hubungan antara tayangan rangking 1 di trans tv dengan kepuasan dalam pemenuhan wawasan penonton
TRANSCRIPT
Nama : Erni Pratiwi
NPM : 210111100049
Kelas : Humas A Sore
HUBUNGAN ANTARA TAYANGAN RANGKING 1 DI TRANS TV DENGAN KEPUASAN DALAM PEMENUHAN WAWASAN
PENGETAHUAN UMUM PENONTON
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dengan semakin berkembangnya teknologi khusunya teknologi informasi,
seperti internet, televisi, dan sebagainya secara tidak langsung mempengaruhi
kehidupan masyarakatnya. Pengaruh yang diberikan bisa bersifat positif dan
sebaliknya negative. Sebagai contoh dari dampak positifnya adalah bertambahnya
pengetahuan dan wawasan yang dimiliki, jaringan kerja mudah diperoleh,dll.
Sedangkan contoh dampak negatifnya adalah banyak masyarakat yang tidak lagi
bekerja/berusaha keras untuk mendapatkan sesuatu, cenderung ingin
mendapatkan dengan cara yang instant, dan bertindak dengan segala cara untuk
mendapatkan apa yang mereka inginkan. Televisi sebagai bagian dari
kebudayaan audiovisual baru merupakan salah satu media massa yang paling
kuat pengaruhnya dalam pembentukan sikap dan kepribadian seseorang secara
luas. Televisi mampu menekan pesan secara efektif dengan memusatkan
pandangan pemirsa melalui ilustrasi visual, tata gerak, warna dan berbagai bunyi
atau suara. Tidak mengherankan televisi memiliki daya tarik luar biasa jika
sajian program acara dapat menyesuaikan dengan karakter televisi dan pemirsa
yang terpengaruh oleh televisi.
Program acara pada setiap stasiun televisi swasta tidak akan dapat hidup tanpa
adanya loyalitas pemirsa dan iklan. Program-program acara tersebut harus
memiliki strategi kreatif dalam pemenuhan tujuan dan sasaran yang dimiliki.
Ditambah lagi kompetisi program acara antara stasiun televisi swasta di Indonesia
yang semakin gencar dalam meraih keuntungan iklan, meningkatkan dan
mempertahankan pemirsanya. Salah satu program acara yang diminati banyak
pemirsa dan dijadikan ajang kompetisi adalah talk show, yaitu suatu acara
bincang-bincang yang menyampaikan beberapa informasi, diskusi dengan tema-
tema tertentu dan biasanya diselingi beberapa isian menarik seperti musik,
lawakan, kuis, dan lain-lain
Saat ini perkembangan dunia bisnis pertelevisian di
Indonesia telah mencapai tingkat persaingan yang sangat tinggi.
Semakin canggihnya teknologi dan meningkatnya kebutuhan
akan informasi dan hiburan mendorong para pelaku bisnis
pertelevisian ini untuk menyajikan program acara yang dikemas
dengan baik dan selalu tampil secara profesional agar dapat
melanjutkan visi dan misi perusahaan, sehingga mampu
bertahan dalam persaingan yang terus meningkat. Hal ini
merupakan suatu tantangan yang harus diperhatikan oleh
TRANS Corps menimbulkan sinergi dua media televisi yang
diharapkan akan memberi hasil yang terbaik dalam memberikan
pencerahan kepada masyarakat, baik sebagai penyampai
informasi, edukasi, hiburan yang mencerahkan. Riset dan
mengenali pemirsa televisi harus dilakukan untuk mencapai
sasaran yang tepat, artinya bahwa sebelum informasi
dikonsumsi pemirsa televise perlu mengetahui kebutuhan
informasi dan hiburan seperti apa yang diinginkan, karena
kebutuhan informasi dan hiburan setiap individu berbeda.
Semakin meningkatnya jumlah pemirsa televisi tentunya akan
membawa dampak terhadap pemasang iklan, dan hal ini akan
mempengaruhi rating program televisi tersebut.Televisi sebagai
bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan salah satu media massa yang
paling kuat pengaruhnya dalam pembentukan sikap dan kepribadian seseorang
secara luas. Televisi mampu menekan pesan secara efektif dengan memusatkan
pandangan pemirsa melalui ilustrasi visual, tata gerak, warna dan berbagai bunyi
atau suara. Tidak mengherankan televisi memiliki daya tarik luar biasa jika sajian
program acara dapat menyesuaikan dengan karakter televisi dan pemirsa yang
terpengaruh oleh televisi. Program acara pada setiap stasiun televisi swasta tidak
akan dapat hidup tanpa adanya loyalitas pemirsa dan iklan. Program-program
acara tersebut harus memiliki strategi kreatif dalam pemenuhan tujuan dan
sasaran yang dimiliki. Ditambah lagi kompetisi program acara antara stasiun
televisi swasta di Indonesia yang semakin gencar dalam meraih keuntungan iklan,
meningkatkan dan mempertahankan pemirsanya.
