isi isd

35
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR …………………………………………... i DAFTAR ISI …………………………………………... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……………………………………….….. 1 B. Rumusan Masalah …………………………………………... 1 C. Tujuan ……..……………………………………. 1 BAB II ISI A. Definisi Antropologi ………………………………………...… 4 B. Fungsi Antropologi ………………………………………….. 4 C. Sejarah Perkembangan ………………………………………….. 5 D. Akar dari Antropologi ………………………………………….. 6 E. Ruang Lingkup Kajian Antropologi.................................... .......... 10 F. Biological dan Sosiocultural dalam Antropologi……………….. 10 G. Pendekatan Proses Antropologi ……………………………...… 12 H. Sumbangan Ilmu Antropologi dengan Antropologi Kesehatan...... 17 ii

Upload: avriel-edogawa

Post on 15-Sep-2015

227 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Tugas kuliah Ilmu Sosial Dasar

TRANSCRIPT

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...iDAFTAR ISI

...iiBAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...1C. Tujuan

...1BAB II ISI

A. Definisi Antropologi ...4B. Fungsi Antropologi..4C. Sejarah Perkembangan .. 5D. Akar dari Antropologi ..6E. Ruang Lingkup Kajian Antropologi.............................................. 10F. Biological dan Sosiocultural dalam Antropologi..10G. Pendekatan Proses Antropologi ...12H. Sumbangan Ilmu Antropologi dengan Antropologi Kesehatan......17I. Contoh Antropologi Kesehatan......... 18BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

......20B. Saran

.......20DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangAntropologi kesehatan sebagai ilmu akan memberikan suatu sumbangan pada pengemban pelayanan kesehatan. Bentuk dasar sumbangan keilmuan tersebut berupa pola pemikiran, cara pandang atau bahkan membantu dengan ocialm untuk menganalisis suatu situasi kesehatan, berdasarkan perspektif yang berbeda dengan sesuatu yang telah dikenal para petugas kesehatan saat ini.

Antropologi mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya dan latar belakang budaya mempunyai pengaruh yang penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia (kepercayaan, perilaku, persepsi, emosi, diet, pakaian, sikap terhadap sakit, dll).Hal tersebut tentunya akan mempengaruhi status kesehatan masyarakat dan pola pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat tersebut.B. Rumusan Masalah1. Sebutkan pengertian dan fungsi dari antropologi kesehatan ?2. Sebutkan fase-fase perkembangan antropologi kesehatan ?3. Sebutkan Biocultural dan sosiocultural dalam antropologi kesehatan ?4. Sebutkan pendekatan proses dan peranan dalam antropologi kesehatan ? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui dari antropologi kesehatan 2. Untuk mengetahui fase-fase perkembangan antropologi kesehatan3. Untuk mengetahui Biocultural dan sosiocultural dalam antropologi kesehatan 4. Untuk mengetahui pendekatan proses danperanan antropologi kesehatan .BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian Antropologi Kesehatan

