kuliah kegawat daruratan respirasi (dr. yusup) 06.11.2013
DESCRIPTION
nTRANSCRIPT
-
KEGAWATAN PARUYusup Subagio Sutanto, dr.,SpP
-
PENDAHULUAN
KEDARURATAN PARU KEGAGALAN PARU MEMPEROLEH O2
DARI UDARA LUAR KEGAGALAN PARU MENGELUARKAN CO2 MACAM 1. Batuk Darah (HEMOPTISIS) 2. Asma Akut Berat 3. Pneumotoraks 4. Tenggelam
5. Gagal napas akut
-
I. BATUK DARAH (HEMOPTISIS)
-
BATUK DENGAN EKSPEKTORASI DAHAK BERCAMPUR
DARAH DARI SALURAN NAPAS DI BAWAH PITA SUARA
DRAMATIS DAN MENGERIKAN
ASFIKSIA & KEHILANGAN DARAH
DAPAT MASUK DALAM KATEGORI INDIKASI
PEMBEDAHAN SESEGERA MUNGKIN
-
BATASAN BATUK DARAH MASIF
> 600 CC/ 24 JAM PENGAMATAN BELUM BERHENTI
< 600 CC > 250 CC/ 24 JAM Hb < 10 gr%
BL. BERHENTI
< 600 CC > 250 CC/ 24 JAM Hb > 10 gr% 48 JAM
PENGOBATAN KONVENSIONAL BATUK DARAH TETAP BERLANGSUNG
-
DIAGNOSIS
ANAMNESIS : PERLU DIBEDAKAN ANTARA BATUK DARAH MUNTAH DARAH EPISTAKSIS GANGGUAN GUSI
-
Differentiating Features of Hemoptysis and HematemesisHemoptysisHematemesisHistoryAbsence of nausea and vomitingPresence of nausea and vomitingLung diseaseGastric or hepatic diseaseAsphyxia possibleAsphyxia unusualSputum examinationFrothyRarely frothyLiquid or clotted appearanceCoffee ground appearanceBright red or pinkBrown to blackLaboratoryAlkaline pHAcidic pHMixed with macrophages and neutrophilsMixed with food particlesInformation from references 4, 17, and 18.
-
Diagnostic Clues in Hemoptysis: Physical HistoryClinical cluesSuggested diagnosis*Anticoagulant useMedication effect, coagulation disorderAssociation with mensesCatamenial hemoptysisDyspnea on exertion, fatigue, orthopnea, paroxysmal nocturnal dyspnea, frothy pink sputumCongestive heart failure, left ventricular dysfunction, mitral valve stenosisFever, productive coughUpper respiratory infection, acute sinusitis, acute bronchitis, pneumonia, lung abscessHistory of breast, colon, or renal cancersEndobronchial metastatic disease of lungsHistory of chronic lung disease, recurrent lower respiratory track infection, cough with copious purulent sputumBronchiectasis, lung abscessHIV, immunosuppressionNeoplasia, tuberculosis, Kaposi's sarcomaNausea, vomiting, melena, alcoholism, chronic use of nonsteroidal anti-inflammatory drugsGastritis, gastric or peptic ulcer, esophageal varicesPleuritic chest pain, calf tendernessPulmonary embolism or infarctionTobacco useAcute bronchitis, chronic bronchitis, lung cancer, pneumoniaTravel historyWeight LossTuberculosis, parasites (e.g., paragonimiasis, schistosomiasis, amebiasis, leptospirosis), biologic agents (e.g., plague, tularemia, T2 mycotoxin)
-
Diagnostic Clues in Hemoptysis: Chest RadiographChest radiograph findingSuggested diagnosis*Cardiomegaly, increased pulmonary vascular distributionChronic heart failure, mitral valve stenosisCavitary lesionsLung abscess, tuberculosis, necrotizing carcinomaDiffuse alveolar infiltratesChronic heart failure, pulmonary edema, aspiration, toxic injuryHilar adenopathy or massCarcinoma, metastatic disease, infectious process, sarcoidHyperinflationChronic obstructive pulmonary diseaseLobar or segmental infiltratesPneumonia, thromboembolism, obstructing carcinomaMass lesion, nodules, granulomasCarcinoma, metastatic disease, Wegener's granulomatosis, septic embolism, vasculitidesNormal or no change from baselineBronchitis, upper respiratory infection, sinusitis, pulmonary embolism
-
PENYEBAB
INFEKSI (TB >>)
TUMOR PARU
BRONKIEKTASIS
TRAUMA
KELAINAN VASKULER
GANGGUAN SISTEM PEMBEKUAN DARAH
-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUMDarah rutinSputum BTAMikro organisme lainJamurSitologi sputumSerologi
FOTO TORAKSPA dan lateralCT Scan toraksBronkoskopi
-
KOMPLIKASI
KEMATIANASFIKSIAASPIRASI PNEUMONIAKEHILANGAN DARAH HEBAT ATELEKTASISEMFISEMA OBSTRUKTIF PNEUMONITIS
-
PENATALAKSANAAN
PENDERITA DENGAN REFLEKS BATUK BAIK
Tidur dapat dengan posisi duduk
atau setengah duduk.