Salah satu program acara yang diminati banyak pemirsa dan dijadikan ajang
kompetisi adalah Kuis, yaitu suatu Kuis dari bahasa Inggris: quiz, adalah padanan
kata atau sinonim untuk permainan teka-teki, yang biasanya berhadiah. Pada
umumnya, kuis dikenal melalui acara televisi yang disiarkan secara rutin setiap
pekan atau setiap hari. Seperti acara rangking 1 di TRANS TV.
Program “Ranking 1” ini adalah sebuah program yang menampilkan acara
kuis dengan kemasan yang berbeda dan menghibur. Kuis ini menampilkan 3
group yang akan bersaing mendapakan hadiah utama. Masing-masing grup terdiri
dari 20 orang. Mereka akan bersaing dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Pertanyaan yang akan diberikan adalah pertanyaan seputar pengetahuan umum
dasar. Kuis dengan konsep kolosal ini menggunakan media white-board untuk
menjawab setiap pertanyaan. Sistem permainan adalah semua peserta yang
menjawab salah harus keluar dari permainan. Sistem eliminasi ini terus dilakukan
hingga mendapatkan 1 orang peserta bertahan, yaitu si “Ranking 1”. Si “Ranking
1” harus menjawab pertanyaan di babak final untuk mendapatkan hadiah utama.
Sebagai pembawa acara sarah shehan, ruben onsu dan pak tarno beraksi,
mengingatkan kembali pengetahuan yang sering terlupakan,pertanyaan mungkin
muncul dari hal-hal kecil yang tak terduga, terlebih lagi menonton sambil belajar
semakin menyenangkan ditemani tingkah lucu pembawa acara. Acaranya ramai,
jumlah pesertanya banyak tetapi yang terpilih hanya satu orang saja, mungkin itu
yang menjadikan slogan "rangking satu, pinter gag tuh?"satu orang mengalahkan
banyak orang. berati yang dapat rangking satu mendapat perdikat pintar dan dapat
hadiah pula. itu jadi hal yang membanggakan tentunya.
Acara yang berdurasi 60 menit ini caranya cukup mudah. Pembawa acara
akan mengajukan 1 pertanyaan untuk 1 babak, jika ada peserta yang salah
menjawab maka ia akan gugur dan harus keluar dari arena begitu selanjutnya
sampai mendapatkan 1 peserta yang tak pernah salah menjawab atau disebut
ranking 1. Kuis ini menampilkan 4 group dengan total 80 orang yang bersaing
mendapatkan hadiah utama sebesar 50 juta rupiah. Masing-masing group terdiri
dari 18 orang. Mereka akan bersaing dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Pertanyaan yang akan diberikan adalah pertanyaan seputar pengetahuan umum
dasar.
Berdasarkan pertanyaan yang diberikan oleh para tim kreatif tentang
pengetahuan umum dapat menimbulkan efek postif bagi para penonton yang
mengikuti kuis tersebut maupun penonton yang dirumah. Menambah wawasan
dengan menjawab pertanyaan yang sudah diketahui ataupun yang belum diketahui
oleh para penonton. Pertanyaan yang diberikan pun beragam dan di kemas dalam
bentuk kuis yang menarik sehingga para audience atau penonton tertarik untuk
menjawab pertanyaan itu.
Pemirsa dilihat sebagai individu aktif dan memiliki tujuan, mereka
bertanggung jawab dalam pemilihan yang akan mereka gunakan untuk
memenuhi kebutuhan mereka dan individu ini tahu kebutuhan mereka dan
bagaimana memenuhinya. Media dianggap hanya menjadi salah satu cara
pemenuhan kebutuhan dan individu bisa jadi menggunakan media untuk
memenuhi kebutuhan mereka, atau tidak menggunakan media dan memilih cara
lain.
Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut
Hubungan antara tayangan rangking 1 di trans tv dengan kepuasan dalam
pemenuhan wawasan pengetahuan umum penonton.
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis
mengajukan rumusan masalah sebagai berikut : Hubungan antara tayangan
rangking 1 di trans tv dengan kepuasan dalam pemenuhan wawasan
pengetahuan umum penonton.
3. IDENTISIFIKASI MASALAH
1. Sejauh mana Kredibilitas Media sebgai Komunikator dalam program
kuis rangking 1 di Trans TV dengan kegunaan pemenuhan wawasan
pengetahuan umum penonton ?
2. Sejauh mana Kredibilitas Media sebgai Komunikator terhadap kepuasan
penonton terhadap media program kuis rangking 1 di Trans TV dengan
pemenuhan wawasan pengetahuan umum penonton ?
3. Sejauh mana Pesan yang disampaikan Media dalam program kuis
rangking 1 di Trans TV dengan kegunaan pemenuhan wawasan
pengetahuan umum penonton ?
4. Sejauh mana Pesan yang disampaikan Media dalam program kuis
rangking 1 di Trans TV dengan kepuasan pemenuhan wawasan
pengetahuan umum penonton ?
4. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui Kredibilitas Media sebgai Komunikator dalam
program kuis rangking 1 di Trans TV dengan kegunaan pemenuhan
wawasan pengetahuan umum penonton.
2. Untuk mengetahui Kredibilitas Media sebgai Komunikator terhadap
kepuasan penonton program kuis rangking 1 di Trans TV dengan
pemenuhan wawasan pengetahuan umum penonton.
3. Untuk mengetahui Pesan yang disampaikan Media dalam program kuis
rangking 1 di Trans TV dengan kegunaan pemenuhan wawasan
pengetahuan umum penonton.
4. Untuk mengetahui Pesan yang disampaikan Mdia dalam program kuis
rangking 1 di Trans TV dengan kepuasan pemenuhan wawasan
pengetahuan umum penonton.
5. KEGUNAAN PENELITAN
5.1 Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontirbusi pengetahuan bagi ilmu
komunikasi khususnya bagi ilmu PR dan juga dapat dijadikan bahan informasi dan
pengetahuan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan, informasi,
pengetahuan, dan wawasan bagi pembaca. Selain itu juga sebagai landasan atau
pijakan untuk penelitian berikutnya.
5.2 Kegunaan Praktis
1. Bagi Instansi, Dapat memberikan masukan bagi insan televisi dalam
melakukan pelayanan terhadap penonton. Selain itu juga penelitian ini dapat
dijadikan bahan evaluasi bagi insan televisi dalam pemenuhan kebutuhan
penonton terhadapa acara televisi yang postif.
2. Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan menjadi sarana dalam memahami,
membandingkan dan mempelajari kaitan antara ilmu yang diperolah di
bangku kuliah dengan praktek nyata di lapangan dan dapat memberikan
masukan bagi penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian kegunaan
dan kepuasan.
6. KERANGKA PEMIKIRAN
6.1 Kerangka Teoritis
Setiap kegiatan komunikasi pastinya didukung oleh teori. Dan untuk mendukung
penelitian ini, maka Penelitian ini menggunakan Teori Penggunaan dan Pemenuhan
Kebutuhan (Uses and Gratification Theory) adalah salah satu teori komunikasi
dimana titik-berat penelitian dilakukan pada pemirsa sebagai penentu pemilihan
pesan dan media. Pemirsa dilihat sebagai individu aktif dan memiliki tujuan, mereka
bertanggung jawab dalam pemilihan media yang akan mereka gunakan untuk
memenuhi kebutuhan mereka dan individu ini tahu kebutuhan mereka dan bagaimana
memenuhinya. Media dianggap hanya menjadi salah satu cara pemenuhan kebutuhan
dan individu bisa jadi menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan mereka, atau
tidak menggunakan media dan memilih cara lain.
Teori ini mempertimbangkan apa yang dilakukan orang pada media, yaitu
menggunakan media untuk pemuas kebutuhannya. Penganut teori ini meyakini bahwa
individu sebagai mahluk supra-rasional dan sangat selektif. Menurut para pendirinya,
Elihu Katz;Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch (dalam Jalaluddin Rakhmat,
1984), uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan
sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber
lain , yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada
kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain.
Teori Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan dapat digambarkan
Sebagai berikut :
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan menggunakan pendekatan
dengan fokus “mengapa sekelompok orang memilih untuk menggunakan media
tertentu dibandingkan kandungan isi yang ditawarkan”. Pendekatan ini secara kontras
membandingkan efek dari media dan bukan ‘apa yang media lakukan pada
pemirsanya’ (yang menitik beratkan kepada kehomogenan pemirsa dalam komunikasi
masa dan melihat media sebagai jarum hipodermik).
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan dapat dilihat sebagai
kecenderungan yang lebih luas oleh peneliti media yang membuka ruang untuk
umpan balik dan penerjemahan prilaku yang lebih beragam. Namun beberapa
komentar berargumentasi bahwa pemenuhan kepuasan seharusnya dapat dilihat
sebagai efek, contohnya film horror secara umum menghasilkan respon yang sama
pada pemirsanya, lagipula banyak orang sebenarnya telah menghabiskan waktu di
depan TV lebih banyak daripada yang mereka rencanakan. Menonton TV sendiri
telah membentuk opini apa yang dibutuhkan pemirsa dan membentuk harapan-
harapan.
Elihu Katz;Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch (dalam Baran dan Davis,
2000) menguraikan lima elemen atau asumsi-asumsi dasar dari Uses and
Gratification Media sebagai berikut:
1. Audiens adalah aktif, dan penggunaan media berorientasi pada tujuan.
2. Inisiative yang menghubungkan antara kebutuhan kepuasan dan pilihan
media spesifik terletak di tangan audiens
3. Media bersaing dengan sumber-sumber lain dalam upaya memuaskan
kebutuhan audiens
4. Orang-orang mempunyai kesadaran-diri yang memadai berkenaan
penggunaan media, kepentingan dan motivasinya yang menjadi bukti
bagi peneliti tentang gambaran keakuratan penggunaan itu.
