kegawat daruratan sistem muskuloskeletal ( fraktur )

62
KEGAWAT DARURATAN SISTEM MUSKULOSKELETAL ( FRAKTUR ) Oleh Ns. ARLANSYA, S.Kep

Upload: ariel-meyers

Post on 04-Jan-2016

363 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

KEGAWAT DARURATAN SISTEM MUSKULOSKELETAL ( FRAKTUR ). Oleh Ns. ARLANSYA, S.Kep. PENGERTIAN. F raktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa ( Hudak.c M) Jenis fraktur : - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

TRAUMA MUSKULOSKELETAL

KEGAWAT DARURATAN SISTEM MUSKULOSKELETAL( FRAKTUR )

OlehNs. ARLANSYA, S.Kep PENGERTIANFraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Hudak.c M)

Jenis fraktur :Fraktur tertutup adalah bila tidak ada hubungan patah tulang dengan dunia luar.

Fraktur terbuka adalah fragmen tulang meluas melewati otot dan kulit, dimana potensial untuk terjadi infeksi.

PENYEBAB FRAKTURPenyebab langsungPenyebab tidak langsung

TANDA DAN GEJALADeformitas / perubahan kekuatanBengkak Echumosis dari Perdarahan SubculaneousSpasme otot spasme involunters dekat frakturTenderness/keempukanNyeri Kehilangan sensasi (mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya saraf/perdarahan)Pergerakan abnormalShock hipovolemik hasil dari hilangnya darahKrepitasi (Black, 1993 : 199).Menyebut suatu Fraktur harus lengkap : Tempat : fr tibia, fr fibula, fr clavikula Komplit Jenis garis : melintang, obliq, spiral, kompresi Kontak : terjatuh,tertabrak Tertutup/terbuka Komplikasi : perdarahan, pingsan5DIAGNOSA FRAKTURRiwayat : kecelakaan, jatuh, olah raga.Pemeriksaan Fisik : Immobilisasi, nyeri.Radiologi/ X.Ray : tampak gambaran fraktur.

Gambar FRAKTURPRINSIP DASAR PENANGANAN FRAKTURDon No Harm/ Kesalahan dalam menolongDiagnosa akuratTerapi yang pasMemperhatikan proses alamRealitis dan praktisTindakan sesuai kondisi penderitaPERAWATAN AWAL FRAKTURPertolongan pertama di luar RSTransportasi Emergency RS

EMPAT (4) DASAR TUJUAN TERAPI FRAKTUMengatasi nyeriMendapatkan dan menjaga kesegarisanBany Union / Proses penyembuhanFungsi yang optimal

Fase Penyembuhan Fraktur

1. Fase hematum : 24 jam timbul perdarahan,odema, hematume disekitar frakturSetelah 24 jam suplay darah meningkat

2. Fase Formasi callus/ soft callus6-10 hari setelah frakturTerjadi perubahan bentuk callusRo: masih tampak garis fraktur

3. Fase Mature/ossipicasi/callus diresorbsi2-3 minggu setelah frakturTerbentuk tulang kakuRo : garis fraktur (-)

4. Fase Remedeling/konsolidasi10 minggu setelah pengobatan (Black, 1993. 19)10Faktor faktor berhubungan penyembuhan fraktur Umur Letak dan garis fraktur Kontak Pembuluh darahPenutupan lukaKontaminasi ringan ( 6 7 jam ) : primer closure

Kotor ( > 7 jam, luka terbuka ) . . . > 1 minggu : Delayed Primer closurePenyembuhan Fraktur abnormal Malunion : bentuk tidak normal Delayed Union : lama penyembuhan Non union : tidak menyambung

KOMPLIKASI FRAKTURInisial : nyeri, tidak dapat mobilisasiEarly/ Dini : perdarahan, infeksi, demamLate/Lanjut : bentuk tidak normal,tidak menyambung

