gambar 3 ilustrasi pada teks pengobatan dalam naskah b ... · pdf filenaskah berukuran 16,8 x...

19
WACANA ETNIK Vol. 3 No.1 - 9 Pengobatan Tradisional ... itu terdapat ilustrasi sebelah kiri teks pengobatan seperti bintang dalam kotak. Gambar 3 Ilustrasi pada teks pengobatan dalam naskah B halaman 8 3. Naskah C (PAR 28) Naskah C atau naskah (PAR 28) ini diberi judul doa dan mantra. Ditulis pada kertas folio bergaris dengan aksara Arab Melayu menggunakan bahasa Melayu dan Minangkabau. Naskah berukuran 16,8 x cm dengan ukuran teks, panjang 14,5 cm dan lebar 8,2 cm. Setiap halaman terdiri atas 13-21 baris. Keseluruhan naskah ini berjumlah 56 halaman. Terdapat kuras sebanyak 4 kuras dengan jumlah 14 lembar setiap kurasnya. Garis panduan yang digunakan untuk mengatur awal dan akhir baris tulisan adalah garis pabrik berwarna biru. Tinta yang dipakai berwarna biru, hitam dan merah. Warna merah digunakan untuk pengalihan antar teks. Ditemukan ilustrasi pada halaman 3, 4 dan 24. Halaman 3 ditemukan sebanyak tiga buah berbentuk bintang segi delapan, gambar ular, dan gambar lipan, pada halaman 4 terdapat gambar orang sebanyak 5 buah, sedangkan pada halaman 24 terdapat gambar kepala orang disilang dan gambar orang. Gambar 4 Ilustrasi dalam naskah C halaman 3

Upload: phamliem

Post on 16-Feb-2018

280 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gambar 3 Ilustrasi pada teks pengobatan dalam naskah B ... · PDF fileNaskah berukuran 16,8 x cm dengan ... Pada halaman 12 terdapat iluminasi dan ilustrasi 3 buah ... Gambar 9 Ilustrasi

WACANA ETNIK Vol. 3 No.1 - 9

Pengobatan Tradisional ...

itu terdapat ilustrasi sebelah kiri teks pengobatan seperti bintang dalam kotak.

Gambar 3Ilustrasi pada teks pengobatan dalam naskah B halaman 8

3. Naskah C (PAR 28)Naskah C atau naskah (PAR 28) ini diberi judul doa dan mantra.

Ditulis pada kertas folio bergaris dengan aksara Arab Melayu menggunakan bahasa Melayu dan Minangkabau. Naskah berukuran 16,8 x cm dengan ukuran teks, panjang 14,5 cm dan lebar 8,2 cm. Setiap halaman terdiri atas 13-21 baris. Keseluruhan naskah ini berjumlah 56 halaman. Terdapat kuras sebanyak 4 kuras dengan jumlah 14 lembar setiap kurasnya. Garis panduan yang digunakan untuk mengatur awal dan akhir baris tulisan adalah garis pabrik berwarna biru. Tinta yang dipakai berwarna biru, hitam dan merah. Warna merah digunakan untuk pengalihan antar teks.

Ditemukan ilustrasi pada halaman 3, 4 dan 24. Halaman 3 ditemukan sebanyak tiga buah berbentuk bintang segi delapan, gambar ular, dan gambar lipan, pada halaman 4 terdapat gambar orang sebanyak 5 buah, sedangkan pada halaman 24 terdapat gambar kepala orang disilang dan gambar orang.

Gambar 4Ilustrasi dalam naskah C halaman 3

Page 2: Gambar 3 Ilustrasi pada teks pengobatan dalam naskah B ... · PDF fileNaskah berukuran 16,8 x cm dengan ... Pada halaman 12 terdapat iluminasi dan ilustrasi 3 buah ... Gambar 9 Ilustrasi

10 - WACANA ETNIK Vol. 3 No.1

Wirma Andri

Gambar 5Ilustrasi dalam naskah C halaman 4

Dalam naskah ini tidak ditemukan penanggalan kolofon, sehingga untuk melacak tempat penulisan, penulis dan penyalin tidak dapat dideteksi. Dilihat dari kondisi naskah, penjilidan sudah mulai rusak (longgar), teks sudah mulai memudar, namun masih dapat dibaca, hanya saja lembaran pertama terpisah dari kurasnya, namun kondisi ini tidak menghalangi pembacaan tulisan.

Dalam naskah ini teks yang terkait dengan pengobatan terdapat pada halaman 1, 6, 8, 17, 31, dan 32. Halaman 1 berisikan tentang obat penyakit rabu, halaman 6 berisikan ramuan untuk penanam beserta doanya, halaman 8 tentang mantra penawar bisa ular, halaman 17 mengenai obat untuk ternak, halaman 31 dan 32 berisikan doa untuk obat rajah untuk penyakit biring.

Gambar 6Contoh teks pengobatan dalam naskah C halaman 1

Inilah obat penyakit rabu

Page 3: Gambar 3 Ilustrasi pada teks pengobatan dalam naskah B ... · PDF fileNaskah berukuran 16,8 x cm dengan ... Pada halaman 12 terdapat iluminasi dan ilustrasi 3 buah ... Gambar 9 Ilustrasi

WACANA ETNIK Vol. 3 No.1 - 11

Pengobatan Tradisional ...

Selain teks pengobatan, di dalam naskah ini juga berisikan teks lainnya. Halaman 2 tentang mantra, tidak begitu jelas bacaannya dan tanpa penjelasan kegunaannya. Halaman 3 mengenai mantra mengenai pencuri, halaman 4 gambar orang 5 buah, tidak dijelaskan apa masud dari gambar tersebut. Halaman 5 berisi sambungan mantra pencuri pada halaman 3, halaman 7 berisi mantra menjinakkan ular. Halaman 9 berisi doa penaik galang-galang. Halaman 10 berisi doa seruan angin, halaman 11 dan 12 juga berisi doa penaik galang-galang. Halaman 13 berisi ilmu tahan, halaman 14 berisi beberapa mantra yang tidak dijelaskan kegunaannya, halaman 15 tentang doa pagar badan. Halaman 16 berisi 2 mantra, yaitu pajalan dan padareh. Halaman 18 memuat mantra pakasih, halaman 19 & 20 berisi azimat pencuri, halaman 21 & 22 memuat tentang mantra melunakkan besi, halaman 23 kosong, halaman 24 berisi sebuah mantra, yang tidak dijelaskan kegunaannya, namun dilihat dari gambarnya digunakan untuk mencelakai.

