hama dan penyakit pada tanaman pisang.docx

17
hama dan penyakit pada tanaman pisang A. Hama yang Menyerang Tanaman Pisang 1. Ulat Penggulung Daun (Erionata thrax L.) Biologi dari hama ini adalah kupu-kupu dewasa betina meletakkan telur pada permukaan bawah daun pada sore atau malam hari secara berkelompok berkisar antara 3-35 butir. Stadia larva terdiri atas lima instar dan pada setiap instar terjadi penggantian kulit kepala (head capsule). Pupa berukuran 60 mm, berwarna putih dan dilapisi oleh tepung serta mempunyai belalai (proboscis) yang panjang. Siklus hama penggulung daun pisang dari telur sampai dewasa (imago) berlangsung 35-39 hari dengan temperature 27-30 o C. Serangga dewasa aktif pada sore hari atau pagi hari dan memakan nectar pisang yang sedang berbunga. Seluruh siklus hidupnya terjadi di dalam gulungan daun. Makin tinggi curah hujan maka populasi hama ini makin meningkat. Kerusakannya berupa larva yang baru menetas memakan daun pisang dengan membuat gulungan daun. Gulungan daun dibuat dengan cara memotong sebagian daun, dimulai dari pinggir daun dan sejajar dengan tulang daun utama serta direkat dengan benang-benang halus yang dikeluarkan oleh larva . jika makanan atau daun cukup tersedia maka larva dapat hidup terus sampai membentuk pupa dalam satu gulungan daun, gulungan tersebut makin lama makin membesar. Tetapi, apabila makanan kurang tersedia, larva ini dapat pindah

Upload: agung

Post on 02-Jan-2016

751 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

document

TRANSCRIPT

Page 1: hama dan penyakit pada tanaman pisang.docx

hama dan penyakit pada tanaman pisang

A. Hama yang Menyerang Tanaman Pisang

1. Ulat Penggulung Daun (Erionata thrax L.)

Biologi dari hama ini adalah kupu-kupu dewasa betina meletakkan telur pada permukaan bawah

daun pada sore atau malam hari secara berkelompok berkisar antara 3-35 butir. Stadia larva

terdiri atas lima instar dan pada setiap instar terjadi penggantian kulit kepala (head capsule).

Pupa berukuran 60 mm, berwarna putih dan dilapisi oleh tepung serta mempunyai belalai

(proboscis) yang panjang. Siklus hama penggulung daun pisang dari telur sampai dewasa

(imago) berlangsung 35-39 hari dengan temperature 27-30oC. Serangga dewasa aktif pada sore

hari atau pagi hari dan memakan nectar pisang yang sedang berbunga. Seluruh siklus hidupnya

terjadi di dalam gulungan daun. Makin tinggi curah hujan maka populasi hama ini makin

meningkat.

Kerusakannya berupa larva yang baru menetas memakan daun pisang dengan membuat gulungan

daun. Gulungan daun dibuat dengan cara memotong sebagian daun, dimulai dari pinggir daun

dan sejajar dengan tulang daun utama serta direkat dengan benang-benang halus yang

dikeluarkan oleh larva . jika makanan atau daun cukup tersedia maka larva dapat hidup terus

sampai membentuk pupa dalam satu gulungan daun, gulungan tersebut makin lama makin

membesar. Tetapi, apabila makanan kurang tersedia, larva ini dapat pindah ke bagian daun yang

lain dengan membentuk gulungan daun yang baru. Bila populasi hama ini tinggi maka daun

pisang dimakan habis, yang tertinggal hanyalah tulang daun yang tegak dengan gulungan-

gulungan daun yang menggantung.

Pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Memangkas daun yang terserang kemudian dibakar.

b. Menggunakan musuh alami seperti Casinaria sp. (parasitoid larva)

Page 2: hama dan penyakit pada tanaman pisang.docx

c. Penyemprotan insektisida berbahan aktif Kuinalfos dan Triklorfon. Insektisida yang

bersifat sistemik akan lebih efektif mengingat ulat daun ini tersembunyi dalam gulungan

daun.

