globalisasi sama atau tidak sama dengan modernisasi

42
ABSTRAK Globalisasi menjadi satu kata yang nyaring terdengar di seluruh dunia pada abad 21 ini. Pro–kontra pun mewarnai perjalanan globalisasi sebagai sebuah fenomena. Perubahan yang terjadi secara menyeluruh, dirasakan secara kolektif, dan mempengaruhi banyak orang (lintas wilayah - lintas negara) yang mempengaruhi gaya hidup dan lingkungan kita. Dunia memang berubah dan globalisasi adalah dunia yang terhubung (connected world) seolah tanpa batas. Ada banyak unsur kehidupan di segala bidang yang bersifat primer yang tentu sangat dibutuhkan manusia khususnya, dibawa dalam proses Globalisasi. Kepentingan berbagai pihak pun bermain dalam era globalisasi ini. Salah satu unsur yang dibawa dalam proses Globalisasi yang akan kami bahas lebih lanjut dalam makalah kami adalah modernisasi.

Upload: nur-utami

Post on 09-Jun-2015

6.106 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

ABSTRAK

Globalisasi menjadi satu kata yang nyaring terdengar di seluruh dunia pada

abad 21 ini. Pro–kontra pun mewarnai perjalanan globalisasi sebagai sebuah

fenomena. Perubahan yang terjadi secara menyeluruh, dirasakan secara kolektif,

dan mempengaruhi banyak orang (lintas wilayah - lintas negara) yang

mempengaruhi gaya hidup dan lingkungan kita. Dunia memang berubah dan

globalisasi adalah dunia yang terhubung (connected world) seolah tanpa batas.

Ada banyak unsur kehidupan di segala bidang yang bersifat primer yang

tentu sangat dibutuhkan manusia khususnya, dibawa dalam proses Globalisasi.

Kepentingan berbagai pihak pun bermain dalam era globalisasi ini. Salah satu

unsur yang dibawa dalam proses Globalisasi yang akan kami bahas lebih lanjut

dalam makalah kami adalah modernisasi.

Modernisasi dan Globalisasi adalah sepasang wacana social-politik-global

yang tak pernah terlepas dan saling mempengaruhi satu sama lain. Opini ini

muncul berkaitan dengan seringnya konsep ini beriring bersamaan dalam setiap

pembahasan. Apabila kita membahas tentang globalisasi, pasti pembicaraan

tentang modernisasi akan muncul, begitu pun sebaliknya, apabila kita membahas

tentang modernisasi, globalisasi tentu akan menjadi topic hangat selanjutnya yang

menemani pembahasan tentang modernisasi ini.

Page 2: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

Pada Makalah ini, kami akan mencoba menganalisis tentang globalisasi

dan modernisasi. Apa sebenarnya yang menjadi esensi utama dari globalisasi juga

esensi utama dari modernisasi dan bagaimana kaitan antar kedua konsep ini.

Sehingga dalam pembahasan akan kami jabarkan beberapa definisi Globalisasi

dan definisi modernisasi beserta analisis kami juga kesimpulan akan batasan mana

sebenarnya kata bisa memahami globalisasi dan modernisasi.

Pada pembahasan juga kami akan berusaha menganalisis pertanyaan

global kekinian tentang globalisasi, yakni sebuah pertanyaan yang jika dicari

jawabannya, seakan menjawab pertanyaan telur dan ayam, yang mana yang

sebenarnya lebih dulu tercipta. Pada pembahasan makalah ini, akan kami telusur

lebih lanjut mengenai globalisasi, apakah sama atau tidak sama dengan

modernisasi. Mengingat seperti yang telah kami jabarkan sebelumnya, globalisasi

dan modernisasi seakan pasangan yang tak pernah terlepas.

Page 3: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

A. GLOBALISASI

Menurut IMF yang dikutip Nopriadi, 20 April 2007 dalam bukunya

MEMAHAMI GLOBALISASI : Proses Integrasi Umat Manusia dalam Arus

Kapitalisme Global dijelaskan,

The International Monetary Fund (IMF) provides the typical definition of globalization, which is the growing economic interdependence of countries worldwide through increasing volume and variety of cross-border transactions in goods and services, free international capital flows, and more rapid and widespread diffusion of technology.

terjemahan:

IMF menjabarkan beberapa tipe dari definisi globalisasi, yakni pertumbuhan ekonomi antarnegara yang saling bergantung satu sama lain di dunia yang luas ini yang meliputi peningkatan jumlah dan jenis transaksi lintas batas baik dalam benda dan jasa, pergerakan modal internasional yang bebas, dan semakin cepat daan luasnya perkembangan teknologi.

Definisi Globalisasi yang dijabarkan oleh IMF sebagai badan ekonomi

internasional memiliki kedekatan yang sangat kental dalam bidang ekonomi. Jika

ditinjau dari segi umumnya, apabila mendengar kata globalisasi, saya pun pribadi

akan sangat sepakat bahwa akar dari globalisasi adalah kebutuhan masyarakat

akan ekonomi.

Dapat kami simpulkan, secara tidak langsung, definisi Globalisasi yang

dijabarkan IMF yaitu suatu keadaan di mana jika kita tidak punya modal, maka

kita tidak akan selamat, mengingat saling ketergantungan ekonomi adalah sebuah

realita yang tak bisa dihindari.

