hazrat inayat khan - hikayat cinta

97
Hazrat Inayat Khan CINTA MANUSIA DAN CINTA ILAHI Diterjemahkan oleh R. SUNARMAN [email protected] CINTA MANUSIA DAN CINTA ILAHI Oleh Hazrat Inayat Khan Naskah asli: http://www.mursyid.org/Khan/V/Vp4.htm diterjemahkan oleh R. Sunarman [[email protected]] BAB 1 FILSAFAT CINTA BAB 2 SHIRIN DAN FARHAD BAB 3 YUSUF DAN ZULAIHA BAB 4 MORAL CINTA BAB 5 LAILA DAN MAJNUN BAB 6 CINTA ILAHI

Upload: ihdal8

Post on 29-Jun-2015

232 views

Category:

Documents


68 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

Hazrat Inayat Khan

CINTA MANUSIADAN CINTA ILAHIDiterjemahkan oleh

R. SUNARMAN

[email protected]

CINTA MANUSIA DAN CINTA ILAHIOleh Hazrat Inayat Khan

Naskah asli: http://www.mursyid.org/Khan/V/Vp4.htmditerjemahkan oleh R. Sunarman [[email protected]]

BAB 1 FILSAFAT CINTABAB 2 SHIRIN DAN FARHADBAB 3 YUSUF DAN ZULAIHABAB 4 MORAL CINTABAB 5 LAILA DAN MAJNUNBAB 6 CINTA ILAHI

Page 2: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

BAB 1

FILSAFAT CINTA

Dalam perjalanan menuju manifestasi, jiwa melewati empat keadaan, 'Ilm, 'Ishq,

Wujud, Shuhud 'Ilm adalah keadaan awal dari kesadaran, kecerdasan murni. 'Ishq

adalah cinta, tahap kecerdasan berikutnya menuju manifestasi; karena itu kecerdasan

dan cinta sama unsurnya. Benda-benda seperti batu dan tumbuh-tumbuhan, tak

memiliki kecerdasan, sehingga tak memiliki cinta, kecuali suatu persepsi kecil tentang

cinta yang ada di dalam kehidupan tumbuh-tumbuhan. Tetapi di antara hewan dan

burung-burung, kecerdasan berkembang, sehingga cinta di dalam diri mereka dapat

menunjukkan diri. Wujud adalah dunia obyektif, yang diciptakan untuk dicintai, karena

cinta tak dapat diwujudkan bila tak ada sesuatu yang dicintai. Shuhud adalah realisasi

pengalaman cinta dalam aspek apapun.

Kata cinta, dalam bahasa Inggris 'love', dalam bahasa Sanskrit 'Lobh', berarti

keinginan, hasrat. Cinta adalah hasrat untuk menyadari sesuatu yang dicintai. Karena

itu, Shuhud, realisasi cinta, merupakan satu-satunya tujuan setiap jiwa. Cinta, dalam

berbagai aspeknya, dikenal pula dengan sebutan: kehendak, keinginan, hasrat,

kebaikan, suka, dan lain-lain.

Di dalam cinta terdapat segala pengetahuan. Cinta manusia dan ketertarikannya

kepada sesuatu, pada saatnya akan membuat sesuatu itu mengungkapkan rahasianya,

sehingga manusia dapat mengetahui bagaimana cara mengembangkan,

mengendalikan, dan memanfaatkannya. Tak seorang pun dapat mengetahui

seseorang, sebesar apapun keinginannya untuk tahu, kecuali dengan cinta, karena

tanpa cinta, mata ruhani buta; hanya mata luar yang terbuka, dan mata luar hanyalah

semacam kaca mata bagi mata ruhani. Bila pandangan tidak tajam, apa manfaat kaca

mata? Karena itulah kita mengagumi semua yang kita cintai, dan kita buta terhadap

kebaikan orang yang tidak kita cintai. Bukan karena mereka berhak kita abaikan, tetapi

tanpa cinta, mata kita tak dapat melihat kebaikan mereka. Seseorang atau sesuatu

yang kita cintai mungkin mempunyai keburukan pula, tetapi karena cinta melihat

keindahan, kita hanya melihat kebaikan itu. Kecerdasan sendiri dalam langkah

selanjutnya menuju manifestasi adalah cinta. Ketika cahaya cinta telah dinyalakan, hati

menjadi transparan, hingga kecerdasan jiwa dapat melihat melaluinya. Namun sebelum

Page 3: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

hati dinyalakan dengan api cinta, kecerdasan, yang senantiasa berupaya untuk

mengalami hidup di permukaan, meraba-raba dalam kegelapan.

Seluruh alam semesta diciptakan untuk cinta. Manusia adalah yang paling

mampu melakukannya. Bila kita memiliki batu di dalam rumah dan kita sangat

menyukainya, batu itu tidak akan menyadari cinta kita sejauh yang disadari oleh

tumbuh-tumbuhan. Bila kita memiliki sebuah tanaman dan kita memeliharanya dengan

rasa sayang, ia akan bereaksi dan akan tumbuh. Hewan dapat merasakan kasih

sayang. Bila kita memelihara hewan di rumah, mereka akan lebih banyak merasakan

cinta dan perhatian! Hewan piaraan pada waktunya akan menjadi pengasih seperti

anggota keluarga.

Anjing Nabi Yusuf telah memberi makan kepada tuannya ketika beliau berada di

dalam sumur sampai beliau ditemukan oleh orang yang berjalan melalui tempat itu.

Dikisahkan, kuda seorang Arab yang tewas di medan perang tetap menungguinya

selama tiga hari, menjaga mayatnya dari burung pemakan bangkai, sampai ia

ditemukan kawannya. Tetapi manusia, yang memiliki kecerdasan terbanyak, memiliki

cinta terbanyak secara alamiah.

Semua ini menunjukkan bahwa ciptaan telah berevolusi dari mineral ke tumbuh-

tumbuhan, dari tumbuh-tumbuhan menjadi kehidupan hewan, dan dari hewan ke

manusia, berupa perkembangan cinta secara bertahap.

Para Sufi berkata bahwa alasan penciptaan adalah karena Yang Mahasempurna

ingin mengetahui diri-Nya, dan melakukannya dengan membangkitkan cinta dari sifat-

Nya dan membuatnya menjadi obyek cinta, yang merupakan keindahan. Dengan

makna ini, para darwis saling menghormati satu sama lain dengan berkata, "Ishq Allah,

Ma'bud Allah" -- 'Allah adalah cinta dan Allah adalah [kekasih] yang dicintai.' Seorang

penyair Hindustan berkata, "Hasrat untuk melihat kekasihmembawaku ke dunia, dan

hasrat yang sama untuk melihat kekasih membawaku ke surga."

Karena cinta merupakan sumber ciptaan dan pemelihara nyata dari semua

keberadaan, maka, bila manusia tahu bagaimana cara memberikannya kepada dunia di

sekelilingnya sebagai simpati, sebagai kebaikan, pelayanan, ia memberi kepada

semuanya makanan kepada setiap jiwa yang lapar. Jika orang mengetahui rahasia

hidup ini ia akan menguasai dunia dengan pasti.

Page 4: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

Cinta selalu dapat dikenal di dalam gagasan, ucapan, dan perbuatan orang yang

mencintai, karena setiap ekspresinya terdapat kehangatan yang muncul sebagai

keindahan, kelembutan, dan kehalusan. Hati yang terbakar oleh api cinta cenderung

untuk melelehkan setiap hati yang dijumpainya.

Cinta menghasilkan pesona pada pecinta sehingga sementara ia mencintai

seseorang, semua

mencintai pecinta itu. Magnetisme cinta dijelaskan oleh seorang penyair Hindustan:

"Mengapa

tidak semua hati dilelehkan menjadi tetesan-tetesan oleh api yang dipelihara hatiku

sepanjang

hidupku? Karena sepanjang hidup aku meneteskan air mata derita karena cinta, pecinta

berkunjung ke kuburku penuh dengan air mata." Untuk mengajarkan cinta, Nabi Isa

berkata, "Aku

akan membuatmu menjadi pemancing manusia." Jalaluddin Rumi berkata: "Setiap

orang tertarik

kepadaku, untuk menjadi sahabatku, tapi tak seorang pun tahu apa di dalam hatiku

yang

menariknya."

Cinta itu alami dalam setiap jiwa. Semua pekerjaan dalam hidup, penting atau tak

penting, dalam

suatu cara cenderung ke arah cinta; karena itu tak seorang pun di dunia yang dapat

disebut

sepenuhnya tanpa cinta. Cinta adalah sesuatu yang dibawa setiap jiwa ke dunia, tetapi

setelah tiba

di dunia, orang berperan dalam semua kualitas tanpa cinta. Andai tidak, kita pasti

sudah pahit,

cemburu, marah, dan penuh kebencian ketika kita lahir. Bayi tak punya kebencian.

Anak kecil yang

kita sakiti, dalam beberapa menit akan datang dan memeluk kita.

Mencintai, memuja seseorang yang berhubungan dengan kita baik dalam hal kelahiran,

ras,

Page 5: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

kepercayaan atau hubungan duniawi lain, datang dari cinta jiwa. Kadang-kadang jatuh

cinta pada

pandangan pertama, kadang-kadang kehadiran seseorang menarik kita seperti magnet,

kadangkadang

kita melihat seseorang dan merasa, "Mungkin aku telah mengenalnya." Kadang-kadang

kita berbicara dengan orang lain dan merasakan mudah memahami seolah-olah kedua

jiwa saling

mengenal. Semua ini berkaitan dengan 'pasangan jiwa'.

Hati yang tercerahkan dan cinta lebih berharga daripada semua permata di dunia. Ada

berbagai

macam hati sebagaimana adanya berbagai macam unsur di dunia. Pertama, hati dari

metal perlu

lebih banyak waktu dan lebih banyak api cinta untuk memanaskannya, setelah panas ia

akan

meleleh dan dapat dibentuk menurut kehendak ketika itu, namun kemudian menjadi

dingin

kembali. Kedua, hati yang terbuat dari lilin, yang segera meleleh ketika bersentuhan

dengan api,

dan bila mempunyai sumbu ideal, ia akan mempertahankan api itu hingga lilin habis

terbakar.

Ketiga, hati dari kertas yang dapat menyala dengan cepat ketika bersentuhan dengan

api dan

berubah menjadi abu dalam sekejap.

Cinta itu seperti api. Nyalanya adalah pengorbanan, apinya adalah kearifan, asapnya

adalah

keterikatan, dan abunya adalah keterlepasan. Api muncul dari nyala, demikian pula

kearifan yang

muncul dari pengorbanan. Bila api cinta menghasilkan nyala, ia menerangi jalan, dan

semua

kegelapan lenyap.

Page 6: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

Bila daya-hidup bekerja di dalam jiwa, itu adalah cinta; bila bekerja di dalam hati, itu

adalah emosi,

dan bila bekerja di dalam tubuh, itu adalah nafsu. Karena itu orang yang paling

mencinta adalah yang paling emosional, dan yang paling emosional adalah yang paling

bernafsu, sesuai dengan

dataran yang paling disadarinya. Bila ia bangkit di dalam jiwa, ia mencintai; bila bangkit

di dalam

hati, ia emosional; bila sadar akan tubuh, ia bernafsu. Ketiganya dapat digambarkan

dengan api,

nyala api, dan asap. Cinta adalah api di dalam jiwa, ia adalah nyala api bila hati

dinyalakan, dan ia

adalah asap bila ia menjelma melalui tubuh.

Cinta pertama adalah bagi diri sendiri. Bila dicerahkan, orang melihat manfaatnya yang

sejati dan

ia menjadi orang suci. Tanpa cahaya pencerahan, manusia menjadi egois hingga ia

menjadi setan.

Cinta kedua diperuntukkan bagi lawan jenis kelamin. Bila demi cinta, ia bersifat surgawi;

dan bila

demi nafsu, ia bersifat duniawi. Bila cukup murni, cinta ini tentu dapat menghilangkan

gagasan

tentang diri sendiri, tetapi manfaatnya tipis dan bahayanya besar. Cinta ketiga

diperuntukkan bagi

anak-anak, dan ini merupakan pelayanan pertama bagi makhluk Allah. Memberikan

cinta kepada

anak-anak, adalah memanfaatkan dengan sebaik-baiknya apa yang dipercayakan oleh

Pencipta,

tetapi bila cinta ini meluas hingga mencakup seluruh ciptaan Allah, hal ini mengangkat

manusia

menjadi orang-orang pilihan Allah.

Cinta orang tua kepada anak-anaknya jauh lebih besar daripada cinta akan-anak itu

kepada orang

Page 7: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

tuanya, karena semua pemikiran penggunaan tua terpusat pada anak, tetapi cinta anak

mula-mula

terpusat pada diri sendiri. Muhammad s.a.w. ditanya seseorang, "Cinta siapa yang lebih

besar,

cinta anak-anak kepada orang tua mereka, atau cinta orang tua kepada anak-

anaknya?" Beliau

menjawab, "Cinta orang tua lebih besar, karena sementara melakukan semua hal,

mereka berpikir

bagaimana agar anaknya tumbuh dan bahagia, seolah-olah ia mengharap untuk hidup

di dalam

kehidupan anak-anaknya setelah ia mati; sementara anak-anak yang saleh berpikir

bahwa suatu

hari orang tuanya akan mati, dan dengan demikian mereka hanya sebentar dapat

melayani orang

tua mereka." Orang itu bertanya, "Cinta ayah atau ibu-kah yang lebih besar?" Nabi

menjawab,

"Ibu. Ia berhak memperoleh penghormatan dan pelayanan, karena surga terletak di

bawah

kakinya." Cinta orang tua adalah cinta yang paling diberkahi, karena cinta mereka

sebening kristal.

Alkisah, Shirvan Bhagat adalah anak yang sangat berbakti kepada orang tuanya yang

sangat tua,

hingga tak berdaya dan sepenuhnya bergantung kepada pelayanan anak lelaki satu-

satunya.

Shirvan begitu berbakti kepada mereka hingga ia mengorbankan kebebasan dan

kesenangan

hidup agar dapat melayani mereka. Dengan lembut ia memenuhi setiap panggilan

mereka, dan

dengan sabar menghadapi semua kesulitan yang berkaitan dengan ketuaan mereka.

Suatu hari, orang tua itu berkata bahwa mereka sangat ingin berziarah ke Kashi. Anak

yang saleh

Page 8: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

itu seketika menyetujui kehendak mereka, dan karena pada saat itu belum ada

kendaraan, mereka

pergi berjalan kaki. Ia membuat keranjang, memasukkan orang tuanya ke dalamnya,

mengangkutnya dengan punggungnya, dan menempuh perjalanan ribuan mil melalui

hutan,

pegunungan, dan sungai-sungai.

Ia menempuh perjalanan itu berbulan-bulan, tetapi sebelum sampai, nasib malang

menimpa. Atas

perintah orang tuanya, Shirvan meletakkan keranjangnya di tanah dan pergi untuk

mengambil air.

Ketika berada di dekat sungai, ia terkena panah Raja Destaratha, yang sebenarnya

diarahkan

kepada seekor kijang. Mendengar teriakan manusia, Raja itu datang kepadanya, dan

menangis

sejadi-jadinya. Ia berkata, "Adakah sesuatu yang dapat kulakukan untukmu?" Shirvan

berkata,

"Aku sedang sekarat. Aku hanya punya satu keinginan, yaitu memberi air kepada orang

tuaku;

mereka haus karena terik matahari." "Hanya itu? Aku akan melakukannya dengan

senang hati

sebagai tugas pertamaku." Shirvan berkata, "Bila tuan ingin melakukan yang lain, maka

rawatlah

mereka dan pastikan bahwa mereka dibawa ke Kashi, meskipun aku ragu apakah

mereka akan

hidup lebih lama setelah aku pergi."

Raja itu pergi, membawa air di tangannya dan memberikannya kepada orang tua itu

tanpa

mengucapkan sepatah kata, khawatir mereka tidak akan mau minum bila mendengar

suara orang

Page 9: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

L O V Easing. Orang tua itu berkata, "Hai anakku, sepanjang hidup, kami tak pernah melihatmu

sedih. Ini

adalah pertama kali engkau memberi kami air tanpa mengucapkan kata cinta yang

selalu memberi

kami hidup baru." Raja Destaratha menangis, dan menceritakan kematian Shirvan.

