kimia 1

Upload: arif-rahman-dm

Post on 01-Mar-2016

153 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

as

TRANSCRIPT

Laporan Kimia Dasar I Pembuatan Larutan 11:22 Laporan Kimia Dasar I 3 comments

BAB 1PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangKetika mempelajari kimia dikenal adanya larutan. Larutan pada dasarnya adalah fase yang homogen yang mengandung lebih dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah besar disebut pelarut atau solvent. Sedangkan komponen dalam jumlah sedikit disebut zat terlarut atau solute. Konsentrasi dalam suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah solute yang ada dalam sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara. Antara lain molaritas, molalitas, normalitas dan sebagainya.Dalam ilmu kimia, pengertian larutan ini sangat penting. Karena hampir semua reaksi kimia terjadi dalam bentuk larutan. Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi dengan baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Contohnya dalam pembuatan larutan H2SO4 dengan konsentrasi yang lebih rendah. Maka larutan H2SO4 pekat dilarutkan dengan H2O sehingga larutan H2SO4 menjadi lebih encer.Dalam praktikum ini diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana kita membuat larutan dengan konsentrasi sesuai yang diperluakan.1.2. Tujuan Percobaan Mengetahui cara pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu; Mengetahui cara pembuatan larutan dari zat cair; Mengetahui cara pembuatan larutan dari zat padat.

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA2.1. LarutanLarutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).Larutan gas dibuat dengan mencampurkan suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan larutan.Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan. Jika sebagian cairan adlah air, maka larutan disebut larutan berair.Larutan padatan adalah padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul dari komponen lainnya (Syukri, 1999).Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarutpadatemperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh.Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada temperature tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh.Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, daalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu, molekul pelarut, temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua komponen. Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu pelarut dan zat terlarut.Contoh larutan binerZat terlarutPelarutContoh

GasGasUdara, semua campuran gas

GasCairKarbondioksida dalam air

GasPadatHydrogen dalam platina

CairCairAlcohol dalam air

CairPadatRaksa dalam tembaga

PadatPadatPerak dalam platina

PadatCairGaram dalam air

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar, 2003).2.2. Konsentrasi LarutanUntuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat , mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004).Satuan konsentrasiLambangNamaDefinisi

Satuan Fisika

% w/wPersen berat

% v/vPersen volume

% w/vPersen berat volume

ppmParts per million

ppbParts per billion

Satuan kimia

XFraksi mol

FFormal

mMolal

NNormal

m EqMili ekuivalenSeper seribu mol larutan

OsmOsmolar

MMolar

(hiskia Achmad, 2001)1. Fraksi mol adalah perbandingan dari jumlah mol dari suatu komponen dengan jumlah total mol dalam larutan. Contoh, dalam larutan yang mengandung 1 mol alkohol dan 3 mol air, maka fraksi mol alkohol adalah dan air (syukri, 1999).Jumlah kedua fraksimol (fraksi mol zat terlarut + fraksi mol pelarut) sama dengan 1 (Hoskia Achmad, 2007).2. Molaritas dari solute adalah jumlah mol solute perliter larutan dan biasanya dinyatakan dengan huruf besar M. larutan 6,0 molar HCl ditulis 6,0 M, bararti bahwa larutan dibuat dengan menambahkan 6,0 mol HCl pada air yang cukup dan kemudian volume larutan dibuat menjadi satu liter.3. Molalitas dari suatu solute adalah jumlah mol solute per satu kilogram solvent. Molalitas biasanya ditulis dengan hurup kecil m. Tulisan 6,0 m HCl dibaca 6,0 molal, dan menyatakan suatu larutan yang dibuat dengan menambahkan 6,0 mol HCl pada satu kilogram air.4. Normalitas dari suatu solute adalah jumlah gram ekuivalen solute per liter larutan. Biasanya ditulis dengan huruf besar N. Tulisan 0,25 N KMnO4 dibaca 0,25 normal, dan menyatakan larutan yang mengandung 0,25 gram ekuifalen dari kalium permanganat per liter larutan.5. Persen dari solute dapat dinyatakan sebagai persen berat atau persen volume. Sebagai contoh, 3% berat H2O2 adalah 3 gram H2O2 tiap 100 gram larutan. Sedangkan 12% volulme adlah suatu larutan yang dibuat dari 12 ml alkohol dan solvent ditambahkan hingga volume menjadi 100 ml (syukri, 1999).

2.3. SuspensiSuspensi adalah campuran heterogen yang terdiri dari partikel-partikel kecil padat atau cair yang terdispersi dalam zat cair atau gas.2.4. KoloidKoloid adalah campuran heterogen antara dua dua zat atau lebih dimana partikel-partikel zat berukuran koloid (1-100 nm) tersebar merata dalam zat lain.2.5. Ciri-ciri larutan, suspensi dan koloid2.5.1. Larutan (dispersi molekul)- 1 fase- Jernih- Homogen- Diameter partikel : < 1 nm- Tidak dapat disaring- Tidak memisah jika didiamkan2.5.2. Suspensi (dispersi kasar)- 2 fase- Keruh- Heterogen- Diameter partikel : > 100 nm- Dapat disaring dengan kertas saring- Memisah jika dididamkan2.5.3. Koloid (dispersi koloid)- 2 fase- Keruh- Antara homogen dan heterogen- Diameter partikel : 1 nm < d > 100 nm- Tidak dapat disaring dengan kertas saring biasa melainkan penyaring ultra- Tidak memisah jika didiamkan

BAB 3METODOLOGI PERCOBAAN3.1. Alat dan Bahan3.1.1. Alat-alat- Neraca analitik- Labu takar 250 ml- Gelas kimia 100 ml- Labu takar 100ml- Batang pengaduk- Pipet tetes- Corong kaca- Gelas ukur- Botol kratingdaeng3.1.2. Bahan-bahan- H2SO4 1 M- BaCl2 (padatan)- Akuades- Alumunium foil3.2. Prosedur percobaan3.2.1. PengenceranPembuatan larutan H2SO4 0,5 M- Dihitung volume H2SO4 1 M yang dibutuhkan untuk membuat larutan H2SO4 0,5 M- Diambil H2SO4 sesuai perhitungan- Dilarutkan dengan akuades dalam labu takar 100 ml- Dikocok

3.2.2. PelarutanPembuatan larutan BaCl2 0,1 M- Dihitung gr BaCl2 yang diperlukan untuk membuat larutan BaCl2 0,1 M- Ditimbang BaCl2 sesuai dengan perhitungan menggunakan alumunium foil dengan menggunakan alat ukur neraca analitik- Dimasukkan BaCl2 yang telah ditimbang kedalam gelas kimia 100 ml dan kemudia ditambahkan akuades secukupnya kemudian diaduk hingga BaCl2 larut- BaCl2 yang telah larut dimasukkan ke dalam labu takar 250 ml, kemudian ditambahkan akuades hingga volume larutan menjadi 250 ml

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Hasil PengamatanNoPerlakuanPengamatan

1Pembuatan larutan H2SO4 0,5 MDihitung volume H2SO4 0,1 MDiambil H2SO4 Dilarutkan dengan akuades dalam labutakar 100 mlDikocokV = 50 ml

Larutan H2SO4 menjadi 0,5 MLarutan beningLarutan homogen

2Pembuatan larutan BaCl2 0,1 MDihitung gram BaCl2 Dimasukkan BaCl2 ke dalam gelas kimia 100 mlDitambahkan akuades secukupnyaDiadukDimasukkan BaCl2 yang telah larut ke dalam labu takar 250 mlDikocokgr = 5,2 gram

BaCl2 menjadi larutLarutan BaCl2 menjadi 0,1 MLarutan beningLarutan homogen

4.2. Reaksi1. NaCl(s) + H2O(l) Na+ + Cl- +H2O2. H2SO4 + H2O HSO4- + H+ + H2OHSO4- +H2O SO42- + H+ + H2O3. BaCl2(s) + H2O(l) Ba2+ + 2Cl- + H2O4. NaOH(s) + H2O(l) Na+ + OH- + H2O4.3. Perhitungan4.3.1. Pembuatan larutan H2SO4 0,5 MM1 = 1 MM2 = 0,5 MV2 = 100 mlV1 = ..?