Page 4: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

Definisi Globalisasi juga dikemukakan oleh Bank Dunia sebagaimana

dikutip “World Bank defines globalization as the Freedom and ability of

individuals and firms to initiate voluntary economic transactions with residents of

other countries".

terjemahan :

kebebasan dan kemampuan dari individu atau firma untuk memulai transaksi ekonomi secara sengaja dengan penduduk di Negara lain.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Globalisasi adalah suatu proses

pengglobalan atau penduniaan sesuatu, maka sangat tepat apabila Bank Dunia

mendefinisikan Globalisasi dengan sangat singkat. Kebebasan dan kemampuan

individu maupun firma untuk melakukan transaksi ekonomi lintas Negara.

Sebagai Bank Dunia atau Bank-nya Negara-negara yang ada di dunia ini,

maka suatu transaksi lintas Negara memang sangat dibutuhkan dan tentu saja

adalah suatu faktor pendukung kepentingan tersendiri dari Bank Dunia.

Kebebasan maksudnya di sini adalah tidak adanya lagi sekat yang

membatasi Negara satu dengan yang lainnya. Sekat baik yang dalam artian batas

wilayah maupun regulasi-regulasi Negara yang dapat merugikan pelaku utama

ekonomi khususnya ekonomi internasional. Hal ini dapat dilihat dari

berkurangnya peranan Negara dalam menentukan kebijakannya, mengingat

kepentingan pasar adalah yang utama di era globalisasi dan liberalisasi ekonomi

ini.

Ada sebuah definisi yang sangat menarik perhatian kami kala diskusi

kelompok tentang globalisasi ini. Dalam makalah salahsatu anggota kelompok,

Page 5: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

ada yang membahas tentang definisi Globalisasi yang sangat singkat yang

diungkapkan Tony Blair. Tony Blair memberikan definisi Globalisasi sebagai

“Inevitable and Irresistible”. (Alex:2006) yang berarti “tak tertahankan dan tak

terelakkan.”

Kami sangat tertarik dengan apa yang diungkap Tony Blair. Sangat

singkat, padat dan jelas. Dan memang begitulah Globalisasi bagi kita semua

masyarakat dunia, tak terelakkan dan tak terhindarkan.

Untuk semua lapisan masyarakat atau dari masyarakat bagian manapun

kita, globalisasi adalah suatu proses atau rekayasa social tergantung dari

bagaimana kita memaknainya, hal ini adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari

dan dielakkan dari kehidupan kita.

Karena itu, kita, siapa pun kita, dituntut untuk siap dengan situasi

globalisasi dan semua hal yang dituntut dari globalisasi. Secara tidak langsung,

kita dituntut untuk memiliki modal yang banyak agar bisa survive di dunia neo-

liberalisme ini.

Hal ini lah yang kemudian menjadi ketimpangan dari globalisasi,

ketimpangan yang tentu bagaimanapun akan merugikan Negara-negara

berkembang seperti Indonesia. Negara berkembang yang belum siap untuk

globalisasi, tapi karena sifat dari Globalisasi yang tak tertahankan dan tak

terelakkan, maka kita dituntut atau dipaksa untuk siap.

Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi yang memudahkan

pertukaran informasi, globalisasi makin tidak dapat dihindari, suka tidak suka

Page 6: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

globalisasi akan terus berjalan. Pertukaran ide makin instan, tidak hanya ide dalam

artian ideologi, tetapi juga ide pertukaran manusia, ide pertukaran ekonomi, ide

pertukaran materi, yang semua terjadi makin mudah dan cepat.

B. MODERNISASI

Untuk memahami Modernisasi lebih jauh, kami akan mencoba melakukan

pendekatan teoretis dulu dengan mengkaji lebih lanjut beberapa definisi mengenai

modernisasi.

Menurut Astrid S Susanto (1977), modernisasi adalah proses

pembangunan kesempatan yang diberikan oleh perubahan demi kemajuan.

Widjojo Nitisastro juga mendefinisikan bahwa modernisasi mencangkup suatu

transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisional atau pramodern dalam

arti teknologi serta organisasi sosial ke arah pola-pola ekonomis dan politis.

Soerjono Soekanto, seorang sosiologis pun menyimpulkan bahwa modernisasi

adalah suatu bentuk perubahan sosial, yang bisanya berupa perubahan sosial yang

terarah (directed change) yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya

dinamakan Sosial Planing.

Berangkat dari ketiga definisi ilmuwan tadi, kami menyimpulkan bahwa

modernisasi adalah suatu proses pembangunan dunia menuju perubahan

masyarakat dari tradisional menuju ke masyarakat modern dengan ditandai oleh

syarat-syarat tertentu modernisasi. Adapu syarat-syarat modernisasi yakni :

Page 7: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

Cara berfikir ilmiah (Scientific thinking) yang institutionalized dalam the

ruling class maupun masyarakat.

Sistem administrasi negera yang baik, yang benar-benar mewujudkan

bureaucracy (birokrasi).

Adanya system pengumpula data yang baik dan teratur yang terpusat pada

suatu lembaga atau badan tertentu.

Penciptaan iklim yang favoureble dan masyarakat terhadap modernisasi

dengan cara pengunaan alat-alat komunikasi masa.

Tingkat organisasi yang tinggi, yang disatu pihak berarti disiplin,

sedangkan dilain pihak berarti pengurangan kemerdekaan.

Sentrasi wewenang dalam social planning.

