ilmu ukur tanah

10
ILMU UKUR TANAH ILMU UKUR TANAH DIDEFINISIKAN ILMU YANG MENGAJARKAN TENTANG TEKNIK- TEKNIK / CARA-CARA PENGUKURAN DIPERMUKAAN BUMI DAN BAWAH TANAH DALAM AREAL YANG TERBATAS (±20’-20’ ATAU 37 Km x 37 Km) UNTUK KEPERLUAAN PEMETAAN DLL. MENGINGAT AREAL YANG TERBATAS , MAKA UNSUR KELENGKUNGAN PERMUKAAN BUMI DAPAT DIABAIKAN SEHINGGA SISTEM PROYEKSINYA MENGGUNAKAN PROYEKSI ORTHOGONAL DIMANA SINAR-SINAR PROYEKTOR SALING SEJAJAR ATAU SATU SAMA LAIN DAN TEGAK LURUS BIDANG PROYEKSI. SEDANGKAN PADA PETA DAPAT DIDEFINISIKAN SEBAGAI GAMBARAN DARI SEBAGIAN PERMUKAAAN BUMI PADA BIDANG DATAR DENGAN SKALA DAN SISTEM PROYEKSI TERTENTU. UNTUK MEMUDAHKAN PENENTUAN SUATU WILAYAH, MAKA BUMI DIBATASI MENJADI GARIS BUJUR DAN GARIS LINTANG JENIS PETA Peta bisa dijeniskan berdasarkan isi, skala, penurunan serta penggunaannya. Peta berdasarkan isinya: 1. Peta hidrografi: memuat informasi tentang kedalaman dan keadaan dasar laut serta informasi lainnya yang diperlukan untuk navigasi pelayaran. 2. Peta geologi: memuat informasi tentang keadaan geologis suatu daerah, bahan-bahan pembentuk tanah dll. Peta geologi umumnya juga menyajikan unsur peta topografi. 3. Peta kadaster: memuat informasi tentang kepemilikan tanah beserta batas dll-nya. 4. Peta irigasi: memuat informasi tentang jaringan irigasi pada suatu wilayah. 5. Peta jalan: memuat informasi tentang jejaring jalan pada suatu wilayah 6. Peta Kota: memuat informasi tentang jejaring transportasi, drainase, sarana kota dll-nya. 7. Peta Relief: memuat informasi tentang bentuk permukaan tanah dan kondisinya. 8. Peta Teknis: memuat informasi umum tentang tentang keadaan permukaan bumi yang mencakup kawasan tidak luas. Peta ini dibuat untuk pekerjaan perencanaan teknis skala 1 : 10 000 atau lebih besar. 9. Peta Topografi: memuat informasi umum tentang keadaan permukaan bumi beserta informasi ketinggiannya menggunkan garis kontur. Peta topografi juga disebut sebagai peta dasar. 10. Peta Geografi: memuat informasi tentang ikhtisar peta, dibuat berwarna dengan skala lebih kecil dari 1 : 100 000. PETA BERDASARKAN SKALANYA:

Upload: rafael-danendra-garuda

Post on 14-Jul-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ringkasan ilmu ukur tanah

TRANSCRIPT

Page 1: ILMU UKUR TANAH

ILMU UKUR TANAH

ILMU UKUR TANAH DIDEFINISIKAN ILMU YANG MENGAJARKAN TENTANG TEKNIK-TEKNIK / CARA-CARA PENGUKURAN DIPERMUKAAN BUMI DAN BAWAH TANAH DALAM AREAL YANG TERBATAS (±20’-20’ ATAU 37 Km x 37 Km) UNTUK KEPERLUAAN PEMETAAN DLL.

MENGINGAT AREAL YANG TERBATAS , MAKA UNSUR KELENGKUNGAN PERMUKAAN BUMI DAPAT DIABAIKAN SEHINGGA SISTEM PROYEKSINYA MENGGUNAKAN PROYEKSI ORTHOGONAL DIMANA SINAR-SINAR PROYEKTOR SALING SEJAJAR ATAU SATU SAMA LAIN DAN TEGAK LURUS BIDANG PROYEKSI. SEDANGKAN PADA PETA DAPAT DIDEFINISIKAN SEBAGAI GAMBARAN DARI SEBAGIAN PERMUKAAAN BUMI PADA BIDANG DATAR DENGAN SKALA DAN SISTEM PROYEKSI TERTENTU.

