laporan bobot jenis dan kerapatan

48
LABORATOpRIUM FARMASEUTIKA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA LAPORAN PRAKTIKUM (BOBOT JENIS DAN KERAPATAN ZAT) NAMA : ANDI ISMAIL P STAMBUK : 15O 2013 0185 KELAS : 2.6 KELOMPOK : II(Dua) ASISTEN : A. ASRUL JUANDA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Upload: andimail13

Post on 29-Dec-2015

498 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

LABORATOpRIUM FARMASEUTIKA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM

(BOBOT JENIS DAN KERAPATAN ZAT)

NAMA : ANDI ISMAIL P

STAMBUK : 15O 2013 0185

KELAS : 2.6

KELOMPOK : II(Dua)

ASISTEN : A. ASRUL JUANDA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2014

Page 2: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengetahuan tentang massa jenis dalam sebuah praktikum

sangat penting mengingat bahwa pengetahuan tentang massa jenis akan selalu

dibutuhkan dalam dunia farmasi terutama untuk mengetahui kemurniaan dari

suatu zat.

Setiap zat memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik dari

segi fisik maupun kimia. Sifat fisik yaitu sifat yang dapat kita amati secara

langsung seperti Cairan, gas, dan padat, Serta sifatnya yang dapat diukur

seperti massa dan volume, dan warna. Sedangkan sifat kimia yaitu sifat yang

tidak dapat diamati secara langsung seperti seperti kelarutan, dan kerapatan.

Keadaan bahan secara keseluruhan dapat dibagi menjadi zat

gas,padat,dan fluida. Zat padat tentu mempertahankan bentuknya, sedangkan

fluida tidak mempertahankan bentuknya, serta gas mengembang menempati

semua ruang tanpa memperdulikan bentuknya. Teori fluida sangat kompleks,

sehingga dimulai dari yang paling dasar yaitu Penentuan Bobot jenis dan

Kerapatan zat.

Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan bobot zat terhadap

air dengan volume yang ditimbang di udara pada suhu yang sama. Penetapan

bobot jenis digunakan hanya untuk senyawa berbentuk cairan, kecuali

dinyatakan pada perbandingan bobot zat di udara pada suhu yang telah

Page 3: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

ditetapkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi bobot jenis yaitu suhu dan

konsentrasinya.

Adapun sifat dari zat cair diantaranya:

1. Bentuk mengikuti tempat dan volumenya tetap.

2. Molekulnya dapat bergerak tetapi tidak semudah gerak molekul

gas.

3. Jarak partikelnya lebih dekat daripada gas sehingga lebih sukar di

mampatkan.

4. Dapat diuapkan dengan memerlukan energi.

Kerapatan adalah turunan besaran yang menyangkut satuan

massa dan volume. Kerapatan juga merupakan suatu sifat zat yang berbeda,

misalnya Air dan minyak ketika dicampur akan terjadi perbedaan kerapatan.

Bila kerapatan benda lebih besar dari kerapatan air, maka benda tersebut akan

tenggelam dalam air. Namun bila kerapatannya lebih kecil maka benda

tersebut akan mengapun. Selain itu peristiwa mengapung,melayang,dan

tenggelam itu dipengaruhi oleh perbandingan bobot jenis zat-zat tersebut.

Untuk mengetahui cara mengukur bobot jenis dan kerapatan zat pada beberapa

sampel dengan menggunakan piknometer.

Di bidang farmasi, selain bobot jenis juga digunakan untuk

mengetahui kemurnian suatu zat cair dengan menghitung berat jenisnya. Jika

berat jenisnya mendekati maka dapat dikatakan zat tersebut memiliki

kemurnian yang tinggi. Oleh karena itu percobaan ini dilakukan untuk

mengetahui bobot jenis dan kerapatan zat.

Page 4: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

Di samping itu dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, maka

akan mempermudah kita untuk memformulasi obat. Karena dengan

mengetahui bobot jenisnya maka kita dapat menentukan apakah suatu zat

dapat bercampur atau tidak dengan zat lainnya. Maka di lakukanlah

percobaan penentuan bobot jenis dan kerapatan zat.

