koordinasi

Upload: heri-waluyo

Post on 06-Mar-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PENDIDIKAM

TRANSCRIPT

KOORDINASI (KEMITRAAN) PENGAWAS DAN KEPALA SEKOLAH DALAM PEMBINAAN GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN KUTA ALAMoleh :Drs. Basri, M. PdAbstrak:Proses Pendidikan akan bermutu tinggi, apabila koordinasi pengawas dan kepala sekolah dalam pembinaan guru dilakukan secara harmonis dan dinamis sehingga mampu menciptakan suasana proses pembelajaran yang menyenangkan, mendorong motifasi bekerja dan memberdayakan sumber daya pendidikan. Penelitian ini untuk mengetahui koordinasi pengawas dan kepala sekolah dalam: menyusun program supervisi, melaksanakan program supervisi dan melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi. Dengan menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif, adapun teknik pengumpulan data wawancara dan studi dokumentasi. Subyek penelitian pengawas dan kepala sekolah dalam hal pembinaan guru-guru untuk meningkatkan profesionalisme. Khususnya:1) Pembinaan guru dalam penyusunan program pembelajaran seperti silabus, pembinaan memalui rapat rutin, jadwal supervisi untuk sekolahnya masing-masing,2) Koordinasi pengawas dan kepala sekolah dalam proses pembelajaran sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya tercapainya tujuan kurikulum,3) Koordinasi pengawas dan kepala sekolah dalam melaksanakan tindak lanjut atas penyusunan program dilakukan dengan memeriksa dan memberikan saran dan perbaikan terhadap program untuk itu pengawas dan kepala sekolah mengamati secara langsung guru mengajar, memberikan pengarahan dan perbaikan yang harus dilaksanakan guru tersebut.Kata kunci: Koordinasi dan supervisi pendidikanI.PENDAHULUANBerbagai upaya pemerintah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Mutu pendidikan merupakan salah satu pilat dalam menghasilkan sumber daya manusia yang baik. Salah satu komponen yang bertanggung jawab dalam keberhasilan peningkatan mutu pendidikan di sekolah adalah tenaga kependidikan. Dalam peraturan pemerintah pasal 3 nomor 38 tahun 1992 tentang tenaga kependidikan disebutkan bahwa: Tenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik / pengawas sekolah, peneliti dan pengembang dibidang pendidikan, pustakawan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.Berdasarkan kutipan diatas, jelaslah yang termasuk tenaga kependidikan diantaranya adalah pengawas, kepala sekolah, dan guru. Masing-masing tenaga kependidikan tersebut mempunyai tugas yang harus dilaksanakan yang bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang telah ditetapkan.Dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan dan untuk meningkatkan mutu pendidikan mutlak pengawas dan kepala sekolah sebagai mitra kerja harus selalu siap dalam membantu para guru yang mengalami kesulitan baik dalam proses belajar mengajar, penguasaan materi pembelajaran maupun peerapann metode yang sesuai. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutisna (1993:273) yang mengatakan bahwa: Pengawas/ penilik bertanggung jawab pada kesuluruhan dari supervisi sekolah yang berada dibawahnya. Dan hal ini juga sesuai dengan SK Mendikbud Nomor 0304/O/1984 yang menyebutkan bahwa tugas dan tanggung jawab pengawas/ penilik sekolah antara lain:Menyusun kegiatan tahunan pengawas sesuai dengan jenis sekolah yang menjadi tanggung jawabnya.Membantu pelaksanaan kurikulum yang meliputi isi, metode pengajaran, penggunaan alat bantu pengajaran dan evaluasi agar berlangsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Membimbing tenaga teknis sekolah agar terpenuhi persyaratan formal yang berlaku dan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Membantu pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan sarana sekolah sesuai dengan ketentuan dan pengaturan perudang-undangan yang berlaku serta menjaga agar kualitas sarana sekolah memenuhi persyaratan yang berlaku.Menilai hubungan sekolah dengan instansi pemerintah, dunia usaha dan BP3.Menilai hubungan sekolah dengan instansi pekerjaan kepala sekolah.Menyiapkan laporan hasil pelaksanaan tugasnya kepada kepala kantor wilayah untuk perhatian kepala bidang yang relevan.Berdasarkan tugas dari pengawas yang disebut diatas, maka tugas pengawas diantaranya adalah sebagai pembina lapangan yang diberikan pelayanan secara profesional bagi kepala sekolah dan guru-guru. Sebagai supervisor, seorang pengawas harus memiliki pengetahuan dan keterampilan tertentu secara profesional. Jika pengawas memiliki profesional yang baik, maka kepala sekolah dan guru-guru pun akan mengalami peningkatan sebagaimana yang diharapkan.Kepala sekolah sebagai mitra kerja dari pengawas juga mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam membina guru-guru di sekolah, agar peningkatmutu yang diharapkan dapat tercapai. Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kelancaran semua kergiatan yang ada di sekolah, baik bidang administrasi mauoun bidang edikutif. Kepala sekolah merupakan supervisoor dan guru yang disupervisi adalah merupaka dua unsur saling memperngaruhi dan kedua-duanya sangat menentukan berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan. Dalam mengadakan pembinaan terhadap guru-guru, kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan terntang pengertian, tujuan, fungsi dan teknik pembinaan. Tanpa mengetahui dan memahami aspek tersebut membawa kesukaran bagi kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi, sebab hal ini merupakanpengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang supervisor. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Hasanan (2004) yang menyebutkan Kepemimpinan kepala sekolah yang meliputi aspek gaya kepemimmpinan, kepala sekolah sebagai pendidik, manajer, administrator dan supervisor secara bersama-sama memberi pengeruh positif yang sangat besar terhadap kinerja guru pada SLTP Negeri di Kota Bandung.Pengawas, kepala sekolah dan guru merupakan tiga komponen tenaga kependidikan yang tidak dapat dipisahkan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Mereka mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam menjalankan tugasnya. Berdasarkan hasil observasi awall penulis di sekolah khususnya di tingkat sekolah dasar, diperoleh gambaran tentang ketiga komponen tenaga kependidikan di lingkungan kota Banda Aceh sebagai berikut. Ada sekolah yang jarang sekali dikunjungi oleh pengawas, sehingga guru kalau ada masalah dengan administrasi dan pendidikan harus berkonsultasi dengan sesama temannya karena kkepala sekolahnyapun terlalu sibuk, hanya datang pada waktu-waktu tertentu dan berbagai kesibukan yang dihadapi. Sehingga guru enggan untuk bertanya.Ada hal lain yang ditemukan yaitu ada sekolah yang pengawasnya datang 3 (tiga) minggu sekali dan kepala sekolahnyapun ada setiap jam kerja, kecuali ada kepentingan di luar sekolah. Pengawas meminta guru kelengkapan administrasi yang harus dilaksanakan guru seperti seperangkat pembelajaran seperti allat evaluasi dan cara mengevaluasi, tetapi pengawas sendiri tidak paham benar apakah yang dibuat guru itu benar atau salah. Sehingga apa yang dibuat oleh guru itu sudah baik.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Faisal (2004) tentang kinerja pengawas pendidikan agama islam dalam pengembangan kompetensi profesional guru agama islam SLTP Kota Bandung belum optimal dalam memahami dan melaksanakan kinerjanya sebagai pengawas melalui prosedur pembuatan program, berupa perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dan terdapat hambatan-hambatan yang dihadapi pengawas dalam melakukan kinerjanya.Begitu juga halnya kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya sebagai supervisorr, sering mengalami kendala-kendala seperti kurangnya profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai supervisor. Ada juga kendala kepala sekolah yang kurang peduli terhadap pembinaan guru di sekolah dan berbagai faktor lainyaPeningkatan mutu pendidikan pada di tingkat Sekolah Dasar (SD) sangat tergantung pada kepala sekolah dan pengawas, karena dalam melaksankan fungsinya sebagai pengelola suatu pendidikan dalam membina terhadap guru-guru SD Negeri se-Kecamatan Kuta Alam telah ditunjuk pengawas yang bertugas di rayon sekolah tersebut. Bagaimanakah koordinasi pengawas dan kepala sekolah dalam membina guru-guru disekolah tersebut ?Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian berkaitan dengan pengawas dan kepala sekolah terhadap pembinaan guru SD dengan judul : Koordinasi Pengawas dan Kepala Sekolah Dalam Pembinaan Guru SD Negeri Se-Kecamatan Kuta Alam.II.METODEA.Pendekatan PenelitianPenelitian ini menggunakan metode deskriptif. Adapun pemilihan metode ini didasarkan atas pertimbangan bahwa yang hendak dicari adalah data yang akan memberikan gambaran dan melukiskan realita sosial yang komplek sedemikianrupa menjadi gejala sosial yang lebih konkrit. Situasi sosial yang sesuai konteks penelitian ini yaitu koordinasi pengawas dan kepala sekolah dalam membina guru-guru SD Negeri se-Kecamatan Kuta Alam.III.