hukum abo rsi bagi wanita korban inses menurut...

91
HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG JENAYAH MALAYSIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) •••TD 111 Disusun Oleh: dari N.), lnrluk t. :ifikasi . ........ oT ................. _ , ............. ::: ............ :: .. F.12 : .Q .. U .. 0 .. ;;;; .... !?. ..... :: .• ?.{8" t!J 8, .............................................. , MOHAMAD AKRAM BIN MOHD SHARIFF NIM: 107044103861 KONSENTRASI PERADILAN AGAMA PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009M

Upload: vannhi

Post on 07-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT HUKUM

ISLAM DAN UNDANG-UNDANG JENAYAH MALAYSIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

•••TD 111

Disusun Oleh:

dari

l1~L

N.), lnrluk

t. :ifikasi

. ~ ........ oT ................. _ , ............. ::: ............ :: .. F.12 ~::Q : .Q .. U .. 0 .. ;;;; .... !?. ..... :: .• ?.{8" t!J 8, .............................................. ,

MOHAMAD AKRAM BIN MOHD SHARIFF

NIM: 107044103861

KONSENTRASI PERADILAN AGAMA PROGRAM STUDI AHW AL AL-SYAKHSHIYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1430 H/2009M

Page 2: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM

ISLAM DAN UNDANG-UNDANG JENA Y AH MALAYSIA

1:::.:cR:...:P:.:;Uc:.S-T_A_KAA_N UT AMA 11

!JIN SYAHID JAKARTI', SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

Disusun Oleh:

MOHAMAD AKRAM BIN MOHD SHARIFF NIM: 107044103861

'(\! Dr. Hj. Mesrami, M.Ag

NIP : 150326895

Di Bawah Bimbingan :

Pembimbing II

Hotnida Nasution, S.Ag, M.A. NIP: 150282631

KONSENTRASI PERADILAN AGAMA PROGRAM STUD I AHW AL AL-SY AKHSHIY AH

FAKUL T AS SY ARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1430 HI 2009 M

Page 3: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi be1judul HUKUM ABORSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT HUKUM !SLAM DAN UNDANG-UNDANG JENA Y AH MALAYSIA telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UJN) Syarif Hidayatullah Jakaita pada 8 Disember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sai:iana Hukum Islam (SHI) pada Program Studi Ahwal Al- Syakhshiyah (SAS).

Jakaita, 8 Disember 2009

uhammad Amin Suma SH,MA,MM NIP. I 95505051982031012

PAN/TIA VJ/AN

I. Ketua : Drs. H.A. Basig Djalil, SH, MA. NIP. 195003061976031001

2. Sekretaris : Kamarusdiana, S.Ag, MH. NIP. 197202241998031003

3. Pembimbing I : Dr. Hi. Mesraini, M.Ag. NIP. 150326895

4. Pembirnbing II : Hotnida Nasution, S.Ag, M.A.

5. Penguji I

6. Pengt\i i II

NIP. 197106301997032002

: Drs. H.A. Basig Djalil, SH, MA. NIP. 195003061976031001

: Kamarusdiana, S.Ag, MI-I. NIP. 197202241998031003

( ..... 11····"-················)

~---( .. /................. ) -

(. .. '(ft~ ) ( .... ~~·~········) ( ... ~ ........... : ........... )

/»--( .... /... . ...... )

Page 4: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

LEMBARPERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk mernenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Syari'ah dan

Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya eantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlalrn di Universitas Islan1 Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasi 1 karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta,9 Januari 2010 M 21 Muharam 1431 H

Mohamad Akram Bin Mohd Shariff

Page 5: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

' ,_j '

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadrat Allah SWT. penulis panjatkan atas segala rahmat dan

karunia-Nya yang telah melimpahkan kepada penulis, sehinggga dapat

menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tetap

dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw, Rasul paling mulia dan penutup para

Nabi, serta iringan doa untuk keluarga, sahabat dan seluruh pengikut yang setia

sampai akhir zaman.

Alhamdulilah dengan berkat rahmat-Nya, penulisan skripsi ini telah dapat

diselesaikan dengan baik. Untuk itu terima kasih yang tidak terhingga kepada insan

yang dicintai Ayahanda dan lbundaku, Haji Mohd Shariff bin Haji Shaari dan Rajah

Kholizah binti Haji Ngah Shaari, yang sentiasa mengisi di seluruh ruang hatiku

dengan segala pengorbanan mereka telah memberikan didikan, perhatian, kasih

sayang, semangat dan memberikan tunjuk ajar sehingga penulis menyelesaikan

skripsi ini.

Tidak lupa juga proses penyelesaian skripsi ini karena bantuan berbagai

pihak. Oleh itu, penulis ingin ucapkan terima kasih kepada bapak:

1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA,MM, selaku Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta staf-stafuya.

Page 6: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

,,, j'

2. Drs. H. A. Basiq Djalil,Sh, MA, dan Ors Kamarusdiana S. Ag, MA, masing­

masing selaku ketua sekretaris jurusan Ahwal Syakhshiyyah.

3. Dr. Hj. Mesraini, MA dan Ors Hotnida Nasution, masing-masing selaku

dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan perhatian, bimbingan,

kritik, saran dan banyak meluangkan waktu dengan penuh kesabaran bagi

penulis.

4. Seluruh penghargaan dan penghormatan kepada Ustaz dan Ustazah di APID

Manjung, Perak, Ustaz Eddy, Ustaz Ibrahim, Ustaz Idham, Ustaz Fuzi, Ustaz

Baha, Ustazah Zuraida, dan seluruh warga APID yang memberikan tunjuk

ajar, dorongan, semangat, kesabaran dan bersama dalam pahit dan manis

tidak akan kulupakan kenangan-kenangan yang dilalui semasa di APID.

5. Ayahandaku, Haji Mohd Shariff bin Haji Shaari dim ibundaku, Hajah

Kholizah binti Haji Ngah Shaari yang banyak memberi sokongan dan

dorongan kepada penulis. Tidak lupa juga kepada kakak, kak cik, abang edi,

abang nyah dan abang uda yang banyak member sokongan dan meluangkan

masa bersama penulis.

6. Teman-teman seangkatan 2007/2008 jurusan Ahwal Syakhshiyyah/

Administrasi Keperdataan Islam dan juga Peradilan Agama, Rais, Fami,

Anuar, Daus, Muiz, Hayafizul, Tannizi, Saiful, Mustapa, terima kasih

diucapkan. Dan teman-teman di seluruh Jakarta.

Page 7: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

7. Khas buat Habibah Binti Abdullah yang telah banyak memberi semangat dan

dukungan dalam penulisan slu-ipsi ini. Terima kasih atas segala curahan yang

telah diberikan.

8. Semua pihak yang terlibat dan yang telah membantu penulis dalam penulisan

skripsi ini sehingga selesai, dan semua sahabat yang berada di Malaysia.

Demikian, akhimya ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu, semoga Allah SWT membalasnya dengan ganjaran yang setimpal. Dan

segala kritikan akan diterima dengan baik.

Jakmta, 9 Januari 2010M 21Muharam1431H

Penulis

Page 8: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

DAFTARISI

KATA PENGANTAR •.•............•...•...•..................................................................... i

DAFT AR ISI ............................................................................................................ iv

BAB 1:

BAB II:

BAB III:

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Perbatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Pen el itian ................................................... 5

D. Review Studi Terdahulu ............................................................... 6

E. Metode Penelitian ........................................................................ 9

F. Sistematika Penulisan .................................................................. 10

PENGERTIAN ABORSI SERTA PERMASAJLAHANNYA

A. Proses Awai Kejadian Manusia Sebelum Lahir. ......................... 13

B. Pengertian Aborsi dan Macam-macamnya ................................. 19

C. Teknik Pelaksanaan Aborsi ......................................................... 25

D. Faktor dan Dampak Terjadinya Aborsi.. ..................................... 29

IDENTIFIKASI UNDANG-UNDANG JENAYAH

MALAYSIA

A. Konsep Jenayah Di Malaysia ...................................................... 34

B. Latar Belakang Akta 574 Kanun Keseksaan Malaysia ............... 36

C. Jenayah Pengguguran dalam Akta 574 Kanun Keseksaan ......... 38

Page 9: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

BAB IV:

BABV:

HUKUM ABO RSI BAGI WANITA INSES MENURUT

HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG JENAYAH

MALAYSIA

A. Pengertian Wanita Inses Dalam Jenayah Aborsi ........................ 54

B. Pandangan Imam Mazhab Mengenai Aborsi .............................. 55

C. Pandangan Undang-Undang .Tenayah Malaysia dan

Hukum Islam Terhadap Aborsi Bagi Wanita lnses ..................... 64

D. Analisis Penulis ........................................................................... 70

PENUTUP

A. Kesimpulan ....•........................................................................... 77

B. Saran-saran ................................................................................. 79

DAFT AR PUST AKA ............................................................................................... 81

Page 10: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

BABl

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zaman globalisasi kini membuat nilai-nilai agama kurang di

praktekkan di dalam masyarakat. Manusia seakan lupa bahwa kehidupan di

dunia ini hanyalah ujian dan sementara. Firman Allah taala :

( 1 DA :i/ ulyc JI)-!-'~~\~;: '~fi;:;.:uT 3_;.;,;j\ l.:j Artinya "Dan tidaklah kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan yang

memperdayakan".(Q.S ali 'Imran 3 : 185)

Umat Islam sekarang sedang dilanda berbagai masalah, baik dari sudut

ekonomi, politik maupun sosial akibat kelalaian menumti pe1intah Allah.

Masalah sosial yang menimpa umat Islam kini semakin parah, baik itu pada

orang dewasa, remaja maupun anak sekolah. 1

Suatu kenyataan yang tidak dapat di pisahkan bahwa di dalan1

pergaulan hidup manusia, individu maupun kelompok, sering terjadi

penyimpangan terhadap norma-nom1a dalam pergaulan hidupnya. Berbagai

1 Maltjudin, Masai/ul Fiqhiyyah "Berbagai Kasus Yang Dihadapi Hukum Islam Masa Kini''. (Jakarta: Kalam Mulia, 2005) h. 3.

Page 11: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

2

benhik penyimpangan yang berlaku dalam masyarakat kemungkinan karena

kurangnya mengamalkan ajaran Islam di dalam kehidupan.

Hasilnya terjadilah jenayah seperti kesalahan pemerkosaan,

homoseksual, perzinaan dan pelbagai lagi bentuk kesa.lahan yang berlaku.

Malah yang lebih parah lagi, pasangan zina itu adalah orang yang mempunyai

kaitan hubungan darah seperti bapak sama anak perempuannya, abang sama

adik perempuannya, ibu sama anak lakinya dan sebagainya lagi.

Kehidupan free sex yang dijadikan acuan dalam kehidupan berdampak

banyak te1jadinya kehan1ilan di luar pemikahan sehingga menimbulkan

kepanikan baik bagi wanita yang bersangkutan maupun keluarganya. Unhik

menghindari rasa malu dan bersalah, maka sebagian mereka ada yang

melakukan aborsi (menggugurkan kandtmgan) sebagai jalan keluar.

Disamping itu praktek aborsi juga dilakukan oleh wanita yang hamil dari

suami yang sah tetapi kehamilan tersebut tidak dikehendaki karena berbagai

alasan.

Data statistik mengenai kasus aborsi di luar negeri yang di kumpulkan

oleh dua badan utama yaitu Federal Centers For Disease Control (CDC) dan

Alan Guttmacher Institute (AGI) menunjukkan bahwa jumlah nyawa yang

dibunuh dalam kasus aborsi khususnya di Amerika yaitu hampir 2 juta jiwa.

Jumlah itu dikatakan melebihi dari jumlah nyawa manusia yang dibunuh di

Page 12: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

3

dalam perang mana pun dalam sejarah negara itu. Jika dihitung secara total,

dalam sejarah dunia, jumlah kematian karena aborsi jauh melebihi orang yang

meninggal dalam semua perangjika digabungkan sekaligus.2

Jika kita kembali melihat aturan hukum Islam mengenai hal ini, maka

kita akan mengetahui bahwa hukum Islam tidak mengabaikan masalah yang

terjadi kepada umatnya atau kepada masyarakat lainnya. Agama Islam

melarang praktek aborsi dilakukan. Namun hukum Islam memberikan

keringanan jika adanya uzur (alasan) yang muktabar (dibenarkan). Alasan

yang dibenarkan ini disyaratkan dengan adanya ketentuan dari ahli hukum

Islam. tim medis dan para ilmuan. Di antaranya karena mengalami sakit berat

seperti kanker stadium lanjut, kehamilan yang dapat mengancam nyawa ibu,

janin dideteksi menderita cacat genetic yang kalau lahir kelak sulit

disembuhkan, janin yang disahkan menderita HIV dan pelbagai alasan lagi

yang dibenarkan mengikut ketentuan hukum Islam.

Perbuatan aborsi ini juga dilarang di sebagian negara salah satunya

Malaysia. Di Malaysia, segala bentuk tindakan kesalahan atau jenayal1

diawasi oleh undang-undang jenayah termasuklah tindakan jenayah aborsi.

Aborsi adalah satu perbuatan jenayah yang berat yar1g dapat dikenakan

2 www.aborsi.org/statistik.htm, di akses 10:23, 4 November 2009.

Page 13: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

4

hukuman berat. Jenayah aborsi dapat ditetapkan sebagai suatu kesalahan

dalam undang-undang jenayah Malaysia sebagaimana tercantum dalam pasal

312,313,314,315,316,317 dan 318 Akta 574 Kanun Keseksaan (penal code).

Dengan demikian, baik menurut hukum Islam ataupun menurut

undang-undang jenayah di Malaysia, aborsi adalah suatu perbuatan yang

dilarang. Namun, bagaimanakah dengan aborsi bagi wanita yang menjadi

korban inses? Karena di satu sisi perbuatan aborsi ini adalah dilarang karena

melanggar etika, moral dan agama, akan tetapi di sisi lain korban inses tidak

bisa dikawinkan dengan si pelaku untuk menutup masalah kehamilan yang

terjadi. Bahkan resiko yang lebih fatal lagi tentang masa depan si anak yang

dikandung oleh korban inses tersebut. Masa depan si anak jauh lebih suram

dan terzhalimi karena menanggung aib bahwa ayah biologisnya adalah

muhrim dari ibunya sendiri. Oleh karena itu, apakah kehamilan karena korban

inses bisa dijadikan alasan untuk melakukan tindakan aborsi?

Berdasarkan persoalan di atas, penulis tertarik mengangkat masalah

tersebut dalam penulisan skripsi yang berjudul " Hukum Aborsi Bagi

Wanita Korban Iuses Menurut Hokum Islam Dan Undang-Undaug

Jenayah Malaysia".

Page 14: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

5

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan di dalam skripsi ini tidak melebar luas dan !ebih

terfokus dan sistematik, maka penulis membatasi ruang lingkup masalah

aborsi bagi wanita inses ini dari sudut hukum Islam dan undang-undang

jenayah Malaysia dalam Akta 574 Kanun Keseksaan khususnya ditinjau

dari perbedaan dan persamaan hukum dan hukumannya.

2. Perumusan Masalah

Semakin banyak wanita menjadi korban inses yang ingin mengakhiri

kehamilannya dengan melakukan aborsi sedangkan aborsi adalah suatu ha!

yang dilarang dalam huknm Islam dan undang-undang jenayal1 di

Malaysia .Berdasarkan latar belakang di atas, pennasalahannya dapat

dirumuskan dalam bentuk pertanyaan seperti berikut:

1. Bagaimana pandangan hukum Islam dan undm1g-undang jenayah

Malaysia terhadap aborsi bagi wanita korban inscs?

2. Bagaimana hukuman yang dikenakan terhadap aborsi bagi wanita

korban inses menurut huknm Islam dan undang-undang jenayah

Malaysia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

Page 15: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

6

I) Untuk mengetahui pandangan hukum Islam dan undang-undang

jenayah Malaysia terhadap aborsi bagi wanita korban inses.

2) Untuk mengetahui hukuman yang dikenakan terhadap aborsi bagi

wanita korban inses menurut hukum Islam dan undang-undang jenayah

Malaysia.

