kitab undang forensik

Upload: ardi-pratama

Post on 02-Mar-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Kitab Undang Forensik

    1/8

    ABORTUS DITINJAU DARI SEGI HUKUM

    Sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia, setiap usaha untuk mengeluarkan

    hasil konsepsi sebelum masa kehamilan yang lengkap tercapai adalah suatu tindak pidana,

    apapun alasannya.

    Dalam tahun-tahun terakhir ini dibeberapa negara dimana legalisasi abortus

    provocatus masih bersifat terbatas, seakan-seakan timbul suatu revolusi dalam sikap

    masyarakat dan pemerintahannya terhadap tindakan pengguguran kandungan, sehingga

    terjadi perubahan-perubahan hukum-hukum abortus yang berlaku, dan muncul hukum-hukum

    abortus dengan pembatasan-pembatasan tertentu sampai hampir tanpa pembatasan.

    Hukum abortus diberbagai negara dapat digolongkan dalam beberapa kategori sebagai

    berikut:

    . Hukum yang tanpa pengeculian melarang abortus, seperti di !elanda " Indonesia

    #sebelum ada $$ %o.&' (ahun ))&, tentang *esehatan+

    &. Hukum yang memperbolehkan abortus demi keselamatan kehidupan penderita

    #ibu+, seperti diperancis dan pakistan.

    '. Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi medik, seperti di *anada,

    uangthai, Siss, dan Indonesia #enyelamatkan kesehatan ibu dan atau

    janinnya, sesuai pasal $$ %o. &' tahun ))&+

    . Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi sosio-medik, seperti di

    /slandia, sedia, Inggris, Scandinavia, dan India.

    0. Hukum yang memperbolehkan abortus atas Indikasi sosial, seperti di jepang,

    1olandia, dan 2ugoslavia. #menghindari penyakit keturunan, janin cacat+

    3. Hukum yang memperbolehkan abortus atas permintaan, seperti di !ulgaria,

    Hongaria, dan $SS4

    %egara-negara yang mengadakan perubahan dalam hukum abortus pada umum yang

    mengemukakan salah satu alasan5 tujuan seperti yang tersebut dibaah ini:

    . $ntuk memberikan perlindungan hukum pada para medisi yang melakukan

    abortus atas indikasi medik.

  • 7/26/2019 Kitab Undang Forensik

    2/8

    &. $ntuk mencegah atau mengurangi terjadinya abortus provocatus criminalis.

    '. $ntuk mengendalikan laju pertambahan penduduk

    . $ntuk melindungi hal anita dalam menentukan sendiri nasib kandungannya.

    0. $ntuk memenuhi desakan masyarakat

    Dalam $$ %o.'3 tahun &66) tentang kesehatan yang menggantikan $$ %o. &' tahun

    ))& tentang *esehatan, 7bortus tetap dilarang. 7bortus hanya di perbolehkan berdasarkan:

    a. Indikasi kedaruratan medis yang di deteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang

    mengancam nyaa ibu dan5atau janin, yang menderita penyakit genetik berat

    dan5atau cacat baaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan

    bayi tersebut hidup diluar kandungan.

    b. *ehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi

    korban perkosaan.

    Sebelum dan sesudah tindakan abortus yang dibolehkan atas indikasi diatas, harus

    dilakukan konseling oleh konselor yang bersertifikat # lihat penjelasan pasal 80 $$ %o.'3

    tahun &66)+. 7bortus yang dibolehkan dalam undang-undang ini hanya dapat dilakukan:

    a. Sebelum kehamilan berumur 3 #/nam+ minggu dihitung dari hari pertama haid

    terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis.

    b. 9leh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan keenangan yang

    memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri

    c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan

    d. Dengan Iin suami, kecuali korban perkosaan dan

    e. 1enyediaan layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh

    enteri

    Disamping hal diatas #lihat penjelasan pasal pasal 88 $$ %o. '3 tahun &66)+, dalam

    undang- undang ini pemerintah ajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi tidak

    bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jaab serta bertentangan dengan norma agama

    dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  • 7/26/2019 Kitab Undang Forensik

    3/8

    Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP)

    1asal &)):

    + !arang siapa dengan sengaja mengobati seorang anita atau menyuruh supaya

    diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, baha karena pengobatan itu

    haminya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun

    atau denda paling banyak empat puluh ribu rupiah.

