laporan antara perencanaan jalan

Upload: david-seridity

Post on 07-Aug-2018

329 views

Category:

Documents


35 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Laporan Antara Perencanaan Jalan

    1/18

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.  gg

    1.1 LATAR BELAKANG

    Salah satu ruas jalan yang akan di bangun/ditingkatkan

    adalah ruas jalan Arimbet - Maju - Ujung - Bukit - Iwuryang terdapat di Kabupaten Boven Digoel, hal inidimaksudkan guna menghubungkan dan mengakses jalan

    dari pertigaan Arimbet-Mindiptana di Kabupaten BovenDigoel ke arah Dewok/Iwur di Kabupaten Pegunungan

    Bintang. Agar ruas jalan dapat memiliki koordinasi antar-alinyemen yang baik dan dapat melayani arus lalu lintas

    sesuai dengan umur rencana, maka diperlukan

    perencanaan geometrik dan perkerasan yang baik.

    Dengan dibangunnya ruas jalan ini maka diharapkanakan menambah dan mempercepat distribusi hasil-hasil

    pertanian, perkebunan, kehutanan serta kebutuhan bahan-bahan pokok pada masyarakat sekitar ruas jalan serta

    daerah di belakangnya.

    1.2 PERUMUSAN MASALAH

    Dari latar belakang tersebut di atas, beberapa

    perumusan masalah yang perlu disampaikan yaitu :

    1.  Bagaimana bentuk perencanaan geometrik yangsesuai untuk ruas jalan Arimbet - Maju - Ujung - Bukit- Iwur?

    2.  Bagaimana perencanaan konstruksi lapisanperkerasan yang sesuai untuk ruas jalan Arimbet -

    Maju - Ujung - Bukit - Iwur dengan umur rencana 10tahun?

    3.  Berapa dimensi saluran tepi yang diperlukansesuai dengan kondisi kontur yang ada?

    4.  Berapa jumlah anggaran biaya yang diperlukanuntuk perencanaan ruas jalan Arimbet - Maju - Ujung -Bukit - Iwur?

    1.3 TUJUAN

    Tujuan dari penyusunan tugas akhir ini adalah :1.  Merencanakan bentuk perencanaan geometrik

    yang sesuai untuk ruas jalan Arimbet - Maju -Ujung - Bukit - Iwur.

    2.  Merencanakan konstruksi lapisan perkerasan yang

    sesuai untuk ruas jalan Arimbet - Maju - Ujung - Bukit- Iwur dengan umur rencana 10 tahun.

    3.  Merencanakan dimensi saluran tepi yangdiperlukan sesuai dengan kondisi kontur yang ada.

    4.  Mengetahui anggaran biaya yang diperlukan untukperencanaan ruas jalan Arimbet - Maju - Ujung - Bukit

    - Iwur.

    1.4 BATASAN MASALAH

    Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka batasan

    masalah yang dilakukan hanya terbatas pada :1.  Lapisan perkerasan yang digunakan adalah lapisan

    perkerasan lentur dengan perhitungan

    menggunakan metode Bina Marga.

    2.  Data perencanaan dalam Tugas Akhir ini

    menggunakan data-data sekunder yaitu data curahhujan, data tanah, dan peta rupa bumi.

    3.  Tidak membahas stabilitas lereng, persimpangan jalan, gorong - gorong, jembatan, biaya operasiperalatan, penggunaan alat berat dan pelaksanaan di

    lapangan.

    1.5 LOKASI STUDI

    Lokasi studi ini terdapat di Distrik Arimop sebelahutara ibukota Kabupaten Boven Digoel Provinsi Papua.

    Detil lokasi dapat dilihat pada Gambar 1.1  dan

    Gambar 1.2.

    Gambar 1-1 Peta Papua

    (Sumber : www.papua.co.id)

    Gambar 1-2 Peta Kabupaten Boven Digoel

    (Sumber : Bag. Tata Pemerintahan Setda Kab. Boven

    Digoel)

    Lokasi Studi

  • 8/20/2019 Laporan Antara Perencanaan Jalan

    2/18

    2

    BAB II

    DASAR PERENCANAAN

    II. 

    2.1 UMUM

    Perencanaan geometrik secara umum terdiri atas dua

    bagian yaitu alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal,

    dimana menyangkut aspek-aspek perencanaan elemen jalan, tikungan, kelandaian jalan, dan jarak pandanganserta kombinasi dari bagian-bagian tersebut, baik untuk

    suatu ruas jalan, maupun untuk perlintasan diantara duaatau lebih ruas-ruas jalan.

    2.2  PARAMETER PERANCANGAN GEOMETRIK

    JALAN RAYA

    2.2.1  Kecepatan rencana

    Besarnya kecepatan rencana tergantung pada kelas jalan dan kondisi medan sebagaimana ditunjukkan pada

    Tabel 2-4.

    Tabel 2-1 Kecepatan Rencana (Vr)

    FungsiKecepatan Rencana, Vr (Km/jam)

    Datar Bukit Pegunungan

    Arteri 70 - 120 60 - 80 40 - 70

    Kolektor 60 - 90 50 - 60 30 - 50

    Lokal 40 - 70 30 - 50 20 - 30Catatan :

    Untuk kondisi medan yang sulit, Vr suatu segmen jalan dapat diturunkan, dengansyarat b ahwa penurunan tersebut t idak lebih dari 20 Km/jam.

    Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar

    Kota, No. 038/TBM/1997

    2.2.2  Jarak Pandang

    Jarak pandang terbagi menjadi dua bagian, yaitu JarakPandang Henti (JPH) dan Jarak Pandang Mendahului

    (JPM).

    1.  Jarak Pandang Henti (JPH)Adalah jarak minimum yang diperlukan oleh

    pengemudi untuk menghentikan kendaraannya denganaman, begitu melihat adanya halangan di depan.Rumus umum Jarak Pandang Henti Minimum (JPH)

    (Sukirman, 1994) untuk jalan datar, adalah sebagaiberikut :

    254fm

    V0.278V.td

    2

    +=  

    Dimana :d : jarak pandang henti minimum (m)

    fm : koefisien gesekan antara ban dan muka jalan dalam

    arah memanjang jalanV : kecepatan kendaraan (km/jam)t : waktu reaksi = 2,5 detik

    Rumus umum Jarak Pandang Henti Minimum (JPH)(Sukirman, 1994) untuk jalan dengan kelandaian tertentu,adalah sebagai berikut :

    L)254(f 

    V0.278V.td

    2

    ±+=  

    Besarnya jarak pandangan henti berdasarkan beberapakecepatan rencana ditunjukkan pada Tabel 2-6.

    Tabel 2-2 Jarak Pandangan Henti MinimumKecepatan

    Rencana

    Vr(km/jam)

    KecepatanJalan Vj

    (km/jam)

    KoefisienGesek

    Jalan fm

    d

    perhitungan

    untuk Vr(m)

    d

    perhitungan

    untuk Vj(m)

    d desain

    (m)

    30

    40

    5060

    7080100

    120

    27

    36

    4554

    637290

    108

    0,400

    0,375

    0,3500,330

    0,3130,3000,285

    0,280

    29,71

    44,60

    62,8784,65

    110,28139,59207,64

    285,87

    25,94

    38,63

    54,0572,32

    93,71118,07174,44

    239,06

    25 - 30

    40 - 45

    55 - 6575 - 85

    95 - 110120 - 140175 - 210

    240 - 285

    Sumber : Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan,

    Sukirman 1994

    2.  Jarak Pandangan Menyiap (JPM)Jarak Pandangan Menyiap hanya perlu dilihat pada

     jalan 2/2 UD.

    4321 ddddd   +++=  

    Rumus yang digunakan adalah :

     

     

     

     +−= 2

    at

    mV0.278td1

    11  

    22 0.278Vtd   =  

    100ms.d30d 3 =  

    24 d3

    2d   ×=  

    Besarnya jarak pandangan menyiap berdasarkan

    beberapa kecepatan rencana ditunjukkan pada Tabel 2-

    7.Tabel 2-7 Jarak Pandangan Menyiap Minimum

    Kecepatan

    RencanaVr

    (km/jam)

    Jarak

    Pandangan

    MenyiapStandar

    Perhitungan(m)

    Jarak

    Pandangan

    MenyiapStandar

    Desain(m)

    Jarak

    Pandangan

    MenyiapMinimum

    Perhitungan(m)

    Jarak

    Pandangan

    MenyiapMinimum

    Desain (m)

    30

    4050

    6070

    80

    100120

    146

    207274

    353437

    527

    720937

    150

    200275

    350450

    550

    750950

    109

    151196

    250307

    368

    496638

    100

    150200

    250300

    400

    500650

    Sumber : Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan,Sukirman 1994

    2.3 

    KLASIFIKASI JALAN

    2.3.1  Klasifikasi Menurut Fungsi Jalan

    Menurut fungsi jalan, terdiri atas :

    1.  Jalan Arteri : yaitu jalan yang melayani angkutanutama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh,

    kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk

    dibatasi secara efisien. 

    2.  Jalan Kolektor : yaitu jalan yang melayaniangkutan pengumpul/pembagi dengan ciri-ciri

  • 8/20/2019 Laporan Antara Perencanaan Jalan

    3/18

    3

    perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata

    sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi. 

    3.  Jalan Lokal : yaitu jalan yang melayani angkutansetempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat,kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan

    masuk tidak dibatasi. 

    2.3.2  Klasifkasi Menurut Medan Jalan

    1.  Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisisebagian besar kemiringan medan yang diukurtegak lurus garis kontur.

    2.  Klasifikasi menurut medan jalan untukperencanaan geometrik dapat dilihat dalam Tabel 2-9.

    Tabel 2-9 Klasifikasi Menurut Medan Jalan

    No. Jenis Medan NotasiKemiringan Medan

    (%)

    1.2.

    3.