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

I. Memperkaya wawasan intelektualitas bidang hukum dalam masalah

aborsi

2. Untuk memberi sumbangan karya ilmiah dan JUga sumbangan

pemikiran bagi perkembangan ilmu pengatahuan dan Iiterasi pada

Fakultas Syariah dan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

D. Review Studi Terdahulu

No

1

Beberapa penelitian yang penulis temukan dalam membahas kajian

yang terkait dengan penelitian ini antara lain adalah:

Judul dan Tahun Keterangan Perbedaan

Tinjauan Hukum Penulis membatasi Penul:is lebih

Islam Dan Hukum ruang lingkup mengfokuskan

Positif Tentang penulisan hanya pada permasalahan aborsi

Tindak Pidana masalah tindak pidana terhadap wanita yang

Page 16: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

7

Aborsi (Analisis aborsi menurut Hukum menjadi korban inses

Keputusan Islam dan Hukum menurut pandangan

Nomor:694 Positif. Perumusan Hukum Islam dan

PID.B/2003/PN.JKT yang dibabas mengenai Undang-Undang Jenayah

.BAR) 2008. ketentuan tindak pidana di Malaysia. Perumusan

terhadap pelaku aborsi ya11g dibabas lebih

menurut Hukum Islam kepada mengkaji

dan Hukum Positif, persamaan dan perbedaan

persamaan dan dalam keizinan dan

perbedaan antara hukuman yang dikenakan

Hukum Islam dan menurut Hukum Islam

Hukum Positif tentang dan Undang-Undang

pemidanaan tindak Jenayab di Malaysia.

pidana aborsi dan

pandangan Hukum

Islam dan Hukum

Positif terhadap

putusan hakim

Peradilan Negeri

Jakm1a Barat ten tang

Page 17: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

2

8

pelaku tindak pidana

aborsi.

Hukum Aborsi Bayi Penulis melakukan Penelitian yang di

Terdeteksi Virus pembatasan serta lakukan oleh penulis

HIV menurut MUI ( membuat perumusan sang at berbeda karena

Majlis Ulama masalah aborsi bagi penelitian penulis lebih

Indonesia) 2009 bayi yang terdeteksi terfolms

virus HIV menurut perbandingan

kepada

an tar a

pandangan

Ulama

Majlis Hukum Islam dan

Indonesia Undang-Undang Jenayah

(MUI). Penulis lebih di Malaysia. Selain itu,

mengkaji fatwa MUI permasalahan lebih

tentang hukum aborsi tertumpu kepada aborsi

bayi yang terdeteksi yang dilakukan oleh

virus HIV. wanita yang menjadi

korban inses.

Page 18: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

9

E. Metode Penelitian

Untuk memperoleh hasil yang maksimal dari sebuah karangan atau

penulisan, maka metode pengumpulan dan pengolahan data memainkan

peranan yang penting. Hal ini sangat mempengaruhi tLUtJan penulisan yang

ingin di tuju.

I. Jenis Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan jenis

penelitian yang bercorak kepustakaan (Library Research) yaitu dengan

cara mengumpul, membaca dan mengkaji buku-buku, kitab-kitab dan

kepustakaan lain yang ada hubungan dengan penulisan skripsi ini.

2. Sumber Data

Data yang diperlukan di dalam penulisan ini ada yang bersifat

primer dan sekunder. Untuk data yang bersifat primer penulis merujuk

kepada undang-undang jenayah Malaysia yaitu di dalam Akta 574

Kanun Keseksaan dan kitab-kitab fikih yang berkaitan dengan masalah

yang dibahas. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui artikel­

artikel, internet, dan karya iimiah.

3. Metode Pengumpulan Data

Di dalam proses mengumpulkan data, penulis menggunakan

metode studi dokumentasi naskah (studi pustaka) berupa buku , surat

Page 19: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

10

kabar, majalah, catatan atau sebagainya yang berkaitan dengan , masalah

yang di bahas.

4. Metode Pengolahan Data

Dalam mengolah · data, penulis menggunalcan teknik kualitatif

yaitu data yang ada diolal1 untuk disusun ulang agar dapat menjadi

bagian yang menyatu dari teks-teks skripsi. Maksudnya data yang telal1

dikumpulkan diolal1 dan disusun agar mudah dibaca dan difahami.

5. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data yang ada, pe:nulis menggunakan

metode analisis data yang berbentuk komparatif yakni perbandingan

diantara hukum Islam dengan undang-undang jenayah Malaysia dalam

Akta 574 Kanun Keseksaan tersebut.

Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis menggunakan Buku

Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang dikeluarkan oleh

Fakultas Syariah dan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini disusun dalam dalam lima bab, di

mana setiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Sistematika penulisan

merupakan uraian ringkas secara garis besar mengenai hal-hal pokok yang

dibahas guna mempermudah dalam memahami dan melihat hubungan satu

Page 20: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

11

bab dengan bab yang lainnya. Adapun uraian pada setiap bab adalah seperti

berikut:

BAB I : Dalam bab ini penulis menyajikan gambara:n pendahuluan yang

terdiri da:ri latar belakang ma:salah, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, teknik

penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II : Dala:m bab ini, penulis membahas ga:mbaran umum mengenai

aborsi bermula da:ri proses awal kejadian ma:nusia sebelum lahir,

pengertian dan maca:m-maca:m bentuk aborsi, teknik pelaksana:an

aborsi serta faktor dan da:mpak aborsi.

BAB III : Pada bab ini akan dibahas mengenai Konsep Undang-Undang

Jenayah di Malaysia, Sejarah kanm1 keseksaan Malaysia, dan

ga:mbaran umum Akta 574 Kanm1 Keseksan.

BAB 1 V : Bab ini menjadi fokus uta:ma dala:m perbahasan skripsi ini. Di

dalam bab ini akan di bahas hukum aborsi se,;ara umum. Setelah

itu penulis akan membahas mengenai hukum aborsi bagi wanita

inses menurut hukum Islam dan m1dang-undang jenayah Malaysia

Perbahasan bermula da:ri pengertian wanita inses dala:m jenayah

aborsi, pandangan imam mazhab terhadap aborsi, pandangan

hukum Islam terhadap aborsi bagi wanita inses, pandangan

Page 21: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

12

undang-undang jenayah Malaysia terhadap aborsi bagi wanita

inses dan analisis penulis dalam mencari titik persamaan dan

perbedaan antara hukum Islam dan undang-undang jenayah

Malaysia tentang hukum aborsi bagi wanita inses.

BAB V : Bab ini merupakan penutup dari pembahasan yang berisikan

kesimpulan dari seluruh pembahasan beserta saran-saran dan

harapan penulis.

Page 22: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP ABORSI

A. Proses Awai Kejadian Manusia Sebelum Lahir

1. Tahap Pertumbuhan Janin Dalam Rahim

Di dalam al-quran dan hadis ada membicarakan tentang proses

perkembangbiakan (reproduksi) manusia dengan menyebut tempat-tempat

mekanisme yang tepat serta tahap-tahap reproduksi tanpa keliru sedikit pun. 1 Di

dalam sebuah hadis yang masyhur menceritakan kepada kita bagaimana tahapan

pertumbuhanjanin yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud radhiallahu'an.

~~ J.l. 4.S.b 0§.i ~ 4lhi L..J:! ~) <1...i ~ <)· ~ ~ ~..b.I 0]

tj)-! y>},i.J (...9>11 ~ ~ .AWi "'-:!ll J...,.>.J ~~lb~~ 0§.i ~ '(~...9 tj.J~l ol...9.J) ~) ~...9 4..l.c ...9 4.4.i.J <l.Sj.J y:;s., uWS

Artinya: "Sesungguhnya penciptaan kalian dikumpulkan di dalam rahim ibu selama empat puluh hari berupa nuthfah (sperma), lalu menjadi a'laqah (segumpal darah) dalam waktu yang sama, lalu terjadi/ah mudhghah (segumpal daging) dalam jangka waktu yang sama. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh dan mencatat empat perkara yang telah ditentukan yaitu, rezeki, ajal, amal dan sengsara atau bahagianya." (Riwayat Bukhari dan Muslim)

1 Saifullah, Aborsi dan permasa/ahannya, suatu kajian hukum Islam, dalam bukunya Chuzaimah T. Yanggo dan Hafiz Ansyary AZ, Prob/ematika Hukum Islam Kontemporer,(Pustaka Firdaus:2002),jilid 2, h. 134.

2 Abi al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisyaburi, Shahih Muslim, jilid ke-2, (Beirut: Dar al-Fikr, 1993), h. 549.

11

Page 23: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

r '

14

Untuk menjelaskan lagi tentang kisah di atas, penulis akan coba

membahas semampu yang mungkin mengikut pertahapan.

a. Tahap Nuthfah

Tahap nuthfah yang dimaksudkan dalam konteks ini adalah

setetes air mani yang berasal dari tulang sulbi laki-laki. Maksud ini

dikuatkan lagi dengan firman Allah SWT yang berbunyi:

( ~ ;Vi I .:,L..,.;'J\)

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes air mani yang bercampur (dari pati benih lelaki dan perempuan), yang Kami hendak mengiljinya (dengan perintah dan larangan) karena itu Kami jadikan dia berkeadaan mendengar dan melihat. "(Q.S. al-Insan:76:2)

Dalam ayat lain yang menceritakan bahwa manusia berasal dari

setetes air mani direkam di dalam firman Allah taala :

Artinya : "Bukankah ia berasal dari air mani yang dipancarkan (ke dalam rahim)"(Q.S. al-Qiyamah:75:37)

Artinya: "Maka hendaklah manusia memikirkan dari apakah ia diciptakan?(5) Dia diciptakan dari air (mani) yang memancut (ke dalam rahim)(6) Yang keluar dari tulang

Page 24: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

15

sulbi lelaki dan tulang dada perempuan. "(7) (Q.S. at­Thariq: 86:5-7)

Artinya : "Dari apakah Dia (Allah) menciptakannya?(J8) Dari setetes air mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya." (Q.S. 'abasa: 80 : 18-19)

Sperma yang berasal dari laid-laid akan bertemu dengan ovum

perempuan sehingga terjadi pembuahan dan bersarang di dalam rahim(uterus)

perempuan. Dengan demikian, yang di maksud nuthfah adala11 setetes air mani

yang keluar dari tulang shulbi (tulang belakang) seorang laki-laki lalu bersarang

di <lalam rahim wanita. Seorang anak tidak akan terbentuk kecuali dari kedua

jenis air tersebut.3 Maurice Bucaille meringkas pemyataan··pemyataan dalam al-

Quran yang menggambarkan pekembangan janin pada fase nuthfah sebagai

berikut:4

I) Sejumlah kecil cairan yang dibutuhkan untuk pembuahan

2) Campuran cairan pembuahan

3) Penanaman telur yang telah dibuahi

4) Evolusi embrio

3 Tim Pustaka Ibnu Katsir, Shahih Tafeir lbnu Katsir, (Bogor; Pustaka Ibnu Katsir, 2009, h. 547.

4 Maurice Bucaille, Dari Mana Manusia Berasa/ Antara Sains, Bibel dan Al-Quran, terj. Rahmani Astuti (Bandung: Pustaka Mizan, 1999) h. 215.

Page 25: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

16

b. Tahap 'alaqah

Perkembangan janin selaitjutnya adalah pertumbuhan

pembuahan antara sperma dan ovum yang menjadi zat (sesuatu) yang

melekat pada dinding rahim yang di dalain al-quran di sebut 'alaqah.

Firman Allah SWT :

Artinya: "la menciptakan manusia dari segumpal darah. " (Q.S. al­'alaq: 96:2)

Artinya : "Kemudian air mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya." (Q.S. al­Qiyaainah:75:38)

Al-Qurthubi mengatakan bahwa firman Allah "dari segumpal

darah" menggunakan bentuk jainak, karena yang disebut manusia

adalah hasil dari gabungan. 'alaq adalah darah yang lembab, disebut

demikian karena ia mengait ('allaqa) apa yang dilewatinya karena ia

basah.5

c. Tahap Mudhghah

Mudhghah berarti daging yang seukuran kunyahan. Ibnu Katsir

mengatakan mudhghah itu adalah sepotong daging yang tidak memiliki

5 Ahmad bin Rusyd Al-Qurtubi, I 405H, Bidayatul Mujtahid, Beirut: Dar Al-Ma'rifah, dalam bukunya Maria Ulfa Anshor, Fikih Aborsi Wacana Penguatan Hak Reproduksi Wanita, (Jakarta; Kompas, 2006) h.103.

Page 26: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

17

bentuk dan belum memiliki ukuran.6 Dari penjelasan di atas, janin telah

melewati tiga tahapan yaitu nuthfah, 'alaqah dan mudhghah sebelum

ditiupkan ruh di dalanmya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:

Artinya: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari pati (yang berasal) dari tanah; Kernudian Kami jadikan ''pati" itu (setitis) air benih pada penetapan yang kukuh; Kernudian Kami ciptakan air benih itu menjadi sebuah darah beku lalu Kami ciptakan darah beku itu menjadi seketul daging; kemudian Kami ciptakan daging itu menjadi beberapa tulang; kemudian Kami balut tulang-tulang itu dengan daging. Setelah sempurna kejadian itu Kami bentuk dia menjadi makhluk yang lain sifat keadaannya. maka nyatalah kelebihan dan ketinggian Allah sebaik-baik Pencipla. "(Q.S.al-Mukminun:23: 12-14)

Tahapan Hari

Nuthfah 40

'alaqah 40

Mudghah 40

6 Tim Pustaka Ibnu Katsir, Shahih Tafsir Jbnu Katsir, h. 238

Page 27: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

18

2. Tahap Peniupan Ruh Ke Janin

Setelah melalui tiga tahapan selama empat bulan tersebut, pertumbuban

janin semakin berkembang dan sempurna dengan ditiupkannya ruh ke

dalamnya. Pemyataan bahwa rnh ditiupkan ke dalam j anin setelah be1U1Uur

empat bulan dikuatkan oleh sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari

Abdullah bin Mas'ud yang terdahulu7• Di dalam al-Quran juga disebutkan dalam

firman Allah Taala :

Artinya : "Kemudian Dia menyempurnakan kejadiannya, serta meniupkan ke dalamnya (tubuh) ruh dan ia menjadikan kepada kamu pendengaran dan penglihatan serta hati (<1kal fikiran), (supaya kamu bersyukur), tetapi amat/ah sedikit kamu bersyukur".(Q.S. al-Sajadah:32:9)

Al-Qmthubi berkata, "para ulama tidak berbeda pendapat bahwa

peniupan ruh pada janin terjadi setelah janin bernsia seratus dua pulub hari,

yaitu empat bulan penub sewaktu masuk ke bulan kelima sebagaimana yang

telah dijelaskan oleh beberapa hadits yang kemudian ditakwilkan sesuai dengan

hukum-hukum yang dibutubkan."8

7 Rujuk teks hadis di halaman 13. ' Ahmad bin Rusyd Al-Qurtubi, I 405H, Bidayatul Mujtahid, Beirut: Dar Al-Ma'rifah,

dalam bukunya Maria Ulfa Anshor, Fikih Aborsi Wacana Penguatan Hak Reproduksi Wanita, (Jakarta: Kompas, 2006) h.103.

Page 28: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

19

B. Pengcrtian Aborsi dan Macam-macamnya

I. Pengcrtian Aborsi

Dalam kamus istilah GKBN (Gerakan Keluarga Berencana Nasional),

aborsi diartikan sebagai keluarnya basil konsepsi sebagian atau seluruhnya yang

dapat terjadi secara spontan atau sengaja sebelum kebamilan 28 minggu atau berat

janin kurang dari 500 gram.9 Menurut istilah kedoktoran, aborsi berarti

pengakhiran kebamilan sebelum bayi bernmur 28 minggu atau sebelum bayi

mencapai berat 1000 gram. 10

Menurnt Saifullah sebagaimana yang tertulis dalarn buku Problematika

Hukum Islam Kontemporer bahwa yang dimaksud dengart aborsi adalah suatu

perbuatan untuk mengakhiri masa kehamilan atau konsepsi (pembuahan) dengan

mengeluarkan janin dari kandungan sebelun1 tiba masa kelahiran secara

alami. 11 Sardikin Gina Putra dalam buku Masai! Fiqhiyah yang ditulis oleh

Masjfuk Zuhdi mengartikan aborsi sebagai pengakhiran masa kebamilan atau

basil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Sedangkan Maryono

Reksodiputra dalam buku yang sama memahami aborsi sebagai pengeluaran basil

konsepsi dari rahim sebelum waktunya ( sebelum dapat lahir secara alamiah).12

9 Anonim,"Abortus", Kamus Istilah Gerakan Keluarga Berencana Nasional, (Jakarta: BKKBN, 1990), h I.

10 Fakhruddin, Ensiklopedia Islam, (Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1994) h, 33. 11 Chuzaimah T. Yanggo dan Hafiz Anshary, Problematika Hukum Islam Kontemporer,

jilid 2, h. 129.

12 Masjfuk Zuhdi, Masai/ Fiqhiyah, (Jakarta: Haji Masagung, 1994), h. 78.

Page 29: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

20

Lebih umumnya, Abdul Mohsin Ebrahim mengemukakan bahwa maksud

aborsi adalah pengakhiran kehamilan, baik secara tidak sengaja, spontan, atau

akibat penyakit biomedical internal, maupun dengan cara yang di sengaja melalui

• 13 campur tangan manusia.

