inside pertamina patra niaga edisi 1-2016

40
06 06 06 01 2016 Semangat Perubahan Tingkatkan Kualitas Kinerja Sales & Operasi dalam Satu Gerak Langkah 24 Momentum Menguasai Pasar 28 6 PERSPEKTIF SOROT SOROT Target Gila Optimisme Mencapai

Upload: inside-pertamina-patra-niaga

Post on 28-Jul-2016

260 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

INSIDE is a quarterly published in-house magazine of PT Pertamina Patra Niaga; a company that offer best choices of energy solution for customer’s needs.

TRANSCRIPT

Page 1: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

53I N S I D EEdisi 01/2016 1INSIDE

Edisi 4/2015

06 06 06 012016

Semangat Perubahan Tingkatkan Kualitas Kinerja

Sales & Operasi dalam Satu Gerak Langkah

24Momentum Menguasai Pasar

286PERSPEKTIF SOROT SOROT

Target GilaOptimisme Mencapai

Page 2: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

54 I N S I D EEdisi 01/2016

BERITA UTAMA• Optimisme Mencapai Target Gila 2

PERSPEKTIF• Semangat Perubahan Tingkatkan Kualitas Kinerja 6• Efisiensi Segala Lini 10• Ciptakan SDM Andal untuk Pemimpin Masa Depan 13• Menekan Fuel Losses 16

SOROT• Membangun Kemandirian Bisnis Pertamina Patra Niaga 20• Sales & Operasi dalam Satu Gerak Langkah 24• Service Excellent untuk Kepuasan Pelanggan 26• Momentum Menguasai Pasar 28• Yoyok Wahyu Maniadi Orang Biasa-biasa Saja yang Luar biasa 30

SUARA MANAJEMEN• Strategi Instan dan Menutup Jalan Berbatu 34

POJOK VP 36

InsideCONTENTS

Layanan FMS di PT Newmont Nusa Tenggara menjadi salah satu

amunisi Pertamina Patra Niaga dalam mencapai target gila.

Visi Misi

Core Values: “SPIRIT”

VISIMenjadi Perusahaan Energi dan Manajemen Logistik Terdepan dan Mandiri di Tahun 2017.To become a leading independent energy and logistic management company in the year 2017. MISIMemaksimalkan value chain bisnis energi dan manajemen logistik skala nasional dengan menjalankan perusahaan secara dinamis, profesional, dan kompetitif.Maximizing the value chain of the national energy and logistic management through our dynamic, professional, and competitive company.

SERVICE EXCELLENCEBerkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada pelanggan berdasarkan prinsip 4 T (tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah, tepat tempat). PURSUE GROWTH AND MARKET AGGRESSIVELYBerorientasi meningkatkan pangsa pasar dan aktif mengembangkan peluang bisnis di setiap kesempatan. INNOVATIVE AND COMPETITIVEBerperan aktif dalam mengembangkan gagasan baru untuk meningkatkan daya saing usaha. RISK AWARENESSMempertimbangkan dan mengelola risiko dalam setiap perencanaan, tindakan, dan pengambilan keputusan. INTEGRITYMenjunjung tinggi nilai kejujuran dan menghindari benturan kepentingan serta tidak menoleransi praktik gratifikasi dengan berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik (Good Corporate Governance). TEAM WORKMengutamakan kerjasama antar pekerja dan sinergi antar fungsi dalam mencapai tujuan perusahaan.

Page 3: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

1I N S I D EEdisi 01/2016

Redaksi mengucapkan terima kasih atas kiriman tulisan dan foto dari manajemen dan staff PertaminaPatra Niaga, kami juga menanti kontribusi dari seluruh divisi direktorat utama dan region. Artikel dapatberupa ulasan kegiatan, prestasi, acara internal divisi, hingga artikel yang bersifat pendidikan maupunedukasi dan wawasan. Sertakan pula foto dokumentasi yang layak dan beresolusi tinggi dengan keterangannama, waktu, lokasi dan tujuan dilaksanakannya kegiatan tersebut. semua korespondesi surat menyurat,informasi, saran maupun ide dapat dikirim ke alamat email : [email protected]

Catatan Redaksi

OUR TEAMPenasihat: Direksi / Penasihat Umum: Sumantri Purba, Bahtra Insan TS / Redaksi: Fungsi Corporate Secretary / Kontributor: Fungsi Kantor Pusat, Region, TBBM, Arif Sulistyono (Region Sumatera), Andry Firmansyah (Region Kalimantan), Abdul Rosyid (Region Indonesia Bagian Timur)

Dear Readers, Bagaimana kabar insan Pertamina Patra Niaga setelah melalui TW 1 tahun 2016?  Apakah perilaku hidup pekerja masih normal atau sudah mulai “gila” karena beban target yang sudah sama-sama disepakati untuk menjawab tantangan target NPAT USD 175 juta dari Komisaris Utama dan Direksi? Semoga kita segenap insan Pertamina Patra Niaga masih dalam SPIRIT yang sama. 

Kalau cuma di atas kertas, target “gila” tersebut mustahil diraih, apalagi jika hanya  mengandalkan existing business saja.  Dari hitungan sederhana, kita ‘hanya’ bisa menaikkan profit hingga maksimal 15 persen dari angka tahun lalu yang sebesar USD 67 juta.  Lalu dari mana asal muasal sisanya untuk menutup target USD 175 juta? Tiga cara utama: meningkatkan performa dari bisnis dan proyek-proyek yang saat ini sedang dijalani (existing), menajamkan budaya cost eficiency, serta mengembangkan peluang-peluang bisnis baru. Direksi langsung bergerak, antara lain dengan melakukan pemekaran Region Jawa-Balinus yang ‘highly competition’ menjadi dua Region agar lebih fokus dan melahirkan GM New Venture sebagai wadah bisnis-bisnis baru.

Setali tiga uang dengan sumber daya manusia (SDM) di PPN, yaitu para pekerja sebagai role player yang sangat penting. Untuk itulah kita harus pegang teguh mindset “baru”; bekerja dengan pola pikir, sikap, dan profesionalisme yang diperbaharui seiring kemajuan perusahaan. Malu ah, kalau masih berpola pikir ‘jadul’. Kita harus mawas diri; jangan sampai tersingkir akibat kalah saing dengan orang-orang yang sigap menyesuaikan diri terhadap perubahan dan pembaharuan.

 Jadi, bersiaplah untuk menyerap informasi dari INSIDE dalam beberapa edisi ke depan. Kita akan fokus mengangkat soal pembaharuan; baik dari segi peluang bisnis, proyek baru, maupun karakter pekerja.  Selamat membaca! Salam gila, salam sukses, salam Pertamina Patra Niaga baru! Redaksi

Page 4: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

2 I N S I D EEdisi 01/2016

Target besar telah ditetapkan Pertamina Patra Niaga. Pada 2016, perusahaan ditargetkan memperoleh laba bersih sebesar Rp2 triliun.

Berbagai strategi pun telah disiapkan Pertamina Patra Niaga untuk mencapai target “gila” ini.

Optimisme Mencapai

Target Gila

Berita Utama

Foto

: Dok

. Fun

gsi B

unke

r

Page 5: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

3I N S I D EEdisi 01/2016

Butuh upaya keras untuk bisa mencapai target di 2016. Apalagi, target tahun ini dipatok dua kali lebih besar dibanding perolehan laba di tahun sebelumnya. Sebagai informasi, Pertamina Patra Niaga meraih laba bersih sebesar USD67 juta atau sekitar Rp920 miliar pada 2015. Pencapaian tersebut dua kali lipat lebih besar dibanding laba yang diraih perusahaan pada 2014, yakni sebesar USD37 juta atau sekitar Rp432 miliar. Pencapaian itulah yang turut mendorong Pertamina Patra Niaga untuk meningkatkan perolehan laba pada tahun ini.

“Saya optimistis Pertamina Patra Niaga mampu meraih laba sebesar Rp2 triliun di 2016,” kata Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Gandhi Sriwidodo.

Optimisme tersebut tumbuh bukan tanpa alasan. Indikasi bahwa Pertamina Patra Niaga mampu mencapai laba sebesar Rp2 triliun pada 2016 bisa dilihat dari pencapaian selama kuartal keempat 2015. Selama periode tersebut, volume penjualan produk stabil di angka 165.000 kiloliter per bulan. Selain itu, perusahaan mampu membukukan laba lebih dari USD12 juta per bulan. Mengacu pada data tersebut, pada 2016 Pertamina Patra Niaga berpotensi memperoleh laba sebesar USD150 juta atau lebih dari Rp2 triliun dengan total penjualan produk minimal 2 juta kiloliter dan pengembangan bisnis baru (new venture).

“Pendapatan itu belum termasuk pendapatan dari bidang services yang tahun lalu mampu menyumbang sebesar 11 persen dari total laba perusahaan. Tahun ini, pendapatan dari services juga akan ditingkatkan,” kata Gandhi.

Selain volume penjualan produk dan laba, beberapa parameter lain juga menunjukkan tren positif. Margin EBITDA (Earnings before Interest, Tax, Depreciation, and Amortization) perusahaan naik dari 3,76 persen pada 2014 menjadi 8,16 persen pada 2015. Margin EBITDA merupakan ukuran

keberhasilan pengelolaan sebuah perusahaan. Selain itu, margin laba

bersih mengalami kenaikan dari 2,09 persen pada 2014 menjadi

5,45 persen di 2015.Menurut Gandhi,

keberhasilan tersebut tidak lepas dari kerja keras seluruh pekerja Pertamina Patra

Niaga. Pemahaman pekerja terhadap arah bisnis perusahaan

serta kesamaan pandangan antara pekerja dengan perusahaan

menjadi salah satu kunci keberhasilan Pertamina Patra Niaga dalam meningkatkan pendapatan dan menekan biaya yang bisa menyebabkan kerugian pada 2015.

Meski bisnis perusahaan tengah menunjukkan tren positif, Gandhi ingin seluruh pekerja Pertamina Patra Niaga tetap mempertahankan semangat tersebut dan meningkatkan kinerja untuk mencapai target 2016. Peningkatan kinerja diharapkan juga meluas hingga ke tiga anak perusahaan Pertamina Patra Niaga, yakni Patra Trading, Patra Badak Arun Solusi (PBAS) dan Patra Logistik. Tahun lalu, ketiga anak perusahaan Pertamina Patra Niaga menyumbang 9 persen dari total pendapatan perusahaan.

