inthan

6
1. Bagaim ana kriteria suatu penyakit dikategorikan KLB? 7 (tujuh) Kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Permenkes 1501 Tahun 2010 adalah : Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama

Upload: inthan-atika

Post on 25-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

belajar mandiri

TRANSCRIPT

Page 1: inthan

1. Bagaimana kriteria suatu penyakit dikategorikan KLB?

7 (tujuh) Kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Permenkes 1501 Tahun

2010 adalah :

• Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau

tidak dikenal pada suatu daerah

• Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu

dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya

• Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan

periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis

penyakitnya

• Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan

kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per

bulan dalam tahun sebelumnya

• Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun

menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata

jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya

• Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu)

kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau

lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode

sebelumnya dalam kurun waktu yang sama

Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode

menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya

dalam kurun waktu yang sama

2. Interpretasi ABJ

petugas surveilens menemukan Angka Bebas Jentik (ABJ) yaitu 54% dari 43.730

jiwa, berarti bahwa terdapat 54 rumah dari 100 rumah bebas dari jentik nyamyk Aedes

aegepty selama kurun waktu 1 tahun. Menurut SPM, target Angka Bebas Jentik (ABJ)

> 95%. Artinya ABJ di wilayah kerja Puskesmas Petanang masih rendah, hal ini

disebabkan masih banyak penduduk yang menggunakan bak penampungan air

terbuka.

3. Bagaimana cara penanganan ABJ agar tidak rendah?

Page 2: inthan

Usaha pencegahan dan pemberantasan DBD yang telah dilakukan pemerintah, antara

lain dengan metode pengasapan (fogging) dan abatisasi. Penyemprotan sebaiknya

tidak dipergunakan, kecuali keadaan genting selama terjadi KLB atau wabah.

Upaya yang paling tepat untuk mencegah demam berdarah adalah membasmi jentik-

jentiknya ini dengan cara sebagai berikut :

1. Fogging (pengasapan). Nyamuk Aedes aegypti dapat diberantas dengan fogging

(pengasapan) racun serangga, termasuk racun serangga yang dipergunakan sehari-hari

di rumah tangga. Melakukan pengasapan saja tidak cukup, karena dengan pengasapan

itu yang mati hanya nyamuk (dewasa) saja. Selama jentiknya tidak dibasmi, setiap hari

akan muncul nyamuk yang baru menetas dari tempat perkembang biakannya Karena itu

cara yang tepat adalah memberantas jentiknya yang dikenal dengan istilah PSN DBD

yaitu singkatan dari Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue.

Fogging tertutup adlah pada saat fogging dilakukan semua pintu dan jendela ditutup

rapat – rapat. Dilakukan sekitar jam 7.00 – 10.00 dan jam 15.00 – 18.00. Fogging

terbuka adalah pada saat fogging / pengasapan dilakukan semua pintu dan

jendeladibuka lebar – lebar. Dilakukan sekitar jam 7.00 – 10.00 dan jam 15.00 – 18.00.

Fogging fokus adalah fogging yang dilakukan dititik fokus dan sekitarnya dengan jarak

radius 100 m atau ± 20 rumah sekitarnya. Dilakukan dua siklus dengan jarak seminggu,

diikuti abatisasi. Cara memberantas jentik Aedes aegypti

2. PSN DBD dilakukan dengan cara 3M, yaitu:

Menguras tempat-tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali.

Menutup rapat-rapat tempat penampungan air

Menguburkan, mengumpulkan, memanfaatkan, atau menyingkirkan barang-barang

bekas yang dapat menampung air hujan seperti kaleng bekas, plastik bekas, dan lain-

lain.

Selain itu ditambah dengan cara lainnya (yang dikenal dengan istilah 3M plus),

seperti:

Ganti air vas bunga, minuman burung dan tempat-tempat lainnya seminggu sekali

Perbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak

Tutup lubang-lubang pada potongan bambu, pohon dan lain-lain misalnya dengan

tanah

Bersihkan/keringkan tempat-tempat yang dapat menapung air seperti pelepah pisang

atau tanaman lainnya termasuk tempat- tempat lain yang dapat menampung air hujan

di pekaranga, kebun, pemakaman, rumah-rumah kosong, dan lain-lain.

