(kidung agung 8:6-7)rec.or.id/emagz/e-magz_03_februari_2019.pdfseberapa pentingkah cinta dalam...

42

Upload: dangcong

Post on 08-Mar-2019

274 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

3

TEACHINGKh o t b a h Um u m

E-MAGZ03 Feb 2019

C i n ta Kuat S ep ert i M au t(K i d u n g Ag u n g 8:6-7)

Mimbar REC, 03 Feb 2019 | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M.

Pernikahan sangat sukar dipisahkan dari cinta. Walaupun cinta tidak seharusnya menjadi pondasi pernikahan, tetapi

nilai cinta dalam pernikahan tetap diakui oleh banyak orang. Seberapa pentingkah cinta dalam pernikahan? Seberapa kuat-kah cinta dalam sebuah relasi? Teks kita hari ini merupakan salah satu bagian yang pal-ing banyak dikutip dan paling mudah diingat di antara seki-an banyak ayat dalam kitab Kidung Agung. Siapa yang tidak pernah mendengar ungkapan “cinta itu kuat seperti maut?” Banyak orang dengan sigap juga akan mengaminkan kekuatan cinta. Cinta bisa membuat orang melakukan apapun, bahkan hal-hal yang dia benci sekalipun (jika cintanya pada seseorang

4

TEACHINGKh o t b a h Um u m

E-MAGZ03 Feb 2019

melebihi kebenciannya terhadap sesuatu). Penerjemah LAI:TB secara tepat memisahkan ayat 5-14 dari ayat 1-4. Frasa “mengapa/jangan membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya” (2:7; 3:5) memang beberapa kali muncul sebagai penutup suatu bagian. Selain itu, penulis kitab ini sering memulai suatu bagian yang baru dengan sebuah pertanyaan (ayat 5; bdk. 3:6). Banyak penafsir Alkitab mengklaim bahwa 8:6-7 mene-mpati “klimaks” dalam kitab ini. Jika bagian lain dari kitab ini biasanya menceritakan tentang ungkapan kisah cinta laki-laki dan perempuan, baik yang ditampilkan dalam bentuk mono-log atau dialog, maka bagian ini menampilkan sesuatu yang agak berbeda. Ada yang menyebut bagian ini sebagai ‘eulogy of love’ (sanjungan terhadap cinta). Hal ini disebabkan karena isinya yang mengungkapkan tentang kualitas dan natur cinta secara umum, tidak semata antara pasangan tertentu.

Dua elemen cinta (ayat 5-6a) Bagian ini menjelaskan bahwa cinta bukan hanya berbicara tentang kemesraan. Ada ruang untuk kemesraan antara suami dan isteri. Bahkan hubungan seksual yang hangat merupakan salah satu tanda pernikahan yang kuat. Walaupun demikian, cinta melebihi kemesraan. Yang pertama, cinta berbicara tentang ingatan yang manis (ayat 5). Salah satu hal yang menarik dari ayat ini adalah ruju-kan tentang masa lalu. Ada rujukan tentang ibu sang laki-la-ki yang mengandung dan melahirkannya. Diibaratkan ketika sang perempuan melihat pohon apel, dia mengingat bahwa di sanalah dia membangunkan kekasihnya, di sanalah ibu sang laki-laki juga melahirkan, di sana jugalah ibu sang lelaki men-

5

TEACHINGKh o t b a h Um u m

E-MAGZ03 Feb 2019

gandung. Jadi, cinta itu berbicara tentang menempatkan ses-eorang dalam pikirannya secara berulang-ulang. Apa yang ter-us-menerus ada di dalam pikiran kita menunjukkan apa yang paling kita cintai. Yang kedua, cinta berbicara tentang kepemilikan (ayat 6a). Cinta diibaratkan seperti meterai. Dalam budaya kuno, me-terai (yotam) merujuk pada sebuah benda yang dipakai di le-her yang diikat dengan tali (Kej. 38:18) ataupun benda yang berfungsi seperti cincin yang dilingkarkan di jari tangan (Yer. 22:24). Secara umum hotam ini bentuknya bermacam-ma-cam tetapi fungsinya tetap sama, yaitu menghindarkan ses-uatu yang tertutup atau terikat dapat dibuka atau dilepaskan secara sembunyi-bunyi. Dengan istilah lain, hotam itu menja-di tanda kepemilikan seseorang terhadap sesuatu, entah orang atau benda. Perbedaan budaya seperti di atas menimbulkan kesulitan dalam terjemahan. Tidak ada padanan yang persis dalam bu-daya sekarang. Penerjemah LAI:TB memilih kata “meterai,” karena kata itu dianggap memiliki makna yang paling dekat. Terlepas dari keterbatasan terjemahan ini, inti yang ingin dis-ampaikan tetap sama, yaitu kepemilikan. Penempatan hotam di hati dan lengan juga merupakan gambaran yang cukup menarik dan sulit dipahami oleh orang modern, terutama posisi di lengan. Biasanya yang muncul ada-lah di hati dan tangan (Ams. 7:1-3; Ul. 11:18) atau di hati dan leher (Ams. 6:21). Para penafsir tidak bisa memastikan men-gapa kata “lengan” muncul di sini. Sebagian memahami len-gan sebagai perwakilan dari seluruh bagian (tangan dan jari). Penggunaan kata hotam dan keterangan tentang posisin-ya (di hati dan lengan) menyiratkan bahwa sang wanita sebe-

6

TEACHINGKh o t b a h Um u m

E-MAGZ03 Feb 2019

narnya meminta dirinya dimiliki oleh kekasihnya dan dijadikan sesuatu yang sangat berharga serta dibawa ke mana-mana, seolah-olah tidak ingin barang itu hilang. Makna ini akan diperkuat di ayat 6 ketika ada pembicaraan tentang kecem-buruan (LAI:TB “kegairahan”).

Alasan bagi ingatan dan kepemilikan (ayat 6b-7) Kualitas cinta yang mencakup memori dan kepemilikan seseorang terhadap orang lain itu hanya bisa dipahami den-gan memahami natur cinta itu sendiri. Mengapa seseorang dapat memikirkan orang lain secara terus menerus? Menga-pa seseorang ingin memberikan hidupnya untuk dimiliki oleh orang lain? Penjelasannya ada di ayat 6b-7 (bdk. kata sambung “kare-na” atau “sebab” di ayat 6b). Cinta merupakan sebuah misteri kehidupan. Orang yang merasakan dan memilikinya juga be-lum tentu memahami definisi dan menyadari kekuatan cin-ta. Cinta selalu melebihi kata-kata. Penulis kitab ini mungkin sangat memahami kesulitan ini. Itulah sebabnya dia berusaha menerangkan cinta melalui metafora-metafora yang cukup populer dan dapat dipahami orang pada zamannya. Metafora pertama yang dipakai untuk menggambarkan natur cinta adalah maut (ayat 6b). Di sini penulis mengaitkan “cinta” dengan “kecemburuan” (LAI:TB “kegairahan”). Keduanya diibaratkan sebagai dua sisi dari satu mata uang. Hal ini tentu saja tidak mengherankan, karena cinta berkaitan dengan kepemilikan (bdk. ayat 5). Alkitab juga memberikan contoh tentang hal ini, yaitu kecemburuan TUHAN tatkala bangsa Israel menyembah berhala. Sebagai umat Allah, mer-eka menjadi milik TUHAN, tetapi justru menyerahkan diri

