identifikasi pengembangan kawasan berbasis teknologi tahun 2011

53
IDENTIFIKASI PENGEMBANGAN KAWASAN BERBASIS TEKNOLOGI 2011

Upload: fariz-rifqi-ihsan

Post on 28-Nov-2015

513 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

TRANSCRIPT

Page 1: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

IDENTIFIKASI PENGEMBANGAN

KAWASAN BERBASIS TEKNOLOGI

2011

Page 2: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

ii

DAFTAR ISI

Daftar Isi ii

Daftar Tabel iv

Daftar Gambar iv

Bab I Pendahuluan 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Tujuan 4

1.3. Sistematika Pembahasan 4

Bab II Konsep Dasar Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi 6

2.1. Pengertian Kawasan Berbasis Teknologi 6

2.1.1. Technopark 6

2.1.1.1.Pengertian Technopark 6

2.1.1.2.Sejarah Technopark 7

2.1.1.3.Tujuan Technopark 7

2.1.1.4.Aspek Ekonomi dari Technopark 9

2.1.1.5.Fasilitas Technopark 9

2.1.1.6.Manfaat Technopark 11

2.1.2. Kawasan Technopolis 11

2.1.2.1. Pengertian Kawasan Teknopolitan 11

2.1.2.2. Faktor Yang Harus Ada Dalam Pengembangan

Kawasan Teknopolitan

12

2.1.2.3. Faktor Pendukung Pemilihan Lokasi Kawasan Tek-

nopolitan

13

2.1.3. Innovation Cluster 13

2.1.3.1. Pengertian Klaster Inovasi 13

2.1.3.2. Manfaat Pengembangan Klaster Inovasi 14

2.2. Faktor Kunci Dalam Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi 15

2.2.1. Research and Development (R&D) 15

2.2.2. Business and Networked Entreprenuership 16

2.2.3. Manajemen Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi 16

2.2.4. Penyediaan Infrastruktur 17

Page 3: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

iii

Bab III Profil Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

Teknologi Di Indonesia

18

3.1. Profil Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Di Indonesia 18

3.1.1. Kawasan Berbasis Teknologi : Inisiatif Pemerintah Pusat dan

Daerah

19

3.1.1.1. Solo Technopark 19

3.1.1.2. PUSPITEK ( Pusat Penelitian limu Pengetahuan dan

Teknologi )

20

3.1.1.3. CIBINONG SCIENCE CENTER (CSC) 23

3.1.1.4. AGRO TECHNO PARK (ATP)

3.1.1.4.1. ATP di Jawa Tengah

3.1.1.4.2. ATP di Palembang Sumatera Selatan: sebuah

Percontohan

24

24

25

3.1.1.5. SRAGEN TECHNO PARK 25

3.1.1.6. MAIZE CENTER GORONTALO 27

3.1.2. Kawasan Berbasis Teknologi : Inisiatif Swasta

3.1.2.1. Bandung Techno Park

28

28

3.1.2.2.JABABEKA TECHNO PARK (JTP) 30

3.1.2.3.KLATEN TECHNO PARK (KTP)

3.2. Kawasan Berbasis Teknologi Di Negara Lain

3.2.1. Hsinchu Science Park (HSP) Di Taiwan

3.2.2. Media Polis Di Singapura

3.2.3. Silicon Valley Di San Fransisco

31

32

32

34

35

Bab IV Pengembangan Potensi Ekonomi Di Koridor/Wilayah Ekonomi

Indonesia Menuju Kawasan Berbasis Teknologi

36

4.1. Potensi Ekonomi Di Koridor Ekonomi Indonesia 36

4.2. Alternatif Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Sesuai

Dengan Potensi Ekonomi Wilayah

39

4.2.1. Pengembangan Agropolitan dan Agribisnis 39

4.2.2. Pengembangan Minapolitan 41

4.2.3. Pengembangan Bioteknologi 43

4.2.4. Pengembangan Nanoteknologi 45

Bab V Penutup 47

5.1. Kesimpulan 47

5.2. Rekomendasi Kegiatan Berikutnya 48

Page 4: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Profil Technopolis Puspitek

22

Tabel 2 Profil Technopark Jababeka

30

DAFTAR GAMBAR

Gambar.1 22 Kegiatan Ekonomi Utama Dalam MP3IE 5

Gambar.2 Ilustrasi Koridor Ekonomi 6

Gambar.3 Delapan bidang bisnis BTP 29

Gambar.4 Klasifikasi 6 Koridor Ekonomi 37

Page 5: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

2011-2025 merupakan salah satu pedoman yang digunakan oleh pemerintah dalam

melakukan percepatan pembangunan Negara Indonesia menuju Negara yang adil dan

makmur di tahun 2025. MP3EI merupakan dokumen perencanaan yang melengkapi

dokumen perencanaan yang telah ada, antara lain Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014.

Langkah MP3EI ini diharapkan akan menghasilkan tingkat pertumbuhan ekonomi

riil sebesar 6,4-7,5 persen pada periode 2011-2014, dan sekitar 8,0-9,0 persen pada

periode 2015-2025 yang dibarengi oleh penurunan inflasi dari sebesar 6,5 persen pada

periode 2011-2014 menjadi 3,0 persen pada 2025. Kenaikan pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan yang mencerminkan karakteristik negara maju pada akhirnya diharapkan

akan menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2025 dengan

pendapatan per kapita yang berkisar antara USD 14.250-USD 15.500 dengan nilai total

perekonomian (PDB) berkisar antara USD 4,0-4,5 triliun.

Upaya mewujudkan pencapaian visi MP3EI 2025 tersebut dituangkan dalam 3

(tiga) misi yang menjadi fokus utamanya, yaitu: 1) peningkatan nilai tambah dan

perluasan rantai nilai proses produksi serta distribusi dari pengelolaan aset dan akses

(potensi) SDA, geografis wilayah, dan SDM, melalui penciptaan kegiatan ekonomi yang

terintegrasi dan sinergis di dalam maupun antar-kawasan pusat-pusat pertumbuhan

ekonomi, 2) Mendorong terwujudnya peningkatan efisiensi produksi dan pemasaran

serta integrasi pasar domestik dalam rangka penguatan daya saing dan daya tahan

perekonomian nasional dan 3) mendorong penguatan sistem inovasi nasional di sisi

Page 6: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

2

produksi, proses, maupun pemasaran untuk penguatan daya saing global yang

berkelanjutan, menuju innovation-driven economy.

Paradigma pembangunan saat ini didasarkan pada kemampuan suatu bangsa

dalam meningkatkan daya saingnya, dimana pilar yang amat penting dalam kemampuan

daya saing adalah tenaga kerja dan iptek. Sehingga kerangka desain MP3EI didukung oleh

tiga pilar yaitu 1) pengembangan potensi ekonomi melalui koridor ekonomi, 2) penguatan

konektivitas nasional, dan 3) penguatan kemampuan SDM dan Iptek nasional. Dengan

adanya pilar ketiga tersebut jelas sekali bahwa dukungan SDM dan Iptek diyakini sebagai

dukungan terhadap ekonomi yang berbasis pengetahuan, yang sangat diperlukan untuk

secara nyata mendukung MP3EI.

Sebagai roadmap kebijakan ekonomi dalam jangka panjang, maka cetak biru

kebijakan ekonomi dalam MP3EI ini, khususnya program investasi untuk tujuan

percepatan pembangunan ekonomi Indonesia diletakkan sebagai fundamental nilai

implementasi tentang arah pembangunan ekonomi Indonesia ke depan. Berbagai

kendala yang masih dihadapi Indonesia, diantaranya struktur ekonomi yang masih

didominasi sektor pertanian atau industri yang mengekstraksi hasil alam, infrastruktur

yang terbatas serta SDM yang sebagian besar adalah unskill labor, maka proses

percepatan pembangunan memerlukan

transformasi ekonomi dengan perubahan pola

pikir (mindset) yang didasari oleh semangat “Not

Business As Usual”.

Pelaksanaan MP3EI perlu dukungan dari

berbagai pihak antara lain pemerintah pusat,

pemerintah daerah, BUMN, BUMD, Swasta dan

perguruan tinggi. Namun karena kemampuan

pemerintah melalui ABPN dan APBD dalam

pembiayaan pembangunan sangat terbatas, sementara di sisi lain, semakin maju

perekonomian suatu negara, maka semakin kecil pula proporsi anggaran pemerintah

dalam pembangunan ekonomi, sehingga dinamika ekonomi suatu negara pada akhirnya

Page 7: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

3

akan tergantung pada dunia usaha yang mencakup BUMN, BUMD, dan swasta domestik

dan asing. Untuk itu, penciptaan iklim usaha yang kondusif, efisien, memiliki kepastian

hukum, dan pemberian fasilitas fiskal serta kemudahan-kemudahan lain bagi dunia

investasi sangat diperlukan dalam pencapaian target pengembangan 8 program utama

MP3EI yaitu pertanian, pertambangan, energi, industri, kelautan, pariwisata, dan

telematika, serta pengembangan kawasan strategis dengan 22 kegiatan ekonomi utama

yang dituangkan dalam 6 koridor/ kawasan ekonomi pembangunan yaitu Kawasan

Sumatera, Kawasan Jawa, Kawasan Kalimantan, Kawasan Sulawesi, Kawasan Bali-Nusa

Tenggara serta Kawasan Papua- Maluku.

Terciptanya iklim investasi yang kondusif pada akhirnya memungkinkan suatu

daerah untuk memacu daya tumbuh perekonomiannya, menuju tercapainya peningkatan

daya saing. Oleh sebab itu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di setiap koridor

wilayah di Indonesia terutama untuk meningkatkan daya saing di pasar global maka

diperlukan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).

Sistem Inovasi Nasional merupakan kerangka tempat tumbuh dan

berkembangnya inovasi yang melibatkan pemerintah baik pusat maupun daerah untuk

dapat mengembangkan inovasi sesuai dengan potensi daerah masing-masing sehingga

pada akhirnya manfaat nyata dapat dirasakan masyarakat. Sistem Inovasi Nasional perlu

didukung dengan pengembangan kawasan berbasis teknologi yang tersebar di

Indonesia.

Kawasan Berbasis Teknologi adalah kawasan berdimensi pembangunan ekonomi

dengan sentra ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendukung percepatan

perkembangan inovasi. Pengembangan kawasan berbasis teknologi ini diandalkan

sebagai motor penggerak pengembangan wilayah. Kawasan berbasis teknologi

diharapkan mampu menjadi pusat dan pendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan

di sekitarnya serta mampu bersaing di dalam dan luar negeri. Kemampuan bersaing ini

lahir melalui pengembangan produk unggulan yang kompetitif di pasar domestik maupun

global, yang didukung sumber daya manusia (SDM) unggul, riset dan teknologi,

informasi, serta keunggulan pemasaran. Pemerintah perlu mendorong dan mendukung

Page 8: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

4

penciptaan dan penguatan kawasan berbasis teknologi di daerah-daerah yang berbasis

kepada produk unggulan daerah masing-masing.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan kajian ini sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi konsep dasar pengembangan kawasan berbasis teknologi

2. Mengidentifikasi faktor kunci dalam pengembangan kawasan berbasis teknologi

3. Menyusun masukan bagi kebijakan dan strategi pengelolaan dan pengembangan

kawasan berbasis teknologi

4. Sebagai acuan bagi pemerintah maupun swasta di dalam mengembangkan

kawasan berbasis teknologi berdasarkan potensi ekonomi wilayah.

5. Sebagai bahan informasi dalam mempromosikan kawasan berbasis teknologi

kepada para calon investor

1.3. Sistematika Pembahasan

Dalam pengembangan kawasan berbasis teknologi ini sistematika pembahasannya

disusun sebagai berikut :

Bab I. Pendahuluan : Bab pertama ini dimaksudkan untuk menjelaskan garis-garis besar

pemikiran yang melandasi pengembangan kawasan berbasis teknologi ini. Untuk

memudahkan pembaca secara berturut-turut dikemukakan latar belakang, tujuan dan

sistematika pembahasan.

Bab II. Konsep Dasar Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi : Pada bab ini akan

diuraikan mengenai pengertian kawasan berbasis teknologi, beberapa tipe kawasan

berbasis teknologi dan Faktor kunci dalam Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi.

Bab III. Profil Kawasan Berbasis Teknologi : Pada bab ini berisi tentang profil

beberapa kawasan berbasis teknologi baik di dalam negeri maupun di luar negeri

Bab IV. Pengembangan Potensi Ekonomi Di Koridor/Wilayah Ekonomi Indonesia

Menuju Kawasan Berbasis Teknologi : Pada bab ini berisi tentang Potensi Ekonomi Di

Page 9: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

5

Koridor Ekonomi Indonesia dan Alternatif Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

Sesuai Dengan Potensi Ekonomi Wilayah.