4.3.2. Pembuatan larutan BaCl2 0,1 MM = 0,1 MV = 250 mlgr BaCl2 = .?

4.4.PembahasanPada praktikum kali ini, terdapat dua percobaan. Percobaan yang dilakukan adalah pembuatan larutan. Percobaan pertama adalah pembuatan dengan berdasarkan konsentrasi tertentu dari campuran zat cair dengan zat cair, dimana digunakan H2SO4 sebagai zat terlarut dan akuades sebagai pelarut. Dan percobaan kedua adalah pembuatan larutan dari campuran zat padat dari zat cair, dimana zat padat yang digunakan adalah BaCl2 juga sebagai zat terlarut dan zat cair sekaligus pelarut adalah akuades. Yang dimaksud dengan campuran adalah komponen yang tersusun dari dua zat atau lebih yang berada dalam satu wadah. Campuran sendiri dibagi menjadi dua yaitu campuran homogen dan campuran heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang pembatas antara zat pembentuknya tidak tampak dan partikel-partikel zat pembentuknya tersebar merata ke seluruh bagian. Sedangkan campuran heterogen adalah campuran dari beberapa zat yang tidak dapat bercampur secara sempurna dan masih dapat dilihat sifat-sifat zat pembentuknya. Campuran juga dibagi menjadi larutan, suspensi dan koloid. Larutan adalah campuran homogen antara pelarut dan zat terlarut, dimana zat terlarut disebut fasa terdispersi dan pelarut disebut fase pendispersi. Suspensi adalah campuran heterogen yang terdiri dari partikel-partikel kecil padat atau cair yang terdispersi dalam zat cair atau gas. Dan koloid adalah campuran heterogen antara dua zat atau lebih dimana partikel berukuran koloid (1 100 nm) tersebar merata dalam zat lain. Perbedaan antara larutan, suspensi dan koloid adalah ketampakkan partikel zat terkarut. Dimana pada larutan partikel zat terlarut tidak tampak, pada suspensi tampak dan pada koloid tampak apabila menggunakan mikroskop ultra dan tidak tampak apabila dari kasat mata.Untuk menyatakan konsentrasi suatu larutan, dapat digunakan berbagai cara:1. Fraksi mol : Perbandingan antara jumlah mol dari suatu komponen dengan jumlah total mol dalam larutan

2. Molaritas : jumlah mol zat terlarut perliter larutan

3. Molalitas : jumlah mol zat terlarut per sati kilogram pelarut

4. Normalitas : Jumlah gram ekuifalen solute per liter larutan

5. Persen berat : Jumlah massa zat terlarut dibagi jumlah larutan dikali 100%

6. Persen volume : persen dari volume zat terlarut dalam dalam suatu volume larutan

7. Persen berat volume : menyatakan massa zat terlarut dalam suatu volume larutan

8. Part per million : menyatakan satu milligram zat terlarut dalam satu liter larutan

9. Part per billion : menyatakan satu microgram zat terlarut dalam satu liter larutan

Pada percobaan pertama dilakukan pengenceran larutan. Pengenceran merupakan perlakuan untuk mendapatkan konsentrasi larutan yang lebih rendah dari yang sebelumnya. Percobaan ini menggunakan H2SO4 sebagai larutan yang akan diencerkan sekaligus merupakan zat terlarut dan menggunakan akuades sebagai pelarut. Percobaan ini dilakukan untuk mendapatkan H2SO4 0,5 M sebanyak 100 ml dari H2SO4 1 M. berdasarkan perhitungan volume H2SO4 yang dibutuhkan adalah 50 ml. Kemudian 50 ml H2SO4 dimasukkan kedalam labu takar 100 ml dan ditambahkan akuades hingga larutan menjadi 100 ml. Fungsi penambahan akuades adalah untuk menurunkan konsentrasi dari H2SO4. Setelah ditambahkan, labu takar dikocok agar larutan menjadi homogen dan didapatkan larutan H2SO4 0,5 M sebanyak 100 ml. Faktor kesalahan dari praktikum ini adalah ketika pengukuran volume larutan tidak pas pada meniskus bawah.Pada percobaan kedua adalah dilakukan pelarutan zat padat pada zat cair untuk mendapatkan konsentrasi larutan dengan nilai tertentu. Pada percobaan ini menggunakan padatan BaCl2 sebagai zat yang akan dilarutkan. Dan menggunakan akuades sebagai pelarut. Percobaan ini dilakukan untuk mendapatkan larutan BaCl2 0,1 M 250 ml. Berdasarkan perhitungan, massa BaCl2 yang dibutuhkan adalah 5,2 gr. Kemudian BaCl2 ditimbang menggunakan neraca analitik. Pada saat penimbangan tidak digunakan gelas kimia sebagai wadah, melainkan alumunium foil. Hal ini dilakukan karna Gekas kimia terlalu berat, sedangkan alumunium foil lebih ringan sehingga bisa didapatkan hasil yang lebih akurat. Setelah ditimbang, BaCl2 yang masih berupa padatan dimasukkan kedalam gelas kimia dan ditambahkan akuades secukupnya lalu diaduk agar BaCl2 dapat larut dalam akuades. Kemudian BaCl2 yang sudah larutdimasukkan kedalam labu takar 250 ml dan ditambahkan akuades hingga larutan menjadi 250 ml, kemudian diaduk agar larutan menjadi homogen dan didapatkan larutan BaCl2 0,1 M sebanyak 250 ml. Faktor kesalahan pada peercobaan ini adalah pengukuran menggunakan neraca analitik yang kurang tepat dan pengukuran volume larutan yang kurang pas pada meniscus bawah.

BAB 5PENUTUP5.1. Kesimpulan- Untuk membuat larutan dengan zat cair digunakan metode pengenceran. Metode ini dilakukan untuk mendapatkan larutan dengan kond=sentrasi yang lebih rendah. Contohnya pada percobaan ini adalah pada larutan H2SO4 1 M dibuat menjadi 0,5 M dengan penambahan H2O- Untuk membuat larutan dari zat padat dilakukan dengan cara menimbang zat sesuai yang drperlukan kemudian dilarukan dengan H2O hingga homogen kemudian ditambahkan H2O sehingga konsentrasinya sesuai yang diperlukan.5.2. SaranKetika mengukur volume larutan, pada saat cairan hampir mendekati titik batas ukur, sebaiknya kita menambahkan larutan yang kita buat menggunakan pipet tetes sehingga didapat larutan yang memiliki volume yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKAAchmad, Hiskia. 2001. Kimia Larutan. Citra Aditya Bakti : BandungBaroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Universitas Lambung Mangkurat : Banjar BaruGunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Kartika : SurabayaKhopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitasn Indonesia : Jakarta

BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar BelakangAnalsia air termasuk ke dalam kimia analisa kuantitatif karena menentukan kadar suatu zat dalam campuran zat-zat lain. Prinsip analisa air yang digunakan adalah prinsip titrasi dan metode yang digunakan adalah metode indikator warna dan secara umum termasuk ke dalam analisa volumetrik.Air yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah ditemukan dalam keadaan murni. Biasanya air tersebut mengandung zat-zat kimia dalam kadar tertentu, baik zat-zat kimia anorganik maupun zat-zat kimia organik. Apabila kandungan zat-zat kimia tersebut terlalu banyak jumlahnya didalam air, air tersebut dapat menjadi sumber bencana yang dapat merugikan kelangsungan hidup semua makhluk sekitarnya. Kini dengan adanya pencemaran-pencemaran air oleh pabrik maupun rumah tangga, kandungan zat-zat kimia di dalam air semakin meningkat dan pada akhirnya kualitas air tersebut menurun. Oleh karena itu, diperlukan analisa air untuk menentukan dan menghitung zat-zat kimia yang terkandung di dalam air sehingga dapat diketahui air tersebut membahayakan kesehatan, layak tidaknya dikonsumsi maupun sudah tercemar atau belum (anonim, 2009).

1.2Rumusan MasalahPerumusan masalah pada percobaan analisa air adalah bagaimana cara menentukan alkalinitas air.

1.3TujuanTujuan percobaan analisa air, antara lain:1.Mempelajari beberapa cara penganalisaan air.2.Mengetahui standar kualitas air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia3.Mengetahui cara-cara pengambilan sampel untuk penganalisaan air.

1.4ManfaatManfaat yang dapat diperoleh pada percobaan ini antara lain dapat mengetahui cara menganalisa air, Dan dapat menentukan kadar alkalinity air, serta dapat menganalisa kualitas sampel air yang diuji.

1.5Ruang LingkupPercobaan analisa air dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dengan keadaan ruangan bersuhu 30oC dan tekanan udara 760 mmHg.Bahan-bahan yang digunakan antara lain air sungai Kenanga Raya, Medan, air minum kemasan Aqua indikator metil jingga, dan H2SO4 0,02 N. Peralatan-peralatan yang digunakan antara lain buret, statif, erlenmeyer, gelas ukur, beaker glass, corong, dan pipet tetes.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori SampelAir merupakan senyawa kimia yang paling aman dan paling dibutuhkan seluruh makhluk hidup karena tanpa air, makhluk hidup tidak akan dapat bertahan hidup. Ilmu yang mempelajari tentang kandungan, sifat-sifat, proses penyebaran, dan kebiasaan alami air dikenal dengan hidrologi. Hidrologi merupakan induk ilmu untuk percabangan teknik sipil, dan hidrologi mempelajari masalah persediaan air dan penyaluran kotoran, sistem pengaliran air dan irigasi, peraturan navigasi dan sungai, dan pengendalian banjir dan tenaga air (anonim, 2009).2.1.1 Air Sungai (Kenaga Raya)Sungai merupakan jalan air alami mengalir menuju samudera, danau, Laut atau ke sungai yang lain. Pada beberapa kasus sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap kedalam tanah sebelum menemukan badan air lainya. Dengan melalui sungai adalah cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau .Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologis. Air dalam sundai umumnya terkumpul dari presipitasi seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan dibeberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan Es/salju. Selain itu air juga mengalirkan sidimen dan polutan (Anonim.2009).Sungai Kenanga Raya terletak di daerah Tanjung Mulia kota Medan. Sungai yang berada di tengah tengah kota Medan ini memiliki kondisi yang sangat mengkhawatirkan sekali. Ketika praktikan mengampil sampel kesana. Ketika itu sungai dalam kondisi normal, artinya airnya tidak pasang, tidak surut dan tidak keruh, sebenarnya airnya tidak jernih akibat banyaknya sampah dan aliran limbah rumah tangga ke sungai.2.1.2 Air Minum Kemasan (Aqua)Air minum kemasan atau dengan istilah AMDK (Air Minum Dalam Kemasan), merupakan air minum yang siap di konsumsi secara langsung tanpa harus melalui proses pemanasan terlebih dahulu.Air minum dalam kemasan merupakan air yang dikemas dalam berbagai bentuk wadah 19 ltr atau 5 galon , 1500 ml / 600 ml ( bottle), 240 ml /220 ml (cup).Air kemasan diproses dalam beberapa tahap baik menggunakan proses pemurnian air (Reverse Osmosis / Tanpa Mineral) maupun proses biasa Water treatment processing (Mineral), dimana sumber air yang digunakan untuk Air kemasan mineral berasal dari mata air pengunungan, Untuk Air kemasan Non mineral biasanya dapat juga digunakan dengan sumber mata air tanah / mata air pengunungan (anonim,2009).Air Aqua telah melewati proses pemurnian secara alami selama perjalanannya dari pegunungan hingga mencapai sumber mata air bawah tanah. Sepanjang perjalanannya ini, air menyerap mineral dan menjaga keseimbangannya sebagaimana di sumber mata air asalnya, yang merupakan mineral penting bagi kesehatan tubuh. Sumber mata air yang dipilih tidaklah sembarangan. Aqua berasal dari sumber mata air terpilih yang mewakili sebagian dari sumber mata air alami terbaik di Indonesia. Menemukan mata air yang sesuai kriteria Aqua bukanlah pekerjaan mudah. Pada saat menemukan sumber mata air alami, harus dipastikan bahwa setiap sumber mata air pegunungan harus memenuhi 9 poin kriteria yang kemudian melewati 5 tahap proses seleksi yang ketat sebelum akhirnya dapat dijadikan sumber mata air untuk Aqua (anonim, 2009).

