laporan dinamika tangki

53
LABORATORIUM PENGENDALIAN PROSES SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015 Modul : Dinamika Tangki Seri Pembimbing : Shoerya Shoelarta, LRSC, MT oleh Kelompok : 8 Nama : Dila Adila (131411059) Rima Agustin Merdekawati (131411061) Ulfa Nurul Azizah (131411063) Kelas : 2A Praktikum : 20 Mei 2015

Upload: dila-adila

Post on 08-Dec-2015

131 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

bkbkgb

TRANSCRIPT

LABORATORIUM PENGENDALIAN PROSES

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015

Modul : Dinamika Tangki Seri

Pembimbing : Shoerya Shoelarta, LRSC, MT

oleh

Kelompok : 8

Nama : Dila Adila (131411059)

Rima Agustin Merdekawati (131411061)

Ulfa Nurul Azizah (131411063)

Kelas : 2A

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLTIEKNIK NEGERI BANDUNG

2015

Praktikum : 20 Mei 2015

Pengumpulan Laporan : 10 Juni 2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Suatu unit dimana terjadi reaksi kimia disebut reactor. Macam dan ragam jenis reactor

cukup banyak variasinya. Secara garis besar, secarat teoritis , jenis reactor dibagi menjadi

tiga golongan besar, yaitu reactor batch (batch reactor), reactor tangki berpengaduk, dan

reactor pipa ideal. Continous stired tank reactor sering digunakan untuk mereaksikan baha

berujud cair, sehingga sering dipakai untuk reaksi polimerisasi, bahan-bahan farmasi dan

reaksi-reaksi sintesa.

Perhitungan-perhitungan yang melibatkan reactor tangki biasanya menganggap reactor

ideal, seperti waktu tinggal partikel adalah sama untuk semua reaktan dan penyebarannya

homogeny di setiap tempat dalam reactor. Pada kenyataanya reactor ideal itu tidak ada, yang

terjadi adalah adanya partikel yang lolos keluar dengan cepat, adanya wilayah yang tidak

tersirkulasi dan adanya gumpalanyang tidak tersebar.

Derajat ketidakidealan reactor CSTR dapat diperkirakan dengan menambahkan tracer

ke dalam reactor. Dalam praktikum ini tracer diganti dengan larutan NaCl dan menghitung

daya hantar listriknya (DHL) kedalamk reactor tangki berpengaduk.

1.2 TUJUAN PERCOBAAN

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah melaksanakan praktikum, mahasiswa memperoleh :

1. Ketrampilan mengoperasikan peralatan berbasis reaktor tangki berpengaduk.

2. Kemampuan aplikasi pengetahuan reaktor tangki berpengaduk terhadap

penyimpangan yang mungkin terjadi.

3. Peningkatan kemampuan logika berbasis reaktor tangki berpengaduk terhadap

hubungan-hubungan antara kecepatan putar pengaduk, ketidakidealan, volume

efektif reactor.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Membuat kurva kalibrasi hubungan antara daya hantar listrik (DHL) terhadap

konsentrasi NaCl.

2. Memahami fenomena perbedaan respon konsentrasi yang ditunjukkan dari masing-

masing tangki yang tersusun seri.

3. Memahami perbedaan yang terjadi dari input step dengan pulse.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Daya Hantar Listrik (DHL)

Pengukuran konsentrasi larutan NaCl dalam reaktor tangki dilakukan secara tidak langsung,

yaitu dengan mengukur daya hantar listrik larutan dalam tangki, kemudian dikonversi

kedalam konsentrasi.

Hubungan antara daya hantar listrik (DHL) terhadap konsentrasi NaCl dapat didekati

……(1)

Dimana C adalah konsentrasi dalam mole/liter, G hasil pengukuran daya hantar listrik mho.s,

K adalah konstanta konduktivitas sel dan L adalah daya hantar equivalen (cm2 mho/mole).

Harga K adalah tetap, yaitu 0.3 dan harga L merupakan fungsi temperatur dan konsentrasi

sehingga hubungannya tidak linier.

