analisa penggunaan surah al-kÂfirÛn dan al-...

79
ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- BAYYINAH DALAM BUKU AJAR KELAS VII MTS (Kajian Atas Buku Teks Pelajaran Al-Qur’an Hadis Terbitan Kemenag RI dan Arya Duta ) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh Yusup Kurniawan NIM 1112034000029 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

Upload: others

Post on 01-Nov-2019

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM BUKU AJAR KELAS VII MTS

(Kajian Atas Buku Teks Pelajaran Al-Qur’an Hadis Terbitan Kemenag RI dan Arya Duta )

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh

Yusup Kurniawan

NIM 1112034000029

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

Page 2: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM
Page 3: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM
Page 4: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM
Page 5: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

ii

ABSTRAK

Yusup Kurniawan

“ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN SURAH AL-BAYYINAH DALAM BUKU AJAR KELAS VII MTS (Kajian Atas Buku Teks Pelajaran al-Qur’an Hadis Terbitan Kemenag RI dan Arya Duta).”

Buku ajar merupakan salah satu media pikiran yang berisi ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum secara tertulis dan disusun menggunakan bahasa yang sederhana, menarik dan mudah dipahami oleh pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran. Tulisan ini bertujuan memberikan pemahaman terhadap makna toleransi yang terdapat pada surah al-Kâfirûn dan surah al-Bayyinah berdasarkan kurikulum 2013 madrasah tsanawiyah.

Penulis menggunakan metode deskriptif-komparatif yang menjelaskan data apa adanya dan mengkomparasikannya dengan data yang lain. Dengan metode ini penulis berupaya menggali informasi yang terdapat dalam kitab tafsir al-Qurthubi dan tafsir al-Misbâh dan menganalisa buku teks pelajaran al-Qur’an Hadis dari dua penerbit berbeda yang bersifat primer, maupun sekunder kemudian dideskripsikan secara lengkap serta dianalisis. Penelitian ini merupakan analisis dokumen (documentary analysis), atau proses analisisnya menggunakan teknik analisis isi (content analisis).

Penulis berkesimpulan surah al-Kâfirûn berbicara untuk menghormati agama dan kepercayaan yang dipeluk oleh umat lain dan tidak ada kerjasama dalam hal ibadah atau keyakinan antar satu agama dengan agama yang lain.

Surah al-Bayyinah berbicara tentang ahl al-Kitâb dan kaum musyrik yang menutupi kebenaran setelah datangnya penjelasan kepada mereka, dan ganjaran mereka adalah neraka, dan bagi seseorang yang beriman dan beramal saleh akan mendapatkan balasan dan ganjaran bagi mereka surga.

Toleransi yang dipaparkan dalam buku teks al-Qur’an Hadis memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari yaitu menghargai, menghayati, berprilaku sikap jujur, disiplin tanggungjawab, peduli, santun, percaya diri dalam berinteraksi sosial secara efektif di lingkungan,

Kata Kunci: Toleransi, Al-Kâfirûn, Al-Bayyinah, Buku Teks

Page 6: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

iii

KATA PENGANTAR

بسم هللا الرمحن الرحيم

Segala puji bagi Allah swt., yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang

senantiasa melimpahkan segala nikmat dan pertolongannya kepada penulis. Berkat

izin dari-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat dan salam selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. Semoga kita termasuk umatnya yang

istiqamah mengikuti perintahnya, dan mendapatkan syafa’at darinya pada hari

Kiamat kelak.

Penulis menyadari betul bahwa skripsi yang berjudul “ANALISA

PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

BUKU AJAR KELAS VII MTS (Kajian Atas Buku Teks Pelajaran al-Qur’an

Hadis Terbitan Kemenag RI dan Arya Duta )” ini tidak akan rampung jika hanya

mengandalkan daya yang penulis miliki. Ada banyak sosok, kerabat, dan orang-

orang yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu

penulis. Maka dalam pengantar skripsi ini penulis mengucapkan banyak

terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc, MA. selaku Rektor UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Yusuf Rahman, M.A. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya.

3. Dr. Eva Nugraha, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir dan

bapak Fahrizal Mahdi, Lc., MIRKH. selaku Sekertaris Jurusan Ilmu al-Qur’an

dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Eva Nugraha, MA., selaku dosen pembimbing akademik sekaligus

dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk

membimbing, mengarahkan, memberikan motivasi, dan mengoreksi dalam

penulisan skripsi ini. bahkan penulis diarahkan dari nol dan menyelesaikan

skripsi ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada

beliau serta keluarga, karena telah menerima penulis untuk datang ke rumah

selama penulisan skripsi ini dengan segala fasilitasnya. jazâkumullah khairal

Page 7: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

iv

jazâ. Hanya Allah yang dapat membalas semua kebaikan bapak dengan balasan

yang lebih baik.

5. Segenap dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tulus

dan ikhlas memberikan ilmu dan pengalaman berharga kepada penulis.

Semoga Allah selalu memberikan keberkahan dalam segala hal.

6. Yang tercinta kepada kedua orang tua Babeh Asep dan Mamah Aminah, yang

selalu mendoakan kebaikan, kesuksesan dan kesehatan dalam setiap aktifitas

penulis, yang tidak henti-hentinya memberikan motivasi dan kasih sayang

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada Nabilah dan Lukman selaku adik yang selalu mengingatkan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Bunda yang selalu memberikan motivasi dan semangat dalam menyelesaikan

skripsi ini, semoga selalu diberikan kesehatan dan kemudahan dalam

urusannya.

9. Drs. Zaenal Abidin, selaku Pengasuh Pondok Pesantren Modern Al-Ghozali,

yang tak henti-hentinya selalu membimbing, mengingatkan, mengarahkan, dan

mengajarkan penulis menjadi pribadi yang lebih baik dan amanah dalam

menjalankan tugas.

10. Kepada asâtidz wal ustadzât, Pondok Modern Al-Ghozali, yang selalu

memberikan semangat, membimbing, dan motivasi kepada penulis.

11. Kepada Hilmy, Harry, Haris, Fajar, ‘Ali Muharam, Dewi, Hilda, Ririn, Mery

dan Marhamah, Aripin, Badru, Irfan, Qomari, Ucup, Riadi, terima kasih sudah

membantu dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripi ini.

12. Teman-teman tafsir hadis angkatan 2012, yang tidak bisa disebutkan satu

persatu, terima kasih telah menjadi bagian dari warna warni kehidupan selama

kuliah dan selama menyusun skripsi. Semoga kita bisa menjaga almamater dan

hubungan keluarga ini.

13. Terakhir istriku Siska Indriyani yang selama ini selalu menemani dan

membantu dalam penulisan serta memberikan semangat dalam menyelesaikan

skripsi ini, terima kasih.

Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, mudah-

mudahan bantuan bimbingan, arahan dan doa yang telah kalian berikan menjadi

Page 8: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

v

amal ṣaleh serta mendapat balasan yang setimpal dari Allah swt. semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan untuk pengembangan ilmu

pengetahuan umumnya. Ȃmîn...

Akhir kata penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini

masih terdapat kekurangan dan bahkan tidak menutup kemungkinan di dalamnya

terdapat kekeliruan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik

dan sarannya untuk penulisan yang lebih baik serta untuk pengembangan kajian ke

depan.

Jakarta, 28 Juli 2019

Penulis

Page 9: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman pada

buku pedoman penulisan skripsi yang terdapat dalam Buku Pedoman Akademik

Program Strata 1 Tahun 2012-2013 Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.

A. Padanan Aksara

Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

tidak dilambangkan ا

B Be ب

T Te ت

Ts te dan es ث

J Je ج

ẖ h dengan garis bawah ح

Kh ka dan ha خ

D de د

Dz de dan zet ذ

R Er ر

Z Zet ز

S Es س

Sy es dan ye ش

S Es dengan garis di bawah ص

ṯ De dengean garis di bawah ض

ṯ Te dengan garis di bawah ط

Page 10: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

vii

ẕ Zet dengan garis di bawah ظ

Koma terbalik di atas hadap kanan ‘ ع

Gh ge dan ha غ

F Ef ف

Q Ki ق

K Ka ك

L El ل

M Em م

N En ن

W We و

H Ha ه

Apostrof ` ء

Y Ye ي

B. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal dalam bahasa Indonesia, terdiri dari

vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal,

ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

◌ A Fatẖah

◌ I Kasrah

◌ U Ḏammah

Page 11: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

viii

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai

berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ai a dan i ي

au a dan u و

C. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

â a dengan topi di atas ـا

î i dengan topi di atas ـي

û u dengan topi di atas ـو

D. Kata Sandang

Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf,

yaitu dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf syamsiyah maupun huruf

kamariah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân bukan ad-dîwân.

E. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah

tanda ( ◌) dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan

menggandakana huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak

berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang

yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Misalnya, kata (الضرورة) tidak ditulis ad-

darûrah melainkan al-ḏarûrah, demikian seterusnya.

F. Ta Marbûṯah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûṯah terdapat pada kata

yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat

contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jia ta marbûṯah tersebut diikuti

oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta marbûṯah tersebut diikuti

Page 12: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

ix

kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat

contoh 3).

No Kata Arab Alih Aksara

Ṯarîqah طريقة 1

Al-jâmi’ah al-Islamiyyah اجلامعة اإلسالمية 2

waẖdat al wujûd وحدة الوجود 3

G. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih

aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang

berlaku dalam Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain menuliskan permulaan

kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Jika nama

diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf

awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya, Contoh: Abû

Hâmid al-Ghazâlî, bukan Abû Hâmid Al-Ghazâlî al-Kindi bukan Al-Kindi.

Beberapa ketentuan lain dalam EBI sebetulnya juga dapat diterapkan dalam

alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic) atau cetak

tebal (bold). Jika menurut EBI, judul buku itu ditulis dengan cetak miring, maka

demikian halnya dalam alih aksaranya, demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal

dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar

katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani, tidak

‘Abd al-Samad al-Palimbânî; Nuruddin al-Raniri, tidak ditulis Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

H. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi’il) kata benda (ism), maupun huruf (harf)

ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat-

kalimat dalam bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di atas:

Page 13: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

x

Kata Arab Alih Aksara

Dzahaba al-ustâzu ذهب االستاذ

االجر ثـبت Tsabata al-ajru

al-ẖarakah al-‘asriyyah احلركة العصرية

Asyhadu an lâ ilâha illâ Allâh أشهد أن ال إله إال هللا

Maulânâ Malik al-Sâliẖ موال� ملك الصالح

يـوثركم هللاYu’atstsirukum Allâh

ظاهر العقلية al-maẕâhir al-‘aqliyyah امل

Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri mereka. Nama

orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang Arab tidak perlu dialihaksarakan.

Contoh: Nurcholis Madjid, bukan Nûr Khâlis Madjîd; Mohamad Roem, bukan

Muhammad Rûm; Fazhlur Rahman bukan Fadl al-Rahmân.

Page 14: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ i ABSTRAK ........................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii PEDOMAN TRANSLITERASI ......................................................................... vi DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 6 C. Pembatasan dan Rumusan Masalah .............................................................. 7 D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7 E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7 F. Kajian Pustaka ............................................................................................. 8

G. Metodologi Penelitian .................................................................................. 12 1. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 12 2. Metode Pembahasan ................................................................................ 13 3. Teknik Penulisan ..................................................................................... 14

H. Sistematika Penulisan .................................................................................. 14

BAB II MAKNA TOLERANSI DAN TASÂMUḤ

A. Pengertian Toleransi .................................................................................... 16 1. Toleransi Secara Umum ......................................................................... 17 2. Toleransi Dalam Islam ........................................................................... 19

B. Pengertian Tasâmuḥ ..................................................................................... 21 1. Perilaku Tasâmuḥ Dalam Kehidupan ........................................................... 23

a. Perilaku Tasâmuḥ Dalam Keluarga .................................................... 24 b. Perilaku Tasâmuḥ Dalam Kehidupan Bermasyarakat .......................... 25 c. Perilaku Tasâmuḥ Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara ........ 26

BAB III SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH PERSPEKTIF

MUFASSIR

A. Asbab al-Nuzûl surah al-Kâfirûn dan al-Bayyinah ........................................ 27 1. Surah al-Kâfirûn ....................................................................................... 27 2. Surah al-Bayyinah .................................................................................. 29

B. Surah al-Kâfirûn dan al-Bayyinah Menurut al-Qurthubi ................................ 31 1. Surah al-Kâfirûn dalam tafsir al-Jâmi li Ahkam al-Qur’an ..................... 34 2. Surah al-Bayyinah dalam tafsir al-Jâmi li Ahkam al-Qur’an .................... 33

C. Surah al-Kâfirûn dan al-Bayyinah Menurut Quraish Shihab ......................... 36 1. Surah al-Kâfirûn dalam tafsir al- Misbâh ............................................... 36 2. Surah al-Bayyinah dalam tafsir al- Misbâh .............................................. 40

Page 15: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

xii

BAB IV SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM BUKU

KEMENAG RI DAN ARYA DUTA A. Sistematika Penyajian Tema Toleransi .................................................... 45 B. Belajar Toleransi Dari Surah al-Kâfirûn dan al-Bayyinah dalam buku ajar

KEMENAG RI ..................................................................................... 46 1. Al-Qur’an Surah al-Kâfirûn 109/: 1-6 .................................................. 46

Penjelasan Surah ............................................................................... 46 2. Al-Qur’an Surah al-Bayyinah 89/: 1-8 ................................................. 48

Penjelasan Surah ............................................................................... 49 Belajar HadisTentang Toleransi ......................................................... 50 1. Hadis Tentang Berbuat Baik Terhadap Tetangga ......................... 50 2. Hadis Tentang Mencintai Tetangga ............................................. 50

C. Surah Al-Kâfirûn dan Al-Bayyinah Dalam Buku Ajar Arya Duta ............ 51 1. Kajian Surah al-Kâfirûn ....................................................................... 51

a. Membaca Surah al-Kâfirûn .......................................................... 51 Isi Kandungan Surah al-Kâfirûn ................................................... 52

2. Kajian Surah al-Bayyinah ................................................................... 53 a. Membaca Surah al-Bayyinah ...................................................... 53

Isi Kandungan Surah al-Bayyinah ............................................... 54 3. Kajian Hadis Tentang Toleransi .......................................................... 56

a. Membaca Hadis Tentang Berbuat Baik Terhadap Tetangga ........ 56 Isi Kandungan Hadis ................................................................... 56

b. Hadis Tentang Mencintai Tetangga ............................................. 57 D. Komentar Penulis ................................................................................... 57

a. Kelebihan Dari Materi Toleransi Pada Buku Ajar Al-Qur’an Hadis ........................................................................................... 57

b. Kekurangan Materi Toleransi Pada Buku Ajar al-Qur’an Hadis .. 58

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................................. 60 B. Saran dan Rekomendasi ............................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam menempatkan pendidikan pada kedudukan sebagai sesuatu yang

penting dan tinggi dalam doktrin Islam dan sesuatu yang mutlak menjadi

kebutuhan manusia di manapun ia berada. Hal ini bisa dilihat dalam al-Qur’an dan

Hadis yang banyak menjelaskan tentang arti pendidikan bagi kehidupan umat

Islam sebagai hamba Allah.1 Dalam pendidikan, ilmu adalah hal yang paling

penting dan esensial. Dengan demikian, pendidikan agama sebagai salah satu unsur

yang sangat penting, turut memiliki andil untuk membentuk peserta didik menjadi

manusia yang kokoh iman dan taqwa serta mampu mengaplikasikan ajaran-ajaran

Islam dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bentuk sikap ataupun kebiasaan.

Menurut Islam pendidikan merupakan kewajiban, sebagaimana hadis Nabi yang

mendorong umat Islam untuk senantiasa menuntut ilmu seperti hadis berikut ini:

ار حد ثـنا كثري بن شنظري حدثـنا هشام بن عم عن حممد بن سريين ثـنا حفص بن سليمان حد

عليه وسلم طلب العلم فريضة على كل مسلم عن أنس بن مالك قال قال رسول ا� صلى ا�

غري أهله كمقلد اخلنازير اجلوهر واللؤلؤ والذهب وواضع العلم عند

Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar berkata, telah menceritakan kepada kami Hafs bin Sulaiman berkata, telah menceritakan kepada kami Katsir bin Syinẕir dari Muhammad bin Sirîn dari Anas bin Mâlik ia berkata; Rasulullah Sallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dan orang yang meletakkan ilmu bukan pada ahlinya, seperti seorang yang mengalungkan mutiara, intan dan emas ke leher babi."2

Dengan pendidikan manusia akan selalu berfikir lebih maju sehingga dapat

menciptakan kehidupan yang lebih bermakna dan berkualitas. Sesuai dengan

tujuan pendidikan nasional UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Sisdiknas) pada bab II Pasal 3 bahwa:

“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

1 Harun Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam (Ciputat: LOGOS, 1999), h. 2. 2 Ibn Majah, Sunān Ibnu Mājah (Kitabul ‘Ilm,Mishkātul-Masābīh), h. 218.

Page 17: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

2

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis dan bertanggung jawab.”3

Dewasa ini, masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan

pembelajaran adalah memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan

ajar4 yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Sehubung

dengan itu, perlu disusun rambu-rambu pemilihan dan pemanfaatan buku ajar untuk

membantu guru agar mampu memilih buku ajar dan memanfaatkannya dengan

tepat. Rambu-rambu yang dimaksud antara lain mengacu pada ketentuan BNSP

yang menilai buku ajar pelajaran melalui empat unsur kelayakan buku ajar tersebut,

yaitu 1) isi atau mata pelajaran, 2) penyajian materi, 3) bahasa dan keterbacaan, dan

4) format buku atau grafik.5

Bahan ajar juga harus memiliki kriteria yang sudah ditetapkan oleh

pemerintah. Pada kenyataannya masih banyak buku yang belum sesuai dengan

instrumen penilaian buku panduan pendidik,6 diantaranya: Banyak buku yang

isinya kurang sesuai dengan materi, diragukannya kualitas isi buku dan adanya

pemahaman yang kurang efektif pada ayat al-Qur’an dan hadis, kalimat dan

terjemahan ayat-ayat versi Depag dan PT. Tiga Serangkai yang tidak sesuai dengan

kaidah bahasa indonesia, belum sesuainya penulisan, kompetensi maupun sistem

evaluasi yang sesuai dengan kurikulum KTSP. Dalam kurikulum 2013 buku ajar

pelajaran merupakan sumber pembelajaran utama untuk mencapai Kompetensi

Dasar dan Kompetensi Inti.7

Dalam Islam paham yang mengedepankan indoktrinisasi dan

mengesampingkan paham yang lain hanya akan membuat para siswa memiliki

3 Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam Undang-Undang

SISDIKNAS(Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag, 2003), h. 37. 4 Yuli Yanti, Analisis Buku Ajar Fikih (Studi Komparasi di MI Sultan Agung dan SD IT Ar-

Rahmah Yogyakarta) (Tesis, 2001), h. 28. 5 Yuli, Analisis Buku Ajar Fikih, h. 28. 6 Nur Azizah Fitriani, Analisis Buku Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti SMK/MAK

Kelas X Penerbit Erlangga Berdasarkan Kurikulum 2013, h. 33. 7 Bambang Kesowo, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013

Tentang Standar Nasional Pendidikan (Jakarta: 2008,) h. 17.

Page 18: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

3

sikap eksklusif yang nantinya kurang menghargai keberadaan liyan8atau others.9

Bentuk radikalisme dalam pendidikan tidak semuanya berupa aksi kekerasan, tetapi

juga dapat diwujudkan dalam bentuk ucapan dan sikap yang berpotensi melahirkan

kekerasan yang tidak sesuai dengan norma-norma pendidikan.10

Salah satu bentuk perubahan manusia yang bersifat global dan berhubungan

dengan komunitas muslim adalah perubahan perilaku dan fungsi lembaga

keagamaan. Berbagai nilai yang tumbug dan berkembang dari cara manusia

merealisasi ajaran agamanya mulai dipertanyakan fungsinya dalam modernitas

kehidupan masyarakat. Dalam menumbuhkan dan mengkonstruksi bertoleransi

adalah melalui pendidikan. Karena pendidikan memiliki peran urgen membentuk

karakter anak didik sebagai upaya memenuhi tuntutan cara modern dan global

sekarang ini, di mana seluruh elemen masyarakat bertanggung jawab terciptanya

perdamaian abadi. Dalam hal ini, pendidikan agama sebagai media penyadaran

umat perlu mengembangkan nilai-nilai bertoleransi antar umat beragama.

