lap.akhir p1
TRANSCRIPT
-
7/27/2019 Lap.akhir p1
1/14
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI
PERCOBAAN I
ANALISIS KUANTITATIF VITAMIN C DALAM SEDIAAN TABLET
Disusun Oleh :
Golongan B1, Kelompok 3
1. ARUM WINDA SETYORINI (G1F010020)2. EGA UTOMO R. (G1F010022)3. MAYANI (G1F010024)4. SUCI RAHMAYANTI NAJJAH (G1F010026)5. ARINI RUFAIDA (G1F010028)
Asisten : 1. Resti Mahlifati
2. Ayu Mayangasari
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2012
-
7/27/2019 Lap.akhir p1
2/14
PERCOBAAN I
ANALISIS KUANTITATIF VITAMIN C DALAM SEDIAAN TABLET
I. TUJUAN PRAKTIKUMMemilih dan menerapkan metode analisis untuk analisis vitamin C dalam sediaan
tablet.
II. ALAT DAN BAHANAlat-alat yang digunakandalampraktikum kali iniadalah beaker glass 500ml, beaker
glass 25 ml, gelas ukur 50 ml, labuerlenmeyer, labu volume, pipet volume, pipet tetes,
buret 25 ml, filler, statif, batangpengaduk, spatula, timbangananalitik, kertassaring,
corongpisah.Bahan-bahan yang digunakanadalahtablet vitamin C, aquades, Iodium 0,1
N, HCl 0,1 N, Kalium iodida , danindikator kanji.
III. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Pembuatan Larutan Baku Iodium o,1 N
-dilarutkan dalam 30 mL air hangat dalam labu tertutup
-ditimbang dengan gelas arloji
- ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam larutan KI pekat
-ditutup
-dikocok sampai Iodium larut
-ditambah air hingga 100 mL
b. Pembuatan Indikator Amilum
0,2 KI
12,7 Iodium
Labu ukur 100 mL
Hasil
-
7/27/2019 Lap.akhir p1
3/14
-ditimbang
-dilarutkan dalam 100 mL air mendidih
-disaring dengan menggunakan kertas saring
c. Analisis Kadar Vitamin C dalam tablet
- Pretreatment
-digerus dalam mortir
-ditimbang sebanyak 20 mg
-dilarutkan dalam 20 mL aquadest hingga larut
- ditambahkan HCL 0,1 N sebanyak 1 mL, direplikasi 3 kali
-Penetapan Kadar Vitamin C
-diambil
-dimasukkan dalam labu erlenmeyer
-ditetesi dengan indikator amilum sebanyak 20 tetes
-dititrasi dengan larutan Iodium 0,1 N
-dilakukan replikasi sebanyak tiga kali
IV. DATA PENGAMATAN
500 m amilum
Hasil
20 tablet vitamin C
Larutan Vitamin C
Larutan Vitamin C
Hasil
-
7/27/2019 Lap.akhir p1
4/14
Titrasi I : 0,550 mL
Titrasi II :0,500 mL
Titrasi III : 0,600 mL
VI. PERHITUNGANBM vitamin C = 176
Ekivalensi vitamin C = 2
BE zat =
a. Pembakuan IodiumPada praktikum ini tidak dilakukan pembakuan iodium karena iodium 0,1 N
yang sudah baku tersedia dalam laboratorium, sehingga tidak tidak ada
perhitungan pembakuan iodium.
b. Penentuan Kadar Vitamin CTitrasi I : 0,550 mL
Titrasi II :0,500 mL
Titrasi III : 0,600 mL
Kadar I = x 100 %=
x 100 %= 0,242 % b/b
Kadar II =
x 100 %
= x 100 %
-
7/27/2019 Lap.akhir p1
5/14
= 0,220 % b/b
Kadar IIII = x 100 %= x 100 %= 0,264 % b/b
( ) 0,242 0 0
0,220 0,242 0,022 4,84 x 10-
0,264 0,022 4,84 x 10-
Jadi, kadar sampel vitamin c dalam sampel adalah 0,242 0,22 % b/b
Kadar vitamin C dalam tablet =
0,242 0,22 % b/b= 0,605 0,22 % b/b
Jadi kadar vitamin c dalam tablet yang dianalis adalah 0,605 0,22 % b/b
Berat sampel vitamin c dalam tablet (dalam mg)Berat sampel = kadar sampel x berat sampel
= 0,242 % x 20 mg
= 0,048 mg dalam 20 mg sampel
-
7/27/2019 Lap.akhir p1
6/14
0,12 mgJadi Berat vitamin C dalam tablet yang dianalisis adalah 0,12 mg
VII. PEMBAHASANYodimetri merupakan titrasi langsung dengan menggunakan larutan standar
yodium ( I2 ) sebagai titran untuk analisis kuantitatif senyawa-senyawa yang mempunyai
potensial oksidasi lebih kecil dari sistem iodium-iodida, atau senyawa-senyawa yang
bersifat reduktor, seperti Vitamin C, tiosulfat, arsenit, sulfida, sulfit, Sb (III), Sn ( II ),
dan ferrosianida (Underwood, 1999).