2.2 AlkalinitasAlkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan jumlah ion carbonat dan bicarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah pada perairan tawar. Nilai ini menggambarkan kapasitas air untuk menetralkan asam, atau biasa juga diartikan sebagai kapasitas penyangga (buffer capacity) terhadap perubahan pH. Perairan.mengandung alkalinitas 20 ppm menunjukkan bahwa perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahan asam/basa sehingga kapasitas buffer atau basa lebih stabil. Selain bergantung pada pH, alkalinitas juga dipengaruhi oleh komposisi mineral, suhu, dan kekuatan ion. Nilai alkalinitas alami tidak pernah melebihi 500 mg/liter CaCO3. Perairan dengan nilai alkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai oleh organisme akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai kesadahan yang tinggi atau kadar garam natrium yang tinggi (Anonim 2009).Tabel 2.1 Kualitas air berdasarkan alkalinitas (Swingle, 1968)Alkalinitas (mg/l)Kondisi perairan0 10Tidak dapat dimanfaatkan10 50Alkalinitas rendah, kematian mungkin terjadi, CO2 rendah, pH bervariasi, dan perairan kurang produktif50 200Alkalinitas sedang, pH bervariasi, CO2 sedang, produktivitas sedang>500pH stabil, produktivitas rendah, ikan terancam

2.3 Kesadahan AirKesadahan pada air mungkin disebabkan oleh adanya satu atau lebih ion. Ini termasuk hidroksida, karbonat, dan bikarbonat. Ion hidroksida selalu ada di dalam air, walaupun terkadang konsentrasinya sangat kecil. Tetapi, hidroksida dengan konsentrasi tinggi di saluran air alami dianggap tidak biasa, kecuali setelah melewati penapisan jenis tertentu. Jumlah karbonat yang kecil ditemukan pada saluran air alami di tempat tertentu, sangat jarang melebihi 3 atau 4 grain/gallon. Mereka juga dapat ditemukan di air setelah penapisan, seperti pelembut lime soda ash. Bikarbonat adalah sumber yang paling umum penyebab alkalinitas. Hampir semua saluran alami memiliki jumlah yang dapat dihitung, dari 0 sampai sekitar 50 grain/gallon.Alkalinitas. Alkalinitas dari air bisa didefinisikan sebagai kapasitasnya terhadap asam netral. Zat alkali di dalam air termasuk hidroksida. Alkalinitas dapat dideteksi oleh rasanya yang asam dan mereka menyebabkan kertas litmus merah menjadi biru (pH test paper). Konsentrasi Fosfat dan Silika jarang ditemukan di saluran alami rumah. Senyawa yang mengandung ion ini dapat digunakan dalam proses penapisan air yang bervariasi. Konsentrasi alkalinitas menengah diinginkan oleh hampir semua sumber air untuk menyeimbangkan antara efek korosif dan asam. (anonim,2009)Tetapi, jumlah yang berlebihan menyebabkan beberapa masalah. Ion ini tentu bebas berada di air, tetapi mereka ada di kation, seperti kalsium, magnesium, dan natrium. Anda mungkin tidak akan memperhatikan kondisi alkali karena ion bikarbonat, kecuali ada dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, anda harus siap mendeteksi alkalinitas walaupun memiliki jumlah karbonat dan ion hidroksida yang sangat kecil.Air dengan alkali tinggi memiliki rasa seperi soda. Peraturan EPA membatasi alkalinitas dalam total padatan terlarut (500 ppm) dan beberapa lebih dibatasi oleh pH. Alkali yang memiliki kandungan mineral tinggi juga menyebabkan pengeringan yang berlebihan terhadap kulit karena pada faktanya, mereka menghilangkan kelembaban pada kulit. Masalah pada alkalinitas dapat dihilangkan oleh reverse osmosis bersama dengan total padatan terlarutnya. Metode lain juga dapat menghilangkan alkalinitas, namun metode tersebut tidak cocok digunakan untuk perumahan dibandingkan jika menggunakan reverse osmosis. Metode ini adalah distilasi dan deionisasi. Beberapa metode lain juga dapat menghilangkan alkalinitas, namun metode ini tidak baik digunakan di rumah. Metode tersebut adalah :1.Penghilang padatan dengan lime soda ash. Pada saat yang sama, proses ini akan mem-persipirasi jumlah yang seimbang dari alkalinitas. Pelembutan dengan lime biasanya dilarang digunakan oleh industri dan penerapan dalam skala besar lainnya. Pelembutan lime akan mengurangi total alkalinitas, pelembutan lime mengubah HCO3 menjadi C03, ion alkalinitas yang lebih kuat.2.Anion resin yang diregenerasi oleh natrium klorida menghilangkan semua anion (karbonat, bikarbonat, sulfat, dan nitrat). Ia mengganti anion dengan persamaan kimia yang seimbang terhadap ion klorida. Kerugian dari proses ini adalah hampir semua dari kasus menghasilkan konsentrasi ion klorida yang tinggi. Pada titik kejenuhan, resin memiliki kecenderungan untuk mengeluarkan kembali konsentrasi tinggi yang dibawa anion termasuk nitrat. Untuk pemakaian perumahan, hasil seperti ini tentu tidak diinginkan karena alkalinitas asli.3.Pemberian asam mineral akan menetralisir alkalinitas air. Asam hidroklorin, asam sulfur, atau kombinasi dari keduanya dapat digunakan. Proses ini mengubah bikarbonat dan karbonat menjadi asam karbon. Pada titik ini, dianjurkan untuk melakukan beberapa metode untuk mengeluarkan gas karbondioksida keluar ke atmosfer. Kerugian dari teknik ini jelas. Diperlukan kontrol yang presisi dalam proses dan kehati-hatian dalam menangani asam yang pekat (Anonim,2009).

2.4 Analisa Umum pada Air

Air merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, khususnya air minum Tetapi ketersediaan air minum yang memenuhi syarat semakin sulit dipenuhi, terlebih lagi daerah-daerah resapan air yang telah dirubah menjadi pemukiman penduduk, limbah-limbah industri yang mencemari sungai-sungai, semakin mempersulit masyarakat untuk mendapatkan air yang layak untuk di minum.Definisi air minumDi dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, disebutkan bahwa air Minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum. Persyaratan air minumWalaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, tetapi terdapat resiko kalau air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 C, tetapi banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara mendidihkan air.Jadi, air yang akan digunakan untuk air minum tidak bisa sembarang air, misalnya di rumah anda, sumber air berasal dari air tanah, yang diambil dengan menggunakan jetpump, meskipun secara kasat mata tampak jernih, tetapi belum tentu memenuhi syarat, karena kondisi lingkungan disekitarnya akan sangat menentukan kualitas air tersebut. Untuk memastikan apakah air tanah yang ada di rumah anda memenuhi syarat untuk di minum atau tidak, sebaiknya anda membawa sampel air tersebut ke laboratorium pengujian seperti Sucofindo, atau lab-lab swasta lain yang banyak menjual jasa untuk pemeriksaan air, tapi cek juga, apakah lab yang akan anda gunakan sudah terakreditasi atau belum. Ini untuk menjamin akurasi hasil pemeriksaan. Jika lab-nya sudah terakreditasi, maka validitas hasil pengujian tentunya lebih terpercaya.Syarat air minum tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002.. Persyaratan kualitas air minum meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi, dan fisik. Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung logam berat dan bakteri patogen seperti E. Coli.. Untuk lebih detil mengetahui rincian syarat air minum, anda dapat melihatnya dalam Kepmenkes tersebut (anonim,2009).Syarat tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarnaArtinya jika air yang akan anda gunakan memiliki bau, rasa atau warna, berarti air tersebut telah tercemar.Syarat tidak mengandung logam beratIon logam berat dapat mendenaturasi protein, disamping itu logam berat dapat bereaksi dengan gugus fungsi lainnya dalam biomolekul. Karena sebagian akan tertimbun di berbagai organ terutama saluran cerna, hati dan ginjal, maka organ-organ inilah yang terutama dirusakSyarat tidak mengandung bakteri pathogenBakteri patogen yang tercantum dalam Kepmenkes yaitu Escherichia colli, Clostridium perfringens, Salmonella. Bakteri patogen tersebut dapat membentuk toksin (racun) setelah periode laten yang singkat yaitu beberpa jam, dapat menyebabkan muntaber (anonim, 2009).