Sebuah keniscayaan bahwa dalam masyarakat yang multi agama seringkali

timbul pertentangan antar pemeluk agama yang berbeda. Secara umum konflik

antar pemeluk agama tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain seperti:

pelecehan terhadap agama dan pemimpin spiritual sebuah agama tertentu,

perlakuan aparat yang tidak adil terhadap pemeluk agama tertentu, kecemburuan

ekonomi dan pertentangan kepentingan politik.

Salah satu bagian penting dari konsekuensi tata kehidupan global yang

ditandai kemajemukan etnis, budaya, dan agama tersebut, adalah membangun dan

menumbuhkan kembali semangat bertasâmuh dalam masyarakat. Karena pada

hakikatnya semua adalah sebagai seorang “saudara” dan “sahabat”. Bahkan, Islam

melalui Al-Qur’an dan Hadisnya juga mengajarkan sikap-sikap toleran.

Sebagai lembaga pendidikan, semua lembaga sekolah baik pendidikan

agama maupun pendidikan karakter memiliki tantangan berat untuk merubah

paradigma berfikir manusia, dari ekslusif menuju inklusif. Permusuhan menjadi

8 Merupakan ‘yang lain’ yang berada diluar ‘diri’ (K. Bertens, Filsafat Barat Kontemporer,

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 89-99. 9 Abdul Munip, “Menangkal Radikalisme Agama di Sekolah,” Jurnal Pendidikan Islam, No

2, 2012/1434, h. 178. 10 Saekan Muchith, “Radikalisme Dalam Dunia Pendidikan” ADDIN, Volume 10, No 1,

Febuari 2016, h. 171.

Page 19: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

4

persaudaraan, karena pada hakekatnya pendidikan adalah suatu proses dari “upaya

memanusiakan manusia” ini mengandung maksud bahwa tanpa adanya media

berupa pendidikan maka kegiatan toleransi akan sulit berkembang di bumi

nusantara ini.

Bergulirnya era reformasi mengharuskan seluruh masyarakat Indonesia

untuk tetap menegakkan persatuan bangsa. Oleh karena itu, hal ini menjadi dasar

adanya pembangunan di bidang agama, terutama yang berkaitan dengan sikap

tasâmuḥ atau toleransi umat Beragama. Sikap tasâmuḥ yang harus dipegang

menurut Harun Nasution yang menjadi dasar penyusunan konsep teologi

kerukunan, yakni 1). Mencoba melihat kebenaran yang ada pada agama lain, 2).

Memperkecil perbedaan di antara agama-agama, 3). Menonjolkan persamaan yang

ada dalam agama, 4). Menghimpun rasa persaudaraan setuhan, 5). Memusatkan

usaha pada pembinaan individu dan masyarakat yang baik, yang menjadi tujuan

beragama dari semua agama monotheism, 6). Mengutamakan pelaksanaan ajaran-

ajaran yang membawa kepada toleransi beragama dan 7). Menjauhi praktek serang

menyerang antar agama.11

Dalam mata pelajaran al-Qur’an hadis, dimana mata pelajaran al-Qur’an

Hadis ini mengajarkan tentang bagaimana menciptakan hubungan baik kepada

sesama manusia, peduli terhadap sesama, saling menghormati, dan bagaimana cara

kita menghargai orang lain walaupun terdapat banyak perbedaan.

Realitas sosial ini telah mejadi kajian kalangan akademisi di lingkungan

Kementerian Agama dengan memasukkan konsep toleransi pada kurikulum

pendidikan dasar tingkat Madrasah Tsanawiyah. Konsep tasȃmuh dimasukkan pada

Standar Isi Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Kelas VII Semester II.

Realita sosial dari masa ke masa tiada hentinya menyuguhkan tindakan

intoleransi yang pada akhirnya turut mempengaruhi citra agama, sehingga sejarah

agama-agama pun menjadi sejarah intoleransi.12 Intoleransi mengakibatkan

terjadinya konflik antar kelompok umat manusia. Konflik yang menajam

disebabkan oleh ekslusivitas kelompok, serta pada saat yang sama kekurang

11 Ahmad Sholeh, “Pemahaman Konsep Tasamuh (toleransi) Siswa dalam Ajaran Islam,”

Jurnal PAI. Vol I No.1, Juli-Desember 2014, h. 102. 12 Zuhairi Misrawi, Al-Qur’an Kitab Toleransi (Jakarta: Firah, 2007). h. 178.

Page 20: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

5

mampuan mengurangi penyeragaman sesuai dengan keinginan kelompok itu

sendiri.13

Buku teks pelajaran al-Qur’an Hadis sebagai materi pelajaran di kelas telah

banyak ditulis dan dicetak oleh berbagai penerbit, seperti CV. Arya Duta, Erlangga,

Tiga Seragkai, Mizan, dan Kementerian Agama RI. Salah satu buku tersebut adalah

buku al-Qur’an Hadis kelas VII untuk madrasah tsanawiyah (MTs) dan sederajat,

yang dicetak oleh Kementrian Agama Republik Indonesia / Departemen Agama

(Depag RI) dan CV. Arya Duta.

Dalam buku tersebut penulis menemukan permasalahan bahwa Islam

mempunyai pandangan terhadap toleransi dengan menggunakan dalil QS. al-

Kâfirûn 109/: 1 - 6 dan QS. al-Bayyinah 89/: 1-8.

QS. al-Kâfirûn 109/: 1 - 6 Allah SWT. berfirman:

“Katakanlah:Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku.”

QS. al-Bayyinah 89/: 1-8 Allah SWT. Berfirman:

13 Abd A’la, Melampuai Dialog Agama (Jakarta: Kompas, 2002). h. 33.

Page 21: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

6

“Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata (1), (yaitu) seorang rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang suci (al-Qur’an) (2), di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus (benar) (3), dan tidaklah terpecah belah orang-orang ahli kitab melainkan setelah datang kepada mereka bukti yang nyata (4), padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menanti-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar (5), Sungguh orang-orang yang kafir dari golongan ahlul kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk (6), sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhkuk (7), balasan di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya (8).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu adanya penelitian pada buku

teks pelajaran al-Qur’an Hadis kelas VII Madrasah Tsanawiyah yang selama ini

beredar.14

Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui lebih dalam dan menuangkan

permasalahan ini dalam bentuk skripsi dengan judul “ANALISA PENGGUNAAN

SURAH AL-KÂFIRÛN DAN SURAH AL-BAYYINAH DALAM BUKU

AJAR KELAS VII MTS (Kajian Atas Buku Teks Pelajaran al-Qur’an Hadis

Terbitan Kemenag RI dan Arya Duta).”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dalam

pembahasan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Terdapat pembahasan mengenai toleransi dalam buku terbitan CV. Arya

Duta dan Kemenag RI.

14 Lampiran.-SK-Dirjen-No.2676-2013.K1-KD-PAI-2013-rivised 16 Juni 2014, h. 56.

Page 22: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

7

b. Terdapat perbedaan terjemahan makna من di dalam surah al-Bayyinah.

c. Surah al-Kâfirûn dan al-Bayyinah yang di jadikan sebagai dalil toleransi di

dalam buku teks pelajaran al-Qur’an Hadis Madrasah Tsanawiyah kelas

VII.

d. Belum adanya penelitian yang membahas buku teks pelajaran al-Qur’an

Hadis.

C. Pembatasn dan Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah penulis uraikan di atas, maka

untuk lebih memfokuskan penelitian ini, penulis membatasi masalah penelitian

hanya pada pencarian analisa penggunaan surah al-Kâfirûn dan al-Bayyinah dalam

buku ajar al-Qur’an Hadis dalam pandangan beberapa mufassir.

Berdasarkan pembatasan di atas, masalah pokok yang akan penulis teliti

dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimanakah pandangan mufassir tentang surah al-Kâfirûn dan al-

Bayyinah ?

b. Adakah hubungan toleransi di dalam surah al-Kâfirûn dan al-Bayyinah?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Untuk mengetahui pandangan mufassir dalam mengkaji surah al-Kâfirûn

dan al-Bayyinah;

b. Untuk menganalisa hubungan di antara surah al-Kâfirûn dan al-Bayyinah

yang mana di dalam buku teks pelajaran al-Qur’an Hadis tersebut

menerangkan tentang toleransi.

c. Untuk memahami penggunaan surah al-Kâfirûn dan al-Bayyinah di dalam

buku teks pelajaran al-Qu’an Hadis terbitan CV. Arya Duta dan Kemenag

RI.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah manfaat teoritis dan

praktis. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah pertimbangan

Page 23: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

8

peletakan ayat atau surah al-Qur’an dalam buku teks pelajaran al-Qur’an Hadis.

Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberitakan gambaran lebih baik

tentang panadangan mufasir di dalam buku teks pelajaran al-Qur’an Hadis. Adapun

manfaat praktis dari kajian ini adalah hasil kajian ini dapat menjadi referensi untuk

penelitian lebih lanjut.

F. Kajian Pustaka

Studi terhadap buku teks agama Islam, khususnya yang berhubungan

dengan buku teks/ajar al-Qur’an Hadis, tampaknya tidak begitu banyak mendapat

perhatian bagi para pengkaji di Ushuluddin jika dibandingkan dengan cabang ‘ulûm

al-Qur’an /‘ulûm al-Hadis lainnya.

Maraknya kajian tentang toleransi dalam beragama. Serta menghindari

adanya perpecahan antar umat beragama, untuk itu penulis menelusuri kajian-

kajian yang pernah dilakukan atau memiliki kesamaan. Dari hasil karya ilmiah yang

penulis temukan, ada beberapa tema penelitian dengan buku ajar al-Qur’an Hadis

dan sikap toleransi, diantaranya:

1. Tesis oleh Mokhammad Ainul Yaqin, Pasca sarjana, “Analisis Buku Ajar Al-

Qur’an Hadis Kurikulum 2013 Kelas XI Madrasah Aliyah”. Isi tesis ini

membahas masalah yang ada di dalam buku ajar al-Qur’an Hadis kelas XI

Aliyah, bahwasanya perlu adanya koreksi pada buku ajar al-Qur’an Hadis

dikarenakan masih diragukan kualitas isi buku tersebut, bahwa adanya

pemahaman yang kurang efektif pada ayat al-Qur’an dan hadisnya.Persamaan

dengan skripsi ini adalah berkaitan dengan buku teks al-Qur’an Hadis.

Sedangkan perbedaannya adalah pada skripsi ini penulis akan membahas

Analisa Penggunaan Surah Al-Kafirun Dan Surah Al-Bayyinah Dalam Buku

Ajar Kelas VII Mts (Kajian Atas Buku Teks Pelajaran al-Qur’an Hadis

Terbitan Kemenag RI dan Arya Duta).

2. Skripsi karya Khoirus Sholihin,15 dengan judul, “Pendidikan Toleransi dalam

Pembelajaran al-Qur’an Hadis di MAN Manguwoharjo Yogyakarta: Analisis

15 Khoirus Sholihin,“Pendidikan Toleransi dalam Pembelajaran al-Qur’an Hadis di MAN

Manguwoharjo Yogyakarta: Analisis Buku Teks al-Qur’an Hadis Madrasah Aliyah Kelas XII,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014).

Page 24: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

9

Buku Teks al-Qur’an Hadis Madrasah Aliyah Kelas XII”. Penelitian ini

membahas pentingnya mempelajari Pendidikan toleransi yang terdapat di dalam

buku ajar al-Qur’an Hadis yang mengajarkan tentang perbedaan, kedamaian

hidup bersama dalam lingkungan masyarakat di setiap kalangan yang berbeda,

peduli terhadap sesama, saling menghormati satu sama lain. Persamaan dengan

skripsi ini adalah berkaitan dengan buku teks al-Qur’an Hadis. Sedangkan

perbedaannya adalah pada skripsi ini penulis akan membahas Analisa

Penggunaan Surah Al-Kafirun Dan Surah Al-Bayyinah Dalam Buku Ajar Kelas

VII Mts (Kajian Atas Buku Teks Pelajaran al-Qur’an Hadis Terbitan Kemenag

RI dan Arya Duta).

3. Skripsi karya Nikmatul Solikhah,16 dengan judul “Analisis Buku Ajar

Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas VII SMPN 13 Malang”, permasalahan

dalam penelitian ini adalah 2 buku ajar Pendidikan Agama Islam Kelas VII

SMPN 13 ini, bahwa buku yang digunakan oleh sekolah tersebut buku terbitan

Yudistira dan buku Cempaka Putih. Dari berbagai kajian terhadap kesesuain isi,

ketersediaan dan kesesuaian rangkuman, ketersediaan dan kesesuaian soal dan

latihan, kesesuaian sampul, kesesuaian gambar. Telah menghasilkan terbitan

Yudistira lebih layak digunakan dari pada buku ajar terbitan Cempaka Putih.

Persamaan dengan skripsi ini adalah berkaitan dengan buku teks agama.

Sedangkan perbedaannya adalah pada skripsi ini penulis akan membahas

Analisa Penggunaan Surah Al-Kafirun Dan Surah Al-Bayyinah Dalam Buku

Ajar Kelas VII Mts (Kajian Atas Buku Teks Pelajaran al-Qur’an Hadis Terbitan

Kemenag RI dan Arya Duta).

4. Skripsi Erwan Rustandi, Fakultas Adab dan Humaniora, “Analisis Gramatikal

Terjemahan Al-Qur’an Terbitan Depag dan PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

(Studi Kasus Surat Yasin)” skripsi ini menganalisa kalimat dan terjemahan ayat-

ayat antara versi Depag dan PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri yang tidak

sesuai dengan Kaidah Bahasa Indonesia yang disempurnakan. Kemudian

penulis menyempurnakan terjemahannya dengan terjemahan yang sesuai

menurut Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Persamaan dengan

16 Nikmatul Solikhah, “Analisis Buku Ajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas VII SMPN

13 Malang” (Skripsi, S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2011).

Page 25: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

10

skripsi ini adalah berkaitan dengan ayat al-Qur’an. Sedangkan perbedaannya

adalah pada skripsi ini penulis akan membahas Analisa Penggunaan Surah Al-

Kafirun Dan Surah Al-Bayyinah Dalam Buku Ajar Kelas VII Mts (Kajian Atas

Buku Teks Pelajaran al-Qur’an Hadis Terbitan Kemenag RI dan Arya Duta).

5. Muhamad Arif Mustofa,17jurnal Mizani, dengan judul “Kerukunan Umat

Beragama: Studi Analisis Tentang Non Muslim, Ahl al-Kitab & Pluralisme”.

Dalam tulisannya dikatakan bahwa manusia pada hakikatnya hidup di dunia ini

tidak bisa untuk hidup sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia

tidak hanya dapat berinteraksi kepada satu golongan saja. Manusia

membutuhkan suatu komunitas kelompok, suku, agama yang berbeda dalam

kehidupannya, hal ini untuk menunjukkan bahwa Tuhan dalam menciptakan

manusia dari suku, bangsa yang berbeda begitu juga dalam agama yang ada

sebagian kelompok menganggap agama mereka yang paling benar. Persamaan

dengan jurnal ini adalah berkaitan dengan toleransi. Sedangkan perbedaannya

adalah pada skripsi ini penulis akan membahas Analisa Penggunaan Surah Al-

Kafirun Dan Surah Al-Bayyinah Dalam Buku Ajar Kelas VII Mts (Kajian Atas

Buku Teks Pelajaran al-Qur’an Hadis Terbitan Kemenag RI dan Arya Duta).

6. Skripsi oleh Abdul Bari Nasrudin, “Pemahaman Intelektual Muslim Indonesia

atas Ayat-ayat Hubungan Antar umat Beragama”, penelitian ini membahas QS.

al-Baqarah /2:62, hampir tidak ada perbedaan antara Intelektual Indonesia

dengan perwakilan mufasir klasik (Ibn Katsir, Fakhr al-Dîn al-Râzî) dan modern

(Wahbah al-Zuḥailî, Hamka dan M.Quraish Shihab). Tidak ada paksaan

beragama adalah hak setiap orang untuk memilih suatu agama mana yang

dianggaap baik dan buruk, tanpa ada unsur pemaksaan. Kemudian QS. al-

An’am/6:108, Islam memandang bahwa sikap menghormati menghargai sebagai

wujud kecintaan Islam terhadap agama lain. Dalam rangka penghormatan dan

perlindungan terhadap simbol keagamaan, Islam tidak membolehkan mencaci

maki atau menghina sesembahan Tuhan agama lain. Persamaan dengan skripsi

ini adalah berkaitan dengan toleransi. Sedangkan perbedaannya adalah pada

skripsi ini penulis akan membahas Analisa Penggunaan Surah Al-Kafirun Dan

17 Muhamd Arif Mustofa, “Kerukunan Umat Beragama: Studi Analisis Tentang Non Muslim,

Ahlul Kitab & Pluralisme,” Mizani, Vol, IX, No. 1 (Februari 2015).

Page 26: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

11

Surah Al-Bayyinah Dalam Buku Ajar Kelas VII Mts (Kajian Atas Buku Teks

Pelajaran al-Qur’an Hadis Terbitan Kemenag RI dan Arya Duta).

7. Skripsi oleh Mokhamad Ainul Yakin, “Analisis Buku Teks al-Qur’an Hadis

Kurikulum 2013 Kelas XI Madrasah Aliyah” , penelitian ini membahas ayat-

ayat dan hadis-hadis pada buku teks al-Qur’an Hadis semester 1 kelas XI

Madrasah Aliyah, dan bagaiamana takhrij serta kualitas sanad dan matan dan

pemahaman ayat-ayat al-Qur’an dan pemahaman hadis pada buku teks al-Qur’an

Hadis. Persamaan dengan skripsi ini adalah berkaitan dengan buku teks

pelajaran al-Quran Hadis. Sedangkan perbedaannya adalah pada skripsi ini

penulis akan membahas Analisa Penggunaan Surah Al-Kafirun Dan Surah Al-

Bayyinah Dalam Buku Ajar Kelas VII Mts (Kajian Atas Buku Teks Pelajaran

al-Qur’an Hadis Terbitan Kemenag RI dan Arya Duta).

8. Skripsi, oleh Nurkholis “Penafsiran Sayid Quthb terhadap Surah al-Kafirun

dalam Fi Dzilalil al-Qur’an”, penelitian ini menjelaskan bahwa surah al-Kafirun

merupakan surah yang memberikan ketegasan untuk melakukan pemisahan

secara total, karena tauhid adalah sebuah system dan syirik adalah system yang

lain. Karena keduanya tidak akan dapat bertemu. Sayyid Quthb memandang

surah al-Kafirun ini sebagai modal social umat Islam dalam membangun

kebersamaan. Surah al-Kafirun ini mengajak kepada kita untuk tetap ramah

dalam perbedaan, tetapi tidak pada soal akidah. Persamaan dengan skripsi ini

adalah berkaitan dengan surah al-Kafirun. Sedangkan perbedaannya adalah pada

skripsi ini penulis akan membahas Analisa Penggunaan Surah Al-Kafirun Dan

Surah Al-Bayyinah Dalam Buku Ajar Kelas VII Mts (Kajian Atas Buku Teks

Pelajaran al-Qur’an Hadis Terbitan Kemenag RI dan Arya Duta).

9. Skripsi, oleh Hendri Gunawan, “Toleransi Beragama Menurut Pandangan

Hamka dan Nurcholis Madjid”, penelitian ini menjelaskan perbandingan

pemikiran Hamka dan Nurcholis Madjid tentang toleransi beragama. Keduanya

sama menekankan tentang pentingnya prinsip toleransi dalam kehidupan

beragama yaitu dengan menghormati kebebasan beragama. Batas-batas dalam

toleransi beragama di mana Hamka menyatakan toleransi bahwa toleransi

beragama dalam Islam hanya bias dilakukan jika tidak menyangkut masalah

keimanan sedangkan Nurcholis Madjid dalam praktek toleransi beragamanya

Page 27: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

12

lebih inklusif dan pluralism. Seperti dengan mengikuti do’a bersama antar umat

beragama. Persamaan dengan skripsi ini adalah berkaitan dengan toleransi.

