kerajaan islam di indonesia
TRANSCRIPT
KERAJAAN ISLAM DI NUSANTARA
• ASSYFA ZAHRA W• MOH. FAISAL REZA • MUH. FARIZ NUGROHO• MUH. FAUZAN NURSYAMSI • TOBIAS HABONARON• SIFAH FAUZIAH
KERAJAAN ISLAM Kerajaan Islam yang berdiri di Indonesia yang dibawa dari Kerjaan Turki
Usmani merupakan salah satu cikal bakal umat Islam di Indonesia. Masuknya agama islam ke nusantara (indonesia) pada abad 6 akhir
dibawa oleh Syech Abdul Kadir Jailani periode I atau Pase Pertama, telah membawa banyak perubahan dan perkembangan pada masyrakat,budaya
dan pemerintahan. Perubahan dan Perkebangan tersebut terlihat jelas dengan berdirinya kerajaan-kerajaan yang bercorak islam,Kehadiran Islam
sebagian besar dibawa oleh para pedagang Gujarat Timur Tengah. Pastinya kita dengar Kerajan Islam Samudara Pasai di Sumatra, Demak di
Jawa dll. Berikut ini Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia yang pernah berdiri dan menyebarkan pengaruhnya di Indonesia
KERAJAAN SAMUDRA
PASSAI@ 1 0 6 2 0 1 5 - H A K C I P T A D I L I N D U N G I U N D A N G - U N D A N G
Kesultanan Pasai, juga dikenal dengan Samudera Darussalam, atau Samudera Pasai, adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera, kurang
lebih di sekitar Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia.Belum begitu banyak bukti arkeologis tentang kerajaan ini untuk dapat digunakan sebagai bahan kajian sejarah. Namun beberapa sejarahwan memulai menelusuri
keberadaan kerajaan ini bersumberkan dari Hikayat Raja-raja Pasai, dan ini dikaitkan dengan beberapa makam raja serta penemuan koin berbahan emas dan
perak dengan tertera nama rajanya.Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu, yang bergelar Sultan Malik as-Saleh, sekitar
tahun 1267. Keberadaan kerajaan ini juga tercantum dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) karya Abu Abdullah ibn Batuthah (1304–1368),
musafirMaroko yang singgah ke negeri ini pada tahun 1345. Kesultanan Pasai akhirnya runtuh setelah serangan Portugal pada tahun1521.
PEREKONOMIAN KESULTANANSAMUDERA PASAI
Pasai merupakan kota dagang, mengandalkan lada sebagai komoditi andalannya, dalam catatan Ma Huan disebutkan 100 kati lada dijual dengan harga perak 1 tahil.
Dalam perdagangan Kesultanan Pasai mengeluarkan koin emas sebagai alat transaksi pada masyarakatnya, mata uang ini disebut Deureuham (dirham) yang dibuat 70%
emas murni dengan berat 0.60 gram, diameter 10 mm, mutu 17 karat.Sementara masyarakat Pasai umumnya telah menanam padi di ladang, yang dipanen 2 kali setahun, serta memilki sapi perah untuk menghasilkan keju. Sedangkan rumah penduduknya memiliki tinggi rata-rata 2.5 meter yang disekat menjadi beberapa bilik,
dengan lantai terbuat dari bilah-bilah kayu kelapa atau kayu pinang yang disusun dengan rotan, dan di atasnya dihamparkan tikar rotan atau pandan.
