jurnal novita safitri diii keperawatan gigi poltekkes tanjungkarang 2015
DESCRIPTION
KEPERAWATAN GIGITRANSCRIPT
-
Gambaran Perbedaan Sikat Gigi konvensioanal dan Sikat Gigi Khusus Orthodonti
terhadap Penurunan Indeks Plak Pengguna Orthodonti Cekat pada Mahasiswa/i
Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2015
Novita Safitri [email protected]
Sikat gigi merupakan alat utama dalam melaksanakan kontrol plak secara mekanis.
Intruksi dokter gigi untuk melakukan prosedur oral hygiene di rumah sangatlah penting
terutama dalam pemilihan sikat gigi yang dibutuhkan. Pemakaian orthodonti cekat dianjurkan
untuk memakai sikat gigi khusus yaitu baris-baris tengah bulu sikat lebih pendek
dibandingkan bulu sikat pada kedua pinggirnya untuk membantu penyingkiran plak disekitar
bracket.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran perbedaan sikat gigi konvensional
dan sikat gigi khusus orthodonti terhadap penurunan indeks plak pengguna orthodonti cekat
pada mahasiswa/i Poltekkes Tanjungkarang.
Metode penelitian yang digunakan adalah ekperimental dengan melakukan
pemeriksaan terhadap mahasiswa/i pengguna orthodonti cekat. Lokasi penelitian dilakukan di
masing-masing Jurusan Poltekkes Tanjungkarang. Dengan sampel adalah seluruh jumlah
populasi yaitu berjumlah 50 orang. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah plak
gigi, sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti. Penelitian ini dilaksanakan
tanggal 27-30 April 2015.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat perbedaan penurunan
indeks plak antara sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti yaitu diperoleh
nilai p = 0,015 dimana nilai tersebut (p
-
sangat beragam dengan hasil yang baik
(Sinaga, 2012).
B. Rumusan Masalah Dari uraian diatas maka dapat timbul
permasalahan yang hendak diteliti. Maka
dari itu peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yaitu bagaimana gambaran
perbedaan penggunaan sikat gigi
konvensional dan sikat gigi khusus
orthodonti terhadap penurunan indeks plak
pengguna orthodonti cekat pada
mahasiswa/i Poltekkes Tanjungkarang
Tahun 2015.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan penggun
aan sikat gigi konvensional dan
sikat gigi khusus orthodonti terhadap
penurunan indeks plak pada pengguna
orthodonti cekat.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kriteria plak
indeks sebelum menyikat gigi
dengan sikat gigi konvensional.
2. Untuk mengetahui kriteria plak
indeks sesudah menyikat gigi dengan
sikat gigi konvensional
3. Untuk mengetahui kriteria plak
indeks sebelum menyikat gigi
dengan sikat gigi khusus orthodonti
4. Untuk mengetahui kriteria plak
indeks sesudah menyikat gigi dengan
sikat gigi khusus orthodonti.
5. Untuk mengetahui perbedaan
penurunan indeks plak sebelum dan
sesudah menyikat gigi dengan sikat
gigi konvensional dan sikat gigi
khusus orthodonti.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis : sebagai penerapan ilmu yang diperoleh selama
kuliah dan menambah pemahaman
serta pengalaman.
2. Bagi Jurusan Keperawatan Gigi : sebagai tambahan perbendaharaan
karya tulis ilmiah dan diharapkan
bermanfaat bagi mahasiswa yang
lainnya.
3. Bagi Mahasiswa/i pengguna Orthodonti Cekat : untuk
memberikan informasi dan
mengetahui gambaran sikat gigi
yang baik bagi pengguna orthodonti
cekat.
E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental
bertujuan untuk mengetahui bagaimana
gambaran perbedaan penggunaan sikat
gigi konvensional dan sikat gigi khusus
orthodonti terhadap penurunan indeks plak
pengguna orthodonti pada mahasiswa/i
Poltekkes Tanjungkarang yang akan
dilaksanakan pada bulan April Tahun 2015
di Poltekkes Tanjungkarang.