Mendengar itu,

mereka tak dapat lagi hidup untuk menikmati air itu. Mereka hanya hidup karena anak

mereka,

mereka menarik napas dalam, berkata "Oh, anakku Shirvan", dan meninggal.

Kisah di atas menjadi tradisi di India, dan ada pengikut dari tradisi itu yang membawa

keranjang di

pundaknya ke mana-mana, mengajarkan kebaktian dan pelayanan kepada orang tua.

Bila cinta dipusatkan pada satu obyek, ia adalah cinta. Bila diarahkan ke beberapa

obyek, ia

disebut kasih. Bila seperti kabut, ia disebut nafsu. Bila cenderung kepada moral, ia

adalah

kebaktian. Bila diperuntukkan bagi Allah, Yang Mahaberada dan Mahaperkasa, yang

merupakan

Keberadaan Total, ia disebut cinta ilahi, pecinta itu disebut suci.

Tiada daya yang lebih besar daripada cinta. Semua kekuatan muncul ketika cinta

bangkit di dalam

hati. Orang berkata, "Ia berhati lembut, ia lemah," tetapi banyak orang yang tidak tahu

kekuatan

apa yang muncul dari hati yang menjadi lembut dalam cinta. Seorang serdadu

bertempur di medan

Page 10: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

perang demi cinta kepada rakyatnya. Setiap pekerjaan yang dilakukan dalam cinta,

dilakukan

dengan seluruh daya dan kekuatan. Khawatir dan alasan, yang membatasi daya, tak

mampu

melawan cinta. Seekor induk ayam, meskipun sangat takut, dapat melawan seekor

singa untuk

melindungi anak-anaknya. Tiada sesuatu yang terlalu kuat bagi hati yang mencintai.

Daya cinta menyelesaikan semua urusan dalam hidup sebagaimana daya dinamit yang

mengalahkan dunia. Dinamit membakar segala sesuatu, demikian pula cinta: bila terlalu

kuat ia

menjadi roda pemusnah, dan segalanya menjadi salah dalam hidup pecinta. Itulah

misteri yang

menjadi penyebab penderitaan hidup seorang pecinta. Namun, pecinta itu mengambil

manfaat

dalam kedua kasus. Bila ia menguasai keadaan, ia seorang penguasa (master). Bila ia

kehilangan

semuanya, ia orang suci.

Cinta mengatasi [berada di atas] hukum, dan hukum berada di bawah cinta. Keduanya

tak dapat

dibandingkan. Yang satu dari langit, yang satu dari bumi. Bila cinta mati, hukum mulai

hidup.

Maka, hukum tak pernah menemukan tempat bagi cinta, demikian pula cinta tak dapat

membatasi

diri dengan hukum; hukum itu terbatas, dan cinta itu tak berbatas. Seseorang tak dapat

memberi

alasan mengapa ia mencintai orang tertentu, karena tiada alasan bagi segalanya

kecuali cinta.

Waktu dan ruang berada di dalam genggaman cinta. Perjalanan ribuan kilometer terasa

hanya

beberapa meter dalam kehadiran orang yang dicintai, dan beberapa meter terasa

ribuan kilometer

Page 11: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

tanpa kehadirannya. Satu hari berpisah dalam cinta sama dengan seribu tahun, dan

seribu tahun

bersama kekasih terasa hanya sehari.

Bila ada pengaruh yang melindungi di dunia ini, itu tak lain dari cinta. Dalam segala

aspek

kehidupan, ke mana pun kita mencari perlindungan, motifnya selalu cinta. Tak seorang

pun dapat

mempercayai suatu perlindungan, betapa pun besarnya, kecuali perlindungan yang

diberikan oleh

cinta. Kalau seorang raksasa menakuti seorang anak kecil, anak itu akan berkata, "Aku

akan

katakan kepada ibuku." Daya kekuatan manusia terlalu kecil bila dibandingkan dengan

perlindungan cinta yang diberikan ibu kepada anaknya.

Cinta dapat menyembuhkan lebih dari apa pun di dunia. Tak ada sesuatu seperti

sentuhan

seorang ibu ketika anaknya menderita sakit. Tak ada penyembuh yang lebih baik

daripada

kehadiran orang yang dikasihi bila seorang pecinta sakit. Bahkan anjing dan kucing pun

disembuhkan dengan sedikit sentuhan cinta.

L O V EUntuk membaca pikiran, untuk mengirimkan dan menerima pesan telepati, orang

mencoba prosesproses

fisik dengan sia-sia. Andai mereka tahu bahwa rahasia semua itu berada di dalam cinta!

Seorang pecinta mengetahui semuanya: kesenangan, kesedihan, pikiran dan imajinasi

orang yang

Page 12: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

dicintainya. Tiada ruang atau waktu yang menghalanginya, karena arus telepati secara

alami

terjadi antara pecinta dan kekasihnya. Imajinasi, pikiran, mimpi dan visi seorang

pecinta,

semuanya mengungkapkan segala sesuatu tentang obyek yang dicintainya.

Konsentrasi, yang merupakan rahasia setiap pencapaian dalam hidup, dan faktor

terpenting dalam

semua aspek hidup, terutama dalam jalur agama dan mistisisme, merupakan bal yang

alami dalam

cinta. Orang tanpa cinta akan menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam jalur ini, dan

akan selalu

gagal untuk memusatkan pikiran mereka pada satu obyek. Tetapi cinta memaksa

pecinta,

menahan visi tentang kekasihnya di depan pandangannya. Maka pecinta tak perlu

berkonsentrasi

dalam pikirannya. Cintanya sendiri adalah konsentrasi yang memberinya penguasaan

atas semua

hal di dunia. Pecinta itu mencapai cintanya dan daya konsentrasi sekaligus. Bila ia tak

mencapai

obyeknya, maka ia terangkat ke atasnya. Dalam kedua kasus, pecinta itu memperoleh

upahnya.

L O V EBAB 2

SHIRIN DAN FARHAD

Cinta tak pernah tergoda oleh harta dan derajat. Shirin, puteri seorang

miskin tetapi kaya akan idealisme, diculik dan dibawa kepada Raja Faras,

Page 13: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

yang seketika tergila-gila kepadanya, dan memberi hadiah besar kepada

orang yang membawanya. Namun raja itu sangat kecewa karena Shirin tidak

menanggapi cintanya; idealisme gadis itu terlalu tinggi untuk dapat

dibujuk dengan kekayaan dan kebesaran Raja. Raja melakukan semua hal

untuk menyenangkannya dan agar mau menikah dengannya, tetapi setiap

upaya berakibat sebaliknya.

Ketika Shirin melihat bahwa tak ada harapan untuk lepas dari istana yang baginya

hanyalah

sebuah sangkar, dan kenekadan raja dan pembantu-pembantunya telah sangat

menipiskan

kesabarannya, ia terpaksa menerima tawaran mereka, tetapi dengan satu syarat, yaitu

sebuah

kanal harus dibuat sebagai monumen memorial atas peristiwa itu. Tentu saja ini

merupakan siasat

untuk membatalkan pernikahan, karena pembuatan kanal itu memerlukan waktu

bertahun-tahun.

Raja begitu tergila-gila oleh kecantikannya hingga ia lalai dalam menangkap isyarat

halus itu, dan

seketika memberi perintah kepada para arsitek dan insinyur untuk mulai bekerja

secepatnya, dan

menyelesaikannya sesegera mungkin, tidak peduli berapa biaya dan tenaga yang

diperlukan.

Ribuan pekerja segera terlibat dalam proyek itu, dan pekerjaan berlangsung siang-

malam tanpa

henti, di bawah pengawasan langsung raja itu sendiri dan pelayan-pelayannya.

Makin dekat ke penyelesaian pekerjaan, makin besar harapan sang raja, dan dengan

gembira ia

minta kepada Shirin untuk pergi melihat kanal itu. Dengan hati sedih, Shirin pergi ke

kanal,

khawatir kalau-kalau pekerjaan itu segera selesai dan ia harus menyerah kepada

kehendak Raja,

Page 14: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

suatu hal yang dinilainya lebih buruk daripada kematian. Ketika berjalan melihat proses

pekerjaan

di mana ribuan orang bekerja siang dan malam, ia sangat terkejut melihat seorang

pekerja datang

kepadanya; karena terpesona oleh kecantikannya, tanpa takut ia berseru, "Hai Shirin,

aku cinta

padamu." "Cinta mengabaikan perbedaan derajat antara pecinta dan kekasihnya, dan

mengabaikan ketinggian yang harus didaki seorang pecinta."

Suara cinta dan perkataan kebaktian seperti itulah yang dicari-cari oleh Shirin, dan

belum

dijumpainya sebelumnya. Shirin menjawab, "Kalau engkau mencintaiku, pecahlah

gunung ini dan

buatlah terowongan menembus gunung ini. Emas perlu diuji sebelum diterima." Farhad

langsung

berkata, "Dengan senang hati akan kulakukan, Shirin, apapun yang engkau kehendaki.

Tak ada

sesuatu yang terlalu berat bagi seorang pecinta untuk melakukan sesuatu demi

kekasihnya."

Farhad berjalan dengan sepenuh hati, tanpa bertanya mengapa ia harus membuat

terowongan,

tidak berpikir seberapa banyakpekerjaan yang harus dilakukan. Ia tidak berpikir berapa

lama akan

selesai, tidak pula berpikir bahwa pekerjaannya akan sia-sia. Ia pergi ke gunung dan

mulai

memecah batu dengan kampaknya. Ia menyebut-nyebut nama Shirin setiap kali ia

mengayunkan

kampaknya. Setiap ayunan tangan Farhad mengukir sebuah mukjizat. Setiap ayunan,

hasilnya

seperti hasil kerja seratus ayunan kampak. "Daya manusia adalah kekuatan tubuhnya,

tetapi daya

Page 15: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

cinta adalah keperkasaan Allah.": Tak perlu waktu lama bagi Farhad untuk

menyelesaikan

L O V Epekerjaannya, pekerjaan yang normalnya memerlukan waktu bertahun-tahun dan

ribuan pekerja,

diselesaikannya dalam beberapa hari seorang diri.

Shirin menolak Raja sejak ia melihat Farhad, dan berkata, "Ada pecinta lain yang

sedang

menjalani ujian, dan sebelum aku tahu hasil ujian itu, sebaiknya kita tidak menikah

dulu."

Mata-mata Raja mengawasi Farhad dari kejauhan, dan mereka segera mengirim berita

bahwa

Farhad telah menyelesaikan pekerjaannya sebelum kanal selesai dibuat. Raja begitu

gusar,

berpikir bahwa Farhad mungkin akan mendapatkan cinta Shirin, dan dengan demikian

Shirin

bukan menjadi miliknya lagi. Setelah berunding, seorang penasihatnya berkata, "Yang

Mulia, anda

adalah raja, dan Farhad hanya seorang pekerja. Mana bisa langit dibandingkan dengan

bumi? Aku

akan pergi ke sana, dan bila Yang Mulia menghendaki, aku akan mengakhiri Fathad

dalam

sekejap." "Oh, jangan. Shirin akan melihat noda darah padaku, dan ini akan

membuatnya

menjauhiku selamanya." Seorang pembantu raja berkata, "Itu tidak sulit bagiku, Yang

Mulia,

Page 16: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

mengakhiri hidup Farhad tak perlu dengan meneteskan darah." "Baiklah, kalau begitu,"

kata Raja.

Pelayan raja itu pergi kepada Farhad, yang hampir menyelesaikan pekerjaannya

dengan

bayangan Shirin yang memberi harapan. "Kebahagiaan seorang pecinta terletak di

dalam

kebahagiaan kekasihnya." Pelayan raja berkata, "Hai Farhad, sayang, semuanya sia-

sia! Hai

pesaing bulan, kekasihmu Shirin telah meninggal secara tiba-tiba." Farhad berkata

dalam

kepanikan, "Apa? Shirinku meninggal?" "Ya," kata pelayan itu, "Hai Farhad, sayang

sekali Shirin

telah tiada." Farhad mengeluh dalam, dan jatuh ke tanah. "Shirin..." itulah perkataannya

yang

terakhir, dan ia berlalu dari kehidupan ini.

Shirin mendengar dari orang-orang yang bersimpati kepadanya bahwa Farhad telah

melakukan

keajaiban dengan membuat terowongan dalam gunung sambil menyebut 'Shirin' dalam

setiap

ayunan kampaknya, dan telah menyelesaikan pekerjaan yang normalnya perlu waktu

yang sangat

lama, dalam waktu singkat. Shirin, yang hatinya telah tertambat pada Farhad, dan yang

melalui

jiwanya cinta Farhad terkoyak, tak memiliki lagi sisa kesabaran barang sedetik, maka ia

berangkat

ke gunung pada kesempatan pertama. "Dua daya yang lebih tinggi memisahkan dua

hati yang

bersatu." Shirin, yang bernasib baik dapat memiliki pecinta seperti Farhad, tak bernasib

cukup baik

untuk dapat melihatnya kembali.

Page 17: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

Ketika Shirin menemukan jasad Farhad tergeletak di dekat karya mengagumkan yang

baru saja

diselesaikan baginya, ia merasa sangat tertekan dan kecewa. Mata-mata Raja datang

mendekat

untuk meyakinkan Shirin bahwa Farhad telah mati, berharap bahwa karena kini Farhad

telah tiada,

Shirin akan berketetapan hati pada Raja. Mereka berkata, "Farhad yang malang.

Sayang, ia telah

mati." Shirin mendengar dari tiupan angin, dari aliran air, dari batu-batu, dari pohon-

pohon, suara

Farhad memanggil, "Shirin, Shirin." Seluruh suasana di tempat itu menarik jiwa Shirin

dengan

magnetisme cinta yang diciptakan Farhad di sekelilingnya. Ia jatuh ke tanah, terpukul

dan merasa

sangat kehilangan hingga hatinya tak tahan lagi, berseru, "Farhad, aku datang untuk

bisa

bersamamu." Takdir seorang pecinta adalah kekecewaan besar di mata dunia, tetapi ia

merupakan

kepuasan tertinggi di mata orang-orang bijak.

Orang-orang yang bersifat menyerasikan, mencintai satu sama lain. Mungkin sifat-sifat

tubuh-lah

yang menyerasikan kualitas mental, kualitas jiwa. Daya tarik fisik hanya berumur

pendek, daya

tarik emosional berumur agak lama, dan daya tarik spiritual bertahan selamanya.

Cinta yang hanya sedikit diucapkan dapat menyalakan hati lain, cinta yang lebih banyak

diucapkan

akan menghantuinya, tetapi bila terlalu banyak diucapkan akan menjauhkan obyek

cinta.

Hubungan menghasilkan teman, meskipun tak ada hubungan atau persahabatan

duniawi yang

Page 18: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

abadi. Dengan berkumpul, duduk bersama, makan bersama, menghirup udara yang

sama, hati

L O V Eakan mendekat. Dua batubara yang menyala, bila didekatkan akan membuat satu api.

Api itu

menyatukan keduanya. Bila dua tangan bergandengan, suatu arus listrik mengalir dari

satu tangan

ke tangan yang lain. Inilah alasan orang berjabat tangan, agar api kedua orang

bertemu. Karena

itu orang berkecenderungan untuk bertepuk tangan, melipat tangan dan menyilangkan

kaki ketika

duduk atau berbaring, karena memberi mereka kenyamanan. Inilah yang menyebabkan

adanya

kemiripan yang ada pada orang-orang dalam satu bangsa atau suatu ras.

Cinta cenderung menghasilkan kualitas, bahkan kemiripan, antara pecinta dan yang

dicintai.

Seringkali kita melihat sahabat, suami-isteri, sepasang kekasih, mursyid dan murid,

pada saatnya

menjadi mirip. Potret berbagai Syekh pada aliran Chistiyah semuanya seolah-olah

mereka itu

dibuat dalam cetakan yang sama. Seseorang yang pergi jauh dari negerinya dan hidup

lama di

negeri lain, menjadi akrab dengan negara itu, menyukainya, dan kadang-kadang tak

ingin pulang

ke negerinya sendiri, disebabkan oleh cinta yang terbentuk oleh pergaulan.