JENIS JENIS TINDAKAN1 . Porteksi 2. Immobilisasi ( gips, fiksasi )3. Reduksi dengan Manipulasi4. Reduksi dengan Traksi5. ORIF6. Eksisi6. DebridementMANAJEMEN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN

a. Sirkulasi ( jantung,paru,penyakit lain)

b. Integritas ego (cemas,marah,financial)

c. Makanan / cairan (DM, obisitas, puasa)

d. Pernapasan (Perokok, batuk)

e. Keamanan (alergi obat, makanan, darah)

f. Penyuluhan / Pembelajaran ( obat : antihipertensi,DM)

DIAGNOSA KEPERAWATANII. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri

2. Intoleransi aktivitas

3. Kerusakan integritas kulit

4. Hambatan mobilitas fisik

5. Risiko infeksi

6. Kurang pengetahuan

TERIMAKASIH

TRAUMA ABDOMEN

Oleh :Ns. ARLANSYA, S.Kep PENDAHULUANAbdomen sering terkena traumaTrauma menyebabkan kerusakan organ dan perdarahanMorbiditas dan motalitas tergantung berat ringanya trauma

ANATOMIDinding abdomen : Cutis,Sub Cutis/lemak,Fascia,Musculus, Pre peritonial fat/lemak, Peritonium

Rongga Peritonial : Lambung,Duodenum, Yeyunum, Yleum, Colon, Hepar,Limpa, V.felea,Organ reproduksiRongga Retroperitonial / bagian belakang Duodenum pars II dan III,Pankreas, Colon ascendent dan decendent,Rectum,Ginjal, Ureter, Aorta abdominalis, V.C ava inferi

Rongga Pelvis : Tulang pelvis,Plexus sacralis,Rectum,Anus, Visikaurinarius, Organ reproduksi

JENIS TRAUMATrauma tumpulTrauma Tajam :a. Trauma tusuk b. Trauma tembak

1. Trauma TumpulBenturan atau pukulan : Stir kendaraan Sabuk pengaman Stang motor Tendangan Pukulan Benda keras

2. Trauma TajamTrauma tajam :Tusukan PisauTusukan besi tajam Tusukan kayu tajamGambar Tusukan Kayu Tajam

b. Trauma Tembak Senampan Angin Senampan Laras panjang dan pendekPecahan granat

PEMERIKSAAN1. Anamnesa : - Jenis trauma - Kapan terjadinya trauma - Alat penyebab trauma - Syok di TKP/ tidak - Perdarahan / tidakPEMERIKSAAN

2. Pemeriksaan Fisik : a. Status generalis : - Penurunan kesadaran - Pucat - Tampak kesakitan - Tanda-tanda syok

b. Status generalisasi : Inspeksi ( lihat ) : - Luka : luka tajam / tembak - Prolaps isi abdomen - Perdarahan : abdomen, ureter,anus - Alat yang menancap

Auscultasi ( dengarkan ) - Bising usus : normal/ tidak

29Palpasi (raba) : - Defans muskuler : otot seperti papan - Nyeri tekan

Perkusi (ketuk) : - Timpani - Redup - Pekak hati hilang

C. Pemasangan NGT : - Ada darah atau tidak - Dekompresi - Persiapan operasi

D. Pemasangan Catheter urine : - Ada darah / tidak - Monitor produksi urine - Persiapan operasi

E. Laboraturium : - Laboraturium darah - Laboraturium urineF. Radiologi : - Bila kondisi stabil - Foto polos abdomen - Foto abdomen tiga posisi (menentukan udara bebas ) - Urethrografi - Cystografi - BNO - IVPG. USG abdomenH. CT Scan abdomen I. Lavage peritonial J. Laparascopy diagostik INDIKASI OPERASI 1. Berdasarkan pemeriksaan pisik : a. Syok berulang setelah resusitasi b. Peritonitis c. Luka tembus peritoneum d. Keluarnya organ abdomen e. Perdarahan dari lambung, anus,urther 2. Berdasarkan pemeriksaan penunjang : - Udara bebas pada foto abdomen tiga posisi - USG tampak ruptur organ abdomen