Nasehatkan agar penderita membatukkan darah
bilamana terasa akan batuk (jangan menahan batuk).
Isap darah dengan alat penghisap (suction apparat)
-
SEMENTARA ITU DIBERIKAN :
Cairan infus
Diberikan oksigen terutama bilamana sesak napas.
Dapat diberikan obat hemostatika.
Obat penenang ringan bilamana penderita cemas
dan tenangkan dengan kontak person.
Kalau batuk berlebihan dapat diberikan codein
10 - 20 mg.
Dapat dipertimbangkan kemungkinan pemberian
tranfusi darah.
-
PENDERITA DENGAN REFLEKS BATUK KURANG BAIK Tidurkan penderita dengan posisi miring ke arah sisi yang diperkirakan sakit/asal sumber pendarahan.
Tidur posisi kepala sedikit lebih rendah
(trendelenburg), dapat dilakukan dengan pemasangan blok kayu pada kaki tempat tidur.
Nasehatkan untuk tidak menahan batuk
bilamana terasa akan batuk.
Lakukan penghisapan darah dengan alat
penghisap (suction).
-
TRENDELENBURG
-
SEMENTARA ITU DIBERIKAN :
Oksigen
Cairan infus
Obat hemostatika
Kalau perlu dapat diberikan obat penenang
ringan atau tenangkan dengan kontak person.
Dapat dipertimbangkan diberikannya tranfusi
darah.
-
PENDAHULUAN Serangan asma dapat menyebabkan
kematian (1 3 %) Inflamasi kronik
Obstruksi menyeluruh
Sembuh spontan dengan atau tanpa obat
Pada semua umur dan jenis kelamin
II. ASMA AKUT BERAT
-
SERANGAN ASMA AKUT
DIPERLUKAN PENANGANAN CEPAT
Kecepatan dan ketepatan diagnosis Kendala under diagnostic dan
treatment status asmatikusGEJALA
EPISODE KE ARAH PERBURUKAN/ PROGRESIF Sesak napas hebat Mengi Batuk Rasa berat di dada Dapat terjadi gawat napas
-
Gejala klinisSerangan ringanSerangan sedangSerangan beratMengancam jiwaSesak napas
Berbicara
Kesadaran
Frekuensi pernapasan
Otot bantu napas
Berjalan sudah sesak, masih dapat berbaring
Dapat menyelesaikan kalimat
Kadang-kadang gelisah
Meningkat
Biasanya tidak digunakanBerbicara sudah sesak, lebih enak duduk, berbaring sesak
Berbicara terputus-putus
Selalu gelisah
Meningkat
Digunakan
Istirahat sudah sesak, duduk harus membungkuk ke depan karena sesak
Sukar berbicara karena sesak
Selalu gelisah
Lebih dari 30 kali permenit
Digunakan
Mengantuk atau bingung
Gerakan para doksal torako abdominal
-
Gejala klinisSerangan ringanSerangan sedangSerangan beratMengancam jiwaBising mengi
Nadi
Pulsus paradoksus
APE sesudah pemberian brongkodilator
PO2
PCO2
SaO2Sedang, sering hanya akhir ekspirasi
Kurang dari 100
Kurang dari 10 mm Hg
Lebih dari 80 %
Normal
Kurang dari 45 mm Hg
Lebih dari 95 %Keras
100 120
10 25 mm Hg
60 80 %
Lebih dari 60 mm Hg
Kurang dari 45 mm Hg
91-95 %Biasanya keras
Lebih dari 120
Lebih dari 25 mm Hg
Kurang dari 60% prediksi
Kurang dari 60 mm Hg
Lebih dari 45 mm Hg
Kurang 90%Wheezing (-)
Bradikardi
-
TUJUAN PENATALAKSANAAN
Mencegah kematian
Menghilangkan obstruksi secepatnya
Mengatasi hipoksia
Mencegah kekambuhan berikutnya
-