Bab V. Penutup : Dalam penutup ini berisi mengenai simpulan dari pengembangan

Kawasan berbasis teknologi dan rekomendasi mengenai kebijakan yang dapat

dilakukan di masa yang akan datang dalam pengembangan kawasan berbasis

teknologi.

Page 10: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

6

BAB II

KONSEP DASAR PENGEMBANGAN KAWASAN BERBASIS

TEKNOLOGI

2.1. Pengertian Kawasan Berbasis Teknologi

Konsep pengembangan Kawasan berbasis teknologi adalah kawasan berdimensi

pembangunan ekonomi dengan sentra ilmu pengetahuan dan teknologi yang

mendukung percepatan perkembangan inovasi. Dewasa ini telah berkembang kawasan

berbasis teknologi sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Untuk menyamakan

persepsi maka berikut ini disajikan beberapa tipe pengembangan kawasan berbasis

teknologi, yaitu Technopark/Sciencepark, Technopolis dan Innovation Cluster.

2.1.1. Technopark

2.1.1.1. Pengertian Technopark

Technopark merupakan salah satu bentuk wadah untuk menghubungan institusi

perguruan tinggi dengan dunia industri. Definisi dari Technopark atau Sciencepark adalah

sebuah kawasan terpadu yang menggabungkan dunia industri, perguruan tinggi, pusat

riset dan pelatihan, kewirausahaan, perbankan, pemerintah pusat dan daerah dalam satu

lokasi yang memungkinkan aliran informasi dan teknologi secara lebih efisien dan cepat.

Masih ada beberapa definisi lain dari Technopark yaitu :

• Lahan yang menarik dan berisi bangunan arsitektur yang indah yang memiliki

fungsi sebagai pusat ilmu pengetahuan dan R & D perusahaan untuk

menghasilkan penemuan baru atau aplikasi teknologi

• Kerjasama dalam R & D antara perusahaan terkenal dengan pihak universitas

untuk memperoleh keuntungan dari teknologi yang mereka hasilkan.

Page 11: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

7

• Tempat terjadinya transfer teknologi yang kuat antara universitas, laboratorium

penelitian dan industri,

Selain di definisi diatas, ada lagi definisi lain sebagai berikut: "Technology park"

adalah istilah digunakan untuk menggambarkan berbagai upaya untuk merangsang

perkembangan "kewirausahaan, pengetahuan berbasis usaha kecil dan menengah" (atau

UKM) dalam suatu negara. Istilah ini memiliki setidaknya ada 16 sinonim, dan yang paling

umum "science park," "research park," dan "technopole." Pada saat ini terus-menerus

muncul technology parks baru yang berusaha untuk berkompetisi , setidaknya terdapat

295 technopark di seluruh dunia. (Sumber : [email protected])

Technopark memiliki beberapa fasilitas, antara lain inkubator bisnis, angel capital,

seed capital, venture capital. Adapun Stakeholder dari sebuah technopark biasanya adalah

pemerintah (biasanya pemerintah daerah), komunitas peneliti (akademis), komunitas

bisnis dan finansial. Stakeholder bekerjasama untuk mengintegrasikan penggunaan dan

pemanfaatan bangunan komersial, fasilitas riset, conference center, sampai ke hotel.

Bagi pemerintah daerah technopark menciptakan lapangan pekerjaan dan

meningkatkan pendapatan daerah. Bagi para pekerja yang berpendapatan cukup tinggi,

technopark memiliki daya tarik karena situasi, lokasi, dan lifestyle.

2.1.1.2. Sejarah Technopark

Technopark sendiri mulai dikembangan sejak tahun 1950, dimana staf perguruan

tinggi yang memiliki jiwa entrepreneur ingin mengkonversikan pengetahuan dan hasil

penelitian yang dia kembangkan menjadi nilai ekonomi. Technopark pertama dibuat oleh

Stanford University di Amerika Serikat. Technopark tidak identik dengan inkubator bisnis.

Sebuah technopark biasanya memiliki sebuah inkubasi bisnis. Sementara itu bisnis yang

diinkubasi tidak harus secara fisik berada di technopark

2.1.1.3. Tujuan Technopark

Ada beberapa tujuan dari adanya technopark. Berikut ini beberapa tujuan

technopark yang dikumpulkan dari berbagai sumber:

Page 12: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

8

• Meningkatkan daya saing bisnis perusahaan lokal dengan menggunakan

fasilitas kampus untuk melakukan R&D. Banyak perusahaan lokal yang tidak

mampu melakukan R&D sendiri karena keterbatasan dana, SDM, dan

peralatan. Perguruan tinggi biasanya memiliki SDM dan peralatan. Masalah

dana bisa ditanggung bersama-sama oleh beberapa perusahaan dan/atau

oleh pemerintah.

• Sebagai sarana untuk mengembangkan dan mengkomersialisasikan ide-ide

kreatif atau temuantemuan yang diperoleh dari penelitian. Perguruan tinggi

tertarik untuk mendapatkan keuntungan finansial dari riset yang telah

dikembangkannya.

• Sebagai sarana untuk mengembangkan perusahaan bermuatan teknologi,

atau dengan kata lain sebagai tempat inkubator bisnis. Perguruan tinggi

umumnya memiliki laboratorium untuk mempraktekkan teori yang diberikan

di kelas. Namun, untuk teori “entrepreneurship” atau bisnis tidak ada

laboratoriumnya. Technopark (dalam fungsinya sebagai inkubator) dapat

digunakan sebagai laboratorium oleh mahasiswa dan staf pengajar/peneliti

perguruan tinggi.

Dari uraian di atas, secara umum fungsi dari technopark itu dapat dibagi dua,

yaitu:

a. Membawa hasil riset perguruan tinggi ke luar dengan membuat bisnis

dengan pelaku bisnis (atau venture capital) yang sudah ada (misalnya

melalui inkubasi hasil riset);

b. Membawa industri masuk ke perguruan dengan membawa masalah yang

ada di industri ke dalam technopark ini

Perguruan tinggi memiliki peranan penting dalam kaitannya dengan industri

teknologi. Sebagai contoh, majalah Wired edisi 8.07 (Juli 2000) mengatakan bahwa

tempat yang baik untuk technology hub (pusat teknologi) memiliki kriteria sebagai

berikut:

Page 13: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

9

1. Universitas di daerah yang memiliki kemampuan dan fasilitas penelitian yang

digunakan untuk melatih keterampilan para pekerja atau mengembangkan

teknologi baru

2. Adanya perusahaan multinasional yang menyediakan tenaga ahli dan

meningkatkan stabilitas ekonomi

3. Mendorong kewirausahaan penduduk untuk memulai usaha baru

4. Ketersediaan modal usaha untuk memastikan bahwa ide-ide para innovator bisa

sampai ke pasar

Point no (1) di atas menunjukkan peran utama dari perguruan tinggi. Dengan kata

lain, lokasi technology hub atau pusat teknologi harus memiliki perguruan tinggi dan

fasilitas penelitian yang memadai. Jika menggunakan empat (4) kriteria di atas dan

memberikan nilai untuk masing-masing point dengan nilai antara 1 sampai dengan 4,

dimana angka 4 merupakan nilai tertinggi, maka bisa digunakan untuk mengukur

kemampuan sebuah daerah untuk menjadi technology hub. Sebagai contoh majalah

Wired memberikan angka sebagai berikut. Silicon Valley mendapat angka 16 (semuanya

mendapat nilai 4, sempurna!). Rangking kedua ditempati oleh Kista Science Park di

Swedia dengan nilai 15 dan Multimedia Super Corridor (MSC) di Kuala Lumpur, Malaysia

memperoleh nilai 8. (Sumber : http://www.wired.com/wired/archive/8.07/silicon.html)

2.1.1.4. Aspek Ekonomi dari Technopark

Dilihat dari tujuannya, technopark (dan termasuk inkubator di dalamnya) dapat

memiliki nilai ekonomi yaitu dengan memberikan kontribusi kepada pertumbuhan

ekonomi di daerah yang bersangkutan dengan adanya perusahaan baru yang

menyediakan lapangan pekerjaan.

2.1.1.5. Fasilitas Technopark

Fasilitas yang diberikan oleh technopark tidak sekedar fasilitas fisik saja, namun

lebih dari itu. Berikut ini beberapa contoh fasilitas dari technopark antara lain :

Page 14: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

10

o Akses kepada pakar (intellectual) yang ada di kampus. Ini termasuk akses

kepada staf pengajar, staf peneliti, dan mahasiswa. Seringkali kultur

perguruan tinggi, yang kreatif ini yang dicari oleh perusahaan. Kultur ini

tercipta dari pertemuan informal antara dosen, mahasiswa, peneliti, pelaku

bisnis inkubator. Untuk itu perlu adanya tempat-tempat dan event-event

informal di kampus atau di daerah sekitar tempat inkubator.

o Akses kepada fasilitas di kampus, seperti peralatan di laboratorium, buku-buku

di perpustakaan, jaringan Internet, data center, business center, dan fasilitas

fisik lainnya yang dimiliki oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi memiliki

banyak peralatan yang canggih-canggih yang mahal harganya, baik yang dibeli

melalui dana penelitian ataupun yang dikembangkan oleh para peneliti.

Perusahaan kecil umumnya tidak mampu memiliki alat tersebut. Data center

dapat digunakan bersama-sama oleh unit inkubasi yang membutuhkan failitas

computing dan data storage.

o Akses kepada hasil penelitian, kuliah, dan kegiatan-kegiatan lain yang ada di

dalam kampus. Seringkali perguruan tinggi memiliki hasil penelitian yang dapat

dimanfaatkan oleh industri. Namun perguruan tinggi ini tidak mengetahui

akan hal tersebut. Technopark memiliki sebuah business center yang

menyediakan interface dan showcase dari perguruan tinggi. Technopark dapat

menjadi one-stop interface antara industri dan perguruan tinggi. Di sana

industri dapat mengetahui kemampuan perguruan tinggi. Sebagai contoh, jika

ada sebuah perusahaan yang membutuhkan kemampuan tertentu untuk

memecahkan masalahnya, dia dapat datang ke tempat ini untuk mencari tahu

apakah ada SDM dan fasilitas perguruan tinggi yang dapat membantu.

Business center ini harus memiliki fasilitas yang representatif untuk memerima

client, rapat, presentasi, dan demonstrasi produk. Business center harus

dikelola secara profesional, yaitu melibatkan orang di luar perguruan tinggi.

o Technopark memiliki link dengan venture capital untuk permodalan.

Page 15: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

11

2.1.1.6. Manfaat Technopark

Adanya technopark membuat link yang permanen antara perguruan tinggi dan

industri, sehingga terjadi clustering dan critical mass dari peneliti dan perusahaan. Hal ini

membuat perusahaan menjadi lebih kuat. Salah satu manfaat utama dari technopark

dilihat dari kacamata industri adalah adanya akses ke sumber daya manusia (SDM) di

kampus. Industri dapat mengakses ide, inovasi, dan teknologi yang dikembangkan oleh

para peneliti di kampus. Mahasiswa merupakan peneliti yang sangat penting karena

jumlahnya yang banyak dan tidak terlalu mahal honornya. Industri lebih suka dengan

pendekatan ini karena tidak perlu merekrut pegawai tetap yang membawa banyak

pertimbangan dan masalah.

Di sisi lain, dosen, peneliti, dan mahasiswa senang dengan adanya technopark di

kampus karena mereka dapat langsung berhadapan dengan masalah nyata yang dihadapi

oleh industri. Mahasiswa dapat menggunakan pengalamannya ini sebagai referensi

ketika dia mencari pekerjaan lain, jika dia tidak tertarik untuk menjadi bagian dari

perusahaan yang bersangkutan.

Industri yang sarat dengan teknologi akan selalu membutuhkan penelitian dan

pengembangan (research & development, R&D), sehingga peran perguruan tinggi dan

lembaga penelitian pasti sangat diperlukan. Namun kelihatannya perguruan tinggi dan

lembaga penelitian di Indonesia belum dapat menghargai industri sebagai client atau

partner untuk jangka panjang. Biasanya hubungan ini masih berupa proyek yang sering

berhenti dan tidak berkelanjutan. Dengan kata lain, technopark dapat menjadi

penghubung yang permanen antara perguruan tinggi dan industri.