    DatarPerbukitan

    Pegunungan

    DB

    G

    < 33 – 25

    > 25

    Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar

    Kota, No. 038/TBM/1997

    2.4  ELEMEN GEOMETRIK

    2.4.1  Alinyemen Horizontal

    2.4.1.1  Gaya Sentrifugal

    Gaya sentrifugal (F) yang terjadi : amF   ×=  Maka besaran gaya sentrifugal dapat ditulis sebagaiberikut :

    RgVWF

    2

    ⋅=  

    2.4.1.2  Ketentuan Panjang Bagian Lurus

    Pada Tabel 2-10  dicantumkan panjang maksimum

    bagian lurus pada alinyemen horizontal.Tabel 2-10 Panjang Bagian Lurus Maksimum

    Panjang Bagian Lurus Maksimum (m)Fungsi

    Datar Perbukitan Pegunungan

    Arteri

    Kolektor

    3.000

    2.000

    2.500

    1.750

    2.000

    1.500Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar

    Kota, No. 038/TBM/1997

    2.4.1.3  Ketentuan Komponen Tikungan

    1.  Lengkung Peralihan ,Ls ( Length of Spiral)Bina Marga menetapkan, panjang lengkung peralihanmulai dari penampang melintang berbentuk mahkota

    (crown) sampai dengan kemiringan sebesarsuperelevasi. Secara detil, kelandaian relatif minimum

    ditunjukkan pada Tabel 2-12.Perhitungan lengkung peralihan, Ls adalah sebagai

    berikut :

    Berdasarkan waktu tempuh di lengkung peralihan.

    3,6

    tVLs R

     ⋅=  

    Berdasarkan landai relatif.

    ( ) maksn mBeeLs   ⋅⋅+≥  Berdasarkan rumus Modifikasi Shortt.

    CeV2.727

    CRV0.022Ls R

    3

    R−=  

    Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian.

    ( )

    e

    Rnmaks

    r3.6

    VeeLs

    −=   (2.15)

    Dari ke empat persamaan tersebut, panjang lengkung

    peralihan, Ls yang digunakan untuk perencanaan

    adalah Ls dengan nilai yang terbesar.

    2.4.1.4  Bentuk Lengkung Horizontal

    Ada 3 bentuk lengkung horisontal, antara lain :

    1.  Lengkung busur lingkaran sederhana (full circle)Lengkung  full circle digunakan untuk Rrencana yangbesar dan nilai superelevasi (e) lebih kecil atau

    sama dengan 3%.

    Gambar 2-1 Lengkung Busur lingkaran Sederhana ( fullcircle)

    (Sumber : Modul Rekayasa Jalan Raya)

    Parameter lengkung full circle :

     

      

     ⋅=   ∆

    2

    1tgRTc  

    R

    ∆2

    1cos

    RE   −

     

      

     =  

    R180

    π∆Lc   ⋅

     

      

     =  

    Gambar 2-2 Diagram Superelevasi Lengkung Busur Lingkaran

    Sederhana ( full circle)

    (Sumber : Modul Rekayasa Jalan Raya)

    PI 

    0.5∆

    TC CT

    TC 

    R R

    Lc 

    0.5∆

    B I N A M A R G A

    3/4 Ls1/4 LsLc

    1/4 Ls

    e

    3 /4 L s

    e n = 2%

    T C T C

    e

    SC C S

    e n = 2%

  • 8/20/2019 Laporan Antara Perencanaan Jalan

    4/18

    4

    2.  Lengkung busur lingkaran dengan lengkungperalihan (spiral – circle – spiral)

    Secara umum lengkung spiral – circle –

    spiral digunakan jika nilai superelevasi e ≥ 3% dan panjang Ls > 20 meter.

    Gambar 2-3 Lengkung busur lingkaran dengan

    lengkung peralihan (spiral – circle – spiral)

    (Sumber : Modul Rekayasa Jalan Raya)

    Parameter lengkung spiral – circle – spiral :

    Ls90θs =  

    ( )

    180

    Rπθs2∆Lc

      −=  

    ( )θscos1RR6

    Lsp

    2

    −−=  

    sinθiRR40

    LsLsk 

    2

    3

    ⋅−−=  

    ( ) k ∆2

    1tgpRTs   +

     

      

     ⋅+= )

    R

    ∆21cos

    p)(RE   −

      

      

     

      

     

    ⋅−=

    2

    2

    R40

    Ls1LsXs ..............(2.26)

    R6

    LsYs

    2

    ⋅= .................................. (2.27)

    Bentuk diagram superelevasi dapat dilihatpada Gambar 2-9.

    BINA MARGA

    Ls Lc Ls

    2% 2%

    e

    TS SC CS ST

    e

     Gambar 2-4 Diagram Superelevasi Lengkung Busur

    Lingkaran dengan Lengkung Peralihan (spiral – circle – spiral)

    (Sumber : Modul Rekayasa Jalan Raya)

    3.  Lengkung peralihan (spiral - spiral)

    Secara umum lengkung spiral – spiral digunakan jika nilai superelevasi e ≥ 3% dan

    panjang Ls ≤  20 meter. Bentuk lengkung

    dapat dilihat pada Gambar 2-10.

    Gambar 2-5 Lengkung Peralihan (spiral – spiral)

    (Sumber : Modul Rekayasa Jalan Raya)

    Parameter lengkung spiral – spiral :

    ∆2

    1θs =  

    ( )θscos1R

    R6

    Lsp

    2

    −−=  

    ssinRR40

    LsLsk 

    2

    2

    θ  −−=  

    ( ) ( ) k θstgpRTs   +⋅+=  ( )

    Rscos

    pRE   −

    +=

    θ   

    Besarnya Ls pada tipe lengkung ini adalah

    didasarkan pada landai relatif minimum.

    ( ) maksn mBeeLs   ⋅⋅+≥ ............ (2.13)

    Gambar 2-6 Diagram Superelevasi Lengkung Peralihan

    (spiral– spiral)

    (Sumber : Modul Rekayasa Jalan Raya)

    2.4.1.8  Jarak Kebebasan SampingPandangan pengemudi kendaraan yang bergerak pada

    lajur tepi dalam rentan terhalang oleh gedung, tebingdan lainnya.

    1.  Jika jarak pandangan, S  lebih kecil daripadapanjang total lengkung (lihat Gambar 2-12)

    BINA MARGA

    TS  SC=CS ST 

    Ls  Ls

    e n = 2%  e n =

    e

    e

    θ s 

    TS 

    SC=CS 

    ST 

    Ts

    R R Ls

    θ s 

    Ls 

    θ s   θ s 

    p Ys 

    Ts 

    SC  CS

    ST

    Ts

    Xs 

    R R Ls 

    Lc 

    Ls 

  • 8/20/2019 Laporan Antara Perencanaan Jalan

    5/18

    5

    E

    LtS

    R R 

    PenghalangPandangan

    Lajur Dalam

    Lajur Luar

    R'

    Garis Pandang

     

    Gambar 2-7 Jarak Pandangan S   LA

    3,5S1202SLv

      +−= (2.41)

    b)  Berdasarkan jarak pandangan bebas di bawah jembatan

    Asumsi: titik PPV berada tepat berada di bawah

     jembatan.

    SLA

    34802SLv   −=  

    c) Berdasarkan syarat perjalanan 3 detik

    3600

    10003Lv   ⋅⋅= Vd   

    d) Berdasarkan syarat penyerapan guncangan

  • 8/20/2019 Laporan Antara Perencanaan Jalan

    6/18

    6

    360

    AVLv 2=  

    e)  Berdasarkan keluwesan bentuk 0,6VLv =  

    f)  Berdasarkan ketentuan drainase 50ALv =  g)  Berdasarkan kenyamanan mengemudi

    380Lv

    2V  A ⋅=  

    2.  Lengkung Vertikal Cembunga)  Jarak Pandangan berada di dalam daerah

    lengkung (S.L)

     Jika JPH yang dipakai;h1=120cm, h2=10cm, maka :

    A

    3992SL   −=  

     Jika JPM yang dipakai;h1=120cm, h2=120cm, maka :

    A

    9602SL   −=  

    c)  Keluwesan bentuk 0,6VLv =  

    d) Syarat waktu perjalanan 3 detik3,6

    DV3Lv

      ⋅⋅=  

    e)  Syarat penyerapan guncangan 360

    AVLv

    2

    =  

    f)  Ketentuan drainase 50ALv =  

    g) Syarat kenyamanan mengemudi380

    Lv2V  A ⋅

    =  

    2.5  KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR

    (FLEXIBLE PAVEMENT )

    2.5.1  Karakteristik Perkerasan Lentur

    Alasan pemilihan perkerasan lentur adalah :

      tanah dasarnya relatif bagus (CBR min 5%)  biayanya lebih murah  banyak dilewati kendaraan kecil

    2.5.2  Susunan Lapisan Konstruksi Perkerasan

    Lentur

    Konstruksi perkerasan terdiri dari (lihat Gambar 2-25):

      lapisan permukaan (surface course)  lapisan pondasi atas (base course)  lapisan pondasi bawah (sub base course)

      lapisan tanah dasar (subgrade)

    Gambar 2-9 Susunan Lapisan Konstruksi Perkerasan

    Lentur

    (Sumber : Petunjuk Perencanaan Lentur Jalan Raya

    dengan Metode Analisa Komponen)

    2.5.3  Lalu Lintas Rencana Untuk Perkerasan Lentur

    Lalu lintas rencana dihitung untuk memperkirakan

    beban kendaraan yang akan melewati suatu ruas jalanselama umur rencana.

