hadist tentang etika makan dan minum

19
HADIST TENTANG ETIKA MAKAN DAN MINUM Written By Ahmad Multazam on Tuesday, March 26, 2013 | 9:35 AM م يِ ح ر ل اِ ن مْ ح ر لاِ اﷲِ مْ سِ بI. PENDAHULUAN Rasulullah merupakan suri teladan yang patut di contoh oleh seluruh umat di dunia ini, beliau di utus oleh Allah untuk menjadi panutan bagi seluruh umat. Rasul telah memberikan contoh dalam berbagai hal dalam kehidupan ini, dari masalah yang kecil hingga masalah yang berat demikianlah kesempurnaan beliau yang hujjahnya sangat jelas dan terang, sehingga tidak ada suatu permasalahan yang tersisa melainkan telah di jelaskan olehNya. Pada makalah ini akan di jelaskan tentang pemaparan etika makan dan minum. Sebagaimana kita ketahui bahwa makan dan minum merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk hidup. Dari makanan juga manusia dapat melakukan aktivitasnya sebagai khalifah Allah di muka bumi ini. Rasulullah telah banyak menjelaskan tentang bagaimana tata cara makan dan minum yang baik sesuai dengan kadarnya masing-masing. Tata cara makan dan minum merupakan hal yang penting dan dilakukan berulang-ulang setiap harinya. Tata cara makan dan minum merupakan bagian alamiah hidup yang membawa manfaat bagi yang melakukannya. Islam mengatur tentang variasi dan jumlah asupan, kebersihan makanan, kebiasaan makan bersama dan lain- lain. Dengan demikian makan dan minum harus dilakukan dengan benar, baik dilakukan sendiri, bersama keluarga ataupun dengan teman-teman. Secara khusus pada makalah ini akan menjelaskan tentang etika makan dan minum yang baik sesuai dengan hadis Nabi. II. HADIS DAN TERJEMAHNYA A. Hadis Tentang Tata Cara Makan di Meja Makan م, ل س ه و ي ل عه ل ل ى ا ل ص ى ب& ن ل اِ رْ ج ح ى& ف ا ً لامُ & عُ 3 ت& نُ ك ال :3 , ق3 مه ل س ي ب ا ن بر م ع ن ع, E كِ & نْ I نِ م يِ L بْ ل ُ ك ه, و ل ل اِ م س, ُ لامُ & ع ا ي ال :3 ;pma&ق ف, ِ 3 ه & فْ ح ص ل ا ى& فُ Y ش يِ ط 3 تْ يِ د I يْ 3 ت & ن ا وك" ) ى3 ق ه يL ن ل وا ي& ب را لطب م وا سل مرواه(E كْ نِ ل ا مِ مْ لُ ك و"

Upload: ghofar-kebumen-cliquers

Post on 15-Apr-2016

54 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

Hadist Tentang Etika Makan Dan Minum

TRANSCRIPT

Page 1: Hadist Tentang Etika Makan Dan Minum

HADIST TENTANG ETIKA MAKAN DAN MINUMWritten By Ahmad Multazam on Tuesday, March 26, 2013 | 9:35 AM

ح�يم ر�� ال ح ر� ح� �� ر اهللاحال حم ح�ــــــــــــــــ ح�

            I.                   PENDAHULUANRasulullah merupakan suri teladan yang patut di contoh oleh seluruh umat di dunia

ini, beliau di utus oleh Allah untuk menjadi panutan bagi seluruh umat. Rasul telah memberikan contoh dalam berbagai hal dalam kehidupan ini, dari masalah yang kecil hingga masalah yang berat demikianlah kesempurnaan beliau yang hujjahnya sangat jelas dan terang,  sehingga tidak ada suatu permasalahan yang tersisa melainkan telah di jelaskan olehNya.

Pada makalah ini akan di jelaskan tentang pemaparan etika makan dan minum. Sebagaimana kita ketahui bahwa makan dan minum merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk hidup. Dari makanan juga manusia dapat melakukan aktivitasnya sebagai khalifah Allah di muka bumi ini. Rasulullah telah banyak menjelaskan tentang bagaimana tata cara makan dan minum yang baik sesuai dengan kadarnya masing-masing.

Tata cara makan dan minum merupakan hal yang penting dan dilakukan berulang-ulang setiap harinya. Tata cara makan dan minum merupakan bagian alamiah hidup yang membawa manfaat bagi yang melakukannya. Islam mengatur tentang variasi dan jumlah asupan, kebersihan makanan, kebiasaan makan bersama dan lain-lain. Dengan demikian makan dan minum harus dilakukan dengan benar, baik dilakukan sendiri, bersama keluarga ataupun dengan teman-teman.

Secara khusus pada makalah ini akan menjelaskan tentang etika makan dan minum yang baik sesuai dengan hadis Nabi.