UNTUK MEMUDAHKAN PENENTUAN SUATU WILAYAH, MAKA BUMI DIBATASI MENJADI GARIS BUJUR DAN GARIS LINTANG

JENIS PETA

Peta bisa dijeniskan berdasarkan isi, skala, penurunan serta penggunaannya.

Peta berdasarkan isinya:

1. Peta hidrografi: memuat informasi tentang kedalaman dan keadaan dasar laut serta informasi lainnya yang diperlukan untuk navigasi pelayaran.

2. Peta geologi: memuat informasi tentang keadaan geologis suatu daerah, bahan-bahan pembentuk tanah dll. Peta geologi umumnya juga menyajikan unsur peta topografi.

3. Peta kadaster: memuat informasi tentang kepemilikan tanah beserta batas dll-nya.

4. Peta irigasi: memuat informasi tentang jaringan irigasi pada suatu wilayah.

5. Peta jalan: memuat informasi tentang jejaring jalan pada suatu wilayah

6. Peta Kota: memuat informasi tentang jejaring transportasi, drainase, sarana kota dll-nya.

7. Peta Relief: memuat informasi tentang bentuk permukaan tanah dan kondisinya.

8. Peta Teknis: memuat informasi umum tentang tentang keadaan permukaan bumi yang mencakup kawasan tidak luas. Peta ini dibuat untuk pekerjaan perencanaan teknis skala 1 : 10 000 atau lebih besar.

9. Peta Topografi: memuat informasi umum tentang keadaan permukaan bumi beserta informasi ketinggiannya menggunkan garis kontur. Peta topografi juga disebut sebagai peta dasar.

10. Peta Geografi: memuat informasi tentang ikhtisar peta, dibuat berwarna dengan skala lebih kecil dari

1 : 100 000.

PETA BERDASARKAN SKALANYA:

1. Peta skala besar: skala peta 1 : 10 000 atau lebih besar.

2. Peta skala sedang: skala peta 1 : 10 000 - 1 : 100 000.

3. Peta skala kecil: skala peta lebih kecil dari 1 : 100 000.

PETA TANPA SKALA KURANG ATAU BAHKAN TIDAK BERGUNA. SKALA PETA MENUNJUKKAN KETELITIAN DAN KELENGKAPAN INFORMASI YANG TERSAJI DALAM PETA.

PENULISAN SKALA PETA

SKALA PETA DAPAT DINYATAKAN DALAM BEBERAPA CARA :

1. ANGKA PERBANDINGAN

MISAL 1: 1.000.000 MENYATAKAN 1 cm atau 1 inch DI PETA SAMA DENGAN 1.000.000 cm/ inch DIPERMUKAAN BUMI

2. PERBANDINGAN NILAI

Page 2: ILMU UKUR TANAH

MISAL 1 CM UNTUK 10 km

3. SKALA BAR ATAU SKALA GARIS

GARIS INI DITETAPKAN ATAU DIGAMBARKAN DALAM PETA DAN DIBAGI-BAGI DALAM INTERVAL YANG SAMA, SETIAP INTERVAL MENYATAKAN BESARAN PANJANG YANG TERTENTU. PADA UJUNG LAIN, BIASANYA SATU INTERVAL DIBAGI-BAGI LAGI MENJADI BAGIAN YANG LEBIH KECIL DENGAN TUJUAN AGAR PEMBACA PETA DAPAT MENGUKUR PANJANG DALAM PETA SECARA LEBIH TELITI.

- See more at: http://belajar-teknik-sipil.blogspot.co.id/2010/03/ilmu-ukur-tanah.html#sthash.fUnueRar.dpuf

