencapai US$ 117,33 miliar, yang memberikan kontribusi sebesar

    66,55 persen dari total ekspor nasional. Nilai ekspor tersebut meningkat

    sebesar 3,66 persen dibandingkan dengan nilai ekspor produk industri

    l h i h i $ ili

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    6/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    Ringkasan Eksekutif 

    Gas Rumah Kaca; pemberian penghargaan industri hijau; penyusunan RUUPerindustrian; serta penghargaan P3DN.

    Selain itu, Kementerian Perindustrian juga memiliki beberapa prestasi

    dalam capaian Kinerja Kelembagaan, antara lain: mendapatkan predikat

    Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK atas audit Laporan Keuangan

    tahun 2013, yang telah diraih secara berturut-turut selama 6 (enam) tahunsejak tahun 2009; kenaikan nilai akuntabilitas kinerja dari 72,19 pada tahun

    2013, menjadi 73,11 di tahun 2014; sebagai Kementerian Terbaik Penerima

    DIPA 2014 Pertama; Penganugerahan E-Transparency Award 2014 menempati

    Ranking 1 (Pertama) dari 47 Kementerian/Lembaga; Pelayanan Publik versi

    Ombudsman dengan kategori hijau atau tingkat kepatuhan tinggi terhadap

    UU Pelayanan Publik; dari aspek Keterbukaan Informasi Publik masuk ke

    dalam 10 besar Badan Publik Pemerintahan Terbaik; dalam bidang Penerapan

    e-Government  berhasil sebagai Kementerian Terbaik dalam Pemeringkatan

    e-Government  Indonesia (PeGI) serta dalam acara Anugerah Media Humas

    (AMH) menjadi Pemenang Kedua Kategori Advertorial pada Lomba Anugerah

    M di H t h 2013

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    7/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    Ringkasan Eksekutif 

    Secara garis besar Kementerian Perindustrian telah berhasilmelaksanakan tugas, fungsi dan misi yang diembannya dalam pencapaian

    kinerja Kementerian Perindustrian tahun 2014. Beberapa sasaran yang

    ditetapkan dapat dicapai, meskipun belum semuanya menunjukkan hasil

    sebagaimana yang ditargetkan. Keberhasilan pencapaian sasaran

    Kementerian Perindustrian disamping ditentukan oleh kinerja faktor internal

     juga ditentukan oleh dukungan eksternal, seperti kerjasama dengan institusi

    terkait. Hasil lebih rinci secara keseluruhan tergambar dalam Laporan Kinerja

    Kementerian Perindustrian Tahun 2014.

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    8/128

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    9/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    Penutup

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    10/128

    Daftar Isi

    Ringkasan Eksekutif i

    Kata Pengantar vii

    Daftar Isi ix

    Daftar Tabel xi

    Daftar Gambar xiv

    Bab I. Pendahuluan ....................................................................... 1

    A. Tugas Dan Fungsi Kementerian Perindustrian ..................... 1

    B. Struktur Organisasi Kementerian Perindustrian .................. 1

    C. Peran Strategis Kementerian Perindustrian .......................... 6

    D. Rencana Strategis Kementerian Perindustrian ..................... 8

    1 Vi i K t i P i d t i 9

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    11/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    Daftar Tabel

    3. Kinerja Program Prioritas Nasional Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

     Tahun 2010-2014 ........................................................59

    4. Kinerja Program Pengembangan Industri Kementerian

    Perindustrian ............................................................... 74

    5. Kinerja Kelembagaan Kementerian Perindustrian

     Tahun 2014 ................................................................. 99

    B. Realisasi Anggaran Kementerian Perindustrian Tahun 2014 106

    Bab IV. Penutup ............................................................................... 109

    A. Kesimpulan ......................................................................... 109

    B. Permasalahan dan Kendala .................................................. 110

    C. Rekomendasi ....................................................................... 111

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    12/128

    Daftar Tabel

     Tabel 2.1. Penetapan Kinerja (TAPKIN) Perspektif Stakeholders  .... 18

     Tabel 2.2. Pagu Anggaran Kementerian Perindustrian Tahun

    2013 Menurut Unit Eselon I (dalam juta Rupiah) ......... 19

     Tabel 3.1. Target dan Realisasi Tahun 2014 IKU dari Tingginya Nilai

     Tambah Industri ........................................................... 22

     Tabel 3.2. Capaian IKU dari Tingginya Nilai Tambah Industri ........... 23

     Tabel 3.3. Realisasi IKU dari Tingginya Nilai Tambah Industri ........ 23

     Tabel 3.4. Pertumbuhan Tiap Cabang Industri Terhadap PDB Sektor

    Industri (Persen) ............................................................ 24

     Tabel 3.5. Peran Industri Terhadap PDB Nasional (Persen) ............... 25

     Tabel 3.6. Peran Tiap Cabang Industri Terhadap PDB Sektor Industri

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    13/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    Daftar Tabel

     Tabel 3.13. Target dan Realisasi Tahun 2014 IKU dari

     Tingginya Kemampuan dan Penguasaan Teknologi

    Industri ........................................................................ 35

     Tabel 3.14. Capaian IKU Tingginya Kemampuan dan Penguasaan

     Teknologi Industri ........................................................ 35

     Tabel 3.15. Realisasi IKU Tingginya Kemampuan dan Penguasaan

     Teknologi Industri ........................................................ 36

     Tabel 3.16. Target dan Realisasi Tahun 2014 IKU

    dari Kuat, Lengkap dan Dalamnya Struktur Industri .... 39

     Tabel 3.17. Capaian IKU dari Kuat, Lengkap dan Dalamnya Struktur

    Industri ........................................................................ 40

     Tabel 3.18. Realisasi IKU dari Kuat, Lengkap dan Dalamnya

    Struktur Industri ......................................................... 40

     Tabel 3.19. Target dan Realisasi Tahun 2014 dari Tersebarnya

    Pembangunan Industri ................................................. 45

    T b l 3 20 R li i IKU d i T b P b I d t i 45

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    14/128

     Tabel 3.28. Pertumbuhan Industri Pengolahan Non-Migas

    Menurut Cabang-Cabang Industri Tahun Dasar 2010 .. 53

     Tabel 3.29. Peran Tiap Cabang Industri terhadap PDB Sektor

    Industri Tahun 2014 Atas Tahun Dasar 2010 .............. 54

     Tabel 3.30. Perkembangan Ekspor Industri Non Migas s.d Okt

    2014 ………………………………………………………………. 55

     Tabel 3.31. Perkembangan Impor Industri Non Migas s.d Okt 2014 56

     Tabel 3.32. Investasi PMDN Tahun 2010 - 2014 ............................. 57

     Tabel 3.33. Investasi PMA 2010-2014 ............................................. 58

     Tabel 3.34. Capaian Prioritas Nasional Ketahanan Pangan

     Terkait Kementerian Perindustrian ............................... 60

     Tabel 3.35. Capaian Prioritas Nasional iklim investasi dan iklim

    usaha terkait Kementerian Perindustrian ..................... 67

     Tabel 3.36. Capaian Prioritas Nasional Bidang Energi

    terkait Kementerian Perindustrian ............................... 70

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    15/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    Daftar Tabel

    Daftar Gambar 

    Gambar 1.1. Struktur Organisasi Kementerian Perindustrian ......... 2

    Gambar 1.2. Peta Strategi Kementerian Perindustrian .................... 16

    Gambar 3.1. Perbandingan Jumlah Hasil Penelitian dan

    Pengembangan yang Siap Diterapkan Tahun 2010 – 

    2014 .......................................................................... 36

    Gambar 3.2. Perbandingan jumlah hasil litbang yang siap

    diterapkan Tahun 2013-2014 ..................................... 37

    Gambar 3.3. Perkembangan Jumlah Hasil penelitian dan

    pengembangan yang telah diterapkan Tahun 2013 – 

    2014 .......................................................................... 37

    Gambar 3.4. Perkembangan Lembaga Pengujian Kesesuaian Tahun

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    16/128

    Bab I - Pendahuluan

    A. TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

    Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24

     Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara

    serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara

    Republik Indonesia, Kementerian Perindustrian berada dibawah dan

    bertanggung jawab kepada Presiden. Kementerian Perindustrian mempunyai

    tugas menyelenggarakan urusan di bidang perindustrian dalam pemerintahan

    untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

    Kementerian Perindustrian dipimpin oleh Menteri Perindustrian dan

    dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Wakil Menteri Perindustrian.

    Kementerian Perindustrian menyelenggarakan fungsi:

    1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang

    perindustrian.

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    17/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    Pendahuluan

    Gambar 1.1. Struktur Organisasi Kementerian Perindustrian

     Tugas Pokok masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut:

    1. Wakil Menteri Perindustrian

    Mempunyai tugas membantu Menteri Perindustrian dalam memimpin

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    18/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    Pendahuluan

    Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur terdiri atas 5 (lima) uniteselon II, yaitu Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Industri

    Material Dasar Logam; Direktorat Industri Kimia Dasar; Direktorat

    Industri Kimia Hilir; dan Direktorat Industri Tekstil dan Aneka.

    4. Direktorat Jenderal Industri Agro

    Mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan

    dan standardisasi teknis di bidang industri agro. Direktorat Jenderal

    Industri Agro terdiri atas 4 (empat) unit eselon II, yaitu Sekretariat

    Direktorat Jenderal; Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan;

    Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan; dan Direktorat

    Industri Minuman dan Tembakau.

    5. Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi

    Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi

    mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan

    d d k d b d d l b b k l

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    19/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    Pendahuluan

    7. Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri

    Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri

    mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan

    standardisasi teknis di bidang pengembangan perwilayahan industri.

    Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri terdiri atas 4

    (empat) unit eselon II, yaitu Sekretariat Direktorat Jenderal; DirektoratPengembangan Fasilitasi Industri Wilayah I; Direktorat Pengembangan

    Fasilitasi Industri Wilayah II; dan Direktorat Pengembangan Fasilitasi

    Industri Wilayah III.