          II.                HADIS DAN TERJEMAHNYAA.    Hadis Tentang Tata Cara Makan di Meja Makan

عن عم��ربن ابي س��لمة, ق��ال : كنت غالم��ا في حج��ر الن��بيحفة, ��دي تطيش في الص�� صلى الل��ه علي��ه وس��لم, وك��انت ي��ل مما ��ك , وك ��ل بيمين م الل��ه, وك فق��ال : "ي��ا غالم , س��

ليك")رواه مسلم والطبراني والبيهقى (Dari umar bin abi salamah ia berkata: “Sewaktu aku kecil pada masa nabi SAW.

tanganku selalu bergerak kesana kemari dalam piring makan, karena itu Nabi berkata: hai Anak sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kanan engkau, dan makanlah yang ada di sekitarmu”. ( HR. Muslim, thabrani dan baihaqi )[1]

B.     Perintah Makan Menggunakan Tangan Kanan

عن ابي هريرة عن النبي صلى الله علي��ه وس��لم ق��ال: " اذا��ه ف��ان رب بيمين رب فليش�� اكل احدكم فلياكل بيمينه واذا ش��ماله ) رواه مس��لم رب بش�� ماله ويش�� ��ل بش�� يطان ياك الش��

والنسائ في السنان الكبرى(Dari abi hurairah ra dari Nabi SAW bersabda: “ jika salah seorang dari kalian

makan, makanlah dengan menggunakan tangan kanan dan jika minum, minumlah juga

Page 2: Hadist Tentang Etika Makan Dan Minum

dengan tangan kanannya. Sesungguhnya syaitan itu makan dengan tangan kirinya dan juga minum dengan tangan kirinya. ( HR. Muslim dan Nasa’i di dalam sunan Kubro) [2]

C.     Perintah Makan, Minum, dan Berpakaian Tanpa Berlebihan

عن عمرو بن شعيب عن ابيه عن جده عن النبي صلى الل��هدقوا في وا وتص�� عليه وسلم , انه قال : كاوا وشربوا و البس��

غير سرف وال مخيلة ) رواه البيهقى في شعب االيمان(Dari umar bin syu’aib dari ayahnya dari kakeknya dari Nabi SAW, sesungguhnya

Nabi Bersabda: makanlah, minumlah, berpakaianlah dan shodaqohlah tanpa berlebihan dan sikap sombong.( HR. Baihaqi pada bab iman)[3]

D.    Membagi Perut Menjadi 3 Bagian

عن المقدام بن معدي كرب ان رسول الله صلى الل��ه علي��هب ابن ��ه, بحس�� ا من بطن وسلم قال: ما مالء ادمي وعاء شر ادم لقيمة يقمن صلبه فان كان المحالة فاعال فثلث لطعام��ه

) رواه الترمذى وابن حبان (   وثلث لشرا به وثلث لنفسهDari miqdam bin ma’dikariba sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:“Tidaklah

seorang anak Adam mengisi sesuatu yang lebih buruk dari perutnya sendiri ,  cukuplah bagi anak adam beberapa suap yang dapat  menegakkan tulang punggungnya, jikapun ingin berbuat lebih, maka sepertiga untuk makanan dan sepertiga untuk minum dan sepertiga lagi untuk nafasnya. ( HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban)[4]

          III.             PEMBAHASANSeorang muslim bilamana makan hendaknya di niatkan agar kuat dalam

melaksanakan ibadah. Namun Nabi SAW. Melarang seseorang yang berniat akan berpuasa terus menerus, karena setiap anggota tubuh mempunyai hak yang harus dipenuhi yaitu makan dan minum.

Berikut ini beberapa etika islam dalam hal makan dan minum secara umum yang kami ambil dari beberapa hadis Nabi di atas.

1.      Membaca BasmallahPada hadis ini menceritakan Umar Ibn Abi Salamah pada saat masih kecil dan

sewaktu ia tinggal bersama Nabi, pada waktu beliau masih dalam masa kanak-kanak ia diasuh langsung oleh Nabi, ia selalu makan bersama-sama dengan Nabi, dan mengambil apa saja yang dia sukai walaupun makanan itu tidak terletak di dekatnya, dan tidak memelihara adab makan bersama-sama. Karena telah menjadi kebiasaan orang Arab makan dalam sebuah piring.

Atas perbuatan Umar tersebut, Nabi menyuruh umar untuk memakan apa yang ada di hadapannya saja dengan menggunakan tangan kanan dan membaca basmallah di waktu akan memulai makan.

Membaca basmallah ketika makan bersama-sama menurut pendapat ulama adalah sunnah kifayah. Jika telah ada yang membacanya, tidak lagi di tuntut untuk membaca semuanya. Namun dalam pada itu tetap disukai supaya masing-masing membacanya, karena menurut pendapat jumhur, sunnat kifayat sama dengan fardu kifayah yang mula-mulanya dituntut terhadap semuanya.[5]

Page 3: Hadist Tentang Etika Makan Dan Minum

Membaca basmallah menurut Muhammad ‘Allan Ash-shodiqy Asy-Syafi’I Al-Makky adalam membaca secara lengkap بس��م الل��ه ال��رحمن ال��رحيم , dan makan yang ada di sekitarnya maksudnya adalah makanan yang ada di hadapannya, yaitu jika makanan itu hanya satu macam makanan yang tersaji, namun jika ada bermacam-macam makanan yang tersaji maka boleh makan dan mengambil dari sekitarnya.[6]

2.      Menggunakan Tangan KananNabi memerintahkan kita untuk makan dengan menggunakan tangan kanan karena

menurut riwayat setan makan dengan menggunakan tangan kirinya. Tangan kanan lebih mulia daripada tangan kiri dan biasanya tangan kanan lebih kuat daripada tangan kiri. Dalam kitab Ar Risalah dan Al umm, Imam Syafi’i mewajibkan kita untuk makan dengan menggunakan tangan kanan karena ada ancaman terhadap orang yang makan dengan tangan kiri. Namun menurut imam ibnu hajar al asqalani dalam syarh fathul bari pendapat imam syafi’I mewajibkan makan menggunakan tangan kanan itu tidak ada dasar yang pasti.[7]

