koreksi muhammad thalib terhadap terjemah al …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/bab i, v, daftar...

61
KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL-QUR’AN KEMENAG RI TESIS Diajukan Kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperolah Gelar Magister Dalam Ilmu Agama Islam Oleh: ISTIANAH NIM. 1320.511.059 PROGRAM STUDI AGAMA DAN FILSAFAT KONSENTRASI STUDI AL-QUR’AN DAN HADIS YOGYAKARTA 2015

Upload: vankhue

Post on 03-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP

TERJEMAH AL-QUR’AN KEMENAG RI

TESIS

Diajukan Kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperolah Gelar Magister

Dalam Ilmu Agama Islam

Oleh:

ISTIANAH

NIM. 1320.511.059

PROGRAM STUDI AGAMA DAN FILSAFAT

KONSENTRASI STUDI AL-QUR’AN DAN HADIS

YOGYAKARTA

2015

NET2
Cross-Out
Page 2: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara
Page 3: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara
Page 4: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara
Page 5: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara
Page 6: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara
Page 7: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

vii

MOTTO

ي لق (قال تعاىل: ك ا�� $سان من �لق (١اقر�� �مس رب%.ك ا-,كرم (٢) لق اال ) ٣) اقر�� ورب

�لقمل ( ي �مل� $سان ما لم يعمل (٤ا��% اال )٥) �مل�

“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang

Maha Pemurah, Yang mengajarkan manusia dengan perantaraan kalam. Dia

mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui olehnya.”

(QS. Al-‘Alaq/96: 1-5)

Page 8: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

viii

ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji tentang problematika penerjemahan al-Qur’an ke dalam Bahasa Indonesia, khususnya dalam karya Muhammad Thalib, Amir Majelis Mujahidin Indonesia dalam dua periode berturut-turut (2008-2013 dan 2013-2018) yang berjudul Koreksi Tarjamah H}arfiyah Al-Quran Kemenag RI Tinjauan Aqidah, Syari’ah, Mu’amalah, Iqtishadiyah. Karya ini lahir dari kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara h}arfiyah yang dilakukan Dewan Penerjemah Depag RI (sekarang disebut dengan Kemenag RI), yang dianggapnya mengandung beberapa kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut telah menyuburkan aliran sesat, liberalisme, radikalisme, terorisme, dan berpotensi melegalkan perzinahan. Walaupun ada sebagian yang tidak setuju dengan dugaan ini. Kemunculan buku ini melahirkan tanggapan dan perdebatan dari yang pro sampai yang kontra. Hal ini kemudian mendasari ketertarikan penulis untuk mengkaji lebih jauh melalui penelitian akademis ini, untuk melihat sejauh mana ketepatan koreksi Muhammad Thalib atas terjemah Kemenag dalam karyanya tersebut.

Adapun pokok masalah yang penulis angkat adalah: pertama, apa prinsip dasar pedoman Muhammad Thalib dalam mengeroksi terjemah al-Qur’an Tim Kemenag RI dalam karyanya yang berjudul Koreksi Tarjamah Harfiyah Al-Qur’an Kemenag RI?; kedua, bagaimana kesesuaian terjemah Muhammad Thalib dalam buku koreksi tersebut dengan kitab tafsir rujukan yang digunakan dan analisa kebahasaan, dibandingkan dengan terjemah Kemenag RI?; ketiga apa kelebihan dan/atau kekurangan terjemah Muhammad Thalib dibandingkan dengan terjemah Tim Kemenag RI?

Penelitian ini merupakan kajian pustaka (library research) dan menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif (statistik). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, prinsip dasar pedoman Thalib dalam mengoreksi QTK, sejauh penelusuran penulis, kritik tersebut berkisar pada empat pola sebagai berikut: 1) formulasi bahasa; 2) problem makna; 3) kritik sumber; 4) problem penafsiran. Keempat pola ini terkadang secara bersama-sama terdapat dalam satu koreksi terjemah ayat dalam QTK, dan tidak jarang juga dalam satu koreksi terjemah ayat hanya memuat satu pola saja. Kedua, terjemah tafsiriyah Muhammad Thalib dalam buku koreksi terjemahnya tidak sesuai dengan sebagian besar kitab-kitab tafsir rujukannya. Karena Muhammad Thalib tidak mengakomodir sebagian besar penafsiran-penafsiran yang ada dan lebih sering terpaku kepada beberapa penafsiran saja. Ketiga, Kelebihan dari terjemah Muhammad Thalib yaitu lebih berhati-hati dalam menjaga doktrin-doktrin keagamaan dan memudahkan pembaca memahami kandungan ayat secara cepat, sedangkan kekurangannya adalah basis penerjemah yang sangat subyektif dan terkesan otoriter dengan tidak memberi ruang kemungkinan makna yang lain. Kata kunci: bahasa, terjemah, tafsiriyah, Muhammad Thalib.

Page 9: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Penulisan Transliterasi Arab-Latin dalam penelitian tesis ini

menggunakan pedoaman transliterasi dari Surat Keputusan Bersama Menteri

Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan

0543b/U987, tanggal 22 Januari 1988 yang secara garis besar dapat diuraikan

sebagai berikut:

A. Konsonan Tunggal

Huruf

Arab

Nama Huruf Latin Nama

Alif Tidak

dilambangkan

Tidak dilambangkan

Ba b Be

Ta t Te

Śa s| Es (dengan titik di atas)

Jim j Je

Ha h} Ha (dengan titik di bawah)

Kha kh Ka dan ha

Dal d De

Zal z\ Zet (dengan titik di atas)

Page 10: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

x

Ra r Er

Zai z Zet

Sin s Es

Syin sy Es dan ye

Sad s} Es (dengan titik di bawah)

Dad d} De (dengan titik di bawah)

Ta t} Te (dengan titik di bawah)

Za z} Zet (dengan titik di bawah)

‘ain ‘ Koma terbalik di atas

Gain g Ge

Fa f Ef

Qaf q Qi

Kaf k Ka

Lam l El

Mim m Em

Nun n En

Waw w We

Page 11: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

xi

Ha h Ha

Hamzah ‘ Apostrof

Ya y Ye

B. Vokal

Vokal Bahasa Arab seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap diftong.

1. Vokal Tunggal

Vokal tunggal Bahasa Arab lambangnya berupa tanda atau harakat yang

transliterasinya dapat diuraikan sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf latin Nama

Fathah a a

Kasrah i i

D}ammah u u

Contoh

- kataba - yaktubu

- su'ila - z|ukira

Page 12: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

xii

2. Vokal Rangkap

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harkat

dan huruf, transliterasinya sebagai berikut:

Tanda dan huruf nama Gabungan huruf nama

Fathah dan ya ai a dan i

Fathah dan waw au a dan u

Contoh

- kaifa - haula

C. Vokal Panjang

vokal panjang atau maddah yang lambangnya berupa harkat huruf,

transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harkat dan huruf Nama Huruf dan tanda Nama

Fathah dan alif atau

ya

a> a dan garis di atas

Kasrah dan ya i> i dan garis di atas ــي

D}ammah dan waw ū u dan garis di atas ـــو

Contoh

– qa>la – yaqu>lu – qi>la

D. Ta’ Marbuthah

Transliterasi untuk ta’ marbutah ada dua:

Page 13: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

xiii

1. Ta’ marbutah hidup

Ta’ marbutah hidup atau mendapat harkat fathah, kasrah dan d}ammah.

trnsliterasinya adalah (t).

2. Ta’ Marbutah mati

Ta’ marbutah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya

adalah (h)

Contoh - t}alhah

3. Kalau pada kata yang terahir dengan ta’ marbutah diikuti oleh kata yang

menggunakan kata sandang ‚al‛ serta bacaan kedua kata itu terpisah,

maka ta‛ marbutah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

Contoh - raud}ah al-jannah

E. Syaddah/Tasdid

Syaddah atau tasydid yang dalam tulisan Arab dilambangkan dengan

sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydid, dalam transliterasinya ini tanda

syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu.

Contoh – rabbana

F. Kata sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf,

yaitu "ال" dalam transliterasi ini kata sandang tersebut dibedakan atas dasar kata

sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah dan kata sandang yang diikuti oleh

huruf qamariyah.

Contoh ‚ال‛ syamsiah - ar-raju>lu

Contoh ‚ال‛ qamariyah - al-badi>’u

Page 14: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

xiv

G. Hamzah

Dinyatakan di depan hamzah ditransliterasikan dengan apostrof. Namun,

itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Bila

hamzah itu terletak di awal kata ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan

Arab berupa alif.

H. Huruf Kapital

Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, tetapi dalam

transliterasi huruf kapital digunakan untuk awal kalimat, nama diri, dan

sebagainya seperti ketentuan dalam EYD. Awal kata sandang pada nama diri

tidak ditulis dengan huruf kapital, kecuali jika terletak pada permulaan kalimat.

Contoh

----- Wa ma Muhammadun illa rasul

I. Penulisan kata

Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il (kata kerja), isim (kata benda)

maupun huruf di tulis terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya

dengan huruf Arab sudah lazim dirangkaian dengan kata lain karena huruf atau

harkat yang dihilangkan, maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut

dirangkaikan juga dengan kata lain yang mengikutinya.

Page 15: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

xv

Pengecualian:

Sistem transliterasi ini tidak penulis berlakukan pada:

1. Kosa kata Arab yang sudah lazim dalam bahasa Indonesia dan terdapat dalam

Kamus Umum Bahasa Indonesia, seperti al-Qur'an dan lain sebagainya.

2. Judul buku atau nama pengarang yang menggunakan kata Arab tetapi sudah

dilatinkan oleh penerbit.

3. Nama pengarang yang menggunakan nama Arab tetapi berasal dari Indonesia.

4. Nama penerbit di Indonesia yang menggunakan kata Arab.

Page 16: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

xvi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt, cahaya bagi seluruh alam semesta dan setiap

yang ada di dalamnya. Segala puji bagi-Nya, Z\at yang paling haq untuk

disembah. Shalawat dan salam dihaturkan kepada yang terkasih, Rasulullah saw.

Alhamdulillah, setelah menempuh penelitian, akhirnya penulisan tesis ini

bisa diselesaikan. Selesainya tesis ini tidak luput dari bantuan berbagai pihak,

baik moril maupun materil. Untuk itu dalam hal ini saya ucapkan terimakasih

yang mendalam kepada:

a. Prof. Dr. Musa Asy'arie, M.A., selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga 2010-2015

dan Prof. Akh. Minhaji, M.A, Ph.D, selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga 2015-

2020, Prof. Dr. Khoiruddin, M.A., Direktur Pascasarjana 2010-2015 dan Prof.

Dr. Noorhaidi Hasan, M.A., M.Phil., Ph.D., Direktur Pascasarjana 2015-2020,

Dr. Moch. Nur Ichwan, M.A. dan Dr. Muti’ullah, M.Hum., Ketua dan

Sekretaris Prodi Agama dan Filsafat serta seluruh UPT dan Perpustakaan

Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga yang dengan ringan hati melayani kami.

b. Prof. Dr. Muhammad, M.Ag., selaku pembimbing tesis, penyumbang ide,

pemberi inspirasi dan motivasi yang telah membimbing dan mengarahkan

kami dengan penuh ketelatenan, kesabaran, dan pengertian. Dr. Hamim Ilyas,

M.A., selaku penguji tesis. Dari beliau, penulis mendapatkan banyak

tambahan ilmu khususnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Semoga

Allah senantiasa membalas kebaikan bapak sekalian.

Page 17: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

xvii

c. Seluruh dosen Pascasarjana terutama dosen Studi Al-Qur'an dan Hadis, yang

telah mengajar dan membimbing kami dengan penuh keikhlasan, kesabaran,

dan dedikasi. Semoga ilmu yang telah diberikan bermanfaat dan menjadi

pencerah dalam kehidupan.

d. Kedua orang tua penulis, yang tak kenal lelah berjuang demi pendidikan

anaknya. Ketiga kakak dan adik tercinta yang selalu memberikan nasehat dan

inspirasi hidup. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat di mana pun

mereka berada, menjauhkan mereka dari api neraka, dan menghadiahi atas

kasih sayang mereka kepada kami dengan pahala yang berlipat dalam surga-

Nya.

e. Dr. Syamsuhadi Irsyad, M.H., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Purwokerto 2011-2015 dan Drs. Joko Purwanto, M.Si., selaku Wakil Rektor

Bidang Administrasi Umum Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2011-

2015 yang telah memberikan izin kepada kami untuk menimba ilmu, Ust.