    8. Direktorat Jenderal Kerja Sama Industri Internasional

    Direktorat Jenderal Kerja Sama Industri Internasional mempunyai

    tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis

    di bidang kerja sama industri internasional. Direktorat Jenderal Kerja Sama

    Industri Internasional terdiri atas 4 (empat) unit eselon II, yaitu Sekretariat

    Direktorat Jenderal; Direktorat Kerja Sama Industri Internasional Wilayah I

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    20/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    Pendahuluan

    Hijau dan Lingkungan Hidup; dan Pusat Pengkajian Teknologi dan HakKekayaan Intelektual.

    11. Staf Ahli Menteri

    Adalah unsur pembantu Menteri di bidang keahlian tertentu, yang

    berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Staf Ahli Menterimempunyai tugas memberi telaahan kepada Menteri mengenai masalah

    tertentu sesuai bidang keahliannya, yang tidak menjadi bidang tugas

    Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal, Badan dan Inspektorat Jenderal.

    Staf Ahli Menteri terdiri atas Staf Ahli Bidang Penguatan Struktur Industri;

    Staf Ahli Bidang Pemasaran dan Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam

    Negeri; dan Staf Ahli Bidang Sumber Daya Industri dan Teknologi.

    Di samping itu, untuk menunjang pelaksanaan tugas Kementerian,

    terdapat 3 (tiga) unit eselon II (Pusat) yang berada di bawah dan bertanggung

     jawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal, yaitu:

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    21/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    Pendahuluan

    3. Pusat Komunikasi Publik

    Pusat Komunikasi Publik adalah unsur pendukung pelaksanaan

    tugas Kementerian Perindustrian yang berada dibawah dan bertanggung

     jawab kepada Menteri Perindustrian melalui Sekretaris Jenderal. Pusat

    Komunikasi Publik dipimpin oleh Kepala dan mempunyai tugas

    melaksanakan hubungan antar lembaga, pemberitaan, publikasi, daninformasi pelayanan publik.

    Dalam menunjang pelaksanaan tugas Kementerian Perindustrian untuk

    membangun dan memajukan sektor industri, dengan tercapainya sasaran

    strategis perspektif pelaksanaan tugas pokok dan perspektif Stakeholders 

    dibutuhkan SDM. Untuk mewujudkan SDM Industri dan aparatur yangprofessional maka langkah-langkah yang dilakukan adalah meningkatkan

    penerapan kode etik dan peningkatan disiplin dan budaya kerja pegawai,

    melakukan pengembangan sistem rekruitmen pegawai,peningkatan kualitas

    kemampuan dan pengetahuan SDM Industri (kuantitas dan kualitas).

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    22/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    Pendahuluan

    memerlukan upaya penanganan yang terstruktur dan berkelanjutan, diantaranya meliputi:

    1. Tingginya angka pengangguran dan kemiskinan.

    2. Rendahnya pertumbuhan ekonomi.

    3. Melambatnya perkembangan ekspor Indonesia.

    4. Lemahnya sektor infrastruktur.

    5. Tertinggalnya kemampuan nasional di bidang teknologi.

    Sedangkan dari sisi industri, berbagai permasalahan pokok yang

    sedang dihadapi dalam mengembangkan sektor industri, yaitu: Pertama,

    ketergantungan yang tinggi terhadap impor baik berupa bahan baku, bahan

    penolong, barang setengah jadi maupun komponen. Kedua, keterkaitan antara

    sektor industri dengan ekonomi lainnya relatif masih lemah. Ketiga, struktur

    industri hanya didominasi oleh beberapa cabang industri yang tahapan proses

    industrinya pendek. Keempat, lemahnya penguasaan dan penerapan teknologi.

    Kelima, lebih dari 60 persen sektor industri terletak di Pulau Jawa. Keenam,

    masih lemahnya kemampuan kelompok industri kecil dan menengah.

    l i l h d l b k k

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    23/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    Pendahuluan

    telah ditetapkan proses yang harus dilakukan dalam pelaksanaan tugaspokok dan fungsi Kementerian Perindustrian dan yang dikelompokkan ke

    dalam: 1) perumusan kebijakan; 2) pelayanan dan fasilitasi; serta

    3) pengawasan, pengendalian, dan evaluasi yang secara langsung menunjang

    pencapaian sasaran-sasaran strategis yang telah ditetapkan, disamping

    dukungan kapasitas kelembagaan guna mendukung semua proses yang

    akan dilaksanakan.

    Pada pembangunan sektor industri, pemerintah berperan sebagai

    fasilitator yang mendorong dan memberikan berbagai kemudahan bagi

    aktivitas-aktivitas sektor swasta. Intervensi langsung Pemerintah dalam

    bentuk investasi dan layanan publik hanya dilakukan bila mekanisme pasar

    tidak dapat berlangsung secara sempurna. Arah kebijakan dalam Rencana

    Strategis mencakup beberapa hal pokok sebagai berikut:

    1. Merevitalisasi sektor industri dan meningkatkan peran sektor industri

    dalam perekonomian nasional.

    2. Membangun struktur industri dalam negeri yang sesuai dengan prioritas

    i l d k i d h

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    24/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    Pendahuluan

    lingkungan strategis baik tataran daerah, nasional, maupun di tataran global,serta perubahan paradigma peningkatan daya saing dan kecenderungan

    pengembangan industri ke depan.

    1. Visi Kementerian Perindustrian

    Visi Pembangunan Industri Nasional Jangka Panjang (2025) adalahMembawa Indonesia pada tahun 2025 untuk menjadi Negara Industri

     Tangguh Dunia yang bercirikan:

    a). Industri kelas dunia.

    b). PDB sektor Industri yang seimbang antara Pulau Jawa dan Luar Jawa.

    c). Teknologi menjadi ujung tombak pengembangan produk dan penciptaan

    pasar.

    Untuk menuju Visi tersebut, dirumuskan Visi tahun 2020 yakni

     Tercapainya Negara Industri Maju Baru sesuai dengan Deklarasi Bogor tahun

    1995 antar para kepala Negara APEC. Sebagai Negara Industri Maju Baru,

    Indonesia harus mampu memenuhi beberapa kriteria dasar antara lain:

    ) k b d d l

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    25/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    Pendahuluan

    2. Misi Kementerian Perindustrian

    Dalam rangka mewujudkan visi 2025 di atas, Kementerian

    Perindustrian sebagai institusi pembina Industri Nasional mengemban misi

    sebagai berikut:

    a). Menjadi wahana pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat.

    b). Menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi nasional.c). Menjadi pengganda kegiatan usaha produktif di sektor riil bagi

    masyarakat.

    d). Menjadi wahana memajukan kemampuan teknologi nasional.

    e). Menjadi wahana penggerak bagi upaya modernisasi kehidupan dan

    wawasan budaya masyarakat.

    f). Menjadi salah satu pilar penopang penting bagi pertahanan negara dan

    penciptaan rasa aman masyarakat.

    g). Menjadi andalan pembangunan industri yang berkelanjutan melalui

    pengembangan dan pengelolaan sumber bahan baku terbarukan,

    pengelolaan lingkungan yang baik, serta memiliki rasa tanggung jawab

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    26/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    Pendahuluan

    dan krisis global yang melanda dunia saat ini saja, melainkan juga harusmampu turut mengatasi permasalahan nasional, serta meletakkan dasar-

    dasar membangun industri andalan masa depan.

    Secara kuantitatif peran industri ini harus tampak pada kontribusi

    sektor industri dalam Produk Domestik Bruto (PDB), baik kontribusi sektor

    industri secara keseluruhan maupun kontribusi setiap cabang industri. Maka

    dijabarkan tujuannya adalah kokohnya basis industri manufaktur dan

    industri andalan masa depan menjadi tulang punggung perekonomian

    nasional.

    4. Sasaran Kementerian Perindustrian

    Dalam mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan upaya-upaya

    sistemik yang dijabarkan ke dalam sasaran-sasaran strategis yang

    mengakomodasi perspektif pemangku kepentingan (stakeholder ),

    perspektif pelaksanaan tugas pokok, dan perspektif peningkatan

    kapasitas kelembagaan. Dari hasil evaluasi kinerja pada periode tahun

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    27/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    Pendahuluan

    3). Sasaran Strategis III : Meningkatnya produktivitas SDM industri, denganIndikator Kinerja Utama:

    i. Tingkat produktivitas dan kemampuan SDM industri.

    4). Sasaran Strategis IV : Tingginya kemampuan inovasi dan penguasaan

    teknologi industri, dengan Indikator Kinerja Utama:

    i. Jumlah hasil penelitian dan pengembangan yang siap diterapkan.

    ii. Jumlah hasil penelitian dan pengembangan yang telah

    diimplementasikan.

    5). Sasaran Strategis V : Kuat, lengkap dan dalamnya struktur industri,

    dengan Indikator Kinerja Utama:

    i. Jumlah investasi di industri hulu dan antara.

    ii. Tingkat kandungan lokal.

    6). Sasaran Strategis VI : Tersebarnya pembangunan industri, dengan

    Indikator Kinerja Utama:

    i. Rasio PDB industri luar Jawa terhadap PDB industri Jawa.

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    28/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    Pendahuluan

    3). Sasaran Strategis III: Ditetapkannya rencana strategis dalampengembangan industri prioritas dan industri daerah, dengan Indikator

    Kinerja Utama:

    i. Jumlah Renstra & Renja.

    ii. Jumlah peta panduan kompetensi inti industri Kabupaten/Kota yang

    telah ditetapkan.

    4). Sasaran Strategis IV: Berkembangnya R & D di instansi dan industri,

    dengan Indikator Kinerja Utama:

    i. Kerjasama R&D instansi dengan industri.

    5). Sasaran Strategis V: Meningkatnya penerapan, pengembangan dan

    penggunaan Kekayaan intelektual, dengan Indikator Kinerja Utama:

    i. Fasilitasi perlindungan HKI.

    ii. Persentase pengaduan pelanggaran HKI yang dapat ditangani.

    6). Sasaran Strategis VI: Meningkatnya akses pembiayaan dan bahan baku

    untuk meningkatkan kapasitas produksi, dengan Indikator Kinerja

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    29/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    Pendahuluan

    ii. SNI yang diberlakukan secara wajib.iii. Peningkatan jumlah jenis produk yang sudah bisa diuji di

    laboratorium.

    iv. Satker yang terakreditasi untuk memberikan sertifikasi produk.