7

TEACHINGKh o t b a h Um u m

E-MAGZ03 Feb 2019

kepada illah-illah lain. . Baik cinta atau kecemburuan sama-sama dikaitkan den-gan kematian (maut dan dunia orang mati). Metafora ini cuk-up bias. Sebagian penafsir mengaitkan kata sifat “kuat” dan “gigih” dengan orang yang sedang “berperang atau berselisih”. Mereka lantas menghubungkannya dengan mitos tentang ke-matian Dewa Baal. Dalam mitologi orang Semitik kuno, ke-matian itu diibaratkan seperti seorang dewa yang sangat kuat, bahkan mampu mengalahkan Dewa Baal yang diyakini sebagai dewa tertinggi saat itu. Jika ini benar, inti yang ingin disam-paikan adalah kekuatan cinta yang tidak dapat dibendung oleh apapun. Sebagian penafsir menolak mengaitkan teks ini dengan mitologi kuno tadi. Mereka memahami kematian apa adanya. Kematian ya kematian. Siapapun pasti mati. Jika sudah mati, tidak ada seorangpun yang dapat membalikkannya lagi. Jika ini benar, inti yang ingin disampaikan adalah komitmen yang tidak dapat dibalik. Sekali masuk, tidak akan ada lagi putaran balik. Kita sukar menentukan opsi mana yang lebih baik. Walau-pun demikian, arti dasarnya tetap sama, yaitu kekuatan cinta yang tak tertandingi. Arti seperti ini juga muncul di bagian selanjutnya. Metafora yang lain untuk cinta adalah api (ayat 6c). Sama seperti sebelumnya, beberapa penafsir mencoba mengaitkan kata “api” (rešep) dengan salah satu dewa dalam mitologi Ug-arit yang digambarkan sedang mengacungkan kapak dan siap mendatangkan wabah atau sampar (bdk. Hab. 3:5; Ul. 32:24). Penafsiran di atas tampaknya kurang tepat. Kata “api” di ayat 6c ini muncul dalam bentuk jamak. Kita sebaiknya memahami

8

TEACHINGKh o t b a h Um u m

E-MAGZ03 Feb 2019

api dalam arti yang biasa. Lebih jauh, ini bukan sembarang api. Ini adalah api TUHAN (jika kata yah dipahami sebagai singka-tan bagi YHWH). Kata “TUHAN” di sini mungkin menyirat-kan makna superlatif (yang paling). Api TUHAN berarti api yang paling besar dan hebat. Masyarakat kuno tidak akan mengalami kesulitan mema-hami kekuatan api. Api dapat menghabiskan sebuah hutan atau kota. Dalam budaya kuno dulu, tidak ada alat-alat yang hebat untuk memadamkan api. Api tetap dianggap sebagai kekuatan yang hebat. Metafora ketiga yang dipakai untuk menggambarkan natur cinta adalah air (ayat 7a). Penggunaan istilah “air yang banyak” (mayim rabbim) memiliki banyak latar belakang mitologisn-ya. Diceritakan tentang adanya peperangan antara dewa pen-cipta dengan dunia air yang mengalami kekacauan. Di Ugarit, dalam cerita perang antara Baal dan Yam (dewa air yang ka-cau), maka Yam disebut dengan julukan “Pangeran Laut” dan “Hakim atas sungai”. Cerita ini bukan hanya terkenal di daer-ah Mesopotamia maupun Ugarit tetapi juga di Alkitab (Ayub 38:4-12). Terlepas dari keterkaitan yang ada dengan mitologi kuno tersebut, gambaran tentang “air”, entah sungai atau laut me-mang menggambarkan sesuatu yang ditakuti yang berada di luar kekuasaan manusia. Manusia tidak mampu mengetahui apa yang terjadi di kehidupan bawah laut dan itu digambarkan sebagai sesuatu yang menakutkan. Dalam Kitab Mazmur “air yang banyak” ini menjadi sinonim dengan kematian (Mzm. 18:5-6, 17; Yun. 2:3-7). Namun metafora kali ini agak berbeda dengan sebelum-nya. Jika sebelumnya cinta diibaratkan seperti dunia orang

9

TEACHINGKh o t b a h Um u m

E-MAGZ03 Feb 2019

mati dan api, kali ini cinta bukan diibaratkan seperti air yang banyak itu. Kali ini cinta diletakkan di atas atau melampaui air yang menakutkan itu. Kekuatan air sebanyak apapun dan tak terkalahkan tidak akan mampu menghentikan cinta. Intinya cinta itu pada naturnya melampaui sesuatu yang biasanya se-cara hakikat atau normal mampu mengalahkan banyak hal. Di hadapan cinta, nalar mampu dikalahkan. Metafora terakhir adalah harta (ayat 7b). Kali ini arti di balik metafora ini tidak sukar untuk ditemukan. Inti yang mau disampaikan adalah keberhargaan cinta. Tidak peduli seberapa banyak harta yang dimiliki seseorang, dia tidak dapat membeli cinta yang sejati. Cinta jenis ini tidak terbeli. Berharga, walau-pun gratis. Untuk menekankan keberhargaan ini digunakan kata “pas-ti” (LAI:TB). Dalam teks Ibrani penekanan ini diperoleh melalui akar kata dengan infinitif mutlak (bôz). Sebagian besar versi Inggris memilih terjemahan “sungguh-sungguh” atau “sama sekali”. Semua karakteristik cinta di atas terwujud dalam pengor-banan Yesus Kristus bagi kita. Dia begitu menginginkan kita. Apapun Dia lakukan untuk mendapatkan kita. Seharusnya ti-dak sukar bagi kita untuk membagikan apa yang kita sudah terima dari Dia. Soli Deo Gloria.

10

TEACHINGE-MAGZ03 Feb 2019

Pokok Doa Syafaat

1. Berdoa untuk kebutuhan gereja baik dana, prasarana dan sumber daya yang dibutuhkan untuk pengembangan pe-layanan. Kiranya Tuhan menolong menyediakan untuk menunjang pelaksanaan pelayanan sehari-hari baik penjang-kauan jiwa, pembinaan dan administrasi.

2. Berdoa persiapan pemilu 2019. Kiranya Tuhan menye-diakan pemimpin yang tepat untuk peningkatan kese-jahteraan masyarakat. Kiranya Tuhan juga tetap menjaga keamanan dan stabilitas masyarakat selama persiapan dan pelaksanaan pemilu berlangsung.

11

TEACHINGE-MAGZ03 Feb 2019

Katekismus Westminster

Pertanyaan 11:Bagaimana ternyata Anak dan Roh Kudus adalah Allah, se-tara dengan Sang Bapa? Jawaban Kitab Suci menunjukkan bahwa Anak dan Roh Kudus adalah Allah, setara dengan Sang Bapa, dengan cara mengenakan kepada mereka nama-nama,sifat- sifat, karya-karya, dan penyembahan yang hanya dimiliki secara khusus oleh Allah. a. Yes 6:3,5,8; Yoh 12:41; Kis 28:25; 1Yo 5:20; Kis 5:3-4. b. Yoh 1:1; 2:24-25; Yes 9:6; 1Ko 2:10-11. c. Kol 1:16; Kej 1:2. d. Mat 28:19; 2Ko 13:13.

12

CAREA l l A b o u t M a r i a g e

E-MAGZ03 Feb 2019

Seiring dengan lahirnya bayi, keangkuhan hidup akan lenyap sep-erti uap.–Rachel Cusk

Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walau-pun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Al-lah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba … Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia. –Filipi 2:5-7, 9

kemuliaan dibalik noda dan celaMembesarkan Anak Mengajarkan Kita untuk Tidak Sekadar Menikmati Pesona

Permukaan, Tetapi Menyelam Hingga Kemuliaan Terdalam

13

CAREA l l A b o u t M a r i a g e

E-MAGZ03 Feb 2019

Dalam relasi sejati, segala sesuatu bisa tampak kacau, kita akan melihat sisi buruk kehidupan sesama kita, dan kita diminta untuk mengampuni dan mengasihi tanpa syarat. Hubungan yang sejati akan membawa kita masuk ke dalam segala ses-uatu yang pasti akan dihindari oleh hubungan sosial yang acuh tak acuh. Kita akan mulai mengurangi fokus kita pada pan-dangan orang tentang sisi luar kita, dan lebih memperhatikan esensi. Kita mengerti bahwa keintiman sejati menuntut pen-gorbanan, memanggil kita menuju suatu komitmen yang jauh lebih mendalam daripada sekadar membuat kesan atau men-genakan topeng. 