    &+ ;ika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan

    perbuatan tersebut sebagai pencaharian atau kebiasaan atau jika dia seorang tabib,

    bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.

    '+ ;ika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pencaharian,

    maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencaharian , maka dapat dicabuthaknya untuk melakukan pencaharian.

    1asal '3:

    Seorang anita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau

    menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat

    tahun.

    1asal '8:

    + !arang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang

    anita tanpa persetujuan, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas

    tahun.

    &+ ;ika perbuatan itu menyebabkan matinya anita tersebut, dikenakan pidana penjara

    paling lama lima belas tahun.

    1asal '

  • 7/26/2019 Kitab Undang Forensik

    4/8

    ;ika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang

    tesebut 1asal '3, ataupun melakukan ataupun membantu melakukan salah satu

    kejahatan yang diterangkan 1asal '8 dan 'arangan sebagaimana dimaksud pada ayat #+ dapat dikecualikan berdasarkan:

    a. Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik

    yang mengancam nyaa ibu dan5atau janin, yang menderita penyakit genetik

    berat dan5atau cacat baaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga

    menyulitkan bayi tersebut hidup diluar kandungan? atau

    b. *ehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi

    korban perkosaan.

    '+ (indakan sebagaiman yang dimaksud pada ayat #&+ hanya dapat dilakukan setelah

    melalui konseling dan5atau penasehat pra tindakan dan diakhiri dengan konseling

    pasca tindakan yang dilakukan konselor yang kompeten dan berenang.+ *etentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan,

    sebagimana dimaksud pada ayat #&+ dan ayat #'+ diatur dengan 1eraturan 1emerintah.

    1asal 83

    7borsi sebagaiman dimaksud dalam 1asal 80 hanya dapat dilakukan:

  • 7/26/2019 Kitab Undang Forensik

    5/8

    a. Sebelum kehamilan berumur 3 #enam+ minggu dihitung dari hari pertama

    haidterakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis?

    b. 9leh tenaga kesehatan yang memiliki ketrampilan dan keenangan yang memiliki

    sertifikat yang diterapkan oleh menteri?

    c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkuatan?d. Dengan iin suami, kecuali korban perkosaan? dan

    e. 1eyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh enteri.

    1asal 88

    1emerintah ajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana

    dimaksud dalam 1asal 80 ayat #&+ dan ayat #'+ yang tidak bermutu, tidak aman, dan

    tidak bertanggungjaab serta bertentangan dengan norma agama dan ketentuan

    peraturan perundang = undangan.

    1enjelasan 1asal 80

    '+ 2ang dimaksud @konselorA dalam ketentuan ini adalah setiap orang yang telah

    memiliki sertifikat sebagai konselor melalui pendidikan dan pelatihan. 2ang dapat

    menjadi konselor adalah dokter, psikolog, tokoh masyarkat, tokoh agama, dan setiap

    orang yang mempunyai minat dan memilki keterampilan untuk itu.

    1enjelasan 1asal 88

    2ang dimaksud dengan praktik aborsi yabg tidak bermutu, tidak aman, dan tidak

    bertanggung jaab adalah yang dilakukan dengan paksaan dan tanpa persetujuan

    perempuan yang bersangkutan, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang tidak

    profesional, tanpa mengikuti standar profesi dan pelayanan yang berlaku,

    diskriminatif, atau lebih mengutamakan imbalan materi dari pada indikasi medis.

    1asal &6'

    1ada saat $ndang = $ndang ini berlaku, semua peraturan pelaksanaan $ndang =

    $ndang %omor &' (ahun ))& tentang *esehatan dinyatakan masih tetap berlaku

    sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam $ndang = $ndang ini.