Untuk mengetahui besarnya konsentrasi NaCl dalam tangki dilakukan pengukuran besar

DHL larutan, dengan mengeplotkan pada kurva hubungan antara konsentrasi dengan DHL

diperoleh harganya. Kurva hubungan tersebut dapat dibuat dengan mengambil data harga

DHL pada berbagai variasi konsentrasi NaCl, kemudian dialurkan.

2.2. Dinamika Reaktor Tangki

Reaktor CSTR bekerja secara kontinyu, dengan laju massa umpan sama besar dengan laju

massa keluar dari tangki. Sketsa tangki CSTR tunggal dapat dilihat gambar 1. Umpan dengan

konsentrasi tetap Co mengalir secara kontinyu dapat dipandang sebagai umpan dengan pola

step

Dimana :

q0 : laju alir volume masuk

q1 : laju alir volume keluar

C0 : konsentrasi umpan

C1 : konsentrasi dalam tangki, f=(t)

V C1

V : volume tangki

Neraca massa NaCl

[laju akumulasi] = [laju masuk – laju keluar]

……(2)

Untuk laju alir masuk sama dengan laju alir keluar (=q), ruas kiri dan kanan dari persamaan 1

dibagi dengan laju alir q, persamaan menjadi:

…..(3)

Persamaan 2 dapat diselesaikan dengan integrasi

……(4)

Integrasi dapat diselesaikan dengan memisalkan, U = Co – Ci ; sehingga dU = -dCi sehingga

syarat batasnya menjadi :

t = 0 ; Ci = 0 ; U0 = Co

t = t ; Ci = Ci ; U = Ci-Co

….(5)

…(6)

= ……(7)

C1 = C0.(1-e-1/τ)……(8)

q1 C1

Q0 C0

Persamaan (7) mencerminkan hubungan antara konsentrasi NaCl terhadap waktu pada

reaktor tunggal CSTR dengan umpan berbentuk step. Persamaan tersebut diperlihatkan

dalam bentuk kurva akan terlihat sebagai gambar 2. Dibawah.

Pada saat konsentrasi (Ci) mendekati konstan yaitu pada saat t=t ; konsentrasi NaCl dalam

tangki adalah Ck (Ck mendekati harga Co)

Ck = Co (1-e-4/r)

Pada saat Ci = Ck input step dihentikan, kemudian diganti dengan umpan berupa

aquadest, konsentrasi NaCl = nol. (model ini dapat dianggap seperti kelakuan tangki setelah

mendapat input berupa puise).

Neraca Massa NaCl

[laju akumulasi] = [laju masuk – laju keluar]

….(9)

Untuk laju alir masuk sama dengan laju alir keluar (=q), Co = 0 (aquadest) ruas kiri dan

kanan dari persamaan 1 dibagi dengan laju alir q, persamaan menjadi :

…(10)

Persamaan 8 dapat diselesaikan dengan integrasi

….(11)

Syarat batas dari persamaan adalah :

t = 0 ; Ci = Ck dan pada t=t ; Ci = C1

Ci = Ck.(e-1/τ)….(12)

persamaan (12) mencerminkan hubungan antara konsentrasi NaCl terhadap waktu pada

reaktor tunggal CSTR dengan umpan berbentuk puise.

.

2.3. Efektivitas Tangki

Efektivitas tangki dapat diukur dari perbandingan volume tangki sesungguhnya dibandingkan

dengan volume yang diperoleh dari perhitungan. Volume tangki sesungguhnya dapat

dihitung dengan mengukur dimensi tangki, yaitu diameter dan tinggi dari tangki.

Volume efektif dari tangki, yaitu volume yang benar-benar terpakai untuk terjadinya reaksi

dapat diperkirakan dari penurun lebih lanjut persamaan (2). Yaitu menghitung harga gradient

konsentrasi NaCl pada saat t=0 pada reaktor CSTR dengan umpan step pada tangki pertama.

Pada saat t=0 ; Ci=0 ; persamaan menjadi

….(13)

.

……….(14)

Harga gradient konsentrasi ini juga dapat dihitung dari aluran data konsentrasi terhadap

waktu yang diperoleh dari percobaan.