Mintaraga Eman Surya, Lc., M.A., selaku guru sedari kami kecil, bapak

Anton Jaelani, Ibu Neni Damajanti, bapak Husein, bapak Sukarman, bapak

Bachtiar, Ust. Farid, Ust. Muamar, bapak Fajar, ibu Istna, bapak Azmi, dan

rekan-rekan kerja di Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang senantiasa

memberikan motivasi, semangat, dan do’anya kepada kami, serta kerikhlasan

memberikan waktu dan kesempatan kami untuk melakukan penelitian.

f. Lutfi Rahmatullah, S.Th., selaku sahabat dan teman diskusi yang telah

mempertajam analisa kami dan mengajarkan cara menulis.

Page 18: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

xviii

g. Rekan-rekan sekelas SQH non-Reguler di Pascasarjana yang senantiasa

memberikan spirit dan motivasi untuk terus berdialektika.

h. Dan untuk segenap pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan tesis ini tidak

lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, sudi kiranya memberikan

saran dan kritik konstruktif dalam rangka perbaikan tesis ini.

Yogyakarta, 10 Maret 2015

Istianah, Lc.

Page 19: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

xix

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Untuk semua orang yang hidup dengan berani dan bermanfaat”

Page 20: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

xx

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ......................................................... iii

PENGESAHAN DIREKTUR ..................................................................... iv

PERSETUJUAN TIM PENGUJI UJIAN TESIS ........................................ v

NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................. vi

MOTTO .................................................................................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................. viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN......................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................ xvi

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. xix

DAFTAR ISI ...................................................................................... xx

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 15

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................... 15

D. Kajian Pustaka ........................................................................ 16

E. Kerangka Teori ....................................................................... 19

F. Metode Penelitian .................................................................. 22

G. Sistematika Pembahasan ........................................................ 24

Page 21: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

xxi

BAB II : BAHASA AL-QUR’AN DAN KARAKTERISTIKNYA

A. Eksistensi dan dan Signifikansi Bahasa ; Tinjauan Filosofis

dan Budaya ............................................................................. 26

B. Bahasa Arab Sebagai Bahasa Kitab Suci38

C. Karakteristik Bahasa al-Qur’an: Struktur Estetik Bahasa

Al-Qur’an ............................................................................... 46

1. Aspek yang Berkaitan dengan Bunyi .............................. 50

2. Aspek yang Berkaitan dengan Struktur .......................... 55

3. Aspek yang Berkaitan dengan Makna ............................ 60

a. Hakikat Sebuah Makna .............................................. 62

b. Pola Relasi Makna dan Lafaz ..................................... 64

BAB III : AL-QUR’AN DAN PENERJEMAHANNYA

A. Penerjemahan Al-Qur’an ................................................. 80

1. Definisi Penerjemahan .................................................... 80

2. Varian Metode Penerjemahan81

a. Terjemah H}arfiyah atau Lafz}iyah .............................. 82

b. Terjemah Ma’nawiyah ............................................... 82

c. Terjemah Tafsi>riyah ................................................... 85

3. Hukum Penerjemahan Al-Qur’an .................................... 87

4. Syarat-syarat dan Problem Teknis Penerjemahan Al-

Qur’an. ............................................................................. 94

B. Hakikat Penerjemahan .................................................... 99

Page 22: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

xxii

1. Penerjemahan Sebagai Proses Penafsiran ....................... 99

2. Penerjemahan Sebagai Proses Penentuan Makna

Terhadap Lafaz ................................................................ 103

3. Penerjemahan Sebagai Proses Pembatasan Makna ........ 105

C. Fenomena Penerjemahan Al-Qur’an ............................... 107

1. Penerjemahan Al-Qur’an di Dunia Barat ........................ 108

2. Penerjemahan dan Tafsir Al-Qur’an di Indonesia .......... 113

a. Terjemah Al-Qur’an Kemenag RI .............................. 122

b. Terjemah Al-Qur’an Muhammad Thalib ................... 125

BAB IV : KRITIK TERJEMAH AL-QUR’AN MUHAMMAD THALIB

A. Parameter Kritik Thalib Terhadap Al-Qur’an Terjemah

Kemenag (QTK) RI ............................................................... 132

B. Rujukan Terjemah .................................................................. 144

C. Identifikasi Ayat .................................................................... 149

D. Analisa Sumber dan Kebahasaan ........................................... 151

1. Bidang Aqi>dah................................................................. 151

2. Bidang Syari’ah ............................................................... 184

3. Bidang Mu’amalah .......................................................... 203

4. Bidang Iqtis}a>diyyah ........................................................ 215

BAB V : KESIMPULAN ........................................................................ 226

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 23: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Quran adalah kitab suci yang ditujukan bagi seluruh umat manusia

di dunia, baik di Timur maupun di Barat, di sepanjang zaman. Ia merupakan

medium Allah berkomunikasi dengan makhluk-Nya dari kalangan manusia,

sehingga al-Quran merangkum petunjuk dan aturan Allah SWT bagi manusia

dalam menjalani hidup. Bilamana dijadikan pedoman, al-Qur’an menjadikan

mereka termasuk orang-orang bertakwa dan beruntung (Q.S. al-Baqarah/2: 2,

5). Hal tersebut menuntut umat Islam untuk memahaminya. Kitab Suci ini

turun menggunakan bahasa Arab dan tidak seluruh umat Islam memahami

bahasa tersebut.

Dalam upaya memahami kandungannya, umat Islam dari bangsa non-

Arab yang tidak menguasai bahasa Arab dan perangkatnya dapat

memanfaatkan terjemah atas Kitab Suci ini yang telah dilakukan sejak dahulu.

Tercatat ada sekian banyak terjemah Al-Quran mencapai 120 varian terjemah

dalam 35 bahasa, baik bahasa bangsa Timur maupun bangsa Barat, termasuk

terjemah ke dalam bahasa Indonesia.1 Penerjemahan tersebut dinilai memiliki

1 Terjemah al-Quran paling banyak adalah terjemah ke dalam bahasa Inggris yang

mencapai 40-an terjemah. Sebagian para penerjemahnya berasal dari luar Islam atau orientalis. Di

antara mereka adalah: Ross (1649), Sale (1734), Rodwell (1861), Palmer (1880), Bell (1937-9),

dan Arberry (1955). Lihat Fitria Sari Yunianti, ‚Bias Ideologi dalam Penerjemahan (Studi Kritik

Terjemah)‛ dalam Insyirah Jurnal Ilmu Bahasa Arab dan Studi Islam, Vol. I No. 2, Desember

2013, hlm. 29 dan 57.

Page 24: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

2

ragam motivasi, baik karena kecintaan kepada Islam maupun karena rasa

permusuhan yang ada di baliknya.2

Tarjamah itu sendiri secara bahasa memiliki arti: (1) menyampaikan

kalam kepada orang yang belum menerima kalam tersebut; (2) tafsir kalam

menggunakan bahasa kalam itu sendiri; (3) tafsir kalam menggunakan bahasa

lain; (4) memindahkan kalam dari satu bahasa ke bahasa lain.3

Melihat beberapa arti dari tarjamah di atas, penerjemahan Al-Quran ke

dalam berbagai bahasa selain bahasa Arab termasuk kategori arti terjemah

pada poin ketiga dan keempat. Dari hal tersebut, dapat dipahami bahwa

terjemah dalam pengertian umum adalah ta’bir makna kalam dalam suatu

bahasa (bahasa sumber/BSu) menggunakan kalam lain dari bahasa lain (bahasa

sasaran/BSa) dengan tetap menjaga seluruh makna asal dan maksud-

maksudnya.4

Terjemah dibagi ke dalam dua macam, terjemah h}arfiyah atau lafz}iyah

dan terjemah tafsi>riyah atau ma’nawiyah. Terjemah h}arfiyah atau lafz}iyah

yaitu terjemah yang tetap menjaga kesamaan bahasa sasaran dengan bahasa

sumber dalam susunan dan sitematikanya. Langkahnya seperti meletakkan

kata (bahasa sasaran) pada posisi kata yang searti (bahasa sumber). Sedangkan

terjemah tafsi>riyah tidak menjaga kesamaan tersebut karena yang terpenting

2 Beberapa di antara terjemah Al-Quran tersebut yaitu: 5 terjemah dalam bahasa Prancis, 5

terjemah dalam bahasa Turki, 4 terjemah berbahasa Cina, 3 berbahasa Latin, 2 dalam bahasa

Afghanistan, dan terjemah lainnya dalam bahasa German dan Itali. Lihat Muhammad ‘Abdul

‘Az}i>m al-Zarqa>ni, Mana>hil Al-‘Irfa>n fi ‘Ulu>m Al-Qur’a>n, (Beirut: Da>rul Kita>b Al-‘Arabi>, 1995),

jilid II, hlm. 88.

3 Muhammad ‘Abdul ‘Az}i>m al-Zarqa>ni, Mana>hil Al-‘Irfa>n fi ‘Ulu>m Al-Qur’a>n, hlm. 90

4 Muhammad ‘Abdul ‘Az}i>m al-Zarqa>ni, Mana>hil Al-‘Irfa>n fi ‘Ulu>m Al-Qur’a>n, hlm. 91.

Page 25: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

3

dalam terjemahan ini adalah keindahan dalam mendeskripsikan makna dan

sampainya tujuan kalimat secara sempurna. Oleh karena itu, jenis terjemah

yang satu ini disebut dengan terjemah ma’nawiyah. Disebut tafsi>riyah karena

lebih mengedepankan unsur keindahan deskriptif-imajinatif makna dan

maksud tujuan kalimat yang membuatnya serupa dengan tafsir walau pun ia

sendiri bukanlah tafsir.5

Menurut Muhammad al-Zarqani, dalam perkara terjemah, baik

terjemah h}arfiyah atau pun tafsi>riyah, secara mutlak dibutuhkan empat hal

berikut: (1) seorang penerjemah memahami dua bahasa dengan baik (bahasa

sumber dan bahasa sasaran); (2) memahami gaya (uslu>b) dan karakteristik

(khas}a>’is}) kedua bahasa; (3) memenuhi seluruh makna dan maksud yang

dikandung bahasa sumber; (4) hasil terjemah terbebas dari bahasa sumber

sehingga memungkinkannya berdiri secara independen dan tidak

membutuhkan kalam asal, bahkan seakan-akan tidak ada kalam asal ataupun

kalam terjemahnya.6

Ketika seseorang akan melakukan terjemah h}arfiyah ada beberapa hal

yang harus dipenuhi setelah empat hal di atas, di antaranya: pertama, adanya

kosakata yang setara antara BSa dengan BSu, sehingga memungkinkan bagi

sebuah kata (BSa) menggantikan kata (BSu); kedua, adanya kesamaan d}ami>r

dan kata penghubung dalam kedua bahasa yang akan digunakan untuk

5 Muhammad ‘Abdul ‘Az}i>m al-Zarqa>ni, Mana>hil Al-‘Irfa>n fi ‘Ulu>m Al-Qur’a>n, hlm. 92.

6 Muhammad ‘Abdul ‘Az}i>m al-Zarqa>ni, Mana>hil Al-‘Irfa>n fi ‘Ulu>m Al-Qur’a>n, hlm. 92-93.

Page 26: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

4

menghubungkan kosakata-kosataka hingga membentuk kalimat.7 Berdasarkan

tingkat kesulitan tersebut, sebagian berpendapat bahwa terjemah h}arfiyah

sangat tidak mungkin dapat dilakukan, sedangkan sebagian lain berpendapat

bahwa hal tersebut mungkin saja dilakukan akan tetapi sangat terbatas hanya

dalam beberapa bahasa saja.8

Karya terjemah al-Qur’an ke dalam bahasa lain tidak terbatas pada

beberapa bahasa saja, bahkan dalam satu bahasa terdapat banyak karya

terjemah. Dalam cakupan bahasa Latin, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia

saja, antara lain: dalam bahasa Latin yaitu karya terjemah yang digagas oleh

Robert of Chester, Hermann, dan Luigi Meracci; dalam bahasa Inggris

masing-masing karya disusun secara individual oleh kalangan non-muslim

antara lain yaitu oleh George Sale, Arberry, Rodwell, Palmer, Bell, Sir

William Muir, H.U. Wibrecht Stanton, Arthur N. Wollaston, Joshep Tela, dan

M. Najmi Sagif Bodamialisack, sedangkan oleh kalangan muslim di antaranya

yaitu ‘Abdul Haki>m Kha>n, Muhammad Asad, S.V. Mir Ahmed Ali,

Muh}ammad Marmaduke Picktall, dan Abdullah Yusuf Ali; serta dalam bahasa

Indonesia di antaranya yaitu ‚Al-Qur’an dan Terjemahnya‛ yang disusun oleh

Kementrian Agama RI, terjemahan oleh S. Suryohudoyo, Nazwar Sjamsu,

Bachtiar Surin, H.B. Jassin, dan beberapa ulama lainnya yang menerjemahkan

al-Qur’an ke dalam bahasa lokal.