2.5 Standar Baku Mutu AirBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapatdiminum apabila dimasak (anonim,2009).Berikut baku mutu untuk kriteria air berdasarkan Kep.Men Lingkunagn Hidup :2.5.1 Air BersihMengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu :Tabel 2.2 Syarat Baku Mutu Air bersihNo.ParameterSatuanKadar MakasimumKeteranganA.Fisika1Bau--Tidak Berbau2Jumlah zat padat terlarut (TDS)mg/L1000-3KekeruhanSkala NTU5-4Rasa--Tidak Berasa5Suhu0CSuhu Udara 3C-6WarnaSkala TCU15-B. Kimiaa. Kimia Anorganik1Air Raksamg/L0,001

2Arsanmg/L0,05

3Besimg/L1,0

4Fluoridamg/L1,5

5Kadmiummg/L0,005

6Kesadahan (CaCO3)mg/L500

7Kloridamg/L600

8Kronium, valensi 6mg/L0,05

9Manganmg/L0,5

10Nitrat, sebagai Nmg/L10

11Nitrit, sebagai Nmg/L1,0

12pHmg/L0,05

13Saleniummg/L0,01

14Sengmg/L15

15Sianidamg/L0,1

16Sulfatmg/L400

17Timbalmg/L0,05

b. Kimia Organik1Aldrinmg/L0,0007

2Benzenmg/L0,01

3Benzo (a) pyrenemg/L0,00001

4Chloroform (total isomer)mg/L0,007

5Chloroformmg/L0,03

62,4-Dmg/L0,10

7DDTmg/L0,03

8Detergenmg/L0,5

91,2-DiCloroethenemg/L0,01

101,1-Dicloroethenemg/L0,0003

11Heptachlor dan Heptachlor epoxidemg/L0,003

12Hexachlorobenzenemg/L0,00001

13Gamma-HCH (Lindane)mg/L0,004

14Methoxychlormg/L0,10

15PentaChloropenolmg/L0,01

16Pestisida totalmg/L0,10

172,4,6-trichloropenolmg/L0,01

18Zat organik (KmnO4)mg/L10

c. Mikrobiologik1Total Koliform (MPN)Jumlah per 100 ml0Bukan Air pipaan2Koliform tinja belum diperiksaJumlah per 100 ml0Bukan Air pipaand. Radio Aktivitas1Aktivitas Alpha (Gross Alpha activity)Bg/L0,1

2Aktivitas Beta (Gross Beta activity)Bg/L1,0

Keterangan :mg = miligramml = milliliterL = LiterBg = BeguerelNTU = Nepnelometrik Turbidity UnitsTCU = True Colour UnitsLogam berat merupakan logam terlarut

2.5.2 Air MinumMengingat betapa pentingnya air minum untuk kebutuhan manusia, maka kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu :Tabel 2.3 Syarat Baku Mutu Air MinumNo.ParameterSatuanKadar MakasimumKeteranganA.Fisika1Bau--Tidak Berbau2Jumlah zat padat terlarut (TDS)mg/L1000-3KekeruhanSkala NTU5-4Rasa--Tidak Berasa5Suhu0CSuhu Udara 3C-6WarnaSkala TCU15-B. Kimiaa. Kimia Anorganik1Air Raksamg/L0,001

2Aluminiummg/L0,2

3Arsanmg/L0,05

4Bakiummg/L1,0

5Besimg/L0,3

6Fluoridamg/L1,5

7Kadmiummg/L0,005

8Kesadahan (CaCO3)mg/L500

9Kloridamg/L250

10Kronium, valensi 6mg/L0,05

11Manganmg/L0,1

12Natriummg/L200

13Nitrat, sebagai Nmg/L10

14Nitrit, sebagai Nmg/L1,0

15Perakmg/L0,05

16Saleniummg/L0,01

17Sengmg/L5,0

18Sianidamg/L0,1

19Sulfatmg/L400

20Sulfida (sebagai H2S)mg/L0,05

21Tembagamg/L1,0

22Timbalmg/L0,05

b. Kimia Organik1Aldrinmg/L0,0007

2Benzenmg/L0,01

3Benzo (a) pyrenemg/L0,00001

4Chloroform (total isomer)mg/L0,0003

5Chloroformmg/L0,03

62,4-Dmg/L0,10

7DDTmg/L0,03

8Detergenmg/L0,05

91,2-DiCloroethenemg/L0,01

101,1-Dicloroethenemg/L0,0003

11Heptachlor dan Heptachlor epoxidemg/L0,003

12Hexachlorobenzenemg/L0,00001

13Gamma-HCH (Lindane)mg/L0,004

14Methoxychlormg/L0,03

15PentaChloropenolmg/L0,01

16Pestisida totalmg/L0,10

172,4,6-trichloropenolmg/L0,01

18Zat organik (KmnO4)mg/L10

c. Mikrobiologik1Koliform TinjaJumlah per 100 ml0

2Total Koliform Jumlah per 100 ml095% dari Sampel yang diperiksa selama setahun kadang boleh ada 3 per 100 ml sampel air. Tetapi tidak berturut-turutd. Radio Aktivitas1Aktivitas Alpha (Gross Alpha activity)Bg/L0,1

Keterangan :mg = miligramml = milliliterL = LiterBg = BeguerelNTU = Nepnelometrik Turbidity UnitsTCU = True Colour UnitsLogam berat merupakan logam terlarut

2.5.3 Limbah CairMengingat betapa pentingnya air. Air limbah yang dizinkan untuk dibuang ke alam dengan persyaratan, yaitu :BAKU MUTU AIR LIMBAH DOMESTIK

Tabel 2.4 Syarat Baku Mutu Air LimbahParameterSatuanKadar MaksimumPh-6-9BODmg/L100TSSmg/L100Minyak dan Lemakmg/L10

2.6 Aplikasi Analisa Air dalam Industri

Salah satu aplikasi atau penerapan dari Analisa Air ini adalah pada proses pengolahan air perkotaan. Pengolahan air perkotaan menggunakan proses soda dingin. Dengan menggunakan proses ini, kesadahan air dapat diturunkan sampai 35 ppm jika cukup peluang diberikan untuk berlangsungnya pengendapan. Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi keadaan lewat-jenuh (supersaturasi) dalam proses gamping dingin soda ialah dengan mengkontakkan lumpur yang diendapkan sebelumnya. Bila lumpur ini dikenakan pada air yang belum diolah dan bahan kimia permukaannya, atau benih akan membantu terjadinya pengendapan. Hasilnya berupa reaksi yang lebih cepat dan lebih lengkap yang menghasilkan partikel yang lebih besar dan lebih mudah menguap. Peralatan yang dikembangkan untuk kontak ini, dibuat oleh Infileo, Inc, yang dinamakan Accelerator. Permutit Spaulding Precipitator mempunyai dua kompartemen, satu untuk mencampur dan mengaduk air mentah dengan bahan-bahan kimia pelunak dan lumpur yang sudah terbentuk sebelumnya, dan satu lagi untuk mengendapkan dan menyaring air yang telah dilunakkan pada waktu mengalir ke atas melalui liputan lumpur yang tersuspensi. Mesin seperti ini dapat mempersingkat sedimentasi dari 4 jam menjadi kurang dari 1 jam dan biasanya juga mengurangi pemakaian bahan kimia. (anonim,2009)Kekuatan utama tehadap proses gamping dingin soda ialah besarnya volume lumpur basah yang terbentuk. Pembuangan lumpur ini merupakan masalah dan biayanya mahal. Permutit Spicator menggunakan presipitasi (pengendapan) sebagai katalis. Hal ini dapat mengurangi volume dan kandungan sisa air lumpur. Volumenya tinggi 12 persen dari proses yang konvensional dan limbah padat yang dihasilkan hampir mempunyai pasir basah saja.