Berita Utama

Ket. Foto:Kegiatan bunker dengan kapal Boskalis (Cornelis Zanen). Bunker menjadi salah satu amunisi Pertamina Patra Niaga untuk mencapai target gila.

Page 6: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

4 I N S I D EEdisi 01/2016

LIMA STRATEGI UTAMADalam upaya mencapai target 2016, Pertamina Patra Niaga telah menyiapkan sejumlah strategi. Pertama, perusahaan melakukan ekspansi dengan memperluas area pemasaran dan meningkatkan kerja sama bisnis. Langkah ini diambil untuk meningkatkan volume penjualan bahan bakar minyak (BBM). Strategi tersebut dilaksanakan dengan mengandalkan tiga fungsi sebagai ujung tombak, yakni Sales, Marketing, dan Operasional. Sales bertugas untuk meningkatkan volume penjualan produk. Marketing mendapat mandat untuk memperluas area penetrasi di pasar, merebut kembali pelanggan yang sempat terlepas, merebut market share kompetitor, serta mencari pelanggan baru. Sementara Operasional bertugas menawarkan jasa handling BBM.

“Penawaran jasa tidak hanya difokuskan ke kegiatan PT Pertamina (Persero) saja, tetapi juga harus keluar dari grup,” kata Gandhi.

Strategi kedua yang dijalankan Pertamina Patra Niaga adalah mengembangkan infrastruktur. Agar bisa meningkatkan volume penjualan BBM, Pertamina Patra Niaga harus mempersiapkan infrastruktur

untuk menyimpan BBM (storage), baik di darat maupun laut dan sungai. Rencananya, Pertamina Patra Niaga akan membangun storage BBM di 14 lokasi yang mencakup wilayah darat, laut, dan sungai.

“Untuk strategi ketiga, perusahaan akan mengembangkan portofolio bisnis atau new venture,” kata Gandhi.

Menurut Gandhi, pengembangan portofolio bisnis perlu dilakukan karena masih banyak peluang bisnis yang besar di luar bisnis yang selama ini digeluti Pertamina Patra Niaga namun belum banyak dilirik. Beberapa potensi bisnis yang bisa diambil antara lain pembelian produk ekses dari kilang milik PT Pertamina (Persero), baik untuk ekspor maupun handling, serta pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang bersumber dari BBM. Gandhi menilai potensi bisnis ini sangat besar karena selama ini PT Pertamina (Persero) menggandeng pihak ketiga dalam melakukan pembuangan limbah, baik limbah dari tangki maupun kapal.

“Apabila Pertamina Patra Niaga bisa mengambil alih pengelolaan, kontribusinya terhadap pendapatan perusahaan sangat besar,” kata Gandhi.

Strategi keempat adalah meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia (SDM). Gandhi menyadari, kapabilitas SDM Pertamina Patra Niaga relatif masih di bawah PT Pertamina (Persero). Padahal SDM menjadi salah satu modal utama perusahaan untuk berkembang. Menurut Gandhi, belum optimalnya kapabilitas SDM Pertamina Patra Niaga disebabkan masih minimnya kesempatan bagi pekerja untuk berkembang sehingga pengalaman mereka menjadi terbatas. Agar bisa mengikuti pertumbuhan perusahaan

Berita Utama

Foto

: Dok

. Fun

gsi B

unke

r

Page 7: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

5I N S I D EEdisi 01/2016

yang cukup pesat, Pertamina Patra Niaga perlu menyiapkan SDM dengan kapabilitas yang tinggi.

“Hal inilah yang mendasari Pertamina Patra Niaga untuk fokus pada peningkatan kapasitas SDM di tahun ini. Upaya untuk meningkatkan kapasitas SDM dilakukan dengan memberikan pelatihan bagi pekerja, baik yang bersifat wajib maupun sekadar untuk menambah pengetahuan,” kata Gandhi.

Strategi kelima yang akan diterapkan, lanjut Gandhi, adalah melakukan restrukturisasi organisasi. Saat ini, organisasi Pertamina Patra Niaga dinilai masih kurang “menggigit” dengan kinerja yang juga masih kurang menantang. Restrukturisasi organisasi dilakukan dengan mengurangi birokrasi sehingga perusahaan bisa lebih fokus meningkatkan kinerja.

Gandhi menambahkan, selain kelima strategi tersebut, upaya untuk mencapai target 2016 perlu didukung perubahan pola pikir pekerja Pertamina Patra Niaga.

Selama ini, kalangan internal perusahaan memiliki anggapan bahwa Pertamina Patra Niaga adalah perusahaan mediocre dengan laba hanya berkisar Rp500 miliar. Padahal, apabila dikelola dengan benar, Pertamina Patra Niaga mampu menangguk laba hingga triliunan rupiah.

“Pola pikir inilah yang ingin saya ubah. Pertamina Patra Niaga bukan perusahaan kelas menengah dan hal ini sudah dibuktikan dengan perolehan laba yang mendekati Rp 1 triliun pada 2015,” kata Gandhi..

Perubahan pola pikir pekerja, kata Gandhi, akan memberikan rasa percaya diri yang tinggi untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan kelas atas. Dengan memiliki rasa percaya diri sebagai bagian sebuah perusahaan kelas atas, para pekerja akan terpacu untuk meningkatkan kapabilitas mereka. Rasa percaya diri tersebut juga akan membangun keyakinan seluruh pekerja bahwa Pertamina Patra Niaga menjadi bagian masa depan mereka. (Red)

Berita Utama

Foto

: Fitr

ia

Page 8: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

6 I N S I D EEdisi 01/2016

Perspektif

Setiap perusahaan memiliki kebijakan reward dan punishment untuk seluruh pekerja. Hal serupa juga berlaku di Pertamina Patra Niaga.

Seiring perubahan yang terjadi di tubuh perusahaan, kebijakan reward dan punishment di Pertamina Patra Niaga turut mendapat perhatian

khusus di awal 2016.

Semangat Perubahan

TINGKATKANKUALITAS KINERJA

Sejak awal berdirinya perusahaan, Pertamina Patra Niaga sudah menerapkan kebijakan reward dan punishment bagi pekerja. Hanya saja, kebijakan reward dan punishment yang ditetapkan perusahaan masih standar. Bahkan kebijakan yang diterapkan bisa dikatakan tidak berbeda jauh atau hampir sama dengan perusahaan-perusahaan lain.

“Di tahun-tahun sebelumnya, karyawan akan mendapatkan reward apabila melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik. Namun apabila pekerja tidak menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan baik, perusahaan akan memberikan punishment sesuai prosedur yang berlaku,”

kata Vice President Human Capital and General Services Pertamina Patra Niaga, Dodi Hasbi Rosyadi.

Dodi menjelaskan, selain gaji, Pertamina Patra Niaga selama ini telah memberikan reward sesuai kewajiban perusahaan, seperti insentif dan tunjangan hari raya (THR). Sedangkan punishment diberlakukan sesuai prosedur yang berlaku secara umum. Pada tahap awal, pekerja lebih dulu diberi surat teguran ketika melakukan kesalahan. Apabila pekerja tetap melakukan kesalahan atau tidak mengubah perilaku, perusahaan akan memberikan punishment lebih berat dengan melayangkan surat peringatan (SP)

Page 9: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

7I N S I D EEdisi 01/2016

Perspektif

Page 10: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

8 I N S I D EEdisi 01/2016

pertama yang berlaku selama tiga bulan, SP kedua yang berlaku selama enam bulan, serta SP ketiga yang juga berlaku selama enam bulan.

“Perusahaan bisa juga langsung melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) apabila tingkat kesalahan yang dilakukan pekerja tergolong berat. Namun langkah tersebut tetap diproses sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku,” kata Dodi.

Menurut Dodi, bentuk reward dan punishment yang diterapkan perusahaan

mulai 2016 tidak banyak berubah. Hanya saja, mulai tahun ini, perusahaan akan lebih memperketat disiplin kerja. Langkah ini diambil karena perusahaan dinilai masih agak longgar dalam mendisiplinkan pekerja. Penetapan target yang cukup tinggi di tahun ini menjadi salah satu alasan perusahaan untuk memperketat disiplin kerja. Untuk bisa mencapai target tersebut, Pertamina Patra Niaga membutuhkan dukungan komitmen yang lebih besar dari para pekerja.

“Pengawasan terhadap kinerja pekerja dan pemberlakuan punishment bagi pekerja

Perspektif

Foto

: Ald

yan

Page 11: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

9I N S I D EEdisi 01/2016

yang melakukan pelanggaran akan lebih diperketat,” kata Dodi.

Menurut Dodi, pemberlakuan kebijakan ini, khususnya yang berkaitan dengan punishment, tidak akan terlalu sulit. Pasalnya, pekerja Pertamina Patra Niaga sudah cukup memahami seluruh aturan di internal perusahaan. Para pekerja juga sudah mengalami peningkatan dalam hal budaya dan perilaku kerja.

“Saya melihat para pekerja sudah berupaya untuk berubah agar bisa memenuhi standar kerja perusahaan,” kata Dodi.

Selain membangun disiplin kerja, Pertamina Patra Niaga berupaya meningkatkan kualitas pekerja melalui beberapa program kunci yang dilaksanakan sepanjang 2016. Seluruh program yang dijalankan merupakan kelanjutan program yang sudah dilaksanakan pada 2015. Tahun lalu, Human Capital and General Services sudah melakukan pemetaan kemampuan dan kapabilitas pekerja di tingkat supervisor ke bawah. Hasil pemetaan tersebut ditindaklanjuti dengan memberikan pelatihan bagi pekerja sesuai fungsi masing-masing.

“Mulai tahun ini, perusahaan melaksanakan pelatihan di masing-masing fungsi yang wajib diikuti oleh pekerja,” kata Dodi.

Pelatihan tersebut, lanjut Dodi, akan dilaksanakan secara bertahap sesuai kebutuhan masing-masing fungsi. Di awal tahun ini, Human Capital and General Services juga akan melakukan penilaian untuk level manajer. Penilaian ini dilakukan untuk melihat apakah jabatan yang ditempati sekarang sudah sesuai dengan kemampuan dan

kapabilitas manajer tersebut. Penilaian juga dibutuhkan untuk melihat apa saja yang masih perlu dilakukan guna meningkatkan kemampuan dan kapabilitas pekerja di level manajer.

