keadilan tuhan pada lafaz al-‘adl, al-qisth dan al-wazn

43
KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN (Telaah Komparatif Tafsir Lathâ’if al-Isyârât Karya Al-Qusyairi dan Tafsir Al-Jailâni Karya Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani) Skirpsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Dewi Sanggarwati NIM: 15210651 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR (IAT) FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1441 H/2019 M

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN

AL-WAZN

(Telaah Komparatif Tafsir Lathâ’if al-Isyârât Karya Al-Qusyairi dan

Tafsir Al-Jailâni Karya Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani)

Skirpsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Dewi Sanggarwati

NIM: 15210651

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR (IAT)

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA

1441 H/2019 M

Page 2: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN

AL-WAZN

(Telaah Komparatif Tafsir Lathâ’if al-Isyârât Karya Al-Qusyairi dan

Tafsir Al-Jailâni Karya Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani)

Skirpsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Dewi Sanggarwati

NIM: 15210651

Pembimbing

Iffati Zamimah, M.Ag

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR (IAT)

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA

1441 H/2019 M

Page 3: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Keadilan Tuhan pada Lafaz al-„Adl, al-Qisth dan al-

Wazn “(Telaah Komparatif Tafsir Lathâ‟if al-Isyârât Karya Al-Qusyairi dan

Tafsir Al-Jailâni Karya Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani)” yang disusun oleh

Dewi Sanggarwati dengan NIM 15210651 telah melalui proses bimbingan

dengan baik dan dinilai oleh pembimbing telah dan memenuhi syarat ilmiah

untuk diujikan dalam sidang Munaqasyah.

Jakarta, 15 Agustus 2019

Pembimbing

Iffaty Zamimah, M.Ag

Page 4: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN
Page 5: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

iii

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dewi Sanggarwati

NIM : 15210651

Tempat/Tgl.Lahir : Jakarta, 06 Mei 1996

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Keadilan Tuhan pada Lafaz al-

„Adl, al-Qisth dan al-Wazn “(Telaah Komparatif Tafsir Lathâ‟if al-Isyârât

Karya Al-Qusyairi dan Tafsir Al-Jailâni Karya Syaikh Abdul Qadir Al-

Jailani)” adalah benar-benar asli karya penulis kecuali kutipan-kutipan yang

sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan didalam karya ini sepenuhnya

menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 15 Agustus 2019

Dewi Sanggarwati

Page 6: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

iv

MOTTO

..

“…. Dan aku belum pernah kecewa dalam berdo’a kepada Engkau, Ya

Tuhanku.”

Q.S Maryam [19]: 4

Bertakwa dan Berakhlak adalah Kunci dari Kehidupan

Page 7: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

v

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya tercinta;

Ayah saya Dedi Junaedi

dan

Mamah saya Yulianingsih

Dan ketiga adik saya

Taufik Hidayah

Abdulah Zubair

Ilham Hilal Zubair

Sebagai penyemangat untuk selalu gigih dalam menuntuti lmu

Page 8: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah sang Maha Pencipta yang telah

memberikan yang telah memberikan nikmat dan hidayah-Nya sehingga kita

masih bisa hidup dalam keadaan yang penuh berkah.

Shalawat serta salam senantiasa penulis ucapkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah kezaman

yang berilmu pengetahuan seprti halnya sekarangi ni.

Selanjutnya penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT karena

atas pertolongan dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan penulisan

skripsi ini dengan judul “Keadilan Tuhan pada Lafaz al-„Adl, al-Qisth dan

al-Wazn “(Telaah Komparatif Tafsir Lathâ‟if al-Isyârât Karya Al-Qusyairi

dan Tafsir Al-Jailâni Karya Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani)”. Selain itu

penulis mengucapka nterimakasih yang sedalam-dalamnya kepada seluruh

pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih yang

terdalam kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, Rektor Instiitut Ilmu Al-

Qur‟an (IIQ) Jakarta beserta seluruh jajarannya yang telah berjasa

dalam kemajuan perguruan tinggi ini.

2. Warek I, Dr. Hj. Nadjematul Faizah, M.Hum, warek II, Dr. H. M.

Daud Arif Khan, S.E, M.Si, Ak, CPA dan warek III, Dr. Hj. Romlah

Widayati, M.Ag

Page 9: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

vii

3. Dr. Muhammad Ulinnuha, Lc, MA sebagai dekan Fakultas

Ushuluddin dan Dakwah serta Kaprodi KH. Haris Hakam, S.H., MA

dan Sekprodi Mamluatun Nafisah, M.Ag

4. Iffaty Zamimah, M.Ag. dosen pembimbing yang luar biasa sabar dan

perhatian, yang memberikan banyak waktu, pikiran, tenaga dan

semangat untuk penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ahmad Hawasi, MA dan Mamluatun Nafisah, M.Ag selaku penguji

6. Bapak dan Ibu dosen Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta yang telah

mendidik dan membimbing penulis serta mengajarkan ilmu

pengetahuan yang bermanfaat.

7. Staf Fakultas Ushuluddin terima kasih atas semua waktu, semangat

dorongan dan motivasinya. Dan juga kepada Staf perpustakaan IIQ

Jakarta.

8. Terima kasih kepada kedua orang tua saya yang selalu memberi

dukungan dan motivasi selama ini.

9. Ucapan terima kasih kepada Instruktur Tahfidz IbuAtiqah, Ibu

Mahmudah, Ka Nurafriani Hasanah, dan Ibu Fatimah Askan terima

kasih atas waktu dan motivasi luar biasa kepada penulis untuk lebih

dekat dengan Al-Qur‟an.

10. Terima kasih juga buat seluruh teman-teman saya yang selalu

memberi motivasi terkhusus Mahasiswi Institut Ilmu Al-Qur‟an

Jakarta angkatan 2015

11. Terima kasih kepada M. Fikri Mubarok, yang telah membantu

penulis dalam menerjemahkan kedua tafsir yang penulis ambil,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

Jakarta, 15 Agustus 2019

Penyusun

Dewi Sanggarwati

Page 10: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

viii

DAFTAR ISI

SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................... ii

PERNYATAAN PENULIS .......................................................... iii

MOTTO ......................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ......................................................................... v

KATAPENGANTAR .................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................. viii

ABSTRAK .................................................................................... xi

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................... xii

BAB I:PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................... 10

C. Pembatasan Masalah ........................................................ 11

D. Perumusan Masalah ........................................................... 11

E. Tujuan Penelitian ............................................................... 11

F. Manfaat Penelitian ............................................................. 11

G. Tinjauan Pustaka ............................................................... 12

H. Metodologi Penelitian ....................................................... 15

I. Teknik dan Sistematika Penulisan ..................................... 16

BAB II:TINJAUAN TENTANG KATA AL-ADL, AL-QISTH

DAN AL-WAZN DALAM AL-QUR’AN

A. Devinisi Keadilan Tuhan ................................................... 19

B. Derivasi Keadilan dalam Al-Qur‟an ..................................

1. Term al-Adl .................................................................. 20

Page 11: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

ix

2. Term al-Wazn ............................................................... 26

3. Term al-Qisth ................................................................ 28

C. Perdebatan Keadilan Tuhan ............................................... 32

BAB III: BIOGRAFI IMAM AL-QUSYAIRI DAN SYAIKH ABDUL

QADIR AL-JAILANI BESERTA PROFIL KITAB TAFSIR LATHȂ’IF

AL-ISYȂRȂT DAN AL-JAILȂNI

A. Riwayat Hidup Al-Qusyairi dan Metodologi Kitab Tafsir Lathâ‟if al-

Isyârât

1. Biografi Imam al-Qusyairi ........................................ 37

2. Perjalanan Intelektual Imam Qusyairi ....................... 42

3. Karya-karya Imam al-Qusyairi ................................. 45

4. Guru-guru Imam al-Qusyairi .................................... 46

5. Murid-murid Imam al-Qusyairi ................................ 46

6. Latar Belakan Penulisan Tafsir Lathâ‟if al-Isyârât ... 47

7. Metode dan Corak Penafsiran Tafsir Lathâ‟if

al-Isyârât .................................................................... 49

8. Karakteristik Penulisan Tafsir Lathâ‟ifal-Isyârât ...... 51

9. Sistemaatika Penulisan Tafsir Lathâ‟ifal-Isyârât ...... 53

B. Riwayat Hidup Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani dan Metodologi Kitab

Tafsir al-Jailâni ......................................................................

