gead rs

43
BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan anak di Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara 150-430 perseribu penduduk setahunnya. Dengan upaya yang sekarang telah dilaksanakan, angka kematian di Rumah sakit dapat ditekan menjadi kurang dari 3%. Hipocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Di bagian Ilmu kesehatan anak FKUI/RSCM, diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekwensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekwensinya lebih dari 3 kali. 1 Evaluasi anak dengan gastroenteritis akut memerlukan anamnesa lengkap dan fisik diagnostik yang lengkap, untuk membedakan dengan penyakit-penyakit yang memiliki manifestasi klinis yang hampir sama. Penanganan lebih diutamakan pada terapi suportif dan 1

Upload: rahmad-az

Post on 16-Jul-2016

20 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

lp

TRANSCRIPT

Page 1: GEAD RS

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama

pada bayi dan anak di Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara

150-430 perseribu penduduk setahunnya. Dengan upaya yang sekarang telah

dilaksanakan, angka kematian di Rumah sakit dapat ditekan menjadi kurang dari

3%. Hipocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal

dan cair. Di bagian Ilmu kesehatan anak FKUI/RSCM, diare diartikan sebagai

buang air besar yang tidak normal dan atau bentuk tinja yang encer dengan

frekwensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekwensi

buang air besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1

bulan dan anak, bila frekwensinya lebih dari 3 kali.1

Evaluasi anak dengan gastroenteritis akut memerlukan anamnesa lengkap

dan fisik diagnostik yang lengkap, untuk membedakan dengan penyakit-penyakit

yang memiliki manifestasi klinis yang hampir sama. Penanganan lebih

diutamakan pada terapi suportif dan diarahkan pada pencegahan atau terapi

dehidrasi. Jika memungkinkan, diet dan cairan yang biasa dikonsumsi anak tetap

dilanjutkan. Terapi oral rehidrasi menggunakan cairan oral diberikan untuk

dehidrasi ringan sampai sedang, sedangkan untuk dehidrasi berat menggunakan

jalur intra vena.2

BAB II

1

Page 2: GEAD RS

LAPORAN KASUS

2.1. Identifikasi

Pasien

Nama : M. Al Hukhsin

T.T.L / Usia : Palembang, 26 Februari 2015 / 11 Bulan 2 minggu 1 hari

Jenis Kelamin : Laki-laki

BB MRS : 9 kg

Tinggi Badan : 74 Cm

Alamat : 7 ulu Palembang

Agama : Islam

Rekam Medik : 51.42.26

MRS : Selasa, 14 Februari 2016 (Pukul 07.05 WIB)

Ayah

Nama : Tn. Iskandar

Pendidikan : SMA

Usia : 34 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Penghasilan : 1.500.000/Bulan

BB/TB : 60 kg / 165 cm

Ibu

Nama : Ny. Fitrianti

Pendidikan : SMP

Usia : 24 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Penghasilan : Turut Suami

BB/TB : 65 kg / 160 cm

2.2. Anamnesis

2

Page 3: GEAD RS

a. Keluhan Utama: BAB cair dan muntah-muntah.

b. Riwayat Perjalanan Penyakit

Satu hari sebelum masuk rumah sakit anak mengalami diare , berak cair

dengan frekuensi hingga 8 kali dan volume kurang lebih ½ gelas aqua

kecil. Pada saat masuk rumah sakit sudah berak sebanyak 4 kali. Berak

lendir (-), darah (-), muntah (-), bau amis (-). Anak tampak rewel. Anak

masih mau minum walaupun sedikit. Berak dissertai muntah, muntah

tidak menyemprot, frekuensi 7 kali, isi apa yang dimakan sebanyak

kurang lebih ¼ gelas aqua kecil. Anak sempat diberi obat diare oleh

orang tua, diare mulai berkurang, namun berselang waktu satu jam diare

kambuh lagi hingga dibawa orang tua ke rumah sakit.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Os tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.

Kesan:bukan merupakan penyakit yang diturunkan dari dalam

keluarga.

e. Riwayat Kelahiran

G1P0A0/P1A0,lahir 38 minggu, langsung menangis, ditolong bidan,

riwayat ibu demam (-), KPSW (-), BBL: 2800 gram, PBL: 50 cm, LK:

33.