    10).Sasaran Strategis X: Meningkatnya Pengembangan Industri Hijau, dengan

    Indikator Kinerja Utama:

    i. Bertambahnya kebijakan yang mendukung pengembangan industri

    hijau.

    ii. Meningkatnya industri yang menerapkan industri hijau.

    11).Sasaran Strategis XI: Meningkatnya kualitas pelayanan publik, dengan

    Indikator Kinerja Utama:

    i. Tingkat kepuasan masyarakat.

    ii. Nilai indeks integritas dari KPK.

    12).Sasaran Strategis XII: Meningkatnya kualitas lembaga pendidikan dan

    pelatihan serta kewirausahaan, dengan Indikator Kinerja Utama:

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    30/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    Pendahuluan

    c). Perspektif Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

    1). Sasaran Strategis I: Berkembangnya kemampuan SDM aparatur yang

    kompeten, dengan Indikator Kinerja Utama:

    i. Standar kompetensi SDM aparatur.

    ii. SDM aparatur yang kompeten.

    2). Sasaran Strategis II: Terbangunnya organisasi yang professional dan

    probisnis, dengan Indikator Kinerja Utama:

    i. Penerapan sistem manajemen mutu.

    3). Sasaran Strategis III: Terbangunnya sistem informasi yang terintegrasi

    dan handal, dengan Indikator Kinerja Utama:i. Tersedianya sistem informasi online.

    ii. Pengguna yang mengakses.

    4). Sasaran Strategis IV: Meningkatnya kualitas perencanaan dan pelaporan,

    dengan Indikator Kinerja Utama:

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    31/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    Pendahuluan

    5. Arah Kebijakan dan Strategi

    Dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran-sasaran industri

    tahun 2010-2014, telah dibangun Peta Strategi Kementerian Perindustrian

     yang menguraikan peta-jalan yang akan ditempuh untuk mewujudkan visi

    2014 sebagaimana disebutkan di atas. Peta Strategi Kementerian

    Perindustrian tersaji pada Gambar 1.2 di bawah ini.

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    32/128

    Bab II – Perencanaan Kinerja

    A PERENCANAAN KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN

    2014

    Perencanaan kinerja Kementerian Perindustrian tahun 2014 ini

    disusun melalui 2 (dua) tahapan perencanaan, yaitu tahapan penyusunan

    Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 dan tahapan penyusunan

    Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2014. Dokumen Rencana Kinerja Tahunan

     Tahun 2014 disusun pada tahun anggaran 2013 dan dokumen Penetapan

    Kinerja (PK) Tahun 2014 ditetapkan pada awal tahun anggaran 2014.

    Perencanaan kinerja yang disusun dalam dokumen Rencana Kinerja

     Tahunan Tahun 2014 merupakan perencanaan yang sesuai dengan Peta

    Strategis Kementerian Perindustrian yang telah dituangkan dalam Rencana

    Strategis tahun 2010 - 2014 dan dokumen Peta Strategi serta Indikator

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    33/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    Perencanaan Kinerja

    sasaran strategis, indikator kinerja maupun target yang ditetapkan dalamdokumen Penetapan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014.

    Penyesuaian ini didasari dengan pertimbangan ketersediaan data dukung

    pengukuran indikator kinerja, rasionalitas ketercapaian target sasaran dan

    indiaktor kinerja serta kesesuaian target dengan ketersediaan sumber daya

    baik sumber daya manusia, anggaran maupun sarana lain. Sasaran-sasaran

    strategis yang akan dicapai pada tahun 2014 dan ditetapkan dalam dokumen

    Penetapan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014 dengan penetapan

    anggaran sebagaimana dalam DIPA Kementerian Perindustrian Tahun

    Anggaran 2014 adalah sebagaimana pada tabel 2.1.

    Tabel 2.1.

    Penetapan Kinerja (TAPKIN) Perspektif Stakeholders 

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Satuan

     Tingginya nilai tambahindustri

    1. Laju pertumbuhan industrinonmigas

    6,8 Persen

    2. Kontribusi industri manufakturterhadap PDB nasional

    21,07 Persen

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    34/128

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    35/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    Perencanaan Kinerja

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    36/128

    Bab III – Akuntabilitas Kinerja

    A CAPAIAN KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2014

    Capaian kinerja Kementerian Perindustrian tahun 2014 merupakanpencapaian kinerja seluruh jajaran Kementerian Perindustrian dalam

    melakukan berbagai upaya melalui program dan kegiatan guna mencapai

    target yang telah ditetapkan pada tahun 2014. Capaian kinerja ini bukan

    hanya menguraikan capaian kinerja sebagaimana yang telah ditetapkan

    sebagai kontrak kinerja Menteri Perindustrian dalam dokumen Penetapan

    Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014, namun juga menguraikan

    capaian kinerja lain, yaitu kinerja makro sektor industri, kinerja program

    prioritas nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

    (RPJMN), kinerja program Kementerian Perindustrian, kinerja kelembagaan

    dan kinerja keuangan.

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    37/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

     yang lebih realistis berdasarkan hasil evaluasi pencapaian kinerja tahunsebelumnya. Demikian juga untuk data capaian kinerja yang disajikan dalam

    laporan kinerja tahun 2014 ini dimungkinkan adanya perbedaan penyajian

    angka capaian dan data kinerja pada tahun-tahun sebelumnya karena

    memang terjadi pembaharuan data berdasarkan data pembaharuan dari

    sumber yang berkompeten seperti Badan Pusat Statistik dan Pusdatin.

    a. Nilai Tambah Industr i

    Nilai tambah industri dimaksud adalah nilai tambah dari hasil

    produksi yang merupakan selisih antara nilai output dengan nilai input.

    Sasaran strategis ini diukur melalui indikator kinerja utama:

    1). Laju pertumbuhan industri dengan target tahun 2014 sebesar 6,8 persen.

    2). Kontribusi industri manufaktur terhadap PDB nasional dengan target

    pada tahun 2014 sebesar 21,07 persen.

    Laju pertumbuhan industri, diukur melalui penghitungan pertumbuhan nilai

    tambah dihitung dengan melihat tingkat pertumbuhan sektor industri non

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    38/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    Tabel. 3.2.

    Capaian IKU dari Tingginya Nilai Tambah Industri

    Sasaran

    StrategisIKU 2010 2011 2012 2013 2014 Satuan

     Tingginya

    Nilai

     TambahIndustri

    Laju pertumbuhan

    industri102 111,97 94,81 85,43 82,50 Persen

    Kontribusi industri

    manufaktur terhadapPDB nasional

    90,09 89,44 104,25 98,33 84,81 Persen

    Tabel. 3.3.

    Realisasi IKU dari Tingginya Nilai Tambah Industri

    SasaranStrategis

    IKU 2010 2011 2012 2013 2014 Satuan

     Tingginya

    Nilai

     Tambah

    Industri

    Laju pertumbuhan

    industri5,12 6,74 6,40 6,10 5,61 Persen

    Kontribusi industri

    manufaktur terhadap

    PDB nasional

    21,51 20,92 20,85 20,76 17,87 Persen

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    39/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

     yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah cabang industri barang

    logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik yang tumbuh

    sebesar 9,22 persen pada tahun 2013 menjadi hanya tumbuh sebesar 2,92

    persen pada tahun 2014, kemudian cabang industri Logam Dasar tumbuh

    sebesar 11,63 persen pada tahun 2013 menjadi hanya tumbuh sebesar 4,21

    persen pada tahun 2014. Cabang industri tekstil dan pakaian jadi hanya

    tumbuh sebesar 1,53 persen pada tahun 2014, padahal pada tahun

    sebelumnya tumbuh sebesar 6,58 persen. Hal ini kemungkinan terjadi akibat

    investasi yang masih tertahan serta kinerja industri yang masih tertahan

    mengingat kondisi stabilitas politik di tahun 2014 yang merupakan tahun

    pemilu. Cabang industri kimia, farmasi dan obat tradisional yang tumbuh

    sebesar 5,10 persen pada tahun 2013 menjadi hanya tumbuh sebesar 3,89persen pada tahun 2014.

    Tabel. 3.4.

    Pertumbuhan Tiap Cabang Industri Terhadap PDB Sektor Industri (Persen)

    No Lapangan Usaha 2011 2012 2013* 2014**

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    40/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    mengalami perlambatan. Penurunan pertumbuhan yang secara umum

    terjadi pada industri kimia, tekstil dan aneka terjadi akibat penyesuaian

    terhadap kondisi eksternal yang melemah akibat Tapering Off   yang

    dilakukan oleh The Fed (Bank Sentral Amerika Serikat) dan berpengaruh

    kepada negara–negara berkembang seperti Indonesia sehingga

    perekonomiannya tumbuh lebih lambat dibandingkan beberapa tahun

    terakhir, terutama karena tingkat pertumbuhan investasi dan ekspor yang

    sangat lemah sehingga berimplikasi pada defisit neraca perdagangan

    Industri di Indonesia, khususnya industri kimia dasar, semen dan produk

    semen, plastik, kosmetika, produk farmasi, besi baja, dan pengolahan

    aluminium. Meskipun begitu, selama kurun waktu tahun 2010 sampai

    dengan 2014, sektor industri manufaktur selalu menjadi kontributorterbesar terhadap PDB nasional.

    Tabel. 3.5.

    Peran Industri Terhadap PDB Nasional (Persen)

    No Lapangan Usaha 2011 2012 2013* 2014**

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    41/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    Nilai kontribusi industri manufaktur yang selalu terbesar dibanding

    dengan lapangan usaha lain ini menjadi bukti pentingnya peranan sektor

    industri sebagai penggerak perekonomian nasional. Hal ini sekaligus menjadi

    pendorong bagi Kementerian Perindustrian untuk selalu fokus dan berkinerja

    secara maksimal dan terbaik.

    Lapangan usaha yang menjadi kontributor terbesar selanjutnya pada

    tahun 2014 adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar

    13,38 persen, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan

    sepeda motor sebesar 13,38 persen, sektor konstruksi sebesar

    9,88 persen dan sektor pertambangan dan penggalian yang menyumbang

    sebesar 9,82 persen.