Guna meningkatkan kinerja perusahaan selama 2016, Human Capital dan General Services mendorong seluruh fungsi di internal Pertamina Patra Niaga agar tidak lagi terkotak-kotak dalam bekerja. Seluruh fungsi harus saling membantu dan bekerja sama agar target besar yang ditetapkan perusahaan lebih mudah dicapai.

“Biasanya, orang hanya bekerja sesuai bidang masing-masing.

Kami ingin mencoba untuk menumbuhkan sikap saling

membantu, sehingga apabila ada proyek atau tugas, antar fungsi bisa saling bekerja sama,” kata Dodi.

Dodi mengakui, upaya untuk menumbuhkan budaya

tersebut bukanlah sesuatu yang mudah. Apalagi jika hal

tersebut melibatkan fungsi-fungsi yang memiliki deskripsi pekerjaan yang sangat berbeda. Meski demikian, upaya untuk meleburkan “tembok pembatas” yang selama ini membuat masing-masing fungsi menjadi terkotak-kotak harus dicoba karena langkah ini berguna dan penting bagi pengembangan karier pekerja.

“Dengan bekerja sama, potensi masing-masing pekerja akan terlihat,” kata Dodi.

Dodi menambahkan, upaya untuk membuat perubahan di Pertamina Patra Niaga sekarang tidak terlalu sulit karena mayoritas pekerja merupakan orang-orang muda. “Salah satu sisi positif dari orang-orang muda adalah mereka umumnya lebih gampang mengikuti perubahan,” katanya.(Red)

Perspektif

Page 12: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

10 I N S I D EEdisi 01/2016

Perspektif

EfisiensiSegala LiniPencapaian target 2016 membutuhkan upaya luar biasa dari seluruh lini manajemen di Pertamina Patra Niaga. Tahun ini, Pertamina Patra Niaga telah menetapkan target perolehan profit sebesar USD175 juta atau sekitar Rp2 triliun.

Page 13: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

11I N S I D EEdisi 01/2016

Perspektif

Guna mencapai target tersebut, Pertamina Patra Niaga perlu meningkatkan volume penjualan. Artinya, perusahaan harus meningkatkan pula jumlah pembelian produk untuk menjamin ketersediaan produk dan kelancaran pasokan di pasaran.

Mengingat tingginya volume pembelian dan penjualan produk, perusahaan perlu berhati-hati dalam mengatur anggaran. Pengawasan ketat terhadap penggunaan anggaran pun perlu dilakukan agar pengeluaran perusahaan tidak melebihi pemasukan. Agar seluruh strategi bisnis yang sudah disusun membuahkan hasil optimal dalam pencapaian target 2016, Pertamina Patra Niaga menyerukan efisiensi di segala lini.

“Efisiensi perlu dilakukan untuk memaksimalkan pendapatan perusahaan, dengan cara menekan pengeluaran untuk biaya operasional,” kata Direktur Administrasi dan Keuangan Pertamina Patra Niaga, Said Reza Pahlevy.

Reza menjelaskan, langkah pertama yang diperlukan dalam menjalankan efisiensi adalah mendorong perubahan perilaku seluruh pekerja, terutama perilaku yang berkaitan dengan pembelanjaan anggaran. Sebagai pengawas penggunaan anggaran perusahaan, Reza mengaku direktorat yang dipimpinnya telah menyiapkan langkah untuk memperbaiki perilaku pekerja dalam membelanjakan anggaran, yakni dengan menerapkan aturan sesuai Service Level Agreement (SLA).

Dalam menerapkan aturan tersebut, hal pertama yang akan dibenahi

Direktorat Administrasi dan Keuangan adalah merapikan administrasi. Menurut Reza, banyak sekali praktik kerja di Pertamina Patra Niaga yang membiarkan terjadinya after defect atau kekurangan dalam mengerjakan sesuatu.

“Ketika melaksanakan kegiatan operasional, banyak pekerja yang hanya mementingkan penyelesaian proses pekerjaan tanpa memperhatikan urusan administrasi. Padahal, persoalan semacam ini sangat menyusahkan dan perlu mendapatkan perhatian juga,” kata Reza.

Khusus untuk Direktorat Administrasi dan Keuangan,

lanjut Reza, efisiensi paling signifikan akan dilakukan

di sisi pengeluaran biaya. Reza menegaskan, efisiensi yang dilakukan bukan berarti perusahaan harus melakukan cost cutting.

Efisiensi yang dilakukan sebisa mungkin bisa menekan

biaya, namun tetap memberikan kualitas yang optimal.

“Perilaku efisien yang diinginkan perusahaan bukan dengan melakukan pemotongan biaya yang buta dan tidak cerdas, tetapi melalui penghitungan dan penghematan yang cermat dan cerdas,” kata Reza.

Penghitungan dan penghematan biaya yang cermat dan cerdas bisa dilakukan salah satunya dengan menemukan akar pemicu terjadinya suatu biaya. Dengan mengetahui akar pemicu biaya, penghematan bisa dilakukan dengan baik dan efektif. Perusahaan juga perlu melakukan negosiasi ulang dengan seluruh partner dan stakeholder. Anjloknya harga minyak mentah dunia mengharuskan Pertamina Patra Niaga

Page 14: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

12 I N S I D EEdisi 01/2016

Perspektif

melakukan penyesuaian harga yang sudah disepakati bersama para partner.

Direktorat Administrasi dan Keuangan juga melakukan pengawasan pada transaksi-transaksi yang dilakukan perusahaan. Pengawasan itu dilakukan untuk menghindari terjadinya ketidakseimbangan antara pengeluaran dan pemasukan. Dari sisi volume penjualan, perusahaan harus bisa mencapai key performance indicator (KPI) yang telah ditetapkan. Namun pencapaian tersebut harus diimbangi juga dengan pemasukan. Direktorat Administrasi dan Keuangan perlu memastikan agar segala transaksi penjualan dan investasi yang dilakukan benar-benar menghasilkan uang bagi perusahaan.

Selain hal-hal yang kecil, efisiensi juga harus dilakukan untuk hal-hal utama, termasuk hal yang menyangkut pertumbuhan perusahaan di masa depan. Terkait hal tersebut, investasi menjadi kunci utama bagi pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Apabila tidak melakukan investasi, perusahaan tidak akan tumbuh dalam jangka panjang.

Menurut Reza, dalam jangka pendek, perusahaan perlu berinvestasi dengan membangun storage untuk menyimpan stok bahan bakar minyak (BBM). Hingga saat ini, Pertamina Patra Niaga masih belum memiliki storage sendiri. Stok BBM lebih banyak disimpan di storage milik PT Pertamina (Persero) atau storage yang disewa dari pihak ketiga. Dengan memiliki storage sendiri, Pertamina Patra Niaga akan lebih diuntungkan dari segi bisnis.

“Itulah mengapa perusahaan perlu berinvestasi, namun dengan hitungan yang benar, logis, dan akurat,” kata Reza.

Reza berharap, efisiensi yang dilakukan perusahaan tidak bersifat insidental, namun menjadi perilaku yang terus melekat dalam diri setiap pekerja Pertamina Patra Niaga. Memang, efisiensi yang dilakukan perusahaan saat ini lebih dipicu oleh kondisi bisnis minyak dan gas bumi global yang sedang lesu. Hanya saja, kata Reza, efisiensi perlu terus dilakukan tanpa memandang kondisi yang tengah dihadapi perusahaan.

“Efficiency is a must. Dalam kondisi apa pun, kita harus bersikap efisien tapi efektif. Dengan demikian, kita bisa maju,” kata Reza.(Red)

Page 15: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

13I N S I D EEdisi 01/2016

Perspektif

Menyambut 2016, Pertamina Patra Niaga berbenah diri. Berbagai pembaruan dilakukan untuk mencapai target besar yang telah ditetapkan tahun ini.

Ciptakan

untuk Pemimpin Masa DepanSDM Andal

Page 16: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

14 I N S I D EEdisi 01/2016

Pola pikir dan perilaku positif setiap pekerja Pertamina Patra Niaga terus dibangun. Efisiensi juga dilakukan di seluruh lini. Di saat yang sama, perusahaan terus melebarkan sayap dengan melakukan ekspansi bisnis dan mengembangkan infrastruktur.

Sejalan dengan itu, Pertamina Patra Niaga mulai menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang andal, sekaligus menyusun rancangan jenjang karier bagi para pekerja. Rencana tersebut dituangkan dalam HR Road Map 2014-2019. Rancangan ini disusun untuk menciptakan SDM Pertamina Patra Niaga yang memiliki performa andal dan kompeten, baik dari sisi soft skill maupun kemampuan teknis.

Human Capital Development Manager Pertamina Patra Niaga, Suparjono, mengungkapkan Pertamina Patra Niaga sudah melakukan pembenahan sejak pertengahan 2015. Pembenahan tersebut menuntut Human Capital Development untuk melakukan penyesuaian. “Adanya perubahan pola pengelolaan dari direksi yang baru membuat Human Capital Development perlu melakukan penyesuaian,” kata Jono.

Salah satu penyesuaian yang dilakukan Human Capital Development adalah perubahan pola pelatihan bagi pekerja Pertamina Patra Niaga. Menurut Jono, pelatihan bagi pekerja tetap dilaksanakan seperti biasa. Namun apa saja jenis pelatihan yang diberikan serta siapa saja pekerja yang mendapatkan pelatihan ditentukan berdasarkan hasil pemetaan talenta pekerja dalam Individual Development Program (IDP).

Jono mengatakan, untuk mempersiapkan SDM yang andal,

Human Capital Development terlebih dulu menganalisis kemampuan pekerja Pertamina Patra Niaga untuk menyusun model kompetensi yang sudah dilakukan pada 2014. Analisis lebih banyak dilakukan pada sisi individu, termasuk kompetensi teknis dan soft skill serta deskripsi pekerjaan. Soft skill diukur berdasarkan visi-misi dan tata nilai Pertamina Patra Niaga.

Penilaian kemampuan pekerja yang dilaksanakan pada 2015 menjadi dasar untuk menyusun profil masing-masing pekerja Pertamina Patra Niaga. “Penyusunan

profil untuk level staf dan supervisor sudah selesai dilakukan pada 2015.

Tahun ini, kami menyelesaikan penyusunan profil untuk level

manajer ke atas,” kata Jono.Hasil penyusunan profil

selanjutnya digunakan untuk memetakan kemampuan dan kompetensi masing-

masing pekerja Pertamina Patra Niaga. Kemampuan dan

kompetensi pekerja dimasukkan dalam sembilan kotak yang

memperlihatkan kompetensi seseorang. Masing-masing kotak melambangkan kategori kompetensi tertentu, mulai dari star hingga under perform.