Kesan: Neonatus Cukup Bulan + Sesuai Masa Kehamilan

f. Riwayat Imunisasi

3

Page 4: GEAD RS

Usia Pemberian Jenis Imunisasi Ya/Tidak

0 Bulan Hb0 Ya

1 BulanBCG Ya

Polio 1 Ya

2 BulanPolio 2 Ya

DPT1-HB1 Ya

3 BulanPolio 3 Ya

DPT1-HB2 Ya

4 BulanPolio 4 Ya

DPT3-HB3 Ya

9 Bulan Campak Ya

18 BulanPolio 5 -

DPT 4 -

Kesan: OS mendapat imunisasi lengkap sampai usia 12 bulan.

g. Riwayat Gizi

ASI eksklusif : 0- 3 bulan, frekuensi 6 kali sehari.

Tahap makan :

Pada usia 6 bulan sudah mendapat bubur saring, frekuensi3x/hari (usia 6

bulan – 9 bulan)

Pada usia9 bulan diberikan nasi tim, frekuensi 3x/hari (usia 9 bulan – 11

bulan)

Pada usia 11 bulan mulai diberikan makanan dewasa, frekuensi 3x/hari

(11 bulan – sampai sekarang). Berikut adalah rata-rata komposisi

makanan perhari ( 1 bulan terakhir ) yang dikonsumsi :

- Susu : 3 gelas/hari. 1 gelas = 200 cc

(Jadi, 3 x 200 cc = 600 cc/hari)

- Nasi putih : 3 x/hari. ± 4sendok makan

(Jadi, 3 x 5 = 15 sendok makan/hari)

- Telur dadar : 1 butir/hari

4

Page 5: GEAD RS

- Daging ayam : 1 porsi besar/hari

Kebutuhan kalori per hari (RDA)

Berat badan sekarang = 9 kg, Berat badan ideal = 8 kg.

Usia tinggi 11 bulan, RDA = 100 kkal.

Kebutuhan kalori = BB ideal x RDA menurut usia tinggi

= 9,2 kg x 100 kkal

= 920 kkal

Jadi, perhitungan kalori rata-rata yang dikonsumsi perhari adalah

sebagai berikut:

- Kandungan susu = 66 kkal/100gram

Konsumsi susu per hari = frekuensi pemberian x sendok takar

= 3 x 6 sendok takar (10 gram/sendok)

= 3 x 60 gram

= 180 gram x kalori per 100 gram

= 180 gram100 gram x 66 kkal

= 118,8 kkal/100 gram

- Kandungan nasi putih = 363 kkal/100gram

Konsumsi nasi per hari = frekuensi pemberian x banyaknya

= 3 x 5 sendok (15 gram/sendok)

= 3 x 75gram

= 225 gram x kalori per 100 gram

= 225 gram100 gram x 363 kkal

= 816 kkal/100gram

- Kandungan telurdadar = 93 kkal/1 butir

Konsumsi telur per hari = jumlah butir x kalori

= 1 x 93 kkal

= 93 kkal

- Kandungan daging ayam = 302 kkal/1 porsi besar

5

Page 6: GEAD RS

Konsumsi daging ayam per hari = banyak yang dikonsumsi x

kalori

= 1 x 302 kkal

= 302 kkal

Jadi, total kalori/hari = 118,8 kkal + 816 kkal + 93 kkal + 302 kkal

= 1329,8 kkal/hari.

Jadi, total kalori yang dikonsumsi – kebutuhan kalori perhari (RDA)

= 1329,8 kkal – 920 kkal = 409,8 kkal.

Kualitas: pemberian makanan sudah cukup bervariasi.

Kuantitas: kalori makanan yang dikonsumsi perhari sudah mendekati

jumlah kalori yang dibutuhkan.Kesan: riwayat gizi baik.

h. Riwayat Perkembangan

Riwayat Perkembangan (KPSP untuk Usia 12 Bulan)

No

.

Pemeriksaan Aspek

Perkembangan

Jawaban

Ya Tidak

1. Jika anda bersembunyi dibelakang

sesuatu lalu muncul dan menghilang

lagi secara berulang-ulang, apakah

anak akan mencari anda dan

mengharapkan anda muncul kemabli?

Sosialisasi dan

kemandirian

2. DapLetakkan pensil ditangan anak,

lalu ambil kembali pensil tersebut.