Pengertian dan Fungsi Peta

Bermula dari ketersediaan peta, selanjutnya proses perencanaan dan pelaksanaanpekerjaan fisik (terutama) dapat

berjalan dengan baik. Peta yang beredar di masyarakatcukup banyak ragamnya, tetapi belum tentu peta yang

didapatkan sesuai dengan apa yang diinginkan. Misalnya saja pengguna peta ingin merencanakan suatu tempat

untuk rencanapengolahan limbah industri serta lokasi pembuangannya. Untuk keperluan tersebutdidapatkan peta

topografi dengan skala 1 : 50.000. Pertanyaannya apakah dengan petatersebut sudah cukup? ataukah masih

membutuhkan peta lain yang lebih mengenai sasarandalam arti lebih besar skalanya, lebih banyak dan detail

tampilan obyek-obyeknya dansebagainya. Sebelum membahas lebih jauh tentang peta, maka apa yang dimaksud

dengan peta?Apa fungsi dan kegunaan peta? Peta merupakan sumber informasi. Sehingga denganadanya peta

seharusnya orang menjadi mengerti atau lebih mengerti dari sebelummendapatkan peta, tetapi kalau dengan

keberadaan peta malah membuat orang menjaditidak mengerti dan bingung, maka peta tersebut dapat dikatakan

peta yang tidak ataukurang baik. Kurang baik disini diartikan sebagai kurang komunikatif, kurang teliti,

kurangpenjelasan dan sejenisnya

Fungsi peta secara umum dikelompokkan menjadi 4 (empat) bagian utama yaitumemperlihatkan posisi (baik posisi

horisontal maupun posisi vertikal dari suatu tempat),memperlihatkan ukuran, memperlihatkan bentuk dan

menghimpun dan menseleksi.Sedangkan kegunaan peta antara lain untuk perencanaan peletakan bangunan-

bangunanfisik (jalan, gedung, jembatan, dam, pelabuhan), perencanaan peletakan mesin-mesin berat,perencanaan

pematokan (staking out) yaitu merealisasikan gambar di peta untuk diukur dilapangan, hitungan volume dan luas,

perencanaan tata ruang (RTRW, RDTRK, RTRK) dll.

Penggolongan Peta

Secara garis besar, peta dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok berdasarkan :

Page 3: ILMU UKUR TANAH

Berdasarkan sifatnya, peta dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian yaitu:

Peta topografi : Peta topografi dimaksudkan sebagai gambaran yang merupakan sebagian atauseluruh

permukaan bumi yang digambar pada bidang datar dengan cara tertentu danskala tertentu yang mencakup

unsur-unsur alam saja, unsur buatan manusia sajaatau keduanya. Contoh unsur-unsur alam adalah gunung,

sungai, danau, laut,vegetasi dan sebagainya. Sedangkan contoh unsur-unsur buatan manusia adalahrumah,

jembatan, gardu listrik, gudang, pelabuhan dan sebagainya.

Peta tematik Peta tematik dimaksudkan sebagai peta yang memuat atau menonjolkan tema (unsur) tertentu.

Walaupun temanya tertentu, tetapi sering peta tersebut  membutuhkan “tempat” untuk wadah peta ini yaitu

peta topografi. Oleh karena ituterkadang dalam peta tematik masih ada beberapa unsur pada peta topografi

yangikut pada lembar peta tersebut. Contoh peta tematik: Peta jaringan (jaringan pipa air minum, Peta jaringan

jalan, jaringan telekomunikasi, jaringan listrik, jaringan irigasi dll), Peta ketinggian (kontur, Digital Terrain

Model / Digital Elevation Model), Peta tata guna lahan (land use) seperti sawah, hutan, kebun, ladang. Peta

penyebaran penduduk, peta batas administrasi, dll.

Berdasarkan macamnya, peta dapat digolongkan menjadi 2 (dua) bagian yaitu :

Peta garis : Peta garis didapat dari survei lapangan yaitu pengukuran di lapangan yangselanjutnya dihitung

dan terakhir disajikan dalam bentuk plotting pada kertas, kalkirataupun pada drafting film. Ada pula peta garis

yang didapat dari foto udara yangdiproses dengan cara mengeplotkan hasil foto tersebut sedemikian rupa

sehinggatergambar menjadi peta garis.

Peta foto : Peta foto didapat dari survei udara yaitu melakukan pemotretan lewat udara pada daerah tertentu

dengan aturan fotogrametris tertentu. Sebagai gambaran padafoto dikenal ada 3 (tiga) jenis yaitu foto tegak,

foto miring dan foto miringsekali.Yang dimaksud dengan foto tegak adalah foto yang pada saat pengambilan

objeknya sumbu kamera udara sejajar dengan arah gravitasi( tolerensi <3o), sedangkan yangdisebut dengan

foto miring sekali apabila pada foto tersebut horison terlihat. Untukfoto miring, batasannya adalah antara kedua

jenis foto tersebut. Secara umum  foto yang digunakan untuk peta adalah foto tegak (Wolf, 1974).