No Periode Nama Sultan atau Gelar Catatan dan peristiwa penting1 1267 -
1297 Sultan Malikussaleh (Meurah Silu) Pendiri Samudra Pasai
2 1297 - 1326 Sultan Al-Malik azh-Zhahir I / Muhammad I Koin emas mulai diperkenalkan
3 1326 - 133? Sultan Ahmad I Penyerangan ke Kerajaan Karang
Baru, Tamiang4 133? -
1349 Sultan Al-Malik azh-Zhahir II Dikunjungi Ibnu Batutah
5 1349 - 1406 Sultan Zainal Abidin I Diserang Majapahit
6 1406 - 1428 Ratu Nahrasyiyah Masa kejayaan Samudra Pasai
7 1428 - 1438 Sultan Zainal Abidin II
8 1438 - 1462 Sultan Shalahuddin
9 1462 - 1464 Sultan Ahmad II
10 1464 - 1466 Sultan Abu Zaid Ahmad III
11 1466 - 1466 Sultan Ahmad IV
12 1466 - 1468 Sultan Mahmud
13 1468 - 1474 Sultan Zainal Abidin III Digulingkan oleh saudaranya
14 1474 - 1495 Sultan Muhammad Syah II
15 1495 - 1495 Sultan Al-Kamil
16 1495 - 1506 Sultan Adlullah
17 1506 - 1507 Sultan Muhammad Syah III Memiliki 2 makam
18 1507 - 1509 Sultan Abdullah
19 1509 - 1514 Sultan Ahmad V Malaka jatuh ke tangan Portugis
DAFTAR NAMA SULTAN KERAJAAN SAMUDERA PASAI
PENINGGALAN KESULTANAN SAMUDERA PASAI
Nisan Sultan Malik Al-Saleh
KESULTANAN DEMAKKesultanan Demak atau Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama
dan terbesar di pantai utara Jawa ("Pasisir"). Menurut tradisi Jawa, Demak sebelumnya merupakan kadipaten dari kerajaan Majapahit, kemudian muncul
sebagai kekuatan baru mewarisi legitimasi dari kebesaran MajapahitKerajaan ini tercatat menjadi pelopor penyebaran agama Islam di pulau
Jawa dan Indonesia pada umumnya. Walau tidak berumur panjang dan segera mengalami kemunduran karena terjadi perebutan kekuasaan di antara kerabat kerajaan. Pada tahun 1568, kekuasaan Demak beralih ke Kerajaan Pajang yang didirikan oleh Jaka Tingkir. Salah satu peninggalan bersejarah Kerajaan Demak
ialah Mesjid Agung Demak, yang menurut tradisi didirikan oleh Walisongo.Lokasi keraton Demak, yang pada masa itu berada di tepi laut, berada di
kampung Bintara (dibaca "Bintoro" dalam bahasa Jawa), saat ini telah menjadi kota Demak di Jawa Tengah
DAFTAR NAMA RAJA KESULTANAN DEMAK1.Raden PatahRaden Patah adalah pendiri dan raja pertama di Demak. Pada masa pemerintahannya mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dengan bantuan para wali, Demak diperluas hingga meliputi Jepara, Pati, Rembang, Semarang, kepulauan di selat Karimata dan beberapa daerah di Kalimantan. Kerajaan ini menguasai beberapa pelabuhan penting seperti Jepara, Tuban, Sedayu, Jaratan dan Gresik.Perannya dalam penyebaran agama Islam sangatlah besar. Dengan bantuan Sembilan Wali (Wali Songo), Demak menjadi pusat penyebaran agama Islam di Jawa dan wilayah Nusantara bagian timur. Oleh para wali, di Demak didirikan Masjid Agung Demak yang masih berdiri kokoh hingga sekarang.2.Pati UnusPati Unus berkuasa tahun 1518 M sampai tahun 1521 M. Karena jasanya memimpin armada Demak dalam penyerangan ke Malaka, Pati Unus mendapatkan sebutan "Pangeran Sabrang Lor". Pemerintahan Pangeran Sabrang Lor tidak berlangsung lama, karena setelah 3 tahun memerintah beliau sakit dan wafat tahun 1521 M. Pati Unus meninggal tanpa menurunkan anak. Sebagai penggantinya adalah adiknya yang bernama Raden Trenggono yang kemudian bergelar Sultan Trenggono.
