hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan...

135
HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN CERPEN 9 DARI NADIRA KARYA LEILA S. CHUDORI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Ditujukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Sri Ayu Kusumaningsih 11140130000033 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: buikhue

Post on 26-Aug-2019

253 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM

KUMPULAN CERPEN 9 DARI NADIRA

KARYA LEILA S. CHUDORI DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

Ditujukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Sri Ayu Kusumaningsih

11140130000033

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

EIJBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KI]MPULAN

CERPEN 9 D,4R1 N1DIX.4 KARYA LEILA S. CHUDORI DAN

IMPLIKASINYA TERtrADA} PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

LEMBAR PENGESAEAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

unluk Memenuhi Pe$yaratan Memperoleh Gelar Sadana Pendidikan (S Pd.)

olehr

Sri Avu KusumaningsihNIM lll10lt00000-rj

Pembimbing.

Ahnad Bahtiar, \1. llum.l.llP 19760 I I 3 l0r:)9 I 2 t00l

PI.:NDIDIKAN BAHASA DA\ SASTR,{ INDO\IISIA

II,\KTILTAS II,\IT I ARDIYAH I)AI\ KE(;I,Rt A\

III\ S} ,\RI}- HIDAI'A'I'I II,I,,IH

JAI({ R'f ,\

2019

Page 3: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

LE}TtsAR PI'NCIS,\HAN I].I]AN \{TI\AQOSAH

Skripsi berjudul llubungan Naratif dengan llustrasi dalam Kumpulan C.etpen 9 dari-\.r/r'l., K.rla Lcila S. Chudori dan Implikasinla terhadap Pembela.iaran Sastr. diSl\lA disLrsun oleh SRI AYLi KLJSLIM,\NINCSIl l. Nonror h'rduk MahasisrvaI I I1011000001-1. diqukan kepada i:akultas llmu I'arbiiah dan KegLrruan LJIN S!a.ifllidalatullah Jaka.ta dan telah dirrvatakan lulus dalirlr tJjian Munaclasah pada tanggal 0-i April2lll9 di hadapan de\\an penguji OIeh karcna itLl. pellulis herhak memperolch gclar Sa{ana S-l(S.Pd.) dalarn brdang Pcndidikan Bahasa dan Sastla hrdoncsia.

Jakafla. 0.1 April 2019

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (K.tua.lurusao Prosarr Stlldi) Tanggal Tanda Tangan

Dr Mak-r'un Subuki, M.Hum.NIP. 19800305 200901 1015

Seketaris Jurusan (Sekertari JuusanProdi)

Toto Edidamo" M.A.NIP. 19760225 200801 1 020

Penguji INovi Diah lturyanti- M.Hum.NIP. 19841126 201503 2 007

Penguji lIRosida Erowati^ M.Hun.NIP. 19771030 200801 2 009

Y..&y'.ut3 ^-

P.t3

24 flei Zotg

1.q....|.ei.. .?9!9

N,Iengetahui"Dekan Iakultas llmu Tarbiyah dan KcgurLtan

1\4.

9710t19 199803 I00r

Page 4: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

\ttI !

KENIENTERIAN AGAI\IAIiI\ JAKARTAl lTl! FORM (FR)

i\_oDokunl.n FflK-l'R-A(ll-08,Tgl Terbil 1 lva.cL 2i) l0

No. Rc\.isi: ; 0IHal 1

S{1RAT PIiR\\'A]'AAN KAIIYA SE\DIRI

Sal,a yang bcrtanda tangan di bauah ini,

Sri Avu Kusr.unaningsih

: Bogor. l9 .luli 1996

: I I 110130000033

: Pendidikan Bahasa dan Sastra lndonesra

: 'llubungan Karakter dengan Ilustrasi dalam

Kurnpulan Ce.pen 9lrl/ \z.1rz Ka.aa l-eila S.

Chudori dan Implikasin_va tcrhadap Pembelajaran

Sastra di SN4A"

Dosen Pembimbing : Ahmad Bahtiar, M. llum.,

de gan ini rnenvatakan bahrva skripsi vang sala buat benar-bcnar hasiL karya sendiri dan saya

bertanggung tawab secara akadernis atas apa Iang sa)a tulis.

Pernvataan ini dibuat scbagai salah salu staral menempuh lJlian Munaqasyah

jakafia 27 fehruari 2(ll9

Narna

Tempat/Tgl.Lahir

NIM

Jurusan,iPaodi

Judul Sk psi

#NtM. 11140130000033

Page 5: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

i

ABSTRAK

Sri Ayu Kusumaningsih, NIM: 11140130000033. Hubungan Naratif dengan

Ilustrasi dalam Kumpulan Cerpen 9 dari Nadira Karya Leila S. Chudori dan

Implikasinya Terhadap Pembelajaran Sastra di SMA, Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dosen Pembimbing: Ahmad Bahtiar, M. Hum.

Latar belakang ini adalah untuk mengetahui hubungan naratif berupa

penggambaran peristiwa, alur, latar ataupun tokoh dengan empat ilustrasi pada

cerpen 9 dari Nadira karya Leila S. Chudori. Penelitian ini bertujuan untuk (1)

mendeskripsikan perwujudan hubungan naratif dengan ilustrasi pada cerpen

“Melukis Langit”, “Tasbih”, “Sebelah Pisau”, dan “At Pedder Bay” yang terdapat

dalam kumpulan cerpen 9 dari Nadira Karya Leila S. Chudori; (2) implikasi

penggunaan hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

Nadira Karya Leila S. Chudori terhadap pembelajaran sastra di SMA. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Adapun

di dalamnya terdapat analisis intrinsik berupa tema, alur, latar, tokoh dan

penokohan, gaya bahasa, dan amanat. Hasil analisis dari hubungan naratif dengan

keempat ilustrasi pada cerpen tersebut membuktikan adanya penggambaran

peristiwa, tokoh, latar atapun alur dengan menggunakan teori Charles Sanders

Peirce dilihat dari segi sign, object, dan interpretasi penulis. Pada pembelajaran

sastra di SMA dapat diimplikasikan sebagai bahan pembelajaran dalam

memahami unsur intrinsik dan entrinsik pada cerpen.

Kata kunci: 9 dari Nadira, Leila S. Chudori, Hubungan, Naratif, Ilustrasi

Page 6: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

ii

ABSTRACT

Sri Ayu Kusumaningsih, NIM: 11140130000033. Narrative correlation with

Illustrations in the Collection of Short Story 9 dari Nadira by Leila S. Chudori

and Its Implications for Literary Learning in High School, Indonesian Language

and Literature Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training,

Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Supervisor: Ahmad Bahtiar,

M. Hum.

This background is to find out the narrative relationship in the form of portrayal of

events, plot, setting, or figures with four illustrations in short story 9 dari Nadira

by Leila S. Chudori. This research aims to (1) describe the manifestation of

narrative relationships with illustrations in the short stories "Melukis Langit",

"Tasbih", "Sebelah Pisau", and "At Pedder Bay" in the collection of short stories 9

dari Nadira by Leila S. Chudori; (2) the implications of using narrative

correlation with illustrations in a collection of short stories 9 dari Nadira by Leila

S. Chudori on learning literature in high school. The method used in this research

is a qualitative descriptive method. As for in it there is an intrinsic analysis in the

form of themes, plot, background, character and characterization, language style,

and mandate. The results of the analysis of the narrative correlation with the four

illustrations in the short story prove the representation of events, figures,

background or plot using Charles Sanders Peirce's theory in terms of sign, object,

and interpretation of the author. In literature learning in high school can be

applied as a learning material in understanding the intrinsic and extrinsic elements

of the short story.

Keywords: 9 dari Nadira, Leila S. Chudori, Correlation, Narrative,

Illustration

Page 7: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi dan syukur ke hadirat Allah

SWT, Shalawat serta salam semoga tercurahkan atas baginda nabi besar yaitu

Nabi Muhammad Saw. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Penyusunan penelitian ini dimaksudkan

untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program

Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi, penulis

membutuhkan bimbingan, dukungan dan doa dari berbagai pihak. Penulis ingin

mengcapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung dalam

membantu menyelesaikan skripsi, khusunya kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia yang telah memberikan arahan yang terbaik bagi

mahasiswanya;

3. Toto Edidarmo, MA., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang memberikan

saran dan semangat;

4. Ahmad Bahtiar, M. Hum., sebagai dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan sabar untuk memberikan bimbingan, arahan,

motivasi, kritik dan saran dari awal hingga akhir saat penyusunan skripsi

ini;

5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Baasa dan Sastra Indonesia, atas semua

ilmu, motivasi, dan inspirasi yang berguna bagi kami mahasiswanya;

6. Bapak H. Sri Moro dan Ibu Ikah Atikah serta Mbak Arum dan Hafizh

yang selalu menanti untuk pulang ke rumah dan memberikan motivasi dan

menjadi tempat curhat disaat penulis menghadapi kendala saat penyusunan

skripsi;

Page 8: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

iv

7. Eka Restu Kamilatul Huda, Ghina Octavia, Dwina Dian Putri, Shabrina

Maulida, Luthfi Agustina, Cahaya Syifa Farhannah dan Maratun Nafisah,

selaku teman-teman yang saya miliki sejak saat saya duduk di semester 1.

Teman yang bersedia mengingatkan, merangkul, serta selama lima tahun

penuh selalu bersedia mendengarkan dan menghibur penulis disaat

menemukan hambatan;

8. Manusia Hebatku, Alfay, Zahra, Faristin, Dini, Yunita, Gina, Ridho, dan

Lukluk selaku teman-teman satu organisasi POSTAR pada tahun 2017,

yang selalu memberikan warna tersendiri di hati penulis;

9. Ajeng, Viki, Dzikran selaku teman seperjuangan yang selalu menemani

penulis disaat mengerjakan penelitian, memotivasi juga selalu mendukung

penulis;

10. Keluarga besar PBSI angkatan 2014, terkhusus untuk teman – teman satu

kelas PBSI A 2014. Yang selalu menjadi tempat diskusi yang hangat saat

perkuliahan;

11. Keluarga besar POSTAR yang menjadi tempat terasik untuk menjernihkan

pikiran dan tentunya sangat nyaman.

12. Mochammad Ramadhan, yang telah menemani, membantu dan memberi

dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini dengan penuh semangat.

Penulis berharap semoga semu pihak yang sudah membantu dalam

penyusunan skripsi ini mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, penulis memohon maaf atas

kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Kritik dan saran sangat penulis

harapkan dari semua pihak. Semoga kehadiran skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan pembaca.

Jakarta, Februari 2019

Penulis

Page 9: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ....................................................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL.......................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................................. 4

C. Pembatasan Masalah ............................................................................................ 5

D. Rumusan Masalah ................................................................................................ 5

E. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 5

F. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 6

G. Metodologi Penelitian .......................................................................................... 7

1. Sumber Data .............................................................................................. 7

2. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 8

3. Teknik Analisis Data ................................................................................. 8

BAB II KAJIAN TEORETIS ...................................................................................... 10

A. Hakikat Cerpen.................................................................................................... 10

1. Pengertian Cerpen ......................................................................................... 10

2. Ciri-Ciri Cerpen ............................................................................................ 11

3. Unsur-unsur Intrinsik .................................................................................... 12

B. Hakikat Ilustrasi .................................................................................................. 17

1. Pengertian Ilustrasi ........................................................................................ 17

2. Fungsi Ilustrasi .............................................................................................. 17

Page 10: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

vi

3. Jenis-jenis Ilustrasi ........................................................................................ 18

4. Unsur Visual ................................................................................................. 21

5. Warna ............................................................................................................ 22

6. Teknik Penggambaran Ilustrasi ..................................................................... 23

C. Semiotika dan Sastra ................................................................................................ 24

1. Konsep Semiotika Charles Sanders Pierce .................................................. 25

D. Pembelajaran Sastra ................................................................................................. 30

E. Penelitian yang Relevan .......................................................................................... 33

BAB III PROFIL LEILA S. CHUDORI .................................................................... 36

A. Biografi Leila S. Chudori ................................................................................... 36

B. Pemikiran Leila S. Chudori ................................................................................. 42

BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................................. 46

A. Analisis Unsur-unsur Intrinsik ........................................................................... 46

1. Tema .............................................................................................................. 46

2. Latar .............................................................................................................. 48

3. Alur ............................................................................................................... 53

4. Tokoh dan Penokohan ................................................................................... 57

5. Sudut Pandang .............................................................................................. 71

6. Gaya Bahasa .................................................................................................. 72

7. Amanat .......................................................................................................... 73

B. Analisis Hubungan Naratif dengan Ilustrasi pada Kumpulan Cerpen 9 dari

Nadira ................................................................................................................. 74

1. Analisis Ilustrasi ............................................................................................ 74

2. Analisis Naratif Menggunakan Teori Semiotik Charles Sanders Peirce ...... 81

3. Implikasi Pembelajaran Sastra di SMA ........................................................ 99

BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 103

A. Simpulan .......................................................................................................... 103

B. Saran ................................................................................................................. 105

Page 11: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

vii

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 107

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LEMBAR UJI REFRENSI

PROFIL PENULIS

Page 12: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Ilustrasi Naturalis .................................................................................... 18

Gambar 2.2. Ilustrasi Dekoratif .................................................................................... 19

Gambar 2.3. Ilustrasi Kartun ......................................................................................... 19

Gambar 2.4. Ilustrasi Karikatur ..................................................................................... 19

Gambar 2.5. Ilustrasi Cerita Bergambar ....................................................................... 20

Gambar 2.6. Ilustrasi Buku Pelajaran ........................................................................... 20

Gambar 2.7. Ilustrasi Khayalan ..................................................................................... 20

Gambar 2.8. Segitiga Semiotika ................................................................................... 26

Gambar 4.1. Ilustrasi pada cerpen “Mencari Seikat Seruni” ........................................ 75

Gambar 4.2. Ilustrasi pada cerpen “Nina dan Nadira” .................................................. 75

Gambar 4.3. Ilustrasi pada cerpen “Melukis Langit” .................................................... 76

Gambar 4.4. Ilustrasi pada cerpen “Tasbih” ................................................................. 77

Gambar 4.5. Ilustrasi pada cerpen “Ciuman Terpanjang” ............................................ 77

Gambar 4.6. Ilustrasi pada cerpen “Kirana” ................................................................. 78

Gambar 4.7. Ilustrasi pada cerpen “Sebilah Pisau”....................................................... 79

Gambar 4.8. Ilustrasi pada cerpen “Utara Bayu” .......................................................... 79

Gambar 4.9. Ilustrasi pada cerpen “At Pedder Bay” ..................................................... 80

Page 13: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Warna dan Respons Psikologis ..................................................................... 23

Tabel 2.2. Trikotomi yang Kedua ................................................................................ 27

Tabel 4.1. Ilustrasi dalam Kumpulan Cerpen 9 dari Nadira yang diteliti .................... 82

Page 14: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sastra dapat digunakan seseorang untuk menyampaikan ide pikirannya.

Dalam perkembangannya, sastra miliki peranan penting dalam perkembangan

zaman. Membicarakan karya sastra tidak lepas dari jenisnya, yaitu prosa, puisi

dan drama. Cerpen termasuk genre sastra yang tergolong jenis prosa fiksi. Karya

sastra yang berisi cerita mengenai kehidupan manusia dan berbagai

permasalahannya dalam hubungannya dengan lingkungan sekitar. Seorang

pengarang mampu memberikan gambaran mengenai realita kehidupan melalui

realita yang disajikan dalam sebuah karya sastra. Cerpen, sesuai dengan namanya

adalah cerita yang pendek. Akan tetapi, berapa ukuran panjang pendek itu tidak

ada aturannya, tak ada kesepakatan di antara para pengarang dan para ahli. Edgar

Allan Poe mengatakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca

sekali duduk, kira-kira antara setengah sampai dua jam, satu hal yang kiranya tak

mungkin dilakukan untuk sebuah novel.1 Kelebihan cerpen yang khas adalah

kemampuannya mengemukakan lebih banyak, secara implisit dari sekedar apa

yang diceritakannya.2

Cerpen merupakan suatu peristiwa atas dasar pemikiran seorang

pengarang. Pemikirannya pun meliputi berbagai peristiwa apapun yang dianggap

cerita sehingga menciptakan suatu gambaran tentang suatu kejadian yang saling

berkaitan. Kaitan tersebut tidak harus logis, namun harus memiliki kaitan

tekstual. Peralihan dari satu episode ke episode lainnya dengan cara apapun dapat

dialami pembaca. Pembaca dapat mengikuti yang terjadi, sekalipun itu tidak

mudah karena mereka akan berusaha membina suatu hubungan.

1 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2005),

hlm. 10. 2 Ibid, hlm. 11

Page 15: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

2

Salah satu pengarang perempuan yang terkenal dengan cerpennya adalah

Leila Salikha Chudori. Leila adalah seorang pengarang perempuan kelahiran

Jakarta. Ia merupakan pengarang yang hampir selalu memilih cerita pendek

sebagai format ketika berkarya. Di bagian pengantar dalam kumpulan cerpen 9

dari Nadira cetakan kedua tahun 2010, Leila mengungkapkan kembali alasan

dirinya memilih bentuk cerpen.

Saya hampir selalu memilih cerita pendek sebagai format karena, dalam

beberapa hal cerita pendek memiliki peraturan yang jauh lebih keras, lebih

galak, lebih menekan, daeipada bentuk fiksi lainnya. “Short story is an

unforgiving form,” demikian tulis editor Susan Hill pada Kata Pengantar

Penguin Book of Contemporary Woman’s Short Stories (1995). Cerita

pendek, seperti kata penyair dan penulis cerita pendek Sutardji Calzoum

Bachri, bukanlah bentuk mini sebuah novel. Cerita pendek menyediakan

ruang yang sempit untuk ledakan yang dahsyat. Cerita pendek sama sekali

tidak memberi izin penulisnya untuk ngoceh, ngalor-ngidul, atau

seenaknya menghabiskan huruf, kata, dan kertas untuk memaparkan

kekenasan kosakata yang beragam.3

Baginya, cerita pendek dalam beberapa hal memiliki peraturan yang lebih

ketat, lebih keras, dan lebih galak dari pada jenis format lainnya. Sebab cerita

pendek harus memuat ledakan dalam ruang yang sempit, tidak ada tempat untuk

kesana-kemari seenaknya menghabiskan kata-kata untuk memperlihatkan

keindahan kosa kata. Keputusan itu tidak hanya berurusan dengan masalah fisik

dari cerita pendek, tapi berhubungan dengan perasaan yang disampaikan. Karya

yang dibuatnya sarat makna dan penuh dengan kejujuran, keyakinan dan tekad,

misalnya karya Leila S. Chudori yaitu kumpulan cerpen 9 dari Nadira.

Kumpulan cerpen 9 dari Nadira terbit bersamaan dengan terbit ulang

Malam Terakhir oleh penerbit Kepustakaan Populer Gramedia. Saat membaca

kumpulan cerpen 9 dari Nadira ini ada ketertarikan dalam isi cerita cerpen

tersebut. Setiap bab dalam kumpulan cerpen tersebut terdapat sebuah karya

ilustrasi. Leila selalu menyelipkan ilustrasi yang merupakan bentuk dari apresiasi

3 Leila, S. Chudori, 9 dari Nadira, (Jakarta: Kepustakaan Popular Gramedia, 2010), hlm. xvi -xvii

Page 16: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

3

Leila S. Chudori terhadap seni ilustrasi, sketsa, cat air sebagai bagian dari cerita

yang ia ciptakan. Setiap bab dari 9 cerita yang ada di 9 dari Nadira terdapat seni

ilustrasi dari seorang ilustrator Ario Anindito. Dalam kumpulan cerpen 9 dari

Nadira ini, cerita di setiap cerpen yang ditulis oleh Leila S. Chudori direspon

berbagai seni ilustrasi oleh Ario Anindito. Setiap ilustrasinya adalah terjemahan

Ario Anindito terhadap cerpen-cerpen yang ada di dalam kumpulan cerpen 9 dari

Nadira. Pemikiran-pemikiran Ario Anindito yang tergambar melalui ilustrasinya

menjadi sebuah keunikan yang menarik untuk diteliti.

Setiap cerita yang ada di kumpulan cerpen 9 dari Nadira kemudian

direspon dengan berbagai macam ilustrasi oleh Ario Anindito. Ilustrasi yang

dibuat oleh Ario merupakan perwujudan berbagai persitiwa, latar, ataupun

karakter yang ada di dalam setiap cerita 9 dari Nadira, maka dari itu disetiap

ilustrasinya terdapat hubungan naratif dengan ilustrasi yang dibuat oleh Ario.

Penulis kumpulan cerpen 9 dari Nadira, Leila membebaskan Ario untuk

membuat karya ilustrasi seliar mungkin. Ilustrasi dalam setiap cerita

menyampaikan apa yang Leila tulis dalam cerita ke dalam bentuk visual.

Pemikiran-pemikiran Ario Anindito yang tertuang melalui ilustrasi menjadi

sebuah keunikan yang menarik untuk diteliti.

Karya Leila S. Chudori yang menyisipkan ilustrasi diantaranya pada novel

Pulang dan kumpulan cerpen 9 dari Nadira di setiap bagian cerita. Tak hanya

Leila, ada beberapa sastrawan atau penyair yang menggunakan ilustrasi di dalam

sebuah karyanya. Aan Mansyur merupakan penyair yang menyisipkan gambar

ilustrasi oleh Muhammad Taufik di dalam kumpulan puisi Melihat Api Bekerja.

Berdasarkan latar belakang tersebut, hubungan karakter dan naratif

dengan ilustrasi dalam Kumpulan cerpen 9 dari Nadira Karya Leila S. Chudori

menarik untuk diteliti, maka penulis berpendapat bahwa perlu dilakukannya

sebuah analisis terhadap Hubungan Naratif dengan Ilustrasi dalam Kumpulan

cerpen 9 dari Nadira Karya Leila S. Chudori menggunakan teori Charles Sanders

Peirce. Analisis terhadap cerpen ini dibatasi pada segi penggambaran karakter

Page 17: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

4

secara naratif yang digunakan Leila S. Chudori dan ilustrasi dari Ario Anindito.

Alasan penulis membatasi penelitian dalam segi penggambaran karakter dan

ilustrasinya karena penulis ingin mengetahui hubungan karakter dengan ilustrasi

yang terdapat dalam Kumpulan cerpen 9 dari Nadira yang digunakan pengarang.

Alasan lain menggunakan Kumpulan cerpen 9 dari Nadira dalam

penelitian untuk mengajak pembaca yang berperan sebagai pengajar untuk

mengajarkan pada peserta didik agar bisa menambah bahan bacaan dengan

menggunakan cerpen dalam pembelajaran sastra di kelas. Selain itu, dalam

pembelajaran Kumpulan cerpen 9 dari Nadira, siswa tidak hanya mempelajari

unsur intrinsik dan ekstrinsiknya sesuai yang diharuskan Kompetensi Dasar saja,

melainkan juga kumpulan cerpen ini diharapkan membantu pembentukan karakter

siswa karena bagaimana pun juga amanat Kurikulum 2013, guru dapat

menanamkan nilai-nilai karakter dalam setiap pembelajaran di kelas. Oleh karena

itu, berdasarkan penjabaran di atas, maka penulis akan membuat penelitian yang

berjudul “Hubungan Naratif dengan Ilustrasi dalam Kumpulan cerpen 9 dari

Nadira Karya Leila S. Chudori dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Sastra di

SMA”.

B. Identifikasi Masalah

Ditinjau dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

ada beberapa permasalahan yang dapat digali dari Kumpulan cerpen 9 dari

Nadira Karya Leila S. Chudori, yaitu:

1. Belum ada penelitian yang menganalisis hubungan naratif dengan ilustrasi

dalam Kumpulan cerpen 9 dari Nadira Karya Leila S. Chudori.

2. Kurangnya minat siswa dalam kegiatan belajar sastra khususnya pembelajaran

cerpen, karena metode atau media yang digunakan oleh pengajarnya terasa

monoton.

3. Tidak banyak cerpen yang memiliki ilustrasi dalam versi cetak.

Page 18: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

5

4. Belum ada analisis atau kajian terkait hubungan naratif dengan ilustrasi

sebagai media pembelajaran dalam Kumpulan cerpen 9 dari Nadira Karya

Leila S. Chudori pada pembelajaran sastra di SMA.

C. Pembatasan Masalah

Kegiatan analisis terhadap suatu karya sastra tidak meliputi semua aspek

yang terdapat dalam karya sastra tersebut, agar tidak menyimpang dari

permasalahan dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan penulis membatasi

masalah yang akan diteliti. Penulis mengambil masalah yang berkaitan dengan

hubungan karakter dengan ilustrasi pada cerpen “Melukis Langit”, “Tasbih”,

“Sebelah Pisau”, dan “At Pedder Bay” yang terdapat dalam kumpulan cerpen 9

dari Nadira Karya Leila S. Chudori dan implikasinya terhadap pembelajaran

sastra di SMA.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah

dipaparkan di atas, maka permasalahan yang akan diteliti penulis, yaitu:

1. Bagaimanakah hubungan naratif dengan ilustrasi pada cerpen “Melukis

Langit”, “Tasbih”, “Sebelah Pisau”, dan “At Pedder Bay” yang terdapat dalam

kumpulan cerpen 9 dari Nadira Karya Leila S. Chudori?

2. Bagaimanakah implikasi hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan

cerpen 9 dari Nadira Karya Leila S. Chudori terhadap pembelajaran Sastra di

SMA?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan perwujudan hubungan karakter dan naratif dengan ilustrasi

pada cerpen “Melukis Langit”, “Tasbih”, “Sebelah Pisau”, dan “At Pedder

Bay” yang terdapat dalam kumpulan cerpen 9 dari Nadira Karya Leila S.

Chudori.

Page 19: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

6

2. Mendeskripsikan implikasi penggunaan hubungan naratif dengan ilustrasi

dalam kumpulan cerpen 9 dari Nadira Karya Leila S. Chudori terhadap

pembelajaran sastra di SMA.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari hasil analisis ini ada dua macam, yaitu

manfaat praktis dan manfaat teoretis. Berikut pemaparan mengenai manfaat

praktis dan manfaat teoretis penelitian.

1. Manfaat teoretis: Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini diharapkan

menambah ilmu dalam pengajaran bidang bahasa dan sastra Indonesia,

khususnya padaa pembelajaran sastra dapat meningkatkan dan

mengembangkan apresiasi terhadap kajian sastra yang berkaitan dengan

karakter dari sebuah tokoh. Selain itu, pembahasan dalam penelitian ini juga

dapat menjadi acuan pembelajaran sastra di sekolah.

2. Manfaat praktis: Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak,

di antaranya:

a. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat menjadi jawaban dari masalah yang

dirumuskan. Selain itu, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

menjadi motivasi bagi penulis untuk semakin aktif menyumbangkan hasil

karya, baik dunia sastra dan pendidikan.

b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat membantu guru memahami

keterkaitan karya ilustrasi dengan karya sastra, khususnya hubungan

karakter untuk dijadikan pedoman dalam pembelajaran sastra yang

menarik, kreatif dan inovatif.

c. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam pembelajaran

bahasa dan sastra Indonesia yang berkaitan dengan karakter tokoh.

d. Bagi institusi, hasil penelitian ini memberikan gambaran mengenai

karakter tokoh untuk dijadikan pedoman dan acuan dalam pembelajaran

bahasa dan sastra Indonesia serta diharapkan agar institusi dapat memilih

Page 20: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

7

dengan baik karya sastra sebagai bahan bacaan (khususnya cerpen)

sebagai sarana pembinaan karakter.

G. Metodologi Penelitian

Penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah.4

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi

mengenai hubungan karakter dengan ilustrasi, unsur-unsur intrinsik, dan

implikasinya terhadap pembelajaran sastra di SMA yang terdapat dalam cerpen

yang diteliti. Metode deskriptif juga disebut juga sebagai metode yang bertujuan

membuat deskripsi; maksudnya membuat gambaran, lukisan secara sistematis,

faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-fenomena

yang di teliti, Penelitian ini berfokus adanya hubungan penggambaran karakter

dengan ilustrasi, unsur-unsur intrinsik dan implilasinya terhadap pembelajaran

sastra di SMA. Data yang dikumpulkan berbentuk gambar dan kata.

1. Sumber Data

Menurut Ratna dalam bukunya berpendapat metode kualitatif dalam ilmu

sastra sumber datanya adalah karya, naskah, data penelitiannya, sebagai data

formal adalah kata, kalimat dan wacana.5 Sumber data dalam penelitian ini terdiri

dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data-data yang didapatkan

dari sumber data yang utama. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini

adalah cerpen “Melukis Langit”, “Tasbih”, “Sebelah Pisau”, dan “At Pedder Bay”

yang diambil dari kumpulan cerpen 9 dari Nadira karya Leila S. Chudori cetakan

4 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2009), hlm. 6. 5 Nyoman Kutha Ratna. Teori Metode dan Teknik Penelitian Sastra. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2015), hlm. 47.

Page 21: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

8

kedua tahun 2010 terbitan PT Kepustakaan Populer Gramedia dengan tebal 270

halaman. Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah sumber yang

berhubungan dengan permasalahan objek penelitian. Sumber data sekunder dalam

penelitian ini adalah sumber data yang digunakan penulis untuk menganalisis

sumber data primer. Semua jenis bahan bacaan kepustakaan (buku, artikel, atau

esai) dikelompokkan sebagai data sekunder.6

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik studi dalam

pustaka, simak dan catat. Teknik studi pustaka penulis menggunakan sumber-

sumber tertulis mengenai teori yang berkaitan untuk memperoleh data.

Selanjutnya, teknik simak dan catat digunakan sebagai alat dalam melakukan

kegiatan menyimak secara cermat, fokus, terarah dan teliti terhadap sumber data.

Penulis menggunakan teknik ini terhadap sumber data primer agar dapat

mendeskripsikan dan memaparkan masalah dalam penelitian

3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis yang dikemukakan oleh Sugiyono dalam bukunya meliputi tiga

komponen, yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display),

dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing/ verification).7

1. Reduksi Data (data reduction)

Dalam langkah ini, data yang diperoleh dicatat dalam uraian yang

terperinci. Data-data yang dipilih hanya data yang berkaitan dengan

masalah yang akan dianalisis, yaitu hubungan naratif dengan ilustrasi yang

terdapat dalam kumpulan cerpen 9 dari Nadira karya Leila S. Chudori.

Maka dari itu, setelah membaca isi kesuluruhan kumpulan cerpen 9 dari

Nadira, peneliti akan memfokuskan pada 4 cerpen yaitu “Melukis

Langit”, “Tasbih”, “Sebelah Pisau”, dan “At Pedder Bay” untuk melihat

6 Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), hlm. 31.

7 Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi. (Bandung: alfabeta, 2012), hlm. 334.

Page 22: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

9

adanya hubungan naratif yang digambarkan dengan ilustrasi yang

ditampilkan.

2. Penyajian Data (data display)

Pada langkah ini, data-data yang sudah ditetapkan kemudian disusun

secara teratur dan terperinci agar mudah dipahami. Data-data tersebut

kemudian dianalisis sehingga diperoleh deskripsi mengenai unsur

intrinsik, hubungan naratif dengan ilustrasi lalu menghubungkannya

dengan pembelajaran sastra di SMA.

3. Penarikan kesimpulan (conclusion drawing/ verification)

Pada tahap ini dibuat kesimpulan mengenai hasil dari data yang diperoleh

sejak awal penelitian. Penarikan kesimpulan memuat hasil data berupa

hubungan naratif dengan ilustrasi pada cerpen “Melukis Langit”,

“Tasbih”, “Sebelah Pisau”, dan “At Pedder Bay” yang terdapat dalam

kumpulan cerpen 9 dari Nadira karya Leila S. Chudori.