    2.5.3.1  Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR)

    LHR dihitung pada awal umur rencana dan pada akhirumur rencana dengan menggunakan rumus :

    ( )nrencanaumurawal i1kendaraanVLHR   +×=  

    ( )n

    rencanaumurawalrencanaumurakhir i1LHRLHR   +×=  

    2.5.3.2  Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan

    Untuk menghitung Angka Ekivalen (E) masing-masing

    golongan beban sumbu untuk setiap kendaraanditentukan menurut rumus berikut ini :

    E sumbu tunggal =

    4

    40,5  

    E sumbu ganda =

    4

    16,8  

    Sumber : SNI 07-2416-1991 

    2.5.3.3  Perhitungan Lalu Lintas

      Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) dihitung denganrumus:

     j j

    n

    1 j

     j ECLHRLEP   ××= ∑=

     

      Lintas Ekivalen Akhir (LEA) dihitung dengan rumus

    ( )  j jur

    n

    1 j

     j ECi1LHRLEA   ××+= ∑=

     

      Lintas Ekivalen Tengah (LET) dihitung dengan

    rumus

    2

    LEALEPLET

      +=  

      Lintas Ekivalen Rencana (LER) dihitung denganrumus :

    FPLETLER   +=  

    10

    URFP =  

    lapisan permukaan (surface course)

    lapisan pondasi atas (base course)

    lapisan pondasi bawah (sub base course)

    lapisan tanah dasar (subgrade)

  • 8/20/2019 Laporan Antara Perencanaan Jalan

    7/18

    7

    Tabel 2-18 Koefisien Distribusi Kendaraan

    KendaraanRingan(Berat total < 5

    ton)

    KendaraanBerat(Berat total > 5

    ton)

    Jumlah

    lajur

    1 Arah 2 Arah1

    Arah2 Arah

    1 lajur

    2 lajur3 lajur

    4 lajur5 lajur

    6 lajur

    1,00

    0,600,40

    --

    -

    1,00

    0,500,40

    0,300,25

    0,20

    1,00

    0,750,50

    --

    -

    1,00

    0,500,475

    0,4500,425

    0,400

    Sumber : Petunjuk Perencanaan Lentur Jalan Raya dengan

    Metode Analisa Komponen

    2.5.4  Daya Dukung Tanah Dasar (DDT)

    Daya dukung tanah dasar (subgrade) pada perkerasanlentur dinyatakan dengan nilai CBR (california bearing

    ratio).Nilai DDT dapat dicari dengan menggunakan rumus

    dari Bina Marga:

    ( ) 1,7%CBRlog4,3DDT   +=  

    2.5.5  Indeks Tebal Perkerasan (ITP)

    Dalam menentukan tebal perkerasan digunakan

    perumusan sebagai berikut:

    332211 DaDaDaITP   ++=  

    2.6  SALURAN TEPI JALANTujuan pekerjaan drainase permukaan jalan raya adalah

    :h)  Mengalirkan air hujan dari permukaan jalan agar

    tidak terjadi genangan.

    i)  Mengalirkan air permukaan yang terhambat olehadanya jalan raya ke alur-alur alam, sungai atau

    badan air lainnya.

     j)  Mengalirkan air irigasi atau air buangan melintasi jalan raya, sehingga fungsinya tidak terganggu.

    Hujan rata-ratan

    xX

      ∑=  

    Standar deviasi ( )1n

    xXxSx

    2

    −=   ∑ ∑  

    Frek. Hujan pada periode ulang T :

    SxKXRT   ⋅+=  

    Faktor frek.

    nS

    nT Y Y 

    K   −

    =  

    2.6.1  Intensitas Hujan Rencana (I)

    Adapun persamaannya menggunakan Rumus

    Mononobe :

    32

    24

    24

    24 

      

     =

    ct 

     R I   

    2.6.2  Waktu Konsentrasi (tc)Perhitungan harga I tergantung dari besarnya tc, yaituwaktu yang diperlukan oleh titik air yang berada di

    tempat terjauh menuju saluran tepi. Besarnya dihitung

    dengan rumus :

    f oc ttt   +=  

    v

    Lt f  =  

    2.6.3  Koefisien Pengaliran (C)

    ( )

    ∑=

    i

    ii

    gab A

    .ACC .............................................(2.90)

    2.6.4  Debit Saluran

    Untuk perhitungan air hujan yang perlu dibuang,

    menggunakan rumus Rasional:

     A I C    ⋅⋅⋅=6,3

    1Q .............................................(2.93)

    2.6.5  Dimensi Saluran

    Bentuk penampang saluran dipilih berdasarkan jenis

    tanah dasar, kedalaman saluran, kecepatan aliran danlahan yang tersedia. Dalam Tugas Akhir ini

    direncanakan saluran berpenampang trapesium.

    2.7  GALIAN DAN TIMBUNAN

    Perhitungan volume tanah pada pekerjaan galian dan

    timbunan dilakukan dengan metode Double End Areas

    (luas ujung rangkap).

    ( )L

    2

    AAVolume 21 ⋅

    ⋅= ..................................(2.100)

    2.8  ANGGARAN BIAYA

    Anggaran biaya tiap-tiap pekerjaan didapatkan denganmengalikan masing-masing volume pekerjaan dengan

    masing-masing harga satuan pekerjaan. Harga satuan

    pekerjaan ini dapat dilihat pada Lampiran.

  • 8/20/2019 Laporan Antara Perencanaan Jalan

    8/18

    8

    BAB III

    METODOLOGI

    1.1 LANGKAH PENGERJAAN

    Di dalam penulisan tugas akhir ini diperlukan langkahkerja yang dimulai dari studi literatur dan bahan sampai

    dengan perhitungan.

    Langkah kerja adalah sebagai berikut:

    1.  Studi literatur dan bahan2.  Pengumpulan data

    a)  Data-data sekunder yang dibutuhkan adalahsebagai berikut :

     Peta rupa bumi didapatkan dari Bakosurtanaldengan skala 1:250000. Dikarenakan pada

    daerah yang dimaksud tidak terdapat data

    kontur yang jelas, maka daerah perencanaandiambil dari daerah Ceremlem menuju ke

    daerah Kwirok. Data lalu lintas didapatkan dari data hasil

    survey pada jalan eksisting pada daerahDistrik Kuken. Ruas jalan yang diambil

    adalah Jl. Yos Sudarso.

     Data CBR didapatkan dari KonsultanPerencana CV. Mega Cipta Konsultan. Data curah hujan didapatkan dari Konsultan

    Perencana CV. Mega Cipta Konsultan.

    3.  Perhitungan perencanaana)  Volume lalu lintas

    b)  Perencanaan geometrik jalan, meliputi :Perhitungan alinyemen horizontal :

      Jari - jari minimum  Panjang lengkung peralihan  Bentuk lengkung horizontal  Jarak kebebasan samping  Pelebaran pada tikungan

    Perhitungan alinyemen vertikal :

      Lengkung vertikal cekung  Lengkung vertikal cembung

    c)  Perencanaan tebal perkerasan, direncanakansesuai dengan Petunjuk Perencanaan Tebal

    Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode

    Analisa Komponen, Bina Marga.

      Perhitungan lalu lintas  Perhitungan daya dukung tanah dasar  Indeks tebal perkerasan

    d)  Perencanaan saluran tepi, mengolah datacurah hujan hingga merencanakan dimensi saluran.

      Hujan rencana  Intensintas hujan rencana  Waktu konsentrasi  Koefisien pengaliran  Debit saluran  Dimensi saluran

    e)  Perencanaan biaya, didapatkan dari hargapekerjaan tiap volume galian dan timbunan.

    Secara lebih jelas, dapat dilihat pada bagan alir berikut ini:

    Gambar 3-10 Bagan Alir Pengerjaan

    BAB IVPERENCANAAN

    4.1 PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN

    4.1.1 Analisa Data Lalu Lintas

    Data lalu lintas menggunakan data hasil survey pada

     jalan eksisting pada daerah Distrik Kuken. Ruas jalan yang

    diambil adalah Jl. Yos Sudarso.

    Tingkat pertumbuhan lalu lintas dianalisa dari data

    proyeksi penduduk daerah Kab. Boven Digoel.Tabel 4-1 Jumlah Dan Jenis Kendaraan Tahun 2006

    Jenis Kendaraan Jumlah

    Kendaraan/arahMobil Penumpang 2 ton (1.1)

    Truk Sedang 8,3 ton (1.2L)

    15

    16Sumber : Hasil Survey Tahun 2006

    Tabel 4-2 Proyeksi Penduduk Kab. Boven Digoel

    Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)

    2001

    20022003

    20042005

    36391

    3740838452

    3952640629

    Sumber : http://www.bps.go.id/~irja

  • 8/20/2019 Laporan Antara Perencanaan Jalan

    9/18

    9

    Dari hasil perhitungan tingkat pertumbuhan penduduk

    didapatkan nilai 2,72%.

    Tabel 4-4 Lalu Lintas Harian Rencana Pada Awal Umur

    Rencana 2009

    Jenis Kendaraan 2009

    Mobil Penumpang 2 ton (1.1)

    Truk Sedang 8,3 ton (1.2L)

    15 (1+0,0272)̂ 3

    16 (1+0,0272)̂ 3

    16

    17

    Tabel 4-5 Lalu Lintas Harian Rencana Pada Akhir Umur

    Rencana 2019

    Jenis Kendaraan 2019

    Mobil Penumpang 2 ton (1.1)

    Truk Sedang 8,3 ton (1.2L)

    16 (1+0,0272)^10

    17 (1+0,0272)^10

    21

    23

    4.1.2 Perhitungan Lalu Lintas

    1.  Angka EkivalenBerikut diberikan hasil perhitungan Angka

    Ekivalen (E) pada Tabel 4-6.Tabel 4-6 Perhitungan Angka Ekivalen (E)

    Jenis Kendaraan Angka EkivalenMobil Penumpang 2 ton (1.1)

    Truk Sedang 8,3 ton (1.2L)

    0,0024

    0,2777

    2.  Perhitungan Lintas Ekivalen PermulaanRuas jalan Arimbet-Maju-Ujung-Bukit-Iwur

    direncanakan 2 lajur 2 arah. Koefisien distribusi

    kendaraan (c) dapat dilihat pada Tabel 2-17,

    dimana untuk tipe jalan 2 lajur 2 arah dengan data

    LHR per arah maka ruas jalan ini memiliki nilai

    koefisien sebesar 1,0.Berikut diberikan hasil perhitungan Lintas

    Ekivalen Permulaan (LEP) pada Tabel 4-7.

