grind
DESCRIPTION
grinding & sizingTRANSCRIPT
LABORATORIUM SATUAN OPERASISEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013
MODUL : Grinding and SizingPEMBIMBING : Tri Haryadi
Praktikum : 28 Febuari 2013
Penyerahan : 07 Maret 2013
(Laporan)
Oleh:
Kelompok : X
Nama : 1. Azka Marta Kintara ,NIM.111411005
2. Maria Stephanie ,NIM.111411021
Kelas : 2A
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2013
GRINDING AND SIZING
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Grinding adalah istilah pemecahan dan penghalusan atau penghancuran (size
reduction) meliputi semua metode yang digunakan untuk mengolah zat padat
menjadi ukuran yang lebih kecil. Di dalam industri pengolahan, zat padat
diperkecil dengan berbagai cara sesuai dengan tujuan yang berbeda-beda.
Bongkah-bongkah biji mentah dihancurkan menjadi ukuran yang mudah
ditangani, bahan kimia sintesis digiling menjadi tepung, lembaran-lembaran
plastik dipotong-potong menjadi kubus atau ketupat-ketupat kecil.
Produk-produk komersial biasanya harus memenuhi spesifikasi yang sangat
ketat dalam hal ukuran maupun bentuk partikel-partikelnya yang menyebabkan
reaktifitas zat padat itu meningkat. Pemecahan itu juga memungkinkan pemisahan
komponen yang tak dikehendaki dengan cara-cara mekanik, system ini juga dapat
digunakan memperkecil bahan-bahan berserat guna memudahkan proses
penanganannya.
Pengayakan terutaman ditujukan untuk pemisahan campuran padat-padat.
Sistem pemisahan ini berdasar atas perbedaan ukuran. Ukuran besar lubang ayak
(atau lubang kasa) dari medium ayak dipilih sedemikian rupa sehingga bagian
yang kasar tertinggal di atas ayakan dan bagian-bagian yang lebih halus jatuh
melalui lubang. Diusahakan untuk dapat melakukan pemisahan yang diinginkan
secepat mungkin. Untuk mencapai hal ini, bahan yang diayak digerakkan terhadap
permukaan ayakan. Pada umumnya, gerakan diperoleh dengan gerakan berputar,
bolak-balik, atau turun naik.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Menentukan ukuran (diameter) partikel umpan (feed) yang berbentuk padatan dan
produk grinding dengan menggunakan analisis ayakan.
2. Menghitung energy kominusi yang dibutuhkan untuk mereduksi ukuran diameter
umpan (Dpawal) menjadi produk (Dpakhir).
3. Menghitung Dp rata-rata
4. Menentukan efisiensi ayakan
II. DASAR TEORI
GRINDING
Grinding adalah proses pengurangan ukuran partikel bahan olahan dari bentuk
besar/kasar di ubah menjadi ukuran yang lebih kecil (proses pemecahan atau penggilingan).
Proses pemecahan/penggilingan ada 4 metode, yaitu:
1. Potongan (cutting), bahan olahan di grinding dengan menggunakan benda tajam.
2. Pukulan (impact), bahan olahan di grinding dengan menggunakan benda tumpul.
3. Tekanan (compression), bahan olahan di grinding dengan di tekan arah tegak lurus
dari landasan.
4. Gesekan (attrition), bahan olahan di grinding dengan di gesek arah sejajar dr landasan.
Berdasarkan bahan olahan, grinding di bagi menjadi 3 golongan yaitu:
1. Pemecah kasar
Pemecah kasar pada umumnya bahan olahan untuk di pecah langsung dari alam.
Untuk pemecah kasar meliputi:
a. Pemecah rahang / Jaw crusher.
b. Pemecah kerucut / Cone crusher
2. Pemecah menengah
Pemecah menengah pada umumnya bahan olahan untuk di pecah berasal dari hasil
olahan pemecah kasar. Untuk pemecah menengah meliputi :
a. Pemecah putar
b. Pemecah keeping
c. Desintegrator / Dismembrator
d. Pemecah palu
3. Penggiling
Bahan olahan, masuk dari atas ke dalam ruang penggilingan, ini dicapai dengan
menggunakan udara terkompresi, ditiup dalam melalui titik injeksi berpusat. Proses
penggilingan dicapai dengan dampak dan penggilingan partikel satu sama lain.
