hubungan kejadian askariasis pada babi dengan …

5
68 | Prosiding Seminar Nasional Sains, Teknologi dan Analisis Ke-1 2018 HUBUNGAN KEJADIAN ASKARIASIS PADA BABI DENGAN KONTAMINASI KUKU PETERNAK BABI DI DESA SEGARAN KECAMATAN WATES KABUPATEN KEDIRI Correlation of Ascariasis Incident in Pigs with Contamination of Nails Pig Farmers at The Village Segaran Wates Subdistrict Kediri Regency NINA FITRIANA 1* , DURROH HUMAIROH 2 , ENDIANI ROOSIWARDHANI 3 1 Mahasiswa Program Studi D4 Teknologi Laboratorium Medik IIK Bhakti Wiyata Kediri 2 Laboratorium Parasitologi, Teknologi Laboratorium Medis, Faklultas Sains, Teknologi dan Analisis, IIK Bhakti Wiyata Kediri, Indonesia 3) Puskesmas Kota Wilayah Utara, Kediri, Indonesia *Corresponding authors : [email protected] ABSTRACT Incidence of ascariasis is very high in pigs in tropical and sub-tropical regions. The low level of maintenance of pigs and the poor sanitation of cages can be a factor that increases parasitic infection in pigs and does not rule out the possibility of infecting humans. Another factor that affects helminthiasis is the environment and behavior personal hygiene of a person, such as the habit of not washing hands before eating, after going to the toilet, the habit of contact with the soil and long fingernails. This study aims to determine the relationship between the incidence of ascariasis in pigs and the contamination of nails of pig farmers in Segaran Village, Wates District, Kediri Regency. The method used is centrifugation precipitation. The design of this study uses adesign cross sectional survey to study the correlation dynamics between risk factors and effects, data collection at once. The number of samples obtained is 40 pig samples with simple random sampling technique and 20 pig breeder nails with total sampling technique. Positive results in samples of pig stool containing eggs Ascaris suum as much as 9 (22%) and negative as much as 31 (78%), while in the nail samples of farmers were 0 (0%). The conclusion of this study is that there is no correlation between the incidence of ascariasis in pigs and the contamination of nails of pig farmers in Segaran Village, Wates District, Kediri Regency. Keywords : Ascaris suum, Pigs, Pigs Farmers. PENDAHULUAN Babi merupakan salah satu komoditas ternak penghasil daging yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan karena mempunyai sifat-sifat menguntungkan diantaranya mempunyai pertumbuhan yang cepat, jumlah anak perkelahiran yang tinggi, efisien dalam mengubah pakan menjadi daging, dan memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap makanan dan lingkungan. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha pengembangan ternak babi dari aspek manajemen adalah faktor kesehatan atau kontrol penyakit (Ardana dan Putra, 2008). Kejadian askariasis sangat tinggi pada babi-babi di daerah tropis dan sub tropis (Guna dkk., 2014). Penyakit cacing khususnya dari kelas Nematoda saluran pencernaan merupakan salah satu jenis penyakit yang dapat menginfeksi babi contohnya seperti infeksi dari Ascaris suum, Strongyloides ransomi, cacing tipe Strongyl (Globocephalus urosubulatus, Oesophagostomum dentatum dan Hyostrongylus rubidus), Trichuris suis, Gnathostoma hispidum dan Macracanthorhyncus hirudinaceus) (Fendriyanto dkk., 2015).