Penatalaksanaan eksaserbasi di Rumah (1)Penilaian beratnya serangan asmaUkur APE : nilai 50% prediksi/nilai terbaik menunjukkan asma akut berat. Catat tanda & gejala. Derajat batuk, sesak, mengi, & rasa tertekan di dada tidak akurat untuk menilai derajat beratnya serangan asma. Penggunaan otot bantu napas & retraksi suprasternal menunjukkan serangan asma beratPengobatan awalHirup agonis beta 2 aksi pendek 2-4 semprot, sampai 3 x setiap 20 menit atau nebulizer sekali
-
Penatalaksanaan eksaserbasi di Rumah (2)Respons baikEksaserbasi ringanAPE >80% prediksi/nilai terbaikTidak ada mengi/sesakRespons terhadap agonis 2 bertahan > 4 jamAgonis 2 dapat dilanjutkan setiap 3-4 jam selama 24-48 jamPenderita yang sedang menggunakan kortikosteroid hirup, dosis didobel untuk 7-10 hari
Respons tidak lengkapEksaserbasi sedangAPE 50-80% prediksi/nilai terbaikMengi dan sesak napas menetapTambahkan kortikosteroid oralLanjutkan agonis 2
Respons burukObstruksi beratAPE < 50% prediksi/nilai terbaikMengi dan sesak napas sangat menonjolTambahkan kortikosteroid oralUlangi agonis 2 segeraJika serangan sangat berat / tidak responsif, hubungi dokter & segera pergi ke gawat darurat
Hubungi dokter untuk instruksi lebih lanjutHubungi dokter segera (hari ini) untuk instruksi lebih lanjutRujuk ke ruang gawat darurat
-
Penatalaksanaan eksaserbasi di rumah sakitEksaserbasi berat asma merupakan kegawatdaruratan medis yang mengancam jiwaPenanganan harus cekatan dan paling aman jika dilakukan di rumah sakit
-
Penatalaksanaan Eksaserbasi di Rumah Sakit (1)Penilaian awal (sesuai derajat berat/ringannya serangan asma)Riw. penyakit, pemeriksaan fisik, penggunaan otot bantu napas, frek. nadi, frek. napas, APE atau VEP1, saturasi O2, AGD pada pasien berat & pemeriksaan lain jika ada indikasi.Terapi awalInhalasi agonis 2 aksi singkat, dg nebulisasi, 1 dosis setiap 20 menit selama 1 jamOksigen untuk mencapai saturasi O2 90% (95% pada anak-anak)Kortikosteroid sistemik jika tidak ada respons segera/jika akhir-akhir ini mendapat steroid peroral atau jika serangan asmanya beratSedasi merupakan kontraindikasi pada penanganan serangan akut/eksaserbasi
Penilaian ulang : tanda-tanda fisik, APE, saturasi O2, & pemeriksaan lain yang diperlukanTingkat SedangAPE 60-80% dari nilai prediksi/terbaikPem.fisik : gejala asma sedang, penggunaan otot bantu napasInhalasi agonis 2 setiap 60 menitPertimbangkan kortikosteroidLanjutkan pengobatan 1-3 jam, sepanjang ada perbaikan
Tingkat BeratAPE < 60% dari nilai prediksi/terbaikPF: Gej. asma berat, istirahat ada retraksi dadaRiw. risiko tinggi, tak ada perbaikan stl t/ awalInhalasi agonis 2 tiap 60 menit atau kontinyu inhalasi antikolinergikOksigen, Kortikosteroid sistemikPertimbangkan agonis 2 SK, IM, atau IV
-
Penatalaksanaan Eksaserbasi di Rumah Sakit (2)Respons baikRespons menetap 60 menit sesudah t/ terakhirPem. fisik normalAPE > 70%Tidak ada distresSaturasi O2 >90% (anak 95%)
Respons tidak lengkap 1-2 jamRiw. risiko tinggi Pem. fisik gejala asma ringan/sedangAPE >50% tetapi
-
Tabel . Obat-obat asma pada eksaserbasi akut
-
Nebulizer
-