Sulitkah anda mengambil pensil

tersebut

Gerak halus √

3. Apakah anak anda dapat berdiri

selama 30 detik atau lebih tanpa

berpegangan dengan benda sekitar

Gerakan kasar √

4. Apakah anak dapat menyebutkan 2

kata yang sama seperti “ma-ma”, “da-

Bicara & bahasa √

6

Page 7: GEAD RS

da” atau “pa-pa”

5. Apakah anak anda dapat mengangkat

posisi badannya berdiri tanpa dibantu

dengan apapun?

Gerak kasar √

6. Sebutkan 2 atau 3 kata yang dapat

diulang oleh anak. Apakah anak dapat

mengulangnya kembali?

Bicara & bahasa √

7. Apakah anak anda dapat membedakan

anda dengan orang asing yang baru ia

kenal dan menunjukkan rasa malu atau

takut/ ragu-ragu pada saat awal

pertemuan

Sosialisasi dan

kemandirian

8. Anak anda dapat mengambil kacang,

kismis atau benda-benda kecil lainnya

dari atas meja atau lantai

Gerak halus √

9. Apakah anak anda dapat duduk sendiri

tanpa dibantu

Gerak kasar √

10. Tanpa bantuan apakah anak dapat

mempertemukan dua kubus kecil yang

ia pegang

Gerak halus √

Kesan: perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya

(tidak ada gangguan perkembangan).

7

Page 8: GEAD RS

J. Riwayat Pertumbuhan

1. Grafik Berat Badan/Umur

8

BBS : 9 KgUsia : 11 BulanNilai growth chart : -2 SD s/d 0 SDKesan Gizi normalBB ideal : 9,28kg

Page 9: GEAD RS

2. Grafik Panjang Badan/Umur

3. Grafik Berat Badan/Panjang Badan9

PBS : 74 CmUsia : 11 BulanNilai growth chart : -2 SD s/d 0 SDKesan Normal

Page 10: GEAD RS

K. Riwayat Sosial Ekonomi Keluarga dan Lingkungan Rumah

Pekerjaan orang tua: Wiraswasta

Pendapatan: ± Rp 1.500.000 / bulan

Pendapatan keluarga diolah dengan cara menghitung banyaknya

penghasilan keluarga dalam satu bulan dibagi jumlah anggota keluarga,

lalu dikategorikan pada golongan keluarga mampu dan tidak mampu.

Tergolong miskin apabila pendapatan perkapita < Rp.150.000/bulan

dantergolong tidak miskinapabila pendapatan perkapita ≥Rp.

150.000/bulan.

Jumlah keluarga : 3 orang

Jumlah penghasilan : 1.500.000/bulan

Pendapatan perkapita : 1.500.000/3= 500.000

Kesan : Tergolong tidak miskin

10

BBS : 9 KgPBS : 74 CmUsia : 11 BulanNilai growth chart: -1 SD s/d 0 SDKesan: normal

Page 11: GEAD RS

Di asuh oleh : Ibunya sendiri

Lingkungan Rumah : Perumahan

Rumah sendiri Ukuran: 7 x 10 m

Jendela: 6 buah

Penerangan cukup: Lampu ± 14 watt/ruangan.

Kamar tidur: 1 buah

Kamar mandi: 1 buah, MCK baik.

Dapur: 1 buah

Lantai: Keramik

Sumber air: PAM (Untuk semua aktivitas)

Ukuran rumah ideal bagi keluarga yang berjumlah 3 orang adalah

≥ 20 m2. Keadaanrumah cukup baik ditinjau dari ventilasi, pencahayaan,

serta perbandingan luas rumah dengan jumlah penghuni.

Kesan Rumah dan Lingkungan :baik.

2.3. Pemeriksaan Fisik

A. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Nadi : 123x/mReguler (i/t kurang)

Pernapasan : 31x/m teratur. Pola abdominaltorakal

Suhu Axilla : 39,4oC

Berat Badan Sekarang : 9 kg

Tinggi Badan Sekarang : 71 cm

Lingkar Perut : 55 cm

Input : 1100 cc

Urine Output : 900 ml

Diuresis : 1,97 cc

Balance : 200 cc.

Tinggi potensi

genetik

:

Tinggi badan Ayah+Tinggi badan Ibu+132

± 8,5cm

11

Page 12: GEAD RS

(rumus) 165 cm+160 cm+132

±8,5 cm

307 cm2

± 8,5 cm=169 ±8,5 cm=160,5 cm−177,5 cm

B. Pemeriksaan Spesifik

Kepala : Normocephali, 47 cm.

Rambut : Warna hitam,tidak mudah di cabut.