Page 23: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

10

BAB II

KAJIAN TEORETIS

A. Hakikat Cerpen

1. Pengertian cerpen

Cerpen termasuk karya sastra nonilmiah yang berbentuk prosa naratif,

cerpen sesuai dengan namanya, adalah cerita yang pendek. Akan tetapi, berapa

ukuran panjang pendek itu memang tidak ada aturannya, tak ada kesepakatan

di antara para pengarang dan para ahli. Sebuah cerpen atau Short- story dalam

bahasa Inggris pada dasarnya menuntut, jelasnya mengadakan tuntutan berupa

kemestian adanya perwatakan jelas pada tokoh cerita. Sang tokoh merupakan

sentral-ide dari cerita. Unsur perwatakan lebih dominan daripada unsur cerita

itu sendiri. Membaca sebuah cerpen berarti kita mencoba berusaha memahami

manusia bukan sekedar ingin mengetahui jalan ceritanya. Beda dengan sebuah

novel di mana kedudukan perwatakan dan jalan cerita berada dalam suatu

keseimbangan dalam arti ibarat uang kertas atau logam yang bagian depan

serta belakang sama pentingnya, timbal-balik.1

Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan, cerita pendek adalah

akronim dari cerita pendek.2 Sedangkan Nugroho Notosusanto berpendapat

bahwa cerita pendek adalah cerita yang panjangnya di sekitar 5000 kata atau

kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada

dirinya sendiri. Ellery Sedgwick dalam Tarigan mengatakan bahwa cerita

pendek adalah penyajian suatu keadaan tersendiri atau suatu kelompok

keadaan yang memberikan kesan yang tunggal pada jiwa pembaca. cerita

pendek tidak boleh dipenuhi dengan hal-hal yang tidak perlu.3 Kelebihan dari

cerpen yang khas adalah kemampuannya mengemukakan lebih banyak, secara

implisit dari sekedar apa yang diceritakannnya.4

1 Putu Arya Tirtawira, Apresiasi Puisi dan Prosa, (Flores: Nusa Indah, 1983), hlm. 66.

2 Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 284 3 Henry Guntur Tarigan, Prinsip-prinsip Dasar Sastra (Bandung: Angkasa, 1993), hlm. 176

4 Nurgiyantoro, op. cit., hlm. 11

Page 24: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

11

Sementara itu, Kosasih berpendapat bahwa cerita pendek (cerpen)

merupakan cerita yang menurut wujud fisiknya berbentuk pendek. Cerita

pendek merupakan cerita yang habis dibaca sekitar sepuluh menit atau

setengah jam. Jumlah katanya sekitar 500-5000 kata. Oleh karena itu, cerita

pendek pada umumnya bertema sederhana, jumlah tokohnya teratas, jalan

ceritanya sederhana, dan latarnya meliputi ruang lingkup yang terbatas.5

Menurut Widjodjoko bahwa cerita pendek adalah suatu cerita yang

melukiskan suatu peristiwa atau kejadian apa saja yang menyangkut persoalan

jiwa atau kehidupan manusia. Dilihat dari perkembangannya, cerita pendek

dibagi dua, yaitu cerita pendek sastra (cerita serius) yakni cerpen yang

mengandung nilai sastra (moral, etika, dan estetika) dan cerita pendek hiburan

(Cerpen pop) yakni cerita pendek yang umumnya untuk menghibur yang

mengutamakan selera pembaca dan kurang memperhatikan unsur didaktis,

moral, dan etika.6 Stanton mengungkapkan bahwa satu yang terpenting yaitu

cerita pendek haruslah berbentuk padat. Jumlah kata dalam cerpen harus lebih

sedikit ketimbang jumlah kata dalam novel.7

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, dapat

disimpulkan bahwa cerpen merupakan sebuah karangan narasi atau cerita

nonilmiah yang menceritakan sebuah peristiwa pokok mengenai kehidupan

yang singkat tetapi padat dan berisi serta dibaca sekali duduk. Walaupun cerita

pendek, panjang cerpen itu sendiri bervariasi.

2. Ciri-ciri Cerpen

Menurut E. Kosasih, ciri-ciri cerpen sebagai berikut:

a. Alur lebih sederhana, karena cerita pendek bisa dibaca sekali duduk,

dan tidak menggunakan alur yang berbelit di setiap ceritanya.

b. Tokoh yang dimunculkan hanya beberapa orang,

c. Latar yang dilukiskan hanya sesaat dan dalam lingkup yang relatif

terbatas.8

5 E. Kosasih, Dasar-dasar Keterampilan Bersastra (Bandung: Yrama Widya, 2012), hlm. 34

6 Widjodjoko dan Endang Hidayat, Teori dan Sejarah Sastra Indonesia, (Bandung: UPI

Press, 2006), hlm. 37. 7 Robert Stanton, Teori Fiksi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 76.

8 Kosasih, op. cit. hlm. 34

Page 25: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

12

Sementara itu, menurut Tarigan, Ciri paling utama dari sebuah cerpen

adalah Singkat, padu, intensif (brevity, unity, intensity). Unsur-unsur utama

cerita pendek adalah adegan, tokoh, dan gerak (scene, character, and action).

Cerita pendek harus mengandung interpretasi pengarang tentang konsepsinya

mengenai kehidupan, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Sebuah

cerita pendek harus menimbulkan suatu efek dalam pikiran pembaca. Cerita

pendek harus menimbulkan perasaan pada pembaca bahawa jalan ceritalah

yang pertama-tama menarik perasaan dan baru kemudian menarik pikiran.

Cerita pendek mengandung detail-detail dan insiden-insiden yang dipilih

dengan sengaja, dan yang bisa menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dalam

pikiran pembaca. Dalam sebuah cerita pendek sebuah insiden yang terutama

menguasai jalan cerita. Cerita pendek harus mempunyai seorang pelaku yang

utama, bergantung pada situasi, memberikan impresi tunggal, memberikan

suatu kebulatan efek, dan menyajikan satu emosi.9

Pendapat lain dikemukakan Lubis dalam Tarigan bahwa cerpen harus

mempunyai satu efek atau memberi kesan yang menarik. Sedangkan menurut

Morris dalam Tarigan, bahasa cerita pendek haruslah tajam, sugestif, dan

menarik perhatian.10

Notosusanto dalam Tarigan berpendapat bahwa ciri-ciri

cerpen yaitu jumlah kata-kata yang terdapat dalam cerita pendek biasanya di

bawah 10.000 kata, tidak boleh lebih dari 10.000 kata (atau kira-kira 33

halaman kuarto spasi rangkap).11

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

ciri-ciri cerpen yaitu bersifat tidak ilmiah atau fiktif, singkat, padat, jelas,

naratif, menggambarkan satu peristwa, dan menarik. Cerpen yang bagus yaitu

cerpen yang dapat menarik pembaca ke dalam cerita serta membangkitkan

gairah pembaca dalam memahami sebuah cerita.

3. Unsur-unsur Intrinsik

Cerpen memiliki sruktur yang kompleks dan biasanya dibangun dari

unsur intrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang melekat pada prosa fiksi itu

9 Tarigan, op. cit., hlm. 177

10 Ibid,

11 Ibid, hlm. 178

Page 26: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

13

atau dapat diamati atau dianalisis dari karya fiksi itu sendiri. Jakob Sumardjo

dan Saini K. M. mengungkapkan bahwa unsur intrinsik prosa fiksi meliputi:

alur, tema, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang dan gaya bahasa.12

Unsur-unsur intrinsik ini saling berkaitan dan menjalin sebuah keutuhan

dalam cerita. Berikut adalah penjelasan mengenai berbagai unsur intrinsik

dalam cerpen.

1. Tema

Tema berasal dari kata thema (Inggris) ide yang menjadi pokok suatu

pembicaraan, atau ide pokok suatu tulisan. Tema merupakan bagian yang amat

penting dari suatu cerita, karena dengan dasar itu pengarang dapat

membayangkan dalam fantasinya bagaimana cerita akan dibangun dan

berakhir. Karena sastra merupakan refleksi kehidupan masyarakat, maka tema

yang diungkapkan dalam karya sastra bisa beragam. Tema bisa berupa

persoalan moral, etika, agama, sosial budaya, tekhnologi, tradisi yang terkait

erat dengan masalah kehidupan. Namun, tema bisa berupa pandangan

pengarang, ide, atau keinginan pengarang dalam menyiasati persoalan yang

muncul.13

Aminuddin berpendapat seorang pengarang memahami tema suatu

cerita yang akan dipaparkan sebelum melaksanakan proses kreatif penciptaan,

sementara pembaca baru dapat memahami unsur-unsur yang menjadi media

pemapar tersebut, menyimpulkan makna yang dikandungnya serta mampu

menghubungkan dengan tujuan penciptaan pengarangnya.14

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa tema

adalah dasar ide cerita yang secara implisit maupun eksplisit terkandung

dalam sebuah cerpen. Tema dalam sebuah cerpen bisa diketahui dengan

membaca atau meneliti cerpen tersebut dengan cara saksama karena sifat

tema itu sendiri yang tidak secara gamblang tertulis dalam cerpen melainkan

kita harus menelitinya terlebih dahulu.

12

Mursal Esten, Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah, (Bandung: Penerbit Angkasa, 2013),

hlm. 50. 13

Zainuddin Fananie, Telaah Sastra. (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2001), hlm. 84 14

Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: Pt. Grasindo, 2008), hlm. 161.

Page 27: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

14

2. Latar

Sudjiman mengatakan peristiwa-peristiwa dalam tentulah terjadi pada

satu waktu atau dalam suatu rentang waktu tertentu dan pada suatu tempat

tertentu. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa segala keterangan, peunjuk,

pengacuan, yang berkaitan dengan waktu, ruang dan suasana terjadinya

peristiwa dalam suatu karya sastra membangun latar cerita.15

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa latar

berbagai menjadi 3 dimensi, yaitu 1) latar waktu, 2) latar tempat, 3) latar

sosial. Latar waktu mengacu pada tahun atau masa yang menjadi latar cerpen

tersebut. latar tempat mengacu pada tempat-tempat yang disebutkan dalam

cerpen. Latar sosial adalah keadaan sosial dan politik dalam cerpen.

3. Alur

Alur adalah tahapan atau rangkaian peristiwa yang dilahirkan oleh para

tokoh dalam cerita yang memaparkan sebab-akibat peristiwa dan merupakan

bagian dari uunsur intrinsik karya sastra. Alur sebuah cerita haruslah padu.

Ada berbagai pendapat tentang tahapan-tahapan peristiwa dalam suatu cerita.

Aminuddin membedakan tahapan-tahapan peristiwa atas pengenalan, konflik,

komplikasi, klimaks, peleraian, dan penyelesaian.16

Dengan demikian, alur adalah rangkaian peristiwa yang ada dalam

cerita, yang memberikan gambaran mengenai sebuah perpindahan peristiwa

dalam setiap adegan yang ada dalam cerita. Peristiwa itu bisa dimulai dari

bagian atau episode mana saja. Ada yanng dimulai dari perkenalan, dari

klimaks, ada juga yang dimulai dari emding.

4. Tokoh dan Penokohan

Penokohan dalam sebuah karya sastra adalah cara pengarang untuk

menampilkan para tokoh dengan wataknya, yakni sifat, sikap, dan tingkah

lakunya. Boleh juga dikatakan bahwa penokohan itu merupakan cara

pengarang untuk menampilkan watak para tokoh di dalam sebuah cerita

karena tanpa adanya tokoh, sebuah cerita tidak terbentuk. Bentuk penokohan

15

Panuti Sudjiman, Memahami Cerita Rekaan, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1988), hlm. 44. 16

Siswanto, op. cit., hlm. 159.

Page 28: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

15

yang paling sederhana ialah pemberian nama kepada para tokoh di dalam

sebuah cerita.17

Pada hakikatnya, tokoh dan alur cerita di dalam sebuaha karya sastra

tidak dapat dibicarakan secara terpisah karena kedua unsur itu mempunyai

kedudukan dan fungsi yang sama dalam hal membentuk sebuah cerita

memadai. Sebuah cerita tidak mungkin terbentuk apabila salah satu unsurnya

tidak terpenuhi. Oleh karena itu, antara unsur latar, tokoh, dan alur cerita

saling berkaitan dan hubungannya pun sangat erat.

Selain itu, kita bisa memisahkan antara tokoh utama dan tokoh

tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang memiliki peran paling sentral

dalam cerita sekaligus memiliki porsi yang paling banyak dalam cerita namun

tida memiliki porsi yang besar dan cenderung hanya sebagai pelengkap cerita

atau lawan dari tokoh utama. Dalam penelitian ini, tokoh dan penokohan

dibagi menjadi tokoh utama dan tokoh tambahan.

5. Sudut Pandang

Pencerita menyampaikan cerita dari sudut pandangnya sendiri.

Pencerita yang berbeda memiliki sudut pandang yang berbeda pula, dan sudut

pandang yang berbeda itu menghasilkan ers cerita yang berbeda.18

Ada banyak

jenis sudut pandang dalam karya sastra salah satunya berdasarkan pemaparan

dari Albertine Minderop sebagai berikut:

1. Sudut pandang persona ketiga “Diaan”

Sudut pandang persona ketiga “Dia” digunakan dalam pengisahan

cerita dengan gaya “Dia”. Narator atau pencerita adalah seorang yang

menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut namanya.19

2. Sudut pandang pesona pertama “Akuan”

Sudut pandang “aku” hanya menceritakan pengalamannya sendiri.

Sudut pandang persona pertama “Aku” terbagi menjadi dua, pertama

“Aku” tokoh utama yaitu pencerita yang ikut berperan sebagai tokoh

17

Wellek, Warren, Teori Kesusasteraan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1989), hlm. 187. 18

Panuti Sudjiman, op. cit., hlm. 71. 19

Albertine Minderop, Metode Karakterisasi Telaah Fiksi, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2011), hlm. 96- 97.

Page 29: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

16

utama. Kedua, “Aku” tokoh tambahan yaitu pencerita yang tidak ikut

serta berperan dalam cerita.20

3. Sudut pandang campuran

Sudut pandang ini menggunakan lebih dari satu teknik pencerita.

Pengarang berganti-ganti dari satu teknik ke teknikyang lainnya.21

6. Gaya Bahasa

Gaya bahasa disebut juga style, adalah cara pengucapan bahasa dalam

prosa, atau bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan

dikemukakan. Stile ditandai dengan ciri-ciri formal kebahasaan seperti pilihan

kata, struktur kalimat, bentuk-bentuk bahasa figuratif, penggunaan kohesi dan

lain-lain. Dengan demikian stile dapat bermacam-macam sifatnya, tergantung

konteks di mana dipergunakan selera pengarang, namun juga tergantung apa

tujuan penturan itu sendiri.22

Dapat disimpulkan gaya bahasa adalah cara pengarang menyampaikan

gagasannya melalui bahasa yang dipilihnya. Gaya bahasa mencakup diksi atau

pilihan leksikal, struktur kalimat, majas dan citraan, pola rima, matra yang

digunakan seorang sastrawan atau yang terdapat dalam sebuah karya sastra.

7. Amanat

Amanat merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang hendak

disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya itu. Amanat tersirat

dibalik kata-kata yang disusun, dan juga berada dibalik tema yang

diungkapkan. Karena itu, amanat selalu berhubungan dengan tema itu.23

Cara yang tepat dalam menentukan amanat sebuah karya sastra ialah

dengan melihat rentetan peristiwa yang terjadi di dalam karya sastra karena

amanat di dalam sebuah cerita kadang-kadang dapat diketahui secara implisit,

yakni berupa suatu ajaran atau petunjuk langsung kepada pembaca.

20

Ibid, hlm. 105. 21

Ibid, hlm. 112. 22

Nurgiyantoro, op. cit., hlm. 276-277 23

Kosasih, op. cit., hlm. 41

Page 30: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

17

B. Hakikat Ilustrasi

1. Pengertian Ilustrasi

Ilustrasi berasal dari kata latin illustrare yang berarti menerangi atau

memurnikan. Kata illustrate di dalam kamus The American Heritage of The

English Language mempunyai arti memperjelas atau memberi kejelasan

melalui contoh, analogi, atau perbandingan, mendekorasi.24

Kedekatan hubungan antara ilustrasi dengan teks terungkap dala A

Dictionary of Art Terms and Techniques, yang mendefinisikan ilustrasi

sebagai: “gambar yang secara khusus dibuat untuk menyertai teks seperti pada

buku atau iklan untuk memperdalam pengaruh dari teks buku atau iklan

tersebut.” ilustrasi memang secara tradisional telah digunakan untuk

menggambarkan benda, suasana, adegan, atau ide yang diangkat dari teks

buku atau lembaran kertas.25

Ilustrasi pada umumnya memiliki tiga garis besar keturunan, pertama

untuk memperjelas pesan atau informasi, kedua digunakanh untuk

memberikan variasi pada buku pelajaran agar lebih menarik perhatian siswa

dan menjadikan media pembelajaran di kelas, dan ketiga memudahan

pembaca atau penikmat media mengingat gagasan atau konsep yang ingin

disampaikan melalui ilustrasi. Ilustrasi pada karya sastra yaitu cerpen di

tujukan untuk mengapresiasi karya seorang ilustrtasi dan menarik pembaca

agar lebih mudah memahami maksud dan dari isi sebuah cerpen.

2. Fungsi Ilustrasi

Penggambaran secara grafis dan artistik yang dilakukan oleh ilustrator

dalam membuat karya seni ilustrasi, sebagaimana disinggung di atas,

dimaksudkan untuk mencapai berbagai tujuan tertentu. Mencapai tujuan

tersebut dapat dipandang sebagai fungsi seni ilustrasi.

Dalam desain grafis, ilustrasi merupakan subjek tersendiri yang

memiliki alur sejarah serta perkembangan yang spesifik atas jenis kegiatan

24

Joneta Witabora, Peran dan Perkembangan Ilustrasi , Humaniora, Vol. 3 No.2, 2012, hlm. 660. 25

Sofyan Salam, Seni Ilustrasi, (Makassar: Badan Penerbit UNM, 2017), hlm. 4.

Page 31: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

18

seni itu. Adi Kusrianto dalam bukunya menjelaskan ilustrasi dapat

dipergunakan untuk menampilkan banyak hal serta berfungsi diantaranya:

1. Memberikan gambaran tokoh atau karakter dalam cerita.

2. Menampilkan beberapa contoh item yang diterangkan dalam suatu

buku pelajaran (text book).

3. Memvisualisasikan langkah-demi langkah pada sebuah instruksi dalam

panduan teknik.

4. Atau sekedar membuat pembaca tersenyum atau tertawa.26

3. Jenis-jenis Ilustrasi

Ilustrasi pada umumnya terdiri dari berbagai jenis yang sering kita

lihat sehri-hari baik di dalam buku, koran, komik, dan sebagainya pada

umumnya ilustrasi dibuat untuk menguatkan isi cerita, secara garis besar

ilustrasi dibagi mnenjadi tujuh jenis, yaitu:

a. Ilustrasi Naturalis

Gambar tipe ini adalah gambar yang memilki bentuk dan warna yang sama

dengan kenyataan yang ada di alam tanpa adanya pengurangan atau

penambahan.

Gambar 2.1 Ilustrasi Naturalis

a. Ilustrasi Dekoratif

Ilustrasi jenis ini berfungsi untuk menghiasi sesuatu bentuk yang

disederhanakan atau bahkan dilebih-lebihkan, dibuat dengan gaya tertentu

sebagai style.27

26

Adi Kusrianto, Pengantar Desain Komunikasi Visual, (Jakarta: Andi, 2009), hlm. 111. 27

Handayani Tri Wahyu, Kuliah Jurusan Apa? Fakultas Seni Rupa dan Desain, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama. 2015), hlm. 17.

Page 32: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

19

Gambar 2.2 Ilustrasi Dekoratif

b. Ilustrasi Kartun (Gambar Kartun)

Ilusrasi ini adalah ilustrasi yang diciptakan dengan bentuk-bentuk yang

unik, lucu dan masing-masing memiliki ciri khas, biasanya ilustrasi kartun

(gambar katun) dibuat untuk menghiasi buku anak-anak, komik, cerita

bergambar atau film untuk anak.

Gambar 2.3 Ilustrasi Kartun

c. Ilustrasi Karikatur

Karikatur adalah jenis ilustrasi yang biasanya digunakan untuk kritik atau

sindiran terhadap segala sesuatu dalam masyarakat. Biasanya ilustrasi

yang satu ini sering digunakan terutama di media cetak untuk

menyinggung seseorang ataupun golongan yang memiliki kepentingan,

gambar ilustrasi biasanya sudah mengalami penyimpangan bentuk dari

toko asli agar lebih menarik bagi penikmat media.

Gambar 2.4 Ilustrasi Karikatur

Page 33: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

20

d. Cerita Bergambar

Cerita bergambar adalah sejenis komik atau gambar yang diberi teks.

Teknik menggambar ilustrasi jenis ini dibuat berdasarkan teks cerita yang

ada baik berupa cerita rakyat, fabel, legenda dan lainnya, dibuat dengan

sudut pandang penggambaran yang menarik28

Gambar 2.5 Ilustrasi Cerita Bergambar

e. Ilustrasi Buku Pelajaran

Ilustrasi jenis ini digunakan untuk menguatkan teks atau suatu keterangan

peristiwa baik ilmiah maupun lainnya, ilustrasi ini bisa berupa gambar,

foto, atau bagan.

Gambar 2.6 Ilustrasi Buku Pelajaran

f. Ilustrasi Khayalan

Gambar ilustrasi khayalan adalah gambar hasil pengelolaan daya cipta

imajinatif perupanya. Cara penggambaran seperti ini bisa dijumpai pada

cerita novel, fiksi, horor, petualangan, dan lain-lain.29

Gambar 2.7 Ilustrasi Khayalan

28

Ibid, hlm. 18. 29

Ibid, hlm. 19.

Page 34: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

21

4. Unsur Visual

Seorang ilustrator seringkali mengalami kesulitan dalam usahanya

untuk mengkomunikasikan suatu pesan menggunakan ilustrasi, tetapi jika ia

berhasil, maka dampak yang ditimbulkan umumnya sangat besar. Karena itu

suatu ilustrasi harus dapat menimbulkan respon atau emosi yang diharapkan

dari pengamat yang dituju. Untuk menciptakan respon yang diharap maka

pemahaman mengenai teori – teori dalam merancang karya seni rupa ilustrasi

sangat diperlukan.

Pendalaman teori formal mengenai unsur – unsur rupa menjadi suatu

aturan “tak tertulis” yang perlu dipahami secara mendalam untuk seorang

seniman dan illustrator khususnya. Bukan berarti seorang seniman harus selalu

taat pada kekakuan aturan, namun sebagai seni yang mengacu pada bentuk

visual, penyusunan unsur desain dalam mewujudkan bentuk sangat

memerlukan hukum untuk menghindari kemonotonan suatu karya. Berikut

adalah unsur – unsur seni rupa/ desain yang menjadi landasan berpikir dalam

berkarya.

a. Garis

Garis merupakan unsur yang paling mendasar dan paling penting

dalam penciptaan suatu karya seni rupa. Garis dapat dikatakan sebagai dua

titik yang yang saling dihubungkan, biasanya dalam proses perwujudan

karya seni rupa diawali dengan coretan garis di awal sebagai

rancangannya. Garis memiliki 2 dimensi memanjang dan mempunyai arah

serta sifat-sifat khusus seperti: pendek, panjang, vertikal, horizontal, lurus,

melengkung, berombak dan masih banyak lagi. Masing- masing goresan

garis yang dibuat akan memiliki kesan yang berbeda -beda. Kesan ini akan

memunculkan karakter yang memiliki keunikannya tersendiri pada karya

yang dihadirkan sang seniman.

Garis mempunyai peranan sebagai lambang yang kehadirannya

merupakan informasi yang sudah merupakan pola baku dari kehidupan

sehari-hari, seperti pola pada lambang yang terdapat pada logo, tanda pada

peraturan lalu lintas, dan lambang-lambang yang digunakan dalam

Page 35: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

22

kehidupan sehari-hari. Garis mempunyai peranan untuk menggambarkan

sesuatu secara representatif, seperti yang terdapat pada gambar ilustrasi

dimana garis merupakan medium yang digunakan untuk menerangkan

pesan kepada orang lain. Garis juga merupakan simbol ekspresi dari

ungkapan seniman, seperti garis-garis yang terdapat dalam seni non

figuratif atau juga pada seni ekspresionisme dan abstraksionisme.30

b. Bangun

Pada karya seni, shape digunakan sebagai simbol perasaan seniman di

dalam menggambarkan subject matter, maka tidaklah mengherankan apabila

seseorang kurang dapat menangkap atau mengetahui secara pasti tentang

objek hasil pengolahannya. Karena terkadang shape (bangun) akan

mengalami perubahan di dalam penampilannya tergantung bagaimana

seniman tersebut mengungkapkan pada karyanya. Perubahan ini terjadi

karena adanya proses pengolahan yang terjadi dalam proses penciptaanya.31

5. Warna

Orang yang membuat ilustrasi disebut dengan ilustrator. Ilustrator dapat

menggunakan banyak media untuk membuat ilustrasi, antara lain pensil

warna, cat air, ukiran kayu dan lain-lain.

Warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili suasana kejiwaan

pelukisnya dalam berkomunikasi. Warna juga merupakan unsur yang sangat

tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu merangsang

haru, sedih, gembira, mood atau semanga dll.32

Secara visual, warna memiliki kekuatan yang mampu memengaruhi citra

orang yang melihatnya. Masing-masing warna mampu memberikan respons

secara psikologis. Molly E. Holzschlag, seorang pakar tentang warna, di

dalam buku Adi Kusrianto menjelaskan Molly dalam tulisannya “Creating

Color Scheme” membuat daftar mengenai kemampuan masing-masing warna

ketika memberikan respons secara psikologis sebagai berikut:

30

Dharsono, Tinjauan Seni Rupa Modern, (Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Tinggi

Seni Indonesia Surakarta. 2003), hlm. 34 31

Ibid, hlm. 35 32

Kusrianto, op. cit., hlm. 46.

Page 36: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

23

Warna Respons Psikologis yang mampu ditimbulkan

Merah Kekuatan, bertenaga, kehangatan, nafsu, cinta,

agresivitas, bahaya.

Biru Kepercayaan, konservatif, keamanan,teknologi,

kebersihan, perintah.

Hijau Alami, kesehatan, pandangan yang enak,

kecemburuan, pembaruan.

Kuning Optimis, harapan, filosofi, ketidakjujuran/

kecurangan, pengecut, pengkhianatan.

Ungu Spritual, misteri, keagungan, perubahan, bentuk,

galak, arogan.

Orange Energi, keseimbangan, kehangatan.

Coklat Bumi, dapat dipercaya, nyaman, bertahan.

Abu-abu Intelek, futuristik, modis, kesenduan, merusak.

Putih Kemurnian/ suci, bersih, kecermatan, inocent

(tanpa dosa), steril, kematian.

Hitam Kekuatan, seksualitas, kemewahan, kematian,

misteri, ketakutan, ketidakbahagiaan,

keanggunan.33

Tabel 2.1 Warna dan Respons Psikologis

6. Teknik Penggambaran Ilustrasi

a. Teknik Extreme Close Up

Pengambilan gambar yang sangat dekat sekali dengan objek, sehingga

detil objek seperti pori-pori kulit akan jelas terlihat.

b. Teknik Head Shot

Pengambilan gambar sebatas kepala hingga dagu.

c. Teknik Close Up

Pengambilan gambar dari atas kepala hingga bahu.

d. Teknik Medium Close Up

33

Ibid, hlm. 47.

Page 37: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

24

Pengambilan gambar dari atas kepala hingga dada.

e. Teknik Mid Shot (setengah badan)

Pengambilan gambar dari atas kepala hingga pinggang.

f. Teknik Medium Shot (Tiga perempat badan)

Pengambilan gambar dari atas kepala hingga lututut

g. Teknik Full Shot (Seluruh Badan)

Pengambilan gambar dari atas kepala hingga kaki.

h. Long Shot

Pengambilan gambar dengan memberikan porsi background atau

foreground lebih banyak sehinnga objek terlihat kecil atau jauh.34

C. Semiotika dan Sastra

Semiotik berasal dari bahasa Yunani semesion (sign), semainon

(signifer), dan semainomenon (signified). Secara harfiah, arti semiotik adalah

pengetahuan tentang tanda. Semiotik merupakan ilmu yang mempelajari

tanda-tanda dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya.35

Semiotik menurut

Benny adalah ilmu tentang tanda. Tanda adalah segala hal, baik fisik maupun

mental, baik di dunia maupun di jagat raya, baik di dalam pikiran manusia

maupun sistem biologi manusia dan hewan, yang diberi makna oleh manusia.

Setidaknya inilah pandangan Peirce sehingga pandangan ini dikenal dengan

konsep “pan-semiotik”36

Semiotika menurut Berger memiliki dua tokoh, yakni Ferdinand de

Saussure (1857-1913) dan Charles Sanders Peirce (1839-1914). Kedua tokoh

tersebut mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak mengenal

satu sama lain. Saussare di Eropa dan Peircec di Amerika Serika. Latar

belakang keilmuan Saussare adalah linguistik, sedangkan Peirce filsafat.37

Scholes dalam buku Kris Budiman memaparkan bahwa semotik didefinisikan

34

Muhammad Suyanto, Analisis & Desain Aplikasi Multimedia Untuk Pemasaran, (Yogyakarta:

Andi Offset, 2004), hlm. 202 -207 35

Munaf Yarni, Kajian Semiotik dan Mitologis terhadap Tato Masyarakat Tradisional Kepulauan

Mentawai, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2001), hlm. 67 36

Benny H. Hoed, Semiotik & Dinamika Sosial Budaya, (Depok: Komunitas Bambu, 2014), hlm.

5. 37

Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2009), hlm. 11.

Page 38: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

25

sebagai pengkajian tanda-tanda (the study of signs), pada dasarnya merupakan

sebuah studi atas kode-kode, yaitu sistem apa pun yang memungkinkan kita

memandang entitas-entitas tertentu sebagai tanda-tanda atau sebagai tanda

yang bermakna.38

Dalam arti lain, semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk

mengkaji tanda. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada

dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai

hal-hal (things). Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampurkan

dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa

objek-objek ini hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem

terstruktur dari tanda.39

1. Konsep Semiotika Charles Sanders Peirce

Sebagai seorang ahli logika, Peirce mengemukakan beberapa teori

tanda yang mendasari perkembangan ilmu tanda modern. Ia tidak memberikan

teori untuk satu jenis tanda saja. Menurut pendapatnya, secara esensinya,

manusia adalah makhluk tanda. Dalam berpikir pun, orang menggunakan

tanda-tanda; karena itu, ilmu tanda perlu ditelusuri lebih jauh. Karya-karyanya

baru dikumpulkan dan diterbitkan kemudian oleh murid-muridnya dengan

judul Peirce’s Complete Published Works (1977). Sayangnya, karya ini hanya

bisa dibaca dalam bentuk mikrofilm.40

a. Segitiga Semiotik

Peirce menjelaskan tentang adanya tiga unsur dalam tanda yaitu:

representamen, objek, dan interpretan. Hubungan ketiga unsur yang

membentuk tanda ini dapat terlihat pada gambar berikut:

38

Kris Budiman, Semiotika Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), hlm. 3. 39

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 13-15. 40

Okke Kusuma Sumantri Zaimar, Semiotika dalam Analisis Karya Sastra, (Depok: PT Komodo

Books), hlm. 3.