A. Orthodonti Cekat Pengertian Orthodonti Cekat
Fixed orthodontic atau disebut juga
dengan orthodonti cekat merupakan alat
orthodonti yang dicekatkan langsung pada
gigi. Komponen fixed orthodontic terdiri
dari bracket, band, archwire, elastics, o
ring dan power chain. Menurut Prof. W. J.
B Houston, fixed orthodontic adalah alat
orthodonti dengan perlekatan pada gigi-
geligi dan tekanan dari arah archwire atau
auxillaris melalui perlekatan tersebut
memungkinkan diperoleh kontrol yang
tepat terhadap sifat dan arah tekanan yang
dihasilkan. Fixed orthodontic harus didesain agar
tidak terjadi akumulasi plak atau
menghalangi pembersihannya. Ini akan
menjadi masalah pada pasien untuk selalu
menjaga kebersihan. Metode oral hygiene
yang tepat seharusnya diajarkan dan
ditekankan pada pasien saat pemasangan
fixed orthodontic( Sukmawaty, 2010) .
B. Perawatan Orthodonti Cekat Kebersihan mulut merupakan salah
satu masalah yang sering dihadapi oleh
pasien yang sedang menjalani perawatan
orthodonti cekat karena prosedur
pemeliharaan kebersihan mulut sulit
-
dilakukan ketika alat orthodonti
dicekatkan pada gigi. Kondisi lingkungan
rongga mulut yang berubah setelah insersi
alat orthodonti cekat bisa mengarah pada
peningkatan akumulasi plak. Jaringan
periodontal yang sehat, kontrol plak yang
efektif, penilaian resiko karies, dan
pemeliharaan kebersihan mulut penting
untuk mendukung kerja alat orthodonti
cekat, serta membantu merawat kesehatan
gigi selama perawatan, karena dapat
mengurangi resiko penyakit periodontal
dan karies pada jaringan pendukung di
sekitar alat yang dilekatkan (Tyas, 2012).
Orthodonti cekat memiliki bentuk
yang rumit sehingga mempermudah
melekatnya plak lebih lama dan dapat
meningkatkan resiko karies, gingivitis, dan
kemungkinan terjadi penyakit periodontal.
Perawatan ini akan menimbulkan berbagai
masalah khususnya dalam memelihara
kesehatan gigi dan mulut. Adanya
orthodonti cekat yang menempel pada
gigi-gigi akan menyulitkan untuk
membersihkan gigi sehingga cenderung
terjadi penumpukan plak pada gigi
disekitar bracket dan sepertiga mahkota
gigi pada tepi gingiva (Sukmawaty, 2010).
1. Plak Gigi Plak gigi adalah suatu endapan lunak
yang terdiri atas kumpulan bakteri yang
berkembang biak diatas suatu matriks,
yang terbentuk dan melekat erat pada
permukaan gigi apabila seseorang
mengabaikan kebersihan mulut dan
giginya. Cara yang paling baik, murah,
efektif dan praktis adalah dengan cara
melakukan tindakan mekanis. Tindakan
mekanis yang dianjurkan disini adalah
dengan cara mempergunakan alat sikat
gigi yang sesuai dengan keadaan.
Berikut ini gambar kondisi plak
pengguna orthodonti cekat setelah diberi
disclossing solution.
Gambar 1. Plak yang terlihat dengan
bantuan disclossing solution disekitar
bracket/ orthodonti cekat
2. Indeks Plak Banyak indeks yang berkembang
untuk mengukur plak, diantaranya adalah
indeks plak oleh Loe dan Silnes, indeks
indeks plak menurut
modifikasi Turesky-Gilmore-Glickman
dari Quigley-Hein,Patient Hygiene
Performance (PHP) index oleh Podshadley
dan Haley, dan Patient Hygiene
Performance (PHP) index oleh Podshadley
dan Haley yang dimodifikasi. Indeks plak
ideal untuk memonitor kebersihan mulut.