Halaman 25 & 26 berisi mantra tidak dijelaskan kegunaannya. Halaman 27 kosong, halaman 28 mantra tahan, halaman 29 berisi mantra tidak dijelaskan kegunaannya. Halaman 30 tentang mantra huruf latin, tanpa keterangan. Halaman 33 berisi mantra palangang, semacam mantra mencelakai seseorang. Halaman 34-36 berisi mantra, tidak dijelaskan kegunaannya. Halaman 37-39 berisi coretan yang tidak penting. Halaman 40 berisi mantra bertuliskan latin, tanpa penjelasan kegunaannya. Halaman 41 berisi mantra berbahasa minang, tidak jelas kegunaannya, disertai sebuah rajah. Halaman 42-44 berisi do’a dan mantra, tidak jelas kegunaannya. Halaman 45-48 berisi Catatan nama-nama orang dan halaman kosong, halaman 49 berisi gambar burung 2 buah, bertuliskan Allah. Halaman 50 halaman kosong, halaman 51 berisi gambar empat buah burung bertuliskan Allah dan Bismillah, halaman 52 – 57 berisi coretan-coretan tidak penting dan tidak terkait dengan pengobatan.

4. Naskah D (PAR 33)Naskah D atau naskah PAR 33 diberi judul Azimat dan Perlangkahan.

Naskah ini tidak memiliki sampul. Naskah berukuran 20 x 16 cm dengan ukuran teks 14 x 11cm. Jumlah kuras sebanyak 7 kuras, setiap kuras terdiri dari 12 lembar kertas yang memiliki 90 halaman. Pada halaman pertama terdapat penomoran halaman dengan menggunakan pensil tapi hanya sampai dengan nomor 20, diduga penomoran ini ditulis kemudian oleh editor.

Jumlah baris tiap halaman sebanyak 17 baris. Garis panduan yang

Page 4: Gambar 3 Ilustrasi pada teks pengobatan dalam naskah B ... · PDF fileNaskah berukuran 16,8 x cm dengan ... Pada halaman 12 terdapat iluminasi dan ilustrasi 3 buah ... Gambar 9 Ilustrasi

12 - WACANA ETNIK Vol. 3 No.1

Wirma Andri

digunakan untuk mengatur awal dan akhir baris tulisan adalah blind line yaitu garis cara mengatur baris tulisan tanpa menggoreskan langsung pada halaman naskah. Aksara yang digunakan adalah aksara Arab Melayu dengan menggunakan bahasa Melayu, Minangkabau dan Arab.

Tinta yang dipakai pada umumnya berwarna hitam, namun pada halaman 11, 12, 55 dan 76-79 terdapat tinta berwarna birudan merah. Naskah menggunakan kertas India sebagai alas naskah. Memiliki watermark Bengal Miles Paper. Terdapat rubrikasi setiap lembaran naskah dengan tulisan yang dimiringkan sebagai penekanan bagian dari perpindahan bab dan teks.

Dalam naskah ini ditemukan ilustrasi pada halaman 11 berbentuk kotak persegi empat, didalamnya dibagi menjadi 8 bagian dengan mengambil titik tengah, selanjutnya dibuat lagi 2 buah persegi empat didalamnya. Pada halaman 12 terdapat iluminasi dan ilustrasi 3 buah berbentuk persegi empat, 2 buah berbentuk tabel, satunya lagi berbentuk piramid, didalamnya bertuliskan bahasa Arab. Pada halaman 24, 33 dan 40 terdapat iluminasi dan ilustrasi yang hampir sama, bentuknya seperti bintang persegi lima. Pada halaman 62 juga terdapat iluminasi dan ilustrasi hampir sama dengan pada halaman 11, namun dalam ukuran kecil.

Gambar 7Ilustrasi dalam naskah D halaman 11

Page 5: Gambar 3 Ilustrasi pada teks pengobatan dalam naskah B ... · PDF fileNaskah berukuran 16,8 x cm dengan ... Pada halaman 12 terdapat iluminasi dan ilustrasi 3 buah ... Gambar 9 Ilustrasi

WACANA ETNIK Vol. 3 No.1 - 13

Pengobatan Tradisional ...

Halaman 24

Halaman 33 Halaman 40

Gambar 8Ilustrasi dalam naskah D halaman 12

Gambar 9Ilustrasi dalam naskah D halaman 24, 33 dan 40

Dilihat dari kondisinya naskah ini termasuk naskah yang utuh, karena jilidan dan lembaranya masih lengkap, serta tulisan dapat terbaca dengan jelas. Hanya saja lembaran kuras terakhir terpisah sebanyak 4 lembar, namun kondisi ini tidak menghalangi pembacaan tulisan. Dalam naskah ini tidak ditemukan penanggalan kolofon, sehinga untuk melacak tempat penulisan, penulis dan penyalin tidak dapat dideteksi.

Dalam naskah D memuat beberapa teks pengobatan tradisional, sebagai berikut.

Pada halaman 26 dan 27 berisi pengobatan sakit perut, kepala, dan persendian atau betis yang disebabkan setan, pada halaman 30 berisi ramuan pengobatan beserta azimatnya, namun tidak dijelaskan kegunaan ramuan

Page 6: Gambar 3 Ilustrasi pada teks pengobatan dalam naskah B ... · PDF fileNaskah berukuran 16,8 x cm dengan ... Pada halaman 12 terdapat iluminasi dan ilustrasi 3 buah ... Gambar 9 Ilustrasi

14 - WACANA ETNIK Vol. 3 No.1

Wirma Andri

pengobatan dan azimat tersebut, kemungkinan pengobatan ini merupakan lanjutan pengobatan dari halaman 27, karena pada awal kalimat berbunyi: juga akan obatnya. Pada halaman 40 juga berisi ramuan pengobatan dan azimat, dan tidak juga disebutkan kegunaannya, namun ada kemungkinan juga ramuan ini lanjutan dari pengobatan sebelumnya, karena pada awal kalimat berbunyi: sugiro obatnya hingga datang bulan yang lain, demikian itu jua sakitnya, bermula akan obatnya, maka…… Pada halaman 42 dan 43 berisi ramuan pengobatan beserta azimatnya untuk penyakit muntah-muntah dan sesak nafas yang disebabkan setan dan pada halaman 47 berisi ramuan pengobatan untuk sakit perut.