…..(15)

Masukkan Pers. (13) ke Pers. (14)

…..(16)

V = q0.t……..(17)

Persamaan (17) dapat digunakan untuk menghitung volume efektif dari reaktor CSTR yang

dipergunakan dalam praktikum.

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

No Alat Bahan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Gelas kimia

Labu seukuran 100 ml

Botol semprot

Timbangan analitik

Pipet seukuran 10 ml

Ember plastic

Stopwatch

Alat ukur DHL

Reaktor tangki seri

Bola hisap

Aquadest dan air kran

NaCl teknis 50 gram

3.2 PROSEDUR PERCOBAAN

Pembuatan Larutan NaCl 1 % berat

a. Timbang NaCl 50 gram

b. Larutkan dalam aquadest sampai volumenya 5000 mL

c. Ukur DHL larutan NaCl dan DHL aquadest

Pembuatan Kurva Kalibrasi

a. Ambil 10 mL larutan NaCl dengan pipet seukuran 10 mL, kemudian keluarkan isinya

dalam gelas kimia

b. Ambil 10 mL aquadestdengan pipet seukuran 10 ml, campurkan dengan larutan diatas

sehingga memperoleh larutan NaCl dengan pengenceran 2 kali

c. Ukur DHL larutan

d. Ulangi prosedur a, kemudian tambahkan aquadest sehingga memperoleh larutan

dengan pengenceran tertentu

e. Ukur DHL dari masing- masing larutan setelah pengenceran.

Pengamatan Respons Tangki

a. Isi ketiga tangki dengan aquadest sampai level ketinggian sama

b. Nyalakan pompa atur flow meter sehingga diperoleh laju alir volume 200 cm3 per

menit

c. Ukur DHL masing-masing tangki

d. Siapkan larutan NaCl 1 % yang telah dibuat, kemudian alirkan ke dalam tangki

pertama dengan laju alir 200 cm3/menit

e. Ukur DHL masing – masing tangki tiap 5 menit secara bersamaan

f. Hentikan pengukuran apabila nilai DHL tangki ke 3 berharga mendekati harga DHL

larutan NaCl 1 % atau larutan yang dipompakan telah habis

g. Siapkan aquadest, kemudian alirkan dalam tangki dengan laju alir volume 200

cm3/menit

h. Ukur DHL masing- masing tangki tiap 5 menit secara bersamaan

i. Hentikan pengukuran apabila ilai DHL tangki ke 3 mendekati harga DHL aquadest

atau aquadest yang dipompakan telah habis

j. Lakukan lagi prosedur a – i dengan pengaduk dihidupkan dilakukan dengan variasi

laju alir dan kecepatan pengadukan.

BAB 4

DATA PENGAMATAN DAN HASIL PENGOLAHAN DATA

4.1 Data Pengamatan

Dimensi Tangki :

Tinggi tangki = 10 cm

Diameter tangki = 13 cm

Volume tangki sesungguhnya :

Volume tangki = A x h

= 1/4πd2x h

= ¼ x 3,14 x 82 cm2x 13 cm

= 653 cm3

Tabel 1 Data Pengamatan Kalibrasi

Konsentrasi NaCl (%)

DHL (mikroSiemens)

1 8.50.5 5.710.2 3.020.05 1.0780.025 0.6480.0142 0.5930.001 0.528

Tabel 2 DHL Larutan dalam Penambahan Larutan NaCl 1 %

Q ( ) t (menit)

Daya Hantar Listrik (mikroSiemens)Putaran Rendah Putaran Tinggi

Tangki 3

Tangki 2

Tangki 1

Tangki 3

Tangki 2

Tangki 1

100 5 1.5 2.43 6.48 2.71 6.7 9.04  10 5.45 4.37 7.96 5.23 8.57 9.83  15 2.49 5.24 8.53 5.94 9.14 9.48

50 5 9.03 9.82 10.41 6.87 9.05 10.21  10 9.21 9.95 10.38 7.47 9.52 10.21  15 9.6 10 10.63 8.58 9.57 10.23

20 5 9.41 9.85 10.18 9.16 10.01 10.51  10 8.47 10.01 10.45 9.63 10.13 10.48  15 9.76 10.03 10.42 9.76 10.1 10.47