Page 39: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

26

Objek

Representamen interpretan

Gambar 2.8 Segitiga Semiotika

Representamen adalah unsur tanda yang mewakili sesuatu , objek

adalah sesuatu yang diwakili, dan interpretan adalah tanda yang tertera di

dalam pikiran si penerima setelah melihat representamen. Demikianlah,

representamen membentuk suatu tanda dalam benak si penerima, tanda itu

bisa merupakan tanda yang sepadan atau bisa juga merupakan tanda yang

telah lebih berkembang.41

Karena proses semiosis seperti yang tergambarkan pada skema di atas

ini menghasilkan rangkaian hubungan yang tak berkesudahan, maka pada

gilirannya sebuah interpretan akan menjadi representamen, menjadi

interpretan lagi, menjadi representamen lagi, dan seterusnya. Gerakan yang

tak berujung –pangkal ini oleh Umberto Eco dan Jaques Derrida kemudian

dirumuskan sebagai proses semiosis tanpa batas.42

b. Trikotomi Tanda

Menurut Peirce, tanda (sign atau representamen) selalu terdapat dalam

hubungan triadik, yakni ground, object, dan interpretant. Ground adalah suatu

yang digunakan agar tanda dapat berfungsi.

Berdasarkan ground-nya Peirce membagi menjadi qualisign (kualitas

yang ada pada tanda), sinsign (eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada

pada tanda) dan legisign (norma yang dikandung oleh tanda). Berdasarkan

objeknya, Peirce membagi tanda menjadi icon (tanda yang hubungan antara

penanda dan pertandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah), index (tanda

yang menunjukan adanya hubungan alamiah antara tanda dan penandaannya

41

Ibid, hlm. 4 42

Budiman, op. cit., hlm. 18.

Page 40: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

27

yang bersifat klausal), dan symbol (tanda yang menunjukan hubungan arbiter

antara penanda dengan petandanya). Dan berdasarkan interpretant-nya dibagi

atas rheme (tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan

pilihan), dicent sign (tanda sesuai kenyataan) dan argument tanda yang

langsung memberikan alasan sesuatu.43

Bagi Peirce, tanda “is something which stands to some body for

something in some some respect or capacity” menurutnya, tanda adalah

sesuatu yang dapat mewakili sesuatu yang lain dalam batas-batas tertentu.44

Atas hubungan dasar ini Peirce mengadakan klasifikasi tanda:

Trikotomi yang pertama

Jika ditinjau dari sudut pembentukan representamen, kalsifikasi

tersebut sebagaiberikut: Qualisign, Sinsign, dan Legisign. . Qualisign adalah

kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar, keras, lembut,

lemah, dan merdu. Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau

peristiwa yang ada pada tanda, misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada

urutan kata air sungai keruh” yang menandakan bahwa ada hujan di hulu

sungai. Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-

rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang tidak boleh dilakukan

manusia.45

Trikotomi yang kedua

Trikotomi ini mengklasifikasi tanda berdasarkan hubungan antara

representamen dan objek. maka tanda-tanda objek dalam gambar dapat dilihat

dari jenis tanda yang digolongkan dalam semiotika diantaranya: Ikon, Indeks

dan Simbol.

43

Sobur, op. cit., hlm. 41-42 44

Tinarbuko, op. cit., hlm. 13 45

Sobur, op. cit., hlm. 4.

Page 41: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

28

Jenis Tanda

(Representamen)

Hubungan Antar Tanda

Dan Sumber Acuan

Contoh

Ikon Tanda dirancang untuk

mempresentasikan sumber acuan

melalui simulasi atau persamaan

(artinya, sumber

acuan dapat dilihat, didengar dan seterusnya, dalam ikon)

Segala macam gambar

(bagian, diagaram dan

lain- lain), photo, kata-

kata dan seterusnya

Indeks Tanda dirancang untu

mengidentifikasikan sumber

acuan atau saling

menghubungkan sumber Acuan

Jari yang menunjuk,

kata keterangan seperti

di sini, di sana, kata

ganti seperti aku, kau,

ia dan seterusnya

Simbol Tanda dirancang untuk

menyandingkan sumber acuan

melalui kesepakatan atau

persetujuan

Simbol sosial seperti

mawar, simbol

matematika dan

seterusnya.46

Tabel 2.2 Trikotomi yang kedua

Trikotomi yang ketiga

Peirce membuat klasifikasi tanda dalam tiga tahapan berdasarkan

hubungan antara representamen dengan interpretan, yaitu rheme (rema),

discent (disen), dan argument (argumen). Pertama, rema adalah suatu tanda

kemungkinan kualitatif, yakni tanda ataupun yang tidak betul dan tidak pula

salah. Rema merupakan tanda yang memungkinkan orang menafsirkan

berdassarkan pilihan.47

Seperti yang sudah diketahui sastra memberikan sikap bagi

pembacanya karena terdapat nilai-nilai di dalam karya sastra. Nilai-nilai

yang terkandung di dalam karya sastra tidak seluruhnya dapat dicerna oleh

pembaca dikarenakan sastra memberitahu tanpa bermaksud memberitahu.

Oleh karena itu dalam penafsiran tanda-tanda yang terdapat di dalam karya

sastra agar maksud dan tujuannya dapat diketahui, maka diperlukanlah

semiotika sebagai teori untuk menafsirkan tanda-tanda tersebut.

Adanya tanda-tanda sebagai ciri khas yang meliputi seluruh kehidupan

46

Marcel Danesi. Pesan, Tanda dan Makna (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), hlm. 34 47

Sobur, op. cit., hlm. 42

Page 42: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

29

manusia, dari komunikasi yang paling alamiah hingga sistem budaya yang

paling kompleks, maka bidang penerapan semiotika pada dasarnya tidak

terbatas.48

Menurut Eco, semiotika berhubungan dengan segala sesuatu yang

berhubungan dengan tanda. Sebuah tanda adalah segala sesuatu yang

secara signifikan dapat menggantikan sesuatu yang lain. Sesuatu yang lain

tidak harus eksis atau hadir secara aktual.49

Tidak ada batasan tertentu pada bidang penerapan semiotika. Hal ini

dikarenakan objek kajian semiotika yang merupakan tanda senantiasa

hadir di dalam kehidupan manusia. Satu-satunya batasan bidang penerapan

semiotika adalah bahwa semiotika mengkaji hadirnya tanda-tanda. Semiotika

mengkaji bagaimana suatu hal merepresentasikan sesuatu yang lain dan

mewakili yang lain entah sesuatu yang lain tersebut bersifat fakta, ilmiah atau

bukan. Contoh representasi dari sesuatu yang bersifat fakta adalah adanya

kumpulan cerpen Seno Gumira Ajidarma yang mewakili suatu peristiwa

pembantaian di Dili. Peristiwa pembantaian tersebut merupakan sesuatu

yang fakta dan eksis. Kemudian peristiwa tersebut direpresentasikan ke

dalam bentuk kumpulan cerpen yang bersifat fiksi. Itu merupakan suatu

tanda dan hubungan peristiwa dengan kumpulan cerpen itu bisa dianalisis

secara semiotik.

Contoh tersebut menunjukkan tidak ada batasan tertentu bagi bidang

penerapan semiotik karena objek kajian semiotik sangat luas. Di mana

ada tanda yang merepresentasikan sesuatu yang lain, itu merupakan objek

kajian semiotik. Representasi dari sesuatu yang lain tersebut adalah tanda.

Begitu pula dengan tanda-tanda dalam karya sastra. Contoh kumpulan cerpen

Saksi Mata yang dikarang oleh Seno merepresentasikan suatu peristiwa

merupakan objek kajian semiotik. Namun kajian semiotik tidak selalu

menghubungkan karya sastra dengan kenyataan di luar karya sastra. Selain

tidak adanya batasan tertentu objek kajian semiotik selain tanda,

representasi dari suatu hal juga dapat ditemukan di dalam karya sastra

48

Ratna, op. cit., hlm. 106 49

Ratna, op. cit., hlm. 105

Page 43: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

30

itu sendiri. Perlu diperhatikan, dalam penelitian sastra secara semiotik, tanda

yang berupa indekslah yang paling banyak dicari (diburu), yaitu

berupa tanda-tanda yang menunjukkan hubungan sebab-akibat (dalam

pengertian luasnya). Misalnya dalam penokohan, seorang tokoh tertentu,

misalnya dokter (Tono dalam Belenggu) dicari tanda-tanda yang memberikan

indeks bahwa ia dokter. Misalnya Tono, ia selalu memper gunakan istilah-

istilah kedokteran, alat-alat kedokteran, mobil bertanda simbol dokter, dan

sebagainya.50

Dalam menganalisis karya sastra secara semiotik, yang paling banyak

diburu adalah indeks yaitu berupa tanda-tanda yang menunjukkan hubungan

sebab-akibat. Begitu pula Dalam menganalisis hubungan karakter dengan

ilustrasi secara semiotik, karena dari penggambaran karakter tersebut terdapat

hubungan dari ilustasi yang ditampilkan. Bisa dikatakan penokohan atau

karakter itu sendiri merupakan semiotik karena penokohan sudah bersifat

kausal atau sama seperti indeks.

D. Pembelajaran Sastra

Perlu diketahui bahwa pengajaran sastra dapat memberikan sumbangan

yang maksimal untuk pendidikan secara utuh. Berikut manfaat dalam

pengajaran sastra:

1. Membantu keterampilan berbahasa

Terdapat keterampilan dalam berbahasa, di antaranya menyimak,

berbicara, membaca, dan menulis. Dengan pengajaran sastra dalam

kurikulum berarti akan membantu siswa berlatih keterampilan membaca,

menyimak, berbicara, dan menulis yang masing-masing memiliki kaitan

yang erat. Dalam pengajaran sastra, siswa berlatih keterampilan

menyimak dengan mendengarkan suatu karya sastra yang dibacakan oleh

guru atau teman di kelas. Siswa juga dapat berlatih berbicara dengan ikut

berperan dalam suatu drama. Siswa dapat meningkatkan keterampilan

membaca dengan membacakan puisi atau prosa. Kemudian, siswa juga

50

Rachmat Djoko Pradopo, Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya,

(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 120

Page 44: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

31

dapat mendiskusikannya dengan mencatat hasil diskusi tersebut sebagai

latihan ketrampilan menulis.51

2. Meningkatkan pengetahuan budaya

Sastra tidaklah menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam bentuk jadi, tetapi

sastra berkaitan erat dengan semua aspek manusia dan alam dengan

keseluruhannya. Kita dapat menggali pengetahuan dalam karya sastra.

Banyak fakta yang diungkapkan melalui karya sastra, tetapi fakta tersebut

perlu kita gali dari berbagai sumber untuk memahami situasi dan

problematika khusus yang dihadirkan dalam suatu karya sastra. Apabila

kita merangsang siswasiswa untuk memahami fakta-fakta dalam karya

sastra, siswa akan menyadari bahwa karya sastra mengungkap fakta

tentang kehidupan. Suatu bentuk pengetahuan yang harus diketahui

masyarakat adalah pengetahuan tentang budaya yang dimilikinya. Istilah

budaya dapat menunjuk ciri-ciri khusus suatu masyarakat tertentu yang

meliputi organisasi, lembaga, hukum, etos kerja, seni, drama, agama, dan

sebagainya. Setiap sistem pendidikan perlu menanamkan wawasan

tentang budaya bagi anak didik agar dapat menumbuhkan rasa bangga,

rasa percaya diri, dan rasa ikut memiliki.52

3. Mengembangkan cipta dan rasa

Sebagai seorang pendidik, sangatlah penting memandang pengajaran

sebagai proses pengembangan individu secara keseluruhan. Dalam hal

pengajaran sastra, kecakapan yang perlu dikembangkan adalah kecakapan

yang bersifat indera, penalaran, afektif, sosial, dan bersifat religius. Karya

sastra dapat memberikan peluang-peluang untuk mengembangkan

kecakapankecakapan itu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa

pengajaran sastra yang dilakukan dengan benar akan menyediakan

kesempatan untuk mengembangkan kecakapan-kecakapan tersebut

51

B. Rahmanto. Metode Pengajaran Sastra. (Yogyakarta: Kanisius, 1988), hlm. 17. 52

Ibid

Page 45: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

32

sehingga pengajaran sastra mendekati arti dan tujuan pengajaran yang

sesungguhnya.53

4. Menunjang pembentukan watak

Dalam pengajaran sastra, ada dua tuntutan yang berhubungan dengan

pengembangan watak. Pertama, pengajaran sastra mampu membina

perasaan yang lebih tajam. Seseorang yang telah banyak mendalami

berbagai karya sastra mempunyai perasaan yang lebih peka untuk

menunjuk hal yang bernilai atau tidak bernilai. Tuntutan kedua yaitu

pengajaran sastra memberikan bantuan dalam usaha mengembangkan

kualitas kepribadian siswa, antara lain ketekunan, kepandaian,

pengimajian, dan penciptaan. Dalam pengajaran sastra ini, siswa memiliki

kesempatan untuk mengembangkan pengalamannya. Pengalaman itu

merupakan persiapan yang baik bagi kehidupan siswa di masa

mendatang.54

Strategi dalam pengajaran cerpen maupun novel bisa ditentukan oleh

guru sendiri berdasarkan kebutuhan dan situasi yang ada. Secara garis besar,

tahap-tahap yang bisa di acu dalam pengajaran sastra diantaranya:

1. Pendahuluan, merupakan tahap persiapan/ perencanaan sebelum guru

melaksanakan pembelajaran di kelas. Dalam hal in, guru memilih bahan

yang akan diapresiasikan.

2. Tahapan penyajian, ada beberapa hal dalam tahap ini. Pertama, guru

mengajak siswa untuk membaca cerpen atau novel. Kedua, guru bertanya

apakah siswa memahami cerpen atau novel tersebut. Ketiga, mengajak

siswa untuk membaca cerpen atau novel. Keempat, guru menjelaskan

secara singkat, dan mengajak berdiskusi tentang cerpen atau novel

tersebut.

3. Tahap diskusi, guru berperan untuk menanyakan keterlibatan jiwa siswa

dengan cerpen atau novel tersebut. Misal, menanyakan kesan dan

perasaan siswa tentang cerita, perasaan pada tokoh dll.

53

Ibid, hlm. 19 54

Ibid, hlm. 24.

Page 46: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

33

4. Tahap pengukuhan, merupakan penguatan terhadap tahap pembelajaran.

Guru dapat memberi tugas, misalnya menyuruh siswa menulis kembali

keterlibatan emosi mereka dengan cerpen atau novel tersebut.55

E. Penelitian yang Relevan

Penelitian Mochamad Riza Ali Erfan, mahasiswa jurusan Sastra

Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya,Universitas Airlangga, dalam skripsinya

“Dinamika Kepribadian Tokoh Nadira dalam Kumpulan Cerpen 9 dari Nadira

Karya Leila S. Chudori”. Dalam penelitian ini, dideskripsikan terdapat tokoh

Nadira sebagai tokoh utama yang memiliki relasi kompleks terhadap tokoh

tambahan yang memungkinkan terjadinya dinamika yang dialami tokoh utama

Nadira. Dinamika kepribadian yang dialami tokoh Nadira merupakan

perubahan yang terjadi pada sifat tokoh yang tercermin dari perilaku tokoh

beserta hal yang menyebabkan terjadinya perubahan tersebut yaitu berupa

konflik antar tokoh dan kebutuhan dasar. Kebermaknaan teks yang

dimunculkan adalah mengenai seorang manusia yang memerlukan relasi

dengan manusia lainnya sebagai tempat untuk aktualisasi diri. Semua

permasalahan dan pusaran problem yang mengakibatkan dinamika

kepribadian berasal dari manusia yang tidak mau berkompromi dengan hati

nuraninya sendiri.56

Penelitian Jenni Anggita Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas

Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, dalam skripsinya yang berjudul “Perekat

Sembilan Cerita dalam 9 dari Nadira Karya Leila S. Chudori”. Dalam

penelitian ini yang dibahas adalah Perekat Sembilan Cerita dalam 9 dari

Nadira Karya Leila S. Chudori. Hasil penelitiannya menunjukkan ditemukkan

perekat berupa tokoh, latar waktu, latar tempat, latar suasana, latar material,

dan alur. Struktur naratif digunakan sebagai teori untuk mengungkapkan

bangun dunia cerita dalam 9 dari Nadira. Hal tersebut membuktikan bahwa

55

Emzir, dan Salfur Rohman, Teori dan Pengajaran Sastra, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2015),

hlm. 255-257 56

Mochamad Riza Ali Erfan, “Dinamika Kepribadian Tokoh Nadira dalam Kumpulan Cerpen 9

dari Nadira Karya Leila S. Chudori”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlanga,

Surabaya, 2014.

Page 47: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

34

teori ini masih relevan untuk dipakai. Sebagai sebuah kumpulan cerpen, 9 dari

Nadira juga memnuhi syarat sebagai sebuah novel. oleh karena itu, 9 dari

Nadira dapat digolongkan sebagai sebuah novel yang unik karena sembilan

cerita di dalamnya dapat berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan satu sama

lain.57

Skripsi Yunus Priyonggo Kartiko Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul “Analisis Semiotik

Terhadap Sampul Majalah Tempo Pada Kasus Korupsi Simulator SIM”.

Dalam penelitiannya yang dibahas adalah Semiotika Charles Sanders Peirce,

yaitu dengan melihat makna atas sign (ikon, indeks, dan simbol), object, dan

interpretan. Hasil penelitiannya adalah petanda yang muncul pada sampul

majalah Tempo berkaitan erat dengan kasus korupsi Simulator SIM. Pada

empat sampul terdiri tiga kategori, yaitu sosok Irjen Djoko Susilo dengan

simbol pemegang proyek Simulator, gambaran petugas KPK yang menyidik

Polisi, dan gambaran empat anggota DPR yang menerima suap proyek

simulator kemudi. Interpretasi peneliti ketika melihat gambar ilustrasi yang

ditampilkan pada sampul adalah mengambarkan rangkaian peristiwa kasus

korupsi Djoko Susilo dalam proyek Simulator kemudi.58

Skripsi Yulius Wisnu Ade Pramudya Mahasiswa Fakultas Bahasa dan

Seni, Universitas Negeri Yogyakarta yang berjudul “Analisis Ilustrasi Buku

Kumpulan Puisi Melihat Api Bekerja Karangan Aan Mansyur”. Dalam

penelitiannya menunjukkan bahwa ilustrasi Melihat Api Bekerjamengangkat

tema mengenai komunikasi, kesendirian, tanggung jawabseorang ibudankisah

sebuahkeluarga. Warna yang digunakan adalah warna monokrom dengan

memilih warna coklat yang dipadukan dengan warna gelap dan terangnya.

Penggambaran karakter dengan gestureyaitu penggambaran dilakukan mulai

57

Jenni Anggita, “Perekat Sembilan Cerita dalam 9 dari Nadira Karya Leila S. Chudori”, Skripsi

pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Depok, 2012. 58

Yunus Priyonggo Kartiko, “Analisis Semiotik terhadap Sampul Majalah Tempo pada Kasus

Korupsi Simulastor SIM”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jakarta,

2014.

Page 48: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

35

dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ruang kosong/ white space

padabackground ilustrasi adalah wujud komunikasi yang berasal dari pusat

batin manusia sekaligus perlambang kemutlakan Tuhan.Ilustrasi dikategorikan

deskriptif karena menerjemahkan isi puisike dalam wujud visual.Hubungan

ilustrasi dengan teks puisi dapat diklasifikasikan sebagai suatu

gabunganinterpenden. Kolaborasi antara ilustrasidanteks puisi sama-sama

berperan dalam menyampaikan gagasan.59

Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis tidak menemukan penelitian

yang khusus menganalisis Hubungan Karakter dengan Ilustrasi dalam

kumpulan cerpen 9 dari Nadira karya Leila S. Chudori dan implikasinya

terhadap pembelajaran sastra di sekolah. Penelitian dalam kumpulan cerpen 9

dari Nadira juga terbilang masih sedikit. Maka dari itu, penulis akan

mendeskripsikan bagaimana hubungan karakter dengan ilustrasi yang terdapat

dalam kumpulan cerpen 9 dari Nadira tersebut. penelitian ini menggunakan

teknik analisis deskriptif kualitatif. Peneliti juga menganalisis unsur-unsur

intrinsi yang terkandung dalam kumpulan cerpen tersebut.

59

Yulius Wisnu Ade Pramudya, “Analisis Ilustrasi Buku Kumpulan Puisi Melihat Api Bekerja

Karangan Aan Mansyur”, Skripsi pada Fakultas Bahasa dan Seni Rupa, Yogyakarta, 2017.

Page 49: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

36

BAB III

PROFIL LEILA S. CHUDORI

A. Biografi Leila S. Chudori

Leila Salikha Chudori atau yang lebih dikenal dengan Leila S. Chudori

di lahir di Jakarta, 12 Desember 1962. Putri bungsu keluarga Muhammad

Chudori. Pada usia dua tahun lebih ia menetap di Australia, saat ayahnya

menjabat sebagai koresponden “Antara” di Canberra selama empat tahun. Ia

memang dibesarkan di lingkungan keluarga yang menjadikan buku dan mesin

tik merupakan sahabat sehari-harinya. Kekaguman Leila pada ayahnya

Muhammad Chudori yang berprofesi sebagai wartawan kabar berita Antara,

tak mampu disembunyikan. Ia menyatakan bahwa wartawan adalah

seseorang yang mempunyai wawasan luas dan mampu bergaul dengan segala

lapisan masyarakat. Keuntungannya adalah jika Leila menjadi seorang

wartawan maka ia akan banyak mengenal pribadi-pribadi manusia yang

bermacam-macam dan itu bisa menjadi bahan untuk tulisannya.1

Leila memiliki seorang anak perempuan bernama Rain Chudori

Soerjoatmodjo yang lahir di Jakarta tahun 1994. Rain juga telah menulis

sejak dia berusia 14 tahun dan telah merilis buku pertamanya berjudul

“Monsoon Tiger and Other Stories” (Kepustakaan Populer Gramedia, 2015).

Selain cerita pendek, Rain juga menulis ulasan dalam bahasa Inggris untuk

The Jakarta Post, Tempo English Edition dan The Jakarta Globe. Leila dan

Rain tinggal di Jakarta.2

Leila terpilih mewakili Indonesia mendapat beasiswa menempuh

pendidikan di Lester B. Pearson College of the Pacific (United World

Colleges) di Victoria, Kanada. Lulus sarjana Political Science dan

Comparative Development Studies dari Universitas Trent, Kanada.

Pendidikan pertamanya tahun 1969- 1975 SD Batahari Jakarta, dilanjutkan

1 Anonim, “Ingin Menggenggam Dunia”, Majalah Dewi, Jakarta 3-16 Mei 1982, hlm. 60.

2 Leila, S. Chudori, Tentang Leila, diunduh 04 September 2018,

(http://www.leilaschudori.com/id/about-me/)

Page 50: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

37

SMP Negeri 8 Jakarta tahun 1976-1979, kemudian SMA 3 Jakarta tahun

1979-1984.3

Sebetulnya, Leila lulus kuliah pada bulan Mei tahun 1988, tetapi ia

keliling Eropa terlebih dahulu, dan baru kembali ke Indonesia pada bulan

September tahun 1988. Bulan berikutnya, Oktober ia langsung menjadi

tenaga lepas Majalah Berita di Jakarta atau biasa disebut denngan freelance.

Ia menyukai pekerjaannya karena tidak perlu datang setiap hari, dan kerjaan

bisa dibawa pulang.4

Masa-masa remaja Leila banyak tersita untuk belajar dan menulis, ia

pun memanfaatkan waktu luangnya untuk kegiatan-kegiatan yang lain.

Misalnya, sebagai pengasuh surat-surat pembaca di majalah Kawanku, les

piano, dan satu hal lagi yang bikin badannya gemetaran yaitu Leila giat

berlatih karate. Menurutnya, remaja-remaja seusianya pada saat itu

cenderung untuk terkotak menjadi dua golongan. Pertama, yang tahunya

hanya sebatas main – main, tidak belajar. Kedua, remaja profesor yang

tahunya hanya belajar saja.

Leila Salikha Chudori yang namanya sering tampil di beberapa majalah

anak-anak, remaja dan sebagai penulis cerita pendek ini biasanya disingkat

menjadi Leila S. Chudori saja. Leila sering keberatan kalau ditulis seluruh

kepanjangan namanya. “Abis orang-orang suka salah sih nulisnya, jadi kan

kesel” ungkapnya pada majalah Remaja.

Leila mulai menulis cerpen sejak tahun 1974, ketika ia masih duduk di

kela 4 Sekolah Dasar. Cerpen pertamanya berjudul Pesan Sebatang Pohon

Pisang dimuat di majalah Kuncung. Kebiasaan menulis ini diakui Leila tak

lepas dari guru bimbingan sekolahnya saat itu. Di tingkat akhir SMP, Leila

telah berhasil menulis cerpen sebanyak 50-an serta 11 novel yang tersebar di

majalah-majalah seperti Kuncung, Kawanku, Gadis, Hai, Dewi, dan lain-

lain.5

3 Ibid

4 Apri Swan Awanti, “Leila S. Chudori, Mengejar Cory Aquino karena Penasaran”, Majalah

Femina, Jakarta 10-16 Mei 1990, hlm. 86 5Anonim, Majalah Dewi, Op. Cit., Hlm. 38.

Page 51: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

38

Setelah menyelesaikan antologi cerita pendeknya, Malam Terakhir,

diterbitkan oleh Pustaka Utama Grafiti pada tahun 1989, Chudori menjadi

jurnalis untuk Majalah Tempo News. Dalam karir awal sebagai jurnalis,

Chudori ditugaskan untuk meliput masalah internasional - dari catatan adalah

wawancara dengan Presiden Cory Aquino (1989, di Istana Malacanang,

Manila), dengan aktivis Tianammen Fang Lizhi (1991, wawancara yang

berlangsung di Cambridge , Inggris), dengan Presiden Fidel Ramos (Manila,

1992), Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (Jakarta, 1992),

Pemimpin PLO Yasser Arafat (Jakarta 1992, dan Jakarta 1999), Nelson

Mandela (Jakarta, 1991), dan pemimpin Mozambik Robert Mugabe (Jakarta,

2005). Chudori sekarang menjadi Editor Senior majalah Tempo, bertanggung

jawab untuk kolom "Bahasa" dan ulasan film. Pada tahun 2008, bersama

dengan Bambang Bujono, ia turut mengedit buku, kumpulan esai tentang

Indonesia, yang diterbitkan oleh Tempo.6

Karya-karya awal Leila dimuat saat berusia 12 tahun di majalah Si

Kuncung, Kawanku, dan Hai. Pada usia dini ia menghasilkan buku kumpulan

cerpen berjudul Sebuah Kejutan, Empat Pemuda Kecil, dan Seputih Hati

Andra. Pada usia dewasa cerita pendeknya dimuat di majalah Zaman,

majalah sastra Horison, Matra, jurnal sastra Solidarity (Filipina), Menagerie

(Indonesia), dan Tenggara (Malaysia). Cerpen Leila dibahas oleh kritikus

sastra Tinneke Hellwig “Leila S. Chudori and Women in Contemporary

Fiction Writing dalam Tenggara”. Selain sehari-hari bekerja sebagai

wartawan majalah berita Tempo, Leila (bersama Bambang Bujono) juga

menjadi editor buku Bahasa! Kumpulan Tulisan di Majalah Tempo (Pusat

Data Analisa Tempo, 2008). Leila juga aktif menulis skenario drama televisi.

Masa kanak-kanak, Leila mengarang semenjak anak-anak hingga dewasa.

Semasa kanak-kanak, Leila memulai kariernya dengan membuat cerpen yang

berjudul “Sebatang Pohon Pisang”, dimuat di majalah Kawanku tahun 1974.

6 Leila, S. Chudori, Tentang Leila, diunduh 04 September 2018,

(http://www.leilaschudori.com/id/about-me/)

Page 52: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

39

Setelah itu karyanya rajin muncul di majalah tersebut dan majalah lainya

seperti Kuncung.7

Saat karir dewasanya, cerita pendeknya diterbitkan di majalah-majalah

Indonesia seperti mingguan Zaman, majalah sastra Horison, majalah pria

Matra, Solidaritas (Filipina), Menagerie (Indonesia), dan Tenggara

(Malaysia). Kumpulan cerpennya, Malam Terakhir ("The Last Night" yang

diterbitkan oleh Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1989), telah diterjemahkan

ke dalam bahasa lain, termasuk bahasa Jerman (Die Letzte Nacht, diterbitkan

oleh Horlemann Verlag), sementara beberapa karyanya pendek cerita

diterbitkan dalam antologi sastra Menagerie Indonesia yang diterbitkan oleh

Yayasan Lontar.8

Sejak kecil Leila sudah biasa berkumpul dengan pengarang terkenal

seperti Yudhistira Massardi, Arswendo Atmowiloto, dan Danarto. Tapi dia

memang bukan perempuan yang pantang mundur, terutama untuk bidang

tulis menulis yang diyakininya sebagai pilihan hidup dan karier. Karena itu,

dia memilih karier sebagai wartawan. Kerjanya memang sungguh menyita

waktu dan meletihkan, sehingga ia tak sempat lagi menulis cerita fiksi.

Sempat mewawancarai tokoh-tokoh terkenal, yang kemungkinan tak bisa

dijumpai kalau ia cuma sekadar penulis fiksi. Meski diakui kariernya sebagai

pengarang cukup cemerlang, diminta ceramah, sampai diundang ke

pertemuan pengarang Asia di Filipina. Tapi dia juga tak bisa

menyembunyikan kegembiraannya sempat bertemu dengan Paul Wolfowitz,

Bill Morison, HB Jassin, Corry Aquino dan menjadi satu dari 11 wanita

Indonesia yang bisa makan siang bersama Lady Diana.

Setelah 20 tahun menulis fiksi pendek, Leila menerbitkan antologi 9

dari Nadira (“Nine Stories from Nadira”, diterbitkan oleh Kepustakaan

Populer Gramedia, 2009) dan diterbitkan ulang Malam Terakhir. Koleksi 9

dari Nadira adalah antologi sembilan cerita yang menceritakan bagaimana

keluarga Nadira menghadapi kematian mendadak ibu mereka. Meskipun

7 Leila, S. Chudori, Tentang Leila, diunduh 04 September 2018,

(http://www.leilaschudori.com/id/about-me/) 8 Ibid,

Page 53: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

40

Leila bersikeras bahwa ini adalah kumpulan cerita pendek, beberapa kritikus

sastra menganggap karya itu sebagai novel.

Menurut Tineke Hellwig dari University of British Columbia, “Apa

yang membuat 9 dari Nadira karya Leila S. Chudori seperti bacaan yang

menyenangkan dan sepotong literatur yang sangat bagus adalah bahwa novel

ini menonjol… Ini menyentuh berbagai macam emosi dan aspek dari kondisi

manusia yang kita, sebagai pembaca, mudah mengenali dan dengan mana

kita dapat berempati dan mengidentifikasi. Penulis Agus Noor menulis di

harian Kompas Indonesia bahwa 9 dari Nadira adalah bukti bahwa “anak

emas sastra Indonesia sudah kembali”. Dengan publikasi karya terakhirnya,

Chudori diundang untuk berbicara di Salihara Indonesia Sastra Bienalle di

Jakarta pada Oktober 2009, Simposium Sastra Asia Pasifik di Perth Australia

pada tahun 2011; dan Asosiasi Sastra Acara Leila Chudori Soirée yang

diselenggarakan oleh Indonesia-Prancis di Pasar Malam Paris, juga pada

Januari 2012.