2.1.2. Kawasan Technopolis

2.1.2.1. Pengertian Kawasan Teknopolitan

Teknopolitan adalah konsepsi kawasan berdeminsi pembangunan ekonomi, sosial

dan budaya, yang memiliki sentra kegiatan iptek, kegiatan produktif dan gerakan

masyarakat yang mendukung percepatan perkembangan inovasi, difusi dan

pembelajaran. Sementara itu, Kawasan teknopolitan adalah kawasan yang terdiri atas

Page 16: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

12

satu atau lebih kegiatan iptek, kegiatan produktif dan gerakan masyarakat pada wilayah

tertentu sebagai sistem pembangunan yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan

fungsional dan hierarki keruangan sistem inovasi.

Suatu teknopolitan harus memiliki infrastruktur sains dan teknologi, infrastruktur

fisik, basis bisnis, dan pasokan SDM dari universitas dan lembaga riset di sekelilingnya.

Selain itu, suatu teknopolitan juga membutuhkan dukungan pimpinan politik, akademisi,

budaya kewirausahaan, kaitan yang kuat antara komunitas scientific dan technopreneur,

jaringan informasi, inkubator dan pencitraan teknopolitan.”

Kawasan teknopolitan memiliki fungsi sebagai sarana dalam membangun jaringan

inovasi dan sarana pembelajaran dalam pengembangan inovasi. Dalam pengembangan

kawasan teknopolitan selain membutuhkan economic capital juga membutuhkan

intellectual capital dan social capital.

Modal intelektual (intellectual capital) merupakan asset dan sumberdaya non-

tangible atau non-physical dari sebuah organisasi, yaitu mencakup proses, kapasitas

inovasi, pola-pola, dan pengetahuan dari para anggotanya dan jaringan koloborasi dan

hubungan organisasi. Sedangkan Modal sosial (social capital) adalah bagian-bagian dari

organisasi sosial seperti kepercayaan masyarakat, norma dan jaringan yang dapat

meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan yang

terkoordinasi. (www.bppt.go.id)

2.1.2.2. Konsep Pengembangan Kawasan Teknopolitan

Pengembangan kawasan teknopolitan perlu memperhatikan beberapa faktor

sebagai berikut :

a. Terjalinnya kemitraan antara universitas dan pusat riset dengan industri dan

pemerintah

b. Kombinasi usaha kecil, besar dan entrepreneur

c. Klaster bangunan dalam lingkungan R&D dengan tema multidisiplin

berdasarkan program pelatihan universitas termasuk teknologi komunikasi

maju, biosains dan bioteknologi, material maju, teknologi lingkungan dll.

Page 17: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

13

d. Pembentukan kemitraan yang intensif antara penghuni industri, pemerintah,

dan universitas pada suatu komunitas yang tinggal sangat berdekatan

(pedestrian-scale community)

e. Infrastruktur teknologi maju untuk jaringan komunikasi

f. Balai pertemuan dan hotel untuk pertemuan, pelatihan, dan hiburan

g. Lingkungan tempat tinggal sangat dekat sekali dengan fasilitas R&D

h. Fasilitas olah raga seperti jogging, bersepeda, pusat kebugaran dll.

2.1.2.3. Faktor Pendukung Lokasi Kawasan Teknopolitan

Dalam pengembangan kawasan teknopolitan tidak terlepas dari pertimbangan

pemilihan lokasi kawasan yang akan dikembangkan, karena sangat dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain :

a. Ketersediaan dukungan dari pimpinan daerah dan akademisi;

b. Keberadaan budaya kewirausahaan;

c. Keberadaan kaitan yang kuat antara komunitas scientific dan

entrepreneur/teknoprener;

d. Jaringan informasi;

e. Pencitraan dengan melakukan promosi untuk meningkatkan citra kawasan

sebagai teknopolitan ;

f. Keberadaan incubator;

2.1.3. Innovation Cluster

2.1.3.1. Pengertian Klaster Inovasi

Klaster Inovasi atau Innovation Cluster merupakan salah satu cara untuk

menciptakan lapangan kerja dan menumbuhkan perekonomian. Klaster Inovasi adalah

konsentrasi geografis dari perusahaan dan industri yang melakukan bisnis dengan satu

sama lain dan memiliki kebutuhan umum untuk bakat, teknologi, dan infrastruktur.

Klaster merangsang dan memungkinkan inovasi. Para stakeholders dalam suatu klaster

industri biasanya akan memiliki kemampuan yang lebih baik untuk melihat peluang

Page 18: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

14

inovasi. Kehadiran pemasok dan lembaga yang beragam umumnya sangat membantu

dalam penciptaan pengetahuan yang diperlukan oleh klaster. Sifat kolektivitas dalam

klaster juga dapat mempermudah eksperimentasi dengan ketersediaan sumber daya

lokal. Banyak kasus empiris juga menunjukkan bahwa berklaster akan memfasilitasi

proses komersialisasi. Dalam hal ini peluang bagi perusahaan-perusahaan baru dan lini

bisnis baru bisa lebih nampak. Klaster sering menjadi tempat dimana komersialisasi

gagasan lebih mudah dilakukan. Gagasan-gagasan baru dapat diperkenalkan oleh

perusahaan kepada pasar tanpa harus menanggung risiko melakukan semuanya sendiri.

Selain itu, dalam klaster industri, persaingan pada dasarnya juga akan meningkat akibat

eksternalitas, keterkaitan dan hubungan antara perusahaan, industri, dan lembaga-

lembaga terkait.

2.1.3.2. Manfaat Pengembangan Klaster Inovasi

Klaster inovasi memberikan lingkungan dan kombinasi aset, lembaga dan

pengetahuan yang cenderung menghasilkan tingkat inovasi yang lebih dari biasanya. Hal

ini terjadi karena akan lebih mudah melihat peluang dan mengembangkan gagasan jika

pelaku berada di tengah tindakan dengan sekelompok perusahaan terkemuka dan

pemasok yang ada di sekitar. Karena itu juga klaster dapat menyuburkan kondisi

mendasar yang memungkinkan inovasi terjadi. Klaster cenderung menstimulasi

pertumbuhan tenaga kerja terlatih dan sophisticated, serta perkembangan pengetahuan

dan teknologi dalam bidang-bidang tertentu. Akibatnya, apabila suatu klaster

berkembang, ia akan cenderung bukan saja menghasilkan produk, tetapi juga modal

intelektual dan teknologi.

Bagi para penentu kebijakan pun, klaster memungkinkan identifikasi dan

mengatasi ketidaksempurnaan sistemik serta pengembangan bentuk baru tata kelola

(new forms of governance). Pendekatan klaster merupakan suatu cara melakukan

penyesuaian kebijakan inovasi dan kebijakan lainnya terhadap kebutuhan-kebutuhan

klaster masing-masing, serta berguna untuk membangun dialog dan pembelajaran. Di sisi

lain, perlu dipahami bahwa inovasi merupakan proses pembelajaran sosial (social

learning). Para inovator maupun adopters (pengguna) sama-sama perlu melalui proses

Page 19: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

15

belajar, baik menyangkut isu teknis maupun kemanfaatannya dan hal penting lain, serta

membutuhkan “interaksi” yang efektif bagi keberhasilan inovasi.

Iklim persaingan yang sehat sangat diperlukan bagi berkembangnya inovasi, dan

klaster industri yang berkembang baik umumnya memberikan iklim persaingan demikian.

Iklim persaingan yang sehat memberikan tekanan persaingan yang efektif dalam

mendorong kebutuhan akan inovasi. Keberhasilan inovasi akan semakin bergantung pada

bagaimana berbagai elemen penting, baik pelaku usaha, lembaga litbang, perguruan

tinggi dan pembuat kebijakan berkolaborasi.

Beragam fenomena inovasi juga menunjukkan bahwa inovasi sebenarnya

merupakan suatu proses kreatif dan interaktif yang melibatkan lembaga-lembaga pasar

dan non-pasar. Penelitian, pengembangan, dan perekayasaan (litbangyasa) sangat

penting bagi perkembangan inovasi.

2.2. Faktor Kunci Dalam Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

Dalam pengembangan kawasan berbasis teknologi terdapat beberapa factor

kunci yang masing-masing memiliki fungsi dan komponen yang berbeda, antara lain

Research and Development (R&D) , Business and Networked Entreprenuership,

Manajemen Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi, serta Penyediaan

Infrastruktur.

2.2.1. Research and Development (R&D)

Research and Development (R&D) yaitu Kegiatan untuk menciptakan produk baru

dan teknologi yang didasarkan pada hasil penelitian dan pengembangan dari universitas,

penelitian laboratorium dan R & D perusahaan . Eksistensi dari Universitas dan Lembaga

Penelitian adalah sebagai inti (core) penemuan dalam ilmu pengetahuan dan

mempromosikan komersialisasi teknologi melalui penelitian kolaboratif antara

universitas, industri dan lembaga penelitian . Industri yang sarat dengan teknologi akan

selalu membutuhkan penelitian dan pengembangan (research & development, R&D),

sehingga peran perguruan tinggi dan lembaga penelitian pasti sangat diperlukan

Page 20: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

16

2.2.2. Business and Networked Entreprenuership

Jaringan Bisnis dan kewirausahaa yang merupakan komponen penting dalam

"rantai nilai" yang menghubungkan pasar dengan penemuan. Dari Jaringan Bisnis dan

Kewirausahaa ini akan diperoleh manfaat antara lain :

a. Menemukan pengusaha potensial

b. Mendukung perusahaan teknologi tinggi ventura

c. Komersialisasi teknologi

d. Membentuk kelompok organisasi yang inovatif

Faktor kunci dalam membangun kawasan berbasis teknologi tinggi adalah

membangun sistem untuk mendukung industr-industri yang berteknologi tinggi ( spin-

off ) dan untuk membantu industri-industri tersebut untuk menetap di satu kawasan .

2.2.3. Manajemen Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

Keberhasilan dan keberlangsungan suatu kawasan berbasis teknologi tidak

terlepas dari metode pengelolaan yang dilakukan oleh perusahaan kawasan yang

bersangkutan. Untuk itu bentuk dan fungsi organisasi kelembagaan yang dirancang harus

menggunakan prinsip bisnis modern dan profesional dalam rangka meningkatkan daya

saing produk dalam era globalisasi. Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam

manajemen pengembangan kawasan berbasis teknologi sebagai berikut :

a. Program Pelatihan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang

profesional untuk inovasi teknologi dan komersialisasi teknologi

b. Memiliki link dengan venture capital untuk permodalan sehingga dapat

memberikan bantuan terutama pada UKM yang berteknologi tinggi

c. Pengadaan properti (sewa) untuk keperluan kegiatan R & D dan layanan

bisnis

d. Pengelolaan pemasaran sebagai bentuk dukungan yang secara tidak langsung

untuk pemasaran perusahaan secara individu maupun untuk semua

perusahaan dalam Science park

Page 21: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

17

e. Globalisasi membuka kesempatan yang luas untuk membangun jaringan

kerjasama dengan science park lain baik di wilayah domestik maupun

internasional.

2.2.4. Penyediaan Infrastruktur

Dalam pengembangan kawasan berbasis teknologi diperlukan beberapa prasaran

dan sarana antara lain :

a. Infrastruktur Sains dan Teknologi yang terdiri dari sumber daya pengetahuan

(knowledge resources) suatu wilayah yang dibentuk oleh universitas,

laboratorium riset pemerintah dan swasta, perpustakaan,inkubaror teknologi,

pusat inovasi dan ilmu pengetahuan untuk keperluan R & D yang ramah

lingkungan.

b. Infrastruktur Bisnis yang terdiri dari asosiasi industri, kamar dagang, bidang

pengembangan, peluang pembiayaan khusus

c. Infrastruktur Fisik seperti transportasi yang memadai (jalan raya, kereta api,

bandara), telekomunikasi, air bersih, dan listrik.

d. Sumber Daya Manusia, termasuk pasokan yang memadai untuk tenaga kerja

yang terlatih, ilmuwan, insinyur, teknisi, inkubasi teknologi dari universitas dan

lembaga riset pemerintah di kawasan teknopolitan.

e. Kualitas Pelayanan seperti kawasan tempat tinggal, taman, fasilitas olah raga

yang berkualitas

f. Basis Ekonomi yang beragam termasuk jaringan penyuplai dan distribusi yang

ekstensif

g. Daya tarik bagi investor seperti biaya rendah untuk melakukan bisnis (misalnya

mudahnua perijinan, insentif pajak), biaya makan, transportasi dan

perumahan.

