kajian kesastraan
DESCRIPTION
KAJIAN KESASTRAAN. KESUSASTRAAN = KE - SUSASTRA - AN SUSASTRA = SU – SASTRA SASTRA= tulisan/karya tulis Su = indah/bagus/baik = berisi imajinasi/fantasi Ke-an = kumpulan Kesusastraan = kumpulan tulisan yang indah (karangan yang melibatkan imajinasi/fantasi). - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
KAJIAN KESASTRAANKESUSASTRAAN = KE - SUSASTRA - ANSUSASTRA = SU – SASTRASASTRA= tulisan/karya tulisSu = indah/bagus/baik = berisi imajinasi/fantasiKe-an = kumpulanKesusastraan = kumpulan tulisan yang indah
(karangan yang melibatkan imajinasi/fantasi).
Contoh: sastra prosa, puisi, dan dramaprosa: roman, novel, cerpenPuisi: pantun, syair, gurindam, puisi baru, dan
puisi kontemporerDrama: drama panggung,sinetron, dll.
Level pemahaman: literal, interpretif, dan applied (?)
Sastra lama:
Karya sastra yang dihasilkan pada zaman sebelum Balai Pustaka atau sebelum tahun 1920-an. Karya-karyanya mencakup puisi, prosa, dan drama.
Puisi lama: pantun, syair, gurindam
Prosa : cerita rakyat/dongeng
Drama : drama yang ditulis dalam bentuk puisi
Isilah sampirannya!
……………………… ……ar Dengan bapa jangan durhaka
………………………… ang Supaya Allah tidak murka
Barang siapa rajin belajar
Hidupnya pasti akan senang Dengan ibu hendaklah hormat
Supaya badan dapat selamat
Wahai pemuda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil dirimu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal diammu
Kapan sastra Indonesia lahir?
Penggunaan istilah Indonesia tentu dilatari oleh kesadaran berbangsa/bernegara atau kesadaran nasionalitas. Kesadaran itu mendorong kelompok untuk berjuang. Perjuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya berjuang dengan alat sastra. Sastra yang digunanak sebagai alat perjuangan itu dapat disebut Sastra Indonesia, yaitu sastra yang lahir setelah Kebangkitan Nasional (1908). Hal itu dapat dilihat pada karya-karya sastrawan Balai Pustaka (Siti Nurbaya oleh Marah Rusli dan Suropati oleh Abdul Muis).
Zaman Kesastraan Balai Pustaka (1920-an) Balai Pustaka merupakan penjilmaan dari Taman Bacaan Rakyat yang didirikan oleh Kolonial Belanda. Pemasukan ide perjuangan ke-Indonesiaa-an ke dalam karya sastra yang diterbitkannnya merupakan keahlian para sastrawan (?) Sastrawan zaman ini banyak menghasilkan prosa Novel/Roman.
Zaman Pujangga Baru (1933) Nama Pujangga Baru diangkat dari sebuah majalah yang terbit saat itu (Pujangga Baru). Ada 4 tokoh pilar (S. Takdir Alisyahbana, Armyn Pane, Sanusi Pane, dan Amir Hamzah). Mereka tidak bersedia menerbitkan karya-karyanya melalui Balai Pustaka(?). Karya-karya prosa a.l. Layar Terkembang dan Belenggu. Karya puisi didominasi oleh bentuk syair. Ada pula pengaruh asing, yakni Soneta (Itali, Belanda).
Zaman Pendudukan Jepang dan ’45
Lahirnya ngkatan ini tercermin dalam Surat Pernyataan Gelangagang yang berisikan pandangan tentang kebudayaan dan pengembanannya. Kelompok ini tidak lagi meniru kelompok sasatrawan sebelumnya.
Mimesis dan Diegesis dalam Penciptaan PuisiMimesisi: Penciptaan karya sastra yang terinspirasi oleh alam. Sastra merupakan
cermin realita alam, potret realita yang terkombinasi dengan kesadaran batin sastrawannya. Realita dalam karya sastra ciptaannya merupakan hasil imajinasi terhadap apa yang telah diamati dalam kehidupan.
Impresionisme: Karya sastra yang merupakan hasil kesan mendalam penulis terhadap realita kehidupan.
Diegesis: Penciptaan yang semata-mata bertumpu pada kesadaran batin personal penulis.
Ekspresionisme:
Karya cipta yang bertolak sepenuhnya dari kesadaran batin personal penulis.
Pertanyaan: Adakah karya sastra yang mimesis murni atau diegesis murni? Mengapa?
Di Meja Makan Ia makan nasi dan isi hati Pada mulut terkunyah duka Tatapan matanya pada lain isi meja Lelaki muda yang dirasa Tidak lagi dimilikinya Ruang diributi jerit dada Sambal tomat pada mata Meleleh air racun dosa ………………………….Gradasi Pengaruh Subyktifitas dalam Pengungkapan1. Pengungkapan secara langsung: Makna yang disampaikan tidak konotatif/apa adanya
sebagai mana yang terucap atau yang tertulis. Pengngkapan ini nampak dalam karya ilmiah dan pidato resmi.