TUBUH WANITA! Maxim, Details, dan masih banyak majalah lainnya sema-cam itu, yang menonjolkan foto para model wanita yang men-genakan pakaian dalam atau baju renang pada setiap terbi-tannya, dirancang untuk dikonsumsi oleh para pria di akhir usia remaja dan usia dua puluhan. Namun, ketika pria-pria ini menjadi dewasa dan menyaksikan istri mereka melewati pros-es melahirkan, mereka akan memahami tubuh istri mereka tersebut – yang dulunya menjadi sumber kesenangan di da-lam pikiran mereka – kini sebagai alat yang ajaib untuk men-gasuh anak, melakukan pemeliharaan yang memberikan ke-hidupan, dan menciptakan keintiman nonseksual yang sangat penting. Ini merupakan sebuah peristiwa penting dalam setiap perkembangan pria dewasa dalam hidup ini.  Pertumbuhan menuju pada kedewasaan merupakan sebuah jalan berliku-liku yang meninggalkan pandangan-pandangan romantis tentang kecantikan dan nilai yang didasarkan pada penampilan semata. Pertumbuhan itu tidak hanya memen-

14

CAREA l l A b o u t M a r i a g e

E-MAGZ03 Feb 2019

garuhi cara pandang wanita terhadap diri mereka, tetapi juga mengubah pandangan mereka terhadap suami. Jika keintiman seksual dihubungkan pada kesenangan belaka, itu hal yang bi-asa. Akan tetapi, ketika keintiman seksual dihubungkan den-gan keberadaan kita sebagai orangtua, maka akan ada suatu “proses aplikasi” yang berbeda secara keseluruhan yang harus dipikirkan. Seorang wanita bisa saja bercumbu dengan tipe-tipe pria yang “berbahaya” hanya untuk bersenang-senang. Namun segera setelah ia mulai berpikir tentang anak, ia akan mendapati dirinya condong pada seorang pria yang lebih sta-bil.  Seorang anak dapat membuat seorang wanita tidak meng-hiraukan kepala botak dan perut gendut dari seorang pria, lalu jatuh cinta pada hatinya, kestabilannya, dukungannya, dan ketangguhannya. Proses serupa dapat terjadi pada kaum pria se-hubungan dengan cara pandang mereka terhadap kaum wanita. 

DIPANGGIL UNTUK MEMELIHARA Tanggung jawab mengasuh anak dapat membawa kita ber-belok menuju ke arah kedewasaan. Proses itu membantu kita menelusuri kebenaran-kebenaran yang baru sehingga akhirn-ya kita memiliki sikap penghargaan yang baru terhadap orang lain – penghargaan pria terhadap istri pada khususnya dan ter-hadap kaum wanita pada umumnya, dan penghargaan wanita terhadap kemampuannya dan wawasan rohaninya yang men-gagumkan, dan juga untuk mengubah hal-hal yang paling mer-eka [wanita] hargai pada diri pria. Itulah sebabnya saya yakin bahwa tatkala seorang bayi menyusu, sesungguhnya lebih dari satu orang yang mendapat pengasuhan. Si kecil mendapatkan susu, sedangkan suami dan istri mendapatkan wawasan rohani

15

CAREA l l A b o u t M a r i a g e

E-MAGZ03 Feb 2019

dan pengetahuan yang mengubahkan hidup. Secara rohani, orangtua yang peka mengasuh hati mereka sendiri. Mereka ti-dak akan pernah memandang tubuh mereka sendiri atau tubuh  orang lain dengan cara yang sama seperti dulu.

KEMULIAAN YANG TERSELUBUNG Tampak memesona tidak ada hubungannya dengan sig-nifikansi dan dampak yang sejati. Kendati Yesus tampak san-gat duniawi di dalam tubuh manusia, tetapi karya-Nya memi-liki signifikasi yang tiada bandingannya. Dia meninggalkan keindahan surga untuk membuat diri-Nya kotor dan bahkan kerap kali berbau untuk kepentingan kita. Ia memutuskan un-tuk menjalin hubungan dengan kita daripada tampil tanpa dosa dan menikmati kenyamanan surgawi. Tanggung jawab mengasuh anak memanggil kita menuju posisi yang sama seperti itu. Setelah kerap kali berada di tengah situasi yang tidak ter-pandang dan mengerjakan tugas yang tidak memiliki daya tar-ik (mengganti popok, mengepel muntahan, dan sebagainya), kami diajak untuk memperhatikan mereka yang diabaikan oleh orang lain. Kami disadarkan oleh fakta bahwa pesona dapat menyesatkan dan bahwa “signifikansi” duniawi bisa hancur. Dalam hal ini, anak-anak mengajarkan kepada kita apa yang benar-benar berarti dan apa yang “benar-benar penting”. Me-mang sebenarnya anak-anak membantu kita bertumbuh de-wasa, menyingkirkan sifat kekanak-kanakan kita, bercermin dengan lebih jelas perihal Tuhan menginginkan kita menjadi seperti apa (1 Korintus 13:11,12).

16

CAREA l l A b o u t M a r i a g e

E-MAGZ03 Feb 2019

KEINDAHAN DALAM HAL-HAL KECIL Linda dan suaminya, Dan, membeli sebuah rumah yang tak terurus di sebidang tanah yang memiliki pemandangan yang memikat hati. Dan telah merobohkan rumah itu dan memba-ngunnya kembali.   Kami berkunjung ke sana, masuk ke dapur yang memiliki perabot lemari yang baru, sebuah meja bar yang luar biasa, dan sebuah ruang duduk yang … Saya mengitari ruangan, dan secara keseluruhan saya sangat terkesan dengan karya ipar saya tersebut.  Lamunan saya dibuyarkan oleh suara yang muncul tiba-ti-ba, “Paman Gary, Paman Gary, cepatlah ke sini!”Saya menoleh dan tampaklah Colby, keponakan saya yang berusia tiga tahun itu, melompat-lompat senang. “Colby mau tunjukkan laba-laba ke Paman. Laba-laba besar dan berbulu!”  “Di mana laba-labanya?” tanya saya.  “Yuk, ikut Colby! Colby mau tunjukkan ke Paman!”  Rasa takjubnya pada laba-laba membuat saya tersenyum. Kami, beberapa orang dewasa, yang saat itu berada di rumah tersebut, tengah terkagum-kagum pada hasil pembangunan ulang rumah itu, menghargai keindahan yang diciptakan le-wat kerja keras berbulan-bulan tersebut – tetapi Colby tidak mempunyai waktu untuk mengagumi lantai yang baru, dapur yang dirancang sendiri, atau tangga yang dipindahkan. Ia ter-paku pada seekor laba-laba. Seekor laba-laba besar dan berb-ulu.  “Ada di suatu tempat di sini,” pekiknya sambil merangkak ke atas tumpukan ubin. “Colby barusan melihatnya.”  Colby tidak membutuhkan sebuah rumah yang memesona dengan pemandangan Puget Sound yang menakjubkan. See-

17

CAREA l l A b o u t M a r i a g e

E-MAGZ03 Feb 2019

kor laba-laba biasa – jenis laba-laba yang dapat Anda temukan di gudang kosong atau lahan kosong mana pun – itulah yang kini menjadi objek kegembiraannya. Kiranya Tuhan memberikan anugerah kepada kita agar kita dapat menjadi sedikit menyerupai Colby.

Ringkasan Bab 8SACRED PARENTING – Gary ThomasTanggung Jawab Mengasuh Anak Membentuk Hati Para Orangtua

18

TEACHINGApakah Kemampuan Anak Indigo dari TUHAN?

E-MAGZ03 Feb 2019

Apakah Kemampuan Anak Indigodari TUHAN?

Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M.

Untuk kesekian kalinya saya mendapatkan pertanyaan sepu-tar kasus indigo. Ada yang bertanya karena ingin tahu. Ada

pula yang menggumulkan persoalan ini secara emosional karena dia atau orang yang dekat dengan dia tergolong indigo. Bagaima-na pandangan Alkitab tentang indigo? Sebelum mengupas pertanyaan ini secara detil ada baiknya kita memahami istilah dan keragaman konsep indigo. Istilah “in-digo” sekarang diartikan secara berlainan dan cenderung lebih luas. Siapa saja yang tergolong indigo? Tergantung pada karak-teristik indigo yang dipercayai dan digunakan oleh seseorang. Artikel ini hanya menyoroti salah satu karakteristik yang cukup konsisten muncul pada mereka yang biasanya dianggap indigo, yaitu kemampuan untuk melihat dan berinteraksi dengan roh-

19

TEACHINGApakah Kemampuan Anak Indigo dari TUHAN?