2. Penggerek Bonggol (Cosmopolites sordidus Germar)

Biologi dari hama ini adalah serangga dewasa (kumbang) berwarna hitam, aktif pada malam hari

dan bersembunyi di dalam dan di sekitar bonggol pisang atau di antara pelepah batang semu

pisang. Serangga dewasa berukuran 12 mm dan dapat hidup 1-3 tahun, akan tetapi produksi telur

relative sedikit yaitu 1-3 butir per minggu (Gold et al., 1993 cit Purnomo, 1996). Kebanyakan

telur diletakkan pada tanaman pisang terutama dekat pelepah dan dasar batang semu kira-kira 5

cm di bawah permukaan tanah. Stadia telur berlangsung kira-kira satu minggu, larva masuk ke

dalam bonggol pisang dengan cara membuat terowongan menuju bonggol pisang. Panjang larva

bisa mencapai 14 mm, stadia larva berlangsung 14-21 hari. Pupa berwarna putih dengan panjang

12 mm, masa pupa berlangsung di dalam lubang gerekan berkisar 5-7 hari. Siklus hidup hama ini

dari telur hingga dewasa berlangsung 1-2 bulan.

Kerusakan yang ditimbulkan berupa larvanya membuat terowongan pada bonggol pisang yang

merupakan tempat masuknya patogen penyebab penyakit lain seperti Fusarium sehingga

menyebabkan kerusakan dan busuknya jaringan bonggol pisang. Pada serangan berat, bonggol

pisang dipenuhi lubang gerekan yang kemudian menghitam dan membusuk. Kerusakan yang

diakibatkan oleh hama ini menyebabkan tanaman muda mati, lemahnya sistem perakaran dan

transportasi makanan terhenti. Gejala serangan terlihat daun menguning dan ukuran tandan

berkurang sehingga produksi menurun.

Pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Tanam bibit yang bebas dari hama penggerek bonggol.

b. Sanitasi lingkungan dengan membersihkan sisa-sisa batang dan bonggol yang telah

ditebang, kemudian dibakar.

Page 3: hama dan penyakit pada tanaman pisang.docx

c. Menangkap kumbang dewasa dengan perangkap yang terbuat dari bonggol dan batang

pisang, kemudian serangga dikumpulkan dan dimusnahkan.

d. Menggunakan musuh alami seperti Beauveria bassiana Balsamo.

e. Insektisida berbahan aktif karbofuran, monokrotofos.

3. Penggerek batang (Odoiporus longicolis (Oliv)

Biologi dari hama ini adalah kumbang ini mudah dikenal karena moncongnya yang panjang

(snout). Bentuk prothoraxnya agak pipih berukuran 16 mm. kumbang ini tersebar di seluruh Asia

Tenggara. Telur diletakkan pada pelepah pisang, kemudian apabila telur telah menetas, larva

akan menggerek batang pisang bagian atas. Pupa akan membentuk cocon pada batang tanaman.

Serangga dewasa dapat terbang secara aktif pada siang hari dan tertarik pada sisa batang tanaman

yang telah dipanen.

Kerusakan akibat hama ini ditandai dengan adanya lubang di sepanjang batang semu. Pada

serangan berat, batang semu menjadi terbelah dan mengeluarkan lender (blendok). Akibatnya

batang semu menjadi patah dan akhirnya tanaman mati.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Sanitasi kebun.

b. Menggunakan musuh alami Plaesius javanicus.

c. Penggunaan insektisida berbahan aktif Carbofuran.

4. Thrips (Chaetanaphotrips signipennis)

Hama thrips mempunyai panjang tubuh antara 1,2-1,7 mm. serangga ini mempunyai sepasang

sayap. Sayap berwarna kuning dengan dasar hitam. Serangga ini berkembang biak dengan cara

bertelur, telur diletakkan secara berkelompok di dalam jaringan tanaman seperti batang dan

kadang-kadang pada tandan buah. Telur berbentuk oval dan berwarna putih kemudian menetas

Page 4: hama dan penyakit pada tanaman pisang.docx

menjadi nimfa berwarna putih kekuning-kuningan. Pada stadia nimfa thrips ini dapat bergerak

aktif dan berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain. Nimfa mempunyai beberapa stadia

sebelum berubah menjadi dewasa (imago). Imago berwarna kuning dengan sayap dasar berwarna

hitam. Siklus hidup hama ini antara 35-40 hari.

Kerusakan yang ditimbulkan berupa kulit buah pisang menjadi rusak dengan bintik-bintik coklat

kemerahan dan keras. Hama ini menyerang bunga dan buah muda, akibatnya terdapat bintik-

bintik dan goresan pada kulit buah yang telah tua.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Membungkus tandan buah sebelumbunga mekar.

b. Menggunakan insektisida berbahan aktif monocrotophos.