Page 22: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

18

BAB III

PROFIL PENGEMBANGAN KAWASAN BEBASIS TEKNOLOGI

3.1. Profil Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Di Indonesia

Kawasan berbasis teknologi di Indonesia yang telah terbentuk merupakan hasil

inisiatif pemerintah maupun peran aktif swasta. Kawasan berbasis teknologi yang

dibentuk dengan intervensi penuh pemerintah diantaranya adalah PUSPITEK di

Tangerang Selatan, Solo maupun Sragen Technopark, Cibinong Science Center, Agro

Technopark maupun Maize Center Gorontalo, sementara, Bandung, Jababeka dan Klaten

Techno Park dibentuk atas inisiatif swasta. Beberapa STP tersebut membentuk sinergi

satu sama lain dalam diseminasi dan jaringan kerjasama. Kekuatan dari membangun

kerjasama antar STP adalah:

• Memberikan model yang sukses berdasarkan hasil-hasil yang terukur.

• Mendukung hubungan antara kluster dari berbagai daerah.

Terbangunnya sinergi tersebut juga akan membangun sistem dan kreativitas

pengetahuan, yaitu dengan:

• Menciptakan database yang menyeluruh: institusi, universitas, berbagai produk

perusahaan, usaha untuk penelitian dan pengembangan (R & D).

• Membangun pusat strategi informasi R & D yang menyertakan ilmu pengetahuan

yang terintegrasi

• Berbagi pengalaman dan informasi berkaitan dengan manajemen dan pemecahan

permasalahan.

Secara skematis keterkaitan diantara STP tersebut ditunjukkan dalam Gambar 2

berikut.

Page 23: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

19

3.1.1. Kawasan Berbasis Teknologi : Inisiatif Pemerintah Pusat dan Daerah

3.1.1.1. Solo Technopark

Solo Technopark (STP) dibangun berfungsi

sebagai pusat pendidikan dan teknologi,

regional dalam karakter dan internasional

dalam lingkup. STP dari Kota Surakarta

akan mempromosikan pembangunan

daerah melalui hubungan sinergis antara

Industri, Pemerintah dan Akademisi, yang

disebut “Triple Helix”.

Page 24: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

20

Bentuk Pelayanan lain dari Solo

Technopark adalah meningkatkan

kewirausahaan dan inovasi dengan

menggunakan inkubator canggih

dan penyebaran layanan konseling

yang ekstensif, baik dalam konteks

teknis dan operasional untuk

ekonomi lokal. Semua layanan

Solo Technopark yang sudah eksis maupun yang direncanakan di masa depan bertujuan

untuk meningkatkan daya saing dan kinerja perusahaan lokal, untuk menjamin

peningkatan kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Pada saat ini Solo Technopark

telah mampu memproduksi mobil

nasional yang diberi nama Kiat

Esemka sesuai dengan

pembuatnya yaitu siswa-siswa

SMK Negeri 2 Solo. Kesibukan pun

tampak di Solo Techno Park atau

STP yang digunakan sebagai

laboraturium sementara SMK N 2 Solo. Para siswa menyiapkan dan merakit mobil jenis

pickup dengan teliti dan tekun mengikuti instrusi dari pemandu teknik lapangan.

3.1.1.2. PUSPITEK ( Pusat Penelitian limu Pengetahuan dan Teknologi )

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Puspiptek yang terletak di

Serpong Tangerang Banten didirikan pada tahun 1976 atas gagasan Menteri Riset

Prof.Dr.Sumitro Djojohadikusumo dan diwujudkan pelaksanaanya oleh Menteri Negara

Riset dan Teknologi Prof. Dr.Ing. B.J. Habibie.

Page 25: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

21

Visi Puspiptek dibangun untuk menemukan solusi banyak permasalahan dalam

berbagai sektor kehidupan, dengan menggunakan fasilitas yang ada, dihasilkan

teknologi yang menyelesaikan permasalahan actual.

Tujuan didirikannya Puspiptek ini adalah untuk mendukung proses industrialisasi

di Indonesia. Untuk itu Puspiptek dirancang untuk menjadi kawasan yang mensinergikan

SDM terdidik dan terlatih, peralatan penelitian dan pelayanan teknis yang paling lengkap

di Indonesia serta teknologi dan keahlian.

Hasil-hasil penelitian dan pelayanan teknis dari berbagai laboratoria ini dapat

diterapkan pada berbagai sektor yaitu:

1. Sektor Energi : pencarian sumber enersi alternatif diantaranya enersi surya,

hybrid, angin, bio-massa.

2. Jaminan mutu pesawat terbang, kapal dan kendaraan lain atau bangunan

terhadap angin , tersedia terowongan angin kecepatan rendah yang telah

digunakan misalnya untuk menguji berbagai bentuk sayap pesawat terbang,

kapal, ketahanan bangunan tinggi serta anjungan minyak lepas pantai.

3. Sektor industri pengolahan terdapat laboratoria standar nasional yang

menjadi acuan dari semua pengukuran di Indonesia yang telah diakreditasi

oleh Komite Akreditasi Nasional Badan Standardisasi Nasional (KAN-BSN)

4. Hasil pertanian telah dikembangkan bahan bangunan berbentuk lembaran

yang berasal dari bambu komposit dan bahan bangunan dari limbah kelapa

sawit.

5. Pada fasilitas nuklir BATAN terdapat Reaktor Nuklir Serbaguna 60 Megawatt

Siwabessy, pusat produksi radio-isotop, produksi elemen bakar nukiir, instalasi

keselamatan nuklir, pengolahan lirnbah nuklir serta produksi radio-imuno

assay dan radio-farmasi.

6. Sektor pangan, farmasi dan kedokteran dihasilkan teknologi pengolahan

tempe menjadi susu, eskrim, ekstraksi minyak atsiri, ekstraksi bahan-bahan

berkhasiat untuk jamu tradisional, paket teknologi buah rnengkudu yang

berkhasiat. Telah dikembangkan pula alat penguji fungsi ginjal, kamera

gamma dan aplikasi nuklir untuk kedokteran

7. Sektor agro-industri telah dikembangkan rekayasa genetika untuk bibit pisang

abaka untuk bahan uang kertas, jati, kelapa sawit, lidah buaya, pupuk biologis,

Page 26: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

22

pestisida biologis, antibiotika, enzim, eritromisin, vitamin B 12 dan penisilin,

jasa teknik yang disediakan diantaranya : sintesa DNA, Analisis pestisida,

molecular marker. Kemudahan yang dapat dimanfaatkan diantaranya :

fermentator skala laboratorium dan skala pilot, Recovery (pemisahan produk)

skala pilot, ruang inkubasi Plantlet, dan aklimatisasi tanaman.

Penjelasan mengenai Puspiptek dapat dilihat pada table Profil Puspiptek di bawah

ini:

Tabel 1. Profil Technopolis Puspitek

No Jenis

Kawasan Uraian

1. Technopolis Puspiptek (www.puspiptek.net)

2. Pengembang Kementrian negara Riset dan Teknologi.

3. Pemanfaaatan Sebagai pusat penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Fasilitas Terdapat 4 kawasan yang meliputi:

1. Balai sidang bertaraf internasional

2. Hotel dan Villa

3. Balai Kesehatan

4. Kawasan Rekreasi

5. Sarana Telekomunikasi

6. Sarana Olah raga

7. Sarana Pendidikan

8. Sarana Pengolahan limbah / Sampah

5. Keterangan Puspiptek didirikan pada tahun 1976 atas gagasan Menteri Riset

Prof.Dr.Sumitro Djojohadikusumo dan diwujudkan pelaksanaanya

oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi Prof. Dr.-Ing. B.J. Habibie.

Pengembangan Puspiptek tahap pertama berupa pengembangan

area laboratorium telah dilaksanakan lebih dari 25 tahun untuk

membangun sarana dan prasarana bagi 35 Laboratorium dengan

3.140 Staff yang terdiri dari 109 Doktor 400 Master dan 2.000

Sarjana S1 dan D3, serta peralatan yang bernilai tidak kurang dari

500 juta dolar.

6. Pemanfaatan Sektor Yang Dikembangkan :

1. Sektor energi

2. Jaminan mutu pesawat terbang

3. Sektor industri pengolahan

4. Pengolahan Hasil pertanian

5. Fasilitas Nuklir BATAN

6. Sektor pangan, farmasi dan kedokteran

7. Sektor agro-industri

Page 27: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

23

3.1.1.3. CIBINONG SCIENCE CENTER (CSC)

Cibinong merupakan salah satu pusat penelitian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia. Cibinong memiliki hutan rawa, yang disebut Rawa (rawa) Siradayah. Nama lain

dari CSC adalah Eco Park atau disebut Taman Ekologi. Taman ini terletak kawasan

Cibinong Science Centre (CSC), yang selain merupakan kawasan penelitian LIPI juga

Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional), dan Eco Park. Selain

mengoleksi beberapa tanaman, Eco Park juga memelihara beberapa jenis burung dan

satwa lain.

Salah satu kegiatan andalan dari Eco Park ini adalah dibangunnya Kebun Plasma

Nutfah Cibinong yang merupakan salah satu tapak pelestarian ex situ yang berada di

kawasan Cibinong Science Centre pada saat ini mempunyai koleksi buah-buahan

sebanyak 1.960 nomor yang terdiri dari 18 jenis dan 82 kultivar yang merupakan tanaman

buah-buahan terpilih Indonesia seperti : durian, rambutan, belimbing, mangga, sawo,

jambu air, sirsak, manggis, jeruk, dan sebagainya serta koleksi hewan khususnya ternak

ruminansia.

Kebun Plasma Nutfah Tumbuhan dan Hewan Cibinong bukan hanya sebagai tapak

pelestarian plasma nutfah, tetapi juga sebagai sumber material tanaman untuk berbagai

penelitian dan kebun percobaan atau laborarorium lapangan bagi para peneliti di

lingkungan Puslit Bioteknologi-LIPI maupun Kedeputian IPH.

Di bidang plasma nutfah hewan kebun ini dimanfaatkan oleh para peneliti Puslit

Bioteknologi-LIPI untuk melakukan penelitian dan pengembangan hewan khususnya

ternak ruminansia seperti sapi pedaging dan sapi perah serta kambing maupun domb

Kebun Plasma Nutfah Tumbuhan dan hewan ini juga merupakan tempat untuk

penelitian maupun Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi mahasiswa biologi dan pertanian

maupun siswa sekolah kejuruan pertanian dan peternakan.

Page 28: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

24

3.1.1.4. AGRO TECHNO PARK (ATP)

3.1.1.4.1. ATP di Jawa Tengah

Agro Techno Park mengemban misi mempercepat alih teknologi, layak teknis,

ekonomi sosial dan ramah lingkungan . Selain itu membangun kawasan percontohan

pertanian terpadu berbasis teknologi untuk peningkatan produktifitas , efisiensi dan nilai

tambah produk.

ATP yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi

Jawa Tengah bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang

terampil, handal dan mandiri. Disisi lain bertujuan mengembangkan model pertanian

terpadu bersiklus biologi sesuai potensi dan kondisi daerah, menggunakan model

pertanian terpadu. Model pertanian terpadu bersiklus biologi atau lebih dikenal dengan

sebutan biocyclofarming memiliki keunggulan yakni sumber penghasilan beragam dan

nilai tambah hasil pertanian meningkat. Disamping itu pendapatan dan kesejahteraan

meningkat, kebutuhan gizi seimbang tercukupi, kesuburan dan produktifitas lahan

membaik.serta ramah lingkungan.

Dikatakan, strategi pengembangan ATP ditempuh melalui keterpaduan yakni

mengintegrasikan beragam usaha tani dan industri hulu-hilir dalam suatu usaha tani

terpadu bersiklus biologi. Mengelola seluruh aktifitas dengan pendekatan bisnis sebagai

model pusat penerapan Iptek yang mandiri. Mendayagunakan sumberdaya yang ada

secara berkelanjutan untuk menjamin keberlangsungan program.

ATP juga dikembangkan dengan memberdayakan masyarakat melalui pendidikan,

pelatihan dan pelibatan pada seluruh kegiatan. Memanfaatkan iptek dalam seluruh

kegiatan demi peningkatan efisiensi produksi, keragaman dan kualitas produk serta nilai

tambah melalui proses adaptasi, intregasi dan pengambangan iptek. Pada akhirnya ATP

ini diharapkan menjadi pusat transfer teknologi petanian kepada masyarakat dan pusat

percontohan pertanian terpadu untuk skala nasional dan internasional. Model pertanian

terpadu yang dikembangkan ujarnya adalah keterpaduan beberapa kelompok komoditi

pertanian, peternakan, perikanan dengan berprinsip zero waste atau tak ada bahan

terbuang.