E-MAGZ03 Feb 2019

roh jahat atau mengerti beberapa peristiwa yang terjadi jauh se-belum dia lahir atau juga yang baru akan terjadi di depan. Pada beberapa anak, kemampuan ini sudah muncul sejak kecil dan tanpa dipelajari. Apakah kelebihan (atau kekurangan?) seperti ini berasal dari Tuhan? Alkitab tidak pernah membahas kasus seperti ini secara eksplisit. Tidak ada kisah di Alkitab tentang anak indigo yang seperti ini. Walaupun demikian, Alkitab tetap memberikan pe-tunjuk yang memadai untuk menyikapi kasus ini dengan benar. Kemampuan supranatural ini bukan berasal dari TUHAN. Pertama, sebuah karunia rohani diberikan sesudah seseo-rang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan (1Kor. 12:1-3). Orang yang sudah percaya secara sungguh-sungguh kepada Ye-sus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan berarti dalam dirinya sudah ada pekerjaan Roh Kudus. Tidak orang yang penuh Roh Kudus berkata “Terkutuklah Yesus”. Sebaliknya, tidak ada orang yang bisa mengakui Dia sebagai Tuhan tanpa hatinya dijamah oleh Roh Kudus. Nah, jika kemampuan supranatural yang dimiliki anak-anak indigo ternyata sudah ada sejak kecil. Kemampuan itu bukan muncul sesudah pertobatan. Dalam banyak kasus, mereka bah-kan belum pernah mendengar Injil sama sekali. Situasi seper-ti ini menunjukkan bahwa mereka mendapatkan kemampuan khusus itu bukan dari Roh Kudus. Kalau begitu, darimana mer-eka mendapatkannya? Kedua, sebuah karunia rohani diberikan oleh Roh untuk kepentingan bersama guna membangun seluruh komunitas orang percaya (1Kor. 12:7, 11). Dalam banyak kasus indigo, mer-eka hanya bisa melihat dan berinteraksi dengan roh-roh jahat. Persoalannya, mereka tidak dapat melakukan apapun terhadap roh-roh itu. Pengetahuan mereka tidak membangun orang lain.

20

TEACHINGApakah Kemampuan Anak Indigo dari TUHAN?

E-MAGZ03 Feb 2019

Tidak membuat orang lain semakin mengenal dan mengasihi Tu-han Yesus Kristus. Apa dampak kemampuan itu bagi kerohanian orang yang memilikinya? Apa pengaruh positif bagi orang lain di sekitarn-ya? Jika tidak ada, kita perlu menanyakan apakah Allah akan memberikan sesuatu yang tidak bermanfaat. Bukankah pembe-rian-Nya selalu baik dan sempurna (Yak. 1:17; 2Tim. 4:4)? Ketiga, kemampuan indigo justru seringkali membawa pada tindakan-tindakan yang negatif. Berbagai riset menunjukkan bahwa orang-orang indigo cenderung antisosial (paling tidak terhadap orang-orang lain yang berbeda dengan mereka). Mer-eka anti-otoritas dan sistem. Mereka mengalami kesulitan untuk berbaur secara normal dengan orang-orang lain. Tidak heran, sebagian psikolog menganggap kemampuan itu sebagai keku-rangan. Mereka dikategorikan sebagai pengidap kelainan keji-waan tertentu. Terlepas dari akurat atau tidaknya diagnosa dan labelisasi para psikolog di atas, kita perlu mengkritisi kemampuan indigo. Jika kemampuan itu berasal dari Tuhan bukankah pasti membawa ke-baikan? Bukankah ukuran kerohanian yang sejati adalah semakin serupa dengan Yesus Kristus (Rm. 8:29; 2Kor. 3:18; Kol. 3:10)? Jika mereka sedemikian rohani (dengan kemampuan supranat-ural itu), mengapa karakter mereka justru cenderung negatif?Yang terakhir, mereka yang tergabung dalam komunitas indi-go seringkali menunjukkan konsep-konsep yang sangat ber-bau Gerakan Zaman Baru yang sangat pantheistik (dari Bahasa Yunani pan = segala dan theos = allah). Mereka mengaku bisa mengamati apa saja yang terjadi secara rohani di planet bumi ini. Beberapa orang dipandang sebagai reinkarnasi dari binatang atau orang tertentu di masa-masa sebelumnya. Banyak kon-sep dan kosa kata yang mereka gunakan adalah tipikal Gerakan

21

TEACHINGApakah Kemampuan Anak Indigo dari TUHAN?

E-MAGZ03 Feb 2019

Zaman Baru (auro, energi positif-negatif, pencerahan secara mistis, penggalian potensi diri yang tanpa batas, dsb.). Salah satu penantian mereka adalah berakhirnya dunia ini sehingga mereka bisa menjadi benar-benar sesuai dengan potensial mereka, yaitu menjadi allah-allah. Soli Deo Gloria.

22

TEACHINGDoctrine Does Matter

E-MAGZ03 Feb 2019

(Lanjutan tgl 27 Januari 2019)

Ketiga, Yesus membuat klaim keilahian ketika Ia men-gampuni dosa-dosa orang yang lumpuh dalam Markus 2.

“Satu-satunya orang yang dapat mengatakan hal demikian dengan begitu berarti adalah Allah sendiri, karena dosa, wa-laupun hal tersebut melanggar orang lain, pertama-tama dan paling penting adalah pelanggaran terhadap Allah dan hu-kum-hukum-Nya,” kata teolog D.A. Carson. Keempat, bahkan ada sebuah klaim transendental yang dilakukan ketika Yesus memilih murid-murid-Nya, menurut Ben Witherington II, penulis The Christology of Jesus. “Jika kedua belas murid mewakili israel yang baru, di manakah posisi

APAKAH YESUS PERNAHMENGKLAIM DIRINYA SEBAGAI ALLAH?

23

TEACHINGDoctrine Does Matter

E-MAGZ03 Feb 2019

Yesus?” tanyanya. “Ia bukan hanya bagian dari israel, tidak ha-nya semata-mata bagian dari kelompok-kelompok yang dite-bus, Ia membentuk kelompok—seperti Allah di dalam Per-janjian Lama membentuk umat-Nya dan mendirikan kedua belas suku israel. Itulah petunjuk mengenai apa yang Yesus pikir mengenai diri-Nya.” Petunjuk kelima mengenai pengertian Yesus akan diri-Nya sendiri datang dari cara-Nya berpikir. “[Yesus] memulai aja-ran-Nya dengan frase ‘Amin kukatakan kepadamu’ yang mak-sudnya adalah, ‘Saya bersumpah sebelumnya untuk kebenaran akan apa yang akan saya katakan.’ Ini benar-benar revolusion-er,” kata Witherington. Ia kemudian menjelaskan: Dalam Yudaisme, Anda memerlukan kesaksian dari dua orang... namun Yesus bersaksi mengenai kebenaran akan per-kataan-Nya sendiri. Alih-alih mendasarkan pengajaran-Nya kepada ororitas lainnya, Ia berbicara dari otoritas-Nya sendiri. Jadi inilah seseorang yang menganggap diri-Nya sendiri memiliki otoritas yang dari atas dan melebihi apa yang dimili-ki oleh nabi-nabi Perjanjian Lama. Ia percaya Ia memiliki tidak hanya inspirasi ilahi, seperti yang dimiliki Raja Daud, na-mun juga otoritas ilahi dan kuasa dari pengakuan ilahi secara langsung. Keenam, Yesus menggunakan terminologi Aram Abba, atau “Bapa yang terkasih,” ketika berhubungan dengan Allah. Ini menggambarkan sebuah keintiman yang tidak terdapat di dalam Yudaisme kuno, di mana orang-orang Yahudi yang san-gat berdedikasi, menghindari untuk menggunakan nama prib-adi Allah karena takut mereka akan salah mengucapkannya. Pengamatan Dr. Witherington adalah sebagai berikut:

24

TEACHINGDoctrine Does Matter

E-MAGZ03 Feb 2019

Signifikansi dari “Abba” adalah bahwa Yesus merupakan inisiator dari hubungan yang sangat akrab, yang sebelumn-ya belum pernah ada. Pertanyaannya adalah, Orang macam apa yang dapat memunculkan hubungan perjanjian yang baru dengan Allah?... Yesus mengatakan hanya dengan memiliki relasi terha-dap diri-Nya di mana bahasa doa semacam ini— hubungan dengan Allah “Abba” seperti ini—menjadi mungkin. Ia men-gatakan banyak hal mengenai bagaimana Ia menganggap di-ri-Nya sendiri.