Kulit : Putih

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), sekret (-/-),

refleks cahaya (+/+), pupil bulat isokor, diameter 3 mm,

edema palpebra (-/-), eksoftalmus (-), enoftalmus (-),

strabismus (-), mata cekung (+/+), air mata (+/+).

Telinga : Simetris(+), sekret (-/-),nyeri tekan tragus (-/-)

Hidung : Sekret (-/-), hiperemis (-/-), epistaksis (-)

Mulut : Mukosa lidah kering (-), mukosa bibir kering (-), Sianosis

12

Page 13: GEAD RS

sirkum oral (-), tonsil membesar (-), faring hiperemis (-),

gigi karies (-)

Leher : KGB membesar (-), kaku kuduk (-)

Thorak :

Paru

Inspeksi : Simetris, statis (kanan sama dengan kiri) dinamis (tidak

ada yang tertinggal), sela iga melebar (-), retraksi (-), jumlah mamae 2

(+)

Palpasi : Stemfremitus kanan = kiri, nyeri tekan sela iga (-)

Perkusi :Sonor pada semua lapangan paru, nyeri ketok sela iga (-)

Auskultasi :Vesikuler (+/+) normal, ronkhi(-/-), wheezing (-/-)

Jantung

Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak

Palpasi :Iktus kordis tidak teraba, thrill (-)

Perkusi :Jantung dalam batas normal

Auskultasi : HR 120 x/menit, reguler, BJ I-II (+) normal, murmur (-),

gallop (-)

Abdomen

Inspeksi :Cembung, venektasi (-), meteorismus (-)

Auskultasi :BU (+) meningkat

Palpasi : Lemas, nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak

teraba, turgor kulit kembali lambat

Perkusi :timpani, Shifting Dullness (-), Undulasi (-)

Ekstremitas Atas : Akral hangat (+), edema (-),CRT < 3

detik, pucat (-), pitting edema (-)

Ekstremitas Bawah : Akral hangat (+), edema (-)

CRT < 3 detik, pucat (-),pitting edema (-)

Genitalia : scrotum edema (-), hiperemis (-)

C. Pemeriksaan Neurologis

13

Page 14: GEAD RS

Pemeriksaan Motorik

Lengan Kanan

- Gerakan : Cukup

- Kekuatan : 5

- Tonus : Normal

- Refleks fisiologis

• Biceps :Positif

• Triceps : Positif

• Brachioradialis:Positif

- Refleks patologis

• Hoffman Tromner :Negatif

Tungkai Kanan

- Gerakan : Cukup

- Kekuatan : 5

- Tonus : Normal

- Klonus

• Paha : Tidak ada

• Kaki : Tidak ada

- Refleks fisiologis

• KPR : Positif

• APR : Positif

- Refleks patologis

• Babinsky : Negatif

• Chaddock : Negatif

• Oppenheim: Negatif

• Gordon : Negatif

• Schaeffer : Negatif

• Rossolimo : Negatif

Kiri

Cukup

5

Normal

Positif

Positif

Positif

Negatif

Kiri

Cukup

5

Normal

Tidak ada

Tidak ada

Positif

Positif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

14

Page 15: GEAD RS

- Tropik : Eutropi Eutropi

Pemeriksaan Sensorik

No. Pemeriksaan Ada Tidak Ada

1. Uji sentuhan +

2. Uji rasa nyeri +

3. Uji perasaan vibrasi +

4. Uji posisi +

5. Uji koordinasi +

Gerak Rangsang Meningeal (GRM)

- Kaku kuduk : Negatif

- Kernig : Negatif

- Lassergue : Negatif

- Brudzinsky

• I : Negatif

• II : Negatif

Kesan : Pemeriksaan status neorologis dalam batas normal

2.4. Diagnosis Banding

Gastroenteritis akut dehidrasi ringan sedang e.c infeksi bakteri

Gastroenteritis akut dehidrasi ringan sedang e.c infeksi virus

Gastroenteritis akut dehidrasi ringan sedang e.c malabsorbsi

2.5. Pemeriksaan Penunjang

-darah rutin

-feses rutin

2.6. Diagnosis

15

Page 16: GEAD RS

Gastroenteritis akut dehidrasi ringan sedang e.c infeksi bakteri.