Cerita-cerita terpilih dari 9 dari Nadira dan Malam Terakhir sedang

dalam proses penerjemahan ke dalam bahasa Inggris oleh Yayasan Lontar.

Dengan judul The Longest Kiss, penggabungan kedua antologi ini sedang

diterjemahkan dan diedit oleh Pamela Allen, Jennifer Lindsay, John

McGlynn, Sandra Taylor, dan Claire Siverson. Dalam pengantar untuk karya

yang diterjemahkan, Pam Allen dari Universitas Tasmania, Australia,

menyatakan bahwa, “seperti Leila, para protagonis dari cerita dalam koleksi

yang diterjemahkan ini mendambakan domain pribadi itu. Mereka berbagi

dengan pencipta mereka gairah untuk kata-kata, untuk menulis, dan untuk

sastra. ”Allen mencatat bahwa karakter Chudori“ adalah sifat-sifat yang

agresif, tidak konformis dan sangat independen yang tidak selalu melayani

mereka dengan baik dalam batasan lingkungan konservatif dalam yang

mereka temukan sendiri, baik itu lingkungan keluarga mereka, pekerjaan

mereka, atau negara mereka.” Tahun 2011, 9 dari Nadira mendapat

apresiasi dari Penghargaan Sastra Badan Bahasa Indonesia. Diterjemahkan ke

Page 54: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

41

dalam bahasa Inggris oleh Lontar Foundation dengan judul The Longest

Kiss.9

Drama TV berjudul Dunia Tanpa Koma, produksi SinemArt, sutradara

Maruli Ara, menampilkan Dian Sastrowardoyo dan Tora Sudiro ditayangkan

di RCTI tahun 2006. Mendapatkan penghargaan sebagai acara TV terbaik

tahun 2007 pada penghargaan Bandung Film Festival. Leila S. Chudori

mendapatkan penghargaan sebagai penulis drama dan televisi pada acara dan

tahun yang sama.

Menulis skenario film pendek Drupadi pada tahun 2004, produksi

SinemArt dan Miles Films, sutradara Riri Riza. Merupakan tafsir kisah

Mahabharata. Diperankan oleh Dian Sastrowardoyo sebagai Drupadi dan

Nicholas Saputra sebagai Arjuna. Menurut Leila, DTK merupakan

terjemahan dari pengalaman dan pengamatan terhadap lingkungan kerjanya

setelah 16 tahun berkarir di dunia jurnalistik10

Kumpulan cerpen Malam Terakhir pertama kali terbit tahun 1989 oleh

Pustaka Utama Grafiti beberapa bulan sebelum pengarang bergabung dengan

majalah Tempo,11

kemudian pada tahun 2009 dicetak ulang oleh Kepustakaan

Populer Gramedia. Terdiri dari sembilan judul cerpen, “Paris, Juni 1988’,

“Adila”, “Air Suci Sita”, “Sehelai Pakaian Hitam”, “Untuk Bapak”, “Keats”,

“Ilona”, “Sepasang Mata Menatap Rain”, dan “Malam Terakhir”. Kumpulan

cerpen Malam Terakhir diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman Die Letzie

Nacht (Horlemman Verlag).12

Akhir tahun 2012, lahirlah Pulang sebagai novel pertama Leila S.

Chudori. Diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia, dan diluncurkan

pertama kali di Goethe Institut Jakarta. Riset yang dilakukan penulis selama

enam tahun untuk pergi ke Pernacis dan mewawancari Oemar Said dan

9 Ibid,

10 Anonim, “Ambisi Perbaiki Tontonan Layar Kca”, Harian Indo Pos, Jakarta 8 0ktober 2006,

hlm. 28 11

Leila S. Chudori, Malam Terakhir, (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2012), hlm. xiii. 12

Leila, S. Chudori, Tentang Leila, diunduh 04 September 2018,

(http://www.leilaschudori.com/id/about-me/)

Page 55: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

42

Sobron Aidit sebagai eksil tahanan politik.13

Pulang menceritakan tentang

perjalanan hidup eksil politik di Prancis, khususnya perjalanan hidup Dimas

Suryo yang berusaha untuk “Pulang” kembali ke pelukan Tanah Air. Tahun

2013, Pulang memenangkan Katulistiwa Literary Award.

Setelah sukses dengan peluncuran novel perdananya di tahun 2012

berjudul Pulang, yang meraih Khatulistiwa Literary Award dan

diterjemahkan ke dalam lima bahasa asing, Leila S. Chudori melahirkan

novel kedua Laut Bercerita. Novel yang diterbitkan oleh Kepustakaan

Populer Gramedia ini diselenggarakan di Institut Français Indonesia (IFI), Jl

MH. Thamrin, Jakarta Pusat. Yang menarik adalah: peluncuran Laut

Bercerita juga disertai pemutaran film pendek yang diadaptasi dari buku ini

yang disutradarai oleh Pritagita Arianegara. Selain itu, ada pula pameran

stillphoto dari film pendek pembuatan Laut Bercerita yang diproduksi Anton

Ismael.14

B. Pemikiran Leila S. Chudori

Leila S. Chudori merupakan pengarangan yang hampir selalu memilih

cerita pendek sebagai format ketika berkarya. Baginya, cerita pendek dalam

beberapa hal memiliki peraturan yang lebih ketat, lebih keras, dan lebih galak

dari pada jenis format lainnya. Keputusan itu tidak hanya berurusan dengan

masalah fisik dari cerita pendek, tapi berhubungan dengan perasaan yang

disampaikan. Ia sangat tidak percaya dengan bakat, baginya kata bakat itu

mengandung misteri. “Manusia itu ditentukan oleh faktor internal dan

eksternal. Kita harus menguji diri kita, punya jiwa seni atau tidak.” katanya.

Bagi Leila, seorang pengarang memiliki kepekaan menangkap fenomena

dalam dirinya, kemudian diekspresikan lewat kertas. “Kita harus mengadakan

pendekatan pada kepekaan itu. Sesudah mengenal kepekaan itu, barulah

dilanjutkan dengan proses edukasi, ya membaca, belajar dari pengalaman,

menghayati kehidupan,” Bagi Leila, seni itu tidak diperoleh dalam pendidikan

13

Ibid, 14

Ecka Pramita, “Laut Bercerita” Kisah Kelam Aktivis ’98 Persembahan Leila S. Chudori,

diunduh 10 November 2018, (https://majalahkartini.co.id/berita/laut-bercerita-kisah-kelam-aktivis-

98-persembahan-leila-s-chudori/)

Page 56: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

43

akademis, kecuali masalah politik dan ekonomi. Seorang pengarang berbakat

itu tak ditentukan oleh kuantitas karyanya, tapi bobot karya itu sendiri.

Pengarang yang terlalu produktif itu diragukan kualitas karya-karyanya.

“Kapan sih kesempatannya untuk mengendapkan karyanya dan kemudian

merenung. Lain halnya dengan Putu Wijaya yang benar-benar produktif, tapi

terasa ada pengulangan-pengulangan tanpa disadarinya,”15

Leila menulis

haruslah dari hati dan menikmati prosesnya. Tidak hanya sekadar ingin

terkenal, apalagi mendapatkan penghargaan. Bila suatu karya diapresiasi baik,

maka itu menjadi nilai tambah, tapi bukan sesuatu yang diharapkan dari awal

pembuatan.

Bakatnya dalam menulis memang sudah menonjol sejak kecil. Dia

terpikirkan untuk membuat animasi benda mati, menghidupkan botol, kursi,

dan lain-lainnya sehingga bisa bicara, punya perasaan atau berkeluh kesah.

Kemampuan Leila untuk menangkap sesuatu terus berlanjut seiring dengan

umurnya, wawasan yang didapat memiliki hubungan dengan karya-karyanya.

Ketika beranjak remaja dengan wawasan remaja dia membuat cerita remaja.

Tetapi mulanya sempat tak yakin, permasalahannya merasa tidak bisa

membuat cerpen yang bertemakan cinta, ungkap Leila yang menurutnya lebih

senang membuat cerita fiksi ketimbang artikel. Meski begitu, pada

kenyataannya Leila dikenal sebagai pengarang cerita remaja.16

Kritikus sastra Indonesia, H.B Jassin, dalam pengantar untuk Malam

Terakhir, mengatakan bahwa prosa Chudori dipenuhi dengan kejujuran,

tekad, ambisi dan prinsip. Jassin mencatat bahwa cerita pendek Chudori

menunjukkan pengaruh oleh para penulis seperti Franz Kafka, Dostoievsky,

D.H. Lawrence dan James Joyce, serta ketertarikannya pada epos

Bharatayudha dan Ramayana, dan dunia Wayang Indonesia. Dengan

pengaruh ini, kata Jassin, tidak mengherankan bahwa Leila menggambarkan

karakternya dengan kesadaran yang dalam dan kemandirian semangat, dan ia

15

Leila, S. Chudori, Tentang Leila, diunduh 04 September 2018,

(http://www.leilaschudori.com/id/about-me/) 16

Anonim, “Leila Salikha Chudori: Saya Tak Percaya pada Bakat”, Suara Pembatuan, Jakarta 31

0ktober 1988, hlm. 8

Page 57: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

44

menggunakan imajinasinya untuk menciptakan kekacauan dalam ruang dan

waktu, mengisinya dengan ilusi dan halusinasi, menyandingkan pengalaman

pribadi dan apresiasi dengan cerita mitologis. Dengan difusi teknik ini, Leila

telah menciptakan dimensi baru, tulisnya. Menurut .Jassin, fitur yang patut

dicatat dalam fiksi Chudori adalah keberaniannya untuk mendiskusikan tema

yang kontroversial dalam masyarakat tradisional Indonesia. Jassin

menyimpulkan bahwa penceritaan cerita Chudori adalah intelektual dan

puitis dan mengungkapkan sudut pandang filosofis segar.17

Bentuk dan bahasa Chudori bervariasi dan ambigu. Dia memiliki

pengetahuan yang mendalam tentang kebudayaannya sendiri maupun

masyarakat Barat, khususnya dalam literatur Anglo-Saxon, yang pertama kali

menarik perhatiannya ketika belajar di Kanada. Dalam fiksi sensitif dan

reflektifnya, Chudori menciptakan dialog antara tradisional dan modern,

sambil mengelola untuk mempertahankan kepekaan universal hak asasi

manusia, tercatat dalam narasinya tentang mahasiswa pembangkang yang

dipenjara yang menunggu di malam hari untuk dibunuh. Ini dia kontras

dengan jenis kelas sosial yang sangat berbeda dengan menggambarkan

diskusi antara anggota rezim penguasa yang berkuasa dan putrinya yang

meragukan. Pernyataan moody dari karakter laki-laki menunjukkan retorika

pembunuhan daripada refleksi netral. Putrinya tidak menang, dan para siswa

terbunuh keesokan harinya.18

Leila selalu tertarik menulis cerita bertemakan keluarga. Seperti

kumpulan cerpen 9 dari Nadira menurutnya, “saya tertarik dengan

bagaimana sebuah reaksi di dalam keluarga dan kehidupan untuk bertahannya

setelah ditinggalkan oleh salah satu anggotanya secara mendadak artinya

bukan karena sakit. Ditinggalkan karena sakit pun saja kita sedih, apalagi ini

secara mendadak dan kita gak paham.”. Leila pun tertarik dengan psikologi

dari orang-orang di sekelilingnya. Sebetulnya kalo melihat Nadira dan juga

Pulang novel saya berikutnya dan juga Malam Terakhir kumpulan cerpen

17

Leila, S. Chudori, Tentang Leila, diunduh 10 November 2018,

(http://www.leilaschudori.com/id/about-me/) 18

Ibid,

Page 58: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

45

saya sebelumnya yang saya tulis jaman Leila mahasiswa tahun 80-an itu rata-

rata sebenarnya kalo diperhatikan Leila biasanya dengan cerita keluarga

seperti dinamika dalam keluarga adik, kakak, ibu, ayah. Jadi saya tertarik

dengan cerita keluarga dan menurutnya telling a story about a family buat

Leila itu selalu menarik.19

Kesiapan dalam menulis, hal yang Leila lakukan adalah melakukan riset

tergantung kebutuhannya, Leila selalu menciptakan background terlebih

dahulu, orang ini pekerjaannya apa, sekolahnya dimana, dia suka musik apa,

dia dari keluarga apa, dia seneng makan apa. Sehingga nanti ketika

membangun karakter itu jadi solid. Jika di novel Pulang kan tokohnya

senang mendengarkan musik rock , jadi sepanjang novel itu akan muncul.

Pada Kumpulan cerpen dari 9 dari Nadira juga Nadira senang makan apel,

apapun yang diucapkan oleh almarhum ibunya itu akan terngiang gitu saya

harus makan apa saya harus gini saya harus gitu dan musiknya dia suka

baca apa itu penting untuk tokoh Leila. Tetapi jika Leila ingin membuat

seperti novel dengan latar di luar Indonesia Leila harus ke negaranya dan ia

harus wawancara dengan banyak orang. Tapi kalo Nadira karna Leila sendiri

seorang wartawan saya sudah udah tau pengalaman hidupnya seperti apa.20

19

Alinea TV, Writer’s Corner Alinea TV, diunduh pada tanggal 30 Januari 2019,

(https://www.youtube.com/watch?v=OL3CFqNnxmw&t=496s) 20

Ibid,

Page 59: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

46

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Analisis Unsur-unsur Intrinsik

Karya sastra membutuhkan unsur-unsur yang sifatnya fakta untuk pembaca.

unsur-unsur tersebut membangun sebuah cerita, unsur-unsur yang dimaksud

adalah unsur intrinsik. Unsur-unsur intrinsik karya sastra terdiri atas tema, latar,

alur, tokoh dan penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Berikut

unsur-unsur intrinsik dari kumpulan cerpen 9 dari Nadira karya Leila S. Chudori.

1. Tema

Tema merupakan ide atau gagasan dasar sebuah cerita yang

didalamnya terdapat tujuan dari pengarang dalam membuat karya sastra

kepada pembacanya.

Kematian ibunya yang mendadak telah membuat Nadira

begitu tua. Sejak penguburan ibunya setahun silam,

lingkaran hitam di bawah kedua matanya tak pernah hilang.

Dan sejak kematian itu pula, Nadira memandang segala

sesuatu di mukanya tanpa warna. Dia tidur, bangun, dan

merenung di kolong meja kerjanya.1

Semenjak kematian ibunya banyak permasalahan di setiap anggota

keluarga yang ditinggalkan yang digambarkan dalam setiap cerpennya.

Kutipan pada cerpen “Melukis Langit” yang dialami tokoh Nadira adalah

bentuk permasalahan yang terjadi di dalam dirinya. Semenjak Nadira

ditinggal mati oleh ibunya, hidupnya menjadi berantakan, dan dia

memiliki kebiasaan baru yaitu selalu merenung di bawah kolong meja

kerjanya. Dalam cerpen “Tasbih” bentuk permasalahan terjadi pada tokoh

Nadira saat peristiwa tokoh Nadira sedang mewawancarai Bapak X

1 Leila, S. Chudori, 9 dari Nadira, (Jakarta: Kepustakaan Popular Gramedia, 2010), hlm. 72

Page 60: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

47

Nadira tidak menjawab sama sekali dan tidak berniat

meladeni kegilaan Bapak X. tetapi sialan! Pertanyaan itu

malah membentangkan sebuah layar masa lalu, tiga tahun

lalu tepatnya, ketika kali pertama dia menemukan ibunnya

terletak di lantai rumah, dalam keadaan tak bernyawa. Tubuh

yang biru. Pipi yang biru. Dan bibir yang keputihan karena

busa yang kering.2

Kutipan pada cerpen “Tasbih” tokoh Nadira merasa geram karena

ingatan tentang kematian ibunya kembali terekam saat mewawancarai

salah satu tahanan yan tidak mengenal Nadira yaitu Bapak X. Cerpen

“Sebilah Pisau” bertema kisah Nadira yang pada akhirnya menemukan

tambatan hatinya.

Undangan itu bukan hanya menyentakku, tetapi menyentak

seluruh isi kantor. Nadira akan menikah! Empat tahun lalu

setelah kematian ibunya, barulah Nadira hidup kembali. Dia

dibangunkan oleh seseorang bernama Niko Yuliar.3

Sementara pada cerpen “At Pedder Bay” bertema kesadaran tokoh

Nadira akan permasalahan setelah kematian ibunya. Nadira memutuskan

untuk pindah ke Kanada. Dia memulai dunia barunya di sana sebagai

dosen di almamaternya dulu. Di Kanada bertemu dengan Marc, teman

semasa dia kuliah dulu. Nadira mendapat berita dari Jakarta bahwa Arya

akan menikah, dan Arya meminta agar Nadira hadir di acara perniahannya

Arya juga ingin menyelesaikan urusan Nadira dengan Tara yang selama

ini tertunda. Nadirapun mengakui bahwa selama ini yang ia cari hanyalah

pelarian semata, Nadira juga berata selalu ada tempat dihatinya untuk

Tara.

Tema dalam kumpulan cerpen 9 dari Nadira mengenai permasalahan

di dalam keluarga yang bermula dari kematian salah satu anggota

keluarganya. Permasalahan muncul pada diri tokoh-tokoh yang diceritakan

di dalam kumpulan cerpen 9 dari Nadira.

2 Ibid, hlm. 111

3 Ibid, hlm. 204

Page 61: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

48

2. Latar

Latar merupakan penggambaran tempat, waktu, serta suasana dalam

cerita. Ketiga aspek ini saling berkaitan untuk menghidupkan peristiwa-

peristiwa di dalam cerpen seolah benar-benar terjadi. Penggambaran latar

dalam kumpulan cerpen 9 dari Nadira sebagai berikut:

a. Latar tempat

Latar tempat berhubungan pada lokasi terjadinya peristiwa yang

diceritakan dalam karya fiksi. Didalam kumpulan cerpen 9 dari Nadira,

latar tempat yang diperlihatkan cukup banyak, diantaranya:

Jakarta (Indonesia), merupakan latar dominan yang ada dalam

kumpulan cerpen 9 dari Nadira. Latar yang digunakan sejak Keluarga

Bramantio memutuskan kembali ke Indonesia ke rumah Keluarga

Suwandi. Jakarta juga tempat di mana Nadira terus menerima tekanan

psikologis yang memunculkan kepribadian Nadira.

Amsterdam (Belanda), latar yang digunakan untuk membuka cerita

9 dari Nadira. Latar ini menjadi tempat pertemuan antara Kemala Yunus

dan Bramantio Suwandi sewaktu kuliah.

At Pedder Bay (Kanada), tempat kampus almamaternya sewaktu

kuliah dan tempat pelarian Nadira dari permasalahannya di Indonesia.

Pelarian dari pekerjaan, keluarga dan percintaan. Ketiga latar tempat

tersebut adalah latar yang banyak muncul di dalam kumpulan cerpen 9

dari Nadira.

Latar tempat pada cerpen “Melukis Langit”, “Tasbih” dan “Sebilah

Pisau” dan “At Pedder Bay” dalam kumpulan cerpen 9 dari Nadira karya

Leila S. Chudori adalah Jakarta dan Kanada. Ada beberapa latar tempat

yang berlokasi di Jakarta diantaranya:

1) Kantin Kantor

Latar tempat pertama yang terdapat pada cerpen “Melukis Langit”

karya Leila S. Chudori adalah di kantin kantor. Ketika tokoh Nadira

sedang membeli kue Lagsana untuk ayahnya.

Page 62: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

49

“Alaa, Bu. Jangan begitu…” Nadira buru-buru

mengorek-mengorek dompetnya dan mengeluarkan

selembar sepuluh ribu rupiah.

“Sudah-sudah … Bayar lasagna saja. Nih, kembaliannya.

Salam buat ayahmu”4

2) Ruang Tv

Latar tempat kedua di cerpen “Melukis Langit” ketika Nadira membeli

kue lasagna ia menaruhnya di piring kecil dan memberikan kepada

ayahnya

Nadira memindahkan dua potong lasagna dan

memindahkan dua potog lasagna dan memindahkan

beberapa potong kue lumpur surga ke piring kecil yang

lain. Didekati ayahnya dan disodorkannya kedua piring

itu. Ayahnya mengambil piring-piring itu dari tangan

anak bungsunya. Diletakkannya kedua piring itu ke meja

kecil di sebela kursinya. Tatapannya tetap lurus ke arah

layar televisi.5

3) Kamar Mandi

Latar terkhir pada cerpen “Melukis Langit adalah kamar mandi ketika

Nadira meluapkan kesedihannya di dalam kamar mandi.

Nadira diam. Lalu dia menyambar handuk dan masuk ke

kamar mamndi. Segayung air dingin yang dibanjurkan ke

mukanya bercampur dengan air hangat yang mengalir

membasahi pipinya.6

4) Kantor Polisi

Ray tersenyum sinis dan memberi tanda pada bapak X

untuk duduk di ruang tengah kantor polisi yang hanya

diisi dengan sebuah meja, dua buah kursi , dan potret

presiden Soeharto dan Wakil Presiden Try Sutrisno yang

digantung di dinding.7

Kutipan di atas menunjukkan latar tempat pada cerpen “Tasbih” yaitu

di sebuah kantor polisi saat Bapak X akan diwawancarai oleh Nadira.

4 Ibid, hlm. 90

5 Ibid, hlm. 74

6 Ibid,

7 Ibid, hlm. 103

Page 63: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

50

5) Kebun Rumah Bramantio

Latar tempat selanjutnya adalah kebun rumah keluarga Bramantio pada

cerpen “Tasbih”. Ketika Tara ingin menemui Bram di kebun

rumahnya.

Sinar matahari pagi seperti tumpah-tumpah menyirami

gerombolan alamanda di kebun rumah keluarha Suwandi.

Di bawah lindungan rerimbunan kembang kuning itulah

Bram Suwandi tertatih memeriksa anggreknya satu per

satu. Tepatnya anggrek milik almarhum istrinya. Tara

memarkirkan mobilnya di samping rumah.8

6) Kantor Majalah Tera

Latar tempat ini paling banyak digambarkan pada cerpen “Sebelah

Pisau” dibanding ketiga cerpen yang lain. Di Kantor ini adalah

pertemuan pertama kali Kris pengagum rahasia Nadira.

Kali pertama kami bertukar kata ketika Nadira ikut antre

di meja panjang, tempat makanan katering disediakan

setiap Jumat dan Sabtu malam.9

7) Rumah Amalia

Latar tempat selanjutnya terdapat dalam cerpen “At Pedder

Bay” ketika kakak Nadira yaitu Arya akan melamar seorang

gadis bernama Amalia.

Malam itu, Amalia tengah memoles bibirnya. Untuk kali

pertama keluarga besar Suwandi datang berkunjung. Arya

akan melamar Amalia.10

8) Danau Pedder Bay

Latar tempat terakhir di cerpen “At Pedder Bay” adalah danau Pedder

Bay di Kanada. Di danau inilah Nadira menceritakan kepada teman

kuliahnya dahulu Marc tentang semua kehidupan masa lalunya.

Meski tubuh sudah rontok oleh kuliah yang beruntun.

Marc dan aku sudah duduk berbantal daun-daun mapel

8 Ibid, hlm. 120

9 Ibid, hlm. 185

10 Ibid, hlm. 239

Page 64: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

51

yang empuk dan harum itum menatap riak-riak Pedder

Bay.11

b. Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan kapan peristiwa-peristiwa dalam

cerita itu terjadi. Latar waktu dalam kumpulan cerpen 9 dari Nadira karya

Leila S. Chudori dimulai pada tahun 1957 - 2001. Tahun 1957 diceritakan

tentang masa muda Kemala saat masih kuliah di Belanda dan awal

percintaan Kemala dan Bram. Hingga di akhir cerita pada tahun 2001

dimana Nadira berada di Kanada memutuskan untuk kembali ke

Indonesia.

Latar waktu pada cerpen “Melukis Langit” karya Leila S. Chudori

adalah pada tahun 1992 setahun setelah kematian ibunya.

Kemala Suwandi, Ibu Nadira, telah lama memilih bahwa

hidupnya sudah selesai. Itu terjadi setahun lalu, tahun

1991.12

“Korban yang paling baru bernama Muryani Handoko, 52

tahun, ibu seorang anak lelaki. Dia ditemukan tewas di

rumahnya dua pekan lalu, 10 Juni 1994. Bapak X mengaku

telah mencekik Muryani”13

Tahun 1994 Nadira mewawancarai Bapak X menjadi latar waktu

pada cerpen “Tasbih”, ia menjadi narasumber Nadira sebagai tugas liputan

di bidang kriminal pada tahun 1994. Sementara pada cerpen “Sebelah

Pisau” terjadi pada tahun 1989 saat pertemuan pertama kali Kris

pengagum rahasia Nadira dan tahun pertama ia bekerja di majalah Tera.

Pada tahun 1991, dua tahun setelah Nadira bergabung

dengan kantor ini, ibu Nadira tewas bunuh diri. Ah ….14

Kejadian pada tahun 2001 terdapat dalam kisah terahir pada cerpen

“At Pedder Bay”. Di Pedder Bay, tokoh Marc muncul, dia teman lama

11

Ibid, hlm. 235 12

Ibid, hlm. 71 13

Chudori, op. cit., hlm. 103 14

Ibid, hlm. 191

Page 65: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

52

Nadira. Kutipan berikut menggambarkan latar waktu saat Nina mengirim

pesan email kepada Nadira.

New York, November 2001

Nadira,

Saya menulis ini agak tergesa.

Kehidupan di New York berkejaran dengan sisa nafas

kita.15

Leila S. Chudori menggunakan latar waktu cerita memakan waktu

sekitar 44 tahun yang secara tersurat dalam kumpulan cerpen 9 dari

Nadira ini, artinya kumpulan cerpen ini memiliki waktu yang bermcam-

macam serta tidak beraturan. Variasi waktu digunakan untuk terciptanya

alur cerita yang tidak mudah di prediksi pembaca.

c. Latar Sosial

Latar sosial merupakan latar di mana perisitiwa dalam cerita ada

hubungan dengan kejadian penting pada masanya. Maka dari itu latar

sosial membuat pembava akan lebih mengetahui latar belakang peristiwa

sosial yang terjadi dari peristiwa dalam cerita. Pada kumpulan cerpen 9

dari Nadira, sosial masyarakat yang ditunjukkan adalah masyarakat

perkotaan yang hidupnya dipenuhi dengan pekerjaan atau urusan kantor

dan masalah percintaan.

Setelah tragedi Twin Towers, ada satu pertanyaan yang

selalu menghajar saya setiap hari: tolong jelaskan kepada

saya apa yang terjadi.

Kenapa mereka bertanya pada saya? Apa hanya karena

saya sedang mengajar sejarah masuknya Islam Asia: atau

karena wajah saya sangat “un-american”. New York luka,

seluruh Amerika kelam, seluruh dunia gelap.16

Berdasarkan kutipan di atas yang terdapat pada cerpen “At Pedder

Bay” menggambarkan banyak yang terjadi di Indonesia dan New York

pada tahun 2001, seolah memunculkan kembali di ingatan kita. Di

Indonesia terjadi pergantian presiden dari Gusdur ke Megawati, sedangkan

di New York gedung World Trade Center ditabrak oleh pesawat. Pada saat

15

Ibid, hlm. 254 16

Ibid, hlm. 255

Page 66: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

53

dua peristiwa itu Nadira diminta pulang oleh Arya dan Nina untuk

menghadiri pernikahan kakanya yaitu Arya dengan Amalia.

3. Alur

Alur dalam sebuah cerita merupakan peristiwa yang membentuk

sebuah cerita. 9 cerita pendek yang ada di dalam kumpulan cerita pendek

9 dari Nadira karya Leila S. Chudori adalah satu keutuhan sebuah cerita

yang menghasilkan sebuah alur. Alur dalam kumpulan cerpen ini berbeda

dari kebanyakan kumpulan cerpen yang ada. Biasanya dalam kumpulan

cerpen, setiap cerpennya menceritakan peristiwa yang tidak saling terkait

dengan cerpen berikutnya. Alur cerpen biasanya sederhana, sedangkan

alur 9 dari Nadira dapat dikatakan kompleks. Aminuddin membagi alur

menjadi 6 tahapan peristiwa yang saling berkaitan, tahapan alur tersebut

diantaranya:

a. Tahapan Pengenalan

Pada tahap ini merupakan tahapan peristiwa dalam suatu cerita

yang memperkenalkan tokoh-tokoh atau latar cerita. Pada bagian awal di

dalam cerpen “Mencari Seikat Seruni“ dipaparkan pengenalan tokoh –

tokoh keluarga Bramantyo yang terdiri dari Kemala Suwandi istrinya

dan ketiga anaknya Nina, Arya, dan Nadira. Hal pertama yang ditemui

dalam tahap pengenalan ini yaitu tentang pertemuan tokoh Bramantyo

dan Kemala Suwandi.

“Pasti waktu lahir, orangtuamu tak lupa memberi nama”.

Dia lucu juga. Dan sabar.

“Kemala. Namaku Kemala.”

“Masih tahun pertama di VU?”17

Selanjutnya adalah tahap pengenalan yang menceritakan tentang rasa

kehilangan atas meninggalnya salah satu anggota keluarganya. Keluarga

Bram berduka karena istri tercinta ibu dari Nina, Arya dan Nadira telah

pergi meninggalkan mereka selama-lamanya dan menyisakan duka yang

mendalam.

17

Ibid, hlm. 15

Page 67: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

54

Yu Nina menyerbu tubuh Ibu yang telentang. Tubuh Ibu

yang sudah diam dan tetap berwarna biru. Yu Nina

melolong... tapi suaranya tak pernah keluar. Namun aku

bisa mendengar lolongan Yu Nina hingga hari ini.18

b. Tahapan Konflik

Tahapan konflik merupakan sesuatu yang menimbulkan ketegangan

atau pertentangan antara dua kepentingan atau kekuatan di dalam cerita.

Konflik dalam kumpulan cerita 9 dari Nadira dimulai setelah setahun

kematian ibunya.

Nina tak berminat pulang ke Jakarta. Nina tak pernah

berminat dengan apapun di Indonesia. Bagi dia, adalah

haknya untuk memilih berdomisili di New York dan

membiarkan kedua adiknya mengurus kepusingan keluarga.

Nadira menganggap kakanya masih terluka akibat

kepergian ibunya yang begitu mendadak.19

Kutipan tersebut yang terdapat dalam cerpen “Melukis Langit”

menunjukkan bahwa Yu Nina masih berkabung duka dengan kematian

ibunya dan pergi meninggalkan ayah dan kedua adiknya ke New York.

Tidak hanya Nina, Arya pun mengikut jejak kakaknya yang meninggalkan

ayah dan adiknya untuk pergi ke hutan. Tindakan yang dilakukan oleh

kakanya pun menyebabkan timbul konflik batin di dalam diri Nadira yang

berpengaruh di kehidupan sehari-harinya.

Sejak itu, wajah Nadira tak pernah sama seperti yang

kukenal. Rambutnya semakin berantakan; wajahnya kusut

dan pipinya selalu terdapat jejak air mata, seolah ia tak

pernah membasuh mukanya. Kolong meja kerjanya

berubah menjadi tempat dia menyembunyikan seluruh

kesedihannya.20

Apa yang telah dilakukan kedua kakaknya itu berdampak pada diri

Nadira. Seperti yang telah digambarkan pada cerpen “Sebelah Pisau”

Kehidupannya tak seperti dulu dan kolong meja kerjanya menjadi tempat

pelampiasan untuk menumpahkan segala kesedihan Nadira.