Bersambung……………..Sumber: Who made God?

25

TEACHINGDo You Know?

E-MAGZ03 Feb 2019

(Lanjutan tgl 27 Januari 2019)

Pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa ialah juga Asael, sauda-ra Yoab, selanjutnya Elhanan bin Dodo, dari Betlehem;

Kedua, jika memang Daud dan Elhanan adalah orang yang sama, mengapa peristiwa mengalahkan Goliat terjadi di dua tempat berbe-da” Daud mengalahkan Goliat di daerah antara Sokho dan Azeka di Efes-Damim (1 Sam 17:1) sedangkan Elhanan mengalahkan Goliat di daerah Gib (2 Sam 21:19). Salah satu penjelasan yang paling masuk akal untuk menjelaskan ‘carut marut’ di atas adalah memahami proses sederhana transmisi teks.

SIAPAKAH YANG MEMBUNUH GOLIAT:DAUD ATAU ELHANAN ?

26

TEACHINGDo You Know?

E-MAGZ03 Feb 2019

1. Secara meluas para sarjana mengakui bahwa teks Ibrani (bukan terjemahan-terjemahannya) dari kitab 1 dan 2 Samuel (utamanya 2 Samuel) bukan merupakan kitab yang berhasil ditemukan dan dipertahankan dalam kondisi fisik yang baik. Dalam beberapa ba-gian terdapat banyak yang rusak secara fisik dan itu terus dibiarkan dalam proses transmisi teks, utamanya yang berhubungan dengan scribal error (kesalahan yang dilakukan oleh para penulis ketika me-mindahkan atau menyalin teks), misalnya para juru tulis melaku-kan Haplography, yaitu menuliskan sebuah atau sekelompok huruf yang seharusnya dilakukan 2 kali, namun malahan dituliskan hanya sekali saja.

2. Kata bt hlhmy bet hallakhmi (LAI ‘orang Betlehem’) dalam ba-hasa Ibrani berbeda (dalam hal penulisan dan pengucapan) berbeda sedikit saja dengan kata ‘Lahmi’ yang didahului oleh sebuah tanda bahasa Ibrani yang merujuk pada obyek langsung (bandingkan : bt hlhmy dan ‘t lhmy).

3. Orang yang menyalin kitab Tawarikh salah membaca kata bt hlhmy bet hallakhmi sebagai akusatif (membutuhkan obyek langsung) sehingga diikuti oleh sebuah nama Lahmi (‘t lhmy ‘et lakhmi). Intinya : dalam 1 Taw 20: 5 dituliskan : Maka terjadilah lagi pertempuran melawan orang Filistin, lalu Elhanan bin Yair mene-waskan Lahmi, saudara Goliat, orang Gat itu, yang gagang tombak-nya seperti pesa tukang tenun. Kemungkinan pembacaaan karena adanya scribal error: Maka terjadilah lagi pertempuran melawan orang Filistin, lalu Elhanan bin Yair orang Betlehem itu menewas-kan saudara Goliat, orang Gat itu, yang gagang tombaknya seperti pesa tukang tenun

4. Sedangkan penyalin kitab Samuel salah membaca kata akh (artinya ‘saudara) sebagai tanda akusatif ‘et (artinya ‘pada’ obyek langsung). Intinya : dalam 2 Sam 21:19 dituliskan : Dan terjadi lagi pertempuran melawan orang Filistin, di Gob; \Elhanan bin Yaare-Oregim, orang Betlehem itu, menewaskan Goliat, orang Gat itu, yang gagang tombaknya seperti pesa tukang tenun. Kemungkinan

27

TEACHINGDo You Know?

E-MAGZ03 Feb 2019

pembacaaan karena adanya scribal error: Dan terjadi lagi pertem-puran melawan orang Filistin, di Gob; \Elhanan bin Yaare-Oregim, orang Betlehem itu, menewaskan saudara Goliat, orang Gat itu, yang gagang tombaknya seperti pesa tukang tenun.

Pada akhirnya yang dapat disimpulkan dari kemungkinan di atas adalah:

1 Taw 20: 5 dituliskan :Maka terjadilah lagi pertempuran mel-awan orang Filistin, lalu Elhanan bin Yair orang Betlehem itu menewaskan saudara Goliat, orang Gat itu, yang gagang tom-baknya seperti pesa tukang tenun

2 Sam 21:19 dituliskan :Dan terjadi lagi pertempuran melawan orang Filistin, di Gob; \Elhanan bin Yaare-Oregim, orang Betlehem itu, menewaskan saudara Goliat, orang Gat itu, yang gagang tombaknya seperti pesa tukang tenun.

Jadi Daud mengalahkan Goliat dan Elhanan mengalahkan saudara Goliat, tidak disebutkan siapa nama saudara Goliat itu. NK_P

28

MISSIONBAB VI: Pembebasan Umat Allah

E-MAGZ03 Feb 2019

(Lanjutan tgl 27 Januari 2019)

Perhatikanlah pula bahwa dalam hukum itu sifat misi Allah mun-gkin terlihat sepintas untuk pertama kalinya. Yaitu, Allah akan

memperlihatkan diri-Nya sendiri di dalam bangsa Israel agar akh-irnya bangsa-bangsa akan datang kepada bangsa Israel dan Yeru-salem untuk “melihat dengan mata sendiri” kemuliaan-Nya. dalam Perjanjian Lama, gerakan daya dorong misi, terutama bergerak menuju pusat. Bangsa-bangsa diundang untuk datang ke Yerusa-lem (bdn. Yes. 2:2-4). Sesudah kedatangan Kristus, gerakan misi menyebar dari Yerusalem ke ujung-ujung bumi. Sayangnya, bang-sa Israel tidak menyadari kemuliaan nama bangsanya yang telah dipanggil dari semula. Sewaktu Musa menerima hukum itu dari

bab Vi : pembebasan umat allah

29

MISSIONBAB VI: Pembebasan Umat Allah

E-MAGZ03 Feb 2019

Allah, bangsa yang berada di perkemahan malah membentuk dan menyembah anak lembu emas.

BAB VII: MASUK KE KANAAN

Israel di padang gurun (Bilangan) Arak-arak orang Israel berjalan terus dari Mesir menuju tanah perjanian, dan sekarang pusat perhatian berubah dari pembebasan ke pemilikan. Keluaran 16-18, menceritakan peristiwa padang gu-run yang dirinci dalam Kitab Bilangan, di mana – segera setelah pembebasan yang menakjubakan – bangsa Israel diuji. Karena tanah itu, walau telah dijanjikan Allah, masih harus diperjuangkan (Bil. 1:3). Bangsa yang telah dipilih Allah sebagai anak sulung-Nya masih harus belajar mengenai kepatuhan dan kepercayaan. Tuhan menyuruh Musa untuk mempersiapkan enam ratus ribu orang laki-laki berumur dua puluh tahun ke atas yang siap ber-perang. Maka total jumlah penduduk diperkirakan sekitar dua hing-ga tiga juta orang. Keluarga Abraham telah berkembang menjadi begitu banyak, yang menandakan bahwa Allah telah memberka-ti keluarga tersebut. Tetapi kenyataan yang sama ini menggaris-bawahi ketergantungan yang sempurna hidup bangsa itu kepada Allah, sebab dari manakah persediaan makanan dan minuman bagi begitu banyak orang di padang gurun? Pasal-pasal pertama kitab Bilanagn memberikan tanda-tnada kehadiran dan perhatian Allah. Hal ini sesakan-akan mempersiapkan mereka untuk percobaan yang akan datang. Tanda pertama yang dapat kita sebutkan ialah berkat termasy-hur. Harun diperintahkan untuk mengatakannya kepada bangsa itu dalam Ulangan 6:2-27. Berkat itu terdiri dari tiga bagian. Di sini Allah mengingatkan akan berkat pada waktu dunia diciptakan (Kej. 1:28) dan berkat yang dijanjikan melalui Abraham (Kej. 1:1-3). Petama, Tuhan memberkati dan mempetahankan dalam “dimen-