Dalam shohih muslim yang diriwayatkan oleh Salamah ibn Al-Akwa’,

��ل ��ه ان رجال اك ��اه حدث عن بن سلمة بن االك��وع : ان اب��ك( ��ل بيمين مالها فق��ال ) ك عند رسول الله ص م . بش�� الكبر قال: ال استطيع . قال ) اال استطعت( ما منعه اال

. قال : فما رفعها الى فيه.Dari Ibn Salamah bin Al-Akwa’ sesungguhnya Dia diberi tahu oleh Ayahnya,

bahwasanya seorang laki-laki makan di samping rasulullah SAW. Dengan menggunakan tangan kirinya. Rasulullah bersabda: “ makanlah dengan tangan kananmu”, Dia menjawab: Saya tidak bisa makan dengan tangan kanan. Maka Nabi berkata: “ Apakah engkau tidak bisa makan dengan tangan kanan.? Hanya ketakaburan yang menghalanginya.” Akwa’ berkata: Maka mulai waktu itu dia tidak bisa mengangkat tangan kanannya lagi.[8]

Nabi juga mengajarkan kepada para sahabatnya untuk menggunakan tangan kanan untukmelakukan hal-hal yang baik. Khalifah Umar bin Khattab r.a, bahkan menyuruh bendaharanya untuk membayar pelayan yang menolong seseorang yang tangan kanannya terluka berat dalam peperangan.

Beberapa orang tertentu mungkin memiliki masalah yang membuatnya tidak dapat menggunakan tangan kanannya, seperti lumpuh dan lain-lain. Dalam hal ini mereka di beri keringanan. An-Nawawi mengatakan: “ jika seseorang yang memiliki alasan yang kuat dan benar untuk tidak makan dan minum menggunakan tangan kanannya, seperti penyakit atau cidera, maka hal ini bukan menjadi larangan”.[9]

Nabi menyuruh Umar supaya makan menggunakan tangan kanannya. Hal ini adalah karena setan menurut riwayat, makan dengan  tangan kiri. Dan karena tangan kanan, biasanya lebih mulia dan lebih kuat dari pada tangan kiri, begitu juga diwaktu minum.[10]

Islam memberikan keringanan bagi orang yang mempunyai kekurangan seperti halnya orang kidal. Apabila orang tersebut masih kuat menggunakan tangan kanan, maka tetap dianjurkan menggunakan tangan kanan karena termasuk sunnah Rosul. Walaupun sudah terbiasa bagi mereka menggunakan tangan kiri, tetapi mereka harus berusaha dan membiasakan menggunakan tangan kanannya. Seperti yang terkandung dalam surat Al-Insyirah ayat 6:

 Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Page 4: Hadist Tentang Etika Makan Dan Minum

3.      Makan dan minum tanpa berlebihanIslam mengajarkan untuk menjaga jadwal menu makan dengan baik. Manusia

diajarkan mengonsumsi berbagai variasi makanan dengan cukup dan tidak berlebih-lebihan. Baik Al Qur’an maupun Hadis banyak membahas tentang hal ini, sebelum ilmu pengetahuan menemukan konsep angka kecukupan gizi   righ dietary allowance ).

Al-Qur’an menyatakan secara berkali-kali larangan untuk makan berlebih-lebihan. Manusia cukup mengonsumsi makanan sesuai dengan angka kecukupan gizi. Allah berfirman dalam surah Thaha Ayat 81:                      

 Artinya : “makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. dan Barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, Maka Sesungguhnya binasalah ia”.

Menguatkan apa yang dijelaskan Al-Qur’an, nabi Muhammad juga bersabda dalam hadisnya untuk makan secukupnya, cukup untuk membuat orang bertahan hidup.[11]

4.      Menyisakan Sepertiga Perut Untuk UdaraBerdasarkan hadis yang diriwayatkan dari Miqdam, bahwasanya Nabi memerintahkan

kita untuk makan yang cukup dan tidak memenuhi seluruh perut kita dengan makanan. Tetapi dibagi menjadi tiga bagian, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air, dan sepertiga untuk udara.

Sebagai ilustrasi, jika sebuah blender yang diisi penuh sampai ke atas dan kemudian mesinnya di hidupkan, maka blender itu bisa pecah atau rusak. Perut manusia bukan blender, tetapi sebagai penghalus, berfungsi juga sebagai pemecah, pencampur, dan pengolah makanan, segalanya menjadi satu.

Pembatasan makanan tidak berarti anjuran untuk menahan lapar terus menerus yang membuat orang lapar gizi. Al-hadis mengajarkan untuk makan setelah lapar, dan berhenti sebelum kenyang.  namun yang dimaksud lapar di sini bukanlah lapar dalam pengertian lapar gizi.