18

Ibid, hlm. 4 19

Ibid, hlm. 73 20

Chudori. op. cit., hlm. 191

Page 68: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

55

c. Tahapan Komplikasi

Tahap ini merupakan tahap dimana konflik menjadi meningkat.

Konflik bertambah menjadi semakin menegangkan. Konflik yang

dimunculkan pada tahap konflik semakin berkembang dan dikembangkan

kadar intensitasnya. Komplikasi dalam Kumpulan cerpen 9 dari Nadira ini

terdapat pada cerpen “Tasbih” saat Nadira mewawancari seorang psikiater

untuk tugas laporan kriminalnya dan teringat kembali peristiwa

menggambarkan kematian ibunya.

Nadira tidak menjawab sama sekali dan tidak berniat

meladeni kegilaan Bapak X. Tetap sialan! Pertanyaan itu

malah membentangkan sebuah layar masa lalu, tiga tahun

lalu tepatnya. Ketika kali pertama di menemukan ibunya

tergeletak di lantai rumah, dalam keadaan tak bernyawa.

Tubuh yang biru. Pipi yang biru. Dan bibir yang keputihan

karena busa yang kering. Bunga seruni yang memenuhi

makam ibu.21

Selain mewawancarai Bapak X yang akhirnya kembali mengingat

kematian ibunya. Bram dan Nadira memiliki perilaku ganjil setelah

kematian Kemala. Bram selalu mengulang-ulang menonton “All President

Man”. Dia juga sering keluar kamar pukul 03.00 pagi sambil mengenakan

bakiak menuju kamar mandi. Hal ini terdapat pada kutipan cerpen “Melukis

Langit” sebagai berikut:

Ayahnya memasukkan kaset video yang sudah dikenalnya:

All the President’s Men. Film itu sudah ditontonnya puluhan

kali.22

“Ya, dua-duanya. Tapi Ayah menderita sekali, Yu. Lagipula,

dia terserang insomnia akhir-akhir ini. Setiap malam aku

dengar kletak-kletuk bakikaknya di dapur”23

d. Tahapan Klimaks

Tahap klimaks merupakan tahap dimana konflik-konflik yang terjadi

atau ditimapakan kepada para tokoh cerita telah mencapai titik puncak yang

biasanya dialami tokoh-tokoh utama. Klimaks dalam cerita akan dialami

21

Chudori. op. cit., hlm. 111 22

Chudori. op. cit., hlm. 74 23

Ibid, hlm. 76

Page 69: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

56

tokoh protagonis atau tokoh utama.

Pada tahap klimaks cerpen “Melukis Langit” dalam kumpulan cerita 9

dari Nadira yaitu ketika Bram melihat teman kantornya menduduki

jabatannya di televisi, kemudian ia menjatuhkan piring lasagna yang

dibelikan oleh Nadira.

Adegan di televisi itu berlangsung begitu cepat. Disitu ada

Ayah. Dan di situ ada Pak Riswanto. Kini Pak Riswanto

menduduki jabatan ayah. Nafas Nadira tertahan.24

Sementara tahap klimaks yang terjadi pada cerpen “Tasbih” adalah

saat Nadira menonjok Bapak X karena Bapak X berusaha memunculkan

kembali ingatan Nadira tentang penyebab kematian ibunya, Kemala.

“seseoarang yang lelah dengan dunia … seseorang yang

ingin pensiun dari hidupnya…”

Hanya dalam waktu dua detik, wajah Bapak X dihajar sebuah

tonjokan yang luar biasa.25

e. Tahapan Leraian

Tahap leraian adalah bagian struktur alur yang sudah tercapainya

klimaks. Pada tahapan ini peristiwa yang terjadi menunjukkan ke arah

penyelesaian. Dalam kumpulan cerpen 9 dari Nadira leraian ada di dalam

cerpen “Melukis Langit” saat Nadira melampiaskan kesedihannya dengan

mencelupkan kepalanya ke dalam bak mandi. Leraian Pada cerpen

“Tasbih” saat Tara memberikan sebuah bunga seruni sebagai pengganti

tasbih peninggalan ibunya.

“Aku ada sesuatu untukmu…,” Tara mengambil seikat

bunga seruni berwarana putih dari laci. “Aku tak berhasil

menemukan tasbih ibumu …”26

Sementara leraian pada cerpen “At Pedder Bay” ketika Arya

mengirimkan surat kepada Nadira perihal pernikahannya dengan Nadira

dan meminta Nadira pulang ke Jakarta menghadiri pernikahan mereka.

24

Ibid, hlm. 91 25

Chudori. op. cit., hlm. 120 26

Ibid, hlm. 129

Page 70: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

57

Pulanglah. Batalkanlah apapun yang telah kau rencanakan

bulan Desember dan Januari 2002. Rayakanlah tahun baru

dan hari paling bahagia dalam hidupku ini bersama

abangmu (dan Amalia yang akan menjadi kakakmu kelak;

meski dia sebenarnya sedikit lebih muda daripadamu).27

f. Tahapan Penyelesaian

Tahapan ini merupakan akhir dari cerita. Pada tahap ini merupakan

akhir dari sebuah konflik dalam novel dan menemukan jalan keluar dari

setiap konfliknya. Tahap penyelesaian pada kumpulan cerpen 9 dari

Nadira diakhiri dengan keputusan Nadira kembali ke Jakarta untuk

menghadiri pernikahan kakaknya dan menyelesaikan urusannya dengan

Tara.

“Kang …”

“Eh, ada apa, Nad. Aku sudah terima kok emailmu,

Sayang. Tidak apa. Aku paham kalau kamu tak bisa datang.

Ayah juga paham,” Kallimat Arya meluncur begitu saja.

“Kang aku berubah pikiran, Kang. Aku sudah izin dengan

kampus, ali bisa ke Jakarta…”28

Berdasarkan tahapan alur yang dijelaskan di atas, dapat

disimpulkan alur cerita dari Kumpulan Cerpen 9 dari Nadira

menggunakan alur campuran karena peristiwa yang digambarkan

pengarang tidak runtut dan menyisipkan cerita-cerita dari masa lalu pada

suatu waktu, sehingga pengarang menceritakan kembali kisah masa lalu

atau flashback. Cerita yang menggunakan alur seperti ini cukup sulit

dipahami dan membutuhkan konsentrsi untuk memahami jalan ceritanya

namun kesinambungan antar judul cerita tetap terjaga dengan baik

sehingga cerita yang disajikan tetap menarik untuk dibaca.

4. Tokoh dan Penokohan

Tokoh merupakan pribadi atau individu yang mengalami berbagai

peristiwa dalam sebuah cerita. Sedangkan, penokohan merupakan watak

pelaku dalam sebuah cerita yang dikembangkan oleh pengarang. Tokoh dan

27

Ibid, hlm. 238 28

Ibid, hlm. 266

Page 71: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

58

penokohan saling berakitan. Setiap tokoh biasanya memiliki karakter, sikap,

sifat, kondisi fisik yang disebut dengan perwatakan/ karakter.

Dalam kumpulan cerpen 9 dari Nadira, terdapat tokoh-tokoh yang

bisa dikategorikan dalam tokoh utama dan juga ada yang termasuk kategori

tokoh tambahan. Tokoh-tokoh dalam kumpulan cerpen 9 dari Nadira

selanjutnya akan digolongkan berdasarkan fungsinya dalam cerita, yaitu

tokoh utama atau tokoh tambahan.

a. Tokoh Utama

Tokoh utama merupakan tokoh penting dan selalu ditampilkan

sehingga mendominasi sebagian besar cerita. Dalam kumpulan cerpen 9

dari Nadira ini, tokoh Nadira merupakan tokoh utama karena tokoh

Nadira merupakan pusat dari keseluruhan cerita dan Nadira selalu

muncul di kesembilan cerpen yang diceritakan. Tokoh utama

digambarkan sebagai seorang perempuan yang hidupnya kacau dan

berantakan semenjak kematian ibunya. Setelah lulus kuliah di Kanada,

Nadira kembali ke Indonesia. Nadira menjadi seorang wartawati di

majalah Tera. Ia juga dianggap sebagai seorang wartawan yanng

berbakat karena pernah mewawancarai beberapa orang penting.

Semua infestigasi dan tugas-tugas peliputan ke luar negeri

dilahapnya sigap; dan begitu pekerjaannya selesai, Nadira

tak segera pulang. Dia terlelap bergulung dibawah

mejanya, hingga Pak Satimin yang bebersih di pagi hari

terpaksa membiarkan kawasan meja Nadira dibersihkan

siang hari, setelah si Non berangkat liputan.29

Setelah kematiaan Ibunya, Nadira tinggal dirumah bersama ayahnya.

Ia lebih sering menghabiskan waktunya dengan pekerjaan, bahkan sering

menginap di kantor, kolong meja menjadi tempat pelampiasan kesedihan

Nadira. Nadira cuek dengan penmpilan dirinya. Hal ini dibuktikan pada

kutipan:

29

Ibid, hlm. 97

Page 72: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

59

Dia perempuan muda yang segar; berambut ikal panjang

(yang agak jarang disisir, tapi selalu cukup rapi untuk

digerai hingga menyentuh bahunya); malas berdandan

seperti lazimnya wartawan perempuan lainnya di dunia

media berita (kecuali seulas bedak tipi dan polesan gincu

yang samar-samar, nyaris berwarna seperti bibirnya).30

Kolong meja kerjanya berubah menjadi tempat dia

menyembunyikan seluruh kesedihannya.31

Kutipan di atas merupakan gambaran tentang fisik dan sikap

Nadira. Nadira adalah seorang yang yang sangat tidak memperdulikan

penampilan, cuek, dan sederhana. Nadira memiliki kebiasaan yang aneh

semenjak kematian ibunya. Di kolong meja kerjanya ia bisa berlama-

lama tinggal dikantor agar kesedihan yang dialaminya bisa lekas hilang.

Ketika Niko Yuliar, lelaki yang mencoba masuk kedalam kehidupan

Nadira dan menariknya dari dunia kolong meja. Nadira bangkit dan mulai

lepas dari kesedihan yang selama ini dia rasakan. Dia mulai merawat

tubuh yang sudah lama tidak tersentuh alat make up dan enam bulan

setelah itu ia meminta cuti untuk menikah. Hal itu dibuktikan pada kutipan

berikut:

Dia mulai rajin membuat sarapan dan hidup sehat seperti

perempuan ‘‘normal” lainnya yang mandi dan berdandan,

mengenakan pemoles bibir dan sedikit bedak dan minyak

wangi segar; yang mengenakan jins dan kemeja terbaiknya

setiap hari; lalu melangkah di udara.32

Kehidupan Nadira menjadi lebih baik bersama Niko walaupun

kakaknya Arya tidak suka dengan sikap Niko. Hal ini menunjukkan sifat

Nadira yang terlalu mudah percaya dengan orang yang baru ia kenal

daripada dengan Utara Bayu yang sudah jauh lebih lama mengenal Nadira.

Hal tersebut terdapat pada kutipan sebagai berikut:

30

Ibid, hlm. 184 31

Chudori. op. cit., hlm. 191 32

Ibid, hlm. 142

Page 73: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

60

“Nad..., kamu sudah cukup merasa kenal dengan Niko?

Sudah merasa yakin?”

Nadira merasa heran dengan pertanyaannya abangnya.33

Berdasarkan analisis yang telah dijabarkan Nadira berusaha bangkit

dari keterpurukan setelah kematian ibunya melalui pernikahannya dengan

Niko tetapi tidak selamanya. Nadira pun kembali dalam keterpurukannya

dan pergi meninggalkan Jakarta untu tidak mengingat kejadian pilu yang

ia alami selama di Jakarta. Karakter Nadira digambarkan sebagai seorang

perempuan yang kuat dan tegar saat ujian hidup yang ia alami semenjak

kematian ibunya.

b. Tokoh Tambahan

Tokoh tambahan merupakan tokoh yang hanya dimunculkan sekali

atau beberapa kali dalam cerita, dan dalam penceritaan yang relatif

pendek. Meskipun demikian, tokoh-tokoh ini banyak berhubungan dengan

tokoh utama Nadira, karena tokoh-tokoh ini mempengaruhi perkembangan

plot. Penulis membagi tokoh tambahan menjadi dua yaitu tokoh tambahan

yang utama dan tokoh tambahan yang memang tambahan sebagai

pendukung cerita.

1) Tokoh Tambahan yang Utama

a. Ibu (Kemala Yunus)

Kemala adalah Ibu dari Nina, Arya, dan Nadira. Dia berdarah

campuran Lampung-Palembang dari keluarga kaya raya. Ayahnya

merupakan pengusaha terkenal di era Soekarno. Kemala di masa

mudanya bersekolah di Vrijie Universiteit Belanda.

Ibu saya lahir di Lampung; ayah dari Palembang, jadi saya

tumbuh dari langit,tanpa akar.34

“Masih tahun pertama di VU?”

Aku tersenyum, “Terlalu kelihatan ya?”35

33

Ibid, hlm. 144 34

Ibid, hlm. 14 35

Chudori. op. cit., hlm. 15

Page 74: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

61

Ibu memiliki watak yang penyayang, sopan, ramah, baik hati

dan sabar. Berikut penggalan cerita tentang ibu pada cerpen “Nina

dan Nadira”

Ibunya yang dengan sabar mengajarkan bahwa

mereka harus bersikap sopan dan ramah kepada

siapa saja jka ingin diperlakukan demikian oleh

orang lain. Ibunya yang mengajarkan mereka

bertiga untuk memperlakukan semua orang dengan

baik, tanpa melihat warna kulit, jender, status

sosial, agama, atau perbedaan pemikiran. Dan

ibunya yang mengajarkan bahwa sebagai kakak

tertua, dia harus menjaga dan merawat adik-

adiknya.36

Pada kutipan di atas menggambarkan bahwa ibu mengajari

anak-anaknya dengan sabar. Pendidikan etika dan sopan santun

yang diberikan oleh ibu menunjukkan bahwa ia merupakan orang

yang berpendidian. Kemala adalah sosok ibu yang penyayang

terhadap anak-anak tanpa membedakan ketiga anaknya dan selalu

memberikan pengertian kepada anak pertamanya untuk menjadi

kakak yang baik. Hal ini ditunjukkan saat ibunya memberi tahu

kepada Nina sebagai kakak tertua harus mampu menjaga adik-

adiknya.

Tak heran jika wajah gembil itu sungguh sulilt

membentuk senyum saat bertemu dengan aku,

menantunya yang mungkin nampak seorang

perempuan muda yang binal yang mengawini putra

sulungnya dan berhasil mengoyak-ngoyak peta

yang sudah digambarkan orang tuanya. Seorang

perempuan yang menyebabkan pendidikan anak

sulungnya terulur-ulur. Dengan lahirnya Nina,

Arya dan Nadira, orang tua Bram tidak pernah

mengetahui pernikahan macam apa yang dilalui

putra sulungnya (kecuali melalui potret pernikahan

kami yang sederhana dengan kebaya pinjaman dan

beberapa tangkai bunga seruni putih yang

36

Ibid, hlm. 39

Page 75: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

62

diselipkan konde. Seruni. Bukan yasmin. Bukan

mawar. Seruni).37

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Kemala adalah

seorang ibu yang memiliki hati yang sangat tulus dalam merawat,

mengurusi dan mempertahankan rumah tangganya walaupun ia

tahu orang tua Bram tidak menyukainya. Bunga Seruni adalah

bunga kesukaannya dan ditunjukkan saat pernikahannya dengan

Bram ia menggunakan konde seruni dan di saat kematiannya pun

ia ingin bunga seruni yang ada di tanah kuburannya.

b. Ayah ( Bramantyo Suwandi)

Bram adalah seorang mahasiswa beasiswa yang berkuliah

di Belanda. Sebelum dia menerima beasiswa ke Belanda dia

seorang mahasiswa kedokteran hewan di ITB. Dia seorang

pekerja keras demi memenuhi kebutuhannyaa selama kuliah. Hal

ini dibuktikan pada kutipan berikut:

“Saya terpaksa menempuh pendidikan di

universitas yang mau memberikan beasiswa.

Semula aku menempuh pendidikan di Fakultas

Kedokteran Hewan di Bogor, karena hanya

jurusan itu yang memberikan beasiswa. Lalu aku

seleksi beasiswa di GU, aku langsung ikut karena

sudah lama aku ingin belajar politik dan

ekonomi...?38

Meskipun saat itu Bram masih kuliah di Belanda, dia sudah

berani memutuskan untuk menikah dengan Kemala. Dia juga

seorang sosok suami yang bertanggung jawab, dan sangat

menyayangi keluarganya. Sebagai rasa tanggung jawabnya

sebagai seorang suami dan kepala keluarga dia harus bisa

memenuhi kebutuhan hidup keluarga kecilnya.

“Bram belum selesai kuliah, tetapi, sudah berani

kawin. Dia bekerja sembari mencari nafkah

37

Ibid, hlm. 23 38

Chudori. op. cit., hlm. 15

Page 76: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

63

tambahan di De Groene Bar dan menulis berita di

kantor Indonesia Merdeka”39

Analisis yang penulis lakukan sebagai tokoh yang memiliki

karakter berkembang, Ayah atau Bram megalami perubahan dan

perkembangan perwatakan ketika ia ditinggal meningal oleh istri

tercintanya yaitu Kemala Yunus.

Ayahnya sudah duduk di depan televisi. Hampir

setahun lamanya, pemandangan itu menjadi bagian

rutinitas kehidupan keluarga Suwandi.40

Kutipan tersebut menunjukkan perubahan tingkah laku Ayah

yang selalu menonton televisi semenjak kematian ibunya.

Perubahan watak Ayah berubah menjadi seseorang yang mudah

emosi. Hal ini ditunjukkan saat Bram melempar kue Lasagna yang

sudah dibelikan oleh Nadira.

c. Nina Suwandi

Nina adalah anak pertama dari keluarga Bramantyo suwandi

dan Kemala Yunus. Nina tumbuh sebagai anak sulung yang

menjadikannya pribadi yang kuat dan mencoba selalu bertanggung

jawab. Sebagai kakak paling tua, Nina merasa ada kewajiban dan

wewenang untuk dapat mengendalikan adik-adiknya. Sampai suatu

ketika Nina mengetahui bahwa Nadira memiki uang yang dikira

Nina adalah hasil curian dari uang belanja Yu Nah. Kejadian itu

menjadi pangkal perseteruan yang berkepanjangan Nina dengan

Nadira.

Nina menceburkan kepala Nadira ke dalam jamban

berisi air kencing itu. Lagi dan lagi.

“Masih mau bohong? Uang SIAPA?”

Kali ini olume suara menggelegar, merangsek

gendang telinga Nadira.

“Ngaku..., kamu mencuri uang belanja YU Nah?

Iya?

Kamu mencuri? Ngaku!!”

39

Ibid, hlm. 22 40

Ibid, hlm. 70

Page 77: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

64

“Uangku, Yu!,” Nadira menjawab, air matanya

berlinag- linang bercampur dengan air jammban dan

kencing.

“Mana mungkin kamu punya uang sebanyak itu. Ibu

tak pernah memberi uang saku sebanyak itu.

Bohong! Bohong!” Nina kembali memasukkan

kepala adik bungsunya itu. Lagi,lagi dan lagi...

hingga akhirnya nadira ingin sekali tenggelam

selama-lamanya ke dalam jamban.41

Walaupun Nina dan Nadira berseteru, ia tetap peduli dengan

Nadira. sebagai seorang kaka pada umumnya ia sangat menyayangi

Nadira adiknya.

Nadira memeluk kakaknya erat-erat seolah tak ingin

melepasnya lagi. Kepala Nina menyusup ke dada

adiknya. Tiba-tiba saja, Nina baru tahu letak kunci

yang dia lempar ke dalam lautan itu. Dan kini dia

merasa sudah siap untuk meminta maaf.42

Sebagai anak sulung memang selalu menjadi panutan untuk

adik-adiknya. Kakak sulung juga memiliki kewajiban mengarahkan

adik-adiknya ke hal yang lebih baik, tapi bukan berarti seorang

kakak sulung bertanggungjawab penuh atas semua yang dilakukan

adiknya. Hal ini dibuktikan pada kutipan berikut.

“Mungkin karena dia merasa anak sulung...,”

kataku sambil mengelus-elus luka Nadira.

Bram menggeleng, “Dia selalu butuh pengakuan,

bahwa dia anak yang bertanggung jawab, bahwa

dia bisa diperhitungkan dan bahwa dia sudah

cukup besar dalam persoalan orang dewasa ”43

Kutipan di atas menggambarkan perilaku yang dilakukan

oleh Nina, ia berusaha menutupi kesalahan yang dilakukan adiknya

yaitu Arya. Hal ini tidak baik karena dapat membuat adiknya

menjadi manja dan tidak memiliki rasa tanggung jawab atas apa

yang dilakukan. Setiap anggota keluarga memiliki kewajiban

masing-masing dan bertanggung jawab.

41

Ibid, hlm. 37 42

Ibid, hlm. 63 43

Ibid, hlm. 60

Page 78: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

65

d. Arya

Arya adalah adik dari Nina dan Kakak kedua Nadira. arya

memiliki sifat yang jail sebagaimana anak laki-laki pada umumnya.

Hal ini ditunjukkan ketika Arya membakar meja belajar Nina untuk

dijadikan api unggun saat berkemah di kebun belakang rumah.

“ARYAAAAA!!!!!! IWAN! MURSIIIID!!!”

Dan ketiga berandalan itu langsung angkat kaki

dan berlari tunggang-langgang. Suara tawa mereka

yang terbahak-bahak tertinggal di udara.44

Kutipan di atas menunjukan kejahilan Arya kepada Nina

kakaknya. Selain jahil Arya pun sangat bandel sampai ia pernah

dibawa ke psikolog dan sempat untuk mengganti namanya tetapi

tidak berhasil. Harapannya agar Arya tidak bandel lagi, tetapi

malah semakin menjadi-jadi. Hal ini ditunjukkan pada kutipan

berikut saat Arya mengerjai pacar Nina.

“Ibu dan Ayah memutuskan untuk mengadakan

selamatan nasi kuning segala. Kang Arya hanya

menyeringai melahap makan nasi kuning itu dengan

nikmat. Toh bandelnya tidak hilang. Malah semakin

menjadi-jadi. Dia pernah meletakkan balon air di

kursi tempat pacarnya Nina duduk. Seluruh kursi

dan celana pacar Nina basah kuyup. Pokoknya kang

Arya bandelnya sudah tak tertolong ... akhirnya

Ayah dan Ibu putus asa. Dia kembali dipanggil

dengan nama Arya”45

Saat dewasa ia membutuhkan waktu yang cukup untuk

menambatkan hati kepada seorang perempuan yang ia piph, sampai

ia dilangkahi oleh Nadira adiknya sendiri. Tetapi semakin

bertambahnya usia Arya memantapkan hati untuk melamar

perempuan pujaan hatinya yaitu Amalia.

44

Ibid, hlm. 250 45

Ibid, hlm. 251

Page 79: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

66

e. Utara Bayu

Utara Bayu atau biasa dipanggil Tara adalah anak dari

keluarga Triyanto Abimanyu dan Aryanti. Tara adalah Seorang bos

dan teman bagi Nadira.

Seandainya saja yah, seandainya saja putra sulung

mereka yang jangkung, berhidung lancip, dan

bermata hitam dan tajam itu segera menyusul

adiknya yang lebih dahulu berumah tangga. Utara

Bayu, lelaki yang halus budi itu, adalah impian

banyak perempuan dan banyak calon mertua.46

Kutipan di atas menampilkan fisik penampilan dari seorang

Utara Bayu. Tara memilik budi pekerti yang baik, tetapi sampai

sekarang ia belum menemukan perempuan yang tepat.

Sebenarnya, Tara juga diam-diam menaruh hati pada Nadira.

Pada saat hari penguburan Kemala, Tara adalah orang yang

selalu berada disisi Nadira. Hal ini menunjukkan bahwa Tara

memiliki hati yang tulus. Tara juga orang yang membantu

mencari bunga seruni putih, bunga yang paling disukai Kemala.

“Saya ikut berduka cita.”

“Terimakasih....”

Lalu dia berbisik, “Bunga seruni bisa kamu cari di

sini ... agak jau. Tapi kalau kita ngebut, saya rasa

kita bisa kembali tepat waktu”47

Namun perasaan hati Tara kepada Nadira hingga akhir

tidak pernah tersampaikan, padahal perhatian Tara kepada

Nadira saangat tulus. Pada akhirnya Tara akan melangsungkan

pernikahan dengan Vena rekan kerjanya saat di majalah Tera di

saat Nadira sedang berada di tempat pengasingannya yaitu

Kanada.

46

Ibid, hlm. 214 47

Ibid, hlm. 29

Page 80: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

67

2) Tokoh Tambahan Pendukung

a. Bapak X

Bapak X adalah nama inisial yang digunakan oleh seorang

tahanan penjara. Ia digambarkan sebagai seorang psikiater yang

jahat dan suka membunuh wanita paruh bayah.

“Nad....”

Nadira mengangkat kepalanya.

“Dia bukan seorang psikiater biasa. Dia seorang

jenius.”

“Saya bisa menghadapi dia, Bang Ray...,

percayalah....”

“Hm...” Ray menhenguk isi mapnya yang berisi

laporan dan foto-foto korban pembunuhan. “Korban

yang paling baru bernama Muryani Handoko, 52

tahun, ibu seorang anak lelaki. Dia ditemukan tewas

di rumahnya dua pekan lalu, 10 Juni 1994. Bapak X

mengaku telah mencekik Muryani”48

Kutipan di atas menggambarkan kejahatan yang pernah

dilakukan oleh Bapak X. Watak yang dimiliki oleh Bapak X sangat

kejam karena ia memiliki masa kecil yang sangat buruk. Pada saat

Bapak X berumur 9 tahun ia dihukum karena terlambat pulang

sekolah dan hukumannya sangat menyakitkan dan menjadikan

dendam di dalam hatinya.

“Jadi karena masa kecil anda yang buruk, Anda

mempunyai dorongan untuk mmbunuh setiap

perempuan yang sudah berusia senja; yang memiliki

anak lelaki tunggal seperti anda?”49

“Ceritakan bagaimana kakakmu yang kau benci itu

menjerit, melengking..., dan kau pastilah anak yang

selalu harus membereskan semua persoalan

keluargamu....,” 50

Kutipan diatas menunjukkan selain Bapak X memiliki sifat

kejam, ia pun memiliki sifat misterius karena Bapak X dengan

percaya diri ia seperti mengetahui segala hal tentang keluarga

48

Leila, S. Chudori, op cit., hlm. 103 49

Ibid, hlm. 106 50

Ibid, hlm. 109

Page 81: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

68

Nadira. dari analisis yang penulis lakukan bahwa tokoh Bapak X

yang muncul dalam cerpen “Tasbih” hanya sebatas tokoh yang

memang tambahan tidak mempengaruhi karakter tokoh utama.

b. Tito Putranto

Tito adalah seorang pengusaha yang kaya raya tetapi ia

kejam. Ia terjerat kasus pembunuhan terhadap Januar. Tetapi ia

tidak merasa membunuh Januar karena dia hanya menjalankan

tugasnya dengan menyuruh orang suruhannya agar dia tidak

mengkhianati janji.

“Ia maksud saya...,.” darah Nadira mulai naik ke

ubun-ubun melihat betapa dinginnya bandit ini,

“Januar disiksa oleh ketiga orang suruhan anda, atas

perintah Anda... ”

“Bukan disiksa.., hanya diberi pelajaran agar dia

menghormati perjanjian kami!”51

Selain sifat kejamnya Tito pun sangat menyayangi ibunya

dan berusaha mengancam membunuh siapapun yang menghina

ibunya saking ia menyayangi ibunya. Kehadiran Tito di dalam

cerpen “Tasbih” merupakan sebagai tokoh tambaan yang membuat

cerita menjadi cerita berbingkai.

Setelah Tito mencium kedua pipinya dengan

lembut, dia membiarkan suster yang mendorong

kursi roda sang ibu membawanya ke luar ruangan.

“Keempat...., aku hanya akan membunuh mereka

yang berani menghina ibuku”52

c. Kris

Kris adalah tokoh yang diceritakan dalam cerpen “Sebelah

Pisau”. Kris merupakan rekan kerja Nadira di Majalah Tera. Diam-

diam Kris juga memendam perasaan kepada Nadira.

Gila. Aku lupa menyimpannya. Membuangnya.

Menyembunyikanya. Sinting. Dia pasi menyangka

aku seorang pengintip kehidupan pribadinya.

51

Ibid, hlm 136 52

Ibid, hlm. 137

Page 82: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

69

Nadira terlihat pucat dan bingung. Dia kemudian

pergi meninggalkan ruang desain tanpa permisi.

Aku merasa seperti orang paling dungu di dunia.53

Kutipan tersebut menunjukan sikap Kris sebagai pengagum

rahasia Nadira. ia selalu membuat sketsa tentang Nadira untuk

meluapkan rasa cintanya terhadap Nadira. selain itu sifat perhatian

yang ditunjukkan kepada Nadira ditunjukkan oleh Kris saat

menemani Nadira kea makam ibunya.

Bintik keringat di wajah Nadira itu...., akhirnya aku

mengambil tisu dan, entah bagaimana, tanganku

seperti memiliki ruhnya sendiri, tangan itu

mengusap keringat di kening Nadira. Nadira

perlahan-lahan tersenyum.54

Perilaku yang ditunjukkan oleh Kris disambut baik dengan

Nadira. Kris juga memiliki sikap yang peka akan keadaan sekitar

termasuk ia peka dengan Tara yang menyukai Nadira dan paling

memperhatikan perasaan Tara saat ia tahu Nadira akan menikah

dengan Niko.

Dan aku juga tahu, sosok yang paling merasa

terpuruk karena perkawinan ini adalah Tara. Lelaki

berhidung lancip dan bermata taajam itu tibat-tiba

terlihat murung dan gelap.55

d. Amalia Djuhmana

Amalia adalah wanita yang akan di pinang oleh Arya

Kakak Nadira. sekian lama Arya membujang akhirnya ia

menemukan tambatan hatinya yaitu Aamalia. Tokoh Amalia

muncul dalam cerpen “At Pedder Bay”

Saya sudah pernah bertemu dengan Amalia. Dia

sangat cantik, rambut panjang, dan ... she has

fantastic smile. Amalia adalah mahasiswa Ekonomi

di Bandung. Dia belum selesai kuliah dan Arya

53

Chudori. op. cit., hlm. 191 54

Ibid, hlm. 199 55

Ibid, hlm. 205

Page 83: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

70

melamarnya.56

Kutipan tersebut menggambarkan penampilan fisik dari

tokoh Amalia. Selain berpenampilan menarik ia memiliki sifat

yang berhati baik. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan berikut.

Amalia harus membela Yu Nina. Bagaimanapun

juga, ia akan menikah dengan keluarga ini.

“Pasti maksudnya baik, Yu... Bukannya dia ingin

aku becerai. Tetapi dia sendiri kan bercerai.

Adiknya, Nadira juga baru saja bercerai...,”57

Amalia adalah gadis yang baik hati dia ingin meluruskan

pembicaraan kaka sepupunya mengenai penilainnya terhadap

keluarga Arya calon suaminya. Dia tidak ingin keluarga barunya

nanti akan di nilai jelek oleh keluarganya sendiri maka dari itu

Amalia membela Yu Nina, calon kaka iparnya.

e. Marc

Marc adalah tokoh tambahan pendukung yang diceritakan

dalam cerpen “At Pedder Bay”. Marc adalah teman lama Nadira

dan baru bertemu kembali di Kanada tepatnya di danau Pedder

Bay.

