induktivisme
DESCRIPTION
filosofiTRANSCRIPT
INDUKTIVISME: Ilmu sebagai Pengetahuan berasal dari Fakta-Fakta Pengalaman
Chalmers (1983:1—11) mengemukakan teori induktivisme sebagai berikut:
1. Pandangan tentang ilmu yang luas pengalamannya.
Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang telah dibuktikan kebenarannya. Teori-teori
ilmiah ditarik dengan cara ketat dari fakta-fakta pengalaman yang diperoleh lewat observasi
dan exerimen. Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang dapat dipercaya, karena ia telah
dibuktikan kebenarannya secara objektif. Galileo memandang pengalaman sebagai sumber
pengetahuan semenjak ilmu experimental membuahkan hasil yang spektakuler pada zaman
itu. Induktivisme didasarkan pada penalaran induktif (inductive reasoning).
2. Induktivisme naïf.
Menurut pandangan induktivisme naïf, ilmu bertolak dari observasi. Keterangan observasi
menjadi dasar untuk menarik hukum dan teori yang membentuk pengetahuan ilmiah.
Keterangan observasi tersebut merupakan keterangan tunggal, dengan mendasarkan ilmu
pada pengalaman keterangan tunggal dapat menjadi keterangan universal yang membentuk
pengetahuan ilmiah. Caranya dengan memenuhi kondisi tertentu secara memuaskan, maka
dapat dibenarkan atau disahkan melakukan generalisasi dari serangkaian terbatas keterangan
observasi tunggal menjadi hukum universal. Kondisi yang harus dipenuhi tersbut dipaparkan:
1) Jumlah keterangan observasi yang membentuk dasar suatu generalisasi harus besar.
2) Observasi harus diulang-ulang pada variasi kondisi yang luas.
3) Keterangan observasi yang sudah dapat diterima, tidak boleh bertentangan pada hukum
universal yang menjadi kesimpulannya.
Cara penjelasan diatas disebut dengan penalaran induktif dan prosesnya disebut induksi.
Dengan demikian menurut induktivisme naïf, batang tubuh pengetahuan ilmiah itu dibangun
oleh induksi dengan dasar yang kukuh yang diperoleh lewat observasi.
3. Logika dan penalaran deduktif
Studi tentang penalaran deduktif mengandung disiplin logika. Apabila sekali ilmuwan
memiliki hukum dan teori universal maka dari situ dimungkinkan baginya menarik
konsekwensi yang bisa digunakan untuk memberikan penjelasan dan ramalan, penjelasan ini
disebut penalaran deduktif. Namun deduksi logika saja tidak dapat berlaku sebagai sumber
suatu keterangan yang benar tentang dunia. Deduksi berkaitan dengan penarikan keterangan-
keterangan dari keterangan-keterangan lain yang sudah diketahui.
4. Ramalan dan penjelasan menurut tafsiran induktivis
Ciri utama ilmu ialah kemampuannya untuk menjelaskan dan meramalkan. Bagi seorang
induktivis, sumber kebenaran bukanlah logika, melainkan pengalaman. Ditentukan
kebenarannya lewat observasi langsung. Bentuk umum penjelasan ilmiah dan ramalan ilmah :
1) Hukum-hukum dan teori-teori, 2) Kondisi-kondisi awal, 3) Ramalan dan keterangan.
Metode ilmah : pertama, semua fakta diobservasi dan direkam, tanpa melakukan pilihan atau
dugaan. Kedua, fakta itu dianalisa dibandingkan dan diklasifikasi tanpa hipotesa atau dalil.
Ketiga, generalisasiakan ditarik secara induktif mengenai hubungannya. Keempat, riset
selanjutnya akan dilakukan secara induktf maupun induktif dengan menggunakan
penyimpulan dari generalisasi.
5. Appeal induktivisme naif
Daya tarik induktivisme naif terletak pada pandangan yang nampaknya terletak pada
kenyataan bahwa mereka memberikan uraian yang telah diformalisasi mengenai beberapa
kesan popular tentang sifat ilmu yang sebenarnya, tentang daya menjelaskan dan meramal,
keobjektifan dan kesan reabilitas lebih unggul daripada bentuk-bentuk pengetahuan lain.
Kaum induktivis akan mengemukaan bahwa sepanjang teori-teori ilmiah dapat dibenarkan,
maka pembenarnya didukung secara induktif atas dasar yang sedikit banyak telah terjamin
oleh pengalaman.