Indeks plak ini menggunakan gambar atau
grafik yang dapat menunjukkan lokasi plak
sehingga memungkinkan dokter gigi dan
pasien untuk melihat kemajuan setelah
pasien melakukan kontrol plak. Selain itu,
gambar ini memudahkan dokter gigi
menentukan lokasi penumpukan plak dan
bagian mana yang harus lebih ditekankan
penyikatan giginya atau pembersihan
dengan benang gigi.Indeks PHP oleh
Podshadley dan Haley yang dimodifikasi
adalah indeks plak yang dibuat khusus
untuk pemakai orthodonti cekat
(Sukmawaty, 2010). Indeks ini pertama
kali dikembangkan untuk menilai individu
atau perorangan dalam pembersihan debris
setelah diberi intruksi menyikat gigi. Cara pemeriksaan klinis berdasarkan indeks plak
PHP adalah sebagai berikut :
1) Digunakan bahan pewarna gigi
bewarna merah (Disclossing Solution)
untuk memeriksa plak yang terbentuk
pada permukaan gigi. 2) Pemeriksaan dilakukan pada mahkota
gigi bagian fasial atau lingual dengan
-
membagi tiap permukaan mahkota gigi
menjadi lima subdivisi yaitu : D = distal
G = sepertiga tengah gingival
M = mesial
C = sepertiga tengah
I/O = sepertiga tengah incisal/oklusal
Gambar 2. Lima subdivisi permukaan gigi
dalam Indeks Plak PHP
3) Pemeriksaan dilakukan secara
sistematis pada :
a) Permukaan labial gigi insisif pertama kanan atas
b) Permukaan labial gigi insisif pertama kiri bawah
c) Permukaan bukal gigi molar pertama kanan atas
d) Permukaan bukal gigi molar pertama kiri atas
e) Permukaan lingual gigi molar pertama kiri bawah
f) Permukaan lingual gigi pertama kanan bawah.
Gigi pengganti, seperti ketentuan
pemeriksaan OHI-S Greene Vermillion. Gigi yang di periksa adalah : 6 1 6
6 1 6
4) Cara penilaian plak adalah sebagai
berikut :
Nilai 0 = tidak ada plak, Nilai 1 = ada
plak
5) Cara pengukuran untuk menentukan
indeks plak PHP, yaitu dengan rumus
dibawah ini dan nilai yang dihasilkan
berupa angka.
IP PHP = Jumlah total skor plak
seluruh permukaan gigi yang diperiksa
Jumlah gigi yang di periksa
6) Kriteria penilaian tingkat
kebersihan mulut berdasarkan
indeks plak PHP (Patient Hygiene
Perfomance), yaitu :
Sangat baik : 0
Baik : 0,1-1,7
Sedang : 1,8-3,4
Buruk : 3,5-5,0
(Megananda, 2012).
C. Sikat Gigi 1. Pengertian Sikat Gigi
Sikat gigi adalah alat untuk
membersihkan gigi yang berbentuk sikat
kecil dengan pegangan. Sikat gigi banyak
jenisnya, dari yang bulunya halus sampai
kasar, bentuknya kecil sampai besar dan
berbagai desain pegangan. Kebanyakan
dokter gigi menganjurkan penggunaan
sikat gigi yang lembut karena sikat gigi
yang keras dapat merusak enamel dan
melukai gusi (Kusumawardani, 2011).
Salah satu cara untuk menjaga
kesehatan gigi adalah dengan menggosok
gigi. Dengan menggosok gigi, kebersihan
gigi dan mulutpun akan terjaga, selain
menghindari terbentuknya lubang gigi dan
penyakit gigi dan gusi. Banyak jenis dan
ragam sikat gigi yang di jual dipasaran,
dari yang manual maupun elektrik.
Namun, untuk pemakai fixed orthodontic
dianjurkan untuk memakai sikat gigi
khusus. Sikat gigi khusus ini dipakai
karena mampu membersihkan kotoran
yang menempel disela-sela gigi dan kawat,
yang tidak bisa dijangkau oleh sikat gigi
biasa (Sukmawaty, 2010).