1. Biografi Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani ................... 54

2. Perjalanan Intelektual Syaikh Abdul Qadir

Al-Jailani ................................................................... 57

3. Pendidikan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani ............... 59

4. Karya-karya Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani ............. 61

5. Guru-guru Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani ................ 62

Page 12: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

x

6. Murid-murid Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani ............ 63

7. Latar Belakang Penulisan Tafsir al-Jailâni ............... 64

8. Metode dan Corak Penafsiran Tafsir al-Jailâni ......... 66

9. Karakteristik Penafsiran Tafsir al-Jailâni .................. 66

10. Sistematika Penafsiran Tafsir al-Jailâni .................... 67

BAB IV: PENAFSIRAN AYAT-AYAT YANG BERKAITAN DENGAN

KEADILAN TUHAN

A. Analisis Penafsiran Menurut Imam Qusyairi danSyaikh Abdul Qadir

al-Jailani ............................................................................ 69

B. Analisis Persamaan dan Perbedaan ................................... 90

C. Kekurangan dan Kelebihan ............................................... 98

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ 103

B. Saran .................................................................................. 104

DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 105

BIOGRAFI PENULIS

Page 13: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

xi

ABSTRAK

Allah SWT disebut sebagai Yang "Maha Adil dan Bijaksana"

terhadap semua hamba-Nya, karena Allah SWT tidak mempunyai

kepentingan apa-apa dari perbuatan yang dilakukan oleh hamba-Nya jika

manusia berbuat kebaikan, maka tidak akan mempengaruhi Kemaha adilann-

Nya itu. Apa yang dibuat oleh manusia, apakah kebaikan atau kezaliman,

hasilnya akan diterima oleh manusia itu sendiri

Keadilan juga diungkapkan oleh al-Qur'an antara lain dengan kata al-

qisth dan wasath para ahli tafsir juga ada yang memasukan sebagian

daripengertian kata-kata mîzân kedalam pengertian adil. Semua pengertian

berbagai kata-kata itu bertemu dalam suatu ide umum sekitar sikap tengah

yang berkeseimbangan dan jujur

Penelitian ini mengkaji tentang keadilan Tuhan menurut pandangan

sufi melalui kitab tafsir Lathâ‟if al-Isyârât karya al-Qusyairi dan tafsir al-

Jailâni karya Syaikh Abdul Qadir al-Jailani

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis pelitian kualitatif

berupa library research. Adapun pengumpulan data melalui kajian pustaka

terhadap buku-buku, jurnal dan skripsi yang berkaitan dengan keadilan . pada

penelitian ini penulis memfokuskan keadilan Tuhan.

Adapun hasil dalam penelitian ini, penulis menemukan ayat-ayat yang

berkaitan dengan keadilan Allah dalam term al-„Adl, al-Qisth dan al-Mîzân.

Namun penulispun menemukan ayat yang berkaitan dengan keadilan Allah

walaupun bukan dengan term tersebut.

Al-„Adl keadilan yang ditegakan berdasarkan hukum yang telah

terdapat di dalam Al-Qur‟an. Ketika menggunakan kata al-„Adl makna

dasarnya ialah “seimbang‟ yang berarti tidak condong, sama bahkan ketika

konteks ayat menggunakan term ini menandakan bahwa hanya salah satu

yang merasakan puas

Al-Qisth keadilan yang memiliki tanggung jawab berat dari pada adil

yang menggunakan term al-„Adl. Term ini juga lebih mengutamakan kedua

belah pihak yang merasakan kepuasan. Lebih ke dzat Allah

Al-Wazn yang berarti Mizan atau timbangan. Dan mizan adalah “alat

untuk menimbang”. Digunakannya mizan dikarnakan kata ini cocok untuk

sebagai sandaran yang paling tepat untuk menentukan segala sesuatu tanda

adanya unsur kecurangan sedikitpun. Istilah mizan (Timbangan) sama dengan

perhitungan (hisab) yang artinya nengandung arti ukuran untuk menilai.

Dalam konteks perbuatan, ukuran itu seperti nilai-nilai yang telah ditetapkan

Allah. Keadilan Allah juga tidak lepas dari moralitas yang telah ditetapkan

oleh Allah.

Page 14: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi ini berpedoman pada buku penulisan skripsi, tesis, dan disertasi

Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta tahun 2017. Transliterasi Arab-Latin

mengacup pada berikut ini:

1. Konsonan

No. Arab Latin No. Arab Latin

Th ط .A 16 ا .1

Zh ظ .B 17 ب .2

„ ع .T 18 ت .3

Gh غ .Ts 19 ث .4

F ؼ .J 20 ج .5

Q ؽ .H 21 ح .6

K ؾ .Kh 22 خ .7

L ؿ .D 23 د .8

M ـ .Dz 24 ذ .9

N ف .R 25 ر .10

W ك .Z 26 ز .11

H ق .S 27 س .12

, ء .Sy 28 ش .13

Y م .Sh 29 ص .14

Dh ض .15

Page 15: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

xiii

2. Vokal

Vokal Tunggal Vokal panjang Vokal Rangkap

Fathah : a آ : ȃ م َ ْ .. :

ai

Kasrah : i ي : ȋ ك َ .. :au

Dhammah : u و : ȗ

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikutialif lam(اؿ) qamariyah.

Kata sandang yang diikutialif lam (اؿ) qamariyahdi

transliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh :

al-Madȋnah :المدينة al-Baqarah :البقرة

b. Kata Sandang yang diikutioleh(اؿ) syamsiah

Kata sandang yang diikutialif lam (اؿ) syamsiah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan

dan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

as-Sayyidah: السيدة ar-rajul :الرجل

ad-Dȃrimȋ:الدارمي asy-syams:الشمش

Page 16: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

xiv

c. Syaddah (Tasydȋd)

Syaddah (Tasydȋd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang

( ْ ْ ْ ) sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan

huruf, yaitu dengan cara menggandengkan huruf yang bertanda

tasydȋd. Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydȋd yang

berada di tengah kata ataupun yang terletak setelah kata sandang

yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiah.Contoh:

اللاّ waar-rukka‟i: ك الرُّكّعا Ȃmannȃbillȃhi :ء م نّآ بِا

ء ام ن السُّف هآء :Ȃmannȃas-Sufahȃ‟u إافَّ الذايْن :Inna al ladzȋna

d. Ta Marbȗthah (ة)

Ta Marbȗthah(ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh

kata sifat (na‟at),maka huruf tersebut diaksarakan menja dihuruf

“h”. Contoh:

ةا al-Af‟idah : ا لْْ فْئاد

ي ة ما سْلَ al-Jȃmi‟ah al-Islȃmiyyah : ا لْْ اماع ة الإا

Sedang kanta marbuthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-

washal) dengan kata benda (ism) maka dialih aksarakan menjadi

huruf ”t”. Contoh:

ب ةا ل ةٌ الن اصا .Ȃmilatun Nȃshibah„ : ع اما

al-Ȃyat al-Kubra : ا لْْ ي ة الْك بػْر ل

e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf capital, akan

tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan

Page 17: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

xv

PUEBI, seperti penulisan awal kalimat, huruf awal, nama tempat,

nama bulan, nama diri dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada

PUEBI berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (itali)

atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama

diri yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis

capital adalah awal nama diri, bukan kata sandangnya. Contoh: „Ali

Hasan al-„Ȃridh, al-Ȃsqallȃnȋ, al-Farmawȋ dan seterusnya. Khusus

untuk penulisan kata Alqur‟an dan nama-nama surahnya

menggunakan huruf capital. Contoh: Al-Qur‟an, Al-Baqarah, Al-

Fȃtihah dan seterusnya.

Page 18: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keadilan adalah salah satu sifat Tuhan dan Al-Qur‟an

menekankannya agar kita menjadikannya sebagai idea moral.Tuhan

memerintahkan manusia agar bersikap adil satu sama lain dan dalam

mengadili diantara manusia, agar mengadili secara adil, karena Ia

mencintai orang-orang yang mengadili secara adil. Seluruh orang yang

beriman mempertahankan keadilan meskipun hal itu akan merugikan

dirinnya sendiri. Oleh karena itu manusia harus menegakan keadilan,

keadilan bernilai mutlak dan secara mora meningkat.1

Allah SWT disebut sebagai Yang "Maha Adil dan Bijaksana"

terhadap semua hamba-Nya, karena Allah SWT tidak mempunyai

kepentingan apa-apa dari perbuatan yang dilakukan oleh hamba-Nya jika

manusia berbuat kebaikan, maka tidak akan mempengaruhi Kemaha

adilann-Nya itu. Apa yang dibuat oleh manusia, apakah kebaikan atau

kezaliman, hasilnya akan diterima oleh manusia itu sendiri2

Keadilan dalam perspektif Islam adalah bagaimana mengendalikan

masyarakata agar sesuai norma-norma yang ada dalam Al-Qur‟an dan

hadis. Mengapa selalu merujuk pada kitab suci Al-Qur‟an dan hadis

?sebab, dalam perspektif Islam, kitab Al-Qur‟an dan hadis diperlukan

untuk memberikan arahan perjalanan masyarakat. Artinya, kegiatan-

kegiatan sosial dalam Islam selalu diilhami, didorong dan dikendalikan

1Abul A‟la Al-Maudidi dkk, Esensi Al-Qur’an, (Bandung: Penerbit Mîzân) cet.1h,

42 2 Nurlaila Harun, Makna Keadilan dalam Perspektif Hukum Islam dan Perundang-

undangan", h. 73

Page 19: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

2

oleh nilai-nilai tersebut.Hal ini dapat bermakna ganda, pertama, dalam

rangka memenuhi harapan-harapan Ilahi dan yang kedua, pada saat yang

sama, beraktifitas menuju masyarakat yang dinamis dalam ridho Tuhan.3

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata adil bisa dilihat

melalui adaptasi dari bahasa arab "al-'adl" yang artinya sesuatu yang

baik, sikap yang tidak memihak, penjagaan hak-hak seseorang dan cara

yang tepat dalam mengambil keputusan.4

Islam, sebagai agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan

dan keadilan, juga memerintahkan umatnya untuk berlaku adil kepada

semua orang tanpa membedakan warna kulit, jenis kelamin, suku bahkan

akidah. Ini menunjukan bahwa berlaku adil merupakan sikap dasar

seorang muslim.5

Untuk mengambarkan keadilan juga menggunakan kata-kata yang

lain (sinonim) seperti qisth, hukum, dan sebagainnya.6

Ayat-ayat mengenai keadilan al-’Adl, dan yang semakna dengan

keadilan seperti al-Qisth, al-mîzân, dan al-wasath terdapat dalam

berbagai tempat didalam Al-Qur‟an.Keadilan juga mempunyai hubungan

yang signifikan dalam ajaran tauhid yang memberi penekanan

3NugrohoTaufik, Pasang Surut Hubungan Islam dan Negara Pancasila,

(Yogyakarta:PADMA,2003), h. 117. 4 Dep. Dikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994) cet.3

h, 125 5 Lajnahpentashihan mushaf Al-Qur‟anhukum, keadilan dan hak asasi manusia,

(Jakarta :lajnah pentashihan Al-Qur‟an 2010) cet.1 h, 159 6 M. Quraish Shihab, Tafsir Maudhu'i atas Berbagai Persoalan Umat, (Jakarta:

PT.Mîzân, 2000), h. 18

Page 20: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

3

kepada“pemerdekaan diri” secara individu, dan sekaligus membawa

pesan persamaan dalam kehidupan sosial.7

Keadilan juga diungkapkan oleh Al-Qur‟an antara lain dengan kata al-

Qisth dan wasath para ahli tafsir juga ada yang memasukan sebagian

daripengertian kata-kata mîzân kedalam pengertian adil. Semua

pengertian berbagai kata-kata itu bertemu dalam suatu ide umum sekitar

sikap tengah yang berkeseimbangan dan jujur.8

Menurut Al-Raghib al-Isfahani (w 502 H), yang secara khusus

mencurahkan perhatiannya dalam telaah makna kosakata dan strukturnya

dalam kalimat yang terdapat dalam Al-Qur‟an pada sub al-’Adl membagi

makna keadilan pada dua macam pertama, keadilan mutlak (absolut)

yang pertimbangannya didasarkan kepada akal budi, dan ia bersifat

universal, karena tidak mengalami perubahan dan berlaku sepanjang

zaman.Kedua, keadilan yang ditetaapkan melalui ketetapan syara dan

dapat mengalami perubahan dan pembatansan sejalan dengan perubahan

kepentingan dan tuntutan zaman.9

Menurut al-Asfahani (w. 356 H), kata al-„Adl “berarti memberi

pembagian yang sama”. Sementara itu pakar lain mendefinisikan kata al-

„adl dengan sifat proporsional yang tidak berlebihan (ifrat) dan tidak

kekurangan (tafrit).Ada juga yang mengartikan al-„Adl “memberikan hak

kepada pemiliknya melalui jalan yang terdekat”.Pendapat ini miridengan

7Amiur Nuruddin, Keadilan dalam Al-Qur’an, (Jakarta : Hijri Pustaka Utama, 2008)

cet. 1 h, 1 8 Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Pradaban, (Jakarta: Yayasan Wakaf

Paramadina, 1992), cet. I, h. 511. 9 Amiur Nuruddin Keadilan dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2008),

cet. I, h. 3.