3. Sultan Trenggono ( 1521 - 1546 )Sultan Trenggono adalah adik Pati Unus dan putra ketiga Raden Patah. Di bawah pemerintahannya wilayah Demak bertambah luas. Tahun 1522, armada laut Demak di bawah pimpinan Fatahillah (Faletehan) mengadakan penyerangan dimulai dari Banten, Sunda Kelapa, kemudian ke Cirebon. Ketiga daerah ini semula berada di bawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Pada saat itu juga Portugis bekerja sama dengan Pajajaran untuk menguasai Sunda Kelapa. Pada tahun 1527 M, Demak berhasil merebut Sunda Kelapa dari tangan Portugis. Dalam pertempuran ini, Portugis mengalami kekalahan. Fatahillah menggantikan nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta. Saat pemindahan nama ini ditetapkan sebagai berdirinya kota DKI Jakarta.Berkat keberhasilan keberhasilan Demak memperluas wilayahnya ke barat, Sultan Trenggono merencanakan perluasan wilayahnya ke timur.
Tujuan utamanya adalah Pasuruan Jawa Timur. Tetapi, Sultan Trenggono tidak berhasil bahkan wafat pada tahun 1546 M. Sepeninggal Sultan
Trenggono, di Demak terjadi perebutan kekuasaan antara putra sulung Sultan Trenggono yang bernama Sunan Prawoto dengan Pangeran
Sekar, kakak Sultan Trenggono. Pangeran Sekar kalah dan meninggal, Kemudian, Sunan Prawoto menjadi raja Demak. Sunan Prawoto tidak
lama menjadi raja di Demak, terjadi pemberontakan oleh Arya Penangsang anak Pangeran Sekar. Dalam peperangan itu, Sunan
Prawoto gugur. Arya Penangsang mendapat perlawanan dari menantu Sultan Trenggono yang bernama Pangeran Hadiri (Sultan Kalinyamat),
tetapi tidak berhasil. Pangeran Hadiri meninggal oleh Arya Penangsang..
PENINGGALAN KESULTANAN DEMAK
KERAJAAN TERNATE
@ 1 0 6 2 0 1 5 - H A K C I P T A D I L I N D U N G I U N D A N G - U N D A N G
Kesultanan Ternate atau juga dikenal dengan Kerajaan Gapi adalah salah satu
dari 4 kerajaan Islam di Kepulauan Maluku dan merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Nusantara.
Didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257. Kesultanan Ternate memiliki
peran penting di kawasan timur Nusantara antara abad ke-13 hingga abad
ke-17. Kesultanan Ternate menikmati kegemilangan di paruh abad ke-16 berkat
perdagangan rempah-rempah dan kekuatan militernya. Pada masa jaya
kekuasaannya membentang mencakup wilayah Maluku, Sulawesi bagian utara,
timur dan tengah, bagian selatan kepulauanFilipina hingga
sejauh Kepulauan Marshall di Pasifik
KEDATANGAN ISLAM DI MALUKU
Tak ada sumber yang jelas mengenai kapan awal kedatangan Islam di Maluku Utara khususnya Ternate. Namun
diperkirakan sejak awal berdirinya kerajaan Ternate masyarakat Ternate telah mengenal Islam mengingat banyaknya
pedagang Arab yang telah bermukim di Ternate kala itu. Beberapa raja awal Ternate sudah menggunakan nama bernuansa Islam namun kepastian mereka maupun keluarga kerajaan memeluk
Islam masih diperdebatkan. Hanya dapat dipastikan bahwa keluarga kerajaan Ternate resmi memeluk Islam pertengahan abad
ke-15.
Kolano Marhum (1465-1486), penguasa Ternate ke-18 adalah raja pertama yang diketahui memeluk Islam bersama seluruh kerabat dan pejabat istana. Pengganti Kolano Marhum adalah puteranya, Zainal Abidin (1486-1500). Beberapa langkah yang diambil Sultan Zainal
Abidin adalah meninggalkan gelar kolano dan menggantinya dengan sultan, Islam diakui sebagai agama resmi kerajaan, syariat
Islam diberlakukan, dan membentuk lembaga kerajaan sesuai hukum Islam dengan melibatkan para ulama. Langkah-langkahnya ini
kemudian diikuti kerajaan lain di Maluku secara total, hampir tanpa perubahan. Ia juga mendirikan madrasah yang pertama di Ternate.
Sultan Zainal Abidin pernah memperdalam ajaran Islam dengan berguru pada Sunan Giri di pulau Jawa. Di sana dia dikenal sebagai
Sultan Bualawa (Sultan Cengkih).