    1asal &6

    1ada saat $ndang = $ndang ini berlaku, $ndang = $ndang %omor &' (ahun ))&

    tentang *esehatan #>embaran %egara 4epublik Indonesia (ahun ))& %omor 66,

  • 7/26/2019 Kitab Undang Forensik

    6/8

    (ambahan >embaran %egara 4epublik Indonesia %omor ')0+ dicabut dan

    dinyatakan tidak berlaku.

    $terus most easily perforated is the rare bicornuate type, because the operator, becoming

    confused, believes the uterine cavity to be longer than it really is and pierces the all at the

    point here the cornua divide. Bounds of the cerviC uteri occur in a little less than one half

    of the instrumental injuries of the uterus, some of the being crateriform eCcavations into the

    cervical all hile others perforate into the abdominal cavity through any portion of the all.

    (hese perforations are stellate and ragged and are directed in an upard direction? in one case

    the hole through the cerviC as cylindric and as presumably made an instrumental like an

    auger. 1erforations of the vaginal vault are not common in abortions induced by an operator,

    but are most often seen in the self-induced type. 9ne case encountered by the authors in

    hich the pregnant oman punctured her vaginal vault ith a long darning needle,

    perforating her stomach and intestines several times causing a septic peritonitis.

    (he perforating instrument may pass through the corpus or cerviC in the abdominal

    cavity, causing ragged stellate or irreguler tears of the small or large intestine varying from

    small perforations to large lacerations hich may cut the intestine across, and producing large

    stellate or ovoid tears of the mesentery or omentum. 7ny part of the small intestine may be

    involved, and the parts of the large intestine usually affected are cecum, sigmoid and rectum.

    In some instances the curet hen ithdran form the abdominal cavity may pull a segment

    of the omentum, intestine or mesentery into the uterine cavity here it is severed by the

    operator? in one such case about &6 inches of the small intestine as striped form its

    attachments and hung in the uterus. In a fe instances the cause of death is a profuse intra-

    abdominal hemorrhage form the abdominal injuries, the patiens dying soon after the

    operation or several days later. (he most common cause of the death ia an acute suppurative

    peritonitis either because the infective organisms are carried into the abdominal cavity by the

    curet or because they invade the peritoneum by ay of a peforated intestine. In to case s the

    perforated the lateral portion of the cerviC, infecting the broad ligament and causing a fatal

    retroperitoneal abscess of massive proportions hich eCtended as high as the kidney. In some

    cases here the laceration of the cerviC did not perforate, a purulent phlebitis developed and

    numerous embolic abscesses appeared in the lungs, or a generalied septicemia resulted and

    as the cause of the death.

  • 7/26/2019 Kitab Undang Forensik

    7/8

  • 7/26/2019 Kitab Undang Forensik

    8/8

    right iliac vein and into the inferior vena cava. (he fact that the catheter as introduced hen

    the uterus as distended ith the fetus and that shortly thereafter the uterus cantracred to

    eCpel the fetus suggests the mechanism hich moved the catheter to its final resting place but

    does not ofter a complete eCplanation of this occurrance.

    ases of abortion in hich the genital tract has been perforated and the abdominal

    organs lacerated may be admitted to a hospital for treatment of the symptoms hich compel

    the surgeon to perform a laparotomy. In may instances the operator may remove the

    perforated uterus, or rescent the intestine. If the patient dies, the surgeon should surrender to

    the medical eCaminer all organs, tissue, or foreign bodies obtained at operation, and keep an

    accurate clinical record of the case. In this connection the injuries under consideration. 7

    problem hich must be solved for each individual case. In general a curettage ithout

    compliacations ould not incapacitate a oman seriously at the she ould be prostrated by

    shock and probably could not travel unaided.

    4are etal omplicatons. 7 rare fatal complication of an induced abortion is the

    formatio of a bland thrombus in the femoral vein and sudden death by pulmonary embolism.

    (his occurs more commonly after full term delivery than after abortion in the early stages of

    pregnancy.

    Bhen soapy ater full of bubles is injected into the cavity of the uterus just eCternal

    to the fetal membranes, a fatal air embolism may