Selain teks pengobatan juga terdapat teks yang lainnya. Halaman 1 berisi halaman kososng, halaman 2, 14, 15 berisi peramalan berdasar jumlah huruf nama, dalam bahasa Arab. Halaman 3 Hisab Jumal Kabir dan Hisab Jumal Shaghir, dipergunakan dalam astrologi. Halaman 4-5 dan 13 berisi beberapa nama binatang disertai unsur-unsur huruf hija’iyah, halaman 6-11 bersisi teks berbahasa Arab mengenai peramalan. Halaman 12 berisi raqam yang dipergunakan untuk melihat keserasian pasangan suami istri. Halaman 17-25, 28, dan 31 berisi ramalan berdasarkan zodiak. Halman 28 berisi ramalan berdasarkan bentuk fisik manusia, halaman 32-36 berisi ramalan zodiak, berikut syetan-syetan yang mengikuti orang orang yang berzodiak tersebut, dalam bahasa Melayu. Halaman 37-39 berisi rahasia orang yang berbintang ‘Aqirab, yaitu laksana air laut as-Salam, bintangnya Nabi Ibrahim. Halaman 44-46 berisi ramalan zodiak dalam bahasa Melayu, halaman 48-61 berisi teks tanpa keterangan. Halaman 62 berisi nama-nama yang baik untuk anak, ditutup dengan kolofon sebagai akhir teks yang menerangkan ramalan zodiak. Halaman 63-69 berisi tetang tata cara mendirikan rumah, halaman 70 berisi sebuah mantra tampa penjelasan, dimulai dengan kalimat baramulo langik basintak ka ateh, bumi basintak turun, duduk manulis nabi Sulaiman, tagak berdiri Allah jo Muhammad…Halaman 71-73 berisi mantra tanpa keterangan, halaman 74-75 berisi sebuah mantra, versi pendek dari mantra di atas, diberi keterangan bahwa mantra ini ialah do’a penahan sekalian, tampa penjelasan lebih lanjut. Halaman 76 berisi mantra basi, tampa penjelasan lebih lanjut, halaman 77-79 berisi kaji basi, mantra berisi tentang besi pada tubuh manusia, 2 mantra tampa keterangan, mantra pakasih. Halaman 80-86 berisi peramalan zodiak dalam bahasa Melayu. Halaman 87-88, satu lembar berisi Sya’ir Rukun Agamo, halaman 89-90 berisi coretan-coretan.

Page 7: Gambar 3 Ilustrasi pada teks pengobatan dalam naskah B ... · PDF fileNaskah berukuran 16,8 x cm dengan ... Pada halaman 12 terdapat iluminasi dan ilustrasi 3 buah ... Gambar 9 Ilustrasi

WACANA ETNIK Vol. 3 No.1 - 15

Pengobatan Tradisional ...

Pengobatan, Penyakit, Religi, dan MagisManusia adalah makhluk berbudaya. Dengan kebudayaan yang

dimilikinya, mereka tidak hanya mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan, tetapi manusia juga dapat merubah alam lingkungannya menjadi sesuatu yang berarti dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan kebudayaan berisi seperangkat pengetahuan yang pada gilirannya dapat dijadikan pedoman untuk menanggapi dan menjawab seluruh tantangan alam dan lingkungan baik fisik maupun sosial. Dari sekian banyak pengetahuan yang dimiliki manusia salah satunya adalah pengetahuan pengobatan tradisional.

WHO mendefinisikan pengobatan tradisional secara luas, yaitu meliputi aktivitas-aktivitas kesehatan, pendekatan, himpunan pengetahuan, keyakinan dan pengalaman praktek, baik yang dapat diterangkan secara ilmiah maupun tidak dalam menggabungkan tumbuhan, hewan dan mineral menjadi obat-obatan, terapi spiritual, teknik-teknik dan latihan manula yang diterapkan secara satu-satu atau kombinasi untuk mengobati, mendiagnosis, dan pencegahan atau pemeliharaan kesehatan terhadap ketidakseimbangan fisik, mental dan social.18

Kebudayaan Minangkabau khususnya masyarakat Pariangan mempunyai sistem pengetahuan pengobatan yang sudah ratusan tahun digunakan oleh masyarakatnya, yakni sebelum masuknya teknik-teknik kedokteran moderen. Pengetahuan berupa pengobatan tradisional itu terekam dalam naskah kuno yang ditulis ratusan tahun yang lalu.

Pengobatan tradisional dewasa ini banyak mendapat perhatian karena pegobatan tradisional dalam kenyataan di masyarakat pada umumnya masih hidup dan berdampingan dengan sistem pengobatan moderen. Salah satu bidang ilmu yang mengkaji pengobatan tradisional ialah antropologi kesehatan. Ilmu ini muncul dari rasa ingin tahu para ahli antropologi tentang kepercayaan dan pelaksanaan medis para warga berbagai masyarakat tradisional yang mereka pelajari, merupakan “akar” tertua dari antropologi kesehatan.19 Model pengobatan tradisional dalam antropologi kesehatan termasuk salah satu sisi kajian yang disebut etnomedisin. Etnomedisin ditujukan untuk mengetahui sifat dari sistem-sistem medis pribumi dan khususnya konsep-konsep tentang kausalitas penyakit yang mendasarinya.20

18 Azwar Agoes dan Jakob, Antropologi Kesehatan Indonesia, Pengobatan Tradisional, Jilid I (Jakar-ta: EGC, 1999), hlm. 60.

19 George M Foster dan Anderson, op. cit., hlm. 61.20 Ibid. hlm. 62.

Page 8: Gambar 3 Ilustrasi pada teks pengobatan dalam naskah B ... · PDF fileNaskah berukuran 16,8 x cm dengan ... Pada halaman 12 terdapat iluminasi dan ilustrasi 3 buah ... Gambar 9 Ilustrasi

16 - WACANA ETNIK Vol. 3 No.1

Wirma Andri

Menurut kerangka etnomedisin, penyakit dapat disebabkan oleh dua faktor. Pertama, penyakit yang disebabkan oleh agen (tokoh) seperti dewa, lelembut, makhluk halus, manusia dan sebagainya. Pandangan ini disebut personalistik. Kedua, penyakit juga disebabkan karena terganggunya keseimbangan tubuh karena unsur-unsur tetap dalam tubuh seperti panas, dingin dan sebagainya. Kajian tentang ini disebut naturalistik atau nonsupranatural.21