Syarat masuknya sebuah umat atau kelompok orang dalam era modernisasi

ini kemudian menjadi standar bersama yang kita pahami bersama. Tanpa kita

sadari, standarisasi ini sungguh sangat berat sebelah. Sebagai kelompok

masyarakat dunia bagian timur, standarisasi masuknya sebuah kaum dalam

modernisasi yang sempat kami paparkan pada kesempatan yang lalu sungguh

menyadarkan bahwa standarisasi itu sungguh sangat mendewakan kebudayaan

barat.

Kita seakan ditarik oleh kebudayaan barat untuk kemudian dipaksa

memiliki pemikiran yang sama dengan mereka.

Memahami teori modernisasi dengan standarisasi di atas seakan memaksa

kita untuk memahami beberapa hal tentang modernisasi, yaitu:

Page 8: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

Pertama, teori modernisasi membantu memberikan secara implisit

pembenaran hubungan kekuatan yang bertolak-belakang antara

masyarakat ”tradisional” dan ”modern”. Karena Amerika Serikat dan

negara-negara Eropa Barat disebut sebagai negara maju dan negara

Dunia Ketiga dikatakan sebagai tradisional dan terbelakang, maka

negara Dunia Ketiga perlu melihat dan menjadikan Amerika Serikat

dan negara-negara Eropa Barat sebagai model dan panutan dalam

setiap hal.

Kedua, teori modernisasi menilai ideologi komunisme sebagai

ancaman pembangunan negara Dunia Ketiga, jika negara Dunia

Ketiga hendak melakukan modernisasi, mereka perlu menempuh arah

yang telah dijalani oleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa

Barat, dan oleh karena itu mereka hendaknya berdiri jauh dari pahan

komunisme. Untuk mencapai tujuan itu, teori modernisasi

menyarankan agar negara Dunia Ketiga melakukan pembangunan

ekonomi, meninggalkan dan mengganti nilai-nilai tradisional dan

melembagakan demokrasi politik.

Ketiga, teori modernisasi mampu memberikan legitimasi tentang

perlunya bantuan asing, khususnya dari Amerika Serikat. Jika dan

kerena yang diperlukan negara Dunia Ketiga adalah kebutuhan

investasi produktif dan pengenalan nilai-nilai modern, maka Amerika

dan negara maju lainnya dapat membantu dengan mengirimkan tenaga

Page 9: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

ahli, mendorong para pengusaha untuk melakukan investasi di luar

negeri dan memberikan bantuan untuk negara Dunia Ketiga.

Kajian teori modernisasi klasik tadi kemudian menghasilkan adanya

pengemlompokan ciri manusia yang telah dapat dan bisa dianggap sebagai

manusia modern. Pencirian ini kemudian dianalisis lebih lanjut oleh Inkeles dan

menghasilkan enam ciri Manusia Modern. Menurut Inkeles, mausia modern akan

memiliki berbagai karakteristik pokok berikut ini,

Terbuka terhadap pengalaman baru. Ini berarti, bahwa manusia

modern selalu berkeinginan untuk mencari sesuatu yang baru.

Memilki sikap untuk semakin independen terhadap berbagai bentuk

otoritas tradisional, seperti orang tua, kepala suku dan raja.

Percaya terhadap ilmu pengetahuan, termasuk percaya akan

kemampuannya untuk menundukkan alam semesta.

Memiliki orientasi mobilitas dan ambisi hidup yang tinggi. Mereka

berkehendak untuk meniti tangga jenjang pekerjaannya.

Memilki rencana jangka panjang. Mereka selalu merencanakan

sesuatu jauh didepan dan mengetahui apa yang akan mereka capai

dalam waktu lima tahun kedepan.

Aktif terlibat dalam percaturan politik. Mereka bergabung dengan

berbagai organisasi kekeluargaan dan berpartisipasi aktif dalam

urusan masyarakat lokal.

Page 10: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

Syarat masuknya sebuah kelompok masyarakat ke fase modern atau era

modernisasi dengan standarisasi yang telah dikemukakan tadi juga ciri

pengelompokan manusia seperti apa yang hidup di era modernisasi kemudian kita

kenal dengan teori modernisasi klasik.

Teori modernisasi klasik ini bersumber dari keyakinan kita akan

berbedanya antara tradisi dan modern. Ada hubungan saling tolak belakang antara

apa yang menjadi tradisi dan apa yang menjadi canggih dengan modernisasi.

Segala sesuatu yang dianggap tradisi kemudian kita yakini bersama sebagai

sesuatu yang ketinggalan zaman dan tidak maju, karena itu, jika ingin berhasil dan

berkembang, maka kita harus mencontoh Amerika Serikat dan negara-negara di

Eropa Barat. Kita harus meninggal kebudayan local yang menjadi tradisi kita dan

telah ketinggalan zaman dengan sesuatu yang dianggap modern.

Esensi dari teori modernisasi klasik adalah pemisahan secara kaffah atau

seluruh antara tradisi dan hal yang bersifat modern. Seiring perjalanannya, teori

modernisasi klasik ini mendapat banyak kritikan dari berbagai pihak. Banyak

kemudian para pengamat social-budaya mendapati fenomena keterikatan yang

kuat antara tradisi dan modern yang kemudian membuat mereka tidak sepaham

dengan sifat tolak belakang antara tradisi dan modern seperti yang dikemukakan

oleh para pemikir teori modernisasi klasik.