7 Ibid., hlm. 93

8 Ibid., hlm. 93. Rincian alasan tentang hukum kemustahilan terjemah ḥ arfiyah khusus

pada kasus terjemah Al-Qur’an lihat Jala>luddi>n bin Ṭ a>hir al-‘Alu>sy, Aḥ ka>m Tarjamah al-Qur’ān al-‘Kari>m, (Beirut: Da>r Ibnu Hazm, cet. I, 2007), hlm. 21-30.

Page 27: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

5

Dalam konteks Indonesia, selain penerjemahan al-Qur’an yang

disebutkan di atas, model lain dari penerjemahan al-Qur’an ke dalam bahasa

Indonesia juga telah digagas oleh Muhammad Thalib, Amir Majelis Mujahidin

Indonesia dalam dua periode berturut-turut (2008-2013 dan 2013-2018),

dengan karyanya Tarjamah Tafsiriyah Al-Quran Al-Karim dan Koreksi

Tarjamah H}arfiyah Al-Quran Kemenag RI Tinjauan Aqidah, Syari’ah,

Mu’amalah, Iqtishadiyah sebagai pendamping karya yang pertama.9

Sebagaimana dipaparkan dalam pengantar ‚Tarjamah Tafsiriyah Al-

Quran Al-Karim‛, hal yang melatar belakangi Muhammad Thalib melakukan

penerjemahan Al-Qur’an di antaranya karena adanya penerjemahan Al-Qur’an

secara h}arfiyah yang dilakukan oleh Dewan Penerjemah Depag RI (sekarang

disebut dengan Kemenag RI), sedangkan metode penerjemahan yang satu ini

adalah sesuatu yang mustahil.10

Ia pun menyadari perlunya sebuah terjemah

yang dapat membantu umat Islam non-Arab dalam memahami makna ayat-

ayat Al-Qur’an dengan benar, mudah, dan lebih cepat tanpa melenceng dari

maksud kalimat aslinya. Maka dari itu ia melakukan alih bahasa seluruh ayat-

9 Terjemah al-Qur’an dan koreksi terjemah ini diterbitkan pertama kali pada November

2011 dan cetakan kedua terbit pada bulan Desember masih pada tahun yang sama. Perbedaan

antara cetakan pertama dan kedua yaitu di mana cetakan kedua sebagai edisi revisinya disertai

dengan perbaikan terjemah atas 39 ayat. Jarak penerbitan kedua edisi yang tergolong sangat

singkat ini tentunya berkaitan dengan perbaikan terjemah tafsi>riyah tersebut yang diakui

disebabkan terdapat ayat-ayat yang salah ketik atau kurang tepat. Muhammad Thalib, Koreksi Tarjamah H}arfiyah Al-Qur’an Kemenag RI, (Yogyakarta: Ma’had An-Nabawy, cet. II, 2011),

hlm. 276.

10 Thalib mendapati pernyataan Dewan Penerjemah Depag RI dalam kata pengantar

cetakan pertama terjemah Al-Quran pada tahun 1965, bahwa mereka menerjemahkannya secara

h}arfiyah.

Page 28: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

6

ayat al-Quran ke dalam bahasa Indonesia secara tafsi>riyah.11

Lebih dari itu,

Muhammad Thalib menegaskan bahwa apa yang dilakukannya merupakan

koreksi atas terjemah versi Kemenag RI (selanjutnya akan disebut dengan

QTK/Al-Qur’an Terjemah Kemenag) dan juga sebagai counterattack atas

pemikiran-pemikiran sekuler dan liberal di Indonesia yang semakin gencar

mendiskreditkan Al-Qur’an sebagai kitab suci yang mengandung unsur-unsur

kekerasan dan kebencian terhadap non-Islam.12

Hipotesis tentang adanya kesalahan dalam QTK ia temukan setelah

melakukan penelitian ilmiah terhadap terjemah al-Qur’an tersebut selama 10

tahun. Kesalahan-kesalahan terjemah tersebut banyak yang berkaitan dengan

syariat Islam. Ia pun memandang terjemah tersebut tidak memberi pengaruh

positif bagi masyarakat dalam memahami Al-Qur’an. Mungkin saja hal

tersebut karena adanya sejumlah ayat yang setelah diterjemahkan justru sulit

untuk dipahami oleh warga Indonesia, padahal terjemah tersebut telah tersebar

di kalangan masyarakat selama kurang lebih setengah abad.13

Keadaan demikian semakin membuatnya yakin bahwa dalam QTK

memang terdapat banyak kesalahan. Dan tibalah pada bulan Oktober 2011,

Terjemah Al-Quran versi pemerintah yang disusun selama delapan tahun ini–

terbit pertama kali pada 1965- oleh Dewan Penerjemah beranggotakan: Prof.

T.M. Hasbi Ashshiddiqi, Prof. H. Bustami A. Gani, Prof. H. Muchtar Jahya,

11

Muhammad Thalib, Tarjamah Tafsiriyah Al-Quran Al-Karim, (Yogjakarta: Ma’had An-

Nabawy, cet. II, 2011), hlm. xii.

12 Muhammad Thalib, Koreksi Tarjamah H}arfiyah Al-Qur’an Kemenag RI, hlm. 15.

13 Muhammad Thalib, Tarjamah Tafsiriyah, hlm. v.

Page 29: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

7

Prof. H.M. Toha Jahya Omar, Dr. H. A. Mukti Ali, Drs. Kamal Muchtar, H.

Gazali Thaib, K.H. A. Musaddad, K.H. Ali Maksum, serta Drs. Busjairi

Madjidi, di bawah naungan Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-

Qur’an dengan Prof. R.H.A. Soenarjo, S.H. sebagai ketuanya pada saat itu,14

harus menghadapi dakwaan yang dilontarkan oleh MMI bahwa di dalamnya

terdapat kesalahan terjemah sebanyak 3.229 ayat, khususnya dalam terbitan

Terjemah Al-Qur’an Depag RI sebelum mengalami revisi pada tahun 2010,

sedangkan pasca-revisi tahun 2010 kesalahan tersebut semakin bertambah

menjadi 3.400 ayat.15

Muhammad Thalib menilai kesalahan-kesalahan tersebut telah

menyuburkan aliran sesat, liberalisme, radikalisme, terorisme16

, serta

berpotensi melegalkan perzinahan. Walaupun ada sebagian yang tidak setuju

dengan dugaan ini, di antaranya adalah: Prof. Sarlito Wirawan (Universitas

Indonesia), Ustadz Rokhmat Labib (Ketua DPP HTI), juga Masdar Farid

Mas’udi (PBNU), termasuk juga K.H. Abu Bakar Ba’asyir selaku Amirul

Mujahidin pada periode sebelum Muhammad Thalib.17

14

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Madinah: Mujamma Al-Malik

Fahd li At-Thiba’ah Al-Mushaf, 1433 H), hlm. 10.

15 Dari kesalahan terjemah terhadap 3.229 ayat sebagaimana yang dituduhkan oleh MMI,

Muhammad Thalib menyoroti 171 ayat secara rinci, akan tetapi Thalib keliru mengatakan bahwa

jumlah koreksi terjemahnya hanya terhadap 170 ayat saja. Lihat Muhammad Thalib, Koreksi Tarjamah H}arfiyah Al-Qur’an Kemenag RI, hlm. 10.

16 Menurut Muhammad Thalib, isu terorisme yang sangat marak di Indonesia dan belum

terselesaikan hingga saat ini merupakan akibat dari terjemahan h}arfiyah yang diterbitkan oleh

Depag RI yang banyak memuat ideologi radikal. Sebagai contoh, ketika menerjemahkan QS. Al-

Baqarah/2: 191, Tim Terjemah Depag menerjemahkannya dengan, ‚Dan bunuhlah mereka di

mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu

(Mekah)…‛.

17 Majalah Hidayatullah, http://majalah.hidayatullah.com/?p=3106, diakses 12 Maret 2014.

Page 30: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

8

Dalam ‚Tarjamah Tafsiriyah‛nya, Muhammad Thalib menyatakan

beberapa kesalahan terjemah Al-Quran Depag, di antaranya: pertama,

terjemah Al-Quran Depag telah menyalahi aqidah salaf;18

kedua menyalahi

kaidah logika;19

ketiga maksud ayat menjadi tidak jelas;20

dan keempat

maksud ayat menjadi keliru21

.22

Dalam menentukan metode terjemah Al-Quran, Muhammad Thalib

mengikuti sekian pendapat para ulama terdahulu: Imam Sya>t}ibi> (w. 790 H),

Must}afa> al-Mara>gi>, Husain al-Z}ahabi>, Ali al-S}a>buni>, fatwa Ulama al-Azhar

Mesir tahun 1936 dan 1960, serta fatwa Lembaga Riset Ilmiah dan Fatwa di

Arab Saudi yang seluruhnya berpendapat bahwa terjemah h}arfiyah secara

mutlak tidak mungkin dapat dilakukan dan hukumnya adalah haram.23

Berangkat dari hal ini, ia kemudian melakukan terjemah menggunakan metode

terjemah tafsi>riyah. Bertumpu pada karakteristik Al-Quran yang makna setiap

ayatnya jelas, mudah dipahami dan diterima akal –juga beberapa karakteristik

18

Seperti ketika menerjemahkan QS. Al-Nisa/4: 159, QTK menerjemahkannya dengan

‚Tiada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (‘Isa) sebelum kematiannya.

Dan di hari kiamat nanti ‘Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.‛

19 Seperti ketika menerjemahkan QS. Al-Qashash/28: 10, QTK menerjemahkannya dengan

‚Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa [1115]. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia

tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang

percaya (kepada janji Allah).‛

20 Seperti dalam terjemah QS. Al-Qashash/28: 45, QTK menerjemahkannya dengan

‚Tetapi Kami telah mengadakan beberapa generasi, dan berlalulah atas mereka masa yang

panjang, dan tiadalah kamu tinggal bersama-sama penduduk Madyan dengan membacakan ayat-

ayat Kami kepada mereka, tetapi Kami telah mengutus rasul-rasul.‛

21 Seperti ketika menterjemahkan QS. Al-Baqarah/2: 34, QTK menerjemahkannya dengan

‚Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah [36] kamu kepada

Adam,’ maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk

golongan orang-orang yang kafir.‛

22 Muhammad Thalib, Koreksi Tarjamah H}arfiyah, hlm. 27-30.

23 Muhammad Thalib, Tarjamah Tafsiriyah, hlm. xiii.

Page 31: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

9

lainnya dari segi kebahasaan-. Seperti yang diakuinya, Thalib berupaya untuk

selalu menggunakan kalimat-kalimat yang jelas, tegas, sederhana, menyeluruh

dan mudah dipahami, serta harus memenuhi misi Al-Quran sebagai petunjuk,

pembeda hak-batil, penjelas, sebagai rahmat, dan menegaskan ketauhidan

Allah.24

Dalam menyusun terjemahnya, Muhammad Thalib menggunakan

referensi kurang lebih enam belas (16) kitab tafsir sebagai sumber utama

penerjemahannya dan kitab penunjang lainnya seperti kitab hadis, kitab ‘Ulu>m

al-Qur’a>n, Mu’jam, dan kamus bahasa Indonesia. Beberapa kitab tafsir

tersebut yaitu:25

1. Tafsi>r al-T}abari>, Abu> Ja’far Muhammad bin Jari >r al-T}abari>

2. Tafsi>r Bah}r al-‘Ulu>m, Imam al-Samarqandi>

3. Tafsi>r al-Durr al-Mans|u>r fi> Tafsi>r bi al-Ma’s|u>r, Jala>luddi>n al-Suyu>t}i>

4. Tafsi>r al-Jala>lain, Jala>luddi>n al-Mahalli> dan Jala>luddi>n al-Suyu>t}i>

5. Tafsi>r al-Kasyf, al-S}a’labi >

6. Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Az}i>m, Ibnu Kas}i>r

7. Tafsi>r Ma’a>lim al-Tanzi>l, al-Bagawi>

8. Tafsi>r al-Muharrir al-Waji>z, Ibnu ‘At}iyyah

9. Tafsi>r al-Jawa>hir al-Hissa>n, al-S}a’a>labi>

10. Tafsi>r al-Muntakhab, Kementerian Waqaf Mesir

11. Tafsi>r al-Mis}ba>h al-Muni>r, Tim Ulama India

24

Ibid., hlm. xvii

25 Muhammad Thalib, Tarjamah Tafsiriyah, hlm. xviii, dan Muhammad Thalib, Koreksi

Tarjamah Harfiyah, hlm. 14.