5. Nilai pertimbangan seputar keperluan audiens tentang media spesifik
atau isi harus dibentuk.
Pengujian-pengujian terhadap asumsi-asumsi Uses and Gratification Media
menghasilkan enam (6) kategori identifikasi dan temuan-temuannya (dalam
Rosengren dkk., 1974), sebaga berikut:
1. Asal usul sosial dan psikologis gratifikasi media.
John W.C. Johnstone (1974) menganggap bahwa anggota audiens tidak
anonimous dan sebagai individu yang terpisah, tetapi sebagai anggota
kelompok sosial yang terorganisir dan sebagai partisipan dalam sebuah kultur.
Sesuai dengan anggapan ini, media berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan dan keperluan individu-individu, yang tumbuh didasarkan lokalitas
dan relasi sosial individu-individu tersebut.
Faktor-faktor psikologis juga berperan dalam memotivasi penggunaan media.
Konsep-konsep psikologis seperti kepercayaan, nilai-nilai, dan persepsi
mempunyai pengaruh dalam pencarian gratifikasi dan menjadi hubungan
kausal dengan motivasi media.
2. Pendekatan nilai pengharapan.
Konsep pengharapan audiens yang perhatian (concern) pada karakteristik
media dan potensi gratifikasi yang ingin diperoleh merupakan asumsi pokok
Uses and Gratification Media mengenai audiens aktif. Jika anggota audiens
memilih di antara berbagai alternatif media dan non media sesuai dengan
kebutuhan mereka, mereka harus memiliki persepsi tentang alternatif yang
memungkinkan untuk memperoleh kebutuhan tersebut. Kepercayaan terhadap
suatu media tertentu menjadi faktor signifikan dalam hal pengharapan
terhadap media itu.
3. Aktifitas audiens.
Levy dan Windahl (1984) menyusun tipologi aktifitas audiens yang dibentuk
melalui dua dimensi:
Orientasi audiens: selektifitas; keterlibatan; kegunaan.
Skedul aktifitas: sebelum; selama; sesudah terpaan ( baca handsout
”audiens”)
Katz, Gurevitch, dan Haas (1973) dalam penelitian tentang penggunaan
media, menemukan perbedaan anggota audiens berkenaan dengan basis
gratifikasi yang dirasakan. Dipengaruhi beberapa faktor. Yaitu: struktur media
dan teknologi; isi media; konsumsi media; aktifitas non media; dan persepsi
terhadap gratifikasi yang diperoleh.
Garramore (1983) secara eksperimental menggali pengaruh ”rangkaian
motivasi pada proses komersialisasi politik melalui TV. Ia menemukan bahwa
anggota audience secara aktif memproses/mencerna isi media, dan
pemrosesan ini dipengaruhi oleh motivasi.
4. Gratifikasi yang dicari dan yang diperoleh.
Pada awal sampai pertengahan 1970-an sejumlah ilmuwan media menekankan
perlunya pemisahan antara motif konsumsi media atau pencarian gratifikasi
(GS) dan pemerolehan gratifikasi (GO). Penelitian tentang hubungan antara
GS dan GO, menghasilkan temuan sebagai berikut GS individual berkorelasi
cukup kuat dengan GO terkait. Di lain pihak GS dapat dipisahkan secara
empiris dengan GO, seperti pemisahan antara GS dengan GO secara
konseptual, dengan alasan sebagai berikut:
GS dan GO berpengaruh, tetapi yang satu bukan determinan bagi yang
lain.
Dimensi-dimensi GS dan GO ditemukan berbeda dalam beberapa
studi.
Tingkatan rata-rata GS seringkali berbeda dari tingkatan rata-rata GO.
GS dan GO secara independen menyumbang perbedaan pengukuran
konsumsi media dan efek.
Penelitian GS dan GO menemukan bahwa GS dan GO berhubungan dalam
berbagai cara dengan variabel-variabel: terpaan; pemilihan program
dependensi media; kepercayaan; evaluasi terhadap ciri-ciri atau sifat-sifat
media.
5. Gratifikasi dan konsumsi media.
Penelitian mengenai hubungan antata gratifikasi (GS-GO) dengan konsumsi
media terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu:
Studi tipologis mengenai gratifikasi media.
Studi yang menggali hubungan empiris antara gratifikasi di satu sisi
dengan pengukuran terpaan media atau pemilihan isi media di sisi lain.
Studi-studi menunjukkan bahwa gratifikasi berhubungan dengan pemilihan
program. Becker dan Fruit memberi bukti bahwa anggota audiens
membandingkan GO dari media yang berbeda berhubungan dengan konsumsi
media. Studi konsumsi media menunjukkan terdapat korelasi rendah sampai
sedang antara pengukuran gratifikasi dan indeks konsumsi.