Dengan demikian , islam telah mengajarkan pola makan yang seimbang. Pola makan yang berlebihan merupakan sesuatu yang dilarang oleh Allah. Telah terbukti dalam literatur kesehatan bahwa makanan yang berlebihan merupakan dasar dari berbagai penyakit. Kelebihan makanan dapat membuat obesitas yang menambah resiko berbagai penyakit seperti diabetes, hipertensi, jantung, dan lain-lain. Untuk menjaga agar terbiasa tidak makan berlebihan, islam juga mengatur puasa wajib di bilan ramadan dan puasa sunat di hari lainnya. [12]

Secara umum tatacara makan dan minim yang baik yang harus dilakukan adalah:1.      Makana.       Mencuci tangan sebelum makanb.      Membaca basmallahc.       Makan di mulai dari yang berada di sebelah kana dahulud.      Mengecilakn suap dan menghaluskan kunyahane.       Tidak memandang kepada wajah teman makanf.       Tidak sambil bersandar

Page 5: Hadist Tentang Etika Makan Dan Minum

g.      Tidak makan ketika kenyangh.      Mengambil makanan dari sisi piring/wadahi.        Menjilat anak jari ketika selesai makanj.        Membaca hamdallah

2.      Minuma.       Memandang kedalam gelas sebelum meminum airnyab.      Membaca basmallahc.       Mengesap air dan tidak menenggaknyad.      Tidak sambil berdirie.       Membaca hamdallah[13]

[1] Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Mutiara hadis 6, (semarang: Rizki Putra Semarang, 2007), hlm.204

[2] Imam Abi Husain Muslim Bin Hajjaj, Shohih Muslim, ( Beirut: Maktabah dalan, t.th), hlm.152

[3]Abdul Rosyad Siddiq ,Terjemah Lengkap Bulughul Maram, (Jakarta: AkbarMedia Eka Sarana, 2009), hlm.669

[4] Sayid ahmad al-Hasyimi Afandi, Muhtasor Ahaadis An-nabawi, (Jeddah: maktabah daar ihyaul kutub al arobiyah,2000), hlm.152

[5] Muhammad Hasbi Ash-shiddieqy, mutiara hadis 6…[6] Muhammad Allan Ash-Shodiqy Asy-Syafi’i Al-Makky, Dalilul Falihin,(Lebanon: Darul

Qutub Al-Alamiyah, 1971), hlm. 191[7] Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddiqy, Mutiara Hadis 6...[8] Imam Abi Husain Muslim Bin Hajjaj, Shohih Muslim, ( Beirut: Maktabah dalan, t.th),

hlm.159[9] Aliah B. Purwakania Hasan, Pengantar Psikologi Kesehatan Islami,( Jakarta: Raja

Grafindo persada, 2008), hlm.179[10] TENGKU Muhammad Hasbi Ash-Shiddiqy, Mutiara Hadis 6..., hlm, 204-205[11] Aliah b. Purwakania hasan, Pengantar Psikologi Kesehatan Islami,( Jakarta: Raja

Grafindo persada, 2008), hlm.179[12] Aliah B. Purwakania Hasan, Pengantar Psikologi..., hlm. 180[13] Irwan Kurniawan, 9 Risalah Al-Ghazali (terjmahan dari Majmu’ah Rasail Al-Imam Al-

Ghazali jilid 2-6), (Bandung: pustaka Hidayah, 2000), hlm. 37-38

Bagaimana ketentuan/prinsip aturan alquran tentang makan dan minumApa entingnya manfaat makanan makanan halam dan bahayanya makanan haramPendapat makan dan minum yang berlebihanMenerapkan kesederhanaan dalam makan dan minumAdab dalam makan dan munum menurut islam

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Nashih Nashrullah

Dalam tradisi Islam, makan dan minum tak sekadar memenuhi kebutuhan jasmani akan asupan nutrisi dan gizi. Aktivitas itu di satu sisi juga memiliki dimensi ibadah transendental.

Page 6: Hadist Tentang Etika Makan Dan Minum

Karena itu, ada berbagai macam aturan dan prinsip penting yang harus diperhatikan dan dijaga oleh Muslim saat makan atau minum.

Aturan itu seperti dikemukakan pada abad ketujuh dalam Alquran didasarkan pada prinsip suci, terbebas dari najis, memenuhi kriteria halal, dan tidak termasuk perkara haram. 

Menurut John L Esposito dalam Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, meskipun secara historis berkaitan dengan aturan makan orang Arab dan Yahudi pra-Islam, aturan Islam tidak sepenuhnya berkaitan dengan aturan kesucian dan kekotoran dalam peribadatan tempat suci. 

Juga secara inheren bukan bagian dari skema kosmologis simpati dan antipati, seperti dijumpai dalam tradisi keagamaan Asia Timur dan Hellenistis. Bukan pula seperti aturan di Hindu yang mengenal hierarki kasta.   

Aturan itu seperti soal kehalalan daging yang dikonsumsi, Alquran menegaskan daging-daging tersebut berasal dari hewan yang halal, bukan seperti daging yang didapat dari hewan haram, atau disembelih dengan metode yang berseberangan dengan kaidah syariat. 

Ini seperti tertuang di surah al-Maidah ayat 3 dan al-An'am ayat 145. Larangan meminum minuman yang memabukkan juga tertulis di surah al-Maidah ayat 90-91.

Sejak abad kesembilan, para ahli fikih berusaha keras mengurangi ambiguitas dalam aturan makan dan menguraikan penerapannya pada makanan dan situasi yang tidak secara tersurat disebutkan dalam Alquran. 

Mereka berperan penting dalam mengodifikasi dan menguraikan

Page 7: Hadist Tentang Etika Makan Dan Minum

aturan makan menurut Alquran, dengan menggunakan hadis, praktik Muslim lokal, dan analogi sebagai pedoman mereka. Karena itu, kerap muncul perbedaan soal sejumlah aturan.