Page 32: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

10

12. Tafsi>r al-Waji>z, Wahbah Zuhaili>

13. Tafsi>r Al-Muyassar, Ra>bit}ah ‘A>lam Isla>mi>

Sementara kitab-kitab penunjang yang digunakan Muhammad Thalib

yaitu: al-Tafsi>r wa al-Mufassiru>n karya Muhammad Husein al-Z|ahabi>; al-

Tibya>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n karya Muhammad ‘Ali> al-S}a>buni>; S}ah}i>h} Bukha>ri>;

S}ah}i>h} Muslim; Tarjamah Al-Quran D}awa>bit} wa Ah}ka>m karya Sulthan bin

‘Abdullah al-Hamdani; Al-Mu’jam Al-Wasi>t} karya Ibrahim Unais dkk.; Al-

Qur’an Is}lah} wa al-Wuju>h wa al-Naz}a>’ir karya Imam al-Husaini bin

Muhammad al-Damaga>ni>; Kamus Bahasa Indonesia yang disusun Pusat

Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Jakarta, 2008; dan Kamus Besar

Bahasa Indonesia Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1990.26

Penulis merasa tertarik dengan langkah kongkrit Muhammad Thalib

dalam mengoreksi kesalahan-kesalahan hasil terjemah Kemenag yang disusun

dalam buku Koreksi Tarjamah H}arfiyah Al-Quran Kemenag RI Tinjauan

Aqidah, Syari’ah, Mu’amalah, Iqtishadiyah. Dalam karya ini tertuang 171

ayat yang ia soroti secara rinci dan ia kelompokkan ke dalam bidang aqidah

sebanyak 78 ayat, bidang syari’ah sebanyak 42 ayat, bidang mu’amalah

sebanyak 35 ayat, dan bidang iqtis}>adiyah sebanyak 16 ayat. Ke-171 ayat

tersebut merupakan ayat-ayat pilihan dari 3.229 ayat yang salah terjemah dan

dianggap mengandung hal-hal yang sangat prinsip.27

26

Muhammad Thalib, Tarjamah Tafsiriyah, hlm. xviii.

27 Muhammad Thalib, Koreksi Tarjamah H}arfiyah , hlm. 9-10.

Page 33: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

11

Sebagai contoh koreksi yang diuraikan secara rinci dalam karya

tersebut yaitu terjemah Kemenag RI sebagai berikut:

‚Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.‛29

Dalam menerjemahkan ayat ini Kemenag RI menambah keterangan:

‚Maksudnya: saya membaca Al-Fatihah ini dengan menyebut

nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai

dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum,

menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama Zat yang

Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang

tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang

membutuhkan-Nya. Ar-Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu

nama Allah yang memberikan pengertian bahwa Allah

melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar-

Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah

senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu

melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.‛30

Menurut Muhammad Thalib, terjemah di atas tidak membedakan objek

yang menerima al-Rahma>n dan al-Rahi>m Allah, padahal pemakaian kata al-

Rahma>n dan al-Rahi>m dalam al-Quran ditujukan kepada objek yang berbeda-

beda. Al-Rah}ma>n (berdasarkan makna ‘iba>durrahma>n pada surat al-Furqan

ayat 63-67) dikaitkan dengan orang mukmin saja dan tidak meliputi seluruh

makhluk, sedangkan al-Rah}i>m maknanya ‘kasih sayang kepada semua

makhluk-Nya’. Dengan demikian al-Rah}i>m lebih umum daripada al-Rah}ma>n.

28

QS. al-Fatihah/1: 1.

29 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, hlm. 5

30 Ibid., hlm. 5

Page 34: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

12

Sedangkan al-Mara>gi> dalam tafsirnya ketika menafsirkan ayat pertama dari

surat al-Fatihah menggunakan surat al-Ahzab ayat 43 (wa ka>na bilmu’mini>na

rah}i>man) menjelaskan bahwa ayat 43 dari surat al-Ahzab tersebut bukan untuk

menunjukkan pembatasan, melainkan pengutamaan tentang siapa yang

mendapatkan rah}i>m Allah.31

Berdasarkan hal ini, Muhammad Thalib berpendapat bahwa terjemah

yang seharusnya adalah:

‚Dengan nama Allah Yang Maha Luas dan kekal belas kasih-Nya kepada orang mukmin lagi Maha Penyayang kepada semua makhluk-Nya.‛32

Contoh lain dari koreksinya terhadap terjemah Kemenag RI yaitu

ketika tim menerjemahkan ayat berikut:

‚Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu jadikan orang-orang yang dimurkai Allah sebagai penolongmu, sungguh,

31

Muhammad Thalib, Koreksi Tarjamah H}arfiyah, hlm. 35.

32 Muhammad Thalib, Koreksi Tarjamah H}arfiyah, hlm. 35-36. Imam al-T}abari>

menjelaskan bahwa penamaan Allah dengan al-Rah}ma>n merujuk kepada sifat kasih sayang Allah

kepada setiap makhluknya, sedangkan penamaan dengan al-Rah}i>m merujuk kepada sifat kasih

sayang yang dikhususkan kepada sebagian makhluknya, hal tersebut baik pada sebagian keadaan

ataupun pada setiap keadaan. Lihat At-Thabari, Tafsi>r al-T}abari> Ja>mi’ al-Baya>n ‘an Ta’wi>l ai al-Qur’a>n, (Beirut: Muassasah Risalah, cet. I, 1994), jilid I, hlm. 55. Ibnu Kas|i>r di dalam tafsirnya

mengutip perkataan Ibnu Jari>r, bahwa al-Rah}ma>n Allah ditujukan kepada seluruh makhluk-Nya

(sebagaimana dalam surat al-Furqon ayat 59: ‘tsummastawa> ‘ala al ‘arsyi ar rah}ma>n’, dan Thaha

ayat 5: ‘ar rah}ma>nu ‘ala al’arsy istawa>’, dimana kata istawa> mencakup semua makhluknya),

sedangkan al-Rah}i>m Allah ditujukan kepada Mu’minin saja (sebagaimana dalam Al-Ahzab ayat

43: ‘wa ka>na bilmu’mini>na rah}i>man’). Lihat Imam Abi Al-Fida Isma’il Ibnu Kas|i>r, Tafsi>r Ibnu Kas|i>r, (Beirut: Dar Al-Fikr, 1986), jilid. I, hlm. 21-22. Bandingkan dengan Abi Muhammad al-

Husain bin Mas’u>d Al-Bagawi>, Tafsi>r Al-Bagawi> Ma’a>lim al-Tanzi>l, (Riyad: Dar Thayyibah,

1409 H), jilid. I, hlm. 51.

33 QS. Al-Mumtahanan/60: 13.

Page 35: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

13

mereka telah putus asa terhadap akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur juga berputus asa.‛

Menurut Thalib, kekeliruan yang ada dalam terjemah di atas yaitu

karena menunjukkan bahwa yang berputus asa adalah orang-orang kafir yang

telah meninggal, sedangkan menurutnya, maksud dari ayat ini adalah

mengenai nuansa hati dan ikatan batin orang kafir yang masih hidup tentang

keluarganya yang kafir dan telah meninggal. Menurutnya, ada tradisi di

kalangan orang kafir dimana mereka yang hidup selalu mengenang yang telah

meninggal dengan menggelar upacara-upacara dengan melibatkan kehadiran

orang muslim.34

Akan tetapi di kalangan mufassir sendiri terdapat perbedaan

mengenai ta’wil ayat di atas, pendapat pertama dipelopori oleh Ibnu ‘Abba >s,

Qata>dah dan al-D}ah}h}a>k, sedangkan pendapat yang kedua oleh Muja>hid,

‘Ikrimah, Alkalabi >, dan Ibnu Zaid.35

Sedangkan ketika menerjemahkan ayat di

atas Thalib lebih mengutamakan penafsiran ayat yang disuguhkan oleh kitab

tafsir al-Muntakhab sebagai landasan penerjemahan dan barometer

penilaiannya dalam mengoreksi terjemah Kemenag, dimana di dalam tafsir

tersebut lebih memilih pendapat pertama:

34

Muhammad Thalib, Koreksi Tarjamah H}arfiyah , hlm. 208-209.

35 Al-Thabari, Tafsi>r al-T}abari> Ja>mi’ al-Baya>n ‘an Ta’wi>l ai al-Qur’a>n, jilid. VII, hlm. 283.

Lebih lengkap mengenai riwayat-riwayat para mufassir yang terbagi ke dalam dua kelompok,

lihat Al-Thabari, Tafsi>r al-T}abari> Ja>mi’ al-Baya>n ‘an Ta’wi>l ai al-Qur’a>n, hlm. 551 dalam

Shamela Library version 2.11.0.0.

Page 36: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

14

Maka menurut Thalib terjemah yang seharusnya dari penggalan ayat di

atas adalah:

‚…Mereka adalah orang-orang kafir yang tidak punya harapan terhadap pahala akhirat, sebagaimana mereka tidak punya harapan atas keluarganya yang telah mati dapat hidup kembali.‛

Dari beberapa hal di atas, muncul pertanyaan, sejauh mana ketepatan

koreksi Muhammad Thalib atas terjemah versi Kemenag? Misalnya, mengapa

Muhammad Thalib mengaitkan makna al-Rah}ma>n dengan orang mukmin saja

dan tidak meliputi seluruh makhluk, sedangkan al-Rah}i>m dimaknainya dengan

‘kasih sayang kepada semua makhluk-Nya’, padahal tidak demikian adanya

jika ditelusuri dalam kitab-kitab tafsir yang menjadi rujukan utamanya. Maka

apakah hal tersebut sekedar kekeliruan tanpa disengaja (baca: penulisan)

ataukah dalam hal ini Thalib memiliki metode tersendiri?

Bagaimana metode Thalib dalam mentarjih dan memilih pendapat

mufasir yang satu dari yang lainnya? Misalnya pada kasus ketika

menerjemahkan QS. Al-Mumtahanah/60: 13 yang secara ringkas telah penulis

jelaskan di atas di mana Thalib memilih pendapat yang satu sebagai dasar

penerjemahannya dan menyalahkan terjemah Kemenag meskipun masih dalam

batasan ta’wil yang ditawarkan oleh kelompok pendapat yang lainnya. Lantas

36

Lajnah Ulama al-Azhar, Tafsi>r al-Muntakhab, hlm. 551 dalam Shamela Library version

2.11.0.0.

Page 37: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

15

sejauh mana konsistensi Muhammad Thalib menggunakan metode tersebut

dalam mengoreksi terjemah versi Kemenag? Pertanyaan-pertanyaan di atas

menunjukkan urgensitas penelitian ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas maka rumusan masalah

yang dibahas dalam penelitian ini tersistematisasikan dalam beberapa

pertanyaan:

1. Apa prinsip dasar pedoman Muhammad Thalib dalam mengeroksi terjemah

al-Qur’an Tim Kemenag RI dalam karyanya yang berjudul Koreksi

Tarjamah Harfiyah Al-Qur’an Kemenag RI?

2. Bagaimana kesesuaian terjemah Muhammad Thalib dalam buku koreksi

tersebut dengan kitab tafsir rujukan yang digunakan dan analisa

kebahasaan, dibandingkan dengan terjemah Kemenag RI?

3. Apa kelebihan dan/atau kekurangan terjemah Muhammad Thalib

dibandingkan dengan terjemah Tim Kemenag RI?

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penulisan tesis ini adalah:

1. Untuk mengetahui prinsip dasar pedoman Muhammad Thalib dalam

mengeroksi terjemah al-Qur’an Tim Kemenag RI dalam karyanya yang

berjudul Koreksi Tarjamah Harfiyah Al-Qur’an Kemenag RI.

Page 38: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

16

2. Untuk melihat sejauh mana kesesuaian terjemah Muhammad Thalib dalam

buku koreksi tersebut dengan kitab tafsir rujukan yang digunakan dan

analisa kebahasaan, dibandingkan dengan terjemah Kemenag RI.

