karya tulisq

49
LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH KULIAH KERJA NYATA PROFESI INTEGRAL TEMATIK POSDAYA ANGKATAN 64 SEMESTER ANTARA TAHUN AKADEMIK 2012/2013 UNIVERSITAS TADULAKO TINJAUAN PENGARUH PENGAMBILAN PASIR DI LAUT, PEMBANGUNAN KRIB DAN PEMASANGAN TERUMBU KARANG BUATAN TERHADAP ABRASI DI SEKITAR PANTAI DESA OGOLUGUS KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG DESA : OGOLUGUS KECAMATAN : AMPIBABO KABUPATEN : PARIGI MOUTONG Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Integral Tematik Posdaya Universitas Tadulako Angkatan 64 Semester Antara Tahun Akademik 2012/2013 Disusun Oleh HELDIANTO STB. G 101 09 030

Upload: agim-djuhaepa

Post on 25-Nov-2015

189 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

KTI

TRANSCRIPT

HALAMAN JUDUL

LAPORAN KARYA TULIS ILMIAHKULIAH KERJA NYATA PROFESI INTEGRAL TEMATIK POSDAYAANGKATAN 64 SEMESTER ANTARA TAHUN AKADEMIK 2012/2013UNIVERSITAS TADULAKO

TINJAUAN PENGARUH PENGAMBILAN PASIR DI LAUT, PEMBANGUNAN KRIB DAN PEMASANGAN TERUMBU KARANG BUATAN TERHADAP ABRASI DI SEKITAR PANTAI DESA OGOLUGUS KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

DESA: OGOLUGUSKECAMATAN: AMPIBABOKABUPATEN: PARIGI MOUTONG

Diajukan untuk memenuhi salah satu syaratPelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Integral Tematik Posdaya Universitas Tadulako Angkatan 64 Semester AntaraTahun Akademik 2012/2013

Disusun Oleh

HELDIANTOSTB. G 101 09 030

PUSAT PENGEMBANGAN WILAYAH DAN KULIAH KERJA NYATALEMBAGA PENGAMBDIAN PADA MASYARAKATUNIVERSITAS TADULAKO2012Halaman Pengesahan

TINJAUAN PENGARUH PENGAMBILAN PASIR DI LAUT, PEMBANGUNAN KRIB DAN PEMASANGAN TERUMBU KARANG BUATAN TERHADAP ABRASI DI SEKITAR PANTAI DESA OGOLUGUS KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

NAMA: HELDIANTOSTAMBUK: G 101 09 030DESA: OGOLUGUSKECAMATAN: AMPIBABOKABUPATEN: PARIGI MOUTONG

Laporan Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujuiSesuai saran-saran dosen pembimbing

Palu, September 2012

Mengetahui MenyetujuiKepala Pusat Pengembangan Wilayah dan Dosen PembimbingKuliah Kerja Nyata Univ. TadulakoIr. Ridwan, MP Yutdam Mudin, S.Si.,M.SiNIP. 19660310 199512 1 001 NIP. 197106161997021 001

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini dapat dirampungkan tepat pada waktunya.Penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini disamping sebagai pemaparan dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa juga merupakan persyaratan mutlak yang harus dipenuhi demi mempertanggung jawabkan kelangsungan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Integral yang telah dilaksanakan di kelurahan Bonesompe Kec. Poso kota Utara Kab. Poso.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini, masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan dari segi tata bahasa, cara penulisan, maupun isinya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi penyempurnaan laporan ini.

Sebagai insan akademis yang telah sekian tahun menimba ilmu di perguruan tinggi, selaku mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Profesi Integral Tematik Posdaya Angkatan 64 Semester Antara 2012/2013 yang berlokasi di Desa Ogolugus Kecamatan Ampibabo Kab. Parigi Moutong menyampaikan terimakasih kepada:1. Rektor Universitas Tadulako Palu.2. Seluruh Pembantu Rektor Universitas Tadulako Palu.3. Seluruh Dekan Universitas Tadulako Palu.4. Seluruh Staf Pengajar Universitas Tadulako Palu.5. Ketua Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Tadulako Palu.6. Pusat Pengembangan Wilayah dan Kuliah Kerja Nyata (P2WKKN) Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tadulako sebagai lembaga penyelenggara Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Integral Tematik Posdaya Angkatan 64 Semester Antara Tahun 2012/2013.7. Seluruh Panitia Pelaksana Kuliah Kerja Nyata Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Tadulako Angkatan 64. Atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan8. Seluruh Dosen Pembimbing Lapangan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Tadulako Angkatan 64.9. Bapak selaku dosen pembimbing lapangan terbaik yang telah memberikan bimbingan kepada penyusun dalam menyelesaikan kegiatan KKN dan penyusunan laporan akhir ini. 10. Bapak Ambo Edo BL Umar selaku Kepala Desa Ogolugus Kec. Ampibabo Kab. Parigi Moutong bersama keluarga yang telah ikhlas memberikan bantuan, perhatian dan kerjasama yang baik.11. Seluruh aparat pemerintah Desa Ogolugus Kec. Ampibabo Kab. Parigi Moutong yang telah memberikan bantuan kerjasama dengan baik.12. Seluruh pemuda dan masyarakat lingkungan Desa Ogolugus Kec. Ampibabo Kab. Parigi Moutong atas kekeluargaan, kasih sayang dan kekerabatannya kepada mahasiswa KKN selama masa waktu KKN di Desa.13. Kepada seluruh rekan-rekan mahasiswa KKN terima kasih atas kekompakannya.

Akhirnya tiada kata yang lebih pantas terucap selain tertitip doa dari kami semoga segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.