Page 19: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

Pertemuan itu menyulut cinta, dan perpisahan membuyarkan cinta. Makin jauh obyek

cinta dari

jangkauan pecintanya, makin lebar bentangan yang ada bagi perluasan cinta. Karena

itu cinta

terhadap obyek yang tak dapat diperoleh memiliki kemungkinan untuk berkembang,

sedangkan

bila obyek cinta berada dalam jangkauan hal ini sering membatasi cinta. Bila

perpisahan

berlangsung pendek, cinta akan bertambah, tetapi bila terlalu lama, cinta itu mati. Bila

pertemuan

hanya sebentar, cinta akan tersulut, tetapi sulit untuk mempertahankan apinya. Bila

pertemuan

berlangsung lama, cinta tak banyak terpengaruh, tetapi berakar hingga tumbuh,

berkembang dan

berlangsung lama. Dalam ketidakhadiran kekasih, harapan merupakan minyak yang

membuat api

cinta menyala. Pertemuan dan perpisahan pada gilirannya akan membuat api cinta

menggelora.

Terlalu lama bertemu akan mengecilkan api cinta, dan terlalu lama berpisah akan

mematikan api

karena kehabisan minyak.

Kita mungkin tinggal setahun di sebuah kota, dan mungkin kita mengenal dan menyukai

orangorang

di sana, dan mereka pun sangat menyukai kita, hingga cinta bertambah dan kita

berpikir,

"Andai kita dapat terus tinggal di sana!" Ketika kita pergi, selalu terasa berat untuk

berpisah dari

mereka. Kemudian kita pergi, kawan-kawan kita menulis surat dan kita menjawabnya,

mula-mula

tiap hari, kemudian tiap minggu, kemudian tiap bulan, dan frekuensinya terus berkurang

hingga

Page 20: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

hanya tiap Hari Raya saja, karena kita tumbuh terpisah dan hanya sedikit urusan

dengan mereka

dan lebih banyak berurusan dengan orang-orang yang kini berada di sekeliling kita. Bila

kita

kembali ke tempat yang sama setelah lima atau enam tahun, mula-mula kita merasakan

bahwa

iklimnya asing bagi kita, jalan-jalan dan rumah-rumah tampak asing, dan tak ada lagi

kehangatan

yang dulu ada. Bila kita bodoh, kita akan menyalahkan kawan-kawan. Bila kita tahu, kita

pun akan

menyalahkan diri sendiri. Kebersamaan-lah yang meningkatkan cinta dan perpisahan-

lah yang

mengikis cinta, demikian pula dengan keterikatan kita pada tempat-tempat.

L O V EBAB 3

YUSUF DAN ZULAIHA

Dari kisah Yusuf dan Zulaiha kita belajar bagian keindahan mana yang berperan dalam

dunia

cinta. Yusuf adalah putera bungsu Yakub, seorang nabi yang dikaruniai kemampuan

melihat masa

mendatang sebagaimana beberapa pendahulunya. Ia dimasukkan ke dalam sumur oleh

kakaknya

yang iri atas ketampanan dan pengaruhnya terhadap ayah dan setiap orang yang

dijumpainya.

"Bukan hanya cinta itu sendiri, tetapi keindahan juga menuntut pengorbanan."

Page 21: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

Beberapa pedagang yang lewat di situ melihat Yusuf di dalam sumur ketika mereka

menimba air,

menaikkannya dan menjualnya sebagai budak kepada gubernur Mesir, yang karena

tertarik oleh

ketampanannya, menjadikannya pembantu pribadi.

Zulaiha, isteri gubernur itu, makin lama makin tertarik oleh ketampanan pemuda itu. Ia

berbicara

kepadanya, bermain dengannya, mengaguminya, dan di matanya ia mengangkatnya

dari budak

menjadi seorang raja. Orang yang dikaruniai keindahan selalu menjadi raja, meskipun

mereka

berpakaian compang-camping atau dijual sebagai budak. "Raja sejati selalu menjadi

raja, dengan

atau tanpa singgasana."

Teman-teman dan kenalan Zulaiha mulai menyebarkan desas-desus bahwa ia jatuh

cinta pada

Yusuf, dan karena manusia secara alami tertarik oleh kesalahan orang lain, hal ini pada

akhirnya

menempatkan Zulaiha pada posisi yang sulit.

Suatu ketika Zulaiha mengundang teman-teman dan kenalannya, menaruh sebutir jeruk

dan

sebilah pisau di tangan tiap tamunya, dan meminta mereka untuk mengiris jeruk ketika

ia memberi

isyarat. Kemudian ia memanggil Yusuf. Ketika Yusuf datang ia meminta mereka untuk

mengiris

jeruk, tetapi mata mereka begitu tertarik oleh penampilan Yusuf, hingga mereka bukan

memotong

jeruk, melainkan mengiris jari-jari mereka sendiri, dan dengan demikian menerakan

cinta Yusuf ke

atas tangan mereka. "Keindahan merampas kesadaran akan diri dari pecintanya."

Page 22: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

Zulaiha, yang sepenuhnya terpikat oleh Yusuf, melupakan apakah cintanya kepada

Yusuf salah

atau benar. "Nalar jatuh ketika cinta bangkit." Mereka menjadi semakin akrab setiap

hari hingga

sebuah kutukan nafsu datang dan memisahkan mereka. Ketika bayangan nafsu jatuh

pada jiwa

Yusuf, Zulaiha kebetulan berpikir menutupi wajah pujaannya yang berada di kamarnya.

Hal ini

mengejutkan Yusuf sehingga ia bertanya, "Apa yang anda lakukan?" Dijawab, "Aku

menutupi

wajah tuhanku yang memandang kita dengan mata penuh murka." Ini menyadarkan

Yusuf. Ia

melihat visi ayahnya menunjukkan jari ke arah langit. Yusuf berkata, "Hai Zulaiha, apa

yang

engkau masukkan ke dalam pikiranku! Mata tuhanmu dapat ditutupi dengan selembar

kain, tetapi

mata Tuhanku tak dapat ditutupi. Ia melihatku di mana pun aku berada." "I adalah orang

yang

mengingat Allah dalam kemarahan, dan takut kepada Allah dalam nafsu," kata Zafar.

Zulaiha, yang dibutakan oleh kegelapan yang pekat dari nafsunya, tidak tahan, dan

ketika Yusuf

masih menolak, nafsunya berubah menjadi murka. Ia membenci Yusuf, mengutuknya

dan

mengingatkannya bahwa kedudukannya adalah sebagai seorang budak yang rendah.

Karena itu

Yusuf pergi meninggalkan kamar, tetapi Zulaiha menarik pakaian di bagian belakang

leher Yusuf

hingga robek. Kebetulan, Gubernur memasuki kamar pada saat itu. Ia terkejut melihat

pemandangan di depannya, di mana baik Zulaiha maupun Yusuf tak dapat

bersembunyi. Sebelum

Page 23: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

Gubernur bertanya kepadanya, untuk menyembunyikan kesalahannya, Zulaiha berkata

bahwa

Yusuf telah berusaha menyentuhnya. Tentu saja hal ini membuat Gubernur marah, dan

seketika ia

memberi perintah agar Yusuf dipenjara seumur hidup. "Orang yang benar mendapat

cobaan lebih

banyak dalam hidup daripada orang yang tidak benar."

L O V EPenjara lebih menyenangkan bagi Yusuf yang memegang kebenaran, yang menjaga

agar

lenteranya tetap menyala dalam kegelapan nafsu ketika menjalani jalur cinta.

Tak lama sebelum kutukan atas Zulaiha pudar, datanglah kesedihan yang dalam.

Baginya tiada

akhir bagi kesedihan dan penyesalannya. "Cinta mati dalam nafsu, dan lahir kembali

dari nafsu."

Tahun demi tahun berlalu, dan kepedihan dalam hati Zulaiha telah menguras daging

dan

darahnya. Pada satu sisi karena cinta kepada Yusuf, pada sisi lain karena rasa

bersalah yang

tanpa akhir, dan pendapat bahwa kekasihnya telah dipenjara akibat ulahnya, hampir

mengambil

hidupnya.

Waktu mengubah segalanya, termakuk kehidupan Yusuf. Meskipun dipenjara, ia tak

menyalahkan

Zulaiha, dengan alasan cintanya. Setiap hari ia menjadi semakin dalam tenggelam

dalam

Page 24: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

memikirkan Zulaiha , tetapi tetap berpegang pada pendiriannya, yang merupakan tanda

orang

suci. Ia dicintai dan disukai orang-orang dalam penjara, dan ia menafsirkan mimpi-

mimpi mereka

bila diminta. Kehadiran Yusuf membuat penjara menjadi surga bagi para narapidana.

Tetapi

setelah kematian suaminya, Zulaiha jatuh ke dalam kesedihan yang lebih dalam.

Setelah beberapa tahun, Raja (Fir'aun) bermimpi sesuatu yang sangat merisaukannya.

Tak ada

orang yang mampu menafsirkannya di antara para cerdik pandai. Kemudian ia diberi

tahu

pelayannya tentang Yusuf dan kemampuannya dalam menafsirkan mimpi. Maka Yusuf

dipanggil,

dan ia dapat menafsirkannya dengan arif. Dari nasihatnya yang arif, ia sangat banyak

membebaskan beban pikiran sang Raja, dan Raja mengangkatnya menjadi kepala

perbendaharaan kerajaan, serta memberinya kehormatan dan kekuasaan yang

mengangkatnya di

mata dunia. "Sesungguhnya kebenaran pada akhirnya akan menang."

Kemudian kakak-kakaknya datang kepada Yusuf, dan disusul oleh ayahnya, Yakub,

yang terbebas

dari derita bertahun-tahun yang dialaminya akibat cintanya kepada Yusuf. "Upah dari

cinta tak

pernah gagal datang kepada pecinta."

Suatu ketika, Yusuf berkuda bersama pengawalnya, kebetulan melewati tempat di

mana Zulaiha

menghabiskan hidupnya dalam kesedihan. Ketika mendengar derap kaki kuda, banyak

orang yang

berlari untuk melihat rombongan yang lewat, dan semua berteriak, "Itu Yusuf, Yusuf!"

mendengar

teriakan itu, Zulaiha ingin melihat Yusuf sekali lagi. Ketika Yusuf melihatnya, ia tak

mengenalinya

Page 25: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

lagi, tetapi ia berhenti karena beberapa wanita ingin berbicara dengannya. Ia terharu

ketika melihat

seorang wanita yang begitu sedih, dan bertanya kepadanya, "Apa yang anda inginkan

dariku?"

Wanita itu menjawab, "Zulaiha masih memiliki hasrat yang sama, hai Yusuf, dan itu

akan berlanjut

di sini dan di akhirat. Aku menginginkan engkau, dan hanya engkau seorang yang

kuinginkan."

Yusuf menjadi sangat yakin akan keteguhan cinta wanita itu, dan terharu oleh

penderitannya,

menciumnya di keningnya, menarik tangannya dan berdoa kepada Allah. Doa nabi itu

dan daya

cinta yang tiada henti, telah menarik berkah dari Allah, dan Zulaiha memperoleh

kembali

kemudaan dan kecantikannya. Yusuf berkata kepada Zulaiha, "Mulai hari ini engkau

menjadi

kekasihku." Mereka menikah dan hidup bahagia. "Sesungguhnya Allah mendengarkan

dengan

penuh perhatian tangisan setiap hati yang merintih."

L O V EBAB 4

MORAL CINTA

Ada satu moral, yaitu cinta memancar dari penyangkalan diri dan berkembang dalam

perbuatan

baik. Orang yang kolot berkata, "Ini baik, itu buruk. Ini benar, itu salah," tetapi bagi

seorang Sufi

Page 26: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

sumber semua perbuatan baik adalah cinta. Orang mungkin berkata bahwa cinta pun

merupakan

sumber perbuatan buruk, tetapi tidak demikian; sumbernya adalah tiadanya cinta.

Amal baik kita terbuat dari cinta, dan dosa-dosa kita disebabkan oleh tiadanya cinta.

Cinta

mengubah dosa menjadi kebaikan. Tanpa cinta, perbuatan baik tak bermakna. Ketika

seorang

wanita yang dituduh telah melakukan dosa dibawa kepadanya, nabi Isa berkata, "Dosa-

dosanya

telah diampuni, karena ia sangat mencintai." Surga menjadi indah karena cinta, dan

hidup menjadi

neraka tanpa cinta. Cinta dalam kenyataannya menghasilkan keserasian dalam hidup

seseorang

di dunia dan kedamaian di akhirat.

Seorang gadis penari, ketika menyaksikan dua pemakaman dari balik jendela, berkata

kepada

pemuda kekasihnya, "Yang pertama dari keduanya adalah jiwa yang telah pergi ke

surga, yang

kedua adalah jiwa yang telah pergi ke neraka, aku yakin." Pemuda itu berkata,

"Bagaimana

engkau, seorang gadis penari, pura-pura tahu sesuatu yang hanya diketahui orang

suci?" Gadis itu

menjawab, "Aku tahu dari kenyataan sederhana bahwa orang yang mengikuti

pemakaman

pertama semua bermuka sedih, bahkan banyak yang meneteskan air mata; sedangkan

orangorang

pada pemakaman kedua semuanya gembira. Yang pertama membuktikan bahwa ia

mencintai dan memperoleh kasih sayang dari banyak orang sehingga tentu ia berhak

masuk

surga; sedangkan yang kedua tentu tak menyukai seorang pun karena tak ada yang

mengangisi

Page 27: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

kepergiannya."

Oleh karena itu, sebagaimana dunia ini merupakan neraka bagi orang tanpa cinta,

neraka yang

sama akan menjadi nyata di dunia berikutnya. Bila jiwa dan hati tak mampu mencintai,

maka

meskipun ia seorang kerabat atau teman terdekat, ia adalah orang asing. Ia tak

mempedulikan

mereka, dan tidak menyukai kebersamaan dengan mereka.

Mudah sekali untuk mulai mencintai, dan inilah yang dilakukan semua orang. Tetapi

sangat sulit

untuk memelihara cinta, karena cinta membuka mata pecinta untuk melihat melalui

kekasihnya,

meskipun ia menutup mata pecinta terhadap semua yang lain. Mula-mula, semakin

pecinta

mengetahui kekasihnya, semakin banyak ia melihat cacat maupun kebaikannya, yang

secara

alami pada awal cinta menjatuhkan kekasih dari ketinggian di mana pecinta

menempatkan

kekasihnya.

Hal lain adalah bahwa di samping atribut-atribut yang memikat pecinta satu sama lain,

terdapat

kecenderungan pada masing-masing untuk menghancurkan. Ego selalu memainkan

siasat dalam

membawa dua hati bersatu dan kemudian memisahkannya kembali. Karena itu di dunia

ini hampir

semua orang berkata, "Aku cinta," atau "Aku telah mencintai," tetapi sangat jarang cinta

yang

senantiasa meningkat sejak dimulai. Bagi pecinta sejati, sungguh aneh mendengar

orang berkata,

"Aku telah mencintinya, tetapi kini aku tak mencintainya lagi."

Page 28: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

Cinta harus secara mutlak bebas dari pementingan diri sendiri, karena bila tidak, ia tak

akan

menghasilkan cahaya yang benar. Bila api tak menyala, ia tak memberi cahaya, hanya

asap yang

keluar darinya, asap yang menyebalkan. Demikianlah cinta yang mementingkan diri

sendiri; baik

cinta kepada manusia maupun kepada Allah, ia tak berbuah karena meskipun tampak

seperti cinta

kepada orang lain maupun kepada Allah, ia sesungguhnya adalah cinta kepada diri

sendiri.

Gagasan yang masuk ke dalam pikiran seorang pecinta seperti, "Jika engkau mau

mencintaiku,

aku akan mencintaimu, tetapi bila engkau tak mencintaiku, aku pun tak akan

mencintaimu," atau

L O V E"Aku mencintaimu sebesar cintamu kepadaku," dan semua pernyataan serupa, adalah

pernyataan

cinta yang palsu.

Peran yang dijalankan seorang pecinta dalam hidup lebih sulit daripada peran kekasih.

Tirani dari

pihak kekasih dipandang dengan toleran dan sabar oleh pecinta sebagai sesuatu yang

alami

dalam jalur cinta. Hafiz berkata tentang menyerah kepada kehendak kekasih: "Aku telah

memecahkan gelas kehendakku ketika berbenturan dengan kehendak kekasihku. Apa

yang dapat

Page 29: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

dilakukan bila hatiku takluk oleh kekasih yang keras hati, yang mengikuti kehendaknya

sendiri dan

mengabaikan kehendak pecintanya?" Itulah hasil studi mengenai sifat pecinta dan

kekasihnya,

bahwa sang kekasih melakukan apa yang diinginkan, sedangkan pecinta hidup dalam

cinta.

