documentii
DESCRIPTION
hTRANSCRIPT
II.2.2.7 Kunci Determinasi
1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14a, 15a,
109b, 119b, 120b, 128b, 129b, 135b, 136b, 139b, 140b,
142b, 143b, 146b, 154b, 156b, 162b, 163b, 167b, 169b.
II.2.6.6 Kunci Determinasi
1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9a, 41b, 42b, 43b, dan 44a.
IV.2. Pengamatan Organoleptik
Sampel Pengamatan Organoleptik
Biji Lada(Piper nigrum)
Warna : HitamBau : KhasBentuk : Bulat-bulat kecilRasa : Pedis
Buah Jinten Putih(Cuminum cyminum)
Warna : CoklatBau : KhasBentuk : sepeti berasRasa : Khas
Buah Kapulaga(Amomum compactum)
Warna : Coklat putih kehitamanBau : KhasBentuk : bulat kerasRasa : tidak berasa
Buah Cabe(Capsicum annum)
Warna : Coklat merah tuaBau : KhasBentuk : Oval tipisRasa : Pedas
Biji Labu(Curcubita maxima)
Warna : Putih KecokelatanBau : KhasBentuk : Oval KerasRasa : Tak Berasa
Buah Pala(Myristica fragtans)
Warna : CoklatBau : Tidak berbauBentuk : Bulat kerasRasa : Khas
Buah Adas(Anenthum graveolens)
Warna : Coklat mudaBau : Tidak berbauBentuk : Seperti padiRasa : Tak berasa
Buah Ketumbar(Coriandrum sativum)
Warna : Putih KecokelatanBau : KhasBentuk : Bulat-bulat kecilRasa : Pedis
BAB V
PEMBAHASAN
Pengertian simplisia menurut farmakope Indonesia edisi III adalah
bahan alam yang digunakan sebagai obat alam yang belum mengalami
pengolahan apapun juga kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah
dikeringkan.
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat
yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan
lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia nabati adalah
simplisia yang berupa tanaman, eksudat tanaman adalah isi sel yang
dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat
kimia murni.
Pada percobaan kali ini digunakan sampel yang berbeda-beda,
seperti; adas, cabai, jintan hitam, jintan putih, kapulaga, ketumbar, kopi,
lada, labu,pala, dan talak.
Pada percobaan kali ini dilakukan pengamatan organoleptik dan
mikroskopik. Pada percobaan organoleptik dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui bentuk, rasa, bau, dan warna simplisia buah dan biji.Pada
pengamatan mikroskopik dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
struktur anatomi simplisia buah dan biji.
Pengamatan organeleptik pada buah pala, berwarna coklat
memiliki rasa yang khas bentuk bulat keras dan tidak memiliki rasa. Pada
biji lada memiliki bentuk bulat-bulat kecil berwarna hitam dengan rasa
pedis dan bau yang khas. Buah jinten putih berwarna coklat, bau dan rasa
yang khas berbentuk seperti beras. Buah kapulaga berwarna coklat putih
kehitaman, bau dan yang khas, berbentuk bulat keras. Buah cabe
berwarna coklat merah tua memiliki bau yang khas berbentuk oval dan
rasanya itu pedis. Biji labu berwarna putih kecoklatan memilki bau khas
berentuk oval keras tidak berasa. Buah adas berwarna coklat muda tak
berbau bentuknya seperti padi dan tak berasa. Ketumbar berwarna putih
kecoklatan berbau khas bentuk bulat-bulat kecil dan berasa pedis.
Pengamatan mikroskopik dilakukan dengan cara diletakkan serbuk
simplisia buah dan biji diatas objek glass lalu ditetesi dengan medium
klorahidrat atau floroglusin agar memeperjelas anatomi simplisia buah dan
biji, setelah itu ditutup dengan degglass, kemudian dilakukan fiksasi, lalu
diamati, dan digambar atau difoto hasilnya. Pengamatan organoleptik
dilakukan dengan cara mengamati bentuk, rasa, bau, dan warna dari
sampel simplisia buah dan biji.
Pada pengamatan mikroskopik dengan menggunakan medium
kloralhidrat dan perbesaran 10 x 10 pada sampel buah adas terlihat
endosperm sedangkan pada literatur terlihat semua bagian-bagian
anatominya secara lengkap seperti jeringan parenkim, serabut, dan
sebagainya. Sedangkan pada buah pala terlihat serabut, buah jintan hitam
terlihat parenkim dan endosperm, pada jintan putih juga terlihat jaringan
parenkim dan endosperm, pada buah kapulaga terlihat serabut, dan pada
buah talak terlihat sel batu.
Faktor-faktor yang yang mempengaruhi percobaan buah dan biji
ialah keterbatasan waktu dan keterbatasan alat yang digunakan
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik IndonesiaJakarta. P. 675, 142, 96
Adhyatma, 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. P. 82-85
Drazat, MS. 2007. Meraup Laba dari Pala. Jakarta : Agromedia. P. 71-74
Junaedi, Edi. 2006. Sembuhkan Penyakit dengan Habbatussauda (Jinten Hitam). Jakarta : Agromedia. P. 17-19
Ong, Hean Chooi.2008. Rempah Ratus : Khasiat Makanan dan Ubatan. Malaysia : Perpustakaan Negara Malaysia. P. 38-41
Pitojo, Setijo. 2003. Benih Cabai. Yogyakarta : Kanisius.P. 15-17
Rukmana, R. 1996. Usaha Tani Cabai Hibrida Sistem Mulsa Plastik. Yogyakarta : Kanisius. P : 11
Rusmin, Devi dan Melati. 2007. Khasiat Tanaman Adas Sebagai Obat Tradisional. Warta Puslitbangbun Vol.13 No. 2. P.23-25
Tersono, Lukas. 2008. Tanaman Obat dan Jus untuk Mengatasi Penyakit Jantung, Hipertensi, Kolesterol, dan Stroke. Jakarta : Agromedia Pustaka. P. 19-22