Marc menanti Nadira. dia sudah mendengar sejarah

Nadira selama 19 tahun yang diringkas dalam dua

jam nadira belum memberikan versi asli yang pasti

isinya berjilid-jilid.58

Marc memiliki sifat peduli terhadap temannya. Hal ini

ditunjukkan ketika Marc bertemu kembali dengan Nadira dan

menjadi pendengar yang baik bagi Nadira. selain itu, Marc

memiliki sifat perhatian dan ini ditunjukkan ketika Marc

memberikan saran agar Nadira pulang ke Jakarta.

“Aku memang harus pulang, Marc...”

Marc tercengang, tapi kemudian tertawa memelukku.

56

Ibid, hlm. 255 57

Ibid, hlm. 245 58

Ibid, hlm. 246

Page 84: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

71

“Pulanglah. Dan segera kembali. Mudah-mudahan saat

kamu pulang, komposisiku sudah selesai”59

5. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara pengarang menceritakan sebuah cerita,

bagaimana menampilkan tokoh, latar, dan peristiwa-peristiwa yang ada

dalam cerita pada pembaca. sudut pandang yang digunakan dalam

kumpulan cerpen 9 dari Nadira karya Leila S. Chudori ialah sudut

pandang persona ketiga “Dia” digunakan dalam pengisahan cerita

dengan gaya “Dia”. Narator atau pencerita adalah seorang yang

menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut namanya. Pada sudut

pandang persona “Dia” mahatahu yaitu pencerita berada diluar diluar

cerita dan melaporkan peristiwa-peristiwa menyangkut semua tokoh.

Si “Dia” dalam kumpulan cerpen 9 dari Nadira ini bernama

Nadira. Penyebutan nama si “Nadira” ini diperkenalkan melalui

percakapan dialog antar tokoh dan juga diperjelas sendiri oleh tokoh

“Nadira”. Hal ini dapat terlihat pada kutipan berikut.

“Bu…”

“Nadira… Kamu kurus sekali.”

“Aku sedang mimpi ya, Bu. Kan seharusnya Ibu sudah

mati…”60

Sudut pandang “dia” terbatas sebagai pengamat yaitu pencerita yang

berada diluar cerita yang mengetahui segala sesuatu tentang diri seorang

tokoh saja baik tindakan maupun batin tokoh tersebut. ketika

mengungkapkan perasaan Nadira setelah peristiwa kematian Ibunya.

Hanya Nadira yang menyadari, ayahnya mendadak lumpuh

dalam hidup. Nadira yang perlahan meniupkan semangat ke

dalam hidup ayahnya dengan terus-menerus

memperlihatkan sikap berguru padanya.61

59

Ibid, hlm. 263 60

Ibid, hlm. 83 61

Chudori. op. cit., hlm. 71-72

Page 85: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

72

Berdasarkan bukti-bukti kutipan di atas menunjukkan bahwa

kumpulan cerpen 9 dari Nadira menggunakan sudut pandang persona

ketiga sebagai “Dia” narator dan maha tau. Penggunaan kata ganti Nadira,

Kang Arya, Ayah, Ibu, Amalia, Marc, Tara, dia, dan ia di dalam empat

cerpen “Melukis Langit”, “Tasbih”, “Sebelah Pisau”, dan “At Pedder Bay”

menunjukkan bahwa penulis menggunakan sudut pandang persona ketiga.

Serta, kemdahan dalam perpindahan antara sudut pandang sesama tokoh

utama ataupun tokoh pendukung menunjukkan bahwa penulis

menggunakan sudut pandan persona ketiga “dia” maha tau.

6. Gaya Bahasa

Dalam kumpulan cerpen 9 dari Nadira sedikit sekali penulis

menggunakan majas tetapi gaya bahasa memiliki khas tersendiri. Dalam

Kumpulan cerpen ini lebih banyak menggunakan bahasa sehari-hari

sehingga sangat mudah dipahami dan diselipkan beberapa istilah bahasa

Belanda oleh Leila S. Chudori. Hal ini terdapat dalam kutipan dialog

berikut.

“Mau minum apa?”

“Lo, dia tahu aku bisa bahasa Indonesia?”

“Kasih dia ouwe…” Kata Bea cekikikan, “aku pilsje.”62

Kutipan di atas menerangkan bawa bahasa yang digunakan mudah

dimengerti dan merupakan bahasa sehari-hari yang disisipkan bahasa

Belanda, walaupun Leila S. Chudori banyak menggunakan istilah Belanda,

ia menggunakan footnote untuk menjelasan arti dari istilah tersebut.

Adapun beberapa majas yang digunakan adalah metafora, Asosiasi,

dan ironi. Metafora adalah pemakaian kata-kata bukan arti sebenarnya

melainkan sebagai lukisan berdasarkan persaman atau perbandingan. Hal

tersebut terapat pada kalimat: “Seandainya aku memiliki seember air berisi

es, aku ingin menyramkannya ke atas kepala burung-burung nazar ini.”63

62

Ibid, hlm. 12 63

Ibid, hlm. 201

Page 86: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

73

Kata “burung-burung nazar” memiliki makna lain yaitu sebagai

pengganti sebutan orang-orang yang suka membicarakan orang lain

sehingga kalimat tersebut mengandung majas metafora. Selain gaya

bahasa metafora, dalam kutipan lain juga terdapat gaya bahasa asosasi

yaitu pernbandingan dua hal yang berbeda tetapi dianggap sama. Hal ini

ditunjukkan pada kutipan berikut ini “Daun mapel berwarna merah sore itu

bertebaran di jalan seperti hamparan kain batik Cirebon.”64

kalimat

“seperti hamparan kain batik” merupakan perbandingan dari kalimat

sebelumnya, dan kalimat ini ditandai dengan penggunaan kata “seperti”

maka disebut dengan majas asosiasis

Gaya bahasa lain yang digunakan oleh Leila S. Chudori adalah ironi.

Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan

maksud berolok-olok. Seperti pada kutipan berikut.

Aku terdiam. Lagi-lagi warna kulitnya agak

menggangguku. Mengga dalam arti menyenangkan, tetapi

merepotkan gejolak darahku.

“Kulitmu seperti lelaku Maroko”

“Ya?”

“Berwarna Bronz…”65

Kutipan tersebut menggambarkan bahwa Kemala sedang mengolok-

olok atau menyindir secara halus kepada Bram karena kulitnya yang

berwarna gelap, tetapi Kemala menyukai itu.

7. Amanat

Dalam suatu karya sastra khususnya cerpen tentu mengandung pesan

yang ingin disampaikan pengaranng melalui karyanya kepada pembaca

maupun pendengar. Pesan itu berupa harapan, nasehat, kritik, dan

sebagainya.

Dalam kumpulan cerpen 9 dari Nadira karya Leila S. Chudor amanat

atau pesan yang dapat diambil dari berbagai perisiwa terjadi dialam cerita

juga banyak sekali. Cerita yang terlhat pada cerpen “Tasbih” adalah agar

64

Ibid, hlm. 259 65

Chudori. op. cit., hlm. 17

Page 87: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

74

mencari ketenangan ketika kita sedang merasa di titik kesedihan ingatlah

sang pencipta dengan berzikir walaupun menggunakan bunga seruni.

Tara melihat jejak air mata di pipi Nadira, sementatra jari-

jarinya sibuk mencabut helai bunga seruni pemberian Tara.

Bibirnya komat-kamit tanpa suara. Semula Tara berniat

menegurnya. Tetapi belakangan dia menyadari: Nadira tak

berada disitu bersamanya. Dia berada di alam lain bersama

mantra yang diucapkannya pada setiap helai seruni itu.66

Kutipan di atas dapat diperole amanat yang ingin disampaikan oleh

pengarang. Pengarang dengan jelas menampilkan tindakan religi yang

dilakukan oleh tokoh Nadira saat dia sedang bersedih dan mengingat

Tuhannya dengan cara berdzikir walaupun menggunakan helaian bunga

seruni. Ada beberapa amanat yang tersirat dari kumpulan cerpen 9 dari

Nadira yaitu kita boleh bersedih jika ditinggal oleh salah satu anggota

keluarga kita tapi jangan terlalu berlarut karena akan berimbas pada

kelanjutan hidup kita.

B. Analisis Hubungan Naratif dengan Ilustrasi pada Kumpulan Cerpen 9

dari Nadira

Pada bagian analisis isi penulis akan menjabarkan hubungan naratif ada di

dalam cerpen seperti peristiwa, tokoh dengan ilustrasi yang ditampilkan.

Penjabaran ini sesuai dengan teori teori semiotik Charles Sanders Peirce yang

mengemukakan tentang jenis tanda, diantaranya sign, object, dan interpretant.

Untuk penelitian ini, penulis memilih 4 ilustrasi yang terdapat pada Kumpulan

Cerpen 9 dari Nadira, diantaranya cerpen “Melukis Langit”, “Tasbih”, “Sebilah

Pisau”, dan “At Pedder Bay”

1. Analisis Ilustrasi

Sebelum menganalisis hubungan naratif dengan ilustrasi pada 4 cerpen 9

dari Nadira penulis akan menganalisis 9 ilustrasi yang dimuat pada setiap

judul kumpulan cerpen 9 dari Nadira karya Leila S. Chudori. Berikut

analisisnya:

66

Ibid, hlm. 138

Page 88: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

75

a. Ilustrasi 1

Gambar 4.1. Ilustrasi Cerpen Mencari Seikat Seruni

Ilustrasi di atas menampilkan sesosok perempuan yang sudah tidak

bernyawa di atas lantai, terlihat juga dari penggunaan efek blur pada objek

perempuan tersebut yang bermakna sudah meninggal. Penggambaran ilustrasi

ini menggunakan teknik full shot, teknik pembuatan gambar dari atas kepala

hingga kaki dan digunakan untuk menunjukan apa yang sedang dilakukan

objek. warna kombinasi coklat dan hitam mendominasi ilustrasi tersebut

bermakna suasana yang sedih penuh misteri dan mencekam. Ilustrasi ini

menggambarkan ibu dari Nadira yaitu Kemala Suwandi sudah dalam keadaan

tidak bernyawa tanpa diketahui penyebab kematiannya.

b. Ilustrasi 2

4.2. Ilustrasi Cerpen Nina dan Nadira

Page 89: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

76

Ilustrasi tersebut menampilkan sesosok perempuan yang tenggelam di

dalam air, terlihat dari efek gelembung yang diciptakan ilustrator pada objek

perempuan tersebut yang berarti ia sedang berada di dalam permukaan air.

Penggambaran ilustrasi ini menggunakan teknik close up, teknik ini digunakan

bila ekspresi wajah atau objek penting secara dramatis dan pembaca

memusatkan perhatian pada objek tersebut. warna kombinasi hijau dan hitam

mendominasi pada ilustrasi tersebut yang menggambarkan kekuatan dan

kesedihan pada sosok wanita tersebut. pemaknaan ilustrasi ini adalah seorang

wanita digambarkan yaitu Nadira yang tenggelam dalam pikirannya

mengingat kembali kejadian buruknya saat ia kecil dengan kakaknya Nadira

yang membuatnya tidak akan lupa akan kejadian tersebut.

c. Ilustrasi 3

4.3.Ilustrasi Cerpen Melukis Langit

Ilustrasi di atas menampilkan sosok perempuan di dalam kamar mandi

dengan keadaan basah kuyup. Penggambaran ilustrasi ini menggunakan teknik

mid shot, teknik dibuat pada objek dari atas kepala hingga pinggang dengan

posisi di samping objek. warna kombinasi pada ilustrasi tersebut adalah

kombinasi coklat dan hitam yang menggambarkan tentang kesedihan dan

ketegaran dari objek tersebut. Pemaknaan ilustrasi ini adalah sosok Nadira

yang sedang melampiaskan kesedihannya di dalam kamar mandi dengan

mengguyurkan air ke badannya hingga basah kuyup.

Page 90: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

77

d. Ilustrrasi 4

4.4.Ilustrasi Cerpen Tasbih

Ilustrasi di atas menampilkan sosok bapak-bapak paruh bayah yang ada

di dalam ruangan sel penjara. Simbol bahwa ia seorang tahanan adalah baju

yang dikenakan objek 213 T yang melambangkan nomor ruang tahanan

penjara. Penggambaran ilustrasi ini menggunakan teknik close up, teknik ini

digunakan bila ekspresi wajah atau objek penting secara dramatis dan

pembaca memusatkan perhatian pada objek tersebut. penggunaan warna

kombinasi coklat dan hitam menggambarkan adanya kemisteriusan dari objek

tersebut dengan pandangan lurus ke depan dan senyuman yang penuh misteri.

Pemaknaan ilustrasi ini adalah sosok Bapak X yang diceritakan di dalam

cerpen “Tasbih” yang memiliki karakter misterius.

e. Cerpen 5

4.5.Ilustrasi Cerpen Ciuman Terpanjang

Page 91: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

78

Ilustrasi tersebut menampilkan sosok perempuan dengan menggapai

tangan-tangan yang ada di atasnya. Penggambaran ilustrasi ini menggunakan

teknik medium shot, teknik ini digunakan karena ilustrasi tersebut diambil dari

atas kepala hingga lutut kaki dan pengambilan dari atas objek. warna yang

lebih dominan pada ilustrasi ini adalah coklat dan hitam yang menggambarkan

kesedihan dan sangat terpuruk. Pemaknaan ilustrasi ini adalah ketika Nadira

sangat terpuruk dilambangkan pada sosok Nadira yang sedang berada di

lubang dan menghadap keatas dengan ekspresi sedin dan hadirnya sosok laki-

laki yang bisa membangkitkan kembali semangat hidup Nadira dengan simbol

tangan yang ada pada ilustrasi tersebut.

f. Ilustarsi 6

4.6.Ilustrasi Cerpen Kirana

Ilustrasi di atas menampilkan tokoh wayang yaitu Candra Kirana.

Candra Kirana adalah putri Raja Daha yang teraniaya oleh ibu tirinya, Paduka

Liku. Candra Kirana memutuskan untuk eksil bersama sejumlah tentara dan

dayang, dan menyamar menjadi seorang lelaki bernama Panji Semirang.

Dalam penyamarannya ia mendirikan perkampungan Asmarantaka sembarii

mencari kekasihnya Pangeran Kediri Inu Kertapati. Ario memilih karakter

Candra Kirana pada cover cerpen “Kirana” sebagai simbol, karena sama

seperti halnya Nadira yang sedang berada pada masalah perselingkuhan

suaminya Niko. Penggambaran ilustrasi ini menggunakan teknik close up,

teknik ini digunakan bila ekspresi wajah atau objek penting secara dramatis

dan pembaca memusatkan perhatian pada objek tersebut. penggunaan

Page 92: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

79

warnanya pun menggunakan kombinasi warna coklat yang menggambarkan

ketegaran pada objek tersebut.

g. Ilustrasi 7

4.7.Ilustrasi Cerpen Sebilah Pisau

Ilustrasi di atas menampilkan sebuah peristiwa dimana Nadira saat

memergoki meja Kris yang penuh dengan gambar dirinya. Teknik pembuatan

ilustrasi ini menggunakan teknik mid shot, teknik dibuat pada objek dari atas

kepala hingga pinggang dengan menghadap ke belakang. Penggunaan warna

pada ilustrasi ini menampilkan kombinasi warna coklat, hitam dan biru yang

memberi kesan adanya komunikasi dan warna cokelat sendiri menunjukan

persahabatan.

h. Ilustrasi 8

4.8.Ilustrasi Cerpen Utara Bayu

Page 93: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

80

Ilustrasi tersebut menampilkan sosok lelaki paruh bayah yang sedang

memandangi album foto dengan raut wajah yang sedih. Teknik pembuatan

ilustrasi ini menggunakan teknik mid shot, teknik dibuat pada objek dari atas

kepala hingga pinggang dengan menghadap ke arah bawah. Penggunaan

warna pada ilustrasi adalah kombinasi coklat dan hitam yang menggambarkan

adanya peristiwa misterius yang membuat objek yang terdapat di ilustrasi

tersebut menjadi gelisah setelah memandang album foto itu.

i. Ilustrasi 9

4.9. Ilustrasi Cerpen At Pedder Bay

Ilustrasi di atas menampilkan sosok wanita yang menjadi objeknya

sedang duduk termenung menikmati tenangnya danau Pedder Bay. Angin

yang berhembus, air danau yang tenang, serta daun yang bergugurang

menjadikan simbol bahwa objek tersebut sedang menikmati ketenangan di

danau Pedder Bay sesuai dengan penggunaan warna yang cerah yaitu warna

biru pada danaunya. Penggambaran ilustrasi ini menggunakan teknik full shot,

teknik pembuatan gambar dari atas kepala hingga kaki dan digunakan untuk

menunjukan apa yang sedang dilakukan objek.

Berdasarkan analisis gambar yang telah dilakukan dari 9 ilustrasi yang

terdapat pada kumpulan cerpen 9 dari Nadira karya Leila S. Chudori

menggunakan 4 teknik dalam penggambara ilustrasi diantaranya: Teknik Full

Shot pada cerpen “Mencari Seikat Seruni” dan “At Pedder Bay; Teknik Close

Up pada cerpen “Nina dan Nadira”, “Kirana”, dan “Tasbih”; Teknik Mid Shot

pada cerpen “Melukis Langit”, “Sebelah Pisau”, dan “Utara Bayu”; Teknik

Page 94: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

81

terakhir adalah Medium Shot pada cerpen “Ciuman terpanjang”. Ilustrasi yang

dibuat oleh Ario merupakan jenis ilustrasi khayalan karena berasal dari proses

daya ciptra imajinatif ilustrator tersebut dan biasanya ilustrasi jenis khayalan

ini bisa dijumpai pada cerita cerpen, novel ataupun prosa lainnya.

Menurut pemaparan Ario Anandito ilustrasi yang ia buat pada kumpulan

cerpen 9 dari Nadira ini dibuat full satu halaman ukuran 13,5 cm x 20 cm

disetiap bagian ceritanya berfungsi sebagai salah satu media untuk pembaca

memahami isi cerita tersebut. penggunaan warna pada semua ilustrasi berupa

warna hitam, coklat, hijau, dan biru. Semua ilustrasi yang ia buat memang

saling berhubungan dengan alur cerita, peristiwa, latar dan unsur intrinsik

lainnya tetapi dari 9 ilustrasi ini ada beberapa ilustrasi yang memiliki

hubungannya dengan yang digambarkan oleh Leila di dalam setiap cerita.

Maka , penulis memilih 4 cerpen yaitu “Melukis Langit”, “Tasbih”, “Sebilah

Pisau”, dan “At Pedder Bay” yang akan dianalisis dan dilihat adanya

hubungan naratif yang ada di dalam cerita dengan ilustrasi yang ditampilkan.

2. Analisis Naratif menggunakan Teori Semiotik Charles Sanders Peirce

Ilustrasi Judul Cerpen

Melukis Langit

Page 95: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

82

Tasbih

Sebilah Pisau

At Pedder Bay

Tabel 4.1 Ilustrasi dalam Kumpulan Cerpen 9 dari Nadira yang diteliti

Page 96: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

83

Berdasarkan teori semiotik Charles Sanders Peirce yang sudah

dipaparkan di Bab Kajian Teoretis maka berikut hasil analisis ilustrasi

menggunakan teori semiotik Charles Sanders Peirce. Alasan menggunakan

teori semiotik Charles Sanders Peirce adalah teori ini memberikan

penggambaran pada tanda-tanda yang muncul dalam sebuah ilustrasi. Selain

itu, alasan lain dalam penggunaan teori Charles Sanders Peirce ini melihat

acuan skripsi mahasiswa bernama Yunus Priyonggo Kartiko Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi yang

berjudul analisis Analisis Semiotik Korupsi terhadap Sampul Majalah Tempo

pada Kasus Simulator SIM. Tinjauan teoretis yang digunakan adalah

semiotika Charles Sanders Peirce yaitu dengan melihat makna atas sign,

object, dan interpretant.

Ilustrasi pada cerpen “Melukis Langit” menampilkan sebuah ilustrasi

seorang wanita yang sedang berada di kamar mandi dengan kondisi tubuh

basah kuyup. Di dalam ilustrasi tersebut terdapat sebuah tokoh yaitu Nadira

yang diceritakan dalam cerpen “Melukis Langit”.

Ilustrasi pada cerpen “Tasbih” menampilkan sebuah ilustrasi seorang

lelaki paruh bayah yang berada di dalam sel penjara yang sedang duduk dan

menggunakan baju tahanan. Ilustrasi ini menampilkan sosok tokoh misterius

yaitu Bapak X dalam cerpen “Tasbih”.

Ilustrasi pada cerpen “Sebilah Pisau” menampilkan sebuah ilustrasi

seorang perempuan yang sedang memergoki meja kerja rekan kerjanya yang

terdapat ilustrasi perempuan tersebut. ilustrasi ini menggambarkan sosok

Nadira dan Kris yang terdapat pada penggambaran cerpen sebilah pisau.

Ilustrasi pada cerpen “At Pedder Bay” menampilkan sebuah ilustrasi

latar tempat. Ilustrasi ini menggambarkan latar dimana Nadira sedang duduk

termenung di tepi danau dengan daun-daun yang berguguran.

a. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Sign

Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata

kasar, keras, lembut, lemah, dan merdu. Ilustrasi pertama yang akan di

bahas adalah cerpen “Melukis Langit”. Qualisign yang ada pada ilustrasi

Page 97: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

84

cerpen ini seperti yang terlihat, ilustrasi ini terdapat satu objek yaitu sosok

perempuan setengah badan yang memiliki rambut terurai panjang

berwarna hitam berdiri di depan bak mandi dengan kedua tangannya

menggenggam kedua sisi bak mandi. Warna kulit wanita ini putih dengan

wajah terdapat guratan berwarna coklat di bagian kepalanya. Begitu pula

di bagian badan yang menyamping nampak guratan garis berwarna coklat.

Pada latar belakang gambar/background ilustrasi pada cerpen ini

menampilkan warna coklat kombinasi hitam yang melambangkan

kesedihan, lemah, kehabisan energi, dan kotor. Hal ini berkaitan dengan

tokoh yang diceritakan dalam cerpen “Melukis Langit” karena

keterpurukannya menghadapi situasi keluarganya sendiri. Ilustrasi tokoh

Nadira ini terlihat basah kuyup dan berada di dalam kamar mandi.

Ekspresi wajah yang menangis dengan mata terlihat sayu menandakan

kesedihan yang teramat dalam yang dialami tokoh Nadira tersebut.

Sementara pada ilustrasi cerpen “Tasbih” terdapat satu objek

seorang figur laki-laki yang memiliki rambut berwarna putih tengah duduk

dengan kedua tangan yang menggenggam. Warna kulit laki-laki coklat

agak muda dengan wajah terdapat guratan keriput di bagian dahi dan

terdapat kantung mata yang tebal dari guratan tersebut di bawah matanya.

Pada latar belakang gambar/background ilustrasi pada cerpen ini

menampilkan warna yang berdominan kombinasi hitam dan abu-abu yang

melambangkan tenang, serius, dan penuh dengan misteri. Hal ini berkaitan

dengan tokoh yang diceritakan dalam cerpen “Tasbih” muncul sosok

misterius yaitu Bapak X. Pada ilustrasi ini menampilkan sosok yang

misterius seolah-olah sedang berbicara kepada siapapun yang melihat

ilustrasi ini. Ekspresi wajah dengan sedikit melekukan senyum

menunjukan gigi putihnya seolah dia tidak melakuakan kesalahan apa-apa

yang membuatnya berada di dalam ruang sel tahanan.

. Ilustrasi ketiga pada cerpen “Sebilah Pisau” terdapat dua objek

seorang laki-laki dan perempuan yang memiliki rambut hitam tengah

melihat ke arah meja kantor dan tidak menampilkan wajahnya. Pada latar

Page 98: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

85

ilustrasi pada cerpen ini teradapat sebuah meja kantor dengan posisi di atas

meja penuh dengan gambar-gambar. Terdapat 7 gambar yang ada di atas

meja itu dengan berbagai macam bentuk dari mulai bibir, kaki, wajah dan

matanya yang di gambar dari beberapa angle. Ilustrasi ini pun

menampilkan kombinasi warna coklat, hitam dan biru yang memberi

kesan adanya komunikasi dan warna cokelat sendiri menunjukan

persahabatan. Hal ini berkaitan dengan tokoh yang diceritakan dalam

cerpen “Sebilah Pisau” yaitu muncul sosok bernama Kris rekan kerja

Nadira di Majalah Tera. Pada ilustrasi ini menggambarkan sosok laki-laki

yang sedang berkomunikasi dengan seorang perempuan, digambarkan

tingkah laku dari laki-laki itu kepada perempuan tersebut dengan menahan

sosok perempuan itu untuk mendekati meja kerjanya.

Terakhir pada ilustrasi cerpen “At Pedder Bay” terdapat satu objek

utama yaitu sosok perempuan yang memiliki rambut berwarna hitam

terurai panjang tertiup angin duduk di bawah pohon yang daunnya

berguguran dengan kedua tangan memeluk kedua kakinya dengan

beralaskan daun berwarna kuning yang berguguran. Wanita ini tidak

menampilkan ekspresinya karena ia sedang menoleh ke arah permukaan

air. Latar belakang pada ilustrasi ini terdapat sebuah permukaan air yang

sangat luas berwarna biru. Warna yang ditampilkan pada ilustrasi ini

adalah warna coklat, dan biru yang memberi kesan adanya sebuah

komunikasi dan warna cokelat sendiri menunjukan persahabatan. Hal ini

berkaitan dengan tokoh yang diceritakan dalam cerpen “At Pedder Bay”

yaitu muncul sosok bernama Nadira. Pada ilustrasi ini menggambarkan

seorang perempuan yang sedang duduk termenung di tepi danau.

Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada

tanda. Sinsign yang ada pada ilustrasi cerpen “Melukis Langit” adalah

sosok tokoh Nadira dengan ekspresi wajah yang sendu dengan mata sayu

sembari menangis menggambarkan adanya sebuah peristiwa yang

membuat tokoh Nadira menjadi kalut di dalam sebuah kamar mandi dan

Page 99: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

86

kedua tangannya mencengkram kedua sisi bak mandi menggambarkan apa

yang dirasakan tokoh Nadira benar-benar kalut dan sedih.

Sinsign yang terdapat pada ilustrasi cerpen “Tasbih” adalah sosok

bapak X dengan ekspresi wajah penuh dengan misteri karena ia adalah

seorang tahanan dan dikenal psikopat. Bapak X digambarkan menunjukan

senyuman penuh dengan misteri yang memiliki makna bahwa ada sebuah

peristiwa yang membuat bapak X ini menjadi sosok yang misterius apalagi

dengan kondisi di dalam sebuah sel penjara membangun suasana yang

menyeramkan dan tangannya saling bersentuhan menggambarkan bapak X

ini penuh dengan teka-teki.

Sinsign yang ada pada ilustrasi cerpen “Sebilah Pisau” adalah sosok

laki-laki yaitu Kris yang tidak menampilkan ekspresinya tetapi ia

menunjukkan tingkah laku terhadap seorang perempuan yaitu Nadira yang

menggambarkan ada peristiwa yang membut Kris dalam ilustrasi ini

seakan menahan Nadira untuk mendekati meja kerjanya. Dalam cerpen

“At Pedder Bay” pun ekspresi tidak ditampilkan di ilustrasi tersebut tetapi

terdapat sosok Nadira dalam ilustrasinya menggambarkan ada sebuah

peristiwa yang membuat Nadira dalam ilustrasi ini duduk termenung.

Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda. Legisign yang

terdapat pada ilustrasi cerpen “Melukis Langit” adalah ruangan kamar

mandi, di dalam kamar mandi yang sederhan Nadira melampiaskan

kesedihannya dengan mengguyurkan air ke seluruh tubuhnya sambil

menangis untuk melampiaskan segala kesedihannya.

Legisign yang terdapat pada ilustrasi cerpen “Tasbih” adalah

ruangan sel penjara yang digambarkan pada ilustrasi tersebut. Dimana

dibalik jeruji sel penjara memang tempat dimana para tahanan itu tinggal

karena hukuman atau sanksi yang dijalani. Dalam ilustrasi tersebut Bapak

X sedang berada di dalam penjara karena ia sedang diwawancarai karena

kasus yang ia lakukan.

Legisign yang terdapat pada ilustrasi cerpen “Sebilah Pisau” adalah

ruang kerja Kris di kantor majalah Tera, tempat dimana Tara mengerjakan

Page 100: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

87

pekerjaannya di ruang kerja tersebut. Ilustrasi ini menggambarkan bahwa

Kris dan Nadira sedang melakukan diskusi di dalam ruang kerja Kris yang

diceritakan pula dalam cerpen “Sebilah Pisau”. Sementara pada ilustrasi

“At Pedder Bay” Legisign yang muncul adalah latar tempat di sebuah

danau yang biasanya menjadi tempat wisata yang menarik tetapi bagi

Nadira justru menjadi tempat untuk merenung di tepi danau.

b. Hasil Analisis Berdasarkan Klasifikasi Object

Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan “rupa”

sebagaimana dapat dikenali oleh para pemakainya. Ikon pada ilustrasi

cerpen “Melukis Langit” adalah gambaran dari seorang wanita muda

dengan rambut panjang yang digerai memakai baju lengan pendek dan

bawahan rok mirip dengan tokoh Nadira yang diceritakan dalam cerpen

tersebut.

Nadira sangat sedih dengan kematian ibunya dan mengurus ayahnya

seorang diri di rumah karena setelah kematin ibunya kakaknya Nina dan

adiknya Arya pergi meninggalkan mereka di rumah. Nina yang kembali

lagi ke New York untuk melanjutkan studinya dan Arya kembali ke dalam

hutan menjadi seorang ahli hutan.

Ikon pada ilustrasi cerpen “Tasbih” adalah gambaran dari seorang

tokoh bapak paruh baya yang rambutnya sudah mulai memutih

menggunakan baju tahanan karena ada kode tahanan 213 T di baju tahanan

lengan pendek yang ia kenakan mirip dengan tokoh Bapak X yang

diceritakan dalam cerpen tersebut.

Bapak X dulunya seorang psikiater, kejahatan yang ia lakukan

adalah selalu membunuh wanita paruh bayah. Ia hanya mau diwawancarai

oleh Nadira seorang wartawan majalah Tera dan memang Nadira senang

melakukan pekerjaan mewawancarai tindakan kasus-kasus kriminal

ketimbang kasus korupsi dan sejenisnya.

Ikon pada ilustrasi cerpen “Sebilah pisau” adalah gambaran situasi

di dalam ruang kerja Kris yang terdapat meja kerja dan kursinya, lampu

baca, dan di bawah kolong meja tersebut terdapat tempat sampah. Saat

Page 101: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

88

sedang berdiskusi dengan Nadira di dalam ruang kerjanya, Nadira

mendekati meja kerja Kris dan melihat beberapa gambar yang mirip

dengannya di atas meja itu, lalu Kris ingin menahan Nadira untuk tidak

mendekat meja kerjanya tapi apalah daya Nadira sudah terlanjur melihat

semua gambar dirinya yang terdapat di meja tersebut. sedangkan ikon

dalam cerpen “At Pedder Bay” adalah gambaran dari suasana danau dan

ada sosok Nadira yang sedang duduk di tepi danau sambil memeluk kedua

kakinya. Angin berhembus menerpa daun-daun yang berguguran

menjadikan suasana menjadi sendu.