Sedangkan perbedaannya adalah pada skripsi ini penulis akan membahas

Analisa Penggunaan Surah Al-Kafirun Dan Surah Al-Bayyinah Dalam Buku

Ajar Kelas VII Mts (Kajian Atas Buku Teks Pelajaran al-Qur’an Hadis Terbitan

Kemenag RI dan Arya Duta).

10. Skripsi, oleh Sifah Fauziah, “Toleransi Umat Islam Dalam Perspektif Hadis

(Sebuah Kajian Hadis Tematik), penelitian ini membahas hadis toleransi dan

pendapat para ulama tentang toleransi, peneliti berkesimpulan bahwa Islam

merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi,

sebagaimana perilaku Nabi Muhammad Saw. Persamaan dengan skripsi ini

adalah berkaitan dengan toleransi. Sedangkan perbedaannya adalah pada skripsi

ini penulis akan membahas Analisa Penggunaan Surah Al-Kafirun Dan Surah

Al-Bayyinah Dalam Buku Ajar Kelas VII Mts (Kajian Atas Buku Teks Pelajaran

al-Qur’an Hadis Terbitan Kemenag RI dan Arya Duta).

Adapun Buku-buku yang membahas permasalahan penulisan, seperti

Pedoman Memahami al-Qur’an oleh Didin Saefudin Buchari, Al-Qur’an dari Masa

ke Masa oleh H. Munawar Chalil, al-Qur’an Kitab Terbesar oleh Dr. Phil. M. Nur

Kholis Setiawan, Al-Qur’an Kitab Toleransi oleh Zuhairi Misrawi, 40 Hadits

Shahih: Pedoman Membangun Toleransi oleh Khotimatul Husna, Ngaji Toleransi

oleh Ahmad Syarif Yahya, Vonis Kafir dalam Timbangan Islam oleh ‘Abd Allah

Ibn ‘Abd al-’Aziz Jibrin, Meniti Kalam Kerukunan oleh Mohamad Nur Kholis

Setiawan dan Djaka Soetapa, Kutipan Pencerahan Nurcholis Madjid Tentang Islam

Rahmatan Lil ‘Alamin oleh Budhy Munawar Rachman.

G. Metodologi Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data

Dalam Penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kepustakaan (library

research), yaitu mengumpulkan data-data dan menelaah sejumlah referensi yang

berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas. Kemudian penulis

klasifikasi menjadi dua jenis sumber data, yaitu:

Page 28: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

13

a. Sumber data primer yaitu data yang berlangsung dan diperoleh dari

sumber data pertama, disebut dengan sumber utama. Dalam hal ini yang

menjadi sumber utamanya adalah kitab-kitab tafsir dan buku teks

pelajaran al-Qur’an Hadis kelas VII Madrasah Tsanawiyah. Dari dua

penerbit berbeda yaitu CV. Arya Duta dan Kemenag RI.

b. Sumber data sekunder yang terdiri dari buku, tulisan, dan karya ilmiah

lainnya yang memiliki relevansi dengan pokok permasalahan yang dikaji

dalam penelitian ini.

2. Metode Pembahasan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analitik18yaitu

suatu metode yang bermaksud menggambarkan data-data dalam menguji dan

menjelaskan sebuah hipotesis untuk menjawab pertanyaan dari satu

permasalahan. Sedangkan analitik yaitu sebuah tahapan untuk menguraikan data-

data yang telah terkumpul dan tersusun secara sistematis. Jadi metode deskriptif

analitik adalah sebuah metode pembahasan untuk menerapkan data-data yang

telah tersusun dengan melakukan kajian terhadap data-data tersebut.

Penelitian ini merupakan analisis dokumen (documentary analysis),

atauproses analisisnya menggunakan teknik analisis isi (content analisis). Definisi

tentang konsep analisis isi atau kajian isi, seperti yang ditulis oleh Lexy J.

Moleong dalam Metodologi Penelitian Kualitatif, menurut Holsti menyatakan

bahwa kajian isi adalah teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan

melalui usaha menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan

sistematis.19

Menurut Jusuf Soewadji dalam bukunya mengatakan bahwa studi dokumen

merupakan kajian yang menitik beratkan pada analisis atau interpretasi bahan

tertulis berdasarkan konteksnya. Bahan bisa berupa catatan yang terpublikasikan,

buku teks, surat kabar, dan sejenisnya. Studi dokumentasi ini dilakukan dengan

18 Metode deskriptif adalah metode penyajian fakta secara sistematis sehingga dapat dengan

mudah dipahami dan disimpulkan. Sedangkan metode analitis adalah sebuah metode penelitian yang berusaha mengurai sesuatu dengan tepat dan terarah. Lihat Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), h. 6.

19 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), h. 220.

Page 29: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

14

mengumpulkan dokumen atau data-data yang diperlukan dalam permasalahan

penelitian lalu ditelaah secara mendalam.20

3. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan, skripsi ini berpedoman pada Buku Pedoman

Akademik Program Strata 1 Tahun 2012-2013 Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.21

H. Sistematika Penulisan

Penulisan dalam skripsi ini dibagi dalam lima (5) bab, yaitu:

Bab I adalah pendahuluan meliputi: latar belakang masalah, identifikasi

masalag, batasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

kajian pustaka, metodologi penelitian terbagi pada, 1) Metode pengumpulan data

2) metode pembahasan 3) Teknik penulisan, dan terakhir sistematika penulisan.

pada bab ini penulis melatar belakangi masalah toleransi dari buku teks pelajaran

al-qur’an hadis yang selama ini beredar

Bab II adalah Makna Toleransi dan Tasâmuḥ, meliputi: pengertian

toleransi, meliputi 1) toleransi secara umum, 2) toleransi dalam Islam, pengertian

tasâmuḥ, meliputi 1) perilaku tasâmuḥ dalam kehidupan, meliputi a. perilaku

tasâmuḥ dalam keluarga b. perilaku tasâmuḥ dalam kehidupan bermasyarakat c.

Perilaku tasâmuḥ dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. pada bab ini penulis

memaparkan makna toleransi dan tasâmuḥ yang berkaitan dengan bab pertama

bahwa surah al-kâfirûn dan al-bayyinah membahas tentang toleransi.

Bab III adalah surah al-Kâfirûn dan al-Bayyinah perspektif mufassir,

meliputi A) asbab al-Nuzûl surah al-Kâfirûn dan al-Bayyinah, terbagi pada 1) surah

Kâfirûn, 2) surah al-Bayyinah, B) surah al-Kâfirûn dan al-bayyinah menurut al-

Qurthubi. Meliputi: 1) surah al-Kâfirûn dalam tafsir al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’an

karangan al-Qurthubi, 2) surah al-Bayyinah dalam tafsir al-Jâmi’ li Ahkâm al-

Qur’an karangan al-Qurthubi. C) Surah al-Kâfirûn dan al-bayyinah menurut

Quraish Shihab. Meliputi: 1) surah al-Kâfirûn dalam tafsir al-Misbāh karangan

Quraish Shihab, 2) surah al-Bayyinah dalam tafsir al-Misbāh karangan Quraish

Shihab. Hubungan pada bab II adalah surah al-Kâfirûn dan al-bayyinah dijadikan

20 Jusuf Soewadji, Pengantar Metodologi Penelitian (Jakarta: Mitra Wacana, 2012), h. 59. 21 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Akademik Universitas Islam Negeri (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2000), h. 368.

Page 30: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

15

dalil sebagai pembahasan toleransi di dalam buku teks pelajaran al-Qur’an hadis

dari dua penerbit berbeda yaitu KEMENAG RI dan Arya Duta.

BAB IV adalah surah al-Kâfirûn dan al-Bayyinah dalam buku KEMENAG

RI dan buku Arya Duta. Meliputi: A) Sistematika Penyajian Tema Toleransi,

terdapat table perbandingan sistematika penyajian. B) Belajar Toleransi dari surah

al-Kâfirûn dan al-Bayyinah dalam buku KEMENAG RI. Meliputi 1) Al-Qur’an

Surah al-Kâfirûn 109/: 1 - 6 Allah SWT, kemudian penjelasan surah, 2) Al-Qur’an

Surah al-Bayyinah 89/: 1-8 Allah SWT, kemudian penjelasan surah, belajar hadis

tentang toleransi, berbuat baik kepada sesama, meliputi 1.hadis tentang berbuat baik

terhadap tetangga. 2. Hadis tentang mencintai tetangga. C) Belajar Toleransi dari

surah al-Kâfirûn dan al-Bayyinah dalam buku Arya Duta. Meliputi 1) Kajian Surah

al-Kâfirûn, meliputi Membaca surah al-Kâfirûn, isi kandungan surah al-Kâfirûn. 2)

Kajian surah al-Bayyinah. Meliputi membaca surah al-Bayyinah, isi kandungan

surah al-Bayyinah. 3) Kajian hadis tentang toleransi, meliputi membaca hadis

tentang berbuat baik terhadap tetangga, isi kandungan hadis. Hadis tentang

mencintai tetangga, isi kandungan hadis. C) Komentar Penulis. Hubungan Bab III

pada bab ini adalah komentar ulama dalam mengomentari surah al-Kâfirûn dan al-

Bayyinah di dalam tafsirnya. Pada bab ini penulis menganalisa isi kandungan surah

al-Kâfirûn dan al-Bayyinah pada buku teks pelajaran al-Qur’an Hadis. D) Komentar

Penulis, meliputi a) Kelebihan dari materi toleransi pada buku ajar al-Qur’an Hadis

b) Kekurangan materi toleransi pada buku ajar al-Qur’an Hadis,

Bab V adalah penutup dari skripsi yang berisi kesimpulan dari

pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan juga jawaban dari perumusan masalah,

serta saran yang dapat disampaikan dalam penyusunan skripsi ini.

Page 31: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

16

BAB II

MAKNA TOLERANSI DAN TASÂMUḤ

A. Pengertian Toleransi

Ada beberapa pendapat para tokoh yang mengemukakan pengertian

toleransi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia W.J.S. Poerwadarminta

mengungkapkan bahwa toleransi berasal dari kata “toleran” yakni sikap atau sifat

tenggang rasa (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat,

pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan) yang lain atau yang bertentangan

dengan pendirinya sendiri.1

Menurut Webster’s New American Dictionary arti tolerance adalah liberty

toward the opinions of others, patience with others apabila diterjemahkan ke

dalam bahasa Indonesia artinya adalah memberi kebebasan (membiarkan)

pendapat orang lain, dan berlaku sabar menghadapi orang lain. 2

Sahibi Naim dalam bukunya “kerukunan antar umat beragama,”

menerangkan bahwa istilah toleransi berasal dari bahasa inggris yaitu; tolerance

yang berarti sikap membiarkan, mengakui dan menghormati keyakinan orang lain

tanpa melakukan persetujuan. Sedangkan, dalam bahasa Arab toleransi biasanya

disebut dengan “tasâmuḥ”, yang berarti bersikap membiarkan, murah hati, ramah,

lunak dan berhati ringan. 3

Pengertian toleransi secara luas yaitu suatu sikap atau perilaku manusia

yang tidak menyimpang dari aturan, di mana seseorang menghargai atau

menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan.4

Dalam percakapan sehari-hari, di samping kata toleransi, juga dipakai

kata “tolerer”. Kata ini adalah bahasa Belanda berarti membolehkan,

membiarkan; dengan pengertian membolehkan atau membiarkan yang pada

prinsipnya tidak perlu terjadi. Jadi toleransi mengandung konsensi, artinya

1 W.J.S, Poerwaderminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982),

Cet. Ke-5, h. 1084. 2 Mohammad Daus Ali, Islam untuk Disiplin Ilmu Hukum, Sosial Politik,(Jakarta:

Wirabuana, 1986), h. 81. 3 Sahibi Naim, Toleransi Dalam Pergaulan Antar Umat Beragama, (Jakarta: PT. Gunung

Agung, 1983), h. 60. 4 Julianti, Internalisasi Nilai Toleransi Melalui Model Telling Story pada Pembelajaran

PKN untuk Mengatasi Masalah Tawuran, Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 14 No. 1, April 2013, h. 3.

Page 32: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

17

pemberian yang hanya didasarkan kepada kemurahan dan kebaikan hati, dan

bukan didasarkan kepada hak.5

Menurut Umar Hasyim, toleransi diartikan sebagai pemberian kebebasan

kepada sesama manusia atau kepada semua warga masyarakat untuk menjalankan

keyakinannya atau mengatur hidupnya dalam menentukan nasibnya masing-

masing. Selama di dalam menjalankan dan menentukan sikapnya itu tidak

melanggar dan tidak bertentangan dengan syarat-syarat atas terciptanya ketertiban

dan perdamaian masyarakat.6

Dalam pengertian lain, Zuhairi Misrawi dalam karyanya al-Qur’an Kitab

Toleransi; Inklusivisme, Pluralisme dan Multikulralisme (2007) menyatakan

bahwa toleransi berarti kelonggaran, kelembutan hati, keringanan, dan kesabaran.

Maka dapat dipahami bahwa toleransi adalah sikap terbuka untuk mengakui

keberadaan orang lain dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk

menyampaikan gagasannya sekalipun berbeda dan salah di mata orang lain.7

Dari berbagai pengertian di atas, penulis menyimpulkan, pengertian

toleransi merupakan suatu sikap atau tindakan sosial yang saling membutuhkan

satu sama lain, dengan menerima setiap perbedaan secara tulus, berlapang dada,

saling menghormati, dan saling mengerti.

1. Toleransi Secara Umum

Toleransi dan kerukunan hidup antar umat beragama di Indonesia

merupakan faktor yang sangat urgen dan strategis, tanpa adanya toleransi dan

kerukunan hidup, hubungan antar umat beragama akan menjadi rawan dan

mudah terganggu, dan gangguan ini akan mengakibatkan terjadinya instabilitas

dalam kehidupan sosial dan politik yang tentunya tidak diinginkan oleh

pemerintah.8

5 Said Agil Husin Al-Munawar, M.A, Fikih Hubungan Antar Agama, (Jakarta: Ciputat

Press, 2003), Cet Ke-2, h. 13. 6 Umar Hasyim, Toleransi dan Kemerdaan Beragama dalam Islam Sebagai Daser Menuju

Dialog dan Kemerdekaan Antar Agama, ( Surabaya: P. Bina Ilmu, 1997), h. 22. 7 Zuhairi Misrawi, Al-Qur’an Kitab Toleransi; Iklusivisme, Pluralisme dan

Multikulturalisme, (Jakarta: Fitrah, 2007), h. 181. 8 Faisal Ismai, Islam Idealitas Ilahiyah dan Realitas Insaniyah, (Yogyakarta: Tiara Wacana

Group, 1999), Cet. Ke-I, h. 195.

Page 33: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

18

Toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama, yang didasarkan

kepada setiap agama menjadi tanggungg jawab pemeluk agama itu sendiri dan

mempunyai bentuk ibadat (ritual) dengan sistem dan cara tersendiri dan

ditaklifkan (dibebankan) serta menjadi tanggung jawab orang yang pemeluknya.

atas dasar itu, maka toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama

bukanlah toleransi dalam bentuk keagamaan, melainkan perwujudan sikap

keberagamaan pemeluk suatu agama dalam pergaulan hidup antara orang yang

tidak seagama, dalam masalah-masalah kemasyarakatan atau kemaslahatan.9

Menjalani hidup yang berdampingan secara damai antar kelompok umat

beragama telah ditetapkan dalam peraturan undang-undang tentang Agama,

pada bab XI pasal 29 ayat 2 yang berbunyi:

(1). Negara berdasar atas ke-Tuhanan Yang Maha Esa. (2). Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Negara sendiri menjamin penduduknya dalam memilih dan memeluk

agama atau keyakinan masing-masing serta menjamin dan melindungi

penduduknya di dalam menjalankan peribadatan menurut agama dan kepercayaan

masing-masing.

Toleransi merupakan bentuk akomodasi dalam interaksi sosial. Manusia

beragama secara sosial tidak bisa menafikan bahwa mereka harus bergaul bukan

hanya dengan kelompoknya sendiri, tetapi juga dengan kelompok berbeda

agama. Umat beragama musti berupaya memunculkan toleransi untuk menjaga

kestabilan sosial sehingga tidak terjadi benturan-benturan ideologi dan fisik di

antara umat berbeda agama.10

Toleransi itu cukup mensyaratkan adanya sikap membiarkan dan tidak

menyakiti orang atau kelompok lain, baik yang berbeda maupun yang sama.

Toleransi ditumbuhkan oleh kesadaran yang bebas dari segala macam bentuk

tekanan atau pengaruh serta terhindar dari rasa munafik atau sikap berpura-pura.

Toleransi mengandung mak-sud untuk memungkinkan terbentuknya sistem yang

9 Said Agil Husein al-Munawar, Fikih Hubungan antar Agama (Ciputat:Ciputat Press,

2005), Cet. Ke 3, h. 13. 10 Casram, “Membangun Sikap Toleransi Bragama Dalam Masyarakat Plural,” Jurnal

Ilmiah Agama dan Sosial Budaya, Juli 2016, h. 188.

Page 34: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

19

menjamin keamanan pribadi, harta benda dan unsur-unsur minoritas yang terdapat

dalam masyarakat. Ini direalisasikan dengan menghormati agama, moralitas dan

lembaga-lembaga mereka serta menghargai pendapat orang lain dan perbedaan-

perbedaan yang ada di lingkungannya tanpa harus berselisih dengan sesamanya

hanya karena berbeda keyakinan atau agama. Dalam kaitan dengan agama,

toleransi mencakup masalah-masalah keyakinan pada diri manusia yang

berhubungan dengan akidah atau yang berhubungan dengan ketuhanan yang

diyakininya. Seseorang harus diberikan kebebasan untuk meyakini dan memeluk

agama (mempunyai akidah) masing-masing yang dipilihnya serta memberikan

penghormatan atas pelaksanaan ajaran-ajaran yang dianut atau diyakininya.

2. Toleransi Dalam Islam

Islam menegaskan bahwa tidak boleh ada pemaksaan dalam memeluk

agama, sebagaimana juga tidak boleh ada larangan bagi seseorang dalam

menjalankan ajaran agamanya. Karena salah satu tujuan Islam adalah

memberikan ketenangan jiwa bagi mereka yang menganut ajarannya dengan

jaminan kebebasan masing-masing dan melakukan ibadahnya dengan aman dan

tenang.11 Semua orang harus bebas dan aman dalam menjalankan agamanya

masing-masing.

Sebagai seorang muslim hendaknya meyakini bahwa perbedaan manusia

dalam beragama merupakan kehendak Allah SWT. Allah menciptakan manusia

memang untuk berbeda-beda. Karena itu, Allah memberikan akal pikiran untuk

memilih jalan masing-masing, seperti dalam firman-Nya:

1. Surah Hûd ayat 118-119

“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. dan untuk Itulah Allah menciptakan mereka. kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) Telah ditetapkan: Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya”. (QS. Hûd 11 / 118-119)

11 Nurcholis Madjid, dkk, Fiqih Lintas Agama (Jakarta: Paramadina, 2004), h. 112.

Page 35: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

20

2. Surah Yûnus ayat 99-100

“ Dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ? Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan

kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.” (QS.Yûnus 10 / 99-100).

Allah mengutus para Rasul untuk menyampaikan agama-Nya yang

menerangkan kepada manusia mana yang baik dilakukan dan mana yang terlarang

dilakukan. Manusia dengan akal, pikiran, dan perasaan yang dianugerahkan Allah

kepadanya dapat menilai apa yang disampaikan para Rasul. Tidak ada paksaan

bagi manusia dalam menentukan pilihannya, baik atau buruk. Dan manusia

dihukum berdasarkan pilihannya itu.