Gambar 2.1. Flowsheet Pengolahan Air PerkotaanDeskripsi prosesnya sebagai berikut air umpan dengan kesadahan 376 ppm diaerasi kemudian disalurkan ke pelunak klasifikator bersama dengan alumunium sulfat, hidrat gamping, dan karbon aktif sehingga menghasilkan pengendapan. Air itu selanjutnya diproses di bak rekarbonasi yang hasilkan akan disalurkan ke filter pasir lalu dikloroinasi dengan kloroinator yang akhirnya menghasilkan air yang memiliki kesadahan sebesar 77 ppm. (anonim,2009)

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Bahan

3.1.1. H2SO4 (Asam Sulfat)a.Sifat fisikaBerat molekul : 98,08 gr/molTitik didih : 3400CTitik lebur : 100CDensitas relative : 1,8 gr/cm3Tidak berbauTidak berwarnab.Sifat kimiaMerupakan cairan yang higroskopisMerupakan asam kuatBersifat korosif pada logamSaat pemanasan, terbentuk uap beracun (SOn)Merupakan asam bervalensi duaTerurai dengan 95% etil alcoholDapat menimbulkan hujan asam : 2SO2 + O2 2SO3SO3 + H2O H2SO4

3.1.2. Air (H2O)a.Sifat fisikaBerat molekul : 18,016 gr/molTitik didih : 1000CTitik lebur : 00CDensitas bentuk cairan : 1 gr / cm3Densitas bentuk es : 0.915 gr / cm3Tidak berwarnaBentuk kristal heksagonalb.Sifat kimiapH saat keadaan murni 7Larut dalam 95% etil alcoholLarut dalam etil eterPelarut yang baikBukan merupakan zat pengoksidasi kuatLebih bersifat reduktor daripada oksidatorReaksi dengan logam besi menghasilkan Fe3O43Fe + 4H2O Fe3O4 + 4H23.1.3. Metil Jinggaa.Sifat fisikaBerat molekul : 372,33 gr/molBerbentuk bubuk berwarna merah atau kuning orangePada suhu kamar berbentuk larutan Rumus molekul : (CH3)2NC6H4N2C6H4SO3NaSpesifik garvitasi : 1Tidak berbaub.Sifat kimiaTrayek pH 3,1 4,4Berwarna merah dalam asamStabil saat penggunaan maupun penyimpananTidak menguap pada suhu 70 FTerurai menghasilkan Cox, NOx, dan SoxLarut dalam air

3.2 Alat3.2.1 Nama Alat 1. Statif,Fungsi : sebagai penjepit buret2. Buret, Fungsi : sebagai alat pentiter3. Erlenmeyer, Fungsi : sebagai wadah larutan yang akan dititrasi4. Gelas ukur, Fungsi : sebagai penakar volume yang akan digunakan5. Beaker Gelas, Fungsi : sebagai penakar larutan yang akan digunakansebagai wadah larutan6. Corong kaca, fungsi : untuk menuang larutan ke alat bermulut kecil7. Pipet tetes, Fungsi : untuk mengmbil larutan dalam jumlah sedikit

3.2.2 Gambar Peralatan

Statif Gelas ukur Beaker Glass

Pipet tetes Erlen meyer corong

Buret

Gambar 3.1 Peralatan Analisa Air

3.3 Prosedur PraktikumAnalisa Alkalinitas1.100 ml larutan sampel dimasukkan ke erlenmeyer2.3 tetes metil orange ditambahkan ke larutan3.Larutan dititrasi dengan H2SO4 0,02 N hingga larutan berwarna orange4.Volume H2SO4 0,02 N hingga larutan berwarna orange5.Kadar alkalinity dihitung dengan rumus:V H2SO4 x N H2SO4Alkalinitas (mg CaCO3/L) = ---------------------- x 1000 x 50,4Volume sample

3.4 Flowchart3.4.1 Flowchart Analisa Alkalinitas Sampel Aqua

Gambar 3.2. Flowchart Analisa Alkalinitas Aqua

3.4.2 Flowchart Analisa Alkalinitas Sampel Air Sungai Kenanga Raya

Gambar 3.3. Flowchart Analisa Alkalinitas Air Sungai Kenanga Raya

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HasilI. Air Sungai Kenanga RayaTabel 4.1 Data Analisa Air Sungai

II. Air AquaTabel 4.2 Data Analisa Air Sungai

4.2 Pembahasan

Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan selama percobaan sehingga mempengaruhi nilai dari alkalinitas sample yang di ukur, yaitu :1. Pembacaan buret yang tidak tepat ketika berlangsungnya titrasi, mengakibatkan volume zat pentiter tidak tepat sehingga hasil analisa yang diperoleh tidak akurat.2. Praktikan kurang berhati-hati saat melakukan percobaan, misalnya sering terjadi kelebihan beberapa tetes larutan pentiter saat titrasi sehingga hasil yang diperoleh menjadi tidak tepat.3. Bahan atau larutan yang digunakan seperti larutan standar mungkin sudah terkontaminasi dan kadaluarsa.

Berikut Grafik Perbedaan Volume H2SO4 terhadap sampel, Air Sungai Kenaga Raya :

Gambar. 4.1 Grafik Volume H2SO4 terhadap titrasi Air Sungai Kenanga Raya

Berikut Grafik Perbedaan Volume H2SO4 terhadap sampel, Air Aqua :

Gambar. 4.2 Grafik Volume H2SO4 terhadap titrasi Air Aqua

BAB VPENUTUP

5.1 KesimpulanKesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah :1. Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu menetralisir kemasamaan dalam air.2. Alkalinitas Air Sungai Kenanga Raya Lebih besar dari pada air Aqua3. Alkalinitas dari air aqua yang diperoleh dari percobaan ini adalah 362,88 mg/L4. Alkalinitas dari iar sungai Kenaga Raya yang diperoleh dari percobaan ini adalah 831,6 mg /L

5.2Saran Adapun saran yang dapat saya sampaikan untuk praktikum ini adalah :1.Praktikan diharapkan lebih teliti dalam membaca alat dan menetapkan hasil akhir agar galat yang ada tidak besar .2.Praktikan diharapkan utuk belajar seputar percobaan sebelum melakukan percobaan ini.3.Praktikan diharapkan agar selalu semangat dalam menghadapi kesulitankesulitan yang ada saat praktikum

DAFTAR PUSTAKA

Anonim , 2009. Aqua. http://danoneaqua.com. 29 Agustus 2009Anonim , 2009. Air Minum yang Layak. http://healtylife.blogsopt.com 29 Agustus 2009Anonim , 2009. Alkalinitas. http://maswira-weblog.com. 30 Agustus 2009Anonim , 2009. Kesadahan. http://o-fish.wordpress.com. 30 Agustus 2009Anonim , 2009.UU Menteri Negara lingkungan Hidup. http://persembahanku.files-wordpress.com. 30 Agustus 2009Anonim , 2009.Air. http://wikipedia.com. 30 Agustus 2009