Skala Peta a.    Pengertian Skala peta ialah perbandingan jarak antara dua titik peta dengan jarak yang

sebenarnya di lapangan secara mendatar. Skala peta berfungsi sebaik memberi keterangan mengenai besarnya pengecilan atau redusi peta tersebut dari yang sesungguhnya.

b.    Macam-macam Skala Peta Skala peta dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu sebagai berikut. 1)    Skala Pecahan (Numeral Scale) Skala pecahan dinyatakan dalam rumus: Skala =Jarak pada peta / Jarak sesungguhnya                     Contoh: Pada suatu peta tertulis skala = 1 : 1.000.000. Ini berarti jarak 1 cm dalam

peta mewakili 1.000.000 cm atau 10 km dalam lokasi sesungguhnya. 2)    Skala Inci (Inci to Mile Scale) Skala inci yaitu skala yang menunjukkan jarak 1 inci di peta sama dengan

sekian mil di lapangan. Contoh: Pada suatu peta tertulis skala = 1 inc - 4 miles. Ini berarti 1 inci di dalam

peta mewakili 4 mil di lapangan.

Page 4: ILMU UKUR TANAH

3)    Skala Grafik (Graphic Scale) Skala grafik yaitu skala yang ditunjukkan dengan garis lurus, yang dibagi

menjadi beberapa bagian dengan panjang yang sama. Pada setiap bagian menunjukkan satuan panjang yang sama pula.

Contoh: 1 cm = 1 km Ini artinya jarak 1 cm dalam peta sama panjangnya dengan 1 km dalam

lokasi sesungguhnya.

Selain jenis di atas, skala peta menurut besar kecilnya dapat dibagi lagi menjadi beberapa macam, yaitu:

a)    skala teknik, yaitu skala antara 1 : 100 s.d. 1 : 5.000, b)    skala besar, yaitu skala antara 1 : 5.000 s.d. 1 : 250.000, c)    skala medium, yaitu skala antara 1 : 250.000 s.d. 1 : 500.000, d)    skala

kecil,        yaitu skala antara 1 : 500.000 s.d. 1 : 1.000.000.

Skala

Pembagian peta berdasarkan skalanya masih belum ada kesepakatan antara ahli. Salahsatu pendapat yang

membagi peta berdasarkan skalanya, peta tersebut dikelompokkanmenjadi 3 (tiga) bagian yaitu

1. Skala besar : Peta dikatakan skala besar jika bilangan skalanya kurang dari atau sama dengan 10000 atau

skala ≥ 1:10000

2. Skala sedang :  Peta dikatakan skala sedang jika bilangan skalanya lebih dari 10000 sampai dengan kurang

dari atau sama dengan 100000 atau skalanya antara 1 : 10000 hingga 1:100000

3. Skala Kecil : Peta dikatakan skala kecil jika bilangan skalanya lebih besar dari 100000 atau skalanya lebih

besar dari 1 : 1000000

https://handiri.wordpress.com/ilmu-ukur-tanah-dan-kartografi/

Datum geodetik atau referensi permukaan atau georeferensi adalah parameter sebagai acuan untuk mendefinisikan geometri ellipsoid bumi serta orientasi sumbu koordinat terhadap tubuh bumi. Datum geodetik diukur menggunakan metode manual hingga yang lebih akurat lagi menggunakan satelit.

Parameter datum geodetik[sunting | sunting sumber]

Parameter utama, yaitu setengah sumbu panjang ellipsoid (a), setengah sumbu pendek (b), dan penggepengan ellipsoid (f).

Parameter translasi, yaitu yang mendefinisikan koordinat titik pusat ellipsoid (Xo,Yo,Zo) terhadap titik pusat bumi.

Parameter rotasi, yaitu (εx, εy, εz) yang mendefinisikan arah sumbu-sumbu (X,Y,Z) ellipsoid.

Parameter lainnya, yaitu datum geodesi global memiliki besaran yang banyak hingga mencakup konstanta-konstanta yang merepresentasikan model gaya berat bumi dan aspek spasial lainnya.

Jenis datum geodetik[sunting | sunting sumber]

Jenis geodetik menurut metodenya :

Datum horizontal  adalah datum geodetik yang digunakan untuk pemetaan horizontal. Dengan teknologi yang semakin maju, sekarang muncul kecenderungan penggunaan datum horizontal geosentrik global sebagai penggganti datum lokal atau regional.