30

MISSIONBAB VI: Pembebasan Umat Allah

E-MAGZ03 Feb 2019

si dan kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia”. yaitu jaminan dasar bagi kehidupan dan kebutuhan hidup. Kedua, Tuhan itu pen-gasih dan Ia membuat wajah-Nya besinar – yaitu, Ia menjanjikan kehadiran-Nya secara pribadi, yang memberikan pembebasan dan bukan kemurkaan yang sepatutnya kita terima. Dan terakhir, Tu-han menghadapkan wajah-Nya dan memberikan damai sejahtera. Di dalam Alkitab, perhentian dan perdamaian menyatakan perse-diaan yang melimpah, yang akan Allah berikan kepada umat-Nya pada suatu hari nanti. Di sini sebuah dimensi yang lebih lanjut dari misi bangsa Israel diperlihatkan: melalui perkembangan pemaha-man mereka akan kehadiran dan perhatian Allah, di mana mereka akan dipakai untuk menjadi saluran berkat. “Karya penyelamatan Allah dalam dan melalui umat-Nya merupakan bagian berkat yang dianugerahkan-Nya kepada dunia”. Tanda kedua, dari kehadiran Allah, adalah tiang awan dan tiang api yang membimbing mereka dalam perjalanan, yang merupakan tanda bagi perintah Allah kepada mereka untuk berangkat atau berkemah (Bil. 9:15-23). Kemudian terompet-terompet khusus harus dibuat untuk mengumpulkan bangsa itu “menjadi keteta-pan …. Supaya kamu diingat di hadapan Tuhan, Allahmu dan dise-lamatkan daripada musuhmu” (Bil. 10:8-9). Bersambung…………..(diambil dari buku “Agar Bumi bersukacita” oleh William A Dyr-ness)

31

FAMILY FELLOWSHIPE-MAGZ03 Feb 2019

Senin, 4 Februari 2019SALING MENGUNGKAP CINTA

(BACAAN: KIDUNG AGUNG 1:1-2:7) Alkitab membicarakan semua aspek hidup manusia. Tidak ada yang dianggap tabu, tidak penting, dan tidak perlu diperhatikan. Kid-ung Agung membicarakan hubungan cinta dua orang kekasih. Kitab ini menolak dua macam ekstrem yang salah: pengumbaran nafsu yang liar, juga asketisisme (pengekangan diri) yang salah. Pasangan yang sedang menjalin cinta ini saling mengekspresi-kan kerinduan, keraguan diri, pujian, dan harapan mereka. Mempelai perempuan tidak merasa tabu dengan kerinduannya akan kecupan mempelai laki-laki. Kecupan ini dikaitkan dengan pengertian cinta yang telah dinikmatinya dari mempelai laki-laki (1:2). Kerinduan itu bukan timbul dari dirinya sendiri melainkan merupakan suatu re-spons terhadap cinta mempelai laki-laki kepadanya. Ia menghargai cinta itu melebihi kenikmatan lain (anggur). Keduanya saling sadar akan daya tarik cinta, fisik, dan dorongan untuk saling menyukakan (1:7, 2:3). Cinta antarlawan jenis dalam hubungan yang benar adalah karunia Ilahi. Cinta itu tidak dipaksakan, tumbuh dengan sehat, sal-ing memberi dan menerima, serta saling memperkaya yang berpun-cak pada persatuan intim (1:16). Dalam karunia cinta yang murni itu pengenalan diri secara jujur menjadi pengalaman indah (5-6). Dalam terang Perjanjian Baru pernikahan tidak mungkin tidak berkait dengan pemahaman hubungan Kristus dengan jemaat (Ef. 5:22-33). Pernikahan bukan ada untuk pernikahan itu sendiri me-lainkan menjadi sarana untuk memahami keluasan dan kedalaman cinta kasih Kristus kepada jemaat. Kasih kita kepada Kristus bagaikan melodi utama dalam lagu yang disertai dengan melodi-melodi yang lain yang membentuk keanekaragaman nada-nada kehidupan. Tanpa kasih Kristus yang menjadi pusatnya, pernikahan akan menjadi ber-hala. SH

32

FAMILY FELLOWSHIPE-MAGZ03 Feb 2019

Selasa, 5 Februari 2019IRAMA CINTA

(BACAAN: KIDUNG AGUNG 2:8-3:5) Cinta tidak statis, tapi dinamis. Demikian juga gairah cinta men-genal pasang surut, bagaikan musim silih berganti, masing-masing dengan unsur-unsur penting yang berkontribusi dalam memban-gun gairah itu. Pada umumnya kaum laki-laki ingin cepat-cepat sampai kepada keintiman fisik. Padahal kaum perempuan sangat mendambakan gairah yang diwujudkan dalam bentuk sikap, peng-hargaan, kesediaan mendengar, dll. oleh keinginan berbagi pen-galaman menikmati musim semi, sang laki-laki meloncat-loncat mencari kekasihnya. Gairah cinta tidak hanya terfokus di tempat tidur, tetapi juga bertumbuh di tengah kicau burung, harum me-kar bunga, dan saat berbagi cerita (2:8-14). Perempuan, pada umumnya, cenderung pasrah dan kurang responsif dalam mengungkap gairah cinta. Demikianlah awalnya yang diperlihatkan kekasih perempuan dalam perikop ini. Rupa-nya ia tidak segera merespons ajakan suaminya untuk menikmati keindahan nyanyian musim semi. Sesaat mereka terpisah, sang kekasih perempuan menjadi tidak segan mengungkap kerinduan, keterhilangan, dan eksklusivitas hubungan mereka (2:16-3:3). Cinta yang sejati mengalir melalui irama dan musim. Laki-laki dan perempuan tidak perlu berhenti dalam sikap dan peran yang dianggap lazim oleh budaya. Setiap pasangan tidak boleh bersikap sentimental cengeng atau romantisme kosong sehingga melupak-an tanggung jawab untuk memelihara hubungan dan mengem-bangkan diri masing-masing.Hubungan yang sehat harus menghadapi “rubah-rubah kecil” yang bisa merusak kebahagiaan sejati. Hanya dengan hidup yang bertanggung jawab sepasang kekasih dapat menikmati hubungan yang saling memiliki. SH

33

FAMILY FELLOWSHIPE-MAGZ03 Feb 2019

Rabu, 6 Februari 2019AKU BANGGA PADAMU

(BACAAN: KIDUNG AGUNG 3:6-5:1)