STRUKTUR KESULTANAN TERNATEPada masa–masa awal suku Ternate dipimpin oleh para momole. Setelah
membentuk kerajaan jabatan pimpinan dipegang seorang raja yang disebut kolano. Mulai pertengahan abad ke-15, Islam diadopsi secara total oleh
kerajaan dan penerapan syariat Islam diberlakukan.Sultan Zainal Abidin meninggalkan gelar kolano dan menggantinya dengan gelar sultan.
Para ulama menjadi figur penting dalam kerajaan.
Setelah sultan sebagai pemimpin tertinggi, ada jabatan jogugu (perdana menteri) dan fala raha sebagai para penasihat. Fala raha atau empat rumah adalah empat klan
bangsawan yang menjadi tulang punggung kesultanan sebagai representasi para momole pada masa lalu, masing–masing dikepalai seorang kimalaha. Mereka yaitu Marasaoli, Tomagola, Tomaito dan Tamadi. Pejabat–pejabat tinggi kesultanan umumnya berasal dari
klan–klan ini. Bila seorang sultan tak memiliki pewaris maka penerusnya dipilih dari salah satu klan. Selanjutnya ada jabatan –
jabatan lain Bobato Nyagimoi se Tufkange (Dewan 18), Sabua Raha, Kapita Lau, Salahakan, Sangaji, dll.
PENINGGALAN
KESULTANAN TERNATE
Masjid Sultan Ternate
KERAJAAN BANTEN
@ 1 0 6 2 0 1 5 - H A K C I P T A D I L I N D U N G I U N D A N G - U N D A N G
Kesultanan Banten adalah sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di Tatar Pasundan, Provinsi Banten, Indonesia. Berawal sekitar
tahun 1526, ketika Kerajaan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa, dengan menaklukan beberapa kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai pangkalan
militer serta kawasan perdagangan.Maulana Hasanuddin, putera Sunan Gunung Jati berperan dalam
penaklukan tersebut. Setelah penaklukan tersebut, Maulana Hasanuddin mendirikan benteng pertahanan yang
dinamakan Surosowan, yang kemudian hari menjadi pusat pemerintahan setelah Banten menjadi kesultanan yang berdiri
sendiri.
Selama hampir 3 abad Kesultanan Banten mampu bertahan bahkan mencapai kejayaan yang luar biasa, yang diwaktu bersamaan
penjajah dari Eropa telah berdatangan dan menanamkan pengaruhnya. Perang saudara, dan persaingan dengan kekuatan global memperebutkan sumber daya maupun perdagangan, serta ketergantungan akan persenjataan telah melemahkan hegemoni Kesultanan Banten atas wilayahnya. Kekuatan politik Kesultanan Banten akhir runtuh pada tahun 1813setelah sebelumnya Istana
Surosowan sebagai simbol kekuasaan di Kota Intan dihancurkan, dan pada masa-masa akhir pemerintanannya, para Sultan Banten tidak
lebih dari raja bawahan dari pemerintahan kolonial di Hindia Belanda.
PEMERINTAHAN KESULTANAN BANTEN
Setelah Banten muncul sebagai kerajaan yang mandiri, penguasanya menggunakan gelar Sultan, sementara dalam lingkaran istana terdapat gelarPangeran Ratu, Pangeran Adipati, Pangeran Gusti, dan Pangeran Anom yang disandang oleh para pewaris. Pada pemerintahan Banten terdapat seseorang dengan gelar Mangkubumi, Kadi, Patih serta Syahbandar yang memiliki peran dalam administrasi pemerintahan.
Sementara pada masyarakat Banten terdapat kelompok bangsawan yang digelari dengan tubagus(Ratu
Bagus), ratu atau sayyid, dan golongan khusus lainya yang mendapat kedudukan istimewa adalah terdiri atas
kaum ulama, pamong praja, serta kaum jawara. Pusat pemerintahan Banten berada antara dua buah sungai yaitu Ci
Banten dan Ci Karangantu. Di kawasan tersebut dahulunya juga didirikan pasar,alun-alun dan Istana Surosowan yang dikelilingi
oleh tembok beserta parit, sementara disebelah utara dari istana dibangun Masjid Agung Banten dengan menara
berbentuk mercusuar yang kemungkinan dahulunya juga berfungsi sebagai menara pengawas untuk melihat kedatangan kapal di
Banten.