Khusus untuk pengobatan penyakit naturalistik, biasanya digunakan bahan-bahan dari tumbuhan (herbalmedicine) dan hewan (animalmedicine) , atau gabungan keduanya. Sementara untuk penyakit personalistik banyak digunakan pengobatan dengan ritual dan magis. Di dalam realitas, kedua prinsip tersebut tumpang tindih, tetapi sangat berguna untuk mengetahui konsep-konsep dalam etnomedisin.22

Nenek moyang Indonesia telah menggunakan pengobatan tradisional sejak berabad-abad lalu. Pengetahuan tradisional ini tidak diketahui pasti bagaimana awal mula masyarakat Indonesia menggunakannya. Indonesia memiliki sejarah pengobatan tradisional dengan ditemukannya bukti berupa naskah kuno pada daun lontar husodo di Jawa, usada di Bali23, lontaraq pabbura di Sulawesi Selatan24, dokumen serat centhini (primbon)25, serat racikan boreh wulang ndalem dan relief Candi Borobudur yang menggambarkan orang sedang meracik obat (jamu) dengan tumbuhan sebagai bahan bakunya.26

Berbeda halnya dengan Pariangan khususnya dan Minangkabau umumnya, tidak ditemukan satu naskah utuh yang khusus membicarakan tentang teks pengobatan, seperti yang terdapat di Jawa, Bali dan Sulawesi Selatan sebagaimana yang disebutkan di atas. Teks pengobatan dalam naskah kuno Minangkabau, khususnya di Surau Tarekat di Pariangan tergabung dengan teks yang lain, seperti ilmu fiqih, tasauf, mantra,

21 Ibid. hlm. 63.22 Ibid, hlm. 63-6423 Lihat I Nyoman Prastika, “Usada Pengobatan Tradisional Bali”, Makalah, dalam http://unhi.

ac.id /file/Artikel/Usada,_Pengobatan_Tradisional_Bali_Prastika-1.pdf, diakses tang-gal 6 Januari 2012.

24 Lihat Siti Chamamah Soeratno, “Naskah Dan Relevansinya Dengan Kehidupan Masa Kini: Kajian Atas Informasi Tentang Obat-Obatan dalam Naskah Buton”, Makalah Disampaikan Da-lam Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara IX, Bau-Bau, 2005. Dan lihat Haslinda, “Filosofi Pengobatan Tradisional Orang Bugis Dalam Lontaraq Fabbura”, Makalah, Disampai-kan pada Seminar Simposium Filologi, Jawa Barat, 2005.

25 Lihat Bani Sudardi, “Konsep Pengobatan Tradisional Menurut Primbon Jawa”, Jurnal HUMA-NIORA Vulume XIV No. 1 (2002), hlm. 12-19.

26 Elin Yulinah Sukandar, “Tren Dan Paradigma Dunia Farmasi: Industri-Klinik-Teknologi Kesehatan”, Makalah, Disampaikan dalam orasi ilmiah Dies Natalis ITB, dalam http://itb.ac.id/ focus/focus _file/orasi-ilmiah-dies-45.pdf, diakses 06 Januari 2012, hlm. 6.

Page 9: Gambar 3 Ilustrasi pada teks pengobatan dalam naskah B ... · PDF fileNaskah berukuran 16,8 x cm dengan ... Pada halaman 12 terdapat iluminasi dan ilustrasi 3 buah ... Gambar 9 Ilustrasi

WACANA ETNIK Vol. 3 No.1 - 17

Pengobatan Tradisional ...

perlangkahan, ilmu falaq, tafsir dan teks lainnya.Dari deskripsi naskah koleksi Surau Tarekat di Pariangan, diketahui

bahwa pada naskah A terdapat 8 teks pengobatan, meliputi azimat perempuan tiada beranak, azimat perempuan bunting, salusuah perempuan segera beranak, azimat penolak bala penyakit, azimat demam, penolak penyakit yang sangat, memelihara tubuh menghilangkan penyakit dan wafaq ayat Qur’an akan sulusah (memudahkan) orang beranak.

Dalam naskah B terdapat 3 teks pengobatan, meliputi tangkal tikus, tangkal babi dan tangkal anak belalang. Naskah C terdapat 5 teks pengobatan, meliputi: obat penyakit rabu, penanam, penawar biso, obat ternak dan obat rajah. Dalam naskah D terdapat 5 teks pengobatan, meliputi pengobatan sakit perut, kepala, dan persendian atau betis yang disebabkan setan, ramuan pengobatan beserta azimatnya, namun tidak dijelaskan kegunaan ramuan pengobatan dan azimat tersebut dan ramuan pengobatan dan azimat, dan tidak juga disebutkan kegunaannya.

Dari berbagai macam teks pengobatan di atas menunjukkan bahwa masyarakat Pariangan, dalam menggunakan pengobatan tradisional tidak hanya digunakan untuk kesembuhan manusia, tetapi juga untuk tumbuhan dan hewan, selain itu teks juga terkait dengan pengobatan personalistik. Hal ini terlihat dalam teks yang menggunakan magis (mantra dan azimat) sebagai pengobatannya.

Pengobatan, religi dan magis terkait erat satu sama lain.27 Lebih lanjut George M Foster dan Anderson mengatakan:

“Seakan-akan ketiganya adalah bagian yang sangat penting dari suatu sistem sehingga orang jarang menanyakan, “Kapankah mereka itu tidak berjalan seiring?”. Namun apabila dihubungkan religi dan magis dengan sistem-sistem etiologi, tampak jelas bahwa kedua belah pihak berkorelasi dengan sistem-sistem personalistik dan kurang sekali berhubungan dengan sistem-sistem naturalistik. Dalam sistem naturalistik, prosedur pengobatan jarang bersifat ritual, dan unsur-unsur religi dan magis sedikit sekali berperanan didalamnya”.28

Dilihat dari teks naskah koleksi STSP, agaknya bertolak belakang dengan apa yang dikatakan George M Foster dan Anderson di atas. Hal ini bisa dilihat pada naskah C (PAR 3) halaman 5.

27 Jansen, (1973) Dalam George M Foster dan Anderson, op.cit., hlm. 8028 Ibid., hlm. 81.

Page 10: Gambar 3 Ilustrasi pada teks pengobatan dalam naskah B ... · PDF fileNaskah berukuran 16,8 x cm dengan ... Pada halaman 12 terdapat iluminasi dan ilustrasi 3 buah ... Gambar 9 Ilustrasi

18 - WACANA ETNIK Vol. 3 No.1

Wirma Andri

“Ini azimat demam, diikatkan pada lehernya orang yang demam itu, ini rajah-nya.