4.2 Hasil Pengolahan Data

4.2.1 Kurva Kalibrasi DHL vs Konsentrasi NaCl

Kurva 1 Kalibrasi antara DHL terhadap Konsentrasi NaCl

4.2.2 Kurva antara Konsentrasi Masing-Masing Tangki terhadap DHL

Tabel 3 Harga konsentrasi pada setiap DHL masing-masing tangki

Q (

)t (menit)

Daya Hantar Listrik (mikroSiemens) Konsentrasi Garam

Putaran Rendah Putaran Tinggi Putaran Rendah Putaran Tinggi

Tangki 3Tangki

2Tangki

1Tangki

3Tangki

2Tangki

1Tangki

3Tangki

2Tangki

1Tangki

3Tangki

2Tangki

1

100 5 1.5 2.43 6.48 2.71 6.7 9.04 0.09 0.20 0.69 0.24 0.72 1.00

  10 5.45 4.37 7.96 5.23 8.57 9.83 0.57 0.44 0.87 0.54 0.95 1.10

  15 2.49 5.24 8.53 5.94 9.14 9.48 0.21 0.54 0.94 0.63 1.01 1.06

50 5 9.03 9.82 10.41 6.87 9.05 10.21 1.00 1.10 1.17 0.74 1.00 1.14

  10 9.21 9.95 10.38 7.47 9.52 10.21 1.02 1.11 1.16 0.81 1.06 1.14

  15 9.6 10 10.63 8.58 9.57 10.23 1.07 1.12 1.20 0.95 1.07 1.15

20 5 9.41 9.85 10.18 9.16 10.01 10.51 1.05 1.10 1.14 1.02 1.12 1.18

  10 8.47 10.01 10.45 9.63 10.13 10.48 0.93 1.12 1.17 1.07 1.13 1.18

  15 9.76 10.03 10.42 9.76 10.1 10.47 1.09 1.12 1.17 1.09 1.13 1.18

4.2.3 Kurva antara Konsentrasi Masing-Masing Tangki Terhadap Waktu

4.2.4 Kurva antara Konsentrasi Masing-Masing Tangki terhadap Daya Hantar Listrik Ekuivalen (L)

Qt

(menit)

Daya Hantar Listrik (mikroSiemens) Konsentrasi Garam L(Daya Hantar Ekuivalen)

Putaran Rendah Putaran Tinggi Putaran Rendah Putaran Tinggi K Putaran Rendah Putaran TinggiTangki

3Tangki

2Tangki

1Tangki

3Tangki

2Tangki

1Tangki

3Tangki

2Tangki

1Tangki

3Tangki

2Tangki

1Tangki

3Tangki

2Tangki

1Tangki

3Tangki

2Tangki

1

100 5 1.5 2.43 6.48 2.71 6.7 9.04 0.09 0.20 0.69 0.24 0.72 1.00 0.3 4990.47 3595.82 2805.47 3435.81 2793.38 2704.47

  10 5.45 4.37 7.96 5.23 8.57 9.83 0.57 0.44 0.87 0.54 0.95 1.10 0.3 2877.18 2996.26 2738.33 2896.78 2718.06 2684.81

  15 2.49 5.24 8.53 5.94 9.14 9.48 0.21 0.54 0.94 0.63 1.01 1.06 0.3 3557.18 2895.84 2719.29 2839.51 2701.78 2693.08

50 5 9.03 9.82 10.41 6.87 9.05 10.21 1.00 1.10 1.17 0.74 1.00 1.14 0.3 2704.74 2685.04 2672.42 2784.63 2704.20 2676.52

  10 9.21 9.95 10.38 7.47 9.52 10.21 1.02 1.11 1.16 0.81 1.06 1.14 0.3 2699.93 2682.12 2673.03 2757.28 2692.10 2676.52

  15 9.6 10 10.63 8.58 9.57 10.23 1.07 1.12 1.20 0.95 1.07 1.15 0.3 2690.17 2681.02 2668.10 2717.75 2690.89 2676.10