Pengelompokan terpadu memilih partikel dari ukuran yang dibutuhkan dan mengembalikan
ukuran partikel yang tidak diinginkan kembali ke proses penggilingan sampai ukuran yang
dibutuhkan tercapai.
PENGAYAKAN (SIZING/SCREENING)
Pengayakan (sizing/screening) merupakan salah satu metode pemisahan partikel
sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Metode ini dimaksudkan untuk memisahkan fraksi-
fraksi tertentu sesuai dengan keperluan dari suatu material yang baru mengalami grinding.
Ukuran yang lolos melalui saringan biasanya disebut sebagai undersize dan partikel yang
tertahan disebut oversize.
Beberapa jenis ayakan yang sering digunakan antara lain :
1. Grizzly, merupakan jenis ayakan statis, dimana material yang akan diayak mengikuti
aliran pada posisi kemiringan tertentu.
2. Vibrating screen, ayakan dinamis dengan permukaan horizontal dan miring digerakkan
pada frekuensi 1000 sampai 7000 Hz. Ayakan jenis ini mempunyai kapasitas tinggi,
dengan efisiensi pemisahan yang baik, yang digunakan untuk range yang luas dari ukuran
partikel.
3. Oscillating screen, ayakan dinamis pada frekuensi yang lebih rendah dari vibrating screen
(100-400 Hz) dengan waktu yang lebih lama.
4. Reciprocating screen, ayakan dinamis dengan gerakan menggoyang, pukulan yang
panjang (20-200 Hz). Digunakan untuk pemindahan dengan pemisahan ukuran.
5. Shifting screen, ayakan dinamis dioprasikan dengan gerakan memutar dalam bidang
permukaan ayakan. Gerakan actual dapat berupa putaran, atau getaran memutar.
Digunakan untuk pengayakan material basah atau kering.
6. Revolving screen, ayakan dinamis dengan posisi miring, berotasi pada kecepatan rendah
(10-20 rpm). Digunakan untuk pengayakan basah dari material-material yang relatif
kasar, tetapi memiliki pemindahan yang besar dengan vibrating screen.
Diameter partikel dapat diukur dengan berbagai cara. Untuk partikel berukuran besar
(> 5 mm) dapat diukur secara langsung dengan menggunakan micrometer. Untuk partikel
yang sangat halus diukur dengan menggunakan ukuran ayakan standar. Ukuran ayakan
dinyatakan dalam dua cara, dengan angka ukuran mesh (jumlah lubang dalam inchi persegi )
dan dengan ukuran aktual dari bukaan ayakan dengan ukuran partikel besar ( dalam mm atau
inchi). Ada beberapa perbedaan yang standar dalam penggunakan ukuran ayakan tetapi yang
penting adalah memperoleh standar tertentu dalam penentuan ukuran partikel yang kita
kehendaki. Tabel di bawah ini menunjukan daftar nomor mesh yang bersesuaian untuk
ayakan baku Tyler.
ayakan Tyler
Mesh Number (in)
(mm
) Mesh Number (in)
(mm
)
3 0.263 6.68 35
0.016
4
0.41
7
4 0.185
4.69
9 48
0.011
6
0.29
5
6 0.131
3.32
7 65
0.008
2
0.20
8
8 0.093
2.36
2 100
0.005
8
0.14
7
10 0.065
1.65
1 150
0.004
1
0.10
4
14 0.046
1.16
8 200
0.002
9
0.07
4
20
0.032
8
0.83
3 270
0.002
1
0.05
3
28 0.023 0.58 400 0.001 0.03
9 5 8
Diameter rata-rata partikel antar ayakan berdasarkan ayakan Tyler, misal partikel
yang lolos melalui ayakan 150 mesh tetapi tertahan pada 200 mesh dilambangkan dengan
partikel –150/+200 mesh. Berikut tabel diameter partikel rata-rata penentuan ayakan Tyler.
Diameter partikel rata-rata berdasarkan ayakan Tyler
Ukuran ayakan Diameter partikel Dp (in)
-10/+14 0.0555
-14/+20 0.0394
-20/+28 0.0280
-28/+35 0.0198
-35/+48 0.0140
-48/+65 0.0099
-65/+100 0.0070
-100/+150 0.0050
-150/+200 0.0035
Bentuk Bahan yang Diayak dan Permukaan Ayakan
Permukaan ayak dapat terdiri atas berbagai macam bahan:
1. Batang Baja
Batang-batang baja berjarak sedikit satu sama lain. Batang ini digunakan untuk mengayak
bahan kasar seperti: batu, batu bara, dll.