Lebih lanjut George M Foster dan Anderson mengatakan:”Apabila unsur-unsur religi terdapat dalam pengobatan penyakit dalam sistem-sistem naturalistik, maka unsur-unsur tersebut secara konseptual berbeda dengan yang ada dalam sistem-sistem personalistik. Di satu pihak, praktek-praktek dan kepercayaan dari kedua sistem tersebut merupakan cermin satu sama lain.29

Dalam hal ini, pengobatan tradisional di Pariangan justru banyak melibatkan unsur-unsur religi dalam mengobati penyakit, baik dalam sistem naturalistik apalagi sistem personalistik. Keterlibatan unsur-unsur religi ini menunjukkan bahwa lembaga religi (baca; tarekat) ikut memainkan peranan dalam tradisi budaya masyarkat Pariangan termasuk dalam hal pengobatan.

1. Pengobatan PersonalistikDalam naskah kuno koleksi STSP terkai teks pengobatan tradisional

terdapat beberapa teks pengobatan personalistik. Pengobatan tersebut menggunakan mantra dan azimat. Terkait pengobatan tradisional dengan menggunakan mantra dan azimat akan diuraikan sebagai berikut.

1.1 Mantra PengobatanMantra30 berasal dari bahasa Sansekerta yaitu man yang berarti pikiran

dan tra yang berarti pembebasan Mantra berasal dari tradisi Hindu kuno. Mantra-mantra dari sastra dan budaya Hindu telah masuk ke Indonesia sejak abad ke-4 yaitu pada masa Kerajaan Mulawarman di Kalimantan. Hal

29 Ibid., hlm. 81.30 Dalam bahasa Minangkabau disebut dengan manto sampai hari ini masih dikenal luas ditengah

masyarakatnya. Kata manto mengacu pada dua pengertian. Pertama, kata manto mengacu pada bahan ramuan yang digunakan untuk mengobati seseorang, seperti dedaunan, air akar-akaran dan lain-lain. Kedua, kata manto mengacu pada sesuatu yang dibacakan oleh seseorang (du-kun). Lihat Fajri Usman, “Metafora dalam Mantra Minangkabau” (Tesis. Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar, 2002) hlm. 394.

Page 11: Gambar 3 Ilustrasi pada teks pengobatan dalam naskah B ... · PDF fileNaskah berukuran 16,8 x cm dengan ... Pada halaman 12 terdapat iluminasi dan ilustrasi 3 buah ... Gambar 9 Ilustrasi

WACANA ETNIK Vol. 3 No.1 - 19

Pengobatan Tradisional ...

ini tidak lepas dari masuknya bangsa India ke Indonesia yaitu sejak awal tahun 78 Masehi, mereka menyebarkan bahasa dan kebudayaan sampai abad ke-6 yaitu pada waktu jatuhnya Kerajaan Majapahit. Bahkan menurut dongeng bahwa bangsa Indonesia mengenal aksara (dapat baca tulis) sejak Aji Saka mengajarkan: ha, na, ca, ra, ka, da, ta, sa, wa, la, pa, dha, ja, nya, ma, ga, ba, tha, nga.31

Poerwadaminta (1988) mengemukakan pengertian Mantra sebagai: 1) perkataan atau ucapan yang mendatangkan daya gaib (misal dapat menyembuhkan, mendatangkan celaka, dan sebagainya); 2) susunan kata berunsur puisi (seperti rima, irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain.32

Beranjak dari kendala dan kebutuhan yang dimaksud, mantra ditempatkan oleh masyarakat penghayatnya sebagai sebuah sarana yang dianggap mampu menanggulangi keterbatasan dan sebagai salah satu sarana pemenuhan berbagai kebutuhan masyarakatnya. Dalam konteks itu mantra pengobatan adalah salah satunya.

Sebelum Islam masuk ke Minangkabau kebudayaan masyarakat sudah dipengaruhi Hindu-Budha, begitu juga dengan mantra. Setelah Islam masuk, mantra masih digunakan, tetapi dalam hal isi setiap awal kalimat mantra selalu dimulai dengan kata bismillah.

Dalam hal ini mantra berfungsi menyiratkan adanya permohonan kepada Sang Pencipta. Dengan demikian mantra erat hubungannya dengan kebutuhan hidup masyarakat yang dalam satu segi membutuhkan kekuatan lahir maupun batin untuk melaksanakan maksud tertentu. Semua mantra tersebut sepenuhnya disandarkan kepada Allah. Begitu juga dengan mantra pengobatan, dengan berbekal keyakinan dan bersandar sepenuhnya kepada Allah, mantra diucapkan untuk tujuan agar dapat menolong dan mengobati orang lain yang terkena suatu penyakit dapat disembuhkan.33 Adapun mantra pengobatan yang terdapat dalam naskah koleksi STSP adalah sebagai Mantra Penawar Sekalian Biso dan Mantra Biriang (kusta, campak/cacar).

31 Ma’mur Sa’adie, dkk., Bahasa Bantu (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997), hlm. 28-29

32 Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1988), hlm. 558.33 Elis Suryani, “Rahasia Pengobatan yang Tersirat dalam Naskah Mantra”, Jurnal Jumantara, Vol

2 No. 2 (2011), hlm. 87-88

Page 12: Gambar 3 Ilustrasi pada teks pengobatan dalam naskah B ... · PDF fileNaskah berukuran 16,8 x cm dengan ... Pada halaman 12 terdapat iluminasi dan ilustrasi 3 buah ... Gambar 9 Ilustrasi

20 - WACANA ETNIK Vol. 3 No.1

Wirma Andri

1.2 Azimat PengobatanAzimat merupakan sesuatu benda yang dipercayai memberikan

tuah dan perlindungan kepada pemiliknya.34 Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia, kata azimat (di bawah lema jimat) didefinisikan sebagai “benda yang dianggap berkekuatan gaib dan dapat menolak bahaya, memberi rejeki atau memberi keberuntungan kepada pemiliknya. Kekuatan gaib tersebut berasal dari roh halus yang menempati benda itu.35 Sementara itu, dalam Kamus Bahasa Melayu Nusantara, defenisi kata azimat adalah (1) “bahan atau barang yang terdiri daripada tulisan yang ditulis pada kertas, kain, keratan kayu tertentu, atau sisik tenggiling yang digunakan pada bahagian tertentu tubuh (seperti di pinggang) yang dianggap mempunyai kesaktian dan dapat mengelakkan penyakit, bencana, dsb; (2) barang yang dianggap mempunyai kesaktian dan dapat melindungi pemiliknya, digunakan sebagai penangkal penyakit dsb”.36

Kehadiran azimat dalam khazanah budaya masyarakat dunia dari semua peradaban ini tidak terlepas dari kepercayaan atau agama. Kebutuhan terhadap azimat tersebut muncul dari dorongan internal atau insting alamiah mereka untuk melindungi diri sendiri dan juga meramalkan masa depan.