Page 29: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

25

3.1.1.4.2. ATP di Palembang Sumatera Selatan: sebuah Percontohan

Agro Techno Park (ATP) di Sumsel diharapkan menjadi pusat transfer teknologi

pertanian kepada masyarakat dan pusat percontohan pertanian terpadu untuk skala

nasional dan internasional. Model pertanian terpadu yang dikembangkan adalah

keterpaduan beberapa kelompok komoditi pertanian, peternakan, dan perikanan dengan

berprinsip zero waste atau tak ada bahan terbuang. Prinsip tersebut dilakukan dengan

pengelolaan pertanian, mulai dari penanaman hingga pasca-panen, pemanfaatan limbah

pertanian sebagai pakan ternak, serta pemanfaatan limbah ternak menjadi bioenergi dan

pupuk yang berguna bagi pertanian.

3.1.1.5. SRAGEN TECHNO PARK

Perkembangan teknologi yang ada di

Sragen dipusatkan di Technopark.

Adapun visi dari Sragen Technopark

yaitu untuk melatih dan membangun

inovasi teknologi yang berbasis

kompotensi dengan fasilitas friendly

dan mengimplementasikan pada

konsep CSR. Ada beberapa program

pelatihan yang dijalankan di

Technopark yaitu pelatihan international languange center ILC one, information

communication technology (ICT), application bussines center (ABC) creative economy,

Tourism Servis Center (TSC), Ego articultural center (EAC), Engineering Centers, special Care

Center.Dukungan pemerintah dan pelayanan terbaik, infrastruktur yang mantap,

pelayanan perijinan full computerized dan online system dengan sumber daya manusia

yang profesional, akses modal sangat mudah yang tersebar di seluruh desa, seluruh pasar

dan seluruh kecamatan, pembinaan tenanga dari ahli di semua bidang serta fasilitas dan

seluruh kecamatan, pembinaan dari tenaga ahli di semua bidang serta fasilitas pemasaran

yang ditangani pemerintah membuat Sragen, kota kecil yang tenang tentram dipenuhi

Page 30: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

26

segudang terobosan dan inovasi baru yang memberikan pengahargaan kepada seluruh

masyarakatnya untuk maju, berkembang untuk menggapai kemakmuran.

Untuk pelayanan kesehatan dengan berbagai fasilitas yang memadai dengan

dokter spesislias yang sangat lengkap bahkan e-media telah dikembangkan antara

Puskesmas dengan RSUD dengan dokter spesialis yang siap melayani pasien dengan

sistem online, semua begitu mudah, semua begitu akurat dan tidak ada masalah dalam

layanan kesehatan. Perangkat online system telah dibangun dan dikembangkan oleh tim

information and communication technology (ICT) pegawai negeri sendiri, semua satuan

kerja, badan dinas, kantor, bagian kecamatan dan desa sudah online, sehingga surat,

laporan dan lain-lain tidak perlu kurir akses data, bahkan telepon voice, video conference

gratis, kamera CCTV telah dipasang di berbagai tempat strategis, dipantau oleh tim

khusus antara lain polisi, tentara, satpol PP, DLLAJ, dokter dan lain-lain selama 24 jam.

Salah satu hasil yang dibuat oleh Technopark yaitu sistem informasi e-goverment

di Sragen. Salah satu implementasi e-goverment yaitu sistem informasi manajemen

RSUD. Sistem informasi manajemen RSUd yang terintegrasi meliputi :

1. Rekam medis

2. Administrasi rawat inap

3. Administrasi rawat jalan

4. Apotik

5. Poliklinik

6. Laboratory Information System

7. Gudang obat

8. Administrasi pembayaran atau billing smart

9. Smart system

10. SMS Gateway Support

Untuk sistem informasi kesehatan khususnya SIMPUS yaitu sistem yang memberi

informasi tentang riwayat kesehatan (RM-rekam Medik) masyarakat di Sragen, yang bisa

diakses secara online dan juga menggunakan fasilitas biometric (finger scan) dan

nextcode. Dikembangkan sesuai dengan standarisasi HL7 (Amerika) dan CEN (eropa)

Page 31: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

27

untuk kemudahan pertukaran data dalam pengobatan jarak jauh (Telemedicine). Adapun

fitur dari SIMPUS Sragen yaitu: Registrasi pasien, pemriksaan pasien, Riwayat kesehatan

pasien, Smart system (interaksi antar obat, diagnosa penyakit, dll), kesehatan ibu dan

anak, Poli gigi, Laporan yang dibutuhkan bisa diakses secara online, Timer untuk ISO dan

Akreditasi mendukung ICD-X, lintas platform termasuk PDA.

3.1.1.6. MAIZE CENTER GORONTALO

"Gorontalo International Maize Information Center" (GIMIC) sebagai pusat

penelitian dan informasi mengenai jagung di Limboto ± 23 km dari kota Gorontalo. GIMIC

akan dijadikan pusat koleksi berbagai varietas jagung. Posisi kelembagaan GIMIC

(Gorontalo International Maize Information Centre) dibangun untuk mensejaterakan

masyarakat, meningkatkan pendidikan, dan pelestarian plasma nutfah lokal. Indonesia

sudah banyak memiliki lembaga penelitian mapan yang terkait dengan jagung, baik

Deptan/LPND dan Perguruan Tinggi, jadi GIMIC tidak berfungsi melakukan kegiatan

penelitian, namun diarahkan kepada informasi. Informasi dari kajian, penelitian yang

sudah ada baik nasional maupun internasional. GIMIC pada akhirnya diharapkan kaya

fungsi dengan sejumlah tenaga fungsional/pakar. Peran GIMIC adalah sebagai jambatan

antara peneliti dari lembaga litbang dengan masyarakat pengguna (petani/agroindustri).

Maksud dibangun GIMIC sudah sesuai dengan amanah UU no. 18 tahun 2002 tentang

Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek pasal 14 yang

menyatakan Pemerintah, pemerintah dareah, dan atau badan usaha, dapat membangun

kawasan, pusat peragaan, serta prasarana dan sarana iptek lain untuk memfasilitasi

sinergi dan pertumbuhan unsur-unsur kelembagaan dan menumbuhkan budaya iptek di

kalangan masyarakat. Lembaga ini diharapkan bertaraf internasional, oleh karena itu

namanya diubah menjadi G-MIC (Gorontalo Maize Information Centre).

Page 32: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

28

3.1.2. Kawasan Berbasis Teknologi : Inisiatif Swasta

3.1.2.1. Bandung Techno Park

Bandung Techno Park yang berlokasi di

kawasan Pendidikan Telkom, Jalan

Telekomunikasi Terusan Buah Batu, Bandung

merupakan wadah yang mewujudkan

masyarakat informasi Indonesia dengan

membentuk tenaga ICT yang berkompeten

dan berdaya saing, membentuk integrasi

antara akademisi Perguruan Tinggi dan

industry dan pemerintah serta masyarakat.

Secara keseluruhan hubungan keterkaiatan ini dapat dilihat pada gambar 4. Setiap

perguruan tinggi memiliki keuanggulan yang berbeda-beda. Setiap keunggulan bisa

digabungkan untuk bersama-sama mengembangkan BTP.

Adapun Visi Pembangunan Bandung Techno Park adalah “Menjadi motor

penggerak dalam mewujudkan Masyarakat Informasi Indonesia” .

Masyarakat Informasi adalah masyarakat yang memiliki kemauan dan kemampuan dalam

mengelola informasi untuk senantiasa meningkatkan kesejahteraan dan mencerdaskan

kehidupannya. Bandung Techno Park memandang dirinya merupakan elemen

masyarakat yang harus menjadi motor penggerak bagi terbentuknya Masyarakat

Informasi Indonesia (MII) sebagai bagian Masyarakat Informasi Global, melalui kreasi,

inovasi dan penggunaan Information and Communication Technology/Teknologi

Informasi dan Komunikasi (ICT/TIK) dalam pengembangan sumber daya manusia,

ekonomi dan budaya berbasis pengetahuan atau Knowledge Based Human Resource (K-

Worker), Economy (K-Economy) dan Culture (K-Culture), baik di lingkup daerah Bandung

dan Jawa Barat maupun nasional.

Page 33: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

29

Misi Pembangunan Bandung Techno Park adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kerjasama antara Academic - Business - Goverment dalam

pengembangan ICT yang meliputi: Infrastruktur, Aplikasi, Content, Konteks, dan

Regulasi .

2. Mendorong perkembangan ekonomi dan budaya berbasis pengetahuan dan

teknologi

3. Menciptakan tenaga ICT yang mandiri dan berdaya saing tinggi

4. Menumbuhkembangkan masyarakat yang mampu memanfaatkan ICT dalam

peningkatan kesejahteraan.

5. Menciptakan techno-preunership di masyarakat

Peran dari Bandung Techno Park adalah :

1. Academic-Business (Industry)-Government Linkage

2. Katalis dalam pertumbuhan K-Ekonomi (Knowledge-Ekonomi)

3. Menciptakan K-Worker (Knowledge-Worker)

4. Menyebarkan kesadaran K-Culture (Knowledge-Culture)

5. Menciptakan technopreuner di kalangan masyarakat

Secara keseluruhan ada 8 fokus bidang bisnis BTP, yang ditunjukkan pada gambar

3 berikut.

Gambar 3. Delapan bidang bisnis BTP

Research and Development (R&D), Educational Trainning/Training centre,

Consultancy, Facility Provider, Business Mediation, Information Distribution, Certification,

dan Production Support. Awalnya Bandung Techno Park (BTP) hanya terdiri atas dua

bagian yaitu Unit Pelayanan Teknis Teknologi Informasi dan Komunikasi (UPT TIK) dan

Page 34: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

30

Pusat Desain Telekomunikasi (PDT). Dan sekarang, BTP telah membentuk suatu bagian

lagi yang dinamakan e-Camp(Inkubator Bisnis).

3.1.2.2. JABABEKA TECHNO PARK (JTP)

Technopark yang terletak di kawasan tata ruang Kabupaten Bekasi, dengan luas

area fase pertama 790 Ha. Menyusul fase kedua 250 Ha, ketiga 300 Ha, dan keempat 230

Ha dengan jumlah tenants sebanyak 1.115 factory, 392 di antaranya bermodal asing ini

dibangun dengan pertimbangan semakin tajamnya tingkat persaingan yang menuntut

industri agar bisa melakukan inovasi baru demi tetap bersaing, termasuk dari sisi

infrastruktur TIK.

Jababeka didukung oleh PT Indonesia Coments Plus (ICON+) sebagai penyedia

layanan jaringan berbasis fiber optic. Jababeka sebagai pengelola kawasan industri akan

terus berkontribusi dalam membangun perekonomian nasional serta meningkatkan

kualitas daya saing Indonesia sebagai tujuan investasi dunia

Secara skematis penjelasan mengenai Jababeka dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Profil Technopark Jababeka

No Jenis Uraian

1. Nama Technopark Jababeka (www.jababeka.com)

2. Pengembang PT. Jababeka Tbk.

3. Pemanfaaatan Sebagai Intelligent City yang memanfaatkan TI dan

telekomunikasi dalam kehidupan keseharian, bisnis, belajar,

kesehatan, serta rekreasi.

4. Fasilitas Terdapat 4 kawasan yang meliputi :

(1) Kawasan Industri,

(2) Kawasan Perumahan,

(3) Kawasan Pendidikan,

(4) Kawasan Rekreasi

5. Keterangan Infrastrukturnya didukung oleh PT Indonesia Coments Plus

(ICON+) sebagai penyedia layanan jaringan berbasis fiber

optic. Lokasi terletak di kawasan tata ruang Kabupaten Bekasi,

dengan luas area fase pertama 790 Ha. Fase kedua 250 Ha,

ketiga 300 Ha, dan keempat 230 Ha. Jumlah tenants di wilayah

itu ada 1.115 factory, 392 di antaranya bermodal asing.

Page 35: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

31

3.1.2.3. KLATEN TECHNO PARK (KTP)

Satu Techno Park yang dibangun di Klaten adalah TECHNO METALINDO yang

terdiri dari dua divisi yaitu divisi pengecoran logam dan divisi bengkel mesin dan

konstruksi. Untuk menjadi perusahaan golongan kecil yang diakui pemerintah, TECHNO

METALINDO mendaftarkan perusahaannya pada Departemen Perindustrian tahun 1996,

dengan nomor : 52/Kandep. 14/2/96.