Titrasi yodimetri termasuk reaksi titrasi redoks. Titrasi redoks didasarkan pada
reaksi oksidasi reduksi yang berjalan secara kuantitatif. Istilah oksidasi mengacu pada
setiap perubahan kimia yang terjadi kenaikan bilangan oksidasi, sedangkan reduksi
digunakan untuk setiap penurunan bilangan oksidasi. Artinya, proses oksidasi disertai
dengan hilangnya elektron sedangkan reduksi memperoleh elektron. Oksidator adalah
senyawa di mana atom yang terkandung mengalami kenaikan bilangan oksidasi.
Oksidasi-reduksi harus selalu berlangsung bersama dan saling mengkompensasi satu
sama lain. Berbagai macam titrasi redoks dapat berlangsung dengan cepat, dan
diperlukan juga adanya indikator yang mampu menunjukkan titik ekivalen stoikiometri
dengan akurasi yang tinggi. Banyak titrasi redoks dilakukan dengan indikator warna (
Khopkar, 1990 ).
Metode yang dipakai merupakan salah satu reaksi titrasi Oksidasi-Reduksi.
Pada metode ini terjadi transfer elektron dari pasangan reduksi ke pasangan
pengoksidasi. Kedua reaksi paro dari suatu reaksi oksidasi umumnya dapat ditulis
sebagai berikut :
Red Oks + ne
Yang mana Red menunjukkan bentuk tereduksi (reduktor), Oks adalah bentuk
teroksidasi (oksidator), n adalah jumlah elektron yang ditransfer, dan e adalah
elektron.
-
7/27/2019 Lap.akhir p1
7/14
Penggunaan metode titrasi dengan Iodium-Iodida sering dibagi menjadi 2
bagian, yaitu :
Iodimetri merupakan titrasi langsung dengan menggunakan baku iodium (I2)dan digunakan untuk analisis kuantitatif senyawa-senyawa yang mempunyai
potensial oksidasi lebih kecil daripada sistem iodium-iodida dengan kata lain
digunakan untuk senyawa-senyawa yang bersifat reduktor yang cukup kuat
seperti vitamin C. Daya mereduksi dari berbagai zat tergantung pada
konsentrasi ion hidrogen, dan hanya dengan penyesuaian pH dengan tepat
yang dapat menghasilkan reaksi dengan iodium secara kuantitatif.
Iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk menetapkansenyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi lebih besar dari sistem
iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSO4
5H2O. Pada iodometri, sampel yang bersifat oksidator direduksi dengan
Kalium Iodida berlebih dan akan menghasilkan iodium yang selanjutnya
dititrasi dengan larutan baku tiosulfat. Banyaknya volume tiosulfat yang
digunakan sebagai titran setara dengan iod yang dihasilkan dan setara dengan
banyaknya sampel.
(Jenkins et al, 1961)
Pada metode iodimetri dan iodometri larutan harus dijaga supaya pH larutan
lebih kecil dari 8 karena dalam larutan alkali, iodium bereaksi dengan hidroksida (OH-
) menghasilkan ion hipoiodit yang pada akhirnya menghasilkan ion iodat menurut
reaksi :
I2 + OH- --> HI + IO-
3 IO- --> IO3- + 2 I-
Sehingga apabila ini terjadi maka potensial oksidasinya akan lebih besar
daripada iodium, akibatnya akan mengoksidasi tiosulfat (S2O32-) tidak hanya
menghasilkan tetrationat (S4O62-) tetapi juga menghasilkan sulfat (SO4
2-) sehingga
menyulitkan perhitungan stoikiometri (reaksi berjalan tidak kuantitatif). Oleh karena
itu, pda metode iodometri tidak pernah dilakukan dalam larutan basa kuat (Achmad,
2007).