Palu, September 2012 Penyusun,

HELDIANTOG 101 09 030

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULiHALAMAN PENGESAHANiiKATA PENGANTARiiiDAFTAR ISIvBAB I PENDAHULUAN1.1LATAR BELAKANG11.2MAKSUD DAN TUJUAN21.3MANFAAT3BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI KKN2.1SEJARAH SINGKAT KECAMATAN42.2SEJARAH SINGKAT DESA OGOLUGUS112.3KONDISI GEOGRAFIS11 2. 4KONDISI DEMOGRAFIS 11 2. 5KONDISI SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI16BAB IIITINJAUAN PUSTAKA20BAB IV PEMBAHASAN24BAB VPENUTUP4.1KESIMPULAN314.2SARAN31DAFTAR PUSTAKA........................................................32

LAMPIRAN

Laporan Karya Ilmiah KKN Profesi Integral Angk. 64 32

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Pantai dengan segala fungsinya yang kompleks merupakan asset yang sangat penting. Oleh karena itu maka perlu di jaga dan di lestarikan dari proses kerusakan atau abrasi. Namun tindakan-tindakan manusia yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah alam dan cenderung ingin menentang atau mengatasi alam telah menimbulkan berbagai kerusakan di pantai..Akhir-akhir banyak upaya yang telah dilakukan untuk menjaga kelestarian pantai, akan tetapi belum memberikan hasil yang memadai. Hal ini terjadi karena adanya berbagai pemikiran, pandangan-pandangan dan langkah-langkah yang belum didasari atas konsep-konsep yang mengacu pada landasan teoritis dan kondisi obyektif yang ada khususnya terhadap sifat oceanografis dan social ekonomi masyarakat yang ada di pantai secara utuh.Sifat oceanografis (kekuatan arus dan gelombang) dan sifat alami (dasar perairan) sebenarnya sangat kompleks dan saling berpengaruh satu sama lainnya serta sangat sulit diketahui manusia. Arus dan gelombang merupakan faktor yang memepengaruhi terjadinya abrasi pantai. Terjadinya arus disebabkan oleh beberapa factor antara lain radiasi matahari, gravitasi bumi, keadaan dasar laut, distribusi pantai, gerakan rotasi bumi, viskositas air dan gerakan angin. Namun yang paling dominan yang mempengaruhi kekuatan arus yang membentur pantai adalah panjang dan dalamnya dasar laut. Sedangkan terjadinya gelombang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, kecepatan angin, perbedaan densitas air, kedalam dan kedangkalan, distribusi angin, gerakan kapal laut dan gempa di bawah laut. Dan factor yang paling dominan menyebabkan terjadinya gelombang adalah kedalaman dan kedangkalan laut.Perilaku di laut atau proses-proses yang terjadi di laut sebenarnya ada yang dapat dipengaruhi dan ada yang tidak dapat dipengaruhi oleh manusia. Pola arah arus dan gelombang selalu berubah sesuai dengan keadaan alam. Energi arus dan gelombang dipantai sangat dipengaruhi oleh arus dan gelombang yang ada di samudera yang kekuatan dan arahnya selalu berubah. Inilah yang menyebabkan terjadinya pengurangan pasir (Abrasi) di suatu temapat tertentu dan penambahan pasir (tanah timbul) di tempat yang lain. Hal ini sudah berlangsung secara alami, apabila ini dipengaruhi secara fisik yang cenderung bertentangan dengan proses alam yang terjadi maka akan dapat menimbulkan kerusakan dan berbagai problema baik bagi manusia dan kelestarian alam.1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Bertitik tolak dari hal-hal tersebut, tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang adanya kegiatan di pantai (Pembuatan Krip, pemasangan terumbu karang buatan, pengambilan pasir di laut dan dampaknya terhadap lingkungan pantai khususnya abrasi pantai dan terhadap penghuni yang ada di daratan. Adapun tujuannya adalah untuk mendapatkan pemahaman yang sama dilandasi oleh kajian-kajian yang benar berdasarkan kaedah-kaedah oceanografis yang ada terhadap factor-faktor yang mempengaruhi abrasi pantai dan upaya-upaya yang patut dilakukan agar abrasi pantai dapat dieleminir dengan cara yang ramah lingkungan.

1.4 MANFAATMelalui tulisan ini pula diharapkan memberi manfaat berupa pengetahuan mengenai bahaya dan penanggulangan abrasi di pantai desa ogolugus.