Upload: others

Post on 22-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KEJADIAN ASKARIASIS PADA BABI DENGAN …

68 | Prosiding Seminar Nasional Sains, Teknologi dan Analisis Ke-1 2018

HUBUNGAN KEJADIAN ASKARIASIS PADA BABI DENGAN

KONTAMINASI KUKU PETERNAK BABI DI DESA SEGARAN

KECAMATAN WATES KABUPATEN KEDIRI

Correlation of Ascariasis Incident in Pigs with Contamination of Nails Pig

Farmers at The Village Segaran Wates Subdistrict Kediri Regency

NINA FITRIANA1*, DURROH HUMAIROH2, ENDIANI ROOSIWARDHANI3

1Mahasiswa Program Studi D4 Teknologi Laboratorium Medik IIK Bhakti Wiyata Kediri 2Laboratorium Parasitologi, Teknologi Laboratorium Medis, Faklultas Sains, Teknologi dan Analisis,

IIK Bhakti Wiyata Kediri, Indonesia 3)Puskesmas Kota Wilayah Utara, Kediri, Indonesia

*Corresponding authors : [email protected]

ABSTRACT

Incidence of ascariasis is very high in pigs in tropical and sub-tropical regions. The low level of

maintenance of pigs and the poor sanitation of cages can be a factor that increases parasitic infection in

pigs and does not rule out the possibility of infecting humans. Another factor that affects helminthiasis

is the environment and behavior personal hygiene of a person, such as the habit of not washing hands

before eating, after going to the toilet, the habit of contact with the soil and long fingernails. This study

aims to determine the relationship between the incidence of ascariasis in pigs and the contamination of

nails of pig farmers in Segaran Village, Wates District, Kediri Regency. The method used is

centrifugation precipitation. The design of this study uses adesign cross sectional survey to study the

correlation dynamics between risk factors and effects, data collection at once. The number of samples

obtained is 40 pig samples with simple random sampling technique and 20 pig breeder nails with total

sampling technique. Positive results in samples of pig stool containing eggs Ascaris suum as much as 9

(22%) and negative as much as 31 (78%), while in the nail samples of farmers were 0 (0%). The

conclusion of this study is that there is no correlation between the incidence of ascariasis in pigs and the

contamination of nails of pig farmers in Segaran Village, Wates District, Kediri Regency.

Keywords : Ascaris suum, Pigs, Pigs Farmers.

PENDAHULUAN

Babi merupakan salah satu komoditas ternak penghasil daging yang memiliki potensi

besar untuk dikembangkan karena mempunyai sifat-sifat menguntungkan diantaranya

mempunyai pertumbuhan yang cepat, jumlah anak perkelahiran yang tinggi, efisien dalam

mengubah pakan menjadi daging, dan memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap makanan

dan lingkungan. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha pengembangan ternak

babi dari aspek manajemen adalah faktor kesehatan atau kontrol penyakit (Ardana dan Putra,

2008).

Kejadian askariasis sangat tinggi pada babi-babi di daerah tropis dan sub tropis (Guna

dkk., 2014). Penyakit cacing khususnya dari kelas Nematoda saluran pencernaan merupakan

salah satu jenis penyakit yang dapat menginfeksi babi contohnya seperti infeksi dari Ascaris

suum, Strongyloides ransomi, cacing tipe Strongyl (Globocephalus urosubulatus,

Oesophagostomum dentatum dan Hyostrongylus rubidus), Trichuris suis, Gnathostoma

hispidum dan Macracanthorhyncus hirudinaceus) (Fendriyanto dkk., 2015).

Page 2: HUBUNGAN KEJADIAN ASKARIASIS PADA BABI DENGAN …

69 | Prosiding Seminar Nasional Sains, Teknologi dan Analisis Ke-1 2018

Angka kejadian askariasis di Indonesia masih cukup tinggi yaitu sekitar 60-90% dan

merupakan prevalensi terbesar dibandingkan infeksi cacing lainnya. Prevalensi Askariasis di

Provinsi DKI Jakarta adalah 4-91%, Jabar 20-90%, Yogyakarta 12-85%, Jatim 16-74%, Bali

40-95%, Sumut 46-75%, Sumbar 2-71%, Sumsel 51-78%, Sulut 30-72%. Tingginya prevalensi

ini disebabkan oleh sejumlah faktor. Salah satunya adalah iklim dan suhu di Indonesia yang

cocok untuk perkembangan telur cacing Ascaris sp. (Ragil, 2012).