Page 5: ILMU UKUR TANAH

Datum vertikal  adalah bidang referensi untuk sistem tinggi ortometris. Datum vertikal digunakan untuk merepresentasikan informasi ketinggian atau kedalaman. Biasanya bidang referensi yang digunakan untuk sistem tinggi ortometris adalah geoid.

https://id.wikipedia.org/wiki/Datum_geodetik

Pengertian proyeksi peta

Proyeksi adalah cara penggambaran garis-garis meridian dan paralel dari globe ke dalam bidang datar. Contoh sederhana pembuatan peta dengan menggunakan proyeksi adalah seperti pada waktu kita mengelupas buah jeruk, kemudian kulit jeruk tersebut kita lembarkan. Perhatikan gambar di bawah ini!

Penggambaran peta melalui proyeksi

Di dalam melakukan kegiatan proyeksi peta, ada beberapa hal yang tidak boleh terabaikan, yaitu:

1. peta harus equivalen, yaitu peta harus sesuai dengan luas sebenarnya di permukaan bumi setelah dikalikan dengan skala.

2. peta harus equidistan, yaitu peta harus mempunyai jarak-jarak yang sama dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi setelah dikalikan dengan skala.

3. peta harus konform, yaitu bentuk-bentuk atau sudut-sudut pada peta harus dipertahankan sesuai dengan bentuk sebenarnya di permukaan bumi.

Proyeksi peta ialah cara pemindahan lintang/ bujur yang terdapat pada lengkung permukaan bumi ke bidang datar. Ada beberapa ketentuan umum yang harus diperhatikan dalam proyeksi peta yaitu:1. Bentuk yang diubah harus tetap2. Luas permukaan yang diubah harus tetap,3. Jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan yang diubah harus tetap, 4. Sebuah peta yang diubah tidak boleh mengalam penyimpangan arah.

Dengan demikian, pada prinsipnya bahwa dengan proyeksi peta diharapkan penggambaran permukaan bumi ke dalam peta tidak terlalu menyimpang dari aslinya, atau dapat mendekati bentuk yang sebenarnya.

1. PolyederCiri-ciri proyeksi

a. Kerucutb. Konformc. Normald. Tangent

Page 6: ILMU UKUR TANAH

Dalam proyeksi polyeder, daerah yang akan dibuat petanya dibagi dalam daerah-daerah kecil yang dibatasi oleh garis-garis parallel dan meridian. Di Indonesia, setiap daerah kecil tersebut berukuran 20′ x 20′ atau sekitar 36 km x 36 km. Tiap daerah kecil ini merupakan satuan proyeksi sendiri yang dinamakan bagian derajat. Sebagian bidang proyeksi diambil bidang kerucut untuk tiap-tiap bagian derajat yang menyinggung permukaan bumi (ellipsoid) pada garis parallel tengah bagian derajat itu.

Titik origin salib sumbu diambil dari titik perpotongan garis parallel tengah dan garis meridian tengah. Garis parallel diproyeksikan sebagai busur-busur lingkaran yang mempunyai titik pusat di titik puncak kerucut. Garis parallel tengah diproyeksikan ekuidistan, sedang proyeksi garis-gais parallel lainnya dibuat sedemikian rupa sehingga proyeksi polyeder menjadi konform.

Wilayah Indonesia dibagi dalam 139 x 111 bagian derajat. Bidang kerucut menyinggung pada garis parallel tengah (parallel standard, k = 1)

Meridian akan tergambar sebagai garis lurus yang konvergen ke arah kutub. Untuk daerah di utara ekuator, konvergen ke kutub utara. Untuk daerah yang ada di sebelah selatan konvergen ke kutub selatan.