Penyimpangan dari keadaan itu hanya terjadi pada kematian pecinta. Satu-satunya

cara ialah

penyerahan diri, baik dalam hal kekasih duniawi maupun Kekasih ilahi.

Pecinta tak pernah mengeluh mengenai ketidak-adilan terhadap dirinya, dan ia

menyembunyikan

setiap kesalahan kekasihnya. Pecinta selalu berusaha agar tidak menyakiti perasaan

kekasihnya

dalam setiap perbuatannya.

Meskipun cinta adalah cahaya, ia menjadi kegelapan bila hukumnya tidak dipahami.

Seperti air

yang dapat membersihkan semua benda, air itu menjadi lumpur bila bercampur tanah.

Demikian

pula cinta, bila tidak dipahami dengan benar dan bila salah arah, ia menjadi kutukan,

bukan

berkah.

Ada lima dosa utama terhadap cinta, yang mengubah madu menjadi racun. Pertama,

bila demi

cintanya pecinta merampas kebebasan dan kebahagiaan kekasihnya. Kedua, bila

pecinta

membiarkan kecemburuan atau kepahitan dalam cinta. Ketiga, bila pecinta ragu, tak

percaya, dan

curiga kepada orang yang dicintainya. Keempat, bila cinta menyusut akibat membiarkan

kesedihan, masalah, kesulitan, dan penderitaan yang datang dalam jalur cinta. Kelima,

bila pecinta

Page 30: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

memaksakan kehendaknya sendiri, bukan menyerah kepada kehendak kekasih. Itu

semua adalah

penyebab alami dari petaka dalam hati yang mencinta, seperti penyakit bagi tubuh fisik.

Lenyapnya kesehatan membuat hidup menyedihkan, demikian pula lenyapnya cinta

membuat hati

tertekan. Hanya pecinta yang menghindari kesalahan di atas akan memperoleh

manfaat dari cinta,

dan tiba dengan selamat di tempat tujuannya.

Cinta terletak di dalam pelayanan. Hanya sekedar melakukan, bukan demi ketenaran

atau nama,

bukan mengharap penghargaan atau terima kasih, adalah pelayanan cinta.

Pecinta menunjukkan kebaikan dan kemurahan kepada kekasihnya. Ia melakukan

apapun yang

dapat dilakukannya bagi kekasihnya dalam bentuk membantu, melayani, berkorban,

menenangkan, atau menyelamatkan, tetapi menyembunyikan semuanya dari dunia,

bahkan dari

kekasihnya. Bila sang kekasih melakukan sesuatu baginya ia melebih-lebihkannya,

mengidealkannya, membuat pasir menjadi bukit. Ia mengambil racun dari tangan

kekasih sebagai

gula, dan derita cinta dalam luka hatinya sebagai kegembiraan. Dengan memperbesar

dan

mengidealkan apapun yang dilakukan kekasih terhadapnya dan dengan melupakan spa

yang

dilakukannya bagi kekasihnya, ia mengembangkan penghargaan diri sendiri, yang

menghasilkan

semua kebaikan dalam hidupnya.

Kesabaran, pengorbanan, penyerahan, kekuatan, dan pengabdian dibutuhkan dalam

cinta, dan

tiada sesuatu kecuali harapan, hingga ia bersatu dengan kekasihnya. Pengorbanan

dibutuhkan

Page 31: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

dalam cinta untuk memberi semuanya: kekayaan, harta milik, tubuh, hati, dan jiwa.

Tiada lagi "Aku"

yang tersisa, yang ada hanya "engkau", sampai "engkau" itu berubah menjadi "aku". Di

mana ada

cinta di situ ada kesabaran, di mana tiada kesabaran di situ tak ada cinta. Pecinta

mengambil

harapan sebagai sari dari agama cinta, karena harapan adalah satu-satunya hal yang

membuat

L O V Eapi hidup tetap menyala. Bagi pecinta, harapan adalah tali keselamatan di laut.

"Brahma

mengumpulkan madu dari semua hal di dunia, dan madu itu adalah harapan."

Menurut hukum alam, perpisahan diperlukan meskipun ini paling menyakitkan. Bila dua

hati

bersatu dalam cinta, perpisahan menunggu mereka. Perpisahan harus diterima.

Seorang penyair

Persia berkata, "Andai aku tahu kepedihan akibat perpisahan dalam cinta, aku tak akan

pernah

membiarkan cahaya cinta menyala di dalam hatiku." Seperti yang dikatakan orang

Jepang, Tuhan

itu cemburu terhadap semua selain diri-Nya. Siapa pun yang engkau cintai, ruh Allah

secara alami

akan memisahkannya, cepat atau lambat.

Gagasan ini diungkapkan secara simbolik dalam cerita India, Indra Sabha.

Sabzpari, seorang peri yang pernah menari di depan Indra, Raja Langit, tertarik oleh

Pangeran

Page 32: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

Gulfam, seorang manusia bumi, ketika peri itu terbang di atas istana. Pelayannya,

Dewa hitam,

membawa Gulfam atas perintahnya, dari bumi ke langit. Gulfam mula-mula tidak suka

dengan

tempat asing itu, tetapi kemudian cinta Sabzpari menariknya begitu kuat hingga Gulfam

hidup di

dalam cintanya. Sabzpari harus berada di balairung istana setiap malam untuk menari

dan

menghibur Raja Indra, tetapi karena cintanya terhadap Gulfam, ia beberapa kali tidak

hadir, dan

setiap orang bertanya-tanya mengapa ia tidak datang. Namun kepergiannya setiap

malam ke

istana Indra membuat Gulfam curiga jangan-jangan ada orang lain yang terpesona oleh

Sabzpari.

Hal ini berkali-kali ditanyakannya kepada Sabzpari, dan setiap kali tidak dijawab, hingga

akhirnya

ia menjadi marah dan Sabzpari berpikir untuk tidak lagi menyembunyikannya.

Mendengar

penjelasan itu, Gulfam minta Sabzpari agar membawanya ke balairung istana Indra.

Sabzpari

berkata, "Tak pernah ada laki-laki yang ke sana, dan bila Indra melihatmu maka hari-

hari indahmu

dalam cinta dan kebahagiaan akan berakhir. Kita pasti harus berpisah, dan aku tak tahu

apa yang

akan dilakukannya terhadapmu."

Gulfam berkata, "Tidak. Itu hanya kata perempuan. Engkau mungkin bercinta dengan

beberapa

Dewa, dan ingin menyembunyikannya dengan berkata demikian." Sabzpari sangat

sedih karena

melihat dirinya dalam keadaan tak berdaya. Karena pengaruh perkataan yang begitu

tajam seperti

Page 33: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

anak panah itu, tanpa berpikir lagi, dibawanya Gulfam ke istana Indra, sambil berkata,

"Apa pun

yang akan terjadi, biarlah terjadi."

Sabzpari membawanya ke balairung istana, menyembunyikannya di balik lipatan

pakaian dan

sayapnya. Dewa Merah mencium kehadiran manusia di balairung, dan setelah melihat

sekeliling,

ia menemukan Sabzpari menari dengan sangat baik di hadapan Indra, sambil

menyembunyikan

Gulfam di belakangnya. Dengan kerendahan, ia membawanya menghadap Indra, Dewa

segala

Langit, yang duduk di singgasana dengan segelas anggur di tangannya, matanya

merah dengan

anggur, dan menampakkan kebesaran. Ketika Indra melihat bahwa seorang manusia

dibawa ke

puncak langit, ia bangkit dengan murka besar dan berkata kepada Sabzpari, "Hai, peri

yang tak

tahu malu, alangkah beraninya engkau membawa manusia ke puncak langit,

sedangkan tak satu

pun makhluk bumi yang diijinkan datang?" Dewa Merah berkata, "Yang Mulia, cintanya

kepada

makhluk bumi telah membuat ia tak berbakti kepada tahta langit dan membuatnya

gagal dalam

tugasnya kepada Yang Mulia."

Sabzpari berkata kepada Gulfam, "Engkau melihat sendiri, kekasihku tercinta, apa

akibat terhadap

kita dari kekerasan hatimu?" Indra berkata, "Pisahkan mereka seketika, agar mereka

tak dapat

berkata-kata satu sama lain. Lemparkan manusia itu ke kedalaman bumi, dan robek

sayap-sayap

Page 34: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

peri itu dan penjarakan ia sampai cintanya kepada Gulfam terhapus dari hatinya.

Kemudian

sucikan dia dari kelima unsur. Baru kemudian ia boleh datang lagi, bila ia diijinkan oleh

kehendak

dan ampunan dan kasihku."

L O V ESimbolisme itu menceritakan Tuhan yang pencemburu. Indra berasal dari kata Andar

atau Antar,

yang berarti bagian dalam, ruh terdalam, yang diidealkan manusia sebagai Tuhan Yang

Mahaperkasa. Peri adalah jiwa yang diciptakan-Nya dari keberadaan-Nya. Tarian peri

yang

merupakan pemujaan terhadap-Nya, sepengetahuan-Nya, dalam kehadiran-Nya,

adalah satusatunya

hal yang diinginkan-Nya dari mereka. Dewa hitam adalah simbol kegelapan [Tamas

dalam

bahasa Sanskrit]. Di bawahnya, jiwa telah membangun bagi dirinya sebagai rumah dari

unsur

bumi, yaitu tubuh fisik. Allah telah menciptakan dunia dari kegelapan.

Sabz berarti hijau, simbol air, unsur pertama yang membentuk substansi atau materi.

Sabzpari

berarti jiwa yang ditarik ke dalam tubuh material. Bila jiwa itu melibatkan diri di dalam

tubuh fisik,

yang disimbolkan dengan Gulfam, maka jiwa yang terlibat dalam tubuh itu menjadi

tenggelam

dalam pengalaman-pengalaman dunia, dalam cinta dunia, kegembiraan dunia, dan

kenikmatan

Page 35: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

dunia. Karena tugas jiwa dilupakan olehnya dengan memburu dunia, Dewa Merah

[daya destruksi]

yang senantiasa menyebabkan perubahan dengan daya destruksinya, pada akhirnya

menyebabkan perpisahan, dan kematian merupakan perpisahan antara tubuh dan jiwa.

Jiwa,

penghuni langit, menjadi tak bersayap akibat kutukan Ruh tertinggi, dan berjalan

menuju dunia

sampai ia disucikan dari lima elemen yang merupakan alam bawah. "Sebelum seorang

manusia

dilahirkan kembali dari air dan dari ruh, ia tak layak memasuki kerajaan Allah," demikian

tertulis di

dalam Injil. Baru setelah itu, jiwa terangkat ke atas semua pengaruh duniawi dan menari

selamanya di hadapan Indra, Dewa para dewa.

Akibat cinta adalah derita. Cinta tanpa derita, bukanlah cinta. Pecinta yang tak

mengalami

penderitaan cinta bukanlah pecinta. "Cinta macam apa itu yang tak mengakibatkan

penderitaan?

Bahkan bila seseorang mabuk cinta, itu bukan apa-apa." Derita cinta adalah

kenikmatan pecinta,

hidupnya. Tanpa derita, itu adalah kematiannya. Amir, seorang penyair Hindustan,

berkata,

"Engkau akan mengingatku setelah aku mati, hai derita cintaku, karena aku telah

memberimu

tempat di dalam hatiku sepanjang hidupku, dan aku telah memberimu makan dengan

daging dan

darahku." Setiap orang dapat berbicara cinta dan mengaku mencintai, tetapi menahan

ujian cinta

dan menanggung derita cinta merupakan pencapaian pahlawan yang langka. Melihat

derita cinta

akan membuat orang pengecut lari terbirit-birit. Tiada jiwa yang bersedia menelan racun

ini

Page 36: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

sebelum ia merasakan madu.

Orang yang mencintai karena tak berdaya adalah budak cinta, tetapi orang yang

mencintai karena

hal ini merupakan kegembiraannya, adalah raja cinta. Orang yang demi cinta mencintai

seseorang

gagal dalam menguasai cinta; orang yang dapat menutup hatinya dalam keadaan

penuh dengan

cinta meskipun tertarik oleh kekasihnya, adalah penakluk cinta.

Orang-orang yang menghindari cinta dalam hidup karena takut akan deritanya,

mengalami

kerugian yang lebih besar dari pecinta, yang dengan kehilangan diri memperoleh

semuanya.

Orang tanpa cinta mula-mula kehilangan semua, hingga akhirnya diri mereka direnggut

pula dari

tangan mereka. Kehangatan suasana seorang pecinta, pesona suara dan

perkataannya, semua

datang dari kepedihan hatinya. Hatinya tidak hidup sebelum mengalami kepedihan.

Manusia tidak

hidup bila ia hidup dengan tubuh dan pikiran, tanpa hati. Jiwa merupakan segala

cahaya, tetapi

semua kegelapan disebabkan oleh kematian hati. Kepedihan membuatnya hidup. Hati

yang telah

penuh dengan kepedihan, bila dimurnikan dengan cinta, menjadi sumber segala

kebaikan. Semua

perbuatan baik berasal darinya.

Rumi menyebutkan enam ciri pecinta: tarikan napas (keluhan) yang dalam, ekspresi

sedang, mata

berair, sedikit makan, sedikit bicara, sedikit tidur - semua menunjukkan isyarat derita

dalam cinta.

Hafiz berkata, "Semua kegembiraan dalam hidupku mereka akibat dari air mata yang

tiada henti

Page 37: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

dan tarikan napas panjang sepanjang malam."

L O V EKesedihan pecinta itu tiada henti, dalam kehadiran dan dalam kepergian kekasihnya:

dalam

kehadiran karena khawatir berpisah, dan dalam kepergian ke merindukan

kehadirannya. Menurut

sudut pandang mistik, derita cinta adalah dinamit yang memecahkan hati, meskipun

hati itu

sekeras batu. Bila selubung keras yang menutupi cahaya dari dalam itu dipecah, aliran

semua

kegembiraan datang seperti mata air dari gunung.

Derita cinta pada saatnya akan menjadi kehidupan dari pecinta. Sakit dari luka hatinya

memberinya kegembiraan yang tak dapat diberikan oleh apapun juga. Hati yang

terbakar menjadi

lampu penerang di jalan yang ditempuh pecinta, meringankan jalannya sampai ke

tujuan.

Kenikmatan hidup itu membutakan, hanya cinta saja yang membersihkan karat dari

hati, cermin

dari jiwa.

Suatu ketika seorang gadis budak yang sedang merapikan tempat tidur seorang Raja,

ingin

mengalami bagaimana rasanya tidur di ranjang Raja. Kehangatan sinar matahari, angin

yang

bertiup lembut melalui jendela di kamar itu, bunga-bunga dan parfum ditaburkan di

lantai, bau

Page 38: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

wangi dupa yang dibakar - membuatnya begitu nyaman hingga ia tertidur segera

setelah

meletakkan kepalanya di atas bantal. Ia tidur terlelap seperti mati. Ketika raja dan

permaisuri

datang, mereka terkejut atas keberanian dan kekurangajaran budak itu. Raja

membangunkannya

dengan sebuah cambukan, ditambah dengan dua cambukan lagi agar permaisuri tidak

curiga.

Budak itu terbangun dalam ketakutan dan berteriak keras, tetapi akhirnya ia tersenyum.

Senyumnya lebih menimbulkan keheranan pada raja dan permaisuri daripada

kesalahan yang

dilakukannya. Mereka bertanya mengapa ia tersenyum, dan ia menjawab, "Aku

tersenyum karena

berpikir bahwa kenikmatan dan kegembiraan atas tempat tidur ini telah memberiku

kecenderungan

untuk menikmatinya beberapa saat, dan hukumannya adalah cambukan. Kemudian aku

bertanyatanya,

karena anda mengalami kenikmatan tempat tidur ini seumur hidup, hukuman apa yang

harus anda bayar untuk itu kepada Allah, Raja dari segala Raja."

Dalam kehidupan ini, setiap kenikmatan kecil harus dibayar dengan penderitaan yang

jauh lebih

besar. Karena itu seorang pecinta telah mengumpulkan semua derita sebagai

tabungan, dan jalan

yang ditempuhnya akan lebih nyaman sepanjang perjalanan dari bumi ke langit. Di

sana ia akan

menjadi kaya ketika banyak orang lain yang miskin.

Gambaran para penyair Sufi melukiskan sifat cinta, pecinta, dan kekasih dengan

kehalusan

metafora, kerumitan, dan aturan dalam ekspresinya hingga puisi mereka menjadi

gambaran nyata

dari sifat manusia.