Page 21: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

4

pendapat Al-Marâghî yang memaknai al‟Adl sebagai “menyampaikan hak

kepada pemiliknya secara efektif”.10

Menurut Aristoteles (384-322 SM), keadilan adalah nilai keutamaan,

bukan keutamaan yang mandul, dan bukan pula semata-mata bersifat

individual. Keadilan harus mempunyai efek dan implikasi kepada orang

lain. Tak ubahnya seperti matahari yang selalu terbit membawa kebaikan

dan manfaat kepada orang lain.Dan keadilan sebagai nilai moral yang

paling sempurna (الفاضله التامه). Dan ia selalu menerangkan lawan kosa kata

itu dengan dzalim. 11

Menurut Abu Hayyan (w. 745 H/1344 M) dalam tafsirnya, al-

’Adladalah melaksanakan setiap kewajiban dalam permasalahan akidah,

syariat dan berjalan bersama manusia lainnya dalam penuaian setiap

amanah, dan meninggalkan kedzaliman, berlaku pertengahan (tidak

condong kepada salah satu pihak) serta memberikan setiap hak pada yang

berhak (atas hak tersebut).12

Menurut Muhammad Husain al-Tabathaba‟I (w 1981 M) dalamkitab

al-Mîzân fi Tafsir Al-Qur’an menjelaskan makna dari keadilan itu

“senantiasa mengambil sikap tengah (al-wasth) dan menjauhi segala

bentuk yang berlebihan (al-ifrath) dan berkekurangan (al-tafrith). Sikap

tengah dan moderat adalah pesan esensial Al-Qur‟an tentang keadilan,

10

Lajnah Pentashihan Tafsir al-quran tematik, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf

Al-Qur‟an, 2014), cet pertama, h. 4 11

Amiur Nuruddin Keadilan dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Hijri Pustaka Utama,

2008), cet. I, h. 3. 12

Iffaty Zamimah, Al-Wasathiyyah dalam Al-Qur’an: study tafsir Al-Marâghî, al-

Munîr dan al-Misbâh, Tesis, Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta, h. 37. Lihat juga Abu Hayyan

al-Andalusi, Tafsir al-Bahr al-Muhith, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, 1422/2001), cet. Ke-

1, jilid V, h. 513

Page 22: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

5

sehingga umatnya yang disebut dengan “umat tengah” (ummatan

wasathan).

Adapun menurut Wahbah Zuhailî (w. 2015 M), al-’Adl merupakan

dasar kekuasaan yang bertujuan terbangunnya peradaban dan kemajuan

dalam semua h serta didukung oleh setiap orang yang berakal.13

Menurut Imam al-Qusyairi dalam kitabnya (w.465H) hakekat dari adil

ialah tidak terealisasikan kecuali dengan keseimbangan dari setiap bagian,

adapun adil lebih dekat dengan ketakwaan dan penyimpangan lebih dekat

dari pada perpecahan dan juga menjatuhkan dari orang yang dekat

didalam cobaan yang sangat besar.14

Menurut al-Jailani (w.561H) keadilan lebih dekat dengan ketakwaan

sesuatu yang telah diharamkan oleh Allah dan menjauhi dari larangan-

larangan-Nya.15

Dengan memperhatikan bagaimana pandangan diatas maka dapat

ditarik kesimpulannya bahwa, keadilan adalah dapat menempatkan segala

sesuatu pada tempatnya masing-masing (tidak berat sebelah) dan tidak

ada pihak manapun yang dirugikan. Keadilan juga merupakan nilai

keutamaan yang universal yang menampakkan nilai kemanusiaan secara

keseluruhan.danadil dapat mendekatkan kita kepada ketakwaan.

Jika Al-Qur‟an berbicara tentang keadilan, sudah barang tentu

disamping melanjutkan kecendrungan yang ada yang melekat padadiri

13

Iffaty Zamimah, Al-Wasathiyyah dalam Al-Qur’an: study tafsir Al-Marâghî, al-

Munîr dan al-Misbâh, Tesis, Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta, h. 38. Lihat, Wahbah al-

Zuhailî, Tafsir al-Munîr:fi al-Akidah wa al-Manhâj wa asy-Syarî’ah, (Damaskus: Darul Fikr,

1991), jilid. 17, h. 217 14

Al-Qusyairi, Tafsir Lathâ’ifal-Isyârât, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2007),

cet. I, h. 95. 15

Syaikh M. Fadhil al-Jailani, Tafsir al-Jailâni, (Istanbul: Markaz al-Jilani li al-

Buhus al-Ilmiyyah, 2009), cet. I, h. 485.

Page 23: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

6

manusia, sekaligus juga menjawab persoalan yang tidak terpecahkan,

Disinilah pentingnya keadilan diteliti dalam wawasan dan perspektif Al-

Qur‟an.16

Simpul al-’Adl dengan berbagai bentuk dan turunannya (al-isytiqâq)

disebut tiga puluh satu kali.Arti pokok dari al-’Adl mengandung dua

makna yang berlawanan (mutaqâbilah), yang pertama makna istiwa

(lurus) dan kedua makna i'wijâj (bengkok). Makna-makna ini

sesungguhnya akan terlihat dalam penggunakan kata yang dikaitkan

dengan konteks tertentu dalam ayat.17

Kata al-’Adl di dalam Al-Qur‟an

terdapat di beberapa tempat seperti Al-Mâidah [5] ayat 95 dan 106, Al-

An‟âm [6]ayat 115, An-Nahl [16] ayat 76 dan 90 , An-Nisâ [4] ayat 58,

At-Talâq [65] ayat 2, dan Al-Hujurât [49] ayat.18

Simpul kata al-Qisth dalam berbagai bentuk kata jadiannya yang

membawa makna keadilan terdapat dalam Al-Qur‟an sebanyak duapuluh

tiga kali. Meskipun berasal dari kata yang sama, al-qasithun (ism fa'il)

muncul dua kali dalam Al-Qur‟an, sebagai lawan al-muslimun, yaitu

untuk mengungkap watak orang-orang yang menyimpang dari kebenaran.

Bentuk mashdar dari kata itu adalah al-Qisth, yang berarti al-jur (curang).

Dilihat dari segi bentuk simpul-simpul al-Qisth terdapat didalam Al-

Qur‟an dengan lima bentuk kata jadian, yaitu al-Qisth (masdar) sebanyak

lima belas kali, tuqsithu (fi'il mudhari) dua kali, aqsithu (fi'il amr) satu

kali, aqsath (isim tafdil) dua kali dan al-muqsithun (isim fa'il) sebanyak

16

Yasin T. al-Jibouri Konsep Tuhan Menurut Islam, (Jakarta:Lentera,2003), cet.1 h.

104 17

Amiur Nuruddin Keadilan dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Hijri Pustaka Utama,

2008), cet. I, h. 38 18

Amiur Nuruddin Keadilan dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Hijri Pustaka Utama,

2008), cet. I, h. 91

Page 24: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

7

tiga kali. 19

Kata al-Qisth di dalam Al-Qur‟an terdapat di beberapa tempat

seperti Al-An‟âm [6]ayat 152, Al-Imrân [3] ayat 18 dan 21, Ar-Rahmân

[55]ayat 9, Yûnus 10] ayat 4, Asy-Syûrâ [42] ayat 182, Al-A‟râf [7] ayat

29, Al-Mâidah [5] ayat 8 dan 42, An-Nisâ [4] ayat 127 dan 135, Al-

Anbiyâ [21] ayat 47, Al-Isrâ [17] ayat 35, Hûd [11] ayat 85 dan Al-Hadîd

[57] ayat 25.