LAMPIRAN ADATA PERCOBAAN

I. Air Sungai Kenanga RayaTabel A-1 Data Analisa Air Sungai

II. Air AquaTabel A-2 Data Analisa Air Aqua

Keterangan : Sampel I : Air Sungai Kenaga RayaSampel II : Air Aqua

LAMPIRAN BPERHITUNGAN

I. Air Sungai Kenanga Raya

II. Air Aqua

LAMPIRAN C PETA PENGAMBILAN SAMPEL

Gambar C.1 Peta Lokasi Pengambilan SampelAir Sungai Kenanga Raya

LAMPIRAN DFOTO LOKASI SAMPEL

Gambar D.1 Lokasi Pengambilan Sampel Air Sungai Kenanga Raya

Gambar D.2 Lokasi Pengambilan Sampel Air Sungai Kenanga Raya

Gambar D.3 Praktikan Saat Pengambilan Sampel Air Sungai

Gambar D.4 Praktikan Dan Sampel Air Sungai Kenangan Raya

1.1 Latar Belakang

Salah satu permasalah pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, mulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah sampai pada jenjang perguruanBerbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lainnya, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang merata. Sebagian sekolah, terutama dikota-kota menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian lainnya masih memprihatinkan .Berdasarkan data ini, maka berbagai pihak mempertanyakan apa yang salah dalam penyelenggaraan pendidikan kita? Dari berbagai pengamatan dan analisis, sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan secara merata. Faktor Pertama, kebijakan dan penyelenggaraan Pendidikan Nasional menggunakan pendekatan education production function atau input-output analysis yang tidak dilaksanakan secara konsekuen. Pendekatan ini melihat bahwa lembaga pendidikan berfungsi sebagai pusat produksi yang apabila dipenuhi semua input (masukan) yang diperlukan dalam kegiatan produksi tersebut, maka lembaga ini akan menghasilkan output yang dikehendaki. Pendekatan ini menganggap bahwa apabila input pendidikan seperti pelatihan guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, dan perbaikan sarana serta prasarana pendidikan lainnya dipenuhi, maka mutu pendidikan (output) akan terjadi. Dalam kenyataan, mutu pendidikan yang diharapkan tidak terjadi. Mengapa? Karena selama ini dalam menerapkan pendekatan education production function terlalu memusatkan pada input pendidikan dan kurang memperhatikan pada proses pendidikan. Padahal, proses pendidikan sangat menentukan output pendidikan.Faktor kedua, penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara sentralistik, sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokrasi yang mempunyai jalur yang sangat panjang dan kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat. Dengan demikian, sekolah kehilangan kemandirian, motivasi dan inisiatif untuk mengembangkan dan memajukan lembaganya termasuk peningkatan mutu pendidikan sebagai salah satu tujuan pendidikan nasional.Faktor ketiga, peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim. Partisipasi masyarakat selama ini pada umumnya lebih banyak bersifat dukungan input (dana), bukan pada proses pendidikan (pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas). Berkaitan dengan akuntabilitas, sekolah tidak mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan pendidikan kepada masyarakat, khususnya orang tua siswa, sebagai salah satu pihak utama yang berkepentingan dengan pendidikan (Stakeholder).Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut diatas, tentu saja perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan, salah satunya adalah melakukan reorientasi penyelenggaraan pendidikan, yaitu dari manajemen peningkatan mutu berbasis pusat menuju manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah.Adanya sistem pendidikan berbasis kompetensi (KBK) yang merupakan sistem pendidikan yang terbaru di Indonesia merupakan awal dari kebangkitan sistem pendidikan. Pada Sistem pendidikan KBK ini siswa diwajibkan untuk lebih aktif, kreatif, dan mandiri serta guru difungsikan hanya sebagai fasilitator saja.Dalam pembelajaran Produktif Kimia Air di SMK N 13 Bandung secara otomatis akan mengikuti metode pembelajaran KBK. Oleh karena itu setiap siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok belajar dan praktikum yang masing-masing kelompok terdiri dari 2 orang siswa atau lebih dan ditugaskan untuk membuat laporan Uji Kualitas Air sebagai pertanggungjawaban atas kegiatan praktikum kimia air yang dikerjakan pada semester genap tahun pelajaran 2007-2008.1.2 Tujuan Pembuatan Laporan1. Sebagai suatu keharusan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh nilai kelulusan.2. Untuk mempertanggungjawabkan setiap hasil praktikum yang didapatkan.3. Untuk menentukan layak atau tidaknya sampel air untuk digunakan sebagai air sanitasi, air pendingin, air proses, dan air pengisi ketel, dll.1.3 Metode Penulisan LaporanMetode penulisan Laporan Kimia Air adalah metode pendekatan rasional dengan menggunakan pola berpikir deduktif, yakni dengan cara mengemukakan keterangan keterangan berdasarkan teori atau pendapat (rujukan-rujukan) yang telah ditemukan sebelumnya.2.1 TEORIPersyaratan untuk air minum mencakup syarat kimia, fisika, biologi, dan radioaktif. Standar mutu air minum atau air untuk kebutuhan rumah tangga ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 01/Birhukmas/l/1975 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Standar baku air minum tersebut disesuaikan dengan Standar Internasional yang dikeluarkan WHO. Standarisasi kualitas air tersebut bertujuan untuk memelihara, melindungi, dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat, terutama dalam pengelolaan air atau kegiatan usaha mengolah dan mendistribusikan air minum untuk masyarakat umum. Dengan adanya standarisasi tersebut dapat dinilai kelayakan pendistribusian sumber air untuk keperluan rumah tangga.Air merupakan kebutuhan yang paling dibutuhkan di dalam kehidupan manusia. Air yang ada di alam bukanlah didapat sebagai air murni, melainkan sebagai air yang mengandung bermacam-macam zat, baik yang terlarut ataupun tersuspensi. Jenis dan jumlah zat tersebut tergantung dari kondisi lingkungan sekitar sumbernya.Siklus AirGambar Siklus Air Di AlamSiklus HidrologiGambar Siklus HidrogenAir yang kita perlukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat di ambil dari setiap titik siklus hidrologis. Sumber-sumber air yang terdapat di alam adalah : Laut yaitu memiliki konsentrasi unsur tertinggi, TDS tinggi 30.000-36.000 mg/L. Dan laut adalah tempat akhir dari perjalanan aliran air. Hujan yaitu penguapan air permukaan/laut dan mengabsorbsi gas-gas,uap,debu,bakteri yang ada di udara. Air permukaan yaitu sungai, danau, kolam dan merupakan kumpulan air hujan atau air tanah yang mengalir dipermukan tanah. Air tanah yaitu mengandung garam-garam terlarut, bergantung pada kondisi tanah dan memiliki kandungan garam lebih banyak. Atmosfer adalah bentuk awan.SAMPLING :Ada beberapa cara untuk mengambil sampling yang baik dan benar, tapi harus disesuaikan dengan keadaan dan tempat air yang akan disampling. Dan dibawah ini adalah 3 (tiga) cara yang kami ketahui untuk penyamplingan yang baik dan benar,diantaranya :1. Sampling sesaat (Grab sampling)SejumLah volume air diambil langsung dari badan air.2. Sampling sesaat tersusun (Integrated sampling)Sampling saat titik pengambilan terdiri dari beberapa aliran.3. Sampling campuran (Composite sampling)Sampling untuk mewakili secara merata perubahan parameter selama masa yang cukup panjang.Alat SamplingAir yang baik yang digunakan untuk air minum dan keperluan rumah tangga harus memiliki persyaratan sebagai berikut:A. Syarat fisik: Tidak berbau Tidak berasa Tidak berwarna Tidak keruh Suhu air lebih kecil dari suhu udaraB. Syarat syarat kimia: Air tersebut tidak mengandung zat zat yang bersifat racun bagi tubuh. Air tersebut tidak merusak alat alat rumah tangga yang terbuat dari logam.C. Syarat bakteriologis : Air tidak boleh mengandung bakteri pathogen Air tidak boleh mengandung bakteri yang apatogen terlalu banyak.Untuk mengetahui kriteria atau kualitas air maka perlu dilakukan analisa terhadap air tersebut, beberapa analisa air dan parameter yang dianggap penting, diantaranya:A. Parameter Fisik : Warna Penentuan pH Kekeruhan Daya Hantar Listrik Zat padatB. Parameter Kimia : Asiditas atau Alkalinitas Kesadahan Kalsium Magnesium Mangan Silika Oksigen ( DO ) COD BOD Total Sulfida Klorida Zat organik ( angka permanganate ) Ammonium Ammonium proteid Nitrat Nitrit Sulfat PospatSyaratsyarat air minum di Indonesia yang ditetapkan