isolasi senyawa kurkumin dari rimpang kunyit

13
ISOLASI SENYAWA KURKUMIN DARI RIMPANG KUNYIT (Curcuma Domestika) KELOMPOK Muhammad Wafie Amrillah Handi Hidayat Novy noviawati Rizki P

Upload: nnofyawati

Post on 18-Dec-2015

135 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

fitokim

TRANSCRIPT

ISOLASI SENYAWA KURKUMIN DARI RIMPANG KUNYIT

ISOLASI SENYAWA KURKUMIN DARI RIMPANG KUNYIT (Curcuma Domestika)KELOMPOK Muhammad Wafie AmrillahHandi HidayatNovy noviawatiRizki PRIMPANG KUNYIT (Curcuma Domestika)Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman ini banyak dibudidayakan di Asia Selatan khususnya India, Cina, Taiwan, Indonesia (Jawa) dan Filipina. Tanaman ini tumbuh bercabang dengan tinggi 40 - 100 cm. Batang merupakan batang semu, tegak, bulat membentuk rimpang dengan warna hijau kekuningan dan mempunyai pelepah daun . Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan dan daging buah merah jingga kekuning-kuningan. Tanaman kunyit siap dipanen pada umur 8-18 bulan, dimana saat panen terbaik adalah pada umur tanaman 11-12 bulan (Rismunandar, 1994).STRUKTUR KURKUMIN

KURKUMINKurkumin atau diferuloimetana pertama kali diisolasi pada tahun 1815. Kemudian tahun 1910, kurkumin didapatkan berbentuk kristal dan bisa dilarutkan tahun 1913. Kurkumin tidak dapat larut dalam air, tetapi larut dalam etanol dan aseton (Joe dkk., 2004; Chattopadhyay dkk., 2004; Araujo dan Leon, 2001). Sedangkan menurut Kiso (1985) kurkumin merupakan senyawa yang sedikit pahit, larut dalam aseton, alkohol, asam asetat glasial dan alkali hidroksida, serta tidak larut dalam air dan dietileter.PREPARASI SAMPELKunyit dicuci dengan air sampai bersih, kemudian kunyit dipotong kecil-kecil. Lalu dikeringkan dengan dijemur dibawah sinar matahari selama 2 hari. Potongan kunyit lalu diblender sampai membentuk serbuk kasar. SKRINING FITOKIMIA SENYAWA KURKUMIN DARI RIMPANG KUNYIT (Curcuma Domestika)EKSTRAKSI KURKUMINPEMANTAUAN EKSTRAKFRAKSINASI EKSTRAKEkstrak yang didapat di fraksinasi dengan menggunakan metode Ekstraksi Cair-Cair (ECC) dengan bantuan pelarut campuran yaitu Methanol : Etil asetat (1:1) sehingga terbentuk 2 fase, fase pertama yang diatas adalah methanol kerana Bj nya (0,791 g/ml) lebih kecil dari pada etil asetat (0.894 g/ml). Dari proses ini kurkumin berada pada fase etil asetat. PEMANTAUAN FRAKSISUBFRAKSINASI EKSTRAKDilakukan dengan metode Kromatografi kolom dengan:Fase diam : Silika GelFase Gerak : Benzena : Kloroform dengan perbandingan (0 : 10), (1 : 9), (2 : 8), (3 : 7), (4 : 6), (5 : 5), (6 : 4), (7 : 3), (8 : 2) dan (9 : 1).Kemudian eluen ditampung dalam vial, vial yang memberikan pola noda yang sama pada KLT dilihat dengan sinar UV366.Pemisahan ini menghasilkan beberapa fraksi, fraksi yang memiliki Rf yang sama atau mendekati nilai Rf kurkumin disatukan.

LANJUTANUJI KEMURNIANDilakukan dengan menggunakan KLT 2 dimensi dengan menggunakan 2 perbandingan eluen yang berbeda. Eluen pertama yang digunakan campuran Kloroform P : Metanol (95 : 5). Kemudian diamati hasil KLT dengan pengembang yang pertama dibawah sinar UV 366 nm. Jika pada saat dilihat dibawah UV 366 nm terdapat hanya satu spot saja maka KLT dilanjutkan kembali, plat silica diputar 90o. Lalu dicelupkan ke dalam chamber yang telah berisi eluen kedua dengan kepolaran yang lebih polar yaitu n-heksana : etil asetat (40 : 60). Kemudian dilakukan karakterisasi dengan menggunakan spektrofotometri UV.