Indeks adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau

eksistensi di antara representamen dan objeknya. Indeks pada ilustrasi

“Melukis Langit” ini, melalui pakaian yang dikenakan yaitu baju lengan

pendek dan bawahan rok melambangkan bahwa tokoh yang terdapat dalam

ilustrasi ini adalah sosok wanita. Rambut panjang berwarna hitam yang

terlihat kusut dan basah memberikan arti bahwa sosok wanita ini sedang

tidak melakukan kegiatan yang seharusnya dilakukan kegiatan di kamar

mandi misalnya membersihkan badan atau mandi karena sosok wanita ini

masih memakai pakaian lengkap dan pakaiannya pun basah kuyup.

Indeks pada ilustrasi “Tasbih”, melalui pakaian yang dikenakan

yaitu baju tahanan lengan pendek dan terdapat nomor kode tahanan 213 T

yang melambangkan bahwa tokoh ilustrasi ini adalah seorang tahanan.

Rambut yang mulai memutih memberikan arti bahwa laki-laki ini sudah

berumur kisaran 60 tahun. Ekspresi yang diperlihatkan pada tokoh ini

seolah-olah ia sedang diwawancarai atas kasus yang menimpanya di dalam

sebuah sel penjara. Indeks pada ilustrasi cerpen “Sebelah Pisau” adalah

benda-benda di dalam ruang kerjanya, khususnya yang ada di atas mejanya

terdapat gambar sketsa Nadira tokoh rekan kerja Kris yang diceritakan

dalam cerpen “Sebilah Pisau” mengagumi sosok Nadira. Sementara

indeks yang ada pada ilustrasi cerpen “At Pedder Bay” adalah danau yang

bernama At Pedder Bay yang menjadikan tempat dimana Nadira sedang

Page 102: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

89

bimbang karena ia harus memutuskan suatu keputusan apakah ia akan

pulang ke Jakarta atau tidak.

Simbol adalah tanda yang dirancang untuk menjadikan sumber

acuan melalui kesepakatan atau persetujuan hubungan antara penanda atau

petanda lainnya. simbol yang muncul dalam ilustrasi “Melukis Langit”

adalah sosok wanita yang sedang menangis di kamar mandi. Gambar

ilustrasi ini sangat jelas mendeskripsikan sosok tokoh Nadira yang sedang

menangis di dalam kamar mandi dengan keadaan pakaian yang basah

kuyup. Ekspresi pada sosok Nadira dalam ilustrasi ini dengan pakaian

yang basah kuyup dan berurai air mata dan kedaan rambutnya pun kusut

tak beraturan menandakan kesedihan yang teramat dalam dirasakan oleh

Nadira dengan mata sayunya ia melamun sembari dengan pandangan

kosong dan memegang erat sisi bak mandi memberi kesan Nadira sedang

memikirkan sesuatu hal yang menyakitkan yang pernah ia alami di dalam

hidupnya.

Simbol yang muncul dalam ilustrasi “Tasbih” adalah laki-laki paruh

bayah yang sedang diwawancarai di dalam sebuah sel penjara karena

kasus kejahatan yang ia lakukan. Ekspresi dari bapak X terlihat tersenyum

dan menunjukan gigi putih kepada lawan bicaranya seolah ia tidak

melakukan tindakan kriminal. Dengan bola mata yang tajam ia

menunjukan bahwa keseriusan ia saat diwawancara dan penuh dengan

misteri. Sehingga lawan bicara bapak X ini merasa terintimidasi atas

jawaban-jawaban yang diberikan. Simbol yang muncul dalam ilustrasi

cerpen “Sebilah Pisau” adalah saat Nadira memergoki meja kerja Kris

yang penuh dengan gambar dirinya. Memang di dalam ilustrasi ini tidak

menampakkan ekspresi tokoh yang ada dalam ilustrasi tersebut tetapi

terlihat dari tingkah laku Kris yang mencoba menahan Nadira untuk tidak

mendekati ruang meja kerja terebut. Sementara pada ilustrasi cerpen “At

Pedder Bay” simbol yang muncul pun tidak menampakkan ekspresi tokoh

tetapi dilihat dari tingkah laku dari sosok Nadira yang sedang duduk

termenung di tepi danau At Pedder Bay dan memandang ke danau itu.

Page 103: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

90

c. Interpretasi penulis

Dari pemaparan terhadap ikon, indeks, dan simbol di atas, maka

penulis melihat bahwa gambar ilustrasi pada cerpen “Melukis Langit”,

“Tasbih”, “Sebilah Pisau” , dan “At Pedder Bay” dijabarkan sebagai

berikut.

Ilustrasi pada cerpen “Melukis langit” adalah ilustrasi seorang tokoh

yang diceritakan di dalam cerpen tersebut yaitu Nadira. Petanda yang ada

pada gambar ilustrasi tersebut adalah sosok wanita yang berbaju lengan

pendek dan menggunakan rok dengan kondisi basah kuyup dengan

ekspresi sedih yang ditampakkan dalam wajahnya, sosok itu adalah

Nadira. Pada ilustrasi tersebut penulis menginterpretasikan adanya

hubungan karakter yang di ceritakan dalam cerita pendek “Melukis

Langit”

Kematian ibunya yang mendadak telah membuat Nadira

begitu tua. Sejak penguburan ibunya setahun silam,

lingkaran hitam di bawah kedua matanya tak pernah

hilang. Dan sejak kematian itu pula, Nadira memandang

segala sesuatu dimukanya tanpa warna. Semunya tapak

kusam dan kelabu.

Arya semakin serin betapa didalam hutan dan seperti tak

ingin keluar lagi dengan alasan hutan jati di Indonesia

membutuhkan insinyur kehutanan seperti dia. Arya menjadi

anggota keluarga Suwandi yang lama sekali membujang.

Nina tak berminat pulang ke Jakarta. Nina tak pernah

berminat dengan apapun di Indonesia. Nadira menganggap

kakaknya masih terluka akibat kepergian ibunya yang

begitu mendadak.

Hanya Nadira sendiri yang menghadapi ayahnya. Nadira

memperhatikan tawa ayahnya yang terkekeh-kekeh itu

sebagai sebuah upaya untuk mengusir air matanya yang

selalu mendesak keluar.67

Pada kutipan tersebut Nadira merasakan beban yang sangat berat

setelah ditinggal kematian ibunya, dimana kakak dan adiknya

meninggalkan Nadira bersama ayahnya. Sosok wanita yang berada dalam

keadaan basah kuyup dengan ekspresi sedih itupun tergambar jelas karena 67

Ibid, hlm. 77-78

Page 104: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

91

peristiwa itu. Karena peristiwa tersebutlah Nadira menjadi sosok wanita

yang memiliki karakter kuat dan tegar saat menghadapi peristiwa pelik

dalam hidupnya.

Hanya Nadira yang menyadari, ayahnya mendadak lumpuh

dalam hidup. Nadira yang perlahan meniupkan semangat ke

dalam hidup ayahnya dengan terus-menerus memperlihatkan

sikap berguru padanya.68

Pada kutipan di atas menunjukan karakter Nadira yang sangat sabar

dan setia menemani ayahnya dalam keadaan apa pun, padahal dirinya

sendiri pun batinnya terguncang dengan berbagai macam permasalahan

yang ia hadapi. Nadira selalu berbakti kepada orang tua dengan

memperhatikan keadaan ayahnya walaupun Nadira sendiri tak kuasa

membendung air matanya.

Hanya Nadira sendiri yang menghadapi ayahnya. Nadira

memperhatikan tawa ayahnya yang terkekeh-kekeh itu

sebagai sebuah upaya untuk mengusir air matanya yang

selalu mendesak keluar.69

Penggunaan warna coklat kombinasi hitam dalam background

gambar ilustrasi tersebut memiliki makna yang melambangkan kesedihan.

Penulis menginterprestasikan warna tersebut membawa suasana sedih bagi

yang melihat ilustrasi ini, dan sosok wanita yang ada di dalam ilustrasi

tersebut berhubungan dengan warna dari background ilustrasi tersebut

dengan menampakkan ekspresi sedih.

Nadira sebagai tokoh yang ada di ilustrasi tersebut walaupun ia kuat

dalam menghadapi berbagai permasalahan hidupnya ia pun pernah merasa

terpuruk karena Nadira memiliki trauma mendalam waktu kecil ia

dihukum oleh kakaknya Nina dengan mencelupkan kepalanya ke jamban

berisi kencing karena dituduh mencuri.

Nadira pun memiliki watak yang baik hati dan penyayang kepada

ayahnya saat sepulang dari kerja ia selalu membelikan kue kesukaan

68

Chudori. op. cit., hlm. 71-72 69

Ibid, hlm. 73

Page 105: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

92

ayahnya yaitu kue Lagsana buatan tempat kantor ayahnya dahulu. Saat

Nadira ingin memberikan kuenya, ayah Nadira selalu menatap layar

televisi dan tidak menggubris kehadiran Nadira dan kue Lagsananya.

Sebagai seorang perempuan ia merasa hancur saat ia ingin mengurusi

ayahnya sendiri tetapi ia malah tidak dianggap saat itulah terekam kembali

dalam ingatan Nadira akan hukuman yang diberikan kakaknya tersebut

lalu Nadira pun langsung masuk ke kamar mandi dan mengguyur seluruh

tubuhnya dengan air dingin sambil menangis.

Nadira diam. Lalu dia menyambar handuk dan masuk ke

kamar mandi. Segayung air dingin yang dibanjurkan ke

mukanya bercampur dengan air hangat yang mengalir

membasahi pipinya.70

Ayahnya menepis tangan anaknya. Piring itu terpental dan

pecah berkeping-keping. Kue-kue itu, lasagna itu bertebaran

dan celemotan di lantai. Nadira tercengang. Lebih-lebih

ketika melihat ayahnya berjngkok, memunguti kue itu satu

persatu dan meletakkannya kembali ke atas piring,

sementara pipinya basah.

Nadira berlari ke kamar mandi. Dicelupkan kepalanya ke

dalam bak mandi. Lantas diangkatnya. Kali ini ia baru

menyadari, ini kebiasaan yang terjadi karena dia terbiasa

dihukum dengan mencelupkan kepalanya ke jamban berisi

kencing.

Dia mencelupkan kepalanya. Semua gelap-gulita seperti

tinta gurita . dicelupkan kepalanya. Lagi. Lagi. Berkali-

kali.71

Sampai pada akhirnya kejadian seperti ini pun tidak hanya terjadi

sekali saja bahkan kue Lagsana yang pernah Nadira berikan kepada

ayahnya pun pernah di lempar begitu saja dan Nadira pun lemah tak

berdaya menghadapi ayahnya sampai-sampai ia kembali melakukan

tindakan yang pernah dilakukan kakaknya untuk Nadira yaitu

mencelupkan kepalanya dan ia merasa semua kehidupan ini gelap sama

seperti yang diinterpretasikan lewat ilustrasi tersebut.

70

Chudori. op. cit., hlm. 74 71

Chudori. op. cit., hlm. 91

Page 106: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

93

Saat melihat ilustrasi pada cerpen “Tasbih” penulis melihat bahwa

gambar ilustrasi pada cerpen tersebut adalah ilustrasi seorang tokoh yang

diceritakan di dalam cerpen tersebut yaitu Bapak X. Petanda yang ada

pada gambar ilustrasi tersebut adalah sosok laki-laki paruh bayah yang

menggunakan baju tahanan dengan kode tahanan 213 T dengan senyuman

memperlihatkan semua gigi putihnya menunjukan seolah ia tidak

melakukan kejahatan. Pada ilustrasi tersebut penulis menginterpretasikan

adanya hubungan karakter dengan Bapak X yang diceritakan pada cerpen

Tasbih.

Nadira menatap wajah Bapak X. Wajah lelaki berusia 62

tahun itu telah terpampang di berbagai media. Entah

bagaimana, Bapak X selalu tersenyum menunjukkan

rangkaian gigi putihnya setiap kali kamera mengarah

padanya. Seolah tak ada yang lebih membuatnya bangga

daripada tertangkap dan disorot oleh berbagai kamera

televisi. Tetapi dia hanya ingin diwawancarai oleh satu

orang.

“Nadira Suwandi…”

Suara Bapak X berat, berirama seperti seorang penyanyi.

Dia menatap Nadira. Dan Nadira memandangnya tanpa

rasa takut.

“Akhirnya saya mendapat anugerah yang sudah lama saya

inginkan,” Bapak X memejamkan matanya, seperti

menikmati kehadiran Nadira. Nadira berusaha tidak

terpengaruh oleh gaya teatrikal Bapak X.72

Pada kutipan tersebut Nadira nampaknya akan mewawancarai

Bapak X. Bapak X tidak mau diwawancarai dengan siapapun kecuali

dengan Nadira entah alasannya karena apa. Nadira pada waktu itu

menerima tawaran untuk melakukan wawancara dengan bapak X karena

ia senang melakukan wawancara dengan kasus tindakan kriminal. Belum

sempat Nadira memberikan pertanyaan, Bapak X sudah menyambut

Nadira dengan ucapan yang sangat misterius.

“Kamu tak ingin tahu kenapa saya saya meminta bertemu

denganmu?”

Nadira menggeleng.

72

Ibid, hlm. 104

Page 107: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

94

“Itu penting. Sangat penting. Kamu perempuan istimewa.

Yang sudah menulis cerita pendek sejak kecil, dan

mempunyai dua orang kakak yang pasti merasa menjadi

bayang-bayangmu… Saya tebak, pasti kakak

perempuanmu bukan kakak yang menyenangkan. Dan saya

yakin, seumur hidupmu, kamu adalah sosok yang

gelisah.”73

Pada kutipan di atas menunjukkan karakter Bapak X yang memiliki

karakter yang sok tahu akan kehidupan orang lain. Selain itu, Bapak X

juga memiliki trauma saat ia masih kecil terhadap ibunya sehingga ia

melakukan kejahatan kriminal yaitu membunuh perempuan paruh bayah

yang menurut pandangan Bapak X ini telah jahat kepada anak laki-

lakinya. Bapak X begitu kejam dan tidak peduli kepada korban-korban

yang ia bunuh sampai ia menceritakan secara detail kepada Nadira cara

dia membunuh korbannya.

“waktu kali pertama saya merobek mulut Meidina Satya,

rada susah…., agak liat. Jadi saya harus menggunakan

kedua tangan saya …,” Bapak X bercerita dengan

semangat, matanya berkilat-kilat girang dan kedua

tangannya memberikan contoh bagaimana ia menguakkan

bibir korbannya.74

Penggunaan warna yang digunakan pada ilustrasi ini dominan

warna hitam dan abu-abu memiliki makna penuh dengan misteri. Penulis

menginterprestasikan warna tersebut membawa suasana yang membuat

banyak teka-teki dan ekspresi dari tokoh yang tergambar melalui ilustrasi

tersebut berhubungan dengan karakter yang diceritakan di dalam cerita

pendek Tasbih.

Bapak X merasa senang ada hadirin yang sungguh berminat

pada ucapannya. Dan “Hadirin” itu bernama Nadira

Suwandi. Itu membuat dia terangsang untuk berkisah.75

Bapak X tokoh yang diceritakan di dalam cerita pendek “Tasbih”

adalah sosok misterius karena ia mengetahui segala kehidupan Nadira dan

73

Chudori. op. cit., hlm. 106 74

Ibid, hlm. 107 75

Ibid, hlm. 110

Page 108: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

95

kasus kematian ibunya. Maka dari itu saat Bapak X diwawancarai oleh

Nadira, ia merasa lebih terbuka untuk berkisah di depan Nadira.

“Kamu membencinya…,” Bapak X terlihat menikmati raut

muka Nadira yang berkeringat.

Nadira mulai masuk ke dalam arena yang dibentangkan

Bapak X. psikiater itu pasti cerdas dan licik. Seperti tukang

sihir dalam dongeng anak-anak Hansel dan Gretel, yang

membujuk lidah anak-anak dengan rumah gula-gula. Bapak

X tahu betul, ada sesuatu yang hitam dan membusuk di

dasar hati Nadira yang perlu dicungkil dan dikeluarkan.76

Bapak X adalah seorang psikiater dan dia sangat cerdas dan licik

untuk menggali segala informasi yang ada pada kehidupan Nadira.

Karakter yang terlihat jelas dari ilustrasi dan apa yang diceritakan dari

cerita pendek ini adalah ketika Bapak X berhasil untuk membuka semua

kehidupan yang ada pada lawan bicaranya yaitu Nadira. Dan ia merasa

puas karena sudah mengetahui kehidupan pahit yang dialami oleh Nadira

dan tergambarkan lewat ilustrasi yang menampakkan Bapak X tersenyum

penuh dengan kelicikan dengan memperlihatkan gigi putihnya itu dan

Nadira pun akhirnya luluh dan tidak bisa menahan diri untuk tidak

menceritakan semua kisah pahitnya itu.

Bapak X perlahan tersenyum. Nadira sudah masuk dalam

genggamannya. Alangkah lezatnya. Bapak X menahan diri

untuk tidak menyentuh jari-jaro Nadira, khawatir Nadira

terbangun dari keasyikannya.77

Sedangkan pada ilustrasi “Sebilah Pisau” penulis melihat gambar

ilustrasi pada cerpen ini adalah ilustrasi seorang tokoh yang diceritakan di

dalam cerpen yaitu Kris. Petanda yang ada pada gambar ilustrasi tersebut

adalah sosok perempuan yang melihat banyak gambar yang

menggambarkan dirinya sendiri di atas meja kerja rekan kerjanya. Pada

ilustrasi tersebut penulis menginterpretasikan adanya hubungan karakter

76

Ibid, hlm. 118 77

Ibid,

Page 109: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

96

terhadap tokoh laki-laki yang ada pada ilustrasi dengan Kris yang

diceritakan pada cerpen “Sebilah Pisau”.

Nadira diam. Dia malah berdiri dan menghampiri mejaku.

Tiba-tiba matanya membelalak. Matanya berpindah dari satu

gambar ke gambar lain. Semuanya, oh hampir semua lembar

sketsaku menggambarkan Nadira atau kegiatan Nadira.

Kakinya. Wajahnya. Matanya.

Gila. Aku lupa meyimpannya. Membuangnya.

Menyembunyikannya. Sinting. Dia pasti menyangka aku

seorang pengintip kehidupan pribadinya.78

Pada kutipan tersebut tergambar peristiwa dimana Kris mengalami

salah tingkah ketika Nadira melihat kondisi meja kerjanya yang penuh

dengan sketsa wajah Nadira. Penggambaran tokoh pada cerpen “Sebilah

Pisau” menggambarkan bahwa ia mengalami salah tingkah dan

diinterpretasikan pada ilustrasi cover cerpen “Sebilah Pisau”. Di dalam

ilustrasi tersebut tidak memunculkan ekspresi wajah dari seroang Kris

tetapi lewat tingkah laku Kris yang mencoba menahan Nadira untuk tidak

mendekati mejanya menggambarkan bahwa ia salah tingkah dan

sebenarnya ia mengagumi Nadira dan karakter Kris pun muncul yaitu

pengagum rahasia Nadira.

Aku bertemu dengan Nadira pada tahun 1989. Dia meluncur

di hadapanku sebagai sosok yang memasuki dunia

jurnalisme dengan penuh daya hidup.79

Kali pertama kami bertukar kata ketika Nadira ikut antre di

meja panjang, tempat makanan katering disediakan di setiap

Jumat dan Sabtu malam. Dia satu-satunya yang antre sambil

membaca buku sembari maju selangkah demi selangkah

setiap kali antrean semakin mendekati meja.

Ketika dia terlalu lama tidak maju, padahal antrean sudah

panjang, aku mendehem. Nadira agak terkejut dan menoleh.

Secara spontan dia mengatakan maaf sembari mengambil

satu langkah besar. Dan saat itu, dia baru menyadari

kehadiran orang lain di luar bukunya yang mengisap

perhatian dia.80

78

Ibid, hlm. 190 79

Chudori. op. cit., hlm. 184 80

Ibid, hlm. 186

Page 110: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

97

Pada kutipan tersebut menggambarkan peristiwa pertemuan pertama

kali Kris dengan Nadira dan pertama kalinya juga Kris berbicara dengan

Nadira. Dan pada momen seperti ini Kris memanfaatkan untuk

berinteraksi dengan Nadira saat mengantre makanan karena pekerjaan ia

lebih sibuk dengan ilustrator dan desain ketimbang dengan para reporter.

Dari perilaku yang ditunjukan oleh Kris maka dapat dipastikan Kris

mengagumi sosok Nadira. Kris memang bukan tipe laki-laki yang

ekspresif tetapi lewat perilakunya bisa di terlihat bahwa ia begitu perhatian

dengan Nadira. Seperti ketika Kris menawarkan teh kepada Nadira,

memperhatikan riset yang dibutuhkan reporter untuk laporan utamanya,

bahkan yang lebih ekstrim lagi Tara gemar mengecek kelompok reporter

yang duduk di dekat meja Nadira dibanding kelompok reporter yang

duduk di sebelah barat.

Tetapi karena dia tidak ekspresif, maka kami melihat sebuah

perbedaan ketika Tara menawarkan Nadira untuk minum teh

hangat saat Jakarta dihajar hujan; atau memperhatikan riset

apa yang dibutuhkan sang reporter dalam sebuah laporan

utama; atau kecenderungan Tara untuk lebih gemar

mengecek kelompok reporter yang duduk di dekat jendela

(dekat meja Nadira) dibanding kelompok reporter yang

duduk disebelah barat.81

Tetapi setelah peristiwa kematian ibu Nadira dua tahun setelah ia

bekerja di Majalah Tera, Nadira berubah menjadi sosok wanita yang tidak

Kris kenal. Kris memperhatikan Nadira tetapi ia tidak berani untuk

menegur Nadira sehingga ia melampiaskan dengan cara menggambar dan

menggambar tapi tak pernah berhasil. Pada suatu waktu Kris

meninggalkan sketsa yang ia buat dan ditinggalkan di atas meja untuk

menghibur Nadira.

Perhatian yang diberikan oleh Kris kepada Nadira selalu

ditunjukkan kepada Nadira tetapi Nadira tidak menganggap itu hal yang

81

Ibid, hlm. 187

Page 111: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

98

spesial. Perhatian Kris pun begitu dalam dan Kris tidak berani

mengungkapkan perasaannya kepada Nadira.

Aku juga menunduk dan pura-pura berdoa meski ekor

mataku mencuri pandang dan memperhatikan Nadira.

Hanya beberapa menit, lalu dia meletakkan sketsa buatanku

di atas makamnya. Bintik keringat di wajah Nadira itu…,

akhirnya aku mengambil tisu dan, entah bagaimana,

tanganku seperti memiliki ruhnya sendiri.82

Berbagai perilaku yang ditunjukan oleh Kris menunjukan karakter

seseorang pemuda yang sedang memendam perasaan secara diam-diam

kepada perempuan yang ia sukai. Dari berbagai kutipan diatas

menunjukkan bahwa Utara Bayu memendam perasaan kepada Nadira

Suwandi.

Terakhir ilustrasi cerpen “At Pedder Bay” penulis melihat gambar

ilustrasi pada cerpen ini adalah ilustrasi seorang tokoh yang diceritakan di

dalam cerpen yaitu Nadira. Petanda yang ada pada gambar ilustrasi

tersebut adalah sosok perempuan yang sedang duduk di tepi memandang

ke arah danau. Pada ilustrasi ini penulis menginterpretasikan tidak adanya

hubungan karakter dengan sosok perempuan yang ada pada ilustrasi

dengan Nadira yang diceritakan pada cerpen “At Pedder Bay”.

Senja sudah tiba. Tetapi bulan Oktober pukul lima sore

masih terang-benderang, meski tubuh sudah rontok oleh

kuliah yang beruntun. Marc dan aku duduk berbantal daun-

daun mapel merah yang empuk dan harum itu, menatap

riak-riak Pedder Bay. Untuk beberapa menit kami tak

berkata-kata.83

Pada kutipan diatas tergambar sebuah peristiwa saat Nadira sedang

bercerita dengan Marc sahabatnya di Kanada. Ia bertemu dan

menceritakan semua kehidupannya dahulu di sebuah danau yang bernama

Pedder Bay. Penggambaran tokoh dalam cerita dengan tampilan

ilustrasinya pun tidak ada hubungannya karena di dalam ilustrasi hanya

ditampilkan sosok Nadira sendiri.

82

Ibid, hlm. 199 83

Chudori. op. cit., hlm. 235

Page 112: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

99

Begitu banyak yang terjadi. Terlalu banyak. Aku

meneruskan pendidikan di Kanada, Marc terbang ke

Universitas Yale. Aku menjadi warga majalah Tera; lalu ibu

memutuskan pergi meninggalkan kami. Aku bertemu

dengan Niko, menikah, bercerai. Aku mempunyai Jodi. Itu

semua kuceritakan pada Marc hanya dalam waktu dua jam.84

Kutipan ini pun menunjukan danau Pedder Bay sebagai saksi

tempat dimana Nadira bercerita dengan Marc tentang kehidupannya, tetapi

dalam ilustrasinya tidak ditampilkan. Pengunaan warna biru pada laut

dalam ilustrasi tersebut memiliki makna persahabatan dan melambangkan

persahabatan antara Nadira dan Marc.

“Ya, ya, kamu pulang untuk menghadiri perkawinan Arya.”

Marc mengangguk cepat - cepat.

“Ada soal lain yang harus kubereskan.”

Kini Marc memandangku dengan tajam. Dia memegang

kedua bahuku, seperti takut kehilangan.

“Ada apa?” dia berbisik. Marc tahu aku akan menyampaikan

sebuah berita buruk.

“Aku harus bertemu dengan Tara…”

Kedua tangan itu terasa membeku. Bola mata Marc perlahan

menjelma menjadi Pedder Bay. Biru, bening dan basah.85

Kutipan tersebut menunjukkan akhirmua Nadira mmbuat sebuah

keputusan di dekat danau Pedder Bay kembali ke Jakarta untuk menemui

Tara dan menyelesaikan urusannya dengan Tara. Danau Pedder Bay

menjadi tempat perpisahan antara Nadira dan Marc. Maka dari itu

penggambaran karakter yang digambarkan di dalam cerpen “At Pedder

Bay” tidak ada hubungannya dengan ilustrasi yang ditampilkan karena

ilustrasi di cerpen tersebut hanya menggambarkan latar tempat dan

penampilan fisik dari Nadira saja.

C. Implikasi terhadap pembelajaran sastra di SMA

Pembelajaran sastra di sekolah sudah seharusnya membangun kondisi siswa

menjadi manusia yang memiliki kecakapan hidup dalam memperluas pengetahuan

di bidang sosial, karena karya sastra banyak dipengaruhi oleh realitas yang terjadi

84

Ibid, hlm. 237 85

Chudori. op. cit., hlm, 263

Page 113: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

100

pada dunia nyata. Kecakapan hidup dikelompokan menjadi lima bagian:

kecakapan mengenali diri atau personal, kecakapan berpikir, kecakapan sosial,

kecakapan akademik, dan kecakapan kejuruan.

Berdasarkan kajian terhadap kumpulan cerpen 9 dari Nadira karya Leila S.

Chudori, kompetensi dasar yang dapat digunakan pembelajaran di sekolah adalah

menjelaskan unsur-unsur intrinsik pembacaan cerpen pada tingkat SMA/MA kelas

XI semester satu dalam aspek melihat dan mendengarkan. Pembelajaran unsur

instrinsik kumpulan cerpen 9 dari Nadira dapat meningkatkan kemampuan siswa

untuk memahami perasaan, imajinasi, kepekaan serta pemahaman terhadap

karakter tokoh yang digambarkan. Ranah kognitif dapat dilihat dari kemampuan

peserta didik memahami dan menafsirkan unsur-unsur intrinsik yang terkandung

dalam pembacaan salah satu cerpen. Setelah diketahui kemampuan pengatahuan

peserta didik dalam memahami, guru mengamati sikap dan tingkah laku peserta

didik selama pembelajaran berlangsung. Bagaimana keterlibatan peserta didik

selama pembelajaran, apakah peserta didik aktif, atau justru peserta didik tidak

tertarik dengan pembahasan yang dipelajari. Pengetahuan dan sikap dapat

ditunjukan dalam pembelajaran berlangsung kemudian dilanjutkan dengan

pengamatan guru terhadap nilai-nilai yang dapat peserta didik terapkan untuk

membangun kebiasaan sehari-hari.

Peranan guru dalam mengawasi peseta didik tidak hanya terjadi saat

pembelajaran di kelas saja. Namun, dilakukan pula kontrol lapangan untuk

membuat kebiasaan baru agar membangun peserta didik menjadi individu yang

lebih baik setelah pembelajaran usai.

Bila dikaitkan antara pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah

dengan kajian kumpulan cerpen 9 dari Nadira karya Leila S. Chudori, peserta

didik dapat menjadikan beberapa cerpen yang ada di dalam kumpulan cerpen 9

dari Nadira sebagai objek kajian untuk membahas unsur intrinsik. Unsur intrinsik

dalam kumpulan cerpen 9 dari Nadira memiliki keragamanan untuk dipahami,

mulai dari tema, alur, tokoh dan penokohan, sudut pandang, serta gaya bahasa

yang digunakan oleh pengarang. Pembahasan intrinsik yang dilakukan peserta

didik dapat menumbuhkan kepekaan terhadap lingkungan sosial, sikap kepekaan

Page 114: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

101

tersebut dapat berupa sikap toleransi, mengahargai, dan tangung jawab. Guru

berperan penting dalam mengarahkan peserta didik untuk menafsirkan data-data

temuan dalam penerapan di kehidupan sehari-hari. Terkadang pembelajaran hanya

berakhir dalam memahami saja, tanpa tahu bagaimana pesan yang dapat

diterapkan di kehidupan sehari-hari yang dialami peserta didik.

Penggunaan metode ceramah ini dilakukan oleh guru untuk memberikan

materi dan informasi mengenai pelajaran yang hendak dibahas lalu didiskusikan

sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran yang baik. Dalam kegiatan diskusi,

tentu saja terdapat proses belajar dari siswa berupa pertanyaan-pertanyaan

sehingga terbentuklah proses tanya jawab antar peserta didik ataupun tanya jawab

antara guru dengan peserta didik. Di akhir kegiatan diskusi, peserta didik dapat

diberikan berupa tugas yang dapat dikerjakan di rumah ataupun dikerjakan saat itu

juga. Hal tersebut bertujuan untuk mengukur hasil yang telah dicapai oleh peserta

didik dari proses belajar.

Pengunaan metode ceramah guru terlebih dahulu menyampaikan mengenai

materi cerpen, mulai dari pengertian, struktur, unsur-unsur dan kebahasaan

cerpen. Setelah menyampaikan mengenai cerpen guru bisa memadukan metode

ceramah dengan metode tanya jawab. Hal ini dilakukan dengan cara menanyakan

kepada siswa adakah yang sudah pernah membuat cerita pendek. Setelah siswa

menjawab, guru mengarahkan siswa untuk membahas mengenai dongeng

Kumpulan Cerpen 9 dari Nadira karya Leila S. Chudori. Guru memilih 4 cerpen

“Melukis Langit”, “Tasbih”, “Sebelah Pisau”, “At Pedder Bay” dan

mengumpulkan informasi yang diketahui siswa mengenai keempat tersebut,

seperti unsur intrinsik dari keempat cerpen tersebut.