B. Tujuan Praktikum

1. Menentukan bobot beberapa cairan,yaitu Parafin Cair, Susu

Ultra,Syrup Marjan,Syrup DHT, Madu, Buavita,

2. Menentukan kerapatan padatan, yaitu asam borat.

C. Maksud percobaan

Mengetahui dan memahami cara penetapan bobot jenis dari

suatu cairan (Buavita,Madu,Sirup DHT, Sirup Marjan,dan Susu)dan

kerapatan bulk,kerapatan mampat,dan kerapatan sejati suatu sampel

padatan (Asam Borat).

Page 5: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Di bidang farmasi, selain bobot jenis juga digunakan untuk

mengetahui kemurnian suatu zat cair dengan menghitung berat jenisnya. Jika

berat jenisnya mendekati maka dapat dikatakan zat tersebut memiliki

kemurnian yang tinggi. Oleh karena itu percobaan ini dilakukan untuk

mengetahui bobot jenis dan kerapatan zat ( Ansel, 2006).

Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat

baku yang volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam

desimal. Penting untuk membedakan antara kerapatan dan bobot jenis.

Kerapatan adalah massa per satuan volume, yaitu bobot zat per satuan volume.

Misalnya, satu milliliter raksa berbobot 13,6 g, dengan demikian kerapatannya

adalah 13,6 g/mL. jika kerapatan dinyatakan sebagai satuan bobot dan

volume,maka bobot jenis merupakan bilangan abstrak. Bobot jenis

menggambarkan hubungan antara bobot suatu zat terhadap sebagian besar

perhitungan dalam farmasi dan dinyatakan memiliki bobot jenis 1,00 sebagai

perbandingan, bobot jenis gliserin adalah 1,25,artinya bobot gliserin 1,25 kali

bobot volume air yang setara ,dan bobot jenis alkohol adalah 0,81 kali bobot

volume air yang setara. ( Ansel, 2006).

Zat yang memiliki bobot jenis lebih kecil dari 1,00 lebih ringan

daripada air. Sedangkan zat yang memiliki bobot jenis lebih besar dari 1,00

Page 6: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

lebih berat daripada air. Bobot jenis dinyatakan dalam desimal dengan

beberapa angka di belakang koma sebanyak akurasi yang diperlukan pada

penentuannya. Pada umumnya, dua angka di belakang koma sudah

mencukupi. Bobot jenis dapat dihitung atau untuk senyawa khusus dapat

ditemukan dalam United States Pharmacopeia (USP) atau buku acuan lain.

Bobot jenis suatu zat dapat dihitung dengan mengetahui bobot dan volumenya

( Ansel, 2006)

Bobot jenis suatu zat dapat di hitung dengan mengetahui bobot

dan volumenya melalui persamaan berikut (Ansel,2004 )

Bobot jenis = bobot zat ( g )bobot sejumlah volume air yang setara( mL)

Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada

temperatur tertentu. Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling

sederhana dan merupakan salah satu sifat fisika yang paling definitive,dengan

demikian dapat digunakan untuk menentukan kemurniaan suatu zat (Ansel,2004 )

Rapatan diperoleh dengan membagi massa suatu obyek dengan

volumenya (Petrucci,1985)

ρ❑=massa (m)volume (v)

Suatu sifat yang besarnya tergantung pada jumlah bahan yang

sedang diselidiki disebut sifat ekstensif. Baik massa maupun volume adalah sifat-

sifat ekstensif. Suatu sifat tergantung pada jumlah bahan adalah sifat intensif.

Page 7: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

Rapatan yang merupakan perbandingan antara massa dan volume, adalah sifat

intensif. Sifat-sifat intensif umumnya dipilih oleh para ilmuwan untuk pekerjaan

ilmiah karena tidak tergantung pada jumlah bahan yang sedang diteliti

(Petrucci,1985)

Kerapatan atau densitas adalah massa per satuan. Satuan

umumnya adalah kilogram per meter kubik, atau ungkapan yang umum,

gram per sentimeter kubik, atau gram per milliliter. Pernyataan awal mengenai

kerapatan adalah bobotjenis. Satuannya sudah kuno dan sebaiknya tidak

dipakai lagi. Penjelasan berikut diberikan sebagai petunjuk (Brescia,1975)

British standard 2955 (1958) mendefenisikan tiga istilah yang

berlaku untuk partikel itu sendiri. Partikel kepadatan massa partikel dibagi

dengan volumenya. Istilah yang berbeda muncul dari cara dimana volume

didefenisikan (Gibson, 2004)

1. Kerapatan partikel sejati adalah ketika volume diukur tidak termasuk baik

terbuka dan tertutup pori-pori dan merupakan property fundamental dari

suatu material.