Secara Epidemiologi, faktor lain yang mempengaruhi kecacingan adalah lingkungan

dan perilaku personal hygiene seseorang seperti kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum

makan setelah dari toilet, kebiasaan kontak dengan tanah, kuku tangan yang panjang dan kurang

bersih dan ketersediaan air bersih. Selain itu, jenis pekerjaan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi infeksi Ascaris sp. yang mudah terkena penyakit ini biasanya peternak yang

bekerja dan terpapar langsung dengan cacing penyebab penyakit Askariasis yaitu berternak babi

(Natadisastra, 2009).

Penularan kecacingan diantaranya melalui tangan yang kotor, kuku jari tangan yang

kotor, dan kemungkinan terselip telur cacing akan tertelan ketika makan, hal ini diperparah lagi

apabila tidak terbiasa mencuci tangan memakai sabun sebelum makan (Trilusiani, 2013).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

kejadian Askariasis pada babi dengan kontaminasi kuku peternak babi di Desa Segaran

Kecamatan Wates Kabupaten Kediri.

METODE PENELITIAN

Rancangan dalam penelitian ini didasarkan pendekatan waktu yaitu menggunakan

rancangan cross sectional survey atau penelitian survei potong silang. Lokasi pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah Desa Segaran Kecamatan Wates Kabupeten Kediri. Lokasi

pemeriksaan sampel pada penelitian ini adalah Laboratorium Parasitologi Institut Ilmu

Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.

Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 40 tinja babi dari 20 kandang babi

dan 20 Peternak babi di Desa Segaran Kecamatan Wates Kabupaten Kediri. Teknik yang

digunakan adalah Simple Random Sampling untuk sampel tinja babi dimana kriteria yang

digunakan hanya diambil 2 sampel tiap kandangnya dan Total Sampling untuk sampel perternak

babi. Teknik Total Sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama

dengan populasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan Juni 2018 pada 20 kandang babi di Desa

Segaran Kecamatan Wates Kabupaten Kediri dengan sampel sebanyak 40 feses babi dan 20

kuku peternak babi yang diperiksa dengan metode pengendapan sentrifugasi dan hasil

menunjukkan positif telur Ascaris suum pada feses babi sebanyak 9 sampel dengan persentase

22% dan positif pada kuku peternak babi 0%.

Pada hasil pemeriksaan feses babi yang dapat dilihat pada table 1, didapatkan positif telur

Ascaris suum sebesar 22%. Hal ini bisa terjadi karena kondisi lantai kandang babi yang sudah

berupa semen, sehingga kemungkinan telur menjadi infektif untuk menginfeksi babi sangat

kecil. Penelitian yang dilakukan oleh Suratma (2009) yaitu prevalensi infeksi pada babi yang

dipelihara pada kandang tanah jauh lebih tinggi yaitu 52,70% dibandingkan dengan prevalensi

infeksi pada babi yang dipelihara pada kandang semen yaitu 26,11%.

Page 3: HUBUNGAN KEJADIAN ASKARIASIS PADA BABI DENGAN …

70 | Prosiding Seminar Nasional Sains, Teknologi dan Analisis Ke-1 2018

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Mikroskopis Telur cacing Ascaris suum pada Sampel Feses Babi