Jika diteliti dengan lebih baik, aborsi sering diarah kepada suatu tindakan

yang disengaja untuk mengakhiri kehamilan seorang ibu ketika janin sudah ada

tanda-tanda kehidupan di dalam rahim. Kata aborsi dan abortus sering digunakan

masyarakat secara bergantian. Sebenarnya kata abortus digunakan dalan1 istilah

kedokteran dan kata aborsi sering digunakan dalan1 percakapan masyarakat. 14

2. Macam-macam Aborsi

Keguguran bisa terjadi dengan sendirinya ( secara alami) dan juga bisa

terjadi karena campur tangan manusia. Dari penjelasan definisi di atas, secara

umum pengguguran kandungan dapat di bagi dalam lima macam yaitu aborsi

spontan, aborsi karena darurat, aborsi karena khilaf atau tidak sengaja, aborsi

yang menyerupai kesengajaan dan aborsi buatan yang sengaja dan terencana.15

a. Aborsi Spontan (al-isqatlt al-1/zaty)

Aborsi spontan (al-isqath al-dzaty) artinya janin gugur secara

alamiah tanpa adanya pengaruh dari luar atau gugur dengan sendirinya.

13 Abu! Fadl Mohsin Ebrahim, Aborsi, kontrasepsi dan mengatasi kemandulan, (Bandung: Pustaka Mizan, 1997), h. 25.

14 http. www.aborsi.org/definisi.htm, di akses 12: I 0, 5 Novernb•er 2009. 15 Maria Ulfa Anshor, Fikih Aborsi Wacana Penguatan Hak Reproduksi Prempuan,

(Jakarta: Kompas, 2006) h. 38.

Page 30: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

21

Kebanyakkan aborsi spontan disebabkan oleh kelainan kromoson dan

hanya sebagian kecil disebaban oleh infeksi, kelainan rahim serta kelainan

honnon. 16 Sebagian para ulama mengatakan bahwa pengguguran seperti

ini disebut dengan al-isqath al-'afiv yang berarti penggguguran yang

dimaafkan, karena pengguguran seperti ini tidak menimbulkan akibat

hukum. 17

Di dalam istilah kedokteran, paling tidak, ada empat jenis

keguguran kandungan spontan yang berbeda dapat dikenal yaitu18:

1. Abortus Imminens (threatened abortion), yaitu adanya gejala-gejala

yang mengancam akan terjadinya aborsi. Dalam ha! demikian

kadang-kadang kehamilan masih dapat dilaksanakan.

2. Abortus Incipiens (inevitable abortion) artinya terdapat gejala akan

te1jadinya aborsi, namun buah kehamilan masih berada di dalam

rahim. Dalam ha! demikian kehamilan tidak dapat dipertahankan

lagi.

3. Abortus Incompletus, yaitu apabila sebagian dari buah kehamilan

sudah keluar dan sisanya masih berada di dalarn rahim. Pendarahan

yang te1jadi biasanya cukup banyak, namun tidak fatal dan untuk

pengobatan perlu dilakukan pengosongan rahim secepatnya.

16 Ibid. 17 Huzaimah Tahido Yanggo, Masai/ Fiqhiyah Kajina Hukum Islam Kontemporer,

(Bandung: Angkasa, 2005, Cet.l, h.193.

18 Maria Ulfa Anshor, Fikih Aborsi Wacana Penguatan Hak Reproduksi Perempuan, h. 36.

Page 31: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

22

4. Abortus Completus, yaitu pengeluaran keseluruhan buah kehamilan

dari rahim dimana keadaan demikian biasanya tidak memerlukan

pengobatan.

b. Aborsi karena pengobatan atau karena darurat ( a/-isqatlt al-dltaruryl

al- isqatlt 'ilajiy)

Aborsi karena darnrat atau pengobatan (al-.isqath al-dharury/ al-

isqath al-'ilajiy), misalnya aborsi yang dilakukan karena ada indikasi fisik

yang dapat mengancam nyawa ibu bila kehamilannya dilanjutkan. Dalam

ha! ini yang dianggap lebih ringan risikonya adalah mengorbankan janin,

sehingga aborsi jenis ini menurut agama dibolehkan. Kaidah fikih yang

mendukung dalam masalah ini adalah: "apabila ada dua kerusakan yang

saling berlawanan, maka yang diperhatikan yang lebih besar bahayanya

dengan melakukan yang lebih ringan bahayanya. 19 Misalnya dalam ha!

ini, apabila ibu hamil harus makan obat untuk menyelamatkan nyawanya,

sedangkan obat itu bisa memudharatkan kandungannya, maka yang

diperhatikan adalah nyawa ibu hamil tersebut dengan melakukan yang

lebih ringan bahayanya yaitu memakan obat karena dalam kondisi seperti

ini nyawa ibu adalah yang lebih besar bahayanya di banding

kandungannya.

19 Abdul Karim Zaidan, Al-Wajiz JOO Kaidah Fikih Da/am Kehidupan Sehari-hari, penerjemah Muhyidin Mas Rida, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,2008) h. 126

Page 32: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

40.

23

c. Aborsi karena khilaf a tau tidak sengaja (kllata')

Aborsi seperti ini dilakukan karena khilaf atau tidak sengaja

(khata' ), misalnya seorang petugas kepolisian tengab memburu pelaku

tindak kriminal di suatu tempat yang ramai pengunjung. Karena takut

kehilangan jejak, polisi berusaba menembak pe11jahat tersebut, tetapi

pelurunya menyasar kepada tubuh ibu han1il sehingga menyebabkan ia

keguguran.

Hal serupa bisa juga terjadi, ketika seorang polisi hendak

mempcrkarakan tindakan kriminal yang dilakukan oleh seorang wanita

yang sedang hamil, karena ia takut, stres berat dan jiwanya guncang

hingga mengakibat keguguran. Tindakan polisi tersebut tergolong dalam

tindakan aborsi yang tidak sengaja atau khilaf.

d. Aborsi yang menyerupai kesengajaan (syiblt 'amd)

Aborsi dilakukan dengan cara yang menyerupai kesengajaan

( syibh 'amd ). Misalnya seorang suami menyerang istrinya yang sedang

hamil muda hingga mengakibatkan ia keguguran. Dikatakan menyerupai

kesengajaan karena serangan memang tidak ditujukan langsung kepada

janin, tetapi pada ibunya. Kemudian akibat serangan tersebut, janin

terlepas dari tub uh ibunya atau keguguran. 20

'0 Maria Ulfa Anshor, Fikih Aborsi Wacana Penguatan Hak Reproduksi Perempuan, h.

Page 33: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

24

Menurut fikih, pihak penyerang harus diberi hukuman dan

hukuman semakin berat jika janin ketika keluar dad perut ibunya sempat

memberikan tanda-tanda kehidupan misalnya, menangis atau bergerak-

gerak. Kasus seperti ini pernah tejadi di masa Rasulullah SAW, di mana

dua orang perempuan dari Bani Huzhail berduel saling melemparkan batu,

salah satu di antara mereka tengah hamil, karena kepayahan dan kurang

. akh" kur d . I 21 ges1t 1rnya tersung an mernngga .

Sebelum menghembuskan napas yang terakhir, bayi yang

dikandungnya keluar dalam keadaan mati. Nabi mernutuskan bahwa yang

bertanggung jawab dihukum dua denda sekaligus, yakni membayar uang

tebusan berupa 50 ekor unta (diyat kamilah) atas kematian ibunya dan

kompensasi lengkap senilai lima ekor unta (ghurrah kamilah) atas

kematian bayinya. 22

e. Aborsi sengaja dan terencana (al-'amd)

Aborsi yang dilakukan dengan sengaja dan terencana tanpa dasar

indikasi medis misalnya seorang ibu sengaja merninum obat terlarang

dengan maksud agar kandungannya gugur atau ia sengaja menyuruh orang

lain (dokter, dukun dan sebaginya) untuk menggugurkan kandungannya.

Aborsi seperti ini biasanya bertujuan untuk meniadakan hasil hubungan

21 Ibid

22 Ibid

Page 34: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

25

seks diluar pemikahan atau untuk mengakhiri kehamilan yang tidak

dikehendaki.

Dalam istilah kedokteran aborsi ini disebut abortus provocatus

criminalis. Aborsi sejenis ini dianggap berdosa dan pelakunya dapat

dipidana karena melakukan perlanggaran terhadap hak anak manusia.

Sanksinya menurut fikih adalah hukuman yang setimpal sesuai usia

kandungan. Termasuk juga dalam abortus provocatus criminalis adalah

menstrual regulalion (pengaturan menstruasi). Pengaturan menstruasi

biasanya dilaksanakan bagi wanita yang merasa terlambat waktu

menstruasi atau datang bulannya dan berdasarkru1 hasil pemeriksaan

laboratorium yang temyata positif dan mulai mengandung. Dalan1 keadaan

demikian, wanita itu meminta kepada doktor w1tuk membereskannya. 23

C. Teknik Pelaksanaan Aborsi

Untuk melakukan pengguguran (abortus) berbagai cara yang dapat

ditempuli. Ada 3 macrun cara aborsi yang dapat dijelaskan di sini :

1. Cara pasif

Maksud dari cara ini adalah seorang ibu enggan melakukan

sesuatu yang penting demi menjruuin keberlangsungan kehamilannya

sehingga dapat mengakibatkan keguguran pada janin yang di kandungnya.

23 Chuzaimah T. Yanggo dan Hafiz Ansyary AZ, Prob/ematika Hukum /slam Kontemporer, jilid 2, h.132

Page 35: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

' '

26

Sebagai contoh, seorang ibu yang memiliki indikasi medis ataupun

indikasi lainnya yang mengharuskan mengkomswnsi obat-obatan yang

telah diresepkan doktor untuk keberlangsungan kehamilannya, akan tetapi

si ibu sengaja tidak melakukan anjuran tersebut untuk memberi dampak

yang negatif pada janinnya itu. 24

2. Cara Aktif

Maksud dari cara ini adalah aborsi yang te~jadi karena ada suatu

tindakan atau usaha baik yang dilakukan sendiri atau dengan pertolongan

orang lain. Dalam upaya mengugurkan kandungannya, si ibu sengaja

mengkomsumsi sebarang pi!, jamu dan ramuan yar1g dilarang untuk ibu

hamil dalam dosis yang tinggi. Si ibu akan berusaha menahan sakit jika

te1jadi mual-mual, pusing atau pendarahan yang banyak akibat

mengkomsumsi ramuan yang di larang tadi.25

Ada juga ibu yang pergi menemui dukun 1mtuk menggugurkan

kandungannya. Pengguguran yang dilakukan oleh dukun-dukun yang

tidak memiliki keahlian medis biasanya melaksanakan aborsi dengan cara

yang kasar dan keras seperti mengurut pernt si ibu untuk mengeluarkan

janin dalam kandunganya secara paksa. Pelbagai cara lagi yang di

praktekkan si ibu demi menghentikan keberlangsungan kandungan yang

tidak diinginkannya.

24 Ibid 25 Ibid.

Page 36: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

27

3. Cara Medis

Maksud cara medis di sini adalah aborsi yang dilakukan oleh

dokter dengan cara medis. Pengguguran yang dilakukan oleh dokter di

beberapa rumah sakit biasanya menggunakan teknik atau alat-alat

berikut26:

a. Adilatasi dan kuret (dilatation & curettage)

Y aitu dengan cara lubang leher rahim diperbesar, agar lubang leher

rahim dapat di masuki kuret yaitu sepotong alat yang tajam. Kemudian

janin yang hidup itu dicabik kecil-kecil, dilepaskan dari dinding rahim dan

dibuang keluar. Secara umumnya teknik ini banyak mengeluarkan darah

jika tidak di obati dengan baik sehingga menimbulkan infeksi.

b. Kuret dengan cara penyedotan (sunction)

Pada cara ini, lubang leher rahim diperbesarkan juga seperti

dilatation & curettage, kemudian sebuah tabung di masukkan ke dalam

rahim, dan dihubungkan dengan alat penyedot yang kuat sehingga bayi di

dalam rahim itu tercabik-cabik menjadi kepingan-kepingan kecil lalu

disedot masuk ke dalam sebuah botol.

c. Peracunan dengan garam (salt poisoned)

Cara ini biasa di lakukan pada janin yang sud.ah berusia lebih dari

16 minggu (4 bulan) ketika sudah cukup banyak cairan yang terkumpul di

sekitar bayi dalam kantung anak, sebatang jarnm yang panjang di

26 http. www.aborsi.org/definisi.htm, di akses 12:10, 5 November2009.

Page 37: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

28

masukkan melalui perut ibu ke dalam kantung bayi', lalu sejumlah cairan

disedot keluar dan larutan garam yang pekat di suntikkan kedalamnya.

Bayi yang malang ini akan menelan garam yang beracun itu dan menderita

di dalam kantungnya. Dengan cara ini, sang bayi akan mati dalam waktu

kira-kira I jam. Dalam waktu 24 jam kemudian, si ibu akan mengalarni

sakit beranak dan melal1irkan bayi yang sudf°WhPUST AKAAN UT AMA

UIN SYAHID JAKARTA d. Histerotomi atau bedah ceaser

Cara ini biasa di lakukan terutama 3 bulan terakhir dari kehamilan.

Rahim dimasuki alat bedah melalui dinding p<~rut. Bayi kecil ini

dikeluarkan dan dibiarkan saja agar mati atau kadang langsung dibunuh. 27

Aborsi yang dilakukan oleh seorang dokter atau bidan atau dukun pada

umunmya dilakukan dalan1 5 tahapan yaitu28 :

I. Bayi atau janin dibw1uh dengan cara ditusuk atau diremukkan di

dalam kandungan.

2. Mayat bayi atau janin dipotong-potong tubuhnya agar mudah

dikeluarkan.

3. Potongan mayat bayi atau janin dikeluarkan satu persatu dari

kandungan.

4. Potongan-potongan di susun kembali tmtuk memastikan lengkap dan

tidak tersisa dalam perut.

5. Potongan-potongan mayat bayi atau janin kemudian dibuang ke

tempat sampah, sungai, di kubur di tanah kosong atau di bakar.

27 www.aborsi.org/teknik.htm, di akses 12: 11, 5 November 2009. 28 www.aborsi.org/tindakan.htm, di akses 12:12, 5 November2009.

Page 38: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

29

D. Faktor Dan Dampak Aborsi

1. Faktor-Faktor Aborsi

Aborsi dilakukan oleh seorang wanita yang hamil, baik yang telah

menikah maupun yang belum menikah dengan berbagai alasan. Akan tetapi

alasan yang paling sering dijumpai adalah alasan-alasan yang non-medis. Di

Malaysia contohnya, dianggarkan berlakunya satu aborsi bagi setiap 10 hari dan

setiap tahun berlakunya 100 kasus. 29 Alasan-alasan dilakukannya aborsi adalah

tidak ingin memiliki anak karena khawatir mengganggu karir, sekolah atau

tanggung jawab lain sebanyak 75 persen, tidak memiliH cukup uang untuk

merawat anak 66 persen dan tidak ingin memiliki anak tanpa ayah sebanyak 50

persen.30

Faktor lain yang menjadi latar belakang dari dilakukannya aborsi dari

beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa alasan mengapa melakukan

aborsi, sebagian besar 41,2 persen beralasan karena jumlah anak yang sudah

cukup, 16, 1 persen karena anak yang terakhir masih kecil dan be! um siap puny a

anak 10,2 persen. Sumber lain menyebutkan bahwa aborsi dilakukan dengan

alasan yang menempati jumlah terbesar adalah mereka yang mengalarni

kegagalan pemakaian alat kontrasepsi sekitar 48 persen, sementara alasan

29 www.utusanonline.com, di akses 11.15, 25 November 2009. 30 www.aborsi.org/alasan, di akses 12:13, 5 November 2009.

Page 39: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

30

karena masih remaja sekitar 27 persen, sisanya 14 persen karena profesi pekerja

seks komersial dan 9 persen karena kehamilan akibat perkosaan atau inses. 31

Dari data di atas dapat digambarkan bahwa aborsi dilakukan karena

faktor kehamilan yang tidak dikehendaki .yang terjadi kepada perempuan yang

hmnil dalam pernikahan yang sah, hamil di luar nikah atau kehamilan yang

dialami dalam usia yang masih remaja. Dengan penyebab latar belakang

kehamilan bermacam-macam, antara lain disebabkan ada yang normal karena

dilakukan suka sama suka, tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi atau

menggunakan alat kontrasepsi yang gagal, ada yang karena terpaksa melakukan

hubungan seksual di bawah ancan1an, tidak kurang juga yang hamil akibat

pemerkosaan baik karena orang dekat yang memiliki hubungan darah(inses)

maupun orang lain yang sama sekali tidak mempunyai hubungan kekerabatan

apapun.