5. Burik pada buah (Nacolea octasema Meyr.)

Biologinya adalah hama ini dikenal hama scab (kudis/burik) pada buah pisang. Hama ini

termasuk golongan kupu-kupu (Lepidoptera; Pyralidae). Kupu-kupu betina meletakkan telur

dekat daun bendera secara berkelompok pada saat bunga pisang masih muda (belum mekar).

Jumlah telur tiap kelompok sekitar 15 butir. Larva terdiri dari 5 instar, larva berkembang dari

instar 1 sampai instar 5 hingga menjadi pupa membutuhkan waktu selama 16-26 hari. Di dalam

satu tandan pisang ditemukan lebih dari 70 larva hama ini. Pupa terbentuk pada lapisan pisang

yang sudah tua (masak). Hama dewasa (kupu-kupu) aktif pada malam hari dan lama hidup

sekitar 4 hari.

Kerusakan yang disebabkan oleh serangan hama ini berupa perkembangan buah menjadi

terhambat, menimbulkan kudis pada buah sehingga menurunkan kualitas buah. Hama ini

meletakkan telurnya diantara pelepah bunga segera setelah bunga muncul dari tanaman pisang.

Hama langsung menggerek pelepah bunga dan bakal buah, terutama saat buah masih dilindungi

oleh pelepah buah.

Pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

Page 5: hama dan penyakit pada tanaman pisang.docx

a. Membungkus tandan buah saat bunga akan mekar.

b. Penggunaan insektisida.

c. Penggunaan musuh alami seperti parasitoid Argyrophylae sp. (Tachinidae).

B. Penyakit yang Menyerang Tanaman Pisang

1. Penyakit Layu Fusarium (Penyakit Panama)

Biologinya adalah penyakit ini sering disebut penyakit Panama, disebabkan oleh Fusarium

oxysporum. Penularan penyakit ini melalui bibit, tanah air, pupuk kandang atau alat-alat

pertanian. Klamidospora dari jamur ini biasanya berada di dalam jaringan yang membusuk atau

di dalam tanah dan akan terangsang berkecambah bila terdapat perakaran tanaman pisang.

Setelah berkecambah, miselium akan menghasilkan konidia dalam waktu 6-8 jam, sedangkan

klamidospora terbentuk dalam waktu 2-3 hari. Jamur Fusarium ini tidak dapat menginfeksi

tanaman secara langsung, kecuali melalui luka atau dimasukkan ke dalam jaringan. Di dalam

jaringan pembuluh tanaman jamur tumbuh dan masuk ke dalam jaringan parenchim yang

berdekatan dan menghasilkan sejumlah besar konidia dan klamidospora. Konidia ini dapat

berkembang menjadi klamidospora yang dapat kembali masuk ke dalam tanah ketika jaringan

yang terinfeksi ini mati dan membusuk. Klamidospora ini tetap hidup dan dapat bertahan dalam

jangka waktu yang cukup lama di dalam tanah. Siklus penyakit akan berulang bila klamidospora

ini berkecambah dan tumbuh kembali, baik sebagai saprofit maupun menyerang tanaman inang.

Gejala awal adalah menguningnya daun-daun yang masih tegak (tipe Inodoratum). Penguningan

daun mulai dari tepi-tepi daun kemudian merambat ke bagian tengah daun yang akhirnya seluruh

permukaan daun menguning dan layu, kadangkala patah pada bagian pangkal pelepah daun. Jika

serangan penyakit layu Fusarium ini lebih serius maka apabila bonggol tanaman pisang yang

sakit dibelah membujur maka akan tampak berkas-berkas berwarna coklat merah kehitam-

hitaman yang menuju kesegala arah. Apabila bonggol pisang yang sakit itu dibongkar akan

tampak sebagian besar leher akar membusuk dan berwarna kehitam-hitaman. Lamanya waktu

saat terjadinya infeksi penyakit sampai munculnya gejala penyakit berlangsung kurang lebih 2

bulan.