Setelah mengumpulkan informasi mengenai keempat cerpen. Guru kembali

melakukan metode ceramah dengan menyampaikan mengenai keempat cerpen

“Melukis Langit”, “Tasbih”, “Sebelah Pisau”, dan “At Pedder Bay”. Guru

menyampaikan sinopsis cerita pendek sert memperlihatkan gambar ilustrasi yang

ada di awal cerita pendek tersebut. Setelah itu, guru bersama siswa mencari tahu

adanya penggambaran karakter tokoh yang diceritakan dalam cerpen sambil

meliht ambar ilustrasi cerpen. Setelah menemukan penggambaran karakter dalam

Page 115: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

102

cerpen, guru menyampaikan secara lebih jelas mengenai hubungan karakter tokoh

yang diceritakan dengan gambar ilustrasi. Khususnya hal-hal yang tidak

ditemukan oleh siswa. Dalam proses pembelajaran ini, siswa dituntut untuk

menyimak dan berbicara, dua dari empat aspek kebahasaan. Hal ini diharapkan

mampu meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa.

Lalu siswa diminta untuk mencari tahu adanya hubungan karakter dengan

ilustrasi dari keempat cerpen tersebut. Menganalisis menuntut siswa untuk

berpikir kritis dan memberikan sebuah hasil berupa tulisan. Dengan melakukan

hal ini guru bisa menghidupkan suasana kelas. Siswa akan aktif berpikir dan akan

ada diskusi yang membangung antara siswa dan guru atau antara siswa dan siswa.

Penggunaan ilustrasi pada cerpen Melukis Langit, Tasbih, Sebelah pisau

sebagai bahan ajar diharapkan mampu membantu guru dalam memberikan

penjelasan mengenai karakter yang bisa ditampilkan melalui ilustrasi. Dalam hal

ini menampilkan ilustrasi pada cerpen, dengan pemahaman dan membacanya pun

dengan waktu singkat akan merangsang siswa untuk berimajinasi. Kolaborasi

pembelajaran juga membuka peluang untuk peserta didik melebarkan wawasan

baru dengan membaca literatur yang berkaitan dengan peristiwa tersebut. Dengan

demikian kolaborasi antara pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dengan sebuah

gambar atau ilustrasi yang menarik akan memudahkan siswa untuk memahami

kedua mata pelajaran sekaligus.

Page 116: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

103

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Kumpulan cerpen 9 dari Nadira karya Leila S. Chudori. Penelitian ini

lebih memfokuskan pada hubungan karakter dengan ilustrasi pada cerpen

“Melukis Langit”, “Tasbih”, “Sebelah Pisau” dan “At Pedder Bay”.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik

simpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan analisis gambar yang telah dilakukan dari 9 ilustrasi yang

terdapat pada kumpulan cerpen 9 dari Nadira karya Leila S. Chudori

menggunakan 4 teknik dalam penggambaran ilustrasi diantaranya: Teknik

Full Shot pada cerpen “Mencari Seikat Seruni” dan “At Pedder Bay;

Teknik Close Up pada cerpen “Nina dan Nadira”, “Kirana”, dan “Tasbih”;

Teknik Mid Shot pada cerpen “Melukis Langit”, “Sebelah Pisau”, dan

“Utara Bayu”; Teknik terakhir adalah Medium Shot pada cerpen “Ciuman

terpanjang”. Hasil analisis dari hubungan naratif dengan keempat ilustrasi

pada cerpen tersebut membuktikan adanya penggambaran peristiwa,

tokoh, latar atapun alur dengan menggunakan teori Charles Sanders Peirce

dilihat dari segi sign, object, dan interpretasi penulis.

2. Pembahasan mengenai hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan

cerpen 9 dari Nadira karya Leila S. Chudori dapat diimplikasikan pada

pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester 1 dalam aspek aspek

melihat dan mendengarkan. Pembelajaran unsur instrinsik kumpulan

cerpen 9 dari Nadira dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk

memahami perasaan, imajinasi, kepekaan serta pemahaman terhadap

karakter tokoh yang digambarkan. Melalui media Ilustrasi siswa diminta

mencari tahu adanya hubungan naratif dengan ilustrasi dari keempat

cerpen tersebut. Menganalisis menuntut siswa untuk berpikir kritis dan

memberikan sebuah hasil berupa tulisan. Dengan melakukan hal ini guru

bisa menghidupkan suasana kelas. Siswa akan aktif berpikir dan akan ada

Page 117: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

104

diskusi yang membangung antara siswa dan guru atau antara siswa dan

siswa.

Page 118: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari
Page 119: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

105

B. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan ada beberapa saran yang

diajukan oleh penulis:

1. Sebaiknya dalam menganalisis teks cerpen harus secara detail dan

mendalam, karena analisis unsur intrisik merupakan dasar pijakan dalam

kegiatan apresiasi karya sastra.

2. Pendidik harus mampu mengembangkan kreativitasnya dalam kegiatan

belajar mengajar agar peserta didik dapat antusisas mengikuti KBM dan

memahami materi sastra.

3. Pendidik seharusnya mengajarkan kepada peserta didik agar selalu

mengaplikasikan nilai-nilai positif yang terkandung dalam karya sastra

sehingga dapat membantu pembentukan karakter peserta didik.

Page 120: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

106

DAFTAR PUSTAKA

Alinea TV, “Writer’s Corner Alinea TV”. diunduh pada tanggal 30 Januari 2019,

(https://www.youtube.com/watch?v=OL3CFqNnxmw&t=496s).

Anggita, Jenni. “Perekat Sembilan Cerita dalam 9 dari Nadira Karya Leila S.

Chudori”. Skripsi pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia.

Depok: 2012.

Anonim. “Ambisi Perbaiki Tontonan Layar Kca”. Harian Indo Pos. Jakarta 8

0ktober 2006.

Anonim. “Ingin Menggenggam Dunia”, Majalah Dewi. Jakarta 3-16 Mei 1982.

Anonim. “Leila Salikha Chudori: Saya Tak Percaya pada Bakat”. Suara

Pembatuan. Jakarta 31 0ktober 1988.

Awanti, Apri Swan. “Leila S. Chudori, Mengejar Cory Aquino karena Penasaran”.

Majalah Femina. Jakarta 10-16 Mei 1990.

Budiman, Kris Semiotika Visual. Yogyakarta: Jalasutra. 2004.

Chudori, Leila S. 9 dari Nadira. Jakarta: Kepustakaan Popular Gramedia. 2010.

Chudori, Leila S. Malam Terakhir. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. 2012.

Chudori, Leila S. “Tentang Leila”. diunduh 04 September 2018.

(http://www.leilaschudori.com/id/about-me/).

Danesi, Marcel. Pesan Tanda dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra. 2004.

Erfan, Mochamad Riza Ali. “Dinamika Kepribadian Tokoh Nadira dalam

Kumpulan Cerpen 9 dari Nadira Karya Leila S. Chudori”. Skripsi

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlanga. Surabaya: 2014.

Esten, Mursal. Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: CV Angkasa. 2013.

Endang Hidayat, dan Widjoko. Teori dan Sejarah Sastra Indonesia. Bandung:

UPI Press. 2006.

Fananie, Zainuddin. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

2001.

Hendratman, Hendi. Tips & Trik Graphic Desain. Bandung: Informatika. 2008.

Hoed, Benny H. Semiotik & Dinamika Sosial Budaya. Depok: Komunitas Bambu.

2014.

Page 121: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

107

Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa

Departemen Pendidikan Nasional. 2008.

Kartiko, Yunus Priyonggo. “Analisis Semiotik terhadap Sampul Majalah Tempo

pada Kasus Korupsi Simulastor SIM”. Skripsi pada Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi: Jakarta. 2014.

Kosasih, E. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya. 2012.

Kusrianto, Adi. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Jakarta: Andi. 2009.

Minderop, Albertine. Metode Karakterisasi Telaah Fiksi. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia. 2011.

Moleong. J. Lexi. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. 2009.

Novianti, Winda. “Analisis Struktur Kepribadian dan Mekanisme Pertahanan

Jiwa Tokoh Utama Kumpulan Cerpen 9 dari Nadia Telaah Psikoanalisis

Sigmund Freud”. Skripsi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang. Malang: 2011.

Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press. 2005.

Pradopo, Rachmat Djoko. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan

Penerapannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2009.

Pramita, Ecka. “Laut Bercerita” Kisah Kelam Aktivis ’98 Persembahan Leila S.

Chudori. diunduh 10 November 2018,

(https://majalahkartini.co.id/berita/laut-bercerita-kisah-kelam-aktivis-).

Pramudya, Yulius Wisnu Ade. “Analisis Ilustrasi Buku Kumpulan Puisi Melihat

Api Bekerja Karangan Aan Mansyur”. Skripsi pada Fakultas Bahasa dan

Seni Rupa. Yogyakarta: 2017.

Rahmanto, B. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 1992

Ratna, Nyoman Kutha. Teori, Metodern, dan Teknik Penelitian Sastra dari

Strukturalisme Posttruktualisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2004.

Rohman, Salfur., dan Emzir. Teori dan Pengajaran Sastra. Jakarta: PT Grafindo

Persada. 2015.

Page 122: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

108

Rolnicki, Tom E., dkk. Pengantar Dasar Jurnalisme (Scholastic Journalism).

Jakarta: Kencana. 2008.

Rosyidi, M. Ikhwan dkk. Analisis Teks Sastra Mengungkap Makna, Estetika, dan

Ideologi dalam Perspektif Teori Formula, Semiotika, Hermeneutika dan

Strukturalisme Genetik. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2010.

Salam, Sofyan. Seni Ilustrasi. Makassar: Badan Penerbit UNM. 2017.

Siswanto, Wahyudi. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pt. Grasindo. 2008.

Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2006.

Stanton, Robert. Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007.

Sudjiman, Panuti. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya. 1988.

Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta. 2012.

Suprapto, Lina. “Kajian Psikologi Sastra dan Nilai Pendidikan Karakter Novel 9

dari Nadira Karya Leila S. Chudori”. Skripsi pada Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surakarta. Surakarta: 2013.

Suyanto, Muhammad. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia Untuk Pemasaran.

Yogyakarta: Andi Offset. 2004

Tarigan, Henry Guntur. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. 1993.

Tinarbuko, Sumbo. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra. 2009.

Tirtawira, Putu Arya. Apresiasi Puisi dan Prosa. Flores: Nusa Indah. 1983.

Wahyu, Handayani Tri. Kuliah Jurusan Apa? Fakultas Seni Rupa dan Desain.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2015.

Warren, Wellek. Teori Kesusasteraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1989.

Witabora, Joneta. Peran dan Perkembangan Ilustrasi , Humaniora, Vol. 3 No.2,

2012.

Yarni, Munaf. Kajian Semiotik dan Mitologis terhadap Tato Masyarakat

Tradisional Kepulauan Mentawai. Jakarta: Pusat Bahasa. 2001.

Z. Okke Kusuma Sumantri. Semiotika dalam Analisis Karya Sastra. Depok: PT

Komodo Books.

Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

2008.

Page 123: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

LAMPIRAN 1

Sinopsis Cerpen “Melukis Langit”

Satu tahun setelah kematian ibunya Nadira yaitu Kemala, tepatnya tahun

1992, beberapa hal yang semakin terlihat jelas, seperti puzzle yang satu per satu

berhasil tersusun. Kejelasan tersebut berupa penyebab kematian Kemala.

Kematian Kemala bukan hanya berdampak dalam kehidupan Nina, melainkan

juga Bram, Arya, dan khususnya Nadira. Arya pergi ke hutan dengan alasan dia

adalah insinyur kehutanan, sedangkan Nina menetap di New York. Hanya Nadira

yang mengurus ayahnya. Pertanyaan perihal penyebab Kemala memutuskan

bunuh diri menjadikan Nadira seolah mati, walaupun dia hidup.

Perilaku aneh yang ditunjukkan Nadira ketika melampiaskan

kemarahannya terhadap Nina yaitu dengan memasukkan kepalanya ke dalam bak

mandi. Bram ayahnya pun diceritakan memiliki perilaku aneh akibat kematian

Kemala. Dia sering bangun pukul tiga pagi dan selalu mengulang menonton “All

the President’s Men”, dan mengobrol dengan teman-teman lamanya ditelpon

selama berjam-jam. Perilaku Bram tersebut dilakukan untuk mengusir kesedihan

dan kesepiannya akibat kepergian Kemala.

Puncak dari kesedihan yang dialami Bram berdampak kepada Nadira yang

terjadi pada saat Bram membuang piring berisi lasagna dan kue lumpur yang

dibelikan Nadira. Hal tersebut terjadi karena Bram melihat berita di televisi

tentang Pak Riswanto yang menduduki jabatannya.

Page 124: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

LAMPIRAN 2

Sinopsis Cerpen “Tasbih”

Cerpen “Tasbih bercerita tentang perjuangan Tara mendapatkan tasbih milik

Kemala untuk diberikan kepada Nadira. Untuk menemukan tasbih itu, Tara datang

ke rumah Nadira dan memintanya kepada Bram. Ternyata tasbih tersebut telah

diberikan Bram kepada Nina karena dia merasa Nina lebih membutuhkannya.

Karena tidak berhasil mendapatkan tasbih, Tara memberikan Nadira seruni putih,

bunga kesukaan ibunya. Satu per satu kelopak bunga seruni itu dicabut Nadira untuk

dijadikan seolah tasbih, dia berzikir di bawah kolong meja kerjanya. Perjuangan dan

perhatian Tara kepada Nadira merupakan bukti Tara mencintai Nadira.

Selain perjuangan Bram mendapatkan tasbih, dalam “Tasbih” juga

diceritakan kisah Nadira yang berprofesi sebagai wartawan, menonjok

narasumbernya, Bapak X. Nadira menonjoknya karena orang tersebut mengungkit

soal kematian Kemala. Bapak X, seorang psikiater, terlalu tahu perasaan Nadira.

Nadira selalu bertanya-tanya apa sebab Kemala memilih bunuh diri. Ketika dia

mewawancarai Bapak X, Bapak X berhasil memancing Nadira bercerita. Nadira pun

menonjoknya Bapak X juga berhasil mengungkit luka Nadira terhadap kakaknya,

Nina.

Page 125: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

LAMPIRAN 3

Sinopsis Cerpen “Sebelah Pisau”

Selama bekerja di majalah Tera, Nadira bertemu pertama kali dengan Utara

Bayu. Tak hanya Utara Bayu yang memiliki perasaan kepada Nadira. Ada tokoh

baru yaitu Kris teman satu kantor dengan Nadira yang menyimpan perasaan juga

dengan Nadira. Kris memperhatikan Nadira mulai dari masuknya Nadira ke

Majalah Tera tahun 1989 sampai dengan pernikahannya dengan Niko pada tahun

1995. Melalui sketsa yang digambar oleh Kris ia meluapkan perasaannya kepada

Nadira. Saat itu, Nadira memergoki meja Kris penuh dengan sketsa wajahnya. Kris

langsung salah tingkah dan menganggapnya tidak terjadi apa-apa. Kris merupakan

tokoh yang menaruh perhatian kepada Nadira. Perhatian itu, merupakan tanda

bahwa Kris memendam perasaan kepada Nadira, walaupun tidak diungkapkan

secara gamblang. Di sisi lain, kesedihan Tara karena Nadira memutuskan menikah

dengan Niko terekam Kris dengan jelas. Tara terpukul mengetahui Nadira akan

menikah dengan Niko.

Page 126: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

LAMPIRAN 4

Sinopsis Cerpen “At Pedder Bay”

Nadira diceritakan telah berada di Victoria, tepatnya di almamater

kampusnya untuk mengajar. Nadira menyingkir dari kehidupannya di Jakarta

termasuk dari urusan pekerjaannya setelah dia bercerai dengan Niko.

Keputusan ini merupakan proses rekonsiliasi Nadira dari berbagai kejadian

pilu di kehidupannya. Tokoh baru yang hadir bernama Marc, teman Nadira

semasa kuliah, ternyata juga mempunyai perasaan kepada Nadira. Marc

menjadi tempat bercerita di danau Pedder Bay yang menceritakan pengalamn

hidup Nadira. Marc pula yang mmenyadarkan Nadira untuk kembali ke

Jakarta agar menghadiri pernikahan kakaknya Arya dan menyelesaikan

urusan yang belum selesai dengan Utara Bayu walaupun sudah terlambat.

Page 127: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

Nama

NIM

Jurusan

Fakultas

Judul Skripsi

Lembar Uji Relrensi

Sri Ayu Kusumaningsih

1l 140r30000033

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

llmu Tarbivah dan Keguruan

Hubungan Karakter dan Narxlif dengan Ilustrasi dalam

Kumpulan Cerpen 9 dori Nadira Katya. L,eila S. Chudori

dan lmplikasin)a rerhadap Pembelaiaran Sastm di Sekolah

Dosen Pembimbing : Ahnrad Bahtiar, M. Hurn.,

No. Idc titas BukuIlalaman

Skripsi

Halaman

BukuParaf

t. Alinea TV, Writet"s Corner Alineu TV''.

diLtnduh pada tanggal 30 Januari 2019,

(https://w*w.) outube.com/rvatch'lv=

OL3CFqNn\m1v&t=.196s)

15

ff2.. Anssita. Jcnni. Perekat Scmbilan Cerita

dalan 9 dd-i lra.l],? Karya Leila S.

Chudori". Skripsi pada Irakultas llnu

Budaya Universitas Indonesia. Depok:

20t2.

34

f,Anonim. "Ambisi Pelbaiki Tontonan Layar

Kca-'. iiarian lt1(io Pos- lakarta I0ktober 2006.

41 28

44. Anonim. "Ingin Menggenggam Dunia",

llajdah Det,| Jakarta i-16 l\4ei 1982.

,15. 3',l, 60, 38 q5. Anonim. "Lcila Sal;kha Chudori: Sa]a Tak

Percala pada Bakat". Suara

Pet bdhnn. Jakarta ll 0ktober 1988.

43 8

h6. A\!anti. Apri SNan. "Lcila S. Chudori. 37 86 Z-

Page 128: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

Mengejar Cory Aquino karena

Penasaran". Majoloh Fet ild- Jakafta

10-l6 NIei 1990.

Budiman, Kris Ss,rrrtlt 7 r1:rrd1 Yoglakarta:

Jalasutra.200.1.

25,26,35. 3. 18. 63.

Chudori, Leila S. 9 .lori N..lia. Jakarta:

Kcpustakaan Popular Gramedia. 20 I 0 57, 58, s9.

60, 6i. 62.

6i.6'1.65.66,67,68.

69, 70, ',71 ,

72.. 73, 71,

75.76,7',7.

78, 79. 80,

8r,82,83.87,88,89,

90, 91, 10 r,

r 02 103,

101, 105,

106, I07.

108, 109.

1l0,

xYi-xvii, 72,

I11, 204. 90,

74, 103, 120.

185, 239, 23 5,

71, 191,254,

255, 15, 4.76,

91. 129.238,

266, 97. 181,

1,12, 14.1. 14,

39 . 23. 22. ',l o-

37. 63. 60.

250,251.214,

29. 106. 109,

136, 137, 199.

246,263.83.

12,201- 259,

I i8. 69, 79,

2.16, I 19. 189,

102, 77-78,

73, 104, 107,

l 10, I 18, r90,

186. r87, 199,

237.

Chudori. Leila S. llalanl Terakhir. Jakarta:

Page 129: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

Kcpuslakaan Populer Granredia. 20 I 2.

10. Chudori. I-eila S. 'Tcnlang Leila . diundlrh 0.1

Septcmber 20 t 8.

(hltp://u1vw. lei laschudori.comlid/abo

ut-me,/)

36.38.39,41, 12. 13.

44, h1i. L)anesi. Marcel. Pesa Tandd don trIahta.

Ycg), akar'ta: lalasutra. 2C04.

34

h12. Dharsono. Tilauan Seni llupa Mtxlern.

Yoglakarta: Dcpanemen Peltdidikan

Nasional Tinggi Seni lndoncsia. 2003.

22 3,1,35

Ii3. Erlon, Mochanrad lliza Ali. Dinomika

Kepibadian Iokoh Naclira tlalam

Ktuttpulan Cerpen 9 ddri Nadir(j

K.t1.t lctta J , /, /././l \(ril\;l:rkulla, I'rru lluJ.ra I n'rcr.ts-

Airlanga, Surabala: 201,1.

3l

h14. Esten. Niursal. Pcngan/ar Tea]i Ja;: Sejtit.ali.

Bandung: CV Angkasr. 2013.

13, 50. a/)15. Endang IIida)at. dan Widjoko. Teoli dan

Sejaruh Sd.ttt o lndonesia. Batdung:

UPI Press.2006.

11,I l, 37, 13,

A16. ! rndnie. ,/r:.,.:aliin .r,./.r,r/r (J.,/ ir. Suralart

Muhamnladiyah Unirersitv Press

2001.

84, h17. Llocd. Benny ll. Se liatik & Dinunikd Sosial

Buitqa. Depok: Komunitas Batnbu.

2011.

24

718. Kcru. Pu.rr Brhu..r. Anarrr' D.,or B,tha,o

lnclonesia. Jakarta. Pusat Bahasa

10, r4 284,546

h

Page 130: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

Departemen Pendidikan Nasional.

2008.

19. Kartiko. Yunus Prilonggo. 'Analisis Semiorik

terhadap Sampul MaJalah tenpL)

pada Kasus Korupsi Simulasror SIN{".

Skripsi pada l,-akultas llmu Dakwah

dan llnru Komunikasi: Jakana. 2014.

34

h24. Kosr,ilr. Il. la,ct-|n,.;r KL i, ra,q.ti,,,t

Bersdrl/d. Bandung: Yrama Widya.

2012

12, 4t,34,

h21. Kusrianto, Adi. Pergantar Desoin Ko tunikasi

I/irr/.rl Jakarta: Andi. 2009.

23)')18. 1tt,16,47

h22. \l.nLJer"p. Alhcrr'nr 1lcr..J, Kc,rtrrer.-'a,i

Teldah Fiksi. .lakarta: Yavasan Obor

Indonesia. 201 1.

15, 16, 96 - 97, 105,

t12, h23. N,loleong. J. Lexi. Metodologi Penelitiatl

Kualitati;f Edisi R?r,/Jr. Bandung: PT

Remaja Rosdakar\ a. 2009

'/, 6,

L21. Nurgiyantoro, Burhan. Teati Pe Ekiia]1

fitsi Yogyakafla: Gajah Nlada

Univcrsit), Press. 2005

1, 10, I l,

24,25, t6,

',7 )O 11

10, 11, 68,

216, l1 l, 165,

276 - 277,

I95,

/,

25. Pradopo, Rachmat D|oko. Beheropd'l'eori

Sdsr..r, Metatlr Kritik, tlan

Penerapafinya. Yoglakarta : Pustaka

l']elajar.2009.

30, l)n

h26. Pranita, Ecka. "l-aut Berccrita" Kisah Kclam

Aktivis 98 Perscnrbahan Lcila S.

Chudori. diunduh 10 Novenrber 20t8,

(https://majalahkartin i.co. id/berira/laut

12

\

Page 131: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

-bercerita-kisah-kelam-aktivis-)

27. Itamudya. Yulius Wisnu Ade. ''Analisis

llustrasi Buku Kumpulan Puisi

Melihat Api Bekeria Karangan Aan

NIansyur". Skripsi pada Fakullas

Bahasa dan Seni Rupa- Yosl,akarta:

2017.

35

h28. Rahmanto, B. l,[ebde Pengajaran Sc!,\trc_

Yogyakarla: Penerbit Kanisius. I992

3),32 t"/ , t9,21

^29. Ratna, Nloman Kutha. feo,"i Meto(lern, dan

Teknik Peneiitian S.,st.ct (l1ri

<tn,lttaliynt Io\ttr At .tti, rc

Yogyakarta: Pustaka Ielajar. 2004.

8. 47, 106, I05.

q

30. Rohman, Salfur., dan Enzir- Tcori dan

Pengajaron ,Sdi1/d- Jaka a: PT

Grafindo Persada. 2015.

33 255-257.

A31. Rolnicki. Tom E., dkk Patgonttr Dasar

J rnalitne (Scholdstic,Joumdli.uu)-

Jakaltai Kencana. 2008.

23, 371,

)32. Rosyidi, M. Ikhl,an dkk. , ra1xr.r Tekt ,\ostra

Ltengtolgkap lulahta, Estetika, clatl

ldcoln !i dolat f,r'h,nut l,nriFornluld, Se liatika, Ilerneneldiklt

Lldil ,\truklto'alisne Genetik.

Yoglakafta : Craha IIn1u. 2010.

34, r00,

\

33. Salam, Solyan. J'?ri ,frr.r//dsi Makassar:

Badan Penerbit UNM. 2017.

17,

16. 17. r8.

4,

t5, 16, t'| ,

\

Page 132: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

34. Siswanto. \l'ahvLrdi. Pengantar Teori,\ostra.

Jakafta: Pt. Crasindo. 2008.

13, 14. 161, r59,

h35. Sobur. Alex. S'?r?rirlita,&rrnrntldri. Bandung:

PT Rcmaja Rosdakarya. 2006.

25,2"1,28, r3-15.4..12.

h-i 6. Stanton. Robert. Teori Fiksi. Yoglakana:

Puslaka Pelajar. 2007

tt,21, 76,12

f.37. Sudjiman. Panuti. MetnL&ani Carita Rekuurt.

Jakarta: Pustaka Jala. l9E8

14. 15, 44, 7L,

ffi8. \rr9 ),,no. \/, /a/c t', neliti,tn Ao,'tt'tt, t\t

Bandung: Alfhbera. 2012

9, 33,+.

L39. Suprapto. Lina. "Kajian Psikologi Sasha dat

Nilai Pendidikan Ka.akrer ^-ovel

9

dari rr-adira Karya Leila S. Chudori',.

Skripsi pada Fakuitas Kegur\ran dan

Inu Peldidiknn Inirer:ira. N.reri

Surakal1a- Surakarta: 2013.

43

h

40. su\1nro. \luhdrnnral - 1t Jlt,,, & ferotn

,4plikd.ri lI;llti E:lia L,,ittuk

Pe lasrlrdn. Yogyakarta: Andi Otiet.

2004

21 202-207

{,

41. Tarigan, Henry Guntut. Prinsitprtusip Dt$ar

Sarlra. Bandung: Angkasa. 1993

10, 12, 176, t'77,l',78,

\42. T'n:rbulo. Sumbo. Scnttorilt Kotn:tn,A,ri

Liraa Yog)akarta: Jalasutra. 2009.

11, 13,

h43. liflawira, Putu Atya. Aprcsi\ti Puisi ddtl

Prorlr. Ilores:Nusa Indah. 1983

10, 66.

t-l4,1. Wah1u, Handal,ani Tri. Kuliah Jumsan Apcil

Fd\t'ltn. .\, ni RttTt J,n 11,,,ltt.

Jakartai Pf Cranedia Pustaka Utama.

20 t5.

r 8, 20. 17. t8, 19

\

Page 133: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

45. \\'arren. \\'ellek. 1 eori Kesusayteraatt)aka.]ra:

Crarnedia Pustaka Utama. 1989.

15. 27, I87. 288.

$16. Witabora. Joneta. Peran dan Perkcmbargan

ll]ustrasl - IJu )onior.t, Vol_ 3 No.2.

20t2.

17, 660,

g

47. Yr' ti. Vr.rr.rl Ant1.t, .\, tn;a1,. ,t,tn tttt,t ..tst\

terhadop l dto M,:jqankdt

lndi'i,'ntt rttl'rltnrtn it,t.t,,rat

Jakana: Pusal Bahasa. 2001.

67.

h48. Z. (Jkke Kusuma Sumantri. .!cr-',rrifo_dol.r,

Aruli.ris Ku),a liar/r.r. Depok: PT

Komodo Books.

3.4

q19. Zed, Mestika. l,Ietode Peneliriari

Kepustakoan. Jakarta: Ya]asai Obor

lndonesia.2008.

8, 31,

\

Penrbirnbing

lakafta,27 Februall,2019

Ahmad Bahtiar. M. Hum.NlP. 197601 182009121002

Page 134: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

UIN JAKARTAFITK

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

No. Dokumen : FITK-FR-AKD 081

Tgl. Terbit : i Maret 2010

NomorLamp.Hal

Teqbusan:i. Dekan FI?K2 Mahasiswa ybs

B-5s7,6r/KM.0 1.3/VrrV20r 8 Jal€rta, 12 Agxstus 2018

Birnbingah Sktipsi

KepadaYth,,

Alnoad Bahtiar. 1vt. Hrm.,Pell1bimtiry SkrilsiFal'litas Ilfiu Tarbiyah dan KegDruanUIN Syarif HidayatulanJal(arta.

Assalafiu'alaikwn Wr. lYb.

Detrgan id diharapkar kesediaan Saudara uutut menjadi pernbimbiag I/lI(materi/teknis) peulisan skipsi mahasiswa:

Nama

NIM

J urusan

Semester

Judul Slripsi

Sri Ayr Kusunaningsih

11140r30000033

Petdidikan Balasa dar Sasta lndonesia

XI (Se&bilan)

Hobungan Krralte. dengan Ilus[asi dalam Kumpulaf, Ce.pen

Leila S. Chudori da lltplikasjnya Terhada? Pelrhelajaran9 dafi Nodit'e Katya

Sastra di SMA

Judul tersellot t€lai! disetujui oleh lurusaE yang bersangkrtan padd tanggsl 28Jrdi 201E , abstaksi/olnline terlamp - Saudara dapat melakukan perubahanredaksional pada judul tersebut. Apabila psrubahm substansial dianggap pe1.lu,Ii,olioii peniiliriilriiig iiriiigliiiir'diigi Jin-nsan tiiiotiii daliiilii.

Bimbil1gan skipsi irLi dila:apkan selesai dolam waktu 6 (onam) bdan, dandapat diperpanjang selana 6 (eram) bulan berikutnya talpa sulai perpaajangan.

Atas perhatiaiu dan keda sama SardarA kami ucapkm terima kasih.

tldr:olanu olathtm qr *h. A.n. Dek.r\

KajurPBSI

Dr. Malq,un Subuki. M.H!I]I.NrP. 1980030s 2009 I 015

KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)No. Revrsl: : 01

Hat 1t1

@w4.

Page 135: HUBUNGAN NARATIF DENGAN ILUSTRASI DALAM KUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45914/1/SRI AYU...hubungan naratif dengan ilustrasi dalam kumpulan cerpen 9 dari

PROFIL PENULIS

Sri Ayu Kusumaningsih biasa dipanggil Sayu lahir di Bogor, pada

tanggal 29 Juli 1996 merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

Penulis merupakan anak dari pasangan H. Sri Moro dan Ikah Atikah

Penulis menempuh pendidikan formal di TKIT AS-SALAM, SDN

Citeureup IV, SMP Puspanegara, MAN 2 Kota Bogor, lalu

melanjutkan studi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Penulis memiliki kesukaan tersendiri terhadap karya sastra yaitu

cerpen dan novel, dan sering membuat bait-baik puisi walapun tidak bisa membacakan puisinya.

Selama menjadi mahasiswa UIN Jakarta penulis mendapatkan banyak pengalaman diantara lain:

aktif di kepengurusan HMJ PBSI 2016 menjadi sekertaris Departemen Kemahasiswaan, menjadi

EO pada kepengurusan POSTAR tahun 2017, dan terakhir hingga saat ini penulis menjadi

Dewan Penasehat Organisasi EO POSTAR. UIN memiliki banyak kenangan bagi penulis karena

penulis pernah mendapatkan pengalaman menjadi Delegasi Budaya UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta di Davao City Fhilipina Tahun 2017. Terima kasih UIN dan Ciputat yang telah menjadi

bagian dalam hidupku.