Dari penjelasan di atas dapat diidentifikasikan beberapa faktor yang

melatarbelakangi seorang wanita untuk melakukan aborsi, antara lain :

45.

a) kehamilan akibat hubungan seks di luar pernikahan yang sah termasuk

pemerkosaan.

b) Kehamilan yang tidak dikehendaki karena jarak kehamilan yang tidak

teratur.

c) Kehamilan yang dapat mengancam jiwa ibu.

31 Maria Ulfa Anshor, Fikih Aborsi Wacana Penguatan Hak Reproduksi Perempuan, h.

Page 40: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

31

d) Behan psikologis yang belum mampu menerirna kehadiran seorang

anak.

e) Secara ekonomis tidak mampu menanggung bcban biaya kehidupan

seorang bayi.

f) Alasan untuk menjaga dan mempertahankan kebugaran dan

kecantikan. 32

2. Dampak Aborsi

Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun

keselamatan seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseoang

melakukan aborsi ia tidak merasakan apa-apa dan langs1mg boleh pulang. Ini

adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama

mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang

sudah terjadi. Namun ada dua macam resiko kesehatan yang dapat

dikategorika.< terhadap wanita yang melakukan aborsi.33

a. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik

Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada

beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita yaitu34:

1) kematian mendadak karena pendarahan hebat

2) kematian mendadak karena pembiusan yang gaga!

3) kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan

4) rahim yang sobek

32 Maria Ulfa Anshor, ed, Aborsi Dalam Perspektif Fiqh Kontemporer, (Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002) h. 76.

33 www.aborsi.org/resiko.htm., di akses 12:15, 5 November2009. 34 Ibid.

Page 41: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

32

5) kerusakan leher rahim yang akan menyebabkan cacat pada anak

berikutnya

6) kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada

wanita)

7) kanker indung telur

8) kanker leher rahim

9) kanker hati

I 0) kelainan pada placenta/ari-ari yang akan menyebabkan cacat pada

anak beritkunya

11) menjadi mandul dan tidak mampu memiliki keturunan lagi

12) infeksi pada lapisan rahim

b. Resiko kesehatan mental

Proses aborsi bukan saja suatn proses yang memiliki resiko yang

tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi

juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang

wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai "Post Abortion

Syndrome". Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan

mengalami hal-hal seperti berikut ini35:

l) kehilangan harga diri (82%)

2) berteriak-teriak histeris (51%)

3) mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)

4) ingin melakukan bunuh diri (28%)

5) mulai menggunakan obat-obat terlarang ( 41%)

35 Ibid.

Page 42: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

33

6) tidak bisa lagi menikmati hubungan seksual ( 59%)

Diluar hal-hal tersebut di atas, para wanita yang melakukan aborsi

biasanya akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun­

tahun dalam hidupnya.

Page 43: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

BAB III

IDENTJFIKASI AKTA 574 KANUN KESEKSAAN

A. Konsep Jenayah Di Malaysia

Dalam undang-undang jenayah, sermg ditemukan kata "jenayah" atau

"kesalahan". Sebenarnya jenayah atau kesalahan merupakan satu kesamaan

perbuatan dalam tindak pidana. Maksudnya, setiap jenayah dan kesalal1an adalah

suah1 perbuatan yang jika dilakukan atau jika ditinggalkan perbuatan tersebut

akan berlawanan dengan undang-undang. Semua perbuatan jenayah merupakan

suaru perbuatan kejahatan dan semua perbuatan kesalalmn merupakan suaru

pelanggaran.1

Secara umum, jenayah merupakan suaru perbuatan yang dilarang dan

membolehkan orang-orang yang melakukan dipertanggungjawabkan untuk

menerima hukuman berdasarkan undang-undang. Jenayah juga merupakan suaru

perbuatan salah yang akibatnya adalah hukuman yang berat dan hukuman itu

dilaksanakan oleh negara. Dengan kata lain, suaru perbuaum dianggap jenayah

jika perbuatan tersebut melanggar ketetapan undang-undang atau meninggalkan

suaru perbuatan yang diperintahkan oleh undang-undang unruk melakukannya.2

1 Ahmad Ibrahim dan Ahilemah Joned, Sistem Undang-Undang Di Malaysia, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1985), h. 21.

2 Mohamad Shariff, Undang-Undang Jenayah Di Malaysia, (Selangor: Pustaka Ihsan,

2008) h. 3 I

Page 44: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

' '

35

Dalam pengertian lain, jenayah adalah suatu perbuatan atau kesalahan

yang membahayakan masyarakat dan perbuatan atau tindakannya dapat diancam

dihadapan undang-undang serta orang yang melakukannya dapat menerima

hukuman denda atau penjara. Karena katajenayah pada biasanya digunakan untuk

perbuatan yang dianggap berat misalnya perbuatan mencuri, merampok,

memperkosa, membunuh, peredaran gelap narkoba, peredaran senjata api secara

ilegal dan lain-lainnya yang biasanya dinyatakan dalam Aleta Kanun Keseksaan

(criminal law Malaysia) dan akta yang lain yang berkaitan dengannya seperti

Aleta Senjata Api, Aleta Keselamatan Dalam Negeri dan seurnpamanya.3

Dalam ketetapan undang-undang jenayah kanun keBeksaan, telah tertulis

tentang perbuatan yang harus dilakukan dan ditinggalkan. Bagi perbuatan atau

peninggalan perbuatan selain daripada jenayah di atas ia masuk dalan1 katagori

pelanggaran kecil. Maka biasanya tidak diistilallkan sebagai "jenayah" tetapi

disebut sebagai "kesalahan" atau pelanggaran seperti memarkir kendaraan di

tempat yang dilarang, kesalahan mengendarai sepeda motor tanpa menggunakan

helem dan kesalahan kecil yang lain.

Adapun tindakan yang akan di bicarakan dalam ha! ini adalah tindak

jenayah yang berat yang dapat menghilangkan nyawa atau jenayah tentang

3 Abu Bakar, Pengantar Undang-Undang Di Malaysia, (Selangor: Book Store Enterprise,

1999), cet.2, h. 4.

Page 45: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

36

kematian anak yang belum lahir seperti yang ditetapkan dalam nndang-nndang

jenayah Akta 574 Kannn Keseksaan Malaysia.

B. Latar belakang Akta 574 Kanun Keseksaan Malaysia

Kannn keseksaan Malaysia ( Kitab Undang-Undang Hukum Pidana)

merupakan suatu undang-undang yang mengawal dan mcngatur segala tindak

pidana di Malaysia termasuk tindak pidana pembunuhan. Pada awalnya, Kannn

Keseksaan di Malaysia adalah Kannn keseksaan India (1860) yang mana pada

awalnya di tulis oleh Komisi Undang-Undang India yang diketuai oleh Lord

Macaulay sebagai Presidennya. 4

Sebagaimana yang diketahui, sebelum terbentuknya Negara Malaysia,

terdapat tiga bagian kekuasaan di negara ini, yaitu Negeri-Negeri Selat, Negeri­

Negeri Melayu Bersekutu dan Negeii-Negeri Melayu Tidalc Bersekutu. Negeii­

Negeri Selat terdiri daiipada Pulau Pinang, Melaka dan Singapura sedangkan

Negeii-Negeri Melayu Bersekutu yang terbentuk pada 1895 terdiri daripada

Negeri Sembilan, Pahang, Perak dan Selangor. Sedangkan Johor, Kelantan,

Kedah, Perlis dan Terengganu termasuk di dalam Negeri-Negeri Melayu Tidak

Bersekutu. 5

4 Anita Abdul Rahim, Jenayah Homisid, ( Selangor: Success Printing, 2005) h. I.

5 Negeri bisa dimaksudkan dengan propinsi.

Page 46: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

' ,. '

37

Penggunaan Kanun Keseksaan di Malaysia awalnya dimulai dengan

Kanun Keseksaan Negeri-Negeri Selat yang mana kanun ini telah disahkan oleh

Dewan Perundangan Negeri-negeri Selat sekitar tahun 1871 dan diberlakukan

pada 16 September 1872. Kanun Keseksaan Negeri-negeri Selat telah dijadikan

contoh oleh Negeri-Negeri Bersekutu dan Negeri-Negeri Tidak Bersekutu untuk

digunakan di dalan1 pentadbiran masing-masing. 6

Pada tahun 1935 Kanun Keseksaan Negeri-negeri Melayu Bersekutu telah

diwujudkan dan digunakan di setiap Negeri-negeri Melayu Bersekutu. Pada tahun

1948, setelah Perserikatan Tanah Melayu didirikan, Kanun Keseksaan Negeri-

negeri Melayu Bersekutu diterapkan ke seluruh Perserikatan Tanah Melayu

sehingga ke Negeri-negeri Selat dan Negeri-negeri Melayu Tidak Bersekutu.7

Kanun Keseksaan Negeri-negeri Melayu Bersekutu telah dilanjutkan

penggunaannya keseluruh Malaysia dengan disahkan oleh dewan parlemen

melalui Akta 574 Kanun Keseksaan. Oleh karena itu, semua kejahatan dan

kesalahan yang ada di Malaysia, di kawal dan dijaga oleh Akta Kanun Keseksaan

Malaysia di samping undang-undang lain yang dibuat khusus untuk tujuan

mengawal perlakuan jenayah tertentu.

6 Ibid, h.2.

7 !bid, h.2.

Page 47: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

' '

38

C. Jenayah Pengguguran dalam Akta 574 Kanun Keseksaai~ Malaysia

I. Jenayah pengguguran dengan sengaja

Menurut ketentuan pasal 312 Kanun Keseksaan:

Barang siapa dengan sengaja menyebabkan seorang perempuan yang hamil. gugur hendaklah diseksa dengan penjara selama tempoh yang boleh sampai tiga tahun, atau denda, atau dengan kedua-duanya, dan jika perempuan itu mengandung anak yang telah bersifat, hendaklah diseksa dengan penjara selama tempoh yang boleh sampai tujuh tahun, dan bolehlah juga dikenakan denda. 8

Seorang perempuan yang menggugurkan kandungannya sendiri maka ia

termasuk dalam pengertian pasal ini. Kata "dengan sengaja menyebabkan

keguguran "sebagaimana kesalahan yang telah disebut di bawah kanun ini adalah

merujuk kepada jenayah pengguguran9• Pasal 312 ini menjadikan pengguguran

sebagai suatu kesalahan dalam dua keadaan:

1. bila seorang perempuan itu hamil.

11. bila seorang perempuan itu mengandung anak yang telah terbentuk.10

Menurut penafsiran hakim, seorang wanita dianggap harnil apabila ia mula

mengandung dan wanita tersebut dianggap mengandung anm\ yang telah bersifat

bila ia bisa merasa anak dalam kandungannya bergerak. Ini bemakna seseorang

hanya akan dikenakan kesalahan dalam pasal ini jika korban yang terlibat itu

8 Lembaga Penyelidikan Undang-Undang, Panduan Undang-Undang Jenayah, ( Kuala

Lumpur: Percetakan Maziza, 2006) h. 403.

9 Anita Abdul Rahim, Jenayah Homisid, h. 119.

10 Anak yang telah bersifat adalah janin yang sudah mempunyai bentuk tub uh seperti tangan, kaki,telinga.

Page 48: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

39

hamil atau mengandung, jika korban tidak hamil, maka ke!;alahan ini tidak boleh

dikenakan.

Hukuman yang dikenakan nntnk jenayah menggugurkan anak yang telah

terbentnk anggota badannya adalah lebih berat daripada jenayah menggugurkan

anak yang belum terbentnk anggota badannya. Ternyata kedudnkan jenayah

terhadap anak yang sudah terbentuk anggota tubulmya itu mati dan

menghalanginya untnk Jahir ke mnka bumi ini lebih berat dari jenayah

I · 11 pengguguran yang am.

Namun, ketentuan dalam pasal 312 ini telal1 memberi pengecualian dalam

kesalahan ini, di mana pengguguran yang dilaknkan atas alasan perobatan atau

medis adalah dibolehkan di dalam undang-undang. Alasan utama bagi

pengecualian ini ialah semata-mata untuk menyelamatkan nyawa ibu yang

mengandung itu. Dalam bah pengecualian pasal 312 Kanun Keseksaan dijelaskan:

Pasal ini tidak diperluaskan kepada seorang praktek kedokteran yang didaftarkan di bawah undang-undang perobatan 1971 yang menamatkan kehamilan seorang perempuan jika pengamal perubatan tersebut berpendapat, dengan suci hati, bahwa penerusan kehamilan itu akan melibatkan resika kepada nyawa perempuan yang hamil itu, atau kecederaan kepada kesihatan fizikal atau mental perempuan yang hamil itu, adalah lebih baik sekiranya kehamilan itu ditamatkan. 12

11 Anita Abdul Rahim, Jenayah Homisid, h. 119.

12 Lembaga Penyelidikan Undang-Undang, Panduan Undang-Undang Jenayah,

( Selangor: !LBS, 2006), h. 403.

Page 49: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

' y ;

40

Berdasarkan kepada pengecualian di atas, jelas apabila seorang dokter

yang sudah didaftarkan dengan undang-undang kesehatan 1971, dengan suci hati

berpendapat bahwa kandungan terpaksa digugurkan atas sebab-sebab keselamatan

sang ibu, maka dalan1 hal ini dokter yang melakukan pengguguran itu tidak akan

ditetapkan sebagai bersalah. Penggunaan perkataan "suci hati" dalam ketetapan

ini merujuk kepada pasal 52 Kanun Keseksaan ini dalam bab penjelasan yang

menyatakan "Tidaldah boleh dikala dilakukan atau dipercayai dengan suci hati

apa-apa yang dilakukan atau dipercayai dengan tiada waspada atau cermat yang

semestinya". Dengan kata lain, seseorang dianggap melakukan dengau suci hati

atau benar apabila dia telah mengambil segala tindakan dengan hati-hati dan

cermat untuk memastikan bahwa manfaat akan didapatkan oleh mereka yang

berhak. 13

Bagi seorang dokter, segala tindakan yang seharusnya perlu diambil

dengan keal1liannya untuk memastikan bahwa korban berada dalam keadaan

selamat. Maka daripada itu "suci hati" ini merupakan suatu persoalan fakta,

bukannya persoalan undang-undang, di mana ia ditentukan berdasarkan fakta dan

keadaan antara kasus yang satu dengan kasus yang lain. 14

Dalam sebuah kasus, seorang dokter ahli kandungan telah dituduh dengan

jenayah menyebabkan keguguran pada seorang perempuan d'engan sengaja. Pada

13 Anita Abdul Rahim, Jenayah Homisid, 120.

14 Ibid

Page 50: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

41

proses akhir kasus ini, pihak penuntut telah berhasil membuktikan bahwa

terdakwa benar-benar bersalah dengan alasan sepe1ii berikut:

(1) perempuan yang keguguran itu benar-benar mengandung.

(2) terdakwa telah secara sengaja menyebabkan perempuan itu keguguran.

(3) keguguran yang disebabkan oleh terdakwa tidak dilakukan dengan

suci hati, yaitu tidak bertujuan untuk menyelamatkan nyawa

perempuan itu.

Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa keguguran yang dilakukan itu

adalah karena ingin menyelamatkan nyawa perempuan tersebut dan tidak ada

tanda bahwa, jika kehamilan tersebut diteruskan, nyawa perempuan itu akan

berada dalam keadaan bahaya. Pengadilan telah memutuskan bahwa terdakwa

adalah bersalah melakukan pengguguran yang dilarang sebagaimana yang di

dakwakan. Menurut pengadilan, beban pembuktian berada di pihak penuntut dan

pengadilan mendapati terdakwa gaga! untuk membela dirinya dari dakwaan

tersebut. 15

2. Jenayah pengguguran tanpa kerelaan

Pasal 312 di pakai untuk kasus di mana korban yang mengandung itu rela

untuk menggugurkan kandungan, sedangkan pasal 313 Ka.nun Keseksaan di

pakai untuk kasus di mana perempuan yang mengandung tidak merelakan

15 Ibid

Page 51: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

''-' l

42

pengguguran dilakukan tetapi dilakukan oleh pihak lain atau dengan kata lain

dipaksa untuk menggugurkannya.

Menurut pasal 313 Kanun Keseksaan :

Barang siapa melakukan kesalahan yang dimaksudkan dalam pasal 312, dengan tiada kerelaan perempuan itu, sama ada perempuan itu mengandung anak yag telah bersifat atau tidak, hendaklah diseksa dengan peniara yang boleh sampai dua puluh tahun dan bolehlah juga dikenakan denda. 6

Pasal 313 telah menetapkan hukuman yang jauh berbeda dari hukurnan

pada pasal 312, di manajenayah yang mengakibatkan keguguran tanpa kerelaan

korban dituntut dengan hukurnan maksimal penjara dua puluh tahun dan denda.