Pencegahan penularan dapat dilakukan dengan:

Page 6: hama dan penyakit pada tanaman pisang.docx

a. Membongkar dan membakar tanaman yang terserang sekurang-kurangnya dalam radius

10 m dari tanaman yang sakit dan siram tanah bekas tanaman pisang tersebut dengan

fungisida.

b. Lakukan penggenangan dan pergiliran tanaman.

c. Menanam varietas tahan terhadap penyakit layu Fusarium.

d. Jangan menanam bonggol, anakan atau bibit dan membawa tanah dari daerah yang sudah

terinfeksi penyakit layu Fusarium.

e. Gunakan bibit bebas penyakit (hasil kultur jaringan).

f. Alat-alat pertanian yang digunakan selalu dicuci dengan fungisida.

g. Pemanfaatan musuh alami seperti Trichoderma atau Glicocladium.

2. Penyakit Layu Bakteri (Penyakit Moko)

Penyakit layu ini disebabkan oleh bakteri Pseudomonas Solaracearumn ras 2. Penularan

penyakit melalui bibit, tanah, air irigasi, alat-alat pertanian atau serangga penular (vector).

Gejalanya yaitu terjadinya penguningan daun yang dimulai pada bagian tengah daun, dekat

pelepah daun. Penguningan daun ini diikuti dengan layunya daun tersebut. Hal ini terjadi apabila

daun tersebut telah membuka. Gejala spesifik adalah terdapatnya lendir bakteri yang berbau,

berwarna putih abu-abu sampai coklat kemerahan keluar dari potongan buah atau bonggol,

tangkai buah, tangkai tandan dan batang. Hasil inokulasi penyakit pada tanaman dewasa

menunjukkan bahwa munculnya gejala penyakit antara 6 minggu sampai 3 bulan atau

lebih.

Pengendalian atau pencegahanyang dianjurkan adalah:

a. Melarang perpindahan bibit/tanaman beserta tanahnya dari daerah endemik.

b. Penanaman bibit pisang sehat/bebas penyakit.

Page 7: hama dan penyakit pada tanaman pisang.docx

c. Pembungkusan buah beberapa saat setelah jantung keluar.

d. Sterilkan alat-alat yang dipakai dengan menggunakan formalin 30%.

e. Perbaikan drainase kebun.

f. Fumigasi tanah bekas tanaman yang terserang dengan Methyl Bromide (secara injeksi).

g. Pemusnahan tanaman sakit dengan menggunakan 5 – 20 ml larutan herbisida glyphosate

5% atau 2,4-D 2,25%.

h. Melakukan rotasi tanaman misalnya dengan menggunakan family graminae

seperti sorgum, padi, jagung, rumput gajah dan lain sebagainya untuk memotong siklus

patogen di dalam tanah selama sekitar satu tahun.

i. Membongkar dan membakar tanaman yang terserang pada radius sekitar 2,5 m dari

tempat terjadinya infeksi penyakit.

3. Bercak Daun (Sigatoka)

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Mycosphaerella musicola Mulder. Penyakit Sigatoka

mulai menyerang tanaman pisang sekitar umur 3 bulan setelah tanam yang makin lama makin

meningkat intensitas serangan penyakit. Setelah jantung keluar seluruh daun dapat terserang

penyakit. Factor iklim terutama curah hujan, embun, dan suhu berpengaruh terhadap produksi

dan gerakan serta penyebaran inokulum penyakit.

Gejalanya mula-mula timbul bercak-bercak kecil pada daun pisang yang berwarna kuning pucat

atau berupa garis-garis yang berwarna kuning kehijauan dengan panjang 1,0-10 mm dan lebar

0,5-1,0 mm sejajar dengan tulang-tulang daun. Bercak atau garis-garis ini makin lama makin

membesar dan memanjang sehingga terbentuk bercak-bercak yang berbentuk bulat telur atau elip

berwarna coklat, dan akhirnya seluruh permukaan dapat terinfeksi. Permukaan daun yang

terinfeksi ini menjadi kering, berwarna coklat, dan akhirnya mati. Pusat bercak seringkali

mongering dan berwarna abu-abu terang. Bercak-bercak ini pada tanaman pisang yang masih

Page 8: hama dan penyakit pada tanaman pisang.docx

muda akan lebih lebar dan lebih membulat bentuknya dibandingkan bercak pada tanaman pisang

yang lebih tua.