20 5 9.41 9.85 10.18 9.16 10.01 10.51 1.05 1.10 1.14 1.02 1.12 1.18 0.3 2694.82 2684.36 2677.15 2701.25 2680.80 2670.43

  10 8.47 10.01 10.45 9.63 10.13 10.48 0.93 1.12 1.17 1.07 1.13 1.18 0.3 2721.16 2680.80 2671.62 2689.46 2678.21 2671.03

  15 9.76 10.03 10.42 9.76 10.1 10.47 1.09 1.12 1.17 1.09 1.13 1.18 0.3 2686.41 2680.36 2672.22 2686.41 2678.85 2671.22

4.2.5 Menentukan nilai “t” dan volume tangki efektifitas

Pengadukan Laju Alir (cm3/min)

Volume Efektif (%)

Tangki 1 Tangki 2 Tangki 3

Rendah 100 45.99 46.64 48.37

50 96.74 87.07 93.62

20 251.15 251.15 240.07

Tinggi 100 60.46 46.64 46.64

50 96.94 93.29 96.74

20 217.67 241.85 236.59

Gambar 1 Kurva Konsentrasi NaCl terhadap Waktu pada Laju 100 di Tangki 1

Gambar 2 Kurva Konsentrasi NaCl terhadap Waktu pada Laju 100 di Tangki 2

Gambar 3 Kurva Konsentrasi NaCl terhadap Waktu pada Laju 100 di Tangki 3

Gambar 4 Kurva Konsentrasi NaCl terhadap Waktu pada Laju 50 di Tangki 1

Gambar 5 Kurva Konsentrasi NaCl terhadap Waktu pada Laju 50 di Tangki 2

Gambar 6 Kurva Konsentrasi NaCl terhadap Waktu pada Laju 50 di Tangki 3

Gambar 7 Kurva Konsentrasi NaCl terhadap Waktu pada Laju 50 di Tangki 1

Gambar 8 Kurva Konsentrasi NaCl terhadap Waktu pada Laju 20 di Tangki 2

Gambar 9 Kurva Konsentrasi NaCl terhadap Waktu pada Laju 20 di Tangki 3

Putaran Tinggi

Gambar 10 Konsentrasi NaCl terhadap Waktu pada Laju 100 di Tangki 1

Gambar 11 Konsentrasi NaCl terhadap Waktu pada Laju 100 di Tangki 2

Gambar 12 Konsentrasi NaCl terhadap Waktu pada Laju 100 di Tangki 3

Gambar 13 Konsentrasi NaCl terhadap Waktu pada Laju 50 di Tangki 1

Gambar 14 Konsentrasi NaCl terhadap Waktu pada Laju 50 di Tangki 2

Gambar 15 Konsentrasi NaCl terhadap Waktu pada Laju 50 di Tangki 3

Gambar 16 Konsentrasi NaCl terhadap Waktu pada Laju 20 di Tangki 1

Gambar 17 Konsentrasi NaCl terhadap Waktu pada Laju 20 di Tangki 2

Gambar 18 Konsentrasi NaCl terhadap Waktu pada Laju 20 di Tangki 3

BAB 5

PEMBAHASAN

Pada praktikum pengendalian proses ini dilakukan analisis konsentrasi NaCl yang

terukur dalam tangki. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk dapat membuat kurva

kalibrasi hubungan antara DHL terhadap konsentrasi NaCl, memahami perbedaan

respons konsentrasi yang ditunjukan dari masing-masing tangki yang bersusun seri,

memahami perbedaan yang terjadi dari input step dan pulse, dan menghitung volume

efektif dari tangki.

Jenis reaktor yang digunakan dalam percobaan adalah Continuous Stired Tank

Reactor (CSTR) yang disusun secara seri. Metode percobaan yang dilakukan yaitu

dengan mengukur nilai DHL NaCl pada 3 tangki yang berbeda. Kemudian hasil ini

dikonversi untuk mengetahui konsentrasi larutan NaCl. Konversi nilai DHL terhadap

konsentrasi dilakukan dengan membuat kurva kalibrasi antara konsentrasi NaCl terhadap

nilai DHL yang terukur.