Dalam hal penyembelihan, misalnya, mereka berbeda dalam detail teknik menyembelih. Mazhab Hanafi mengharuskan pemotongan kerongkongan, batang tenggorokan, dan sebagian besar pembuluh darah utama di leher. Mazhab Syafii mensyaratkan pemotongan dua urat merih dan seterusnya.       

Pada era modern abad ke-20, terjadi upaya penilaian ulang terhadap nilai-nilai yang terdapat dalam aturan itu. Sejumlah kalangan mencoba mencari alternatif Islam terhadap nilai, ideologi, dan gaya hidup Barat. 

Ini berlangsung paling tidak di dua lingkungan, yaitu di kalangan budaya pascapenjajahan di negeri Islam tradisional dan para imigran Muslim, terutama yang berdomisili di Barat. Bahkan, aturan tersebut sering kali menjadi titik fokus gerakan Islamisasi dan penegasan identitas Muslim.

Soal legalisasi aturan tersebut, sejumlah pemerintah negara Islam bersikap resmi memberlakukan larangan konsumsi makanan atau minuman yang haram. Ini sebagai bentuk konkret dari penerapan syariat di kawasan tersebut. 

Terkait minuman beralkohol, misalnya. Pemerintah Arab Saudi yang bermazhab Wahabi, mengharamkan minuman keras atas Muslim pada 1929 dan melarang alkohol bagi warga asing sejak 1952.

Implementasi khusus syariat di Libia, di bawah Qadzafi )1971( dan Sudan di bawah Nimeiri )1983(, antara lain berupa pelarangan resmi alkohol. 

Page 8: Hadist Tentang Etika Makan Dan Minum

Untuk kasus Sudan, bahkan pemerintah mengenyahkan minuman keras bernilai jutaan dolar serta penghukuman atas non-Muslim yang melanggar. Di Pakistan dan Iran, minuman haram tersebut resmi dilarang pada 1980-an.

Untuk kasus imigran Muslim, berbeda dengan generasi awal, saat ini muncul kecenderungan menjadikan patuh pada larangan Alquran sebagai identitas utama di negara baru mereka, seperti di wilayah Eropa dan Amerika Serikat. 

Ini memunculkan polemik tentang berbagai hal, seperti boleh tidaknya bekerja di tempat penjual makanan atau minuman haram. Melarang minuman keras juga merupakan salah satu agenda Gerakan Black Muslim dan cabang-cabangnyya di Afro-Amerika.

Penguatan identitas imigran Muslim di Barat itu berkaitan pula soal konsumsi daging. Sebagian besar imigran Muslim yang berada di Eropa dan AS selama 1980-an dan 1990-an, menempatkan larangan konsumsi babi sebagai aturan utama. 

Mereka banyak menyembelih dan menjual daging-daging halal sendiri. Ini ditambah dengan pelabelan halal pada produk tertentu. 

Penjelasan Adab Makan dan Minum dalam IslamSecara bahasa, adab berarti kehalusan dan kebaikan budi pekerti. Kesopanan tidak hanya diterapkan dalam pergaulan saja. Makan dan minum juga memerlukan aturan dan kesopanan. Islam telah mengatur tata cara makan dan minum sesuai yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Makan dan minum yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW adalah aturan yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Makan dan minum yang baik harus diawali dan diakhiri dengan bacaan doa. (Baca Meneladani Perjuangan Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat di Mekkah)Makanan dan Minuman yang masuk dalam tubuh kita haruslah makanan dan minuman yang halal dan baik, yaitu makanan yang bermanfaat bagi tubuh kita. Makanan dan minuman yang halal dan baik akan berdampak baik pula bagi pikiran dan aktivitas manusia sehari-hari. Makanan yang baik akan bermanfaat bagi tubuh dan dapat menghasilkan pikiran yang baik pula. Begitu pula sebaliknya, makanan yang haram akan berdampak negatif bagi tubuh dan pikiran. Allah SWT memberi kebebasan bagi manusia untuk menikmati segala makanan dan minuman yang baik yang ada di muka bumi ini, selama tidak ada batasan yang melarangnya. Firman Allah SWT : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu  melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas". (Ali-Imran : 147)

Adab Makan dan Minum Rasulullah SAW

Page 9: Hadist Tentang Etika Makan Dan Minum

Rasulullah SAW telah mencontohkan kepada umatnya bagaimana Adab Makan dan Minum yang benar :

Adab Sebelum Makan dan Minum

Mencuci kedua tangan Mencuci mulut atau berkumur Membaca basmalah ketika hendak makan dan mengakhirinya dengan membaca hamdalah, hadist yang

menjelaskan tentang membaca basmalah sebelum makan dan minum adalah : “Dari Aisyah ra, ia berkata : “Rasulullah SAW telah bersabda, ‘apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah menyebut asma Allah ta’ala. Dan apabila lupa menyebut asma Allah ta’ala pada awalnya, hendaklah ia mengucapkan bismillahi awwalahu wa akhirahu”. (HR. Abu Dawud)

Membaca doa, salah satu doa yang dibaca sebelum makan dan minum adalah : “Ya Allah, jadikanlah rezeki yang telah Engkau limpahkan kepada kami rezeki yang berkah, serta jauhkanlah kami dari siksa api neraka”.