Antropologi kesehatan mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya, di antaranya objek yang menjadi kajian disiplin ilmu ini adalah: 1) penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes), 2) dibeberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun supernatural atau penyihir, 2) kelompok healers ditemukan dengan bentuk yang berbeda disetiap kelompok masyarakat, 3) healers mempunyai peranan sebagai penyembuh, dan 4) adapun perhatian terhadap suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara individual, terutama illness dan sickness pada keluarga ataupun masyarakat.Para ahli mendefinisikan antropologi sebagai berikut :1. Foster dan Anderson (1978)Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia. Dalam definisi yang dibuat Foster/Anderson dengan tegas disebutkan bahwa antropologi kesehatan studi objeknya yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia. 2. Hasan dan Prasad (1959)Antropologi Kesehatan adalah cabang dari ilmu mengenai manusia yang mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaan manusia (termasuk sejarahnya) dari titik tolak pandangan untuk memahami kedokteran (medical), sejarah kedokteran medico-historical), hukum kedokteran (medico-legal), aspek sosial kedokteran (medico-social) dan masalah-masalah kesehatan manusia.3. Weaver, (1968)Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit. 4. Fabrga (1972)Antropologi Kesehatan adalah studi yang menjelaskan berbagai faktor yaitu mekanisme dan proses yang memainkan peranan didalam atau mempengaruhi cara-cara dimana individu-individu dan kelompok-kelompok terkena oleh atau berespons terhadap sakit dan penyakit, dan juga mempelajari masalah-masalah sakit dan penyakit dengan penekanan terhadap pola-pola tingkahlaku.5. Lieban (1977)Antropologi Kesehatan adalah studi tentang fenomena medis yang dipengaruhi oleh sosial dan kultural, dan fenomena sosial dan kultural diterangi oleh aspek-aspek medis. Faktor-faktor sosial dan kultural membantu menentukan etiologi penyakit dan penyebaran melalui pengaruh mereka dalam hubungan antara populasi manusia dan lingkungan alamnya, atau melalui pengaruh langsung pada kesehatan populasi. Lieban menyebutkan bahwa pada hakekatnya ada empat macam area utama dalam atropologi kesehatan yaitu ekologi dan epidemi, ethnomedicine, aspek medis dari sistem sosial, dan perubahan medis dan kultural.6. Landy (1977)Antropologi Kesehatan adalah studi mengenai konfrontasi manusia dengan penyakit dan keadaan sakit, dan mengenai susunan adaptif (yaitu sistem medis dan obat-obatan) dibuat oleh kelompok manusia untuk berhubungan dengan bahaya penyakit pada manusia sekarang ini. Landy juga menyatakan bahwa terdapat tiga generalisasi yang pada umumnya disetujui oleh ahli antropologi, yaitu: 1) penyakit dalam beberapa bentuk merupakan kenyataan universal dari kehidupan menusia. Ini terjadi dalam keseluruhan waktu, tempat dan masyarkaat, 2) kelompok manusia mengembangkan metode dan peran-peran yang teralokasi, sama dengan sumber daya dan struktur mereka untuk meniru dengan atau merespon penyakit, 3) kelompok manusia mengembangkan beberapa set kepercayaan, pengertian dan persepsi yang konsisten dengan matriks budaya mereka, untuk menentukan atau menyadari penyakit. Menurut Landy, Masyarakat yang berbeda, dengan budaya yang berbeda, memiliki pandangan yang berbeda pula terhadap kesehatan dan penyakit, dan juga berbeda ketika memperlakukan si pasien.B. Fungsi Antropologi Kesehatan1. memberikan suatu cara yang jelas dalam memandang masyarakat secara keseluruhan maupun para anggota individual mereka. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk memberikan kontribusi yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan tetap bertumpu pada akar kepribadian masyarakat yang membangun. Contoh pendekatan sistem, holistik, emik, relativisme yang menjadi dasar pemikiran antropologi dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah dan mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.2. Untuk memperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman yang mendalam mengenai hubungan antara gejala biososiobudaya dan kesehatan, dan melalui perubahan perilaku sehat dalam arah yang dipercaya dapat memperbaiki kesehatan dalam arah yang lebih baik.3. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses -proses perubahan sosial sosial budaya bidang kesehatan. Memang tidak secara tepat meramalkan perilaku individu dan masyarakatnya, tetapi secara tepat bisa memberikan kemungkinan luasnya pilihan yang akan dilakukan bila masyarakat berada pada situasi yang baru.4. menawarkan kepada ilmu-ilmu kesehatan suatu metodologi penelitian yang longgar dan efektif untuk menggali serangkaian masalah teoritis dan praktis yang sangat luas, yang dihadapi dalam berbagai program kesehatan.5. Dapat mengetahui berbagai macam problem dalam masyarakat serta memiliki kepekaan terhadap kondisi-kondisi dalam masyarakat baik yang menyenangkan serta mampu mengambil inisiatif terhadap pemecahan permasalahan yang muncul dalam lingkungan masyarakat.C. Sejarah Perkembangan Antropologi Kesehatan1. Tahun 1849Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman terkemuka, yang pada tahun 1849 menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun yang sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar struktur sosial, untuk menjadikan efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu sendiri sehingga kedokteran dapat melihat struktur sosial yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapat ditetapkan sebagai antropologi. Namun demikian tidak dapat dikatakan bahwa Vichrow berperan dalam pembentukan asal-usul bidang Antropologi Kesehatan tersebut,munculnya bidang baru memerlukan lebih dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang.

2. Tahun 1953Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan terdapat pada tulisan yang ditulis Caudill berjudul Applied Anthropology in Medicine. Tulisan ini merupakan tour the force yang cemerlang , tetapi meskipun telah menimbulkan antusiasme, tulisan itu tidaklah menciptakan suatu subdisiplin baru.3. Tahun 1963Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul Antropologi Kesehatan dan Paul membicarakan Ahli Antropologi Kesehatan dalam suatu artikel mengenai kedokteran dan kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli antropologi Amerika benar-benar menghargai implikasi dari penelitian-penelitian tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu antropologi. Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah dengan munculnya tulisan yang dibuat Pearsall (1963) yang berjudul Medical Behaviour Science yang berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar dalam bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis bagi Antropologi.D. Akar dari Antorpologi Kesehatan :

1. Antropologi FisikAntropologi fisik dalam arti khusus adalah bagian dari ilmu antropologi yang mencoba mencapai suatu pengertian tentang sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya, yang memakai sebagai bahan penelitiannya ciri-ciri tubuh, baik yang lahir (fenotipik) seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, indeks tengkorak, bentuk muka, warna mata, bentuk hidung, tinggi dan bentuk tubuh, maupun yang dalam (genotipik), seperti frekuensi golongan darah dan sebagainya.Sejumlah besar ahli antropologi fisik adalah dokter yaitu : Hasan dan Prasad (1959) menyusun daftar lapangan studi antropologi kesehatan yang meliputi: nutrisi dan pertumbuhan dan korelasi antara bentuk tubuh dengan variasi yang luas dari penyakit-penyakit, misal radang pada persendian tulang (arthritis), tukak lambung (ulcer), kurang darah (anemia) dan penyakit diabetes. Underwood pengaruh-pengaruh evolusi manusia serta jenis penyakit yang berbeda-beda pada berbagai populasi yang terkena sebagai akibat dari faktor-faktor budaya, misal: migrasi, kolonisasi dan meluasnya urbanisasi.