Langkah awal yang dilakukan adalah membuat larutan NaCl 1% dan diukur nilai

DHL-nya. Kemudian dilakukan pembuatan kurva kalibrasi dengan cara mengencerkan

larutan NaCl 1% menjadi larutan NaCl 0,5%,0,2%,0,05%,0,025%,0,0142% dan 0,001%.

Masing-masing konsentrasi larutan NaCl diukur nilai DHL-nya. Berdasarkan kurva

kalibrasi antara DHL terhadap konsentrasi NaCl, dapat disimpulkan bahwa semakin

besar konsentrasi maka semakin besar pula nilai DHL yang terukur.

Selanjutnya dilakukan pengamatan respons tangki terhadap perbedaan daya hantar

listrik dari suatu larutan. Larutan yang digunakan adalah larutan NaCl 1%. Pengamatan

dilakukan berdasarkan fungsi waktu larutan yang ditambahkan pada tangki, daya hantar

listrik (DHL) yang terukur berdasarkan fungsi waktu semakin lama bertambah besar.

Dari ketiga tangki, tangki pertama memiliki daya hantar listrik paling besar diantara yang

lain karena pada tangki pertama, larutannya memiliki konsentrasi NaCl paling tinggi. Hal

tersebut dapat dijelaskan dengan analogi bahwa tangki pertama secara langsung

berkontak dengan aliran umpan NaCl sementara tangki kedua dan tangki ketiga

konsentrasi umpan yang masuk merupakan konsentrasi akumulasi NaCl dalam tangki

pertama. Berdasarkan kurva konsentrasi terhadap waktu dengan pengadukan ,semakin

lama waktu pengadukan maka konsentrasinya akan semakin meningkat. Hal ini

disebabkan NaCl yang dimasukan akan tercampur rata sehingga mengukur konsentasi di

dekat input atau jauh dari input data akan sama.

Efektifitas tangki dapat diukur dari perbandingan volume tangki sesungguhnya

dibandingkan dengan volume yang diperoleh dari perhitungan. Berdasarkan hasil

percobaan efektifitas tangki yang diperoleh pada tangki dengan pengadukan cepat lebih

tinggi dibandingkan dengan tangki dengan pengadukan lambat. Hal ini terjadi karena

pada kondisi pengadukan lambat, reaksi terjadi lebih lambat sehingga volume tangki

yang terpakai lebih besar dibandingkan dengan kondisi yang disertai pengadukan cepat.

BAB 6

KESIMPULAN

1. Semakin besar nilai DHL terukur maka semakin besar pula konsentrasi larutan.

2. Daya hantar yang terukur berdasarkan fungsi waktu semakin bertambah besar. Dari

ketiga tangki, tangki pertama memiliki daya hantar listrik paling besar diantara yang

lain karena pada tangki pertama, larutannya memiliki konsentrasi NaCl paling tinggi.

3. Kurva kalibrasi digunakan untuk menghitung konsentrasi larutan NaCl pada setiap

tangki CSTR.

4. Semakin lama waktu pengadukan maka konsentrasinya akan semakin meningkat.

5. Efektifitas tangki yang diperoleh pada tangki dengan pengadukan cepat lebih tinggi

dibandingkan dengan tangki dengan pengadukan lambat

DAFTAR PUSTAKA

Djauhari, Agus.2012.Jobsheet Pengendalian Proses Dinamika Tangki.Bandung:Polban

Jobsheet praktikum Pengendalian Proses modul Konfigurasi Pengendalian, Jurusan Teknik

kimia, POLBAN

LAMPIRAN PERHITUNGAN

Dari Kurva Kalibrasi:

y = 8,262x + 0,755

x =

Penambahan NaCl

C = ; L =

Konsentrasi Tangki 1pada laju 100 m3/menit dengan putaran pengaduk kecil

C5= = 0,69% L= = 2805,47

C10= = 0,87 % L= = 2738,33

C15= = 0,94% L= = 2719,29

Konsentrasi Tangki 2pada laju 100 m3/menit dengan putaran pengaduk kecil

C5= = 0,20% L= = 3595,82

C10= = 0,44 % L= = 2996,26

C15= = 0,54% L= = 2895,84

Konsentrasi Tangki 3pada laju 100 m3/menit dengan putaran pengaduk kecil

C5= = 0,09% L= =4990,47

C10= = 0,57 % L= = 2877,18

C15= = 0,21% L= = 3557,18

Konsentrasi Tangki 1pada laju 50 m3/menit dengan putaran pengaduk kecil

C5= = 1,17% L= = 2672,42

C10= = 1,16 % L= = 2673,03

C15= = 1,20% L= = 2668,10

Konsentrasi Tangki 2 pada laju 50 m3/menit dengan putaran pengaduk kecil

C5= = 1,10% L= = 2685,04

C10= = 1,11 % L= = 2682,12

C15= = 1,12% L= = 2681,02

Konsentrasi Tangki 3 pada laju 50 m3/menit dengan putaran pengaduk kecil

C5= = 1,00% L= = 2704,74

C10= = 1,02 % L= = 2699,93

C15= = 1,07% L= = 2690,17

Konsentrasi Tangki 1 pada laju 20 m3/menit dengan putaran pengaduk kecil

C5= = 1,14% L= = 2677,15

C10= = 1,17 % L= = 2671,62

C15= = 1,17% L= = 2672,22

Konsentrasi Tangki 2 pada laju 20 m3/menit dengan putaran pengaduk kecil

C5= = 1,10% L= = 2684,36

C10= = 1,12 % L= = 2680,80

C15= = 1,12% L= = 2680,36

Konsentrasi Tangki 3 pada laju 20 m3/menit dengan putaran pengaduk kecil

C5= = 1,05% L= = 2694,82

C10= = 0,93 % L= = 2721,16

C15= = 1,09% L= = 2686,41

Konsentrasi Tangki 1 pada laju 100 m3/menit dengan putaran pengaduk putaran tinggi

C5= = 1,00% L= = 2805,47

C10= = 1,10 % L= = 2738,33

C15= = 1,06% L= = 2719,29

Konsentrasi Tangki 2 pada laju 100 m3/menit dengan putaran pengaduk putaran tinggi

C5= = 0,72% L= = 2793,38

C10= = 0,95 % L= = 2718,06

C15= = 1,01% L= = 2701,78

Konsentrasi Tangki 3 pada laju 100 m3/menit dengan putaran pengaduk putaran tinggi

C5= = 0,24% L= = 3435,81

C10= = 0,54 % L= = 2896,78

C15= = 0,63% L= = 2839,51

Konsentrasi Tangki 1 pada laju 50 m3/menit dengan putaran pengaduk putaran tinggi

C5= = 1,14% L= = 2676,52

C10= = 1,14 % L= = 2676,52

C15= = 1,15% L= = 2676,10

Konsentrasi Tangki 2 pada laju 50 m3/menit dengan putaran pengaduk putaran tinggi

C5= = 1,00% L= = 2704,20

C10= = 1,06 % L= = 2692,10

C15= = 1,07% L= = 2690,89

Konsentrasi Tangki pada laju 50 m3/menit dengan putaran pengaduk putaran tinggi

C5= = 0,74% L= = 2784,63

C10= = 0,81 % L= = 2757,28

C15= = 0,95% L= = 2717,75

Konsentrasi Tangki 1 pada laju 20 m3/menit dengan putaran pengaduk putaran

tinggi

C5= = 1,18% L= = 2670,43

C10= = 1,18 % L= = 2671,03

C15= = 1,18% L= = 2671,22

Konsentrasi Tangki 2 pada laju 20 m3/menit dengan putaran pengaduk putaran tinggi

C5= = 1,12% L= = 2680,80

C10= = 1,13 % L= = 2678,21

C15= = 1,13% L= = 2678,85

Konsentrasi Tangki 3 pada laju 20 m3/menit dengan putaran pengaduk putaran tinggi