2. Pelat Berlubang
Garis tengah lubang biasanya 1 cm atau lebih. Ukuran tebal pelat meningkat sesuai
dengan bertambah besarnya garis tengah lubang.
3. Anyaman Kawat
Biasa dipakai kawat baja, karena kuat.
4. Sutera Tenun
Bahan ini digunakan untuk mengayak zat yang sangat halus, seperti bunga dan tepung.
5. Rol Berputar
Permukaan ayak semacam ini terdiri atas sejumlah rol berusuk yang disusun
berdampingan dan digerakkan dengan kecepatan berlainan. Pengayakan pada permukaan
ayak semacam ini adalah sangat efektif.
Untuk semua instalasi ayak berlaku bahawa, bahan ayak harus tersebar merata di atas
permukaan ayak. Selanjutnya, penting pula untuk mengatur kecepatan takar sesuai dengan
kapasitas ayakan. Dengan cara demikian dapat dicegah pembebanan lebih atau kurang.
Instalasi ayak yang paling banyak dipakai dapat dibagi menjadi empat kelompok
utama yaitu:
ayakan statis
ayakan tromol
ayakan kocok
ayakan getar
Ayakan Peneliti
Ayakan ini tersusun atas beberapa jenis ukuran lubang ayaka yang teliti. Ayakan ini
ditempatkan dalam sebuah aparat getar secara bersusun ke atas. Makin ke atas lubang ayak
semakin besar. Di samping diberi getaran, ayakan ini sering juga diberi ayunan. Denagn cara
demikian, diperoleh fraksi-fraksi. Dari fraksi ayak dapat disimpulkan ukuran bagian-bagian
halus suatu produk tertentu dalam batas yang ditetapkan dan memenuhi spesifikasi.
Faktor-faktor yang menentukan Pemilihan Ayakan
Faktor-faktor berikut sangat penting.
(1) Jumlah
(2) Ukuran
(3) Penyebaran ukuran
(4) Bentuk
(5) Massa jenis (menentukan kekuatan ayakan)
(6) Kekerasan (menentukan kecepatan aus)
(7) Jenis zat (lembab, lengket, dll).
EFEKTIVITAS AYAKAN
Pengayakan adalah satu metode yang mudah dan cepat untuk penentuan ukuran
partikel dan pemisahan. Meskipun demikian, metode ini tidak dapat disebut sebagai metode
sangat akurat. Sebab, pada bentuk partikel tak beratruran, kemudahan lolos dari lubang
ayakan tergantung pada arah gerakan partikel.
III. PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
1. Bahan padatan : zeolit, pasir dan batuan lain
2. Ayakan getar
3. Ball Mill
4. Bola baja/keramik
5. Motor penggerak ball mill dan perlengkapannya
3.2 Cara Kerja
1. Timbang material/bahan yang akan digunakan sebanyak 250 gram
2. Ayak material tersebut dengan ayakan getar, susun ukuruan ayak bukaan paling
besar paling atas disusun ke bawah sampai pada bukaan ayakan paling kecil
dan pan
3. Timbang masing-masing fraksi yang berada dalam ayakan sesuai dengan
ukuran
4. Buat analisa ayak dan kurva hubungan % kumulatif lolos dengan ukuran
5. Tentukan Dp awal dari kurva dengan menarik 80% kumulatif lolos
6. Buka tutup ball mill dan masukan material bersama bola keramik/baja
7. Letakkan ballmill dia atas silinder, setting kecepatan putaran motor, hidupkan
motor penggerak dan matikan setelah 30 menit
8. Buka ballmilll keluarkan materialnya
9. Tentukan ukuran/diameter produk dengan analisis ayakan sesuai dengan
langkah 2 sampai dengan langkah 5
10. Tentuakan energi kominusi dengan hukum Bond