Toleransi agama harus dimaknai sebagai sikap untuk hidup berdampingan

dengan agama lain dan memberikan kebebasan untuk setiap pemeluk agama agar

dapat menjalankan prinsip-prinsip keagamaan masing-masing. Dalam ajaran

Islam, toleransi tidak hanya diterapkan pada segi keagamaan saja, tetapi juga

dalam segi bahasa, budaya, suku, ras, dan bangsa.

3. Surah Al-Mumtahanah ayat 8-9

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu Karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.. Sesungguhnya Allah Hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu Karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan barangsiapa

Page 36: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

21

menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka Itulah orang-orang yang

zalim.”(QS. Al-Mumtahanah 60 / 8-9)

Ayat–ayat di atas menggariskan prinsip dasar hubungan interaksi antara

kaum muslimin dan non muslim. Dalam ayat tersebut mengizinkan mennjalin

hubungan dengan non muslim selama tidak membawa dampak negatif pada

orang Islam. Allah tidak melarang kamu berbuat baik dalam bentuk apapun

kepada mereka (orang kafir) dan tidak pula melarang kamu berlaku adil kepada

mereka.12

Islam sebagai agama damai dan penuh cinta, Islam bertujuan untuk

melindungi seluruh alam dengan kedamaian. Kedamaian dalam Islam

menunjukkan bahwa semua manusia dihimpun dari Panji Ilahi dalam kedudukan

sebagai saudara-saudara yang saling kenal mengenal dan cinta mencintai.

Islam tidak datang hanya bertujuan mempertahankan eksistensinya

sebagai agama, tetap juga mengakui eksistensi agama-agama lain, dan

memberinya hak untuk hidup berdampingan sambil menghormati pemeluk

agama-agama lain.13 Dengan kata lain agama Islam telah memberikan toleransi

antar pemeluk agama yang ada di dunia ini.

B. Pengertian Tasâmuḥ

Secara etimologi, kata “tasâmuḥ” berasal dari bahasa Arab ح مس yang

artinya berlapang dada, toleransi. Tasâmuḥ merupakan kalimat isim, dengan

bentuk madly dan mudlori’nya ح ام س ت يـ -ح ام س ت yang artinya toleransi. Makna ini

selanjutnya berkembang menjadi sikap lapang dada/ terbuka (welcome) dalam

menghadapi perbedaan yang bersumber dari kepribadian yang mulia.

Tasâmuḥ secara etimologis adalah mentoleransi atau menerima perkara

secara ringan. Secara terminologis berarti menoleransi atau menerima perbedaan

dengan ringan hati.

Menurut Badawi bahwa tasâmuḥ (toleransi) adalah pendirian atau sikap

yang termanifestasikan pada kesediaan untuk menerima berbagai pandangan dan

12 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Cetakan VIII (Tanggeng: Lentera Hati, 2007), h.

170. 13 M.Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an (Bandung: Mizan, 2005), h. 379.

Page 37: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

22

pendirian yang beranekaragam, meskipun tidak sependapat dengannya. Lebih

lanjut dijelaskan bahwa tasâmuḥ (toleransi) ini, erat kaitannya dengan masalah

kebebasan atau kemerdekaan hak asasi manusia dan tata kehidupan

bermasyarakat, sehingga mengizinkan berlapang dada terhadap adanya perbedaan

pendapat dan keyakinan dari setiap individu. Orang yang bersifat tasâmuḥ akan

menghargai, membiarkan, membolehkan pendirian, pendapat, pandangan,

kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya yang berbeda dengan

pendiriannya.

Tasâmuḥ adalah sikap suka mendengar dan menghargai pendapat dan

pendirian orang lain. Lawan dari tasâmuḥ ialah ashabiyah, fanatisme atau

chauvinisme. Tasâmuḥ merupakan kebesaran jiwa, keluasan pikiran dan

kelapangan dada, sedangkan ta’ashub merupakan kekerdilan jiwa, kepicikan

pikiran dan kesempitan dada.14

Dengan demikian, berbeda dengan kata tolerance yang mengandung

nuansa keterpaksaan, maka kata tasâmuḥ memiliki keutamaan, karena

melambangkan sikap yang bersumber pada kemuliaan diri dan keikhlasan. Jika

dicermati dengan seksama, pemahaman tentang toleransi tidak dapat berdiri

sendiri. Ia terkait erat dengan suatu realitas lain di alam yang merupakan

penyebab langsung dari lahirnya toleransi. Memahami toleransi tidak akan ada

artinya tanpa memahami realitas lain tersebut, yaitu kemajemukan.15

Dalam Islam toleransi dijelaskan dalam Al-Qur'an dapat dengan mudah

mendukung etika perbedaan dan toleransi. Al-Qur'an tidak hanya mengharapkan

tetapi juga menerima kenyataan perbedaan dan keragaman dalam masyarakat. Hal

ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surah Al-Hujurât ayat 13, ayat

tersebut menunjukkan adanya ketaatan manusia yang essensial dengan

mengabaikan perbedaan-perbedaan yang memisahkan antara golongan yang satu

dengan golongan yang lain.

14 Shalahuddin Sanusi, Integrasi Ummat Islam: Pola Pembinaan Kesatuan Ummat

Islam, (Bandung: Penerbit Iqamatuddin, 1987), h. 121. 15 Said Agil Husin Al-Munawar, Fikih Hubungan Antar Agama, (Penerbit Ciputat

Press, Jakarta), h. 13.

Page 38: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

23

QS. Al-Hujurât ayat 13

“Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”(QS. Al-Hujurât/ 49: 13).

Semua manusia sama dari segi kemanusiannya, jenis kelamin, suku ras,

dan keturunan bukan faktor pembeda kemanusiaan. Tujuan perbedaan adalah

untuk saling mengenal dalam rangka bantu membantu dan saling melengkapi.

Karena itu, semakin kuat pengenalan satu pihak kepada selainnya, semakin

terbuka peluang untuk saling memberi manfaat.16

Di dalam memaknai toleransi ini terdapat dua penafsiran tentang konsep

tersebut. Pertama, penafsiran negatif yang menyatakan bahwa toleransi itu cukup

mensyaratkan adanya sikap membiarkan dan tidak menyakiti orang atau

kelompok lain baik yang berbeda maupun yang sama. Sedangkan, yang kedua

adalah penafsiran positif yaitu menyatakan bahwa toleransi tidak hanya sekedar

seperti pertama (penafsiran negatif) tetapi harus adanya bantuan dan dukungan

terhadap keberadaan orang lain atau kelompok lain.17

1. Perilaku Tasâmuḥ Dalam Kehidupan

Islam adalah agama kemanusiaan, asas dari kemanusian ini dalam

Islam adalah penghormatannya terhadap manusia melebihi daripada yang

lainnya, tanpa melihat perbedaan warna kulit, ras, agama, suku, jenis

kelamin dan kasta. Dalam Al-qur’an diterangkan bahwa, Allah menciptakan

semua manusia berbeda-beda dan bersuku bangsa bukanlah untuk saling

menindas, saling menghina, dan saling menjatuhkan, tetapi perbedaan ini

ditunjukkan semata-mata agar semua manusia saling mengenal antara

16 M.Quraish Shihab, Al-Lubab (Tanggerang: Lentera Hati, 2012), h. 14. 17 Maskuri Abdullah, Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keagamaan, (Penerbit

Buku Kompas, Jakarta, 2001), h. 13.

Page 39: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

24

satu dengan yang lainnya, saling melengkapi kekurangan dan kelebihan

masing-masing. Al-qur’an juga menjelaskan semua manusia bersaudara,

mereka adalah anak dari satu ayah dan satu ibu yang sama yaitu Adam

dan Hawa.18

Sikap Tasâmuḥ yang pernah ditunjukkan Nabi Muhammad SAW, para

sahabat, serta generasi-generasi muslim sesudahnya, baik terhadap sesama

mereka maupun terhadap pihak-pihak lain yang, terutama, tidak seagama

merupakan hal yang memang perlu kita ketahui lebih jauh. Semua muslim

mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkarya dengan sebaik-baiknya,

tanpa harus teralienasi hanya karena perbedaan fisik, bahasa, atau suku

bangsa. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda:

ى . رواه امحدو ق لتـ � ال ا ى م ج ع ى ا ل ع ىب ر ع ل ل ض ف ال آل ا اب ر تـ ن م م آد و م د آل م ك ل ك

Artinya: “Kamu semua adalah keturunan Adam sedang Adam diciptakan dari debu. Tidak ada perbedaan antara Arab dengan yang lainnya, kecuali dengan ketakwaan” (HR. Ahmad).19

Seseorang harus memiliki sifat tasâmuḥ yang tertanam secara mendalam

dalam diri setiap orang. Tasâmuḥ ini, tidak bisa dipungkiri akan menjadi

perekat yang paling kuat untuk mendekatkan antara manusia yang satu

dengan manusia yang lain. Dalam Tasâmuḥ atau toleransi ada ketulusan dan

kesediaan untuk menerima perbedaan dan pemikiran dari pihak lain.20

Perilaku tasâmuḥ hendaknya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

agar keharmonisan dapat tercipta

a. Perilaku tasâmuḥ dalam keluarga

Perilaku tasâmuḥ yang dimiliki oleh anggota keluarga akan

menciptakan suasana yang harmonisa antar anggota keluarga tersebut.

Seorang pemimpin keluarga atau ayah dan seorang ibu rumah tangga

hendaknya mengajarkan perilaku tasâmuḥ pada anak-anaknya dalam

18Rahmad Asril Pohan, Toleransi Inklusif: Menapak Jejak Sejarah Kebebasan Beragama

Dalam Piagam Madinah, (Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2014), h. 167. 19Ahmad ibn Hanbal, Musnad Ahmad ibn Hanbal. (Beirut: al- Maktab al-Islâmi; 1993.)

Cet. Ke-1. Jilid 5. h. 411. 20 Zuhairi Misrawi, Al-qur’an Kitab Toleransi Tafsir Tematik Islam Rahmatan Lil’alamin,

(Jakarta: Grasindo,2010), h. 9.

Page 40: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

25

kehidupan berumah tangga. Cara berperilaku tasâmuḥ terhadap anggota

keluarga maupun masyarakat diajarkan dalam keluarga. Jika perilaku

tasâmuḥ telah tertanam dalam hati tiap-tiap anggota keluarga,

keharmonisan dan ketentraman akan dirasakan.

Perilaku tasâmuḥ bisa di contohkan ada salah satu keluarga sedang

sakit. Anggota keluarga yang lain harus bersikap tasâmuḥ dengan tidak

menimbulkan kegaduhan atau kericuhan di rumah. Sehingga ketenangan

harus tetap dijaga agar anggota keluarga yang sakit dapat beristirahat

dengan tenang.

b. Perilaku tasâmuḥ dalam kehidupan bermasyarakat

Perilaku tasâmuḥ diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Jika

seluruh anggota memiliki perilaku tasâmuḥ ketentraman dan

keharmmonisan masyarakat akan tercipta. Terapkan prinsip hormatilah

orang lain jika ingin dihormati. Menghormati dan menghargai orang lain

merupakan perwujudan dari perilaku tasâmuḥ dalam kehidupan

bermasyarakat.

Pada zaman Rasulullah betapa beliau sangat menghormati

masayarakat yang beragama lain.21

“Pada saat itu ketika rombongan jenazah Yahudi melewatinya, Rasulullah berdiri (sebagai penghormatan). Sahabat protes “wahai rasulullah tapi dia itu orang Yahudi?” Rasulullah menjawab “bukankah dia manusia?” bahkan di lain kesempatan ketika Rasulullah ditanya tentang memberi bantuan materi kepada Non muslim, “Apakah kami boleh member bantuan kepada orang-orang Yahudi?” Tanya sahabat kepada Rasulullah saw. “Boleh, sebab mereka juga makhluk Allah, dan Allah akan menerima sedekah kita”, Jawab Rasulullah sambil bangga atas inisiatif sahabat-nya.

“Bukankah dia manusia?” kata ini penting, sebab darinya kita membangun hubungan antar manusia. Saling menghargai, menghormati dan menumbuhkan sikap saling pengertian”.

Hormati dan hargailah hak orang lain agar kerukunan dan

kedamain dapat tercapai dari apa yang di lakukan.

21 Toleransi beragama pada zaman rasululloh, Diakses pada tanggal 17 Januari 2019,

http://arieskur.wordpres.com/2019/17/01/toleransi-beragama-pada-zaman-rasululloh/.

Page 41: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

26

c. Perilaku tasâmuḥ dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Perilaku tasâmuḥ diperlukan dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tentu timbul

perbedaan, baik itu perbedaan pendapat maupun pandangan. Selain itu,

negara Indonesia terdiri atas berbagai suku, bahasa, warna kulit, dan

beberapa perbedaan lainnya. Perbedaan tersebut hendaknya dijadikan

sarana untuk saling melengkapi. Jangan jadikan perbedaan yang ada

sebagai jurang pemisah.

Ajaran Islam menganjurkan untuk selalu bekerjasama dengan

orang lain dan saling tolong menolong dengan sesama manusia. Hal ini

menggambarkan bahwa umat Islam diperintahkan untuk menjaga

kerukunan umat beragama baik yang seagama maupun yang berbeda

agama. Bentuk universalisme Islam digambarkan pada ketidakadaanya

paksaan bagi manusia dalam memeluk agama Islam. Hal ini menunjukkan

bahwa Islam adalah agama yang menghormati agama lain.22

22Syarbini Amirulloh, Al-Qur’an Indonesia, (Yogyakarta:Logung Pustaka, 2011), h. 7

Page 42: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

27

BAB III

SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH PERSPEKTIF MUFASSIR

A. Asbab al-Nuzûl Surah al-Kâfirûn dan al-Bayyinah

1. Surah al-Kâfirûn

Surah ini turun di Mekkah sebelum Nabi Saw. Berhijarah ke Madinah.

Demikian para ulama al-Qur’an kecuali segelintir diantara mereka. Namanya yang

paling popular adalah surat al-Kâfirûn. Nama lainnya adalah surah al-‘Ibâdah, surat

ad-Dîn. Ada juga yang menamainya surah al-Muqasyqisyah (penyembuh), yakni

kandungannya menyembuhkan dan menghilangkan penyakit kemusyrikan. Nama

terkahir ini diberikan juga kepada surah Qul Huwa Allâh Ahad. Di sisi lain, surah

Qul Huwa Allâh Ahad, yang populer dengan nama surah al-Ikhlâsh, merupakan

juga salah satu nama dari surat al-Kâfirûn ini.

Tema utamanya adalah penolakan usul kaum musyrikin untuk penyatuan

ajaran agama dalam rangka mencapai kompromi, sambil mengajak agar masing-

masing melaksanakan ajaran agama dan kepercayaannya tanpa saling

mengganggu.1

Salah satu riwayat menyebutkan bahwa sebab turunnya surat al-Kâfirûn ketika

Walid bin Mughîrah, As Ibn Wa’il, Aswad bin Abdul Mutalib, Umaiyah bin Khalaf,

mereka berkata kepada Rasulullah bagaimana jika kami menyembah Tuhanmu

terlebih dahulu kemudian kamu menyembah Tuhan kami, maka dengan demikian

akan terjadi kedamaian di antara kita serta tidak ada lagi pertengkaran di antara kita.

Jika ajaran agamamu lebih baik, maka kami akan mengikutinya. Tapi jika ajaran

agama kami lebih baik, maka kamu hendaknya mengikuti ajaran kami.2

Setelah itu turunlah ayat ini disertai ayat yang lain yang berbunyi:

ن و ل اه ا اجل ه يـ أ د ب ع أ ىن و ر م � هللا ر يـ غ فـ أ ل ق

Apakah kamu hendak menyuruhku menyembah selain Allah wahai orang-orang yang bodoh. (Az-Zumar: 64)

1 M.Quraish Shihab, Tafsir al-Misbāh: pesan kesan dan keserasian al-Qur’an, (Jakarta:

Lentera Hati, 2002), h. 675. 2 Abi Ja’far Muhammad bin Hasan al-Tawî, Al-Tibyânfi Tafsîr al-Qur’an, tahqîq Ahmad

Habîb Qusair al-‘Âmilî, (Dâr Ihya al-Turâts al-‘Arabî), h. 420.

Page 43: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

28

Terkadang mereka disebut orang bodoh dan terkadang disebut dengan orang

kafir. Orang bodoh itu seperti pohon dan kufur adalah buahnya.3

Pendapat yang sama dikemukakan oleh Abu Muhammad Husain bin Mas’ud

al-Farra’i al-Baghawi al-Syafi’i. Menurutnya surat al-Kâfirûn diturunkan pada saat

orang-orang Quraisy seperti: Harits bin Qais al-Sahmi, ‘As bin Wa’il dan Walid bin

Mughirah, Aswad bin ‘Abd Yaghuts, Aswaad bin Muthalib bin Asad, Umaiyah bin

Khalaf berkata: Wahai Muhammad sudikah engkau mengikuti agama kami dan

kami akan mengikuti agamamu serta kami akan selalu bekerjasama dalam setiap

urusan, engkau menyembah Tuhan kami satu tahun dan kami akan menyembah

Tuhanmu satu tahun, jika apa yang engkau bawa itu baik buat kami maka kami akan

mengikutinya, namun jika agama yang kami anut baik engkau harus mengikutinya.

Nabi berakata: Aku berlindung kepada Allah dari hal yang menyekutukan-Nya.

Mereka berkata: terimalah sebagian Tuhan kami maka kami akan mempercayai mu

dan menyembah Tuhanmu. Nabi berkata: tunggulah apa yang akan datang dari

Tuhanku, Maka Allah menurunkan surat al-Kâfirûn, lalu pergilah Rasulullah ke

Masjidil Haram yang di dalamnya terdapat orang-orang Quraisy, berdiri di hadapan

mereka dan membacakan surat tersebut.4

Dikemukakan oleh al-Tabrani dan Ibn Abî Hâtim yang bersumber dari Ibn

‘Abbâs ra, bahwa orang-orang Quraisy memanggil Rasulullah saw untuk

menawarkan harta benda, agar menjadi orang yang terkaya di Makkah dan akan

mengawinkan beliau dengan wanita siapapun yang dikehendaki, mereka berkata:

“Inilah yang kami janjikan kepadamu hai Muhammad, dengan syarat engkau tidak

mencaci maki Tuhan-Tuhan kami dan tidak menyebut-nyebutnya buruk. Jika hal

itu kau enggan melakukannya, maka sambahlah Tuhan-Tuhan kami selama satu

tahun,” Rasulullah menjawab: “Saya akan menunggu turunnya wahyu dari

Tuhanku.” Maka Allah menurunkan ayat qul yâ ayyuha al-Kâfirûna … sampai

akhir surat,” Juz 30 109/al-Kâfirûn 1-6, berkenaan dengan peristiwa itu sebagai

perintah untuk menolak tawaran orang-orang musyrik, maka turun pula ayat ل ق

3 Muhammad Fakhrurrazi Ibn ‘Alamah Diyauddin Umar, Tafsir Fakhrurazzi, juz 32, (Beirut;

Darul Fikr, 1985), Cet. Ke 3, h. 144. 4 Abu Muhammad Husain bin Mas’ud al-Farrâ’I al-Baghawi al-Syâfi’I, Tafsir al-Baghawi,

(Beirut; Dâr al-Kutub al-‘Ilmiah) Juz IV, h. 505.

Page 44: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

29

ن و ل اه ا اجل ه يـ أ د ب ع أ ىن و ر م � هللا ر يـ غ فـ أ Katakanlah: maka apakah kamu menyuruh aku

menyembah selain Allah, hai orang-orang yang tidak berpengetahuan? Juz 24 39/al-

Zumar 64 juga berkenaan dengan peristiwa itu, sebagai perintah untuk menolak

tawaran mereka yang tidak berpengetahuan itu.5

Hadis yang sama dikemukakan oleh Ibn al-Munzir yang bersumber dari Ibn

Juraij dikemukakan oleh Ibn Abî Hatim yang bersumber dari Sa’id bin Minâ,

berkata bahwa al-Walîd bin al-Mughîrah, al-As bin Wa’il, al-Aswad bin al-Mutalib

dan Umayyah bin Khalaf menemui Rasulullah saw lalu berkata: Hai Muhammad !