Page 39: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

Pecinta selalu membayangkan sebagai korban kekejaman kekasih, yang tanpa

kompromi

menyingkirkan pesaing-pesaingnya, tidak memperhatikan penderitan pecintanya, tidak

mendengarkan himbaunnya, dan bila ia menuruti, itu hanyalah sedikit sekali hingga

tidak

menyembuhkan tetapi malah membuat penderitaan makin parah. Pecinta membiarkan

hatinya

yang liar untuk dikasihani di depan kekasih, menempatkannya di telapak tangannya. Ia

meletakkan

hatinya di kaki sang kekasih yang memperlakukannya dengan dingin, sementara ia

berseru, "Lebih

lembut, kekasihku, yang lembut! Itu adalah hatiku, itu adalah hatiku." Hati si pecinta

mengeluarkan

air mata darah. Pecinta menekan hatinya, mencegahnya agar tidak berlari kepada

kekasihnya.

Pecinta itu mengeluh bahwa hatinya tak setia karena meninggalkannya dan pergi ke

kekasihnya.

Cinta mengemis agar kekasih mengembalikan hatinya bila hati itu sudah tak

digunakannya lagi.

Tempat tinggal hati adalah di dalam pelukan kekasihnya.

Pecinta itu tidak tenang, gelisah, dan tak bahagia dalam derita perpisahan. Malam dan

siang

berlalu, semuanya berubah kecuali kepedihan pecinta. Kepedihan cinta merupakan

satu-satunya

temannya di setiap malam dalam perpisahan. Pecinta bertanya kepada malam

perpisahan yang

lelah, "Di mana engkau akan berada ketika aku mati?" Pecinta mengharapkan

datangnya kematian

sebelum kedatangan kekasih. Ia memohon agar kekasihnya menunjukkan diri

kepadanya sesaat

Page 40: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

L O V Esebelum ia mati. Ia berdoa agar kekasihnya mengunjungi kuburannya, sekalipun bukan

demi cinta,

sekurang-kurangnya demi kehadiran.

Pecinta hanya mengharap agar sang kekasih memahaminya, agar mengetahui

seberapa besar

cintanya dan penderitaan apa yang dialaminya. Pecinta senantiasa berharap agar

kekasihnya

datang kepadanya, atau ia sendiri dipanggil kepada kekasihnya. Bahkan, melihat

seorang utusan

cinta membuat kekasihnya marah. Kebaikan dan keburukan dunia tak berarti apa-apa

bagi

pecinta. Pecinta hanya mengeluh bila ketenangan, kesabaran, dan kedamaiannya

dirampas, dan

bila ia kehilangan agama, moral, dan Tuhannya. Pecinta terlihat tanpa topi dan sepatu,

dan

dianggap gila oleh kawan-kawannya. Ia merobek pakaiannya dalam penderitaan. Ia

terikat dengan

rantai oleh kegilaannya. Ia telah kehilangan kehormatan di mata semua orang.

Luka dalam hati adalah mawar bagi pecinta, rasa sakit adalah keindahannya. Ia

menangis agar

dapat meneteskan air asin kepadanya untuk membuatnya cerdas, agar ia dapat

sepenuhnya

menikmati derita yang manis. Pecinta cemburu kepada perhatian yang dicurahkan

pesaing

Page 41: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

terhadap kekasihnya. Bila pecinta menceritakan kisah cintanya kepada kawan-

kawannya, mereka

akan menangis bersamanya. Pecinta mencium tanah yang diinjak kekasihnya ketika

berjalan. Ia iri

kepada kesempatan yang dimiliki sepatu kekasihnya. Pecinta menggelar permadani di

pintu bagi

sang kekasih. Alis sang kekasih adalah Mihrab, pintu lengkung pada masjid. Tahi lalat

di pipi

kekasih adalah noda ajaib yang mengungkapkan rahasia langit dan bumi kepadanya.

Debu di

bawah kaki kekasih baginya merupakan tanah sakral dari Ka'bah. Wajah kekasih

adalah Al Qur'an

yang terbuka, dan ia mambaca Alif, huruf dan huruf simbolik dari nama Allah, dalam

sifat sang

kekasih. Pecinta minum anggur Kauthar, yang keluar dari mata kekasih. Pandangan

kekasih

membuatnya mabuk. Suara gelang kekasih membuatnya hidup. Pecinta puas dengan

melihat

kekasih meskipun dalam mimpi, bukan dalam keadaan terjaga.

Bila pecinta berkata hampir mati, kekasih tak mempercayainya. Pecinta begitu 'habis'

hingga

malaikat Mankir dan Nakir tak dapat melacaknya di dalam kubur. Kekhawatiran akan

pendekatan

pecinta membuat sang kekasih mengumpulkan pakaiannya dan mengangkatnya ketika

melintasi

kuburan pecinta itu agar tangannya dapat meraihnya.

Dengan tarikan napas yang dalam dari pecinta, langit dan bumi berguncang. Air

matanya berubah

menjadi bunga ketika menyentuh tanah. Derita adalah sahabatnya dalam hati malam,

dan

kematian adalah sahabatnya di sepanjang perjalanan hidup. Ia merencanakan dan

Page 42: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

membayangkan seribu hal untuk dikatakan kepada kekasih, mengenai kerinduannya,

deritanya,

kekagumannya, dan cintanya. Namun ketika melihat sang kekasih ia tersihir, lidahnya

tak bergerak

bibirnya terkatup, matanya terpaku sepenuhnya pada kekasihnya.

Kegembiraan dalam arti yang nyata hanya diketahui oleh seorang pecinta. Orang tanpa

cinta

hanya mengetahui namanya, ia tidak mengetahui kenyataannya. Perbedaannya seperti

manusia

dan batu. Dengan semua perjuangan dan kesulitan hidup, manusia lebih suka menjadi

manusia

daripada menjadi batu yang tak tersentuh oleh perjuangan atau kesulitan, karena

dengan

perjuangan dan kesulitan, kegembiraan hidup menjadi sangat besar. Dengan semua

derita dan

kesedihan yang harus ditemui pecinta di dalam cinta, kegembiraannya dalam cinta tak

dapat

dibayangkan, karena cinta adalah hidup, dan tanpa cinta berarti mati. "Para malaikat

akan

meninggalkan kebebasan mereka di surga, andai mereka tahu kegembiraan ketika

cinta bersemi

pada orang muda."

Ada dua obyek yang pantas dicintai: di dataran rendah, manusia, dan di dataran tinggi,

Allah.

Setiap orang di dunia mula-mula belajar mencintai di dataran rendah. Segera setelah

seorang bayi

membuka matanya, ia mencintai apa pun yang dilihatnya, semuanya tampak indah.

Kemudian

muncul cinta kepada sesuatu yang permanen, yang tak berubah, yang menuju ke

kesempurnaan

Page 43: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

Allah. Namun kemudian manusia telah terpaku pada posisi yang sulit dalam hidup di

mana

L O V Eterdapat pertentangan satu sama lain. Idola menarik dari satu sisi, dan gagasan

kesempurnaan

menarik dari sisi lain, dan jarang sekali orang yang terangkat dari kesulitan ini.

Hal ini dijelaskan dalam kehidupan Surdas, seorang pemusik dan penyair India.

Dengan sangat

mendalam ia mencintai seorang penyanyi dan senang melihatnya. Kecintaannya

meningkat hingga

ia tak dapat hidup tanpa dia dalam sehari saja. Suatu ketika terjadi hujan lebat yang

berlangsung

berminggu-minggu dan seluruh negeri banjir. Tak ada cara untuk bepergian, jalan-jalan

tak dapat

dilalui, tetapi tak ada sesuatu pun yang dapat menghalangi Surdas untuk menemui

kekasihnya

seperti yang dijanjikan. Ia berangkat dalam hujan lebat, tetapi di tengah jalan ia

terhalang sungai

yang banjir dan tak dapat diseberangi. Tak ada perahu yang tampak; maka Surdas

meloncat ke

dalam sungai dan mencoba berenang. Ombak sungai yang kasar mempermainkannya,

mengangkatnya dan menceburkannya seolah-olah ia jatuh dari gunung ke dalam

jurang. Untung,

ia menjatuhi sebuah mayat, yang diperlakukannya seperti sebatang kayu, ia meraihnya

dan

Page 44: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

berpegang kepadanya. Pada akhirnya, setelah perjuangan yang keras, ia sampai ke

rumah

kekasihnya.

Ia menemukan pintu rumah itu terkunci. Waktu itu telah larut malam dan setiap suara

akan

mengganggu tetangga. Maka ia mencoba memanjat rumah dan masuk melalui jendela

atas. Ia

berpegang pada ular kobra yang tampak seperti tali yang tergantung, berpikir bahwa

'tali' itu segaja

dipasang di sana untuknya oleh kekasihnya.

Kekasihnya terkejut ketika melihatnya. Ia tak dapat mengerti mengapa pecintanya

berhasil datang,

dan kesan cintanya tampak semakin besar dari sebelumnya. Gadis itu seolah-olah

diberi inspirasi

oleh cinta lelaki itu. Di matanya, lelaki itu bukan lagi manusia, tetapi telah meningkat

menjadi

malaikat, terutama setelah ia tahu bahwa pecintanya telah menganggap mayat sebagai

kayu dan

ular kobra sebagai tali. Ia melihat bagaimana kematian dikalahkan oleh lelaki

pecintanya. Ia

berkata kepadanya, "Hai pemuda, cintamu lebih besar dari cinta rata-rata manusia, dan

andai

cintamu diperuntukkan bagi Allah, betapa besarnya kegembiraan yang akan engkau

peroleh!

Karena itu, bangkitlah, angkatlah cintamu terhadap bentuk dan materi, dan arahkan

cintamu

kepada ruh Allah." Lelaki itu mematuhi saran itu seperti anak kecil, meninggalkan gadis

itu dengan

berat hati dan sejak itu ia berkelana di dalam hutan-hutan di India.

Bertahun-tahun ia berkelana di hutan-hutan, menyebut-nyebut nama Kekasih ilahinya

dan mencari

Page 45: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

perlindungan di dalam tangan-Nya. Ia mengunjungi tempat-tempat sakral, tempat-

tempat ziarah,

dan secara kebetulan ia tiba di tepi sebuah sungai sakral, di tempat itu wanita-wanita

dari kota

datang setiap pagi ketika matahari terbit untuk mengisi tempayan mereka dengan air

suci. Surdas,

yang duduk di sana sambil memikirkan Allah, terpesona oleh keindahan salah satu

wanita yang

datang. Karena hatinya adalah lentera, ia tak perlu lama untuk menyala. Ia mengikuti

wanita itu.

Ketika memasuki rumahnya, wanita itu berkata kepada suaminya,"Seorang suci

melihatku di

sungai dan mengikutiku sampai ke rumah, dan ia masih berdiri di luar." Si suami segera

keluar dan

melihat lelaki itu. Ia berkata, "Hai Maharaja, apa yang membuatmu berdiri di situ?

Adakah sesuatu

yang dapat kulakukan untukmu?" Surdas berkata, "Siapakah wanita yang tadi

memasuki rumah

ini?" Ia menjawab, "Dia isteriku; aku dan dia siap melayani orang suci seperti anda."

Surdas

berkata, "Suruhlah dia datang, hai orang yang diberkahi, agar aku dapat melihatnya

sekali lagi."

Ketika wanita itu keluar, Surdas melihatnya sekali dan berkata, "Hai Ibu, bawakan aku

dua buah

[paku] pines." Dan ketika benda yang diminta itu diberikan kepadanya, ia membungkuk

kepada

pesona dan kecantikan wanita itu sekali lagi, kemudian menusukkan pines itu ke kedua

matanya

sambil berkata, "Hai mataku, engkau tak akan lagi melihat dan tergoda oleh keindahan

duniawi

dan membawaku turun dari surga ke bumi."

Page 46: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

Maka ia menjadi buta sejak itu; lagu-lagunya mengenai kesempurnaan ilahi masih terus

hidup dan

dinyanyikan oleh orang-orang India yang mencintai Allah; dan bila seorang Hindu buta,

orang

memanggilnya Surdas sebagai penghormatan.

L O V E"Meskipun aku hanya mencintai satu, tetapi ia abadi," kata Mohi. Cinta hanya dapat ada

bila hanya

ada satu obyek di depan kita, bukan banyak obyek. Bila obyeknya banyak, tidak akan

ada

kesetiaan. "Bila di tempat bagi satu terdapat dua, keistimewaan yang satu itu hilang.

Karena

alasan itu, aku tak ingin potret kekasihku dibuat." Yang satu itu ialah Allah, yang tak

berbentuk dan

tak bernama, yang abadi, yang bersama kita selamanya.

Cinta bagi satu orang, betapa pun dalamnya, tentu berbatas. Kesempurnaan cinta

terletak pada

ukuran besarnya. "Kecenderungan cinta adalah untuk mengembang, dari satu atom

hingga ke

seluruh alam semesta, dari satu kekasih duniawi hingga Allah."

Cinta kepada manusia adalah primitif dan tidak lengkap, tetapi diperlukan untuk

memulai. Orang

tak akan dapat berkata, "Aku mencintai Allah," bila ia tak memiliki cinta kepada sesama

manusia.

Namun ketika cinta mencapai kulminasi pada Allah, ia telah mencapai

kesempurnaannya.

Page 47: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

Cinta menciptakan cinta di dalam manusia dan lebih banyak lagi dengan Allah. Itu

merupakan sifat

cinta. Bila anda mencintai Allah, Allah mengirimkan cinta-Nya lebih banyak kepada

anda. Bila anda

mencarinya di malam hari, Dia akan mengikuti anda pada siang harinya. Di mana pun

anda, dalam

kegiatan anda, dalam transaksi bisnis, pertolongan, perlindungan dan kehadiran ilahi

akan

mengikuti anda.

Ungkapan cinta terletak di dalam kekaguman tanpa kata, kontemplasi, pelayanan,

perhatian untuk

menyenangkan kekasih, dan kehati-hatian untuk menghindari ketidaksukaan kekasih.

Ungkapan

cinta demikian oleh seorang pecinta akan menyenangkan kekasih, yang

kebanggaannya tak dapat

dipuaskan dengan cara lain. Keridhaan kekasih merupakan satu-satunya tujuan

pecinta, tak ada

harga yang terlalu mahal untuk memperolehnya.

Sifat keindahan adalah tak sadar akan nilai keberadaannya. Idealisasi pecinta-lah yang

membuat

keindahan itu bernilai, perhatian pecinta-lah yang menghasilkan kepastian keindahan,

suatu

kesadaran akan adanya kelebihan, dan gagasan, "Aku bahkan lebih hebat dari yang

kupikir." Bila

kebanggaan dari suatu keindahan duniawi dapat dipuaskan dengan kekaguman, maka

kebanggaan akan keindahan langit dipuaskan dengan mengagungkan-Nya, keindahan

sejati satusatunya

yang berhak atas segala pujian. Tiadanya kesadaran dari pihak manusia yang

membuatnya melupakan keindahan-Nya dalam segala hal dan mengakui tiap

keindahan secara

Page 48: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

terpisah, menyukai yang satu dan tak menyukai yang lain. Dalam pandangan orang

yang tahu,

mulai dari bagian keindahan terkecil hingga keindahan mutlak alam semesta, semua

menjadi satu

keberadaan tunggal Kekasih ilahi.

Diceritakan bahwa Allah berfirman kepada Nabi, "Hai Muhammad, andai Kami tidak

menciptakan

kamu semua, Kami tidak akan menciptakan seluruh alam semesta." Apa artinya?

Artinya,

keindahan surgawi, keindahan seluruh Keberadaan, dicintai, dikenal dan diagungkan

oleh pecinta

ilahi, dipindahkan ke kepuasan yang sempurna, berkata dari dalam, "Bagus, engkau

telah

mencintai-Ku dengan sepenuhnya. Andai bukan bagi kamu, hai pengagum keberadaan-

Ku, aku

tak akan menciptakan alam semesta ini, di mana makhluk-Ku mencintai dan

mengagumi satu

bagian keberadaan-Ku di permukaan, dan keindahan-Ku yang penuh terhijab dari

pandangan

mereka." Dengan kata lain, Kekasih ilahi berfirman, "Aku tak punya pengagum,

meskipun aku

berdiri dihiasi. Sebagian mengagumi gelang-Ku, sebagian mengagumi anting-anting-

Ku, sebagian

mengagumi kalung-Ku, sebagian mengagumi cincin-Ku; tetapi Aku akan mnemberikan

tangan-Ku

kepadanya dan menganggap ia mengagumi diri-Ku sendiri. Pada sesiapa yang

memahami-Ku dan

mengagungkan keberadaan-Ku secara penuh, padanya terletak kepuasan-Ku."