Pencegahan dan pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Pemupukan yang tepat

b. Sanitasi sumber infeksi dengan memotong dan membakar daun-daun mati/sakit.

c. Perbaikan drainase, penyiangan gulma, mengurangi jumlah anakan yang ada, dan jarak

tanam yang tepat.

d. Mencegah dan melarang mobilisasi buah dan bahan tanaman dari tempat atau daerah

yang terinfestasi penyakit Sigatoka ke daerah lain yang masih bebas.

e. Menanam kultivar pisang yang tahan Sigatoka.

f. Menggunakan fungisida sistemik.

4. Penyakit Kerdil Pisang (Banana Bunchy Top Virus= BBTV)

Penyakit ini disebabkan oleh virus. Penularannya melalui kutu daun Aphids (Pentalonia

negronervosa Coq). Kutu daun yang pindah dari tanaman yang terinfeksi oleh penyakit kerdil

dapat mempertahankan kemampuan menginfeksinya sekurang-kurangnya selama 84 jam.

Penularan melalui vector ini dapat mencapai jarak sejauh 86 m dari sumber infeksi.

Gejalanya adalah pemendekan ruas daun dengan daun-daun yang menyempit, tegak, pendek, dan

secara berangsur , daun menguning sepanjang tepi memendek. Pada bagian tepi daun seringkali

menggulung ke atas dan menampakkan penguningan. Garis-garis hijau gelap seringkali dijumpai

pada ibu tulang daun dan tangkai daun, dan meluas ke bawah kea rah psudostem, yang tampak

sangat jelas bila lapisan lilin digosok terlebih dahulu. Gejala yang lebih spesifik adalah adanya

bercak-bercak hijau gelap pendek dan bergaris sepanjang tulang daun minor yang membentuk

garis-garis sepanjang tepi ibu tulang daun. Gejala ini tampak sangat jelas apabila dilihat dari sisi

bawah daun, menghadap ke arah cahaya.

Page 9: hama dan penyakit pada tanaman pisang.docx

Pengendalian dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Menanam bibit yang sehat.

b. Sanitasi kebun dengan membersihkan tanaman inang seperti Abaca (Musa

textiles), Heliconia spp dan Canna spp, pembongkaran rumpun sakit, lalu dipotong kecil-

kecil agar tidak ada tunas yang hidup.

c. Potong tanaman yang terserang dan kubur dalam tanah.

d. Mengendalikan vector BBTV.

e. Menggunakan insektisida sistemik untuk mengendalikan vektor terutama di persemaian.

5. Nematoda Parasit Akar Pisang

Biologinya berupa telur menetas menjadi larva yang bentuk dan strukturnya sama dengan yang

dewasa. Larva berkembang dengan melakukan pergantian kulit pada setiap akhir fase. Semua

jenis nematode mempunyai empat fase larva, pada fase ini nematode sangat aktif menginfeksi

akar. Pada pergantian kulit terakhir maka dapat diketahui jenis nematode jantan dan betina.

Nematode jantan ditandai dengan adanya spicula. Sedangkan nematode betina mempunyai vulva

dan dapat menghasilkan telur yang vertil setelah mengadakan perkawinan dengan nematode

jantan atau dengan cara parthenogenesis. Apabila kondisi menguntungkan untuk hidup maka

siklus hidup bisa mencapai 3-4 minggu. Contoh nematode yang umum menyerang akar tanaman

pisang adalah nematode Radopholus similis Cobb, beberapa

spesiesPratylenchus sp., Helicotylenchus multicinctus Cobb, dan nematode bengkak

akar Meloidogyne spp.

Gejala kerusakan yang disebabkan oleh masing-masing jenis nematode sulit dibedakan di

lapangan karena serangan nematode parasit akar pisang ditandai dengan serangan serentak oleh

beberapa jenis nematode sehingga kerusakan akar lebih cepat. Pada umumnya nematode masuk

melalui ujung akar, tetapi R. similis dapat masuk melalui semua permukaan akar dan pindah ke

akar yang terinfeksi menuju bonggol pisang sehingga menyebabkan luka berwarna hitam yang

menyebar ke permukaan bonggol. Luka yang disebabkan H. multicinctus pada umumnya terbatas

Page 10: hama dan penyakit pada tanaman pisang.docx

pada sel luar dari cortek akar dan menyebabkan luka nekrosis yang kecil. Pratylenchus sp.