Adab Ketika Makan dan Minum

Makan dan minum harus dengan duduk Ketika makan tidak boleh berbicara Makan dengan tangan kanan Ketika makan harus tenang, tidak boleh tergesa-gesa, makanan tidak boleh tercecer. Tidak boleh makan sambil berjalan Makan secukupnya jangan berlebihan, makan berlebihan disebut israf, dan israf itu dilarang oleh agama

Islam maka ambillah secukupnya saja sesuai dengan kebutuhan. Firman Allah SWT : ”Makan dan minumlah, tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.  Sabda Nabi Muhammad SAW : ”Tidaklah anak cucu Adam mengisi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Sebenarnya beberapa suap saja sudah cukup untuk menegakkan tulang rusuknya. Kalau dia harus mengisinya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas”. (HR. Turmudzi, Ibnu Majah, dan Muslim)

Hendaklah saat makan tidak membicarakan hal-hal buruk Mengambil makanan atau hidangan yang dekat dan tidak meraih makanan di tempat yang jauh,

sebagai pertanda qanaah Apabila makan bersama, dilarang mengambil lagi makanan, kecuali bila sudah mendapat izin Mulailah untuk mengambil makanan dari pinggir dan dilarang dari tengah Tidak boleh mencela makanan tetapi sunah untuk memujinya

Adab Sesudah Makan dan Minum 

Setelah makan dan minum hendaknya membaca doa : “Segala puji bagi Allah yang telah member makan dan minum dan telah menjadikan kami sebagai orang Muslim”.

Mencuci tangan, Nabi Muhammad SAW bersabda : ”Barangsiapa tertidur sedang di kedua tangannya terdapat bekas gajih, lalu ketika bangun pagi dia menderita suatu penyakit, maka hendaklah dia tidak mencela melainkan dirinya sendiri”. (Riwayatkan Nasa’i dari Aisyah ra)

Membersihkan dan mencuci peralatan yang dipakai untuk makan

http://sajadahmuslimku.blogspot.co.id/2014/04/adab-makan-dan-minum-dalam-islam.html

Page 10: Hadist Tentang Etika Makan Dan Minum

Ayat AL Qur’an dan Hadits tentang Makanan yang Baik dan Halal serta Giat Bekerja

PENDAHULUAN

Agama islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin, yang peduli terhadap hamba-Nya, senantiasa memberikan yang terbaik. Tidak ada satupun ketetapan Allah yang yang sia-sia. Misalnya ketetapan Allah dalam menentukan halal haram sesuatu seperti makanan dan minuman. Allah telah menentukan bahwa daging babi haram dan berdasarkan penelitian, daging babi mengandung cacing pita yang berbahaya untuk tubuh.

Tidak hanya menyangkut halal haram sesuatu, Allah juga senantiasa menyeru hamba-Nya untuk berbuat yang terbaik dimanapun dan kapanpun. Dalam urusan dunia, Allah menyeru untuk giat bekerja karena hasil dari bekerja itu tentu tidak hanya bermanfaat dalam urusan dunia saja. Ada aspek ukhrawi yang harus bisa diraih di balik giat bekerja tersebut.

Banyak firman Allah maupun sabda Rasulullah terkait makanan yang baik, yang halal dan yang haram yang akan semakin mengarahkan kita menuju gaya hidup yang lebih sehat. Pada akhirnya jika kita sehat, ibadah kepada Allah juga lebih optimal. Selain itu, banyak pula ayat dan hadits mengenai giat bekerja yang mendorong kita untuk senantiasa tidak bermalas-malasan yang pada akhirnya juga akan kembali kepada Allah.

Terkait dengan dua hal tersebut, maka di dalam makalah ini akan dibahas mengenai ayat-ayat dan hadits mengenai makanan yang baik, halal dan haram serta ayat dan hadits mengenai giat bekerja.

PEMBAHASAN

Page 11: Hadist Tentang Etika Makan Dan Minum

Ayat Al Qur’an dan Hadits tentang Makanan yang Baik dan Halal

Makanan yang halal adalah makanan yang dibolehkan oleh agama dari segi hukumnya, baik halal dzatnya, dibolehkan oleh agama, misalnya telor, buah-buahan, sayur-mayur dan lain-lain. Makanan halal hakikatnya adalah makanan yang didapat dan diolah dengan cara yang benar nenurut agama, misalnya makanan seperti contoh di atas yang diperoleh dengan usaha yang benar, sapi yang disembelih dengan menyebut nama Allah dan lain-lain.

Adapun lawan dari halal adalah haram, yaitu makanan yang secara dzatnya dilarang oleh agama untuk dimakan, misalnya daging babi, daging anjing, darah, bangkai selain bangkai ikan, dan lain-lain. Sedangkan haram karena hakikatnya adalah haram untuk dimakan karena cara memperoleh atau cara mengolahnya, misalnya telor hasil mencuri, daging hasil menipu, dan lain sebagainya.

Adapun makanan yang baik yaitu makanan yang dapat dipertimbangkan dengan akal, dan ukurannya adalah kesehatan. Artinya makanan yang baik adalah yang berguna dan tidak membehayakan bagi tubuh manusia dilihat dari sudut kesehatan. Maka makanan yang baik lebih bersifat kondisional, tergantung situasi dan kondisi manusia yang bersangkutan, misalnya suatu jenis makanan sangat baik untuk si A, belum tentu baik pula untuk si B atau si C. Makanan yang baik belum tentu halal dan yang halal belum tentu baik.