Page 49: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

L O V EBAB 5

LAILA DAN MAJNUN

Kisah Laila dan Majnun diceritakan di Timur selama ribuan tahun dan selalu membawa

kekaguman besar, karena ini bukan sekedar sebuah kisah cinta, melainkan juga

sebuah pelajaran

cinta. Bukan cinta sebagaimanaumumnya dipahami orang, tetapi cinta yang berada di

atas bumi

dan langit.

Seorang pemuda bernama Majnun sejak kecil telah menunjukkan cinta dalam sifatnya,

mengungkapkan tragedi hidup kepada mata orang yang jeli. Ketika Majnun bersekolah,

ia

menyukai Laila. Percikan api itu akhirnya menjadi api, dan Majnun merasa tidak tenang

bila Laila

sedikit terlambat datang ke sekolah. Dengan buku di tangannya, Majnun mengarahkan

matanya ke

pintu masuk, dan hal ini diketahui banyak orang. Api itu kemudian menjadi api besar

dan kemudian

hati Laila menyala oleh cinta Majnun. Mereka saling berpandangan. Laila tak melihat

seorang pun

di dalam kelas kecuali Majnun, demikian pula sebaliknya, Majnun hanya melihat Laila.

Apabila

membaca buku mata Majnun hanya melihat nama Laila; dalam menulis ketika didikte

guru, Laila

hanya menuliskan semua baris dengan nama Majnun. "Semua yang lain menghilang

ketika

Page 50: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

gagasan mengenai kekasih menguasai pikiran pecinta."

Semua murid yang lain di kelas saling berbisik sambil menunjuk kepada mereka

berdua. Para guru

khawatir dan menulis kepada orang tua mereka bahwa anak-anak mereka mabuk cinta

dan saling

menyukai, dan bahwa tampaknya tak ada cara untuk mengalihkan perhatian mereka

dari urusan

cinta yang telah menghentikan setiap kemungkinan perkembangan dalam

belajar.

Orang tua Laila langsung melarang gadis itu pergi ke sekolah, dan mengawasinya

secara ketat.

Dengan cara ini mereka menjauhkan Laila dari Majnun, tetapi siapa yang mampu

menjauhkan

Majnun dari hati Laila? Ia tidak memikirkan apapun selain Majnun. Tanpa Laila, Majnun

tidak

tenang dan menangis di dalam hatinya, semua orang di sekolah menjadi kacau, sampai

orang

tuanya membawanya pulang dari sekolah, karena rupanya tak ada sesuatu yang tersisa

baginya di

sekolah. Orang tua Majnun memanggil dokter, tabib, peramal, pesulap, dan

mencurahkan uang di

kaki mereka sambil memohon agar Majnun dibebaskan dari memikirkan Laila. Tetapi

apa yang

dapat mereka lakukan? "Lukman [tabib besar pada masa silam] sekalipun, tidak

memiliki obat

untuk menyembuhkan sakit karena cinta."

Tak seorang pun mampu menyembuhkan pasien cinta. Teman-teman datang, para

kerabat

datang, pemberi semangat datang, penasihat ahli datang; semua mencoba sebaik

mungkin untuk

Page 51: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

melenyapkan Laila dari pikiran Majnun, tetapi sia-sia. Seseorang datang dan berkata

kepadanya,

"Hai Majnun, mengapa engkau sedih atas perpisahan dari Laila? Ia tidak cantik. Aku

dapat

menunjukkan kepadamu seribu gadis yang lebih cantik dan lebih menarik, dan engkau

dapat

memilih salah satu di antara mereka." Majnun menjawab "Untuk melihat kecantikan

Laila,

diperlukan mata Majnun."

Ketika semua upaya tak tersisa untuk dilakukan, orang tua Majnun bermaksud mencari

perlindungan Ka'bah sebagai upaya terakhir. Mereka membawa Majnun berziarah ke

Ka'bat-ullah.

Ketika mereka sampai ke dekat Ka'bah terjadi kerumunan besar untuk melihat mereka.

Orang tua

itu mendekat ke Ka'bah dan berdoa, "Ya Allah, Engkau Mahapengasih dan

Mahapenyayang, maka

ridhailah anak kami satu-satunya, agar hati Majnun terbebas dari derita cintanya

kepada Laila."

Semua orang mendengarkan doa itu dengan penuh perhatian, dan ingin tahu apa yang

akan

dikatakan Majnun. Kemudian orang tua itu berkata kepada Majnun, "Anakku, berdoalah

agar

cintamu kepada Laila dilenyapkan dari hatimu." Majnun menjawab, "Apakah aku akan

bertemu

L O V E

Page 52: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

dengan Laila bila aku berdoa?" Dengan sangat kecewa mereka menjawab, "Berdoalah,

anakku,

apapun yang engkau kehendaki." Maka Majnun mendekat ke Ka'bah dan berkata, "Aku

menginginkan Laila," dan semua orang yang hadir berkata, "Amiin." "Dunia

mengumandangkan

keinginan pecinta."

Setelah mencari segala cara untuk menyembuhkan Majnun dari kegilaannya terhadap

Laila,

akhirnya mereka berpikir bahwa cara terbaik adalah mendekati kedua orang tua Laila,

karena ini

merupakan harapan terakhir untuk menyelamatkan hidup Majnun. Mereka mengirim

pesan kepada

orang tua Laila yang berlainan agama, "Kami telah melakukan semua yang kami bisa

untuk

melepaskan Laila dari pikiran Majnun, tetapi sejauh ini tak berhasil, dan tak ada

harapan untuk

berhasil kecuali satu hal, yaitu menikahkan Majnun dengan Laila." Mereka membalas

dengan

berkata, "Meskipun hal ini akan membuat kami dibenci oleh orang-orang kami, tetapi

rupanya Laila

tak dapat melupakan Majnun barang sesaat, dan sejak kami mengeluarkannya dari

sekolah, ia

terus bersedih setiap hari. Karena itu kami tidak keberatan untuk menikahkan Laila

dengan

Majnun, dengan satu syarat yaitu Majnun harus bertindak waras."

Mendengar itu, orang tua Majnun sangat bergembira dan minta kepada Majnun agar

bersikap

wajar agar orang tua Laila tidak menyangka bahwa ia gila. Majnun setuju untuk

melakukan apapun

yang dikehendaki orang tuanya asal diperbolehkan menemui Laila. Sesuai dengan adat

Timur,

Page 53: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

prosesi pernikahan dilakukan di rumah pengantin wanita, dan di sana tempat duduk

khusus

disediakan bagi pengantin laki-laki yang ditutup dengan rangkaian bunga. Namun,

seperti kata

orang Timur, Allah tidak suka kepada pesaing cinta, maka takdir tidak memberi kedua

orang itu

kebahagiaan atas kebersamaan. Anjing yang biasanya mengikuti Laila ke sekolah,

kebetulan

memasuki ruang tempat pasangan itu duduk. Ketika Majnun melihat anjing itu,

emosinya meledak;

ia tidak dapat duduk di kursi tinggi sambil melihat anjing. Ia berlari kepada anjing itu,

mencium

kakinya dan mengalungkan rangkaian bunga ke leher anjing itu. Terlihat jelas bahwa

Majnun

memuja anjing itu. "Debu di tempat tinggal kekasih adalah tanahKa'bah bagi pecinta."

Kelakuan itu

sepintas membuktikan bahwa ia gila.

Karena bahasa cinta itu sampah bagi orang tanpa cinta, maka perbuatan Majnun

dipandang oleh

mereka yang hadir sebagai ketololan. Mereka semua sangat kecewa, orang tua Laila

menolak

untuk menikahkan anaknya, dan Majnun dibawa kembali pulang.

Pernyataan kecewa itu membuat orang tua Majnun kehilangan harapan, dan mereka

tidak lagi

mengawasinya karena melihat bahwa hidup atau mati, keduanya sama saja. Hal ini

memberi

kebebasan kepada Majnun untuk berkelana ke kota mencari Laila, bertanya kepada

setiap orang

untuk menunjukkan tempat Laila. Kebetulan ia bertemu dengan pengantar surat yang

membawa

Page 54: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

surat-surat di punggung unta. Ketika Majnun menyanyakan alamat Laila, orang itu

menjawab,

"Orang tuanya telah meninggalkan negeri ini dan sekarang tinggal seratus mil dari sini."

Majnun

memohon kepadanya untuk menyampaikan pesan kepada, dan dijawab, "Dengan

senang hati."

Namun ketika Majnun mengucapkan pesan itu, ia perlu waktu yang amat sangat lama.

"Pesan

cinta tidak mengenal akhir."

Pengantar surat itu separo menertawakan dan separo bersimpati kepada ketulusan

cintanya.

Meskipun Majnun yang berjalan bersama untanya, merupakan teman baginya dalam

perjalanan

panjang, tetapi karena kasihan, ia berkata, "Engkau telah berjalan sepuluh mil dengan

menyampaikan pesanmu itu kepadaku; berapa jauh yang harus kutempuh untuk

menyampaikannya kepada Laila? Kini pergilah, aku akan menyampaikannya."

Kemudian Majnun

berjalan kembali, tetapi sebelum berjalan seratus meter, ia berputar balik dan berseru,

"Hai

kawanku yang baik, aku lupa mengatakan beberapa hal yang engkau dapat

menyampaikannya

kepada Laila." Ketika pesan itu disampaikan, ia telah menempuh sepuluh mil lagi.

Pengantar surat

itu berkata, "Aku kasihan kepadamu, kembalilah, engkau telah berjalan sangat jauh.

Bagaimana

aku dapat mengingat semua pesan yang engkau sampaikan? Bagaimana pun, aku

akan berusaha

L O V E

Page 55: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

sebaik-baiknya. Kini kembalilah, engkau sudah sangat jauh dari rumahmu." Majnun

berjalan balik

beberapa meter, dan lagi-lagi ia kembali ingat sesuatu untuk disampaikan kepada

pembawa

pesan, lalu mengejarnya. Begitu seterusnya hingga ia sendiri tiba di tempat yang dituju.

Pengantar surat itu kagum kepada cinta yang tulus, dan berkata, "Engkau telah tiba di

tanah

tempat Laila tinggal. Kini tinggallah di masjid runtuh ini. Ini masih luar kota. Bila engkau

pergi

bersamaku ke kota mereka akan menyiksamu sebelum engkau bertemu Laila.

Sebaiknya engkau

beristirahat di sini sekarang, karena engkau telah berjalan jauh, dan aku akan

menyampaikan

pesanmu kepada Laila ketika bertemu dengannya." "Orang yang mabuk cinta tak

mengenal waktu

atau ruang."

Majnun patuh, dan ingin beristirahat, tetapi gagasan bahwa ia berada di kota tempat

tinggal Laila

membuatnya bertanya-tanya ke arah mana ia meregangkan kakinya: utara, selatan,

timur, barat,

dan berpikir, "Andai Laila berada di sisi ini, aku akan tidak sopan bila meregangkan

kakiku ke arah

sana. Maka sebaiknya aku menggantung kaki dengan tali dari atas, karena pasti ia

tidak di sana."

"Ka'bah seorang pecinta adalah tempat tinggal kekasihnya." Ia merasa haus, dan tak

dapat

memperoleh air kecuali air hujan yang terkumpul di dalam bak yang tak digunakan.

Ketika pengantar surat memasuki rumah Laila, ia melihat dan berkata kepada Laila,

"Aku harus

bersusah payah untuk dapat berbicara kepadamu. Pecintamu, Majnun, seorang pecinta

yang tiada

Page 56: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

bandingannya di dunia, mengirimkan pesan untukmu, dan ia terus berbicara di

sepanjang

perjalanan dan ia berjalan kaki sejauh kota ini." Laila berkata, "Demi langit, kasihan

Majnun! Apa

jadinya dia." Ia bertanya kepada perawat tuanya, "Bagaimana seorang yang berjalan

seratus mil

tanpa berhenti?" Perawat itu berkata, "Orang itu pasti mati." Laila berkata, "Apakah ada

obatnya?"

Dijawab, "Ia harus minum air hujan yang terkumpul selama setahun dan sudah diminum

ular.

Kemudian kakinya harus diikat dan digantung di udara dengan kepala di bawah dalam

waktu yang

lama. Ini mungkin menyelamatkan nyawanya." Laila berkata, "Oh, tetapi betapa sulit

mendapatkannya!" Allah, yang Dia sendiri adalah cinta, adalah pembimbing Majnun,

dan karena

itu semua yang datang kepada Majnun adalah yang terbaik baginya. "Sesungguhnya

cinta adalah

penyembuh dari lukanya sendiri."

Pagi harinya Laila menyisihkan makanannya, dan mengirimkannya secara sembunyi-

sembunyi

melalui pelayan yang dipercaya, bersama dengan pesan untuk Majnun bahwa Laila

rindu untuk

bertemu dengannya sebesar Majnun merindukannya, yang berbeda hanya rantai yang

mengikat.

Segera setelah ia memperoleh kesempatan, ia akan datang seketika.

Pelayan itu pergi ke masjid runtuh dan melihat dua orang duduk di sana, yang satu tak

peduli

dengan sekelilingnya, yang lain orang gendut dan besar. Ia berpikir, Laila tidak mungkin

mencintai

seorang pemimpi karena ia sendiri tak tertarik. Namun untuk meyakinkan, ia bertanya,

siapa yang

Page 57: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

bernama Majnun. Majnun tenggelam dalam pikirannya sendiri dan jauh dari perkataan

itu, tetapi

lelaki yang lain, yang kelelahan bekerja, sangat senang melihat keranjang makanan di

tangan

pelayan itu, dan berkata, "Siapa yang kau cari?" Dijawab, "Aku disuruh memberikan

makanan ini

kepada Majnun. Apakah anda Majnun?" Ia menjulurkan tangannya untuk menerima

keranjang itu

dan berkata, "Akulah yang engkau cari," dan bercanda dengan pelayan itu, dan pelayan

itu

senang.

Ketika pelayan itu kembali, Laila bertanya, "Apakah engkau berikan makanan itu

kepadanya?"

Dijawab, "Ya, aku memberikannya." Kemudian setiap hari Laila mengirim porsi yang

lebih besar

dari makanannya kepada Majnun, yang diterima dengan sukacita oleh lelaki gendut itu

ketika

istirahat dari kerja. Suatu hari Laila bertanya kepada pelayannya, "Engkau tak pernah

bercerita

apa yang dikatakannya dan bagaimana ia makan." Dijawab, "Ia berkata bahwa ia

sangat berterima

kasih dan sangat menghargai pemberian itu. Bicaranya sangat menyenangkan. Anda

tak perlu

khawatir, ia menjadi semakin gendut setiap hari." Laila berkata, "Tetapi Majnun-ku tak

pernah

L O V E

Page 58: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

gendut, ia tak bisa gemuk, dan ia berpikir terlalu dalam untuk bisa berkata yang manis

kepada

orang lain. Ia terlalu sedih untuk berkata." Seketika Laila curiga bahwa makanannya

telah

diberikan kepada orang lain. ia berkata, "Adakah orang lain di sana?" Pelayan

menjawab, "Ya, ada

satu orang lain yang duduk di sana, tetapi ia tampaknya berada di dalam dirinya sendiri.

Ia tak

pernah memperhatikan siapa yang datang dan pergi, dan ia tidak mendengarkan orang

lain. Tidak

mungkin ia adalah orang yang anda cintai." Laila berkata, "Kupikir dialah orangnya.

Sayang,

selama ini engkau memberikan makanan itu kepada orang lain! Baiklah, untuk

meyakinkan, hari ini

aku akan meletakkan pisau di atas piring, bukan makanan, dan katakan kepada orang

yang kau

beri makanan, 'Laila memerlukan beberapa tetes darahmu untuk menyembuhkan

penyakitnya.'"

Seperti biasa, ketika pelayan itu datang, lelaki gendut itu menyambut dengan gembira

untuk

mengambil makanannya, tetapi ia terkejut ketika melihat pisau, bukan makanan.