Setiap bagian derajat proyeksi Polyeder diberi nomor dengan dua digit angka. Digit pertama yang menggunakan angka romawi menunjukan letak garis parallel standar  (φo)sedangkan digit kedua yang menggunakan angka arab menunjukan garis meridian standarnya(λo).Untuk wilayah Indonesia penomoran bagian derajatnya adalah:

o Paralel Standar: dimulai dari I (φo=6o50′ LU) sampai LI (φo=10o50’LU)o Meridian Standar: dimulai dari 1 (λo=11o50′ BT) sampai 96 (λo=19o50′ BT)Proyeksi Polyeder beracuan pada Ellipsoida Bessel 1841 dan meridian nol jakarta (λjakarta106o48’27,79″ BT)Keuntungan:Untuk daerah yang terletaak dalam satu bagian derajat (20′ x 20′) perubahan jarak dan sudut praktis tidak ada, sehingga proyeksi seperti ini baik untuk peta-peta teknis berskala besar dan peta-peta topografi.Kerugian:

1. Jika daerah yang dipetakan lebih luas dari 20′ x 20′, maka harus selalu pindah bagian derajat atau pindah stelsel koordinat yang memerlukan hitungan.

2. Grid dinyatakan dalam kilometer fiktif sehingga kurang praktis. Untuk tiap pulau besar ada stelsel penomeran grid tersendiri, hal ini akan membingungkan.

3. Kurang praktis untuk penggambaran peta-peta skala 1:250.000 atau yang lebih kecil lagi, karena akan terdiri dari banyak bagian derajat.

4. Kondisi konvergensi meridian yang belum diperhitungkan dapat menyebabkan kesalahan arah maksimum 15 untuk jarak 15 km.

https://geosig.wordpress.com/2009/10/21/sistem-proyeksi/

 Proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM)Proyeksi UTM adalah proyeksi peta yang terkenal dan sering digunakan. UTM merupakan proyeksi silinder yang mempunyai kedudukan transversal, serta sifat distorsinya conform. Bidang silinder memotong bola bumi pada dua buah meridian yang disebut meridian standar dengan faktor skala1. Lebar zone 6° dihitung dari 180° BT dengan nomor zone 1 hingga ke 180° BT dengan nomor zone 60. Tiap zone mempunyai meridian tengah sendiri. Perbesaran di meridian tengah = 0,9996. Batas paralel tepi atas dan tepi bawah adalah 84° LU dan 80° LS.Perbedaan proyeksi UTM dengan proyeksi lainnya terletak pada koordinatnya. Proyeksi lain mengenal koordinat negatif sedangkan proyeksi UTM tidak mengenal koordinat negatif. Dengan dibuatnya koordinat semu, maka semua koordinat dalam sistem proyeksi UTM mempunyai angka positif. Koordinat semu di (0, 0) adalah + 500.000 m dan+ 0 m untuk wilayah di sebelah utara ekuator atau+ 10.000.000 m untuk wilayah di sebelah ekuator. Keunggulan sistem UTM adalah1. setiap zone memiliki proyeksi simetris sebesar 6°,2. rumus proyeksi UTM dapat digunakan untuk transformasi zone di seluruh dunia,3. distorsi berkisar antara 40 cm/ 1.000 m dan 70 cm/ 1.000 m.

Page 7: ILMU UKUR TANAH

4. Sifat-sifat graticule dalam Proyeksi UTM Garis melengkung yang berarah utara-selatan adalah garis proyeksi meridian. Garis proyeksi meridian tengah (central meridian) berupa garis lurus. Garis proyeksi meridian lainnya akan melengkung ke arah meridian tengah. Garis melengkung yang berarah barat-timur adalah garis proyeksi paralel. Garis proyeksi paralel yang berada di sebelah utara ekuator akan melengkung ke arah proyeksi kutub utara. Garis proyeksi paralel yang berada di sebelah selatan ekuator akan melengkung ke arah proyeksi kutub selatan. Garis proyeksi lingkaran ekuator berupa garis lurus berarah barat-timur. Jarak antara dua garis proyeksi meridian yang berurutan adalah tetap untuk suatu lintang tertentu, tetapi berubah-ubah untuk setiap perubahan lintang. Jarak antara dua garis proyeksi paralel yang berurutan tidak tetap. Semua koordinat geodetis dihitung terhadap meridian Greenwich sebagai bujur nol dan terhadap lingkaran ekuator sebagai lintang nol.1)    Lembar Peta Global Penomoran setiap lembar bujur 6° dari 180° BB 180° SBT menggunakan angka 1-60. Penomoran setiap lembar arah paralel 80°-84° LU menggunakan huruf C X dengan tidak menggunakan huruf I dan O. Selang setiap 8° mulai 8° LS 72° LU atau C W.2)    Lembar Peta UTM di IndonesiaAplikasi UTM untuk Indonesia adalah dengan membagi Indonesia ke dalam sembilan zone UTM. Dimulai dari meridian 90° BT hingga 144° BT, mulai dari zone 46 (meridian sentral 93° BT hingga zone 54 (meridian sentral 141°)