oleh Laboratorium Ilmu Kesehatan Teknik Bandung adalah:A. PARAMETER FISIKA1) Suhu harus dibawah suhu udara2) Tidak berwarna ( jernih )3) Tidak berasa4) Tidak berbau5) Memiliki kekeruhan < 1 ppm SiO2B. PARAMETER KIMIA1) Zat zat yang terlarut : < 1000 ppm2) Zat organik ( angka permanganat ) : < 10 ppm3) CO2 : Tidak ada4) H2S : Tidak ada5) NH4 + : Tidak ada6) NO2 2- : Tidak ada7) NO3 : < 20 ppm8) Cl : < 250 ppm9) SO4 2- : < 250 ppm10) Mg : < 125 ppm11) Fe : < 0,2 ppm12) Mn : < 0,1 ppm13) As : < 0,05 ppm14) Pb : < 0,05 ppm15) Cu : < 3,0 ppm16) Zn : < 3,0 ppm17) F- : 1,5 ppm18) pH : 6,5 919) Kesadahan : 5 10 DC. Syarat syarat Bakteriologis1) Angka kuman dalam 1 ml : < 1002) Bakteri Coli : Tidak ada dalam 100 ml2.2 Parameter Fisika2.2.1 Bau dan Warnaa. Analisis baua.1 TEORI DASAR :Analisa bau air yang dilakukan pada percobaan praktikum kimia air ini sifatnya relatif, karena untuk pengukurannya dilakukan dengan langsung menggunakan hidung kita serta tidak disediakan parameter standar. Maka setiap orang pasti memiliki hasil yang berbeda-beda.Bau dalam air dapat disebabkan oleh banyak hal, diantaranya adalah adanya kandungan logam-logam berat yang terlarut dalam air dan ada juga yang disebabkan karena pengaruh mikroorganisme yang hidup di dalam air yang dapat menguraikan air dan zat-zat organik dan anorganik yang menimbulkan bau yang tidak sedap.Ilmu Untuk MenciumOleh Tomi Rustamiaji, S.SiInstitut Teknologi BandungBau kesuksesan : Teknologi mikrocipBau mempengaruhi banyak dari tingkah laku kita, termasuk apa yang kita pilih untuk makan, siapa yang kita rayu, dan bahaya apa yang ada di sekitar kita. Namun, dibalik kepentingan dari penciuman, sedikit dari kita yang mengetahui ilmu dibalik penciuman. Kini, ilmuwan dari French National Research Institute fo Agricultural Research (INRA) di Jouy-en-Josas, Perancis, telah menggunakan teknologi mikrochip dalam laboratorium untuk memberikan sedikit pencerahan pada proses yang rumit ini.Para ilmuwan mengetahui bahwa molekul aroma, atau odoran, terikat ke reseptor olfaktori (RO) yang berada dibawah lapisan mukus dibagian atas dari hidung. Terdapat lebih dari 350 RO yang berbeda pada manusia, dan kinerja dari kombinasi RO yang berbeda ini yang membuat kita mampu untuk mencium berbagai jenis aroma. Odoran yang terikat kepada RO membuat suatu reaksi berantai terjadi yang merubah energi pengikatan kimia menjadi sebuah sinyal elekrik saraf, dan diterjemahkan oleh otak sebagai bau.Yang membingungkan disini adalah bagaimana mekanisme pengikatan pertama dapat terjadi. Kebanyakan dari odoran memiliki sifat hidrofobik, sementara mukus yang menyelubungi RO dalam hidung adalah cairan. Para ilmuwan telah berasumsi bahwa ada spesi lain yang terlibat untuk membantu odoran menembus lapisan mukus ini; sebuah protein pengikat odor (PPO). Namun interaksi yang melibatkan ketiga spesi ini belum pernah didemonstrasikan hingga penelitian ini diterbitkan.Kini Jasmina Vidic, Edith Pajot-Augy dan rekan sejawat telah mengamati interaksi seperti ini. Menggunakan resonansi permukaan plasmon (RPS) para peneliti telah mempelajari pengikatan dari ketiga spesi pada sebuah sensor berbentuk cip. RPS menggunakan sinar untuk mengeksitasi permukaan plasmon (gelombang elektromagnetik pada sebuah permukaan). Osilasi mereka sangat sensitif terhadap perubahan di lingkungan, sehingga proses pengikatan dapat diamati pada cip dengan mengukur perubahan pada osilasi ini.Seiring dengan penemuan tentang peran transpor pasif dari PPO, ilmuwan Perancis menemukan bahwa protein memiliki peran aktif dalam hidung yaitu menjaga aktivitas RO pada konsentrasi odoran yang tinggi. Telah ada prediksi dalam arah ini, ujar Virdic. Namun dugaan ini belum pernah didemonstrasikan sebelumnya.Skema deteksi tanpa penandaan berdasarkan RPS mulai diminati oleh para ilmuwan untuk studi berbagai macam jenis interaksi reseptor-ligan, ujar Sabine Szuneritz, seorang ahli dari Grenoble Institute of Technology, Perancis. Dia mengungkapkan bahwa studi ini telah menunjukkan bahwa sensor bioelektronik RPS adalah alat ampuh untuk penyelidikan pertanyaan-pertanyaan seputar biologi makhluk hidup Syarat syarat air minum di Indonesia :1. Tidak berasa,2. Tidak berbau,3. Tidak berwarna, dan4. Tidak mengandung logam berat.Adanya Bau dan Rasa dalam air dapat diakibatkan oleh :a Zat-zat anorganik yang terlarut dalam air, misalnya : Ion/senyawa sulfida bau sulfur Klor yang tinggi bau kaporit Ion besi dan mangan yang tinggi bau anyir Garam (NaCl) yang tinggi rasa asin dllb Kontak air dengan zat organik yang lapuk atau penguraian zat organik oleh bakteri dalam air, umumnya yang berlangsung secara anaerob.a.2 Metode pengujian :Secara manual menggunakan indra penciuman.a.3 Prinsip penetapan :Sejumlah tertentu sampel disiapkan, kemudian baunya dicium dengan menggunakan indera penciuman (hidung).a.4 Prosedur Kerja :1. Siapkan beberapa mL sampel.2. Cium bau yang terasa oleh indera penciuman3. Catat hasilnya.b Analisis warnab. 1. TEORI DASAR :Warna di dalam air dapat disebabkan oleh adanya ion-ion metal alam (besi dan mangan), humus, plankton, tanaman air dan buangan industri. Warna air biasanya dihilangkan terutama sekali untuk penggunaan air industri dan air minum.Warna dalam air dapat disebabkan oleh beberapa hal : Karena adanya kontak antara air dengan zat organik yang sudah lapuk, misalnya daun-daunan, kayu dan sebagainya, dalam keadaan tertentu zat organik tersebut akan terurai menghasilkan senyawa yang larut dalam air sehingga menyebabkan berwarna. Adanya besi dengan kadar tinggi dalam air akan menyebabkan air berwarna kuning Senyawa-senyawa lain, misalnya zat warna yang dipakai dalam pencelupan, air limbah yang dikeluarkan pabrik tekstil. Air limbah industri pulp dan kertas mempunyai warna yang tinggi karena mengandung senyawa lignin/lindi hitam.Derajat warna atau warna air mempunyai persyaratan tertentu di dalam pemakaiannya. Sebagai air proses, tidak boleh berwarna, karena akan sangat berpengaruh terhadap hasil produksi. Untuk air industry atau air sanitasi, warna dari air tersebut biasanya diturunkan. Untuk air minum sebaiknya air mempunyai derajat warna sebanyak 5 unit Pt Co.Penentuan warna adalah analisa agak kasar. Penyimpangan baku yang relatif untuk warna bisa sampai beberapa persen, dan untuk warna nampak sampai 10%.Pengawetan SampelSampel dapat diawetkan di kulkas (suhu 4oC), dan analisa sampel tersebut boleh ditunda paling lama 2 hari.Pengawetan SampelAnalisis Volume sampel Cara Pengawetan Waktu Pengawetan maksimal anjuran/batasanAsiditas/alkalinitas 200 Didinginkan 1 / 14 hariBOD 1000 Didinginkan 6 jam / 14 hariCO2 200 Dianalisis segera 0COD 100 ditambah H2SO4 (pH11.2. Kadar Mg ditentukan secara tidak langsung yaitu dengan cara mengurangi nilai kesadahan total dengan kesadahan Ca, karena di dalam sampel air jika ditentukan dengan menggunakan metode kompleksometri menggunakan indikator murexide kesadahan yang dapat teramati/terukur adalah kesadahan Ca dan Mg, sehingga untuk menghemat penggunaan larutan dan biaya serta mengefektifkan waktu kadar Mg ditentukan secara tidak langsung.III.2.3 Penetapan FeData pengamatanReaksi Fe3+ + Br-Fe2+ + Br2 [Fe(SCN)6]3- Fe(SCN)3 Fe(SCN)2 (aq) Fe3+ + SCN- Perhitungan :PERHITUNGAN STANDAR FE :[Fe NH4 (SO4)2 12 H2O] = = 704 ppm[Fe] == 81,7925 ppmC standar = =0,41 ppmCstd = 0,41 ppmbstd = 15 cm bsampel = 20,6 cmHukum Lambert-beer =>A1 = A2e1.b1.c1 = e2.b2.c2b1 = b2 ; e1 = e2Csampel == = 0,298 ppm[Fe] = Csampel x f pengenceran= 0,298 x = 2,98 ppmIII.2.4 Penetapan MnData Pengamatan :Reaksi :2Mn2+ + 5S2O8 2- + 8H2O 2MnO4- + 10SO42- + 16H+Perhitungan :PERHITUNGAN STANDAR[KMnO4] = N x BE x 1000= 0,0101 N x 31,6 mg/l x 1000=319,16 ppm[KmnO4]std = x 319,16 ppm= 3,1916 ppmC std Mn = x C= x 3,1916 = 1,11ppm[Mn2+] = 0, karena pada saat penambahan K2S2O8 tidak terbentuk warnaungu merahPembahasan :1. Fungsi penambahan AgNO3 dan HNO3 adalah untuk mengendapkan ion Cl- yang terdapat dalam air, karena ion Cl- dapat bereaksi dengan ion MnO4-, sehingga kadar mangan dalam sampel air menjadi berkurang sehingga penetapan menjadi tidak benar.2. Penambahan AgNO3 tidak boleh terlalu berlebih karena kelebihan Ag akan mengendap sebagai kacaperak.3. Mangan dalam air dioksidasi menjadi ion MnO4- oleh kalium persulfat, sehingga mangan menjadi senyawa berwarna dan dapat ditentukan kadarnya dengan menggunakan standar KMnO4.4. Tidak terbentuknya