Berdasarkan bahan-bahan yang dipakai, secara umum, azimat dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yakni azimat yang berasal dari alam (azimat alamiah) dan azimat yang dibuat oleh manusia (azimat buatan).

Dalam naskah kuno koleksi STSP terkait azimat ini terdiri atas rajah-rajah, yakni berupa gambar-gambar, lambang-lambang, dan tulisan atau huruf-huruf atau angka-angka tertentu dalam aksara Arab dan atau aksara Arab-Melayu (Jawi). Terkait teks pengobatan tradisional, azimat yang digunakan hanya rajah berupa tulisan atau huruf-huruf atau angka-angka tertentu dalam aksara Arab dan atau aksara Arab-Melayu (Jawi).

Adapun azimat pengobatan yang terdapat dalam naskah koleksi STSP adalah sebagai berikut.

34 Lihat http://ms.wikipedia.org/wiki/Azimat diakses tanggal 18 Januari 201235 Ensiklopedi Nasional Indonesia (Jakarta, 1989), hlm. 459.36 Tim Penyusun Kamus, Kamus Bahasa Melayu Nusantara (Brunei Darussalam, 2003), hlm. 174-

175.

Page 13: Gambar 3 Ilustrasi pada teks pengobatan dalam naskah B ... · PDF fileNaskah berukuran 16,8 x cm dengan ... Pada halaman 12 terdapat iluminasi dan ilustrasi 3 buah ... Gambar 9 Ilustrasi

WACANA ETNIK Vol. 3 No.1 - 21

Pengobatan Tradisional ...

1. Azimat Perempuan Tiada Beranak

Azimat ini ditulis di atas kertas atau kain lalu dipakaikan di leher perempuan yang tiada beranak tersebut

2. Azimat Perempuan Bunting (hamil)

Azimat ini ditulis di atas kertas atau kain lalu diikatkan di leher perempuan bunting tersebut.

3. Azimat Perempuan Segera Beranak

Azimat ini ditulis di atas kertas atau kain lalu dipakaikan pada paha kanan perempuan yang akan segera beranak tersebut.

Page 14: Gambar 3 Ilustrasi pada teks pengobatan dalam naskah B ... · PDF fileNaskah berukuran 16,8 x cm dengan ... Pada halaman 12 terdapat iluminasi dan ilustrasi 3 buah ... Gambar 9 Ilustrasi

22 - WACANA ETNIK Vol. 3 No.1

Wirma Andri

4. Azimat Penolak Bala Penyakit

Azimat ini ditulis pada mangkok putih lalu dibubuh dengan air, setelah dibubuh airnya lalu diminum.

5. Azimat Memudahkan Orang Beranak

Azimat ini ditulis pada kertas, lalu ikatkan pada paha kanan orang yang beranak tersebut.

2. Pengobatan NaturalistikDalam pengobatan naturalistik, pengobatan yang digunakan berupa

bahan-bahan dari tumbuhan dan hewan. Adapun pengobatan naturalistik yang terdapat dalam naskah kuno koleksi STSP adalah Obat Penyakit Rabu (paru-paru) dan Sakit Perut dan Kepala.

3. Gabungan Pengobatan Personalistik dan Naturalistik Dalam pengobatan ini, menggunakan ramuan yang terbuat dari

hewan dan tumbuhan atau campuran keduanya, serta menggunakan ritual, baik berupa pembacaan mantra maupun berupa azimat. Pengobatan dalam naskah kuno koleksi STSP yang menggunakan gabungan pengobatan personalistik dan naturalistik adalah Penyakit Sawan (ayan/epilepsi).

Tanda-tanda penyakit ini dalam naskah dijelaskan bahwa badan terasa sakit-sakit, badan selalu bergerak-gerak, mulut berputar-putar, sewaktu-waktu si penderita tertawa-tawa dan menangis-nangis dan matanya tidak bias tidur. Adapun obatnya sebagai berikut.

Page 15: Gambar 3 Ilustrasi pada teks pengobatan dalam naskah B ... · PDF fileNaskah berukuran 16,8 x cm dengan ... Pada halaman 12 terdapat iluminasi dan ilustrasi 3 buah ... Gambar 9 Ilustrasi

WACANA ETNIK Vol. 3 No.1 - 23

Pengobatan Tradisional ...

Ayam songan biring disembelih, diambil darahnya sedikit, masukkan ke kuali menanak37 maka ambil sumangat ayam38, palutkan pada dahi si penderita, kemudian ambil susu kambing atau susu jawi, lalu digosokkan ke kepala si penderita. Ayam yang sudah disembelih dimandikan dengan dengan air ditu. Masukkan tampang sawi dan ketumbar serta darah ayam ke dalam kuali. Ayam yang sudah dimandikan dimasukkan kedalam kuali yang sudah berisi tampang sawi, ketumbar dan darah ayam. Letakkan pada jihat ke maghrib rumah si penderita. Selain itu penderita juga harus memakai azimat sebagai berikut.

Bismillahirrahmanirrahim, ya ‘aliyyu ya ‘azhimu ya halimu ya ‘alimu ya karimu ya baqiy ya ‘alimal ghuyub ya Illa ya Illa ilaha illa anta ya syarhaya syarhaya ya shulthan

Selain itu bisa juga obatnya, ambil air mawar dan bunga lawang dan bunga delima dan bunga cempaka, lalu dihaluskan. Gosokkan pada seluruh tubuhnya. Kumpulkan kembali ramuan yang digosokkan kebadan tadi, lalu dibuang ke-jihat39 masyriq40 rumah si penderita, kemudian dimandikan dengan penapis kuku. Si penderita juga harus memakai azimat dibawah ini.