2. Kerapatan partikel jelas adalah ketika volume diukur meliputi

intrapartikel pori-pori

3. Kerapatan partikel yang efektif adalah volume dilihat oleh fluida bergerak

melewati partikel. Itu sangat penting dalam proses seperti sedimentasi

atau fluidization tetapi jarang digunakan dalam bentuk sediaan padat.

Page 8: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

Hubungan antara massa dan volume tidak hanya menunjukan

ukuran dan bobot molekul suatu komponen, tetapi juga gaya-gaya yang

mempengaruhi sifat karakteristik “pemadatan” (“Packing Characteristic”).

Dalam sistem matriks kerapatan diukur dengan gram/milimeter (untuk cairan)

atau gram/cm2 ( Martin,1990)

Ahli farmasi sering kali mempergunakan besaran pengukuran

ini apabila mengadakan perubahan antara massa dan volume. Kerapatan

adalah turunan besaran karena menyangkut satuan massa dan volume.

Batasannya adalah massa per satuan volume pada temperatur dan tekanan

tertentu, dan dinyatakan dalam sistem cgs dalam gram per sentimeter kubik

(gram/cm3). Berbeda dengan kerapatan, berat jenis adalah bilangan murni

tanpa dimensi, yang dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan

rumus yang cocok. Berat jenis didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan

dari suatu zat terhadap kerapatan air, harga kedua zat itu ditentukan pada

temperatur yang sama, jika tidak dengan cara lain yang khusus. Istilah berat

jenis, dilihat dari definisinya, sangat lemah, akan lebih cocok apabila

dikatakan sebagai kerapatan relatif ( Martin,1990)

Berat jenis untuk penggunaan praktis lebih sering didefinisikan

sebagai perbandingan massa dari suatu zat terhadap massa sejumlah volume

air yang sama pada suhu 4oC atau temperatur lain yang tertentu. Notasi berikut

sering ditemukan dalam pembacaan berat jenis: 25oC/25oC, 25oC/4oC, dan

4oC/4oC. Angka yang pertama menunjukkan temperatur udara di mana zat

ditimbang; angka di bawah garis miring menunjukkan temperatur air yang

Page 9: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

dipakai. Buku-buku farmasi resmi menggunakan patokan 25oC /25oC untuk

menyatakan berat jenis. Berat jenis dapat ditentukan dengan menggunakan

berbagai tipe piknometer, neraca Mohr-Westphal, hidrometer dan alat-alat

lain. Pengukuran dan perhitungan di diskusikan di buku kimia dasar, fisika

dan farmasi ( Martin,1990)

B. Uraian bahan

1. Alkohol (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : Aethanolium

Nama lain : Etanol, etil alcohol

Berat molekul : 46,07

Rumus molekul : C2H6O

Bobot jenis : 0,8119-0,8139 g/ml

Pemerian : Jernih,tidak berbau, bergerak,cairan

pelarut,menghasilkan Bau yang khas

dan rasa terbakar pada lidah.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, di jauhkan

dari api.

Kegunaan : Sebagai pembilas piknometer dan gelas

ukur.

2. Asam borat (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : ACIDUM BORICUM

Nama lain : Asam borat, Asam ortoborat

Page 10: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

Berat molekul : 61,83

Rumus molekul : H3BO3

Kerapatan : 1,435 g/ml

Pemerian :Hablur,serbuk hablur putih atau sisik

mengkilap tidak Berwarna, kasar,tidak

berbau,rasa agak asam dan pahit Kemudian

manis.

Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air,dalam 3 bagian

air mendidih, 16 bagian etanol (95%)p dan

dalam 5 bagian gliserol p.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

3. Parafin (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : PARAFFINUM

Nama lain : Parafin

Berat molekul : 92,09

Rumus molekul : C3H8O3

Bobot jenis : 0,84 – 0,89 g/ml

Pemerian : Hablur tembus cahaya atau agak buram;

tidak berwarna atau putih; tidak berbau;

tidak berasa; agak berminyak.

Kelarutan : Tidak larut dalam air dan dalam etanol;

mudah larut dalam Kloroform, dalam eter,

Page 11: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

dalam minyak menguap, dalam hamper

semua jenis minyak lemak hangat, sukar

larut dalam etanol mutlah.

4. Komposisi Buavita

Air,sari buah sirsak, konsentrasi buah leci, konsentrasi buah

pear, sukrosa,perisai sirsak, pengatur keasaman sitrat dan natrium

sitrat, vitamin c, garam pemantap nabati, vitamin A.

5. Komposisi Madu TJ

Madu murni.

6. Komposisi Sirup Marjan

Gula pasir,air konsentrak melon,perisai melon, pengatur

keasaman,asam sitrat, pewarna(tartrazin) cl 19140,biru berlian cl

42091.

7. Komposisi Sirup DHT

Gula pasir, air pewarna ponceau,perasa pisang ambon.

8. Komposisi Susu Ultra Milk:

Bubuk Coklat, Garam, Penstabil nabati, Perisa Artifisal coklat,

Sukrosa, Susu Sapi Segar, Susu Krim bubuk.

Page 12: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

C. Prosedur Kerja

1. Menentukan Kerapatan Bulk (Anonim 2014):

a. Timbang asam borat sebanyak 10 g, masukkan ke dalam gelas ukur

50 mL.

b. Ukur volume zat padat

c. Hitung Kerapatan Bulk menggunakan persamaan:

Kerapatan Bulk = Bobot zat padat ( g )Volume Bulk ( mL )

2. Menentukan Kerapatan Mampat(Anonim 2014)::

a. Timbang zat padat sebanyak 10 gram

b. Masukkan ke dalam gelas ukur

c. Ketuk sebanyak 100 kali ketukan

d. Ukur volume yang terbentuk

e. Hitung Kerapatan Mampat dengan persamaan:

Kerapatan Mampat = Bobot zat padat ( g )Volume Mampat ( mL )

3. Menentukan kerapatan Sejati(Anonim 2014)::

1. Timbang piknometer yang bersih dan kering bersama tutupnya(A)

2. Piknometer diisi dengan parafin atau air yang tidak melarutkan zat

padat, kemudian ditimbang (B) .

Page 13: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

3. Piknometer dikeluarkan isinya,kemudian dibersihkan dan

dikeringkan dengan alkohol. Dan dimasukan zat padat, kemudian

ditimbang (C)

4. Ditambahkan parafin atau cairan yang tidak melarutkan dalam zat

padat hingga tidak timbul gelembung, kemudian ditimbang (D)

5. E = Berat air atau parafin = b – a

6. F = Berat sampel = c –a

7. G = Berat sampel + parafin = d – a

8. H = Berat air/cairan yang menggantikan sampel = g - e – f

9. I =volume sampel = H/densitas air pada suhu 25oC

10. J = kerapatan sejati = F/I

4. Menentukan Bobot jenis Cairan(Anonim 2014):

a. Gunakan piknometer yang bersih dan kering.

b. Timbang piknometer kosong (W1).

c. Kemudian isi piknometer dengan sampel,kemudian ditimbang.

d. Hitung bobot jenis cairan menggunakan persamaan:

Dt=W 3−W 1W 2−W 1

Page 14: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

BAB III

METODE KERJA

A. Alat

Corong, Gelas ukur 50 mL, Kertas timbang, Piknometer 25

mL, Piknometer 50 mL, Pipet tetes, Sendok tanduk, Timbangan Analitik,

Tap density, dan Tissue.

B. Bahan

Alkohol 90%, Asam Borat, Paraffin Cair, Pocary Sweat,

Susu ultra Milk, Syrup ABC squash delight, dan Syrup Marjan.