    Dari nilai kontribusi industri manufaktur sebesar 17,87 persen pada

    tahun 2014 terhadap PDB nasional, yang 5 (lima) cabang industri yang

    memberikan kontribusi terbesar secara berturut-turut adalah cabang industri

    makanan dan minuman sebesar 29,76 persen, disusul cabang industri alat

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    42/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    Tabel. 3.6.

    Peran Tiap Cabang Industri Terhadap PDB Sektor Industri (Persen)

    No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013* 2014**

    1 Industri Makanan dan Minuman 23.83 24.08 24.77 24.50 29.76

    2 Industri Pengolahan Tembakau 4.45 4.21 4.29 4.11 5.07

    3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 6.37 6.35 6.31 6.49 7.37

    4 Industri Kulit, Barang dari Kulit danAlas Kaki

    1.30 1.29 1.17 1.23 1.51

    5 Industri Kayu, Barang dari Kayu danGabus dan Barang Anyaman dariBambu, Rotan dan Sejenisnya

    3.75 3.49 3.28 3.34 4.02

    6 Industri Kertas dan Barang dari Kertas;Percetakan dan Reproduksi MediaRekaman

    4.49 4.42 3.99 3.71 4.46

    7 Industri Kimia, Farmasi dan Obat

     Tradisional

    7.56 7.32 7.76 7.84 9.52

    8 Industri Karet, Barang dari Karet danPlastik

    4.41 4.23 4.14 3.81 4.24

    9 Industri Barang Galian bukan Logam 3.37 3.26 3.41 3.47 4.07

    10Industri Logam Dasar 3.60 3.69 3.49 3.72 4.34

    11 Industri Barang Logam; Komputer,Barang Elektronik, Optik; dan PeralatanListrik

    8.64 8.34 8.82 9.27 10.46

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    43/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    5). Meningkatnya ekspor furniture kayu ke negara tujuan ekspor di Eropa

    dan Amerika Serikat serta RRC

    6). Meningkatnya utilisasi produksi industri pengolahan kayu dan industri

    oleokimia.

    Upaya yang telah dilakukan dalam mengatasi berbagai permasalahan

    pengembangan industri agro dilakukan melalui kebijakan-kebijakan danprogram yang mendorong peningkatan daya saing industri agro, antara lain:

    1). Memperkuat struktur industri dengan mendorong investasi di bidang

    industri hilir agro melalui promosi investasi dan usulan pemberian

    insentif untuk investasi di bidang industri agro tertentu maupun di

    daerah tertentu serta disinsentif (seperti BK kakao dan CPO serta

    larangan ekspor bahan baku rotan).

    2). Mengurangi beban biaya logistik dan distribusi dengan berpartisipasi aktif

    mengusulkan perbaikan infrastruktur (pelabuhan dan jalan) dan efisiensi

    pelayanan (jasa pelabuhan, transportasi).

    3). Mengingkatkan produktifitas SDM dan R&D industri agro baik dibidang

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    44/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    Kontribusi ekspor produk industri terhadap ekspor nasional ,

    diukur melaluipenghitungan perbandingan nilai ekspor total produk industri terhadap nilai

    total ekspor nasional setiap tahunnya (data dari BPS).

    Pangsa pasar produk industri nasional terhadap total permintaan di pasar

    dalam negeri , diukur melalui penghitungan nilai perbandingan pangsa produk

    industri nasional di dalam negeri.

    Tabel. 3.7.

    Target dan Realisasi Tahun 2014 IKU dariTingginya Penguasaan Pasar Dalam dan Luar Negeri

    Sasaran

    Strategis

    IKU2014

    Satuan

     Target Realisasi Capaian

     Tingginya

    Penguasaan

    Pasar Dalam

    dan Luar Negeri

    Kontribusi ekspor produk industri

    terhadap ekspor nasional66 66,48 100,73 Persen

    Meningkatnya pangsa pasar

    ekspor produk industri nasional- Persen

    Pangsa pasar produk industri

    nasional terhadap total 37 55,47 149,92 Persen

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    45/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    Tabel. 3.9.

    Realisasi IKU dari Tingginya Penguasaan Pasar Dalam dan Negeri

    Sasaran

    StrategisIKU 2011 2012 2013 2014 Satuan

     Tingginya

    Penguasaan

    Pasar Dalamdan Luar

    Negeri

    Kontribusi ekspor produk

    industri terhadap ekspor

    nasional

    60,18 61,21 61,94 66,48 Persen

    Meningkatnya pangsapasar ekspor produk

    industri nasional

    10,22 6,53 - - Persen

    Pangsa pasar produk

    industri nasional terhadap

    total permintaan di pasar

    dalam negeri

    38,37 42,67 50,44 55,47 Persen

    Ket: (-) Indikator pada tahun tersebut tidak digunakan lagi.

    Untuk indikator kinerja utama “meningkatnya pangsa pasar ekspor

    produk industri nasional” tidak digunakan sebagai IKU pada tahun 2013. IKU

    ini diperbaiki dengan menggunakan IKU “kontribusi ekspor produk industri

    terhadap ekspor nasional”.

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    46/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    ekspor produk IUBTT terus mengalami peningkatan. Diperkirakan tren

    peningkatan ekspor produk IUBTT pada periode tersebut sebesar 8,62 persen.

     Tahun 2014 nilai ekspor produk IUBTT diproyeksikan mencapai

    USD. 24,2 miliar. Produk terpilih IUBTT yang menjadi kontribusi terbesar

    terhadap ekspor IUBTT yaitu: komponen elektronika, komponen KBM,

    elektronika konsumsi, KBM Roda 4, alat pemrosesan data (terutama printer),

    peralatan listrik rumah tangga, dan perkapalan.

    Sementara itu, hingga bulan Oktober 2014 industri kimia, tekstil dan

    aneka mengalami kinerja ekspor yang cenderung stagnan. Hal ini tidak

    terlepas dari kondisi resesi global yang dialami oleh hampir seluruh negara di

    dunia sehingga industri kimia hilir mengalami penurunan pertumbuhan

    sebesar 12,27 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun

    sebelumnya, sementara itu industri kimia dasar mengalami peningkatan

    pertumbuhan yang moderat yaitu sebesar 3,3 persen. Kondisi yang sama juga

    dialami oleh industri tekstil, walaupun mengalami peningkatan pertumbuhan

    ekspor sebesar 3,27 persen (yoy) namun adanya masalah domestik seperti

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    47/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

     juga mengalami peningkatan yaitu dari 147,04 persen menjadi 230,85 persen

    pada tahun 2014.

    Peningkatan pangsa pasar produk industri terhadap permintaan

    dalam negeri ini antara lain didukung oleh beberapa faktor berikut, yaitu:

    1). Kuatnya konsumsi rumah tangga.

    2). Fasilitasi dan koordinasi dengan instansi terkait (sektor on farm ) untuk

    peningkatan produktifitas dan efisiensi on farm .

    3). Adanya kebijakan-kebijakan penguatan daya saing produk industri dalam

    negeri serta kebijakan perdagangan untuk menjaga kestabilan harga,

    kelancaran arus barang serta menciptakan iklim usaha yang sehat.

    4). Pembatasan ekspor produk primer.

    5). Sosialisasi program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN)

    promosi baik domestik maupun internasional.

    c. Meningkatnya Produktivitas SDM Industri

    Produktivitas SDM industri sebagai faktor penunjang industri

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    48/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    Tabel. 3.11.

    Capaian IKU dari Meningkatnya Produktivitas SDM Industri

    Sasaran

    StrategisIKU 2010 2011 2012 2013 2014 Satuan

    Meningkatnya

    Produktivitas

    SDM Industri

     Tingkat

    produktivitas

    SDM industri

    5.506,8 8.788,8 5.627,6 13.012,2 n/a Persen

    Tabel. 3.12.

    Realisasi IKU dari Meningkatnya Produktivitas SDM Industri

    Sasaran

    StrategisIKU 2010 2011 2012 2013 2014 Satuan

    Meningkatnya

    Produktivitas

    SDM Industri

     Tingkat

    produktivitas

    SDM industri

    13.767 21.972 14.069 32. 530 n/a RibuRupiah/TK

    Dilihat dari aspek pencapaian target, dari tahun 2010 dapat mencapai

    target yang sangat jauh melampaui. Dari target sebesar Rp. 250.000,00 per

    tenaga kerja, yang terjadi pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    49/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki; industri kayu, gabus (tidak

    termasuk furnitur) dan anyaman dari bambu, rotan; industri bahan kimia

    dan barang dari bahan kimia; industri karet, barang dari karet dan plastik;

    industri barang galian bukan logam; industri mesin dan perlengkapan.

    Penurunan produktivitas ini disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan

    tenaga kerja industri pada tahun 2014 namun tidak sejalan dengan

    pertumbuhan PDB Indonesia yang cenderung melambat dari tahun 2013.

    Dari aspek jumlah tenaga kerja industri, salah satu penyumbang

    peningkatan jumlah tenaga kerja industri yang cukup besar adalah berasal

    dari industri unggulan berbasis teknologi tinggi yaitu sub sektor industri

    elektronika dan telematika, sub sektor industri kelistrikan, sub sektor

    industri alat transportasi darat, sub sektor industri permesinan dan alat

    pertanian serta sub sektor industri maritim, kedirgantaraan dan alat

    pertahanan. Jumlah tenaga kerja IUBTT pada tahun 2014 sebanyak

    1.150.724 orang, meningkat 2,23 persen atau 25.153 orang dibandingkan

    tahun 2013.

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    50/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    Hasil penelitian dan pengembangan yang siap diterapkan, diukur melalui

    penghitungan jumlah hasil penelitian dan pengembangan (khusus yang

    dilakukan oleh Balai Besar dan Baristand Industri) yang merupakan hasil

    litbang dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (tahun 2010 sampai dengan

    tahun 2014) yang telah dilakukan  pilot project  atau telah dihitung tekno

    meternya, atau telah memiliki mitra usaha/industri untuk menerapkan hasil

    litbang tersebut.