KORTIKOSTEROID Mekanisme kerja : Hambat metabolisme asam arakidonat Cegah migrasi sel inflamasi Mengurangi kebocoran mikro vaskuler Meningkatkan kepekaan reseptor beta
-
PENILAIAN FUNGSI PARU BILA MUNGKIN PERIKSA APE DAN VEP1
ANALISA GAS DARAH SERANGAN AKUT BERAT : TEKANAN CO2 NORMAL ATAU HIPOKSIA DAN Ph DARAH
FOTO THORAKS MENYINGKIRKAN PENYAKIT LAIN EVALUASI KOMPLIKASI PNEUMONIA ATELEKTASIS PNEUMOTHORAKS
-
III. PNEUMOTORAKS
UDARA BEBAS DALAM RONGGA PLEURA JENISTerbukaTertutupVENTILArtifisialTraumatikSpontanPENDESAKAN TERHADAP ORGAN SEKITAR
-
KlinisTanpa keluhan, dapat pada istirahat keluhan memberat pada exercise dispnea & atau nyeri dada pada sisi yang sakitPneumotoraks Spontan Primer (PSP)
-
Ax:sesak napasnyeri dadatanpa penyakit paru sebelumnyamendadaktidak aktifitas
PF:tertinggal pada pergerakan napas fremitus melemahhipersonorsuara napas melemah/jauh
Ro:paru kolaps pleural linedaerah avascularPneumotoraks Spontan Primer (PSP)
Diagnosis
-
Pneumotoraks Spontan Sekunder (PSS)Insiden~ PSSdibandingkan dengan PSP: 4 kali
EtiologiPPOK, TB paru, abses paru, kanker paru, tumor metastasis di pleura, fibrosis paru, sarkoidosis, AIDS + PCP
-
Pneumotoraks Spontan Sekunder (PSS)Diagnosis
Riwayat penyakit paru Ro Toraks
Pada PPOK sulit melihat pleural line Gambar hiperlusen sulit dibedakan dengan avascular CT scan toraks
-
Pneumotoraks
PenatalaksanaanTujuan
Evakuasi udara di rongga pleura cegah kekambuhan
Cara
Non operatifOperatif
-
Pneumotoraks Non operatif Observasi Aspirasi Water sealed drainage (WSD)Pleurodesis
-
Non operatif Observasi Tanpa keluhan < 15%Ro ulang beberapa hari Hati-hati pneumotoraks tension mati mendadak
Kematian 5%
-
Non operatifAspirasi Venocath 14 Three way Infus set / blood set Spuit 50 ml
Keberhasilan PSP 65%
PSS 35%
-
Non operatifWater sealed drainage (WSD) PSP > 15% atau dengan keluhan Pneumotoraks ventil + peny. paru kontralateral PSS
-
Non operatifPleurodesis peradangan pada pleuraIndikasi: PSP pertama (kontroversi) PSP berulang PSS
Syarat: paru telah mengembangSklerosan aman, mudah, murah, penggunaan luas TetrasiklinDoksisiklinWSDMinoksidin TorakoskopiTalkTorakotomiAdriamisinBleomisin
-
OperatifTorakoskopi medikNegara majuSebagian besar PSPSelektif PSS
PSP & PSS berulang PleurodesisPneumotoraks
-
OperatifOpen torakotomiTindakan non operatif gagal Komplikasi (hemotoraks) Penebalan pleura Fistula bronkopleural Pneumotoraks
-
IV. TENGGELAM
BERNAPAS DALAM AIR REFLEK SPASMUS LARING MENELAN BERULANG
DI AIR : TAWAR DAN LAUT
KEADAAN SAAT TENGGELAM SADAR : ASPIRASI - (PROGNOSA > BAIK)
ASPIRASI + NYERI SEPERTI TERBAKAR PINGSAN : REFLEK
-
Fisiologi TenggelamTekanan hidrostatik meningkat terjadi selama proses tenggelam peningkatan venous return (aliran balik vena) meningkatkan volume darah pulmonal serta isi sekuncup cardiac output kemudian terjadi diuresis signifikan. Perubahan diafragma ke kranial karena meningkatnya tekanan abdomen diikuti dengan kompresi langsung terhadap paru meningkatkan kerja pernapasan sampai sekitar 65%.