3. Untuk melihat kelebihan dan/atau kekurangan terjemah Muhammad Thalib

dibandingkan dengan terjemah Tim Kemenag RI.

Sedangkan hasil penelitian ini diharapkan akan berguna baik bagi

kepentingan akademis maupun masyarakat luas, terutama kaum Muslimin, di

dalam memahami makna-makna Al-Quran sehingga dapat semakin

meningkatkan pemahaman serta pengamalan ajaran dan nilai-nilai yang

terkandung di dalamnya.

D. Kajian Pustaka

Pembahasan mengenai terjemah Al-Quran sejauh pengetahuan penulis

telah banyak dilakukan, di antaranya sebagai berikut:

‚Problematika terjemah Al-Quran: Studi pada Beberapa Penerbitan Al-

Quran dan Kasus Kontemporer‛ karya Muchlis Hanafi. Tulisan yang dimuat

dalam jurnal S}uh}uf, Vol. 4, No. 2, 2011 ini menjelaskan tentang persoalan

seputar penerjemahan dimana dalam proses menerjemah dituntut memelihara

keutuhan makna yang terkandung dalam teks sumber, sementara di sisi lain

dituntut agar dapat mengungkapkan makna dalam bahasa yang indah,

sedangkan jika yang diterjemahkan adalah Al-Qur’an yang bukanlah karya

manusia, melainkan kalam Allah SWT maka akan sangat memungkinkan

Page 39: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

17

munculnya persoalan yang lebih rumit dari sekadar menerjemahkan teks karya

manusia.37

‚Falsifikasi Terjemah Al-Quran Departemen Agama RI Edisi 1990‛

karya Ismail Lubis. Karya ini adalah disertasi dalam ilmu agama Islam di

IAIN (sekarang UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penulis menemukan bahwa

dalam terjemah al-Qur’an yang disusun Depag RI edisi 1990 terdapat

beberapa kesalahan seputar tata bahasa Indonesia. Di antaranya tujuh masalah

sebagai berikut: penggunaan kata yang berlebihan dan menyebabkan kalimat

terjemah menjadi tidak efektif; penggunaan frasa yang tidak lazim digunakan

dalam bahasa Indonesia; penggunaan bentuk superlative yang berlebihan dan

membuat kalimat terjemah tidak efektif; penggunaan preposisi yang

berlebihan; kalimat terjemah memiliki makna ganda (rancu); penggunaan

hiperkorek dalam kalimat terjemah; dan penggunaan tanda baca.38

‚Negara, Kitab Suci, dan Politik: Terjemah Resmi Al-Quran di

Indonesia‛ karya Moch. Nur Ichwan. Penulis menyampaikan bahwa dalam

penerjemahan Al-Qur’an, salah satunya yang diterbitkan oleh Depag RI,

memungkinkan adanya keterpengaruhan terjemah tersebut dengan unsur dan

tujuan politik, di mana melalui karya terjemah Al-Qur’an pemerintah juga

ingin menunjukkan eksistensinya sebagai pelindung Islam dan masyarakat

37

Muchlis M. Hanafi, ‚Problematika Terjemahan Al-Qur’an, Studi pada Beberapa

Penerbitan Al-Qur’an dan Kasus Kontemporer‛, dalam S}uh}uf, Vol. 4, No. 2, 2011, hlm. 169.

38 Ismail Lubis, Falsifikasi Terjemah al-Qur’an Departemen Agama Edisi 1990,

(Yogyakarta: Tiara Wacana, cet. I, 2001), hlm. 28-30.

Page 40: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

18

Muslim. Selanjutnya, dalam kajian tersebut penulis membatasi fokus kajian

pada bias dan ideologi negara, sektarian, dan jender.39

‚Analisis Genetik-Objektif atas Al-Quran Al-Karim: Tarjamah

Tafsiriyah Karya Muhammad Thalib‛ karya Mohamad Yahya pada tahun

2012. Dalam tesisnya tersebut, Yahya mencoba melihat kontruksi

metodologis Muhammad Thalib dalam menerjemahkan al-Quran dan

kemungkinan adanya bias ideologi Muhammad Thalib di dalamnya, disertai

dengan analisa kualitas hasil terjemahan tersebut.40

Studi Kritis Terjemah Tafsiriyah Muhammad Thalib dalam Buku

Koreksi Tarjamah H}arfiyah Al-Qur’an Kemenag RI karya Ana Idayanti.

Kajian ini adalah penelitian skripsi pada tahun 2014. Penulis merupakan

mahasiswi dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam

kajian ini, penulis membatasi kajian hanya pada seputar terjemah tafsiriyah

Muhammad Thalib jika ditinjauan dari teori terjemah pada umumnya dan

mencoba menganalisa aplikasi terjemah tersebut di dalam karya Muhammad

Thalib, Koreksi Tarjamah Harfiyah Al-Qur’an Kemenag RI.41

Penelitian-penelitian di atas lebih menitikberatkan pada teori,

metodologi, dan problematika penerjemahan serta identifikasi adanya bias

ideologi penerjemahnya. Sedangkan dalam penelitian ini penulis

39

Moch. Nur Ichwan, Negara, Kitab Suci, dan Politik, dalam Sadur: Sejarah Terjemah di Indonesia dan Malaysia, disunting oleh Henri Chambert-Loir, (Jakarta: Kepustakaan Populer

Gramedia, cet. I., 2009), hlm. 418 dan 422.

40 Mohamad Yahya, Analisis Genetik-Objektif atas Al-Quran Al-Karim: Tarjamah

Tafsiriyah Karya Muhammad Thalib, (Yogyakarta: tidak diterbitkan, 2012), hlm. 11-12.

41 Ana Idayanti, Studi Kritis Terjemah Tafsiriyah Muhammad Thalib dalam Buku Koreksi

Tarjamah H}arfiyah Kemenag RI, (Yogyakarta: tidak diterbitkan, 2014), hlm. 5.

Page 41: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

19

memfokuskan pada konfirmasi, verifikasi, dan uji konsistensi terjemah

Muhammad Thalib berdasarkan kitab tafsir pilihannya serta ditunjang dengan

analisa dari segi kebahasaan, sehingga dapat menghasilkan analisa yang lebih

objektif atas terjemahan tersebut. Hasil analisa tersebut kemudian akan

dijadikan dasar untuk menilai kelebihan dan kekurangan terjemah Muhammad

Thalib dibandingkan dengan terjemah Kemenag RI. Maka dengan melihat

perbedaan fokus kajian-kajian di atas, penelitian yang penulis lakukan adalah

penelitian yang tergolong baru sehingga diharap dapat sedikit menambah dan

melengkapi penelitian-penelitian yang sebelumnya.

E. Kerangka Teori

Dalam sebuah penelitian ilmiah, kerangka teori sangat diperlukan

antara lain untuk membantu memecahkan dan mengidentifikasi masalah yang

hendak diteliti. Di samping itu, kerangka teori juga dipakai untuk

memperlihatkan ukuran-ukuran atau kriteria yang dijadikan dasar untuk

membuktikan sesuatu.42

Untuk menjelaskan pertanyaan pertanyaan mendasar yang ada dalam

rumusan masalah, yakni yang berkaitan dengan tema al-Qur’an dan

penerjemahannya, penulis menggunakan teori yang ada dalam ‘tafsir’ dan

‘penerjemahan’. Dalam penelitian ini penulis memformulasikan teori teori

yang berkaitan dengan al-Qur’an khususnya mengenai karakteristik bahasanya

42

Teuku Ibrahim Alfian, ‚Tentang Metodologi Sejarah‛ Suplemen buku, Teuku Ibrahim

Alfian et al., Dari Babad dan Hikayat sampai Sejarah Kritis, (Yogayakarta: Gajah Mada

University Press, 1987), hlm. 4.

Page 42: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

20

kemudian disintesakan dengan teori yang ada dalam teknik ‘penerjemahan’

suatu bahasa. Formulasi tersebut penulis petakan menjadi tiga poin penting

yakni, ‘penerjemahan sebagai proses penafsiran’, ‘penerjemahan sebagai

proses penentuan makna terhadap lafadz’, ‘penerjemahan sebagi proses

pembatasan makna’.

Berkaitan dengan ‘tafsir/penafsiran’, Ami>n al-Khu>li> menyatakan,

bahwa ilmu pengetahuan, konteks sosial-politik, dan aktivitas penafsir akan

mewarnai dan memengaruhi praktik penafsiran Al-Qur’an yang dilakukan.43

Pandangan ini mengarahkan pada satu pemahaman konseptual bahwa

penafsiran atau pemahaman secara umum, tidak bisa dilepaskan dari basis

sosial-politik, asal-usul, serta genealogi keilmuan penafsir.

Pandangan semacam ini sejalan dengan yang dikemukakan Karl

Mannheim, perintis sosiologi pengetahuan, dalam buku Ideology and Utopia:

an Introduction to the Sociology of Knowledge. Dalam buku ini, Mannheim

menjelaskan bahwa pengetahuan manusia tidak bisa lepas dari subjektivitas

individu yang mengetahuinya. Pengetahuan dan eksistensi merupakan dua hal

yang tidak bisa dipisahkan. Latar belakang sosial dan psikologis subjek yang

mengetahui tidak bisa dilepaskan dari proses terjadinya pengetahuan.44

Dalam

konteks penafsiran, teori ini mengatakan bahwa tidak ada praktik penafsiran

43

Ami>n al-Khu>li>, Mana>hi>j at-Tajdi>d fi> an-Nah}wi wa al-Bala>gah wa at-Tafsi>r wa al-Adab, (t.k.: Da>r al-Ma’rifah, 1961), hlm. 296-297.

44Selengkapnya lihat Karl Mannheim, Ideology and Utopia, an Introduction to the

Sociology of Knowledge, (London: Routledge & Kegan Paul Ltd. 39, t.th).

Page 43: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

21

yang dapat terhindar dari latar belakang, komunitas, dan paradigma yang

dianut oleh seorang penafsir.45

Demikian juga pada aktivitas ‘penerjemahan sebagai bagian dari

proses penafsiran’, dimana Richard E. Palmer menyatakan bahwa

‚menafsirkan‛ (to interpret) secara filosofis juga bermakna menerjemahkan

(to translate), karena pada dasarnya ‚menerjemahkan‛ merupakan bentuk

khusus dari proses interpretatif dasar, ‚membawa sesuatu untuk dipahami‛.

Ketika teks tertulis dalam bahasa asing, maka ia akan menimbulkan perbedaan

perspektif dan horizon yang tak terelakkan, sehingga dibutuhkan proses

‚membawa‛ bahasa yang asing tersebut ke dalam mediasi bahasa lain untuk

dapat dipahami.46

Tindakan penerjemahan pun bukan sekadar persoalan

mekanis mencari dan menemukan sinonim kata, akan tetapi seorang

penerjemah harus mampu melebur dalam horizon ‚pemahaman‛ di dalam

teks.47

Dengan demikian penerjemahan juga merupakan proses penafsiran.

Selain itu, penerjemahan juga berkaitan dengan ‘makna’, karena

menentukan makna memiliki peranan penting dalam proses penerjemahan.

Dengan demikian ‘menerjemahkan’ suatu bahasa tidaklah sesederhana

memindahkan makna yang ada di balik kata atau kalimat bahasa sumber ke

dalam bahasa sasaran, melainkan juga proses mentransfer pesan dan gagasan

45Grant S. Osborne, The Hermeneutical Spiral, (Downer Grove, Illinois: Intervarsity Press,

1991), hlm. 401. Lihat juga Sahiron Syamsuddin, Tafsir Studies, (Yogyakarta: Elsaq Press, 2009),

hlm. xvii.

46 Richard E. Palmer, Hermeneutika Teori Baru Mengenai Interpretasi, terj. Musnur Hery

dan Damanhuri Muhammad dari judul asli ‚Hermeneutics Interpretation Theory in Schleirmacher, Dilthey, Heidegger, and Gadamer‛ terbitan Northwestern University Press,

Evanston, 1969, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cet. II, 2005), hlm.31.

47 Ibid., hlm. 31

Page 44: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

22

dengan segala aspeknya. Oleh karenanya, ketepatan dalam menentukan makna

menjadi syarat penting dalam menjaga kandungan teks dari distorsi dan

tentunya menentukan kualitas hasil penerjemahan.