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANPada bagian ini dilakukan dan diuraikan pembahasan mengenai hasil-hasil penelitian tentang koordinasi yang dilakukan pengawas dan kepala sekolahdalam penyusunan program pembinaan guru-guru, dan koordinasi pengawas dan kepala sekolah dalam pelaksanaan pembinaan guru-guru, dan koordinasi pengawas dan kepala sekolah dalam melaksanakan tindak lanjut pembinaan guru-guru SD Negeri se-Kecamatan Kuta Alam.Koordinasi dalam penyusunan programTemuan penelitian menunjukkan bahwa koordinasi yang dilakukan pengawas dan kepala sekolah dalam menyusun program pembinaan guru-guru sesuai dengan pedoman pengawasan pendidikan kemendiknasNo.097/U/2002yaitu program pengawasan pendidikan berfungsi untuk mengefektifkan dan penilaian terhadap teknis dan administrasi pendidikan di sekolah dan madrasah binaannya, dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam pengawasan ini, pengawas sekolah dan kepala sekolah menetapkan sendiri cara kerjanya dan derajat kualitas kinerja sekolah yang menjadi tanggungjawabnya. Koordinasi yang digunakan di SD Negeri se-Kecamatan Kuta Alam adalah supervisi yang konvensional/tradisional dan supervisi klinis.Koordinasi konvensional yang digunakan adalah dimana pengawas dan kepala sekolah saling berkoordinasi dalam menyusun program, namun program yang disusun disesuaikan dengan program yang sudah disusun pengawas. Kepala sekolah menyusun program seperti membuat KTSP berrsama guru, komite dan pengawas sekolah, sosialisai KTSP kepala dewan guru oleh kepala sekolah, membuat rapat dengan guru mengenai pembuatan KKM dikoordinasi oleh pengawas, menelaah silabus bersama guru, memantau / memerikasa pembuatan program mengajar oleh guru, memeriksa pembuatan RPP oleh guru, supervisi kelas oleh kepala sekolah, supervisi kelas oleh pengawas, dan mengamati sikap/kehadiran guru oleh kepala sekolah. Pada umumnya supervisinya bersifat korektif, mengoreksi kesalahan-kesalahan program yang disusun guru, tetapi tidak membimbing dalam hal menyusun program yang benar, sehingga guru merasa tidak puas terhadap penilaian yang diberikan pengawas dan kepala sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sahertian (2008:35) yang menyatakan Memang sangat mudah untuk mengoreksi kesalahan orang lain, tetapi lebih sulit lagi untuk melihat segi-segi positif dalam hubungan dengan hal-hal yang baik.Sedangkan koordinasi supervisi klinis dilakukan oleh pengawas sekolah dengan kepala sekolah pada saat mengamati guru mengajar dikelas, dimaksudkan agar terdapat peningkatan mengajar guru dengan mengikuti siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan dan analisis yang intensif dan cermat. Sesuai dengan pendapat Sahertian (2008:39) Supervisi klinis proses membantu guru memperkecil kesenjangan antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal. Supervisi klinis ini dilakukan oleh pengawas sekolah dan kepala sekolah ada yang diberitahukan terlebih dahulu kepada guru, ada yang mendadak. Selesai dilakukan supervisi pengawas sekolah dan kepala sekolah berdiskusi membahas dan memberikan masukan-masukan atau perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan oleh guru tersebut baik dari program yang disusunnya maupun pelaksanaan pembelajaran.Koordinasi dalam pelaksanaan program supervisiHasil penelitian menunjukkan terdapat koordinasi pengawas dan kepala sekolah dalam melaksanakan program supervisi pembinaan guru-guru di SDN se Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh. Koordinasi tersebut dilakukan melalui rapat rutin sekolah, kunjungan kelas (class visit), dan pertemuan secara pribadi (individual conference). Hasil wawancara menunjukkan bahwa pembinaan guru dalam menyusun karya tulis ilmiah yang jarang dilakukan pembinaan bahkan ada yang tidak pernah dilakukan. Hal ini disebabkan pengawas sekolah dan kepala sekolah sendiri mengalami kesulitan dalam menyusun karya ilmiah khususnya bagi guru.Khusus untuk koordinasi pengawas sekolah dan kepala sekolah dalam membimbing guru membuat karya tulis ilmiah tidak ada koordinasi dan pembinaan yang seharusnya. Sehingga pengawas sendiri dan kepala sekolah serta guru selalu mengalami dalam menyusun karya tulis ilmiah ini.Masing-masing sekolah menyusun jadwal sendiri untuk rapat rutin sekolah. Rapat diadakan setelah adanya koordinasi antara pengawas sekolah dan kepala sekolah serta guru. Dalam rapatini akan dibicarakan segala sesuatu yang berkenaan tentang pelaksaan pembelajaran baik administrasi maupun pelaksanaannya. Peserta rapat adalah pengawas, kepala sekolah, guru-guru, dan pegawai administrasi. Koordinasi yang baik akan menjadikan rapat sebagai tempat memperoleh informasi dan pnjelasan baik dari pengawas sekolah, kepala sekolah, guru-guru, dan