Fiennes penyakit yang ditemukan dalam populasi manusia adalah suatu konsekuensi yang khusus dari suatu cara hidup yang beradab, dimulai dari pertanian yang menjadi dasar bagi timbulnya dan berkembangnya pemukiman penduduk yang padat.

Kedokteran forensik,

suatu bidang mengenai masalah-masalah kedokteran hukum yang mencakup identifikasi misal: umur, jenis kelamin, dan peninggalan ras manusia yang diduga mati karena unsur kejahatan serta masalah penentuan orang tua dari seorang anak melalui tipe darah, bila terjadi keraguan mengenai siapa yang menjadi bapaknya. 2. EtnomedisinCabang dari etnobotani atau antropologi kesehatan yang mempelajari pengobatan tradisional, tidak hanya yang berhubungan dengan sumber-sumber tertulis (contohnya pengobatan tradisional cina) tetapi terutama pengetahuan dan praktek yang secara oral diturunkan selama beberapa abad.Dalam ilmu pengetahuan, etnomedisin pada umumnya ditandai dengan pendekatan antropologi yang kuat atau pendekatan biomedikal yang kuat, terutama dalam program penemuan obat. kepercayaan dan praktek-praktek yang berkenaan dengan penyakit, yang merupakan hasil dari perkembangan kebudayaan asli dan yang eksplisit tidak berasal dari kerangka kedokteran modern, merupakan urutan langsung dari kerangka konseptual ahli-ahli antropologi mengenai sistem medis non-barat . Rivers, (Medicine, Magic, and Religion)sistem pengobatan asli adalah pranata-pranata sosial yang harus dipelajari dengan cara yang sama seperti mempelajari pranata-pranata sosial umumnya, dan bahwa praktek-praktek pengobatan asli adalah rasional bila dilihat dari sudut kepercayaan yang berlaku mengenai sebab-akibat.Setelah antropologi kesehatan berkembang, terutama dalam bidang-bidang yang luas, konsep kesehatan internasional dan psikiatri lintas budaya (psikiatri transkultural), kepentingan pengetahuan praktis maupun teoritis mengenai sistem pengobatan non-Barat semakin tampak. Pengakuan tersebut telah memperbaharui perhatian dalam penelitian etnomedicine, dan mengangkatnya sebagai salah satu pokok penting dalam antropologi kesehatan.

3. Studi-Studi Tentang Kebudayaan Dan Keperibadian

Sejak pertengahan tahun 1930-an, para ahli antropologi, psikiater dan ahli ilmu tingkah laku lainnya mulai mempertanyakan tentang kepribadian orang dewasa, atau sifat-sifat dan lingkungan sosial budaya di mana tingkah laku itu terjadi. Apakah sikap orang dewasa yang terbentuk itu, terutama disebabkan oleh pembentukan semasa kanak-kanak dan oleh penerimanya terhadap kebiasaan-kebiasaan semasa kecil, serta karena pengalaman yang diterimanya kemudian?Atau adakah konstitusi psikis yang merupakan pembawaan berdasarkan faktor biologis, yang memainkan peranan penting dalam menentukan kebudayaan dan kepribadiannya? Walaupun bagian terbesar penelitian kepribadian dan kebudayaan bersifat teoritis, beberapa ahli antropologi yang menjadi pimpinan dalam gerakan tersebut menaruh perhatian besar pada cara-cara penggunaan pengetahuan antropologi dalam peningkatan taraf keperawatan kesehatan. Maka dari itu Devereux, 1944 mempelajari struktur sosial dari suatu bagian keperawatan schizophrenia dengan tujuan untuk mencari cara penyembuhan yang tepat. Leighton menulis sebuah buku, yang menunjukkan tentang adanya konflik antara masyarakat dan kebudayaan. Navaho dengan masalah-masalah dalam mengintroduksi pelayanan kesehatan modern. Alice Joseph, seorang dokter dan antropologi, melukiskan masalah hubungan antar pribadi pada dokter-dokter kulit putih dengan pasien-pasien Indian di Amerika Barat Daya, yang menunjukkan bagaimana peranan persepsi dan perbedaan kebudayaan dalam menghambat interaksi pengobatan yang efektif.