MASA KEJAYAAN KESULTANAN BANTEN
Kesultanan Banten merupakan kerajaan maritim dan mengandalkan perdagangan dalam menopang
perekonomiannya. Monopoli atas perdagangan lada di Lampung, menempatkan penguasa Banten sekaligus
sebagai pedagang perantara dan Kesultanan Banten berkembang pesat, menjadi salah satu pusat niaga yang penting pada masa
itu. Perdagangan laut berkembang ke seluruh Nusantara, Banten menjadi kawasan multi-etnis. Dibantu
orang Inggris,Denmark dan Tionghoa, Banten berdagang dengan Persia, India, Siam, Vietnam, Filipina, Cina dan Jepang
Masa Sultan Ageng Tirtayasa (bertahta 1651-1682) dipandang sebagai masa kejayaan Banten. Di bawah dia, Banten memiliki
armada yang mengesankan, dibangun atas contoh Eropa, serta juga telah mengupah orang Eropa bekerja pada
Kesultanan Banten.Dalam mengamankan jalur pelayarannya Banten juga mengirimkan armada lautnya
ke Sukadana atau Kerajaan Tanjungpura (Kalimantan Barat sekarang) dan menaklukkannya tahun 1661. Pada masa ini Banten juga berusaha keluar dari tekanan yang dilakukan
VOC, yang sebelumnya telah melakukan blokade atas kapal-kapal dagang menuju Banten
DAFTAR RAJA KESULTANAN BANTEN
•Maulana Hasanuddin atau Pangeran Sabakingkin 1552 - 1570•Maulana Yusuf atau Pangeran Pasareyan 1570 - 1585•Maulana Muhammad atau Pangeran Sedangrana 1585 - 1596•Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir atau Pangeran Ratu 1596 - 1647•Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad 1647 - 1651•Sultan Ageng Tirtayasa atau Sultan Abu al-Fath Abdul Fattah 1651-1682•Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar AbdulQahar 1683 - 1687•Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya 1687 - 1690
•Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Abidin 1690 - 1733•Sultan Abul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin 1733 - 1747•Ratu Syarifah Fatimah 1747 - 1750•Sultan Arif Zainul Asyiqin al-Qadiri 1753 - 1773•Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin 1773- 1799•Sultan Abul Fath Muhammad Muhyiddin Zainussalihin 1799- 1803•Sultan Abul Nashar Muhammad Ishaq Zainulmutaqin 1803 - 1808•Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin 1809 - 1813
PENINGGALAN KESULTANAN BANTEN
Meriam Ki Amuk
Kesultanan Aceh terletak di utara pulau Sumatera dengan ibu kota Bandar Aceh Darussalam dengan sultan
pertamanya adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada Ahad, 1 Jumadil awal 913 H atau pada
tanggal 8 September 1507.
Mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer,
Berkomitmen dalam menentang imperialisme bangsa Eropa,
Memiliki sistem pemerintahan yang teratur dan sistematik,
Mewujudkan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan,
Menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain.
Dari tahun 1496 sampai 1903 Kerajaan Aceh telah :
KERAJAAN ACEH
@ 1 0 6 2 0 1 5 - H A K C I P T A D I L I N D U N G I U N D A N G - U N D A N G
A W A L M U L AKesultanan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada
tahun 1496. Pada awalnya kerajaan ini berdiri atas wilayah Kerajaan Lamuri, kemudian menundukan dan menyatukan beberapa wilayah
kerajaan sekitarnya mencakup Daya, Pedir, Lidie, Nakur. Selanjutnya pada tahun 1524 wilayah Pasai sudah menjadi bagian
dari kedaulatan Kesultanan Aceh diikuti dengan Aru.
Pada tahun 1528, Ali Mughayat Syah digantikan oleh putera sulungnya yang bernama Salahuddin, yang kemudian berkuasa
hingga tahun 1537. Kemudian Salahuddin digantikan oleh Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar yang berkuasa hingga tahun 1571.