C. Cara Kerja:

1. Menentukan Kerapatan Bulk

- Ditimbang asam borat sebanyak 10 g, letakkan pada kertas timbang

yang dilapisi aluminium foil.

- Dimasukkan pada gelas ukur 50 mL.

- Ukur volume asam borat dalam gelas ukur.

- Dihitung kerapatan Bulk-nya.

Kerapatan Bulk=bobot zat padat (g )Volume bulk (mL )

Page 15: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

2. Menentukan Kerapatan Mampat

a. Ditimbang asam borat sebanyak 10 g, letakkan pada kertas timbang

yang dilapisi aluminium foil.

b. Dimasukkan kedalam gelas ukur.

c. Lalu diketuk sebanyak 100 kali ketukan, menggunakan tap density.

d. Diukur volume pada gelas ukur.

e. Dihitung kerapatan Mampatnya.

Kerapatan Mampat = bobot zat padat (g )Volume mampat (mL )

3. Menentukan Kerapatan Sejati

a. Ditimbang piknometer yang telah dibersihkan dan dikeringkan

bersama tutupnya.

b. Piknometer diisi dengan asam borat hingga terisi 2/3 bagian. Lalu,

timbang kembali bersama tutupnya.

c. Piknometer yang berisi asam borat diisi dengan paraffin cair

perlahan-lahan hingga penuh dan tidak ada gelembung udara

didalamnya. Kemudian ditimbang beserta tutupnya.

d. Dibersihkan piknometer tadi, lalu ditimbang dengan paraffin cair

didalamnya.

e. Dihitung kerapatan zat-nya.

f. ρpadatan = (W3-W1)(W2-W1)-(W4-W3)

4. Menentukan Bobot Jenis Cairan

Page 16: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

a. Digunakan piknometer bersih dan kering.

b. Ditimbang piknometer kosong,

c. Kemudian diisi piknometer dengan susu ultra milk, kemudian

ditimbang.

d. Hitung bobot jenis cairan .

Dt = W3-W1W2-W1

Page 17: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Perhitungan

Kelompok I

Data Pengamatan

Bobotjenis susu ultra 1,028 g/ml

Kerapatan Bulk 0,714 g/ml

KerapatanMampat 0,769 g/ml

Kerapatan Sejati -1,427 g/ml

Perhitungan :

A. Kerapatan Bulk :

i. ρ Bulk = 10 gram12mL = 0,83 g/mL

B. KerapatanMampat

i. ρmampat = 1 ogram

11mL= 0,90 g/Ml

C. KerapatanSejati

1) Timbang piknometer kosong (a) = 21,5651

2) Timbang piknometer + parafin (b) = 41,8471

3) Timbang piknometer + sampel (c) = 30,9741

4) Timbang piknometer + sampel + parafin (d) = 45,9569

Page 18: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

5) Berat parafin = b-a = 41,8571 - 21,5651 = 20,282 (e)

6) Berat sampel = c-a = 30,9741 - 21,5651= 9,409 (f)

7) Berat sampel + parafin = d-a = 45,9569 - 21,5651= 24,3918 (g)

8) Berat sampel yang digantikan oleh sampel = g-e-f =

9) 24,3918 - 20,282 – 9,409 = -5,2992 (h)

10) Vol.sampel = h

bj . parafin(b−avp

) = −5,29920,81

= -6,542 (i)

11) ρsejati = fi =

9,409−6,542= -1,438 g/ml

D. Bobot Jenis Susu

12) Dt = w 3−w 1

vp=21,27

25= 0,85 g/ml

Kelompok 2

Data Pengamatan

Bobotjenis sirup DHT 1,286 g/ml

Kerapatan Bulk 0,7697 g/ml

KerapatanMampat 0,8004 g/ml

Kerapatan Sejati -1,438 g/ml

Page 19: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

Perhitungan :