4. Kesehatan Masyarakat Internasional

WHO Petugas-petugas kesehatan yang bekerja di lingkungan yang bersifat lintas budaya, lebih cepat menemukan masalah daripada mereka yang bekerja dalam kebudayaan sendiri, dan khususnya mereka yang terlibat dalam klinik pengobatan melihat bahwa kesehatan dan penyakit bukan merupakan gejala biologik saja, melainkan juga gejala sosial-budaya. Kebutuhan kesehatan di negara berkembang tidaklah dapat dipenuhi dengan sekedar memindahkan pelayanan kesehatan dari negara-negara industri. Kumpulan data pokok mengenai kepercayaan dan praktek pengobatan primitif dan petani yang telah diperoleh ahli antropologi kebudayaan pada tahun-tahun sebelumnya, informasi mengenai nilai-nilai budaya dan bentuk-bentuk sosial, serta pengetahuan mereka mengenai dinamika stabilitas sosial dan perubahan, telah memberikan kunci yang dibutuhkan bagi masalah-masalah yang dijumpai dalam program-program kesehatan masyarakat awal tersebut. Para ahli antropologi dapat menjelaskan pada petugas kesehatan mengenai bagaimana kepercayaan tradisional serta prakteknya bertentangan dengan asumsi pengobatan Barat, bagaimana faktor sosial mempengaruhi keputusan perawatan kesehatan, dan bagaimana kesehatan dan penyakit semata-mata merupakan aspek dari keseluruhan pola kebudayaan, yang berubah bila ada perubahan sosial budayanya yang mencakup banyak hal. Pada awal 1950-an, para ahli antropologi mampu mendemonstrasikan kegunaan praktis dari pengetahuan mereka dan metode penelitian mereka kepada petugas kesehatan masyarakat internasional, yang banyak menerima mereka dengan tangan terbuka.E. Ruang Lingkup Kajian Dalam Antropologi KesehatnMenurut Lieban (1977) lapangan kajian utama dari antropologi kesehatan adalah

1) Ekologi dan epidemologi

Mempelajari hubungan lingkungan dengan pola penyakit yang muncul dimana setiap lingkungan menyebabkan pola penyakit yang berbeda-beda. Contohnya pada masyarakat petani lebih rentan terkena cacingan.2) Etnomedisin

Mempelajari sistem medis suatu masyarakat yang terlepas dari sistem medis modern, yang lebih identik dengan sistem medis tradisional atau pengobatan tradisional. Dimana setiap masyarakat mempunyai sistem medis tersendiri yang kadang-kadang bertentangan dengan sistem medis yang rasional. Pengetahuan tentang pengembangan sistem pengobatan yang didasarkan atas makna budaya lokal dengan strategi integrasi antara kepercayaan dan praktek pengobatan terhadap penyakit tertentu dan tidak dipengaruhi oleh kerangka obat modern.3) Aspek medik dari sistem sosial

Persepsi yang berkembang di masyarakat bahwa sakit dipandang sebagai sanksi sosial utama (hukuman dari perbuatan yang salah)

4) Ilmu kedokteran (medicine) dan perubahan budaya

Membahas adanya kenyataan bahwa ketersediaan secara meluas pengobatan modern merupakan salah satu perubahan yang utama yang telah terjadi disebagian besar Negara.F. Biological dan Sosiocultural pole dalam Antropologi Kesehatan

1. Antropologi kesehatan dari sisi biological pole

Ada beberapa ilmu yang berhubungan dengan antropologi dan saling berkontribusi dalam memberikan sumbangan untuk perkembangan ilmu lain.

Misalnya dalam bidang biologi, antropologi kesehatan menggambarkan teknik dan penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia, genetik, parasitologi, patologi, nutrisi, dan epidemiologi.Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan antara perubahan biologi yang didapatkan dengan menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-faktor sosial dan budaya di masyarakat tertentu.

Contoh: penyakit keturunan albinism di suatu daerah di Nusa Tenggara Timur ditransmisikan melalui gen resesif karena pernikahan diantara anggota keluarga.2. Antropologi kesehatan dari sisi sosiocultural pole

Antropologi kesehatan membantu mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya, diantaranya :

1. Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes)

2. Di beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun supernatural atau penyihir

3. Kelompok healers ditemukan dengan bentuk yang berbeda di setiap kelompok masyarakat

4. Healers mempunyai peranan sebagai penyembuh

5. Adapun perhatian terhadap suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara individual, terutama illness dan sickness pada keluarga ataupun masyarakat.

Jika diumpamakan sebagai kewajiban, maka tugas utama ahli antropologi kesehatan diantaranya: bagaimana individu di masyarakat mempunyai persepsi dan bereaksi terhadap ill dan bagaimana tipe pelayanan kesehatan yang akan dipilih, untuk mengetahui mengenai budaya dan keadaan sosial di lingkungan tempat tinggalnya.