warna ungu KmnO4 menandakan keberadaan Mn dalam sampel negatif.III.2.5 Penentuan KloridaData Pengamatan :Reaksi :Cl- + AgNO3 AgCl2(s) + NO3-(putih)CrO42- + AgNO3 Ag2CrO4 + NO3-(merah bata)Tabel pengamatan1 2Volume akhir (mL) 3,35 3,31Volume awal (mL) 0,00 0,00Vol. pemakaian (mL) 3,35 3,31PerhitunganI) mek Cl- = mek AgNO3= 3,31 mL x 0,0286 N= 0,094666 mekmg Cl- = mek Cl- x Ar Cl-= 0,094666 mekx 35,5= 3,3606 mgppm Cl- === 33,61 mg/LII) mek Cl- = mek AgNO3= 3,28 mL x 0,0286 N= 0,093808 mekmg Cl- = mek Cl- x Ar Cl-= 0,093808 mek x 35,5= 3,330184 mgppm Cl- === 33,30 mg/LRata rata == 33,45 mg/LPEMBAHASAN :1. Karena [AgNO3] yang digunakan encer,maka TA yang teramati adalah terbentuknya warna kuning telur endapan Ag2CrO42. Penambahan MgO pada saat percobaan adalah untuk merubah warna dari kuning jingga menjadi kuning jelas. Penambahan ini dilakukan untuk mempermudah dalam melihat perubahan endapan pada saat titik akhir.3. Aquadest yang digunakan harus terlebih dahulu di cek terhadap klorida agar tidak terjadi penambahan kadar klorida dari aquadest yang menyebabkan sampel air tidak ekivalen dengan AgNO3. Cara mengeceknya adalah dengan mengambil beberapa mL aquadest kemudian tambahkan ke dalamnya Ba(OH)2 jika terbentuk endapan putih maka aquadest tak layak pakai.III.2.6 Penentuan Zat OrganikData PengamatanReaksi : CO2 + Mn2+ + H2OC, H, O + MnO4 + H+ 2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O2MnO4 sisa + 5H2C2O4 2- berlebih + 6H+ 2Mn2+ + 10CO2 + 8H2OH2C2O4 2- sisa + 2MnO4- + 6H+ Tabel pengamatan1 2Volume akhir (mL) 0,67 0,82Volume awal (mL) 0,00 0,00Vol. pemakaian (mL) 0,67 0,82PerhitunganI) mek Zat Organik = {(10+Vtitrasi) x [KMnO4] 10 x [H2C2O4] }= (10+0,67) x 0,0101 (100,0101)= 0,107767 0,101= 0,006767 mekmg Zat Organik = mek ZO x 31,6= 0,006767 x 3,16= 0,2138 mgppm Zat Organik === 2,14 mg/LII) mek Zat Organik = {(10+Vtitrasi) x [KMnO4] 10 x [H2C2O4] }= (10+0,82) x 0,0101 (100,0101)= 0,109282 0,101= 0,008282 mekmg Zat Organik = mek ZO x 31,6= 0,008282 x 3,16= 0,2617 mgppm Zat Organik === 2,62 mg/LRata rata == 2,38 mg/LPembahasan :1. Penambahan 10 mL KMnO4 pertama berfungsi untuk mereaksikan sampel air (zat organiknya) dengan KMnO4 yang kemudian sisanya akan direaksikan dengan H2C2O4. Kemudian kelebihan H2C2O4 akan dititrasi dengan KMnO4 standar dan akhirnya dapat diketahui kadar zat organiknya.2. Penetapan zat organik sangat ditentukan dengan kadar klorida, karena jika kadar Cl- < 300 ppm maka penetapan kadar zat organik harus secara asam dan jika kadar Cl- > 300 ppm maka penetapan kadar zat organik harus secara basa, pada penetapan kali ini kami memakai cara asam, karena setelah dilakukan penetapan klorida didapatkan kadarnya sebesar 41,44 ppm (Cl- < 300).3. Kesalahan Pada Zat organik dalam akan terdeteksi pada kondisi kurang asam dan Perbedaan konsentrasi KMnO4 & H2C2O4 pada saat: Ketika penambahan H2C2O4 tidak berwarna Ketika penambahan H2C2O4 dipanaskan terbentuk warna coklat.III.2.7 Penetapan Oksigen Terlarut (DO)Data PengamatanReaksi Mn(OH)2 + K2SO4MnSO4 + 2KOH MnO2 + H2O2Mn(OH)2 + O2 Mn2+ + I2 + H2OMnO2 + 4H+ + I- 2I- + S4O6 2-I2 + 2S2O3 2- Tabel pengamatan1 2Volume akhir (mL) 22,98 22,50Volume awal (mL) 0,00 0,00Vol. pemakaian (mL) 22,98 22,50PerhitunganI) O2 = x Vtiosulfat x [tiosulfat] x BE O2= x 22,98 x 0,0230 x 8= 7,58 mg/LII) O2 = x Vtiosulfat x [tiosulfat] x BE O2= x 22,50 x 0,0230 x 8= 7,42 mg/LRata rata = = 7,5 mg/LPEMBAHASAN :Pembahasan :1. Berat O2 diperoleh hasilnya 8 yaitu dari ( x Mr O2), sedangkan diperoleh dari reaksi O2 yang melibatkan 4e-, sesuai persamaan reaksi : O2 + 4H+ + 4e- 2H2O2. Volume Elemeyer berasah harus ditera terlebih dahulu, tujuannya untuk mengetahui dengan pasti volume sampel yang mampu ditampungnya, karena Vsampel akan diikutkan dalam perhitungan3. Volume sampel dalam elemeyer dikurangi 4, angka 4 didapat dari 2 mL MnSO4 dan 2 mL alkali yodida azida.4. Pereaksi Alkali Iodida azida berfungsi sebagai katalisator, karena zat organik sangat sukar bereaksi. Kalau MnSO4 berfungsi untuk mengikat oksigen menjadi Mn(OH)2 yang kemudian akan teroksidasi menjadi MnO2 berhidrat.III.2.8 Penentuan Chemical Oxygen Demand (COD)Data Pengamatan CO2 + H2O + NH3 + Cr3+Reaksi : C, H ,O, N, S + Cr2O7 2- Cr 3+ + Fe3+Cr2O7 2- sisa + Fe2+ merahFe2+ + Ferroin Tabel pengamatanBlanko 2Volume akhir (mL) 9,82 8,99Volume awal (mL) 0,00 0,00Vol. pemakaian (mL) 9,82 8,99Perhitungand = ppm Cl- x 0,23= 33,45 ppm x 0,23= 7,6935 ppmCOD = { ( Vblanko Vtitrasi ) x [FAS] x 8000 / Vol sample } d={ }- (33,45 x 0,23)= 33,2 7,6935= 25,51PEMBAHASAN :1. Pada penetapan COD kemungkinan zat yang teroksidasi oleh larutan dikromat bukan hanya zat-zat yang dapat teroksidasi secara biologis,melainkan juga zat-zat yang inert.2. Cl- akan ikut teroksidasi oleh dikromat.Cl- + CrO72- + 14 H+III.2.9 Penentuan NH4+ bebasData PengamatanReaksi :Pereaksi Nessler : HgI2, KI, NaOH (K2HgI4)NH4+ + 2[HgI4]2- + 4OH- HgO.Hg(HH2)I(s) + 7I- + 3H2OPerhitungan[NH4+ bebas] === 0,13 ppmPEMBAHASAN :1. Pengukuran volume sampel dan standar harus dilakukan dengan gelas ukur karena tabung nessler bukanlah alat ukur.2. Pada penetapan ammonium bebas sebelum ditambahkan pereaksi nessler harus ditambahkan perekasi Zn(CH3COO)2 yang berfungsi untuk mengendapan ion sulfida menjadi ZnS, saring filtratnya. Kemudian tambahkan NaOH dan Na2CO3 untuk mengendapkan Ca dan Mg saring filtratnya. Kemudian tambahkan tawas untuk menjernihkan air.3.2.10 Penentuan NH4+ proteinData PengamatanReaksi:Pereaksi Nessler : HgI2, KI, NaOH (K2HgI4)R-NH2 + H+ + S2O82- CO2 + H2O + (NH4)2SO4NH4+(*) + 2[HgI4]2- + 4OH- HgO.Hg(NH2)I(s) + 7I- + 3H2OCoklat TerdipersiPerhitunganC sample == = 1,01 ppm ( sebagai NH4+jumlah)[NH4+rotein] = NH4 +umlah NH4+bebas= 1,01 ppm-0,13 ppm= 0,88 ppmPEMBAHASAN :1) Pada penetapan NH4+ proteid dioksidasi oleh K2S2O8 dalam suasana asam dengan penambahan H2SO42) Oksidasi pada penetapan NH4+ proteid dipercepat dengan pemanasan dilakukan diatas penangas karena NH4+ mudah menguap.3) Untuk sampel yang keruh,harus dihilangkan dahulu kekeruhannya dengan cara disaring atau ditambah koagulan.III.2.11 Penentuan NO2-Data PengamatanReaksi :Reaksi diazotisasi asam sulfonil oleh asam nitrit, yang diikuti oleh reaksi kopling dengan a-naftilamina membentuk suatu zat pewarna azo yang merahPerhitunganC sample === 0,0053 ppmppm NH4+dari NO2- = Mr. NH4+ x Csampel Mr. NO2-= x 0,0053 ppm= 0,0021 ppmPEMBAHASAN : Pereaksi nitrit yang digunakan adalah Griez- Romyno 1 bagian naphtylamino 10 bagian asam sulfonilo 89 bagian asam tartratKetiganya digerus dalam lumpang sampai halus dan tercampur dengan baik (homogen). Pereaksi tersebut harus dalam keadaan fresh karena apabila ketiganya sudah dicampur maka kestabilannya kurang dan mudah terurai oleh cahaya, tapi dalam bentuk terpisah, stabil. Nitrit diamati sebelum 30 menit setelah penambahan pereaksi, karena apabila lebih dari 30 menit maka intensitas warna nitrit akan pudar karena teroksidasi oleh oksigen menjadi nitrat sehingga kita tidak akan memperoleh data yang akurat karena sebagian dari nitrit yang akan ditetapkan berubah menjadi nitrat. Apabila larutan sampel yang akan diukur kadar nitritnya keruh, maka perlu dijernihkan dulu dengan cara koagulasi memakai tawas. Pada penentuan NO2-,setelah ditambahkan pereaksi nitrit,larutan didiamkan 10 menit agar reaksi berjalan sempurna. Larutan standar nitrit dibuat dengan melarutkan 0,2463 g NaNO2 tak berair hingga 1 Liter air bebas NO2-, kemudian tambah 1 mL kloroform.3.2.12 Penentuan NO3-Data PengamatanReaksi :6NaOH + 2Al 3H2 + 2Na3AlO3NO2- + 3H2 NH3 + OH- + H2ONO3- + 4H2 NH3 + OH- + 2H2ONH4+ + 2[HgI4]2- + 4OH- HgO.Hg(HH2)I(s) + 7I- + 3H2OPerhitungan[NH4+total] === 0,3052 ppmppm NO3- = Mr. NO3- x ppm NH4+ dari NO3-Mr. NH4+= x ( 0,3052 0,0021- 0,13 )= 0,596 ppmPembahasan :1. Penetapan nitrat digunakan cara yang sama dengan penetapan ammonium, karena nitrat diukur dalam bentuk ammonium dan untuk menghitung nitrat murni dapat digunakan faktor dan dikalikan kadar nitrat dalam bentuk ammonium.2. Penetapan nitrat harus didiamkan selama satu hari, hal ini bertujuan untuk mengoksidasi nitrat menjadi ammonium oleh gas hidrogen agar berlangsung secara sempurna.3. Fungsi garam siegnete adalah untuk menahan pH agar warna yang ditimbulkan oleh pereaksi nessler tetap stabil.pengujian Satuan hasil standar Max 24 jamKesadahantetapsementaratotaloD2,452,524,97< 10TSS Ppm 59TDS ppm 276TS Ppm 335