A. Kerapatan Bulk

a. ρ Bulk = 10 ,0061 gr

13 ml = 0,7697 g/ml

B. KerapatanMampat

i. ρmampat = 10,0061 g12,5mL = 0,8004 g/ml

C. KerapatanSejati

1. Timbang piknometer kosong (a) = 21,5651

2. Timbang piknometer + parafin (b) = 41,8471

3. Timbang piknometer + sampel (c) = 30,9741

4. Timbang piknometer + sampel + parafin (d) = 45,9569

5. Berat parafin = b-a = 41,8571 - 21,5651 = 20,282 (e)

6. Berat sampel = c-a = 30,9741 - 21,5651= 9,409 (f)

7. Berat sampel + parafin = d-a = 45,9569 - 21,5651= 24,3918 (g)

8. Berat sampel yang digantikan oleh sampel = g-e-f =

24,3918 - 20,282 – 9,409 = -5,2992 (h)

9. Vol.sampel = h

bj . parafin(b−avp

) = −5,29920,81

= -6,542 (i)

ρsejati = fi =

9,409−6,542= -1,438 g/ml

D. Bobot Jenissirup DHT

Dt = w 3−w 1

vp=53,6779−21,5255

25=1, 286g/ml

Page 20: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

Kelompok 3

Data Pengamatan

Bobotjenis madu 1,384 g/ml

Kerapatan Bulk 0,8004 g/ml

KerapatanMampat 0,8700 g/ml

Kerapatan Sejati -1,4213 g/ml

Perhitungan :

A. Kerapatan Bulk

a. ρ Bulk=10,0038 gram

11mL = 0,8004 g/mL

B. Kerapatan Mampat

a. ρmampat=10,0038 gram

9,3 mL = 0,8700 g/ml

C. Kerapatan Sejati

1. Timbang piknometer kosong (a) = 20,4408

2. Timbang piknometer + parafin (b) = 40,9637

3. Timbang piknometer + sampel (c) = 31,4813

4. Timbang piknometer + sampel + parafin = 45,6276 (d)

5. Berat parafin = b-a = 40,9637 - 20,4408 = 20, 5229 (e)

6. Berat sampel = c-a = 31,4813 - 20,4408= 11,0405 (f)

7. Berat sampel + parafin = d-a = 45,6276 - 20,4408 = 25,1868

(g)

Page 21: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

8. Berat sampel yang digantikan oleh sampel = g-e-f =

25,1868 - 20, 5229 – 11,0405 = -6,3766 (h)

9. Vol.sampel = h

bj . parafin(b−avp

) = −6,37660,8209

= -7,7678(i)

ρsejati = fi =

11,0405−7,7678= -1,4213g/ml

D.Bobot Jenis madu

Dt = w 3−w 1

vp=53,6779−21,5255

25=1, 286g/ml

Kelompok 4

Data Pengamatan

Bobotjenis buahvita 1,070 g/ml

Kerapatan Bulk 0,5407g/ml

KerapatanMampat 0,6252 g/ml

Kerapatan Sejati -1,5209 g/ml

Perhitungan :

A. Kerapatan Bulk

Page 22: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

a. ρ Bulk = 10 gram12mL

= 0,5407 g/mL

B. Kerapatan Mampat

i. ρmampat = 1 ogram11mL = 0,6252 g/ml

C. Kerapatan Sejati

1. Timbang piknometer kosong (a) = 9,7996

2. Timbang piknometer + parafin (b) = 31,1683

3. Timbang piknometer + sampel (c) = 22,2612

4. Timbang piknometer + sampel + parafin = 36,6212 (d)

5. Berat parafin = b-a = 31,1683- 9,7996 = 21,3687 (e)

6. Berat sampel = c-a = 22,2612 - 9,7996 = 12,4616 (f)

7. Berat sampel + parafin = d-a = 36,6212 - 9,7996 = 26,8276 (g)

8. Berat sampel yang digantikan oleh sampel = g-e-f =

26,8276 - 21,3687 – 12,4616 = -7,0027 (h)

9. Vol.sampel = h

bj . parafin(b−avp

) = −7,00270,8547

= -8,1931(i)

ρsejati = fi =

12,4616−8,1931= -1,5209 g/ml

D.Bobot Jenis Buahvita

Dt = w 3−w 1

vp=36,51−9,7566

25=1,070 g/ml

Kelompok 5

Page 23: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

Data Pengamatan

Bobotjenis sirup marjan 1,369 g/ml

Kerapatan Bulk 0,526g/ml

KerapatanMampat 0,588 g/ml

Kerapatan Sejati -1,467 g/ml

Perhitungan :