C5= = 1,02% L= = 2694,82

C10= = 1,07 % L= = 2721,16

C15= = 1,09% L= = 2686,41

Efektivitas Tangki 1 pada laju 100 m3/menit dengan pengaduk putaran rendah

v = q0.t (14,2menit – 0 menit)

v = 100 x 14,2 menit = 1420 cm3

Efektivitas = = 45,99%

Efektivitas Tangki 2 pada laju 100 m3/menit dengan pengaduk putaran rendah

v = q0.t (14 menit – 0 menit)

v = 100 x 14 menit = 1400 cm3

Efektivitas = = 46,64%

Efektivitas Tangki 3 pada laju 100 m3/menit dengan pengaduk putaran rendah

v = q0.t (13,5menit – 0 menit)

v = 100 x 13,5 menit = 1350 cm3

Efektivitas = = 48,37%

Efektivitas Tangki 1 pada laju 50 m3/menit dengan pengaduk putaran rendah

v = q0.t (13,5menit – 0 menit)

v = 50 x 13,5 menit = 675 cm3

Efektivitas = = 96,74%

Efektivitas Tangki 2 pada laju 50 m3/menit dengan pengaduk putaran rendah

v = q0.t (15menit – 0 menit)

v = 50 x 15 menit = 750 cm3

Efektivitas = = 87,07%

Efektivitas Tangki 3 pada laju 50 m3/menit dengan pengaduk putaran rendah

v = q0.t (13,5menit – 0 menit)

v = 50 x 13,6 menit = 697,5 cm3

Efektivitas = = 93,62%

Efektivitas Tangki 1 pada laju 20 m3/menit dengan pengaduk putaran rendah

v = q0.t (13menit – 0 menit)

v = 20 x 13 menit = 260 cm3

Efektivitas = = 251,15%

Efektivitas Tangki 2 pada laju 20 m3/menit dengan pengaduk putaran rendah

v = q0.t (13menit – 0 menit)

v = 20 x 13 menit = 260 cm3

Efektivitas = = 251,15%

Efektivitas Tangki 3 pada laju 20 m3/menit dengan pengaduk putaran rendah

v = q0.t (13,6menit – 0 menit)

v = 20 x 13,6 menit = 272 cm3

Efektivitas = = 240,07%

Efektivitas Tangki 1 pada laju 100 m3/menit dengan pengaduk putaran tinggi

v = q0.t (13,6menit – 0 menit)

v = 100 x 10,8 menit = 1080 cm3

Efektivitas = = 60,46%

Efektivitas Tangki 2 pada laju 100 m3/menit dengan pengaduk putaran tinggi

v = q0.t (14menit – 0 menit)

v = 100 x 14 menit = 1400 cm3

Efektivitas = = 46,64%

Efektivitas Tangki 3 pada laju 100 m3/menit dengan pengaduk putaran tinggi

v = q0.t (14menit – 0 menit)

v = 100 x 14 menit = 1400 cm3

Efektivitas = = 46,647%

Efektivitas Tangki 1 pada laju 50 m3/menit dengan pengaduk putaran tinggi

v = q0.t (13,2menit – 0 menit)

v = 50 x 13,2 menit = 660 cm3

Efektivitas = = 98,94%

Efektivitas Tangki 2 pada laju 50 m3/menit dengan pengaduk putaran tinggi

v = q0.t (14menit – 0 menit)

v = 50 x 14 menit = 700 cm3

Efektivitas = = 93,29%

Efektivitas Tangki 3 pada laju 50 m3/menit dengan pengaduk putaran tinggi

v = q0.t (13,5menit – 0 menit)

v = 50 x 13,5 menit = 675 cm3

Efektivitas = = 96,74%

Efektivitas Tangki 1 pada laju 20 m3/menit dengan pengaduk putaran tinggi

v = q0.t (15menit – 0 menit)

v = 20 x 15 menit = 300 cm3

Efektivitas = = 217,67%

Efektivitas Tangki 2 pada laju 20 m3/menit dengan pengaduk putaran tinggi

v = q0.t (13,5menit – 0 menit)

v = 20 x 13,5 menit = 270 cm3

Efektivitas = = 241,85%

Efektivitas Tangki 3 pada laju 20 m3/menit dengan pengaduk putaran tinggi

v = q0.t (13,8menit – 0 menit)

v = 20 x 13,8 menit = 276 cm3

Efektivitas = = 236,59%