2.7. Penatalaksanaan

Medikamentosa

- IVFD RL gtt 10x/menit

- Zinc tab 3 x 1 tab

- Injeksi Ampicilin 3x300mg iv

- Injeksi gentamicin 2 x 22,5 mg iv

- Parasetamol syr 4 x 135 mg

- Oralit 50 cc setiap bab cair atau muntah

Non Medikamentosa

- Bedrest (tirah baring).

- Susu ganti dengan LLM

2.8. Prognosis

Quo ad vitam : Bonam

Quo ad functionam : Bonam

2.9.Hasil Pemeriksaan Laboratorium

1 4 Februari 2016

Hemoglobin 11,2

Leukosit 15000

Trombosit 534.000

Hematokrit 35%

Diff.count 0/2/3/51/42/2

.10. Follow Up16

Page 17: GEAD RS

Tanggal Keterangan

14 Februari

2016

S: BAB masih encer, ampas sedikit sebanyak 2x

O: Keadaan Umum: Tampak Sakit Sedang

Kesadaran : Compos mentis

Nadi : 123x/m Reguler (i/t cukup)

Pernapasan : 36x/m teratur. Pola abdominal

Suhu Badan : 37,1oC

BBS : 9 kg

TBS : 74 cm

LP : 47 cm

Input :± 800 ml

Output : ± 400 ml

Diuresis : 1,85 cc/24 jam

Keadaan Spesifik

Kepala : Normocephali, mata cekung (-/-), sklera ikterik

(-/-),konjungtiva anemis (-/-), edema palpebra

(-/-)

Leher : Pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-)

Thorak : Simetris, Retraksi (-/-)

Pulmo : Vesikuler (+/+) Normal, Ronkhi (-/-), Wheezing

(-/-)

Cor : BJ I-II Normal, Murmur (-), Gallop (-)

Abdomen : Cembung, lemas, hepar dan lien tidak teraba, BU

(+) normal, nyeri tekan (-), undulasi (-),

shifting dullness (-), turgor kembali cepat

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), CRT <2”, pucat (-)

Genitalia : scrotum edema (-), scrotum hiperemis (-)

A: GEAD Ringan sedang

P: - IVFD RL gtt 10x/menit

- Zinc tab 3 x 1 tab

17

Page 18: GEAD RS

- Injeksi Ampicilin 3x300mg iv

- Injeksi gentamicin 2 x 22,5 mg iv

- Parasetamol syr 4 x 135 mg

- Oralit 50 cc setiap bab cair atau muntah

15 februari

2015

S: BAB masih encer dan sudah mulai berampas sebanyak 1x

O: Keadaan Umum: Tampak Sakit ringan

Sens: Compos Mentis

Nadi : 131x/m Reguler (i/t cukup)

Pernapasan : 34x/m teratur. Pola abdominal

Suhu Badan : 36,6oC

BBS : 9 kg

TBS : 74 cm

LP : 47 cm

Input :± 800 ml

Output : ± 450 ml

Diuresis : 20,8 cc/ 24 jam

Keadaan Spesifik

Kepala : Normocephali, mata cekung (-/-), sklera ikterik

(-/-),konjungtiva anemis (-/-), edema palpebra

(-/-)

Leher : Pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-)

Thorak : Simetris, Retraksi (-/-)

Pulmo : Vesikuler (+/+) Normal, Ronkhi (-/-), Wheezing

(-/-)

Cor : BJ I-II Normal, Murmur (-), Gallop (-)

Abdomen : Cembung, lemas, hepar dan lien tidak teraba, BU

(+) normal, nyeri tekan (-), undulasi (-),

shifting dullness (-), turgor kembali cepat

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), CRT <2”, pucat (-)

18

Page 19: GEAD RS

Genitalia : scrotum edema (-), scrotum hiperemis (-)

A: GEAD ringan sedang dengan perbaikan

P: - IVFD Kaen 3A gtt 10x/menit

- Zinc tab 3 x 1 tab

- Injeksi Ampicilin 3x300mg iv

- Injeksi gentamicin 2 x 22,5 mg iv

- Parasetamol syr 4 x 135 mg

- Oralit 50 cc setiap bab cair atau muntah

16 Februari

2016

S: BAB sudh tidak encer lagi

O: Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

Sens: Compos Mentis

Nadi :124x/m Reguler (i/t cukup)

Pernapasan :36x/m teratur. Pola abdominal

Suhu Badan : 36,9oC

BBS : 9 kg

TBS : 74 cm

LP : 47 cm

Input :± 800 ml

Output : ± 400 ml

Diuresis : 1,85 cc/ 24 jam

Keadaan Spesifik

Kepala: Normocephali, mata cekung (-/-), sklera ikterik

(-/-),konjungtiva anemis (-/-), edema palpebra

(-/-)