Simpul al-Wazn muncul dalam berbagai bentuk kata turunannya

sebanyak duapuluh tiga kali.Hampir pada keseluruhan makna yang

dibawannya menunjuk kepada arti "keseimbangan", "ukuran", dan

"timbangan".Sementara arti asal dari w-z-n adalah ta'dil dan

istiqamah.Dari duapuluh tiga kali pengulangan kata yang berasal dari al-

Wazn ini, tujuh belas diantarannya adalah ayat-ayat Makkiyah.Fenomena

ini memperkuat kesan bagaimana Al-Qur‟an berbicara dengan

masyarakat Makkah yang ditandai oleh aktifitas perdagangan, yang

memakai peralatan yang akrab dengan kehidupan seperti timbangan dan

takaran.20

Kata al-Mîzân di dalam Al-Qur‟an terdapat di beberapa tempat

seperti Al-A‟râf [7] ayat 8, 9 dan 85, Hûd [11] ayat 84 dan 85, al-Kahf

[18] ayat 105, Al-Mu‟minûn [23] ayat 102 dan 103, Asy-Syûrâ [26] ayat

182, Al-Qâri‟ah [101] ayat 6 dan 8, Al-Mutaffifin [83] ayat 3, Al-Anbiyâ

[21] ayat 47, Ar-Rahmân [55] ayat 7, 8, dan 9, Asy-Syûrâ [42] ayat 17,

dan Al-Hadîd [57] ayat 25.

Diturunkannya syari‟at Allah adalah tegaknya keadilan, karena

keadilan merupakan perwujudan syari‟at yang diturunkan Allah dan

bentuk kasih sayang-Nya, perintah menegakkan keadilan adalah suatu

19

Amiur Nuruddin Keadilan dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Hijri Pustaka Utama,

2008), cet. I, h. 91 20

Amiur Nuruddin Keadilan dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Hijri Pustaka Utama,

2008), cet. I, h. 105

Page 25: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

8

hyang wajib, karena dengan keadilan akan memunculkan suasana yang

aman dan tentram tanpa ada rasa iri hati. Didalam Al-Qur‟an terdapat

kata al-’Adl, al-Qisth dan al-Wazn yang memiliki makna hampir sama

yaitu adil walaupun adil disini juga bukan berarti adil yang menempatkan

sesuatu pada tempatnya. Disinilah penulis akan meneliti lebih lanjut kata-

kata tersebut dan lebih memfokuskan “Keadilan Allah” dalam penafsiran

kaum sufi.

Ayat-ayat yang penulis bahas hanya memfokuskan keadilan Allah

yang terdapat dalam Q.S Al-An‟âm [6]: 115, Al-Baqarah [2]: 48, Al-

Imrân [3]: 18, Yûnus [10]: 4, Al-Anbiyâ [21]: 47, dan Al-A‟râf [7]: 8 dan

9. Alasan pengambilan ayat tersebut, setelah penulis mengumpulkan

ayat-ayat yang berkaitan dengan keadilan kemudian penulis

mempersempit pembahasan dan ditemukanlah ayat-ayat tersebut.

Keadilan itu sendiri pada hakekatnya bukanlah sesuatu yang

menakutkan. Manusia merasa takut kepada hukum keadilan karena ia

sadar telah berbuat kesalahan atau melanggar hak-hak orang lain. Oleh

karena itu, para sufi mengajarkan bahwa seorang pelancong spiritual

harus mempunyai keseimbangan dengan merasa cemas dan berharap. Ia

senantiasa merasa cemas, bersikir positif sekaligus negatif secara

seimbang. Yang maksudnya seorang muslim harus merasa takut dan

khawatir terhadap pembangkangan hawa nafsu dan kecendrungan jahat

pada dirinya, supaya kendali urusan tidak terlepas dari genggaman akal

dan keimanan. Tetapi pada saat yang sama, dia harus tetap merasa yakin

dan berharap akan kebaikan dan ampunan Allah SWT dengan memohon

perlindungan dari-Nya.

Tafsir kalangan sufi mempunyai keistimewaan tersendiri. Karena

tafsir para sufi pada umumnya mengangkat sesuatu yang terlupakan

Page 26: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

9

dalam tafsir. Sebuah perintah atau pesan tidak hanya dilihat dari sudut

literalnya, melainkan dilihat dari sudut hikmah dan makna filosofinnya.

Para sufi pada umumnya menjadikan hati nurani sebagai perangkat

penting dalam melakukan penafsiran. Mereka telah naik dari tangga akal

menuju tangga hati dalam rangka menemukan dunia lain yang tidak lagi

berwajah konfliktual, melainkan mencoba menangkap hikmah-hikmah

yang terdapat dibalik setiap ayat di dalam Al-Qur‟an.21

Pada skripsi ini, penulis mengambil kitab tafsir Lathâ‟ifal-Isyârât

karya al-Qusyairi dan al-Jailani karya Syaikh Abdul Qadir al-Jailani

dengan metode komperatif (perbandingan) mengenai tafsir ayat-ayat

sufistik dalam karya mufasir tersebut. Kitab tafsir sufi Lathâ‟ifal-Isyârât

karya al-Qusyairi lebih dikenal dengan tafsir al-Qusyairi. Dalam

perkembangan tasawuf, imam al-Qusyairi dikenal sebagai seorang sufi

moderat yang hidup pada abad V H, ia adalah pengikut madzhab al-

Asyari dalam kalam dan al-Syafi‟I dalam fikih. Al-Qusyairi dalam

penafsirannya cenderung bertempuh pada makna isyarah yang

tersembunyi dibalik makna ayat literal ayat, tetapi ia tetap memperhatikan

makna ayat literal itu sendiri. Bahkan ia berusaha mengkompromikan

antara makna isyarah dan makna lahir yang dimaksud dalam ayat.

Disamping itu, al-Qusyairi terkadang memperkuat penafsirannya dalam

riwayat.

Adapun al-Jailani, ia dikenal sebagai pendiri sekaligus penyebar salah

satu tarekat terbesar di dunia bernama tarekat Qadiriyah. Al-Jailani

bermadzhab al-Asy‟ari dalam kalam dan Hanbali dalam fiqh.Ia

merupakan tokoh sufi yang paling masyhur di Indonesia. Berkenaan

21

Misrawi Zuhairi Al-Qur’an Kitab Toleransi, (Jakarta: Grasindo, 2010), h. 142-

143

Page 27: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

10

dengan kitab tafsir al-Jailâni, kitab ini mempunyai ciri khas dalam

penafsiran. Dalam setiap surat al-Jailani selalu memberi tafsir yang

berbeda pada basmalah, kemudian memberi kata pengantar dalam setiap

surat yang dinamakan fatihah surat dan mengakhiri setiap surat yang

dinamakan khatimah surat. Tafsir al-Jailâni terkadang menafsirkan ayat

dengan memandang aspek zahir ayat terutama pada wilayah

hukum.Tetapi juga menafsirkan dengan aspek batin.

Kaitan keadilan Allah pada zaman sekarang ini, seperti penulis tahu

bahwa zaman sekarang banyak orang yang berlaku semena-mena tanpa

memikirkan balasan yang akan diterima kelak. Bawasannya setiap

manusia akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT di akhirat

kelak.