Perbedaan antara perkembangan antropologi kesehatan biological pole dan sosiocultural pole menurut Foster dan Andorsen :a. Kutub biologis mencakup pada pertumbuhan dan perkembangan fisik manusia, peranan penyakit dalam evolusi manusia, adaptasi biologis terhadap perubahan lingkungan alam, dan pola penyakit di kalangan manusia purba.b. Kutub sosio-budaya mencakup pada sistem kesehatan tradisional yang terdiri dari aspek-aspek etiologis, terapi, ide, dan praktik pencegahan penyakit, serta peranan praktisi medis tradisional, masalah perawatan kesehatan biomedik, perilaku kesehatan, peranan pasien, perilaku sakit, interaksi dokter dengan pasien, dan masalah inovasi kesehatan.

G. Pendekatan Proses dalam Antropologi Kesehatan

1. Pendekatan Struktur FungsionalYaitu pendekatan yang didasari oleh pemikiran bahwa manusia sepanjang hayatnya dipengaruhi oleh pemikiran dan tindakan orang lain di sekitarnya, sehingga manusia tidak pernah seratus persen menentukan pilihan tindakan, sikap.Bronislaw Malinowski dalam membuat deskripsi etnografi, sedapat mungkin menerapkan teori fungsional, meskipun tidak semuanya berhasil. Menurutnya, manusia dalam memenuhi kebutuhan secara individual tetapi melalui kehidupan bersama (sosial) secara terorganisasi atau tertata dalam hukum atau nilai-nilai tertentu. Sehubungan dengan itu, tujuan akhir yang mereka capai adalah kesepakatan bersama. Kesepakatan bersama mengenai tujuan-tujuan ini akan dicapai atas dasar nilkai-nilai umum yang berlaku. Semua ini, menurut Malinowski, disebut charter, yang diartikan sebagai suatu sistem yang terorganisasi tentang aktivitas-aktivitas sosial yang penuh tujuan (yang didasarkan atas nilai umum dan kesepakatanh bersama). Sistem nilai dan tujuan bersama ini dapat diartikulasikan secara lebih kongkret menjadi norma. Prinsip-prinsip integrasi akan tercermin dalam institusi sosial, dan inilah basic needs manusia. Prinsip-prinsip integrasi ini merupakan bagian dari basic needs itu sendiri. Semntara responnya adalah kebudayaan yang diwujudkan dalam pembentukan institusi-institusi sosial. Kebudayaan sebagai respon basic needs dapat diindikasikan sebagai instrumen untuk mencapai tujuan, sehingga memuaskan basic needs tersebut (Malinowski, 1960; Brown, 1980).Sebagai contoh Kesenian misalnya yang merupakan salah satu unsur kebudayaan, terjadi karena mula-mula manusia ingin memuaskan kebutuhan nalurinya akan keindahan. Ilmu pengetahuan juga timbul karena kebutuhan naluri manusia untuk tahu. Di samping itu, masih banyak aktivitas kebudayaan terjadi karena kombinasi dari beberapa kebutuhan masyarakat. Misalnya budaya yang muncul akibat kepentingan kelompok masyarakat tertentu, umpamanya kelompok masyarakat petani, nelayan, atau para politikus, akademisi dan lain-lain . Masing-masing dari kelompok tersebut akan selalu berusaha menjaga eksistensinya agar dapat menjalankan fungsinya untuk memenuhi kebutuhan dari kelompoknya sendiri. Dan melalui kajiannnya yang sangat terkenal yaitu sistem kula pada masyarakat Trobiand, berdasarkan kajiannya dia menyimpulkan bahwa setiap unsur kebudayaan mempunyai fungsi sosial terhadap unsur-unsur kebudayaan lainnya.Radxliffe Brown dengan pendekatan antropologi-sosialnya ternyata seperti metode yang diterapkan dalam ilmu alam atau fisika. Dengan pendekatan komparasi untuk memperoleh pemahaman tentang keseluruhan komunitas. Adapun hal yang dikomparasikan adalah struktur keseluruhan komunitas dan bukan bagian-bagian. Fungsionalisme Brown untuk membentuk suatu struktur sosial dalam konteks masa kini (tanpa menggunakan fakta historis, karena dianggap tidak tyerlalu berguna). Hal yang ditekankan adalah proses yang berkaitan dengan adaptasi pada masyarakat atau komunitas yang diteliti itu sendiri (Brown, 1980). Mengenai konsep institusi dikenal perbedaan pendekatan antara Brown dengan Malinowski. Brown menganggap komunitas sebagai keutuhan lebih berarti daripada sebagai bagian-bagian yang dikumpulkan. Sementara itu, menurut Malinowski, institusi terbentuk bukan karena basic needs komunitas, tetapi pemenuhan basic needs individu; karena pemenuhan kebutuhan tidak mungkin dapat dipenuhi sendiri (jadi diperlukan keberadaan orang lain).Contohnya: Dalam keluarga ataupun dalam masyarakat sesungguhnya ada struktur atau hierarki yang berkaitan dengan satatus dan kedudukan yang dimainkan seseorang. Dalam keluarga misalnya, seorang ayah atau seorang ibu memiliki peranan dan kedudukannya masing-masing. Begitu pula halnya dengan anak laki-laki dan perempuan di dalam suatu keluarga masing-masing mempunyai kedudukan dan peranan yang berbeda pula.Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, struktur sosial yang terdiri dari jaringan hubungan antara individu dan kelompok individu. Semua hubungan ini melibatkan hak dan kewajiban tertentu, dan didefinisikan menurut cara tertentu. Agar konflik dapat dipecahkan tanpa merusak struktur, dipenuhi dengan pembentukan sistem peraturan perundang-undangan, peradilan dan institusi hokum lainnya, atau lebih sederhana tingkatannya seperti pembentukan dan pemberlakuan awig-awig pada desa adat di Bali.2. Pendekatan Interaksi SimbolikAntropologi simbolik memandang manusia sebagai pembawa dan produk, sebagai subjek sekaligus objek, dari suatu sistem tanda dan simbol yang berlaku sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan pengetahuan dan pesan-pesan. Simbol memberikan landasan bagi tindakan dan perilaku selain gagasan dan nilai-nilai. Antropolog simbolik mengkaji sistem kode dan pesan yang diterima oleh manusia melalui interaksi mereka dengan manusia lain dan dengan dunia alamiah. Seluruh semesta dipenuhi tanda-tanda. Apabila benar bahwa semua makhluk berkomunikasi dengan bentuk tanda dan simbol, maka antropologi simbolik sesungguhnya melakukan kajian yang universal dalam ruang lingkupnya.Sebagian besar pengetahuan, pikiran, perasaan, dan persepsi manusia terkandung dalam bahasa, suatu sistem simbo. Kata-kata mengandung makna atau nama yang menggolong-golongkan objek dan pikiran. Kata-kata adalah persepsi konseptual mengenai dunia, dunia yang terkandung dalam simbol-simbol. Simbol-simbol kata, bahasa sesuai bagi suatu masyarakat pada waktu dan tempat tertentu. Kata planet berarti sesuatu yang berbeda pada abad pertama daripada maknanya pada abad kini. Linguistik, kajian mengenai bahasa, telah memberikan kepada antropolog simbolik teknik-teknik untuk mengungkapkan dan memahami kode-kode yang merepresentasikan kompleks motif, pengalaman dan pengetahuan yang membentuk dan mengekspresikan keyakinan dan tindakan.Teori interaksionisme simbolik berorientasi pada prinsip bahwa orang-orang merespon makna yang mereka bangun sejauh mereka berinteraksi satu sama lain. Setiap individu merupakan agen aktif dalam dunia sosial, yang tentu saja dipengaruhi oleh budaya dan organisasi sosial, bahkan ia menjadi instrumen penting dalam produksi budaya, masyarakat, dan hubungan yang bermakna yang mempengaruhi merekaMenurut teori ini kehidupan sosial di butuhkan interaksi manusia dengan menggunakan simbol-simbol. Penganut interaksionisme simbolik berpandangan, perilaku manusia adalah produk dari interpretasi mereka atas dunia di sekeliling mereka, jadi tidak mengakui bahwa perilaku itu dipelajari atau ditentukan, sebagaimana dianut teori behavioristik atau teori struktural.Contohnya yaitu tanda ikonik yang mencerminkan objeknya dalam hal tertentu. (palang salib adalah tanda ikonik, yang menyampaikan gagasan dan makna kekeristenan); (2) tanda indeks yang secara fisik terkait dengan objeknya. (misalnya bendera dipasang setengah tiang berarti ada orang penting meninggal)3. Pendekatan EvolusiEvolusi adalah perubahan secara berangsur-angsur dari sederhana menuju bentuk yang komplek.Menurut Sir James Frazer ( 1854-1941 ), seorang ilmuan klasik yang menjadi professor Antropologi pertama di Universitas Liverpool pada tahun 1908, hidup di dalam sebuah dunia yang dikelilingi oleh buku. Ia menjadi terkenal setelah menulis buku The Golden Bough ( diterbitkan dalam 13 volume sejak tahun 1890 ). Ini merupakan karya ilmiah yang menakjubkan tetapi sangat spekulatif, membandingkan berbagai adat-istiadat dan keyakinan di seluruh dunia dalam upayanya untuk menelusuri evolusi agama dalam masyarakat manusia. Menurut legenda antropologi, saat ditanya apakah ia bersedia berkunjung atau bertemu dengan salah satu dari orang-orang yang ditulisnya, dia menjawab dengan ngeri : jangan sampai terjadi . Beberapa ilmuan lain pernah melakukan kontak langsung dengan masyarakat masyarakat yang sangat berbeda dengan masyarakat mereka.Edward B Tylor, pernah menghabiskan waktu satu tahun untuk menjelajahi Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko, dan percaya bahwa pikiran manusia adalah sama dalam semua kebudayaan manusia, meskipun tingkatan tingkatan perkembngan budaya nya berbeda.Ahli hukum Amerika, Lewis Henry Morgan ( 1818-81 ), adalah salah satu ahli evolusi yang paling penting dan paling berpengaruh, bukan semata- mata karena buku yang ia tulis, Ancient Society, yang diterbitkan pada tahun1877. Sebagian besar ketertarikannya muncul akibat kontaknya dengan suku Indian Iroquois di Negara Bagian New York. Bahkan ketertarikannya membuatnya menemukan sebuah masyarakat rahasia yang disebut The Gordion Knot yang melakukan pertemuan-pertemuan pada malam hari di seputar api unggun, dengan kostum suku Indian yang masih asli. Selain tertarik pada tema-tema hukum, seperti istilah-istilah yang terkait dengan pertalian keluarga keluarga pemerintahan dan tanah milik, ia juga menciptakan sebuah teori evolusinya yang detail dengan menganggap tahapan perkembangan manusia dibagi menjadi tiga fase- mulai dari biadab, barbar, sampai beradab.Factor kunci dalam teorinya adalah perkembangan tehnologi. Barbarisme dipercaya muncul bersamaan dengan ditemukannya tembikar, dan peradaban muncul dengan digunakannya abjad dan tulisan. Tahap-tahapan tersebut juga dikaitkan dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya tanah milik dan meningkatnya moralitas, karena ia percaya ( tanpa bukti nyata ) bahwa didalam masyarakat masyarakat terdahulu, kebebasan seks merupakan hal yang lazim. H. Sumbangan Ilmu Antropologi terhadap Ilmu KesehatanMenurut Foster dan Anderson (1978) ada empat hal utama yang dapat disumbangkan oleh antropologi terhadap ilmu kesehatan:

1. Perspektif antropologiA. Pendekatan Holistik Memahami suatu gejala sebagai suatu system. Pendekatan inidilandasi oleh pengalaman lapangan bahwa batas pranata-pranata budaya tidak jelas, bahwa suatu pranata tidak dapat dipelajari sendiri-sendiri lepas dari hubungannya dengan pranata lain dalam keseluruhan system, bahwa suatu pranata hanya dapat dipelajari dalam konteks pranata lain yang menopang atau ditopangnya.B. Relavisme Budaya Dalam konteks relativisme budaya, maka dalam merencanakan program perubahan akan bijaksana jika diawali dengan upaya untuk mengetahui apa-apa yang telah ada yang relevan dengan program.

2. Perubahan : proses dan persepsi/Perubahan Terencana

Suatu perubahan terencana akan lebih berhasil manakala perencanaan program bertolak dari konsep budaya. Perencanaan program pembaharuan kesehatan dalam upaya mengubah perilaku kesehatan memfokuskan diri pada bangunan fisik,perilaku yang Nampak, juga aspek psiko-budaya.3. Metodologi penelitian antropologi

Dengan hidup ditengah-tengah masyarakat yang distudi untuk beberapa bulan bahkan mendapatkan data yang palsu, dan memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh masyarakat yang menjadi target.

4. Premis-premis antropologi

Beberapa premis dari sebagian besar ahli antropologi kesehatan yang perlu diketahui oleh ahli kesehatan antara lain :a. Penyakit dalam beberapa bentuk merupakan fakta umum dari kehidupan manusia.Penyakit terjadi pada tiap tempat, waktu dan individu dalam masyarakat.

b. Seluruh kelompok manusia, telah mengembangkan metode dan aturan, sesuai dengan sumber daya dan strukturnya, untuk mengatasi atau merespon terhadap penyakit.

c. Seluruh kelompok manusia telah mengembangkan seperangkat kepercayaan, pengertian, dan nilai-nilai yang konsisten dengan matriks budayanya untuk memahami tentang penyakit dan menentukan tindakan untuk mengatasinya.