3)    Lembar Peta UTM Skala 1 : 25.000 di Indonesia Ukuran satu lembar peta skala 1 : 25.000 adalah 7 1/2 x 7 1/2. Satu lembar peta skala 1 : 50.000 dibagi menjadi empat bagian lembar pada skala 1 : 25.000. Penomoran menggunakan huruf kecil a, b, c, d dimulai dari pojok kanan atas searah jarum jam.Aplikasi UTM untuk Indonesia adalah dengan membagi Indonesia kedalaman 9 zone UTM, dimulai dari meridian 90°BT hingga 144°, mulai dari zone 46 (Meridian sentral 93°BT) hingga zone 54 (meridian sentral 141°BT).

UTM (Universal Transverse Mercator)

Universal Transverse Mercator(UTM) merupakan Metode grid berbasis menentukan lokas di permukaan bumi yang merupakan aplikasi praktis dari 2 dimensi.

Sejarah UTM (Universal Transerve Mercator)

Universal Transerve Mercator sistem koordinat dikembangkan oleh Amerika Serikat Army Corps of Engineers pada tahun 1940-an. Sistem ini didasarkan pada model yang ellipsoidal bumi. Untuk daerah di Amerika Serikat berbatasan, yang Clarke 1866 ellipsoid digunakan untuk daerah sisa bumi, termasuk Hawai, ellipsoid internasional digunakan. Saat ini WGS84 ellipsoid digunaka sebagai model yang mendasari bumi dalam system koordinat UTM.

Sebelum pengembangan system transverse Mercator koordinat universal. Beberapa Negara Eropa menunjukkan utilitas berbasis grid peta konformal dengan pemetaan wilayah mereka selama periode antar perang. Menghitung jarak antara dua titik pada peta ini dapat dilakukan lebih mudah dilapangan daripada yang dinyatakan mungkin

Page 8: ILMU UKUR TANAH

menggunakan rumus trigonometri yang diperlukan dalam system graticule berbasis lintang dan bujur.

Melintang proyek si Mercator adalah varian dari proyeksi Mercator, yang awalnya dikembagkan oleh Flemish geographer dan kartografer Gerardus Mercator, pada tahun 1570. Proyeksi ini konformal, sehingga mempertahankan sudut dan mendekati bentuk tetapi selalu mendistrosi jarak dan daerah. UTM melibatkan non-linear scaling di kedua Easting dan Northing untuk memastikan peta proyeksi eliipsoid adalah konformal.

Zona UTMSystem UTM membagi permukaan bumi antara 80oS dan 84oLU menjadi 60 zona, masing-masing 6o bujur lebar dan berpusat diatas meridian bujur. Zona 1 adalah dibatasi oleh bujur 180o sampai 174oB dan berpusat pada 177 barat meridian. Zona penomoran meningkatkan kea rah timur. Masing-masing dari 60 zona bujur dalam system UTM didasarkan pada Mercator Melintang proyeksi. Pemetaan wilayah besar utara-selatan dengan batas jumlah rendah distori, dengan menggunakan zona sempit dari 6o bujur sampai 800 km lebarnya dan mengurangi skala factor sepanjang meridian sentral denga hanya 0,0004 – 0,9996 (pengurangan 1:2500), jumlah distori diselenggarakan dibawah 1 bagian di 1.000 dalam setiap zona. Distorsi skala meningkat menjadi 1,00010 pada batas luar zona sepanjang khatulistiwa.Pada setiap zona factor skala meridian sentral mengurangi diameter silinder melintang untuk menghasilkan proyeksi garis potong dengan dua garis standar, atau garis-garis skala sebenarnya terletak disekitar 180 km dikedua sisi, dan kira-kiran sejajar, pusat meridian (ARccOs 0,9996 = 1,62o pada khatulistiwa). Faktor skala kurang dari 1 dalam baris-baris dan lebih besar dari 1 luar dari garis-garis, tetapi keseluruhan distorsi skala di dalam zona seluruh diminimalkan

http://geografisman3purworejo.blogspot.co.id/2013/05/proyeksi-peta-dan-skala-peta.html