    Tabel 4-7 Perhitungan Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)

    Jenis Kendaraan LEP

    Mobil Penumpang 2 ton (1.1)

    Truk Sedang 8,3 ton (1.2L)

    0,04

    4,82

    Jumlah 4,86

    3.  Perhitungan Lintas Ekivalen AkhirKoefisien distribusi kendaraan (c) dapat dilihat

    pada Tabel 2-17, dimana untuk tipe jalan 2 lajur 2arah dengan data LHR per arah maka ruas jalan ini

    memiliki nilai koefisien sebesar 1,0.Berikut diberikan hasil perhitungan Lintas

    Ekivalen Akhir (LEA) pada Tabel 4-8.

    Tabel 4-8 Perhitungan Lintas Ekivalen Akhir (LEA)Jenis Kendaraan LEA

    Mobil Penumpang 2 ton (1.1)Truk Sedang 8,3 ton (1.2L)

    0,056,30

    Jumlah 6,35

    4.  Perhitungan Lintas Ekivalen Tengah

    2

    LEALEPLET

      += =

    2

    35,686,4   + = 5,605 

    5.  Perhitungan Lintas Ekivalen Rencana

    10

    URFP =  =

    10

    10  = 1

    FPLETLER   +=  = 1605,5   +  = 6,605

    4.1.3 Perhitungan Perkerasan Jalan

    1.  Perencanaan Indeks Permukaan PadaAwal Umur Rencana (IPo)

    Harga IPo untuk jenis laston adalah 3,9 – 3,5.

    2.  Perencanaan Indeks Permukaan PadaAkhir Umur Rencana (IPt)

    Ruas jalan Arimbet-Maju-Ujung-Bukit-Iwur

    memiliki jumlah LER sebesar 6,605 dan klasifikasi jalan sebagai jalan arteri, maka harga IPt adalah

    sebesar 1,5-2,0 (lihat Tabel 2-19).

    3.  Faktor Regional (FP)Untuk persentase kendaraan berat >30%,

    kelandaian 6-10%, dan iklim untuk curah hujanrata-rata tahunan >900 mm/thn, maka ruas jalan

    Arimbet-Maju-Ujung-Bukit-Iwur mempunyai harga

    factor regional (FR) sebesar 2,5 (lihat Tabel 2-21).4.  Perhitungan CBR Tanah Asli

    Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini, data tanahyang digunakan berupa data sekunder.

    Nilai DDT dan ITP dapat dicari dengan

    menggunakan rumus dari Bina Marga:

    ( ) 1,7%CBRlog4,3DDT   +=  (2.77)

      

       −++

     

      

     +

    +

    +  

       += 3,0

    1,2DDT0,372

    FR1log

    12,54

    ITP

    10940,4

    Gt0,2-12,54ITPlog9,36logWt

    5,19

    18

     

     

      

     =

    1,5-IPo

    IPt-IPologGT  

    365URLERWT18   ××=  

    • Lapisan Permukaan (surface) laston (MS 590 kg)Menggunakan CBR base course = 100% 

    ( ) 1,7100log4,3DDT   += = 10,3ITP = 2,65

    11DaITP =   cm57,7

    0,35

    2,65

    a

    ITPD

    1

    1   === 

    Digunakan tebal lapisan D1 = 8 cm.

    • Lapisan pondasi atas (base course) batu pecahkelas A

    Menggunakan CBR sub base course = 50%

    ( ) 1,750log4,3DDT   += = 9,006ITP = 3,19

    2211 DaDaITP   +=

    cm79,20,14

    80,35-3,19

    a

    Da-ITPD

    2

    112   =

    ×==  

    Digunakan tebal lapisan min D2 = 20 cm.

  • 8/20/2019 Laporan Antara Perencanaan Jalan

    10/18

    10

    • Lapisan pondasi bawah (sub base course) sirtukelas B

    Menggunakan CBR sub grade = 9,0%

    ( ) 1,713,9log4,3DDT   += = 4,921ITP = 5,28

    332211 DaDaDaITP   ++=

    cm67,20,12

    020,14-80,35-5,28

    a

    DaDa-ITPD

    3

    22113   −=

    ××=

    −=

    Digunakan tebal lapisan min D3 = 10 cm.

    4.2 PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

    4.2.1 Dasar Perencanaan

    Dalam tugas akhir ini, ruas jalan ini termasuk dalamklasifikasi jalan arteri sekunder, dengan tipe 2 lajur 2

    arah tanpa median (2/2 UD). Lebar jalan rencana 7 meter,lebar lajur rencana 3.5 m dan bahu jalan rencana sebesar

    2 meter. Karena jalan ini berfungsi sebagai jalan arteri didaerah pegunungan, maka berdasarkan Tabel 2-4,

    kecepatan rencananya berkisar antara 40-70 km/jam,

    digunakan untuk perencanaan ini ditetapkan sebesar 60

    km/jam.

    4.2.2 Perencanaan Alinyemen Horizontal

    Dalam perencanaan ini digunakan jenis lengkung

    peralihan spiral-circle-spiral, dimana untuk menghindariterjadinya perubahan kemiringan secara mendadak.

    Contoh perhitungan alinyemen horizontal dengan tipe

    spiral-circle-spiral pada PI-1.

    Direncanakan : Vd = 60 km/jam.

    Rd = 573 m

    1.  Mencari harga jarak lurus dan sudut PI.

    •  Koordinat titik start jalan :

    Xa,Ya (7215.7663 , 1070.6277)•  Koordinat titik PI 1 :Xb,Yb (6611.1594 , 1693.4233)

    •  Koordinat titik PI 2 :Xc,Yc (6920.1500 , 2770.8878)∆ X1 = Xb-Xa = 6611.1594 – 7215.7663 = -604.6069m

    ∆ Y1 = Yb-Ya = 1693.4233 – 1070.6277 = 622.7956 m∆ X2 = Xc-Xb = 6920.1500 – 6611.1594 = 308.9906 m

    ∆ Y2 = Yc-Yb = 2770.8878 – 1693.4233= 1077.4645m

    • Panjang lurus segmen 1 (Start – PI 1) :

    •  L1 (gambar) = ( ) ( )2

    1

    2

    1 Y  X    ∆+∆  

    =22 7956,6226069,604   +−  

    = 868 m

    •  L1 (aktual) = 868 x 1 = 868 m

    • Panjang lurus segmen 2 (PI 1 – PI 2) :

    •  L2 (gambar) = ( ) ( )22

    2

    2 Y  X    ∆+∆  

    =22 4645,10779906,308   +  

    = 1120.894

    •  L2 (aktual) = 1120.894 x 1 = 1120,93 m

    • Rumus sudut azimuth = arc tanY 

     X 

    ∆ 

    • Sudut azimuth PI 1= arc tanY 

     X 

    ∆  

    = arc tan7956.622

    6069.604−  

    = -44,151o (kuadrant IV)

    = -44,151o + 360

    = 315,849o 

    • Sudut azimuth PI 2 = arc tanY 

     X ∆

    ∆ 

    = arc tan4645.1077

    9906.308 

    = 16,0016o

    • Sudut PI1 (∆ 1) = Sudut azimuth PI2 - Sudutazimuth PI1

    = 360o – (315,849

    o – 16,0016

    o)

    =60,153o 

    2.  Mencari harga superelevasi atau kemiringan jalanrencana.

    Harga superelevasi : ( ) ( )D f  f ee   −+=  

    ( ) ( )max

    maxmaxD

    D×+=+  f e f e  

    f max = -0,00065 VD + 0,192 untuk VD  < 80

    km/jam

    = -0,00065 . 60 + 0,192

    = 0,153

    °×⋅⋅

    = 360R2

    25D

    π  °×

    ⋅⋅= 360

    7742

    25

    π  

    = 3.003

    ( )2

    D

    maxV

    0,1530,10181913,53D

      +=

      ( )2

    06

    0,1530,10181913,53   +=

    = 12,784

    2

    r

    maxp

    V

    181913,53D

    e×=

    ( ) 260%85

    1,0181913,53

    ×

    ×= 994,6=  

    max2

    2

    maxh eV 

    V e

     R

     D−×=

    ( )1,0

    60%85

    601,0

    2

    2

    ×

    ×= 0384,0=  

    p

    1D

    hαtg   =

    994,6

    0384,0= 00549,0=  

    pmax

    max2

    DD

    hf αtg

    −=

    994,6784,12

    0384,0153,0

    −= 0198,0=  

    ( )max

    12pmaxpo

    D2

    αtgαtgDDDM

    ×

    −×−=  

    ( )784,122

    00549,00198,0994,6784,12994,6

    ×

    −×−=  

    0226,0=  Mencari f(D) :

    Jika :

    pDD ≤ , maka ( ) 1

    2

    p

    o   αtgDD

    DMDf    ⋅+

     

     

     

     =  

    pDD ≥ ,maka ( )   ( ) 2p2

    pmax

    max

    o   αtgD-DhDD

    DDMDf    ⋅++

     

     

     

     

    −=

     

    KarenapDD ≤ , maka :

  • 8/20/2019 Laporan Antara Perencanaan Jalan

    11/18

    11

    ( ) 00549,0003,3994,6

    003,30226,0Df 

    2

    ⋅+ 

      

     ⋅=  = 0,024

    ( ) ( )max

    maxmaxD

    D×+=+  f e f e   ( )

    12,784

    3,003153,01,0   ×+= =

    0,059Maka :

    ( ) ( )D f  f ee   −+=  

    024,0059,0  −=

     0354,0=  

    %54.3=  

    Sehingga :Nilai superelevasi yang digunakan adalah: e =

    0,0354

    3.  Mencari besarnya panjang lengkung peralihan.

    • Berdasarkan waktu tempuh maksimal di lengkungperalihan

    3,6

    tVdL

      ×=s

    3,6

    306   ×= = 50 m

    • Berdasarkan landai relatifUntuk VD = 60 km/jam, landai relatif maksimum

    (mmax) = 125 (Tabel 2-

    11).   ( ) maxn mBeeLs   ⋅⋅+=   ( ) 1255,302.00354,0   ⋅⋅+= =22,2

    27 m

    • Berdasarkan rumus Modifikasi ShorttKoefisien perubahan kecepatan (C) diambil = 0,4 m/dt

    C

    eVd2,727

    CR

    Vd0,022Ls

    3⋅

    −⋅

    =  

    0,4

    032,0062,727

    4,0477

    060,022

    3⋅

    −⋅

    =  

    = 10,435 m

    • Berdasarkan tingkat pencapaian perubahankelandaian

    Untuk Vd ≤   70 km/jam, tingkat perubahankemiringan jalan (Re) = 0.035 m/m/dt.