BAB IIGAMBARAN UMUM LOKASI KKN

2.1 SEJARAH SINGKAT KECAMATAN Ampibabo adalah sebuah nama yang dikala kita mendengar nama itu, ada rasa ingin tahu tentang sebuah nama. Sekilas penyusun sajikan sebagai renungan untuk mengenal ampibabo. Kapan dan dimana serta siapa-siapa pencetusnya, pemimoinyan sebaguan dari sebuah sejarah hingga kecamatan Ampibabo yang kita cintai saat ini.Kacamatan Ampibabo memanjang dari utara ke selatan, wilayah ini terletak di antara 121 dan 122 bujur timur, 1 lingkaran selatan dan terlentang membujur di sebagian pantai timur, teluk tomini Kabupaten Parigi Moutong dengan luas wilayah km dengan batas-batas sebagai berikut: Sebelah utara terbatas dengan Kec. Toribulu Sebelah selatan terbatas dengan Kec. Siniu Sebelah timur terbatas dengan Teluk Tomini Sebelah barat berbatasan dengan Kec. Sirenja Kab. DonggalaAmpibabo adalah sederetan huruf yang terdiri dari dua suku kata Ampi yang berarti Kami dan Babong yang berarti Di atas , jadi kata Ampibabo dapat diartikan kami di atas dalam pengertian bahasa Lauje.Membuktikan bahwa pada zaman dahulu pusat Ampibabo ini wilayah pemukimannya terletak di bagian barat desa Ampibabo di Ampibabo utara ini. Saat ini sejarah membuktikan bahwa suatu wilayah yang kita kenal dengan Toi Bangka, tanah bersejarah peninggalan seorang raja, dan tempat pertama di huni masyarakat pada waktu itu.Mulalui masyarakat hadat, seorang raja yang diangkat saat itu seorang perempuan bernama VUTINTINA di Toibangka pusat pemerintahan pertama, hingga menjelang Sembilan tahun.dan pada masa kekuasaan Raja-raja dibuatkan sumur tempat mandi, tempat itu yang dikenal dahasa Lauje Tombi (sumur) sehingga melekatlah nama Tombi sampai dengan sekarang. Setelah itu kemudian raja memindahkan pemukiman tersebut dikompleks berkuburan orang-orang dahulu, di tempat itu raja kembali menjalankan roda pemerintahan dan membangun kekuatan lewat persatuannya diantaranya memerintahkan menanam pohon kapuk untul sebuah benteng pertahanan yang sekarang kita kenal dengan sebutan KOTA. Raja VUTINTINA digelar Puang Bengkel To Pi Babong wilayah kekuasaannya meliputi: Sebelah utara berbatasan dengan desa Buranga dan Tomoli Sebelah selatan berbatasan dengan Tolole dan ToweraRaja VUTINTINA mempunyai keturunan :1. Raja Dg, Parami2. Raja Barinti3. Raja Ali4. Raja Dg. Pagala5. Siti Yupah6. Raja Dg PangaleSeiring dengan berjalannya waktu sehinggga berakhirnya masa kejayaan sang raja, dan sampai pada sekitar abad 19 tahun 1905 bangsa kulit putih (Belanda) memasuki wilayah ini. Selain sebagai penjajah juga melakukan berbagai macam strategi, politik yang akhirnya melahirkan 3 (tiga) wilayah kerajaan terssebut yaitu :1. Kerajaan Ampibabo berkedudukan di Ampibabo wilayahnya meliputi : Towera, Tolole, Ogotai, Lemo, dan Buranga.2. Kerajaan Kasimbar, berkedudukan di Kasimbar wilayahnya meliputi : Kasimbar, Laemanta, Donggulu dan Posona.3. Kerajaan Toribulu, berkedudukan di Sienjo yang wilayahnya meliputih : Sienjo, Toribulu dan Tomoli. Kerajaan Ampibabo di Pimpin oleh eorang raja bernama PANGALE Kerajaan Kasimbar yang dipimpin oleh seorang raja bernama Dg. PELAWA Kerajaan Toribulu dipimpin oleh raja bernama YUSUP Untuk wilayah Marantale, Silanga dan Siniu di pegang oleh Kerajaan Parigi di pimpin oleh raja PARIGI.Pada tahun 1918 setelah pemerintah Belanda memberikan Bisloit-bisloit SK kepada 3 kerajaan tersebut, asas Belanda menertibkan kembali menjadi satu wilayah distrik yang berkedudukan di Toribulu, dan dipimpin oleh Seorang kepala distrik yang bernama MASAIKLE YUNUP dari tahun (1918-1921). Pada tahun 1920 kepala distrik di gantikan oleh Dg. PALILA (1921-1922). Pada tahun 1922 terjadi lagi pergantian kepal distrik yakni Dg. PALAILA di gantikan oleh AITOANNA. Di masa kepala distrik AITOANNA inilah ibu kota distrik dari Toribulu pindah ke Ampibabo.Pada tahun 1931 kepala distrik setelsh di pegang oleh A. YUSUP, yang belum lama dilantik di gantikan lagi oleh Dg. MACORA. Pada masa pemerintahan kepala distrik ini pemerintah Belanda menyusun kekuatan lagi dengan lahirnya NICA, kedatangan NICA (NEDERLAN INDICEH COMPONI AMSTERDAM) ini tidak dapat mempengaruhi system pemerintahannya, ada hingga tahun 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.Pada tahun 1960 kedudukan distrik menjadi Sub-camat, dan masih dipimpin oleh Sub. Camat P. LATJADOPada tahun 1964 kedudukan sub camat berubah menjadi kecamatan dan masih di pimopin oleh P. LATJADO sebagai kepala wilayah kecamatan Ampibabo yang pertama.Selaku camat kepala wilayah belum banyak berbuat apa-apa karena member ahim Kec. Baru, pemerintahan tertuju kepada perbaikan administrasi penagihan pajak.Periode 1964-1965. Masa pemerintah kepala wilayah Kecamatan di pimpin oleh : DANTE TAKAGO.Periode 1965-1967. Masa pemerintahan kepala wilayah kecamatan GO. LAMATAIYA. Pada tahun 1976, selama 3 bulan masuk pemerintahan kepala wilayah Kecamatan ARSID PASSAU.Masa pemerintahan ARSID PASSAU, dimana system pemerintahannya mengarah pada :Pembinaan, ada pegawai, kebersihan, perkantoran, penataan halaman kantor Menginstruksikan penanaman buah-buahan dihalaman rumah penduduj dari Marantale sampai Posona mengalahkan pengolahan pertanian/perkebunan disetiap menempatklan suku Bali dan Bugis ke desa-desa dalam wilayah kecamatan Ampibabo memindahkan kantor camat Ampibabo dari desa paranggi ke desa Ampibabo hingga kantor sekarang. Melaksanakan kegiatan-kegiatan Olah Raga dan Seni termasuk kepramukaan. Periode 1985-1987: Drs. Arsad Moh. Ali Periode 1987-1988: Drs. Abdullah Rahim Periode 1988-1991: Yahya Lampasio. BA. Periode 1991-1992: Drs. Nadjib HabieSystem pemerintahan yang dilakukan oleh camat ialah melanjutkan program pemerintah di tingkat kecamatan maupun tingkat desa dan mengembangkan adat istiadat dari tingkat kecamatan hingga ke desa-desa.Bapak Drs. Nadjib Habie, meninggal dunia dalam kedudukan sebagai camat, maka digantikanoleh Ratif Hi. Ali sebagai pejabat sementara dari kantor penghubung Parigi.Periode 1992-1995: Drs. Leonard LesnusaAntar waktu 1995-1996: Pelaksanaan Tugas Harian Masrafil Lamalindu, BA.Periode 1996-1998: Drs. Udin MohammadPeriode 1998-1999: Drs. Bustamin TadjiPeriode 1999-2002: Yan W. Podung, BAPeriode 2002-2005: Drs. Thamrin Hasan, M. SCPeriode 2005-2009: Asrah Tambogo, BAPeriode 2009-2010: Amil Lede, SSPeriode 2010-2011: Ramadhan AG, SSPeriode 2011-Sekarang: Mawardin SS., M.SiPada tahun 2004 kecamatan Ampibabo telah melahirkan satu kecamatan baru yakni kecamatan Kasimbar dengan menyerahkan 4 (empat) desa dalam wilayah kecamatan Ampibabo yang terdiri dari : Desa Donggulu, Desa Laemanta, Desa Kasimbar dan Desa Posona, sehingga wilayah kecamatan Ampibabo berkuang menjadi 15 Desa (masa pemerintahan Camat Asrah Tambogo, BA). Pada tahun 2006, pemerintah kecamatan Ampibabo masih dibawah pimpinan Bapak Asrah Tambogo, BAmemfasilitasi pemekartan 4 desa , masing-masing desa Tombi, desa Tanampedagi, desa Tomoli Selatan dan desa Singura sehingga wilayah kerja Kecamatan Ampibabo menjadi 19 desa.Pada tahun 2007, kecamatan Ampibabo embali melahirkan satu kecamatan baru yakni kecamatan Toribulu dan enyerahkan 6 desa dalam wilayah Kecamatan Ampibabo yaitu desa Pinotu, desa Sienjo, desa Toribulu, desa Singura, desa Tomoli dan Desa Tomoli Selatan, sehingga wilayah kecamatan Ampibabo menjadi 13 desa.Pada tahun yang sama, pemerintah kecamatan Ampibabo memfasilitasi kembali terbentuknya pemekaran desa yaitu desa Tandaegi, desa Toraranga dan desa Uevolo kecamatan Ampibabo kembali memilki 15 desa, camat Bapak Asrah Tambogo, BA pada tahun 2008 pemerintah kecamatan Ampibabo pemekaran Desa Ampibabo yaitu desa Ampibabo Utara, sehingga bertambah 16 desa.Pada tahun yang sama yaitu tahun 2008, kecamatan Ampibabo melahirkan kembali satu kecamatan yaitu kecamatan Siniu, dan menyerahkan 6 desa dalam wilayah kecamatan Ampibabo yakni : desa Marantale, desa Silanga desa Siniu, desa Towera, desa Tandaegi dan desa Toraranga, dengan demikian jumlah desa kecamatan Ampibabo berkurang menjadi 10 desa.Pada tahun 2010, masa pemerintahan camat Ramadhan. AG., SS, memfasilitasi terbentuknya 2 (dua) desa baru wilayah kecamatan Ampibabo yakni desa Ogolugus dan desa Lemo Utara, sehingga kecamatan Ampibabo menjadi 12 desa, dengan jumlah penduduk saat itu, 20.632 jiwa, yaitu terdiri dari :1. Laki-laki: 10.591 jiwa2. Perempuan: 10.041 jiwaPada tahun 2011, masa pemerintahan camat Mawardin, SS., M.Si dalam melanjutkan program pemekaran tahun 2010, kembali memfasilitasi pemekarean terbentuknya 3 (tiga) desa baru dalam wilayah kecamatan ampibabo yakni desa Ampibabo Timur, desa Sidole Barat dan Desa Aloo. sampai saat ini wilayah kerja kecamatan Ampibabo berjumlah 15 desa.2.2Sejarah singkat Desa OgolugusDesa ogolugus adalah salah satu desa bagian dari desa paranggi sejak dari masa pemerintahan sebelum belanda, sehingga pada tahun 2010 oleh pemerintah kecamatan ampibabo dibawah ke pemimpinan Asla Tambogo BA. Memfasilitasi memekarkan desa tersebut menjadi desa tersendiri. Adapun nama desa ogolugus tercipta sejak masa pemerintahan sebelum belanda, ogolugus terdiri dari dua suku kata yaitu Ogo dan Lugus, dimana Ogo diartikan sebagai air dan lugus diartikan sebagai Pinang yang berasal dari bahasa Lauje, dalam hal ini ogolugus bukan diartiakan sebagai Air dari pinang,tetapi do sekitar aliran sungai banyak ditumbuhi oleh pohon-pohon pinang . Oleh karena itu orang tua terdahulu menamakan Ogolugus, tentu kita bertanya apa sebab samp[ai ada bahasa Lauje? Karena wilayah ini pada masa kerajaan Ampibabo sebelum di jajah oleh Kolonial Belanda desa tersebut dibawah wilayah kerajaa Ampibabo, sedangkan Ampibabo dan sekitarnya memakai bahasa Lauje bahkan sampai sekarang.2.3Kondisi GeografisKeadaan umum wilayah Desa SipesoA. Batas wilayah Desa Sipeso1. Sebelah Utara: Paranggi 2. Sebelah Selatan: Toga3. Sebelah Barat: Tombi 4. Sebelah Timur: Laut Teluk TominiB. Luas wilayah Desa Luas wilayah Desa Ogolugus yaitu800 x 200 m2C. IklimIklim yang ada di Desa Ogolugus tergolong ikllim tropis dengan dua musim yang rutin terjadi setiap tahunnya, yaitu musim kemarau dan musim hujan, dimana banyaknya curah hujan dengan Bulan curah Hujan terbanyak pada bulan Juni/Juli, yang Suhu harian rata-rata mancapai 28C/29C, Keteraturan ini menyebabkan tanah di desa tergolong subur untuk dijadikan lahan garapan bagi masyarakat. Hal ini juga didukung oleh bentang wilayah desa yang tergolong datar dan berbukit bukit.Ketinggian tanah dari permukaan laut rata 6-8 Meter dengan banyaknya curah hujan 0,5 MM / HM. Di daerah Desa Ogolugus keadaan topografinya ( dataran rendah dan tinggi pantai ) yaitu dataran rendahnya mencapai 2350 MM dan tinggi pantainya mencapai 3500 HM ( data dari Desa Ogolugus ).2.4KONDISI DEMOGRAFISBerikut tabel data Demografis desa OgolugusI.Orbitas (Jarak dari Pusat Pemerintahan)

1Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan1 km

2Jarak dari Pusat Pemerintahan Kabupaten48 km

II.Data Penduduk

1Jumlah Jiwa1008 jiwa

2Laki-laki467 jiwa

3Perempuan541 jiwa

4Jumlah Rumah Tangga230 KK

5Jumlah Rumah Tangga MiskinKK

6Jumlah Rumah Tangga PrasejahteraKK

7Jumlah Rumah Tangga SejahteraKK

III.Tingkat Pendidikan

1Taman Kanak-Kanak65 orang

2SD357 orang

3SMP140 orang

4SMA692 orang

5D1-D371 orang

6S1-S348 orang

IV.Mata Pencaharian Penduduk

1Buruh31 orang

2Petani230 orang

3Pedagang29 orang

4Nelayan35 orang

5PNS/TNI/Polri/Pnsiunan103 orang

6Lainnya248

V.Pembangunan

1Jumlah Perumahan PendudukBuah

2Jumlah Rumah Permanen40 buah

3Jumlah Rumah Semi Permanen119 buah

4Jumlah Rumah Non Permanen162 buah

5Jumlah Rumah Ibadah1 buah

a. Masjid/Musholah1 /0 buah

b. Gereja-

c. Pura, dll-

VI.Sekolah

1TK0 buah

2SD dan MI2 buah

3SMP/MTs0 buah

4SMA/MA0 buah

5Pondok Pesantren0 Buah

VII.Kesehatan

1Pusksmas0 buah

2Pustu-

3POSKESDES1 buah

VII.Fasilitas Umum

1Sarana Air Bersih2 buah

2Listrik230 KK

3Telekomunikasi-

4Lapangan Terbuka-

5Jalan Desa800 m

6Puskesmas0

7Pustu-

8POSKESDES1 buah

9Posyandu-

IX.Alat Musik Tradisional

1Alat Musik Tradisional-

2Kelompok/Sanggar Kesenian-

Sumber data : kantor desa ogolugus

KONDISI INFRASTRUKTUR

NoInfrastrukturVol.KondisiKet.