Leher : Pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-)

Thorak : Simetris, Retraksi (-/-)

Pulmo : Vesikuler (+/+) Normal, Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)

Cor : BJ I-II Normal, Murmur (-), Gallop (-)

Abdomen : Cembung, lemas, hepar dan lien tidak teraba, BU

(+) normal, nyeri tekan (-),undulasi (-), shifting 19

Page 20: GEAD RS

dullness (-), turgor kembali cepat

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), CRT <2”, pucat (-)

Genitalia : scrotum edema (-), scrotum hiperemis (-)

A: GEAD ringan sedang dengan perbaikan

P: - IVFD Kaen 3A gtt 10x/menit

- Zinc tab 3 x 1 tab

- Injeksi Ampicilin 3x300mg iv

- Injeksi gentamicin 2 x 22,5 mg iv

- Parasetamol syr 4 x 135 mg

- Oralit 50 cc setiap bab cair atau muntah

17 Februari

2016

S: BAB normal

O: Keadaan Umum : Tampak Sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Nadi : 129 x/m Reguler (i/t cukup)

Pernapasan : 34 x/m teratur. Pola abdominal

Suhu Badan : 36,7oC

BBS : 9 kg

TBS : 74 cm

LP : 47 cm

Input : ± 800 ml

Output : ± 400 ml

Diuresis : 1,85 cc/24 jam

Keadaan Spesifik

Kepala : Normocephali, mata cekung (-/-), sklera ikterik

(-/-),konjungtiva anemis (-/-), edema palpebra

(-/-)

Leher : Pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-)

Thorak : Simetris, Retraksi (-/-)

Pulmo : Vesikuler (+/+) Normal, Ronkhi (-/-), Wheezing

20

Page 21: GEAD RS

(-/-)

Cor : BJ I-II Normal, Murmur (-), Gallop (-)

Abdomen : Cembung, lemas, hepar dan lien tidak teraba, BU

(+) normal, nyeri tekan (-), turgor kembali

cepat

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), CRT <2”, pucat (-)

Genitalia : scrotum edema (-), scrotum hiperemis (-)

A: GEAD ringan sedang

P: - IVFD Kaen 3A gtt 10x/menit

- Zinc tab 3 x 1 tab

- Injeksi Ampicilin 3x300mg iv

- Injeksi gentamicin 2 x 22,5 mg iv

- Parasetamol syr 4 x 135 mg

- Oralit 50 cc setiap bab cair atau muntah

- Boleh pulang

BAB III21

Page 22: GEAD RS

TINJAUAN PUSTAKA

III.1 Definisi

Gastroenteritis (diare) adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari

dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare

yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 14 hari pada bayi

dan anak yang sebelumnya sehat.1 Diare yang terjadi lebih dari 2 minggu

disebut diare kronis.(3,5,6)

III.2 Etiologi2

1. Infeksi : virus (Rotavirus, adenovirus, Norwalk), bakteri (Shigella,

Salmonella, E.Coli, vibrio); parasit (protozoa : E.Histolytica, G.lamblia,

Balantidium coli, cacing perut: Askaris, trikuris, Strongiloideus, dan

jamur: kandida).

2. Malabsorpsi : karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak dan protein

3. Makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan

4. Imunodefisiensi

5. Psikologis : rasa takut dan cemas. Walaupun jarang, tetapi dapat

menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar .

Berdasarkan patofisiologinya, maka penyebab diaere dibagi menjadi:2

1. Diare sekresi, yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, kuman patogen

dan apatogen; hiperperistaltik usus halus akibat bahan kimia atau

makanan, gangguan psikis, gangguan saraf, hawa dingin, alergi; dan

defisiensi imun terutama IgA sekretorik.

2. Diare osmotik, yang dapat disebabkan oleh malabsorpsi makanan,

kekurangan kalori protein (KKP), atau bayi berat lahir rendah dan bayi

baru lahir

Pada diare akan terjadi kekurangan air (dehidrasi), gangguan

keseimbangan asam basa (asidosis metabolic), yang secara klinis berupa

pernapasan kussmaul, hipoglikemia, gangguan gizi, dan gangguan

sirkulasi.2

22

Page 23: GEAD RS

III.3 Patogenesis

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:2

1. Gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak

dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus

meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga

usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk

mengeluarkan nya sehinga timbul diare

2. Gangguan sekresi, akibat rangsangan tertentu (misalnya oleh toksin)

pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke

dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat

peningkatan isi rongga usus.