Hingga saat ini, Human Capital Development telah dan sedang melakukan penilaian soft skill terhadap 423 pekerja Pertamina Patra Niaga. Hasil penilaian menunjukkan, sekitar 21 persen pekerja berada di level super star. Menurut Jono, hasil tersebut belum memuaskan karena secara proporsi terbilang masih kecil. Meski demikian, jumlah pekerja yang masih membutuhkan pengembangan tidak terlalu banyak, yakni sekitar 15 persen.

Selain soft skill, Human Capital Development melakukan penilaian pada

Perspektif

Page 17: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

15I N S I D EEdisi 01/2016

Perspektif

kemampuan teknis yang lebih mengarah pada kemampuan kelompok. Terkait hal ini, Human Capital Development mengukur kompetensi teknis para pekerja di masing-masing fungsi. Jono mengatakan, masing-masing pekerja wajib menguasai dua kompetensi teknis dasar, yakni Health, Safety, Security and Environment (HSSE) dan Risk Management.

Berdasarkan hasil penilaian soft skill dan kompetensi teknis, Human Capital Development menyusun IDP. Melalui IDP, Human Capital Development melaksanakan pelatihan sesuai kebutuhan pekerja maupun melakukan mutasi atau rotasi untuk menambah pengalaman dan kompetensi individu.

Selain pengembangan SDM, Human Capital Development juga memetakan mana saja posisi dalam struktur organisasi perusahaan yang harus segera diisi, sekaligus melakukan seleksi pekerja yang layak menempati jabatan tersebut. Pemetaan itu diperlukan karena skala organisasi perusahaan makin besar sejak 2012.

Jumlah pekerja juga mengalami pertambahan cukup signifikan dari 200 orang menjadi 423 orang.

Perkembangan tersebut tidak hanya mengharuskan Human Capital Development memperhatikan kompetensi pekerja, tetapi juga jenjang karier mereka. Saat ini, 50 persen pekerja Pertamina Patra Niaga berusia di bawah 35 tahun. Artinya, dalam lima tahun ke depan akan terjadi persaingan yang sangat tinggi dalam pengaturan jenjang karier di Pertamina Patra Niaga.

Mengingat hal tersebut, kata Jono, perlu ada strategi untuk mengatur jenjang karier pekerja, salah satunya dengan melakukan mutasi dan rotasi. Penerapan mutasi dan rotasi membuka kesempatan bagi individu untuk mengembangkan diri. Pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh ketika menempati posisi tertentu menjadi bekal bagi pekerja untuk meningkatkan kompetensi yang memberikan nilai lebih untuk bisa naik ke jenjang karier berikutnya.

Menurut Jono, proses pemetaan kompetensi pekerja dijadwalkan selesai pada Desember 2016. Hasil penilaian selanjutnya diserahkan ke pemimpin masing-masing fungsi sehingga mereka bisa melihat kekurangan dan kelebihan pekerja yang dipimpin. Berdasarkan laporan tersebut, masing-masing pemimpin wajib melakukan coaching untuk lebih meningkatkan kemampuan pekerja.

“Kunci dalam menciptakan SDM yang andal ada di tangan para leader. Human Capital Development hanya memfasilitasi dengan menyediakan guideline bagi para pemimpin agar mereka bisa menciptakan calon pemimpin masa depan,” kata Jono. (Red)

Page 18: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

16 I N S I D EEdisi 01/2016

Perspektif

Fuel losses menjadi salah satu fokus utama Pertamina Patra Niaga dalam melakukan pembenahan di sisi internal sejak pertengahan 2015. Tahun ini, penanganan terhadap fuel losses kian ditingkatkan agar efisiensi biaya bisa lebih dioptimalkan.

MenekanFuel Losses

Pada akhir 2015, Pertamina Patra Niaga berhasil menurunkan angka fuel losses dari sekitar Rp150 miliar pada 2014 menjadi Rp75 miliar. Di tahun tersebut, perusahaan melakukan pengawasan terhadap fuel losses dengan memberikan toleransi losses sebesar 0,3 persen. Meski upaya ini berhasil menurunkan fuel losses sebesar 50 persen, perusahaan menilai pencapaian di akhir 2015 masih bisa lebih dioptimalkan. Pertamina

Patra Niaga pun mematok target penurunan fuel losses sebesar 80 persen di 2016.

“Tahun ini, perusahaan melakukan transformasi terkait perubahan pengoperasian untuk menurunkan losses,” kata Quality & Quantity Control Manager Pertamina Patra Niaga, Willy Luqmanullahim.

Menurut Willy, fuel losses yang terjadi di Pertamina Patra Niaga tergolong losses yang tidak bisa dihitung (uncountable

Page 19: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

17I N S I D EEdisi 01/2016

Perspektif

lost). Salah satu pemicu terjadinya fuel losses semacam ini adalah kesalahan pada saat pengukuran, baik kesalahan yang disebabkan kurangnya pemahaman petugas pengukur terhadap prosedur dan tata cara pengukuran maupun kesalahan akibat peralatan yang tidak dikalibrasi.

“Jadi sebenarnya tidak ada bahan bakar minyak (BBM) yang hilang karena tidak terjadi kebocoran, pencurian atau kontaminasi,” kata Willy.

Willy mengatakan, akar permasalahan fuel losses di Pertamina Patra Niaga ada pada diskrepansi atau ketidakcocokan volume BBM. Hal ini disebabkan adanya volume BBM yang “hilang” pada saat BBM dipindahkan ke media penampung yang berbeda. Tahun lalu, perusahaan memberikan toleransi 0,3 persen untuk diskrepansi tersebut. Toleransi diberikan bukan untuk volume BBM yang hilang, melainkan untuk alat pengukur dan media penampung BBM.

“Sayangnya, banyak orang beranggapan toleransi tersebut berarti mereka bisa menghilangkan volume minyak sebanyak 0,3 persen,” kata Willy.

Agar penurunan fuel losses bisa mencapai 80 persen, tahun ini Pertamina Patra Niaga mengurangi toleransi untuk diskrepansi sebesar 50 persen. Toleransi diskrepansi untuk perpindahan media dari titik suplai BBM dipatok sebesar 0,15 persen. Sedangkan toleransi untuk pergerakan kapal dari titik suplai hingga dilakukan bongkar muat dipatok sebesar 0,07 persen.

Selain mengurangi toleransi untuk diskrepansi, Pertamina Patra Niaga akan memperketat pengawasan. Kurangnya pengawasan dinilai menjadi penyebab

utama tingginya fuel losses di Pertamina Patra Niaga. Pengawasan akan dilakukan terhadap personel pelaksana kegiatan operasional di lapangan. Agar pengawasan bisa lebih ketat, perusahaan menetapkan key performance indicator (KPI) bagi pengawas di masing-masing lokasi terkait pencapaian target penurunan fuel losses. Apabila personel pengawas gagal mencapai target yang ditetapkan perusahaan,

mereka akan diberi sanksi. Langkah ini merupakan cara perusahaan untuk

“memaksa” personel pengawas agar lebih ketat dalam

melakukan pengawasan.“Tanggung jawab

pengawasan tidak lagi diserahkan sepenuhnya ke kantor pusat. Melalui

cara ini, petugas-petugas di region bisa lebih peduli dalam

melaksanakan tugas pengawasan,” kata Willy.

Dalam melakukan pengawasan, kata Willy, pengawas wajib mengirimkan laporan inventaris yang berisi data keluar-masuknya stok setiap hari. Laporan tersebut diserahkan ke kantor pusat, terminal storage, supply check, Sales, serta Quality & Quantity Control. Meski tidak lagi terlibat langsung dalam pengawasan, petugas di kantor pusat tetap harus memastikan laporan yang dikirim pengawas sesuai fakta di lapangan dan tidak terjadi manipulasi data. Apabila terjadi fuel losses di atas ambang toleransi, petugas di kantor pusat harus melakukan investigasi dan mengambil tindakan atas hasil penyelidikan tersebut.

Pengawas juga harus memastikan seluruh sarana dan fasilitas sudah sesuai standar. Sarana dan fasilitas yang tidak memenuhi standar, seperti tangki yang tidak standar, kalibrasi yang dilakukan

Page 20: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

18 I N S I D EEdisi 01/2016

sembarangan, meteran yang tidak dikalibrasi, dan pipa yang bocor, menjadi salah satu penyebab terjadinya fuel losses di Pertamina Patra Niaga. Terkait sarana dan fasilitas, setiap pekerja diharapkan turut peduli dan ikut melakukan pengawasan dengan cara memastikan seluruh alat yang digunakan sudah dikalibrasi secara benar. Setiap pekerja harus segera melapor apabila ada alat yang rusak.

“Dalam menjalankan tugas-tugas tersebut, pengawas juga harus jeli dalam melihat potensi terjadinya kecurangan yang disebabkan oleh ulah orang,” kata Willy.

Guna mempermudah petugas dalam melakukan pengawasan, perusahaan membuat pedoman kebijakan terkait batas toleransi. Pedoman tersebut berisi tentang tata cara penerimaan, penimbunan dan penyaluran BBM serta mana saja titik-titik kritis yang harus dihindari dan dipantau. Sementara untuk lebih mengoptimalkan pengawasan fuel losses, Willy menilai Pertamina Patra Niaga membutuhkan sistem manajemen arus minyak yang lebih terkontrol dan sistematis. Selama ini, sistem pelaporan yang diterapkan di Pertamina Patra Niaga masih dilakukan secara manual.

“Sejalan dengan ekspansi bisnis yang dilakukan Pertamina Patra Niaga pada 2016, sistem pelaporan secara manual sudah tidak cocok lagi. Perusahaan memerlukan sistem yang lebih efisien, akurat, dan real time dengan kemudahan akses secara online,” kata Willy.

Di internal Pertamina Patra Niaga saat ini sudah muncul ulasan dari pekerja internal, Bambang Hariwibowo, untuk mengadopsi sistem pengawasan yang diterapkan PT Pertamina (Persero). Dalam konsep yang tertuang di tulisan berjudul “Upaya Mengawasi Losses dengan Mengoptimalkan Manajemen Arus

Minyak melalui SAP dan FD 35 untuk dapat Menyajikan Laporan Keuangan yang teruji” tersebut, pelaporan arus BBM dilakukan dengan menggunakan sistem pencatatan yang teratur dan sistematis. Sistem pencatatan yang diusulkan menyertakan 16 formulir standar Pertamina yang digunakan untuk mengelola arus BBM dan Flow Chard Arus Minyak FD 23X yang berlaku di Pertamina.