6. Gratifikasi dan efek yang diperoleh.
Windahl (1981) penggagas model uses and effects, menunjukkan bahwa
bermacam-macam gratifikasi audiens berhubungan dengan spectrum luas efek
media yang meliputi pengetahuan, dependensi, sikap, persepsi mengenai
realitas social, agenda setting, diskusi, dan berbagai efek politik.
Blumer mengkritisi studi uses and effects sebagai kekurangan perspektif.
Dalam usaha untuk menstimulasi suatu pendekatan yang lebih teoritis, Blumer
menawarkan tiga hipotesis sebagai berikut:
· Motivasi kognitif akan memfasilitasi penemuan informasi.
· Motivasi pelepasan dan pelarian akan menghadiahi penemuan audiens
terhadap persepsi mengenai situasi sosial.
· Motivasi identitas personal akan mendorong penguatan efek.
6.2 Kerangka Konseptual
Penelitian ini meliputi dua variabel, yaitu :
X : Program Kuis Rangking 1 Trans TV
Y : Pemenuhan Wawasan penonton
Variabel X : Program Kuis Rangking 1 Trans TV
Variabel X dalam penelitian ini adalah Program kuis Rangking 1 di
Trans TV Program “Ranking 1” ini adalah sebuah program yang menampilkan
acara kuis dengan kemasan yang berbeda dan menghibur. Kuis ini menampilkan 3
group yang akan bersaing mendapakan hadiah utama. Masing-masing grup terdiri
dari 20 orang. Mereka akan bersaing dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Pertanyaan yang akan diberikan adalah pertanyaan seputar pengetahuan umum
dasar. Kuis dengan konsep kolosal ini menggunakan media white-board untuk
menjawab setiap pertanyaan. Sistem permainan adalah semua peserta yang
menjawab salah harus keluar dari permainan. Sistem eliminasi ini terus dilakukan
hingga mendapatkan 1 orang peserta bertahan, yaitu si “Ranking 1”. Si “Ranking
1” harus menjawab pertanyaan di babak final untuk mendapatkan hadiah utama.
Sebagai pembawa acara sarah shehan, ruben onsu dan pak tarno beraksi,
mengingatkan kembali pengetahuan yang sering terlupakan,pertanyaan mungkin
muncul dari hal-hal kecil yang tak terduga, terlebih lagi menonton sambil belajar
semakin menyenangkan ditemani tingkah lucu pembawa acara. Acaranya ramai,
jumlah pesertanya banyak tetapi yang terpilih hanya satu orang saja, mungkin itu
yang menjadikan slogan "rangking satu, pinter gag tuh?"satu orang mengalahkan
banyak orang. berati yang dapat rangking satu mendapat perdikat pintar dan dapat
hadiah pula. itu jadi hal yang membanggakan tentunya.
Variabel Y : Pemenuhan Wawasan penonton
Pemirsa dilihat sebagai individu aktif dan memiliki tujuan, mereka
bertanggung jawab dalam pemilihan jawaban menjawab pertanyaan yang di berikan
yang akan mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka dan individu ini tahu
kebutuhan mereka dan bagaimana memenuhinya. Media dianggap hanya menjadi
salah satu cara pemenuhan kebutuhan dan individu bisa jadi menggunakan media
untuk pemenuhan wawasan pengetahuan umum penonton.
6.3 Operasional Variabel
Variabel X : Program Kuis Rangking 1 Trans TV
Sub Variabel X1 : Kredibilitas Media sebgai Komunikator
Indikator : - Keahlian Media sebagai Komunikator / Sumber
- Kegunaan dan kepuasan Komunikator
Sub Variabel X2 : Pesan Yang di sampaikan Media
Indikator : - Struktur Pesan
- Gaya Pesan
- Daya Tarik Pesan
Variabel Y : Pemenuhan Wawasan penonton
Sub Variabel Y1 : Aspek Kegunaan
Indikator : - Pengetahuan
- Pemahaman
Sub Variabel Y2 : Aspek Kepuasan
Indikator : - Rasa Senang
- Kepuasan
Bagan 1.2 Kerangka Pemikiran
7. Hipotesis
7.1 Mayor
“ Terdapat Hubungan antara tayangan rangking 1 di trans tv dengan kepuasan
dalam pemenuhan wawasan pengetahuan umum penonton. “
Hubungan antara tayangan rangking 1 di trans tv dengan kepuasan dalam pemenuhan wawasan pengetahuan umum penonton
Uses & Gratification
7.2 Minor
1. H0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Kredibilitas Media
sebgai Komunikator dalam program kuis rangking 1 di Trans TV dengan
kegunaan pemenuhan wawasan pengetahuan umum penonton
H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara Kredibilitas Media sebgai
Komunikator dalam program kuis rangking 1 di Trans TV dengan kegunaan
pemenuhan wawasan pengetahuan umum penonton
2. H0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Kredibilitas Media
sebgai Komunikator terhadap kepuasan penonton terhadap media program
kuis rangking 1 di Trans TV dengan pemenuhan wawasan pengetahuan umum
penonton
H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara Kredibilitas Media sebgai
Komunikator terhadap kepuasan penonton terhadap media program kuis
rangking 1 di Trans TV dengan pemenuhan wawasan pengetahuan umum
penonton
8. Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif,
dimana metode ini merupakan penelitian yang data-datanya berupa angka-angka dan
tabel-tabel. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data korelasional, yaitu
penelitian yang difokuskan pada penjelasan hubungan-hubungan antar variabel.