Dari pernyataan tersebut, kajian terhadap kitab tafsir Lathâ’ifal-

Isyârât karya al-Qusyairi dan Tafsir al-Jailâni karya Syaih Abdul Qadir

al-Jailani penting dilakukan. Penulis dalam h ini ingin mengetahui

penafsiran ayat sufistik dalam karya ulama tasawuf tersebut dengan

memfokuskan penafsiran ayat keadilan, terutama “Keadilan Tuhan”

dalam term al-’Adl, al-Qisthdan al-Mîzân. Sebagaimana penulis tahu

bahwa seorang sufi memiliki batin yang suci dan dekat dengan Allah.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan

sebelumnya, maka penulis menemukan beberapa masalah yang akan

dikaji sebagai berikut :

1. Membedakan dan mengupas kata al-’Adl, al-Qisth dan al-Wazn

dalam konteks adil yang berbeda beda

2. Kurangnya pengertian tentang keadilan menurut para sufi

Page 28: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

11

3. Membedakan penafsiran al-Qusyairi dan al-Jailani dalam kitab

tafsirnya

C. Pembatasan Masalah

Dalam skripsi ini, penulis membatasi pembahasan dengan hanya

mengkaji sebagai berikut :

1. Apa makna kata al-’Adl, al-Qisth, dan al-Mîzân yang akan

dipahami dalam penafsiran Tafsir Lathâ’ifal-Isyârâtdan al-

Jailâni

2. Penulis hanya membahas ayat-ayat yang berkaitan dengan

keadilan Allah pada term al-’Adl, al-Qisth dan al-Mîzân

D. Perumusan Masalah

Sebagai mana pembatasan masalah, penulis akan membatasi

dalam membahasnya diantaranya :

Bagaimana makna kata al-’Adl, al-Qisth dan al-Mîzân

dalam kitab tafsir Lathâ’ifal-Isyârât karya al-Qusyairi dan

kitab al-Jailâni karya Syaikh Abdul Qadir al-Jailani

E. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui penafsiran al-Qusyairi dan al-Jailani dalam

menafsirkan ayat keadilan Allah

b. Untuk menjelaskan/mendeskripsikan isi kandungan dalam

penafsiran al-Qusyairi dan al-Jailani

c. Untuk memberbedaan dan menyamakan penafsiran dalam Kitab

Tafsir Lathâ’ifal-Isyârât dan al-Jailâni

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang digunakan oleh penulis adalah

sebagai berikut :

Page 29: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

12

1. Secara Teoritis

Penelitian yang penulis buat, di harapkan dapat memberikan

informasi kepada para pembaca tentang pembahasan yang penulis

telah buat.Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menambah

bahan pustaka diskursus kajian Al-Qur‟an dan dapat memperkaya

bahan kepustakaan.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi

penulis khususnya dan pembaca umumnya mengenai pembahasan

tentang keadilan Allah.Penelitian ini juga diharapkan mampu

menjadi referensi bahan bacaan atau kajian bagi mahasiswa atau

mahasiswi khususnya dalam bidang Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir.

G. Tinjauan Pustaka

Penulis memang bukanlah orang yang pertama yang mengkaji

tentang makna keadilan ini, dan penulis banyak menemukan judul

yang serupa baik berupa skripsi, tesis maupun jurnal. Walaupun

menggunakan objek kitab tafsir yang berbeda diantaranya :

1. Skripsi “Konsep Keadilan dalam Al-Qur’an (telaah kata

al-’Adl dan al-Qisth dalam tafsir Al-Qurtubi”yang disusun

oleh Akmad SaikHûdin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dalam penelitiannya ini penulis memfokuskan kata al-’Adl

dan al-Qisth dalam segi linguistiknya.22

Persamaan diantara karya ilmiah ini ialah sama

meneliti kata al-‟Adl dan al-Qisth. Sedangkan yang

membedakannya adalah penulis menambah kata wazn

22

Akmad Saik Hudin, Skripsi: Konsep Keadilan dalam Al-Qur’an (telaah kata al-

’Adl dan al-Qisth dalam tafsir Al-Qurtubi, (Yogyakarta: UIN, 2014)

Page 30: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

13

untuk di teliti karna memiliki makna yang hampir sama,

dan kitab tafsir yang digunakanpun berbeda karna penulis

memilih penafsiran dari kaum sufi.

Kontribusi skripsi ini dengan karya penulis ialah untuk

membedakan cara penafsiran sufi pada ayat keadilan dan

penafsiran keadilan pada kitab tafsir yang berbeda.

2. Skripsi “Keadilan Dalam Al-Qur’an” (analisis kata al-

Qisth pada berbagai ayat) yang disusun oleh

Alfionitazkiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Karya

ini menjelaskan keadilan di dalam Al-Qur‟an

memfokuskan pada kata al-Qisth.23

Persamaan diantara karya ilmiah ini ialah sama

meneliti al-Qisth. Sedangkan yang membedakannya

adalah penulis menambah kata al-’Adl dan al-Wazn untuk

di teliti karna memiliki makna yang hampir sama, dan

kitab tafsir yang digunakanpun berbeda karna penulis

memilih penafsiran dari kaum sufi sedangkan

Alfionitazkiyah dalam Al-Qur‟an.

Kontribusi skripsi ini dengan karya penulis ialah untuk

membedakan cara penafsiran sufi pada ayat keadilan dan

penafsiran keadilan dalam kitab tafsir dan hanya di dalam

Al-Qur‟an

3. Jurnal“Konsep Adil dalam Poligami (telaah pemikiran

Mushthofa Al-Adawi dalam tafsir Al-Tashîl Lita’wil Al-

Tanzil” yang disusun oleh, Yufni Faishol UIN Padang

23

Alfionitaziyah Keadilan dalam Al-Qur’an : analisis kata al-Qisth pada berbagai

ayat, (Jakarta : UIN, 2014)

Page 31: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

14

Sumatra Barat. Dalam penelitian ini, yufni hanya

memfokuskan adil dalam poligami.24

Persamaan diantara karya ilmiah ini ialah sama

meneliti kata adil. Sedangkan yang membedakannya

adalah penulis membahas makna adil dalam kata al-’Adl,

al-Qisthdan al-Wazn .dan kitab tafsir yang digunakanpun

berbeda karna penulis memilih penafsiran dari kaum sufi

sedangkan Yufni

Kontribusi skripsi ini dengan karya penulis ialah untuk

membedakan cara penafsiran sufi pada ayat keadilan dan

penafsiran keadilan dalam kitab tafsir dan hanya di dalam

Al-Qur‟an

4. Skripsi “Konsep Keadilan (John Rawls dan Murtadha

Muthahari” yang disusun oleh, Zia Ulhaq Alfiah UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitian ini, Zia

membahas keadilan dari pandangan para filosof.25

Persamaan dengan penulis hanyalah membahas makna

keadilan, dan perbedaannya sangat jelas dia mengambil

pendapat-pendapat para filosof.

Kontribusi skripsi ini dengan karya penulis ialah untuk

mengetahui cara para filosof memaknai arti keadilan, dan

untuk membandingkan dengan keadilan yang ada didalam

Al-Qur‟an

5. Jurnal “Keadilan dalam Filsafat Hukum dan Filsafat

Hukum Islam” yang disusun oleh, Muhammad Helmi

24

Yufni Faishol Konsep Adil dalam Poligami (telaah pemikiran Mushthofa Al-

Adawi dalam tafsir Al-Tashîl Lita’wil Al-Tanzil, (Padang: UIN Imam Bonjol 2016) 25

Zia Ulhaq Alfiyah, Konsep Keadilan (John Rawls dan Murtadha Muthahari”,

(Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah 2018)

Page 32: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

15

STIS Samarinda. Dalam penelitian ini Helmi membahas

keadilan dalam pandangan filosof dan pandangan beberapa

aliran didalam Islam.26

Persamaan dengan penulis hanyalah membahas makna

keadilan, dan perbedaannya sangat jelas dia mengambil

pendapat-pendapat para filosof walaupun ada yang berasal

dari pendapat aliran-aliran Islam tetapi tetap berbeda.