Berikut ini beberapa ayat Al Qur’an dan hadits terkait dengan makanan yang baik, halal, dan haram:

1. QS Al Baqarah: 168

ها يا اس أي الن األرض في مما كلوا حالال با طي وال بعوا يطان خطوات تت ه الش مبين عدو لكم إن

Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”

2. QS Al Baqarah: 172

ها يا ذين أي ال آمنوا بات من كلوا رزقناكم ما طي اه كنتم إن لله واشكروا تعبدون إي

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah.

Di dalam ayat ini, Allah mengulangi kembali agar memakan makanan yang baik, sebagaimana yang ditegaskan dalam ayat 168. Selanjutnya Allah menyeru agar selalu bersyukur terhadap nikmat-Nya jika benar-benar beribadah dan menghamba kepada-Nya.

3. QS Al Baqarah: 173

Page 12: Hadist Tentang Etika Makan Dan Minum

ما م إن ه لغير به أهل وما الخنزير ولحم والدم الميتة عليكم حر غ� غير اضطر فمن الل غ� وال ر�ا إن عليه إثم فال ر�اه رحيم غفور الل

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Dalam ayat 173 Allah menjelaskan jenis-jenis makanan yang diharamkan, yaitu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah. Laranagan memakan empat jenis itu juga disebutkan dalam surah lainnya. Lihat misalnya, dalam surah Al-An’am: 145 juga al Maidah: 3.

4. Hadits

عمان الله عبد أبي عن غ� بن الن حي ح� م عليه الله صلى الله رسول سمعت قال عنهما الله رضي ر� إن : يقول وسلن الحالل ن الحرام وإن بي مشتبهات أمور وبينهما بي اس، من كثير يعلمهن ال قى فمن الن بهات ات فقد الش استبرأ

بهات في وقع ومن وعرضه، لدينه اعي الحرام، في وقع الش فيه، يرتع أن يوشك الحمى حول يرعى كالر وإن أال غ� لكل ح� حمى ر� محارمه الله حمى وإن أال ه الجسد صلح صلحت إذا مضغة الجسد في وإن أال فسدت وإذا كل

ه الجسد فسد كل ]ومسلم البخاري رواه. [القلب وهي أال

Artinya : “Dari Abu ABdillah Nu’man bin Basyir r.a,”Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka, barang siapa yang takut terhadap syubhat, berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan barang siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya di sekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa dia adalah hati” (HR. Bukhari dan Muslim).

Diantara beberapa manfaat menggunakan makanan dan minuman halal, yaitu :

1. Membawa ketenangan hidup dalam kegiatan sehari-hari,2. Dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani,3. Mendapat perlindungan dari Allah SWT,4. Mendapatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT,5. Tercermin kepribadian yang jujur dalam hidupnya dan sikap apa adanya,6. Rezeki yang diperolehnya membawa barokah dunia akhirat.

Ada beberapa mudlarat lainnya, yaitu :

1. Doa yang dilakukan oleh pengkonsumsi makanan dan minuman haram, tidak mustajabah )maqbul(.

Page 13: Hadist Tentang Etika Makan Dan Minum

2. Uangnya banyak, namun tidak barokah, diakibatkan karena syetan mengarahkannya kepada kemaksiatan dengan uang itu.

3. Rezeki yang haram tidak barokah dan hidupnnya tidak tenang.4. Nama baik, kepercayan, dan martabatnya jatuh bila ketahuan.5. Berdosa, karena telah melanggar aturan Allah.6. Merusak secara jasmani dan rohani kita.

Di Indonesia sudah ada Majlis Ulama Indonesia yang memiliki Lembaga Pengawasan Obat dan Makanan (LPOM). Tugas dari LPOM adalah mengkaji dan mengawasi makanan dan minuman yang beredar di Indonesia, apakah telah memenuhi syarat atau tidak. Sehingga umat Islam akan mendapat ketenangan dalam mengonsumsesi makanan dan minuman.

Ayat Al Qur’an danhttps://isnaizakiya29.wordpress.com/2014/12/12/ayat-al-quran-dan-hadits-tentang-makanan-yang-baik-dan-halal-serta-giat-bekerja/

Berlebih-lebihan dalam makanan

Para peneliti dari Finlandia menemukan bahwa setiap orang sekedar memakan makanan yang bergizi dan tidak boros (tidak berlebih-lebihan) dan tergantung pada rasio tertentu pada makanan, khususnya gizi alami, akan memberikan kontribusi dalam mengurangi proporsi kolesterol dan menurunkan tekanan darah, yang mana kedua hal tersebut penyebab utama kematian mendadak. Subhanallah (Maha suci Allah) yang telah berfirman:

المسرفين يحب ال ه إن تسرفوا وال واشربوا وكلوا

“Makan dan minumlah kalian, namun jangan berlebih-lebihan (boros) karena Allah tidak mencintai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (Q.S Al-A’raf:31).Sekiranya umat manusia mau menerapkan ayat diatas dalam sIstem makanan bergizi akan dapat banyak memberikan manfaat terhindar dari penyakit dan dari sisi harta juga

Page 14: Hadist Tentang Etika Makan Dan Minum

hemat, bahkan jika mau merenungkan seruan para ilmuwan ahli gizi dapat ditemukan bahwa mereka juga berpendapat hal terbaik sebagai obat dan terapi agar terhindar dari penyakit di usia ini adalah tidak berlebih-lebihan dalam hal makanan dan minuman! Pertanyaan kami adalah: Bukankah ilmuwan nutrisi saat ini menyerukan yang sama seperti yang disampaikan oleh ayat Allah sejak empat belas yang lalu? Hal ini memberi kesaksian bahwa Al-Quran adalah kitabullah. Demikian juga Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam benar dalam sunahnya yang menganjurkan untuk tidak makan berlebih-lebihan.

