involusio 1

9
12 5. Perubahan normal pada uterus selama post partum. Involusi Uteri Tinggi Fundus Berat Uteri Diameter Uterus Palpasi cervik Uterus Plasenta lahir setinggi pusat 1000gr 12,5cm lembut/lunak 7 hari pertengahan antara pusat dan simphisis 500gr 7,5cm 2cm 14 hari tidak teraba 350gr 5cm 1cm 6 minggu normal 60gr 2,5cm menyempit Tabel 1.1 Perubahan normal pada uterus selama post partum ( Sumber : Pusdiknakes ,2003) Gambar 2.1. Tinggi fundus uteri masa nifas ( Sumber : Pusdiknakes,2003 ). Involusi dapat diamati dari luar dengan memeriksa fundus uteri sebagai berikut : Segera setelah melahirkan, ti nggi fundus uteri 2 cm dibawah pusat, 12 jam kemudian kembali 1cm diatas pusat dan menurun kira-kira 1cm setiap 13 hari. Pada hari ke dua setelah pers alinan tinggi fundus uteri 1cm dibawah pusat.

Upload: suechkmhuuach-q-finealways

Post on 12-Jul-2016

220 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

fchh

TRANSCRIPT

125. Perubahan normal pada uterus selama post partum. Involusi Uteri Tinggi Fundus Berat Uteri Diameter Uterus Palpasi cervik Uterus Plasenta lahir setinggi pusat 1000gr 12,5cm lembut/lunak 7 hari pertengahan antara pusat dan simphisis 500gr 7,5cm 2cm 14 hari tidak teraba 350gr 5cm 1cm 6 minggu normal 60gr 2,5cm menyempit Tabel 1.1 Perubahan normal pada uterus selama post partum ( Sumber : Pusdiknakes ,2003) Gambar 2.1. Tinggi fundus uteri masa nifas ( Sumber : Pusdiknakes,2003 ). Involusi dapat diamati dari luar dengan memeriksa fundus uteri sebagai berikut : Segera setelah melahirkan, tinggi fundus uteri 2 cm dibawah pusat, 12 jam kemudian kembali 1cm diatas pusat dan menurun kira-kira 1cm setiap 13hari. Pada hari ke dua setelah persalinan tinggi fundus uteri 1cm dibawah pusat. Pada hari ke 3 - 4 tinggi fundus uteri 2 cm dibawah pusat. Pada hari 5 - 7 tinggi fundus uteri setengah pusat sampai simpisis. Pada hari ke 10 tinggi fundus uteri tidak teraba. Pemeriksaan uterus meliputi mencatat lokasi, ukuran, dan konsistensi. a. Penentuan lokasiuterus Dilakukan dengan mencatat apakah fundus berada diatas atau dibawah umbilikus dan apakah fundus berada pada garis tengah abdomen atau bergeser kesalah satu sisi. b. Penentuan ukuran uterus Dilakukan melalui palpasi dan mengukur TFU pada puncak fundus dengan

jumlah lebar jari dari umbilikus atas atau bawah . c. Penentuan konsistensi uterus Ada dua ciri konsistensi uterus yaitu uterus keras teraba sekeras batu dan uterus lunak dapat dilekukkan , terasa mengeras dibawah jari-jari ketika tangan melakukan masase pada uterus ( Varney’s,2004). Bila uterus mengalami atau terjadi kegagalan dalam involusi disebut subinvolusi.Subinvolusi sering disebabkan olehinfeksi dan tertinggalnya sisa plasenta dalam uterus sehingga proses involusi uterus tidak berjalan dengan normal atau terhambat , bila subinvolusi uterus tidak ditangani dengan baik , akan mengakibatkan perdarahan yang berlanjut atau postpartum haemorrhage.Ciri-ciri subinvolusi atau proses involusi yang abnormal diantaranya : tidak secara progresif dalam pengembalian ukuranuterus , uterus teraba lunak dan 14kontraksinya buruk , sakit pada punggung atau nyeri pada pelvik yang persisten , perdarahan pervagina abnormal seperti perdarahan segar, lochea rubra banyak, persisten, dan berbau busuk ( Barbara, 2004 ). B. Ibu Post Partum Merupakan perempuan yang mengalami masa pulih kembali dalam waktu empatpuluh hari, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil ( Bobak dkk,2004). Masa nifas ( puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Perempuan yang melalui periode puerperium disebut puerpera. Puerperium berlangung selama 6 minggu atau 42 hari ( Ambarwati dan Wulandari, 2008 ). 1.Lochea Merupakan eksresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus. Lochea mempunyai reaksi basa/alkhalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat daripada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lochea mempunyai bau amis/ anyir seperti darah menstruasi, meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda - beda pada setiap wanita. Lochea yang berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lochea mempunyai perubahan karena proses involusi. 152 Proses keluarnya darah nifas atau lochea terdiri atas 4 tahapan : a. Lochea Rubra / Merah ( Kruenta ). Lochea ini muncul pada hari 1 sampai hari ke 4 masa post partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo, dan mekonium. b. Lochea Sanguilenta Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir. Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 postpartum.