Masuk ke dalam jaringan akar tanaman dan menimbulkan luka nekrosis bewarna kemerah-

merahan. Sedangkan kerusakan yang disebabkan oleh Meloidogyne spp. Ditandai dengan adanya

pembengkakan jaringan akar. Luka pada akar dan bonggol yang disebabkan oleh nematode

parasit merupakan tempat masuknya pathogen lain seperti Fusarium oxysporum f.sp. cubens.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Rotasi tanaman.

b. Penggenangan selama beberapa bulan, hal ini tergantung dari toleransi masing-masing

nematode terhadap keadaan aerob.

c. Penggunaan varietas yang resisten.

d. Perlakuan dengan panas. Ada 2 cara, yaitu 1) menaikkan suhu tanah sampai 50oC

minimum selama 30 menit dengan uap panas atau air panas dan 2) pencelupan bonggol

anakan yang telah dibersihkan ke dalam air panas (50oC) selama beberapa menit.

e. Penggunaan nematisida.

Page 11: hama dan penyakit pada tanaman pisang.docx

Ulat Penggulung Daun Pisang Erionota thrax

2012 

09.23

Tanaman yang diserang:   pisang

Organisme pengganggu :   Erionota thrax sp.

Tingkat kerusakan           :   rendah-sedang

Gejala                                    :   daun terkoyak dan menggulung

Kupu-kupu dari famili ini kebanyakan berwarna kusam dan monoton, berbeda dengan

kerabatnya dari famili Papilionidae. Ia khusus menyerang pohon pisang di seluruh dunia, dari

Hawaii sampai Pasifik dan Asia. Di Asia Tenggara, menjadi hama penting dalam menyerang

tanaman pisang. Segala jenis pisang diserang, dari pisang untuk bahan baku industri, konsumsi,

hingga elemen penghias.

Larva muda memotong miring tepi daun lalu menggulungnya membentuk tabung kecil. di dalam

gulungan, ia memakan daun hingga habis. selanjutnya, ulat berpindah ke tempat lain melakukan

hal serupa, bahkan cenderung membuat gulungan lebih besar. Pola itu diulang terus hingga ulat

tumbuh dewasa dan menyelimuti tubuh dengan lilin. setelah itu, ia tumbuh dewasa dan

menyelimuti tubuh dengan lilin. Selanjutnya, ia menjadi pupa dan kupu-kupu yan terbang aktif

di sore dan pagi hari.

Gejala

Ciri khasnya, larva memotong miring tepi daun lalu menggulungnya dan memakan hingga habis.

Sebelum itu, daun terkoyak dan menggulung. Pada tingkat serangan tinggi, daun habis dan yang

tertinggal hanya tulang daun penuh dengan gulungan.

Penyebab

a. Asal mula

Page 12: hama dan penyakit pada tanaman pisang.docx

Kupu-kupu terbang menghisap madu bunga pisang dan kawin saat sedang terbang. Bertepatan

dengan keluarnya tunas tanaman pisang, kupu-kupu pun ramai-ramai meletakkan  telur di

permukaan daun dengan sumber makanan melimpah maka populasipun meningkat pesat.

b. Siklus hidup

Di Bogor, perkembangan satu siklus membutuhkan waktu 5-6 minggu. Kupu-kupu betina

bertelur pada malam hari. Telur diletakkan pada daun utuh dan berkelompok dengan jumlah 25

butir. Setelah menetas, larva akan tumbuh pesat hingga akhirnya menjadi pupa dan serangga

kupu-kupu.

Penanggulangan

1. Mekanis

Daun yang menggulung dipotong dan dimusnahkan. Lakukan juga pengambilan larva Erionota

thrax dalam gulungan.

2. Budidaya

Kurangi kerimbunan kanopi dengan pemangkasan. Lakukan sanitasi lahan di sekitar pohon, juga

sanitasi untuk menghindari penggerek bonggol pisang. Selain itu lestarikan musuh alami seperti

belalang sembah, laba-laba, burung pemakan ulat (serangga) dll.

3. Kimiawi

Pakai pestisida hayati dari berbagai mikroba maupun pestisida nabati dari ekstrak tumbuhan.

Sebagai alternatif terakhir jika ada ledakan hama maka gunakan pestisida berbahan aktif

imidakloprid seperti Confidor 200 SL, organofosfat seperti Dursban 20 EC, ataupun pinetroid

seperti Bomber 20 EC. Alternatif lain Alika 247 ZC dan Ampligo 150 ZC.

 SUMBER REFERENSI:

Sutiyoso, Y., Widodo. 2010. Hama dan Penyakit Tanaman. Depok: PT Trubus Swadaya