(siraaj/kaheel7.com/arrahmah.com)- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/07/12/makan-sambil-berdiri-dan-makan-berlebih-lebihan.html#sthash.Vd3CKwZZ.dpuf

Pribadi Rasulullah SAW itu sederhana. Beliau dan para sahabatnya selalu hidup dalam keterbatasan, tapi mereka tetap teguh dalam barisan tauhid walaupun dalam keadaan sangat lapar.    Keserderhanaan pribadi Rasulullah SAW dan para sahabat dikisahkan oleh Abu Hurairah,”Demi Allah, yang tidak ada sekutu bagi-Nya, (terkadang) aku tidur di atas tanah dengan perut lapar, dan (terkadang) aku ikatkan sebuah batu ke perutku untuk menahan lapar.”

Tidak saja soal makanan, Rasulullah dalam hal tidur, beralaskan tikar dan rumahnya sangat sederhana. Kalau ada pakaian yang sobek atau koyak, beliau sendiri yang menambalnya, tidak menyuruh istrinya. Beliau juga memerah sendiri susu kambing untuk keperluan keluarga maupun dijual.

Setiap kali pulang ke rumah, bila dilihat tiada makanan yang siap untuk dimakan, sambil tersenyum Baginda menyingsingkan lengan bajunya untuk membantu istrinya di dapur. Sayidatuna ‘Aisyah mengisahkan, “Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumah tangga.”

Jika mendengar adzan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid dan cepat-cepat pulang kembali sesudah selesai shalat.

Pernah Baginda pulang pada waktu pagi, dan tentulah amat lapar saat itu. Namun dilihatnya tiada apa pun yang ada untuk sarapan. Yang mentah pun tidak ada, karena ‘Aisyah belum ke pasar. Maka Nabi bertanya,”Belum ada sarapan, ya Humaira? (Humaira adalah panggilan mesra untuk sayidatuna ‘Aisyah yang berarti “Wahai yang kemerah-merahan”).

Aisyah menjawab dengan agak serba salah,”Belum ada apa-apa, wahai Rasulullah.”

Rasulullah lantas berkata,”Kalau begitu, aku puasa saja hari ini.” Tak sedikitpun tergambar rasa akesal di wajahnya.

Sayidatuna ‘Aisyah mengisahkan kesederhanaan Rasulullah SAW tidak pernah memenuhi perutnya. Ketika bersama keluarganya, beliau tidak pernah minta makan kepada istri-istrinya. Jika mereka menghidangkan makanan , beliau pun makan. Beliau memakan apa yang dihidangkan mereka, dan meminum apa yang dihidangkan mereka.”

Walau Nabi Muhammad SAW penuh kesederhanaan, bahkan terkadang tak jarang makan, beliau tetap tegar menjalankan risalah kenabian yang melekat pada dirinya. Pernah suatu ketika, saat beliau menjadi imam shalat, para sahabat melihat gerakan Baginda Nabi antara satu rukun ke satu rukun yang lain amat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi

Page 15: Hadist Tentang Etika Makan Dan Minum

menggerutuk, seolah-olah sendi-sendi pada tubuh manusia yang paling mulia itu bergeser.

Usai shalat, Sayidina Umar bin Khatab yang tidak tahan melihat keadaan Nabi, langsung bertanya,”Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah engkau menanggung penderitaan yang amat berat. Sakitkah, Ya Rasulullah?”

“Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, aku sehat dan segar,” jawab beliau dengan wajah yang senantiasa tersenyum.

“Ya Rasulullah, mengapa setiap kali engkau menggerakan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh engkau? Kami yakin, engkau sedang sakit,” umar mendesak, cemas.

Akhirnya Rasulullah SAW mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Perut Baginda yang kempis, kelihatan dililit sehelai kain yang berisi batu kerikil, buat menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali tubuh Nabi bergerak.

“Ya Rasulullah, adakah bila engkau mengatakan lapar dan tidak punya makanan kami tidak akan mendapatkannya buat engkau?”

Lalu Baginda Nabi menjawab dengan lembut, “Tidak, para sahabatku. Aku tahu, apapun akan engkau korbankan demi rasulmu. Namun apakah akan aku jawab di hadapan Allah nanti bahwa aku, sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya? Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah Allah buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini, lebih lebih lagi tiada yang kelaparan di akhirat kelak.”

Mengenai makan dan minum, Rasulullah SAW adalah orang tidak kecanduan terhadapnya. Nabi menganjurkan agar mengurangi keperluan makan minum dan tidur.    

Al Miqdam ibn Ma’dikarib berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda,”Anak Adam tidak memenuhi suatu bejana yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa potong makanan untuk menguatkan punggungnya. Jika memerlukan lebih banyak lagi, sepertiganya untuk minum dan sisanya untuk bernafas. Sebab akibat dari banyak makan dan minum adalah banyak tidur.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Hibban). (Aji Setiawan)http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,51-id,51744-lang,id-c,hikmah-t,Tentang+Makan+dan+Kebersahajaan+Rasulullah-.phpx