Silahkan, kamu menyembah bersama kami apa yang kami sembah dan kami akan

menyembah apa yang kamu sembah dan kita bersekutu di dalam segala urusan kita.

Maka Allah menurunkan ayat qul yâ ayyuha al-Kâfirûna … sampai akhir surat,”

Juz 30 109/al-Kâfirûn 1-6, berkenaan dengan peristiwa itu, larangan keras terhadap

ajakan mereka itu.6

2. Surah al-Bayyinah

Surah ini (al-Bayyinah) diperselisihkan oleh para ulama tentang masa

turunnya. Ada yang menyatakan Makkiyyah, yakni turun sebelum Nabi

Muhammad saw. hijrah dan ada pula yang menilainya Madaniyyah.7 Bahkan Ibn

‘Athiyah berpendapat bahwa mayoritas ulama menilainya Makkiyah, sedang al-

Qurtubi menyatakan sebaliknya, yakni mayoritas ulama menilainya Madaniyyah.

Agaknya surat ini Madaniyah, karena uraiannya menyangkut ahl al-kitâb dan sikap

mereka yang tegas terhadap ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw.,

sedang kita semua mengetahui bahwa interaksi yang kental antara Nabi

Muhammad saw., dengan ahl al-kitâb barulah terjadi setelah beliau berhijrah ke

Madinah.8

Diriwayatkan oleh Imâm Bukhâri dan Muslim melalui sahabat Nabi saw.,

Anas bin Mâlik, bahwa Nabi saw., berkata kepada Ubay bin Ka’b bahwa: “Allah

5 Jalaludin as-Suyuti, Riwayat Turunnya ayat-ayat Suci al-Qur’an, (Surabaya; Mutiara Ilmu,

1986), h. 70. 6 Jalaludin as-Suyuti, Riwayat Turunnya ayat-ayat Suci al-Qur’an,, h. 670-671. 7 M.Quraish Shihab, Al-Lubāb (makna,tujuan dan pelajaran dari surah-surah al-Quran),

(Ciputat Tanggerang: Lentera Hati, 2012), h. 703. 8 M.Quraish Shihab, Tafsir al-Misbāh Juz ‘Amma, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 435.

Page 45: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

30

menyuruhku membacakan kepadamu lam yakunilladzîna kafarû.” Ubay bertanya:

“Apakah Dia (Yang Maha Kuasa itu) menyebut namaku kepadamu ?” Nabi

menjawab: “Ya.” Ubay pun menangis. Dari sini diketahui bahwa nama surah ini

adalah seperti sabda Nabi saw., itu, karena tentu saja yang dimaksud Nabi saw.,

membacakannya adalah seluruh ayat-ayatnya. Menurut keterangan al-Qurtubi di

dalam tafsirnya, makanya sampai Allah menuruh bacakan surah ini kepada Ubay

bin Ka’ab karena Ubay ini sangat kuat ingatannya, sehingga apa saja yang

didengarnya dari Rasulullah saw., lekas dapat ditangkapnya dan diajarkannya

kepada orang lain. Kekuatan ingatan dan kesungguhan menghafal dan

mengajarkan ayat-ayat kepada orang lain itulah yang mendapat penghargaan dari

langit.9

Sementara ulama mempersingkat nama itu sehingga hanya menyatakan surah

lam yakun. Ada juga yang menamainya surah al-Bayyinah seperti bunyi kata pada

ayat pertamanya, atau surah al-Qayyimah seperti bunyi kata terakhir pada ayat

ketiga, dan surah al-Bayyinah sebagaimana disebut dua kali dalam surah ini. Nama

lain bagi kumpulan ayat – ayat surah ini adalah surah ahl al-kitāb. As Suyûthi

meriwayatkan bahwa nama ini tercantum pada Mushaf Ubay Ibn Ka’b.

Thabâthabâ’i berpendapat bahwa surah ini menguraikan risalah Nabi

Muhammad saw. kepada seluruh ahl al-kitâb dan kaum musyrikin yakni kepada

seluruh penganut agama dan selain mereka yakni manusia secara umum. Atau

dengan kata lain surah ini menegaskan universalitas (keumuman) risalah serta

ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad kepada seluruh manusia dan

bahwa hal demikian itu merupakan salah satu yang diharuskan oleh ketentuan

Ilahi, yakni ketentuan-Nya untuk memberi petunjuk umat manusia seluruhnya

sebagaimana ditegaskan-Nya:

إ� هديناه السبيل إما شاكرا وإما كفورا

“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur

dan ada pula yang kafir” (Q.S. al-Ihsān: 76 : 3), dan firmn-Nya:

ها نذيـر وإن من أم ة إال خال فيـ

“Dan tidak ada satu umat pun melainkan telah ada padanya seorang pemberi

peringatan” (Q.S. Fāthir: 35 : 24).

9 Hamka, Juz ‘Amma Tafsir Al-Azhar, (Depok: Gema Insani, 2015), h. 264.

Page 46: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

31

Untuk membuktikan universalitas agama ini maka diuraikan bahwa ajarannya

tidak mengandung kecuali apa yag bermanfaat bagi masyarakat manusia, baik

yang berkaitan dengan akidah (kepercayaan) maupun amal perbuatan.

B. Surah al -Kâfirûn dan al-Bayyinah Menurut al-Qurthubi

1. Surah al-Kâfirûn dalam tafsir al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’an

“Katakanlah: Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku.”

Firman Allah Swt, ن و ر اف ك اال ه يـ أ � ل ق “Katakanlah, “Hai orang-orang kafir.” Ibn

Ishak dan ulama lainnya meriwayatkan, dari Ibn Abbas: sebab turunnya ayat ini

adalah, ketika beberapa pemuka Quraisy di antaranya Al-Walid bin Al Mughirah,

Al Ash bin Wail, Al Aswad bin Abdul Muthalib, dan Umayah bin Khalaf, bertemu

dengan Nabi Saw, mereka berkata, “Wahai Muhammad, kami akan menyetujui

ajakanmu untuk menyembah Tuhan yang engkau sembah, namun dengan syarat

kamu juga harus menyembah Tuhan yang kami sembah. Dengan begitu kami dan

kamu dapat berbagi dalam segala hal, maksudnya apabila ajaran yang kamu bawa

lebih baik daripada yang kami percayai maka kami sudah berusaha untuk

mengikutimu dan kami pasti akan mendapatkan apa yang kami usahakan itu, dan

apabila yang kami percayai ini lebih baik dari pada ajaran yang kamu bawa, maka

kamu sudah berusaha untuk ikut bersama kami, dan kamu pasti akan menerima

hasil dari usahamu itu.” Lalu diturunkanlah firman Allah Swt, ن و ر اف ك اال ه يـ أ � ل ق

“Katakanlah, Hai orang-orang kafir.” Abu Shalih meriwayatkan, dari Ibn Abbas, ia berkata: mereka (para pemuka

kaum Quraisy) berkata kepada Nabi Saw, “Apabila kamu bersedia untuk mencium

sebagian dari Tuhan yang kami sembah ini (atau mengusapnya, sebagai tanda

penghormatan atau meminta keberkahannya) maka kami akan mempercayai ajaran

Page 47: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

32

yang kamu bawa.” Lalu malaikat Jibril pun turun untuk memberikan surah ini

kepada Nabi Saw. Maka setelah itu mereka pun menyerah untuk menyeret Nabi

Saw dalam kemusyrikan mereka, lalu mereka menggantinya dengan menyakiti hati

dan raga Nabi Saw, dan tidak sampai di situ saja, mereka juga menyakiti dan

menyiksa para sahabat beliau. 10

huruf alif dan lam pada kata ن و ر اف الك memiliki makna tertentu, walaupun

biasanya digunakan untuk makna keseluruhan jenis. Karena, karena kata tersebut

adalah sifat dari kata ay pada kalimat � اه يـ أ (yakni: wahai kamu orang-orang kafir,

dan bukan: wahai sekalian orang-orang kafir).

Ayat ini adalah percakapan langsung yang ditujukan kepada orang-orang yang

kafir pada saat itu dan akan kafir selamanya menurut Ilmu Allah. Kalimat seperti

ini adalah kalimat yang menggunakan lafazh umum namun memiliki makna

khusus.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Al Mawardi, ia mengatakan surat ini

diturunkan sebagai jawaban, dan kata ن و ر اف الك pada ayat ini dimaksudkan untuk

kaum tertentu, tidak orang-orang kafir secara keseluruhan, karena dari seluruh

orang-orang kafir ada diantara mereka yang memang mati atau terbunuh dalam

keadaan kafir, namun ada juga diantara mereka yang beriman lalu menyembah

Allah. Orang-orang kafir yang mati dalam kafir itulah yang dimaksud oleh ayat ini,

merekalah yang disebutkan disini. 11

Abu Bakar al-Anbari mengatakan: orang-orang yang berusaha untuk menikam

al-Qur’an dari belakang, mencoba untuk merubah qira’ah ayat ini menjadi: qul

lilladzina kafarû, lâ a’budu mâ ta’budûn (katakanlah kepada orang-orang kafir, aku

tidak menyembah apa yang kalian sembah). Dan mereka juga mengklaim bahwa

qira’ah itulah yang benar.

Ibn Abbas meriwayatkan, pada saat itu kaum kafir Quraisy berkata kepada

Nabi Saw, “Kami akan memberikan harta apa saja yang kamu minta, hinga kamu

menjadi orang yang paling kaya di kota Makkah, dan kami juga kan memberikan

10Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), h. 831. 11 Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), h. 832.

Page 48: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

33

wanita mana saja yang kamu ingin nikahi, dan kami juga akan berjalan di belakang

kamu (kiasan untuk merendahkan diri). Asalkan, kamu mau berhenti mencibir

Tuhan-Tuhan kami. Apabila kamu tidak juga mau melakukannya, maka kami akan

menawarkan satu hal yang dapat mendatangkan perdamaian diantara kita semua,

yaitu kamu menyembah Tuhan-Tuhan kami, Lâta wa Uzza, selama satu tahun dan

sebagai gantinya kami akan menyambah Tuhan kamu selama satu Tahun.”

Kemudian diturunkan surah ini. Adapun pengulangan pada kalimat, ن و د ب ع ا تـ م د ب ع أ آل

“Aku tidak akan menyembah aoa yang kamu sembah.” Karena kaum Quraisy

mengulang-ulang perkataan mereka terus menerus. Ada juga yang berpendapat, bahwa makna dari surah ini adalah: aku tidak akan

menyembah apa yang kamu sembah walaupun dalam satu jam, hingga kamu tidak

perlu menyembah Tuhan yang aku sembah selama satu jam. Dan aku juga tidak

akan pernah menyembah apa yang kamu sembah di masa yang akan datang, dan

kamu juga tidak perlu menyembah Tuhan yang aku sembah pada masa yang akan

datang. Makna ini disampaikan oleh Al Akhfasy dan Al Mubarrad.

Firman Allah Swt, لكم ديـنكم ويل دين“Untukmulah agamamu, dan untukkulah

agamaku.” Pada ayat ini terdapat makna ancaman, sama seperti yang terdapat pada

firman Allah Swt, م ك ـل م ع أ م ك ل ا و ن ـال م ع آ أ ن ل “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu

amal-amalmu.” Yakni maknanya adalah: kalian telah ridha dengan agama yang kalian anut,

dan kami juga telah ridha dengan agama yang kami anut.

Adapun makna dari kalimat adalah: kamu akan mendapat ganjaran لكم ديـنكم

menurut agamamu, dan aku juga akan mendapat ganjaran menurut agamaku. Dan

sebab penyebutan “agama” atas ajaran yang mereka jalankan, karena mereka

mempercayainya dan menjalankannya.12

2. Surah al-Bayyinah dalam tafsir al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’an

Firman Allah Swt, يكن الذين كفروا مل “orang-orang kafir .. (tidak akan).”

Beginilah yang dibaca oleh jumhur ulama dan yang ditulis di dalam mushaf

12 Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), h. 838.

Page 49: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

34

kebanyakan umat Islam. Namun riwayat dari Ibnu Mas’ud menyebutkan bacaan

yang berbeda, yaitu lam yakunil musyrikûna wa ahlul kitâbi munfakkîna (tanpa al

ladzîna kafarû min).

Firman Allah swt, من أهل الكتب و المشركني“Yakni ahl al-Kitâb dan orang-

orang musyrik,” yang dimaksud اهل الكتب adalah orang-orang Yahudi dan orang-

orang Nasrani. Kata ني ك ر ش م ال و pada ayat ini menempati posisi majrur, karena

ma’thuf dari kalimat اهل الكتب.

Ibnu Abbas menafsirkan, bahwa yang dimaksud dari kalimat اهل الكتب

adalah orang-orang Yahudi yang dahulu berada di kota Yastrib (sebelum berganti

menjadi kota Madinah), yaitu, Bani Nadhir, Bani Quraizhah, dan Bani Qaiqa’.

Sedangkan yang dimaksud dari kata ني ك ر ش م ال و adalah orang-orang Quraisy yang

dahulu berad di kota Mekah dan sekitarnya atau juga yang berada di kota Madinah

dan sekitarnya.13

Firman Allah Swt, ة ن ي ب ال م ه يـ ت � ىت ح ني ك ف نـ م “(mengatakan bahwa mereka)

tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum dating kepada mereka bukti nyata.”

Yakni, berhenti dari kekufuran mereka, atau berpaling darinya, sampai Muhammad

dating kepada mereka dengan memberi penjelasan.

Beberapa ahli bahasa mengatakan, bahwa makna dari ني ك ف نـ م adalah binasa.

Makna ini diambil dari ungkapan: infakka shalaa al mar’ah ‘inda al wilaadah

(wanita tersebut terbelah anggota tubuhnya ketika sedang melahirkan), yakni pada

saat melahirkan bayinya alat vital wanaita tersebut robek dan tidak kembali lagi

hingga membuatnya wafat. Dan makna ayat ini adalah: mereka tidak akan diazab

atau dibinasakan kecuali setelah adanya hujjah atas mereka dengan diutusnya para

Rasul dan diturunkannya Kitab-Kitab suci. Lalu setelah adanya hujjah ini, tidak ada

toleransi lagi terhadap orang-orang musyrik yang berkata bahwa merekalah orang-

orang ahlul kitan (hamba Allah), atau orang Yahudi yang mengatakan Uzair adalah

anak Allah, atau orang-orang Nasrani yang mengatakan bahwa Isa itu adalah

Tuhan, atau juga menagatakan bahwa Isa itu adalah anak Tuhan, atau juga yang

13 Al-Qurthubi, Tafsir al-Qurṭubi Juz ‘Amma (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), h. 607.

Page 50: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

35

mengatakan bahwa Isa itu adalah salah satu Tuhan dari tiga Tuhan, atau

kepercayaan-kepercayaan yang menyimpang lainnya.

Firman Allah Swt, Sesungguhnya“ ني ك ر ش م ال و اب ت ك ال ل ه أ ن ا م و ر ف ك ن ي ذ ال ن إ

orang-orang kafir yakni ahl al-Kitab dan orang-orang musyrik” kata ني ك ر ش م ال و pada

ayat ini ma’thuf (terhubung) dengan kata yakni: sesungguhnya ahl al-kitab) ن ي ذ ل ا

yang kafir dan sesungguhnya orang-orang yang musyrik..) atau juga ma’thuf

dengan kata ل ه أ (yakni sesungguhnya orang-orang kafir dari golongan ahl al Kitab

dan dari golongan musyrikin..)

Firman Allah Swt, يف � ر ج ه ن م خ ال د ي ن ف يـ ه ا ج أ و ل ئ ك ه م ش ر ال رب ي ة , إ ن ال ذ ي ن ء ام نـ و ا

, ة ي رب ال ر يـ خ م ه ك ئ ل و أ ت احل ا الص و ل م ع و “akan masuk ke neraka Jahannam; mereka kekal

di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. Sesungguhnya orang-

orang yang beriman akan mengerjakan amal shalih mereka itu adalah sebaik-baik

makhluk.” Nafi’ dan Ibnu Dzakwan membaca kata di akhir kedua ayat ini ةي رب ال

dengan menggunakan kata awalnya, yaitu dengan menggunakan huruf hamzah

(yakni al barii ‘ah).

Firman Allah Swt, م ه آؤ ز ج “Balasan mereka.” Yakni, pahala atau ganjaran

yang akan mereka dapatkan. Di sisi Tuhan mereka.” Yakni, dari pencipta“ م � ر د ن ع

dan Pemilik mereka. ت ن ج “Surga.” Yakni, taman-taman. ن د ع “And.” Yakni

tempat kediaman.

Firman Allah swt “Sesungguhnya orang-orang kafir Yakni ahl al-Kitâb dan

orang-orang Musyrik.” Kata ني ك ر ش م ال و pada ayat ini ma’thuf (terhubung) dengan

kata ن ي ذ ل ا (yakni: sesungguhnya ahl al-Kitâb yang kafir dan sesungguhnya orang-

orang yang Musyrik..), atau bisa juga ma’thuf dengan kata :yakni) ل ه ا

sesungguhnya orang-orang kafir dari golongan ahl al-Kitâb dan dari golongan

Musyrikin..).

Page 51: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

36

C. Surah al-Kâfirûn dan al-Bayyinah Menurut Quraish Shihab

1. Surah al-Kâfirûn dalam tafsir al-Misbāh

“Katakanlah wahai orang-orang kafir, aku tidak menyembah apa yang kamu

sembah.”

Menurut al-Biqâ’i, karena pada akhir surat yang lalu (al-Kautsar) telah

dinyatakan bahwa siapa yang membenci Nabi Muhammad Saw maka dia tidak

berarti sama sekali, sudah sewajarnya jika Nabi Saw, mengarahkan semua perhatian

kepada Allah dan mensyukuri nikmat-Nya. Karena itu pula pada surah ini beliau

diajar untuk berucap kepada para pembencinya itu bahwa: Katakanlah, hai Nabi

Muhammad, kepada tokoh-tokoh kaum musyrikin yang telah mendarah daging

kekufuran dalam jiwa mereka bahwa: Wahai orang-orang kafir yang menolak

keesaan Allah dan mengingkari kerasulanku, aku sekarang hingga masa datang

tidak akan menyembah apa yang sedang kamu sembah.14

Kata dicantumkan pada awal ayat di atas walau jika anda mendiktekan

sesuatu kepada orang lain agar dia mengucapkan sesuatu, anda tidak harus

mengulangi kata “Katakanlah”, hal ini untuk menunjukkan bahwa Rasulullah tidak

mengurangi sedikit pun dari wahyu yang beliau terima, walaupun dari segi lahiriah

kelihatannya kata itu tidak berfungsi. Di sisi lain, kita tidak dapat berkata bahawa

pencantuman kata qul tidak mengandung makna. Menurut Quraish Shihab, ada

ajaran-ajaran Islam yang tidak harus anda kumandangkan keluar.

Kata terambil dari kata كفر yang pada mulanya berarti menutup.

Al-Qur’an menggunkan kata tersebut untuk berbagai makna yang masing-masing

dapat dipahami sesuai dengan kalimat dan konteksnya.

Sementara ulama merumuskan bahwa semua kata kufur dalam berbagai

bentuknya yang terdapat dalam ayat-ayat yang turun sebelum Nabi Saw., berhijrah

kesemuanya bermakna orang-orang musyrik atau sikap-sikap mereka yang tidak

14 M.Quraish Shihab, Tafsir al-Misbāh: pesan kesan dan keserasian al-Qur’an, (Jakarta:

Lentera Hati, 2002), h. 678.

Page 52: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

37

mengakui kerasulan Nabi Muhammad atau meninggalkan ajaran-ajaran pokok

Islam.

Yang dimaksud dengan orang-orang kafir pada ayat pertama ini surah ini

adalah tokoh-tokoh kaum kafir yang tidak mempercayai keesaan Allah serta tidak

mengakui kerasulan Nabi Muhammad Saw.