    ( )

    e

    nmax

    r3,6

    VdeeLs

    ⋅−=

      ( )

    035,03,6

    0602,01,0

    ⋅−= = 38,095

    m

    Sehingga :

    Lengkung peralihan diambil yang terpanjang, Ls = 50

    m.

    4.  Mencari parameter-parameter lengkung horizontal

    Ls90

    θs ⋅

    = 477π

    5090

    = = 3,003o

    ( )

    180

    Rπθ2∆Lc

      ⋅⋅−=

    s   ( )

    180

    477π2,52153,06   ⋅⋅⋅−= =450,784

    m

    ( )θscos1RR6

    Lsp

    2

    −−⋅

    =  

    ( )5,2cos14774776

    502−−

    ⋅=  

    = 0,219 m

    θssinRR40

    LsLsk 

    2

    3

    −⋅

    −=  

    003,3sin47747740

    5050

    2

    3

    −⋅

    −=  

    = 24,998 m

    ( ) k ∆2

    1tgpRdTs   +

    ×+=  

    ( ) 998,24153,0621tg219,0477   +

    ⋅×+=  

    = 301,368 m

    ( )R

    ∆2

    1cos

    pRE   −

    +=

      ( )477

    153,062

    1cos

    219,0477−

     

      

     ⋅

    +=

    = 74,469 m

     

      

     

    ⋅−=

    2

    2

    R40

    Ls1LsXs

     

      

     

    ⋅−=

    2

    2

    47740

    05150 = 49,956 m

    R6

    LsYs

    2

    ⋅=

    4776

    502

    ⋅= = 0,874 m

    5.  Stationing Titik Parameter Lengkung Horisontal

    • STA Start = 0+000

    • STA TS = STA Start + (L1 aktual – Ts)= 0+000 + (868,000 – 301,368)= 0+566.63

    • STA SC = STA TS + Ls= 0+566.63 + 50

    = 0+616.63

    • STA CS = STA SC + Lc

    = 0+616.63 + 450.784

    = 1+067.42

    • STA ST = STA CS + Ls

    = 1+067.42 + 50= 1+117.42

    6.  Diagram Superelevasi Lengkung HorisontalUntuk perencanaan kali ini, penggambarandiagram superelevasi menggunakan metode

    AASHTO. Sehingga contoh diagram superelevasiuntuk PI1, terlihat pada Gambar 4-2.

    TS SC CS ST

    -2% -2%

    as jalan as jalan

    PI 1

    Ls = 50 m Ls = 50 mLc = 450.784 m

    3.54%

    3.54%

     Gambar 4-2. Contoh Diagram Superelevasi untuk PI 1. 

  • 8/20/2019 Laporan Antara Perencanaan Jalan

    12/18

    12

    Tabel 4-11 Perhitungan Alinyemen Horisontal

    4.2.3 Perencanaan Alinyemen Vertikal

    Dalam menentukan panjang lengkung vertikal cembung

    dengan tipe jalan 2/2UD digunakan Jarak PandanganMenyiap (JPM). Sedangkan perencanaan alinyemen

    vertikal cekung digunakan Jarak Panjang Henti (JPH).

    1.  Contoh Perhitungan Lengkung Vertikal Cekungpada PPV-1.

    • Penentuan jarak pandangan henti (JPH) :VD = 60 km/jam, dan diambil nilai f = 0,33.JPH = 75 s.d 85 m (berdasarkan Tabel 2-6).

    254fmV0.278V.td

    2

    +=  

    0,33254

    062,5600.278d

    2

    ×+××= = 88,944 m

    Sehingga untuk perencanaan kali ini, JPH diambil

    nilai maksimum (JPH = 85 m).

    • Perhitungan perbedaan aljabar :g1 = 0% dan g2 = 4,00%

    21 gg A   ±= =(0 - 4,00) = -4,00…(LV Cekung)

    • Perhitungan Panjang Lengkung (L)a.  Untuk S < L

    3,5S120

    SALv

    2

    +

    ⋅=  =

    583,5120

    8500,42

    ⋅+

    ⋅ = 69,22 m

    S = 85 m < Lv = 69,22 m …(tidak

    memenuhi)

    b.  Untuk S > L

    A

    3,5S1202SLv

      +−= =

    4,00

    583,5120582

      ⋅+−⋅  

    = 65,63 m

    S = 88,944 m > Lv = 65,63 m…(memenuhi)

    c.  Berdasarkan syarat perjalanan 3 detik

    3600

    10003Lv   ⋅⋅= Vd  =

    3600

    1000603   ⋅⋅ = 50 m

    d.  Berdasarkan syarat penyerapan guncangan

    360

    AVLv

    2=  =

    360

    4,0006

    2  = 40,00 m

    e.  Berdasarkan keluwesan bentuk

    0,6VLv = = 600,6×  = 36 m

    f.  Berdasarkan ketentuan drainase

    50ALv ≤ = 00,450 ⋅  = 200 m

    g.  Berdasarkan kenyamanan mengemudi

    380Lv

    2

    V  A⋅

    =  =380

    6000,4

    2⋅

     = 37,89 m

    Dari hasil perhitungan, dipilih panjang lengkung

    vertikal terpanjang sehingga nilai Lv yang tepilihadalah Lv = 69,22 m.

    • Perhitungan EV

    800

    LvAEv

      ⋅=  =

    800

    22,6900,4   ⋅= 0,346 m

    • Stationing titik parameter lengkung vertikalcekung

    STA PPV = 1+500

    STA PLV = STA PPV – L/2

    = 1+500 - (69,22/2)

    = 1+500 – 34,61 = 1+465STA PTV = STA PPV + (S – L/2)

    = 1+500 + (85 - (69,22/2))

    = 1+500 + 50,39 = 1+550

    • Perhitungan elevasi titik parameter lengkungvertikal cekung

    Elevasi PPV = +350Elevasi PPV’ = Elevasi PPV + Ev

    = +350 + 0,346

    = +350,346

    Elevasi PLV = Elevasi PPV + (g1% x L/2)= +350 + (0% x (69,22/2))

    = +50

    Elevasi PTV = Elevasi PPV + (g2% x (S - L/2))

    = +350 + (4,00% x (85- (69,22/2))

    = +352,02

    2.  Contoh Perhitungan Lengkung VertikalCembung pada PPV-2.

    • Penentuan jarak pandangan menyiap (JPM) :JPM = 250 s.d 350 m (berdasarkan Tabel 2-7)

    a.  t1  = 2,12 + 0,026 V= 2,12 + 0,026 x 60 = 3,68 detik

    a = 2.052 + 0,0036 V

    = 2.052 + 0,0036 x 60

    Parameter Satuan Start PI 1 PI 2 PI 3 PI 4 PI 5 PI 6

    e max  % 10.00% 10.00% 10.00% 10.00% 10.00% 10.00%

    B (1 lajur)  m 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5

    VD  Km/jam 60 60 60 60 60 60

    VR  Km/jam 51 51 51 51 51 51

    Perhitungan sudut PI ()

    X start  m 7215.7663 6611.1594 6920.1500 4359.7075 4086.1954 4931.6604 5991.7802

    Y start  m 1070.6277 1693.4233 2770.8878 4546.9738 5291.5043 6779.1794 6477.1071

    delta X m -604.6069 308.9906

    -

    2560.4425 -273.5121 845.4650 1060.1198 772.4038

    delta Y m 622.7956 1077.4645 1776.0860 744.5305 1487.6751 -302.0723 801.4659

    L (asli)  m 868.000 1120.895 3116.143 793.180 1711.137 1102.316 1113.084

    dX / dY - -0.971 0.287 -1.442 -0.367 0.568 -3.509 0.964

    Azimuth (β)

    o

      315.849 16.002 304.748 339.829 29.610 105.904 43.942Hitung Sudut - - β1 - β2 β2 - β1 β2 - β1 β1 - β2 β2 - β1 β1 - β2

     o  - 60.153 71.254 35.081 49.782 76.294 61.962

    Data Tabel Bina Marga

    RD  m 477 477 477 477 477 477

    Ls m 50 50 50 50 50 50

    Perhitungan Elevasi (e)

    Do  3.003 3.003 3.003 3.003 3.003 3.003

    Dmax o  12.784 12.784 12.784 12.784 12.784 12.784

    f max  - 0.153 0.153 0.153 0.153 0.153 0.153

    (e+f) - 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059 0.059

    Dpo  6.994 6.994 6.994 6.994 6.994 6.994

    h - 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038

    tan α1  - 0.00549 0.00549 0.00549 0.00549 0.00549 0.00549

    tan α2  - 0.0198 0.0198 0.0198 0.0198 0.0198 0.0198

    Mo  - 0.0226 0.0226 0.0226 0.0226 0.0226 0.0226

    cek f (D) - f(D1) f(D1) f(D1) f(D1) f(D1) f(D1)

    f (D) - 0.0240 0.0240 0.0240 0.0240 0.0240 0.0240

    e % 3.54% 3.54% 3.54% 3.54% 3.54% 3.54%

    Perhitungan Ls

    Ls (waktu)  m 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000

    mmax  - 125.00 125.00 125.00 125.00 125.00 125.00Ls (landai relatif)  m 24.227 24.227 24.227 24.227 24.227 24.227