Berkaitan dengan ‘penerjemahan al-Qur’an’, proses penerjemahan

menjadi sesuatu yang unik, disatu sisi proses ini dianggap hal yang profan, di

sisilain aktivitas ini dipandang sesuatu yang sakral dan tak jarang

menimbulkan kontroversi, karena bahasa al-Qur’an diyakini berdimensi ilahi

sehingga proses penerjemahannya pun menjadi sesuatu yang krusial. Dimensi

Ilahiyah yang terkandung dalam bahasa al-Qur’an menjadikannya memiliki

muatan makna yang begitu luas, dan proses penerjemahannya menjadi proses

pembatasan makna.

Karena adanya pembatasan makna sebagaimana disebutkan di atas,

maka sangatlah wajar jika apa yang disodorkan oleh karya penerjemahan

sangat terbatas, dan penerjemahan tidak mencukupi dalam upaya pemahaman

yang komprehensif terhadap kandungan al-Qur’an. Akan tetapi, bukan berarti

umat Islam non-Arab ataupun yang tidak menguasai bahasa Arab tidak dapat

memahami al-Qur’an, hanya saja pemahamannya masih terbatas pada

penerjemahan yang ada.

F. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian pustaka (library

research) yaitu penelitian yang menitikberatkan pada literatur dengan cara

menganalisis muatan isi dari literatur-literatur yang terkait dengan penelitian

Page 45: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

23

baik dari sumber data primer maupun sekunder.48

Data primer yang disajikan

adalah karya-karya Muhammad Thalib tentang terjemah Al-Quran, yaitu

Koreksi Tarjamah H}arfiyah Al-Qur’an Kemenag RI dan Tarjamah Tafsiriyah

Al-Quran Al-Karim dan kitab-kitab tafsir rujukan utamanya. Sedangkan data

sekundernya berupa referensi-referensi yang berkait dengan ’ulum al-Qur’a>n,

us}u>l al-tafsi>r, tema-tema tarjamah Al-Qur’an dan kamus-kamus baik bahasa

Arab maupun bahasa Indonesia.

Mengingat obyek penelitian adalah tarjamah tafsi>riyah, maka untuk

memperoleh hasil yang obyektif, penyusun melakukan langkah-langkah

penelitian dengan merujuk langsung kepada kitab-kitab tafsir sebagai langkah

konfirmasi dan verifikasi.

Metode yang digunakan dalam menganalisa data dalam penelitian ini

adalah content analysis49 yaitu analisa ilmiah tentang isi pesan suatu

komunikasi50

yang bertujuan untuk memanfaatkan dokumen yang padat isi.

Selanjutnya untuk mengetahui kebenaran dan akurasi data agar tidak keliru

dalam mengambil kesimpulan maka data-data tersebut disoroti secara cermat

dengan metode induktif-deduktif.

48

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), hlm. 3.

49 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2000), hlm. 103-104

50 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif , edisi IV. Cet. I (Yogyakarta: Rake

Sarasin, 2000), hlm. 68

Page 46: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

24

G. Sistematika Pembahasan

Bahasan-bahasan dalam penelitian ini dituangkan dalam lima bab, di

mana antara satu bab dengan bab lainnya memiliki keterkaitan sebagai

berikut:

Bab I, memuat uraian latar belakang dan rumusan masalah yang dikaji,

uraian metode penelitian, yaitu alat yang digunakan dalam melakukan

penelitian agar dapat menghasilkan suatu penelitian yang lebih akurat.

Selanjutnya uraian tentang telaah pustaka dan signifikasi penelitian,

dimaksudkan untuk melihat kajian-kajian yang telah ada sebelumnya

sekaligus menampakkan orisinalitas kajian penulis yang membedakannya

dengan sejumlah penelitian sebelumnya. Kemudian uraian tentang sistematika

pembahasan yang dimaksudkan untuk melihat rasionalisasi dan interelasi

keseluruhan bab dalam tesis ini.

Pada bab II, penulis mendeskripsi karakteristik bahasa al-Qur’an.

Pembahasan ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai struktur

estetik bahasa al-Qur’an sebagai bahasa kitab suci yang tentu berbeda dengan

bahasa lain, terlebih dalam proses penerjemahannya.

Bab III, membahas fenomena tarjamah tafsi>riyahal-Qur’an yang

dilakukan Muhammad Thalib, sekaligus menghadirkan secara singkat

terjemah al-Qur’an oleh Kemenag RI dimana menjadi salah satu latarbelakang

munculnya karya Muhammad Thalib.

Bab IV, memaparkan analisis terjemah Muhammad Thalib. Penulis

mengkaji terjemah ayat-ayat Al-Qur’an yang ada di dalam karya Muhammad

Page 47: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

25

Thalib, Koreksi Tarjamah H}arfiyah Al-Qur’an Kemenag RI, Tinjauan Aqidah,

Syari’ah, Mu’amalah, Iqtishadiyah, dengan melakukan studi kritis dari segi

kebahasaan (struktur kalimat dan balaghah), makna, serta melihat konsistensi

Muhammad Thalib dalam menggunakan kitab-kitab tafsir sumber utama

penerjemahannya. Pada tahap selanjutnya, penulis menganalisis kelebihan

dan/atau kekurangan terjemah Muhammad Thalib dibandingkan dengan

terjemah Tim Kemenag RI.

Bab V, memuat kesimpulan yang berisi jawaban terhadap pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah dan saran-saran yang

dimaksudkan sebagai rekomendasi untuk kajian lebih lanjut.

Page 48: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

225

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan penelusuran penulis terhadap koreksi terjemah Muhammad

Thalib terhadap QTK, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

4. Adapun prinsip dasar pedoman Thalib dalam mengoreksi QTK, sejauh

penelusuran penulis, kritik tersebut berkisar pada empat pola sebagai berikut:

pertama, formulasi bahasa, di mana permasalahan dalam hal ini bukan

mengenai benar dan salahnya makna ayat melainkan seputar cara

pengungkapan yang menurut Thalib tidak sesuai; kedua, problem makna, di

mana Thalib memiliki konklusi yang berbeda dengan konklusi makna yang

dihadirkan QTK; ketiga, kritik sumber, di mana Thalib membenturkan

terjemah QTK menggunakan kitab-kitab rujukannya; keempat, problem

penafsiran di mana Thalib tidak menyetujui QTK yang menurutnya tidak

mencerminkan penafsiran ayat yang sesuai. Keempat pola ini terkadang

secara bersama-sama terdapat dalam satu koreksi terjemah ayat dalam QTK,

dan tidak jarang juga dalam satu koreksi terjemah ayat hanya memuat satu

pola saja.

5. Terjemah tafsiriyah Muhammad Thalib dalam buku koreksi terjemahnya

tidak sesuai dengan sebagian besar kitab-kitab tafsir rujukannya. Karena

Muhammad Thalib tidak mengakomodir sebagian besar penafsiran-penafsiran

yang ada dan lebih sering terpaku kepada beberapa penafsiran saja, secara

urut rujukan yang paling sering digunakan yaitu penafsiran al-Muyassar, al-

Page 49: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

226

Muntakhab, dan al-Samarqandi>. Sehingga prosentase penggunaan rujukan

tidak seimbang antara kitab yang satu dengan yang lainnya, bahkan ia sering

melewatkan penafsiran klasik seperti al-T}abari>, Abu> Ish}a>q al-S|a’labi>, al-

Bagawi>, dan Ibnu ‘At}iyyah. Padahal intensitas yang seimbang dalam

menggunakan rujukan akan sangat membantu dalam memahami suatu ayat.

Terlebih lagi, untuk menemukan makna suatu ayat membutuhkan kehadiran

penafsiran ayat lainnya yang memiliki keterkaitan dengan ayat tersebut,

sedangkan terkadang hal itu tidak disebutkan oleh kitab tafsir yang satu dan

disebutkan dalam kitab tafsir lainnya, misalnya mengenai makna QS. Al-

Qas}s}as}/28: 68. Dengan demikian akan ditemukan makna ayat secara

komprehensif.

Adakalanya Thalib melakukan penafsiran ulang terhadap sebuah tafsir yang

ia kutip untuk melandasi argumentasinya, sehingga ia memenggal makna dan

maksud yang dipaparkan oleh tafsir tersebut. Akan tetapi berbekal

pemahaman tersebut, Thalib justru menyalahkan penerjemahan QTK yang

justru lebih mewakili maksud ayat dan sejalan dengan penafsiran yang ada,

misalnya ketika menerjemahkan QS. Al-Syu>ra>/42: 42. Hal ini tentu menjadi

hal yang krusial karena sangat berkaitan erat dengan akurasi dan kesesuaian

terjemah Thalib dengan penafsiran-penafsiran yang dijadikan rujukannya.

Sedangkan mengenai aspek kebahasaan, dibandingkan dengan QTK, terjemah

Thalib kerap menggunakan kalimat tidak efektif, misalnya dalam

menerjemahkan QS. Al-Nisa>’/4: 159, Thalib menyebutkan nama ‚Isa‛

Page 50: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

227

sebanyak tiga kali dalam satu kalimat. Tidak hanya itu, Thalib justru keliru

memahami kalimat terjemah QTK.

6. Kelebihan dari terjemah Muhammad Thalib yaitu lebih berhati-hati dalam

menjaga rambu-rambu doktrinal keagamaan, misalnya ketika menerjemahkan

QS. Al-Nisa>’/4: 104 dan al-A’ra>f/7: 26, serta memudahkan pembaca

memahami kandungan ayat secara cepat. Hal tersebut dikarenakan metode

terjemah yang digunakan Thalib adalah metode tafsi>riyyah, sehingga

pembaca dengan mudah dapat memahami secara sederhana makna dan

maksud dari sebuah ayat tanpa harus bersusah payah mengkajinya lebih

mendalam, meskipun pemahaman yang dimaksud masih sangat terbatas. Dan

hal ini tidak dimiliki oleh penerjemahan QTK, kecuali pada ayat-ayat

tertentu dan jumlahnya pun sangat terbatas, di mana adakalanya QTK

mencantumkan keterangan penjelas dalam bentuk catatan kaki. Akan tetapi,

terjemah Thalib pun memiliki beberapa kekurangan yang –dalam pandangan

penulis- sangat kritis dan tidak dapat dikesampingkan begitu saja.

Kekurangan-kekurangan tersebut di antaranya:

a) Basis nalar sang penerjemah, Muhammad Thalib, yang kental dengan

nuansa subyektif. Hal ini melihat cara Thalib ketika melakukan koreksi,

ia sangat kerap –dan hal ini tidak menutup kemungkinan dilakukannya

pada setiap ayat- menentukan rujukan penafsiran dengan cara tebang pilih

tanpa mengemukakan alasan yang jelas, padahal diakuinya bahwa ia

menggunakan belasan kitab tafsir sebagai dasar pemahamannya. Dengan

Page 51: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

228

demikian, ia kerap melewati alternatif makna lain yang terdapat dalam

kitab tafsir lainnya.

b) Basis penerjemah sangat subyektif dan terkesan otoriter dengan tidak

memberi ruang formulasi makna yang lain. Karena dengan berbekal

makna yang sangat terbatas tersebut, QTT kerap mengoreksi dan

menyalahkan QTK dan bersamaan dengan hal itu adakalanya narasi QTK

lebih mewakili makna dan maksud ayat ketimbang apa yang ditawarkan

oleh QTT. Berbeda halnya jika QTT membatasi makna dalam

terjemahnya tanpa diberangi dengan sikap otoriter, melihat pembatasan

makna akan selalu terjadi dalam setiap penerjemahan.

Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, terjemah tafsi>riyah ini dapat

dijadikan alternatif terjemah al-Qur’an di Indonesia, akan tetapi dengan peran

bukan sebagai korektor atas terjemah yang disusun oleh Kemenag RI, karena

terjemah Muhammad Thalib sendiri mengandung banyak kesalahan yang

masih membutuhkan perbaikan sehingga semakin memungkinkan untuk

membuka ruang analisa dan kritik.

Page 52: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

229

DAFTAR PUSTAKA

‘A>’isyah ‘Abd al-Rah{ma>n Bintu Sya>t}i’, al-Tafsi>r al-Baya>niy li al-Qur’a>n al-Kari>m, Mesir: Da>r al-Ma’a>rif, 1968.

‘Abd Ah}mad Jad al-Kari>m, al-Ma’na> wa al-Nah}wu, Kairo: Maktabah al-Adab,

cet. I, 2002.

‘Abd al-Qayyu>m bin ‘Abd al-Gafu>r al-Sindi>, S{afah}a>t Fi> ‘Ulu>m al-Qira>’a>t, Beirut: Da>r al-Basya>’ir al-Isla>miyyah, 2001.