3. Berdasarkan pemeriksaan penunjang : - CT Scan tampak ruptur organ abdomen - Lavage peritonial: ada isi usus, darah, irine - Laparascopy diagnostik: tampak isi usus, perdarahan,kerusakan organ

PRINSIP PENGELOLAAN1. Perhatikan pemulihan fungsi vital 2. Memaksimalkan oksigenisasi dan perfusi jaringan3. Analisa mekanisme trauma4. Pemeriksaan fisik yang teliti dan diulang5. Lakukan manuver diagnostik yang diperlukan6. Efektif waktu dalam pemeriksaan dan diagnostik7. Perhatikan kemungkinaan cedera vaskuler dan retro peritonial8. Bila prolaps organ abdomen, tutup dengan kassa steril yang lembab9. Bila ada benda menancap jangan dicabut (sebagai tampon)

36PERTOLONGAN PERTAMA LUKA TUSUK DI LUAR RSStabilkan benda yang menancap.Jangan mencabut benda yang menancap.Buka bagian yang terluka sehingga terlihat jelas oleh penolong.Segerah hentikan perdarahan.

LANJUTAN . . . . Jika mulai tampak syok, lakukan pertolongan pertama syok untuk korban: beri minum air gula, ajak bicara, beri selimut.Jaga agar korban tetap tenang dan istirahat.Segera bawa korban ke Rumah sakit

KONSEP ASUHAN KEPERAWATANPegkajian ( Doenges ) :Aktifitas/istirahat : pusing, penurunan kesadaran.System pernafasan : mengeluh sesak.Integeritas ego : gelisah, cemas.Eliminasi : inkontensia, urine sedikit.

Lanjutan . . .

System pencernan : mual, muntah.Neurosensori : penurunan kesadaranNyeri dan kenyamananKeamanan : dislokasi DIAGNOSA KEPERAWATANNyeri2. Intoleransi aktivitas3. Kerusakan integritas kulit4. Hambatan mobilisasi fisik5. Resiko infeksi6. Kurang pengetahuan

TERIMAKASIHKEGAWATAN SISTEM PERSARAFANTrauma KepalaTrauma Medulla SpinalisPeningkatan Tekanan Intra Cranial ( TIK )Kejang

oleh Ns. Arlansya S, KepTrauma KepalaPengertian : Suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak, atau otak yang terjadi akibat injuri baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala.Klasifikasi berdasarkan tingkat kesadaran dinilai dengan : Glasgow Coma Skale (GCS)

1. Cedera Kepala Ringan : - Nilai GCS : 13 15 - Terjadi Amnesia/tidak : bila, ya < 30 menit - Tidak terdapat hematom, tidak ada frakt 2. Cedera Kepala Sedang : - Nilai GCS : 9 12 - Kehilangan kesadaran/ amnesia > dari 30 menit tetapi < dari 24 jam. - Dapat terjadi fraktur tengkorak.

3. Cedera Kepala Berat : - Nilai GCS : 3 8 - Kehilangan kesadaran/amnesia > dari 24 jam - Terdapat kontusio cerebri, laserasi - Hematom intrakranial

Klasifikasi cedera kepala berdasarkan hasil CT Scan/ MRIEpidural Hematom (EDH) - Perdarahan antara tulang tengkorak dan duramater - Pecahnya pembuluh darah arteri.

Sub Dural Hematom (SDH) - perdarahan antara duramater dan jaringan otak - Pecahnya pembuluh darah vena

3. Intra Cerebral Hematom (ICH) - Pecahnya pembuluh darah vena,arteri,kapiler di dipermukaan cerebral.

4. Intra Ventricular Hematom (IVH) - Pecahnya pembuluh darah vena, arteri, kapiler di dalam cerebral - Terdapat pada cedera kepala hebat.Cedera kepala