“Hanya saja, perlu ada pembahasan dan pemikiran lebih lanjut dari jajaran direksi Pertamina Patra Niaga sebelum perusahaan memberlakukan konsep tersebut,” kata Willy. (Red)

Perspektif

• Temperatur

• SG

• Alat ukur tidak standar

• Perbedaan media atau tempat/tabung ukuran tera

• SDM kurang akurat pada saat pengukuran

• Alat tidak akurat/rusak

• Bocor (tangki, pipa, kerangan tidak kedap)

• Pencurian dari kalangan internal maupun eksternal perusahaan

PENYEBAB FUEL LOSSES

Page 21: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

19I N S I D EEdisi 01/2016

Perspektif

1. Periksa dokumen Cargo Kapal & COQ.

2. Sounding dan kalkulasi volume Cargo (minyak dan air), dan tuangkan dalam CQD.

3. Sampling (Composite Sample).

4. Segel Valve yang tidak digunakan dalam kegiatan Discharge.

5. Quality Check Before Discharge.

Check Point:

1. Periksa density, suhu & visual appearance setiap:

a. 5 menit b. 10 menit c. 15 menit d. 30 menit e. 60 menit2. Periksa besar

tekanan (pressure monitoring).

Yakinkan!

Bahwa semua valve selain valve jalur yang diinginkan dalam kondisi tertutup!

Check Point:

1. Tera Tangki timbun beserta Reference Point dan isi rawa.

2. Pengukuran tinggi cairan & air sebelum pembongkaran dan setelah pembongkaran.

3. Pengukuran Opening Stock & closing stock harus dilaksanakan setiap hari (cairan & air bebas) dan dituangkan dalam Tank Ticket.

4. Pengukuran Density & Suhu.

5. Quality Check (Visual).

Aksesoris Tangki Timbun :1. PV Valve yang berfungsi

baik (Produk Kelas A).

DER

MAG

A

DER

MAG

A

Check Point:

1. Pompa dalam keadaan siap digunakan.

2. Penyegelan valve yang tidak ada hubungan dengan kegiatan proses loading.

Terminal:

1. Before Loading • Check Dry

compartement & pipes

• Check Bunker Quantity

2. After Loading • Check

composite sample

• Check Bunker Quantity dan Slop Tank

• Check SFAL • Seal with

Surveyor

Check Point:

1. Akurasi Meter Arus.

2. Kondisi Segel Metrologi.

Pastikan!

Bahwa semua valve selain valve jalur yang diinginkan dalam kondisi tertutup!

- Alat Ukur harus standard sesuai dengan ASTM D atau API.- Alat angkut, alat ukur, alat timbun harus selau terkalibrasi oleh Badan terkait.

SAMPLE COCK

INLET VALVE

TANGKI TIMBUN

OUTLET VALVE

FLOW METER LOADINGDISCHARGE POMPA

Check Point:

1. Surat Tera (Asli)2. Posisi Baut Tera

dan ketinggian Cairan (T2).

3. Kondisi segel. 4. Pemasangan

bottom loader dengan benar agar tidak terjadi ceceran BBM.

Yakinkan!

Bahwa semua valve selain valve jalur yang diinginkan dalam kondisi tertutup.

Check Point:

1. Tera Tangki timbun beserta Reference Point dan isi rawa.

2. Pengukuran tinggi cairan & air sebelum pembongkaran dan setelah pembongkaran.

3. Pengukuran opening stock & closing stock harus dilaksanakan setiap hari (cairan & air bebas) dan dituangkan dalam Tank Ticket.

4. Pengukuran Density & Suhu5. Quality Check (Visual)

Check Point:

1. Pompa dalam keadaan siap digunakan.

2. Penyegelan valve yang tidak ada hubungan dengan kegiatan proses loading.

Check Point:

1. Surat Tera (Asli).2. Pemasangan

bottom loader dengan benar agar tidak terjadi ceceran BBM.

3. Posisi Baut Tera dan ketinggian cairan (T2) di gate keeper.

4. Kondisi Segel.

Check Point:

1. Akurasi Meter Arus.

2. Kondisi Segel dan masa berlaku Tera Metrologi.

Pastikan!

Bahwa semua valve selain valve jalur yang diinginkan dalam kondisi tertutup.

- Alat Ukur harus standard sesuai dengan ASTM D atau API.- Alat angkut, alat ukur, alat timbun harus selau terkalibrasi oleh Badan terkait.

PENERIMAAN INLET VALVE

TANGKI TIMBUN

OUTLET VALVE

FLOW METER PENYALURANPOMPA

Aksesoris Tangki Timbun :1. PV Valve yang berfungsi

baik (Produk Kelas A).

Alur Pengandalian & Pengawasan Quantity untuk Kegiatan Penerimaan, Penimbunan, dan Penyaluran BBM/BBK Melalui Kapal Tanker

Alur Pengandalian & Pengawasan Quantity untuk Kegiatan Penerimaan, Penimbunan, dan Penyaluran BBM/BBK Melalui Mobil Tangki

(Quality & Quantity Control Dept)

(Quality & Quantity Control Dept)

Page 22: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

20 I N S I D EEdisi 01/2016

Sorot

Sebagai sebuah perusahaan trading, tulang punggung bisnis Pertamina Patra Niaga ada di pelanggan. Layanan bagi pelanggan pun menjadi hal yang harus diutamakan.

Membangun

Pertamina Patra NiagaKemandirian Bisnis

Ket. Foto:Kegiatan floating storage di Bontang, Kaltim. Untuk mencapai target ‘gila’, PPN perlu fokus mengembangkan berbagai peluang bisnis baru dan mandiri.

Page 23: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

21I N S I D EEdisi 01/2016

Sorot

Pada 2016, Pertamina Patra Niaga berupaya meningkatkan profit perusahaan dengan menetapkan strategi utama yang fokus pada pelanggan. Dalam jangka pendek, Pertamina Patra Niaga akan menitikberatkan fokus pada titik-titik suplai yang mandiri, yakni terminal dan storage milik perusahaan yang dioperasikan sendiri untuk melayani pelanggan.

“Rencana ini sebenarnya sudah dijalankan sejak 2012 dan dilanjutkan hingga tahun ini,” kata Vice President Strategic Planning & Business Development Pertamina Patra Niaga, Arman Siswandi.

Menurut Arman, agar bisnis Pertamina Patra Niaga bisa tumbuh dan berkembang, perusahaan harus bisa mandiri. Kemandirian tersebut bisa dicapai apabila Pertamina Patra Niaga memiliki titik suplai sendiri. Dengan memiliki titik suplai sendiri, Pertamina Patra Niaga punya storage sendiri yang dimanfaatkan untuk menyimpan produk sendiri.

Perusahaan juga bisa mengoperasikan sendiri titik suplai yang dimiliki untuk melayani pelanggan. Selain memberikan kemudahan dalam melayani pelanggan, dukungan titik suplai milik perusahaan akan memudahkan Pertamina Patra Niaga dalam melakukan penetrasi ke pasar.

Hanya saja, untuk bisa mewujudkan kemandirian dari segi titik suplai di seluruh Indonesia secara serentak, perusahaan membutuhkan dukungan dana yang tidak sedikit. Tantangan ini sudah diantisipasi Pertamina Patra Niaga melalui perencanaan yang dilaksanakan secara bertahap. Pada tahap awal, perusahaan melakukan pemetaan untuk melihat mana saja lokasi yang menjadi sentra pelanggan Pertamina Patra Niaga dan tidak bisa dilayani PT Pertamina (Persero) secara maksimal karena jumlah permintaan melebihi pasokan yang tersedia.

“Di lokasi-lokasi tersebut, Pertamina Patra Niaga akan membangun storage untuk melayani pelanggan,” kata Arman.

Arman menyebutkan, saat ini Pertamina Patra Niaga sudah memetakan dua lokasi yang potensial untuk dibangun storage,

Foto

: Eko

Nur

dian

to

Page 24: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

22 I N S I D EEdisi 01/2016

yakni Bontang dan Lampung. Di Bontang, Pertamina Patra Niaga membangun floating storage berkapasitas 37.000 kiloliter. Storage ini dibangun untuk melayani pembelian dalam volume besar, yakni 3.000 kiloliter dan 5.000 kiloliter.

Bontang dipilih sebagai lokasi pembangunan storage karena Pertamina tidak memiliki depot di kota ini. Di sisi lain, Pertamina Patra Niaga memiliki pelanggan yang tersebar di sekitar wilayah Bontang, seperti Samarinda, Melak, dan Balikpapan. Salah satu pelanggan utama Pertamina Patra Niaga, yakni Berau Coal, juga beroperasi di wilayah tersebut. Di kawasan ini, kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) berkisar antara 60.000-80.000 kiloliter per bulan.

“Dengan adanya storage di Bontang, Pertamina Patra Niaga sejak awal bisa merancang rencana sendiri, termasuk menentukan apa saja produk yang akan dipasarkan, berapa banyak jumlahnya, serta akan disalurkan ke mana,” kata Arman.

Selain Bontang, lanjut Arman, Pertamina Patra Niaga membangun storage di Lampung untuk melayani pembelian secara ritel sebesar 50 kiloliter, 60 kiloliter, atau 100 kiloliter. Di lokasi ini, Pertamina Patra Niaga lebih menyasar kapal-kapal tongkang dan truk-truk tangki. “Secara keseluruhan, perusahaan sudah mengujicobakan pembangunan floating storage di tujuh titik,” katanya.

Wilayah lain di mana banyak terdapat pelanggan Pertamina Patra Niaga adalah Pulau Bangka dengan jumlah permintaan BBM mencapai 5.000-8.000 kiloliter per bulan. Hanya saja, berbeda dari Bontang dan

Lampung, Pertamina Patra Niaga memilih untuk tidak membangun storage di

Pulau Bangka. Di lokasi ini, Pertamina Patra Niaga menyalurkan BBM

menggunakan tangki darat dengan memanfaatkan tangki milik PT Timah (Persero) Tbk.