I. Contoh Antropologi Kesehatan dalam masyarakat Program pembangunan kesehatan di daerah pedesaan pada hakekatnya menyangkut masalah perubahan perilaku (orientasi kebudayaan) masyarakat setempat, oleh karena itu pelbagai disiplin ilmu dilibatkan dari perencanaan sampai evaluasi. Ilmu-ilmu sosial dapat dan sepantasnya berperan dengan ilmu-ilmu kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan kegiatan ini berjalan dalam seluruh proses dari perencanaan sampai dengan evaluasi, bahkan sampai inovasi (Loedin, 1985). Koentjaraningrat (1985) melanjutkan dengan mengatakan bahwa upaya peningkatan pelbagai aktivitas inovasi kesehatan masyarakat harus dilakukan kerjasama di antara ilmuwan kesehatan dan ilmuwan sosial karena tingkah laku manusia ditata oleh sistem kebudayaan dan sosialnya. Puskesmas adalah pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya (Rachmat, 2004). Dalam rangka pemerataan pengembangan dan pembinaan kesehatan masyarakat, khususnya mereka yang berpenghasilan rendah, telah dibangun pusat-pusat kesehatan masyarakat. Orang Moi di Kepala Burung Papua (Sorong) percaya bahwa sakit itu disebabkan oleh adanya kekuatan-kekuatan supernatural, seperti dewa-dewa, kekuatan bukan manusia seperti roh halus dan kekuatan manusia denganmenggunakan black magic. Di samping itu ada kepercayaan bahwa kalau orang melanggar pantangan-pantangan secara adat maka akan menderita sakit. Orang Moi, bagi ibuhamil dan suaminya itu harus berpantang terhadap beberapa makanan, dan kegiatan, atau tidak boleh melewati tempat-tempat yang keramat karena bisa terkena roh jahat dan akan sakit(Dumatubun,1999). Ini berarti untuk sehat, maka orang Moi tidak boleh makan makanan tertentu pada saat ibu hamil dan suaminya tidak boleh melakukan kegiatan-kegiatan tertentu, seperti membunuh binatang besar,dan sebagainya.

Hal yang sama pula bagi orang Moi Kalabra yang berada di hulu sungai Beraur, (Sorong). Mereka percaya bahwa penyakit itu disebabkan olehadanya gangguan roh jahat, buatan orang serta melanggar pantangan pantangan secara adat. Misalnya bila seorang ibu hamil mengalami keguguran atau perdarahan selagi hamil itu berarti ibu tersebut terkenahawa kurang baik (terkena black magic/ atau roh jahat). Mereka juga percaya kalau ibu itu tidak bisa hamil/ tidak bisa meneruskan keturunan,berarti ibu tersebut telah dikunci karena suami belum melunasi mas kawin.Kehamilan akan terjadi bila sang suami sudah dapat melunasinya, maka penguncinya akan membuka black magic-nya itu (Dumatubun, 1999). Orang Hatam yang berada di daerah Manokwari percaya bahwa sakit itu disebabkan oleh gangguan kekuatan supranatural seperti dewa, roh jahat,dan buatan manusia. Orang Hatam percaya bahwa bila ibu hamil sulitmelahirkan, berarti ibu tersebut terkena buatan orang dengan obat racun(rumuep) yaitu suanggi, atau penyakit oleh orang lain yang disebut priet(Dumatubun, 1999).BAB IVPENUTUPA. KESIMPULAN Antropologi kesehatan merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala sosiobudaya, biobudaya, dan ekologi budaya dari kesehatan dan kesakitan yang dilihat dari segi-segi fisik, jiwa, dan sosial serta perawatannya masing-masing dan interaksi antara ketiga segi ini dalam kehidupan masyarakat, baik pada tingkat individual maupun tingkat kelompok sosial keseluruhannya. Antropologi Kesehatan berdasarkan definisi dari beberapa ahli bisa ditarik kesimpulan bahwa antropologi kesehatan adalah studi tentang kesehatan manusia berupa pencegahan, pengobatan dan penyembuhan penyakit baik masa lalu maupun masa kini yang berhubungan dengan kultural dan biologis dan melibatkan berbagai macam disiplin ilmu (interdisipliner).Tugas utama ahli antropologi kesehatan adalah bagaimana individu di masyarakat mempunyai persepsi dan beraksi terhadap ill dan bagaimana tipe pelayanan kesehatan yang akan dipilih, untuk mengetahui mengenai budaya dan keadaaan sosial di komunitas tempat tinggal. Di dalam Antropologi Kesehatan mencakup berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan dan keterkaitan.B. SARANSetelah membaca makalah ini,saya berharap pembaca lebih mendapatkan pengetahuan tentang perkembangan antropologi kesehatan, sehingga pembaca mendapatkan pengetahuan tentang konsep dasar antropologi kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA1. Foster/Anderson. 2008. Antropologi Kesehatan, Jakarta: Grafiti.2. Joyomartono, Mulyono, 2011. Pengantar Antropologi Kesehatan. Semarang: Unnes Press.3. Habib Umar. 2011. Penerapan Antropologi Kesehatan.4. Koentjaraningrat. 2002 . Pengantar Ilmu Antropologi . Jakarta: PT.Rineka Cipta.5. Keesing. Roger M. 1992 . Antropologi Budaya . Jakarta : Erlangga6. Pujileksono, sugeng.2006.Sebuah Pengantar Antropologi.Malang : UMM press.7. http://katamila.blogspot.com/2012/06/antropologi-kesehatan.html8. http://echamdiya.blogspot.com/2012/05/antropologi-evolusi.html ii21