Pemeriksaan GCS (Glasgow Coma Skale)Tiga (3) Respon area yang dinilai : 1. Respon membuka Mata 2. Respon Verbal (bicara) 3. Respon Motorik (gerak) 1. Respon membuka mata (eye) : 1 = Spontan, berkedip 2 = Dengan suara/panggilan 3 = Dengan yeri/ rangsangan 4 = Tidak ada respon

2. Respon bicara (verbal) : 5 = Orientasi baik 4 = Disorentasi(mengacau/bingung) 3 = Keluar kata- katatidak teratur 2 = Suara yang tidak berbentuk kata 1 = Tidak ada suara

3. Respon Motorik (gerak) : 6 = Mengikuti perintah 5 = Melokalisir rasa nyeri 4 = Menarik ekstermitas yang dirangsang 3 = Fleksi abnormal 2 = Ektensi abnormal 1 = Tidak ada gerak RESPON BICARA (VERBAL) UNTUK ANAK- ANAK5 = Kata kata bermakna, senyum, mengikuti objek4 = Menangis, tapi bisa diredakan3 = Teragitasi secara menetap2 = Gelisah, teragitasi1 = Diam saja

Tanda-tanda cedera kepalaHilang kesadaran < 30 menit/ lebihKebingunganPucatMual / muntahPusing kepalaTerdapat hematomSukar untuk dibangunkanPemeriksaan penunjang1. Ro foto kepala2. CT. Scan kepala3. MRI4. Angiograpi kepala5. Laborturium (Hb, Lekosit, CT,BT)

Penanganan Cedera Kepala1. Klainan Primer : (medik) - koreksi impresi fraktur - evakuasi hematoma - devesi likuor

2. Klainan Sekunder : - mencegah hipoksia : ABC,beri O2. - mencegah kenaikan TIK(tekanan intra kranial) : berikan posisi 15 20 derajat,tenangkan pasien - mencegah edema cerebri : manitol, furusimid/lasik - mencegah kejang : valium, medazolam

Penatalaksanan1. Observasi 24 jam2. Bila muntah dipuasakan3. Pada anak-anak diistirahatkan/tirah baring4. Profilaksis (obat penenang bila ada indikasi)5. Obat Vaskulasisasi /odema(manitol,lasik)6. Obat analgetik (novalgin, teramal)7. Pembedahan bila ada indikasi8. Perawatan ICU/IMCU bila perlu9. Rehabilitasi,psiko sosial,terapi kerja,glagow out come scaleKritria rawat di RS1. Amnesia > 1 jam2. Ada riwayat hilang kesadaran > 15 menit3. Kesadaran menurun4. Nyeri kepal sedang atau berat5. Intoksikasi alkohol atau obat6. Fraktur tengkorak7. Kebocoran cerebro spinalis (otorrhea/perdarahan dihidung, rhinorrhea/perdarahan ditelinga8. Tidak ada orang serumah yang dapat dipertanggung jawabkan9. Hasil pemeriksaan abnormal

Kretria tidak perlu dirawat/dipulangkan1. Tidak memiliki kretria rawat.2. Beritahukan bila timbul masalah ( buatkan tulisan): - mual, muntah, pusing, timbul perasaan mau pingsan, hilang keseimbangan3 . Sarankan untuk kontrol satu minggu setelah kejadian.ASUHAN KEPERAWATANA. Pengkajian 1. Identitas klien dan keluarga 2. Pemeriksan Fisik : a. System pernafasan : suara nafas, pola nafas. b. System neurologis : kelumpuhan, nyeri,pupil c. System : kardiovaskuler : hipotensi, thacikardi d. System musculoskletal : rentang gerak, paralisis e. System pencernaan : mual, muntah d. System perkemihan : inkontinesia urine B. Diagnosa keperawatan : 1. Resiko tidak efeftifnya bersihan jalan nafas 2. Perubahan perfusi jaringan cerebral 3. Nyeri 4. Kurang perawatan diri 5. Resiko kurang volume cairan 6. Resiko infeksi 7. Resiko integritas kulit 8. Kecemasan pasien dan keluargaTERIMA KASIH