-
Refleks pernapasan dalam proses tenggelam1. Airways Irritant Aspirasi air masuk mulut merangsang respons menelan disertai refleks batuk, penutupan glotis, laringospasme.2. Shock Cold tenggelam mendadak pd air t < 25C merangsang bernapas udara jml besar diikuti hiperventilasi . Kapasitas residu fungsional meningkat mendadak korban bernapas hampir seluruh kapasitas paru total sensasi sesak napas.
-
3. Diving Reflex respons rangsang air dingin wajah dan mata, refleks menyelam menyebabkan bradikardi, vasokonstriksi perifer dan apnea pada hampir seluruh refleks mamalia. Penutupan glotis krn aspirasi air, refleks pulmonal, shock cold, dan respons menyelam mempengaruhi tahapan kejadian setelah seseorang tenggelam dalam air.
-
Pembagian tengelam meliputi:1. Tenggelam Tanpa Aspirasi AirRefleks shock cold minimal di air suhu netral, refleks laring laring tertutup rapat saat korban tenggelam korban kehilangan kesadaran sebelum air sempat diaspirasi. Perbedaan tekanan parsial gas darah vena alveolar tercampur, PO2 akan turun sampai 10 x peningkatan tekanan arterial PCO2
-
2. Tenggelam dengan Aspirasi AirKorban tenggelam 90 % mengaspirasi air volume banyak setelah proses tenggelam di air dingin respons shock cold > sering terjadi dibanding diving refleks, hiperventilasi timbul segera akan menyebabkan aspirasi. Pada air termonetral penutupan glotis mengatasi aspirasi pasien sadar / menurun krn hipoksia.
-
Bila aspirasi terjadi akan cepat di ikuti refleks bronkospasme memperburuk fungsi pernapasan.
3. Air Tawar. Aspirasi air tawar masuk cabang bronkus menyebabkan perubahan besar pada surfaktan alveoli hilangnya elastisitas alveoli dan terganggunya rasio V/Q kolaps dan shunt pulmonal hipoksia.
-
Absorspsi air tawar ke paru hemodilusi mencapai 800 ml Hemodilusi teoritis dapat hemolisis jarang terjadi perubahan membahayakan pada elektrolit plasma dan hemoglobin kebanyakan manusia hanya mengaspirasi air dalam jumlah yang kecil.
-
4. Air Laut. Bersifat hipertonik osmolaritas 3 x darah tidak langsung diabsorbsi menarik cairan dari sirkulasi ke dalam paru. Pada hewan percobaan di laboratorium mengaspirasi air laut masih mungkin untuk sembuh mencapai 50% dari kemampuan inspirasi proporsi perbandingan alveoli yang terisi air akan menetap shunt persistent alveoli dan akan menurunkan PO2.
-
Bahan lain mengkontaminasi paruKebanyakan orang tenggelam menelan air jumlah besar kemudian memuntahkan.Bahan-bahan diaspirasi paru dapat terkontaminasi asam lambung dan aspirasi benda padat komplikasi ditemukan pada kasus near drowning di perairan dangkal / danau
-
AIR TAWAR Tek. Osmotik intra kapiler > tinggi Pada air tawar Difusi cairan alveoli darah Hipervolemia & Hemodilusi Na & Cl Tek. Osmotik plasma turun K , Hemolisis sel darah merah dan hipoksia fibrilasi ventrikal atau aritmia jantung
-
AIR LAUT
CAIRAN HIPERTONIK (GARAM) BERDIFUSIKE DARAH AIR DARAH KELUARHEMOKONSENTRASIEDEMA PARU
KLINIS T & N CEPAT ANOKSIA & INSUFISIENSI COR MENINGGAL (3 MENIT)KHS. BUSA HALUS KEMERAHAN DI MULUT &HIDUNG
-
PENATALAKSANAAN
1. DITEMPAT KEJADIAN REOKSIGENASI RESUSITASI KARDIOPULMONER -BERSIHKAN FARING / JALAN NAPAS -DISTENSI PERUTMIRINGKAN KORBAN TEKAN PERUT ATAS GAS & AIR KELUAR ATAU - TELUNGKUPKAN ANGKAT BADAN DNG. TANGAN DI BAWAH LAMBUNG