Metode korelasional bertujuan untuk meneliti sejauh mana variabel pada suatu faktor
berkaitan dengan variabel pada faktor lain (Rakhmat, 2005:27). Teknik ini sesuai
dengan tujuan penulis yaitu untuk mengetahui Hubungan antara tayangan rangking 1
di trans tv dengan kepuasan dalam pemenuhan wawasan pengetahuan umum
penonton.
9. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
1. Angket : Yaitu dengan mengajukan pertanyaan secara tertulis kepada
responden tentang variable-variabel yang diteliti. Angket bersifat tertutup
dalam arti responden tidak diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan
selain alternatif jawaban yang telah ditetapkan peneliti. Angket tersebut diuji
validitas dan realiabilitasnya.
2. Wawancara : Yaitu dengan mengajukan pertanyaan kepada informan tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan strategi kehumasan. Informan tersebut
antara lain Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi serta para pejabat lainnya
yang memiliki kewenangan dalam penentuan strategi kehumasan.
3. Observasi : Yaitu dengan mengamati gejala-gejala yang terjadi di lapangan
dalam kaitannya dengan strategi kehumasan di lingkungan Dinas Informasi
dan Komunikasi Kota Bandung.
4. Studi Kepustakaan : Yaitu dengan mempelajari dokumen-dokumen dan
sumber-sumber tertulis lainnya yang memiliki relevansi dengan objek
penelitian.
9.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
9.1.1. Validitas Instrumen
Validitas adalah kesahihan data. Artinya angket tersebut mampu mengukur
apa yang hendak diukur. Data yang valid menunjukan bahwa angket yang disebarkan
kepada responden bisa dipahami oleh responden, sehingga responden tersebut bisa
memberikan jawaban sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Sedangkan
Reliabilitas adalah kekonstanan data. Artinya dalam kondisi apapun responden akan
menjawab pertanyaan dengan relative tetap.
Untuk memperoleh data yang tepat dari seluruh proses pengumpulan data,
maka perlu adanya ketepatan alat ukur dengan memperhatikan tiga aspek vital dari
suatu alat ukur yaitu kemantapan, ketepatan, dan homogenitas dari pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan. Penulis melakukan uji validitas dan Relibilitas karena
menyangkut mutu alat ukur penelitian.
Validitas menunjukan sejauh mana relevansi pertanyaan terhadap apa yang
ditanyakan atau apa yang ingin diukur dalam penelitian. Dengan kata lain seberapa
besar ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam menjalankan fungsi ukurnya.
Tingkat validitas kuesioner diukur berdasarkan koefisien validitas yang dalam hal ini
menggunakan koefisien korelasi item-total yang terkoreksi. Menurut Kaplan, suatu
pertanyaan dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud
jika nilai koefisien validitasnya lebih dari atau sama dengan 0,3.
“Not all validity coefficient are the same value, and there are no hard fast rule
about how large the coefficient must be in order to be meaningful. In practice, it is
rate to see a validity coefficient larger than 0,6 and validity coefficient in the range of
0,3 to 0,4 are commonly considered high.” (Kaplan & Saccuzzo, 1993:141).
Untuk pengujian validitas penelitian berupa skor yang memiliki tingkatan
(ordinal), rumus yang digunakan adalah dengan menggunakan koefisien korelasional.
Validitas menunjukan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang kita ingin
ukur atau sejauh mana alat ukur yang kita gunakan mengenai sasaran.
Validitas merupakan ukuran yang benar-benar mengukur apa yang akan
diukur. Jadi dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu alat test, maka alat
tersebut makin mengenai sasarannya, atau semakin menunjukan apa yang seharusnya
diukur. Jadi validitas menunjukan kepada ketepatan dan kecermatan test dalam
menjalankan fungsi pengukurannya.
Untuk menentukan kevalidan dari item kuesioner digunakan metode korelasi
product moment yaitu dengan mengkorelasikan skor total yang dihasilkan oleh
masing-masing responden dengan skor masing-masing item dengan rumus :
R=N (∑ XY )−(∑ X∑ Y )
√ {N∑ X2−(∑ X )2 }{N∑ Y 2−(∑Y )2 } (Arikunto, 2002:146)
Keterangan :
X = skor item
Y = skor total
Jika nilai koefisien korelasinya yang lebih besar dari 0,3 maka item-item
tersebut dinyatakan valid.
Hasil Uji validitas dan reliabilitas Variabel X
No.
Koef.