K E M A J U A NKesultanan Aceh mengalami masa kejayaan pada kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607 - 1636) atau Sultan Meukuta Alam. Pada masa kepemimpinannya, Aceh menaklukkan Pahang yang merupakan sumber timah utama. Pada tahun 1629, kesultanan Aceh melakukan penyerangan terhadap Portugis di Melaka dengan armada yang terdiri dari 500 buah kapal perang dan 60.000 tentara laut.
Serangan ini dalam upaya memperluas dominasi Aceh atas Selat Malaka dan semenanjung Melayu. Sayangnya ekspedisi ini gagal, meskipun pada tahun yang sama Aceh menduduki Kedah dan banyak membawa penduduknya ke Aceh.
K E M U N D U R A NPenyebabnya adalah :• Setelah Sultan Iskandar Muda wafat tahun 1636 tidak ada raja-raja besar yang mampu mengendalikan daerah Aceh yang demikian luas. Di bawah Sultan Iskandar Thani (1637-1641 M), kemunduran itu mulai terasa dan terlebih lagi setelah meninggalnya Sultan Iskandar Thani.
•Timbulnya pertikaian yang terus-menerus di Aceh antara golongan bangsawan (teuku) dengan golongan ulama (teungku) yang mengakibatkan melemahnya Kerajaan Aceh.
•·Daerah-daerah kekuasaannya banyak yang melepaskan diri seperti Johor, Pahang, Perak, Minangkabau dan Siak.
MASJ ID RAYA BAITURRAHMAN
Bangunan ini dibuat oleh Sultan Iskandar Muda tahun 1022 H/1612 M terletak tepat di pusat Kota Banda Aceh dan menjadi pusat kegiatan keagamaan di Aceh Darussalam. Sewaktu agresi tentara Belanda kedua pada 10 April 1873, Masjid Raya Baiturrahman sempat dibakar. Namun kemudian, Belanda membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman pada tahun 1877 untuk menarik perhatian serta meredam kemarahan Bangsa Aceh.
BENTENG INDRA PRATA
Benteng ini terletak di desa Ladong, Kec Masjid Raya, Kab Aceh Besar. Disana terdapat sebuah situs sejarah peninggalan kesultanan Aceh yang hingga kini masih berdiri kokoh dan menjadi objek wisata lokal. Meskipun sempat dihantam Tsunami, benteng ini tatap kokoh tak lapuk dimakan usia meskipun sudah berumur ratusan tahun. Sebenarnya benteng ini dibangun oleh Raja Kerajaan Lamuri, Benteng Indra Patra ini bahkan berlangsung hingga masa Islam di Aceh benteng ini juga dipergunakan sebagai benteng pertahanan bagi Kerajaan Aceh Darussalam.
KERAJAAN CIREBON
@ 1 0 6 2 0 1 5 - H A K C I P T A D I L I N D U N G I U N D A N G - U N D A N G
KERAJAANCIREBON
A W A L M U L AAwalnya Cirebon adalah hutan belantara. Pada tahun 1445 Masehi, seorang saudagar kaya dari Muarajati bernama Ki Gedeng Tapa (ayah Nyai Subang Larang) membangun gubuk di daerah itu. Sejak saat itu, lambat laun penduduk mulai menempati hutan tersebut dan kemudian menjadi pedukuhan yang bernama Caruban.
Seiring dengan berjalannya waktu, Caruban kemudian menjadi sebuah desa yang cukup ramai. Kemudian penduduk mengangkat seorang Kepala Desa bernama Ki Gedeng Alang-Alang dan sebagai wakilnya adalah Raden Walangsungsang, yang merupakan putra pertama Prabu Siliwangi dan Nyai Subang Larang.
Setelah Ki Gedeng Alang Alang wafat, Raden Walangsungsang diangkat menjadi sebagai Kepala Desa Caruban yang ke-2 dengan gelar Pangeran Cakrabuana. Di bawah pemerintahan Pangeran Cakrabuana, Caruban berkembang pesat menjadi kota besar yang ramai dan berganti nama menjadi Cirebon. Pangeran Cakrabuana (Raden Walangsungsang) kemudian mendirikan istana Pakungwati dan membentuk Kesultanan Cirebon. Cakrabuana lalu diangkat menjadi raja pertama di Cirebon.