BaikSedangRusak

RinganSedangBerat

I.Prasarana Pemerintah

1Kantor Desa54 m2Dalam Keadaan Renovasi

2Balai Desa- m2

3Balai Dusun-

II.Jalan danJembatan

1Jalan Lingkungan1,2 km

2Jalan Kantong Produksi- km

3Jalan Inspeksi (Irigasi)-

4Jalan Desa800 m

5Jalan Propinsi7 km

III.Irigasi

1Bendung-

2Bangunan Bagi-

3Saluran Primer-

4Saluran Sekunder-

5Saluran Tersier-

IV.Air Bersih

1Intake2 buah

2Saluran / Pipa12 km

3Hydrant Umum25 buah

V.Listrik Penerangan230 KK

VI.Fasilitas Pendidikan

1TK

2SD2 buah

3SMP

4SMA/ Madrasah

5Pesantren

VII.Rumah Ibadah

1Masjid1 buah

2Musholah

3Gereja

4Pura, dll-

VIII.Fasilitas Kesehatan

1Puskesmas-

2Pustu-

3Polindes-

4Posyandu-

IX.Drainase

1Saluran / Riool260 m

2Gorong-gorong-

3Plat Duiker7 buah

X.Perhubungan danTelekomunikasi

1Terminal-

Tambatan Perahu-

2Jaringan Telekomunikasi(Sambungan Tetap dan atau Seluler)-

3Warung Telekomunikasi

2.5KONDISI SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMIA. Sosial BudayaHubungan sosial yang ada di desa Ogolugus sangat terjalin erat dan saling menghargai satu sama lain antara sesama warga masyarakat, tanpa melihat berbagai perbedaan baik itu agama, suku bangsa, usia dan jenis kelamin. Desa Ogolugus merupakan desa dengan kondisi masyarakat yang heterogen. Masyarakat Desa Ogolugus terdiri atas beberapa macam etnis budaya, yaitu Kaili dan Bugis. Dimana Suku Bugis banyak mendiami wilayah sekitar Dusun I, sedangkan suku Kaili banyak mendiami wilayah sekitar Dusun II, Dusun III, dan Dusun IV. Dengan agama Islam yang merupakan agama mayoritas penduduk desa Ogolugus.Masyarakat Desa Ogolugus selalu dipenuhi dengan rasa kebersamaan antara warga masyarakat, sikap yang saling menghormati antara yang satu dengan yang lainnya masih sangat terlihat di desa ini, serta sikap keramahtamahan warga yang senantiasa mereka tunjukan pada setiap warga ataupun warga lainnya yang datang dan berkunjung ke Desa Ogolugus.Masyarakat Desa Ogolugus senantiasa masih memegang teguh pada adat istiadat mereka secara turun temurun. Kehidupan mereka masih diatur oleh norma-norma adat yang masih berlaku.Lembaga-lembaga desa baik itu lembaga pemerintahan maupun lembaga Kemasyarakatan menjadi faktor terpenting dalam perkembangan desa itu sendiri. Lembaga-lembaga tersebut akan memberikan pemikiran-pemikiran dalam penentuan kebijakan yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan dari masyarakat desa. Sehingga lembaga-lembaga pemerintahan ataupun lembaga kemasyarakatan sangat penting untuk dibentuk demi meningkatkan kehidupan masyarakat pedesaan. Berikut data lembaga-lembaga yang terdapat di Desa Ogolugus.Bidang Pemerintahan1. Tugas pokok sebagai Kepala Desa yang harus di laksanakan antaranya adalah: Membenahi struktur pemerintahan dan biografi desa Ogolugus. Membenahi struktur kepemerintahan dusun I sampai dusun IV. Memobilisasi masyarakat dalam bentuk bakti sosial. Memobilisasi masyarakat dalam membangun jalan-jalan ke kantong produksi. Menjalin mitra kerja antar lembaga perwakilan desa dan kepala desa dalam menjalankan roda pemerintahan.2. Tugas Pokok sebagai Sekretaris Desa yang harus dilaksanakan antara lain : -Sebagai pengendali adminitrasi desa. -Merancang dan menyusun anggaran yang sudah ditetapkan dalam peraturan bupati. -Mengatur dan mengawasi kaur desa. 3.Tugas pokok sebagai Kepala Urusan Desa : - Membantu sekretaris desa menjalankan tugas sesuai tugas dan fungsi masing-masing. -Mengatur dan melayani masyarakat sesuai tugas dan fungsi.4.Tugas Pokok sebagai Kepala Dusun : Mengatur dan melayani masyarakat di dusun masing-masing. Memfasilitasi kegiatan administrasi di dusun.

B. EkonomiUntuk di bidang Ekonomi, dengan membaiknya sistem perdagangan masyarakat telah mengangkat kondisi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan masyarakat membangun dan merenovasi bangunan rumah masing-masing dan membangun sarana umum. Tingkat pengangguran sangat kecil, karena pada umumnya angkatan kerja dapat bekerja meskipun sebatas kerja pada pekerjaan keluarga (orang tua) terutama dibidang perkebunan dan perdagangan serta lebih khusus masuknya program Pengembangan Kecamatan( PPK ) dibuat suatu program pembangunan kecamatan disektor pendidikan,instansi masyarakat dan kesehatan.