    Pada tahun 2014 terdapat 161 penelitian dan bila dijumlahkan

    selama 2010-2014 telah terdapat 1068 penelitian yang dilaksanakan oleh

    Balai Besar dan Baristand Industri. Dari jumlah tesebut hasil litbang yang

    siap diterapkan pada tahun 2014 adalah 62 penelitian.

    Tabel. 3.13.

    Target dan Realisasi Tahun 2014 IKU dariTingginya Kemampuan Inovasi dan Penguasaan Teknologi Industri

    Sasaran Strategis IKU2014

    Satuan Target Realisasi Capaian

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    51/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    Tabel. 3.15.

    Realisasi IKU Tingginya Kemampuan Inovasi dan Penguasaan Teknologi Industri

    Sasaran

    StrategisIKU 2010 2011 2012 2013 2014 Satuan

     Tingginya

    kemampuan

    Inovasi dan

    penguasaan

    teknologi

    Industri

    Hasil penelitian dan

    pengembangan yang

    siap diterapkan

    157 186 200 96 62 Penelitian

    Hasil penelitian danpengembangan yang

    telah diterapkan

    99 25 33 43 37 Penelitian

    200

    168

    194

    87

    30

    157

    186 200

    96

    62

    50

    100

    150

    200

    250

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    52/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    Gambar 3.2.

    Perbandingan jumlah hasil litbang yang siap diterapkan Tahun 2013-2014

    Hasil penelitian dan pengembangan yang telah diterapkan, diukur

    melalui penghitungan hasil litbang dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir

    (2010 s/d 2014) yang telah diterapkan pada dunia usaha/industri dan telah

    masuk dalam skala pabrik/manufaktur .

    87

    30

    96

    62

    0

    50

    100

    150

    2013 2014

    Target Capaian

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    53/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    3). Beberapa hasil litbang telah disepakati melalui MoU dengan industri

    untuk proses pengembangan penelitian ke tahap berikutnya;

    4). Hasil litbang yang telah menyelesaikan permasalahan industri atau

    memenuhi kebutuhan industri;

    Pemanfaatan litbang oleh sektor industri sangat bergantung pada

    kualitas hasil litbang dan pemasaran/publikasi hasil litbang oleh Balai Besar

    dan Baristand Industri pada dunia industri. Selain itu, penelitian dan

    pengembangan perlu didorong untuk lebih aplikatif sampai dengan skala

    industri agar dapat memenuhi kebutuhan teknologi dunia usaha/industri.

     Tatangan yang dihadapi dalam mengembangkan tingginya

    kemampuan inovasi dan penguasaan teknologi industri adalah:a. Keterbatasan sumber daya litbang (SDM, sarana, dan prasarana litbang);

    b. Masih kurangnya pelatihan di bidang teknologi yang sesuai dengan

    kebutuhan peningkatkan kompetensi SDM Peneliti di Balai.

    c. Masih terbatasnya dukungan peralatan laboratorium dari segi kapasitas,

    sedangkan usia peralatan yang ada rata-rata relatif sudah tua.

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    54/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    3). Meningkatkan networking (jejaring) dengan lembaga/institusi dalam dan

    luar negeri serta pelaku industri;

    4). Memperkuat kompetensi inti dan bersama Balai;

    5). Penyusunan penjaminan resiko atas pemanfaatan teknologi,

    sebagaimanan diatur oleh Pada Undang-Undang No. 3 Th. 2014 tentang

    Perindustrian pada bagian Pengembangan Dan Pemanfaatan Teknologi

    Industri telah diatur;

    6). Meningkatkan komersialisasi hasil litbang teknologi.

    e. Kuat, Lengkap dan Dalamnya Struktur Industri

    Struktur industri dimaksud adalah perimbangan antara industri hulu

    dan industri antara serta bagaimana kemampuan kandungan lokal

    digunakan dalam produksi. Sasaran strategis ini diukur melalui indikator

    kinerja utama:

    1). Jumlah investasi baru di industri hulu dan antara dengan target pada

    tahun 2014 sebesar 850 proyek.

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    55/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    Tabel. 3.17.

    Capaian IKU dari Kuat, Lengkap dan Dalamnya Struktur Industri

    Sasaran

    StrategisIKU 2010 2011 2012 2013 2014 Satuan

    Kuat,

    Lengkap

    dan

    Dalamnya

    Struktur

    Industri

     Jumlah investasi

    baru di industri hulu

    dan antara

    - 397,13 472,59 Persen

    Produk industridengan TKDN > 40

    persen

    - 201,40 142,00 Persen

     Tumbuhnya Industri

    Dasar Hulu (Logam

    dan Kimia)

    136,00 384,12 142,50 - - Persen

     Tumbuhnya Industri

    Komponen

    automotive ,

    elektronika dan

    permesinan

    76,25 109,38 96,66 - - Persen

    Ket: (-) Indikator pada tahun tersebut tidak digunakan lagi.

    Tabel. 3.18.

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    56/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    dan permesinan sudah tidak digunakan sebagai indikator pengukuran

    karena telah diperbaiki dengan 2 indikator sebelumnya.

    Investasi PMDN Indonesia pada tahun 2014 mengalami peningkatan

    sebesar 15,37 persen dibandingkan dengan tahun 2013. Hal ini tentu

    menunjukkan perkembangan positif mengenai investasi dalam negeri.

    Peningkatan terbesar pada industri mineral non logam, yang mengalami

    peningkatan sebesar 53.03 persen diikuti oleh industri logam, mesin dan

    elektronik sebesar 22,14 persen, industri karet dan plastik sebesar

    16,55 persen dan industri barang dari kulit dan alas kaki sebesar 10 persen

    serta industri kayu sebesar 49,73 persen.

    Namun diluar peningkatan investasi tersebut, terdapat beberapa

    sektor yang mengalami penurunan investasi yaitu industri instrumen

    kedokteran, presisi & optik & jam diikuti oleh industri kendaraan bermotor

    dan alat transportasi lain sebesar 75,88 persen, dan industri tekstil sebesar

    40,66 persen. Peningkatan investasi ini disebabkan karena kondisi ekonomi

    Indonesia yang relatif stabil dan insentif fiskal yang diberikan oleh pemerintah

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    57/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    investasi USD. 2.323 juta menurun hingga 26,06 persen, dan sektor industri

    logam, mesin dan elektronik nilai investasi USD. 2.472 juta menurun hingga

    25,70 persen. Adanya penurunan investasi PMA di beberapa sektor

    disebabkan karena beberapa hal, yang pertama perlambatan ekonomi di

    Eropa pada awal tahun 2014, yang kedua adalah melemahnya harga

    komoditas dunia, yang mengakibatkan beberapa investor menahan diri untuk

    melakukan ekspansi.

    Untuk industri yang termasuk dalam sektor IUBTT, Jumlah investasi

    di industri hulu dan antara yang tumbuh di tahun 2014 sebanyak

    10 perusahaan dengan rincian :

    1). PT. Nissan Motor Indonesia di Purwakarta untuk memproduksi KBH2

    merek Datsun Go+.

    2). PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors di Cibitung – Bekasi untuk

    pendirian KTB New Spare Part Center.

    3). PT. Kawasaki Motor Indonesia di Kawasan Industri MM2100 – Bekasi

    untuk pendirian Pabrik ke-2 Perakitan Sepeda Motor.

    4) PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia di Karawang untuk Pendirian

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    58/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    Melihat perkembangan investasi di sektor industri hasil hutan dan

    perkebunan cukup positif, untuk sektor industri pengolahan kayu tahun

    2014 terdapat 18 perusahaan yang melakukan investasi baik untuk

    pembangunan pabrik baru maupun perluasan usaha, nilai investasi yang

    dapat diserap dari sector kayu adalah sebesar Rp. 548,7 Milyar rupiah,

    industri pulp dan kertas terdapat 14 perusahaan yang melakukan investasi

    baik pembangunan pabrik baru maupun perluasan dengan nilai 1,57 trilyun

    rupiah dan terakhir adalah investasi industri karet sebanyak 4 perusahan

    dengan nilai investasi Rp. 209 milyar. Sektor industri ini mampu menyerap

    investasi yang tinggi karena merupakan sektor industri yang padat modal.

    Secara keseluruhan jumlah investasi Industri hasil hutan dan

    perkebunan mencapai 34 perusahaan dengan nilai Investasi

    Rp. 18,11 trilyun, lebih tinggi dari target yang ditetapkan sebanyak

    20 perusahaan. Selain itu kondisi investasi tahun 2014 juga lebih baik dari

    tahun 2013 dimana investasi untuk sektor industri pengolahan kayu

    sebanyak 23 perusahaan dengan nilai investasi Rp. 190,3 milyar dan sektor

    industri hilir kelapa sawit sebanyak 5 perusahaan dengan nilai

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    59/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    diantaranya PT. Bogasari Flour Mills Indonesia, PT Multi Bintang Indonesia

     Tbk, PT. Indofood CBP Sukses Makmur dan PT. Yupi Indo Jelly Gum.

    Sedangkan untuk IKU produktifitas dengan TKDN > 40 persen sampai

    dengan tahun 2014 melampaui target yang diharapkan. dari target 500

    produk terealisasi 710 produk dengan TKDN > 40 persen. Produk yang

    dihasilkan merupakan produk industri yang telah diverifikasi TKDN-nya oleh

    Kementerian Perindustrian. Hasil verifikasi ini kemudian akan ditetapkan

    secara formal oleh Kementerian Perindustrian. Capaian ini salah satunya

    didukung oleh program-program yang mendorong industri dan masyarakat

    melalui program P3DN. Kedua indikator ini baru ditetapkan pada tahun

    2013–2014 menggantikan indikator tumbuhnya industri logam dasar, besi

    dan baja; dan tumbuhnya industri alat angkut, mesin, dan peralatannya.

    Dari sektor industri agro, jumlah produk dengan TKDN > 40 persen

    pada tahun 2014 adalah sebesar 18 produk, meningkat dari capaian pada

    tahun 2013. Industri Hasil Hutan dan Perkebunan mempunyai 18 produk

     yang sudah bersertifikasi TKDN dari Kementerian Perindustrian yang terdiri

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    60/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    2). Perbandingan jumlah IKM di Pulau Jawa dan luar Jawa dengan target

    pada tahun 2014 sebesar 62 : 38.