pegawai administrasi. Hasil rapat dapat diterima dan diketahui dan memuaskan semua pihak.Salah satu bentuk lain koordinasi pengawas sekolah dan kepala sekolah yang dilakukan di SDN se Kecamatan Kuta Alam adalah pertemuan secara pribadi (individual conference). Sebelum melakukan pertemuan pribadi, pengawas sekolah dan kepala sekolah melakukan koordinasi terlebih dahulu membicarakan hal-hal yang perlu disampaikan atau ditinjau pada saat pertemuan secara pribadi antara pengawas sekolah, kepala sekolah, dengan guru yang dibinanya. Koordinasi ini diharapkan adanya kesamaan pandangan atau pendapat dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi guru tersebut.Koordinasi dalam tindak lanjutKoordinasi pengawas dan kepala sekolah selalu melakukan bersama-sama dalam melaksanakan tindak lanjut pembinaan guru-guru SD Negeri se_kecamatan Kuta Alam. Tindak lanjut pengawas sekolah dengan kepala sekolah dalam membina guru SDN se-Kecamatan Kuta Alam disusn dalam bentuk laporan. Laporan ini merupakan kumpulan hasil supervisi yang dilakukan antara pengawas sekolah dan kepala sekolah untuk ditindak lanjuti selanjutnya.Laporan yang disusun mendiskripsikan hasil supervisi akademik dan supervisi manajerial. Laporan supervisi akademik meliputi (a) pengelolaan standar isi (pengelolaan administrasi kurikulum dan hasil rata-rata kualifikasi dilihat dari pengelolaan komponen kegiatan). (b) Pengelolaan standar proses meliputi (aspek menyusun RPP dan aspek pelaksanaan pembelajaran). Laporan supervisi manajerial meliputi pengelolaan standar pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan standar pengelolaan dan pengelolaan standar sarana dan prasarana. Laporan administrasi kepegawaian , pengelolaan standar pembiayaab, pengelolaan standar evaluasi pendidikan dan administrasi ketenagaan.Laporan yang telah disusun tersebut adalah hasil kegiatan supervisi pengawas dan kepala sekolah sebagai proses aktivitas untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran disekolah yang bertujuan meningkatan kemampuan profesional guru, dalam jangka panjang bertujuan meningkatkan dan mempertahankan kemajuan belajar siswa dan memiliki perilaku etik yang baik.IV.KESIMPULANBerdasarkan analisa data penelitian, secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut:Pengawas dalam penyusunan program pembinaan guru berkoordinasi dan kepala sekolah binaannya melalui rapat, selanjutnya kepala sekolah menyusun kegiatan dan jadwal supervisi untuk sekolahnya masing-masing.Koordinasi pengawas dan kepala sekolah dalam pembinaan guru-guru yang dilakukan belum makssimal, khususnya pembinaan guru dalam menyusun program pembelajaran seperti silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran dan menyusun karya tulis ilmiah.koordinasi pengawas dan kepala sekolah dalam melaksanakan tindak lanjut untuk penyusunan program dilakukan dengan memeriksa dan memberikan saran dan perbaikan terhadap program yang disususun guru; untuk pelaksanaan program kepala sekolah dan pengawas berkoordinasi setelah mengamati secara langsung guru mengajar, dan memberi pengarahan, saran dan perbaikan yang harus dilaksanakan guru tersebut. Pada tahap pelaksanaan ini pengawas dan kepala sekolah tidak melakukan pada satu guru untuk tiap semester karena keterbatasan waktu. dalam satu semester pengawas hanya mengamati guru mengajar secara langsung tiga sampai empat guru saja. Jadi tidak semua guru terawasi pelaksanaan pembelajaran di kelas. namun secara umum koordinasi tindak lanjut dalam pembinaan guru dibuat dalam bentuk laporan yang disampaikan kepada guru melalui rapat rutin disekolah binaan, untuk diperbaiki pada semester berikutnya.DAFTAR PUSTAKAAnonimous. 2003.Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Semarang: CV. Aneke Ilmu.Burhanuddin, 1990.Analisa Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.Dikdasmen. 1999.Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Profesional. Jakarta.Faisal. 2004.Kinerja Pengawas Pendidikan Agama Islam dan Pengembangan Kompetensi Profesional Guru Agama Islam SLTP Kota Bandung. Bandung: UPI Bandung.Permendiknas.Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Tanggung Jawab Pengawas Sekolah. JakartaSuhertian Piet. A. 2008.Konsep Dasar dan Hteknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Rineka Cipta.Sutisna,Oteng. 1993.Administrasi Pendidika Dasar Teoritis Untuk Praktek Prefesional.Bandung: Aksara.Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. 2009.Manajemen Pendidikan.Bandung : Alfabeta.Usman. Husaini. 2009.Manajemen, Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.