Indikator yang sering digunakan adalah kanji atau amilum. Kanji dengan
adanya iod akan memberikan kompleks berwarna biru kuat yang akan terlihat apabila
konsentrasi iodium 2 x 10-4
M. Kepekaan warna berkurang dengan kenaikan suhu
larutan dan adanya pelarut-pelarut organik. Komponen utama dari kanji ada dua, yaitu
-
7/27/2019 Lap.akhir p1
8/14
amilosa dan amilopektin yang perbandingannya berbeda untuk tumbuhan yang
berbeda. Amilosa yang mempunyai rantai lurus akan memberikan warna biru jika
bereaksi dengan iodium, sedangkan amilopektin yang mempunyai rantai bercabang
akan memberikan warna merah violet jika bereaksi dengan iodium (Achmad, 2007).
Penambahan indikator kanji sebaiknya dilakukan pada saat mendekati titik
akhir titrasi karena iod dengan kanji akan membentuk kompleks yang berwarna biru
yang tidak larut dalam air dingin, sehingga dikhawatirkan mengganggu penetapan
titik akhir titrasi (Achmad, 2007).
Asam askorbat (Vitamin C) merupakan senyawa obat yang dapat dianalisis
baik secara iodometri maupun iodimetri. Dalam praktikum, kami mendapatkan
literatur analisis vitamin C dalam sediaan tablet dengan menggunakan metode
iodometri.
Beberapa cara penerapan titrasi menggunakan sistem iodium iodida antara
lain:
a. Titrasi Langsung
Iodium dapat digunakan untuk titrasi langsung senyawa dengan potensial
oksidasi lebih rendah dari sistem iodium iodida ( reduktor kuat ), seperti padavitamin C ( asam askorbat ) yang juga dilakukan dalam praktikum analisis farmasi
kali ini.
b. Titrasi tidak langsung
Digunakan untuk menitrasi reduktor lemah, seperti kalomel, glukosa, dan
K2Cr2O7.
c. Titrasi iodium yang dibebaskan dari penambahan Kalium Iodida
Digunakan untuk menitrasi senyawa yang bersifat oksidator (potensial
oksidasi lebih tinggi dari sistem iodiumiodida) seperti kuprisulfat (Khopkar,1990)
Titrasi menggunakan yodium, ada beberapa faktor yang dapat mengakibatkan
kesalahan analisa, yaitu :
a. Hilangnya yodium karena mudah menguapb. Iodida dalam larutan asam mudah dioksidasi oleh udara
-
7/27/2019 Lap.akhir p1
9/14
4 I- + O2 + 4 H+ 2 I2 + H2O
Hal tersebut dapat diatasi dengan cara :
a. Penguapan iodium dapat dikurangi dengan kelebihan iodida karena terbentuk iontriodida. Sublimasi iodium dalam 4% KI, maka penguapan iodium dapat diabaikan
asalkan titrasi tidak terlalu lama.
I2 + I- I3-
b.pH dibuat netral untuk menghindari oksidasi iodida oleh udara dan mencegahpembentukan ion iodat (Khopkar, 1990).
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
a. Vitamin C (Asam Askorbat)
Asam askorbat mengandung tidak kurang dari 99,0% C6H8O6. Pemerian
serbuk atau hablur putih atau agak kuning, tidak berbau, rasa asam. Oleh pengaruh
cahaya lambat laun menjadi gelap. Dalam keadaan kering, mantap di udara, dalam
larutan cepat teroksidasi. Berat molekulnya 176,13 gr/mol. Kelarutannya mudah
larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%), praktis tidak larut dalam
kloroform, dalam eter dan dalam benzen. Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya. Khasiat dan penggunaan antiskorbut (Anonim, 1979).
b. Aquadest (H2O, BM 18,02)
-
7/27/2019 Lap.akhir p1
10/14
Air murni adalah air yang dimurnikan yang diperoleh dengan destilasi,
perlakuan menggunakan penukar ion, osmosis balik, atau proses lain yang sesuai.