c. Lochea serosa Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit dan laserasi plasenta. Muncul pada hari kr 7 sampai hari ke 14 post partum. d. Lochea alba Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir servik dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba bisa berlangsung selama 2 sampai 6 minggu postpartum ( Doengoes,2001). C. Menyusui Dini Menyusui merupakan suatu cara yang optimal dalam memberikan nutrisi dan mengasuh bayi, dan dengan penambahan makanan pelengkap pada paruh kedua tahun pertama, kebutuhan nutrisi, imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun -tahun berikutnya ( Roesli,2000 ). Laktasi merupakan keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI di produksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI ( Purwanti,2004 ). 16Menyusui Dini merupakan suatu aktivitas menyusui bayi segera setelah melahirkan sampai satu jam pertama post partum ( Rosita, 2008 ). 1. Anatomi dan Fisiologi Payudara. Secara vertikal mamae terletak diantara kosta II dan IV, secara horisontal mulai dari pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis. Kelenjar susu berada di jaringan sub cutan superfisial dan profundus, menutupi muskulus pectoralis mayor. Ukuran normal 10-12cm dengan berat pada perempuan 200gram, pada wanita hamil aterm 400-600gram dan masa laktasi sekitar 600-800gram. Ada 3 bagian payudara, corpus, areola, papilla. areola mamae letaknya mengelilingi puting susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen pada kulitnya. Papila mamae terdapat lubang - lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung - ujung serat otot polos yang tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi maka duktus laktiferus akan memadat dan menyebabkan puting susu ereksi, sedangkan serat - serat otot yang longitudinal akan menarik kembali puting susu tersebut ( Farrer, 1999 ). Ada empat macam bentuk puting yaitu : bentuk normal / umum, pendek/ datar, panjang dan terbenam ( inverted ). Struktur payudara terdiri 3 bagian yaitu kulit, jaringan sub cutan, dan corpus mamae. Corpus mamae terdiri struktur parenkim dan stoma. Parenkim merupakan suatu struktur terdiri duktus laktiferus, duktulus, lobus dan alveoli. Ada 15-20 duktus laktiferus, tiap-tiap duktus bercabang menjadi 20-40 duktuli. Duktuli bercabang menjadi 1710-100 alveoli dan masing-masing dihubungkan dengan saluran air susu sehingga merupakan suatu pohon .Bila diikuti pohon tersebut dari akarnya pada puting susu, akan didapatkan saluran air susu yang disebut duktus laktiferus, dan melebar membentuk sinus laktiferus tempat penampungan air susu, selanjutnya duktus laktiferus terus bercabang menjadi duktus dan