Kata د ب ع أ berbentuk kata kerja masa kini dan datang (Mudhari’), yang

mengandung arti dilakukannya pekerjaan dimaksud pada saat ini, atau masa yang

akan datang, atau secara terus-menerus. Dengan demikian, Nabi Muhammad Saw.

diperintahkan untuk menyatakan bahwa: Aku sekarang dan di masa datang bahkan

sepanjang masa tidak akan menyembah, tunduk, atau taat kepada apa yang sedang

kamu sembah, wahai kaum musyrikin.

Setelah ayat yang lalu memerintahkan Nabi Muhammad Saw. Untuk

menyatakan bahwa beliau tidak mungkin untuk masa kini dan datang menyembah

sembahan kaum musyrikin, ayat di atas melanjutkan bahwa: dan tidak juga kamu,

wahai tokoh-tokoh kaum musyrikin, akan menjadi penyembah-penyembah apa

yang sedang aku sembah.

Jika demikian, ayat ketiga ini mengisyaratkan bahwa mereka itu tidak akan

mengabdi atau pun taat kepada Allah, Tuhan yang sekarang dan di masa datang

disembah oleh Rasulullah Saw. Pernyataan ayat ini tidak bertentangan dengan

kenyataan sejarah yaitu berduyun-duyunnya penduduk Mekkah yang tadinya kafir

itu memeluk agama Islam dan menyembah apa yang disembah oleh Rasulullah

Saw. Karena, seperti telah dikemukakan di atas. Ayat ini ditujukan kepada tokoh-

tokoh kafir Mekkah yang ketika itu datang kepada Rasulullah Saw. Menwarkan

kompromi dan yang dalam kenyataan sejarah tidak memeluk agama Islam bahkan

sebagian dari mereka mati terbunuh karena kekufurannya.

Ayat 1-3 berpesan kepada Nabi Muhammad Saw. Untuk menolak secara tegas

usul kaum musyrikin. Bahkan, lebih dari itu, ayat-ayat tersebut bukan saja menolak

usul yang mereka ajukan sekarang tetapi juga menegaskan bahwa tidak mungkin

ada titik temu antara Nabi Saw.dan tokoh-tokoh tersebut karena kekufuran sudah

Page 53: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

38

demikian mantap dan mendarah daging dalam jiwa mereka. Kekeraskepalaan

mereka telah mencapai puncaknya sehingga tidak ada sedikit harapan atau

kemungkinan, baik masa kini maupun masa datang, untuk bekerjasama dengan

mereka.

Setelah ayat yang lalu menegaskan bahwa tokoh-tokoh kafir itu tidak akan

menyembah di masa datang apa yang sedang disembah oleh Nabi Saw. ayat di atas

melanjutkan bahwa: Dan tidak juga aku menjadi penyembah di masa datang dengan

cara yang selama ini kamu telah sembah, yakni aneka macam berhala. Dan tidak

juga kamu, wahai tokoh-tokoh kaum musyrikin, akan menjadi penyembah-

penyembah dengan cara yang aku sembah.

وآل أنـتم عابدون ما أعبد

Maka sementara ulama membedakannya dengan memberi arti yang berbeda

terhadap kata ما pada masing-masing ayat. Menurut mereka, ما pada ayat ketiga

(demikian juga pada ayat kedua) berarti apa yang sehingga

berarti kamu tidak akan menjadi penyembah apa yang sedang dan akan saya

sembah. Sedangkan ما pada ayat kelima dan keempat adalah mashdariyyah

sehingga kedua ayat ini berbicara tentang cara beribadah: “Aku tidak pernah

menjadi penyembah dengan cara penyembahan kamu, kamu sekalian pun tidak

akan menjadi penyembah-penyembah dengan cara penyembahannku.”

Cara kaum muslimin menyembah adalah berdasarkan petunjuk ilahi, sedang

cara mereka adalah berdasarkan hawa nafsu mereka. Demikianlah terlihat dengan

jelas bahwa tidak ada penggulangan dalam ayat-ayat di atas.

Firman Allah, لكم ديـنكم ويل دين setelah menegaskan tidak mungkinnya bertemu

dalam keyakinan ajaran Islam dan kepercayaan Nabi Muhammad Saw. Dengan

kepercayaan kaum yang mempersekutukan Allah, ayat tersebut menetapkan cara

pertemuan dalam kehidupan bermasyarakat yakni: bagi kamu secara khusus agama

kamu. Agama itu tidak menyentuhku sedikit pun, kamu bebas untuk

mengamalkannya sesuai kepercayaan kamu dan bagiku juga secara khusus

Page 54: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

39

agamaku, aku pun mestinya memperoleh kebebasan untuk melaksanakannya, dan

kamu tidak akan disentuh sedikit pun olehnya.

Kata دين dapat berarti agama, atau balasan, atau kepatuhan. Sementara ulama

memahami kata tersebut di sini dalam arti balasan. Antara lain dengan alasan

bahwa kaum Musyrikin Mekkah tidak memiliki agama. Mereka memahami ayat di

atas dalam arti masing-masing kelompok akan menerima balasan yang sesuai. Bagi

mereka, ada balasannya, dan bagi Nabi pun demikian. Baik atau buruk balasan itu

diserahkan kepada Tuhan. Dialah yang menentukannya.

Didahulukannya kata لكم dan لي berfungsi menggambarkan kekhususan, karena

itu pula masing-masing agama biarlah berdiri sendiri dan tidak perlu

dicampubaurkan. Tidak perlu mengajak kami untuk menyembah sembahan kalian

setahun agar kalian menyembah pula Allah. Kalau دين diartikan agama, ayat ini

tidak berarti bahwa Nabi diperintahkan mengakui kebenaran anutan mereka. Ayat

ini hanya mempersilahkan mereka menganut apa yang mereka yakini. Apabila

mereka mengetahui tentang ajaran agama yang benar dan mereka menolaknya serta

bersikeras menganut ajaran mereka, silahkan, karena memang seperti firman Allah

Swt:

بـ تـ د ق ◌ ن ي الد يف اه ر ك إ آل الرشد من الغي ني

“Tidak ada paksaan dalam memeluk agama, sesungguhnya telah jelas jalan yang

benar dari jalan yang sesat” (QS. al-Baqarah (2): 256) Kelak di hari kemudian

masing-masing mempertanggungjawabkan pilihannya.15

Ayat tersebut merupakan pengakuan eksistensi secara timbal balik, bagi kamu

agamamu dan bagiku agamaku. Sehingga dengan demikian masing-masing pihak

dapat melaksanakan apa yang dianggapnya benar dan baik, tanpa memutlakan

pendapat kepada orang lain tetapi sekaligus tanpa mengabaikan keyakinan masing-

masing. Awal surah ini menanggapi usul kaum musyrikin untuk berkompromi dalam

akidah dan kepercayaan tentang Tuhan. Usul tersebut ditolak dan akhirnya ayat

terakhir surah ini menawarkan bagaiamana sebaiknya perbedaan tersebut disikapi.

Demikian bertemu akhir surah ini dengan awalnya.

15 M.Quraish Shihab, Tafsir al-Misbāh: pesan kesan dan keserasian al-Qur’an, (Jakarta:

Lentera Hati, 2002), h. 685.

Page 55: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

40

2. Surah al-Bayyinah dalam tafsir al-Misbāh

Menurut M. Quraish Shihab ayat-ayat awal surah ini menjelaskan bahwa

orang-orang kafir yang menutupi kebenaran, yakni ahl al-Kitâb, yaitu orang-orang

Yahudi dan Nasrani, demikian juga orang-orang Musyrik mengatakan bahwa

mereka tidak akan meninggalkan agama dan kepercayaan mereka sebelum datang

kepada mereka bukti yang nyata, yaitu Rasul yang dijanjikan Allah swt. dan yang

tercantum sifat-sifatnya dalam kitab suci kaum Yahudi dan Nasrani ini bagi ahl al-

Kitâb – dan berupa mukjizat indrawi yang mereka lihat secara gamblang bagi kaum

Musyrik.16

Sebelum kehadiran Nabi Muhammad Saw.orang-orang Yahudi yang

bermukim di Madinah sering kali bermohon kepada Allah: “Wahai Tuhan!

Menangkanlah kami atas musu-musuh kami, demi Nabi yang engkau sebutkan

sifatnya dalam Taurat.” Mereka juga sering berkata kepada musuh-musuh mereka

bahwa jika Nabi yang kami nantikan datang, kami akan menyambut dan

mempercayainya dan kami akan mengalahkan kalian (bacalah QS. Al-Baqarah (2):

89). Atas dasar keyakinan orang Yahudi dan Nasrani menyangkut pernyataan di

atas, mereka selalu menyatakan bahwa, “kami baru akan meninggalkan tuntunan

agama yang selama ini kami percayai jika Nabi yang dijanjikan itu datang

mengajari kami.”

Kata منفكین adalah bentuk kata yang menunjuk subjek (pelaku). Ia terambil

dari kata إنفك yang berarti berpisah sedang sebelumnya menyatu dengan kukuh

sesuatu yang berpisah dari yang lain menjadikannya meninggalkan yang lain itu.

Dalam konteks ayat ini adalah meninggalkan keyakinan dan pandangan hidup

mereka. Bias juga kata munfakkina bukan dalam arti subjek (pelaku) yang

meninggalkan, tetapi dalam arti objek, yakni yang ditinggalkan. Dari sini, mereka

memahami ayat di atas dalam arti ahl al-Kitâb dan kaum musyrikin itu tidak akan

16 Bisa juga ayat pertama surah ini bagaikan menyatakan bahwa al-Quran diturunkan Allah

karena orang-orang kafir dari ahl al-Kitab, demikian juga orang-orang musyrik yakni penganut agama dan kepercayaan lainnya sudah demikian jauh dari kebenaran dan hidup dalam kesesatan yang menyesatkan sehingga mereka sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata. M. Quraish Shihab, Al-Lubāb (makna,tujuan dan pelajaran dari surah-surah al-Quran), (Ciputat Tanggerang: Lentera Hati,2012), h. 704.

Page 56: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

41

ditinggalkan oleh Allah terus menerus di dalam kekufuran tanpa diutus kepada

mereka seorang Rasul yang memberi mereka peringatan.

Ayat kedua dan ketiga, “seorang Rasul dari Allah yang membacakan

lembaran-lembaran yang disucikan di dalamnya terdapat kitab-kitab yang sangat

lurus.” Kalau anda memahami ayat pertama di atas dalam arti bahwa

kandungannya merekam ucapan kaum Yahudi dan Nasrani, ayat di atas lebih

menegaskan lagi ucapan mereka itu, yakni bahwa bukti nyata yang mereka

harapkan itu dan yang siapa yang selama ini mereka nantikan itu adalah seorang

Rasul yang merupakan utusan dari Allah yang membacakan kepada mereka

lembaran-lembaran yang disucikan dari segala najis dan kekotoran immaterial,

seperti syirik dan dosa, dan yang di dalamnya terdapat kitab-kitab, yakni ketetapan

hukum, yang sangat lurus yang menjadi pedoman bagi kebahagiaan hidup pribadi

dan masyarakat dunia dan akhirat.

Ayat di atas menjadikan sosok Rasulullah Muhammad Saw.sebagai bukti

yang nyata. Yakni beliau bukan saja membawa bukti, tetapi kepribadian beliau

sendiri walau tanpa mukjizat dan bukti yang lain telah cukup untuk dijadikan bukti

tentang kebenaran beliau.

Kataيتلو membaca digunakan al-Qur’an untuk bacaan yang sifatnya benar

dan haq. Karena itu, objek kata ini sering kali adalah wahyu ilahi. Di sini pun kata

yatlû memngisyaratkan bahwa yang dibaca oleh Rasul dimaksud adalah wahyu

Allah yang tentu saja sifatnya adalah haq dan benar.

Kata كتب kutub terambil dari kata كتب kataba yang antara lain bermakna

menetapkan seperti pada firman-Nya: كتب عليكم الصيام diwajibkan atas kamu

berpuasa. Dari sini, ada yang memahami kata tersebut di sini dalam arti ketetapan-

ketetapan hukum dan petunjuk-petunjuk Allah. Kata كتاب kitâb juga berarti buku.

Dari sini, ada yang memahami kata di atas dalam arti kitab-kitab yang diturunkan

kepada nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad Saw.yakni bahwa al-Qur’an

membenarkan kitab-kitab suci yang lalu sebelum diubah oleh manusia dan di dalam

al-Qur’an terdapat sebagian dari kandungan kitab-kitab itu.

Page 57: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

42

Kata قيمة terambil dari kata قوم yang berarti berdiri tegak lurus. Kata

tersebut digunakan dalam berbagai makna namun kesimpulan maknanya adalah

sempurna memenuhi semua kriteria yang diperlukan. Al-Qur’an al-Karîm,

demikian juga bagian-bagiannya dari yang terkecil hingga yang terbesar,

merupakan tuntunan yang sangat sempurna, lurus tidak ada kebengkokan di

dalamnya.

Ayat keempat, dan tidaklah berpecah belah ahl al-Kitâb melainkan sesudah

datang kepada mereka bukti yang nyata.” Ayat di atas menjelaskan kenyataan

dalam masyarakat yakni dan tidaklah berpecah belah ahl al-Kitâb, yakni orang-

orang Yahudi dan Nasrani itu, dalam kesepakatan mereka untuk mendukung Nabi

yang diutus Allah melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata yakni

setelah datangnya Rasul yang diutus Allah itu, dalam hal ini adalah Nabi

Muhammad Saw.perselisihan tersebut terbukti dengan adanya di antara mereka

yang beriman dan ada juga yang menolak.

Bisa juga ayat di atas menjelaskan kenyataan yang selama ini terjadi di

kalangan ahl al-kitâb, yakni bahwa mereka itu sejak dahulu hingga kini selalu saja

berselisih dan justru perselisihan itu terjadi dan meningkat pada saat kehadiran

bukti yang nyata, baik bukti nyata yang lalu maupun yang kini sedang ada. Ayat ini

bagaikan menghibur Nabi Muhammad Saw.bahwa memang demikianlah perangai

ahl al-kitâb. Mereka itu tidak berselisih menyangkut kenabianmu kecuali setelah

bukti yang gambling engkau sampaikan17

Kata مخلصین terambil dari kata خلص khalusha yang berarti murni setelah

sebelumnya diliputi atau disentuh keseluruhan. Dari sini, ikhlas adalah upaya

memurnikan dan menyucikan hati sehingga benar-benar hanya terarah kepada

Allah semata, sedang sebelum keberhasilan usaha itu, hati masih diliputi atau

dihinggapi oleh sesuatu selain Allah, misalnya pamrih dan semacamnya.

Kata حنفاء adalah bentuk jamak dari kata حنیف yang biasa diartikan lurus atau

cenderung kepada sesuatu. Kata ini pada mulanya digunakan untuk

17 M.Quraish Shihab, Tafsir al-Misbāh: pesan kesan dan keserasian al-Qur’an, (Jakarta:

Lentera Hati, 2002), h. 517.

Page 58: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

43

menggambarkan telapak kaki dan kemiringannya kepada telapak pasangannya.

Yang kanan condong kea rah kiri dan yang kiri condong ke arah kanan. Ini

menjadikan manusia dapat berjalan dengan lurus. Ajaran Islam adalah ajaran yang

berada dalam posisi tengah, tidak cenderung kepada materialism yang mengabaikan

hal-hal yang bersifat spiritual tetapi tidak juga kepada spiritualisme murni yang

mengabaikan hal-hal yang bersifat materil.

“Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahl al-Kitâb dan orang-orang

musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.”

Ayat di atas menyatakan: sesungguhnya orang-orang kafir, yaitu mereka

yang menutupi kebenaran agama, yakni ahl al-kitâb dari kelompok Yahudi dan

Nasrani dan orang-orang musyrik penduduk Mekkah serta semua yang

mempersekutukan Allah.

Ayat di atas dijadikan salah satu alas an untuk membedakan antara kaum

musyrikin dan ahl al-Kitâb. Kendati orang-orang Yahudi pada hakikatnya

mempersekutukan Allah juga dengan menyatakan bahwa ‘Uzair anak Tuhan atau

‘Isâ adalah salah satu dari oknum Trinitas, demikian al-Qur’an membedakan

mereka dengan kaum musyrikin bahwa mereka tidak dinamai musyrik, tetapi ahl

al-Kitâb.

Kata الربية ada yang berpendapat bahwa ia terambil dari kata برء yakni

mencipta, dan dengan demikian kata tersebut dibaca الربيئة makhluk yang diciptakan

Allah. Ada juga yang berpendapat bahwa kata di atas terambil dari kata الربى yakni

tanah. Dengan demikian, ia dibaca الربية yang dimaksud adalah manusia karena

manusia diciptakan dari tanah.

“Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhkuk (7), balasan di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya (8).

Sebagaimana kebiasaan al-Qur’an setelah menguraikan tentang

pendurhakaan atau penghuni neraka, di sini disusulnya dengan menguraikan lawan

Page 59: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

44

mereka agar membandingkannya lalu memilih apa yang berkenan di hatinya. Allah

berfirman “Sungguh, orang-orang yang beriman secara benar dan membuktikan

kebenaran iman mereka dengan mengerjakan kebajikan, mereka itulah yang

sungguh tinggi dan jauh kedudukan mereka yang secara khusus adalah sebaik-baik

makhkuk. Balasan mereka di sisi Tuhan pemelihara dan pembimbing mereka ialah

surga ‘Adn yang senantiasa mengalir dibawahnya pepohonan dan istana-istana-

Nya sungai-sungai; setiap orang memeroleh satu surga atau beberapa surge;

mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka yakni

menerima amal dan pengabdian mereka serta memberinya ganjaran yang

memuaskan, dan mereka pun ridha kepada-Nya, atas ganjaran yang diberikan-Nya

itu. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut lagi kagum kepada

Tuhannya

Sementara ulama memahami ridha seorang hamba terhadap tuhan adalah

bahwa hatinya tidak merasa keruh atau tidak enak menerima ketetapan Allah, apa

pun bentuknya. Sedang ridha Allah kepada hambanya tercermin dalam keberadaan

hamba itu di tempat dan situasi yang dikehendaki Allah.

Awal surah ini berbicara tentang ahl al Kitâb dan kaum musyrikin yang

bertahan dalam kesesatan mereka. Di akhir surah ini menjelaskan sanski yang akan

mereka terima jika bertahan dalam kesesatan itu. Ganjaran tersebut bukan hanya

surga, tetapi lebih dari itu, yakni Ridha Allah kepada mereka.18

18 M.Quraish Shihab, Tafsir al-Misbāh: pesan kesan dan keserasian al-Qur’an, (Jakarta:

Lentera Hati, 2002), h. 522.

Page 60: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

45

BAB IV

SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM BUKU KEMENAG

RI DAN BUKU ARYA DUTA

Pada Bab IV ini, penulis akan memaparkan kajian surah al-kâfirûn dan al-

bayyinah dalam buku ajar al-Qur’an hadis dari dua penerbit berbeda yaitu

KEMENAG RI dan Arya Duta. Yang mana surah ini di kaji pada Bab IV Semeter

II tentang sikap toleranku mewujudkan kedamaian pada buku ajar KEMENAG RI

dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari pada buku ajar Arya Duta.

A. Sistematika Penyajian1 Tema Toleransi

Berdasarkan penelitian buku teks pelajaran al-Qur’an Hadis, sistematika

penulisan buku teks mempunyai tiga ciri utama, yaitu 1) pelajaran terstruktur dan

terorganisasikan dalam bab-bab dan unit-unit; 2) konten (isi) pembelajaran

(informasi, penjelasan, komentar, latihan-latihan praktik, rangkuman dan evaluasi)

disajikan secara teratur; dan 3) terdapat kemajuan pembelajaran sistematik yang

mengarah kepada pemerolehan pengetahuan baru dan pembelajaran konsep baru

yang didasarkan pada item-item pengetahuan yang telah diketahui.2 Untuk

memudahkan pemahaman terhadap penyajian3 buku teks al-Qur’an Hadis, maka

perhatikan tabel berikut ini:

Tabel IV. A. 1: Perbandingan Sistematika Penyajian

KEMENAG RI CV. ARYA DUTA

Judul Bab Sikap Toleranku Mewujudkan kedamaian

Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari

Penjelasan Bab Meliputi Kompetensi Inti dan kompetensi Dasar

Meliputi Kompetensi Dasar, Indikator dan Peta Konsep

1Sistematika Penyajian terdiri atas bagian-bagian yang sudah tertentu. Secara umum dibagi

atas tiga bagian yaitu: Halaman Pendahuluan, yang berisikan Halaman Judul, Daftar Isi, Daftar Gambar, Pengantar, Prakata, Bagian Isi,yang berisikan Pendahuluan, Sub Bab, Ringkasan, Soal Latihan, Daftar Pustaka. Bagian Penyudah,yang berisikan Lampiran, Pustaka, Penjurus/Indeks Daftar Istilah, Takarir (Glosarry). http://aseharry7.blogspot.com/2013/08/makalah-menganalisis-sistematika-dan.html/m=1. Diakses pada tanggal 22 September 2018. Pukul 14:25.