Dibuat dari air yang memenuhi persyaratan air minum. Tidak mengandung zat
tambahan lain. Pemeriannya cairan jernih, tidak berwarna dan tidak berbau, pH
antara 5,0-7,0. Wadah dan penyimpanannya dalam wadah tertutup rapat(Anonim,
1995).
c. Larutan KanjiGerus 500 mg pati P atau pati larut P dengan 5 ml air dan tambahkan air
secukupnya sambil terus diaduk hingga 100 ml, didihkan selama beberapa menit,
dinginkan dan saring (Anonim, 1995).
d. IodiumIodum mengandung tidak kurang dari 99,5% I. Pemerian keping atau butir,
berat, mengkilat, seperti logam, hitam, kelabu, bau khas. Kelarutan larut dalam lebih
kurang 3500 bagian air, dalam 13 bagian etanol (95%) P, Penyimpanan dalam wadah
tertutup rapat (Anonim, 1995)
e. Asam Klorida Encer ( acidum hydrochloridum dilutum )
Asam klorida encer mengandung tidak kurang dari 9,5% dan tidak lebih dari
10,5% HCl, dibuat dengan mencampurkan 274 bagian asam klorida dengan 726
bagian air. Pemerian cairan yaitu tidak berwarna, tidak berbau. Identifikasi
memenuhi identifikasi yang tertera pada Acidum Hydrochloridum. Bobot per ml
1,034 g sampai 1,049 g. keasaman-kebasaan bereaksi asam kuat terhadap larutan
lakmus P. Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat (Anonim, 1995).
f. Kalium Iodida (Kalii Iodidum)Rumus molekul : KI
Bobot Molekul : 166,00
Kalium iodida mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari
101,5% KI, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian : hablur
heksahedral, transparan atau tidak berwarna atau agak buram dan putih atau serbuk
granul putih; agak higroskopik. Larutan menunjukkan reaksi netral atau basa
-
7/27/2019 Lap.akhir p1
11/14
terhadap lakmus. Kelarutannya sangat larut dalam air, terlebih dalam air mendidih;
mudah larut dalam gliserin; larut dalam etanol. Wadah dan penyimpanan dalam
wadah tertutup baik (Anonim, 1995).
Langkah pertama dalam praktikum kali ini yaitu Pembuatan larutan baku
iodium yang dilakukan dengan melarutkan 2 g kalium iodida dalam 30 ml aquadest
dalam labu bertutup. 12,7 g yodium ditimbang dalam gelas arloji, ditambahkan sedikit
demi sedikit ke dalam larutan kalium iodida pekat. Labu ditutup dan dikocok sampai
iodiumnya larut. Diamkan larutan pada suhu kamar dan ditambah aquadest hingga 1000
ml.yodium larut dalam KI, sehingga dilarutkan dalam KI terlebih dahulu sebelum
ditambah aquadest. Pada praktikum ini tidak dilakukan pembuatan larutan baku iodium
karena larutan baku iodium 0,1 N sudah tersedia dalam lanoratorium.
Dalam kebanyakan titrasi langsung dengan iod digunakan suatu larutan iod
dalam kalium iodida, dan karena itu spesi reaktifnya adalah ion triiodida. Untuk lebih
tepatnya, semua persamaan yang melibatkan reaksi-reaksi iod seharusnya ditulis
dengan I3- dan bukan dengan I2 , misal :
I3- + 2S2O3
2- 3I- + S4O62-
akan lebih akurat dari pada :
I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62-
Namun demi kesederhanaan, persamaan dalam buku ini biasanya lebih banyak
ditulis dengan rumus-rumus iod molekuler dari pada ion triiodida.
Standarisasi iodium ini dilakukan agar larutan yodium menjadi larutan standar
primer dan hal ini juga diperlukan agar kita dapat mengetahui konsentrasi larutan
iodium tersebut yaitu sebesar 0,1 N (Riana, 2009).
Pemakaian yodium sebagai reagen karena harga E0 yodium berada pada daerah
pertengahan, maka sistem yodium dapat digunakan untuk oksidator maupun reduktor.
Jika E0 tidak bergantung pH ( pH < 8,0 ) maka persamaan reaksinya :
I2 + 2e- 2I- ( Khopkar, 1990 ).
Mekanisme pembentukan kompleks yang berwarna pada pemberian indikator
kanji tidak diketahui, namun ada pemikiran bahwa molekul-molekul yodium tertahan di
permukaan -amylose, suatu konstituen dari amilum. Larutan-larutan amilum dengan
-
7/27/2019 Lap.akhir p1
12/14
mudah didekomposisi oleh bakteri, dan biasanya sebuah substansi, seperti asam borat
ditambahkan sebagai bahan pengawet ( Day, 1999 ).
Langkah selanjutnya yaitu penetapan kadar vitamin c dalam sediaan tablet.