    C (diambil)  m/dt3  0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40

    Ls (modif shortt)  m 10.435 10.435 10.435 10.435 10.435 10.435

    Re m/m/dt 0.035 0.035 0.035 0.035 0.035 0.035

    Ls (perub kelandaian)  m 38.095 38.095 38.095 38.095 38.095 38.095

    Ls terpilih m 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00

    Perhitungan Parameter Lengkung

    Өso  3.003 3.003 3.003 3.003 3.003 3.003

    Lc m 450.784 543.205 242.057 364.442 585.167 465.850

    p m 0.219 0.219 0.219 0.219 0.219 0.219

    k m 24.998 24.998 24.998 24.998 24.998 24.998

    Ts m 301.368 366.993 175.835 246.422 399.820 311.526

    E m 74.469 110.110 23.489 49.086 129.819 79.629

    Xs m 49.986 49.986 49.986 49.986 49.986 49.986

    Ys m 0.874 0.874 0.874 0.874 0.874 0.874

    L Total m 550.78 643.20 342.06 464.44 685.17 565.85

    Perhitungan STA

    TS - 0 + 566.63 1 + 569.95 4 + 786.47 5 + 499.45 7 + 028.79 8 + 104.93

    SC - 0 + 616.63 1 + 619.95 4 + 836.47 5 + 549.45 7 + 078.79 8 + 154.93

    CS - 1 + 067.42 2 + 163.15 5 + 078.53 5 + 913.89 7 + 663.95 8 + 620.78

    ST - 1 + 117.42 2 + 213.15 5 + 128.53 5 + 963.89 7 + 713.95 8 + 670.78

  • 8/20/2019 Laporan Antara Perencanaan Jalan

    13/18

    13

    = 2,268 m/dt2

     

      

     +−=

    2

    atmV0.278td 111  

    m = 15 km/jam (Sukirman, 1999)

     

      

        ⋅+−⋅=

    2

    68,3268,251063,680.278d1 = 50,306 m

    b.  t2 = 6,56 + 0,048.V= 6,56 + 0,048 x 60 = 9,44 detik

    d2  = 0,278 V.t2

    = 0,278 x 50 x 9,44 = 131,216 mc.  d3 = 30 - 100 m, diambil 30 m (Sukirman,

    1999). d.  d4 = 2/3.d2 = 2/3 x 131,216 = 87,477 me.  JPM min  = 2/3.d2 + d3 + d4

    = 87,477 + 30 + 87,477

    = 204,954 m

    f.  JPM max  = d1 + d2 + d3 + d4=50,306+131,216+30+87,477= 299 m

    Dipakai nilai yang terbesar yaitu S = 299 m.

    • Perhitungan perbedaan aljabar :g1 = 4,00% dan g2 = 0%

    21 gg A   ±= =(4,00-0) = +4,00…(LV Cembung)

    • Perhitungan Panjang Lengkung (L)a.  Untuk S < L

    960

    ASL

    2

    = =960

    99200,42

    ⋅= 372,50 m

    S = 299 m < Lv = 372,50 m …(memenuhi)

    b.  Untuk S > L

    A

    9602SL   −= =

    4,00

    9602992   −⋅ = 358,00 m

    S = 299 m >Lv = 358,00 m…(tidak memenuhi)

    c.  Berdasarkan syarat perjalanan 3 detik

    3600

    10003Lv   ⋅⋅= Vd  =

    3600

    1000603   ⋅⋅ = 50 m

    d.  Berdasarkan syarat penyerapan guncangan

    360

    AVLv

    2=  =

    360

    4,0006

    2 = 40 m

    e.  Berdasarkan keluwesan bentuk

    0,6VLv = = 600,6×  = 36 m

    f.  Berdasarkan ketentuan drainase

    50ALv ≤ = 00,450 ⋅  = 200 m

    g.  Berdasarkan kenyamanan mengemudi

    380Lv

    2V  A ⋅

    =  = 380

    6000,42

     = 37,89 m

    Dari hasil perhitungan, dipilih panjang lengkungvertikal terpanjang sehingga nilai Lv yang tepilih

    adalah Lv = 50,0 m.

    • Perhitungan EV

    800

    LvAEv

      ⋅=  =

    800

    5000,4   ⋅= 0,250 m

    • Stationing titik parameter lengkung vertikalcekung

    STA PPV = 2+000STA PLV = STA PPV – L/2

    = 2+000 - (50/2)

    = 2+000 - 25 = 2+025

    STA PTV = STA PPV + L/2

    = 2+000 + (50/2)= 2+000 + 25 = 1+975

    • Perhitungan elevasi titik parameter lengkungvertikal cekungElevasi PPV = +370

    Elevasi PPV’ = Elevasi PPV - Ev= +370 – 0,250

    = +369,75

    Elevasi PLV = Elevasi PPV - (g1% x L/2)

    = +370 - (4% x (50/2))

    = +369,000

    Elevasi PTV = Elevasi PPV - (g2% x L/2)= +370 - (0% x (50/2)

    = +370,000Tabel 4-12 Perhitungan Alinyemen VertikalParameter Satuan PPV 1 PPV 2 PPV 3 PPV 4 PPV 5 PPV 6

    VD  Km/jam 60 60 6 0 60 60 60JPH m 75 - 85 75 - 85 75 - 85 75 - 85 75 - 85 75 - 85

    JPM m 250 - 350 250 - 350 250 - 350 250 - 350 250 - 350 250 - 350

    JP - JPH JPM JPH JPM JPH JPM

    Data Lengkung

    g1  % 0 4 0 3.33 -3.33 0

    g2  % 4 0 3.33 -3.33 0 -2.14A - -4 4 -3.33 6.66 -3.33 2.14

    Tipe - Cekung Cembung Cekung Cembung Cekung Cembung

    Perhitungan Lengkung

    S m 85 299 85 299 85 299C - - 960 - 960 - 960

    L (S < L)   m 69.22 372.50 57.63 620.22 57.63 199. 29L (S > L)   m 65.63 358.00 44.62 453.86 44.62 149. 40

    L memenuhi  - S > L S < L S > L S < L S > L S > LL (3 dtk)  m 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00

    L (kenyamanan)  m 37.89 37.89 31.55 63.09 31.55 20.27L (guncangan)  m 40.00 40.00 33.30 66.60 33.30 21.40L (bentuk)  m 36.00 36.00 36.00 36.00 36.00 36.00

    L (drainase)  m 200.00 200.00 166.50 333.00 166.50 107. 00L (max)  m 65.63 372.50 50.00 620.22 50.00 149.40

    L (terpilih)   m 69.22 50.00 57.63 66.60 57.63 50.00Ev m 0.35 0.25 0.24 0.55 0.24 0. 13

    Perhitungan Stasioning

    PPV - 1 + 500 2 + 000 3 + 000 3 + 600 4 + 800 5 + 800

    PLV - 1 + 465 1 + 975 2 + 971 3 + 567 4 + 771 5 + 775PTV - 1 + 550 2 + 025 3 + 056 3 + 633 4 + 856 5 + 825

    Perhitungan Elevasi

    PPV m +350.00 +370.00 +370.00 +390.00 +350.00 +350.00

    PPVI  m +350.35 +369.75 +370.24 +389.45 +350.24 +349.87

    PLV m +350.00 +369.00 +370.00 +388.89 +350.96 +350.00PTV m +352.02 +370.00 +371.87 +388.89 +350.00 +349.47

    4.3 PERHITUNGAN DAERAH KEBEBASAN

    SAMPING

    Daerah kebebasan samping ini perlu dihitung untuksetiap tikungan, agar kita dapat memastikan lereng /

    daerah samping jalan tidak akan menghalangi pandanganpengemudi.

    Dan berikut ini adalah contoh perhitungannya untuk PI

    1.

    Direncanakan :

    • R (jari-jari tikungan) = 477 m

    • Lt (panjang lengkung total) = 550.78 m• Lebar 1 lajur = 3.5 m

    Perhitungan :

    • Radius jalan sebelah dalam :R’ = R – ½ (L 1lajur) = 477 – ½ (3.5) = 475.25 m

    • S (jarak pandangan, dicoba dengan JPH)S = 85 m, sehingga S < Lt

    • Maka rumus kebebasan samping yang berlaku

    adalah :

    M=

     

      

        ⋅−

    '

    65.28cos1'

     R

    S  R

    =

     

      

        ⋅−

    25.475

    8565.28cos125.475 =1.90 m

  • 8/20/2019 Laporan Antara Perencanaan Jalan

    14/18

    14

    Tabel 4-13 Perhitungan Daerah Kebebasan Samping

    ' ()

    () () () 1 () () ()

    1 477 85 550.78 3.5 475.25 1.90

    2 477 85 643.20 3.5 475.25 1.90

    3 477 85 342.06 3.5 475.25 1.90

    4 477 85 464.44 3.5 475.25 1.90

    5 477 85 685.17 3.5 475.25 1.90

    6 477 85 565.85 3.5 475.25 1.90

    7 477 85 593.88 3.5 475.25 1.90

    8 477 85 194.93 3.5 475.25 1.90

    9 477 85 494.59 3.5 475.25 1.90

    10 477 85 623.57 3.5 475.25 1.90

    11 477 85 380.38 3.5 475.25 1.90 12 477 85 164.56 3.5 475.25 1.90

    13 477 85 192.06 3.5 475.25 1.90

    14 477 85 215.34 3.5 475.25 1.90

    15 477 85 357.95 3.5 475.25 1.90

    16 477 85 198.26 3.5 475.25 1.90

    17 477 85 368.32 3.5 475.25 1.90

    4.4 PERENCANAAN PELEBARAN

    PERKERASAN JALANDi bawah ini adalah contoh perhitungan untuk PI 1.