Arman mengatakan, pembangunan storage maupun terminal tidak hanya

dibutuhkan guna memenuhi kebutuhan pelanggan, tetapi

juga untuk memperbesar skala bisnis Pertamina Patra Niaga. Selain sokongan dana, perusahaan membutuhkan dukungan aset untuk melakukan pengembangan bisnis. Keberadaan terminal dan storage akan dihitung sebagai aset yang bisa meningkatkan kepercayaan pihak investor dan pelanggan.

“Dengan memiliki aset sendiri, perusahaan juga tidak akan bergantung pada pihak lain dalam menjalankan bisnis,” kata Arman.

Sorot

Page 25: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

23I N S I D EEdisi 01/2016

Selain pembangunan terminal dan storage, kata Arman, Pertamina Patra Niaga akan menginvestasikan anggaran pada mobil tangki yang menggunakan meteran. Investasi ini dilakukan karena perusahaan melihat peluang peningkatan penjualan BBM yang cukup besar di segmen pasar yang selama ini membeli BBM dalam volume kecil namun berskala besar, seperti perhotelan. Perkembangan bisnis perhotelan yang cukup pesat di kawasan Jawa, Bali, dan Makassar membuka kesempatan bagi Pertamina Patra Niaga untuk meningkatkan penjualan di sektor ini. Saat ini, Pertamina Patra Niaga sudah mengoperasikan sekitar 400 mobil tangki yang menggunakan meteran. Rencananya, perusahaan akan menambah sekitar 50-80 unit mobil tangki di tahun ini.

Model investasi lain yang dinilai berpotensi meningkatkan keuntungan Pertamina Patra Niaga adalah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)

bergerak (movable). SPBU bergerak merupakan layanan yang bersifat jemput bola, di mana Pertamina Patra Niaga mendatangi pihak pelanggan untuk melakukan pengisian bahan bakar dengan sistem pembelian seperti di SPBU. Ceruk pasar ini terbilang baru karena memadukan penjualan secara bulk dengan ritel dan memungkinkan Pertamina Patra Niaga meraup keuntungan besar. Peluang bisnis lain yang bisa dikembangkan tahun ini adalah stasiun pengisian bahan bakar semi movable untuk industri dan pembangunan depot di titik-titik yang berpotensi dilakukan penjualan minimal 10.000 kiloliter.

Meski peluang bisnis yang berpotensi untuk dikembangkan cukup besar, langkah Pertamina Patra Niaga dalam mencapai tujuan tidak lepas dari tantangan. Arman mengatakan, tantangan terbesar yang saat ini dihadapi Pertamina Patra Niaga terkait pengembangan bisnis adalah permasalahan waktu. Sebagai anak perusahaan Pertamina, Pertamina Patra Niaga menerapkan proses bisnis yang sama dengan perusahaan induk, di mana usulan rencana investasi pada 2016 baru dilaksanakan pada 2017. Padahal, kondisi dan situasi di luar berubah sangat cepat.

“Untuk mengantisipasi perubahan tersebut, perusahaan perlu cepat mengambil keputusan,” kata Arman.

Memang, dalam praktiknya, rencana kerja yang telah disusun tidak selalu dilaksanakan secara mutlak. Rencana kerja yang sudah ditetapkan bisa saja dialihkan karena berbagai pertimbangan. “Dalam melaksanakan rencana kerja, perusahaan tetap melihat skala prioritas dan urgensinya,” kata Arman. (Red)

Sorot

Foto

: Dok

. FM

S Pr

ojec

t di P

T N

ewm

ont N

usa

Teng

gara

Catatan Redaksi: Per 14 Maret 2016, VP Strategic Planning & Business Development dijabat oleh Sumantri Purba, sementara Arman Siswandi menjabat VP Terminal Storage.

Page 26: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

24 I N S I D EEdisi 01/2016

Sales dan Operasidalam Satu Gerak Langkah

Divisi Sales dan Divisi Operasi memegang peranan vital bagi Pertamina Patra Niaga. Kedua divisi ini menjadi ujung tombak perusahaan dalam melayani pelanggan.

Sorot

Page 27: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

25I N S I D EEdisi 01/2016

Kerja sama dan sinergi antara kedua tim sangat diperlukan karena tim Sales membutuhkan dukungan tim Operasi dalam menjalankan fungsinya, begitu pula sebaliknya.

Guna membangun kekompakan antara tim Sales dan tim Operasi, Pertamina Patra Niaga menggelar Service and Sales Force Gathering 2016 bertajuk “Pertamina Patra Niaga Gila” di Bali pada 3-5 Februari 2016. Acara diikuti tim Sales dan tim Operasi serta penyalur dan perwakilan perusahaan yang menjadi pelanggan Pertamina Patra Niaga.

Vice President Marketing Pertamina Patra Niaga, Dhiany A. Pratikto, mengungkapkan gathering ini bertujuan meleburkan tim Sales dan tim Operasi agar dapat saling mengenal lebih dekat sehingga bisa lebih kompak dalam menjalankan tugas di lapangan. Kekompakan antara tim Sales dan tim Operasi sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai target profit Pertamina Patra Niaga pada 2016 sebesar USD175 juta.

“Kami melakukan pemantapan motivasi kinerja tim Sales, tim Operasi, dan penyalur agar lebih bersemangat dalam meningkatkan penjualan,” kata Dhiany.

Dhiany menambahkan, untuk bisa mencapai target di 2016, tim Sales dan tim Operasi harus mampu berpikir “out of the box” dan membuat inovasi. “Kalau kita hanya biasa-biasa, pencapaian kita juga hanya biasa-biasa saja,” katanya.

Dalam Service and Sales Force Gathering 2016, Pertamina Patra Niaga memberikan sejumlah penghargaan kepada karyawan dengan performa kinerja yang bagus selama 2015. Penghargaan yang diberikan antara lain The Best Sales Representative, The Best Manager, The Best Site Supervisor, The Best OAM, dan The Best General Manager.

Pertamina Patra Niaga juga memberikan penghargaan kepada penyalur dan customer yang tersebar di empat region di seluruh Indonesia. Dari 170 agen penyalur dan 13 customer, terpilih lima perusahaan terbaik. Pemberian penghargaan dilakukan berdasarkan tiga kriteria utama, yaitu kinerja pencapaian target selama 2015, pertumbuhan penjualan, serta prestasi dan inovasi yang telah dilakukan.

“Pemberian penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi perusahaan terhadap kinerja karyawan, agen penyalur, dan customer. Penghargaan ini diharapkan juga bisa memacu karyawan untuk lebih meningkatkan kinerja mereka,” kata Dhiany. (Red)

Sorot

Penghargaan Sales dan Operasi 2016

• The Best Sales Representative (SR): Firman Wicaksono (Sales Representative Bangka Belitung)

• The Best Sales Manager (SM): Reymondus Wicaksono (Key Account Mining Manager)

• The Best General Manager (GM): Yoyok Wahyu Maniadi (GM Region 2 Jawa)

• The Best Supporting: Lufi Hariningsih (Order to Cash Manager) Oktavianus Priatna (Supply Chain Import Product)

• The Best Site Supervisor (SS): Eka Kosasih Komara (Site Supervisor TBBM Ujung Berung)

• The Best Operation Area Manager (OAM): Eko Sulistio (OAM Area IV Jawa Bagian Tengah)

Penghargaan Penyalur dan Customer 2016

The Best Agent: • PT Surya Serba Mulia (Region Sumatera)• PT Waskita Samudera Buana (Region 2 Jawa)• PT Wiratama Niaga (Region Kalimantan)• PT Rezki Energi Abadi (Region 4 Sulawesi dan

Indonesia Timur)• PT Bahana Ocean Line (Lintas Region)

Page 28: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

26 I N S I D EEdisi 01/2016

Service Excellent Mendapatkan customer baru dan menjaga kesetiaan pelanggan lama. Prinsip ini dipegang Key Account Mining Manager Pertamina Patra Niaga, Reymondus Wicaksono, dalam upaya mencapai target penjualan pada 2015.

Sorot

untuk Kepuasan Pelanggan

Ket. Foto:Salah satu kapal Karadeniz Holding, customer Pertamina Patra Niaga yang saat ini memasok listrik untuk PLN.

Foto

: Kar

aden

iz H

oldi

ng

Page 29: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

27I N S I D EEdisi 01/2016

Di akhir tahun, Reymond berhasil meningkatkan direct selling dan service sales hingga 112 persen meski bisnis di sektor pertambangan tengah lesu. Atas keberhasilan tersebut, Pertamina Patra Niaga memberikan penghargaan The Best Sales Award 2015 kepada Reymond dalam perhelatan Service and Sales Force Gathering 2016 di Bali pada 3-5 Februari 2016.

Kunci keberhasilan Reymond dalam mempertahankan pelanggan lama sekaligus mendapatkan pelanggan baru ada pada dua strategi yang diterapkan, yakni berusaha memberikan service excellent dan membangun mutual partnership dengan pelanggan. Berkat dua strategi ini, Reymond mampu mempertahankan loyalitas pelanggan lama, seperti Berau Coal dan Vale Indonesia. Reymond juga berhasil mendapatkan pelanggan baru, yakni Karadeniz Holding Zeynep Harezi, sebuah perusahaan pembangkit listrik terapung yang berbasis di Istanbul, Turki. Mulai akhir tahun 2015, Pertamina Patra Niaga menyuplai bahan bakar minyak (BBM) untuk salah satu kapal Karadeniz yang saat ini memasok listrik untuk PT PLN (Persero).

Menurut Reymond, service excellent diperlukan dalam memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pelanggan. Dua hal ini memegang peranan penting dalam menjaga kesetiaan pelanggan. Kenyamanan dan keamanan akan dirasakan pelanggan apabila Pertamina Patra Niaga memperhatikan faktor safety, ketepatan kuantitas, dan kualitas dalam memberikan layanan pengiriman produk BBM.

“Faktor safety, ketepatan kuantitas, & kualitas produk menjadi tiga hal utama yang sangat diperhatikan pelanggan,” kata Reymond.

Untuk memberikan layanan yang unggul, lanjut Reymond, perusahaan perlu memperbaiki kinerja dan menyesuaikan

dengan standar terbaik. Peningkatan standar layanan akan membuat pelanggan merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan. “Pelanggan pun akan berpikir dua kali untuk beralih ke kompetitor lain,” katanya.

Selain memberikan kenyamanan dan keamanan dengan layanan yang unggul, Reymond terus berupaya membangun dan menjaga mutual partnership dengan pelanggan. Mutual partnership dibutuhkan untuk menjaga kesetiaan pelanggan. Itulah mengapa dalam memberikan layanan perusahaan perlu memahami kondisi pelanggan serta mampu membaca kebutuhan dan keinginan pelanggan.