2. Macam-macam Sikat Gigi Terdapat berbagai macam sikat gigi
yang beredar dikalangan masyarakat.
Menurut Pratiwi (2009), berdasarkan cara
menggerakkannya, sikat gigi dibagi
menjadi 3 yaitu :
a. Sikat Gigi Elektrik Pada umumnya sikat gigi elektrik
mempunyai kepala sikat yang lebih kecil,
sehingga dapat membersihkan daerah-
-
daerah dalam mulut yang sulitdicapai.
Sikat gigi ini pertama kali dibuat tahun
1939 di Swiss. Pada tahun 1959 pertama
kali dipasarkan oleh perusahaan farmasi
Squibbdai ADA (American Dental
Association) (Pratiwi, 2007).
Sikat Gigi Konvensional
Sikat gigi konvensional merupakan
sikat gigi yang dipakai dalam kehidupan
sehari-hari. Penggunaan sikat gigi ini lebih
mudah didapatkan dan dari segi harga jauh
lebih terjangkau (Winata, 2014). Sikat gigi konvensional terdiri atas kepala sikat, bulu
sikat dan tangkai atau pegangannya.
Umumnya kepala sikat bervariasi,
bentuknya ada yang segiempat, oval,
segitiga atau trapesium agar dapat
disesuaikan dengan anatomi individu yang
berbeda. Kekerasan bulu sikat juga
bervariasi seperti keras, sedang, dan lunak.
Yang penting diingat bahwa sikat gigi orang
dewasa harus berbeda dari sikat gigi anak-
anak baik ukuran kepala sikat maupun
kekerasan bulu sikatnya (Sukmawaty,
2010).
Kepala sikat jangan terlalu besar, ukuran maksimal kepala sikat gigi untuk
orang dewasa 25-29 mm x 10 mm, untuk
anak-anak 15-24 mm x 8 mm. Jika gigi
molar kedua sudah erupsi minimal 20 mm x
7 mm dan untuk balita 18 mm x 7 mm
(Megananda, 2012).
Contoh gambar sikat gigi konvensional
dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 3. Sikat gigi konvensional
Sikat Gigi Khusus Orthodontic
Beberapa perusahaan membuat sikat gigi
khusus untuk pemakai fixed orthodontic,
dikenal sebagai sikat gigi bi-level yang bulu
sikat pada pinggirnya panjang dan bulu sikat
pada bagian tengah lebih pendek. Bulunya
dirancang sedemikian rupa agar baris terluar
relatif lembut dan panjang. Bulunya dalam
pola panjang dan memendek secara
bertahap. Sikat gigi khusus ini dipakai
karena mampu membersihkan kotoran yang
menempel di sela-sela gigi dan kawat, yang
tidak bisa dijangkau oleh sikat gigi
biasa.Yang perlu diperhatikan bahwa pasien
perlu hati-hati pada waktu membersihkan
plak yang menempel pada kawat agar tidak
sampai merusak kawat giginya (Sukmawaty,
2010).
Contoh sikat gigi khusus orthodonti dapat
dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 4. Sikat gigi khusus orthodonti
4 Metode Menyikat Gigi Menyikat gigi adalah cara yang umum
dianjurkan untuk membersihkan deposit
lunak pada permukaan gigi dan gusi.
Terdapat teknik yang berbeda-beda untuk
membersihkan gigi dan memijat gusi
dengan sikat gigi. Cara yang terbaik untuk
seorang pasien tertentu dapat ditentukan
oleh dokter gigi atau perawat gigi. Dalam
penyikatan gigi harus diperhatikan hal-hal
sebagai berikut
a. Teknik penyikatan gigi harus dapat membersihkan semua permukaan gigi
dan gusi secara efisien, terutama daerah
saku gusi dan daerah interdental.
b. Pergerakan dari sikat gigi tidak boleh menyebabkan kerusakan jaringan gusi
dan abrasi gigi.
c. Teknik penyikatan harus sederhana, tepat dan efisien dalam waktu (Djuita,
1992).