2. Pengungkapan secara tak langsung: terjadi penyesuaian dengan tanggapan, sikap, dan kesadaran subjektif pengarang. “Nenekku mati dengan sikap pasrah, karena sewaktu meninggal, senyuman tersungging dibibirnya”
3. Ujaran yang diceritakan: Paparan semata-mata berisi tindakan yang terdapat dalam batin pengarang.”Siang akan jadi dinganin, Tuhan dan angin telah tersedia. Biarkan aku sibuk dan cinta berangkat dalam rahasia” (Gunawan Muhammad)
Perlambagan/Semiotika
Puisi konvensional maupun kontemporer menggunakan perlambangan dalam menyampaikan maksud.
1. Iconic: lambang menyerupai apa yang dilambangkan, misalnya foto dan ilustrasi
2. Indexial: lambang mengasosiasikan adanya hubungan dengan lambang lain.
Misal: rokok – api, kumis – lelaki, tongkat – kekuasaan, wanita – kelembutan(?)
3. Simbolik: lambang yang menunjukkan acuan tertentu dengan makna yang berlainan, makna tersebut bisa bersifat arbitrer maupun konvensional.
Misal: Pada zaman pendudukan Jepang
rumput – rakyat, akar rumput – semangat, terbakar – tertindas/sengsara
Ada 4 pendekatan dalam memahami lambang
1. Pendkt Ekspresif: penyair sebagai subjek ekspresi (puisi merupakan kedalaman emosi dan suasana batin penulis.
2. Pendekt Mimesis: dunia cipta dianggap sebagai cermin dunia luar sastra
3. Pendekt Objektif: melihat karya sastra dengan tanpa mempertimbangkan faktor pengarang, dunia nyata, dan pembaca
4. Pendekatan Pragmatis: Pemaknaan yang sekedar untuk memperoleh keindahan dan nilai-nilai kehidupan. Horace dalam Wellek, “ Poetry is sweet and useful”
Kwatrin tentan Sebuah Poci Karangan Bunga
Pada keramik tanpa nama itu Tiga anak kecil
Kulihat kembali wajahmu Dalam langkah malu-malu
Mataku belum tolol ternyata Datang ke Salemba
Untuk sesuatu yang tak ada Sore itu
Apa yang berharga pada tanah liat ini Ini dari kami bertiga
Selain separoh ilusi Pita hitam pada karangan bunga
Sesuatu yang kelak retak Sebab kami ikut berduka
dan kita membikinnya abadi Bagi kakak yang ditembak mati
(Gunawan Muhammad, 1973) siang tadi
Bangun Sruktur Puisi
1. Unsur yang dapat ditangkap indera
(a) bunyi, (b) kata, (c) larik, (d) bait, dan (e) tipografi
2. Unsur yang tak tertangkap indera adalah makna
Makna dalam puisi sangan dipengaruhi oleh bunyi yang terpilih, di antaranya:
eofoni (merdu,riang, vitalistis), kakofoni (keras, mencekam), dan onomatope
EXPATRIAT KAMELIA
Akulah adam dengan mulut yang sepi/ Gugusan hari-hari
Putra surgawi = Indah bersamamu
Yang damai, terlalu damai/ Kamelia
Ketika bumi padaku melambai// Bangkitkan kembali
Detik-detik bening= Rinduku mengajakku ke sana
Memutih tengah malam/ Ingin ku berlari
Ketika lembar-lembar asing= Mengejar sribu bayangmu
Terlepas dari buku harian// Kamelia
Dan/ esoknya terbukalah gapura/ Tak perduli kan kuterjang
Pagi tumbuh dalam kabut itu juga/ Biarpun harus kutembus padang ilalang
Ketika engkau pergi=
Bersenyum usia yang sunyi// Tiba-tiba langkahku terhenti
Langkah akan bergegas antara pohonan lengang/ Sejuta tangan tlah menahanku
Bersama bayang-bayang unggas, bersama awan/ Ingin kumaki, mereka berkata
Sementara arus hari= Tak perlu kau berlari
Menyusup-nyusup indera ini// Mengejar mimpi yang tak pasti
{Adakah yang lebih tak pasti/ Hari ini juga mimpi, maka biarkan
Selain tanah kelahiran= Dia datang di hatimu
Yang ditinggalkan pergi= Di hatimu
Anak tersayang//} (Ebid G.A.D)
(Gunawan Muhammad)
MATERI KAJIAN KESASTRAAN
Tujuan perkuliahan: memberikan bekal kepada siswa tentang teori dan pemahaman karya sastra (dewasa dan anak).
1. Hakekat kesusastraan.
2. Sejarah sastra Indonesia.
3. Teori pemahaman karya sastra.
5. Genre sastra
6. Sastra anak (puisi, prosa, dan drama).