IV. DATA PENGAMATAN
Kecepatan putar sizing = 40 rpm
Lama waktu putar = 10 menit
Kecepatan putar grinding = skala 1
Lama waktu grinding = 30 menit (15 menit arah putaran ke kanan, 15 menit arah putaran ke
kiri)
1. Bahan 1 = zeolit
Massa zeolit = 250.08 gram
Ukuran (mm) Massa Awal (gram) Massa Akhir (gram)+2 173,77 168,31-2/+1,40 28,89 24,44-1,.40/+1 16,83 16,17-1/+0,20 16,17 20,38-0,20/+0,112 6,61 10,58-0,112/+0,05 5,73 6,27-0,05/ 0 1,02 0,52TOTAL 249,02 246,67
2. Bahan 2 = pasir
Massa pasir = 250.07 gram
Ukuran (Mm) Massa Awal (gram) Massa Akhir (gram)+2 202,95 188,48-2/+1,40 16,73 15,29-1,.40/+1 13,79 12,59-1/+0,20 14,21 25,56-0,20/+0,112 1,4 6,07-0,112/+0,05 1,09 1,66
-0,05/ 0 0,01 0,01TOTAL 250,18 249,66
3. Bahan 3 = batuan lain
Massa batuan lain = 250.10 gram
Ukuran (Mm) Massa Awal (gram) Massa Akhir (gram)+2 230,12 219,48-2/+1,40 10,84 10,53-1,.40/+1 5,35 6,65-1/+0,20 3,05 8,04-0,20/+0,112 0,23 3,33-0,112/+0,05 0,25 1,09-0,05/ 0 0 0,04TOTAL 249,84 249,16
V. PENGOLAHAN DATA
1. Bahan 1= Zeolit
Ukuran (mm) Massa Awal (gram)
Massa Akhir (gram)
%berat awal
% berat akhir
% kumulatif awal
% kumulatif akhir
+2 173.77 168.31 69.78 68.23 100 100-2/+1,40 28.89 24.44 11.6 9.908 61.61 68.81-1,.40/+1 16.83 16.17 6.758 6.555 39.24 48.18-1/+0,20 16.17 20.38 6.493 8.262 17.75 22.17-0,20/+0,112 6.61 10.58 2.654 4.289 8.97 8.665-0,112/+0,05 5.73 6.27 2.301 2.542 1.355 0.664-0,05/ 0 1.02 0.52 0.41 0.211 - -TOTAL 249.02 246.67
Tabel perhitungan
Grafik hubungan antara % kumulatif lolos terhadap ukuran
0 0.5 1 1.5 2 2.50
20
40
60
80
100
120
f(x) = 47.204684549576 x + 3.94877670330666R² = 0.983319756541745f(x) = 45.8717072698295 x + 1.7481937565352R² = 0.972880700063171
Kurva % Kumulatif vs Dp
zeolit awalLinear (zeolit awal)
Dp
% K
umul
atif
Lolo
s
Berdasarkan kurvadiperoleh nilai Dp awal = 1.706 mm = 1706 µm
Berdasarkan kurvadiperoleh nilai Dp akhir = 1.611 mm = 1611 µm
Energy kominusi
Rumus yang digunakan :
W =10Wi ( 1√Dp Akhir
− 1√Dp Awal
)
Wi = work indeks = 13.81 (for all material tasted)
W =10(13.81)( 1√1611
− 1√1706
)
W =0,0972kWh/ton
Dp rata-rata
Rumus yang digunakan :Dprata−rata= DpAwal+DpAkhir2
Dprata−rata=1706 µm+1611µm2 = 1658.5µm
Menentukan Efektivita Pengayakan (zeolit)
Rumus yang digunakan :
Efisiensi Ayakan= Massa Undersize yang lolosMassaUndersize ygseharusnya lolosx 100%
Ayakan1= 78,36246,67
x100 %=31,77 %
Ayakan2=53,9278,36
x100 %=68,81 %
Ayakan3=37,7553,92
x100 %=70,01 %
Ayakan 4=17,3737,75
x100 %=46,01%
Ayakan5= 6,7917.37
x100 %=39,09 %
Ayakan6=0,526,79
x100 %=7,66 %
2. Bahan 2 = pasir
Tabel perhitungan
Ukuran (Mm)
Massa Awal (gram)
Massa Akhir (gram)
%berat awal
% berat akhir
% kumulatif awal
% kumulatif akhir
2 202,95 188,48 81,12
75,49
-2/+1,40 16,73 15,296,687
6,124 100 100
-1,.40/+1 13,79 12,595,512
5,043 64,58 75,01
-1/+0,20 14,21 25,565,68
10,24 35,38 54,43
-0,20/+0,112
1,4 6,070,56
2,431 5,293 12,65
-0,112/+0,05
1,09 1,660,436
0,665 2,329 2,73
-0,05/ 0 0,01 0,010,004
0,004 0,021 0,016
TOTAL 250,18 249,66