    Rasio PDB industri luar Jawa terhadap PDB industri Jawa  , diukur melalui

    penghitungan perbandingan jumlah PDRB industri seluruh provinsi di luar

     Jawa dibandingkan dengan di Jawa setiap.

    Perbandingan jumlah IKM di Pulau Jawa dan luar Jawa, diukur melalui

    penghitungan perbandingan jumlah industri kecil dan menengah yang ada di

    luar Jawa dibandingkan dengan di Jawa setiap tahunnya.

    Tabel. 3.19.

    Target dan Realisasi Tahun 2014 dari Tersebarnya Pembangunan Industri

    Sasaran

    StrategisIKU

    2014Satuan

     Target Realisasi Capaian

     Tersebarnya

    Pembangunan

    Industri

    Rasio PDB industri

    luar Jawa terhadap

    PDB industri Jawa

    29,58:70,42 27,36 : 72,64 92,49 Rasio

    Perbandingan

    jumlah IKM di Pulau 62 : 38 62 17:37 83 99 55 Rasio

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    61/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    tidak tercapai. PDB industri di luar pulau Jawa dari sebesar 23,13 persen

    pada tahun 2012 menjadi 27,36 persen pada tahun 2013, sedangkan jumlah

    IKM di luar pulau Jawa dari sebesar 37,72 persen pada tahun 2013, menjadi

    37,83 persen di tahun 2014.

    Indikator kedua dari sasaran strategis ini diukur melalui rasio jumlah

    IKM di Jawa dan luar Jawa, dengan target sebesar 68:32 di tahun 2014.

     Target ini merupakan angka revisi setelah dilakukan evaluasi paruh waktu

    pada tahun 2012 (target awalnya adalah 60:40) karena hasil evaluasi tersebut

    menyatakan bahwa angka 60:40 terlalu tinggi dan tidak akan tercapai di

    tahun 2014.

    Dalam 3 tahun terakhir menunjukkan adanya kecenderungan

    meningkatnya peranan sektor industri manufaktur di luar Pulau Jawa.

    Kondisi yang diharapkan adalah secara perlahan-lahan kontribusi sektor

    industri manufaktur di luar Pulau Jawa meningkat sehingga dalam jangka

    panjang yaitu pada tahun 2025 kontribusinya menjadi sekitar 40 persen.

    Tabel 3.21.

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    62/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

     Target tahun 2014 untuk jumlah unit usaha IKM di luar Jawa

    sebanyak 32 persen dari total unit usaha IKM, sedangkan realisasinya

    mencapai 37,83 persen. Dengan membandingkan antara realisasi dan target,

    maka capaian kinerja pada IKU ini adalah 99,55 persen. Rasio jumlah IKM di

     Jawa dan luar Jawa adalah 63,45:36,55 pada tahun 2010 dan bergerak

    menjadi 62,17:37,83 di tahun 2014. Artinya, jumlah unit usaha IKM selama

    lima tahun terus meningkat, yakni tumbuh 5,63 persen per tahun untuk IKM

    di Jawa dan 7,09 persen per tahun untuk IKM di luar Jawa. Meskipun

    demikian, akselerasi pertumbuhan IKM di luar Jawa harus ditingkatkan

    kembali agar sebaran IKM dapat seimbang dan sesuai harapan.

    Tabel. 3.22.

    Rasio Jumlah IKM di Pulau Jawa dan Luar Jawa Tahun 2010-2014

    PERSENTASE IKM 2010 2011 2012 2013 2014

     JAWA 63,45% 65,04% 64,34% 62,28% 62,17%

    LUAR JAWA 36,55% 34,96% 35,66% 37,72% 37,83%

    JUMLAH UNITUSAHA

    2010 2011 2012 2013 2014

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    63/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    Pendekatan Fast Track saat ini masih dalam persiapan karena diperlukan

    prasyarat bisnis franchise .

    g. Meningkatnya Peran Industri Kecil dan Menengah terhadap PDB

    Industri

    Sasaran ini adalah sasaran yang menunjukkan peran industri kecil

    dan menengah terhadap PDB selalu meningkat. Sasaran strategis ini akan

    dicapai melalui indikator kinerja utama kontribusi PDB IKM terhadap PDB

    Industri dengan target pada tahun 2014 sebesar 34 persen.

    Kontribusi PDB IKM terhadap PDB Industri , diukur melalui penghitungan

    perbandingan PDB IKM terhadap PDB industri total secara nasional.

    Tabel. 3.23.

    Target dan Realisasi Tahun 2014 dari Meningkatnya Peran Industri Kecil danMenengah terhadap PDB Industri

    Sasaran Strategis IKU2014

    SatuanTarget Realisasi Capaian

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    64/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    Dilihat dari aspek pencapaian target maupun realisasi, dibandingkan

    dengan tahun 2011 dan 2012, indikator ini mengalami peningkatan pada

    tahun 2013, dan kembali menurun di tahun 2014.

    Tabel. 3.25.

    Realisasi IKU dari Meningkatnya Peran Industri Kecil dan Menengah terhadapPDB Industri

    Sasaran Strategis IKU 2010 2011 2012 2013 2014 Satuan

    Meningkatnya

    Peran Industri

    Kecil dan

    Menengah

    terhadap PDB

    Kontribusi PDB

    IKM terhadap

    PDB Industri

    33,91 33,65 33,97 34,28 34,56 Persen

    Sumber: BPS, diolah Kemenperin

    Untuk indikator pertama dari realisasi sebesar 33,91 persen pada

    tahun 2010, menjadi sebesar 33,65 persen pada tahun 2011, sebesar

    33,97 pada tahun 2012 dan meningkat lagi menjadi sebesar 34,28 pada

    tahun 2013. Begitu juga pada tahun 2014, meningkat lagi menjadi

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    65/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    Tabel. 3.26.

    Kontribusi PDB IKM terhadap PDB Industri Tahun 2010-2014

    Indikator 2010 2011 2012 2013 2014

    PDB IKM (Rp triliun) 186,5 193,8 203,4 212,9 222,5

    PDB Industri (Rp triliun) 549,8 576 598,6 621,2 643,8

    % Kontribusi PDB IKM 33,91 33,65 33,97 34,28 34,56

    Sumber: BPS, diolah Kemenperin

    PDB IKM pada tahun 2010 adalah sebesar Rp. 186,5 triliun. Dengan

    laju pertumbuhan 4,83 persen per tahun, angka ini meningkat hingga

    mencapai Rp. 203,4 triliun di tahun 2012 (PDB industri Rp. 598,6 triliun) danRp. 212,9 triliun di tahun 2013 (PDB industri Rp. 621,2 triliun) atau sebesar

    34,28 persen. Memasuki tahun kelima, PDB IKM naik menjadi

    Rp. 222,5 triliun, atau berkontribusi 34,56 persen dari PDB industri.

     Tercapainya target kontribusi PDB IKM terhadap PDB Industri tahun

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    66/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    2. Kinerja Makro Industri Pengolahan Non Migas

    a. Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2014

    Kinerja perekonomian Indonesia pada tahun 2014, sesuai PDB atas

    dasar harga konstan 2010 tumbuh sebesar 5,02 persen melambat dibanding

    tahun 2013 yang tumbuh sebesar 5,58 persen. Perlambatan pertumbuhan

    hampir pada semua lapangan usaha, meskipun ada beberapa lapangan usaha yang mengalami peningkatan dari tahun lalu namun tidak terlalu signifikan.

    Data selengkapnya tersaji pada tabel berikut:

    Tabel 3.27.

    Pertumbuhan PDB Berdasar Lapangan Usaha 2011-2014 Tahun Dasar 2010

    (persen) 

    No Lapangan Usaha 2011 2012 2013* 2014**

    1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3,95 4,59 4,20 4,18

    2 Pertambangan dan Penggalian 4,29 3,02 1,74 0,55

    3 Industri Pengolahan 6,26 5,62 4,49 4,63

      a. Industri Migas -0,33 -2,40 -1,70 -2,11

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    67/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    usaha ini dapat disebabkan karena beberapa hal, diantaranya sebagai

    berikut:

    1). Turunnya nilai mata uang rupiah kepada USD

    Melemahnya rupiah mengakibatkan beberapa sektor menjadi sulit untuk

    kompetitif khususnya yang tergantung pada produk-produk impor.

    Keuntungan yang harusnya diterima oleh para eksportir pun tidak dapat

    meningkatkan neraca transaksi berjalan akibat industri manufaktur yang

    belum efisien dan berdaya saing.

    2). Turunnya harga komoditas dunia

    Melemahnya harga-harga komoditas dunia sebagai akibat melemahnya

    permintaan di China dan Negara-negara utama Eropa mengakibatkan

    industri yang mengandalkan harga komoditas mengalami pelemahanpermintaan.

    3). Pemberlakuan UU Minerba

    Pada 11 Januari 2014, presiden SBY menandatangani Pemerintah Nomor

    1 tahun 2014. Peraturan itu merupakan tindaklanjut dan peraturan

    pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Mineral dan

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    68/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    Tabel 3.28

    Pertumbuhan Industri Pengolahan Non-MigasMenurut Cabang-Cabang Industri Tahun Dasar 2010

      (persen) 

    No Lapangan Usaha 2011 2012 2013* 2014**

    1 Industri Makanan dan Minuman 10,98 10,33 4,07 9,54

    2 Industri Pengolahan Tembakau -0,23 8,82 -0,27 8,85

    3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 6,49 6,04 6,58 1,534 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 10,94 -5,43 5,23 5,51

    5 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus danBarang Anyaman dari Bambu, Rotan danSejenisnya

    -2,72 -0,80 6,19 6,07

    6 Industri Kertas dan Barang dari Kertas;Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman

    3,89 -2,89 -0,53 3,43

    7 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 8,66 12,78 5,10 3,89

    8 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 2,08 7,56 -1,86 1,16

    9 Industri Barang Galian bukan Logam 7,78 7,91 3,34 2,39

    10 Industri Logam Dasar 13,56 -1,57 11,63 5,89

    11 Industri Barang Logam; Komputer, BarangElektronik, Optik; dan Peralatan Listrik

    8,79 11,64 9,22 2,92

    12 Industri Mesin dan Perlengkapan 8,53 -1,39 -5,00 8,80

    13 Industri Alat Angkutan 6,37 4,26 14,95 3,94

    14 Industri Furnitur 9,93 -2,15 3,64 3,58

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    69/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    obat tradisional sebesar 1,70 persen. Hingga akhir tahun 2014, kedua

    industri ini tetap menjadi industri utama dalam hal kontribusinya. Lebih

    lanjut, secara umum angka-angka kontribusi tidak banyak berubah, namun

    penurunan kontribusi pada industri logam dasar besi dan baja menunjukkan

    angka yang mengkhawatirkan, yaitu menunjukkan tren yang semakin

    menurun, untuk itu perlu dirancang insentif untuk penguatan pertumbuhan

    industri tersebut. Lebih lanjut bila kita lihat peran tiap cabang industri

    terhadap PDB sektor industri pada Tahun 2014 pada tabel berikut.