Dalam kesalahan pasal 313 ini, perempuan yang mengandung itu tidak dihukurn,

sedangkan dalam pasal 312, hukurnan dikenakan terhadap kedua belah pihak

yaitu pelaku yang melakukan pengguguran dan juga perempuan yang merelakan

pengguguran dilakukan pada dirinya. Jenayah pengguguran dalam pasal 313

adalah lebih kejam dan serius dibandingkan jenayah pengguguran dalam pasal

312. 17

Kerelaan yang dimaksudkan dalam pasal ini merujuk kepada kerelaan

sebagaimana yang di jelaskan dalam pasal 90 Akta Kanun Keseksaan. Kerelaan

mestilah kerelaan yang sah , sekiranya kerelaan perempuan yang hamil itu tidak

sah di sisi undang-undang, maka pasal ini tidak dapat di gunakan. Dalam pasal 90

16 Lembaga Penyelidikan Undang-Undang, Panduan Undang-Undang Jenayah,

( Selangor: !LBS, 2006) h. 404.

17 Anita Abdul Rahim, Jenayah Homisid, h. 123.

Page 52: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

43

Akta Kanun Keseksaan menyatakan beberapa keadaan yang dapat dikatakan

sebagai kerelaan yang tidak sah menurut kaca mata undang-undang jenayah

seperti kerelaan yang diberi dalam keadaan ancaman, paksaan, kerelaan yang

diberi akib_at salah paham, kerelaan seorang yang tidak sempurna aka! atau dalam

keadaan mabuk dan kerelaan anak-anak yang berumur dibawah dua belas tahun.18

Untuk mengenal pasti kesalahan pada pasal ini, maka hendaklah perkara

tersebut dibuktikan sebagai berikut:

(a) perempuan itu memang benar mengandung, walau kandungannya belum

atau telah terbentuk.

(b) Si terdakwa yang menyebabkan kegugurannya.

( c) Si terdakwa dengan sengaja melakukannya tanpa kerelaan perempuan

terse but.

( d) Pengguguran itu tidak dilakukan dengan suci hati untuk tujuan

menyelamatkan nyawa perempuan tersebut.

3. Korban mati semasa melakukan jenayah penguguran

Dalam pasal 314 Kanun Keseksaan menetapkan sebagaimana berikut:

Barang siapa dengan niat hendak menyebabkan keguguran seorang perempuan yang hamil, melakukan apa-apa perbuatan yang menyebabkan kematian perempuan itu, hendaklah diseksa dengan pe1ifara selama tempoh yang boleh sampai sepuluh tahun dan bolehlah juga dlkenakan denda, dan jika perbuatan itu dilakukan dengan tiada kerelaan perernpuan itu, hendaklah diseksa dengan penjara yang boleh sampai dua puluh tahun. Huraian- Maka

18 Jbid.

Page 53: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

44

tiada penting bagi kesalahan ini bahwa pesalah itu ketahui bahwa perbuatan itu mungkin menyebabkan kematian. 19

Bagian penggunaan pasal ini meliputi dua keadaan :

(a) Kematian semasa melakukan pengguguran dengan kerelaan perempuan

itu.

(b) Kematian semasa melakukan pengguguran tanpa kerelaan perempuan itu.

Jika pengguguran dilakukan dengan kerelaan perempuan hamil itu,

hukumannya ialah penjara maksimal sepuluh tahun danjika pengguguran tersebut

tanpa kerelaan perempuan itu hukumannya ialah penjara maksimal dua puluh

tahun. Dalam konteks ini, kerelaan adalah harus dibuktikan untuk meringankan

hukuman yang diterima.

Dalam sebuah kasus yang melibatkan pasal 314 Kanun Keseksaan yaitu

kasus kematian yang disebabkan oleh perbuatan yang dilakukan dengan niat

hendak menyebabkan keguguran. Terdakwa dalan1 kasus ini telah menyebabkan

pengguguran ilegal terhadap seorang wanita dengan memasukkan sebatang kayu

ke dalam rahim wanita tersebut yang bemama Lily Tan. Menurut keterangan

dakwaan, kandungan korban berusia dua bulan dan beliau bertemu terdakwa

untuk menggugurkan kandungannya. Selepas beberapa jam kemudian, korban

mengalami sakit perut yang kuat sehingga demam lalu memakan obat yang

diberikan oleh terdakwa.20

19 Lembaga Penyelidikan Undang-Undang, Panduan Undang-Undang Jenayah, h.404.

20 Anita Abdul Rahim, Jenayah Homisid, h. 127.

Page 54: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

45

Namun, demam korban semakin kuat sehingga dokiter menyatakan bahwa

korban mengalami demam kuning (jaundice). Setelah belberapa waktu, korban

akhirnya meninggal dunia. Peradilan telah memutuskan perkara bahwa si

terdakwa bersalah menurut pasal 314 Kanun Keseksaan dan dinyatakan bahwa si

terdakwa telah menyebabkan kematian korban dengan melakukan suatu perbuatan

dengan niat hendak menyebabkan kematian yaitu dengan rnemasukkan sebatang

kayu ke dalam ralllin korban.

Selain daripada ketetapan yang berkaitan pengguguran haram di atas,

undang-undang jenayah juga melarang seseorang melakrnkan suatu perbuatan

yang menghindari anak itu dari dilahirkan atau suatu perbuatan yang

menyebabkan anak itu mati setelah dilahirkan. Ini juga merupakau suatu

perlindungan undang-undang terhadap hak auak yang masih berada dalam rahim

ibunya meskipun anak itu belum lahir ke dunia.

4. Jenayah membunuh auak dalam kandungan supaya ia mati semasa

dilahirkan

Menurut pasal 315 Kanun Keseksaan:

Barang siapa, sebelum seseorang anak dilahirkan, melakukan apa-apa perbuatan dengan niat dengan jalan demikian itu hendak mengelakkan anak itu daripada dilahirkan hidup, atau hendak menyebabkan anak itu mati selepas dilahirkan, dan dengan perbuatan itu mengelakkan anak itu daripada dilahirkan hidup, atau menyebabkan anak itu mati selepas dilahirkan, hendaklah, jika perbuatan itu tidak disebabkan dengan suci hati bagi maksud hendak menyelamatkan nyawa ibunya, diseksa dengan penjara selama tempoh yang boleh sampai sepuluh tahun, atau dengan denda, atau dengan kedua-duanya. 21

21 Lembaga Penyelidikan Undang-Undang, Panduan Undang-Undang Jenayah, h. 404.

Page 55: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

46

Untuk menetapkan seseorang pada kesalahan ini, p•erkara-perkara berikut

perlu dibuktikan:

(a) Perempuan itu benar-benar mengandung.

(b) Si terdakwa melakukan suatu perbuatan, sebelurn anak itu dilahirkan

dengan niat untuk menghindari anak itu dilahirkan hidup, atau

menyebabkan anak itu mati setelah dilahirkan.

( c) Disebabkan perbuatan si terdakwa, anak itu dilahirkan dalam keadaan

mati setelah dilahirkan.

( d) Perbuatan itu dilakukan bukan dengan niat untuk menyelamatkan nyawa

ibu anak tersebut.

Sekiranya terbukti niat si terdakwa bukan untuk menghindari anak itu

dilahirkan hidup atau menyebabkan anak itu mati setelah dilahirkan tetapi berniat

untuk mencederakan ibunya dan ibunya tersebut mati, maka perbuatan ini akan

menjadi suatu tindakan jenayah pembunuhan dengan sengaja. Melihat pada

perkataan-perkataan yang digunakan di dalan1 pasal ini, perbuatan atau tindakan

yang dilakukan oleh si terdakwa harus dilakukan semasa anak itu masih berada di

dalam kandungan ibunya, bukan setelah ia dilahirkan karena jika dilakukan

sesuatu setelah anak itu di lahirkan, maka akan menjadi kesalahan membunuh

orang di bawah pasal 300 Kanun Keseksaan. Perkara ini penting untuk di

Page 56: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

47

perhatikan karena anak yang berada di dalam kandungan mempunyai status yang

berbeda dari anak yang sudah dilahirkan atau keluar dari rahim ibunya. 22

5. Mematikan anak yang telah bersifat dalam kandungan

Pasal ini adalah berkenaan dengan perbuatan si terdakwa yang tergolong

kepada kesalahan membunuh orang sehingga menyebabkan kematian anak yang

belum lahir tetapi telah terbentuk. Pasal 316 Kanun Keseksaan menetapkan:

Barang siapa melakukan apa-apa perbuatan dalam keadaan yang sedemikian bahwa jika ia dengan jalan demikian itu menyebabkan kematian ia adalah melakukan kesalahan mematikan orang dengan salah, dan dengan perbuatan itu menyebabkan kematian seorang anak yang telah bersifat yang be/um lahir, hendaklah diseksa dengan penjara selama tempoh yang boleh sampai sepuluh tahun, dan bolehlahjuga dikenakan denda. 23

Dapat difahan1i dari pasal ini sebenarnya niat si terdakwa pada mulanya

ialah hendak menyebabkan kematian si ibu, dengan melakukan suatu tindakan

yang mungkin akan menyebabkan kematian sebagaimana kesalahan membunuh

orang. Akibat dari perbuatan tersebut, anak yang telah bersifat dalam kandungan

ibu itu yang mati bukannya ibu itu. Perkara ini diilustrasikan dalarn contoh yang

dinyatakan bersarna dengan pasal 316 berikut24:

A, ( yang dia ketahui bahwa ia mungkin menyebabkan kematian seorang perempuan yang hamil) melakukan sesuatu perbuatan yang tergolong dalam kesalahan mematikan orang dengan salah (jika perbuatan itu menyebabkan kematian perempuan itu). Latu perempuan itu mendapat bencana tetapi tidak mati. Yang mati adalah anak dalam kandungan perempuan itu. Kematian

22 Anita Abdul Rahim, Jenayah Homisid, h. 130.

23 Lembaga Penyelidikan Undang-Undang, Panduan Undang-Vndang Jenayah, h.405.

24 Anita Abdul Rahim, Jenayah Homisid, h. 130.

Page 57: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

48

seorang anak yang be/um lahir yang telah bersijat yang ada dalam kandungan perempuan itu tadi adalah disebabkan dengan jalan demikian ( perbuatan A). Maka si A adalah melakukan kesalahan yang dimaksudkan di dalam pasal ini.

Karena itu pasal ini tidak dapat dikenakan apabila perempuan yang hamil

itu yang mati karena situasi tersebut akan tergolong di dalarn jenayah membunuh

orang dengan sengaja, menurut pasal 299 Kanun Keseksaan. Dari semua tindakan

jenayah yang dijelaskan di atas berkaitan dengan kesalahan melibatkan anak yang

belum lahir, yang masih berada dalam kandungan ibunya. Dua lagi pasal yang

ingin dibahas selanjutnya tidak melibatkan anak yang belmn lahir tetapi sudah

dilahirkan. Kesalahan yang dimaksudkan ialah kesalahan membuang bayi dan

kesalahan menyembunyikan kelahiran dengan cara membuang mayat bayi itu

secara sembunyi-sembunyi.25

6. Jenayah menelantarkan dan membuang anak

Kesalahan yang ditetapkan di dalam pasal 317 Kanun Keseksaan hanya

khusus kepada korban anak-anak yang berusia dari bayi yang baru dilahirkan

hingga usia dua be las tahun. Menurut pasal 317:

Barang siapa yang menjadi bapa atau ibu seorang kanak-kanak yang berumur kurang daripada dua be/as tahun, atau yang bertanggungjawab menjaga anak-anak itu, membiarkan atau meninggalkan anak-anak itu dengan niat hendak meninggalkan anak-anak itu sama skali, hendaklah diseksa dengan penjara selama tempoh yang boleh sampai tujuh tahun atau dengan denda atau dengan kedua-duanya. 26

25 Ibid.

26 Lembaga Penyelidikan Undang-Undang, Panduan Undang-Undang Jen ayah, h.405.

Page 58: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

49

Tujuan pasal ini dibuat agar orang tua atau orang yang bertanggw1gjawab

terhadap anak itu agar tidak membiarkan anak-anak mereka yang masih di bawah

wnur terancam dari segala bahaya. Tujuan ini jelas Wltuk memberikan

tanggungjawab terhadap orang tua dan penjaga snpaya sepenuhnya

bertanggWlgjawab terhadap anak-anak yang berada di dalam pengawasan mereka.

Perkara penting yang perlu dibuktikan dalam pendakwaan dengan pasal

ini ialah niat Wltnk membuang anak-anak itu dan membiarkan mereka terancam

dalan1 bahaya. Dan si terdakwa bemiat sengaja membiarkan ancaman kepada

anak-anak tersebut atau berniat Wltuk membuangnya, maka terdakwa dapat

dikenakan dengan jenayah ini. Beberapa perkara yang perlu dipertimbangkan

dalam mendakwa kesalahan ini ialah:

(a) terdakwa terdiri dari bapa atau ibu atau siapa saja yang bertanggWlgjawab

menjaga anak-anak yang dibuang tersebut.

(b) Anak-anak yang menjadi korban ialah anak-anak yang berumur dibawah

dua belas tahWl.

(c) Terdakwa bemiat membuang anak itu denga car.a, membiarkan atau

meninggalkan anak-anak di suatu tempat.

Bagaimanakah untuk menentukan seseorang itu bemiat membiarkan atau

meninggalkan anak itu? Secara umwn, apabila seseorang membiarkan anaknya di

suatu tempat yang mengakibatkan anak itu menerima suatu ancaman fisik yang

berbahaya dan anak itu tidak lagi mendapat perhatian, pengawasan dan penjagaan

dari ibu bapa atau penjaganya, perbuatan ini dapat didakwa dengan jenayah

Page 59: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

50

pembuangan anak menurut pasal 317 ini. Jika dampak pembiaran atau

peninggalan ibu bapa atau penjaga itu mengaldbatkan anak-anak tidak lagi

mendapat perlindungan sebagaimana seharnsnya dalam usia muda mereka,

umpamanya membiarkannya di luar rnmah dalam keadaan cuaca burnk atau

mendapat gangguan binatang liar, maka ha! ini juga memberi implikasi bahwa

mereka telah berniat untuk membuang anak terse but. 27

Tindakan terdakwa dalam konteks ini akan membawa dua kemungkinan

yaitu anak-anak yang dibuang itu masih hidup atau diternukan dalam keadaan

sudah mati. Permasalahan selanjutnya apalcah terdakwa tersebut akan didakwa

juga dengan kesalahan membunuh jika anak-anak itu mati akibat dibuang?

Penjelasan pasal 317 ini menegaskan :

Pasal ini tidaklah dimaksudkan bagi menjauhi pesalah itu daripada dibicarakan karena kesalahan membunuh orang atau kesalahan mematikan orang dengan salah, mengikut mana yang berkenaan, jilw anak-anak ilu mati oleh sebab pendedahan itu. 28

Berdasarkan penegasan di atas, bennakna si terdakwa boleh di tuduh

dengan kesalahan membw1uh orang apabila sekiranya anak yang dibuang itu mati

aldbat kesalahannya. Ini tergantung kepada kondisi suatu kasus pembuanga11 anak

dan diketahui sebelum ini bahwa untuk menetapkan seseorang dengan kesalahan

membunuh orang dengan salah di bawah pasal 302 atau 304 Kanun Keseksaan,

27 Anita Abdul Rahim, Jenayah Homisid, h. 132.

28 Lembaga Penyelidikan Undang-Undang, Panduan Undang-Undang Jenayah, h.405.

Page 60: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

51

perlulah dibuktikan dengan benar tanpa keraguan yang munasabah bahwa

perbuatan terdakwa sebenarnya adalah sun1ber awal dari kematian tersebut.

Tingkat kemungkinan kematian korban juga tergantung kepada perbuatan

terdakwa, sesuai dengan membunuh orang dengan salah.29

Justru itu, perlu dinyatakan bahwa ketentuan menurut pasal 317 ini hanya

memerlukan pembuktian niat dari pelaku untuk membuang anak itu, ia tidak

memerlukan pembuktian bahwa penelantaran atau pembuangan itu akan

mengakibatkan bahaya terhadap nyawa atau kesehatan anak-anak yang dibuang

itu. Waiau tidak ditemukan ancaman nyawa atau kesehatan, jika terbukti niat si

terdakwa untuk membuang anak itu, maka si pelaku boleh dikenakan lmkunian

maksimal penjara paling lama sampai tujuh tahun atau denda atau kedua-duanya.

7. Pembuangan mayat anakyang baru lahir

Jenayah seperti ini sering kita temukan akhir-akhir ini di mana mayat bayi

dijumpai di berbagai tempat seperti di dalam parit, tempat pembuangan sampah,

di dalam tandas dan juga ada yang di samping masjid. Perkara ini merupakan

jenayah yang dianggap serius memperhatikan hak bayi yang dilahirkan ke dunia

telah dilanggar dengan seenaknya oleh golongan yang tidalc berperikemanusian.