Pertama disiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Vitamin C dalam kemasan, digerus
halus dalam mortir kemudian ditimbang sesuai dengan perhitungan yaitu sebesar 20 mg
kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur bertutup dan dilarutkan dalam 20 ml
aquades sampai serbuk larut sempurna. Setelah itu ditambahkan HCl 0,1 N sebanyak 5
tetes. Kemudian ditetesi indikator kanji sebanyak 20 tetes yang akan memberikan
warna biru pada saat tercapainya titik akhir titrasi. Kemudian dititrasi dengan larutan
baku Iodium 0,1 N. Penetapan kadar ini dilakukan sebanyak 3 kali replikasi. Iodium
merupakan oksidator yang relatif kuat dengan nilai potensial oksidasi sebesar +0,535
V. Pada saat reaksi oksidasi iodium akan direduksi menjadi iodida sesuai dengan reaksi
:
I2 + 2E 2 I- (Gandjar, 2007).
Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial
reduksi yang lebih kecil dibanding iodium. Vitamin C mempunyai potensial reduksi
yang lebih kecil dari pada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung denganiodium. Reaksi yang terjadi :
C6H8O6+ I2 C6H6O6 + 2 HI(Khopkar, 1990).
Praktikum kali ini kelompok kami melakukan percobaan penentuan kadar
vitamin C dengan menggunakan Metode Iodimetri. Berdasarkan hasil percobaan yang
kami lakukan didapatkan hasil titrasi berwarna coklat yang seharusnya berubah menjadi
warna biru, hal tersebut dapat disebabkan karena kesalahan pada saat membuat
indikator amilum, indikator yang diberikan kurang banyak, atau indikator yang
digunakan sudah tidak stabil karena indikator amilum bersifat tidak stabil dan mudah
rusak.Kadar vitamin C pada 20 mg sampel yang kami uji memiliki kadar0,242 %
0,022 %. Kadar vitamin C dalam tablet 0,605 0,22 % b/b. Hasil tersebut sangat
berbeda jauh dari kadar yang tertera di literatur yaitu tidak kurang dari 99,0 % dan tidak
lebih dari 105 %.Sedangkan berat Vitamin C yang diperoleh adalah 0,12 mg. Hasil
tersebut berbeda jauh dari berat vitamin C yang tertera dalam kemasan, dalam kemasan
menyatakan bahwa berat vitamin C adalah 50 mg. Faktor-faktor yang menyebabkan
-
7/27/2019 Lap.akhir p1
13/14
hasil titrasi tidak akurat antara lain penimbangan yang kurang tepat, kurangnya
ketelitian dalam memperhatikan perubahan warna indikator, kurang teliti dalam
membaca skala buret, serta kesalahan dalam membuat indikator amilum karena
indikator amilum bersifat tidak stabil dan mudah rusak, serta pemilihan metode yang
kurang tepat.Berdasarkan pernyataan Day & Underwood dalam bukunya Analisis
Kimia Kuantitatif disebutkan bahwa untuk penentuan kadar senyawa vitamin C
(C6H8C6) metode yang baik digunakan adalah metode Iodometri, jadi apabila penentuan
kadar Vitamin C dianalisis menggunakan metode Iodimetri maka hasilnya akan kurang
akurat.
VIII. KESIMPULANMetode iodometri dapat digunakan dalam analisis vitamin C dalam sediaan
tablet. Kadar yang diperoleh dari hasil percobaan adalah0,605% 0,22 % b/b, hasil
tersebut sangat berbeda jauh dari kadar yang tertera di literatur yaitu tidak kurang dari
99,0 % dan tidak lebih dari 105 %. Berat vitamin C yang diperoleh adalah 0,12, hasil
tersebut berbeda jauh dengan berat vitamin C yang dalam kemasan yang menyatakan
berat vitamin C 50 mg.
-
7/27/2019 Lap.akhir p1
14/14
IX. DAFTAR PUSTAKAAnonim. 1979. Faramakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Anonim. 1995. Faramakope Indonesia edisi IV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Day, R.A., and Underwood, A.L.1999. Analisis Kimia Kuantitatif edisi keenam.
Erlangga:. Jakarta.
Gandjar, I. G. dan Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
Jenkins, G.L. Knevel, A.M and Digangi, F.G. 1961. Quantitative Pharmaceutical
Chemistry, 6th Ed. Mc.Graw Hill, New York.
Kealey, D and Haines, P.J. 2002. Instant Notes : Analytical Chemistry. BIOS Scientific
Publishers Limited, New York.
Khopkhar, SM. 1990.Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
Mursyidi, Achmad dan Abdul Rohman. 2007. Pengantar Kimia Farmasi Analisis
Volumetri & Gravimetri. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.