Kode Sampel Hasil

Keterangan Kandang sampel Telur Kristal

Sisa

makanan

01 a Positif + + Ascaris suum fertil

b Positif + + Ascaris suum fertil

02 a Negatif + + Tidak ditemukan

b Negatif + + Tidak ditemukan

03 a Positif + + Trichuris trichiura

b Negatif + + Tidak ditemukan

04 a Negatif + + Tidak ditemukan

b Negatif + + Tidak ditemukan

05 a Negatif + + Tidak ditemukan

b Negatif + + Tidak ditemukan

06 a Negatif + + Tidak ditemukan

b Positif + + Ascaris suum fertil

07 a Positif + + Ascaris suum fertil

b Negatif + + Tidak ditemukan

08 a Negatif + + Tidak ditemukan

b Negatif + + Tidak ditemukan

09 a Negatif + + Tidak ditemukan

b Negatif + + Tidak ditemukan

10 a Positif + + Trichuris trichiura

b Positif + + Trichuris trichiura

11 a Negatif + + Tidak ditemukan

b Negatif + + Tidak ditemukan

12 a Positif + + Ascaris suum fertil

b Positif + + Ascaris suum fertil

13 a Negatif + + Tidak ditemukan

b Negatif + + Tidak ditemukan

14 a Negatif + + Tidak ditemukan

b Negatif + + Tidak ditemukan

15 a Positif + + Trichuris trichiura

b Negatif + + Tidak ditemukan

16 a Negatif + + Tidak ditemukan

b Negatif + + Tidak ditemukan

17 a Negatif + + Tidak ditemukan

b Negatif + + Tidak ditemukan

18 a Positif + + Ascaris suum fertil

b Positif + + Trichuris trichiura

19 a Positif + + Ascaris suum infertil

b Negatif + + Tidak ditemukan

20 a Negatif + + Tidak ditemukan

b Positif + + Ascaris suum infertil

Page 4: HUBUNGAN KEJADIAN ASKARIASIS PADA BABI DENGAN …

71 | Prosiding Seminar Nasional Sains, Teknologi dan Analisis Ke-1 2018

Tabel 2 Hasil Pemeriksaan Mikroskopis Telur cacing Ascaris suum pada Sampel Kuku

Peternak Babi

Kandang Hasil Keterangan

01 Negatif Tidak ditemukan telur Ascaris suum

02 Negatif Tidak ditemukan telur Ascaris suum

03 Negatif Tidak ditemukan telur Ascaris suum

04 Negatif Tidak ditemukan telur Ascaris suum

05 Negatif Tidak ditemukan telur Ascaris suum

06 Negatif Tidak ditemukan telur Ascaris suum

07 Negatif Tidak ditemukan telur Ascaris suum

08 Negatif Tidak ditemukan telur Ascaris suum

09 Negatif Tidak ditemukan telur Ascaris suum

10 Negatif Tidak ditemukan telur Ascaris suum

11 Negatif Tidak ditemukan telur Ascaris suum

12 Negatif Tidak ditemukan telur Ascaris suum

13 Negatif Tidak ditemukan telur Ascaris suum

14 Negatif Tidak ditemukan telur Ascaris suum

15 Negatif Tidak ditemukan telur Ascaris suum

16 Negatif Tidak ditemukan telur Ascaris suum

17 Negatif Tidak ditemukan telur Ascaris suum

18 Negatif Tidak ditemukan telur Ascaris suum

19 Negatif Tidak ditemukan telur Ascaris suum

20 Negatif Tidak ditemukan telur Ascaris suum

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan infeksi askariasis pada babi yaitu kebersihan

kandang. Pemakaian jenis lantai kandang babi berpengaruh terhadap produktifitas dan

kesehatan babi, penelitian yang dilakukan pada jenis lantai kandang tanah lebih banyak terdapat

infeksi dibandingkan jenis lantai kandang dari semen, karena melalui tanah infeksi berbagai

macam parasit akan mudah terjadi (Kannan, 2006). Faktor lain yang dapat menyebabkan infeksi

askariasis yaitu pemberian makanan pada babi. Sihombing (2006) menyebutkan bahwa

pemberian makanan babi sebaiknya ditaruh pada bak makanan atau tempat khusus seperti

tempat makanan otomatis, sehingga tidak terjadi pencemaran makanan babi. Di Desa Segaran

beberapa kandang tidak dilengkapi dengan bak tempat makan dan minum. Tempat makan dan

minum bergabung menjadi satu dengan lantai. Kondisi ini menyebabkan makanan dan

minuman akan tercecer dilantai kandang dan bercampur dengan kotoran yang ada.