duktulus pada ekelompok alveoli Didalam alveoli terdiri dari duktulus yang terbuka, sel-sel kelenjar yang menghasilkan air susu dan mioepitelium yang berfungsi memeras air susu keluar dari alveoli ( Van esterik,1977). 2. Fisiologi Meyusui Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca partum, kadar estrogen dan progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan labih dini terjadi perangsangan puting susu, terbentuklah prolactin oleh hipofise, sehingga sekresi ASI semakin lancar. Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses menyusui yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran timbul akibat perangsangan puting susu oleh hisapan bayi. a. Refleks Prolaktin Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat pada puting susu terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferent dibawa ke hipotalamus di dasar otak, lalu memacu hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin kedalam darah. Melalui sirkulasi prolaktin memacu sel kelenjar 18( alveoli ) untuk memproduksi air susu. Jumlah prolaktin yang disekresi dan jumlah susu yang diproduksi berkaitan dengan stimulus isapan, yaitu frekuensi, intensitas dan lamanya bayi menghisap. b. Refleks Aliran ( Let Down Reflek ) Rangsangan yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusu selain mempengaruhi hipofise anterior mengeluarkan hormon prolaktin juga mempengaruhi hipofise posterior mengeluarkan hormon oksitoksin. Dimana setelah oksitoksin dilepas kedalam darah akan mengacu otot - otot polos yang mengelilingi alveoli dan duktulus berkontraksi sehingga memeras air susu dari alveoli, duktulus dan sinus menuju puting susu . Refleks let-down dapat dirasakan sebagai sensasi kesemutan atau dapat juga ibu rasakan dalam sensasi apapun. Tanda-tanda lain dari let-down adalah tetesan pada payudara lain yang sedang dihisap oleh bayi. Refleks ini dipengaruhi oleh kejiwaan ibu ( Roesli,2000). 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi menyusui dini diantaranya : Menurut ( Doengoes, 2001 ). Kondisi ibu baik fisik setelah melahirkan oleh karena faktor kelelahan , dapat mempengaruhi penilaian psikologis suplai ASI dan penurunan refleks secara psikologis. Ketenangan jiwa dan pikiran akan meningkatkan produksi ASI yang baik Faktor makanan karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan. Faktor anatomis buah dada , bila jumlah lobus dalam buah dada berkurang lobuluspun berkurang. Dengan demikian produksi ASI juga berkurang karena 19sel-sel acini yang memghisap zat-zat makan dari pembuluh darah akan berkurang. Faktor fisiologi dipengaruhi hormon terutama prolaktin yang

merupakan hormone laktogenik yang menentukan dalam hal pengadaan dan mempertahankan sekresi ASI. Faktor isapan bayi yang pertama diabaikan atau hisapan bayi keputing berkurang dengan demikian pengeluaran ASI berkurang. Respon orang tua terhadap Bounding Attachment merupakan ikatan orang tua terhadap anaknya dimulai dari sejak periode kehamilan dan semakin bertambah intensitasnya pada saat melahirkan , respon kontak awal dengan bayinya melalui sentuhan / Touch, kontak mata / Eye to eye contact , bau badan / odor, kehangatan tubuh / Body Warm, suara / Voice. Menurut ( Hubertin, 2004 ) faktor – faktor yang mempengaruhi aktifitas ibu selama menyusui dini diantaranya masalah-masalah yang berkaitan dengan payudara yaitu bentuk puting yang abnormal misal puting kedalam atau retracted nipple menyebabkan ibu kesulitan untuk menyusui bayinya, puting susu lecet akibat tehnik menyusu yang salah, bayi tidak mengisap sampai areola mamae tapi hanya dibagian putting saja , putting susu nyeri pada waktu awal menyusui payudara bengkak terjadi pada hari- hari pertama sekitar 2 – 4 jam disebabkan bertambahnya aliran darah ke payudara bersamaan dengan ASI mulai diproduksi dalam jumlah banyak , mastitis atau abses payudara merupakan peradangan pada payudara dengan gejala merah , bengkak kadangkala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat, didalam payudara terasa masa 20padat kejadian ini terjadi pada masa nifas 1 - 3 minggu setelah persalinan yang diakibatkan oleh sumbatan saluran ASI yang berlanjut. D. Kerangka Teori Faktor-faktor : Senam nifas Mobilisasi dini Menyusui dini INVOLUSI Gizi UTERI Psikologis Umur Paritas Tabel 1.2.Kerangka teori Sumber : ( Hanifa,2002) (Ambarwati& Wulandari 2008 ) ( Arisman,2004).

E. Kerangka konsep Variabel Independent ( Bebas ) Variabel Dependent ( Terikat ) Menyusui Dini Involusi uteri Tabel 1.3. Kerangka konsep 21F. Variabel Penelitian Variabel merupakan sesuatu yang digunakan sebagai ciri , sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapat oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu ( Notoatmodjo , 2005 ) . Dalam penelitian ini variabelnya adalah : 1. Variabel Independent Disebut juga variabel bebas yaitu variabel yang menjadi sebab timbulnya atau Berubahnya variabel dependent ( Sugiyono, 2005 ). Penelitian ini yang menjadi variabel independent adalah menyusui dini. 2. Variabel Dependent Merupakan variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas ( Sugiyono, 2005 ). Penelitian ini yang variabel dependent adalah involusi uterus pada ibu post partum. G. Hipotesa Penelitian Hipotesa alternatif : Ada hubungan antara menyusui dini dengan involusi uteri pada ibu post partum di ruang Bougenville Rumah Sakit Bakti Wira Tamtama Semarang.