    • Dasar perencanaan :a. Kecepatan rencana, VD = 60 km/jam

    b. Jari-jari lengkung horisontal rencana, RD = 477

    mc. Lebar perkerasan per lajur, L = 3.5 md. Lebar perkerasan jalur lurus, Bn = 7 m

    • Perhitungan :Rc = RD -1/ 2 L +1/ 2 b

    = 477 -(1/2´ 3.5) +(1/2 ´ 2.6)

    = 476.55 m

    B = ( ) ( ) ( ) b2

    1ApRApb

    2

    1ApR

    2

    C

    2

    2

    2

    C   ⋅++−−++

    ⋅++− 

    =( ) ( ) ( ) 6.2

    2

    11.26.755.4761.26.76.2

    2

    11.26.755.476 2

    2

    2

    2⋅++−−++

    ⋅++−

     

    = 2.689 m

    Off Tracking U = B−

    b= 2.689 − 2.6= 0.098 m

    Tambahan lebar karena kesulitan mengemudi

    Z =R

    V0.105 ⋅=

    477

    060.105⋅= 0.288 m

    Lebar jalan total yang diperlukan

    Bt = n(B + C) + Z

    = 2 × (2.689+1) + 0.288 = 7.685Maka lebar tambahan yang diperlukan untuk PI

    1, adalah :

    ∆ b = Bt − Bn

    = 7.685−

    7= 0.685 ≈ 0.7 mTabel 4-14 Perhitungan Pelebaran Perkerasan Jalan

    1 2 3 4 5 6 7 8

      2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1

      7.6 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6

    2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6

     

    1 1 1 1 1 1 1 1

        / 60 60 60 60 60 60 60 60

      477 477 477 477 477 477 477 477

     .   3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5

    2 2 2 2 2 2 2 2

     

    476.55 476.55 476.55 476.55 476.55 476.55 476.55 476.55

    2.698 2.698 2.698 2.698 2.698 2.698 2.698 2.698

    0.098 0.098 0.098 0.098 0.098 0.098 0.098 0.098

      0.288 0.288 0.288 0.288 0.288 0.288 0.288 0.288

    7.685 7.685 7.685 7.685 7.685 7.685 7.685 7.685

    0.685 0.685 0.685 0.685 0.685 0.685 0.685 0.685

       0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7

    4.5 PERENCANAAN SALURAN TEPI JALAN

    Saluran tepi jalan dibuat untuk dapat menampung airhujan dari permukaan jalan agar tidak terjadi genangan

    pada jalan dan tidak terjadi kerusakan jalan akibat airhujan tersebut. Dalam perencanaan saluran tepi jalan ini

    direncanakan menggunakan saluran dari lempung padat

    berbentuk trapesium.

    Direncanakan periode ulang sesuai dengan umur

    rencana jalan, yaitu T = 10 tahun sehingga :

        ⋅⋅−=

    1-TTLnLnY10       

    ⋅⋅−=1-10

    10LnLn =2.2504

    Dan tinggi hujan rencana selama 10 tahun adalah :

    ×

     

      

        −+=

    −1

    10

    10R nSn

    YnY  R   σ    

    ×

     

      

        −+= 524.170

    628.0

    459.02504.26.616  

    R10 = 1102.689 mm.

    Perhitungan inlet time :

    • Perhitungan Inlet Time Jalan (to jalan)w = wj = 3.5 m

    wsg ×=x 5.3

    %2

    %33.3×= = 5.8275 m

    22L w x   += 22 5.38275.5   += = 6.797 mgx∆hg   ×= %33.38275.5   ×= = 0.194 m

    sw∆hs   ×= %25.3   ×= = 0.07 m

    ∆hs∆hg∆h   ×= 07.0194.0   ×= = 0.264 m

    L

    ∆hi =

    6.797

    0.264= = 0.0388

    0,467

    0,0388

    0,013797.61,44aspalto

     

     

     

     ×= = 0.99 menit

    • Perhitungan Inlet Time Bahu Jalan (to bahu)w = wb = 2 m

    ws

    g×=x 2

    %4

    %33.3×= = 1.665 m

    22L w x   +=22 2665.1   += = 2.602 m

    gx∆hg   ×= %33.3665.1   ×= = 0.055 m

    sw∆hs   ×= %42×= = 0.08 m∆hs∆hg∆h   ×= 08.0055.0   ×= = 0.135 m

    L

    ∆hi =

    2.602

    0.135= = 0.0518

    0,467

    0,0518

    0,22.6021,44bahuto

     

     

     

     ×= = 2.118 menit

    • Perhitungan Inlet Time Lereng (to lereng)Dari pembacaan peta untuk STA 3+600 s/d STA4+800 didapatkan l = 514 m dan i = 24.46 %.

    0,467

    0,2446

    0,85141,44lerengto

     

     

     

     ×= = 33.26 menit

  • 8/20/2019 Laporan Antara Perencanaan Jalan

    15/18

    15

    Perhitungan waktu konsentrasi :

    • Inlet timeto  jalan+bahu = 0.99 + 2.118 = 3.108 menit

    to lereng = 33.26 menit

    karena to  jalan+bahu

  • 8/20/2019 Laporan Antara Perencanaan Jalan

    16/18

    16

    4.6 PERHITUNGAN GALIAN DAN TIMBUNAN

    JALANDan untuk perhitungan luas galian dan timbunan ini

    diambil dari pengukuran luas dari gambar dalam program

     AutoCAD  dengan skala 1:200. Dan berikut ini adalahperhitungan galian dan timbunan untuk segmen 1 (STA

    0+000 s.d 0+100).

    • Pada gambar pot. melintang STA 0+000, didapat :Luas galian = 0.972 cm

    2 = 1.944 m

    2 aktual

    Luas Timbunan = 0.3709 cm2 = 0.7418 m

    2 aktual

    • Pada gambar pot. melintang STA 0+100, didapat :Luas galian = 0.00 cm

    2 = 0.00 m

    2 aktual

    Luas Timbunan = 11.6265 cm2 = 23.253 m

    2 aktual

    • Perhitungan galian :Luas galian rata-rata segmen 1 :

    2

    0944.1A rata-rata

    += = 0.972 m

    Volume galian segmen 1 :

    LAVol rataratagalian   ⋅= − 001972.0   ⋅= = 97.2 m3

    • Perhitungan timbunan :

    2

    253.237418.0A

    rata-rata

    += = 11.9974 m

    2

    Volume timbunan segmen 1 :

    LAVol rataratatimbunan   ⋅= − 0019974.11   ⋅= = 1199.74 m3 

    Tabel 4-19 Perhitungan Vol. Galian Dan Timbunan

    () (2)

    /100 (

    3) /200 (

    3)

    () (2)

    0 + 000 0.972 0.371 1.944 0.742

    100 0.972 11.997 97.200 1199.740

    0 + 100 0.000 11.627 0.000 23.253 97.20 5099.59

    100 0.000 38.999 0.000 3899.850

    0 + 200 0.000 27.372 0.000 54.744

    100 0.000 44.232 0.000 4423.200

    0 + 300 0.000 16.860 0.000 33.720 0.00 4423.20

    100 0.000 24.460 0.000 0.000

    0 + 400 0.000 7.600 0.000 15.201

    100 0.000 11.261 0.000 1126.110

    0 + 500 0.000 3.6 61 0.000 7.321 672.20 1492.18

    100 6.722 3.661 672.200 366.070

    0 + 600 6.722 0.0 00 13.444 0.000

    100 27.389 0.000 2738.910 0.000

    0 + 700 20.667 0.000 41.334 0.000 8605.66 0.00

    100 58.668 0.000 5866.750 0.000

    0 + 800 38.000 0.000 76.001 0.000

    100 68.679 0.000 6867.900 0.000

    0 + 900 30.679 0.000 61.357 0.000 12307.08 0.00

    100 54.392 0.000 5439.180 0.000

    1 + 000 23.713 0.000 47.426 0.000

    100 51.999 0.000 5199.930 0.000

    1 + 100 28.286 0.000 56.572 0.000 11725.01 0.00

    100 65.251 0.000 6525.080 0.000

    1 + 200 36.965 0.000 73.929 0.000

    100 41.884 0.000 4188.390 0.000

    1 + 300 4.919 0.000 9.838 0.000 4680.31 1457.81

    100 4.919 14.578 491.920 1457.810

    1 + 400 0.000 14.578 0.000 29.156

    100 0.000 25.348 0.000 2534.800

    1 + 500 0.000 10.770 0.000 21.540 0.00 4242.53

    100 0.000 17.077 0.000 1707.730

    1 + 600 0.000 6.307 0.000 12.615

    100 0.000 8.069 0.000 806.920

    1 + 700 0.000 1.762 0.000 3.524 479.95 983.10100 4.800 1.762 479.950 176.180

    1 + 800 4.800 0.000 9.599 0.000

    100 4.800 1.331 479.950 133.130

    1 + 900 0.000 1.331 0.000 2.663 479.95 722.31

    100 0.000 5.892 0.000 589.180

    2 + 000 0.000 4.561 0.000 9.121

    100 6.711 4.561 671.120 456.050

    2 + 100 6.711 0.0 00 13.422 0.000 3583.25 456.05

    100 29.121 0.000 2912.130 0.000

    2 + 200 22.410 0.000 44.820 0.000

    100 52.971 0.000 5297.130 0.000

    2 + 300 30.561 0.000 61.122 0.000 12273.79 0.00

    100 69.767 0.000 6976.660 0.000

    2 + 400 39.205 0.000 78.411 0.000

    100 39.205 4.868 3920.540 486.750

    2 + 500 0.000 4.868 0.000 9.735 3920.54 5623.93

    100 0.000 51.372 0.000 5137.180

    2 + 600 0.000 46.504 0.000 93.009

    Dari hasil perhitungan, didapatkan total volume galian

    sebesar 838.455,52 m3  dan timbunan sebesar 473.756,84

    m3.

    4.7 PERENCANAAN RAMBU DAN MARKA

    JALANJenis rambu yang dipakai dapat dilihat pada Tabel 4-19.Tabel 4-20 Jenis Rambu

    JenisRambu

    Nomor Keterangan Rambu

    Peringatan 1a Tikungan ke kiri

    1b Tikungan ke kanan

    2a Turunan

    2c Tanjakan

    Larangan 6 Larangan MendahuluiSumber : Tata Cara Pemasangan Rambu Dan Marka

    Jalan Perkotaan NO. 01/P/BNKT/1991

    Berikut akan ditabelkan lokasi penempatan rambu yangdapat dilihat pada Tabel 4-21.

    Tabel 4-20 Lokasi Penempatan Rambu

    . .