Pada awal berdirinya perusahaan tahun 1996, TECHNO METALINDO yang

bernaung di bawah bendera CV. TECHNO METALINDO Metal Works and Engineerings,

dengan alamat Gaten, Mayungan, Ngawen, Klaten 57466 Telp. (0272) 3300148, 330114,

Fax. (0272) 330114 HP. 0813 2972 0838, 0858 7840 0042 Email: [email protected],

memulai dengan beberapa tenaga kerja melakukan proses produksi dengan alat-alat

yang masih sederhana yaitu dapur tukik dan kipas udara (blower). Perusahaan tersebut

mulai memproduksi produk-produk cor logam misal teralis, spare-part mesin dan produk-

produk lain sesuai dengan job order dari konsumen.

Dengan kegigihan dan keuletan manajemen, TECHNO METALINDO makin

berkembang. Penambahan alat-alat produksi dengan penggantian dapur tukik menjadi

dapur kupola yang kapasitasnya lebih besar. Serta penggunaan mesin-mesin modern

seperti mesin bubut, mesin milling, mesin bor dan mesin scrab. Maka perusahaan cor

logam TECHNO METALINDO dapat mengembangkan usahanya, hal ini terbukti dengan

semakin meningkatnya job order dari konsumen baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Juga semakin banyak ragam produk cor logam yang diproduksi oleh perusahaan.

TECHNO METALINDO merupakan perusahaan yang memproduksi cor dan rekayasa

mesin. Produk yang dihasilkan terdiri dari dua macam, yaitu:

- Produk untuk produksi : Merupakan produk yang memerlukan toleransi yang cukup

ketat dalam hal standar mutu, misal : Spare-part mesin textil, velg, disc-brake mobil,

mesin makanan, mesin pertanian.

- Produk yang diproduksi : Merupakan produk yang diproduksi untuk fungsi tertentu

atau bersifat dekoratif, misal: pagar teralis, meja dan kursi antik, ornamen dan lain-

lain.

Page 36: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

32

Perusahaan memiliki prospek yang baik dengan adanya kemampuan untuk

menawarkan produk yang beragam kepada konsumen, adapun produk yang bisa

diproduksi perusahaan tergantung dari job order konsumen.

3.2. Kawasan Berbasis Teknologi Di Negara Lain

3.2.1. Hsinchu Science Park (HSP) Di Taiwan

HSP berusaha untuk menciptakan suatu

kondisi yang ramah lingkungan dan

manusiawi yang terdiri dari unsur R & D,

produksi, pekerjaan, gaya hidup, dan

hiburan. Hsinchu Science/Technopark juga

bertujuan untuk menarik Sumber Daya

Manusia (SDM) dengan kompetensi

teknologi tinggi, memperkenalkan

teknologi tinggi, membangun dasar untuk pengembangan industri teknologi tinggi, dan

upgrade industri dalam negeri. Pemerintah sejauh ini menginvestasikan NT $79,6 milyar

untuk hardware dan konstruksi perangkat lunak di HSP sejak didirikannya pada tahun

1980.

Pada saat ini Hsinchu Science Park mengatur lima sciencepark yaitu Jhunan

Park, Tunglou Park, Longtan Park, Hsinchu Biomedis Science Park, dan Yilan Science

Park, dengan total lahan seluas 1.373 hektar. Hsinchu, Jhunan, dan Longtan Science Park

saat ini beroperasi. Sampai dengan akhir tahun 2008, HSP meliputi 430 perusahaan

berteknologi tinggi dengan 130.577 karyawan. Penerimaan penjualan tahunan

mencapai NT $ 1,008 triliun dan modal disetor sebesar NT $ 1,14 triliun.

HSP ini terletak di barat laut Taiwan meliputi distrik Hsinchu City dan Hsinchu

County. Institusi penelitian dan akademik, seperti ITRI, Nasional Tsing

Hua University, dan National Chaio Tung University, yang terletak di dekatnya,

memberikan cukup sumber daya manusia bagi HSP, peluang pelatihan kerja

untuk karyawan, dan fasilitas penelitian kolektif.

Page 37: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

33

National SynchrotronRadiation Research Center, Laboratorium Penelitian

Terapan Nasional juga terletak di HSP, termasuk National Center untuk High-Performance

Computing, National Space Organization, Pusat Pelaksanaan Chip Nasional,

Laboratorium Nasional Perangkat Nano, Pusat Penelitian dan Teknologi Instrumen.

Selain itu, Lembaga Penelitian Kesehatan Nasional dan Institut Teknologi Taiwan juga

didirikan di Jhunan Science Park Science.

Administrasi Science Park adalah pusat administrasi yang memberikan layanan

satu pintu untuk perusahaan-perusahaan HSP, memayungi proyek-proyek pelatihan,

sponsor R & D, layanan investasi, konstrusi mesin, proteksi lingkungan, perencanaan dan

administrasi pertanahan, pemeliharaan landscape, jaringan informasi dan peningkatan

keamanan. Terdapat 6 kategori industri di HSP yaitu integrated circuit (IC), komputer dan

peripherals, telekomunikasi, optoelectronics, precision machinery, dan bioteknologi. Dari

total pendapatan sebesar NT$1008 milyar, 70% nya berasal dari industri IC. Suksesnya up-

grading teknologi dan daya saing didukung oleh bantuan investasi dari 50 perusahaan

yang direkrut dalam membangun fasilitas-fasilitas produksi.

� Model Pengelolaan HSP:

a. Tanah yang dimiliki oleh Negara

b. Tanah atau standar pabrik yang tersedia untuk disewakan

c. Laisser faire dari kegiatan perusahaan '

d. Satu-stop service dari pemerintah

� Penyediaan Infrastruktur di HSP

a. Air, listrik, telekomunikasi, jalan, dll

b. Standard fabs dan unit perumahan

c. Pengolahan air limbah pabrik

d. 24jam jasa layanan

e. Bank, klinik, pompa bensin

f. Sekolah Bilingual, fasilitas rekreasi

Page 38: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

34

3.2.2. Media Polis Di Singapura

Mediapolis@one-North didirikan untuk

menjadi Pusat Media Digital yang pertama

di Singapura. Mediapolis menjadi tempat

dimana bakat /kreatifitas, bekerja dan

bermain berkembang di lingkungan yang

saling bersinergis. Dijadwalkan

Mediapolis@one-north di Singapura ini

akan selesai pada tahun 2020. Luas lahan

adalah 19 hektar yang digunakan untuk

pengembangan inovasi dan fasilitas R & D, rumah ekosistem media soundstages dengan

kemampuan layar hijau, produksi digital dan studio siaran, serta interaktif media digital

(IDM) . Mediapolis juga akan menawarkan konektivitas broadband yang cepat dan aman

untuk memungkinkan proses yang efisien, manajemen dan distribusi konten media digital

dan layanan. Untuk memastikan lingkungan yang nyaman, kondusif dan nyaman.

Mediapolis juga akan didukung oleh jaringan ritel, rekreasi dan fasilitas akomodasi.

Beberapa kelebihan dari Mediapolis adalah :

• Media dan layanan konten berlokasi bersama-sama

• Infrastruktur Kelas Dunia dan global konektivitas

• Jarak ke sebuah komunitas terampil bakat kreatif

Ditambah dengan infrastruktur Singapura sangat terorganisir, manajemen yang

kuat yang memiliki hak digital iklim / perlindungan dan ramah bisnis, Mediapolis @ one-

north diatur untuk menjadi rumah yang ideal bagi perusahaan untuk menciptakan konten

media berkualitas tinggi untuk pasar global.

Page 39: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

35

3.2.3. Silicon Valley di San Francisco

Silicon Valley atau Lembah Silikon

adalah julukan bagi daerah selatan dari

San Francisco Bay Area, California

Amerika Serikat. Julukan ini diraih

karena daerah ini memiliki banyak

perusahaan yang bergerak dalam

bidang komputer dan semikonduktor.

Daerahnya termasuk San Jose, Santa

Clara, Sunnyvale, Palo Alto, dan lain-lain. Perusahaan-perusahaan yang sekarang

menghuni Lembah Silikon, antara lain adalah: Adobe Systems, Apple Computer, Cisco

Systems, eBay, Google, Hewlett-Packard, Intel, dan Yahoo!.

Kunci kesuksesan Silicon Valley didasarkan pada tahapan di dalam membangun

hubungan, norma-norma informal yang saling percaya dan kerjasama, pertukaran

informasi yang intens antara para pengusaha dan ilmuwan, dan penciptaan konsensus

(creation of consensus) menuju tujuan menciptakan sebuah Technopolis. Kata-kata

penting yang perlu digaris-bawahi adalah : creation of consensus atau penciptaan

konsensus, yaitu adanya hubungan yang harmonis antar berbagai pihak yang akan

menciptakan keuntungan yang jelas antara lain :

a. Untuk perguruan tinggi adalah menyediakan kesempatan kerja bagi

mahasiswa, daya tarik untuk mahasiswa dan dosen baru, meningkatkan alih

teknologi, meningkatkan interaksi dengan industri, menghasilkan pemasukan

pendapatan, dan aplikasi teknologi dalam lingkup regional;

b. Untuk Perusahaan di Teknopolitan adalah akan menyebabkan akses mudah ke

tenaga kerja ahli dan fasilitas dan sumber daya universitas, produk dan pasar

baru, dan meningkatkan daya saing;

c. Untuk Pemerintah Pusat dan daerah adalah meningkatkan kegiatan bisnis,

meningkatkan pajak individu, perusahaan, dan property, rekruetmen tenaga

kerja yang sangat terlatih.

Page 40: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

36

BAB IV

PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI

DI KORIDOR/WILAYAH EKONOMI INDONESIA MENUJU KAWASAN

BERBASIS TEKNOLOGI

4.1. Potensi Ekonomi Di Koridor Ekonomi Indonesia

Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

dirumuskan dengan semangat “Business as Not Usual”. Semangat ini tercermin dalam 3

hal, yaitu:

1. MP3EI mengedepankan terobosan Strategi dan kebijakan. Titik berat

pendekatannya pada solusi, bukan pada pendekatan masalah yang dihadapi.

2. MP3EI menitikberatkan pada percepatan transformasi Ekonomi dengan

pendekatan peningkatan value added, mendorong investasi, mengintegrasikan

sektoral dan regional, serta memfasilitasi percepatan investasi swasta sesuai

kebutuhannya.

3. MP3EI mendengarkan masukan dan pendapat dari seluruh pemangku

kepentingan, termasuk pelaku usaha dan pemerintah daerah.

MP3EI mempunyai 3 (tiga) strategi utama yang dioperasionalisasikan dalam

inisiatif strategic.

Strategi pertama adalah pengembangan potensi melalui 6 koridor ekonomi yang

dilakukan dengan cara mendorong investasi BUMN, Swasta Nasional dan FDI dalam skala

besar di 22 kegiatan ekonomi utama. Penyelesaian berbagai hambatan akan diarahkan

pada kegiatan ekonomi utama sehingga diharapkan akan terjadi peningkatan realisasi

investasi untuk memacu pertumbuhan ekonomi di 6 koridor ekonomi.

Page 41: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

37

Berdasarkan potensi yang ada, maka sebaran sektor fokus dan kegiatan utama di

setiap koridor ekonomi, diantaranya sebagai berikut:

1. Koridor Ekonomi Sumatera – Banten Utara sebagai sentra produksi dan

pengolahan hasil bumi dan lumbung energi nasional dengan fokus sektor pada

minyak kelapa sawit/CPO, Karet, dan Batubara

2. Koridor Ekonomi Jawa sebagai pendorong industri dan jasa nasional dengan

fokus sektor pada produk makanan, tekstil dan industri alat angkut ;

3. Koridor Ekonomi Kalimantan sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil

tambang dan lumbung energi nasional dengan fokus sektor pada migas, minyak

kelapa sawit, dan batubara

4. Koridor Ekonomi Sulawesi – Maluku Utara sebagai pusat produksi dan

pengolahan hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan nasional dengan fokus

sektor pada tanaman pangan, perkebunan, perikanan, dan pertambangan nikel

5. Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggara sebagai pintu gerbang pariwisata dan

pendukung pangan nasional dengan fokus sektor pada pariwisata serta

pertanian dan peternakan

6. Koridor Ekonomi Papua – Maluku sebagai pengolahan sumber daya alam yang

melimpah dan SDM yang sejahtera dengan focus sektor pada pertambangan

serta pertanian dan perkebunan.