Perikop 3:6-5:1 ini bisa disebut jantung kitab Kidung Agung. Per-tumbuhan cinta measuki puncaknya ketika pasangan memasuki mah-ligai pernikahan (3:6-11, 4:1-5:1). Selain megah (3:6-11), upacara itu berintikan luapan kekaguman pengantin laki-laki kepada pengantin perempuan. Perasaan bangga itu diungkapkan dengan menggunakan ilustrasi: padang gurun (3:6) yang dikontraskan dengan kebun (4:15); kemegahan Salomo yang dimahkotai (3:11) sama dengan kecantikan mempelai perempuan (4:1); penggunaan mur dan kemenyan (3:6, 4:6, 14); aroma kayu dari Libanon (3:9, 4:11). Kekaguman suami terhadap istrinya tidak sebatas pada tubuh (mata, rambut, mulut, leher, buah dada). Keseluruhan cinta dan ke-pribadiannya bagaikan misteri yang tak akan pernah habis menimbul-kan takjub (4:12-15). Suami yang bangga pada istrinya akan menum-buhkan perasaan penerimaan serta percaya diri yang sehat dalam diri istrinya. Alkitab sudah mengajarkan bahwa kata-kata pujian adalah ekspresi cinta yang sehat untuk dilakukan sepasang kekasih. Cinta yang sejati tidak hanya memberi pujian, bahkan melihat kekasih se-bagai orang yang tak ada cacat cela (7). Ini bukan cinta buta, me-lainkan kasih yang menutupi segala sesuatu (1Kor. 13:7), termasuk kekurangan pasangan kita. Sebagaimana doa Yesus bagi mereka yang menyalibkan-Nya (Luk. 23:34), Dia menutupi keberdosaan mereka di hadapan Bapa. Penerimaan mempelai laki-laki akan kekasihnya menggerakkan mempelai wanita untuk mempersembahkan kebun-nya bagi mempelai laki-laki (Kid. 5:1). Bangga terhadap pasangan kita berarti menghargai anugerah Allah atas diri dan keluarga kita. Kita bukan menutup mata pada kelemahan pasangan kita, melainkan membuka mata kepada proses pembentukan yang Allah sedang kerjakan atas pasangan kita.SH

34

FAMILY FELLOWSHIPE-MAGZ03 Feb 2019

Kamis, 7 Februari 2019SAKIT ASMARA

(BACAAN: KIDUNG AGUNG 5:2-6:3) Bagian ini mirip ps. 3:1-4. Keduanya entah menceritakan mim-pi mempelai perempuan atau masa perpisahan sesaat yang sungguh terjadi. Perbedaannya, pada ps. 3:1-4 mempelai laki-laki menghilang untuk sementara waktu, mempelai perempuan mencarinya dan men-emukannya. Pada perikop ini mempelai laki-laki ingin menjumpai mempelai perempuan (5:2), mempelai perempuan ragu karena su-dah siap tidur (3), ketika akhirnya ia bangun kekasihnya sudah pergi (6). Dalam kenyataan hidup pernikahan, tidak selamanya suami istri akan ada bersama. Tugas, sakit, beda pendapat, bisa datang sewaktu-waktu dan menyebabkan suami istri harus berpisah sesaat entah se-cara fisik atau pengalaman ruang batin. Namun keterpisahan ini jus-tru menjadi kesempatan bagi terujinya cinta, menjadi saat tumbuh dan disadarinya sakit asmara oleh masing-masing pihak (8). Masalah yang muncul dalam hubungan suami istri jadi kesempatan pemur-nian dan pematangan cinta keduanya. Dari kondisi tertindas namun hati terjaga (3), mempelai perem-puan bangun, mencari bahkan menderita demi mempererat kesatu-an cintanya dengan suaminya (6-8). Sebelumnya, suami yang mel-ontarkan syair pujian untuk istrinya. Kini giliran istri memamerkan kegagahan suami (rambut, mata, pipi, bibir, tangan, tubuh, kaki, per-awakan, mata, 10-16) di hadapan perempuan lain. Ia bangga men-erangkan bahwa ia adalah milik suaminya (6:3a). Dalam keterpisahan sesaat itu justru tampak upaya menunjukkan kebersatuan pernika-han secara lebih bersungguh-sungguh! Kehadiran anak, pengejaran karier, ketidakpuasan seks, perbe-daan suami istri, dll. berpotensi merenggangkan keharmonisan pa-sutri. Cinta sejati dalam pernikahan Kristen akan lulus ujian karena bersumber pada kasih Ilahi yang dinyatakan Kristus.SH

35

FAMILY FELLOWSHIPE-MAGZ03 Feb 2019

Jumat, 8 Februari 2019LUHURNYA ANUGERAH CINTA

(BACAAN: KIDUNG AGUNG 6:4-8:4) Cinta yang mengikat suami istri dalam mahligai pernikahan adalah anugerah Tuhan. Dalam anugerah-Nya itu, suami atau is-tri melihat pasangannya sebagai pemberian terbaik dari Tuhan. Maka pujian kecantikan istri dengan ilustrasi Tirza dan Yerusalem, dua kota terindah di dunia, adalah tidak berlebihan (6:4). Di mata mempelai laki-laki, mempelai perempuan unik dan tidak dapat dibandingkan dengan permaisuri, selir, para dara (8-9). Kerinduan mempelai perempuan membuat ia melihat mempe-lai laki-laki sebagai seorang bangsawan (12). Bila ayat 6:13a meru-pakan perkataan dari para peronda kota (band. 5:7), ini menjelaskan adanya nuansa nafsu dalam panggilan mereka. Jika demikian, ini dapat dimengerti sebagai kelanjutan dari mimpi buruk (band. 3:1-4; 5:2-6) mempelai perempuan yang hanya bisa disembuhkan oleh pujian mempelai laki-laki. Ia menegur para peronda kota itu dan melindungi kekasihnya (6:13b). Mempelai laki-laki kagum terha-dap watak luhur sang istri, luhur adalah ciri kebangsawanan (7:1) padahal sang istri sesungguhnya gadis desa (6:12). Pujian mem-pelai laki-laki mencapai klimaks dengan ajakan menikmati cinta bersama (7:8), dan disambut mempelai perempuan (9-13). Kerin-duannya sangat kuat hingga ia berharap bisa mencium kekasihnya dengan bebas seperti mencium saudaranya laki-laki (8:1). Mari kita bersyukur kepada Tuhan atas anugerah-Nya, yaitu pasangan kita. Pujilah dan nyatakan cinta Anda sepenuh hati, ba-hagiakanlah kekasih Anda dalam ketulusan. SH

36

FAMILY FELLOWSHIPE-MAGZ03 Feb 2019

Sabtu, 9 Februari 2019JANJI PERNIKAHAN

(BACAAN: KIDUNG AGUNG 8:5-14) Cinta sejati tidak hanya sekadar janji mengasihi sampai maut memisahkan. Janji itu sendiri bak meterai (6a) yang mengesahkan sebuah dokumen resmi. Lebih dari selembar akte pernikahan, “cin-ta kuat seperti maut” (6b). Sepasti kematian akan hadir cepat atau lambat dalam kehidupan manusia, demikian pula cinta sejati pasti menjadi perekat yang mempersatukan kedua mempelai. Pertama, cinta sejati merupakan cinta yang dikobarkan Allah sendiri (6d) pada suami istri yang diberkati-Nya. Cinta demikian akan langgeng karena Tuhan menyertai ̀ dua’ yang telah menjadi ̀ satu’ itu. Kedua, kegairahan (cemburu) (6c) yang menyertai cinta itu adalah cemburu kudus (band. Kel. 20:5; Yoh. 2:17) karena menyadari bah-wa pasangannya adalah pilihan dan anugerah Tuhan baginya. Cinta yang sejati tidak memberi tempat bagi pria atau wanita lain. Cin-ta yang sejati juga tidak mungkin dapat ditukar dengan harta benda (7b), karena cinta berurusan dengan pribadi. Ketiga, karena itu cinta sejati akan terus membara, tak mungkin dipadamkan oleh apa pun juga bahkan oleh aliran sungai permasalahan hidup (7a). Janji pernikahan itu hanya tepat diucapkan oleh seseorang yang telah dewasa dalam segala aspek dan mampu mengambil keputusan yang benar. Waktu masih kanak-kanak, mempelai perempuan dilind-ungi oleh kakak laki-lakinya bagaikan tembok yang dilindungi atap, dan pintu yang dibatasi palang (9). Setelah masa itu lewat, tembok itu sendiri tampil dalam kedewasaan dan kematangan seksual (10), tanda kesiapan masuk dalam mahligai pernikahan. Kedewasaan itu juga ditandai dengan melihat kebahagiaan pernikahan bukan pada kemegahan ala raja Salomo (11), melainkan pada komitmen bersama pasangannya untuk saling mengasihi seperti Kristus mengasihi je-maat-Nya.SH

37

PENGUMUMANE-MAGZ03 Feb 2019

Hari / Tanggal Pkl Keterangan

Senin, 04 Feb 2019 23.00Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FMHUT: Anak Catherine Huang