Grafik hubungan antara % kumulatif lolos terhadap ukuran
0 0.5 1 1.5 2 2.50
20
40
60
80
100
120
f(x) = 51.9100902155124 x − 0.393489372647963R² = 0.994663896764559f(x) = 50.1740052923325 x − 5.22125203449289
R² = 0.984646073084945
Kurva % Kumulatif vs Dp
pasir awalLinear (pasir awal)
Dp
% K
umul
atif
Lolo
s
Berdasarkan kurvadiperoleh nilai Dp awal = 1.670 mm = 1670 µm
Berdasarkan kurvadiperoleh nilai Dp akhir =1.549 mm = 1549 µm
Energy kominusi
Rumus yang digunakan :
W =10Wi ( 1√Dp Akhir
− 1√Dp Awal
)
Wi = work indeks = 13.81 (for all material tasted)
W =10(13.81)( 1√1549
− 1√1670
)
W =0,1295kWh/ton
Dp rata-rata
Rumus yang digunakan :Dprata−rata= DpAwal+DpAkhir2
Dprata−rata=1670 µm+1549 µm2 = 1609.5µm
Menentukan Efektivita Pengayakan (pasir)
Rumus yang digunakan :
Efisiensi Ayakan= Massa Undersize yang lolosMassaUndersize ygseharusnya lolosx 100%
Ayakan1= 61,18249,66
x100 %=24,51 %
Ayakan2=45,8961,18
x100 %=75.01 %
Ayakan3= 33,345,89
x 100 %=72,56 %
Ayakan 4=7,7433,3
x100 %=23,24 %
Ayakan5=1,677,74
x 100 %=21,58 %
Ayakan6=0,011,67
x 100 %=0,60 %
3. Bahan 3 = batuan lain
Tabel perhitungan
Ukuran (Mm)
Massa Awal
(gram)
Massa Akhir
(gram)
%berat awal
% berat akhir
% kumulatif
awal
% kumulatif
akhir
2 230,12 219,48 87,85
88,09 100 100
-2/+1,40 10,84 10,534,215
4,226 45,03 64,52
-1,.40/+1 5,35 6,652,662
2,669 17,9 42,12
-1/+0,20 3,05 8,043,218
3,227 2,434 15,03
-0,20/+0,112
0,23 3,331,333
1,336 1,268 3,807
-0,112/+0,05
0,25 1,090,436
0,437 0 0,135
-0,05/ 0 0 0,040,016
0,016 - -
TOTAL 249,84 249,16
Grafik hubungan antara % kumulatif lolos terhadap ukuran
0 0.5 1 1.5 2 2.50
20
40
60
80
100
120
f(x) = 48.4695698855111 x − 0.867603798684684R² = 0.98795726721338
f(x) = 46.1493718929472 x − 8.85507481894108R² = 0.891707638984148
Kurva % Kumulatif vs Dp
batuan lain awalLinear (batuan lain awal)batuan lain akhirLinear (batuan lain akhir)
Dp
% K
umul
atif
Lolo
s
Berdasarkan kurvadiperoleh nilai Dp awal =1.926 mm = 1926 µm
Berdasarkan kurvadiperoleh nilai Dp akhir =1.668 mm = 1668 µm
Energy kominusi
Rumus yang digunakan :
W =10Wi ( 1√Dp Akhir
− 1√Dp Awal
)
Wi = work indeks = 13.81 (for all material tasted)
W =10(13.81)( 1√1668
− 1√1926
)
W =0,2346kWh/ton
Dp rata-rata
Rumus yang digunakan :Dprata−rata= DpAwal+DpAkhir2
Dprata−rata=1926 µm+1669 µm2 = 1797.5µm
Menentukan Efektivita Pengayakan (batuan lain)
Rumus yang digunakan :
Efisiensi Ayakan= Massa Undersize yang lolosMassaUndersize ygseharusnya lolosx 100%
Ayakan1= 29,68249,16
x100 %=11,91%
Ayakan2=19,1529,68
x100 %=64,52 %
Ayakan3= 12,519,15
x100 %=65,27 %
Ayakan 4=4,4612,5
x 100 %=35,68 %
Ayakan5=1,134,46
x 100%=25,34 %
Ayakan6=0,041,13
x100 %=3,53 %
VI. PEMBAHASAN
Nama : Azka Marta KintaraNIM : 111411005
Proses grinding yaitu proses penghancuran, pengecilan, serta penghalusan
ukuran partikel zat padat agar didapat zat padat dengan ukuran yang lebih halus
dengan menggunakan mesin penghancur. Umpan yang ada dalam mesin grinding
mendapatkan proses pukulan dan tekanan sehingga ukurannya menjadi lebih kecil
dari ukuran awalnya.