Beberapa pengkritik tentang teori modernisasi klasik meyatakan

keberatannya pada asumsi teori fungsionalisme, tentang pertentangan antara

tradisi dengan modern. Pertama, menanyakan tentang apakah sesungguhnya yang

Page 11: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

disebut dengan tradisi? Apakah benar bahwa Dunia Ketiga memiliki seperangkat

nilai tradisional yang homogen dan harmonis? Menurut mereka, negara Dunia

Ketiga memiliki sistem nilai yang heterogen. Di negara Dunia Ketiga , misalnya,

dapat dijumpai nilai tradisional kebesaran yang dimilki oleh para elite

masyarakatnya, dan sekaligus juga nilai tradisional kebanykan yang dimilki oleh

massa rakyat banyak. Elite masyarakat memilki rasa dan apresiasi yang tinggi

terhadap puisi, lukisan, tarian, pemburuan, kenikmatan, dan filsafat; sementara

massa rakyat banyak memberikan rasa apresiasi yang tinggi pada kerja keras,

ketekunan, kehematan, dan ketidaktergantungan pada penghasilan.

Kedua, menanyakan tentang apakah sesungguhnya nilai tradisional dan

nilai modern selalu bertolak belakang? Disatu pihak, menrut pengkritik, dalam

masyarakat tradisional juga terdapat nilai-nilai modern. Sebagai contoh, didalam

masyarakat tradisional Cina yang memberikan nilai penting pada status warisan

dan bawaan, disaat yang sama juga memberikan nilai penting pada sistem ujian

yang tidak mengenal hubungan pribadi dan juga menekankan pentingnya

kebutuhan berprestasi. Di pihak lain, nilai-nilai tradisional juga dijumpai dan

hadir dengan tegar ditengah-tengah masyarakat modern. Nilai-nilai khusus, seperti

usia, suku, jenis kelamin, tidak mungkin dapat dihilangkan sama sekali dalam,

misalnya, proses penarikan dan promosi tenaga kerja pada birokrasi modern. Oleh

karena itu, menurut pengkritik ini, nilai tradisional dan nilai modern akan selalu

hidup berdampingan.

Ketiga, menyatakan tentang apakah sesungguhnya nilai-nilai tradisional

selalu menghambat modernisasi? Apakah selalu diperkirakan untuk

Page 12: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

menghilanghkan nilai-nilai tradisional jika hendak mencapai modernisasi?. Bagi

pengritik, terkadang nilai-nilai tradisional sangat membantu dalam upaya

modernisasi. Sekadar contoh, dalam proses modernsasi Jepang. Nilai-nilai

tradisional seperti ”loyalitas tanpa batas pada kaisar” akan dengan mudah untuk

diubah menjadi ”loyalitas pada perusahaan”, yang akan membantu meningkatkan

produktivitas tenaga kerja dan mengurangi perputaran dan perpindahan tenaga

kerja antarperusahaan.

Terakhir, pengritik meragukan tentang kemampuan proses modernisasi

untuk secara total menghapuskan niali tradisional. Untuk pengkritik dengan jelas

menyatakan, bahwa nilai tradisisonal memang masih akan selalu hadir ditangah

proses modernsasi. Ini seperti yang telah dijelaskan oleh teori kelambatan budaya

(cultural lag theory), bahwa nilai tradisional masih akan tetap hidup untuk jangka

waktu yang panjang, sekalipun faktor situasi awal yang menumbuhkan nilai

tradisional tersebut telah tiada.

Dengan adanya berbagai pengritik tentang teori modernisasi klasik, maka

teori ini menguji kembali berbagai asumsi dasarnya. Jika demikian halnya, maka

hasil kajian baru ini, dalam batas-batas tertentu yang berarti, berbeda dengan teori

modernisasi klasik dalam beberapa landas pijaknya.

Pertama, hasil kajian baru teori modernsasi ini sengaja menghindar untuk

memperlakukan nilai-nilai tradisional dan modern sebagai dua perangkat sistem

nilai yang secara total bertolak belakang. Dalam hasil kajian baru ini, dua

perangkat sistem nilai tersebut bukan saja dapat saling mewujud saling

Page 13: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

berdampingan, tetapi bahkan dapat saling mempengaruhi dan bercampur satu

sama lain.

Disamping itu, hasil kajian baru ini tidak lagi melihat bahwa nilai

tradisional merupakan faktor penghambat pembangunan, bahkan sebaliknya,

kajian baru ini secara sungguh-sungguh hendak berusaha menunjukkan

sumbangan positif yang dapat diberikan oleh sistem nilai tradisional. Konsepsi ini

telah banyak membukua pintu dan merumuskan agenda penelitian baru, yang oleh

karenanya, peneliti teori modernisasi, kemudian lebih banyak memberikan

perhatian kepada pengkajian nilai-nilai tradisonal (seperti: familisme, agama

rakyat, budaya lokal), dibanding pada masa-masa sebelumnya.

Kedua, secara metodologis, kajian baru ini juga berbeda. Hasil harya baru

ini tidak lagi berstandar teguh pada pada analisa yang abstrak dan tipologi, tatapi

lebih cenderung untuk memberikan perhatian yang seksama pada kasus-kasus

nyata.

