gerakan millenarian di asia tenggara ( thailand )
DESCRIPTION
GERAKAN MILLENARIAN DI ASIA TENGGARA ( THAILAND ). LATAR BELAKANG GERAKAN MILLENARIAN DI THAILAND. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
GERAKAN MILLENARIAN
DI ASIA TENGGARA
( THAILAND )
LATAR BELAKANG GERAKAN MILLENARIAN DI THAILANDGerakanmillenarian/
Pemberontakan Seributahunan/Millenarian movements yang disebut dalam bahasa Thai sebagai “pemberontakan petani” adalah gerakan perlawanan rakyat kecil pada tingkat lokal, misalnya petani, buruh menyadap dalam hutan rimba, nelayan pantai, penernak hewan berkeliling, buruh tambang, orang pribumi, dll.
secara regular melakukan perlawanan
terhadap perubahan yang tidak begitu
mereka mengerti, tetapi sebenarnya
perubahan-perubahan yang berasal
dari luar telah menghancurkan
kehidupan mereka.
* Salah satu contoh ‘pemerointakan seributahunan’
di Thailand adalah pemberontakan Ngiaw di Phrae
pada akhir abad kesembilanbelas. Pemberontak
berkehendak untuk membunuh hanya “orang
Thai” di daerah lokal di Thailand utara, terutama
petugas yang dikirim dari pemerintah sentral.
* Pemberontak berkehendak untuk
membunuh hanya “orang Thai” di daerah
lokal di Thailand utara, terutama petugas
yang dikirim dari pemerintah sentral.
* kasus Thailand Selatan sekarang, petugas-
petugas yang diserang adalah polisi atau
tentara yang berpangkat rendah, guru, kepala
desa atau wilayah, dan satpam rumah sakit
pun.
Kebanyakan tempat pemerintah yang dibakar
adalah pos pemeriksaan yang terpencil atau
ditinggalkan.
Tatapi karena pembakaran merupakan simbol
saja, maka mereka memilih membakar sekolah
yang terletak dekat dengan jalan dan dapat
dicapai dengan mudah, yang lebih bahaya
daripada pembakaran sekolah yang terpencil
yang jauh dari petugas negeri.
Karena pemberontakan adalah reaksi
terhadap perubahan yang tidak
menyenangkan, contohnya penggantian dari
jenis pajak berupa produksi, atau
pengeluaran petani dari penggunaan
sumber alam yang yang pada masa
lampaunya mereka bisa menggunakannya
secara bebas, misalnya pelarangan
memotong kayu di hutan. Idealisme seperti
ini seringkali terdapat di dalam ide
komunitas pertanian kecil yang terbiasa dan
secara mudah memahami kaum “miskin”
pada umumnya.
pemerontakan seributahunan berasal dari
rakyat kecil yang tidak menikmati jalur politik
yang penting, gerakan ini seringkali tidak
berhubungan dengan elit tradisional.
Misalnya, mereka tidak berhubungan dengan
pemimpin institusi agama, kaum terpelajar,
pemimpin politik lokal, pegawai negeri, atau
kapitalis.
Ketiadaan elit tradisi berarti membuat peluang
untuk pelawanan menjadi terbatas.
pemerontakan seributahunan adalah
gerakan rakyat kecil tingkat bawah,
tidak berarti rakyat lain tidak akan ikut
campur tangan untuk memainkan
perannya dalam gerakan supaya
mendapat kepentingan dan Persaingan
antara politikus lokal juga membawa
orang lain untuk ikut campur dalam
kepentingan politik.
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYUMBANG PEMBERONTAKAN KAUM MISKIN :
1.sejak satu dasawarsa terakhir, tiga atau
empat provinsi di Thailand Selatan bagian
bawah mengalami perubahan besar akibat
dari perluasan kapital nasional yang
mengakibatkan perebutan sumber alam
dariorang-orang desa, beberapa orang tidak
bisa menyesuaikan dirinya dengan
perubahan-perubahan ini.
2. perubahan ekonomi dan social dari
Bangpu sampai Panareh dan Yaring, termasuk
penggunaan perkebunan kelapa yang dekat
laut untuk tempat peternakan udang.
3. Kapitalis dari luar semakin datang dan
mencari kesempatan di daerah Pattani.
4. Hubungan sosial dalam komunikasi juga
berubah, dari pola yang saling
menguntungkan satu sama lain ke pola
hubungan antara kapitalis dan buruh.
Pemberontakan Kaum Miskin dalam Negeri Modern
Dalam negeri tradisi pemberontakan seributahunan benar-benar bisa menghancurkan negeri, atau dalam kasus-kasus paling sedikit menggoncangkan dasar-dasar kenegaraan. Contohnya, pemberontakan Tayson di Vietnam yang berhasil merobohkan dinasti Le dan mendirikan rezim politik yang alternatif (bisa dikatakan rezim revolusi) di atas Vietnam untuk periode waktu tertentu sebelum ditaklukkan oleh keluarga Nguyen atau dinasti Gia Long.
Perlu dikatakan bahwa negara moderen, terutama negeri sedang berkembang seperti Thailand, selalu menggunakan kekerasan dan kadang-kadang kejam dan biadab dalam menindas pemborontakan seributahunan. Karena susah untuk negeri sedang berkembang akan memahami mentalitas para “kaum miskin” yang memberontak. Mereka berbeda dalam suku bangsa, agama, budaya, atau bahasa (misalnya orang Moro di Filipina, orang Indian di Mexico, pribumi di Sarawak, orang Muslim Melayu di Thailand selatan, Cham di Vietnam, Rohingya di wilayah Arakan di Myanmar, dll).
Penyelesaian PemberontakanSiapa saja setuju bahwa kita sebaiknya
memecahkan masalah dengan “cara damai”. Tetapi istilah ini maksudnya lebih jauh dari sekedar untuk tidak membunuh rakyat dengan senjata; tetapi seharusnya memasukkan penghentian semua kekerasan sama sekali. Kekurangan “perdamaian” di Selatan disebabkan kebijakan pembangunan pemerintah yang membolehkan penetrasi kapital yang merefek pada peniadaan rakyat kecil dari sumber-sumber alam, sedangkan negara tidak ada kemampuan maupun keinginan untuk mengontrol situasi dan menghasilkan cara pemecahan yang adil.
Pada waktu yang sama tidak
memberikan peluang (dalam
pelaksanaannya) untuk membantu
rakyat kecil menyesuaikan sedikit demi
sedikit dan membangun kemampuan-
kemampuan yang akan membolehkan
mereka bertanding dalam pasar
kapitalis tanpa kerugian pihak lain.
Saran dari Wakil Perdana Menteri
Chaturon Chaisaeng untuk mengurangi
perasaan saling mencurigai dengan
menjamin keadilan yang dipergunakan
lewat hukum, dan memupus agen
negara yang bertanggung jawab untuk
menciptakan kondisi rasa saling benci.