BAB IIITINJAUAN PUSTAKAGaris pantai pada umumnya mengalami perubahan dari waktu ke waktu sejalan dengan perubahan alam seperti adanya aktivitas gelombang, angin, pasang surut dan arus serta sedimentasi daerah delta sungai. Perubahan garis pantai juga terjadi akibat gangguan ekosistim pantai seperti pembuatan tanggul dan kanal serta bangunan-bangunan yang ada di sekitar pantai. Hutan bakau sebagai penyangga pantai banyak dirubah fungsinya untuk dijadikan sebagai daerah pertambakan, hunian, industri dan daerah reklamasi yang mengakibatkan terjadinya perubahan garis pantai. Perkembangan garis pantai berdasarkan pola sedimentasi di pantai utara Jawa Barat kemungkinan akan menyebabkan terbentuknya beberapa sumenanjung dan teluk. Pola sedimentasi mulai dari Cilamaya Pamanukan sampai dengan Indramayu ditafsirkan berdasarkan data geologi kuarter memperlihatkan adanya pergerakan maju (progradasi) dan abrasi. Pantai abrasi di wilayah pesisir pada umumnya mempunyai dampak negatif, karena mengakibatkan lahan menjadi berkurang, sedangkan pantai akresi mempunyai dampak positif dan negatif. Dampak positif, adalah semakin bertambahnya lahan tambak dan lahan pertanian di daerah tersebut. Sedangkan dampak negatif adalah terjadinya pendangkalan alur sungai yang mengakibatkan kapal-kapal nelayan kesulitan untuk memasuki sungai. Pendangkalan juga terjadi di laut yaitu di sekitar dermaga atau pelabuhan yang dapat mengganggu kegiatan kapal nelayan keluar masuk pelabuhan.Wilayah Pantai Abrasi dan Akresi Peta perubahan garis pantai menunjukkan adanya kaitan antara faktor alam dan tingkah laku manusia setempat sebagai penyebab terjadinya perubahan garis pantai (abrasi dan akresi), al ini dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut :1. Sifat dataran pantai yang masih muda dan belum seimbang, di pantai Eretan yang diperlihatkan oleh bentuk garis pantai. Kondisi lahan sudah mengalami abrasi mendekati jalan raya Jakarta Cierebon sejauh tinggal beberapa puluh meter saja dari badan jalan raya.2. Demikian juga pantai wisata Tirtamaya, memiliki kondisi tegak lurus terhadap kedatangan angin dan gelombang laut, sehingga banyak bangunan pantai yang hilang, juga perlindungan pantai yang ada juga sudah mulai terkikis air laut.3. Kehilangan perlindungan pantai, yaitu hutan bakau yang hilang oleh terpaan gelombang.4. Pendangkalan sungai yang mengakibatkan kapal-kapal nelayan mengalami kesulitan untuk keluar masuk sungai. Penataan DAS di daerah hulu dengan pemanfaatan lahan tidak ditata dengan baik akan mengakibatkan pendangkalan di daerah hilir. 5. Perusakan perlindungan pantai alami akibat penebangan pohon bakau untuk pembukaan lahan baru sebagai kawasan pertambakan ikan/udang. Pembukaan lahan ini dilakukan karena tuntutan pengembangan usaha dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup manusia.6. Perubahan keseimbangan transportasi sedimen sejajar pantai akibat pembuatan perlindungan pantai, seperti pembuatan jetty, pemecah gelombang, pembangunan pelabuhan di kawasan industri perminyakan Balongan, dengan melalui kegiatan reklamasi pantai. Kondisi pantai abrasi dan pantai akresi di daerah pesisir ditempati oleh alluvium, hal ini disebabkan oleh banyaknya sungai yang bermuara di daerah penelitian. Pada umumnya daerah ini mempunyai daya dukung terhadap energi gelombang sangat kecil. Proses abrasi di daerah penelitian terjadi di sepanjang pantai eretan, pada saat ini sudah pada tingkat penanganan yang serius, mengingat daerah pantai Eretan merupakan daerah padat dengan berbagai infrastruktur seperti jalan raya yang mempunyai jarak dari pantai tinggal beberapa puluh meter saja, kawasan pemukiman dan rencana pengembangan sarana transportasi. Bangunan penahan abrasi yang ada sekarang sudah mulai bergerak ke arah darat dan telah banyak memakan korban seperti rumah penduduk, lahan pertanian dan pertambakan.Penggunaan Lahan Pantai Abrasi dan Akresi Secara rinci daerah penggunaan lahan wilayah pesisir pantai mempunyai sifat-sifat lahan sebagai berikut :1. Lahan hutan bakau/konservasi, bersifat kultural untuk perlindungan dan pelestarian alam2. Lahan industri termasuk pertambakan ikan dan udang, karena sifat permukaan yang datar serta posisi geografi memberikan kemudahan bagi pengembangan industri. Transportasi barang dan orang melalui air (laut dan sungai) dapat menekan biaya produksi.3. Lahan pemukiman, karena perkembangan industri, perdagangan, pertanian dan kegiatan lainnya akan menarik manusia untuk tinggal menetap dan mencari nafkah.4. Lahan pertanian, endapan dataran banjir yang menutupinya merupakan endapan yang subur untuk dimanfaatkan sebagai tanah pertanian.5. Lahan wisata, sehubungan dengan keindahan alam pantai dan kebutuhan rohani manusia.6. Lahan untuk kebutuhan infrastruktur, sebagai akibat pembangunan dan pengembangan wilayah pesisir. Secara keseluruhan Rencana Tata Ruang diharapkan dapat mewujudkan keterkaitan antar kegiatan dengan memanfaatkan ruang dalam kurun waktu 10 tahun mendatang yang terdiri dari Kawasan Lindung dan Kawasan budidaya.Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan untuk pembangunan berkelanjutan. Sedangkan kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama membudidayakan berdasarkan keadaan dan potensi sumberdaya alam dan manusia. Kawasan budidaya meliputi Kawasan pertanian, Kawasan hutan produksi, Kawasan pemukiman, Kawasan Industri dan Kawasan wisata. Pemanfaatan daerah dengan lahan bertambah (akresi) untuk pengembangan usaha seperti kawasan pertambakan ikan perlu ditata sedini mungkin untuk untuk mencegah terjadinya konfllik dengan adanya lahan baru/tanah timbul, jika memungkinkan perlu dibuat Peraturan Pemerintah Daerah tentang penggunaan lahan baru/tanah timbul di daerah akresi. Untuk daerah dengan potensi pengembangan rendah dan tidak dipakai sebagai masukan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah agar dimanfaatkan secara optimal sesuai peruntukannya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat. Pengaruh sedimentasi dari sungai akan menyebabkan pendangkalan di sekitar muara sungai tempat keluar dan masuk kapal nelayan dan menimbulkan penambahan lahan disekitar sungai. Optimisasi pemanfaatan lahan terutama lahan bertambah maju umumnya untuk pengembangan usaha industri perikanan seperti pertambakan dan pengembangan daerah pelabuhan perikanan.