Kontribusi skripsi ini dengan karya penulis ialah untuk

mengetahui cara para filosof dan pakar para ahli hokum

Islam memaknai arti keadilan, dan untuk membandingkan

dengan keadilan yang di tafsirkan dengan kaum sufi.

H. Metodologi Penelitian

1. Kualitatif

Penelitrian kualitatif ialah pendekatan yang memerlukan

pemahaman mendalam tentang objek yang diteliti.

2. Kepustakaan

Keperpustakaan (library research) yaitu mengumpulkan,

membaca serta memahami sumber-sumber datannya yang berasal

dari bahan-bahan yang tertulis seperti buku-buku, jurnal dan

lainnya yang membahas tentang permasalahan yang

dibalas.Karena menyangkut makna keadilan dalam Al-Qur‟an

maka sumber primernya adalah semua simpul keadilan yang ada

pada kitab tafsir yang dipilih.

3. Metode Maudhui

26

Muhammad Helmi Keadilan dalam Filsafat Hukum dan Filsafat Hukum Islam,

(Samarinda: STIS 2015)

Page 33: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

16

Metode maudhui merupakan sebuah metode tafsir yang

dicetuskan untuk memahami makna-makna dalam ayat-ayat Al-

Qur‟an27

4. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini

menggunakan dua macam sumber yaitu :

Yang pertama adalah sumber primer yang menjadi rujukan

utama dalam penelitian yaitu Tafsir Lathâ’ifAl-Isyârât karya Al-

Qusyairi dan Tafsir al-Jailâni karya Syeikh Abdul Qadr al-

Jailani.

kedua adalah sumber sekunder yang berupa semua buku,

jurnal, artikel dan bahan bacaan lainnya yang membahas tentang

keilmuan dan tema yang diangkat.

5. Metode Analisis Konten/Data

Menganalisis isi dari kitab tafsir yang di ambil dan

menganalisa setiap ayat yang ditafsirkan.

I. Teknik dan Sistematika Penulisan

Teknik penulisan merujuk pada pedoman yang diberlakukan di

Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta (IIQ) Tahun 2018. Sedangkan sistematika

penulisan bertujuan untuk menjelaskan bagian-bagian yang akan ditulis

dan yang akan dibahas dari penelitian ini secara sistematis.

Penelitian ini akan dibagi menjadi Lima Bab. Dan yang bab pertama

ialah pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

27

Mannâ Khalîl al-Qattân, Study Ilmu-ilmu Qur’an, terj. Mudzakir AS, (Bogor:

Pustaka Litera Antar Nusa, 2010, h. 455

Page 34: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

17

manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, teknik dan

sistematika penulisan.

Bab Dua merupakan h membicarakan tentang pengertian al-

’Adl dan derivasi dari kata al-’Adlseperti al-Qisthdan al-Mîzân

Bab Tiga merupakan membahas tentang biografi al-Qusyairi

dan Syeikh Abdul Qadir al-Jailani beserta sejarah kitab tafsinya.

Bab Empatakan membahas tentang perbandingan menurut

penafsiran Tafsir Lathâ’ifAl-Isyârât karya Al-Qusyairidan penafsiran

kitab Tafsir al-Jailâni karya Syekh Abdul Qodir Al-Jailani Dan dalam

bab ini merupakan bab yang inti dalam pembahasan tentang tema

yang di ambil.

Bab Lima, merupakan bab penutup dan kesimpulan atas apa

yang telah dipaparkan oleh penulis kedalam tulisannya tersebut dalam

penelitian ini. Dan menjelaskan secara ulang dan singkat mengenai

rumusan masalahnnya.

Page 35: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

18

Page 36: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

103

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis penulis, dapat disimpulkan bahwa

adil dalam term al-‘Adl, al-Qisth dan al-Wazn menurut mufasir Imam

al-Qusyairi dan Syaikh Abdul Qadir al-Jailani ialah :

Al-‘Adl keadilan yang ditegakan berdasarkan hukum yang

telah terdapat di dalam Al-Qur’an. Ketika menggunakan kata al-‘Adl

makna dasarnya ialah “seimbang’ yang berarti tidak condong, sama

bahkan ketika konteks ayat menggunakan term ini menandakan

bahwa hanya salah satu yang merasakanpuas

Al-Qisth keadilan yang memiliki tanggung jawab berat dari

pada adil yang menggunakan term al-‘Adl .Term ini juga lebih

mengutamakan kedua belah pihak yang merasakan kepuasan . Lebih

kedzat Allah

Al-Wazn yang berarti Mizan atau timbangan. Dan mizan

adalah “alat untuk menimbang”. Digunakannya mizan dikarnakan

kata ini cocok untuk sebagai sandaran yang paling tepat untuk

menentukan segala sesuatu tanda adanya unsure kecurangan

sedikitpun. Istilah mizan (Timbangan) sama dengan perhitungan

(hisab) yang artinya mengandung arti ukuran untuk menilai. Dalam

konteks perbuatan, ukuran itu seperti nilai-nilai yang telah ditetapkan

Allah.Keadilan Allah juga tidak lepas dari moralitas yang telah

ditetapkan oleh Allah.

Page 37: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

104

B. Saran

Penulis menyadari bahwa tulisan ini takluput dari kesalahan

dan kekurangan, maka dari itu harus banyak peneliti yang meneliti

tentang kajian ini. Karena makna dari keadilan masih luas lagi.

Page 38: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

105

DAFTAR PUSTAKA

Alfionitazkiyah Keadilandalam Al-Qur’an Analisis Kata al-Qisth pada

berbagai Ayat Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah, 2014

AlfiyahZia Ulhaq, KonsepKeadilan John Rawls dan Murtadha Muthahari

Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah 2018

Ali Ash-Shabuni Syaikh Muhammad Shafwatut Tafasir ter. KH Yasin,

Jakarta: Pustaka al-Kautsar 2001

Ali Ayazi Muhamad ;Al-Mufassirûn Hayâtuhukmwa Manajuhum, Teheran,

as-Tsaqafah al-Irsyad al-Islami, 1212

Al-Jailani Abdul Qodir, Tafsir Jailani Pakistan: Maktabah Al-Ma’rufifah,

2010

Al-Jibouri Yasin T., Konsep Tuhan Menurut Islam, Jakarta: Lentera, 2003

Al-Kailan Abdul Razaq Syaikh Abdul Qadir al-Jailani Guru parapencari

Tuhan", terj. Aedi Rakhmansaleh

Al-Maraghi Ahmad Mustafal Tafsir Al-Maraghi terj, k Ansori Umar

sitanggal, Hery Noer Aly Bahrun Abubakar Semarang: CV Putra

Semarang, 1987

Al-Maudidi Abul A’la dkk, Esensi Al-Qur’an, Bandung: Penerbit Mizan

1984

Al-Naisaburi Imam Qusyairi, Allah DimataSufi :Penjelajahan Spiritual

Bersama Asma al-Husna / Imam al-Qusyairi al-Naisaburi;

penerjemah, Sulaiman Al-Kumayi, Jakarta: Atmaja, 2003

Al-Qusyairi, Tafsir Lataif al-Isyarat Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2007

Page 39: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

106

Al-SubukiTajudin al-Tabaqat al-Syafi'iyah al-Kubra Maktabah al-Halabi,

Kairo, Mesir

An-Naisaburi As-Syafi’I Hawazan bin Abdul Malik Al-Qusyairi Lataif Al-

Isyarat Bairutlibanon , 1971 H

As-Subki :ath-Thobaqot al-Syafi’iyah al-Kubro, Dar al Ihya al-Kutubul’