“Dengan memahami kondisi pelanggan, kita bisa melakukan negosiasi yang hasilnya sama-sama menguntungkan bagi kedua belah pihak,” kata Reymond.

Terkait target “gila” yang sudah ditetapkan Pertamina Patra Niaga untuk 2016, Reymond mengaku sudah menyusun tiga strategi utama. Pertama, penjualan dilaksanakan dengan strategi melakukan pendekatan ke holding company yang memiliki banyak anak perusahaan. Agar pihak holding company tertarik menjalin kerja sama, Pertamina Patra Niaga menawarkan produk dalam bentuk paket, bundling, atau volume besar.

Strategi kedua yang akan diterapkan Reymond adalah sales bundling, yaitu melakukan penjualan yang tidak hanya terbatas pada BBM, tetapi juga pelumas dan layanan-layanan lain yang selama ini sudah diberikan Pertamina Patra Niaga. Sementara strategi ketiga berkaitan dengan volume based, yakni mempersingkat rantai distribusi untuk memangkas biaya operasi.

“Melalui strategi ini, pelanggan akan mendapatkan harga yang kompetitif. Pertamina Patra Niaga juga bisa memperoleh margin profit yang lebih tinggi,” kata Reymond. (Red)

Sorot

Page 30: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

28 I N S I D EEdisi 01/2016

Sosok Sales Representative Area Bangka Belitung, Firman Wicaksono, turut berkontribusi terhadap keberhasilan tersebut. Kejelian Firman dalam melihat pasar memungkinkan Pertamina Patra Niaga untuk “mengusir” pesaing utama dari Bangka Belitung. Market share kompetitor tersebut juga berhasil direbut Pertamina Patra Niaga dengan memanfaatkan momentum yang ada. Alhasil, volume penjualan area Bangka Belitung selama 2015 berhasil melebihi target yang ditetapkan perusahaan.

“Perusahaan menetapkan target penjualan sebesar 4.080 kiloliter per bulan pada 2015. Kami berhasil melampaui target tersebut dengan melakukan penjualan sebesar 6.000 kiloliter per bulan sejak April 2015,” kata Firman.

Menurut Firman, keberhasilan menggeser pesaing utama dari pasar di Bangka Belitung tidak lepas dari persiapan yang dilakukan di awal tahun serta dukungan momentum yang tepat. Sebelum mulai “bertempur” pada 2015, Firman membekali diri dengan analisis kondisi pasar, termasuk memetakan market share yang ada di area Bangka

Belitung. Hasil analisis menjadi amunisi utama untuk melakukan penetrasi ke pasar yang masih menyediakan ruang bagi Pertamina Patra Niaga.

Momentum besar muncul ketika pesaing utama Pertamina Patra Niaga mengalami kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM). Momen ini dimanfaatkan Firman untuk terus melakukan penetrasi hingga pihak kompetitor kehilangan daya saing. Dukungan tim Supply yang secara rutin menyediakan stok dalam jumlah cukup dengan harga kompetitif memungkinkan Firman untuk menembus pasar sekaligus merebut market share kompetitor. Keberhasilan tersebut kian lengkap ketika perusahaan memberikan penghargaan The Best Sales Representative 2015 kepada Firman dalam acara Service and Sales Force Gathering 2016 di Bali pada 3-5 Februari 2016.

Firman mengakui, upaya untuk menguasai pasar di area Bangka Belitung tidaklah mudah. Pihaknya harus menerapkan strategi yang agak berbeda, salah satunya dengan merebut “kaki tangan” kompetitor dan membuat mereka

Menguasai PasarMomentum

Berhasil menggeser pesaing utama dan menguasai pasar dalam waktu bersamaan bukanlah sesuatu yang mudah dicapai. Perlu strategi yang tepat dan kejelian dalam melihat kondisi pasar untuk bisa meraih dua hal tersebut sekaligus. Inilah yang sukses dilakukan Pertamina Patra Niaga di area Bangka Belitung pada 2015.

Sorot

Page 31: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

29I N S I D EEdisi 01/2016

berubah haluan menjadi pendukung Pertamina Patra Niaga. Selain itu, Firman melakukan perubahan dalam pola distribusi dan “memaksa” para agen penyalur untuk bersatu menghadapi kompetitor.

“Kuncinya, sharing informasi harus cepat dan eksekusi dilakukan dengan benar-benar memperhatikan faktor waktu,” kata Firman.

Di 2016, kompetitor baru telah muncul dan menantang Pertamina Patra Niaga di area Bangka Belitung. Untuk menghadapi kompetitor

tersebut, strategi yang diterapkan tidak bisa sama seperti sebelumnya.

Upaya-upaya yang dilakukan untuk mempertahankan

eksistensi di pasar juga berbeda.

“Untuk mempertahankan konsumen agar tidak beralih ke kompetitor, perlu

dibangun komunikasi yang kuat di internal tim Pertamina

Patra Niaga, mulai dari penyalur, rekan-rekan di kantor pusat, tim

Quantity & Quality Control, tim Operasi hingga tim Supply,” kata Firman. (Red)

Sorot

Page 32: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

30 I N S I D EEdisi 01/2016

Sorot

Orang Biasa-Biasa Saja

yang Luar Biasa

YOYOK WAHYU MANIADIGeneral Manager Region II DIY, Jateng & Jatim, Bali, Nusa Tenggara

Perjalanan karier yang panjang telah dilakoni Yoyok Wahyu Maniadi di Pertamina Pertamina Patra Niaga. Berbagai pengalaman, baik pahit maupun manis, pernah dirasakan pria yang kini menjabat sebagai General Manager Region Jawa, Bali & Nusa Tenggara tersebut. Bagi Yoyok, suka dan duka dalam menjalani karier telah menempa dirinya menjadi sosok yang tangguh. Berikut wawancara INSIDE dengan Yoyok yang baru saja menerima penghargaan The Best General Manager.

Page 33: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

31I N S I D EEdisi 01/2016

Sorot

Orang Biasa-Biasa Saja

yang Luar Biasa

YOYOK WAHYU MANIADIGeneral Manager Region II DIY, Jateng & Jatim, Bali, Nusa Tenggara

Page 34: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

32 I N S I D EEdisi 01/2016

Bagaimana Bapak menggambarkan perjalanan karier Bapak di Pertamina Patra Niaga?Saya mulai mengabdi di Pertamina Patra Niaga pada 2002 ketika perusahaan baru berganti nama dari Elnusa Harapan menjadi Pertamina Pertamina Patra Niaga. Waktu itu hanya ada 17 pekerja di kantor pusat. Minimnya pekerja membuat kami harus merangkap beberapa pekerjaan. Saya sendiri mengawali karier di bagian operasional. Pada saat itu sedang ada kegiatan suplai bahan bakar minyak (BBM) untuk kawasan industri terpadu di Kabil, Batam. Seperti diketahui, Pertamina Patra Niaga menjadi perusahaan pertama yang melakukan impor BBM pasca diterbitkannya UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi yang membuka pintu bagi siapa saja untuk mengimpor BBM. Momen tersebut memberikan pengalaman yang luar biasa bagi saya. Mengingat keterbatasan pekerja di kantor pusat, saya pun sendirian menangani seluruh pekerjaan di Batam, mulai dari operasional, keuangan, hingga pemasaran. Meski harus merangkap berbagai pekerjaan, saya tidak pernah menganggapnya sebagai beban. Saya memiliki prinsip, selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk hasil yang luar biasa. Hal ini tidak lepas dari falsafah hidup yang ditanamkan ibu saya dan mengajarkan saya untuk menjadi orang biasa-biasa saja yang luar biasa. Seiring berjalannya waktu, saya kemudian dipercaya untuk menjabat sebagai Sales Area Manager Jawa Tengah & Daerah Istimewa Yogyakarta. Saat itu, saya sempat merangkap jabatan Sales Area Manager Jawa Timur, Bali & Nusa Tenggara. Dari posisi tersebut, saya kemudian dipercaya menjabat sebagai General Manager Region Kalimantan dan General Manager Region

Sumatera sebelum ditarik ke kantor pusat untuk menjabat sebagai Manager Business and Development. Pada Mei 2015, saya diangkat sebagai General Manager Region Jawa, Bali & Nusa Tenggara. Untuk mencapai jenjang karier ini, ada banyak masa-masa pahit yang harus saya lewati.

Apa yang menjadi fokus Bapak ketika menjabat sebagai General Manager Region Jawa, Bali & Nusa Tenggara?Hal pertama yang saya lakukan adalah fokus ke pasar bungker. Saya melihat potensi pasar

bungker cukup besar, namun jumlah penjualan waktu itu masih berkisar di

angka 17.000-20.000 kiloliter per bulan. Bagi saya, angka tersebut

belum maksimal. Saya pun mengajak rekan-rekan Sales Representative dan Sales Area Manager untuk pelan-pelan menciptakan pasar bungker

di wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Tentu saja itu bukan

hal yang mudah mengingat pasar bungker di wilayah tersebut sangat besar.

Persaingan juga sangat ketat karena banyak pemain di pasar BBM juga fokus ke bungker. Saya pun melakukan pemetaan, di mana konsentrasi untuk wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara difokuskan di Surabaya, sementara fokus untuk wilayah DKI Jakarta dan Banten ada di Pelabuhan Merak. Di sana, kami harus menghadapi kompetitor yang juga pemain besar. Namun kami berhasil menutup 2015 dengan realisasi penjualan yang hampir mendekati realisasi penjualan kompetitor. Saya menerapkan strategi dengan membidik pasar nelayan. Segmen pasar ini cukup menjanjikan karena banyak kapal nelayan yang menggunakan BBM non subsidi karena usia kapal lebih dari 30 tahun. Strategi ini terbukti berhasil meningkatkan penjualan

Sorot

Page 35: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

33I N S I D EEdisi 01/2016

dari 20.000 kiloliter per bulan menjadi sekitar 30.000 kiloliter per bulan.