‘Abdul Kari>m Zaida>n, Al-Waji>z Fi> Us}u>l Al-Fiqh, Kairo: Dar al-T}iba>’ah wa al-

Nasyr al-Isla>miyyah, 1993.

‘Abdullah ‘Abba>s al-Nadawi>, Tarjama>t Ma’a>ni> al-Qur’a>n al-Kari>m wa Tat}awwur Fahmih ‘inda al-Garb, Mekah: Ra>bit}ah al-‘A>lam al-Isla>m>,

No. 174, tahun ke-XV, 1417 H.

‘Ali Hasballa>h, Us}u>l al-Tasyri>’ al-Isla>m, Mesir: Da>r al-Ma’a>rif, 1971.

‘Aud} bin Ah}mad al-Qu>zi>, Al-Lugah wa Al-Qur’a>n, Saudi Arabia: al-Na>di al-Adan

al-S|aqafi>, tt.

‘Audah Khali>l Abu> ‘Audah, al-Tat}awwur al-Dila>li> Baina Lugah al-Syi’r wa Lugah al-Qur’a>n, Yordan: Maktabah al-Mana>r, cet. I, 1405 H/ 1985 M.

Abdul Wahab Rosyidi, ‚Peran Makna dalam Menerjemah Bahasa Asing‛ dalam

LiNGUA, Vol. 2, No. 2, Desember 2007.

Abu Isha>q al-Sya>t}ibi>, al-Muwa>faqa>t, Saudi Arabia: Da>r Ibnu ‘Affa>n, cet. I, 1417

H/ 1997 M.

Abu> al-Fath} ‘Us|man bin Jinni>, Al-Khas}a>is}, Kairo: Da>r al-Kutub al-Mis}riyyah, tt.

Abu> al-Fida> Isma>’il bin ‘Umar bin Kas|i>r al-Dimasyqi>, Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Az}i>m,

Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, cet. I, 1419 H/ 1998 M.

………….Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Az}i>m, tah}qi>q Sa>mi> bin Muh}ammad Sala>mah, ttp:

Da>r T}ayyibah, 1420 H/ 1999 M), dalam Shamela Library version

2.11.0.0.

Abu> al-H}usain Muslim, S}ahi>h Muslim, Beirut: Da>r al-Jayl dan Da>r al-Afa>q al-

Jadi>dah, tt. dalam Shamela Library version 2.11.0.0.

Abu> Isha>q Ah}mad al-S|a’labi>, Al-Kasyf wa al-Baya>n, tah}qi>q Abu> Muh}ammad bin

‘A>syu>r, (Beirut: Da>r Ih}ya>’ al-Tura>s| al-‘Arabiy, cet. I, 1422 H/ 2002 M.

Abu> Lays| al-Samarqandi>, Bah}r al-‘Ulu>m, Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, cet.

I, 1413 H/ 1993 M.

Abu> Muh}ammad ‘Abd al-H}aq bin Ga>lib bin ‘At}iyyah al-Andalusi>, Muh}arrar al-Waji>z fi> Tafsi>r al-Kita>b al-‘Azi>z, Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah,

cet. I, 1422 H/ 2001 M.

Page 53: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

230

Abu> Muh}ammad ‘Ali> bin H}azm, Al-Ih}ka>m fi> Us}u>l al-Ah}ka>m, tah}qi>q Ah}mad

Muh}ammad Sya>kir, Beirut: Da>r al-Afa>q al-Jadi>dah, tt.

Abu> Muh}ammad al-H}usayn bin Mas’u>d al-Bagawi>, Ma’a>lim al-Tanzi>l, Riyad:

Da>r T}ayyibah, 1409 H.

Abu> Zakariyya> Yah}ya> ibn Ziya>d al-Farra>‘, Ma’a>ni al-Qur’a>n, ed. Fa>tin

Muh}ammad Khali>l al-Labu>n, Beirut: Da>r Ih}ya>‘ al-Tura>s\ al-’Arabiy,

2003.

Adian Husaini dan Henri Salahudin, ‚Studi Komparatif: Konsep Al-Qur’an Nashr

Hamid Dan Mu’tazilah‛, dalam Majalah Pemikiran dan Peradaban Islam: Islamia, Edisi Juni-Agustus, 2004.

Ahmad bin Syu’aib al-Nasa>’i, Sunan Nas>’i, Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah,

1991.

al-‘Alusy, Jalaluddin bin Ṭ ahir. Aḥ kām Tarjamah al-Qur’ān al-‘Karīm, Beirut:

Dar Ibnu Hazm, 2007.

al-Baghawi, Imam Muhyi As-Sunnah Abi Muhammad Al-Husain bin Mas’ud.

Tafsīr Al-Baghāwi Ma’ālim At-Tanzīl, Riyad: Dar Thayyibah, 1409 H.

al-Ra>gib al-As}faha>ni>, Al-Mufrada>t fi> Gari>b al-Qur’a>n, Beirut: Da>r al-Ma’rifah,

tt..

al-Sya>t}ibi> , al Muwa>faqa>t fi> Us}u>l al-Syari>’ah, Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiah,

tp.th.

al-T}abari>, Ja>mi’ al-Baya>n ‘an Ta’wi>l A>yi al-Qur’a>n, tah}qiq Basya>r ‘Awa>d Ma’ru>f

dan ‘Is}a>m Fa>ris al-H}arasta>ni>, Beirut: Muassasah Risa>lah, cet. I, 1415

H/ 1994 M.

………….Tafsi>r al-Ṭ abari> Ja>mi’ al-Baya>n ‘an Ta’wīl ay al-Qur’a>n, tah}qi>h

Ah}mad Muh}ammad Sya>kir dalam Shamela Library version 2.11.0.0.

Ami>n al-Khu>li>, Mana>hi>j at-Tajdi>d fi> an-Nah}wi wa al-Bala>gah wa at-Tafsi>r wa al-Adab , t.k.: Da>r al-Ma’rifah, 1961.

Ana Idayanti, Studi Kritis Terjemah Tafsiriyah Muhammad Thalib dalam Buku Koreksi Tarjamah Harfiyah Kemenag RI, Yogyakarta: tidak

diterbitkan, 2014.

Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa Mengungkap Hakikat Bahasa, Makna, dan Tanda, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet. II, 2009.

Bachtiar Surin, Terjemah dan Tafsir Al-Quran: Huruf Arab dan Latin, Bandung:

F.A. Sumatera, 1978.

Badr al-Dīn al-Zarkasyī, Al-Burha>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, Mesir: Al-Halabī, 1972.

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Madinah: Mujamma al-

Ma>lik Fahd li al-T}iba>’ah al-Mus}h}af, 1433 H.

Page 54: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

231

Edward W. Said, Orientalisme, terj. Asep Hikmat, Bandung: Pustaka, cet. IV,

2001.

Ernst Cassirer, Manusia dan Kebudayaan: Sebuah Esei tentang Manusia, terj. dari

‚An Essay on Man‛ oleh Alois A. Nugroho, Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 1987.

Farid Essack, Qur’an, Membebaskan Yang Tertindas, terj. Watung A. Budiman,

Bandung : Mizan Media Group, 2000.

Fazlur Rahman, Tema-Tema Pokok al-Qur’an, terj. Anas Mahyuddin, Bandung:

Pustaka, 1995.

Ferdinand De Saussure, Pengantar Linguistik Umum, terj. Rahayu S. Hidayat,

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1996.

Fitria Sari Yunianti, Bias Ideologi dalam Penerjemahan (Studi Kritik Terjemah)

dalam Insyirah Jurnal Ilmu Bahasa Arab dan Studi Islam, Vol. I No. 2,

Desember 2013.

Fred West, The Way of Language: An Introduction, New York: Harcourt Brace

Jovanovich, 1975.

Fuad Arif Fudiyartanto, ‚Penerjemahan Butir Budaya dari Bahasa Inggris ke

Bahasa Indonesia‛ dalam Adabiyya>t, Vo. XI, No. 2, Desember 2012.

Grant S. Osborne, The Hermeneutical Spiral, Downer Grove, Illinois: Intervarsity

Press, 1991.

H}usain bin ‘Audah al-‘Uwaysyah, Al-Mausu>’ah al-Fiqhiyyah al-Muyassarah,

Saudi Arabia: Da>r al-S}adi>q, cet. II, 1423 H/ 2002 M.

Hamzah Manguluang, Terjemah Al-Qur’an dalam Bahasa Bugis, Makassar:

Pesantren As’adiyah, 1979.

Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

cet. V, 2001), ed. 3, entri Panini Daksiputra.

Henry Guntur Tarigan, Psikolinguistik, Bandung: Angkasa, 1986.

Hisham Thalbah, Ensiklopedia Mukjizat al-Qur’an dan Hadis, terj. Syarif Hade

Masyah, Jakarta: Sapta Sentosa, 2009.

Howard M. Federspiel, Kajian Al-Qur’an di Indonesia, Bandung: Mizan, 2000.

http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/index.php.

Ibn Manz}u>r, Lisa>n al-‘Arab, Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2009.

Ibnu ‘Abba>s, Tanwi>r al-Miqba>s min Tafsi>r Ibn ‘Abba>s, dalam Shamela Library

version 2.11.0.0.

Ibnu Kas|i>r, Imam Abi Al-Fida Isma’il. Tafsi>r Ibnu Kas|i>r, Beirut: Dar Al-Fikr,

1986.

Page 55: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

232

Ibnu Khaldu>n, Ta>ri>kh Ibnu Khaldu>n, Kita>b al-‘Ibar wa Di>wa>n al-Mubtada’ wa al-Khabar fi> Ayya>m al-‘Arab wa al-‘Ajam wa al-Barbar, Wa Man ‘A>s}arahum min Z|awi> al-Sult{a>n al-Akbar, Beirut: Da>r al-Kutub al-

‘Ilmiyyah, 1992.

Ibnu Manz}u>r, Lisa>n al-‘Arab, Beirut: Da>r S}a>dir, cet. I, t.t. dalam Shamela Library

version 2.11.0.0.

Ibra>hi>m al-Abya>ri, al-Mausu>’ah al-Qur’a>niyyah, Beirut: Mausu>’ah Sajl al-‘Arab,

1984.

Ibrahim Must}afa> (dkk.), Mu’jam Al-Wasi>t} dalam Shamela Library version

2.11.0.0.

Ismail Lubis, Falsifikasi Terjemahan Al-Qur’an Depag 1990, Yogyakarta: Tiara

Wacana, cet. I, 2001.

Issa J. Boullata, ‚Tafsir al-Qur’an Modern: Studi atas Metode Bintu Syathi’‛,

dalam M. Yudhie Haryono (ed.), Nalar al-Qur’an Cara Terbaik Memahami Pesan Dasar dalam Kitab Suci, Jakarta: Nalar, 2002.

J.D. Parera, Teori Semantik, Jakarta: Erlangga, 2004.

J.W.M Verhaar, Asas-Asas Linguistik Umum, Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2001.

Jala>luddi>n al-Suyu>t}i>, Al-Durr al-Mans|u>r fi> al-Tafsi>r bi al-Mans|u>r, tah}qi>q

‘Abdullah bin ‘Abd al-Muh}sin al-Turkiy, Kairo: Markaz li al-Buh}u>s| wa

al-Dira>sa>t al-‘Arabiyyah wa al-Isla>miyyah, cet. I, 1424 H/ 2003 M

Jala>luddi>n bin al-T}a>hir al-‘Alu>sy, Ah}ka>m Tarjamah al-Qur’a>n al-Kari>m, Beirut:

Da>r Ibnu Hazm, cet. I, 1429 H/2008 M.

John Lyons, Pengantar Teori Linguistik, terj. dari ‚Introduction to Theoretical

Linguistics‛ oleh I. Soetikno, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, cet. I,

1995.

Jurji Zaidan, Ta>ri>kh Ada>b al-Lugah al-‘Arabiyyah, Beirut: Da>r al-Fikr, 1996.

Kaelan, Filsafat Bahasa: Masalah dan Perkembangannya, Yogyakarta:

Paradigma, cet. I, 1998.

Karl Mannheim, Ideology and Utopia, an Introduction to the Sociology of Knowledge, London: Routledge & Kegan Paul Ltd. 39, t.th.

Kees Bertens, Filsafat Barat Kontemporer: Inggris-Jerman, Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2002.

Komaruddin Hidayat, Memahami Bahasa Agama Sebuah Kajian Hermeneutik,

Jakarta: Penerbit Paramadina, 1996.

………….Menafsirkan Kehendak Tuhan, Jakarta: Teraju, 2003.