Pada tahun 1479 Masehi, Raja Cakrabuana mengundurkan diri dan digantikan oleh keponakannya yang bernama Syarif Hidayatullah atau biasa kita kenal dengan nama Sunan Gunung Jati. Syarif Hidayatullah adalah putra Nyai Rara Santang (adik Cakrabuana/Walangsungsang) dengan Syarif Abdullah dari Mesir.
K E M A J U A NKerajaan Cirebon berada pada puncak kejayaan ketika dipimpin oleh Syarif Hidayatullah. Syarif Hidayatullah
putra wanita asal Galuh-Caruban yaitu Nhay Lara Santang adik dari Pangeran Cakrabuwana pemimpin
Caruban yang menikah dengan Mauana Sultan Muhammad. Ketika Syarif Hidayat berusia duapuluh
tahun, ia pergi ke Makkah berguru kepada Syeh Tajamudin Al ubri, di sini ia tinggal selama dua tahun, setelah tamat dari Syeh Tajamudin kemudian Syarif
Hidayat, meneruskan pelajaran kepada Syeh Ataillah Syazalli, masih di Mekkah juga selama dua tahun (Sunardjo, 1983:51). Ketika Cirebon mengalami
kejayaan pada masa Syarif Hidayatullah sudah tidak diragukan lagi, karena pengalaman ilmu yang didapat
sangat luar biasa.
K E M U N D U R A N1. kematian Panembahan Girilaya, sehingga
terjadinya kevakuman kekuasaan 2. terjadinya perpecahan antar putra putra raja
cirebon 3.adanya ikut campur VOC dalam mengatur
tatanan kerajaan Cirebon
KERAJAAN MATARAM
ISLAM@ 1 0 6 2 0 1 5 - H A K C I P T A D I L I N D U N G I U N D A N G - U N D A N G
A W A L M U L A
berdiri tahun 1582, terletak didaerah Kota Gede sebelah tenggara kota Yogyakarta, kerajaan ini dipimpin suatu dinasti keturunan Ki ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan yang mengklaim masih keturunan penguasa Majapahit.
Asal usul kerajaan ini adalah berasal dari sebuah kadipaten dibawah Kesultanan Pajang ( Sultan hadiwijaya),berpusat di
Bumi Mentaok yang diberikan kepada Ki Ageng Pemanahan sebagai hadiah atas jasanya mengalahkah Arya Penangsang, selanjutnya Ki Ageng Pemanahan mulai membangun Mataram sebagai tempat pemukiman baru dan persawahan, akan tetapi
kehadiranya didaerah ini dan usaha pembangunanya mendapatkan tanggapan penguasa setempat, misalnya Ki
Ageng Giring, Ki Ageng Tembayat dan Ki Ageng Mangir.
K E J A Y A A N
Setelah Sutawijaya mangkat, tahta kerajaan diserahkan oleh putranya, Mas Jolang (Prabu Hanyokrowati) yang dikenal juga sebagai Panembahan Sedo ing Krapyak. Setelah itu tahta beralih sebentar ke tangan putra keempat Mas Jolang yang bergelar Adipati Martoputro. Ternyata Adipati Martoputro menderita penyakit syaraf sehingga tahta beralih ke putra sulung Mas Jolang yang bernama Mas Rangsang pada masa pemerintahan Mas Rangsang,Mataram mengalami masa keemasan. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, muncul kembali para bupati yang memberontak, seperti Bupati Pati, Lasem, Tuban, Surabaya, Madura, Blora, Madiun, dan Bojonegoro.
