kumpulan cerpen^^.doc

3
Nama : Laras FW. Kelas : XI IPA 2 <<Cerpen Tentang Kita Embun pagi masih merayapi batang daun yang hijau, matahari bersembunyi dibalik awan. Namun, aku sudah berdiri menatap langit yang masih putih. Hari ini terasa aneh bagiku, biasanya saat ini aku masih terlelap diatas kasur. Tapi, karena mata tak bisa terpejam, memaksaku mencari udara segar, menghilangkan rasa gelisah yang selalu menderaku. Aku gelisah karena rindu. Rindu akan rumah, rindu pada keluarga yang ada disana, terutama rindu padanya. Aku kuliah meninggalkan mereka disana. Ingin sekali aku berjumpa dengannya. Dia yang telah mengisi relung hatiku selama hampir 2 tahun. Aku sangat jarang bertemu dengannya, karena jarak yang memisahkan. Tapi setidaknya kami masih bisa berkomunikasi melalui handphone atau facebook. Dibawah pohon depan kost, aku duduk santai sambil menikmati cuaca di pagi hari. Dimana orang-orang masih enggan melepas mimpi indahnya. Dengan ditemani segelas teh hangat, aku terhanyut dalam khayalan yang berisi kenanganku bersamanya. Orang yang pertama kali singgah dihatiku dan mungkin akan menjadi yang terakhir. Dia tiga tahun lebih tua dariku. Proses perkenalan kami, berawal dari facebook. Sejak saat itu kami selalu berkomunikasi untuk mengenal sifat dan karakter masing- masing. Ternyata dia sangat mengagumkanku. Dia dapat luluhkan hatiku pada saat itu. Aku kenal dia pada saat aku masih duduk dibangku SMA, dan dia baru saja kuliah semester 3. Dan sekarang kami masing-masing sama-sama kuliah, tapi di universitas berbeda. Meskipun berbeda, rasa kepercayaanku sangat besar untuk dia, dia pun begitu. Kami saling bertukar informasi tentang pendidikan, dan dia juga sering memberiku masukan dan nasihat. Mungkin karena itulah aku sangat suka dengannya. Suara gema adzan membawaku kembali kealam nyata. Huh…aku ingin sekali bertemu dengannya. Tapi kenapa dia tidak datang, padahal sudah janji akan datang hari sabtu kemarin. Apa yang terjadi dengannya. Mungkin dengan sholat subuh ini, pikiranku bisa menjadi lebih tenang. Kemudian aku akan bersiap-siap kuliah hari ini. Meskipun kurang semangat ngejalani hari tanpa semangat dari dia, tapi aku akan jalani dengan penuh keikhlasan. >><< Aku berjalan memasuki kelas, disana sudah ada Tya sahabatku yang sedang asyik membaca buku pelajaran. Aku meletakkan tas dan duduk disampingnya.

Upload: laras-ciingu-syahreza

Post on 24-Oct-2015

64 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KUMPULAN CERPEN CERITA PENDEK

TRANSCRIPT

Page 1: KUMPULAN CERPEN^^.doc

Nama : Laras FW.Kelas : XI IPA 2

<<Cerpen

Tentang Kita

Embun pagi masih merayapi batang daun yang hijau, matahari bersembunyi dibalik awan. Namun, aku sudah berdiri menatap langit yang masih putih. Hari ini terasa aneh bagiku, biasanya saat ini aku masih terlelap diatas kasur. Tapi, karena mata tak bisa terpejam, memaksaku mencari udara segar, menghilangkan rasa gelisah yang selalu menderaku.

Aku gelisah karena rindu. Rindu akan rumah, rindu pada keluarga yang ada disana, terutama rindu padanya. Aku kuliah meninggalkan mereka disana. Ingin sekali aku berjumpa dengannya. Dia yang telah mengisi relung hatiku selama hampir 2 tahun. Aku sangat jarang bertemu dengannya, karena jarak yang memisahkan. Tapi setidaknya kami masih bisa berkomunikasi melalui handphone atau facebook.

Dibawah pohon depan kost, aku duduk santai sambil menikmati cuaca di pagi hari. Dimana orang-orang masih enggan melepas mimpi indahnya. Dengan ditemani segelas teh hangat, aku terhanyut dalam khayalan yang berisi kenanganku bersamanya.

Orang yang pertama kali singgah dihatiku dan mungkin akan menjadi yang terakhir. Dia tiga tahun lebih tua dariku. Proses perkenalan kami, berawal dari facebook. Sejak saat itu kami selalu berkomunikasi untuk mengenal sifat dan karakter masing-masing. Ternyata dia sangat mengagumkanku. Dia dapat luluhkan hatiku pada saat itu. Aku kenal dia pada saat aku masih duduk dibangku SMA, dan dia baru saja kuliah semester 3. Dan sekarang kami masing-masing sama-sama kuliah, tapi di universitas berbeda. Meskipun berbeda, rasa kepercayaanku sangat besar untuk dia, dia pun begitu. Kami saling bertukar informasi tentang pendidikan, dan dia juga sering memberiku masukan dan nasihat. Mungkin karena itulah aku sangat suka dengannya.

Suara gema adzan membawaku kembali kealam nyata. Huh…aku ingin sekali bertemu dengannya. Tapi kenapa dia tidak datang, padahal sudah janji akan datang hari sabtu kemarin. Apa yang terjadi dengannya.