    1 0 + 487 6

    2 1 + 187 1

    3 1 + 480 1

    4 1 + 480 2

    5 2 + 320 1

    6 2 + 320 2

    7 2 + 920 2

    8 3 + 520 2

    9 3 + 520 6

    10 3 + 680 2

    11 3 + 680 6

    12 4 + 708 1

    13 4 + 880 2

    14 5 + 209 1

    15 5 + 420 1

    16 5 + 720 2

    17 6 + 044 1

    18 6 + 420 2

    19 6 + 580 2

    20 6 + 949 1

    21 7 + 267 2

    22 7 + 792 1

    23 8 + 024 1

    24 8 + 320 2

    25 8 + 751 1

    26 8 + 720 2

    27 8 + 880 2

    28 9 + 062 1

    29 9 + 280 2

    30 9 + 720 2

    31 9 + 816 1

    Selain itu perencanaan jalan baru ini juga menggunakan

    marka jalan yang juga berfungsi sebagai pengatur lalulintas. Marka jalan pada perencanaan ini terdiri dari :

    Marka memanjang berupa garis menerus.Terdapat pada bagian tengah jalur jalan yang

    berfungsi sebagai pemisah jalur atau lajur jalanyang tidak boleh dilalui kendaraan dan memberi

    tahu pada pengemudi agar tidak mendahului

    kendaraan di depannya atau dilarang melintasi

    marka.

  • 8/20/2019 Laporan Antara Perencanaan Jalan

    17/18

    17

    Tabel 2-22 Perhitungan Panjang Marka

    PILs

    (m)Lc (m)

    2Ls + Lc

    (m)

    Lebar Marka

    (m)Luas Marka (m2)

    1 50 551.570 651.570 0.12 78.188

    2 50 662.592 762.592 0.12 91.511

    3 50 300.835 400.835 0.12 48.100

    4 50 447.852 547.852 0.12 65.742

    5 50 713.000 813.000 0.12 97.560

    6 50 569.669 669.669 0.12 80.360

    7 50 603.338 703.338 0.12 84.401

    8 50 94.931 194.931 0.12 23.392

    9 50 484.069 584.069 0.12 70.088

    10 50 639.011 739.011 0.12 88.681

    11 50 346.870 446.870 0.12 53.624

    12 50 64.559 164.559 0.12 19.747

    13 50 92.057 192.057 0.12 23.047

    14 50 115.336 215.336 0.12 25.840

    15 50 319.926 419.926 0.12 50.391

    16 50 98.258 198.258 0.12 23.791

    17 50 332.386 432.386 0.12 51.886

    8136.259 976.351

    Marka memanjang berupa garis menerus putus-putus.Terdapat pada bagian tengah jalur jalan yang

    berfungsi sebagai pembatas lajur jalan.

    4.8 PERHITUNGAN VOLUME DAN

    PEKERJAAN1.  Pekerjaan Tanah

    • Galian TanahVolume galian sebesar 838.455,52 m

    3.

    • Timbunan TanahVolume timbunan sebesar 473.756,84 m

    3.

    2.  Pekerjaan Perkerasan Jalan• Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah Sirtu Kelas B

    Volume = Tebal sirtu x Lebar jalur x Panjang

    Jalan

    = 0.10 x 7 x 31200

    = 21840 m3 

     Pekerjaan Lapis Pondasi Atas Batu Pecah Kelas AVolume = Tebal batu pecah xLebar jalur xPanjang Jalan

    = 0.20 x 7 x 31200= 43680 m

    • Pekerjaan Lapis Permukaan Laston MS 590Volume = Tebal laston x Lebar jalur x PanjangJalan

    = 0.08 x 7 x 31200= 17472 m

    3.  Pekerjaan DrainaseRuas kiri :

    Volume = Luas penampang saluran x pjg saluran

    = 1,44 x 31200= 44928 m

    3

    Ruas kanan :

    Volume = Luas penampang saluran x pjg saluran= 1,44 x 31200

    = 44928 m3

    Volume total = 44928 m3 +

    44928 m3= 89856 m

    3.

    4.  Pekerjaan Rambu Dan Marka• Pekerjaan Rambu Lalu Lintas

    Rambu-rambu lalu lintas digunakan untukmemperlancar lalu lintas. Dalam perencanaan

     jalan ini direncanakan rambu lalu lintas sebanyak

    93 buah.

    • Pekerjaan Markaa.  Marka Putus-PutusPjg pemasangan = Pjg total – Total (2Ls+Lc)

    = 31200 - 8136.259 =

    23063.741 mJumlah marka = 23063.741 / (3+5) = 2883

    buahPanjang marka total = 2883 x 3 = 8649 m

    Luas marka total = 8649 x 0.12 = 1037.88 m2 

    b.  Marka MenerusPjg marka total = Total (2Ls+Lc)

    = 8136.259 m

    Luas marka total = 8136.259 x 0.12 = 976.351m

    Sehingga luas marka total:

    Total = 1037.88 + 976.351 = 2014.231 m3 

    Tabel 4-23 Perhitungan Biaya Pekerjaan

    No. Uraian SatuanJumlah

    Volume Harga Satuan (Rp) Biaya Total (Rp)

    1 Pekerjaan Tanah

    Galian Tanah m3  838455.52 Rp40,482.08 Rp33,942,423,437.08

    Timbunan Tanah Biasa Dari SumberBahan m3  473756.84 Rp66,166.79 Rp31,346,969,343.34

    2 Pekerjaan Perkerasan Jalan

    Pondasi Bawah Sirtu Kelas B m3  21840.00 Rp1,156,884.58 Rp25,266,359,227.20

    Pondasi Atas Batu Pecah Kelas A m3  43680.00 Rp1,545,351.70 Rp67,500,962,256.00

    Lapis Permukaan Laston MS 590 m3  17472.00 Rp4,243,582.93 Rp74,143,880,952.96

    3 Pekerjaan Drainase

    Saluran Samping Tanah Asli m3  89856 Rp41,270.95 Rp3,708,442,483.20

    4 Pekerjaan Utilitas Jalan

    Rambu Lalu Lintas Buah 93 Rp609,808.4 1 Rp56,712, 182.13

    Marka Jalan m2  2014.23 Rp107,012.70 Rp215,548,306.29

    Rp236,181,298,188.21

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil perencanaan yang telah dilakukandalam penyusunan Tugas Akhir ini, maka dapat ditarik

    beberapa kesimpulan sebagai berikut :

    1.  Geometrik JalanAlinyemen horisontal ruas jalan ini terbentuk

    sepanjang 31.20 km dan terdiri dari 17 PI (Point of

    Intersection) dengan lengkung horizontal S-C-S(Spiral-Circle-Spiral).

    Alinyemen vertikal ruas jalan ini terbentuksebanyak 35 PPV, yang terdiri dari 18 PPV

    lengkung cekung, dan 17 PPV lengkung cembung.

    2.  Tebal Konstruksi PerkerasanUntuk perencanaan tebal perkerasan, dengan

    LER (Lintas Ekivalen Rencana) = 6,605 < 1000

    kendaraan per hari (umur rencana 10 tahun) ;

    persentase kendaraan berat > 30% ; dan nilai CBRtanah dasar 5,61 %, maka didapat :

    • Lapisan Surface Laston (MS 590) dengan tebal8cm.

    • Lapisan Base Batu Pecah Kelas A dengan tebal20cm.

  • 8/20/2019 Laporan Antara Perencanaan Jalan

    18/18

    18

    • Lapisan Sub-Base Sirtu Kelas B dengan tebal10cm.

    3.  Saluran Tepi JalanUntuk perencanaan dimensi saluran tepi jalan,

    dengan tinggi hujan rencana 1102.689 mm (periodeulang selama 10 tahun), dengan kriteria : material

    pembentuk saluran menggunakan tanah asli,kecepatan rencana saluran (V = 1,1 m/dt), dan

    menggunakan profil saluran trapesium, makadidapat : lebar saluran (b) = 0,8m dan tinggi saluran

    total (h+w) = 1,6m, lebar atas saluran 2,6m. Dalam

    mempermudah pengerjaan, nilai dimensi tersebut

    disamakan di kedua sisi saluran di sepanjang jalan.

    4.  Volume Galian dan TimbunanPerencanaan ruas jalan ini memerlukan

    838.455,52 m3

      galian tanah dan 473.756,84 m3 

    timbunan tanah pilihan.

    5.  Perhitungan Biaya

    • RambuTerdapat 2 jenis rambu dasar yang dipasang di

    ruas jalan ini, yaitu rambu peringatan, larangan.Dan jumlah dari semua rambu yang ada ini adalah

    93 buah.

    • MarkaTerdapat 2 jenis marka yang dipakai di ruas jalan

    ini, yaitu marka putus-putus dan menerus pada as jalan. Marka menerus ini khusus dipakai di

    tikungan. Dan luas marka total ini berjumlah2014.231 m

    2.

    • BiayaPerhitungan biaya terdiri dari 4 poin pekerjaan

    utama, yaitu pekerjaan tanah, pekerjaan perkerasan

     jalan, pekerjaan drainase, dan pekerjaan utilitas

     jalan. Sehingga total harga yang diperlukan adalahRp. 236.181.298.188,21.

    5.2 SARAN

    Setelah melakukan serangkaian perencanaandalam tugas akhir ini, saran yang dapat penulis

    berikan adalah sebagai berikut :

    1.  Baiknya untuk jalan arteri, type jalan yangideal adalah 4 lajur 2 arah, baik itu 4/2 UD

    maupun 4/2 D. Namun dalam kesempatan ini

    hal ini tidak dapat lakukan karena disesuaikandengan data yang ada, yaitu lebar ROW =15m.

    2.  Pada alinyemen horizontal, persilangan jalandengan air (sungai) harus diusahakan tegak

    lurus, agar bangunan persilangan menjadilebih pendek atau singkat. Baiknya tidak

    terdapat bangunan persilangan dengan air

    (sungai) di sepanjang tikungan.

    3.  Untuk alinyemen vertikal, kelandaianmaksimum yang digunakan harus

    memperhatikan bentuk kontur eksisting tanah.Hal ini bertujuan untuk mengurangi volume

    galian dan timbunan yang besar.