Validitas ( r
)
Keteranga
n
5 0,45 Valid
6 0,70 Valid
7 0,91 Valid
8 0,62 Valid
9 0,62 Valid
10 0,95 Valid
11 0,85 Valid
12 0,92 Valid
13 0,92 Valid
14 0,86 Valid
15 0,92 Valid
16 0,90 Valid
R-Alpha 0,96 Reliabel
Cronbac
h
Kete
rang
an f
Valid
1
2
Tidak 0
Total
1
2
Koefisien
Reliabilitas 0,96
1.12.2 Reabilitas Instrumen
Reabilitas artinya tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran
yang memiliki tingkat reabilitas tinggi yaitu pengukuran yang mampu memberikan
hasil yang terpercaya (reliabel). Tinggi rendahnya reabilitas, secara empiris
ditunjukan oleh suatu angka yang disebut koefisien reabilitas.
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsistenan pengukuran dari
suatu responden yang lain atau dengan kata lain sejauh mana pertanyaan dapat
dipahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi dalam pemahaman
pertanyaan tersebut. Lebih lanjut Kaplan menyatakan : “It has been suggested that
reliability estimates in the range of 0,7 to 0,8 are good enough for most purpopses in
basic research”. (Kaplan & Saccuzzo, 1993:126).
Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, penulis menggunakan
koefisien reliabilitas Alpha Cronbach, yaitu :
α=[ kk−1 ] [1−∑ S
i2
Sx2 ]
(Azwar, 2001 : 78)
Keterangan :
k : Jumlah Instrumen pertanyaan
∑ S i2
: Jumlah varians dari tiap instrumen
SX2
: Varians dari keseluruhan instrumen
Hasil uji validitas dan reliabilitas Variabel Y
No.Koef.
Validitas ( r )Keterangan
17 0,83 Valid
18 0,93 Valid
19 0,91 Valid
20 0,82 Valid
21 0,95 Valid
22 0,93 Valid
R-Alpha Cronbach
0,96 Reliabel
Keterangan f
Valid 6
Tidak 0
Total 6
Koefisien Reliabilitas
0,96
1.10. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel
1.10.1 Populasi
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung
ataupun pengukuran, kuantitaif maupun kualitataif, dari karakteristik tertentu
mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-
sifatnya (Sujana, 1984: 5). Dan Populasi dalam penelitian ini adalah penonton
tayangan rangking 1 di trans tv.
1.10.2 Teknik Penarikan Sampel
Berbeda dengan pengertian populasi, sampel yaitu sebagian dari keseluruhan
objek atau fenomena yang akan diteliti (Krisyantono, 2006:149). Sampel adalah
himpunan bagian dari suatu populasi yang akan diteliti dan diamati (Gulo, 2002:78).
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Multi Stage
Cluster Random Sampling (sampling cluster acak banyak tahap).
Penelitian ini meneliti bagaimana tanggapan / Respone penonton tayangan
rangking 1 di trans tv. Dengan pemenuhan wawasan pengetahuan umum dengan
demikian, maka dibutuhkan orang atau responden yang tanggap terhadap kepuasan
dan kegunaan acara yang dilakukan oleh rangking 1 di trans tv dan tentunya mampu
memberikan komentarnya dan tanggapan. Adapun karakteristik responden yang
diharapkan yaitu responden yang hadir pada acara rangking 1 di trans tv.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Multistage Cluster Random Sampling.
Dan untuk mencari ukuran sampel di tiap tahap cluster dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Dimana,
Dan dimana,
Keterangan :
n’ = Sampel untuk tahap pertama (one-stage cluster)
n = sampel untuk unit primer
n0 = sampel asumsi
d = sampling error
t = koefisien kepercayaan (coefficient of confidence)
p & q = parameter populasi binomial
deff = design effect
N = populasi untuk unit primer
Mencari ukuran sampel untuk tahap pertama (One-Stage Cluster)
N = 6 unit primer (Wilayah di Bandung)
d = 0,08 (8%); (ditentukan oleh peneliti)
t = 1,96 (95%); (ditentukan oleh peneliti)
p&q = (50%:50%); (ditentukan oleh peneliti)
Hitung:
~ 150 ; maka ~ 6
, maka
Maka, Ukuran sampel untuk tahap pertama adalah :
~ 1 klaster
Dan klaster yang terpilih secara random adalah wilayah Karees.
Mencari ukuran sampel untuk tahap Kedua (Two-Stage Cluster)
N = 7 unit primer (Kecamatan di wilayah Karees)
d = 0,08 (8%); (ditentukan oleh peneliti)
t = 1,96 (95%); (ditentukan oleh peneliti)
p&q = (50%:50%); (ditentukan oleh peneliti)
Hitung:
~ 150; maka ~ 7
, maka
Maka, Ukuran sampel untuk tahap kedua adalah :
~ 1 klaster
Dan klaster yang terpilih secara random adalah kecamatan Kiaracondong.
Mencari ukuran sampel untuk tahap Ketiga (Three-Stage Cluster, Multi-
stage Cluster)
N = 6 unit primer (Kelurahan di Kecamatan Kiaracondong)
d = 0,08 (8%); (ditentukan oleh peneliti)
t = 1,96 (95%); (ditentukan oleh peneliti)
p&q = (50%:50%); (ditentukan oleh peneliti)
Hitung:
~ 150; maka ~ 6
, maka
Maka, Ukuran sampel untuk tahap ketiga adalah :
~ 1 klaster
Dan klaster yang terpilih secara random adalah kelurahan Sukapura.
Mencari ukuran sampel untuk tahap Keempat (Multi-stage Cluster)
N = 15 unit primer (RW di Kelurahan Sukapura)
d = 0,08 (8%); (ditentukan oleh peneliti)
t = 1,96 (95%); (ditentukan oleh peneliti)
p&q = (50%:50%); (ditentukan oleh peneliti)
Hitung:
~ 150; maka ~ 14
, maka
Maka, Ukuran sampel untuk tahap keempat adalah :
~ 1 klaster
Dan klaster yang terpilih secara random adalah RW 04.
Mencari ukuran sampel untuk tahap Kelima (Multi-stage Cluster)
N = 9 unit primer (RT di RW 04)
d = 0,08 (8%); (ditentukan oleh peneliti)
t = 1,96 (95%); (ditentukan oleh peneliti)
p&q = (50%:50%); (ditentukan oleh peneliti)
Hitung:
~ 150; maka ~ 8
, maka
Maka, Ukuran sampel untuk tahap keempat adalah :
~ 1 klaster
Dan klaster final yang terpilih secara random penonton acara rangking 1 trans tv
tersebut sebanyak 100 responden.
Sampel responden didapat berdasarkan Multi Stage Cluster Random Sampling
(sampling cluster acak banyak tahap). Pecahan sampling 0,10 atau 0,20 sering
dianggap banyak penelitian sebagai ukuran sampel yang memadai. Sebetulnya ukuran
sampel bergantung pada derajat keseragaman, presisi yang dikehendaki, rencana
analisis data dan fasilitas yang tersedia. (Singarimbun dan Effendi, 1982 dalam
Rakhmat, 2000:81).
Adapun urutan Multi Stage Cluster Random Sampling (sampling cluster acak banyak
tahap) sebagai berikut :
1. Penonton di rumah
2. Masyarakat yang mengtahui acara tersebut.
Jumlah sampel yang keluar dari hasil penghitungan dengan menggunakan Multi
Stage Cluster Random Sampling (sampling cluster acak banyak tahap) adalah 100
responden yang kemudian akan diambil semua. (Prijana dan Semendison :2005 )
1.11. Teknik Analisis Data
Teknik analalisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Korelasional
Menganalisis sejauh mana hubungan antara variabel X dengan variabel Y.
Korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada suatu faktor berkaitan
dengan variasi faktor lain (Rakhmat, 2005:27).
2. Inferensial
Menganalisis jawaban responden dengan menginterpretasi perhitungan
statistik tertentu yang digunakan untuk mencari koefisien korelasi antara penyajian
variabel X dengan variabel Y yang kemudian diuji. Penelitian ini menggunakan
rumus Rank-Spearman.
1.13. Rumus Uji Statistik
Untuk menguji korelasi atau hubungan antara variable X dengan variabel Y
dilakukan dengan rumus Rank-Spearman karena skala yang digunakan dalam
angket merupakan skala ordinal dan ordinal.
Tahapan uji Rank Spearman :
(a) Skor data ranking
(b) Hitung selisih ranking pasangan
(c) Selisih pasangan dikuadratkan
(d) Jumlahkan hasil penghitungan dari seluruh sampel
(e) Hitung ∑ Tx dan ∑ TY dengan rumus :
T= t3−t
12
Dengan ketentuan :
T = besarnya faktor koreksi
t = jumlah rank kembar dari jumlah variabel yang memiliki skor sama
(f) Masukkan data ke dalam rumus Spearman:
; apabila tidak ada nilai pengamatan yang sama
; apabila ada nilai pengamatan yang sama dimana:
di = selisih rank variabel pertama dan kedua R (Xi – Yi)
(g) Selanjutnya, dilakukan pengujian signifikansi dari koefisien korelasi
menggunakan statistik uji t dengan rumus :
Dimana : db = n – 2
Hipotesis pengujian:
H0 : = 0 (tidak ada korelasi)
H1 : ≠ 0 (ada korelasi)
Untuk penelitian ini tingkat signifikansi ( α ) ditetapkan sebesar 0,05 pada tes
dua sisi.
Kriteria pengujian:
Jika ; maka H0 ditolak, H1 diterima
yang berarti tidak ada hubungan antara variabel yang diteliti.
Jika ; maka H0 diterima, yang berarti
tidak ada hubungan antara variabel yang diteliti.
(Siegel, 1997:250-264)
1.14. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan. Yaitu PT. TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA
Jl. Kapten P. Tendean Kav 12-14 AJakarta 12790 Telp. 62-21-79177000 Fax. 62-21-
79187721