    Tabel 3.29.

    Peran Tiap Cabang Industri terhadap PDB Sektor Industri

    Tahun 2014 Atas Tahun Dasar 2010

     

    (persen) 

    No Lapangan Usaha 2011 2012 2013* 2014**

    1 Industri Makanan dan Minuman 5,24 5,31 5,14 5,32

    2 Industri Pengolahan Tembakau 0,92 0,92 0,86 0,91

    3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 1,38 1,35 1,36 1,32

    4 Industri Kulit Barang dari Kulit dan Alas 0 28 0 25 0 26 0 27

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    70/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    c. Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Non Migas Tahun 2014

    Perkembangan Ekspor Industri Non Migas menunjukkan bahwa

    industri karet dan alat-alat listrik mengalami penurunan nilai yang besar.

    Dimana industri karet mengalami penurunan nilai ekspor sebesar

    21,10 persen dibanding nilai ekspor tahun 2013 untuk periode yang sama,

    sedangkan industri elektronika mengalami penurunan sebesar 7,07 persen

    dibanding nilai ekspor tahun 2013 untuk periode yang sama. Hal ini

    disebabkan karena turunnya harga karet dunia dan pelemahan permintaan di

    Eropa. Lebih lanjut, dari tabel tersebut menunjukkan bahwa industri kimia

    dasar, industri kelapa sawait dan pengolahan kayu mengalami peningkatan

    nilai ekspor yang cukup besar. Dimana industri pengolaan kelapa sawit naik

    sebesar 21,44 persen, industri kimia dasar mengalami peningkatan sebesar

    20,34 persen, dan industri pengolahan kayu meningkat sbesar 12,43 persen.

    perkembangan ekspor dan impor industri non migas sampai dengan Oktober

    2014 tersaji pada tabel berikut.

    Tabel 3.30.

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    71/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    Perkembangan impor industri non migas menunjukkan penurunan

    nilai impor pada beberapa industri utama, yaitu pada industri alat-alat listrik

    sebesar 12,95 persen; industri besi baja, mesin dan otomotif turun sebesar

    11,29 persen; industri elektronika sebesar 6,46 persen; dan industri pupuk

    turun sebesar 5,46 persen. Namun disisi lain ada industri yang mengalami

    peningkatan impor yang cukup besar yaitu industri makanan ternak sebesar

    9,51 persen dan barang-barang kimia lainnya naik sebesar 3,03 persen. Dari

    tabel ekspor dan impor ini dapat dihitung apakah Indonesia dalam posisi

    surplus atau defisit untuk neraca perdagangan khususnya pada sektor

    industri.

    Tabel 3.31.

    Perkembangan Impor Industri Non Migas s.d Okt 2014(USD. Juta) 

    No URAIAN 2011 2012 2013

    Jan-Okt

    %

    2013 2014

    1 Besi Baja, Mesin-mesin dan Otomotif

    52.471,7 62.624,6 54.637,1 46,098.2 40.893,3 -11,29

    2 Elektronika 16.116,6 16.702,5 16.564,5 13,946.6 13.045,5 -6,46

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    72/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    perekonomian Indonesia berpengaruh terhadap nilai mata uang. Salah satu

    penyebab merosotnya nilai rupiah adalah defisit neraca berjalan tersebut,

    untuk mengatasi defisit tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan

    ekspor neraca barang dan jasa, namun kendala yang dihadapi saat ini adalah

    permintaan dari negara-negara eropa sedang menyusut sebagai akibat

     Jerman mengalami perlambatan ekonomi.

    Meski perkembangan investasi di Indonesia menunjukkan bahwa

    terjadi peningkatan investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tetapi

    terjadi penurunan investasi Penanaman Modal Asing (PMA), sebagaimana

    tersaji pada tabel Investasi PMDN dan Tabel Investasi PMA berikut.

    Tabel 3.32.

    Investasi PMDN Tahun 2010 - 2014

    (Rp. Miliar )

    No Sektor Sekunder2011 2012 2013 2014

    %P I P I P I P I

    1 Industri Makanan 258 7,940.9 222 11,166.7 434 15,080.9 320 19,596.4 29.94

    2 Industri Tekstil 52 999.2 51 4,450.9 101 2,445.9 98 1,451.5 -40.66

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    73/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    elektronik sebesar 22,14 persen, industri karet dan plastik sebesar

    16,55 persen, industri barang dari kulit dan alas kaki sebesar

    10 persen.Walaupun mengalami peningkatan jumlah proyek, namun tidak

    semua sektor Industri di atas mengalami peningkatan nilai investasi, seperti

    pada Industri Karet dan Plastik yang mengalami penurunan nilai investasi

    sebesar 27,11 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun

    sebelumnya, dan industri logam, mesin dan elektronik yang nilai investasinya

    mengalami penurunan hingga 30,06 persen.

    Sektor lainnya yang mengalami penurunan investasi yaitu industri

    instrumen kedokteran, presisi, optik dan jam diikuti oleh industri kendaraan

    bermotor dan alat transportasi lain sebesar 75,88 persen, dan industri tekstil

    sebesar 40,66 persen. Investasi dalam negeri yang cenderung stabil pada

    sebagian besar sektor industri ini ini disebabkan karena kondisi ekonomi

    Indonesia yang relatif stabil dan insentif fiskal yang diberikan oleh pemerintah

    berupa Tax Holiday untuk industri dengan investasi diatas 1 triliun rupiah.

    Tabel 3.33.

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    74/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    Hasil yang berbeda pada investasi PMA, dimana terjadi penurunan

    sebesar 17,9 persen pada tahun 2014 dibanding dengan tahun 2013.

    Penurunan investasi terbesar terjadi pada industri instrumen kedokteran,

    presisi & optik & jam disusul dengan industri kendaraan bermotor & alat

    transportasi lain, dan industri tekstil. Lebih lanjut meski terjadi penurunan

    pada beberapa sektor namun tahun 2014 juga menunjukkan peningkatan

    investasi pada beberapa sektor yaitu pada sektor industri barang dari kulit &

    alas kaki, industri kayu, dan industri makanan. Penurunan investasi PMA ini

    disebabkan karena beberapa hal, yang pertama perlambatan ekonomi di

    Eropa pada awal tahun 2014, yang kedua adalah melemahnya harga

    komoditas dunia, yang mengakibatkan beberapa investor menahan diri untuk

    melakukan ekspansi.

    3. Kinerja Program Prioritas Nasional Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Nasional RPJMN) Tahun 2010-2014

    Berdasarkan RPJMN Tahun 2010-2014, Kementerian Perindustrian

    mendapatkan tugas untuk menjalankan 4 (empat) program prioritas nasional

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    75/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    Kementerian Perindustrian dalam mewujudkan ketahanan pangan ini adalah

    melalui program revitalisasi industri pupuk dan revitalisasi industri gula.

    1). Revitalisasi Industri Pupuk

    Revitalisasi industri pupuk diarahkan untuk meningkatkan

    produktivitas dan daya saing industri pupuk nasional sebagai penunjang

    pertanian pangan. Melalui revitalisasi industri pupuk, diharapkan dapatmembantu para petani dalam menjalankan kegiatan pertanian guna

    mencapai ketahanan pangan nasional. Dalam rangka Revitalisasi Industri

    Pupuk, Kementerian Perindustrian telah menjalankan kegiatan

    restrukturisasi terhadap pabrik pupuk eksisting serta fasilitasi pendirian

    pabrik pupuk baru. Sesuai dengan target RPJMN, selama tahun 2010-2014

    Kementerian Perindustrian ditargetkan untuk memfasilitasi restrukturisasi

    5 (lima) pabrik pupuk urea baru dan 5 pabrik pupuk NPK. Secara khusus

    Program revitalisasi industri pupuk dimaksudkan untuk mengganti pabrik

    pupuk yang sudah tua dengan pabrik berteknologi maju yang lebih hemat

    tingkat konsumsi bahan baku maupun energi serta ramah lingkungan.

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    76/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    Realisasi sesuai dengan tabel tersebut di atas merupakan hasil dari

    pelaksanaan program dan kegiatan Kementerian Perindustrian khususnya

    dalam rangka memfasilitasi a) penyediaan gas sebagai bahan baku; b)

    Revitalisasi Industri Pupuk Urea serta, c) Pengembangan Pabrik Pupuk

    Organik. Secara terperinci hasil-hasil yang dicapai sejak tahun 2010 hingga

    2014 adalah sebagai berikut:

    a). Penyediaan gas sebagai bahan baku industri pupuk

    Pada tahun 2010

     Telah dicapai kesepakatan penyediaan bahan baku Phosphate dan Kalium

    untuk pabrik pupuk NPK dari negara Yordania, Tunisia, Maroko, Mesir

    dan Rusia, serta telah disusun Master Plan Pengembangan Industri

    Pupuk NPK melalui Permenperin Nomor 141/M-IND/PER/12/2010

    tentang Rencana Induk (Master Plan) Pengembangan Industri Pupuk

    Majemuk/NPK dan Peta Potensi bahan baku pupuk organik di 41

    Kabupaten/Kota.