Hasil kajian baru ini tidak lagi merupakan unsur keunikan sejarah. Sejarah

sering dianggap sebagai faktor yang signifikan untuk menjelaskan pola

perkembangan dari satu negara tertentu. Bahkan dalam kajian kasus-kasus yang

mendalam sering di jumpai dibantui dengan analisa dari perspektif studi

bandingnya. Karya baru ini secara jernih menanyakan berbagai kemungkinan dan

sebab mengapa seperangkat pranata sosial yang sama memainkan peran yang

berbeda di negara yang berbeda.

Page 14: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

Ketiga, sebagai akibat dari perhatiannya terhadap sejarah dan analisis

anggapan tentang gerak satu arah pembangunan yang menjadikan barat sebagai

satu-satunya model. Sebagai gantinya, karya-karya penelitian ini kemudian begitu

saja menerima kenyataan bahwa negara Dunia Ketiga dapat memilki kesermpatan

untuk menempuh arah dan menentukan model pembangunannya sendiri.

Terakhir, hasil kajian baru teori moderinsasi ini lebih memberikan

perhatian pada faktor eksternal (lingkungan internasional) dibanding pada masa

sebelumnya. Sekalipun perhatian utamanya masih pada faktor internal, perana

faktor internasional dalam mempengaruhi proses pembangunan Negara Dunia

Ketiga ini juga menaruh perhatian pada faktor konflik. Bahkan dalam analisanya,

karya baru ini sering berhasil mengintegrasikan dengan baik faktor konflik kelas,

dominasi ideologi dan peranan agama.

Untuk simpulan modernisasi, dapat kami katakana bahwa modernisasi

timbul saat orang-orangsudah mulai berpikir rasional. Kesadaran pemikiran

adalah kunci utamanya ternyata, bukan standar kemajuan teknologi. Kesadaran

berpikir ilmiah ini lah kemudian yang membuat masyarakat sadar akan kebutuhan

perlunya sarana dan prasarana yang dapat membantu mereka untuk menyelesaikan

setiap hal agar efektif dan efisien, Berhasil dalam pemanfaatan fungsinya juga

berhasil dalam pemanfaatan waktunya.

Kesadaran akan butuhnya bantuan sarana dan prasarana inilah yang

kemudian memaksa manusia untuk berpikir secara ilmiah alat seperti apa yang

sebenarnya manusia butuhkan. Proses pemikiran yang panjang tadilah yang

Page 15: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

kemudian menghasilkan teknologi yang dapat membantu proses kehidupan umat

manusia.

Jadi, adalah suatu hal yang wajar jika sering sekali dikatakan bahwa

modernisasi berhubungan dengan kemajuan teknologi yang dapat membantu

proses kerja hidup manusia. Bahkan pada beberapa kalangan, dipercaya bahwa

modernisasi adalah suatu masa dimana setiap kerja hanya akan dilaksanakan oleh

teknologi; robot. Pada beberapa film fiksi bahkan telah dengan berani

menampilkan tayangan-tayangan yang sungguh sangat modern. Umat ini seakan

tak pernah takut jika nanti akan diperbudak oleh ciptaannya sendiri.

C. GLOBALISASI ATAU MODERNISASI

Tidak dapat dimungkiri bahwa globalisasi mengikutsertakan modernisasi.

Hal itu terjadi lantaran “hukum alam” yang bekerja secara alamiah, hal mana

efektivitas dan efisiensi yang menjadi prinsip modernisasi itu senantiasa menjadi

pemenang dalam kontestasi budaya. Kita harus mengakui bahwa modernisasi

dilandasi oleh rasionalisasi. Sejalan dengan itu, kemajuan sebuah bangsa juga

berbanding lurus dengan menguatnya rasionalisasi. Dengan demikian modernisasi

merupakan kecenderungan yang tak terelakan sebagaimana globalisasi.

Terkait dengan itu, pada dasarnya modernisasi merupakan produk

pergulatan masyarakat Barat dengan problem yang mereka hadapi, sehingga suka

atau tidak, modernisasi merepresentasikan nilai-nilai budaya Barat. Hal ini bisa

Page 16: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

dilihat dari sistem politik modern yang lebih mencerminkan budaya Barat, yakni

supremasi kebebasan dan otonomi individu. Begitupula sistem ekonominya. Jadi

globalisasi, sedikit banyak, sebenarnya mengandung muatan westernisasi.

Kekuatan globalisasi dalam konteks politik, misalnya, kita rasakan dengan

menguatnya tuntutan partisipasi rakyat dalam negara. Demokrasi menjadi ucapan

sakti yang senantiasa dimantrakan ketika berbicara tentang negara dan

masyarakat. Ekonomi liberal juga menjadi rumus kunci dalam meningkatkan

pertumbuhan ekonomi masyarakat modern.

Pada beberapa kalangan tertentu, globalisasi dan modernisasi dianggap

adalah sebuah imperialism baru, penjajahan baru. Imperialisme adalah pemaksaan

dominasi politik, militer, budaya, dan ekonomi atas suatu negara untuk

dieksploitasi. Imperialisme atau penjajahan (isti’mariyah) merupakan metode

baku dari ideologi kapitalisme dalam menyebarkan pengaruhnya. Kendati

merupakan metode baku, tapi manifetasi imperialisme muncul dalam beragam

bentuk, bisa berupa dominasi militer, politik, ekonomi, budaya maupun bentuk

yang lain.

Kolonialisme atau penguasan wilayah oleh negara-negara Barat atas Dunia

Islam pada abad 19 dan Abad 20 jelas merupakan bentuk imperialisme paling

telanjang, yakni imperialisme militer berupa pendudukan yang disertai

penghisapan kekayaan alam negeri muslim terjajah.