BAB IV PEMBAHASAN

Berbicara tentang abrasi pantai yang ada di Kabupaten Parigi mautong khususnya desa ogolugus kecamatan ampibabo, ada berbagai faktor yang perlu kita ketahui dengan segala aspek pengaruhnya antara lain :1.Faktor manusia (Kelompok masyarakat)Kalau kita perhatikan masyarakat yang menempati pantai sebagai tempat kegiatan ekonomi adalah :a. Kelompok masyarakat tradisional (nelayan)b. Kelompok masyarakat modern (bukan nelayan)Ciri kelompok tersebut adalah :a. Kelompok masyarakat tradisional :- Sangat akrap dan menghargai lingkungan alam pantai.-Paham terhadap kekuatan-kekuatan alam.-Selalu menyesuaikan dengan kekuatan alam.-Tidak ada kemampuan untuk melawan kekuatan alam-Disayangi alam.b.Kelompok masyarakat Modern-Kurang akrap dengan lingkungan alam-Dengan mengandalkan kemampuan modal dan teknologi berusaha mengatasi kekuatan alam untuk memenuhi kebutuhan fisiknya.-Tidak paham betul dengan kekuatan alam-Memanfaatkan bagian-bagian yang ada di pantai yang semestinya tidak boleh digunakan.-Tidak disayangi alamKalau kita perhatikan dua kelompok masyarakat tersebut dikaitkan dengan kondisi obyektif di lapangan bahwa manusia memegang peranan/memberikan pengaruh yang besar terhadap terjadinya abrasi.2.Pengaruh Oceanografis yang dominan terhadap abrasia.ArusFaktor-faktor yang menyebabkan terjadinya arus antara lain : radiasi matahari, gravitasi bumi, keadaan dasar laut, distribusi pantai, gerakan rotasi bumi, viskositas air dan gerakan angin. Diantara faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya arus di laut, yang paling berpengaruh dalam hal ini adalah faktor keadaan dasar laut. Dimana dengan semakin dalam dan panjangnya dasar laut, maka daya kecepatan dan kekuatan arus akan menjadi semakin besar, begitu pula sebaliknya semakin dangkal dan panjangnya dasar laut akan mengurangi daya kecepatan dan kekuatan arus tersebut. Hal ini semua sangat berpengaruh terhadap kekuatan arus yang membentur ke pantai.b.Gelombangfaktor-faktor terjadinya gelombang antara lain adalah kecepatan angin, perbedaan densitas air, kedalaman dan kedangkalan, distribusi angin, gerakan kapal laut, dan gempa di bawah laut. Dari beberapa faktor penyebab terjadinya gelombang tersebut, faktor yang paling dominan yang menyebabkan terjadinya gelombang adalah faktor kedalaman dan kedangkalan dasar peraiaran laut.Perairan dangkal adalah perairan dimana panjang gelombang jauh lebih besar dari kedalaman perairan pada umumnya. Sedangkan dasar perairan yang dalam akan mendapat serangan gelombang yang lebih hebat.Melihat kondisi tersebut maka dapat dikatakan bahwa semakin dalam dasar perairan baik itu disebabkan oleh faktor alami maupun manusia akan berpengaruh pada kecepatan arus dan besarnya gelombang. Oleh karena itu untuk mengatasi hal itu perlu dibuatkan terumbu karang di daerah tersebut sehingga mengurangi bahkan dapat menghambat kecepatan arus dan gelombang yang membentur bagian-bagian pantai.Kalau kita perhatikan sifat-sifat arus dan gelombang beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan itulah salah satu ciri kekuatan alam. Pola arah arus dan gelombang selalu berubah-ubah sesuai dengan keadaan alam (perubahan yang ada di alam). Energi arus dan gelombang yang ada di pantai sangat dipengaruhi oleh gelombang yang ada di samudera yang selalu berubah kekuatan dan arahnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya pengurangan pasir (abrasi) pada suatu tempat (pantai) tertentu dan adanya penambahan pasir (tanah timbul) pada bagian pantai yang lain. Arus dan gelombang merupakan faktor dominan terhadap terjadinya abrasi alami. Dan sebagai sumber energi yang menimbulkan proses alam tersebut adalah adanya sinar matahari.3. Dredging (Pengambilan Pasir)Indonesia termasuk salah satu negara yang paling rawan terhadap gempa bumi. Hal ini tidak mengherankan karena letaknya pada pertemuan tiga lempeng utama dunia yaitu : Lempeng Indo-australia, Eurasia dan pasifik. Lempeng Indo-australia bergerak ke utara dan lempeng Eurasia bergerak ke selatan, tenggara dan bertemu di sepanjang barat sumatera-selatan jawa-nusa tenggara dan berakhir di bagian selatan sesar palukoro di bagian tenggara pulau sumba. Lempeng Pasifik bergerak ke barat di utara irian jaya. Lempeng Pasifik memujam ke bawah lempeng Indo-Australia di sepanjang Palung New Guinea di Utara Irian jaya Papua New Guinea sejak awal kuartel. Penujaman ini dapat menimbulkan evolusi tatanan kerak bumi dan terbentuknya zone rawan gemp.Disamping itu di indonesia masih banyak terdapat sesar-sesar lokal yang cukup aktif menimbulkan gempa bumi, seperti sesar semangka di sumatera, sesar palu di sulawesi dan masih banyak lagi sehingga sangat wajar jika indonesia merupakan daerah yang mempunyai tingkat gempa dan beresiko tinggi terhadap bencana gempa bumi.Akibat pergerakan lempeng-lempeng besar tersebut kepulauan indonesia dianggap sebagai pusat pertemuan antara tiga lempeng utama dunia. Sebagai akibat dari pergerakan lempeng yang rumit maka kepulauan indonesia dicirikan oleh perubahan yang terus-menerus pada susunan lempeng jalur-jalur tumbukan, sesar transform dan busur-busur yang saling bergerak. Konsekuensi dari tatanan geologi yang rumit ini adalah tampak adanya tingkat kegempaan yang tinggi terdapat jalur gunung api serat gerak lempeng tektonik yang masih berlangsung. Dampak negatif dari masyarakat akibat kondisi geologi tersebut terutama yang berada disekitar zone pertemuan lempeng akan selalu merasakan tingkat kegempaan yang tinggi dan kegiatan gunung api vulkanis.Kalau kita perhatikan letak pulau Sulawesi terkhususnya Desa Ogolugus Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong di kaitkan dengan pusat-pusat gempa seperti yang di uraikan diatas, maka kita perlu mengetahui bagaimana sebenarnya peranan pasir yang ada di laut dalam. Secara sederhana salah satu fungsi pasir adalah sebagai peredam getaran dan pengisian terhadap celah-celah yang terjadi karena adanya pergeseran kerak bumi yang diakibatkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada kerak bumi yang salah satu penyebabnya adalah gempa bumi. Hal ini dapat di analogikan bahwa kalau kita membuat fondasi sebuah rumah biasanya kita memasang batu dan pasir disiram air sampai batu tersebut tidak bergerak (sering disebut batu kosong). Dan ternyata konstruksi seperti ini cukup ampuh mempertahankan bangunan dari pengaruh-pengaruh getaran. Jadi kalau kita perhatikan fungsi pasir itu sebenarnya sangat kompleks dan kita coba melihat pasir sebagai bahan peredam getaran dan pengisian celah-celah kosong sehingga dapat menahan getaran berikutnya.Dari uraian tersebut diatas sangat jelas bahwasanya pengambilan pasir di laut dalam sangat berpengaruh terhadap ketahanan terhadap getaran-getaran khususnya terhadap gempa, dimana pulau Sulawesi sebenarnya sangat rentan terhadap gempa bumi karena terletak di dekat pusat-pusat gempa seperti yang telah di uraikan diatas. Pasir di laut dalam merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu sudah sepatutnya kita mensyukuri dan jangan mengganggunya karena dampaknya tidak dapat dilihat dan diperhitungkan sekarang. Tetapi secara rasional kalau pasir itu diambil (sekecil apapun) maka kalau ada getaran (gempa bumi) jelas dampaknya akan lebih besar dibandingkan dengan kalau pasir di laut dalam tersebut tidak diambil. Kita tidak perlu coba-coba dengan alam karena dampaknya sangat luar biasa dan kalau betul terjadi tentunya anak cucu kita akan minta pertanggung jawaban kepada kita semua.Masalah pengambilan pasir di laut dalam bukan hanya menjadi tanggung jawab masyarakat yang ada di sekitar pantai, akan tetapi menjadi tanggung jawab masyarakat Desa Ogolugus dan kecamatan ampibabo secara keseluruhan karena dampak yang akan timbul berpengaruh kepada seluruh masyarakat.Selain itu pengambilan pasir di laut dalam akan berpengaruh sangat buruk terhadap topografi dan substrat sebagai tempat hidup biota laut. Karena dredging/ pengambilan pasir ini akan memperkeruh air laut sehingga dapat mematikan karang-karang laut yang memerlukan waktu sangat lama untuk pulih kembali. Dan seperti di ketahui karang laut dapat mengurangi kekuatan arus dan gelombang yang membentur pantai. Sedangkan adanya perubahan topografi laut berpengaruh sangat besar terhadap keseimbangan pantai yang akhirnya juga berpengaruh terhadap keseimbangn di daerah yang ada di daratan.4.Pemasangan Terumbu Karang BuatanKegiatan ini termasuk ke dalam upaya secara fisik dan biologi karena pembuatan terumbu dengan bahan kongkrit beton atau bahan lain yang di tumbuk di laut berfungsi sebagai substrat tempat tumbuhnya terumbu karang dan sebagai tempat berkembang biaknya ikan. Walaupun akan ada segi negatifnya yaitu tempat-tempat tertentu akan merusak karang, namun hal ini tidak perlu di khawatirkan karena akan tumbuh lagi yang lebih besar dan banyak. Sedangkan segi positifnya lebih banyak antara lain dapat mengurangi kekuatan arus dan gelombang yang membentur pantai, tidak merubah pola dan arah arus secara alami yang ke pantai, sebagai tempat tumbuhnya ikan, bibir pantai tidak kotor dan sebagainya.5.Pembuatan KripPembuatan Krip secara fisik dimaksudkan untuk menahan/memecah/mengalihkan kekuatan gelombang dan arus sehingga kekuatan arus dan gelombang yang membentur pantai akan berkurang. Namun pada sisi pantai yang lain justru akan mendapat benturan yang lebih besar sehingga menimbulkan abrasi di tempat tersebut lebih keras dari sebelumnya (karena adanya pemindahan energi arus dan gelombang). Pengaruh yang sangat vital dengan adanya pembuatan krib ini adalah berubahnya mekanisme pola arus secara alami. Dalam konsep keseimbangan pantai, akan berpindah ke bagian pantai yang lain dan sebaliknya.Kalau kita perhatikan kegiatan yang telah dilaksanakan di pantai ternyata memperparah terjadinya abrasi karena upaya yang dilakukan belum secara utuh memperhatikan sifat-sifat oceanografis dan sifat alam. Karena pada hakekatnya sifat oceanografis dan alam ada yang dapat di pengaruhi oleh manusia dan ada yang tidak mampu dipengaruhi (inilah yang disebut rahasia alam) dan justru dengan campur tangan manusia dapat memperparah keadaan yaitu mempercepat terjadinya abrasi.