Selain pasar bungker, hal apa saja yang menjadi fokus Bapak untuk wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara?Saya ingin fokus ke pasar-pasar yang selama ini belum disentuh, khususnya pasar ritel. Saya melihat karakteristik industri di wilayah Jawa itu tidak besar, namun jumlahnya banyak. Artinya, konsumsi BBM tidak terlalu besar dari segi volume, tetapi jumlah industri yang membutuhkan banyak sekali. Potensi ini tidak bisa dilewatkan begitu saja dan harus dimaksimalkan. Selain industri, saya melirik sektor perhotelan. Volume maksimal pemakaian BBM di hotel-hotel mungkin hanya 5 kiloliter. Namun jumlah hotel kan banyak. Saya ingin memaksimalkan potensi ini dengan mendorong penggunaan mobil tangki yang dilengkapi dispenser agar bisa melayani pembelian 1-2 kiloliter. Pasar lain yang belum tersentuh adalah sektor transportasi darat yang selama ini menggunakan BBM bersubsidi dan melakukan pengisian BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Saya berupaya menjalin kerja sama dengan pool bus dan truk angkutan antar kota antar provinsi. Apabila masing-masing kendaraan mengkonsumsi 50 liter BBM, potensi per bulan bisa mencapai 19.000 kiloliter. Jika 30 persen dari porsi tersebut berhasil diambil, Pertamina Patra Niaga bisa meningkatkan penjualan di wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Sorot

Untuk mencapai target perusahaan pada 2016, hal-hal apa saja yang menjadi fokus utama Bapak?Ada tiga hal yang menjadi fokus saya di tahun ini. Pertama, bidang pemasaran. Seperti sudah saya ungkapkan sebelumnya, saya ingin bidang pemasaran menggarap pasar yang selama ini belum disentuh. Kedua, bidang operasional. Saya ingin bidang ini memaksimalkan mobil tangki milik Pertamina Patra Niaga yang sudah berusia di atas 18 tahun dan tidak bisa lagi digunakan untuk melayani pengiriman BBM ke SPBU. Mobil tangki ini akan diberdayakan untuk melayani direct customer. Melalui langkah ini, ke depan nanti Pertamina Patra Niaga diharapkan dapat menggunakan mobil tangki milik sendiri dan tidak perlu lagi memakai mobil tangki milik pihak ketiga. Pertamina Patra Niaga juga bisa menyewakan mobil tangki tersebut dengan harga miring. Selain mengefisienkan biaya, gebrakan ini bisa menambah profit perusahaan. Hal ketiga yang menjadi fokus saya adalah bidang keuangan. Selama 2016, saya harap bidang keuangan bisa menagih utang customer yang telah dibiayakan ke Pertamina Patra Niaga. Penagihan yang dilakukan bidang keuangan mampu memberikan profit yang luar biasa bagi perusahaan karena profit yang masuk merupakan pure profit yang tidak perlu dipotong biaya dan lain-lain. Pada 2015, kami sudah berhasil menagih utang sebesar Rp70 miliar dari total Rp162 miliar. Itulah mengapa di tahun ini saya ingin kembali fokus ke bidang ini karena terbukti mampu menyumbang profit yang cukup luar biasa. (Red)

Catatan Redaksi: Terkait pasar yang luas serta untuk memfokuskan diri pada layanan customer yang prima, maka sejak bulan Maret 2016 jabatan General Manager (GM) Region II Jawa Bali Nusa Tenggara dikategorikan menjadi dua, yaitu GM II DKI, Jabar, Banten (dijabat oleh Iyos Robany) dan GM III Jateng & Jatim, Bali, Nusa Tenggara (Yoyok Wahyu Maniadi).

Foto

: Eko

Nur

dian

to

Page 36: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

34 I N S I D EEdisi 01/2016

Suara Manajemen

Strategi Instan dan Menutup Jalan Berbatu

Direktorat Operasi telah menyiapkan strategi khusus untuk mencapai target besar yang telah ditetapkan Pertamina Patra Niaga pada 2016.

Ada dua strategi utama yang akan dilaksanakan direktorat yang dipimpin Abdul Cholid ini. Pertama, strategi yang bersifat instan agar target 2016 bisa tercapai dalam waktu yang relatif singkat. Kedua, strategi yang diterapkan untuk menutup “celah” di “jalan berbatu” agar Pertamina Patra Niaga bisa melangkah mulus selama 2016.

Cholid mengakui, rencana perusahaan untuk menghasilkan profit sebesar USD175 juta atau sekitar Rp2 triliun pada 2016 merupakan target yang benar-benar gila. Meski demikian, Direktorat Operasi tetap berupaya keras dalam mendukung pencapaian target perusahaan. “Kami harus memikirkan strategi yang juga gila agar target bisa tercapai,” katanya.

Target besar yang harus dicapai pada 2016 mendorong Pertamina Patra Niaga untuk meningkatkan trading bahan bakar minyak

(BBM). Peningkatan trading membutuhkan dukungan infrastruktur untuk menampung BBM yang akan disalurkan ke konsumen, salah satunya adalah terminal. Menurut Cholid, Pertamina Patra Niaga perlu memiliki terminal BBM sendiri karena mayoritas terminal milik PT Pertamina (Persero) sudah penuh dengan stok BBM.

“Pertamina Patra Niaga harus punya infrastruktur sendiri. Jika kita hanya mengandalkan perusahaan lain, Pertamina Patra Niaga tidak akan tumbuh sesuai harapan,” kata Cholid.

Mengingat waktu yang mendesak, Pertamina Patra Niaga berupaya mengatasi permasalahan infrastruktur

dengan membangun floating storage. Langkah ini ditempuh

dengan cara menjadikan kapal sebagai storage

untuk menampung BBM. Menurut Cholid,

pembangunan floating storage merupakan solusi

jangka pendek yang bisa diterapkan

Pertamina Patra Niaga.Untuk jangka

menengah, Pertamina

Page 37: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

35I N S I D EEdisi 01/2016

Suara Manajemen

Patra Niaga akan melakukan pendekatan ke perusahaan-perusahaan yang berpotensi menyewakan maupun menjual terminal yang dimiliki. Sementara untuk jangka panjang, Pertamina Patra Niaga akan melakukan pemetaan guna melihat daerah mana saja yang berpotensi untuk dibangun terminal.

“Pertamina Patra Niaga siap membeli lahan yang dibutuhkan untuk membangun terminal,” kata Cholid.

Strategi lain yang akan dilaksanakan Direktorat Operasi berkaitan dengan efisiensi dan profesionalisme. Tahun lalu, efisiensi sudah mulai dilakukan untuk hal-hal besar. Tahun ini, efisiensi dilakukan untuk hal-hal yang lebih kecil. “Kita semua harus lebih peduli melihat celah peluang yang berpotensi meningkatkan profit dan menekan biaya,” kata Cholid.

Selain efisiensi untuk hal-hal kecil, Pertamina Patra Niaga juga harus menciptakan sistem operasi yang bagus. Hal itu bisa diwujudkan dengan lebih memperhatikan keandalan sarana dan

fasilitas serta menjamin kuantitas BBM dengan memastikan akurasi meteran dan standar tera. “Dengan memperhatikan celah-celah kecil, kita menaikkan mutu layanan supaya bisa mencapai business service excellent,” kata Cholid.

Cholid menambahkan, seluruh strategi yang sudah disusun dan siap dilaksanakan oleh Direktorat Operasi membutuhkan kesiapan sumber daya manusia (SDM). Dalam pandangan Cholid, kualitas SDM Pertamina Patra Niaga masih perlu ditingkatkan. Peningkatan kualitas SDM bisa dilakukan dengan memberikan berbagai macam pelatihan bagi pekerja. Selain itu, kekompakan seluruh lini manajemen di Pertamina Patra Niaga, mulai dari level direktur hingga pelaksana di lapangan, harus terus dibangun.

“Semua harus kompak, sepakat, dan bekerja bersama-sama. Strategi paling jitu sekalipun tidak dapat terlaksana dengan baik jika kita berjalan sendiri-sendiri,” kata Cholid. (Red)

Page 38: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

36 I N S I D EEdisi 01/2016

Pojok VP

1

2

3

4

5

10

11

12

13

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

17

18

19

20

21

22

23

1

2

3

Umar Ali S

Putri Dewi A

Royke

Danang Setyo D

Supriyadi

Dodi Masykur

Herwan Sulistyoadi

Karyadi Sugestiarsono

Eli Mulyana

Muhammad Mufid

Atika Nurcahaya

Hangga Surya Prayoga

Agus Sapta Nugraha R

Rianto

Ihsan Utama

Iyos Robany

Yoyok Wahyu Maniadi

Prasetyo Budi W

Heri Wiwik

Firman Wicaksono

Widyas Purwo N

Bobby Eka Putra

Ahmad Adlan

L. Arkka

Heru Jayadi

Temmy Bernadi

Salim Bafadol

Eko Sulistyo

Margono

Franca S. Wenas

Cahya Tri Maulana

Sumantri Purba

Arman Siswandi

Herry Prabowo

VP Corporate Secretary

VP Strategic Planning & Business Development

VP Terminal Storage

VP Strategic Planning & Business Development

VP Terminal Storage

PT Patra Logistik

Operation Gas TBBM Tasikmalaya

Collection

Sales Representative II.3.1 Surabaya, dst

Site Supervisor Fleet TBBM Maos

Komisaris Independen

Manager Finance & Marketing Audit

Operation Fuel TBBM DMT

Operation Fuel TBBM DMT

Manager Mining, Lubricants & Industry Fleet Management

Accounting (AR/AP) Region III Kalimantan

Pricing Service

Manager Taxes

Manager Bunker

PJ VP Engineering Service & Business Support

PJ GM I Sumatera

GM II DKI, Jabar, Banten

GM III DIY, Jateng & Jatim, Bali, Nusa Tenggara

Manager Project Management

Manager Business Developoment

PJ Manager Sales Area Maluku Papua

PJ Manager Sales Kaltengsel

PJ Manager Gas

Manager Sales Area Jateng

PJ Manager K3S & SOE

PJ Manager Sales Sulut Teng, Gorontalo

Manager Sales Sulsel Bar Tra

Manager Operation Area Jateng

Manager Operation Area JBB

PJ Manager Maintenance

Manager Own Fleet

Site Manager Operasi KPPT Dumai

Desember 2015

Januari 2016

Februari 2016

Maret 2016

Desember 2015

Periode

Periode

Nama

Who’s Out?

Who’s In?

Jabatan

Jabatan

Jabatan Saat Ini

Nama

Nama

Jabatan Sebelum

No.

No.

No.

Page 39: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

37I N S I D EEdisi 01/2016

G A L E R I

Page 40: INSIDE Pertamina Patra Niaga Edisi 1-2016

38 I N S I D EEdisi 01/2016