Pasca Perang Dunia Kedua (1945), imperialisme fisik (militer) berakhir.

Dunia berharap bahwa setelah itu imperialisme tidak akan ada lagi. Tapi dunia

harus kecewa karena ternyata imperialisme jalan terus. Ia hanya berubah wajah.

Page 17: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

Melalui dominasi politik-ekonomi dengan jargon modernisasi, imperialisme terus

berlangsung khususnya terhadap negeri-negeri muslim yang baru merdeka dari

penjajahan Barat. Modernisasi yang lebih dikenal dengan istilah pembangunan

(development) ini, pada praktiknya hanya merupakan usaha negara-negara Barat

untuk terus mengukuhkan dominasinya atas negara-negara bekas jajahan pasca

Perang Dunia II itu.

Dunia melihat, pada tahun 1980-an, hampir setengah abad berlalu

semenjak kemerdekaan dan proses modernisasi dilakukan yang diharap bisa

menjadi pintu kemajuan bagi negara Dunia Ketiga, terbukti upaya itu tidak

membuahkan hasil. Yang ada adalah kenyataan bahwa Dunia Ketiga tetaplah

menjadi negara miskin, terbelakang dan terpinggirkan serta sekaligus tetap

menjadi obyek eksploitasi negara maju. Pada tahun itu, negara-negara industri

yang jumlah penduduknya hanya 26 % dari penduduk dunia ternyata menguasai

lebih dari 78 % produksi, menguasai 81 % perdagangan dunia, 70 % pupuk, dan

87 % persenjataan dunia. Sementara 74 % penduduk di Asia, Afrika, dan Amerika

Latin yang dimasukkan ke dalam Dunia Ketiga tadi, hanya menikmati sisanya,

yakni seperlima produksi dan kekayaan dunia.

Apakah globalisasi berhasil mewujudkan kemakmuran? Jawabnya iya, jika

yang dimaksud adalah kemakmuran untuk negara-negara Barat. Mereka memang

menikmati kemakmuran yang luar biasa. Tapi, masyarakat di negara-negara Dunia

Ketiga tetap hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan.

Menurut laporan UNDP tahun 1999, seperlima orang terkaya dari

penduduk dunia mengkonsumsi 86 % barang dan jasa dunia. Sebaliknya

Page 18: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

seperlima penduduk termiskin hanya mendapatkan 1 persen lebih sedikit barang

dan jasa dunia.

Dari seluruh uraian di atas, terbukti bahwa modernisasi dan globalisasi

hanyalah istilah-istilah kosong yang tidak memberi kontribusi apa pun bagi dunia,

khususnya Dunia Islam, kecuali hanya memberi jalan bagi imperialisme itu

sendiri untuk terus mencengkeram dan mengeksploitasi dunia demi nafsu

serakahnya yang tidak pernah kenyang. Kenyataan ini semakin gamblang terlihat

semenjak lahirnya dominasi tunggal Amerika Serikat pasca runtuhnya Uni Soviet

tahun 1991 dan munculnya agenda anti terorisme yang digalang Amerika Serikat

pasca Tragedi WTC 9/11 tahun 2001.

Agenda pembahasan kita selanjutnya adalah globalisasi dan modernisasi,

sama ataukah tidak sama. Menurut kelompok kami, modernisasi justru adalah

sarana yang menjadi jalan tol bagi globalisasi. Belum ada pihak yang

menampilkan secara jelas data yang valid tentang kapan sebenarnya modernisasi

itu pertama kalai dikenal di dunia.

Dari data yang kami dapat, kami hanya bisa menyimpulkan bahwa

modernisasi muncul disaat manusia atau masyarakat dunia sudah dapat berpikir

secara ilmiah tentang apa sebenarnya yang menjadi tuntutan dan kebutuhan

mereka dalam hidup yang kemudian memaksa mereka untuk membuat beberapa

teknologi untuk memudahkan proses kehidupan mereka. Teknologi yang dibuat

ini pun bersifat efektif dan efisien, membuat apa yang sebelumnya mereka yakini

adalah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Saat inilah juga dikenal

Page 19: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

dengan saat rasio berkuasa, pikiran mengalahkan segalanya, bahkan kepercayaan

yang sifatnya religi.

Sejak revolusi industry kala mesin uap pertama kali ditemukan di Inggris,

kehidupan masyarakat dunia seakan mengalami perubahan yang pesat. Keringat

manusia yang tadinya sangat mendominasi dalam dunia kerja mulai tergantikan

dengan mesin-mesin yang bekerja menurut fungsinya masing-masing. Dari segi

keefektifan, sudah jelas sangat efektif, tanpa harus membayar buruh yang mahal

dan banyak, hanya dengan sebuah mesin kerja jadi beres.

Berjalan seiring dengan perkembangan waktu dan hakikat manusia yang

adalah makhluk social yang selalu saja membutuhkan makhluk lain, muncul

kemudian kebutuhan-kebutuhan lain dalam hidup manusia yang seakan menjadi

pekerjaan rumah bagi pikiran-pikiran ilmiah guna menciptakan teknologi baru

yang tentu saja berguna untuk memudahkan, mengefektifkan, dan

mengefisiensikan segala pekerjaan.