    Pada tahun 2011

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    77/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    iii. Jaminan tambahan pasokan gas untuk pabrik Pusri IIB sebesar

    17 mmscfd untuk periode 2018-2022 berdasarkan surat Dirjen Migas

    No. 17112/10/DJM.B/2012 tanggal 30 November 2012.

    Pada tahun 2013

    i. Telah disetujui alokasi pasokan gas untuk Pabrik Amonia Urea II

    dari Lapangan MDA-MBH Husky sebesar 85 mmscfd sebagaimanaSurat Menteri ESDM NOmor 7738/13/MEM.M/2013 Tanggl 21

    Oktober 2013 perihal Alokasi gas bumi pabrik Aonia Urea II PT.

    Petrokimia Gresik (PKG II) dan PT. Pupuk Kujang Cikampek (PKC

    IC). Pada tahun 2013 sedang dipersiapkan proses lelang untuk

    pembangunan pabrik. Direncanakan EPC kontrak akan

    ditandatangani pada pertengahan 2014. Pabrik direncanakan akan

    beroperasi pada akhir 2016.

    ii. Telah diperoleh alokasi pasokan gas untuk pabrik Kujang IC dari

    Lapangan Tiung Biru Jambaran Cepu sebesar 85 mmscfd

    sebagaimana Surat Menteri ESDM Nomor 7738/13/MEM.M/2013

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    78/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    iii. Khusus untuk pabrik urea revitalisasi, sudah diperoleh alokasi gas

    sebesar 85 mmscfd dari Lapangan Gas Bumi MDA-MBH KKKS Husky-

    CNOOC (Madura) Ltd. Penandatanganan Head of Agreement (HoA)

    antara PKG dan Husky-CNOOC Madura Ltd. pada 13 Maret 2014.

    iv. Alokasi pasokan gas bumi untuk revitalisasi pabrik urea saat ini jauh

    lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan yang meningkat

    menjadi 1.080 MMSCFD setelah revitalisasi pabrik Pusri IIB

    beroperasi pada tahun 2014. Kekurangan gas bumi pada pabrik

    Kaltim-5 akan diganti dengan menggunakan batubara untuk

    pembangkit energi/broiler, sedangkan alokasi pasokan gas bumi

    untuk revitalisasi 3 pabrik lainnya belum ada kepastian sampai saat

    ini.

    v. Pembahasan HoA penyediaan gas untuk pabrik Kujang IC PT. Pupuk

    Kujang Cikampek masih belum dapat disepakati karena belum ada

    kesepakatan harga gas antara PKC dengan Pertamina EP Cepu. Oleh

    karena hal tersebut diatas maka sesuai dengan butir keempat Inpres

    No. 2 Tahun 2010 tentang Revitalisasi Industri Pupuk, Menteri

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    79/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    Pada tahun 2012

    i. Telah ditandatangani PJBG dengan Pertamina EP pada 20 Desember

    2012 untuk tambahan pasokan gas pabrik Pusri IIB sebesar

    17 mmscfd untuk jangka waktu 2014-2017.

    ii. Telah ditandatangani LoA antara PT Petrokimia Gresik dengan

    ExxonMobile pada 26 April 2012 untuk perpanjangan MoA terkait

    alokasi pasokan gas bumi untuk pabrik urea II PT. Petrokimia Gresik

    dari lapangan gas Cepu sebanyak 85 mmscfd.

    Pada tahun 2013

    i. Progress pembangunan pabrik Kaltim-5 sampai dengan 20 Nopember

    2013 dengan Konsorsium IKPT dan Toyo Engineering Corporation

    (TEC) mencapai 83,81 persen dan direncanakan akan beroperasi pada

    pertengahan 2014.

    ii. Progress pembangunan pabrik Pusri IIB sampai dengan 20 Oktober

    tahun 2013 sudah mencapai 25,53 persen dan direncanakan akan

    beroperasi pada 2015.

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    80/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    c). Pengembangan Pabrik Pupuk Organik

    Pada perode tahun 2010-2013

    Pemberian bantuan peralatan produksi pupuk organik kepada 20

    kabupaten/kota yang memiliki potensi bahan baku berdasarkan hasil

    survei yang dilakukan oleh surveyor independen. 20 kabupaten/kota

    tersebut meliputi : Aceh Tamiang, Pasaman Barat Sumbar, Sidenreng

    Rappang Sulsel, Kota Mataram, Malang, Pesisir Selatan, Karo, Sumbawa

    Barat, Buleleng, Sragen, Banyuasin, Toraja Utara, Aceh Utara, Kuantan

    Singingi, Lampung Tengah, Karawang, Nagekeo, Banyuwangi, Bangli dan

    Bantul.

    Pada tahun 2014

    Pemberian bantuan peralatan proses pabrik pupuk organik dengan kap.

    1.250 kg/jam di 9 Kabupaten/Kota, meliputi: Kab. Limapuluh Kota,

    Sumbar; Kab. Blitar, Jawa Timur; Kab. Sumbawa, NTB; Kab. Sleman,

    Yogyakarta; Kab. Cianjur, Jabar; Kab. Semarang, Jateng; Kab. Badung,

    Bali; Kab. Aceh Besar, Aceh; Kab. Bogor, Jabar.

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    81/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    Pada tahun 2011

     Telah diberikan bantuan langsung ataupun keringanan pembiayaan

    mesin/peralatan pada 7 Perusahaan Gula (PTPN VII, IX, X, XI, XIV, PT. RNI 1

    dan PT. RNI 2) dengan total 46 Pabrik Gula, 6 Perusahaan Gula (PTPN II, IX,

    XI, XIV, PT. RNI 1 dan PT. RNI 2). Bantuan yang diberikan kepada

    PG Meritjan pada tahun 2010 telah berhasil meningkatkan kemampuan

    produksi PG tersebut dari 23.617 ton pada 2010 menjadi 29.725,50 ton pada

    2011 (25,86 persen).

    Pada tahun 2012

    Dalam rangka pembangunan PG baru, telah terdapat 14 calon investor, di

    mana 9 (sembilan) perusahaan dalam tahap permohonan lahan dengan luas

    areal 308 ribu Ha, dan 5 (lima) perusahaan dalam tahap persetujuan prinsip

    dengan luas areal 143 ribu Ha. Selain itu juga sudah dilakukan proses

    verifikasi oleh Konsultan Manajemen dan Monitoring (KMM) dan Lembaga

    Penilai Independen (LPI) dalam rangka bantuan keringanan pembiayaan

    mesin peralatan Perusahaan Gula serta sudah dilakukan kontrak untuk

    L Ki j K t i P i d t i T h 2014

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    82/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    Pada tahun 2014

    a). Telah direalisasikan bantuan keringanan pembiayaan mesin/peralatan di

    3 (tiga) Perusahaan Gula yaitu PTPN X, PT. PG. Rajawali I dan

    PT. PG Rajawali II kepada 22 Pabrik Gula dengan nilai bantuan

    Rp. 54,717 Milyar.

    b). Telah dilaksanakannya Progress Pembangunan PG. PT. Kebun Tebu Mas

    di Lamongan – Jawa Timur yang sudah mencapai 75 persen, dengan

    kapasitas giling 12.000 TCD (tone cane per day), Expendable 25.000 TCD

    dan direncanakan akan mulai berproduksi pada musim giling 2015.

    c). Telah dilaksanakannya Konsultasi Bimbingan Sistem Manajemen Mutu

    pada tahun 2014 terhadap 14 PG terpilih.

    b. Prioritas Nasional PN) 7 : Iklim Investasi dan Iklim Usaha

    Sebagaimana tertuang dalam RPJMN Tahun 2010-2014, peningkatan

    investasi dilaksanakan melalui perbaikan kepastian hukum, penyederhanaan

    prosedur, perbaikan sistem informasi, dan pengembangan Kawasan Ekonomi

    L Ki j K t i P i d t i T h 2014

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    83/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    di atas. Dalam perkembangannya, Kementerian Perindustrian lebih fokus

    pada fasilitasi pengembangan kawasan industri. Hasil-hasil yang telah dicapai

    dalam upaya pengembangan kawasan industri antara lain:

    1). Telah siap beroperasinya kawasan industri yang berstatus sebagai

    Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Sei Mangkei dan Palu, dengan

    terbentuknya Dewan Kawasan Ekonomi Khusus dan Badan Usaha

    Pengelola KEK.

    2). Telah beroperasinya 2 (dua) Pusat Inovasi pendukung kawasan industri

     yaitu Pusat Inovasi Kelapa Sawit (PIKS) di Kawasan Industri Sei Mangkei

    (KEK Sei Mangkei, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara) dan

    Pusat Inovasi Rotan Nasional (PIRNas) di Kawasan Industri Palu (KEK

    Palu, Provinsi Sulawesi Tengah) serta 1 (satu) Pusat Pengembangan

     Teknologi Industri Rotan Mamuju (Provinsi Sulawesi Barat).

    3). Sampai dengan tahun 2014, telah ditetapkan 26 Peraturan Menteri

    Perindustrian tentang Peta Panduan Pengembangan Industri Unggulan

    Provinsi dan 137 Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan

    Pengembangan Kompetensi Inti Industri Kabupaten/Kota;

    L Ki j K t i P i d t i T h 2014

  • 8/19/2019 Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

    84/128

    Laporan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014

     Akuntabilitas Kinerja

    8). Tersusunnya draf Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang

    Standar Kawasan Industri Halal dan draf Rancangan Peraturan Menteri

    Perindustrian tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Industri Halal.

    9). Telah dilakukan fasilitasi pengembangan pusat-pusat pertumbuhan

    industri dan kawasan industri berupa penyusunan dokumen

    perencanaan pembangunan kawasan industri Kawasan Industri Bengkulu

     Tengah, Tanjung Jabung Timur, Pangkalan Bun, Ketapang, KawasanIndustri Cilacap, Grobogan, Malang, Pasuruan, Teluk Bintuni, Morowali,

    Bantaeng dan Bitung.

    10).Telah terpilih 13 kawasan industri yang akan difasilitasi

    pembangunannya dalam periode 5 tahun mendatang (2015-2019) yaitu

    (1) Kawasan Industri Teluk Bintuni,