Sebagaimana yang kita tahu, bayi juga mempunyai hak untuk hidup dan

perbuatan menyembunyikan kelahirannya dengan membuang mayat bayi itu

29 Anita Abdul Rahim, Jenayah Homisid, h. 133.

Page 61: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

52

"' UIN SY~o JAKARi-~A PERPUSTAKAAN UT l

dengan cara tersembunyi telah ditetapkan di dalam undang-undang sebagaiSuatu

. ah30 Jenay .

Pasal 318 Kanun Keseksaan menyebutkan berkenaan jenayah

menyembunyikan kelahiran . dengan jalan membuang mayat dengan cara

tersembunyi.

Rarang siapa dengan sengaja menyembunyikan kelahiran seorang kanak­kanak denganjalan mengebumikan atau denganjalan lain membuang mayat kanak-kanak itu dengan sulit, sama ada kanak-kanak itu mati sebelum atau selepas atau dalam waktu ia dilahirkan, hendaklah diseksa dengan penjara selama tempoh yang boleh sampai dua tahun atau dengan denda atau dengan kedua-duanya skali. 31

Ketetapan di dalam pasal 318 ini perlu dibedakan dengan pasal 3 I 7

sebelwn ini. Pasal 3 I 8 ini adalah khusus kepada jenayal1 membuang mayat bayi

yang baru dilahirkan. Manakala pasal 317 ditujukan terhadap kesalahan

pembuangan anak yang berusia kurang daripada dua belas tahun tetapi tidak

semestinya mati. Pasal 318 dikhususkan pada kasus pembuangan bayi yang sudah

mati yaitu bayi yang sudah lengkap dilahirkan oleh ibunya. Tidak semestinya ibu

yang melahirkan anak itu saja yang boleh di dakwa tetapi siapa saja yang terlibat

dalam menyembunyikan kelahiran atau membuang mayat bayi itu juga bisa di

dakwa dengan pasal ini.32

'0 Ibid, h. 134.

31 Lembaga Penyelidikan Undang-Undang, Panduan Undang-Undang Jenayah, h. 406.

32 Anita Abdul Rahim, Jenayah Homisid, h. 133.

Page 62: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

L

53

Dalam ketetapan pasal 1ru, terdapat dua unsur utama yang perlu di

perhatikan yaitu:

(a) niat untuk menyembunyikan kelahiran itu.

(b) Mengubur mayat bayi secara tidak sewajamya atau membuang mayat bayi

itu ( bayi itu mati sebeluru atau setelah atau semasa dilahirkan).

Dalam perbuatan terdakwa ini, terdakwa bisa mdakukan dengan cara

mengubur bayi itu secara tersembunyi atau membwmg bayi itu secara

tersembunyi. Jika sala.li. satu daripada dua perbuatan di atas dilakukan, maka

jenayah itu bisa diancam dengan pasal ini di mana ia akan membawa hukuman

penjara paling lama dua tahun atau denda atau dengan kedua-duanya.

Page 63: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

BAB IV

HUKUM ABORSI BAGI WANITA KORBAN INSES MjENURUT HUKUM

ISLAM DAN UNDANG-UNDANG JENAYAH MALAYSIA

A. Pengertian Wanita lnses dalam Jenayah Aborsi

Inses adalah hubungan seksual antara dua orang yang bersaudara dekat

yang dianggap melanggar adat, hukum dan agama. 1 Inses juga dikenal sebagai

hubungan sedarah yaitu hubungan saling mencintai yang bersifat seksual yang

dilakukan oleh pasangan yang memiliki ikatan keluarga (kekerabatan) yang dekat

biasanya antara ayah dengan anak perempuannya, ibu dengan anak Iaki-Iakinya

atau antara sesama saudara kandung atau saudara tiri. 2

Kata inses adalah kata dari bahasa indonesia atau di dalam bahasa

inggrisnya incest yang berarti sumbang muhrim atau zina sebaka.3 Dalam undang-

undang syariah di Malaysia, sumbang muhrim adalah persetubuhan haram atau

kelala1an sumbang yang dilakukan antara Iaki-laki dan perempuan di mana

hubungan antara mereka adalah muabbad mengikut hukum syara' dan ia

merupakan suatu kesalahan yang boleh dikenakan sanksi. 4

200.

' Daryanto S.S., Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, (Surabaya; Apollo, 1997) h. 285.

2 http://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_sedarah, di akses IO: 11, 8 November 2009.

3 Joyce M. Hawkins, Kamus Dwibahasa Oxford Fajar, ( Selangor; Fajar Bakti, 2004) h.

4 Badan Perundangan Negeri Perak, Enakmen Undang-Undang Keluarga Negeri Perak, (Negeri Perak; 2004).

Page 64: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

55

Adapun maksud penulis dalam pengertian wanita korban inses adalah

wanita yang menjadi korban hubungan seksual yang di lakukan oleh orang yang

mempunyai hubungan sedarah dengan korban seperti ayah atau saudara kandung.

Perlakuan ini haruslah mempunyai unsur keterpaksaan atau tidak rela bagi wanita

yang menjadi mangsa. Hal ini adalal1 penting karena persetubuhan haram yang

dilakukan dengan unsur kerelaan dan kete:rpaksaan adalah dua hal yang berbeda

yang boleh dikenakan saksi yang berbeda.

Justrn itu, bisa dikatakan bahwa wanita yang menjadi korban inses adalah

sama digolongkan dalam tindak pidana pemerkosaan karena persetubuhan haram

atau hubungan seksual yang terjadi biasanya dilakukan atas dasar keterpaksaan

bukan kerelaan. Perbedaannya adalah terletak pada pelaku yang melakukan

perbuatan itu sama ada yang punya hubungan darah atau tidak.

B. Pandangan Imam Mazhab Mengenai aborsi

Perdebatan ahli fikih mengenai aborsi dalam berbagai literatur klasik

berkisar hanya pada sebelum terjadinya penyawaan maksudnya adalah kehamilan

sebelum adanya peniupan ruh ke dalam janin karena kehamilan sesudah peniupan

roh, para ulama sepakat melarangnya kecuali dalam kondisi darurat yang

mengancan1 kehidupan nyawa ibunya. Sehingga dalam hal ini permasalahan yang

menjadi perdebatan adalah aborsi yang dilakukan sebelum terjadi peniupan roh.

Page 65: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

56

Para ulama dari mazhab empat mempunyai pendapat yang beragam, ada yang

membolehkan hingga mengharamkan secara mutlak. 5

I . Mazhab Hanafi

Sebagian besar ulama hanafiyah berpendapat bahwa aborsi diperbolehkan

sebelum janin terbentuk. Maksudnya adalah membolehkan aborsi sebelum

peniupan roh, tetapi harus disertai dengan syarat-syarat yang rasional. Di sini

yang perlu diperhatikan adalah syarat yang ditetapkan, sebab apabila kita melihat

pembolehannya tanpa melihat syaratnya, maka orang akan menganggap ringan

masalah pengguguran janin tersebut. 6

Salah seorang ulama hanfiyah yang sangat terkenal pada zamannya yaitu

Ali Al-Qami memakruhkan aborsi. Menurut Ali Al-Qan1i, sebagaimana yang

dikutip oleh Al-Asrusyani, salah seorang ulama hanafiyah juga mengatakan;

pengertian makruh dalam aborsi lebih condong kepada makna dilarang (haram)

dike1jakan, dan apabila dilanggar pelaku dianggap berdosa dan patut diberi

hukuman yang setimpal. Akan tetapi pendapat tersebut ditolak oleh Al-Haskafi,

salah satu pengikut Hanafi yang lain, ketika ditanya: Apakah pengguguran

5 Maria Ulfa Anshor, Fikih Aborsi Wacana Penguatan Hak Reproduksi Prempuan, (Jakarta: Kompas, 2006) h. 92.

6 Ibid.

Page 66: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

57

kandungan dibolehkan? Beliau menjawab:Ya, sepanjang belum terjadi penciptaan

dan penciptaan itu hanya terjadi sesudah 120 hari kehamilan.7

Ulama yang membolehkan pilihan aborsi umumnya sependapat bila belum

terjadinya peniupan ruh, karena dianggap belum ada kehidupan, sehingga

digugurkan tidak termasuk perbuatan pidana Oinayat). Ibnu Abidin, salah satu

pengikut mazhab Hanafi menyatakan, fuqaha mazhab hanafi memperbolehkan

menggugurkan kandungan selama janin masih dalam bentuk segumpal daging

atau segumpal darah dan belum terbentuk anggota badannya. Mereka

membolehkan aborsi selama waktu itu ( segumpal daging atau darah) karena janin

belum menjadi manusia.8

Na.mum, menurut ulama kontemporer dari kalangan mazhab Hanafi yaitu

Dr. Ramadhan Al-Buthi, aborsi diperbolehkan sebelum memasuki bulan keempat

kehamilan hanya dalam tiga kasus yaitu: pertama, apabila dokter khawatir bahwa

kehidupan ibu akan terancam akibat kehan1ilan; kedua, jika kehamilan

dikhawatirkan akan menimbulkan penyakit pada ibunya; ketiga, apabila

kehamilan yang baru akan menyebabkan terhentinya proses menyusui bayi yang

sudah ada dan kehiduparmya sangat tergantung pada ibunya.9

7 Ibnu Ahmad Al-Asrusyani Al-Hanafi, Jami' Ahkam Al-Shighaar, Dar Al-Fadhilah, Tt. Jilid l dalam buku Maria Ulfa Anshor, Fikih Aborsi Wacana Penguatan Hak Reproduksi Perempuan,(Jakarta: Kompas, 2006) h. 93.

8 Ibid

9 Muhamad Said Ramadan Al-Buti, Tahdid Al-Nas/, (Damaskus: Maktabah Al-Farabi,

1979) h. 179.

Page 67: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

58

Dasar diperbolehkannya pengguguran pada setiap tahap sebelum

terjadinya pemberian nyawa kepada janin adalah bahwa setiap sesuatu yang

belum diberikannya nyawa tidak akan bangkit di hari kiamat. Begitu juga dengan

janin yang belum diberikan nyawa, maka ketika tidak ada larangan baginya, maka

boleh digugurkan.

Terdapat beberapa pandangan terbadap konsekwensi hukuman

pengguguran. Menurut Thanthawi, apabila janin yang digugurkan itu dalam tahap

alaqah atau mudghah, maka pelakunya tidak wajib dikenakan denda, tetapi cukup

dihukum dengan hukuman yang ditentukan oleh hakim (ta'zir). Menurut Al-

Asrusyani pelaku wajib membayar uang kompensisi (ghurrah) bila kehamilan

yang digugurkan telah berusia empat bulan. Namun menurnt Abu Bakar yang di

kutip Al-Asrusyani, pelaku tidak perlu didenda tetapi ia harus bertaubat kepada

Allah atas kecerobohannya merusak calon manusia. 10

2. Mazhab Hanbali

Menurut jumhur ulama Hanabilah, janin boleh digugurkan selama masih

dalam tahap segumpal daging (mudghah), karena belum berbentuk anak manusia

sebagaimana yang ditegaskan oleh lbnu Qudamah dalam kitab Al-Mughni: "

penggnguran terhadap janin yang masih berbentuk mudghah dikenai denda

(ghurrah), bila menurut tim spesialis ahli kandungan janin sudah terlihat

w Ahmad Al-Thanthawi Al-Hanafi, Hasyiyah Thanthawi 'Ala ad-Dural Mukhtar, Beirut: Dar Ma'rifah, Tt. Jilid 4, h. 285 dalam buk:u buku Maria Ulfa Anshor, Fikih Aborsi Wacana Penguatan Hak Reproduksi Perempuan,(Jakarta: Kompas, 2006) h. 95.

Page 68: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

59

bentuknya. Namun apabila baru memasuki tahap pembentukan, dalam ha! ini ada

dua pendapat. Pertama yang paling shahih adalah pembebasan hukuman ghurrah,

karenajanin belum terbentuk misalnya barn bernpa alaqah, Kedua, ghurrah tetap

wajib dikenakan karena janin yang digugurkan memasuki tahap penciptaan anak

manusia." 11

Terdapat juga pendapat ulama lain yang membolehkan aborsi secara

mutlak sebelum peniupan ruh, di antaranya disebutkan Yusuf bin Abdul Hadi;"

Boleh meminum obat untuk menggugurkan janin yang sudah bernpa segumpal

daging". Namun menurut Gama! Serour, pakar kependudukan dari Al-Azhar

membatasinya sebelum kehamilan bernsia 40 hari. 12

Senada dengan pendapat tersebut Al-Zaraksyi dalam Al-Jnshaf yang

dikutip oleh Imam Alauddin, mengatakan " setiap pengguguran kandtmgan yang

janinnya sudah berbentuk sempurna, maka ada ghurrahnya, tetapi jika belum

berbentuk janin yang sempurna maka ghurrahnya dibebaskan. Namun pendapat

yang paling tegas dalam mazhab ini seperti yang dikemukan oleh Ibnu Jauzi yang

menyatakan bahwa aborsi hukumnya haran1 mutlak baik sebelum atau sesudah

penyawaan pada usia 40 hari. Ringkasnya, para fuqaha hanabilah sebagian besar

berpendapat aborsi diperbolehkan sebelum janin bernsia 40 hari. 13

11 Abi Muhamad Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Qudamah, Al-Mughni, ( Cairo: Hajar, 1992) jilid 12 h.62.

12 M. Nu'aim Yasin, Fikih Kedokteran, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001) h. 210.

13 Muhamad Said Ramadan Al-Buti, Tahdid Al-Nast, h. 179.

Page 69: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

60

3. Mazhab Syafi'i

Ulama-ulama syafi'iyah berselisih pendapat mengenai aborsi sebelum

120 hari. Ada yang mengharamkam1ya seperti Al-'Imad, ada pula yang

membolehkan selama masih berupa sperma atau sel telur (nuthfah) dan segumpal

darah (alaqah) atau berusia 80 hari sebagaimana yang dikatakan oleh MuI1amad

Abi Sad, namun ulama lain membolehkan sebelum janin berusia 120 hari atau

sebelum janin diberi rah. Namun sebagian besar fuqaha syafi'iyah menyepakati

bahwa aborsi haram sebelum usia kehamilan 40-42 hari. 14

Salah seorang ulama dari mazhab syafi'iyah yang sangat terkenal beraliran

sufi yaitu Imam Ghazali berpendapat, beliau sangat tidak setuju dengan

pemusnahan janin, walaupun barn tahap konsepsi karena kehidupan itu

berkembang dan dimulai secara bertahap demi tahap dan awalnya tahap tersebut

apabila nuthfah dipancarkan ke dalam rahim, lalu bercampur dengan sel telur

perempuan, kemudian setelah itu ia siap menerima kehidupan. 15

Sementara sebagian ulama syafi'iyah yang lain mengatakan bahwa aborsi

diizinkan sepanjang janin belum berbentuk sempurna, yakni belum tampak

bagian-bagian tubuli seperti tangan, kaki, kepala dan bagian tubuh lainnya. Al-

Ramli mengharamkan aborsi setelah peniupan roh secara mutlal' dan

membolehkan sebelumnya. Namun, karena sulit mengatahui kepastian waktu

14 Al-Ghazali, Al-Wajiz, Beirut, Dar Al-Ma'rifuh, Th, ha!. 152, dalam bukunya Maria Ulfa Anshor, Fikih Aborsi Wacana Penguatan Hak Reproduksi Perempuan, (Jakarta: Kompas, 2006) h. I 02.

15 Ibid

Page 70: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

61

peniupan roh tersebut, maka diharanLkan pengguguran seb>elum mendekati waktu

peniupan roh untuk langkah berjaga. 16

Begitu juga Imam Nawawi mengharanLkan aborsi pada tahap mudghah

yang sudah berbentuk wajah a11ak adam (manusia) yakni sudah memiliki mata

telinga, tangan serta lainnya, maka haram dirusak meskipun belum sempurna.

Menurutnya janin pada fasa tersebut bila dirusak ada dendanya (diyat). Sebab

merusak anak dalam perut merupakan suatu tindakan pidana, siapa pun tidak

berhak merampas hak hidupnya.17

Dari pendapat Imam Al-Zarkasyi, Imam Ramli mengemukakan bahwa

aborsi diperbolehkan ketika usia janin dalam proses nuthfah atau alaqah.