Kebutuhan yang paling penting dan mendesak kemudian adalah kebutuhan

akan berhubungan dengan makhluk lain, kebutuhan informasi. Jarak yang terpisah

jauh dengan lingkungan yang belum terjamah secara maksimal dari segi

transportasi mungkin adalah hal yang sangat menghalangi terjalinnya proses

interaksi atarumat manusia.

Dari tuntutan kehidupan ini, pikiran-pikiran ilmiah tadi kemudian mulai

bekerja lagi. Memikirkan teknologi seperti apa yang dapat menjadi jawaban

terbaik akan masalah ini. Masalah yang kemudian tanpa disadari adalah awal dari

Page 20: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

globalisasi, suatu proses penduniaan segala sesuatu yang tak dapat kita tahan,

suatu proses dunia yang seakan tanpa dinding.

Ditemukanlah kemudian telegram, sebuah alat komunikasi lintas wilayah

dengan media elektronik yang sangat rumit proses interaksinya. Sangat rumit

tentu jika dibandingkan dengan kehidupan sekarang ini. Dimana dengan menekan

beberapa tombol saja dikeypad handphone, kita dapat berhubungan secara

langsung dengan teman kita yang ada di Amerika, seakan mereka ada didepan

kita.

Selalu adanya pembaharuan disegala bidang yang sifatnya ilmiah adalah

salah satu cirri dari modernisasi yang telah kami jabarkan di beberapa penjelasan

sebelumnya. Pembaruan pun terjadi di bidang telekomunikasi. Setelah

ditemukannya telegram yang merupakan alat komunikasi pertama lintas wilayah

yang berbasis elektronik, kemudian ditemukan atau diikuti dengan beberapa

penemuan lain di bidang informasi dan telekomunikasi. Menyusul kemudian

radio, televise, telepon, telepon genggam, sampai ke media yang paling dekat

dengan kita sekarang, media internet. Media yang seakan menjawab tantangan

globalisasi dan modernisasi kekinian. Media yang betul-betul membuat setiap hal

seakan tanpa batas, tanpa dinding.

Munculnya banyak teknologi yang memiliki tujuan utama untuk

memudahkan hidup manusia dalam menjalani prosesnya dan merupakan produk

utama dari modernisasi kemudian menjadi sarana utama yang kelompok kami

sebut seperti jalan tol untuk globalisasi.

Page 21: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

Globalisasi hanyalah suatu proses social dimana setiap hal seakan menjadi

milik bersama yang bersifat internasional yang kemudian mewujudkan sebuah

komunitas global atau masyarakat global yang kita kenal belakangan dengan

istilah global village. Komunitas global seperti ini tentu tidak akan terwujud jika

tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai dalam hal ini teknologi.

Teknologi yang dimaksud ini adalah sebuah produk dari modernisasi.

Produk yang sama sekali tak memiliki pengaruh negative untuk proses kehidupan

kedepannya. Modernisasi kemudian menjadi jalan tol yang menopang masuk dan

merebaknya globalisasi di dunia.

Seperti halnya sebuah rencana dan niatan yang baik pada setiap awal

langkah, tentu ketika pertama kali diciptakannya teknologi, ketika pertama kali

kita masyarakat internasional melek dan sadar akan pentingnya teknologi, tentu

tidak ada yang salah akan semua ini. Bahkan yang ada hanyalah sebuah harapan

yang sangat besar akan manfaat yang dibawa oleh hasil ciptaan manusia ini.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, ketamakan ternyata tak pernah lepas

dari hati masyarakat internasional. Kasus yang kemudian muncul adalah kasus

pemanfaatan di segala bidang, juga pemanfaatan teknologi yang merupakan karya

luhur dan suci dari modernisasi.

Teknologi yang tadinya diciptakan untuk mempermudah kerja masyarakat

dunia pada umumnya dan masyarakat yang membutuhkan pada khususnya

berubah menjadi sebuah sarana yang sarat akan kepentingan berbagai pihak.

Teknologi ini kemudian dijadikan sebagi sebuah media untuk penyebaran

hegemoni.

Page 22: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

Globalisasi dan hegemoni kembali adalah sebuah hal yang tak bisa

dipisahkan menurut Gramsci. Yang menjadi persoalan disini, unsure yang

menjadi poin hegemoni kemudian adalah kepentingan-kepentingan orang barat.

Kepentingan yang jika tidak kita saring dengan baik, maka tentu akan merusak

kebudayaan local kita, mengikis kearifan local kita masyarakat Indonesia pada

khususnya dan masyarakat timur dunia pada khususnya.

Kita seakan diperbudak dengan fenomena global yang mengatakan bahwa

kebudayaan barat adalah yang terbaik dan patut dijadikan teladan bagi masyarakat

lain dengan kebudayaan yang masih terbelakang diseluruh penjuru dunia ini. Hal

ini kemudian menjadi agenda illegal dari sebuah modernisasi, sebuah agenda yang

jelas sudah tidak betul lagi jalannya.

Modernisasi yang membelok maksud dan tujuannya dari tujuan luhur sejak

pertama diprakarsai kemudian kita kenal dengan istilah Westernisasi atau ke-

barat-barat-an. Westernisasi tentu menyelamatkan batasan modernisasi untuk

tetap di jalur yang baik. Jalur yang sebatas kemjuan teknologi yang kemudian

menyebabkan perubahan bagi kehidupan manusia internasional ke jalan yang

lebih baik karena desakan kehidupan yang lebih efektif dan efisien dan didukung

oleh kesadaran untuk pemikiran ilmiahnya.