Nurun Nur Ya Nur fauqa Nurin wa tahta Nurin, ya Nurus Samawati wal Ardhi, ya Huu ya Man huwa Laa ilaha illa Anta illa Huu ya Huu Ashlul Halali mafi Amanillahi bi Haqqi Manil Ismil A’zham

4. Pengobatan untuk Hewan dan TumbuhanPengobatan untuk hewan dan tumbuhan yang terdapat dalam naskah

STSP adalah Obat untuk ternak, Azimat Tangkal Tikus di Sawah, Mantra Tangkal Babi di Sawah, Azimat Tangkal Anak Belalang di Sawah.

37 Kuali yang terbuat dari tanah38 Sumangat dapat diartikan sebagai jiwa. Dalam konteks ini sumangat ayam terdapat pada darah

ayam yang terakhir mengalir waktu disembelih.39 = arah, penjuru40 = timur

Page 16: Gambar 3 Ilustrasi pada teks pengobatan dalam naskah B ... · PDF fileNaskah berukuran 16,8 x cm dengan ... Pada halaman 12 terdapat iluminasi dan ilustrasi 3 buah ... Gambar 9 Ilustrasi

24 - WACANA ETNIK Vol. 3 No.1

Wirma Andri

Konsep Sehat dan Sakit bagi Masyarakat ParianganKonsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan

universal karena ada faktor -faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain.

Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya.41

Konsep sehat dan sakit tersebut dapat memberikan perbedaan pandangan untuk setiap individu. Hal ini akan lebih nampak berbeda bila dikaitkan berdasarkan konsepsi kebudayaan masing-masing penyandangnya.

Senada dengan yang dikatakan Sudarti, dkk bahwa semua objek atau situasi dapat dipersepsikan secara berlainan oleh beberapa individu. Demikian juga halnya dengan konsep sehat dan sakit. Pandangan orang tentang kriteria tubuh sehat dan sakit sifatnya selalu tidak objektif, bahkan lebih banyak unsur subyektivitas dalam menentukan kondisi tubuh seseorang. Persepsi masyarakat tentang sehat dan sakit ini sangatlah dipengaruhi oleh unsur-unsur pengalaman masa lalu, disamping unsur sosial-budaya. Sebaliknya para medis yang menilai secara obyektif berdasarkan simpton yang tampak guna mendiagnosa kondisi fisik seorang individu. Perbedaan kedua kelompok ini yang sering menimbulkan masalah dalam melaksanakan program kesehatan. Kadang-kadang orang tidak pergi berobat atau menggunakan sarana kesehatan yang tersedia sebab ia tidak merasa mengidap penyakit atau si individu merasa bahwa penyakitnya itu disebabkan oleh mahluk halus atau “guna-guna”, maka ia akan memilih untuk berobat kepada dukun, shaman atau orang pandai yang dianggap mampu mengusir mahluk halus tersebut atau guna-guna orang tersebut dari tubuhnya sehingga penyakitnya itu akan hilang.42

41 Kliemen, 1978 dalam Sunanti Z. Soejoeti, “Konsep Sehat, Sakit dan Penyakit dalam Konteks Sosial Budaya” Majalah Cermin Dunia Kedokteran, No. 149 (Juli, 2005), hlm. 49.

42 Sudarti, dkk., “Persepsi Masyarakat Tentang Sehat-Sakit dan Posyandu”, Makalah (Depok: Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia, 1985) dikutip oleh Djekky R Djoht, “Kebu-dayaan, Penyakit dan Kesehatan di Papua dalam Perspektif Antropologi Kesehatan” Buletin Populasi Papua, Vol. II. No.4 (November 2001) hlm. 15.

Page 17: Gambar 3 Ilustrasi pada teks pengobatan dalam naskah B ... · PDF fileNaskah berukuran 16,8 x cm dengan ... Pada halaman 12 terdapat iluminasi dan ilustrasi 3 buah ... Gambar 9 Ilustrasi

WACANA ETNIK Vol. 3 No.1 - 25

Pengobatan Tradisional ...

Masyarakat Pariangan menganggap bahwa seseorang dikatakan sehat adalah seseorang yang memiliki jasmani dan rohani yang sehat, serta dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari. Sedangkan untuk masalah sakit, sebagian masyarakat Pariangan masih ada yang mempercayai bahwa selain disebabkan karena penyebab fisik, juga disebabkan karena adanya gangguan roh-roh halus. Bagi masyarakat Pariangan, dikatakan sakit, jika seseorang tersebut tidak dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti berdagang, bekerja di kantor, berladang dan lain-lain. Walaupun seseorang tersebut sudah memiliki gejala sakit seperti sakit kepala, flu ataupun masuk angin namun masih dapat beraktivitas belum diartikan sebagai sakit.43

Konsep sehat dan sakit bagi masyarakat Pariangan senada dengan yang dikemukakan Kalangie, “adalah kenyataan bahwa seseorang dapat menentukan kondisi kesehatannya baik (sehat) bilamana ia tidak merasakan terjadinya suatu kelainan fisik maupun psikis. Walaupun ia menyadari akan adanya kelainan tetapi tidak terlalu menimbulkan perasaan sakit, atau tidak dipersepsikan sebagai kelainan yang memerlukan perhatian medis secara khusus, atau kelainan ini tidak dianggap sebagai suatu penyakit. Dasar utama penetuan tersebut adalah bahwa ia tetap dapat menjalankan peranan-peranan sosialnya setiap hari seperti biasa”.44

Penentuan penyebab jenis penyakit dikategorikan atas 2 yaitu, jenis penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan dalam tubuh yang disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan diri dan lingkungannya, dengan gejala-gejala alam seperti angin, panas, dingin dan hujan. Gangguan adanya jenis penyakit ini disebut sistem medis naturalistik. Sedangkan jenis penyakit lain adalah oleh adanya gangguan yang disebabkan oleh pengaruh-pengaruh dari kekuatan-kekuatan makhluk halus dan kekuatan gaib seperti roh dan setan, yang disebut dengan sistem medis personalistik. Namun ada juga penyakit yang disebabkan oleh perpaduan sebab-sebab personalistik dan naturalistik. Sebagai contoh masuknya roh jahat menimbulkan gangguan pada keseimbangan cairan tubuh.45

Penutup Dari 33 naskah koleksi STSP, teksnya sangat bervariasi. Naskah

yang berisi pengobatan pada koleksi STSP ini tidaklah sepenuhnya berisi 43 Hasil wawancara dengan Irwan, M.Pd., pada hari Senin tanggal 21 November 2011 di Padang.44 Nico S. Kalangie, Kebudayaan dan Kesehatan: Pengembangan Pelayanan Kesehatan Primer melalui

Pendekatan Sosiobudaya (Jakarta: PT.Kesaint Blanc Indah Corp, 1994), hlm. 39, dikutip oleh A.E. Dumatubun, “Kebudayaan, Kesehatan Orang Papua dalam Perspektif Antropologi Keseha-tan”, Jurnal Antropologi Papua, Vol 1. No. 1 (Agustus 2002), hlm. 47.