Page 42: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

38

Strategi kedua, memperkuat konektivitas nasional melalui sinkronisasi rencana

aksi nasional untuk merevitalisasi kinerja sektor riil. Untuk itu akan ditetapkan jadwal

penyelesaian masalah peraturan nasional dan infrastruktur utama nasional. Menurut

laporan Menko Perekonomian, berdasarkan hasil diskusi dengan para pemangku

kepentingan, khususnya dunia usaha, teridentifikasi sejumlah regulasi dan perijinan yang

memerlukan debottlenecking yang meliputi:

1. Mempercepat penyelesaian peraturan pelaksanaan undang-undang

2. Menghilangkan tumpang tindih antar peraturan yang sudah ada baik ditingkat

pusat dan daerah, maupun antara sektor/lembaga

3. Merevisi atau menerbitkan peraturan yang sangat dibutuhkan untuk mendukung

strategi MP3EI (seperti Bea keluar beberapa komoditi)

4. Memberikan insentif kepada kegiatan-kegiatan utama yang sesuai dengan strategi

MP3EI

5. Mempercepat dan menyederhanakan proses serta memberikan kepastian

perijinan

Adapun Elemen Utama dari Strategi Kedua adalah:

1. Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan utama untuk memaksimalkan

pertumbuhan berdasarkan prinsip keterpaduan, bukan keseragaman.

2. Memperluas pertumbuhan dengan menghubungkan daerah tertinggal dengan

pusat pertumbuhan melalui inter-modal supply chain systems.

3. Menghubungkan daerah terpencil dengan infrastruktur & pelayanan dasar dalam

menyebarkan manfaat pembangunan secara luas. (Pertumbuhan yang inklusif)

Strategi ketiga, pengembangan Center of Excellence di setiap koridor ekonomi.

Dalam hal ini akan didorong pengembangan SDM dan IPTEK sesuai kebutuhan

peningkatan daya saing. Percepatan transformasi inovasi dalam ekonomi yang dilakukan

melalui:

1. Pengembangan modal manusia berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi

secara terencana dan sistematis.

2. Memasukkan unsur Sistem Inovasi Nasional (SINAS) dan berbagai upaya

transformasi inovasi dalam kegiatan ekonomi.

Page 43: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

39

Adapun Inisiatif Strategiknya adalah sebagai berikut:

1. Revitalisasi Puspitek sebagai Science and Technology Park

2. Pengembangan Industrial Park

3. Pembentukan klaster inovasi daerah untuk pemerataan pertumbuhan

4. Pengembangan industri strategis pendukung konektivitas

5. Penguatan aktor inovasi (SDM dan Inovasi).

MP3EI diharapkan akan menjadi sebuah jalan bagi bangsa Indonesia untuk

menjadi kekuatan utama dunia. Melalui 4 strategi utama yang kemudian dijabarkan

dalam inisiatif strategik tersebut, Indonesia berupaya menjadi negara maju dan

merupakan kekuatan 12 besar dunia.

4.2. Alternatif Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Sesuai Dengan Potensi

Ekonomi Wilayah

Pengembangan kawasan berbasis teknologi dapat diimplementasikan pada

berbagai sektor. Dibawah ini akan di jelaskan berbagai alternatif pengembangan

kawasan berbasis teknologi yang dapat diimplementasikan pada berbagai sektor.

4.2.1. Pengembangan Agropolitan dan Agribisnis

Agropolitan adalah suatu konsep pembangunan berdasarkan aspirasi masyarakat

bawah yang tujuannya tidak hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tapi juga

mengembangkan segala aspek kehidupan sosial (pendidikan, kesehatan, seni-budaya,

politik, pertahanan-keamanan, kehidupan beragama, kepemudaan, dan pemberdayaan

pemuda dan kaum perempuan). Agropolitan merupakan bentuk pembangunan yang

memadukan pembangunan pertanian (sektor basis di perdesaan) dengan sektor industri

yang selama ini secara terpusat dikembangkan di kota-kota tertentu saja.

Secara luas pengembangan agropolitan berarti mengembangkan perdesaan

dengan cara memperkenalkan fasilitas-fasilitas kota/modern yang disesuaikan dengan

lingkungan perdesaan. Ini berarti tidak mendorong perpindahan penduduk desa ke kota,

tetapi mendorong mereka untuk tinggal di tempat dan menanamkan modal di daerah

Page 44: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

40

perdesaan, karena kebutuhan-kebutuhan dasar (lapangan kerja, akses permodalan,

pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, dan kebutuhan sosial-ekonomi lainnya)

telah dapat terpenuhi di desa. Hal ini dimungkinkan, karena desa telah diubah menjadi

bentuk campuran yang dinamakan agropolis atau kota di ladang.

Pada dasarnya kawasan Agropolitan harus memenuhi criteria sebagai berikut: (1)

mempunyai skala ekonomi yang besar, sehingga produktif untuk dikembangkan; (2)

mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang; (3) memiliki dampak spasial yang

besar dalam mendorong pengembangan wilayah yang berbasis pertanian sebagai

sumber bahan baku; (4) memiliki produk-produk unggulan yang mempunyai pasar yang

jelas dan prospektif; (5) memenuhi prinsipprinsip efisiensi ekonomi untuk menghasilkan

output yang maksimal.

Sedangkan Agroindustri adalah kegiatan industri yang memanfaatkan hasil

pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk

kegiatan tersebut, sehingga menjadi produk jadi dan siap untuk dikonsumsi, atau produk

antara dan siap untuk proses lebih lanjut. Pengembangan Agroindustri diperlukan agar

tercipta keterkaitan yang erat antara sektor pertanian dan sektor industri, sehingga

proses transformasi struktur perekonomian berjalan dengan baik dan efisien dari

dominasi pertanian menjadi dominasi industri. Struktur perekonomian seimbang yang

terwujud akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yaitu : (1) kontribusi sektor pertanian

dalam pembentukan pendapatan daerah secara relatif menurun, sedangkan sektor-

sektor diluar sektor pertanian mengalami kenaikan terutama untuk sektor industri; (2)

penyerapan tenaga kerja secara relative menurun sedangkan sektor-sektor diluar sektor

pertanian mengalami kenaikan; (3) sektor pertanian mampu menyediakan bahan pangan

untuk kebutuhan nasional; (4) sektor pertanian mampu menyediakan bahan baku untuk

keperluan industri daerah, dan ; (5) produktifitas tenaga kerja disektor pertanian relatif

sama besarnya dengan produktifitas tenaga kerja di luar sektor pertanian.

Pengembangan kawasan Agropolitan dan agribisnis ini sesuai untuk dibangun di

seluruh koridor ekonomi di wilayah Indonesia, karena seluruh koridor memiliki sector

unggulan pertanian, namun demikian keberhasilan pengembangan agropolitan dan

Page 45: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

41

agribisnis ini harus didukung oleh keberadaan perguruan tinggi yang memiliki

kompetensi untuk mengembangkan R&D sektor pertanian yang menghasilkan produk

yang berdaya saing di pasaran.

Adapun contoh dari Pengembangan Agropolitan Center terdapat di Muara Beliti

dan 5 (lima) Agropolitan Distrik, yaitu: Simpang Nibung, Megang Sakti, Prabumulih

(Muara Lakitan), Simpang Terawas dan Simpang Semambang.

4.2.2. Pengembangan Minapolitan

Minapolitan pada prinsipnya merupakan suatu program kegiatan perikanan yang

berupaya untuk mensinergiskan kegiatan produksi bahan baku, pengolahan dan

pemasaran dalam satu rangkaian kegiatan besar dalam satu kawasan atau wilayah

dengan berbasis pada komoditi perikanan unggulan pada setiap kawasan. Program mi-

napolitan ini juga merupakan salah satu realisasi dari program revolusi biru yang

digalakkan Kementerian Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia yang mempunyai visi

menjadikan Indonesia sebagai penghasil produk perikanan dan kelautan terbesar pada

2015. Program minapolitan tidak akan mendongkrak semua komoditi perikanan, akan

tetapi hanya akan memprioritaskan pada komoditas unggulan di setiap kawasan

minapolitan.

Minapolitan adalah suatu konsep perikanan terpadu yang bergerak dari hulu ke

hilir, mulai dari pra-produksi, produksi hingga pasca-produksi (pemasaran). Konsep

minapolitan melibatkan seluruh komunitas yang berada di dalamnya. Tujuan konsep

minapolitan adalah untuk mendorong percepatan pengembangan wilayah dengan ke-

giatan perikanan sebagai kegiatan utama dalam meningkatkan kesejahteraan dan taraf

hidup masyarakat yang dikembangkan tidak saja on Farm tetapi juga off farm seperti sa-

rana perikanan dan jasa penunjang lainnya. Proses perencanaan pengembangan kawasan

minapolitan memerlukan fasilitasi kegiatan berupa sosialisasi program untuk seluruh

stakeholders dalam rangka menyamakan persepsi, mendapatkan masukan bagi proses

pengembangan, dan mensiasati persaingan pasar (domestik dan global). Langkah

berikutnya adalah penetapan kawasan pengembangan minapolitan di suatu kawasan

Page 46: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

42

atau daerah melalui studi kelayakan secara cermat meliputi aspek ekonomi, teknis, dan

lingkungan. Kegiatan minapolitan akan berlangsung di suatu kawasan atau wilayah

dengan mengandalkan komoditi unggulannya, termasuk komoditas unggulan dari hasil

tangkapan nelayan atau sejenisnya. Dalam kawasan ini nantinya akan terbagi menjadi

beberapa bagian mulai dari produksi, pengolahan hingga pemasarannya. Keseluruhan

dari bagian-bagian ini akan melibatkan secara langsung peran masyarakat sekitar kawa-

san pengembangan minapolitan. Juga tidak lupa pengelola kawasan minapolitan ini nan-

tinya mampu menjalin suatu kerjasama, terutama dalam pemasaran komoditas unggulan

minapolitan, baik dengan pemerintah maupun pihak swasta (baik lokal, nasional maupun

internasional).

Strategi pengembangan kawasan minapolitan meliputi pembangunan sistem dan

usaha agribisnis berorientasi kekuatan pasar (market driven) yang diarahkan untuk

menembus batas kawasan (bahkan mencapai pasar global); pengembangan sarana-

prasarana publik untuk memperlancar distribusi hasil perikanan dengan efisiensi dan re-

siko yang minimal dan deregulasi yang berhubungan dengan penciptaan iklim yang kon-

dusif bagi pengembangan usaha dan perekonomian daerah. Pada pengembangan ka-

wasan minapolitan tidak hanya melibatkan kementerian dan dinas teknis terkait saja, te-

tapi juga berbagai pihak yang berkepentingan.

Pengembangan kawasan minapolitan dilaksanakan berdasarkan pada prinsip-

prinsip yang sesuai dengan arah kebijakan ekonomi nasional sehingga memiliki beberapa

keunggulan, yaitu dapat mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu

pada mekanisme pasar yang berkeadilan, mengembangkan perekonomian yang

berorientasi global sesuai dengan kemajuan teknologi dengan membangun keunggulan

kompetitif berdasarkan kompetensi produk unggulan di setiap daerah, memberdayakan

usaha kecil, menengah dan koperasi, agar mampu bekerjasama secara efektif, efisien dan

berdaya saing.

Selain itu dapat mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada

sumberdaya perikanan unggulan yang terdapat pada masing-masing daerah (keunggulan

lokal). dengan mengadopsi konsep minapolitan dapat mempercepat pembangunan

Page 47: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

43

ekonomi daerah dengan memberdayakan para pelaku sesuai dengan semangat otonomi

daerah, mempercepat pembangunan pedesaan dalam rangka pemberdayaan masyarakat

daerah (khususnya penduduk sekitar) dengan kepastian dan kejelasan hak dan kewajiban

semua pihak, serta memaksimalkan peran pemerintah sebagai fasilitator dan pemantau

seluruh kegiatan pembangunan di daerah.