Pelayan berkata

bahwa beberapa tetes darah Majnun diperlukan untuk menyembuhkan penyakit Laila.

Lelaki itu

berkata, "Bukan, aku bukan Majnun. Dialah Majnun. Mintalah kepadanya." Dengan lugu

pelayan

itu datang kepadanya dan berkata keras, "Laila membutuhkan beberapa tetes darahmu

untuk

mengobatinya." Majnun segera mengambil pisau itu dan berkata, "Betapa

beruntungnya aku

Page 59: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

bahwa darahku bermanfaat bagi Laila. Ini tak berarti apa-apa, bahkan hidupku pun

akan

kukorbankan untuk menyembuhkannya, aku akan merasa beruntung dalam

memberikannya."

"Apapun yang dilakukan pecinta bagi kekasihnya, itu tak pernah terlalu besar." Ia

menusuk

tangannya di beberapa tempat, tetapi, kelaparan berbulan-bulan telah menghabiskan

darahnya,

yang tersisa hanya kulit dan tulang. Ketika banyak tempat sudah ditusuk, dengan susah

payah

setetes darah dapat keluar. Ia berkata, "Itulah yang tersisa. Ambillah." "Cinta berarti

penderitaan,

tetapi pecinta sendiri berada di atas semua penderitaan."

Kedatangan Majnun lama-lama diketahui banyak orang, dan ketika orang tua Laila

tahu, mereka

berpikir, "Tentu Laila akan kehilangan pikiran bila ia mencari Majnun." Maka mereka

memutuskan

untuk pindah ke luar kota untuk beberapa lama, mengira bahwa Majnun akan pulang

ketika tidak

menjumpai Laila tak ada di tempatnya. Sebelum berangkat, Laila mengirim pesan

kepada Majnun,

"Kami ke luar kota untuk sementara waktu, dan aku sangat sedih tak dapat

menjumpaimu. Satusatunya

kesempatan bertemu adalah bila kita bertemu di tengah perjalanan, bila engkau

berangkat

terlebih dulu dan menungguku di [gurun] Sahara."

Majnun dengan senang hati berangkat ke Sahara, dengan harapan besar untuk

bertemu dengan

Laila sekali lagi. Ketika rombongan tiba di gurun dan berhenti sejenak di sana, pikiran

orang tua

Page 60: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

Laila sedikit lega, dan mereka melihat bahwa Laila juga lebih bahagia atas perubahan

itu,

sebagaimana mereka kira, tanpa mengetahui alasan sebenarnya.

Laila pergi berjalan-jalan di Sahara dengan wanita pelayannya, dan tiba-tiba datanglah

Majnun,

yang matanya telah lama mengawasi kedatangannya. Laila datang dan berkata,

"Majnun, aku di

sini." Tiada daya di dalam lidah Majnun untuk mengungkapkan kegembiraannya. Ia

memegang

tangan Laila dan merapatkannya ke dadanya, sambil berkata, "Laila, engkau tak akan

meninggalkan aku lagi?" Dijawab, "Majnun, aku hanya dapat datang sebentar. Jika aku

di sini lebih

lama, orang-orangku akan mencariku dan hidupmu tidak aman." Majnun berkata, "Aku

tak peduli

dengan hidupku. Engkaulah hidupku, tinggallah, jangan tinggalkan aku lagi." Laila

berkata,

"Majnun, percayalah, aku pasti akan kembali." Majnun melepaskan tangan Laila dan

berkata,

"Tentu, aku percaya padamu." Maka Laila meninggalkan Majnun dengan berat hati, dan

Majnun

yang telah begitu lama hidup di atas daging dan darahnya sendiri, tak dapat lagi berdiri

tegak; ia

jatuh ke belakang menimpa sebatang pohon yang kemudian menopangnya, dan ia

tetap di sana,

hidup hanya di atas harapan.

Tahun-tahun berlalu tubuh Majnun yang telah setengah mati terkena pengaruh panas,

dingin,

hujan, salju dan badai. Tangan yang memegangi cabang pohon menjadi cabang itu

sendiri,

tubuhnya menjadi bagian dari pohon. Laila tak merasa senang dalam perjalanan, dan

orang

Page 61: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

L O V Etuanya kehilangan harapan akan hidupnya. Laila hanya hidup atas satu harapan, agar

ia dapat

memenuhi janjinya kepada Majnun ketika berpisah dan berkata, "Aku akan kembali." Ia

bertanyatanya

apakah Majnun hidup atau mati, at untuk pergi, atau apakah telah dibawa pergi hewan

Sahara.

Ketika mereka kembali, mereka berhenti di tempat yang sama. Hati Laila penuh dengan

kegembiraan dan kesedihan, harapan dan kekhawatiran. Ketika ia mencari tempat yang

dulu, ia

bertemu seorang penebang kayu yang berkata kepadanya, "Hai, jangan pergi ke sana.

Ada hantu

di sana." Laila berkata, "Seperti apa?" Dijawab, "Sebuah pohon, tetapi juga seorang

manusia, dan

ketika aku menebang sebuah cabang pohon itu dengan kapakku, aku mendengar ia

berkata

dengan rintihan yang dalam, 'O Laila.'"

Mendengar ini membuat Laila terharu tak terperikan. Ia berkata bahwa ia akan ke sana,

dan ketika

telah dekat ia melihat Majnun telah hampir berubah menjadi pohon. Daging dan

darahnya telah

sirna, hanya kulit dan tulang yang tersisa. Cara kontaknya dengan pohon membuat ia

mirip

dengan cabang pohon. Laila memanggilnya keras-keras, "Majnun!" Dijawab, "Laila!" Ia

berkata,

Page 62: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

"Aku datang seperti yang kujanjikan, hai Majnun." Majnun menjawab, "Aku Laila." Laila

berkata,

"Majnun, pakailah akalmu. Aku-lah Laila. Lihatlah aku." Majnun berkata, "Apakah

engkau Laila?

Kalau begitu, aku bukan," dan ia meninggal. Melihat kesempurnaan cinta ini, Laila tak

dapat hidup

lagi barang sesaat. Ia meneriakkan nama Majnun kemudian jatuh dan mati.

"Sang kekasih adalah semua dalam semua, pecinta hanya menutupinya. Kekasih

adalah semua

yang hidup, dan pecinta adalah benda mati."

L O V EBAB 6

CINTA ILAHI

Cinta diarahkan oleh kecerdasan. Karena itu tiap orang memilih obyek cintanya sesuai

dengan

tingkat evolusinya. Obyek itu tampak baginya paling berhak atas cinta menurut

tingkatan

evolusinya. Di Timur ada pepatah, "Sebagaimana jiwa, demikianlah malaikatnya."

Keledai lebih

menyukai rumput berduri daripada mawar.

Kesadaran yang bangkit di alam materi memiliki obyek cinta hanya pada keindahan

duniawi.

Kesadaran yang bekerja melalui pikiran menemukan obyeknya dalam gagasan dan di

antara

orang-orang yang berpikir. Kesadaran yang bangkit melalui hati menyukai cinta dan

orang-orang

Page 63: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

yang mencintai. Kesadaran yang bangkit di dalam jiwa mencintai ruh dan spiritual.

Cinta tanpa kata, yang merupakan inti ilahi di dalam manusia, menjadi aktif dan hidup

ketika

melihat keindahan. Keindahan dapat dijelaskan sebagai kesempurnaan, kesempurnaan

dalam

setiap aspek keindahan. Cinta itu sendiri bukanlah Allah atau esensi Allah, tetapi juga

keindahan,

bahkan dalam aspek yang terbatas, membeberkan diri sebagai perwujudan

Keberadaan yang

sempurna. Kerajaan mineral berkembang menjadi emas, perak, berlian, dan permata,

menunjukkan keindahannya. Buah dan bunga, manis dan harumnya menunjukkan

kesempurnaan

kerajaan tumbuh-tumbuhan. Bentuk, corak, dan kemudaan menunjukkan

kesempurnaan kerajaan

hewan. Keindahan kepribadian merupakan kesempurnaan yang nyata di dalam

manusia.

Beberapa orang di dunia ini hidupnya tenggelam dalam pencarian emas, perak, dan

batu permata.

Mereka rela mengorbankan apapun dan siapapun untuk memperoleh obyek cinta

mereka.

Beberapa orang lain hidupnya terserap dalam keindahan buah-buahan, bunga, dan

taman.

Mungkin mereka tak tertarik obyek lain. Beberapa orang terserap dalam mengagumi

keindahan

dan kemudaan lawan jenis kelaminnya, dan hal-hal lain tampak tak bernilai. Orang lain

terpaku

pada keindahan kepribadian seseorang, dan telah sepenuhnya membaktikan diri

kepada orang

yang mereka cintai baik di sini maupun di hari kelak. Semua orang mempunyai obyek

cinta

Page 64: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

menurut standar keindahannya sendiri, dan setiap orang mencintai kesempurnaan

Keberadaan

ilahi dalam aspek tertentu. Ketika orang melihat ini, tak seorang pun, bijak atau bodoh,

pendosa

atau orang baik, tak dapat disalahkan dalam pandangannya. Ia melihat dalam setiap

hati jarum

kompas yang mengarah ke Keberadaan yang sama. "Allah itu indah dan Dia menyukai

keindahan," seperti disebutkan di dalam Hadits.

Manusia tak pernah mampu mencintai Allah di surga bila simpatinya belum bangkit

terhadap

keindahan di bumi.

Seorang perawan desa sedang pergi untuk menemui kekasihnya. Ia melewati seorang

Mullah

yang sedang melakukan shalat. Karena tidak tahu, ia berjalan di depan Mullah itu,

suatu hal yang

dilarang oleh agama. Mullah itu sangat marah, hingga ketika gadis itu kembali lewat di

dekatnya, ia

memarahinya. Ia berkata. "Alangkah berdosanya, hai gadis muda, berjalan di depanku

ketika aku

sedang shalat." Gadis itu berkata, "Apa artinya shalat?" Dijawab, "Aku sedang

memikirkan Allah,

Tuhan langit dan bumi." Gadis itu berkata, "Maafkan aku, aku belum tahu Allah dan

shalat bagi-

Nya, tetapi tadi aku sedang berjalan menuju kekasihku dan memikirkan kekasihku,

hingga aku tak

melihatmu sedang shalat. Aku heran bagaimana anda yang sedang memikirkan Allah

dapat

melihatku?" Perkataan gadis itu sangat berkesan pada Mullah hingga ia berkata, "Sejak

saat ini,

hai gadis, engkau adalah guruku. Akulah yang harus belajar darimu."

Page 65: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

Suatu ketika seseorang datang kepada Jami dan minta agar dijadikan muridnya. Jami

berkata,

"Pernahkah engkau mencintai seseorang dalam hidupmu?" Ia menjawab, "Tidak." Jami

berkata,

"Kalau begitu, pergilah dan cintailah seseorang, dan kemudian datanglah kepadaku."

L O V EDengan alasan itulah para guru besar sering mengalami kesulitan dalam

membangkitkan cinta

kepada Allah di dalam rata-rata manusia. Orang tua memberi boneka kepada anak

perempuannya

agar anak itu tahu bagaimana memberi pakaian kepadanya, bagaimana

menyayanginya,

bagaimana menjaganya, bagaimana mencintai dan mengaguminya; hal ini melatih anak

agar kelak

menjadi ibu yang mencintai. Tanpa latihan ini, yang kemudian akan menjadi sulit. Cinta

ilahi

merupakan hal yang asing bahwa rata-rata orang karena sentuhan keibuan terhadap

anak

gadisnya tidak dapat dimainkan secara penuh terhadap boneka.

Seorang murid telah lama melayani pembimbing spiritual, tetapi ia tak membuat

kemajuan dan

tidak menerima inspirasi. Ia menghadap gurunya dan berkata, "Aku telah melihat

banyak sekali

murid yang menerima inspirasi, tetapi aku ini begitu malang hingga tak memperoleh

kemajuan

Page 66: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

sama sekali, maka kini aku harus menyerah dan meninggalkanmu." Guru itu

memintanya agar

menghabiskan hari-hari terakhir di dalam sebuah rumah tertentu, dan setiap hari ia

mengirimkan

makanan yang lezat dan berkata agar ia menghentikan latihan spiritual, agar

memperoleh

kehidupan yang nyaman dan santai. Pada hari terakhir ia mengirimi murid itu

sekeranjang buah

melalui seorang gadis cantik. Gadis itu menata buah-buahan dan segera pergi

meskipun murid itu

berusaha untuk menahannya. Kecantikan dan pesonanya sangat besar, hingga murid

itu sangat

mengagumi dan terpikat olehnya, dan ia tak memikirkan hal-hal lain. Setiap jam dan

setiap menit

murid itu hanya rindu untuk bertemu lagi dengannya. Kerinduannya bertambah setiap

saat. Ia lupa

untuk makan, ia dipenuhi air mata dan napas panjang, karena hatinya kini menjadi

hangat dan

lumer oleh api cinta. Setelah beberapa lama, ketika guru mengunjungi murid itu,

dengan satu

pandangan ia memberi inspirasi kepadanya. "Baja pun dapat dibentuk bila dipanasi di

dalam api,"

demikian pula dengan hati yang dilumerkan dengan api cinta.

Ada anggur cinta yang disebut Sherab-i Kauthar, anggur yang terdapat di dalam surga.

Ketika

mabuk cinta meningkat di dalam manusia, ia disebut cinta buta atau gila dalam cinta,

karena orang

yang melihat ilusi di permukaan menganggap diri sendiri-lah yang sadar dan terjaga.

Tetapi

keterjagaan mereka adalah terhadap tipuan, bukan terhadap realita. Meskipun pecinta

disebut gila,

Page 67: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

kegilaannya terhadap satu obyek dunia ilusi akan membuatnya secara bertahap

terbebas dari

semua tipuan di sekelilingnya. Bila ia berhasil, ia akan menikmati penyatuan dengan

kekasihnya di

dalam visi bahagianya. Maka dengan seketika tersingkaplah selubung [hijab] yang

menutupi

pandangannya terhadap obyek yang dicintainya. Al Qur'an menyebutkan, "Kami akan

mengangkat

hijab dari matamu dan pandanganmu akan menjadi tajam."

Secara alami, seorang pecinta terobsesi oleh seseorang yang dikaguminya, yang ia

ingin bersatu

dengannya. Tetapi tak ada satu obyek pun di dunia ini yang sempurna hingga dapat

memuaskan

keinginan hati yang mencintai. Ini merupakan batu penghalang yang menyebabkan

setiap pemula

gagal dalam mencintai. Pejalan yang berhasil di jalur cinta adalah orang-orang yang

cintanya

begitu indah hingga memberi keindahan yang tidak didapat di dalam idaman mereka.

Dengan

melakukan ini, pada saatnya pecinta akan terangkat ke atas keindahan kekasih yang

berubahubah

dan terbatas, tetapi mulai melihat ke dalam keberadaan terdalam kekasihnya. Dengan

kata

lain, bagian luar kekasih hanyalah sarana untuk menarik cinta dari hati pecinta, tetapi

cinta itu

mengantarkannya dari luar ke lapisan terdalam dari kesempurnaan cintanya. Bila di

dalam idaman

itu pecinta telah merasakan keberadaan yang tak terbatas dan sempurna, apakah ia

mencintai

manusia atau Allah, sesungguhnya ia adalah pecinta yang sempurna.

Page 68: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

Di sini perjalanan melalui jalur idealisme berakhir, dan perjalanan melalui

kesempurnaan ilahi

dimulai, karena kesempurnaan Allah diperlukan bagi pencapaian kesempurnaan hidup.

Kemudian

manusia mencari obyek cinta yang sempurna, mengidealkan Allah, Keberadaan

tunggal, Yang Tak

Terhingga, yang berada di atas semua cahaya dan kegelapan dunia, di atas baik dan

buruk, yang

bebas dari semua keterbatasan, bebas dari kelahiran dan kematian, tak berubah, tak

terpisahkan

dari kita, Maha meliputi (berada), selalu hadir di depan mata pecinta-Nya.

L O V EBila cinta itu sejati, ia melenyapkan pementingan diri sendiri, karena ini merupakan

satu-satunya

solusi untuk menghapus ego. Ungkapan "jatuh cinta" [fall in love] membawa gagasan

sifat cinta

yang sesungguhnya. Benar-benar jatuh dari ketinggian ego ke tanah ketiadaan, tetapi

sekaligus

kejatuhan ini akan membuatnya naik, karena seberapa dalamnya pecinta jatuh,

sedemikian pula

tingginya ia akan meningkat pada akhirnya. Pecinta yang jatuh dalam cinta adalah

seperti benih

yang jatuh ke tanah. Keduanya tampak rusak, tetapi keduannya pada saatnya akan

tumbuh

bersemi dan menghasilkan buah bagi dunia yang senantiasa lapar.