BAB VPENUTUP

5.1Kesimpulan1. Pemasangan krib-krib dan reklamasi dapat merubah arah dan pola arus yang terjadi di pantai secara alami sehingga dapat menimbulkan abrasi yang lebih parah di tempat lain. Pantai menjadi tidak alami dan tidak indah2. Pengambilan pasir di laut dapat merubah topografi laut dan berdampak negatif terhadap ketahanan gempa dan pertumbuhan terumbu karang sebagai penahan arus dan gelombang3. Pembuatan terumbu karang buatan tidak merubah pola, arus dan gelombang, tempat hidup ikan bertambah dan berdampak positif terhadap lingkungan.4. Penanggulangan masalah-masalah pantai sebaiknya di lakukan secara terpadu dan menyeluruh sehingga dapat tetap mempertahankan keindahan pantai.5.2SaranDalam upaya untuk mencegah terjadinya abrasi pantai dapat dilakukan melalui pembuatan terumbu karang karena terumbu karang buatan merupakan salah satu upaya yang paling ramah dengan lingkungan serta tidak merubah mekanisme dan proses pergerakan arus secara alami. Selain itu juga dapat mempercepat terjadinya top reef yang sebelumnya runtuh akibat pengambilan karang untuk bahan batu kapur.

DAFTAR PUSTAKA

Hamilton, W., 1979.Convergent-Plate Tectonics Viemed From The Insonesian Region, United Statis Geological servey Denver, Colorado, U.S.ASahala H. Dan Stewart M. Evans, 1985. Pengantar Oseannografi. Universitas Indonesia. Jakarta.