Page 3: inthan

3. Lakukan larvasidasi, yaitu membubuhkan bubuk pembunuh jentik (Abate 1 G, Altosid

1,3 G dan Sumilarv 0,5 G (DBD)) di tempat- tempat yang sulit dikuras atau di daerah

yang sulit air

4. Pelihara ikan pemakan jentik nyamuk

5. Pasang kawat kasa di rumah

6. Pencahayaan dan ventilasi memadai

7. Jangan biasakan menggantung pakaian dalam rumah

8. Tidur menggunakan kelambu, dan

4. Bagaimana melakukan penggerakan pelaksanaan program penanggulangan DBD

cara dan sasaran pemantauan jentik yang perlu diperhatikan sesuai dengan

pedoman/standar pemeriksaan jentik, sesuai dengan Depkes RI, (2005), cara pemantauan

jentik berkala dengan mengunjungi rumah dan tempattempat umum untuk memeriksa

tempat penampungan air (TPA, non TPA) dan tempat penampungan air alamiah di dalam

dan di luar rumah/ bangunan serta memberikan penyuluhan tentang PSN DBD kepada

keluarga/masyarakat, jika ditemukan jentik, anggota keluarga atau pengelola tempat-

tempat umum diminta untuk ikut melihat menyaksikan kemudian lanjutkan dengan PSN

DBD.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 581/Menkes/SK/VII/1992: “upaya

pemberantasan penyakit demam berdarah dengue dilakukan melalui kegiatan pencegahan,

penemuan, pelaporan penderita, pengamatan penyakit dan penyelidikan epidiomologi,

penanggulangan seperlunya, penanggulangan lain dan penyuluhan kepada masyarakat.”

5. Bagaimana menyusun perencanaan untuk menanggulangi DBD

Upaya penanggulangan DBD telah dilaksanakan sejak tahun 1968, namun

diprogramkan secara teratur sejak tahun 1974 dengan dibentuknya Subdit Arbovirosis di

Departemen Kesehatan. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan antara lain meliputi: 1)

Pelatihan dokter, 2) Pemberantasan vektor dan 3) Penyuluhan kepada masyarakat.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan upaya pemberantasan penyakit DBD pada tahun

2004 baik selama KLB maupun sesudah KLB dan untuk tahun-tahun yang akan datang

diperlukan adanya Juru Pemantau Jentik (Jumantik) dalam melakukan pemeriksaan jentik

Page 4: inthan

secara berkala dan terus-menerus serta menggerakkan masyarakat dalam melaksanakan

PSN DBD.

Penyuluhan dan penggerakan masyarakat untuk PSN (pemberantasan sarang

nyamuk). Penyuluhan/informasi tentang demam berdarah dan pencegahannya dilakukan

melalui jalur- jalur informasi yang ada:

Penyuluhan kelompok: PKK, organisasi sosial masyarakat lain, kelompok agama,

guru, murid sekolah, pengelola tempat umum/instansi, dll.

Penyuluhan perorangan:

1. Kepada ibu-ibu pengunjung Posyandu

2. Kepada penderita/keluarganya di Puskesmas

3. Kunjungan rumah oleh Kader/petugas Puskesmas

Penyuluhan melalui media massa: TV, radio, dll (oleh Dinas Kesehatan Tk. II, I dan

pusat). Menggerakkan masyarakat untuk PSN penting terutama sebelum musim

penularan (musim hujan) yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh kepala Wilayah

setempat. Kegiatan PSN oleh masyarakat ini seyogyanya diintegrasikan ke dalam

kegiatan di wilayah dalam rangka program Kebersihan dan Keindahan Kota. Di

tingkat Puskesmas, usaha/kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) demam

berdarah ini seyogyanya diintegrasikan dalam program Sanitasi Lingkungan.