Untuk menundukkan pemberontak itu, Sultan Agung mempersiapkan sejumlah besar pasukan, persenjataan, dan
armada laut serta penggemblengan fisik dan mental. Usaha Sultan Agung akhirnya berhasil pada tahun 1625 M. Kerajaan Mataram
berhasil menguasai seluruh Jawa, kecuali Banten, Batavia, Cirebon, dan Blambangan. Ia memindahkan lokasi kraton ke Karta (Jw. "kertå", maka muncul sebutan pula "Mataram Karta"). Akibat
terjadi gesekan dalam penguasaan perdagangan antara Mataram dengan VOC yang berpusat di Batavia, Mataram
lalu berkoalisi dengan Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon dan terlibat dalam beberapa peperangan antara Mataram
melawan VOC. Untuk menguasai seluruh Jawa, Sultan Agung mencoba merebut Batavia dari tangan Belanda.
Namun usaha Sultan mempersiapkan pasukan di bawah pimpinan Tumenggung Baureksa dan Tumenggung Sura Agul-agul pada tahun 1628 untuk mengempung Batavia mengalami kegagalan. Kegagalan tersebut menyebabkan Mataram bersemangat menyusun kekuatan
yang lebih terlatih, dengan persiapan yang lebih matang. Maka pada pada 1629, pasukan Sultan Agung kembali menyerbu Batavia. Kali
ini, ki Ageng Juminah, Ki Ageng Purbaya, ki Ageng Puger adalah para pimpinannya. Penyerbuan dilancarkan terhadap benteng Hollandia,
Bommel, dan Weesp. Akan tetapi serangan ini kembali dapat dipatahkan, hingga menyebabkan pasukan Mataram ditarik mundur
pada tahun itu juga.
K E M U N D U R A N
Kerajaan Mataram Islam runtuh akibat adanya campur tangan VOC sejak zaman pemerintahan Sunan Amangkurat 1 (Sultan Amangkurat Senapati ing Alaga Ngabdur
Rahman Sayidin Panatagama) yang meliputi hal politik untuk melawan Trunajaya. Akibatnya muncul pemberontakan Trunajaya (Madura) yang dibantu oleh Pangeran Kajoran dan para pejabat dan masyarakat yang sudah sangat tertekan. Tanggal 28 Juni 1677 Trunajaya berhasil merebut istana Plered. Amangkurat I dan Mas Rahmat melarikan diri ke barat. Istana Plered berhasil direbut kembali oleh Pangeran Puger
(Kanjeng Susuhunan ing Alaga Ngabdur Rahman Sayidin Panata Gama) yang menyerang dari Jenar.
Kekacauan politik dari masa kemasa akhirnya dapat terselesaikan pada masa Pakubuana III setelah wilayah Mataram dibagi menjadi dua yaitu Kesultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Suarakarta tanggal 13 Februari 1755, pembagian wilayah ini tertuang dalam Perjanjian Giyanti , perjanjian Giyanti adalah kesepakatan yang
dibuat oleh pihak VOC, pihak Mataram( diwakili oleh Pakubuwana III) dan kelompok pangeran Mangkubumi. Nama Giyanti diambil dari lokasi penjanjian tersebut ( ejaan Belanda, sekarang tempat itu
berlokasi didukuh Kerten , Desa Jantiharjo) ditenggara kota Karanganyar, Jawa Tengah, perjanjian ini menandai berakhirnya
kerajaan Mataram yang sepenuhnya independen.
Berdasarkan perjanjian ini wilayah Mataram terbagi menjadi dua, wilayah disebelah timur kali Opak dikuasai oleh pewaris tahta
Mataram yaitu Sunan Pakubuwana III dan tetap berkedudukan di Surakarta, sementara wilayah disebelah barat diserahkan kepada
Pangeran Mangkubumi sekaligus ia diangkat menjadi Sultan Hamengkubuwono I yang berkedudukan di Yogyakarta. Perpecahan
terjadi lagi dengan munculnya Mangkunegara ( R.M Said) yang terlepas dari kesunanan Surakarta dan Pakualaman
( P. Nata Kusuma) , dan keempat pecahan Mataram Kesultanan Mataram tersebut masih melanjutkan dinasti masing – masing ,
bahkan pecahan Mataram tersebut terutama kesultanan Yogyakarta masih cukup besar dan diakui masyarakat hingga sekarang.
THANK YOU FOR BEING
YOU
X O X O