2Suryadi, Ace, dan Tilaar, Analisis Kebijakan Pendidikan, (Bandung; Remaja Rosdakarya; 1993), h. 18.

3Penyajian materi merupakan cara atau sistem yang ditempuh oleh penyusun agar buku yang disusun menarik perhatian, mudah dipahami, dan dapat membangkitkan keaktifan siswa. Lihat Mudzakir AS, Penulisan Buku Teks Yang Berkualitas, (Yogyakarta) h. 9.

Page 61: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

46

Pengantar Kajian Mengamati gambar Uraian kondisi umat

manusia penganut agama Islam

Tema Inti

Toleran menciptakan kedamaian, fanatik penyeimbang sikap toleran, belajar toleransi dari QS. al-Kâfirûn dan QS. al-Bayyinah.

Sikap tasamuh/toleransi, kajian QS. al-Kâfirûn dan QS. al-Bayyinah, kajian hadis tentang toleransi.

Kegiatan Siswa

Mengamati gambar, berdiskusi sikap toleransi dan fanatisme, berkisah, mengartikan ayat/potongan ayat, menghafal hadis, dan merefleksi diri.

Menceklis pernyataan yang benar atau salah, mengikuti langkah-langkah dalam membaca dan menghafal, uji kompetensi siswa

Rangkuman Tidak dicantumkan Tasamuh dan toleransi

Evaluasi Pertanyaan terkait toleransi Pertanyaan terkait

toleransi

Rujukan Tidak dicantumkan

Ulumul Qur’an, Ulumul Hadis, Mukjizat al-Qur’an, Ihtisar Hadis Shahih Bukhari, Lintasan Sejarah al-Qur’an,

B. Belajar Toleransi Dari Surah al-Kafirun dan al-Bayyinah dalam buku ajar

KEMENAG RI

1. Al-Qur’an Surah al-Kâfirûn 109/: 1 - 6 Allah SWT. berfirman:

Ayat Terjemah Bunyi ayat

1 Katakanlah: ”Hai orang-orang kafir.

2 Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.

3 Dan kamu bukan penyembah tuhan yang aku sembah.

4 Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.

5 Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.

6 Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku.”

Penjelasan surah

Turunnya surah al-Kâfirûn dilatarbelakangi oleh ajakan kaum musyrikin

Quraisy yang selalu berupaya untuk membendung dakwah Rasulullah Saw. Dengan

Page 62: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

47

bujukan sampai dengan penyiksaan dan intimidasi mengalami kegagalan. Akhirnya

ada gagasan untuk menyembah tuhan mereka dengan cara mereka menyembah

selama 1 tahun, kemudian 1 tahun berikutnya mereka bersedia untuk menyembah

Allah Swt. dengan tuntunan Rasulullah. Dari peristiwa itu lalu Allah mewahyukan

kepada Rasulullah Saw. Sebagai respon ajakan kaum musyrikin Quraisy.

Dari peristiwa yang melatarbelakangi turunnya surah ini dapat diketahui

bahwa ayat-ayat dalam surah al-Kâfirûn adalah jawaban Rasulullah Saw, atas

ajakan kaum Quraisy untuk bertukar keyakinan. Namun Rasulullah dengan tegas

menolak dengan mengatakan “aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah”

dan beliaupun menyatakan bahwa mereka orang-orang kafir Quraisy pun tidak akan

ikhlas dan sepenuh hati menyembah Allah sebagaimana yang mereka janjikan. Dan

pada ayat terakhir semakin jelas sikap yang ditunjukkan Rasulullah dalam hal

aqidah, bahwasanya dalam hal beribadah maka kita berhak untuk melaksanakan

ajaran sesuai dengan tuntunan agama kita. Sebagaimana mereka pun bebas

melaksanakan aktivitas peribadatan sesuai dengan kepercayaannya. “bagimu

agamamu dan bagiku agamaku” ayat ini selaras dengan surah al-Baqarah: 2/256.

د الرش ني بـ تـ د ين ق راه يف الد ك ي ال إ غ ل ن ا لطا م ر� ف ك ن ي م � ف ن � وت ويـؤم غ

ام ص ف ن ا ى ال ق وثـ ل ا روة ع ل ك � س م ت س ا د ق يم فـ ل يع ع وا� مسا هل

Artinya: “tidak ada paksaan dalam memasuki agama Islam. Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Ayat tersebut menjelaskan bahwasanya Allah menghendaki setiap

orang merasakan kedamaian. Agama-Nya dinamakan Islam, yakni

damai. Kedamaian tidak akan diraih kalau jiwa tidak damai, dan paksaan

menyebabkan jiwa tidak damai. Karena itu tidak ada paksaan dalam

menganut keyakinan agama Islam. Namun begitu, telah jelas jalan yang

benar dan jalan yang sesat. Sehingga jika sudah mengetahui, maka

tidaklah perlu paksaan itu dilakukan. Allah menghadirkan pilihan.

Barang siapa yang ingin selamat maka janganlah menempuh jalan sesat

dengan menyembah selain Allah.

Page 63: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

48

2. Al-Qur’an Surah al-Bayyinah 89/: 1-8 Allah SWT. Berfirman:

Ayat Terjemah Bunyi ayat

1

“Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata

ل ه ن أ روا م ف ين ك ن الذ ك مل ي

ىت كني ح ف نـ ني م رك ش م اب وال ت ك ل ا

ه يـ ة �ت ين بـ ل م ا

2

(yaitu) seorang rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang suci (al-Qur’an)

ه ط ا م ف ح و ص ل يـتـن ا� ول م رة رس

3 Di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus

ة يم ب قـ ت ا ك يه ف

4

dan tidaklah terpecah belah orang-orang ahli kitab melainkan setelah datang kepada mereka bukti yang nyata

اب إ ت ك ل وا ا وت ين أ لذ رق ا ف ا تـ ال وم

ة ين بـ ل م ا ه تـ اء ا ج د م ن بـع م

5

padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menanti-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar

ص وا ا� خمل د ب ع يـ ال ل روا إ م ا أ ني وم

وا الصال يم ق اء وي ف نـ ين ح ه الد ة ل

اة لزك وا ا ك ◌ ويـؤت ل ين وذ ة ا د يم ق ل

6

Sungguh orang-orang yang kafir dari golongan ahlul kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk

اب ت ك ل ال ه ن أ روا م ف ين ك ن الذ إ

ين د ال نم خ ه ر ج ني يف � رك ش م ل وا

ا يه م ◌ ف ه ك ئ ول ربية أ ل را ش

7

sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhkuk

ين آ ن الذ وا الصاحل إ ل م وا وع ن ات م

ربية ل ر ا يـ م خ ك ه ئ ول أ

8

balasan di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya

ن د نات ع د ر�م ج ن م ع زاؤه ج

ين د ال ار خ ه ا األنـ ه ت ن حت جتري م

ا د ب ا أ يه ف

ي ◌ ه ا� رض نـ م ع

ه ن واع ك ◌ ورض ل ن ذ م ي ل ش به ر خ

Page 64: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

49

Penjelasan Surah

Ahl al-Kitab adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani. Dan yang dimaksud

dengan orang-orang musyrik adalah para penyembah berhala dan api, baik dari

masyarakat Arab maupun non Arab. Mujahid mengatakan bahwa mereka

“munfakkiina” (tidak akan meninggalkan) artinya, mereka tidak akan berhenti

sehingga kebenaran tampak jelas di hadapan mereka. Demikian itu pula yang

dikemukakan oleh Qatadah. Hal ini merupakan sikap fanatic mereka dalam

mempertahankan keyakinan mereka.

“Sehingga datang kepada mereka bukti yang nyata” yaitu al-Qur’an ini.

Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman dalam ayat 1 yang artinya “Orang-orang

kafir, yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik [mengatakan bahwa mereka tidak

akan meninggalkan [agamanya] sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata”

kemudian Allah Ta’ala menafsirksn bukti tersebut dalam melalui firman-di ayat 2

yang berarti Yaitu seorang Rasul dari Allah yang membaca lembaran yang

disecikan al-Qur’an” yakni Muhammad Saw. Dan al-Qur’an al-Adzim yang beliau

bacakan, yang sudah tertulis di Mala-ul a’la di dalam lembaran-lembaran yang

disucikan.

Ayat 3 dalam surat ini dijelaskan oleh Ibnu Jarir at-Thobah yakni di dalam

lembaran-lembaran yang disucikan itu terdapat kandungan Kitab-kitab dari Allah

yang sangat tegak, adil, dan lurus, tanpa adanya kesalahan sedikitpun, karena ia

berasal dari Allah.

Dalam surah Ali-Imran: 105 Allah berfirman yang artinya “janganlah kamu

menyerupai orang-orang yang bercerai berai dan berselisih sesudah datang

keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat

siksa yang berat.” Yang dimaksud dengan hal tersebut adalah orang-orang yang

menerima kitab-kitab yang diturunkan kepada umat-imat sebelum kita, dimana

setelah Allah memberikan hujjah dan bukti kepada mereka, mereka malah

berpecah-belah dan berselisih mengenai apa yang dikehendaki Allah dari kitab-

kitab mereka. Mereka mengalami banyak perselisihan. Hal tersebut sama dengan

penjelasan firman Allah dalam QS. Al-Bayyinah ayat 4.

Ayat 6-8 menjelaskan balasan dan ganjaran bagi orang kafir Ahl al-Kitab

dan juga orang-orang musyrik yang menolak kitab-kitab Allah yang diturunkan

Page 65: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

50

serta menentang Nabi-nabi Allah yang diutus, bahwa pada hari kiamat kelak tempat

mereka adalah neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya, yakni tidak akan

pindah dari neraka itu selamanya dan Allah Ta’ala juga menceritakan tentang

keadaan orang-orang yang berbuat baik, yaitu yang beriman dengan sepenuh hati

dan mengerjakan amal shalih dengan badan mereka bahwa mereka adalah sebaik-

baik mahluk. Mereka akan mendapatkan balasan surge yang mengalir di bawahnya

sungai-sungai.

Belajar hadis tentang toleransi

Rasulullah saw.meninggalkan mutiara indah bagi kita umat Islam setelah

beliau wafat. Kita dapat mengambil hikmah dan meneladani sifat-sifat beliau dari

peninggalan beliau tersebut. Itulah hadits yang keberadaannya dapat mendekatkan

jiwa kita kepada beliau, yang keberadaannya mampu memperkuat wawasan

keislaman yang telah kita pelajari dari al-Qur’an. Toleransi salah satu sifat unggul

beliau pun dapat kita ketahui dari hadits. Maka kita lestarikan hadits ini dengan

mengahaflkan dan mempelajari isi kandungannya.

Berbuat baik kepada sesama

1. Hadis tentang berbuat baik terhadap tetangga

Hadis yang disuguhkan dalam buku teks pelajaran al-Qur’an Hadis terbitan

KEMENAG RI adalah hadis riwayat Ahmad, Turmudzi, Ibn Hibban, Hakim, dan

Baihaqi.

ر األص عن ابن عمرو رضي رهم هللا عنه أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال : خيـ حاب عند هللا خيـ

رهم جلاره (أخرجه أمحد, والرتمذي وابن حبان, واحلاكم والبي ران عند هللا خيـ ر اجليـ )هقي لصاحبه وخيـ

Dari Ibn ‘Amr R.A, Sesungguhnya Rasulullah SAW, bersabda, “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah yang paling baik di antara mereka terhadap sesama saudaranya. Dan, sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah yang paling baik di antara mereka terhadap tetangganya.” (HR. Ahmad, Turmudzi, Ibn Hibban Hakim Baihaqi)

2. Hadis tentang mencintai tetangga

Hadis yang disuguhkan dalam buku teks pelajaran al-Qur’an Hadis terbitan

KEMENAG RI adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Ya’la.

Page 66: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

51

الذى نـفسى بيده اليـؤمن عبد حىت و رضي هللا عنه أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال : أنس عن

حيب جلاره ما حيب لنـفسه (أخرجه مسلم و أبو يعلى)

Dari Anas bin Malik RA, sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda, “Demi (Allah) yang jiwa di tangan-Nya, tidaklah beriman seorang hamba sehingga dia mencintai tetangganya sebagaiman dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Muslim dan Abu Ya’la: 2967)

Mustahil ada seseorang yang mengatakan bahwa dia dapat hidup sendiri

tanpa orang lain. Manusia adalah mahluk social yang diciptakan Allah sehingga

kehidupannya tidak akan lepas dari interaksi dengan orang lain. Baik ayah, ibu

isteri, suami, anak, saudara, teman, tetangga dan relasi lainnya. Dalam berinteraksi,

pergesekan akan sangat mungkin terjadi. Jika tidak diantisipasi, hal ini dapat

menimbulkan konflik. Dalam bertetangga misalnya, jika seseorang tidak berhati-

hati dalam bersikap dan berucap, maka bukan tidak mungkin kesalahpaham akan

terjadi. Karena masing-masing individu memiliki perbedaan-perbedaan yang jika

kita tidak menghargai perbedaan tersebut dan saling ingin menang sendiri, merasa

baik sendiri, merasa benar sendiri, maka tali persaudaraan pasti akan terputus, dan

kerukunan tidak akan bisaterjalin baik, maka hadits tersebut mengingatkan kita agar

lebih bias memosisikan diri kita sebagai orang yang lebih bias menghargai dan

berusaha untuk bias berbuat baik, dengan tanpa meninggal kan batas-batas norma

agama dan social yang berlaku.

C. Surah al-Kâfirûn dan al-Bayyinah dalam buku ajar Arya Duta

1. Kajian surah al-Kâfirûn4

Surah al-Kâfirûn merupakan surah ke 109 dalam al-Qur’an. Surah ini terdiri

atas 6 ayat dan termasuk surah makkiyah. Nama al-Kâfirûn (orang-orang kafir)

diambil dari kata yang muncul pada ayat pertama surah ini. Pokok isi surah ini

adalah tidak diijinkannya kompromi dalam bentuk mencampuradukan ajaran

agama.

a. Membaca surah al-Kâfirûn 109/: 1 - 6

4Maulana Yusup, Al-Qur’an Hadits, Untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VII (Depok,

CV.Arya Duta: 2016) h.66.

Page 67: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

52

“Katakanlah:Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku.”

Isi kandungan surah al-Kâfirûn

Ayat pertama berisi tentang perintah Allah kepada Nabi Muhammad

Saw.untuk berlaku tegas kepada orang0orang kafir. Ayat ini sebenarnya

ditujukan pada orang-orang kafir di muka bumi ini. Akan tetapi, konteks ayat

ini membicarakan tentang kafir Quraisy. Mengenai surah ini, ada ulama yang

menyatakan bahwa karena kejahilan orang kafir Quraisy, maka mereka

mengajak Rasulullah Saw.untuk beribadah kepada berhala mereka selama satu

tahun, lalu mereka akan bergantian beribadah kepada Allah Swt.selama satu

tahun pula.

Ayat kedua sampai ayat kelima merupakan penegasan bahwa agama bukan

sesuatu yang dapat dipermainkan. Ayat ini merupakan jawaban yang tegas bagi

ajakan kaum kafir Quraisy yang mengajak Rasulullah Saw.untuk secara

bergantian melakukan praktik ibadah dengan orang kafir Quraisy.

Ajakan yang dilakukan oleh kafir Quraisy ditolak dengan tegas oleh

Rasulullah Saw.dengan mengatakan “Aku tidak akan menyembah apa yang

kamu sembah, dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah”. Hal ini

menandakan bahwa tidak ada kompromi dalam hal ibadah, karena ibadah yang

kaum muslimin lakukan berkaitan erat dengan aqidah yang mereka pegang. Jika

aqidah yang dipegang dapat digoyahkan oleh rayuan orang kafir, maka dapat

menurunkan sendi-sendi keimanan5.

Ayat keenam mengandung sikap toleransi yang tegas, di mana kalimat

penutup yang singkat pada ayat ini memberikan sebuah penegasan sikap atas

tidak bolehnya mencampuradukkan antara agama Islam dan agama lainnya.

5Maulana Yusup, Al-Qur’an Hadits, Untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VII (Depok,

CV.Arya Duta: 2016) h. 69.

Page 68: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

53

Islam tidak boleh dicampur dengan unsur-unsur agama lainnya dan demikian

pula sebaliknya. Ayat ini juga memupus harapan orang-orang kafir yang

menginginkan umat Muslim untuk mengikuti dan terlibat dalam peribadatan-

peribadatan mereka.

Dari sisi yang lain, jika kita renungkan, surah ini pun dari awal sampai akhir

sebenarnya juga mengandung makna sikap toleransi Islam dan kaum muslimin

terhadap agama lain dan pemeluknya. Sikap toleran yang dimaksud berupa

sikap pengakuan terhadap eksistensi agama selain Islam dan keberadaan

penganut-penganutnya. Meskipun yang dimaksud tentulah sekedar pengakuan

terhadap realita dan sama sekali bukan pengakuan pembenarana. Toleransi yang

diajarkan Islam adalah dengan tidak memaksa orang lain untuk masuk ke dalam

agama Islam. Selain itu, toleransi juga mencakup perilaku menghargai

peribadatan yang dilakukan oleh agama lain. Hal inin menunjukkan bahwa

agama Islam merupakan agama yang rahmatan lil’âlamîn.

2. Kajian surah al-Bayyinah6

Surah al-Bayyinah merupakan surah ke 98 dalam urutan al-qur’an. Surah

ini terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan surah-surah madaniyah dan di

turunkan sesudah surah aṭ-Ṭalâq. Kata al-Bayyinah (bukti yang nyata) diambil

dari ayat pertama surah ini.

a. Membaca surah al-Bayyinah 89/: 1-8.

6Maulana Yusup, Al-Qur’an Hadits, Untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VII (Depok,

CV.Arya Duta: 2016) h. 72.

Page 69: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

54

“Orang-orang kafir dari ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata (1), (yaitu) seorang rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang suci (al-Qur’an) (2), di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus (benar) (3), dan tidaklah terpecah belah orang-orang ahli kitab melainkan setelah datang kepada mereka bukti yang nyata (4), padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menanti-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar (5), Sungguh orang-orang yang kafir dari golongan ahlul kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk (6), sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhkuk (7), balasan di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya (8).

Isi kandungan surah al-Bayyinah

Ayat pertama menjelaskan tentang keadaan orang-orang kafir dari golongan

ahli kitab dan kaum musyrikin yang tidak akan meninggalkan agama mereka.

Maksud dari ahli kitab adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani. Sedangkan

yang dimaksud dengan orang-orang musyrik adalah para penyembah berhala

dan api, baik dari masyrakat Arab maupun nonArab. Mereka tidak akan

meninggalkan agama yang mereka anut, mereka tidak akan berhenti sampai

kebenaran tampak jelas di hadapan mereka.