Arabiyah.t.t

As-Subukiath-Thobaqot al-Syafi'iyah al-KubroDar al-Ihiya al-Kutubul

Arabiyah

Atjeh Aboe Bakar, Pengantar Sejarah Sufi & Tasawwuf, Solo :

CV.Ramadhani1984

Dahlan Abdul Aziz, et. All, Ensiklopedia Hukum Islam Jakarta: Penerbit PT

Ichatiar Baru Van Hoeve, 1996

Departemen Pendidikan Nasional ,Kamus Besar Bhasa Indonesia Jakarta:

Gramedia, 2008

Dikbud Dep., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994

Elangjawa-hidup.blogspot.com/2010/06/kehendak-mutlak-tuhan-dan-

keadilan.html?m=l diaksespadatanggal 22 septemberpukul 19.21 WIB

Fadila Azma Keadilanbagi Mustahiq Study Penetapan Ketentuan Ashnaf di

BAZNAS MagelangY ogyakarta: UIN Sunan Kalijaga 2016

Faishol Yufni Konsep Adil dalam Poligami telaah pemikiran Mushthofa Al-

Adawi dalam tafsir Al-Tashil Lita’wil Al-Tanzi Padang: UIN Imam

Bonjol 2016

Hakim A Husnul, Ensiklopedi Kitab-Kitab Tafsir, Depok: Lingkar Studi al-

Qur’an . 2013

Harun Nurlaila, Makna Keadilan dalam Perspektif Hukum Islam dan

Perundang-undangan

Page 40: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

107

Helmi Muhammad Keadilan dalam Filsafat Hukum dan Filsafat Hukum

Islam Samarinda: STIS 2015

http://almanhaj.or.id/4194-puncak-keadilan-allah-subhanahu-wa-taala.html

Huwazin al-Qusyair Abd Karim ibn Risalah Sufi al-Qusyairi penerjemah

Ahsin Muhammad, diterjemahkan dari principles of Sufism,

Bandung: Pustaka, 1994

Ibn Huwâzin al-Qusyairi ‘Abd al-Karîm, Risâlah Sufi al-Qusyairi,

penerjemahAhsin Muhammad, diterjemahdari Principles of Sufism,

Bandung :Pustaka : 1994

Imam AbiQosim Abdul Karim bin Hawazan bin Abdul MalikAl-Qusyairi

An-Naisaburi As-Syafi’I Lataif Al-Isyarat bairut libanon ,Darul kibab

al imiah: yayasan Muhammad alibaidu ,1971

Khiliq Hasan Moh Abdul Imam al-Qusyairi dan Lataif al-Isyarat: perspektif

Tafsir Sufi Nadhari dan Ishari Tulungagung, 2014

Khiliq Hasan Moh Abdul Imam al-Qusyairi dan Lataif al-Isyarat: perspektif

Tafsir Sufi Nadhari dan Ishari Tulungagung, 2014 6

Kholifah Haji, Kashf al-Dhunun Dar al-Thoba'ah, Mesir, 1274 H

Kodirun, Lathaif Al-Isyarat Karya Al-Qusyairi (Telaah Atas Metode

Penafsiran Seorang Sufi Terhadap Alqur’an),Skripsi, Jurusan Tafsir

Hadits, Fakultas Usuluddin, IAIN Sunan Kaljaga, 2001

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an hukum, keadilan dan hak asasi

manusia, Jakarta :lajnah pentashihan al-Qur'an 2010

Lajnah Pentashihan Tafsir al-quran tematik Jakarta: Lajnah Pentashihan

Mushaf Al-Qur’an, 2014

Mahmud Abd Him, Metodologi Tafsir Jakarta, PT Raja Grafindo persada,

2006

Page 41: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

108

Mana Khalil al-Qattan, Study Ilmu-ilmu Qur’an terj.Mudzakir AS, Bogor:

Pustaka Litera Antar Nusa, 2010

Matondang Ya’kub, Tafsir ayat-ayat Kalam Jakarta: PT.Bulan bintang, 2000

Misrawi Zuhairi Al-Qur’an Kitab Toleransi Jakarta: Grasindo, 2010

Muhibudin IrwanTafsir Ayat-ayat Sufistik Jakarta: UAI Perss, 2018

Nahrul Musadad Asep, “Tafsir Sufistik dalam Tradisi Penafsiran Al-Qur’an

(Sejarah perkembangan dan Kontruksi Hermeneutis)” (UIN

SunanKalijaga Yogyakarta) 2015

Nasiruddin, Pendidikan Tasawuf, Semarang :RaSail Media Group : 2010

Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Pradaban Jakarta: Yayasan Wakaf

Paramadina, 1992

Nuruddin Amiur, Keadilan Dalam Al-Qur’an, Jakarta: Hijri Pustaka Utama

2008

Saikhudin Akmad, Skripsi: “Konsep Keadilan dalam Al-Qur’an telaah kata

al-Adl dan al-Qist dalam tafsir Al-Qurtubi Yogyakarta: UIN, 2014

ShihabM. Quraish, Tafsir Maudhu'I atas Berbagai Persoalan Umat" Jakarta:

PT.Mizan, 2000

Shihab M.Quraish, Wawasan Al-Qur'an: Tafsir Tematk atas Berbagai

Persoalan Umat Jakarta: Mizan Pustaka, 1996

Siradj Said Aqiel Kontroversi Aswaja, Yogyakarta: Penerbit LKIS

Yogyakarta, 2000

Syaikh M. Fadhil al-Jailani, Tafsir al-Jailani Istanbul: Markaz al-Jilani li al-

Buhus al-Ilmiyyah, 2009

Taufik Nugroho, Pasang Surut Hubungan Islam dan Negara Pancasila"

Yogyakarta: PADMA, 2003

Page 42: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

109

Tim Penulis Ensiklopedia Tasawuf Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah

www.tokoh-sufi-al-qusyairy.com, diakses 13 Juli 2019,Pukul 23.23 WIB

Zamimah Iffaty, Al-Wasathiyyah dalam Al-Qur’an: study tafsir al-Maraghi,

al-Munirdan al-Misbah, Tesis, Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta,

Page 43: KEADILAN TUHAN PADA LAFAZ AL-‘ADL, AL-QISTH DAN AL-WAZN

BIOGRAFI PENULIS

Nama Dewi Sanggarwati,S.Ag yang

bertempat tanggal lahir Jakarta, 06 mei 1996.

Penulis adalah anak pertama dari empat

bersaudara. Dari pasangan Dedi Junaedi dan

Yulianingsih. Adik laki-laki yang pertama

bernama Taufik hidayah, yang kedua Abdullah

Zubair dan yang terakhir Ilham Hilal Zubair.

Pada tahun 2002 sudah bersekolah di SDN

Duri Kepa 07 Pagi Jakarta Barat dan selesai pada tahun 2008, kemudian

lanjut ke SMP PGRI Rawalumbu Bekasi dan tamat pada tahun 2011,

kemudian lanjut di MA PONPES Al-Riyadl Cipanas Puncak Bogor dan lulus

pada tahun 2014. Setelah lulus sambil menunggu waktu yang ada penulis

pergi belajar Bahasa Inggris ke Kampung Inggris di Pare Kediri hingga awal

tahun 2015 yang kemudian mendaftarkan diri di Kampus Institut Ilmu Jakarta

(IIQ) dan Alhamdulilah bisa lulus S1 (Strata 1) dan mendapatkan gelar

(S.Ag) tepat waktu pada tahun 2019