Mungkin dengan sholat subuh ini, pikiranku bisa menjadi lebih tenang. Kemudian aku akan bersiap-siap kuliah hari ini. Meskipun kurang semangat ngejalani hari tanpa semangat dari dia, tapi aku akan jalani dengan penuh keikhlasan.

>><<

Aku berjalan memasuki kelas, disana sudah ada Tya sahabatku yang sedang asyik membaca buku pelajaran. Aku meletakkan tas dan duduk disampingnya.

“Tumben baru datang? Pasti tadi lagi mengkhayal sang pangeranmu ya?,” ledek Tya.

“Hehehe…begitulah,” akupun tersenyum mendengarnya, memang betul sih.

“Eh, gimana…kamu jadi ikut nggak? udah deh, nggak usah mikir lagi, kelamaan !”

“Gimana ya…masih bingung nih.”

“Kamu tuh ya ! dari kemarin kalo ditanya…emmm gimana ya? aduh, aku masih bingung nih ! bosen tahu dengernya !” ejek Tya kepadaku.

“Ikut aja, nggak ada salahnya dicoba,” bujuk Tya kepadaku.

“Aku pikirin dulu deh,” kataku sambil pergi meninggalkan Tya.

>><<

Dikamar kost, aku dan Tya sedang asyik membicarakan karangan yang dibuat olehku untuk perlombaan mengarang. Aku memberitahu Tya, karangan apa yang tengah ku garap itu.

“Hah…jadi kamu nulis cerita tentang kamu dan Fikran?” Tya kaget mendengar berita dari aku.

“Kamu janji ya, enggak ngasih tau bang Fikran?”

“iya, aku janji…pokoknya kalo urusan merahasiakan sesuatu, serahin aja ke aku…dijamin rebeeeeesssss…………,” celetuk Tya.

Hpku berbunyi…ternyata dari bang Fikran, aku segera mengangkatnya.

“Ada apa bang? Tumben jam segini telpon, kangen ya?”

“Resty kan? ini mamanya Fikran, “ sahutan dari telpon itu.

“Eh Tante…maaf tante, Resty kira bang Fikran. Ada perlu apa tante? Apa…! i…i…iya Resty kerumah sakit sekarang,” wajahku pun mulai pucat dan terlihat bingung.

Page 2: KUMPULAN CERPEN^^.doc

Melihat aku seperti itu, Tya menjadi cemas dan tambah semakin cemas ketika melihat aku menangis.

“Res, ada apa? kok kamu nangis? siapa yang sakit?”

“Bang Fikran…bang Fikran kecelakaan…aku harus kerumah sakit sekarang !” Aku keluar kamar dan pergi meninggalkan Tya.

“Res, tunggu..aku ikut,” Tya menyambar tasnya lalu berlari menyusul aku.

>><<

Didepan sebuah ruangan terlihat sepasang suami istri. Ya, itu orangtuanya bang Fikran. Aku melangkahkan kakiku dengan ragu-ragu. Perasaanku semakin tidak enak. Perlahan aku mendekati orangtuanya bang Fikran.

“Bang Fikran enggak apa-apakan tante?” tanyaku, tapi mamanya hanya terdiam.

“Resty, sebelum kecelakaan dia berpamitan dengan kami ingin menemui kamu, tapi takdir berkata lain. Om harap kamu bisa menerima semua ini dengan ikhlas,” ayahnya menjelaskan dan perasaan akupun semakin sangat tidak enak.

“Sebenarnya bang Fikran kenapa om?”

“Fikran…sudah meninggalkan kita semua, sayang.” jawab mamanya sambil terisak-isak.

“Enggak..gak…mungkin.” mataku tiba-tiba gelap dan akupun jatuh pingsan.

>><<

Ini sudah seminggu bang Fikran meninggalkan aku selamanya. Pagi sekali aku sudah pergi dari kamar kost. Aku pergi ke makam bang Fikran. Aku sangat rindu padanya, karena itu aku pergi kemakamnya dengan membawa seikat bunga yang ku petik dikebun.

“Hai bang, Resty kangen banget sama abang. Resty kesini mau nepatin janji. Kemarin pengumuman lomba dan Resty menang bang. Resty kan udah janji sama abang, kalo Resty menang, Resty bakal ngasih tau Resty ngarang apa.” Aku mengusap airmata, yang dari tadi memaksa keluar.

“Resty ngarang tentang kita, bang. Resty nulis ketika kita pertama kali berkenalan, Resty juga nulis gimana kita jadian, hingga……hingga kita ditakdirkan untuk berpisah,” aku meraba batu nisan yang bertuliskan Fikran Pratama.

Meskipun sekarang kau sudah enggak ada disisi aku,

tapi aku yakin kalau kamu bisa lihat aku dari atas sana.

Dan aku yakin kamu akan selalu melindungi aku dari sana.

Aku akan selalu sayang sama kamu, bang.

Dan aku enggak akan berhenti menulis tentang kita.

Aku, Kamu dan Cinta kita

>><<

Ini semua kehendak Allah, aku harus menerimanya dengan ikhlas dan melepasnya dengan rasa kasih sayang yang amat besar untuknya. Mungkin ini memang jalan takdirku, ku rela bila dia berada dalam dekapan Allah dan mungkin suatu saat nanti aku juga akan bertemu dengannya, tapi di alam yang berbeda. Semoga rasa sayangku untuknya, akan slalu ada dihatiku. Terima kasih Allah, Engkau telah memberikan sesuatu yang berharga, meskipun hanya kurasakan sesaat. Semua ini tak akan pernah terlupakan, ini akan menjadi kenangan yang sangat terindah untukku.