Selasa, 05 Feb 2019 HUT: Sdr. Benias

Rabu, 06 Feb 2019

18.30Pembinaan Jemaat modul 2“Gereja Yang Menggerakkan Jemaat”Oleh: Ev. Heri Kristanto

19.00 Latihan Musik KU 3HUT: Ibu Naomi Kusuma WardaniHUT: Ibu Tan SuaniHUT: Sdr. Matheus Frans Wattimury

Kamis, 07 Feb 201918.30

Pembinaan Jemaat modul 2“Gereja Yang Menggerakkan Jemaat” Oleh: Pdt. Yohanes Dodik Iswanto

19.00 Latihan Musik KU 1 dan 2

Jumat, 08 Feb 201918.30 Persekutuan Pemuda REC Darmo I - move

HUT: Sdr. Alfa Zera Tasidjawa

Sabtu, 09 Feb 2019

06.00 Doa Pemuridan18.00 Persekutuan Pemuda REC Nginden18.00 Persekutuan Pemuda REC MERR

22.00 Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FMHUT: Sdr. Felix Tanzil

AGENDA MINGGU INI

38

IBADAHE-MAGZ03 Feb 2019

Minggu, 03 Februari 2019

Singer

Doa Syafaat

danPersem

bahan

Penyambut

Jemaat

Pelayan LCD

Pelayan Musik

Liturgos

Pengkhotbah

Tema

Penatalayanan

Sdr. Hendri K

Ibu Debby

Ev. Heri

Bp. FerryIbu FennyIbu N

unuk

Sdr. Andreas P

Bp. Eliazar

Ibu Wilis

Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M

Cinta Kuat Seperti Maut (Kidung Agung 8:6-7)

REC N

gindenKU

Ipk. 07.00

Sdr. Hendri K

Sdri. Michelle

Ev. Heri

Sdr. CliffordSdr. Vincent

Sdri. ChristineSdri. Via

Sdri. Melissa

Bp. Eliazar

Sdr. Ganda

REC N

gindenKU

IIpk. 10.00

Sdr. Dennis

Sdri. Stevani

Ibu Mei

Sdri. KarinaSdri. ReginaSdr. Chandra

Sdri. Ester

Sdr. Tan Hen-

dra

Bp. Martin

Sdr. EvanSdr. Arka

Sdr. Daniel

Ibu Ike

REC N

gindenKU

IIIpk. 17.00

Sdri. EkaSdri. Yena

Ibu Ruth

Ibu Ruth

Sdr. Yosi

Bp. Haryadi

Sdr. Mito

Ev. Edo Walla, M

.Div

REC D

armo

KU I

pk. 07.00

Sdri. VirginSdr. D

ennis

Ibu Ruth

Ibu Ruth

Bp. Amir

Sdr. Klemens

Sdr. RioSdr. SugikSdr. Albert

Sdri. Renne

REC D

armo

KU II

pk. 10.00

Sdri. ClaraSdri. N

ike

Sdr. Daniel

Sdr. Naeson

Sdri. Lia Jacob

Sdri. Marlin

TEAM

Sdr. Daniel

Pdt. Novida F Lassa, M

.Th

REC M

errKU

Ipk. 10.00

Sdri. ClaraSdri. N

ike

Sdr. Daniel

Sdr. TeddySdri. Kristine

Sdri. Marlin

TEAM

Sdr. Daniel

REC M

errKU

IIpk. 17.00

39

IBADAHE-MAGZ03 Feb 2019

Minggu, 10 Februari 2019

Singer

Doa Syafaat

danPersem

bahan

Penyambut

Jemaat

Pelayan LCD

Pelayan Musik

Liturgos

Pengkhotbah

Tema

Penatalayanan

Sdr. Daniel

Sdri. Ririt

Ibu Vena

Ibu TitikSdri. Krisna

Sdr. Yori

Sdr. Anton

Sdr. Michael

Bp. Andreas W

Ev. Troy Hiendratno, M

.Div.

Di m

ana Tuhan dalam keluargam

u?(Mazm

ur 127)

REC N

gindenKU

Ipk. 07.00

Bp. EddyIbu Sisca

Ibu Eriana

Ibu VonnyIbu Lusiana

Ibu ErnawatiIbu Eriana

Bp. Lutfi

Sdr. Michael

Bp. Andreas W

REC N

gindenKU

IIpk. 10.00

Sdr. Michael

Ho

Sdri. Angeline

Sdr. Ganda

Bp. Andreas KIbu Rini

Bp. Imbo

Ibu Suyatmi

Sdr. Yosi

Sdr. RioSdr. VictorSdr. M

arioSdr. W

illy W

Sdri. Grace

REC N

gindenKU

IIIpk. 17.00

TEAM

Ibu Ruth

Ibu Ruth

Sdr. Yosi

Bp. Amir

Bp. Koesoemo

Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M

REC D

armo

KU I

pk. 07.00

Sdri. ClarineM

r. Phil

Sdr. Yosi

Sdr. Yosi

Sdri. Wella

Bp. Amir

Sdr. RioSdr. SugikSdr. Vicky

Bp. Dave

REC D

armo

KU II

pk. 10.00

Sdr. FrediSdri. M

elan

Sdr. Bruni

Sdri. Henny

Sdri. Glory

Sdr. Gary

TEAM

Sdr. Bruni

Pdt. Reyco Wattim

ury, S.Th

REC M

errKU

Ipk. 10.00

Sdr. FrediSdri. M

elan

Sdr. Bruni

Sdri. VannySdri. Phany

Sdr. Gary

TEAM

Sdr. Bruni

REC M

errKU

IIpk. 17.00

40

IBADAHE-MAGZ03 Feb 2019

SEKOLAH MINGGU

Keterangan 03 Februari 2019(Pk. 10.00 WIB)

10 Februari 2019(Pk. 10.00 WIB)

Liturgos/Singer Kak Willy / Dinan Kak Debby/ Bing-BingPelayan Musik Kak Ganda Kak RubenDoa Pra/Pasca

SM Kak Debby Kak Budi

Persembahan Riby dan Livi Sharoon & Wei– Wei

Tema Tuhan mengirimkan Gideon Tuhan memilih Gideon

Bahan Alkitab Hakim-Hakim 6 Hakim-Hakim 7,8Sion Kak Feni Kak Feni

Getsemani Kak Mei Kak SuaniYerusalem Kak Hilda Kak EvelinNazareth Kak Yosef Kak KeziaBetlehem Kak Evelyn Kak Vena

REMAJA DAN PEMUDATema

Ibad

ah P

emud

aSa

btu,

09

Feb’

19 p

k. 18

.00

Mengenal Okultisme

Ibad

ah R

emaja

Min

ggu,

03

Feb’

19 p

k. 10

.00

Gabung Ibadah Umum

Pengkotbah Pdt. Yohanes Dodik

Liturgos Sdr. Egan

Pelayan Musik Sdr. ClemingSdr. Harris

Pelayan LCD Sdri. MichellePenyambut

JemaatSdr. Erik

Sdri. MelindaPetugas Doa Sdri. Melinda

41

IBADAHE-MAGZ03 Feb 2019

KEHADIRAN JEMAATIbadah Hari/Tanggal Jumlah Jemaat Keterangan

REC NGINDEN KU I Minggu, 27 Jan’19 53

REC NGINDEN KU II Minggu, 27 Jan’19 127

REC NGINDEN KU III Minggu, 27 Jan’19 64

Sekolah Minggu Minggu, 27 Jan’19 45

Remaja Nginden Minggu, 27 Jan’19 16

Pemuda Nginden Sabtu, 26 Jan’19 23

REC MERR Minggu, 27 Jan’19 KU1: 38KU2: 26

REC DARMO PERMAI KU I Minggu, 27 Jan’19 28

REC DARMO PERMAI KU II Minggu, 27 Jan’19 58 SM:14

RM: 4

REC BATAM Minggu, 27 Jan’19 16 SM: 39RM: 42

POS Batu Aji Minggu, 27 Jan’19 13

42

E-POSTERE-MAGZ03 Feb 2019