LAKUKAN DENGAN CEPAT BATUK & PERNAPASAN + SADAR, TANPA SIANOSIS RS PASANG INFUS k/p DEFIBRILASI & ATAU INTUBASI TD. VITAL
-
1. SELAMA PERJALANAN RESUSITASI LANJUTAN INFUS TERPASANG k/p INTUBASI MONITORING EKG DEFIBRILASI2. DI RUMAH SAKIT SEMBAB PARU & PERUBAHAN ELEKTROLIT DARAH PROBLEM LESI PARU REVERSIBLE LESI OTAK (?) RESUSITASI OTAK
-
TANPA ASPIRASI
OBSERVASI ICU 24 JAMANALISA GAS DARAH KOREKSIFOTO THORAKS ; LAB. DARAH : ELEKT. JENISDNG ASPIRASI VENTILASI ADEKUAT RAWAT ICU OKSIGENANALISA GAS DARAH ; DL ; RO.HIPOTERMI SELIMUT IVFD DI HANGATKAN(DEXT 5% AIR LAUT ; NaCL AIR TAWAR)KOREKSI ASIDOSIS k/p DARAH & PLASMAANTIBIOTIKA ; STEROID
-
PERNAPASAN BERSIHKAN FARING BUAT PERNAPASAN MOUTH TO
MOUTH TANPA SIRKULASIRESUTASI
KOMPRESI JANTUNG DARI LUAR NAPASRS
-
Sangat sulit menentukan apakah telah terjadi gagal jantung atau gagal napasOleh karena itu resusitasi kardiopulmoner harus dilakukan sejak awalSebagian besar korban yang selamat akan bernapas spontan setelah 1 5 menit, setelah dievakuasi dari airKeputusan penghentian resusitasi diambil, sampai tiba di rumah sakitHipotermia akan menginduksi penurunan metabolisme pada otakPenanganan di RS sesuai prinsip injuri paru akibat aspirasi dan hipoksia otak
-
V. GAGAL NAPAS AKUTKehilangan kemampuan ventilasiKebutuhan oksigen darah & organ tergangguDisfungsi sistem respirasi CO2 darah meningkat, O2 darah menurun
-
DIAGNOSISDiagnosis gagal napas akut ditegakkan bila terdapat dua dari empat kriteria, yaitu :Sesak napas akut PaO2 kurang dari 50 mmHg dengan pernapasan di udara ruangan PaCO2 lebih dari 50 mmHg pH sesuai dengan asidosis respiratorik. Perubahan status mental pasien.
-
KLASIFIKASITipe I
Ciri khusus tipe ini : PaO2 50 mmHg PaCO2 40 mmHg, meskipun ini bisa juga disebabkan gagal napas hiperkapnia. Kondisi yang dapat menyebabkan gagal napas tipe I :Ketidaknormalan tekanan parsial oksigen inspirasi (low PlO2) Kegagalan difusi oksigen Ketidakimbangan ventilasi/perfusi [V/Q mismatch] Shunting kanan ke kiri Hipoventilasi alveolar Konsumsi oksigen jaringan yang tinggi.
-
Tipe IICiri khusus tipe ini : PaO2 50 mmHg PaCO2 > 50 mmHg.Tipe ini karena kegagalan ventilasi.Kelainan utama gagal napas tipe II :Kelainan sistem saraf pusatKelamahan neuromuskulerDeformitas dinding dada
-
PENATALAKSANAANPenatalaksanaan gagal napas meliputi :Oksigenasi jaringan yang adekuatMeningkatan kapasitas residu fungsionalMempertahankan tekanan kapiler paru yang rendahMengobati penyakit dasarMengatasi komplikasi
-
Oksigenasi jaringanTerapi oksigen : pemberian oksigen berdasarkan FiO2 yang dibutuhkan dan cara pemberian (high flow system atau low flow system) Posisi tubuh : Ada tiga faktor yang mempengaruhi (Cardiac output, Airway closure, Gravitasi)Positive end expiratory pressureVentilasi mekanik
-
Koreksi Asidosis respiratorik
Asidosis respiratorik akut adalah kegawatan medik
Terapi ditujukan :
Memperbaiki oksigenasi dan ventilasiMenghilangkan asidosis yang mengancam jiwa
-
Bila didapatkan hipokalemi dikoreksi dengan rumus :
K x BB x 1/3 Misal: K pasien 2 ( normal 3,5-4,5), ingin mencapai 4, maka kekurangan 4-2 = 2, BB 60 Kg maka => kebutuhan : 2 x 60 x 1/3 = 40 mEq