Lajnah Ulama Al-Azhar, Tafsi>r Al-Muntakhab, dalam Shamela Library version

2.11.0.0.

Page 56: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

233

Leonard Bloomfield, Bahasa, terj. dari ‚Language‛ oleh I. Sutikno, Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 1995.

Louis Ma’luf, al-Munjid, Beirut: Da>r al-Masyriq, 1992.

M. Nur Ichwan, Meretas Kesarjanaan Kritis Al-Qur’an Teori Hermeneutika Abu Zayd, Jakarta: Teraju, 2003.

M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan Pemberitaan Gaib, Bandung: Mizan, cet. IV, 1998.

………….Wawasan al-Qur’an, Bandung: Mizan, cet. XIII, 2003.

M.M Purbo Hadiwijoyo, Kata Dan Makna, Bandung: ITB, 1993.

Maftuh Basthul Birri, Standar Tajwid Bacaan al-Qur’an, Lirboyo: Madrasah

Murottil Qur’an, 2000.

Majalah Hidayatullah, http://majalah.hidayatullah.com/?p=3106.

Manna>‘ al-Qat}t}a>n, Maba>h}is\ fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, Mansyu>ra>t al-‘As}r al-H}adi>s\,

1973.

………….Maba>his| fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, Riyad: Maktabah} al-Ma’a>rif li al-Nasyr

wa Al-Tauzi>’, cet. III, 2000.

………….Studi Ilmu-Ilmu al-Qur'an, terj. Mudzakir AS, Jakarta: Litera Antar

Nusa, 2001.

Mansoer, ‚Ma’a>n al-Qur’a>n: Sebuah Tafsir Bernuansa Bahasa‛, Makalah,

Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, tt.

Masnur Muslich, Fonologi Bahasa Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Moch. Nur Ichwan, ‚Al-Qur’an Sebagai Teks (Teori Teks Dalam Heremenutik

Qur’an Nash Hamid Abu Zaid)‛, dalam Abdul Mustaqim dan Sahiron

Syamsuddin (ed.), Studi Al-Qur’an Kontemporer: Wacana Baru Berbagai Metodologi Tafsir, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002.

………….‚Beyond Ideological Interpretation: Nasr Abu< Zaid ’s Theory of

Qur’anic Hermeneutic‛, al-Jami’ah, No. 65/VI/2000.

………….Negara, Kitab Suci, dan Politik, dalam Sadur: Sejarah Terjemah di Indonesia dan Malaysia, disunting oleh Henri Chambert-Loir, Jakarta:

Kepustakaan Populer Gramedia, cet. I., 2009.

Mohamad Yahya, Analisis Genetik-Objektif atas Al-Quran Al-Karim: Tarjamah Tafsiriyah Karya Muhammad Thalib, Yogyakarta: tidak diterbitkan,

2012.

Mohd. Romli, al-Kita>b al-Mubi>n: Tafsir Al-Qur’an Basa Sunda, Bandung:

Penerbit al-Ma’arif, 1974.

Muchlis M Hanafi, Problematika Terjemahan Al-Qur’an, Studi pada Beberapa Penerbitan Al-Qur’an dan Kasus Kontemporer, dalam S}uh}uf, Vol. 4,

No. 2, 2011.

Page 57: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

234

Muchtar Yahya dan Fathurrohman, Dasar-Dasar Pembinaan Hukum Islam,

Bandung: Al-Ma’a>rif, 1993.

Muh}ammad ‘Abd al-‘Az}i>m al-Zarqa>ni>, Mana>hil al-‘Irfa>n fi> ‘Ulu>m Al-Qur’a>n,

Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiah, 2004.

………….Mana>hil al-‘Irfa>n fi> ‘Ulu>m Al-Qur’a>n, Beirut: Da>rul Kita>b al-‘Arabi>,

1995.

Muh}ammad bin H}asan al-H}ajwi> al-S|a’a>li> ‚Tarjamah al-Qur’a>n al-‘Az}i>m‛ dalam

Majallah al-Magrib, tahun ke-II, No. 13, 1933.

Muh}ammad H}isa>n ‘Aud} ‚Tarjamah al-Qur’a>n al-Kari>m wa As|aruha> ‘inda al-

Us}u>liyyi>n‛ dalam Majallah Ja>mi’ah Dimisq li al-‘Ulu>m al-Iqtis}a>diyyah wa al-Qa>nu>niyyah jilid IV, No. 2, 2008.

Muh}ammad Muba>rak, Fiqh al-Lugah wa Khas}a>is al-‘Arabiyah, Kairo: Dar al-

Fikr, tp.th.

Muh}ammad Syamlu>l, I‘ja>z Rasm al-Qur’a>n wa I‘ja>z al-Tila>wah, Kairo: Da>r al-

Sala>m, 2010.

Muhammad ‘Abdul ‘Azi>m al-Zarqani>, Mana>hil al-‘Irfa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n,

Beirut: Da>r al-Kita>b al-‘Arabi>, cet. I, 1995 M/ 1415 H.

Muhammad A. Khalafullah, Al-Qur’an Bukan Kitab Sejarah, terj. Zuhairi

Misrawi dan Anis Maftukhim dari judul asli ‚Al-Fann al-Qas}s}as}i> fi> al-Qur’a>n al-Kari>m‛, Jakarta: Paramadina, cet. I, 2002.

Muhammad Abied al-Ja>biri, Takwî>n al-‘Aql al-‘Arabi>, Beirut: Markaz Dira>sa>t al-

Wih}dah al-‘Arabiyyah, 1989.

Muhammad Al-Ghazali, Berdialog dengan Al-Qur’an, terj. Masykur Hakim dan

Ubaidillah, Bandung: Mizan, cet. V, 1999.

Muhammad bin Isma>’il al-Bukha>ri>, S}ahi>h Bukha>ri,> Beirut: Da>r Ibnu Kas|i>r, 1987.

Muhammad Husein Al-Z|ahabi, Al-Tafsi>r wa al-Mufassiru>n, Kairo: Maktabah

Wahbah, 2000.

Muhammad Tha>hir Al-Kardi, Tari>kh Al-Qur’a>n Al-Kari>m dalam Shamela

Library version 2.11.0.0.

Muhammad Thalib, Koreksi Tarjamah Harfiyah Al-Qur’an Kemenag RI, Yogyakarta: Ma’had An-Nabawy, cet. II, 2011.

………….Tarjamah Tafsiriyah Al-Quran Al-Karim, Yogjakarta: Ma’had An-

Nabawy, cet. II, 2011.

………….Muhammad Thalib, Ilmu-Ilmu Dasar Penerjemahan Al-Qur’an Metode Tafsiriyah, t.tp.: t.t., t.th.

Mus}t}afa> S}abri>, Mas’alah Tarjamah al-Qur’a>n, Kairo: Mat}ba’ah al-Salafiyah, 1351

H.

Page 58: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

235

Nashr Hamid Abu Zayd, Mafhūm Al-Nas}: Dira>sah fi> ‘Ulu>m Al-Qur’a>n, Kairo: al-

Hay’ah al-Mis}riyyah al-‘A>mmah li al-Kita>b, 1993.

Neal Robinson, Dicovering the Qur’an A Contemporary Approach to a Veiled Text, London: SCM Press Ltd., 1996.

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif , Yogyakarta: Rake Sarasin,

edisi IV. Cet. I, 2000.

Nor Ichwan, Memahami Bahasa Al-Qu’an Refleksi atas Persoalan Linguistik,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.

Peter Newmark, A Textbook of Translation, New York: Prentice Hall, 1988.

Poespoprodjo, Logika Scientifika; Pengantar Dialektika dan Ilmu, Bandung:

Remaja Karya, 1987.

Qamaruddin Shaleh, H.A.A. Dahlan, dan Yus Rusamsi, al-Amin: Al-Qur’an Tarjamah Sunda, Bandung: CV Diponegoro, 1971.

Ra>bit}ah al-‘A>lam al-Islamy, Tafsi>r al-Muyassar, Saudi: Majma’ Ma>lik Fahd, t.t.

dalam Shamela Library version 2.11.0.0.

Richard E. Palmer, Hermeneutika Teori Baru Mengenai Interpretasi, terj. Musnur

Hery dan Damanhuri Muhammad dari judul asli ‚Hermeneutics Interpretation Theory in Schleirmacher, Dilthey, Heidegger, and Gadamer‛ terbitan Northwestern University Press, Evanston, 1969,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cet. II, 2005.

Rita L. Atkinson, Intrduction to Psychologi, terj. Nurjannah Taufiq dan Rukmni

Barhana Jakarta: Erlangga, 1991.

Sahiron Syamsuddin, Tafsir Studies, Yogyakarta: Elsaq Press, 2009.

Sugeng Sugiyono, Manusia dan Bahasa Upaya Meretas Semantik Kun Fayakun,

Yogyakarta: IDEA Press, 2013.

Sya>yi’ bin ‘Abduh bin Sya>’yi’ al-Asmiri>, Ma’a al-Sya>t}ibi> fi> Maba>his| fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n dalam Shamela Library version 2.11.0.0.

Syiha>buddi>n Mah}mu>d al-Alu>si>, Ru>h al-Ma’a>ni> fi> Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Az}i>m wa Sab’ al-Mas|a>ni> dalam Shamela Library version 2.11.0.0.

Teuku Ibrahim Alfian, ‚Tentang Metodologi Sejarah‛ Suplemen buku, Teuku

Ibrahim Alfian et al., Dari Babad dan Hikayat sampai Sejarah Kritis, Yogayakarta: Gajah Mada University Press, 1987.

Tim Ulama al-Azhar, Tafsi>r al-Muntakhab dalam Shamela Library.

Toshihiko Izutsu, Konsep-Konsep Etika Religius dalam al-Qur’an, terj. Agus

Fahri Husein dkk, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993.

………….Relasi Tuhan dan Manusia, terj. Agus Fahri Husain (dkk.),

Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003.

Wah}bah al-Zuhaili>, Us}u>l al-Fiqh al-Isla>mi>, Damaskus: Da>r al-Fikr, 1986.

Page 59: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

236

…………..Tafsi>r al-Waji>z ‘ala> Ha>misy al-Qur’a>n al-‘Az}i>m, Damaskus: Da>r al-

Fikr, cet. II, 1416 H/ 1996 M.

Yu>sud al-Qarad}a>wi>, al-Zaka>t Dauruha fi> ‘Ila>j al-Musykila>t al-Iqtis}a>diyyah wa Syuru>t Naja>h}iha>, Kairo: Da>r al-Syuru>q, cet. II, 1427 H/ 2006 M.

Page 60: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

237

CURRICULUM VITAE

Nama : Istianah, Lc.

Tempat/Tgl Lahir : Ciamis, 20 Juni 1986

Alamat KTP : Sidamukti Rt. 8 Rw. 2 Cintajaya

Lakbok, Ciamis, Jawa Barat

Alamat sekarang : Jl. Tegal Mulya I no. 5 Rt. 4 Rw. 5

Ledug, Kembaran, Purwokerto, Jawa Tengah

Nama Bapak : Muhammad Rum

Nama Ibu : Mahsunah

Pendidikan :

(1992-1998) SDN V Cintaratu Lakbok Ciamis

(1998-2001) MTs Wathoniyah Islamiyah Kebarongan Banyumas, Jawa Tengah

(2001-2004) MA Wathoniyah Islamiyah Kebarongan Banyumas, Jawa Tengah

(2006-2012) Universitas Al-Azhar Kairo Mesir Fak. Ushuluddin Konsentrasi Tafsir (S1)

(2013-2015) Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Jogjakarta, Program Studi Agama dan Filsafat, Studi Qur’an dan Hadis Konsentrasi Tafsir (S2)

Pengalaman Organisasi:

(2010) Utusan Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIA) Mesir dalam Muktamar Aisyiyah ke-46 di Yogyakarta.

(2010-2012) Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIA) Mesir.

(2011-2012) Anggota Majelis Permusyawaratan Anggota (MPA) Paguyuban Masyarakat Jawa Barat di Mesir.

(2013- ) Anggota Majelis Tarjih Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyumas.

Page 61: KOREKSI MUHAMMAD THALIB TERHADAP TERJEMAH AL …digilib.uin-suka.ac.id/17605/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kegelisahan Muhammad Thalib terhadap penerjemahan Al-Qur’an secara

238

Pengalaman Kerja :

(2013- ) Staf Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

(2015- ) Dosen LB (mata kuliah Al-Islam & Kemuhammadiyahan) Universitas Muhammadiyah Purwokerto.