Pendapat ini disandarkan pada pernyataan Abu Bakar bin. Abu Sa'id Al-Furati

ketika ditanya oleh Al-Karabisi tentang seorang laki-laki yang memberi min.uman

peluntur padajariyah-nya. Al-Furati menjawab, ha! tersebut diperbole!Lkan selagi

masih berupa nuthfah atau alaqah. lbnu Hajar memberikan keputusan aborsi

diperbolehkan sebelum usia kandungan 42 hari, sedangkan lebih dari hari itu

dilarang. 18

Akibat hukum bagi pelaku pengguguran kandungan setelah terjadi

penyawaan, menurut pendapat mayoritas (jumhur) ulama syafi'iyah sepakat

16 Ibid

17 An-Nawawi, Raudhatuth Tha/ibin, (Dar Kutub Al-Ilmiyah, Tt. Jilid 7) h. 214.

18 Al-Dasuki, Asy Syarkh Al-Kabir Ma'a Al-Dasuki, jilid 2, h. 267 dalam buku Nu'aim Yasin, Fikih Kedokteran, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001) h. 204

Page 71: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

62

pelakunya wajib membayar kompensasi (ghurrah), sebagaimana yang dikatakan

oleh Al-Juzairi: "janin yang digugurkan akibat tindak pidana (jinayah) wajib

diganti dengan uang kompensasi baik terpisah dari tubuh ibunya ketika ibunya

masih hidup atau setelah ibunya menjadi mayat."19

4. Madzhab Maliki

Ulama Malikiyah terkenal sebagai ulama yang tidak memberikan pilihan

san1a sekali dalam menyikapi masalah aborsi. Mereka berpandangan bahwa

kehidupan sudah dimulai sejak terjadi konsepsi. Oleh karena itu, menurut mereka,

aborsi tidak diizinkan bahkan sebelum janin berusia 40 hari. Hal tersebut

ditemukan dalam Hasyiah Al-Dasuki bahwa "tidak diperbolehkan melakukan

aborsi bila air mani telah tersimpan dalam rahim, meskipun belum berumur 40

hari". 20

Begitu juga menurut Al-Laisy, jika rahim telah menangkap air mani, maka

tidak boleh suami-istri ataupun salah satu daripada mereka menggugurkan

janinnya, baik sebelU111 penciptaan maupun sesudah penciptaan.21 Al-Lahkim

19 Abdul Rahman Al-Juzairy, Al-Fiqh Ala-Madzahib Al-Arba;ah, (Beirut: Dar al-Fikr)

jilid 5, h.374

20 Ibid.

21 Al-Laisy, Fath Al-Ali Al-Malik, jilid I h.399 dalam buku Nu'aim Yasin, Fikih Kedokteran, h. 204

Page 72: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

63

membolehkan pengguguran kandungan sebelum berusia 40 hari dan tidak hams

mengganti dengan denda apapun.22

Adapun sanksi bagi yang melakukannya adalah jika dilanggar wajib

dikenai hukuman, sesuai dengan usia janinyang digugurkan. Semakin tua usia

janin yang digugurkan semakin besar pula tebusan yang w<\jib dibayarkan kepada

ahli warisnya. Mayoritas Gumhur) ulama malikiyah sepakat untuk memberi

hukuman ta'zir bagi pelaku aborsi pada janin sebelum terjadi penyawaan.

Namun, Al-Qurtubi mewajibkan membayar kompensasi, sebagaimana

pendapat Imam Malik yang dikutip dalam Bidayah Al-Mujtahid yaitu" apa saja

yang terlepas dari rahim ibu hamil, walaupun dalam bentuk mudghah atau

alaqah, apabila ia diyakini sebagai anak dalam kandungan, maka pihak yang

bertanggungjawab wajib menebusnya dengan ghurrah.23

Para ulama yang melarang dilakukannya tindakan aborsi biasanya

argwnent yang dikemukakan karena kehidupan berkembar1g dan dimulai sejak

terjadinya konsepsi. Ulama yang melarang aborsi sebagian besar dari madzhab

Maliki, sedangkan dari madzhab lainnya yang be1pendapat serupa di antaranya

22 Al-Dasuki, Asy Syarkh Al-Kabir Ma'a Al-Dasuki,jilid 2, h. 267 dalam buku Nu'aim

Yasin, Fikih Kedokteran, h.204.

23 lbnu Rusydi, Bidayah Al-Mujtahid, Dar Ma'rifah dalam buku Maria Ulfa Anshor, h. 103.

Page 73: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

64

Imam Al-Ghazali dari madzhab Syafi'I, Ibnu Jauzi dari madzhab Hanbali dan

Ibnu Hazm dari madzhab Zhahiri.24

Sedangkan bagi ulama yang mengizinkan aborsi sebagian besar dari

madzhab Hanafi dan Syafi'I yang mempunyai argument sebagai berikut:25

a) Belum terjadi penyawaan, karena dianggap belwn ada kehidupan.

b) Selama janin masih dalam bentuk segwnpal daging atau segwnpal

darah dan belwn terbentuk anggota badannya.

c) J anin boleh digugurkan selama masih dalam fase segun1pal daging,

karena belwn berbentuk anak manusia.

d) Aborsi boleh dilakukan hanya 1mtuk menyelamatkan nyawa ibu.

e) Keringnya air susu ibu yang disebabkan kehamihm.

C. Pandangan Undang-Undang Jenayah dan Hokum Islam Terhadap Aborsi

Bagi Wanita Korban Inses

Tindakan inses atau perkosaan biasanya dilakukan dengan menggunakan

kekerasan dan pemaksaan baik secara fisik maupun disertai ancaman. Tindakan

ini sering kali menimbulkan trauma dan kepedihan yang sangat mendalam kepada

korban. Malah, sebagian korban merasa kengerian itu akan terus membayang-

bayangi hidupnya.

Kejahatan inses atau perkosaan bukan hanya m1!nimbulkan dampak

psikologis yang luar biasa bagi korban, malah memberi kesar1 kepada fisik korban

24 Ibid

25 Ibid

Page 74: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

' '

65

sehingga hamil. Kehamila11 seperti ini bukaulah impian bagi seorang wanita.

Behan psikologis yang ditanggung korban sangat berat. Bagi korban yang teguh

hatinya akan menerima segalanya dengan sabar akan tetapi bagi korban yang

luntur hatinya akan mengambil Iangkah mudah bagi menyelesaikan masalah

seperti menggugurkan kandungan.

I. Pandangan Undang-Undang Jenayah

Undang-undang Jenayah mengatur pelbagai bentuk kesalahan yang di

Iakukan oleh masyarakat seperti kesalahan terhadap harta benda, kesalahan

terhadap pemalsuan, kesalahan terhadap jenayah seksual sehingga kepada

kesalahan kecederaan tubuh badan dan pengguguran anak.

Undang-undang Jenayah menganggap anak yang bt!rada di dalam rahim

ibunya bukan seorang manusia, karena itu perbuatan mematikan anak yang ada di

dalam rahim ibunya tidak di diletakkan di dalam bab kesalahan membunuh orang.

Justru undang-undang jenayah menetapkan perbuatan menyebabkan kematian

anak di dalam rahim ibunya sebagai suatu kesalahan yang berasingan daripada

pembunuhan dan mempunyai bab yang tersendiri.26

Adapun mengenai masalah yang ingin diteliti disini yaitu apakah undang-

undang jenayah membenarkan pengguguran janin bagi wanita yang hamil akibat

korban inses? Dalam w1dang-undang jenayah, menggugurkan kandungan dengan

26 Mohamad Shariff, Undang-Undang Jenayah Di Malaysia, (Selangor: Pustaka Ihsan, 2008) h. 30.

Page 75: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

66

alasan menjadi korban inses atau perkosaan tidak dituliskan. Hal itu karena

undang-undang tidak membedakan kehamilan yang berlaku sama ada karena

inses, perkosaan atau selaiUllya. Undang-undang jenayah juga tidak menyebutkan

sama ada wanita yang hamil itu basil dari hubungan yang sah atau pun tidak.-

Contohnya di dalam pasal 312 menyebutkan :

Barang siapa dengan sengaja menyebabkan seorang perempuan yang hamil gugur hendaklah disiksa dengan penjara selama tempoh yang boleh sampai tiga tahun, atau denda, at au dengan kedua-duanya , dan jika perempuan itu mengandung anak yang telah bersifat ,hendaklah diseksa dengan penjara selama tempoh yang boleh sampai tujuh tahun, dan bolehlah juga dikenakan denda.

Di dalam pasal ini tidak membedakan kehamilan itu basil dari hubungan

gelap perkosaan atau inses. Namun, dalam ha! maslahat yang diberikan oleh

undang-undang jenayah untuk menggugurkan kandungan, undang-undang hanya

membenarkan aborsi dalam dua keadaan yaitu jika mengancam nyawa atau dapat

menyebabkan kecederaan fisik atau mental perempuan yang hamil tersebut. Hal

ini dapat di lihat dalam penjelasan pasal 312 Kanun Keseksaan.

"Pasal ini tidak diperluaskan kepada seorang pengamal perubatan yang didaflarkan yang di daflarkan menurut undang-undang perubatan 1971 yang menamatkan kehamilan seorang perempuan jika pengamal perubatan tersebut berpendapat, dengan suci hati, bahwa penerusan kehamilan itu akan melibatkan resiko kepada nyawa perempuan yang hamil itu, atau kecederaan kepada kesihatan jlzikal atau mental perempuan yang hamil itu, yang lebih daripada jika kehamilan itu ditamatkan."

Pengguguran yang akan dilakukan atas alasan menyelamatkan nyawa atau

melibatkan resiko fisik atau mental wanita hamil itu harus dilakukan dengan suci

hati atas pertimbangan seorang dokter dengan segala Iangkah yang sepatutnya. Di

Page 76: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

67

lihat dari sisi keumuman penjelasan pasal ini, pengguguran janin akibat korban

inses boleh dimasukkan di dalam penjelasan ini karena biasanya sebagian korban

inses atau perkosaan akan mengalami trauma atau stress berat yang dapat

mengancam kesehatan mental korban. Justru itu, jika seorang dokter, dengan suci

hatinya yaitu setelah di ambil pelbagai tindakan seperti konsultasi dengan korban,

merasa korban akan mengalami stress berat sampai ke tahap gangguan k~jiwaan

akibat hamil disebabkan inses atau perkosaaan, maka menurut undang-undang ha!

itu diperbolehkan.

"jika pengamal perubatan terse but berpendapat, dengan suci hati, bahwa penerusan kehamilan itu akan melibatkan resiko kepada nyawa perempuan yang hamil itu, atau kecederaan kepada kesihatan fizikal atau mental perempuan yang hamil itu, yang lebih daripada jika kehamilan itu ditamatkan. "

Dalam ha! sanksi hukumnya, semua kesalahan menggugurkan kandungan

kecuali yang dizinkan diberi sanksi berupa penjara atau denda atau kedua-duanya

sekali. Adapun mengenai tempoh waktu penjara tergantung pada kesalahannya.

Bagi kesalahan menggugurkan janin yang sudah bersifat dan tanpa kerelaan

perempuan tersebut, tempoh waktu penjaranya paling lama 20 tahun penjara dan

dendanya lebih berat. Perkara ini dapat dilihat di dalam pasal 313 Kanun

Keseksaan.

2. Pandangan Hukum Islam

Persoalan aborsi adalah persoalan yang mempunyai akibat kompleks yang

bukan hanya berhubungan dengan nyawa, tetapi juga dengan kondisi kejiwaan

dan keberlangsungan hidup masa depan. Perdebatan ahli fikih mengenai aborsi

Page 77: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

68

dalam berbagai literatur klasik berkisar hanya pada sebelum terjadinya

penyawaan ( qabla najkh al-ruh ) maksudnya adalah kehamilan sebelum adanya

peniupan roh ke dalam janin karena kehamilan sesudah pcnyawaan (ba'da nafkh

al-ruh) semua ulama sepakat melarang kecuali dalam kondisi darnrat yang

mengancam kehidupan nyawa ibunya.

Di dalam ha! aborsi akibat inses atau persetubuhan haram, beberapa

ulama memberikan pandangan yang berbeda. Segolongan kecil ulama malikiyah

memberi keringanan (rukhshah) pada kehamilan akibat perbuatan zina yaitu boleh

digugurkan sebelum fase peniupan roh jika takut akan dibunuh jika diketahui

kehamilannya. Namun mayoritas ulama malikiyah membenarkan aborsi

dilakukan hanya untuk menyelamatkan nyawa ibu, selain itu mutlak dilarang

sebagaimana yang ditulis oleh Gan1al Serour yaitu aborsi setelah penyawaan

adalah suatu tindakan yang terkutuk, tidak peduli apakah kehamilan itu hasil dari

pemikahan yang sah ataupun hubungan diluar pernikahan. 27

Seorang pakar hukum Dr. AA Oka Dhermawan, dalam disertasinya

menulis, aborsi akibat perkosaan dimungkinkan untuk dilakukan dengan sifat

terbatas (limitatij) walaupun pada awalnya dilarang. Perempuan korban

pemerkosaan seharnsnya mendapatkan perlindungan hukum apabila melakukan

aborsi, mengingat ia akan mengalami trauma yang panjang baik secara psikis

maupun sosial. Aborsi yang dilakukan akibat korban peme:rkosaan belum tentu

27 Maria Ulfa Anshor, Fikih Aborsi Wacana Penguatan Hak Reproduksi Prempuan, h. !03.

Page 78: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

69

dianggap suatu kesalahan. Akan tetapi kebenaran yang diberikan bersifat terbatas

sehingga jangan sampai nanti semua orang mengaku diperkosa agar bisa

melakukan aborsi. 28

Menurut fatwa yang di keluarkan oleh Majelis Uliama Indonesia, aborsi

dibolehkan jika terdapat keuzuran, baik yang bersifat darurat maupun hajat.

Keadaan darurat yang dibenarkan aborsi adalah jika perempuan hamil itu

menderita sakit berat seperti kanker stadium lanjut atau sakit fisik berat lainnya

yang ditentukan oleh tim dokter dan dalam keadaan di mana kehamilan

mengancam nyawa si ibu. Manakala kondisi hajat yang <libenarkan aborsi adalah

ketika janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetic dan kehamilan

akibat perkosaan yang ditetapkan oleh tim berwenang. Namun kebolehan aborsi

seperti yang di atas harus dilakukan sebelumjanin berusia 40 hari.29

Syekh Al-Azhar Dr. Muhammad Sayyed Tantawi dalam fatwanya

menyebutkan aborsi akibat perkosaan atau inses diperbolehkan dengan syarat

wanita tersebut mempunyai latar belakang pribadi yang baik dan persetubuhan

yang terjadi di luar keinginarmya.30 Salah seorang anggota Majma' al-Buhust al-

Islamiyah Al-Azhar, Dr. Musthofa Sak'ah, mendukung fatwa Syekh Al-Azhar

tersebut. Menurutnya, diperbolehkannya aborsi dari hasil persetubuhan yang tidak

28 http://www.kapanlagi.comlh/0000064951.html, di akses 11.30, I 1 November 2009.

29 http://www.mui.or.id/konten/hukum-aborsi, di akses 11.40, 11 November 2009.

'0 http://ikba.wordpress.com/2009/05/13/al-azhar-korban-pemeran-boleh-aborsi, di akses

3.50, 26 November 2009.

Page 79: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

70

diinginkan oleh pihak wanita (pemerkosaan) karena ianya: bersifat dharurat dan

menurut kaidah Fiqih bahwa dalam kondisi dharurat sesuatu yang dilarang

menjadi diperbolehkan .. 31

Se lain itu, syarat. diperbolehkannya aborsi tersebut .adalah usia kehamilan

akibat pemerkosaan tersebut tidak lebih 120 hari. Jika aborsi dilakukan setelah

batas ini maka terhitw1g sebagai pembunuhan, dan ini tidal<: diperbolehkan dalam

syariat Islam. Dr. Abdul fatah !dries, Kepala Bidang Fiqih Muqarin Kuliah

Syariah AL-Azhar, menyatakan bahwa aborsi bagi wanita korban pemerkosaan

tidak diperbolehkan baik setelah maupun 8ebelum 120 hari. Hal ini menurutnya,

berdasarkan hadis Nabi," Jika sperma telali lewat 42 malam, Allali mengutus

malaikat untuk menyuruhnya membuat daging dan tulang".32

D. Analisis Penulis

Setelali dijelaskan beberapa pendapat baik dari sudut hnkum Islam atau

undang-undang jenayali tentang aborsi bagi wanita korban inses maka tampak

persamaan dan perbedaan dalam melihat masalali ini. Selarrjutnya, penulis akan

menganalisis kedua pendapat tersebut untuk menyelesaikan masalah ini.

I. Persamaan dan Perbedaan antara Hukum Islam dan Undang-Undang Jenayah

Malaysia tentang aborsi bagi wanita korban inses

a. Hnkum melakukar1 aborsi bagi wanita korban inses

31 Ibid

32 Ibid.

Page 80: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

j'

71

Jika dilihat dari kebenaran untuk melakukan aborsi bagi wanita yang

menjadi korban inses, menurut undang-undang jenayah di malaysia alasan itu

tidak dinyatakan di dalan1 bah jenayah berkaitan kematian anak yang belum lahir

di dalam undang-undang jenayah. Hal ini karena undang-undang jenayah tidak

membedakan, baik kehamilan yang terjadi karena hasil dairi peruikahan yang sah

ataupun karena hubungan diluar pernikahan. Akan tetapi, jika dilihat dari sisi

tersirat di dalam penjelasan pasal 313, jika menurut seorang dokter dengan segala

upayanya, wanita koban inses itu berkemungkinan akan mendapat kecederaan

fizikal atau mental jika tidak ditamatkan kandungannya, maka undang-undang

membenarkan. Kebenaran melakukan aborsi bukan atas alasan inses tetapi atas

alasan akan mendapatkan kecederaan mental atau fisik.