Pada hasil pemeriksaan kuku peternak babi didapatkan hasil negatif tidak ditemukan

adanya telur Ascaris suum dengan persentase 0%. Setelah dilakukan penelitian di 20 kandang

babi di Desa Segaran Kecamatan Wates Kabupaten Kediri menggunakan data kuesioner

didapatkan hasil bahwa sebagian besar peternak telah menggunakan alat pelindung diri dan

hanya beberapa peternak yang tidak memakai alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker,

dan sepatu boot saat bekerja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2015)

pada pemeriksaan feses didapatkan lebih banyak hasil positif kecacingan daripada pemeriksaan

kotoran kuku, ini memungkinkan personal hygnie pada sebagian anak cukup baik sehingga

tidak terkontaminasi melalui tangan yang kotor.

Terjadinya infeksi askariasis dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya Pola

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Peternak yang melaksanakan PHBS yang baik dan benar akan

meminimalisir resiko infeksi cacing. Penularan infeksi cacing Ascaris suum yaitu tertelannya

bentuk infektif oleh hospes. Dalam hal ini peternak tidak terinfeksi oleh telur cacing Ascaris

suum tetapi besar kemungkinan mempunyai resiko terinfeksi telur cacing Ascaris suum.

Page 5: HUBUNGAN KEJADIAN ASKARIASIS PADA BABI DENGAN …

72 | Prosiding Seminar Nasional Sains, Teknologi dan Analisis Ke-1 2018

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dengan 40 sampel feses babi dan 20 kuku peternak babi

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan kejadian Askariasis pada babi dengan kontaminasi

kuku peternak babi di Desa Segaran Kecamatan Wates Kabupaten Kediri.

DAFTAR PUSTAKA

Ardana, I.B, dan Putra, H.D.K. 2008. Ternak Babi (Manajemen Reproduksi, Produksi, dan

Penyakit). Udayana University Press. Bali

Fendriyanto, A. I Made, D. Ida, B. M. O. dan Kadek, K. A. 2015. Identifikasi Dan Prevalensi

Cacing Nematoda Saluran Pencernaan Pada Anak Babi Di Bali. Indonesia Medicus

Veterinus, 4(5):469-470.

Kannan, G., Terrill, T.H., Konakau, B., Gelaye, S. and Amoah, E.A. 2006. Stimulated

preslaughter holding and isolation effects on stress responses and live weigth in meat

goats. J. of Anim. Sci. Vol. 80:1771-1780

Kurniawan, Betta, Ramadhian M. Ricky, Rahmadhini Nurul Sahana. 2015. Uji Diagnostik

Kecacingan antara Pemeriksaan Feses dan Pemeriksaan Kotoran Kuku pada Siswa SDN 1 Krawangsari Kecamatan Natar Lampung Selatan. Skripsi. Lampung : Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung.

Natadisastra D. 2009. Penuntun Praktikum Ilmu Parasit (Protozologi) untuk Fakultas

Kedokteran Universitas Padjajaran. FK. Unpad: Bagian Parasitologi.

Ragil, Gagat. 2012. Pengaruh Ekstrak Daun Salam (Syzygium polyanthum, Wight) Terhadap

Waktu Kematian Ascaris suum, Goeze In Vitro. Skripsi. Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Sihombing. 2006. Manajemen Kandang Babi.

(http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/84697/potongan/D3-2015-337259-

introduction.pdf. Diakses tanggal 8 Januari 2018)

Suratma. 2009. Prevalensi Infeksi Cacing Trichuris pada Babi Muda di Denpasar.

Trilusiani, Shinta. 2013. Hubungan Aspek personal Higinr dan Aspek Perilaku Berisiko dengan

Kontaminasi Telur Cacing pada Kotoran Kuku Siswa Kelas 4,5, dan 6 Sekolah Dasar

Negeri 1 Pinang Jaya Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Lampung:

Universitas Lampung.