3. Gangguan motilitas usus, hiperperistaltik mengakibatkan

berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga

timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan

mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat

menimbulkan diare pula(2).

Patogenesis diare akut

1. Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah

berhasil melewati rintangan asam lambung

2. Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) di dalam usus halus

3. Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik)

4. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan

menimbulkan diare(2).

III.4 Patofisiologi

Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi:(7,8)

1. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya

gangguan keseimbangan asam-basa (asidcsis metabolik, hipokalemia

dan sebagainya)

23

Page 24: GEAD RS

2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang,

pengeluaran bertambah)

3. Hipoglikemia

4. Gangguan sirkulasi darah

III.5 Gejala Klinis

Awalnya anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin

meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare.

Tinja makin cair, mungkin mengandung darah dan/atau lendir, warna tinja

berubah kehijau-hijauan kerena bercampur empedu. Anus dan sekitarnya

lecet karena tinja menjadi asam.3

Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan/atau sesudah diare. Bila

telah banyak kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. Berat

badan turun. Pada bayi, ubun-ubun besar cekung. Tonus dan turgor kulit

berkurang. Selaput lendir mulut dan bibir kering.3

III.6 Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan feses: makroskopis dan mikroskopis, pH dan kadar gula

jika diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance), biakan kuman untuk

mencari kuman penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika

(pada diare persisten)

2. Pemeriksaan darah: darah lengkap, analisis gas darah dan elektrolit

(terutama Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang disertai kejang).

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal

ginjal(3)

III.7 Diagnosis

Diagnosis dibuat berdasarkan gejala klinis dan laboratorium seperti

diatas.

24

Page 25: GEAD RS

III.8 Komplikasi

Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak,

dapat terjadi berbagai macam komplikasi seperti (3):

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic, atau hipertonik).

2. Syok hipovolemik

3. Hipokalemia

4. Hipoglikemia

5. Intoleransi laktosa sekunder

6. Kejang

7. Malnutrisi energi protein

III.0 Pengobatan

Dasar pengobatan diare adalah (2) :

1. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumat)

2. Diatetik (pemberian makanan)

3. Obat-obatan

BAB IV

ANALISIS KASUS

25

Page 26: GEAD RS

4.1. Analisis Kasus

Pada kasus ini, pasien adalah seorang anak berusia 11bulan datang ke

rumah sakit RSUD Palembang BARI. Berdasarkan alloanamnesa dengan orangtua

penderita, dan setelah dilakukan pemeriksaan fisik, didapatkan :

Satu hari sebelum masuk rumah sakit anak mengalami diare , berak cair

dengan frekuensi hingga 8 kali dan volume kurang lebih ½ gelas aqua kecil. Pada

saat masuk rumah sakit sudah berak sebanyak 4 kali. Berak lendir (-), darah (-),

muntah (-), bau amis (-). Anak tampak rewel. Anak masih mau minum walaupun

sedikit. Berak dissertai muntah, muntah tidak menyemprot, frekuensi 7 kali, isi

apa yang dimakan sebanyak kurang lebih ¼ gelas aqua kecil. Anak sempat diberi

obat diare oleh orang tua, diare mulai berkurang, namun berselang waktu satu jam

diare kambuh lagi.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan hasil yang abnormal seperti mata

cekung dan turgor melambat. Hal ini karena pasien telah kekurangan cairan akibat

BAB cair dan muntah-muntah sebelum datang ke rumah sakit.

Pada kasus ini, secara klinis pasien menderita gastroenteritis (diare)

dengan dehidrasi ringan sedang. Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa dan

pemeriksaan fisik pasien. Dari anamnesis dengan orang tua pasien diketahui

bahwa pasien ada berak-berak kira-kira 8 kali sehari dengan konsistensi encer,

tidak ada ampas, tidak berlendir dan tidak ada darah, tidak berbau amis,

banyaknya ½ gelas aqua. Pada pasien ditemukan gejala rewel/gelisah. Diare

pada penderita merupakan diare akut karena hanya berlangsung kurang dari 14

hari.