Selanjutnya jika dilihat dari sisi hukum Islam, kebanyakkan ulama yang

membenarkan aborsi dengan alasan inses atau perkosaan adalah dari kalangan

ulama kontemporer seperti Syekh Al-Azhar Dr. Muhammad Sayyed Tantawi,

Salah seorang anggota Majma' al-Buhust al-Islamiyah Al··Azhar, Dr. Musthofa

Sak' ah. Keizinan yang diberi atas dasar keterpaksaan yang dibenarkan oleh

hukum Islam. Tetapi keizinan yang diberikan harus dengan syarat yang

ditetapkan.

Antara syaratnya adalah perempuan yang menjadi korban itu adalah

perempuan yang mempunyai keperibadian yang baik, baik dari sudut akhlaknya

atau dari sudut auratnya. Selain itu, ha! yang terjadi ( inses) bukanlah atas

kehendaknya dengan erti lain bukan atas kerelaannya melainkan karena dipaksa

Page 81: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

72

dengan keras. Selain itu lagi, janin yang akan digugurkan itu haruslah sebelum

ditiupkan ruh ke atasnya. Cuma di sini beberapa ulama berselisih pendapat sama

ada benar-benar sebelum ditiupkan ruh atau sebelum janin itu sudah mempunyai

bentuk manusia seperti telinga, tangan dan selainnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hukum Islam dan undang­

undang jenayah di Malaysia san1a-sama membenarkan aborsi yang dilakukan oleh

wanita korban inses. Akan tetapi, antara hukum Islam dan undang-undang

jenayah di Malaysia berbeda dalam memberikan persyaratan kebolehan aborsi

bagi wanita korban inses tersebut. Dalam hukuni Islam, syarat boleh aborsi adalah

wanita yang menjadi korban adalah seorang yang baik kelakuan dan auratnya, ha!

yang terjadi (inses) di luar kerelaannya dan pengguguran yang akan dilakukan

haruslah sebelumjanin ditiupkan ruh ke atasnya sedangkan dalam undang-undang

jenayah di Malaysia, wanita yang menjadi korban mempunyai ancaman berat

terhadap kesehatan fizik dan mental korban.

b. Sanksi hukum bagi pelaku aborsi yang tidak memenuhi syarat

Dilihat dari sisi sanksinya antara hukum Islam dan undang-undang

jenayah di Malaysia, hukum Islan1 memberikan sanksi bernpa denda (ghurrah)

sebagai tebusan atau ganti rugi akibat menggugurkan kandungan yang tidak

berdosa itu. Jumlah denda bervariasi tergantung usia janin yang digugurkan.

Namun semakin dekat usia janin dengan peniupan rul1 ke a1asnya semakin tinggi

denda yang akan dibayar. Untuk denda yang paling maksimal atau paling lengkap

(ghurrah kamilah) adalah senilai 5 ekor unta. Menurut undang-undang jenayah di

Page 82: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

73

Malaysia, sanksi hukum akan diberikan berupa penjara atau denda atau kedua­

duanya sekali jika di dapati bersalah. Adapun lama penjara tergantw1g pada janin

dan kerelaan perempuan itu. Jika janin yang digugurkan sudah mempunyai

bentuk tubuh badan seperti telinga dan kaki, maka lama penjaranya maksimal

sehingga tujuh tahun penjara dan jika pengguguran yang dilakukan tanpa

persetujuan perempuan hamil itu, bisa diancam dengan perjara maksimal 20

tahun. Hukuman seperti yang sudah dijelaskan di atas akan di kenakan kepada

pelaku yang melakukan pengguguran itu, sama ada wanita korban inses yang

tidak memenuhi syarat itu atau sesiapa yang melakukan pengguguran tanpa

kerelaan perempuan itu.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara hukum Islam dan

undang-undang jenayah di Malaysia sama-sama memberikim sanksi bagi pelaku

aborsi yang tidak memenuhi syarat. Akan tetapi, antara hukum Islam dan undang­

undang jenayah di Malaysia berbeda dalam menentukan jenis dan jumlah

sanksinya. Hukum Islam menyebutkan bahwa sanksinya adalah dalam bentuk

denda yang jumlalmya bervariasi tergantung usia janin yang digugurkan.

Sedangkan undang-w1dang jenayah di Malaysia menyebutkan sanksinya berupa

denda atau penjara atau kedua-duanya. Namun, untuk jurnlah dendanya tidak

dibataskan tetapi tidak boleh berlebihan serta tergantung budi bicara hakim

sedangkan lama penjara maksimal adalah 20 tahun penjara.

Page 83: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

74

2. Pendapat Penulis

Dalam memberikan pendapat ini, penulis coba memberikan jawaban dan

masukan yang tebaik bagi menyelesaikan masalah ini tanpa menyampingkan

maslahat yang ada. Perlu kita sedari bahwa kedudukm1 makhluk yang bernama

manusia adalah mulia dibandingkan dengan makhluk-makhluk yang laimwa.

Allah SWT berfirman :

Artinya : Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari baik-baik, dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna. (Q.S. Al-Isra' : 17:70)

Oleh karena setiap manusia berawal dari janin, maka Islam menghormati

dan melindungi janin sejak ada di dalam rahim. Perlu jug.a kita ketahui bahwa

janin adalah makhluk kecil yang bermanfaat, yang sedang bersiap-siap untuk

menjadi manusia atau bakal menjadi seorm1g manusia , maka merusak sesuatu

yang be1manfaat atau merusak sesuatu yang jelas-jelas m1~mbawa faidah maka

hukumnya haram kecuali untuk kemaslahatan yangjelas dan dibenarkan.

Penetapan hukun1 asal, yaitu haram sebelU111 peninpan ruh pada janin,

bahwa dia adalah makhlnk yang bermm1faat, yang sedikit demi sedikit bersiap-

siap untuk menerima rul1 dan mendapatkan sifat dan bentuk kemanusiaan. Akan

tetapi, keharamannya bukanlah sesuatu yang mutlak berdasarkan kaidah

Page 84: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

75

keterpaksaan dan kemaslahatan yang ada, karena itu rnenghentikannya tidak

dianggap membunuh manusia melainkan merusak makhluk yang bermanfaat.

Bagaimana pun ha! yang menjadi beban bagi wanita korban inses

sehingga ia harus menggugurkan kandungan tidak bisa terlepas dari faktor

keluarga maupun masyarakat. Pandangan yang salah tentang anak yang tanpa

seorang ayah yang sah diartikan sebagai anak haram sudah memasyarakat.

Sehingga stigma semacam ini menambah beban bagi wanita yang bersangkutan.

Dalam Islam setiap bayi yang dilahirkan dalan1 keadaan suci tidak

mewarisi dosa orang tuanya, maka anak yang lahir tanpa ayah yang sah tetap

sama kedudukannya dengan anak hasil pernikahan yang sah dalam ha!

mendapatkan hak untuk hidup maupun hak lainnya. Diperlukannya pengakuan

terhadap anak yang tanpa ayah ini dari masyarakat merupakan solusi 1mtuk

meringankan beban bagi korban sehingga tidak perlu menggugurkan

kandungannya.

Namun, kebenaran aborsi yang diberikan untuk korban inses menurut

penulis haruslah dengan syarat yang ketat supaya alasan ini tidak dipermain­

mainkan. Pertamanya kebenaran harnil akibat inses itu harus ditetapkan oleh tim

berwenang seperti melapor kepada polisi. Kedua, ha! yang terjadi bukan atas

kehendak korban. Maksudnya di sini adalah ha! yang terjadi akibat unsur

keterpaksaan bukan kerelaan korban.

Ketiga, korban mempunyai personaliti yang baik di dalam keluarga.

Contohnya korban bukanlah seorang yang terkenal dengan sikap sengaja

Page 85: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

76

menggoda orang lain dengan pakaian yang tipis. Dan terakhir, kebolehan aborsi

sebagaimana maksud di atas harus di lakukan sebelum janin berusia 40 hari

karena pada usia sebegini janin belum mempunyai tanda-tanda organ tubuh dan

belum ditiupkan ruh ke atasnya.

Namun perlu diketahui bahwa keizinan yang diberi bukanlah suatu yang

harus dilakukan karena alasan korban inses ini dalam tahapan keuzuran yang

bersifat hajat. Justru itu, jika korban tidak ingin menggugurkan kandungannya

dan berhajat untnk meneruskannya tidakla11 di larang.

Page 86: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

A. Kesimpulan

BABV

PENUTUP

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran:

1. Secara umum, menurut hukum Islam hukum melakukan aborsi

bagi wanita korban inses dapat di bagi menjadi dua macam.

Pertama, jika wanita korban inses tersebut melakukan aborsi

setelah ruh ditiupkan ke dalam janinnya (kira-kira usia janin sudah

120 hari dari pembuahan), maka seluruh ulama sepakat bahwa

hukum aborsinya adalah haram. Kedua, jika wanita korban inses

tersebut melakukan aborsi sebelum ruh ditiupkan ke dalam

janinnya (sebelum usia janin 120 hari), maka ulama berbeda

pendapat. Sebagian ulama misalnya Imam Malik dan mayoritas

ulama madzhabnya melarang aborsi tersebut. Akan tetapi sebagian

ulama, terutanm ulama kontemporer, sepe11i Dr. Muhammad

Sayyed Tantawi membolehkan aborsi tersebut dengan syarat

perempuan yang menjadi korban itu adalah perempuan yang

mempunyai keperibadian yang baik, baik dari sudut akhlak dan

auratnya, ha! yang te1jadi (inses) bukanlah atas kehendaknya

Page 87: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

78

dengan erti lain bukan atas kerelaannya melainkan karena dipaksa

dengan keras dan janin yang akan digugurkant itu haruslah sebelum

ditiupkan ruh ke atasnya. Sedangkan dalam undang-undang

jenayah di Malaysia, pada dasarnya semua aborsi hukumnya

dipandang sama, baik karena kehamilan inse:s ataupun kehamilan

dalam perkahwinan yang sah. Namun, apabila kehamilan itu

mengakibatkan terancamnya nyawa serta kecederaan mental dan

fisik korban, maka aborsi dibolehkan. Ada atau tidak terancamnya

nyawa serta kecederaan fisik dan mental si ibu harus dibuktikan

oleh dokter yang berwenang terlebih dahulu. Sebaliknya jika

kehamilan itu tidak menyebabkan terancamnya nyawa si ibu serta

tidak pula pada kecederaan fisik dan mentalnya, maka aborsi tidak

boleh dilakukan, meskipun bagi wanita korban inses. Hal ini dapat

dipahami dari penjelasan pasal 312 Kanun Keseksaan.

2. Menurut hukum Islam, sanksi hukum bagi pelaku aborsi yang tidak

memenuhi syarat adalah dalan1 bentuk ghurrah. Ghurrah adalah

uang kompensisi atau pembayaran diyat (uang tebusan) atas

keguguran janin dan jumlahnya berviarasi, tergantung pada usia

janin yang digugurkan. Untuk jumlah uang tebusan yang maksimal

(ghurrah kamilah) yang harus dibayar adalah senilai 5 ekor unta.

Page 88: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

B. Saran

79

Sedangkan menurut undang-undang jenayah di Malaysia, sanksi

hukum bagi pelaku aborsi yang tidak mernenuhi syarat adalal1

berupa denda atau penjara atau kedua-duanya. Adapun lama

penjara tergantung pada janin dan kerelaan perernpuan itu. Jika

janin yang digugurkan sudah mempunyai bentuk tubuh badan

sepe1ti telinga dan kaki, maka lama penjaranya maksimal sehingga

tujuh tahw1 penjara dan jika pengguguran yang dilakukan tanpa

persetujuan perempuan hamil itu, bisa diancam dengan perjara

maksimal 20 tahun. Namun, untuk jumlah dendanya tidak

dibataskan tetapi tidak boleh berlebihan sf:rta tergant1U1g budi

bicara hakim.

I . Kepastian seorang wanita hamil akibat inses atau perkosaan harus

benar-benar diperiksa oleh pihak berwenang agar masyarakat tidak

mengambil kesempatan dengan menggunakan alasan inses atau

perkosaan untuk menggugurkan kandungan.

2. Pergaulan di dalam keluarga harus dijaga dengan mengamalkan

ajaran Islam sedalanmya bagi meminimalkan atau menghilangkan

kejadian buruk berlaku.

Page 89: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

80

3. Pemerintah sebaiknya mengkaji ulang peraturan tentang boleh

tidaknya tindakan aborsi bagi wanita yang rnenjadi korban inses,

dengan melibatkan para pakar dari semua bidang yang terkait.

Diantaranya, ulama-ulama yang mempunyai kapasitas dalam

memberikan hukum atau fatwa, pakar psikolog, pakar medis,

apakar hukum dan sebagainya.

Page 90: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

81

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahannya, Jakarta: Departemen Agama RI, 1987

Anshor, Maria Ulfa ed. Aborsi Dalam Perspektif Fiqh Kontemporer, Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas [ndonesia, 2002.

Abdul Rahim, Anita. Jenayah Homisid, Selangor: Success Printing, 2005.

Bakar, Abu. Pengantar Undang-Undang Di A1alaysia, Selangor: Book Store Enterprise, 1999.

Anshor, Maria Ulfa. Fikih Aborsi Wacana Penguatan Hak Reproduksi Perempuan, Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2006.

An-Naisyabul'i, Abi al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyaiti. Shahih Muslim, Beirut: Dar al-Fikr, 1993.

Anonim, "Abortus''. Kamus Istilah Gerakan Keluarga Berencana Nasional, Jakarta: BKKBN, 1990.

Joned, Ahmad Ibrahim dart Ahilemah. Sistem Undang-Undang Di Malaysia, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1995.

Al-Buti, Muhamad Said Ramadan. Tahdid Al-Nasl, Damaskus: Mak:tabah Al­Farabi, 1979.

An-Nawawi. Raudhatuth Thalibin, Dar Kutub Al-Ilmiyah,, Tt. Jilid 7.

Bucai!le, Maurice. Dari Mana Manusia Berasal Antara Sains, Bibel Dan Al­Quran, terj. Rahmani Astuti, Bandung: P\istaka Mizaii, 1999.

Badan Perundangan Negeti Perak. Enakmen Undang-Undang Keluarga Negeri Perak, Perak: 2004.

Daryanto S.S. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Surabaya: Apollo, 1997. Ebrahim, Abu! Fad! Mohsin. Aborsi Kontrasepsi Dan Mengatasi

Kemandulan:lsu-lsu Biomedis Dalm Perspektif Islam, Bandung: Pustaka Mizan; 1997.

Page 91: HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INSES MENURUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24365/1/MOHAMAD... · HUKUM ABO RSI BAGI WANITA KORBAN INCEST MENiURUT HUKUM ISLAM

82

Fakhrliddin,, Ensiklopedia Islam, Jakarta: Ikhtiar Barn Van Hoeve, 1994 Hawkins, Joyce M. Kamus Dwibahasa Oxford Fajar, Selangor: Fajar Nakti,

2004.

Lerribaga Penydidikan Undang-Undang, Panduan Undang-Undang Jenayah, Kuala Lumpur: Percetakan Maziza, 2006.

Qudamah, Abi Muhamad Abdullah Ahmad bin Muhamniad. Al-Mughni,, Cairo: Hajar, 1992.

Shariff, Mohamad. Undang-Undang Jenayah Di .Malaysia, Selangor: Pustaka Ihsan, 2008.

Tim Pustaka Ibnu Katsir. Shahih Tefsir Ibnu Katsir, Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2009.

Yanggo, Chuzaimah Tahido dan Hafiz Anshary AZ ed. Problematika Hukum Islam Kontemporer, buku kedua, Jakarta: LSIK, 1994.

Yasin, M. Nu'aim, Fikih Kedokteran, Jakarta: Pl1staka Al-Kautsar, 2001.

Zaidan, Abdul Karim. Seratus Kaidah Fikih Dalam Kehidupan Seharian, penerjemah Muhyidin Mas Rida, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2008.

Zuhdi, Mafsjnk. Masai! Fiqhiyah, Jakarta: Haji Masagung, 1994.

Wes bite:

llttp://id. wikipedia.ofg/wiki/Hubunga!l _ sedarah

http://www.kapanlagi.com/h/0000064951.html

http://www.mui.or.id/ko!lte!l/hukm!l-aoofsi

http. www.aborsi.org