4.2.3. Pengembangan Bioteknologi

Bioteknologi pada dasarnya merupakan prinsip–prinsip ilmiah dan teknologi

dengan menggunakan agen biologik untuk menghasilkan barang dan jasa. Pemikiran bagi

pengembangan Bioteknologi berpijak pada beberapa harapan bahwa teknologi ini akan

sangat membantu dalam mengatasi berbagai permasalahan seperti kekurangan bahan

pangan, penurunan kualitas pangan, kepadatan penduduk, hama, penyakit, pencemaran,

lahan kritis, erosi genetik, serta punahnya sumber daya hayati. Dengan latar belakang

yang luas menyangkut berbagai bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, pendidikan, serta

semakin mendesaknya kebutuhan pengembangan sumber daya manusia,

Muhammadiyah melalui Majelis Dikti Muhammadiyah pada bulan Agustus 1991

membentuk tujuh Pusat Kajian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Potensi dan kredibilitas Universitas Muhammadiyah Malang dalam bidang

pendidikan, riset, pengabdian masyarakat, dan pengembangan kampus mengakibatkan

Universitas Muhammadiyah Malang dipercaya oleh Majelis Dikti Muhammadiyah sebagai

tempat bagi salah satu dari tujuh Pusat Kajian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yaitu

sebagai Pusat Pengembangan Bioteknologi (PUSBANG BIOTEK), dengan SK. Rektor

Universitas Muhammadiyah Malang No E.2/2363/UMM/XI/1991 diikuti dengan dengan SK

No 25/SK-Pem/XII/2005. Pendirian Pusat Pengembangan Bioteknologi ini didukung

dengan adanya sumber daya manusia yang cukup memadai dari beberapa fakultas yang

ada di UMM antara lain FKIP Biologi, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas

Kedokteran, Fakultas Farmasi, Fakultas Keperawatan, serta Akademi Keperawatan.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin

cepat dan kompetitif dewasa ini, maka suatu lembaga pendidikan dituntut harus mampu

Page 48: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

44

menyiapkan lulusan yang memiliki kemampuan lebih. Keberadaan Pusbang Biotek

diharapkan pula akan dapat memberikan nilai tambah bagi kualitas lulusan Perguruan

Tinggi Muhammadiyah (PTM) umumnya, dan lulusan Universitas Muhammadiyah Malang

pada khususnya, dari fakultas-fakultas yang terkait.

Tujuan dari pengembangan bioteknologi adalah :

a. Sebagai wadah penelitian, pengembangan dan penerapan Bioteknologi. Berkaitan

dengan hal ini, maka kegiatan penelitian, pengabdian masyarakat dan produksi

menjadi prioritas utama.

b. Sebagai wadah berlangsungnya upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka kegiatan pendidikan dan pelatihan menjadi

salah satu prioritas.

Beberapa langkah yang telah dilakukan dalam pengembangan Kawasan Berbasis

Teknologi, antara lain :

a. Penelitian :

Aktivitas riset yang dilaksanakan di Pusbang Biotek antara lain diarahkan pada

tujuan-tujuan: peningkatan produktivitas bidang bioteknologi secara umum,

perbaikan mutu produksi, upaya menjamin kepastian produksi, pemanfaatan

limbah usaha tani, serta penerapan usaha tani hemat energi yang bernuansa

kelestarian dan berdaya dukung lingkungan.Proses penelitian diharapkan

menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan solusi

terhadap permasalahan nyata di masyarakat pada saat ini dan di masa mendatang

sehingga dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan biteknologi secara

umum.

b. Pendidikan dan Pelatihan

Dalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya sivitas akademika perguruan

tinggi muhammadiyah (PTM) khususnya dan masyarakat pada umumnya,

pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu prioritas program Pusbang

Biotek.

Page 49: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

45

c. Pengabdian Masyarakat

Kegiatan ini dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan, dengan tujuan

untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan berbagai paket teknologi hasil

penelitian dan pendidikan di Pusbang Biotek. Disamping itu, untuk meningkatkan

kualitas penelitian dan pendidikan maka pengabdian pada masyarakat merupakan

salah satu proses umpan balik yang diperoleh dari masyarakat. Dalam hal ini, akan

selalu diuapayakan untuk memecahkan persoalan yang ada di masyarakat secara

terarah dan terpadu dengan teknik pendekatan ilmiah.

4.2.4. Pengembangan Nanoteknologi

Nanoteknologi menjadi pusat perhatian seluruh dunia dalam kaitan penerapannya

di dunia industri. Perannya yang diyakini sangat penting dalam memenangkan persaingan

global yang semakin kompetitif, telah mendorong negaranegara di dunia ini untuk

berlomba-lomba mengalokasikan dana untuk pengembangannya. Menurut laporan

Technology Transfer Centre, dalam periode 2006-2010 Jepang menganggarkan lebih dari

65 triliun rupiah, disusul Amerika, Eropa dan China masing-masing sebesar kurang lebih

60, 48 dan 32 triliun rupiah. Dengan besarnya dana penelitian di berbagai negara maju,

diperkirakan bahwa produk nanoteknologi akan membanjiri pasar dengan kecepatan

yang tinggi dan akan jenuh.

10 tahun ke depan (tahun 2020). Dewasa ini, nanoteknologi telah diaplikasikan pada

berbagai macam produk industri, seperti di bidang elektronik, kedokteran, farmasi,

konsruksi, industry makanan, tekstil, keramik dan lain-lain. Penggunaan nanoteknologi

dalam dunia komputer telah mengubah ukuran komputer menjadi semakin kecil, namun

disertai dengan peningkatan kemampuan dan kapasitasnya. Seperti halnya komputer,

telepon genggam juga disempurnakan dengan nanoteknologi, sehingga harganya

menjadi semakin murah, tetapi dengan kemampuan dan kapasitas yang jauh lebih baik.

Produk-produk lainnya seperti nano-tekstil, nano-keramik, nano-coating, nano-film, nano-

farmasi dan sebagainya telah berkembang dan dipasarkan secara luas.

Page 50: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

46

Urgensi Roadmap Nanoteknologi Untuk Indonesia

Indonesia memiliki keunggulan komparatif berupa kekayaan sumber daya alam, baik

mineral alam sebagai bahan baku pembuatan produk dan sumber energi, maupun

keragaman hayati flora dan fauna dalam jumlah yang melimpah. Keunggulan sumber

daya alam tersebut masih belum banyak memberikan nilai tambah bagi daya saing

bangsa. Saat ini, pemanfaatannya baru pada tingkat eksploitasi dengan kuantitas besar

dan dijual dengan nilai sangat rendah, misalnya mineral pasir besi, kuarsa, tembaga, emas

dan lain-lain. Apabila dapat diolah menjadi nanopartikel untuk digunakan sebagai bahan

baku bagi berbagai produk industri, maka akan meningkatkan harganya secara signifikan.

Selain sumber daya alam, letak geografis dan jumlah penduduk Indonesia yang sangat

besar, menjadi pasar potensial bagi berbagai produk nano. Untuk mencegah terjadinya

Indonesia hanya sebagai pasar produk nano tanpa ikut menikmati

pertumbuhan ekonomi dari perkembangan teknologi tersebut, maka perlu

dikembangkan kebijakan dan rencana penerapan nanoteknologi di sektor industri.

Pengembangan dan penerapan nanoteknologi di Indonesia harus direncanakan secara

utuh, dengan mempertimbangkan segenap unsur keunggulan komparatif Indonesia

berupa ketersediaan bahan baku, sumber daya manusia, sarana dan prasarana penelitian,

serta industri dan para pelaku industri sendiri. Pengembangan Industri Nasional telah

dipandu oleh kebijakan yang dilandasi payung hukum Peraturan Presiden nomor 20

tahun 2008. Kebijakan ini memberikan arah untuk Strategi Pengembangan Industri dan

Fasilitasi Pemerintah yang dapat disediakan. Walaupun unsur teknologi industri

dimasukkan sebagai unsur yang difasilitasi dan dibina, namun uraiannya belum cukup

rinci. Dengan mempertimbangkan pentingnya Indonesia menguasai nanoteknologi agar

industrinya tidak ketinggalan dari negara lain, maka roadmap pengembangan

nanoteknologi dianggap perlu untuk disusun. Roadmap ini akan menjadi bagian dari

strategi pengembangan industri nasional.

Page 51: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

47

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kawasan Berbasis Teknologi adalah kawasan berdimensi pembangunan ekonomi

dengan sentra ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendukung percepatan

perkembangan inovasi. Dalam mengemban tugas itu, sekaligus mengantisipasi

persaingan di era perdagangan bebas, baik di pasar domestik maupun pasar ekspor,

diperlukan percepatan pengembangan kawasan yang terfokus pada-pada produk yang

daya saing tinggi , yang digarap bersama antar sector dan pelaku terkait.

Beberapa kesimpulan dari analisis adalah:

1. Konsep pengembangan Kawasan berbasis teknologi adalah kawasan berdimensi

pembangunan ekonomi dengan sentra ilmu pengetahuan dan teknologi yang

mendukung percepatan perkembangan inovasi.

2. Konsep dasar pengembangan kawasan Berbasis Teknologi dan peningkatan daya

saing produk yang memiliki beberapa tipe antara lain Technopark, Technopolis

atau teknopolitan dan Klaster Inovasi.

3. Pengembangan kawasan melibatkan faktor-faktor kunci pengembangan kawasan

berbasis teknologi adalah Research and Development (R&D) yaitu Kegiatan untuk

menciptakan produk baru dan teknologi, Business and Networked

Entreprenuership atau Jaringan Bisnis dan kewirausahaa yang merupakan

komponen penting dalam "rantai nilai" yang menghubungkan pasar dengan

penemuan, manajemen pengembangan dan penyediaan infrastruktur.

4. Alternatif pengembangan kawasan berbasis teknologi untuk mengembangkan

potensi ekonomi di koridor/wilayah antara lain agropolitan, agribisnis,

minapolitan, bioteknologi dan Nanoteknologi.

Page 52: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

48

5.2. Rekomendasi

1. Arahan kebijakan pengembangan produk unggulan dari suatu kawasan Berbasis

Teknologi harus didasarkan pada spesialisasi atau terfokus pada produk

tertentu; tidak cukup berdasarkan sektor-sektor unggulan dengan produk

unggulannya masing-masing.

2. Kebijakan pengembangan kawasan dalam pemilihan produk unggulan yang

diprioritaskan harus dapat melibatkan keterkaitan antarkawasan lintas sektor

secara luas, yang juga ditentukan berdasarkan analisa yang akurat

3. Pengembangan kawasan berbasis pertanian dan sumber daya alam harus

dikaitkan dengan pemilihan fokus pengembangan dalam industri pendorong.

Peningkatan daya saing kawasan akan memberikan nilai tambah lebih, bila

didasarkan pada industry pendorong yang bersifat hasil olahan dari sumber daya

alam prioritas.

4. Sasaran pengembangan pasar perlu ditetapkan untuk tiap fokus produk di

kawasan Berbasis Teknologi yang dikembangkan, untuk memberi tolok ukur

penyusunan strategi pengembangan produksi dan pengolahan produk.

5. Kebijakan pengelolaan pengembangan kawasan Berbasis Teknologi harus lebih

fokus pada arahan yang mendorong keterkaitan antarkawasan, antarprogram,

dan antarsubsubsistem input-agroproduksi-agroindustri-output dan pemasaran-

jasa elayanan.

6. Peran pemerintah masih besar dalam menyediakan insentif pada faktor-faktor

kunci: SDM : khususnya tenaga ahli, pendampingan berkelanjutan, pelatihan

agribisnis/kewirausahaan terfokus, dan studi lapangan antardaerah.

R&D : khususnya penelitian teknologi produksi/ pengolahan, dan informasi

pengembangan produk. Pasar : penyediaan area perdagangan khusus trade

area/zone, penelitian pasar dan informasi pasar yang fokus pada produk

prioritas.

Page 53: Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Tahun 2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

49

Akses : akses kepada infrastruktur harus diarahkan pada keterkaitan

antarkawasan, perluasan alternatif sumber modal dan pola kemudahan

pelayanan investasi kepada petani/pelaku usaha.

Linkage : khususnya kerjasama bidang penelitian dan pengembangan

antarinstitusi, kerjasama antarkawasan, dan keterkaitan penelitian pasar-studi

banding-forum/jaringan kerjasama-kemitraan.

Iklim usaha : pelayanan satu atap adalah mutlak, insentif fiskal dan non fiscal

(pengurangan pajak, hambatan perdagangan), regulasi yang mengaitkan

antarkawasan, dan keberpihakan pimpinan daerah dalam pengembangan

kawasan Berbasis Teknologi berorientasi bisnis.

7. Forum yang menciptakan jaringan kerjasama dan hubungan antara pemerintah

dan dunia usaha perlu lebih sering dilakukan untuk menjembatani kepentingan

pemerintah dan kepentingan dunia usaha, khususnya untuk menetapkan

pemimpin pasar produk tertentu, dan menetapkan posisi kawasan Berbasis

Teknologi dari produk tertentu di pasar tertentu.

8. Suatu model pengelolaan dan pengembangan kawasan Berbasis Teknologi

harus didasarkan atas tinjauan dan analisa yang mendalam terhadap: spesialisasi

produk, industri pendorong, ketersediaan faktor-faktor kunci pengembangan

kawasan, scenario keterkaitan yang jelas antar faktor kunci atau antar program,

dan antar sub-subsistem, serta didukung kebijakan pengembangan kawasan,

investasi, perdagangan, infratsruktur dan kelembagaan yang mendukung dan

didukung faktor-faktor kunci dan kesalingterkaitannya dalam satu sistem.