1) Teknik Vertical Gerakan vertical, bulu sikat diletakkan
tegak lurus dengan permukaan fasial gigi
dan digerakkan dari atas kebawah atau
sebaliknya. Gerakan ini dilakukan
didaerah permukaan fasial gigi dari depan
-
sampai belakang. Gerak vertical bertujuan
untuk melepaskan sisa makanan yang
terselip diantara lekuk permukaan gigi dan
antara permukaan gigi dan gusi.
Hal ini dilakukan untuk mencegah iritasi
gusi dan pembersihan yang tidak efektif
(Pratiwi, 2007).
2) Teknik Horizontal Teknik menyikat gigi dengan cara
ujung bulu sikat diletakkan pada area batas
gingiva dan gigi pada permukaan bukal
dan lingual, kemudian digerakkan maju
mundur berulang-ulang. Gerakan
menggosok pada bidang kunyah dikenal
sebagai scrub brush (Pratiwi, 2007).
3) Teknik Roll Tehnik roll sangat bermanfaat bila
digunakan pada gingiva yang sensitif.
Bagian samping sikat diletakkan berkontak
dengan bagian samping gigi dengan bulu
sikat mengarah ke apikal dan sejajar
terhadap sumbu gigi. Sikat kemudian
diputar perlahan-lahan ke bawah pada
rahang atas dan keatas pada rahang bawah
sehingga bulu sikat menyapu daerah gusi
dan gigi. Permukaan oklusal dapat disikat
dengan gerakan rotasi (Winata, 2014)
4) Teknik Fones atau Teknik Sirkuler Bulu sikat ditempelkan tegak lurus pada
permukaan gigi. Kedua rahang dalam
keadaan mengatup. Sikat gigi digerakkan
membentuk lingkaran lingkaran besar,
sehingga gigi dan gingiva rahang atas dan
bawah dapat disikat sekaligus. Bagian
permukan belakang gigi, gerakan yang
dilakukan sama tetapi lingkarannya lebih
kecil. Setelah selesai melakukan
pembersihan gigi, lakukan kumur-kumur,
sehingga plak dan kotoran lain yang sudah
lepas dapat dihilangkan (Winata, 2014)
Untuk lebih jelasnya, kita dapat
melihat teknik menyikat gigi dengan
menggunakan sikat gigi konvensional.
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 5.
Sumber:
http://health.kompas.com/read/2013/02/
13/08562423/Gigi.Berkarat.akibat.
Pasang.Behel
Untuk kasus-kasus tertentu,
misalnya pada gigi pilar, gigi yang dirawat
ortodonti atau pasien yang cacat perlu
dipertimbangkan beberapa hal. Misalnya
untuk pasien yang menggunakan
orthodonti cekat diperlukan sikat gigi
khusus orthodonti yang lembut dengan
teknik Charters (permukaan fasial
pesawat), Bass (sulkus fasial) dan teknik
Stillman modifikasi untuk membersihkan
permukaan lingualnya (Sukmawaty, 2010).
a. Teknik charter
Pada permukaan bukal dan labial,
sikat dipegang dengan tangkai dalam
kedudukan horizontal. Ujung-ujung bulu
sikat diletakkan pada permukaan gigi
membentuk sudut 45 terhadap sumbu
panjang gigi mengarah ke oklusal. Dalam
posisi ini sisi dari bulu sikat berkontak
dengan tepi gusi, sedangkan ujung dari
bulu-bulu sikat berada pada permukaan
gigi (Megananda, 2012). Selanjutnyatekan
pada daerah leher gigi dan sela-sela gigi
kemudian getarkan minimal 10 kali pada
tiap-tiap area dalam mulut. Gerakan
berputar dilakukan terlebih dulu untuk
membersihkan daerah mahkota gigi.
Metode ini baik untuk membersihkan plak
di daerah sela-sela gigi pada pasien yang
memakai orthodontic cekat/kawat gigi dan
pada pasien dengan gigi tiruan yang
permanen (Pratiwi, 2009)