Pada kasus ini, diduga diare disebabkan oleh infeksi bakteri, terlihat dari

hasil pemeriksaan laboratrium tanggal 14 Februari 2016 dimana leukosit

meningkat lebih dari batas normal. Tidak adanya gejala diare yang disertai lender

atau darah maupun bau amis dan buih menyingkirkan penyebab parasite amouba

dan shigella disentri. Faktor lain yang juga berperan terhadap terjadinya diare

diantaranya adalah sosial ekonomi yang rendah disertai sanitasi dan hygene

26

Page 27: GEAD RS

lingkungan yang buruk, misalnya kontaminasi kuman pada makanan dan

minuman serta alat-alat makan yang dipakai pasien. Dipertimbangkan juga usia

anak berada pada fase oral dimana setiap benda akan dicoba dimasukkan ke dalam

mulut.

Diare pada pasien ini tidak ditemukan adanya tanda-tanda dehidrasi berat.

Gejala pada pasien ini yang berhubungan dengan derajat dehdrasi adalah anak

tampak rewel/gelisah sehingga pasien didiagnosis menderita gastroenteritis akut

dengan dehidrasi ringan sedang. Hal ini telah sesuai dengan teori.

Menurut WHO, dikatakan dehidrasi ringan sedang-sedang (dehidrasi tidak

berat) apabila terdapat tanda-tanda berikut ini(4):

1. Gelisah

2. Haus atau banyak minum

3. Turgor kulit lambat kembali (=2 detik)

4. Disertai 1 atau lebih tanda-tanda lainnya seperti mata cekung, air mata tidak

ada, mulut dan lidah kering.

Terdapat 5 lintas tatalaksana diare akut:1

1. Rehidrasi sesuai derajat dehidrasi

2. Zn 10 mg (< 6 bulan) dan 20 mg (> 6 bulan) serta probiotik (misal Lacto-B)

selama 10 hari

3. ASI atau susu formula dan makanan tetap diberikan

4. Antibiotik jika penyebabnya kolera dan disentri

5. Nasihat kepada orangtua

Pada kasus ini, penatalaksanaan hari pertama yang diberikan adalah

rehidrasi cairan RL sebanyak 30 cc/kgBB dalam jam pertama, disusul 50 cc/kgBB

dalam 5 jam berikutnya. Kemudian zink dan oralit 100cc tiap kali sehabis

BAB/muntah.

Penatalaksanaan pada kasus yang diberikan di hari petama ini sebenarnya

tidak tepat jika merujuk pada Protap Departemen Pediatri di RSUD Palembang

27

Page 28: GEAD RS

BARI yang merujuk pada standar prosedur tatalaksana RSUP Moh. Husein.

Seharusnya, penatalaksanaan kasus ini lebih diutamakan pada penanganan

dehidrasi ringan sedang dengan pemberian larutan oralit sebanyak 75 ml/kgBB

dalam 3 jam pertama atau sesuai umur 300 ml (< 1 tahun), 600 ml (1-5 tahun) dan

1200 ml (> 5 tahun).1 Sementara itu, pemberian dosis Zn dan probiotik telah

sesuai dengan protap.1

Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan adalah pemeriksaan kimia

darah dan didapatkan nilai leukosit meningkat kemungkinan diare disebabkan

oleh infeksi sehingga menjadi bahan pertimbangan pemerian antibiotik.

Pada kasus ini, setelah perawatan selama 3 hari, di hari ke-2 pasien

menunjukkan perbaikan dengan frekuensi BAB 1x mulai berampas, tidak ada lagi

tanda-tanda dehidrasi, tanda vital dalam batas normal.pasien kemudian diijinkan

pulang dalam kondisi membaik.

DAFTAR PUSTAKA

28

Page 29: GEAD RS

1. Basri HH. Diare Akut. Dalam : Pedoman Diagnosis dan Terapi. Banjarmasin : Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak RS Ulin-FK UNLAM, 2013.

2. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Diare. Dalam : Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 1985.

3. Mansjoer A et al. Diare Akut. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius FKUI, 2000

4. Nelson, Waldo E. Nutrisi. Dalam : Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC, 2000

5. Rutherford K. Gastrointestinal Infections and Diarrhea. Kidshealth. http://kidshealth.org/parent/medical/digestive/gastrointestinal.html

6. Mayo Clinic Staff. Diarrhea. http://www.mayoclinic.com/invoke.cfm? id=DS00292

7. Diarrhea. NIDDK. http://digestive.nih.gov/ddiseases/pubs/diarrhea/index.htm

8. Gastroenteritis. Medicastore. http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php

29