Page 69: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

Musuh terbesar manusia adalah ego-nya, gagasan mengenai diri sendiri. Ini merupakan

kuman

yang menghasilkan semua keburukan dalam manusia. Perbuatan baik seorang egois

berubah

menjadi dosa, dan dosa kecilnya berubah menjadi kejahatan besar. Semua agama dan

filsafat

mengajar manusia untuk menindasnya, dan tak ada alat yang dapat melumatkannya

dengan lebih

baik daripada cinta. Tumbuhnya cinta adalah kematian ego. Cinta yang sempurna

sepenuhnya

membebaskan pecinta dari pementingan diri sendiri, karena cinta dapat disebut juga

dengan

peniadaan [annihilation]. "Sesiapa yang memasuki sekolah cinta, pelajaran pertama

yang diterima

adalah menjadi bukan apa-apa."

Bersatu tidak mungkin tanpa cinta, karena hanya cinta yang dapat mempersatukan.

Setiap

ungkapan cinta menandakan pencapaian penyatuan dengan obyeknya, dan dua obyek

tak dapat

bersatu kecuali salah satunya menjadi bukan apa-apa. Tak seorang pun mengetahui

rahasia hidup

ini kecuali pecinta. Iraqi berkata, "Ketika aku tanpa cinta pergi ke Ka'bah dan mengetuk

pintu

gerbang, sebuah suara datang: 'Apa yang engkau lakukan di rumahmu hingga engkau

datang ke

sini?' Dan ketika aku pergi, karena aku lenyap dalam cinta, dan mengetuk pintu

gerbang Ka'bah,

datanglah suara: 'Datanglah, datanglah hai Iraqi, engkau adalah bagian dari kami.'"

Bila ada sesuatu yang melawan kebanggaan ego, ia adalah cinta. Sifat cinta adalah

berserah diri.

Page 70: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

Dunia keragaman yang membagi kehidupan menjadi bagian-bagian yang terbatas,

menyebabkan

setiap yang lebih kecil berserah diri kepada yang lebih besar. Setiap yang lebih besar,

baginya

masih ada sesuatu yang lebih besar darinya; dan bagi setiap yang lebih kecil masih ada

yang lebih

kecil darinya. Sebagaimana setiap jiwa secara alami cenderung untuk berserah kepada

kesempurnaan dalam semua tingkatan, satu-satunya masalah adalah apakah ia mau

atau tidak

mau berserah diri. Yang pertama datang dari cinta, yang kedua datang dari

ketakberdayaan yang

membuat hidup susah. Para Sufi tersentuh ketika membaca di dalam Al Qur'an bahwa

Keberadaan sempurna bertanya kepada jiwa-jiwa yang tak sempurna, anak-anak

Adam,

"Siapakah Tuhanmu?" Menyadari ketidaksempurnaannya, mereka menjawab dengan

merendah,

"Engkaulah tuhanku." Maka berserah diri adalah kutukan, bila orang dipaksa untuk

menyerah

dengan dingin. Tetapi hal yang sama menjadi kegembiraan yang terbesar bila dilakukan

dengan

cinta dan dengan sukarela.

Cinta merupakan praktek moral Suluk, jalan kebaikan. Kegembiraan pecinta berada di

dalam ridha

kekasihnya. Pecinta puas bila kekasih terpuaskan. "Siapa yang dalam hidup

memberkahi orang

yang mengutuknya? Siapa yang dalam hidup mengagumi orang yang membencinya?

Siapa yang

dalam hidup setia kepada orang yang tak setia? Tak lain dari seorang pecinta." Dan

pada akhirnya

diri pecinta lenyap dari pandangannya, hanya wajah kekasih, wajah yang dirindukan,

yang ada di

Page 71: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

depannya selamanya.

Cinta adalah inti semua agama, mistisisme, dan filsafat, dan orang yang telah belajar

cinta ini telah

memenuhi tujuan agama, etika dan filsafat, dan pecinta itu terangkat ke atas semua

ragam agama

dan kepercayaan.

Suatu saat Musa memohon kepada Tuhan bani Israel di gunung Sinai, "Hai Tuhan,

Engkau telah

begitu besar memberi kehormatan kepadaku dengan menjadikan aku utusan-Mu. Bila

masih ada

kehormatan yang lebih besar, aku mohon Engkau datang ke rumahku dan membelah

roti di

L O V Emejaku." Maka datang jawaban, "Musa, dengan senang hati Kami akan datang ke

rumahmu."

Musa menyiapkan makanan yang lezat dan menunggu dengan penuh harap

kedatanggan Allah.

Kebetulan, di depan pintu rumahnya lewat seorang pengemis yang berkata, "Musa, aku

sakit dan

lelah, aku tidak makan selama tiga hari dan aku hampir mati. Berilah aku sepotong roti

dan

selamatkan nyawaku."

Karena sangat berharap atas kedatangan Allah, Musa berkata kepada pengemis itu,

"Tunggu,

engkau akan kuberi lebih dari sepotong, dan makanan lain yang enak. Aku menunggu

kedatangan

Page 72: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

tamu yang akan datang petang ini. Bila ia telah pergi, maka semua yang tersisa akan

kuberikan

kepadamu agar engkau dapat membawanya pulang." Orang itu pergi dan waktu berlalu,

tetapi

Allah tidak datang, maka Musa kecewa. Keesokan harinya Musa pergi ke Sinai dan

menangis,

"Tuhanku, aku tahu Engkau tidak mengingkari janji, tetapi dosa apa yang aku lakukan

hingga

Engkau tidak datang seperti Engkau janjikan?" Allah berkata kepada Musa, "Kami

datang, hai

Musa, tetapi sayang, engkau tak mengenali Kami. Siapa pengemis di depan pintumu?

Apakah ia

bukan Kami? Kami-lah yang berada di dalam semua bentuk yang hidup dan bergerak di

dunia,

namun kami jauh di dalam langit abadi Kami."

Keragaman dapat terjadi dalam agama-agama, tetapi motif dari semuanya adalah satu:

menyuburkan dan menyiapkan hati manusia bagi cinta ilahi. Kadang-kadang ruh

pembimbing

menarik perhatian manusia agar melihat dan mengagumi keindahan Allah di langit,

kadang-kadang

di dalam pohon dan batu, membuatnya menjadi pohon sakral, gunung suci, dan sungai

yang

menyucikan. Kadang-kadang ia menuntun perhatian manusia agar melihat keberadaan

Allah di

antara hewan dan burung-burung, dengan menyebut mereka hewan suci, burung

sakral. Ketika

manusia menyadari bahwa tak ada ciptaan yang lebih tinggi dari dirinya, ia berhenti

menyembah

ciptaan yang lebih rendah, karena mengenali cahaya ilahi yang menjelma di dalam

manusia.

Page 73: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

Maka, dalam tahapan evolusi manusia, dunia melihat Allah di dalam manusia, terutama

di dalam

orang suci yang berkesadaran Allah.

Manusia dengan diri yang terbatas tak dapat melihat Allah, keberadaan yang

sempurna, dan bila ia

mampu menggambarkan-Nya, gambaran yang terbaik adalah manusia. Bagaimana ia

dapat

membayangkan sesuatu yang belum pernah diketahuinya? "Kami menciptakan

manusia menurut

gambar Kami sendiri." Krishna bagi orang Hindu, Buddha bagi para Buddhis, adalah

Allah bagi

manusia. Para malaikat tak pernah digambarkan dengan bentuk selain manusia.

Bahkan

penyembah Allah yang tak berbentuk telah mengidealkan Allah dengan kesempurnaan

atribut

manusia, meskipun ini hanya merupakan tangga untuk mencapai cinta dari Allah yang

sempurna,

yang diperoleh secara bertahap.

Hal ini dijelaskan dalam kisah masa lalu. Suatu ketika Musa berjalan melalui sebuah

padang

ternak dan melihat seorang anak gembala berbicara kepada diri sendiri "Ya Tuhan,

Engkau begitu

baik hingga aku merasa bila Engkau berada di sini, aku akan menjagamu dengan lebih

baik dari

pada semua kambingku, lebih dari semua ayamku. Bila hujan aku akan menempatkan-

Mu di

bawah atap ilalang, bila dingin aku akan menutup diri-Mu dengan selimutku, dan bila

panas

matahari menyengat aku akan membawamu mandi di sungai. Aku akan membawamu

tidur dengan

Page 74: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

kepala-Mu di pangkuanku, aku akan mengipasimu dengan topiku, dan akan selalu

mengawasimu

dan menjagamu dari serigala. Aku akan memberimu roti untuk makan dan susu untuk

minum, dan

untuk menghiburmu aku akan menyanyi dan menari dan memainkan serulingku. Ya

Tuhanku, bila

Engkau mendengarkan ini, datanglah dan lihat bagaimana aku akan memanjakan-Mu."

Musa terkejut mendengar semua itu, dan, sebagai pengantar pesan ilahi, ia berkata,

"Alangkah

kurangajarnya engkau, hai anak gembala, dengan membatasi Dia yang tak berbatas,

Allah, Tuhan

alam semesta, yang tak berbentuk, tak berwarna dan tak dapat ditangkap dengan

pemahaman

manusia." Anak gembala itu sedih dan takut atas apa yang telah dilakukannya. Namun

kemudian

datang wahyu kepada Musa: "Kami ridha dengan perbuatannya, hai Musa, karena Kami

telah

L O V Emengutusmu untuk mempersatukan keberadaan Kami yang terpisah-pisah dengan

Kami, bukan

untuk mencerai-beraikan. Berkatalah kepada setiap orang menurut tingkatan

evolusinya."

Hidup di dunia penuh dengan kebutuhan, tetapi di antara berbagai kebutuhan,

kebutuhan akan

sahabat adalah yang terpenting. Tiada kesedihan yang lebih besar dari kesedihan

orang yang tak

Page 75: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

berteman. Bumi ini akan berubah menjadi surga bila seseorang menginginkan teman

dalam hidup.

Namun surga, dengan semua kesenangan yang diberikannya, akan menjadi neraka bila

tak ada

teman yang dicintai.

Jiwa yang berpikir selalu mencari persahabatan yang berlangsung lama. Orang bijak

lebih

menyukai seorang teman yang mau berjalan bersamanya dalam sebagian besar

perjalanan

hidupnya. Miniatur dari perjalanan hidup kita dapat dilihat pada perjalanan biasa. Bila

ketika kita

pergi ke Swiss, kita berteman dengan seseorang yang membeli tiket ke Bombay, maka

kebersamaan dengannya akan berlangsung beberapa lama, dan sesudah itu, di

sepanjang sisa

perjalanan kita akan pergi sendirian. Setiap persahabatan di dunia hanya akan

berlangsung

sebentar dan akan berhenti. Karena perjalanan kita akan melampaui kematian, bila ada

persahabatan yang kekal, maka persahabatan itu hanyalah dengan Allah, yang tak

berubah dan

tak berakhir. Tetapi bila kita tak dapat melihat dan tak dapat menangkap keberadaan-

Nya, tak

mungkin kita berteman dengan seseorang yang tak kita sadari. Dengan Allah sebagai

satusatunya

sahabat, persahabatan dengan-Nya adalah satu-satunya persahabatan di dunia yang

dapat menuntun kita kepada Kekasih ilahi. Banyak di antara para Sufi yang mencapai

kesempurnaan Allah melalui Rasul, manusia ideal. Dan orang mencapai pintu Rasul

melalui

Syekh, mursyid atau pembimbing spiritual, yang jiwanya terfokus kepada ruh Rasul

sehingga

terkesan oleh kualitasnya. Jalan ini menjadi jelas bagi para pejalan di jalur pencapaian

Kekasih

Page 76: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

ilahi.

Persahabatan dengan Syekh tak punya motif selain bimbingan dalam mencari Allah.

Persahabatan

itu akan berlangsung selama anda ada, selama anda mencari Allah, selama bimbingan

diperlukan.

Persahabatan dengan Syekh disebut Fana-fi-Syekh, dan ini kemudian berubah menjadi

persahabatan dengan Rasul. Bila murid menyadari keberadaan kualitas spiritual

mursyid yang

lebih dari manusia biasa, itulah saatnya ia siap untuk Fana-fi-Rasul.

Persahabatan dengan Syekh adalah persahabatan dengan bentuk, dan bentuk itu

dapat lenyap.

Orang mungkin berkata, "Aku punya seorang ayah, tetapi sekarang sudah tiada."

Sesungguhnya,

kesan tentang ayahnya masih ada di dalam pikirannya. Kebaktiannya kepada Rasul

adalah seperti

itu. Nama dan kualitasnya masih ada meskipun bentuk fisiknya telah lenyap dari bumi.

Rasul

adalah personifikasi dari cahaya bimbingan yang diidealkan murid menurut tingkatan

evolusinya.

Kapan pun murid itu mengingatnya, di darat, di udara air, di dasar laut, ia hadir

bersamanya.

Kebaktian kepada Rasul merupakan tahapan yang tak dapat diabaikan dalam

pencapaian cinta

ilahi. Tahapan ini disebut Fana-fi-Rasul.

Setelah itu datanglah Fana-fi-Allah, ketika cinta kepada Rasul tenggelam ke dalam cinta

kepada

Allah. Rasul adalah Guru yang diidealkan karena atributnya yang dicintai, kebaikannya,

kesuciannya, kasihnya. Keutamaannya dapat dipahami. Bentuknya tak diketahui, hanya

namanya

yang menunjukkan kualitasnya. Tetapi Allah adalah nama yang diberikan kepada

kesempurnaan

Page 77: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

ideal di mana semua keterbatasan lenyap, dan dalam Allah ideal itu berakhir.

Seseorang tak kehilangan persahabatan dengan mursyid atau dengan Rasul, tetapi ia

melihat

mursyid di dalam Rasul dan melihat Rasul di dalam Allah. Kemudian untuk memperoleh

bimbingan, untuk memperoleh nasihat, ia hanya mencarinya dari Allah saja.

Ada kisah mengenai Rabiah, seorang Sufi besar, bahwa ia pernah melihat Muhammad

dalam

visinya dan ia ditanya oleh Nabi, "Hai Rabiah, siapa yang kau cintai?" Ia menjawab,

"Allah." Nabi

L O V Eberkatka, "Bukan Rasul-Nya?" ia menjawab, "Hai Guru yang diberkahi, siapa di dunia

ini yang

mengetahuimu tetapi tak mencintaimu? Tetapi kini hatiku begitu tenggelam dalam Allah

hingga aku

tak dapat melihat sesuatu kecuali Dia."

Bagi mereka yang melihat Allah, Rasul dan Mursyid lenyap dari pandangan. Mereka

hanya melihat

Allah di dalam Mursyid dan Rasul. Mereka melihat segala sesuatu sebagai Allah dan

tak melihat

yang lain.

Dengan kebaktian kepada mursyid, murid belajar mencintai, berdiri dengan kerendahan

anak kecil,

pada wajah setiap makhluk di bumi ia melihat bayangan wajah mursyidnya. Bila Rasul

yang

diidealkan, ia melihat semua yang indah terefleksi di dalam kesempurnaan Rasul yang

tidak

Page 78: Hazrat Inayat Khan - Hikayat Cinta

tampak.Kemudian ia menjadi independen bahkan dari keutamaan, yang juga memiliki

kutub yang

berseberangan, dan pada kenyataannya tidak ada, karena itu hanya perbandingan

yang membuat

sesuatu lebih baik daripada yang lain. Ia hanya mencintai Allah, kesempurnaan yang

ideal, yang

tak dapat dibandingkan. Kemudian ia sendiri berubah menjadi cinta, dan karya cinta

telah

diselesaikan. Kemudian pecinta sendiri berubah menjadi sumber cinta, asal cinta, dan

ia hidup

dalam kehidupan Allah, yang disebut Baqa bi-Allah. Kepribadiannya menjadi

kepribadian ilahi.

Kemudian pikirannya menjadi pikiran Allah, perkataannya menjadi perkataan Allah,

perbuatannya

menjadi perbuatan Allah, dan ia sendiri menjadi cinta, pecinta, dan kekasih sekaligus.