Pada ayat kedua Allah menjelaskan pengertian bukti yang meragu-ragukan

mereka, bahwa yang dimaksud dengan bukti tersebut adalah diri pribadi Nabi

Saw.yang membacakan untuk orang kafir ayat-ayat al-Qur’an yang bersih dari

campur tangan manusia, bersih dari segala macam kesalahan, dan bersih dari

penambahan, yaitu bukti yang memancarkan kebenaran.7

Pada ayat ketiga dijelaskan bahwa al-Qur’an yang dibawa Nabi Muhammad

Saw.merupakan kitab suci yang berisi tentang kebenaran yang akan membawa

manusia ke jalan yang lurus. Al-Qur’an merupakan kitab suci yang menjadi

pedoman hidup bagi umat manusia yang di dalamnya terkandung segala ilmu

7Maulana Yusup, Al-Qur’an Hadits, Untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VII (Depok,

CV.Arya Duta: 2016) h. 75.

Page 70: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

55

dan aturan yang mengatur kehidupan manusia. Di dalam al-Qur’an juga

tersimpul ajaran-ajaran yang benar yang terdapat dalam kitab-kitab para nabi

yang terdahulu, seperti Nabi Musa as, Nabi Isa as, dan Nabi Daud as.

Pada ayat keempat, Allah menjelaskan bahwa orang-orang ahli kitab

terpecah belah setelah datangnya bukti yang nyata kepada mereka, yakni nabi

Muhammad Saw.yang membawa kitab suci al-Qur’an sebagai pedoman bagi

kehidupan manusia seluruhnya.

Pada ayat kelima, Allah menegaskan bahwa mereka tidak diperintahkan

kecuali untuk menyembah Allah. Perintah yang ditujukan kepada mereka

adalah untuk kebaikan dunia dan agama mereka, untuk mencapai kebahagiaan

dunia dan akhirat, yang berupa ikhlas lahir dan batin dalam berbakti kepada

Allah dan membersihkan amal perbuatan dari syirik serta mematuhi agama

Nabi Ibrahim yang menjauhkan dirinya dari kekafiran kaumnya kepada agama

tauhid dengan mengikhlaskan ibadah kepada Allah Swt.

Maksud mendirikan salat pada ayat ini adalah mengerjakan terus menerus

setiap waktu dengan memusatkan jiwa kepada kebesaran Allah ketika salat

untuk membiasakan diri tunduk kepada-Nya. Kemudian yang dimaksud dengan

mengeluarkan zakat yaitu membagi-bagikannya kepada yang berhak

menerimanya sebagaimana yang telah ditentukan oleh al-Qur’an.

Pada ayat keenam dijelaskan tentang hukuman bagi orang-orang kafir dari

golongan ahl al-kitab dan orang-orang musyrik adalah dimasukkan ke dalam

neraka jahannam yang berisi siksaan yang sangat pedih. Mereka akan

menempati neraka jahannam selama-lamanya. Hukuman ini diperuntukkan bagi

orang yang mengingkari Allah dan mereka adalah seburuk-buruknya makhluk.

Pada ayat ketujuh dijelaskan tentang orang yang beriman dan beramal saleh.

Mereka selalu taat akan perintah allah dan menjauhi larangan-nya. Mereka

selalu melakasanakan salat dan senantiasa mengeluarkan zakat di jalan Allah.

Dalam ayat ini mereka disebut dengan makhluk yang paling baik.

Pada ayat kedelapan dijelaskan tentang balasan bagi orang yang beriman

dan berbuat baik. Balasan bagi mereka ialah dimasukkannya mereka kedalam

surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di

dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha

Page 71: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

56

kepada-Nya. Hal yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang-orang yang

takut kepada tuhannya.

3. Kajian hadis tentang toleransi

a. Membaca hadis tentang berbuat baik terhadap tetangga

Hadis yang disuguhkan dalam buku teks pelajaran al-Qur’an Hadis terbitan

Arya Duta adalah hadis riwayat Ahmad, Turmudzi, Ibn Hibban, Hakim, dan

Baihaqi.

ر األصح اب عند هللا عن ابن عمرو رضي هللا عنه أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال : خيـ

رهم لصاحبه وخيـر رهم جلاره (أخرجه أمحد, والرتمذي واخيـ ران عند هللا خيـ بن حبان, واحلاكم اجليـ

)والبيهقي

Dari Ibn ‘Amr R.A, Sesungguhnya Rasulullah SAW, bersabda, “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah yang paling baik di antara mereka terhadap sesama saudaranya. Dan, sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah yang paling baik di antara mereka terhadap tetangganya.” (HR. Ahmad, Turmudzi, Ibn Hibban Hakim Baihaqi)

Isi kandungan hadis

Toleransi dalam kajian fiqih Islam termasuk kajian muamalat (interaksi

sosial) yang mendapatkan porsi besar. Hal ini tampak dalam berbagai penjelasan

Rasulullah Saw. yang termaktub dalam banyak literatur hadis. Bahkan dalam

konsep al-Qur’an, manusia akan terpuruk dalam kesesatan jika dia tidak

menemukan sinkronisasi kebajikan, baik yang ada hubungannya secara vertical

maupun horizontal, baik hubungannya dengan pencipta, yakni Allah Swt.,

ataupun dengan semua makhluk-Nya.8

Sejak hijrah ke Madinah, kegiatan pertama yang dilakukan Rasulullah

Saw.adalah menata keharmonisan hidup di tengah lingkungan masyarakat yang

majemuk. Sebagaimana dimaklumi, penduduk Madinah memiliki latar belakang

multi agama dan kepercayaan, bahkan multi kultural.

Salah satu factor yang mendorong hijrah Rasulullah Saw. dari Makkah ke

Madinah adalah tidak ditemukannya sosok yang mampu mendamaikan

8Maulana Yusup, Al-Qur’an Hadits, Untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VII (Depok,

CV.Arya Duta: 2016) h. 77.

Page 72: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

57

pertikaian antarsuku penduduk Madinah, terutama kelompok Khazraj dan ‘Aus.

Suku-suku Madinah itu menyadari sepenuhnya bahwa hanya dengan kehadiran

Rasulullah Saw.cita-cita hidup bersama secara toleran akan tercapai.

3. Hadis tentang mencintai tetangga

Hadis yang disuguhkan dalam buku teks pelajaran al-Qur’an Hadis terbitan

Arya Duta adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Ya’la.

الذى نـفسى بيده اليـؤمن عبد و رضي هللا عنه أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال : أنس عن

حىت حيب جلاره ما حيب لنـفسه (أخرجه مسلم و أبو يعلى)

Dari Anas bin Malik RA, sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda, “Demi (Allah) yang jiwa di tangan-Nya, tidaklah beriman seorang hamba sehingga dia mencintai tetangganya sebagaiman dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Muslim dan Abu Ya’la: 2967)

Hadis di atas menjelaskan tentang perintah untuk mencintai tetangga.

Dalam Islam, kedudukan tetangga mendapat tempat yang tinggi. Berbuat baik

kepada tetangga memiliki arti yang luas, tidak hanya pada kerabat dekat atau

karena adanya ikatan agama, tetapi meluas sampai kepada tetangga

nonmuslim. Sejarah mencatat bahwa ahl al-Kitab hidup bertetangga dengan

kaum Muslimin di berbagai belahan dunia Islam dalam keadaan aman dan

tentram baik harta, jiwa, kehormatan, dan keyakinan.

Islam juga berpesan supaya kita mendahulukan berbuat baik kepada

tetangga terdekat sebagai usaha untuk mempertahankan kekuatan hubungan

antara dua yang berdampingan dan menjaga kemungkinan timbulnya

kesalahpahaman, dalam rangka mewujudkan kasih saying, kecintaan, dan

keharmonisan.9

D. Komentar Penulis

a. Kelebihan dari materi toleransi pada buku ajar al-Qur’an hadis

Dalam hal ini, surah al-Kâfirûn dapat di terapkan dalam materi

pelajaran untuk memupuk siswa/i agar dapat menjaga persatuan dan

kesatuan antar umat seagama dan umat beragama, sehingga terciptalah

9Maulana Yusup, Al-Qur’an Hadits, Untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VII (Depok,

CV.Arya Duta: 2016) h. 79.

Page 73: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

58

kedamaian dan ketentraman, mengingat Negara kesatuan republic

Iindonesia memiliki banyak agama dan suku yang berbeda-beda dalam satu

Negara.

Dalam hal ini, surah al-Bayyinah dapat di terapkan dalam materi

pelajaran al-Qur’an hadis lantaran surah al-Bayyinah berbicara dengan

tegas mengenai derajat orang kafir dan Muslim. Bahwa mereka memiliki

tempat yang berbeda di akhirat kelak. Untuk itu surah ini mengajarkan

kepada kita bahwa segala sesuatu yang kita lakukan akan mendapat balasan

yang setimpal dengan apa yang kita kerjakan.

Materi ini cocok untuk siswa/i Madrasah Tsanawiyah karena,

mengajarkan tentang sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, di

masa-masa Madrasah biasanya anak-anak yang mengenal teman

sepergaulan jauh lebih luas dan lebih banyak, bahkan tidak hanya se agama

melainkan dengan yang berbeda agama. Oleh karena itu, materi ini sangat

penting diajarkan agar siswa/i dikenalkan dengan sikap toleransi,

menghargai, menghormati dan memiliki sikap toleran terhadap sesama

makhluk walaupun berbeda agama, ras, suku dan budaya. Namun, dalam

hal keyakinan ibadah tidak bias dicmpuradukan dalam masalah ini.

b. Kekurangan materi toleransi pada buku ajar al-Qur’an Hadis

Adapun kekurangan materi ini adanya perbedaan dalam

penerjemahan kata من أهل الكتاب pada penerjemahan surah al-Bayyinah ayat 1

yang berbeda di dalam buku teks pelajaran al-Qur’an Hadis madrasah

tsanawiyah.

1. Dalam buku cetak Kemenag RI 2014, pada bab IV Tentang Sikap

Toleranku Mewujudkan Kedamaian. Pada sub bab Belajar Toleran dari

QS. al-Bayyinah pada ayat ke 1 halaman 42. Diartikan:

ني حىت �تيـهم البـينة (فك ) 1مل يكن الذين كفروا من أهل الكتاب والمشركني منـ

“Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata.

Page 74: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

59

2. Sedangkan dalam buku cetak CV. Arya Duta, pada bab IV tentang

Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari. Pada sub bab Sikap Tasamuh/

Toleran dan Kajian Surah al-Bayyinah Surah Ke-98 dalam urutan al-

Qur’an pada ayat ke 1 halaman 70. Diartikan:

“Orang-orang kafir dari ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata.

Oleh karena itu, dikhawatirkan akan menimbulkan pemahaman yang

berbeda dari pandangan siswa/i yang mempelajari buku teks pelajaran al-Qur’an

Hadis. Karena menyajikan terjemahan al-Qur’an yang berbeda di dalam satu

pembahasan. Yaitu pada kata من أهل الكتاب menurut versi Kemenag RI kata من

diartikan sebagai yakni, maka ketika dipahami maksud dari arti ayat diatas bahwa

orang-orang kafir yakni ahl al-kitâb, yang mengindikasikan semua ahl al-kitâb

adalah kafir. Sedangkan menurut CV. Arya Duta kata diterjemahkan kedalam من

bahasa Indonesia menjadi dari, maka ketika dipahami maknanya menjadi sebagian

ahl al-kitab adalah kafir.

Page 75: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian kepustaakaan yang telah penulis lakukan, Imam al-

Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Rasulullah tidak akan menyembah

apa yang disembah oleh kaum kafir Quraisy, dan beliau menolak mentah-mentah

ajakan mereka dalam beribadah. Begitu juga dengan Quraish Shihab mengatakan

bahwa Rasulullah menolak tegas ajakan kaum kafir Quraisy lantaran kekufuran

sudah mendarah daging dalam jiwa mereka. Hal ini serupa dengan materi yang

dicantumkan dalam buku teks pelajaran al-Qur’an Hadis bahwa Rasulullah

menolak ajakan untuk saling bertukar keyakinan dalam ibadah. Sebagaimana

toleransi yang diajarkan dalam buku al-Qur’an hadis Sesuai dengan pendapat

mufassir.

Adapun keterkaitan toleransi dengan surah al-kafirun dan al-bayyinah adalah

sikap toleransi dan akidah harus seimbang dan sejalan agar toleransi yang

diterapkan sejalan dengan al-Qur’an dan hadis sehingga tidak menjadikan toleransi

sebagai alat untuk memainkan akidah dalam beribadah.

B. SARAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, berikut adalah,

sejumlah saran dan rekomendasi:

1. Kementerian Agama RI: Penulis menyarankan agar Kementerian Agama RI

merancang kembali muatan-muatan materi pendidikan dalam kurikulum

madrasah tsanawiyah guna menyamakan pembahasan di dalam buku teks

pelajaran al-Quran Hadis agar sesuai dengan maksud dan tujuan kompetensi

inti dan kompetensi dasar dalam kurikulum 2013.

2. Penyusun Buku: Penulis menyarankan agar para penerbit buku memperhatikan

dan mengikuti rambu-rambu dan petunjuk penulisan buku teks dengan cermat

Page 76: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

61

dan seksama, agar buku teks yang disusun dan ditulis terhindar dari kekurangan

dan kelemahan disebabkan tidak mengikuti aturan dan ketentuan yang berlaku.

3. Peneliti: Penulis menyarankan agar melakukan penelitian-penelitian yang lebih

banyak lagi terkait buku teks pelajaran al-Qur’an Hadis dengan menambah

jumlah buku teks maka hasilnya akan lebih bagus.

Page 77: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

62

DAFTAR PUSTAKA

A’la, Abd, Melampuai Dialog Agama Jakarta: Kompas, 2002.

Abdullah, Maskuri, Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keagamaan, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2001.

Ali, Mohammad Daus, Islam untuk Disiplin Ilmu Hukum, Sosial Politik,Jakarta:

Wirabuana, 1986. Amirulloh, Syarbini, Al-Qur’an Indonesia, Yogyakarta:Logung Pustaka, 2011.

Arifin, Anwar Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam Undang-Undang SISDIKNAS(Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag, 2003.

AS, Mudzakir, Penulisan Buku Teks Yang Berkualitas, Yogyakarta.

Asrohah, Harun Sejarah Pendidikan Islam, Ciputat: LOGOS, 1999.

Azwar, Saifuddin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999.

Bertens, K, Filsafat Barat Kontemporer, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006.

Casram, “Membangun Sikap Toleransi Bragama Dalam Masyarakat Plural,” Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya, Juli 2016.

Fitriani, Nur Azizah, Analisis Buku Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti

SMK/MAK Kelas X Penerbit Erlangga Berdasarkan Kurikulum 2013. Hamka, Juz ‘Amma Tafsir Al-Azhar, Depok: Gema Insani, 2015.

Hanbal, Ahmad Ibn, Musnad Ahmad ibn Hanbal. Beirut: al- Maktab al-Islâmi;

1993. Cet. Ke-1. Jilid. 5. Hasyim, Umar, Toleransi dan Kemerdaan Beragama dalam Islam Sebagai Daser

Menuju Dialog dan Kemerdekaan Antar Agama, Surabaya: P. Bina Ilmu, 1997.

Ismail, Faisal, Islam Idealitas Ilahiyah dan Realitas Insaniyah, Yogyakarta: Tiara

Wacana Group, 1999), Cet. Ke-I. Julianti, Internalisasi Nilai Toleransi Melalui Model Telling Story pada

Pembelajaran PKN untuk Mengatasi Masalah Tawuran, Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 14 No. 1, April 2013.

Kesowo, Bambang, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun

2013 Tentang Standar Nasional Pendidikan Jakarta: 2008. Lampiran.-SK-Dirjen-No.2676-2013.K1-KD-PAI-2013-rivised 16 Juni 2014.

Madjid, Nurcholis, dkk, Fiqih Lintas Agama Jakarta: Paramadina, 2004.

Page 78: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

63

Majah, Ibn Sunān Ibnu Mājah, Kitabul ‘Ilm,Mishkātul-Masābīh.

Misrawi, Zuhairi, Al-Qur’an Kitab Toleransi; Iklusivisme, Pluralisme dan Multikulturalisme, Jakarta: Fitrah, 2007.

Moleong, Lexy J.,Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999.

Muchith, Saekan, “Radikalisme Dalam Dunia Pendidikan” ADDIN, Volume 10, No

1, Febuari 2016. Munawar, Said Agil Husin, Fikih Hubungan Antar Agama, Jakarta: Ciputat Press,

2003), Cet Ke-2 Munip, Abdul, “Menangkal Radikalisme Agama di Sekolah,” Jurnal Pendidikan

Islam, No 2, 2012/1434. Mustofa, Muhamad Arif, “Kerukunan Umat Beragama: Studi Analisis Tentang Non

Muslim, Ahlul Kitab & Pluralisme,” Mizani, Vol, IX, No. 1 Februari 2015. Naim, Sahibi, Toleransi Dalam Pergaulan Antar Umat Beragama, Jakarta: PT.

Gunung Agung, 1983. Poerwaderminta, W.J.S, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1982. Pohan, Rahmad Asril, Toleransi Inklusif: Menapak Jejak Sejarah Kebebasan

Beragama Dalam Piagam Madinah, Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2014.

Sanusi, Shalahuddin, Integrasi Ummat Islam: Pola Pembinaan Kesatuan Ummat

Islam, Bandung: Penerbit Iqamatuddin, 1987. Shihab, M.Quraish, Al-Lubāb (makna,tujuan dan pelajaran dari surah-surah al-

Quran), Ciputat Tanggerang: Lentera Hati, 2012. Shihab, M.Quraish, Tafsir Al-Misbah Cetakan VIII Tanggeng: Lentera Hati, 2007.

Shihab, M.Quraish, Tafsir al-Misbāh: pesan kesan dan keserasian al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Shihab, M.Quraish, Wawasan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 2005.

Sholeh, Ahmad, “Pemahaman Konsep Tasamuh (toleransi) Siswa dalam Ajaran

Islam,” Jurnal PAI. Vol I No.1, Juli-Desember 2014.

Sholihin, Khoirus, “Pendidikan Toleransi dalam Pembelajaran al-Qur’an Hadis di

MAN Manguwoharjo Yogyakarta: Analisis Buku Teks al-Qur’an Hadis Madrasah Aliyah Kelas XII,” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.

Page 79: ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46594/1/YUSUP... · ANALISA PENGGUNAAN SURAH AL-KÂFIRÛN DAN AL-BAYYINAH DALAM

64

Soewadji, Jusuf, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: Mitra Wacana, 2012.

Solikhah, Nikmatul, “Analisis Buku Ajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas VII SMPN 13 Malang” Skripsi, S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2011.

Suyuti, Jalaludin, Riwayat Turunnya ayat-ayat Suci al-Qur’an, (Surabaya; Mutiara

Ilmu, 1986. Syâfi’i, Abu Muhammad Husain bin Mas’ud al-Farrâ’I al-Baghawi, Tafsir al-

Baghawi, (Beirut; Dâr al-Kutub al-‘Ilmiah) Juz IV. Tawî, Abi Ja’far Muhammad bin Hasan, Al-Tibyânfi Tafsîr al-Qur’an, tahqîq

Ahmad Habîb Qusair al-‘Âmilî, Dâr Ihya al-Turâts al-‘Arabî. Tilaar, Suryadi, Ace,Analisis Kebijakan Pendidikan, Bandung; Remaja

Rosdakarya; 1993. Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Akademik Universitas Islam Negeri, Jakarta:

UIN Jakarta Press, 2000. Umar, Muhammad Fakhrurrazi Ibn ‘Alamah Diyauddin, Tafsir Fakhrurazzi, juz 32,

(Beirut; Darul Fikr, 1985), Cet. Ke 3. Yanti, Yuli Analisis Buku Ajar Fikih (Studi Komparasi di MI Sultan Agung dan SD

IT Ar-Rahmah Yogyakarta. Tesis, 2001. Yusup, Maulana, Al-Qur’an Hadits, Untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VII,

Depok, CV.Arya Duta: 2016.

Reverensi Web

Menganalisis sisktematika (2018) http://aseharry7.blogspot.com/2013/08/makalah-menganalisis-sistematika-dan.html/m=1. Diakses pada tanggal 22 September 2018. Pukul 14:25.

Toleransi beragama pada zaman rasululloh, Diakses pada tanggal 17 Januari 2019,

http://arieskur.wordpres.com/2019/17/01/toleransi-beragama-pada-zaman-rasululloh/.