A. Kerapatan Bulk

a. ρ Bulk = 10 gram12mL

= 0,526 g/mL

B. Kerapatan Mampat

i. ρmampat = 1 ogram11mL = 0,588 g/ml

C. Kerapatan Sejati

10. Timbang piknometer kosong (a) = 9,7996

11. Timbang piknometer + parafin (b) = 31,1683

12. Timbang piknometer + sampel (c) = 22,2612

13. Timbang piknometer + sampel + parafin = 36,6212 (d)

14. Berat parafin = b-a = 31,1683- 9,7996 = 21,3687 (e)

15. Berat sampel = c-a = 22,2612 - 9,7996 = 12,4616 (f)

16. Berat sampel + parafin = d-a = 36,6212 - 9,7996 = 26,8276 (g)

17. Berat sampel yang digantikan oleh sampel = g-e-f =

26,8276 - 21,3687 – 12,4616 = -7,0027 (h)

Page 24: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

18. Vol.sampel = h

bj . parafin(b−avp

) = −7,00270,8547

= -8,1931(i)

ρsejati = fi =

12,4616−8,1931= -1,5209 g/ml

D.Bobot Jenis Sirup Marjan

Dt = w 3−w 1

vp=36,51−9,7566

25=1,070 g/ml

B. Pembahasan

Page 25: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

Dalam percobaan ini akan dilakukan penentuan bobot jenis dan

rapat jenis dari sampel cairan dengan menggunakanpiknometer. Bobot

jenis adalah perbandingan antara bobot sampel dengan volume sampel,

jadi satuannya adalah g/mL.

Metode yang digunakan dalam percobaan ini, yaitu metode

piknometer.Pada metode piknometer, bobot jenis suatu zat cair ditentukan

dengan berdasarkan pada selisih penimbangan piknometer kosong dengan

penimbangan piknometer berisi sampel yang kemudian hasilnya dibagi

dengan volume dari yang tertera pada piknometer yang digunakan.

Sebelum memulai percobaan, terlebih dahulu piknometer

dibersihkan dengan menggunakan aquadest, kemudian dibilas dengan

alkohol untuk mempercepat pengeringan piknometer kosong tadi.

Setelah itu barulah piknometer ditimbang pada timbangan

analitik dalam keadaan kosong tentunya, tanpa pemasukan sampel.Dari

hasil penimbangan ini dapat dicari bobot jenis sampel nantinya, yakni

dengan menimbang piknometer berisi sampel terlebih dahulu, kemudian

bobot jenis diperoleh dengan memperkurangkannya dengan berat

piknometer kosong tadi.

Sampel yang digunakan dalam percobaan ini yaitu paraffin

cair, asam borat, alkohol dan sirup DHT.

Dalam percobaan yang dilakukan kita menentukan kerapatan

bulk, mampat dan sejati. Berdasarkan percobaan yang dilakukan kami

mendapat hasil dari kerapatan bulk yaitu sebesar 0,7697 g/ml. Kerapatan

Page 26: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

mampat sebesar 0,8004 g/ml dan kerapatan sejati sebesar -1,438 g/ml

Dalam percobaan ini kami juga menghitung bobot jenis dari sampel yang

kami gunakan yaitu Ultra Milk yang memiliki bobot jenis sebesar 1,028

g/ml bobot jenis sirup DHT sebesar 1,286 g/ml, bobot jenis Madu sebesar

1,384 g/ml, bobot jenis Buavita sebesar 1,070 g/ml dan bobot jenis dari

Sirup marjan yaitu sebesar 1,369 g/ml.

Pada saat praktikum penentuan kerapatan dan bobot jenis

zat-zat tersebut sering terjadi penyimpangan sehingga memberikan hasil

yang berbeda dengan yang seharusnya (sesuai ketentuan di Farmakope

Indonesia).

Penyimpangan-penyimpangan ini antara lain disebabkan

oleh karena berbagai kesalahan pada saat melakukan praktikum.