Ketimpangan akan modernisasi kemudian kita kenal dengan istilah

Westernisasi. Sebuah paham budaya yang membawa budaya barat ke daerah timur

dengan proses globalisasi dan jika tidak diserap dengan baik tentu akan menjadi

senjata yang sangat berbahaya bagi eksistensi kebudayaan local dan kekayaan

bangsa.

Page 23: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi
Page 24: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

PENUTUPGlobalisasi adalah sebuah fenomena social dari masyarakat internasional

yang bertujuan untuk menghasilkan terwujudnya sebuah dunia yang tanpa batas.

Globalisasi adalah sebuah proses yang sarat akan kepentingan berbagai pihak

yang bermain di dalamnya. Target utamanya adalah untuk membuat sebuah

komunitas global yang memiliki homogenitas yang kemudian dapat dengan

mudah digerakkan atau dikontrol.

Modernisasi adalah sebuah proses kehidupan social yang muncul ditandai

dengan adnya perubahan tata kehidupan manusia yang berjalan seiringan dengan

tuntuan hidupnya. Modernisasi kerapkali disandingkan dengan kemajuan

teknologi di berbagai bidang. Teknologi ini adalah sebuah produk dari

modernisasi yang kemudian muncul akan kebutuhan hidup manusia untuk

memanfaatkan setiap kesempatan dengan esensi efisiennya dan memproduksi

setiap hal yang terbaik dnegan esensi efektifnya. Teknologi ini adalah hasil nyata

dari proses berpikir ilmiah masyarakat yang merupakan cirri utama dari suatu era

modernisasi.

Globalisasi dan Modernisasi pada awal pembentukannya adalah sebuah

niatan yang sangat baik, guna menciptakan kemerataan dan kedailan yang baik

desegala bidang pada masyarakat dunia. Seiring dengan berjalan dan

berkembanganya umat manusia di dunia, kedua hal ini pun berkembang menjadi

sesuatu yang kemudian sart akan kepentingan berbagai pihak. Kepentingan

Page 25: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

berbagai pihak ini yang kemudian diyakini sebagai hal yang merusak esensi luhur

dari globalisasi dan modernisasi.

Sampai pada suatu titik dimana sekat antara modernisasi dan globalisasi

seakan kabur. Selama pembahasan kami diatas, dapat kami simpulkan bahwa

Globalisasi dan Modernisasi bukanlah suatu hal yang dapat diperbandingkan

sehingga kemudian bermuara pada kesepakatan sama atau tidak sama.

Globalisasi dan Modernisasi adalah suatu hal yang saling mendukung satu

sama lain. Modernisasi adalah sebuah sarana singkat yang kemudian menjadi

seakan jalan tol bagi globalisasi.

Modernisasi adalah jalan tol bagi Globalisasi, itu simpulan menurut kami.

Page 26: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

Daftar PustakaBuku :

MacGillivray, Alex.2006.Globalization - A Brief History of. Robinson - an imprint of Constable and Robinson Ltd:UK

Brzezinski.2004.The Choice;global domination or global leadership.hlm.139

Fister.2004.Individuality Incorporation; Indians and the Multi Cultural Modern.hlm.17

Artikel :

Hasan.2007.e-arikel.”Globalisasi dan Pengaruhnya Terhadap Negara Miskin”

Makalah :

Nopriadi.2007.” MEMAHAMI GLOBALISASI : Proses Integrasi Umat Manusia dalam Arus Kapitalisme Global”

Akses 2 Februari 2009

http://msugiono.staff.ugm.ac.id/mkuliah/handout-global/Handout%202%20Memahami%20Globalisasi.doc

http://www.acehinstitute.org/opini_effendi_hasan_280507_globalisasi_dan_pengaruhnya_thd_negara_miskin.htm

http://hizbut-tahrir.or.id/2008/07/07/globalisasi-kemiskinan-dan-agama/

Akses 6 Februari 2009

http://khilafah1924.org/index.php?option=com_content&task=view&id=367&Itemid=47

Page 27: Globalisasi Sama Atau Tidak Sama Dengan Modernisasi

http://rizkisaputro.wordpress.com/2007/09/29/definisi-ulang-perdebatan-globalisasi/

http://jurnal-ekonomi.org/2008/07/15/globalisasi-kemiskinan-dan-agama-respon-hizbut-tahrir/

Akses 13 Februari 2009 :

http://robeeon.net/tag/modernisasi

http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_view&news_id=8233

http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_view&news_id=8233

http://cepi.blogdetik.com/2008/08/02/distorsi-modernisasi/

http://www.scribd.com/doc/3293068/Transformasi-Budaya-Bisnis-RRC-pada-Era-Globalisasi

http://www.cmm.or.id/cmm-ind_more.php?id=A4705_0_3_0_M

http://moebsmart.co.cc/?p=113

http://shizensyah.wordpress.com/2008/04/22/globalisasi-modernisasi/

http://muktihadid.wordpress.com/2007/12/04/kenapa-modernisasi-membawa-bencana/

http://hukumtatanegaraindonesia.blogspot.com/2007/08/modernisasi-sistem-peradilan-pidana_27.html

http://www.freelists.org/post/ppi/ppiindia-MUI-di-Tengah-Pemikiran-Liberalis-dan-Fundamentalis