Proses ayak (sizing) yaitu proses penyamarataan ukuran dalam ayakan sesuai
dengan ukuran yang dikehendaki sehingga ukuran partikel menjadi homogen. 1 set
ayak standar disusun dalam suatu tumpukan dan diberi getaran, sehingga bahan yang
ada di ayakan paling atas akan lebih mudah masuk kedalam ayakan dibawah sesuai
dengan ukurannya. Partikel yang tertahan pada setiap ayak dikumpulkan dan
ditimbang. Efisiensi dari setiap ayakan berbeda-beda, efisiensi terbesar yang
diperoleh untuk bahan zeolit yaitu pada ayakan ketiga (diameter ayakan 1mm) sebesar
70,01 % sedangkan untuk bahan pasir yaitu pada ayakan kedua (diameter ayakan
1,4mm) sebesar 75,01 % dan untuk bahan batuan lain yaitu pada ayakan ketiga
(diameter ayakan 1mm) sebesar 65,27 %.
Hal yang mempengaruhi proses Grinding adalah:
- Jika ukuran bahan yang akan dihancurkan lebih besar maka diperlukan waktu
penghancuran yang lebih lama.
- Semakin lama waktu yang digunakan dalam proses penghancuran maka
semakin halus hasil yang diperoleh.
- Sifat dari suatu bahan berbeda-beda, ada bahan yang keras, sedang, dan bahan
yang mudah untuk dihancurkan.
- Menghasilkan hasil dengan satu ukuran tertentu atau dengan distribusi ukuran
tertentu dengan yang dikehendaki.
Hal yang mempengaruhi proses Sizing adalah:
- Bahan yang berupa butiran tidak beraturan lebih mudah lolos jika
dibandingkan dengan bahan-bahan berbentuk bola, jarum atau sisik.
- Bahan yang lembab atau lekat ikut menyebabkan penggumpalan bahan
sehingga menutup lubang ayakan.
- Kondisi ayakan yang bersih dari sumbatan akan semakin membuat proses
ayakan relatif lebih mudah dan lebih selektif.
VII. KESIMPULAN
1. Bahan 1zeolit
Dp awal = 1706 µm
Dp akhir = 1611 µm
Dp rata-rata = 1658.5µm Energi Grinding/Kominusi (E) = 0,0972kWh/ton
Efisiensi ayakan 1 = 31,77 % Efisiensi ayakan 2 = 68,81 % Efisiensi ayakan 3 = 70,01 % Efisiensi ayakan 4 = 46,01 % Efisiensi ayakan 5 = 39,09 % Efisiensi ayakan 6 = 7,66 %
2. Bahan 2 pasir
Dp awal = 1670 µm
Dp akhir = 1549 µm
Dp rata-rata = 1609.5µm Energi Grinding/Kominusi (E) = 0,1295kWh/ton
Efisiensi ayakan 1 = 24,51 %
Efisiensi ayakan 2 = 75.01 %
Efisiensi ayakan 3 = 72,56 %
Efisiensi ayakan 4 = 23,24 %
Efisiensi ayakan 5 = 21,58 % Efisiensi ayakan 6 = 0,60 %
3. Bahan 3 batuan lain
Dp awal = 1926 µm
Dp akhir = 1668µm
Dp rata-rata = 1797.5µm
Energi Grinding/Kominusi (E) = 0,2346kWh/ton
Efisiensi ayakan 1 = 11,91%
Efisiensi ayakan 2 = 64,52 %
Efisiensi ayakan 3 = 65,27 %
Efisiensi ayakan 4 = 35,68 %
Efisiensi ayakan 5 = 25,34 %
Efisiensi ayakan 6 = 3,53 %
VIII. DAFTAR PUSTAKA
1. Warren L,Mc Cabe,Julian C.Smith, dan Peter harriot,(1999),”Operasi Teknik Kimia”,
Jilid 1, Cetakan ke-4,PT.Erlangga.
2. Crristie J. Geankoplis,(1997),”Transport Process and Unit Operation”, 3rd
Ed.,Prentice-Hall of India.
3. Stanley M. Walas,(1998),”Chemical Process Equipment”, 10th Butterworth Publisher
USA.