Kesalahan penimbangan, cara penutupan piknometer yang salah, pengaruh

perubahan suhu yang terlalu cepat, piknometer belum benar-benar kering

dan bersih, volume air yang di masukkan ke dalam piknometer tidak tepat,

kebersihan, sampel yang terkontaminasi.

a) Penimbangan

Kesalahan akibat penimbangan ini bisa disebabkan

karena timbangan yang digunakan berganti-ganti. Sehingga hasil

penimbangan antara timbangan yang satu dengan yang lain belum tentu

sama.

b) Cara penutupan piknometer yang salah

Page 27: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

Cara penutupan piknometer yang terlalu cepat dapat

menyebabkan air yang tumpah terlalu banyak sehingga tentu

mempengaruhi berat pada penimbangan.

c) Pengaruh perubahan suhu

Perubahan suhu yang terlalu cepat dapat menyebabkan cairan

di dalam piknometer memuai/menyusut dengan tidak semestinya, sehingga

pada waktu ditimbang zat tersebut memberikan hasil yang berbeda dengan

yang telah ditentukan.

d) Piknometer yang belum kering dan bersih

Piknometer yang demikian belum bisa digunakan untuk

penentuan kerapatan dan bobot jenis, karena masih ada cairan/kontaminan

yang tertinggal di dalamnya sehingga tentu saja akan mempengaruhi hasil

akhir.

e) Volume air yang tidak tepat

Volume air yang dimasukan ke dalam piknometer harus tepat

dengan yang telah ditentukan, karena jika terlalu banyak atau terlalu

sedikit maka akan mempengaruhi hasil akhir.

f) Sampel yang terkontaminasi

Sampel yang terkontaminasi tentu saja akan memberikan hasil

yang menyimpang, karena kemurnian zat tersebut sudah berbeda dengan

zat yang masih murni.

Page 28: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan

yaitu :

a. Bobot jenis zat cair yang diamati yaitu bobot jenis Ultra Milk yang

memiliki bobot jenis sebesar 1,028 g/ml bobot jenis sirup DHT

sebesar 1,286 g/ml, bobot jenis Madu sebesar 1,384 g/ml, bobot

jenis Buavita sebesar 1,070 g/ml dan bobot jenis dari Sirup marjan

yaitu sebesar 1,369 g/ml..

b. Kerapatan zat padat yang diamati dalam percobaan yaitu kerapatan

bulk sebesar 0,88549 g/mL, kerapatan mampat sebesar 0,88549

g/ml dan kerapatan sejati yaitu sebesar 1,03922.

B. Saran

Sebaiknya setiap praktikan harus bisa menggunakan alat-alat

yang digunakan dalam praktikum ini dan sebaiknya praktikan

melakukan prosedur kerja dengan baik dengan pengawasan dan

bimbingan dari asisten.

Page 29: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2014.Penuntun praktikum FARMASI FISIKA I.Universitas Muslim

Indonesia.Makassar

Ansel, C Howard, 2006. Kalkulasi Farmasetik. EGC : Jakarta.

Ansel ,C Howard, 2004. Kalkulasi Farmasetik. EGC.: Jakarta.

Brescia, Arents dan Meislich, 1975. Fundamental Chemistry. New York.

Ditjen POM, 1979.FARMAKOPE INDONESIA edisi III.Departemen kesehatan

republik indonesia

Gibson, M., 2004, .Pharmaceutical Preformulation and formulation. HIS Health

Group, Tailor dan Prancis.

Martin,Alfred. 1990. Farmasi Fisik. Universitas Indonesia Press: Jakarta.

Petrucci, R. H., 1985. General Chemistry, Principles and Application

4th Ed. Collier Mac Inc., New York.

Page 30: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

Lampiran

Alat

Corong Piknometer Tepedensity

Gelas ukur Sendok tanduk Timbangan Analitik

Page 31: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

Bahan

Sirup DHT Asam Borat Sirup Marjan

Buavita Madu Susu

Paravin Cair Alkohol

Page 32: Laporan Bobot Jenis Dan Kerapatan

Asam Borat Peninbangan Pikno- Penimbangan Pikno-di gelas ukur meter + sirup DHT meter kosong

Penimbangan Piknometer Penimbangan Piknometer + + Asam Borat Asam Borat + Parafin