45 George M Foster dan Anderson, op.cit., hlm. 64.

Page 18: Gambar 3 Ilustrasi pada teks pengobatan dalam naskah B ... · PDF fileNaskah berukuran 16,8 x cm dengan ... Pada halaman 12 terdapat iluminasi dan ilustrasi 3 buah ... Gambar 9 Ilustrasi

26 - WACANA ETNIK Vol. 3 No.1

Wirma Andri

tentang pengobatan, tetapi mengandung teks fiqih, ilmu falaq, tasawuf dan perdukunan. Masyarakat Pariangan meyakini bahwa penyakit selain disebabkan karena penyebab fisik, juga disebabkan karena adanya gangguan roh-roh halus. Secara tidak langsung, teks dalam beberapa naskah koleksi STSP ini menunjukkan perpaduan ajaran tarekat (agama Islam) dengan tradisi lokal sebelum masuknya Islam di Pariangan.

Daftar PustakaAgoes, Azwar dan Jakob. 1999. Antropologi Kesehatan Indonesia. Pengobatan

Tradisional. Jilid I. Jakarta: EGC.Agoes, Azwar. 1992. Antropologi Kesehatan Indonesia. Jakarta: EGC.Desilfa, Mega. 2010. “Kajian Kodokologi terhadap Naskah Koleksi Surau

Syattariyah di Pariangan” (Skripsi). Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra Unand. Padang.

Djamaris, Edwar. 2002. Metode Penelitian Filologi. Jakarta: Manasco.Djajadiningrat, Hoesein, 1983.Tinjauan Kritis tentang Sajarah Bunten. Jakarta:

Penerbit Djambatan. Djoht, Djekky R. 2001. “Kebudayaan. Penyakit dan Kesehatan di Papua

dalam Perspektif Antropologi Kesehatan”. Buletin Populasi Papua. Vol. II. No.4.

Dumatubun. A.E. 2002. “Kebudayaan. Kesehatan Orang Papua dalam Perspektif Antropologi Kesehatan”. Jurnal Antropologi Papua. Vol 1. No. 1.

Fathurahman, Oman. 2008. Tarekat Syattariyah di Minangkabau. Jakarta: Pernada Media Group

Foster, George M dan Anderson. 1986. Antropologi Kesehatan. Terjemahan. Jakarta: UI Press

http://ms.wikipedia.org/wiki/Azimat diakses tanggal 18 Januari 2012Poerwadarminta. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bandung: Remaja

Rosdakarya.Pramono. 2009. ”Surau dan Tradisi Pernaskahan di Minangkabau: Studi

Atas Dinamika Tradisi Pernaskahan di Surau-Surau di Padang dan Padang Pariaman”. Artikel dalam Jurnal Studi Islamika HUNAFA Vol. 6 No. 3. 2.

Prastika, I Nyoman. T.t. “Usada Pengobatan Tradisional Bali” dalam http://unhi.ac.id/file/Artikel/Usada._Pengobatan_Tradisional_Bali_Prastika-1.pdf. diakses tanggal 6 Januari 2012.

Robson. 1994. Prinsip-prinsip Filologi di Indonesia. Jakarta : RUL.Sa’adie, Ma’mur dkk. 1997. Bahasa Bantu . Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan.Soejoeti, Sunanti Z. 2005. “Konsep Sehat. Sakit dan Penyakit dalam Konteks

Sosial Budaya” Majalah Cermin Dunia Kedokteran. No. 149.Soeratno, Siti Chamamah. 2005. “Naskah Dan Relevansinya Dengan

Kehidupan Masa Kini: Kajian Atas Informasi Tentang Obat-Obatan dalam Naskah Buton”. Makalah Disampaikan Dalam Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara IX. Bau-Bau.

Page 19: Gambar 3 Ilustrasi pada teks pengobatan dalam naskah B ... · PDF fileNaskah berukuran 16,8 x cm dengan ... Pada halaman 12 terdapat iluminasi dan ilustrasi 3 buah ... Gambar 9 Ilustrasi

WACANA ETNIK Vol. 3 No.1 - 27

Pengobatan Tradisional ...

Sudardi, Bani. 2001. Dasar-Dasar Teori Filologi. Surakarta: Badan Penerbit Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret.

Sudardi, Bani. 2002. “Konsep Pengobatan Tradisional Menurut Primbon Jawa”. Jurnal HUMANIORA Vulume XIV No. 1.

Sudjiman, Panuti. 1995. Filologi Melayu. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.Sukandar, Elin Yulinah. T.t. “Tren Dan Paradigma Dunia Farmasi: Industri-

Klinik-Teknologi Kesehatan”. Makalah. Disampaikan dalam orasi ilmiah Dies Natalis ITB. dalam http://itb.ac.id/ focus/focus _file/orasi-ilmiah-dies-45.pdf. diakses 06 Januari 2012. hlm. 6.

Suryani, Elis. 2011. “Rahasia Pengobatan yang Tersirat dalam Naskah Mantra”. Jurnal Jumantara. Vol 2 No. 2.

Tim Penyusun Kamus. 2003. Kamus Bahasa Melayu Nusantara: Brunei Darussalam:

TIM. 1989. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta.Usman, Fajri. 2002. “Metafora dalam Mantra Minangkabau” (Tesis).

Program Pascasarjana. Denpasar: Universitas UdayanaZuriati. dkk. 2008. “The Digitisation of Minangkabau’s Manuscript

Collections in Suraus” (Laporan Penelitian). Programme Endangered. London: British Library.

InformanNama : Irwan, M.Pd Pekerjaan : PNS (Pemelihara Naskah STSP)Alamat : Jorong Pariangan, Nagari Pariangan, Kecamatan

Pariangan, Kabupaten Tanah Datar.Nama : K. Datuak TiansoPekerjaan : Tani (Masyarakat Setempat)Umur : 72 TahunAlamat : Jorong Pariangan, Nagari Pariangan, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar.