fungsi sosial istifhÂm taubÎkh dalam al-qur`an (studi

38
FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi Analisis Surat Al-Baqarah dan Surat Al-A’raf) Tesis Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Agama (M. Ag) Dalam Bidang Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir Oleh: Rosa Lestari NIM. 217410732 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR PASCASARJANA MAGISTER ( S2 ) INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1440 H/2019 M

Upload: others

Post on 27-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN

(Studi Analisis Surat Al-Baqarah dan Surat Al-A’raf)

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister

Agama (M. Ag) Dalam Bidang Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir

Oleh:

Rosa Lestari

NIM. 217410732

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

PASCASARJANA MAGISTER ( S2 )

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN

(Studi Analisis Surat Al-Baqarah dan Surat Al-A’raf)

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister

Agama (M. Ag) Dalam Bidang Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir

Oleh:

Rosa Lestari

NIM. 217410732

Pembimbing:

Prof. Dr. H. D. Hidayat

Dr. H. M. Azizan Fitriana, MA

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

PASCASARJANA MAGISTER ( S2 )

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 3: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis dengan judul “Fungsi Sosial Istifhâm Taubîkh dalam Al-Qur`an (Studi

Analisis Surat Al-Baqarah dan surat Al-A’raf)” yang disusun oleh Rosa

Lestari, dengan Nomor Induk Mahasiswa 217410732 telah melalui proses

bimbingan dengan baik dan dinilai oleh pembimbing telah memenuhi syarat

ilmiah untuk diujikan di sidang munaqasyah.

Pembimbing 1 Pembimbing II

Prof. Dr. D. Hidayat Dr. M. Azizan Fitriana, MA Tanggal: 27 Juli 2019 Tanggal: 27 Juli 2019

Page 4: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Tesis dengan judul “Fungsi Sosial Istifhâm Taubîkh dalam Al-Qur`an

(Studi Analisis Surat Al-Baqarah dan surat Al-A’raf)” yang disusun oleh

Rosa Lestari, dengan Nomor Induk Mahasiswa 217410732 telah diujikan di

sidang munaqasyah program pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ)

Jakarta pada tanggal 15 Agustus 2019. Tesis tersebut telah diterima sebagai

salah satu syarat memperoleh gelar Magister Agama (M. Ag) pada program

Pascasarjana Magister Program Studi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir.

Panitia Ujian

Keterangan Tanda Tangan Tanggal

Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA (.....................) (.............)

Ketua Sidang

Dr. H. Ahmad Syukron, MA (.....................) (.............)

Sekertaris Sidang

Hj. Ade Naelul Huda, MA. Ph.D (.....................) (.............)

Penguji 1

Dr. H. Ahmad Syukron, MA (.....................) (.............)

Penguji 2

Prof. Dr. H. D. Hidayat (.....................) (.............)

Pembimbing 1

Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA (.....................) (.............)

Pembimbing 2

Page 5: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

iii

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rosa Lestari

NIM : 217410732

Tempat/Tanggal Lahir : Mataram 30 Mei, 1995

Menyatakan bahwa tesis dengan judul “Fungsi Sosial Istifhâm Taubîkh dalam

Al-Qur`an (Studi Analisis Surat Al-Baqarah dan surat Al-A’raf)” adalah

benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan.

Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tangguh

jawab saya.

Jakarta, 27 Juli 2019

Rosa Lestari

Page 6: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

iv

PERSEMBAHAN

Dipersembahkan untuk Mama dan Ayahanda tercinta, Mama

Maemunah dan Ayah Muhammad yang berkat doa, usaha dan

ketulusannya selalu memberikan dukungan moril dan materil,

Dae-Daeku tersayang, ponakan-ponakanku yang lucu, serta sahabat

dan seluruh pihak yang telah membantu dengan doa dan dukungan.

Terimakasih atas segalanya.

Ditulis dengan penuh harapan, semoga Allah meridhoi. Aaminn

Page 7: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

v

حِيمِ حْمنِ الرَّ بسِْمِ اللهِ الرَّ

KATA PENGANTAR

Al-hamdulillah puji syukur atas segala limpahan nikmat, kasih

sayang dan karunia yang diberikan Allah swt. sehingga tesis yang berjudul

“Fungsi Sosial Istifhâm Taubîkh dalam Al-Qur`an (Studi Analisis Surat Al-

Baqarah dan surat Al-A’raf)” ini dapat terselesaikan sebagaimana yang

diharapkan. Shalawat beriringkan salam semoga selalu tercurah untuk

baginda Nabi Muhammad saw. beserta keluarga dan sahabat.

Dalam perjalanan menyelesaikan tesis ini tentunya penulis tidak

sendiri, ada banyak pihak yang telah berjasa memberikan dukungan baik

moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan

terimakasih yang mendalam kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA. Rektor Institut Ilmu Al-

Qur’an (IIQ) Jakarta.

2. Bapak Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA. selaku direktur

pascasarjana IIQ Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr. D. Hidayat dan Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana,

MA selaku dosen pembimbing. Terimakasih atas waktu yang telah

diluangkan dan arahan yang telah diberikan kepada penulis sehingga

tesis ini selesai sesuai dengan harapan.

4. Seluruh dosen Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta yang telah

memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

5. Staf Tata Usaha Pascasarjana IIQ Jakarta yang telah bersedia

direpotkan oleh penulis untuk berbagai keperluan. Semoga Allah swt.

membalasnya dengan kebaikan yang banyak.

6. Kedua orang tua tercinta, Ayah Muhammad dan Mama Maemunah

yang tak henti mendo’akan dan mendukung penulis sehingga dapat

menyelesaikan kuliah ini.

7. Semua keluarga tercinta, kakak-kakak, adik-adik dan keponakan

saya. Terimakasih do’a, dukungan dan semua yang telah diberikan.

8. Semua staf guru dan karyawan di Khadijah Islamic School (KIS)

yang senantiasa mendukung penulis sehingga dapat menyelesaikan

tesis ini.

9. Teman-teman tercinta di Pondok Pesantren Tafsir Darus Sa’adah

Ciputat yang dengan semangat dan motivasi dari merekalah penulis

dapat menyelasaikan tugas akhir ini.

10. Teman-teman kuliah Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir angkatan 2017

yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

Semoga tali persaudaraan kita akan tetap terjalin sampai kapanpun.

11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Semoga

Allah membalas semua kebaikan dengan sebaik-baik balasan.

Page 8: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

vi

Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dan partisipasi dari

semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini

mendapat balasan pahala dari Allah swt. dan semoga tesis ini dapat

bermanfaat khususnya untuk penulis sendiri dan umumnya masyarakat

pecinta ilmu dalam menambah wawasan dan referensi. Semoga Allah swt.

selalu membimbing kita ke jalan yang diridhainya. Aamiin

Jakarta, 27 Juli 2019

Penulis,

Rosa Lestari

Page 9: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

vii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii

PERNYATAAN PENULIS ......................................................................... iii

PERSEMBAHAN ....................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................ vi

ABSTRAKSI ............................................................................................... vii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 5

C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Maslah ................................ 5

D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ................................... 6

E. Kajian Pustaka ................................................................................ 6

F. Metodologi Penelitian ..................................................................... 9

G. Tekhnik dan Sistematika Penulisan ................................................. 12

BAB II: RELASI KONTEKS SOSIO-KULTURAL ARAB DAN AL-

QUR`AN

A. Definisi Fungsi Sosial ........................................................................14

B. Konteks Sosio-Kultural Arab ............................................................. 15

1. Keadaan Sosial Masyarakat Arab di zaman Jahiliyyah (Pra-Islam ... 15

2. Keadaan Sosial Masyarakat Arab awal Islam .................................. 18

C. Al-Qur`an ........................................................................................... 19

1. Gaya Bahasa dalam Al-Qur`an .......................................................... 19

2. Makki dan Madani ............................................................................. 21

3. Gambaran Umum tentang Istifham .................................................... 23

BAB III: ISTIFHÂM DALAM QS. AL-A’RAF DAN AL-BAQARAH

A. Profil QS. Al-A’raf [8] .................................................................... 34

1. Penamaan Surah ......................................................................... 34

2. Tema dan Kandungan Surah ...................................................... 34

3. Unsur-unsur Balaghah dalam surat Al-A’raf (ّالعناصر البلاغية) .... 35

4. Tabel Balagiy Istifham QS. Al-A’raf [8] ................................... 39

B. Profil QS. Al-Baqarah [2] ................................................................ 47

1. Penamaan Surah ......................................................................... 47

Page 10: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

viii

2. Tema dan Kandungan Surah ...................................................... 49

3. Unsur-unsur Balaghah dalam surat Al-Baqarah (ّالعناصر البلاغية)

4. Tabel Balagiy Istifham QS. Al-Baqarah [2] .............................. 52

BAB IV: ANALISIS PENAFSIRAN ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM

AL-QUR`AN

A. Analisis Istifhâm Taubîkh dalam Surat Al-A’raf ............................... 63

1. Risalah Para Nabi dalam Perjalanan Sejarah ............................... 63

a. Keengganan Iblis Sujud kepada Adam .................................. 63

b. Kesuksesan Bujuk Rayu Iblis Kepada Adam ........................ 66

c. Risalah Nuh as. di Tanah Arab .............................................. 70

d. Risalah Nabi Hud as............................................................... 75

e. Risalah Nabi Musa as............................................................. 84

2. Ayat Yang Berkaitan dengan Kaum Musyrikin Mekkah .......... 89

a. Taqlid Buta........................................................................... 89

b. Sebab Kehancuran ‘Penduduk Negeri’ ................................ 93

c. Ayat Yang Berkaitan Dengan Kisah Pewaris Taurat ........... 99

d. Risalah Muhammad Saw ..................................................... 103

3. Ayat yang berkaitan dengan Janji dan Ancaman Allah ............. 106

a. Penghuni Al-A’raf .............................................................. 106

b. Dialog Penghuni Surga dan Neraka ..................................... 109

B. Analisis Istifhâm Taubîkh dalam Surat Al-Baqarah ........................ 113

1. Penafsiran Terkait dengan Bukti Kekuasaan Allah ................... 113

2. Penafsiran Tertkait dengan Etika Berdakwah ............................ 122

3. Harapan yang sia-sia dari Bani Israil ......................................... 117

4. Penafsiran Ayat yang berkaitan dengan Musyrik ...................... 146

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 151

B. Saran ................................................................................................ 152

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 154

Page 11: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad

yang satu ke abjad yang lain. dalam penulisan tesis di IIQ, Transliterasi

Arab-Latin mengacu pada berikut ini.

A. Konsonan

Huruf Transliterasi Huruf Transliterasi

th ط A ا

zh ظ B ب

‘ ع T ت

gh غ Ts ث

f ف J ج

q ق H ح

k ك Kh خ

l ل D د

m م Dz ذ

n ن R ر

w و Z ز

h ه S س

’ ء Sy ش

Y ي Sh ص

Dh ض

B. Vokal

Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap

Fathah a ا â ْي... َ

Kasrah i ي î ْو... َ

Page 12: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

x

Dhammah u و û

C. Kata Sandang

Alif Lam ( )ال Syaddah Ta Marbûthah

Qamariah Syamsia

h

Waqaf Washal

البقرة

al-Baqarah

الرجل

ar-Rajul

إِنَّ الَّذِيْن

Inna al-ladzîna الْأفْئِد ة

al-Af’idah

امِل ةٌ ن اصِب ةٌ ع

Âmilatun Nâ

sibah

Page 13: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

xi

ABSTRAK

Nama : Rosa Lestari

NIM : 217410732

Konsentrasi : Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir

Judul Tesis : Fungsi Sosial Istifhâm Taubîkh dalam Al-

Qur`an (Studi Analisis Surat Al-Baqarah

dan surat Al-A’raf)

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis

fungsi sosial istifhâm taubîkh yang terdapat dalam Al-Qur`an. Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif-analitis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa redaksi istifhâm taubîkh dalam

Al-Qur`an dapat ditarik fungsi sosial berdasarkan konteks ayat. Dalam surat

Al-Baarah terdapat beberapa tema yang menjadi subjek dan objek celaan

Allah yaitu: Bukti Kekuasaan Allah (QS. Al-Baqarah [2]: 28), Etika

Berdakwah (QS. Al-Baqarah [2]: 44), Harapan yang sia-sia dari Bani Israil

(QS. Al-Baqarah [2]: 76), (QS. Al-Baqarh [2]: 77), (QS. Al-Baqarah [2]: 80),

(QS. Al-Baqarah [2]: 85), (QS. Al-Baqarah [2]: 87), (QS. Al-Baqarah [2]:

139), (QS. Al-Baqarah [2]: 140), (QS. Al-Baqarah [2]: 211), Penafsiran Ayat

yang berkaitan dengan Musyrik, (QS. Al-Baqarah [2]: 170). Dan Tema yang

menjadi subjek dan objek celaan Allah dalam surat Al-A’raf yaitu:Sikap Iblis

yang sombong (QS. Al-A’raf [8]: 12), Kesuksesan bujuk Rayu Iblis kepada

Bapak manusia (Adam): (QS. Al-A’raaf [8]: 22), Risalah Nuh di Tanah Arab

(QS. Al-A’raaf [7]: 63), Ajakan Nabi Hud as. untuk Mentauhidkan Allah

(QS. Al-A’raaf [7]: 65), Keheranan Kaum Nabi Nuh dalam Menerima

Dakwah (QS. Al-A’raaf [7]: 69), Hakikat Sebuah Nama (QS. Al-A’raaf [7]:

71), Sikap Otoriter Fir’aun (QS. Al-A’raf [7]: 123), Kemarahan Nabi Musa

(QS. Al-A’raf [7]: 150), Taqlid Buta (QS. Al-A’raaf [7]: 28), Sebab

Kehancuran ‘Penduduk Negeri’ (QS. Al-A’raaf [7]: 97-98) dan QS. Al-A’raf

[7]: 100, Ayat Yang Berkaitan Dengan Kisah Pewaris Taurat (QS. Al-A’raf

[7]: 169), Risalah Muhammad Saw. (QS. Al-A’raf [7]: 184-185), Penghuni

Al-A’raf (QS. Al-A’raaf [7]: 49), Dialog Penghuni Surga dan Neraka (QS.

Al-A’raf [7]: 44).

Page 14: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

xii

ملخـص البحث

: روســـــا لســتاري الاســم

217410732: رقـم التسجــيل

: علـوم القرآن وتفـسيره القــسم الجامـعي

الوظيــفـة الإجـتماعيـة : موضـوع رسـالة الماجستير

الأعراف سورة و البقرة سورة فـي دراسـة تحـليليــة ( فـي القــرآن

(

هدف هذا البحث إلى الوصف والتحليل على الوظيفة

الإجتماعية في القرآن الكريم. واعتمد هذا البحث على البحث

النوعــي واتجـه على المدخل الوصفـي التحليلي.

دلت نتائـج البحث على أن الإستفهام التوبيــخي يمكن أن

السياق الكلامي. نرى فيها الوظيفة الإجتماعية التي تعتمد على

وجدت الباحثة في بعض الآيات القرنيــة الموضوعات المتعلقة

، 12بإهـانة الله تعالى وهي استكبار إبليس في سورة الآعراف أية:

، ورسالة 22وأضل إبليس أدم عليه السلام في سورة الأعراف أية:

نبي الله نوح عليه السلام في الجزيرة العربية في سورة الإعراف

، دعوة نبي الله هود عليه السلام إلى قومـه لتوحيد الله في 63ة: أي

، رغبة قوم نوح عليه السلام عن دعوتـه 65سورة الأعراف أية:

، حقيقة الإسم في سورة الإعراف أية: 69في سورة الأعراف أية:

، غضب نبي 123، استكبار فرعـون في سورة الأعراف أية: 71

، السلوك 150ورة الأعراف أية: الله موسى عليه السلام في س

، أسباب هلاك أم القـرى في 28القليــدي في سورة الأعراف أية:

، القصـة عن ورثة التوراة في سورة 98-97سورة الأعراف أية:

، رسالة نبي الله محـمد صلى الله عليه وسلم في 169الأعراف أية:

راف ، أهل الأعراف في سورة الأع185-184سورة الأعراف أية:

Page 15: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

xiii

، الحوار بين أهل الجنة والجحيــم في سورة الأعراف أية: 49أية:

44 .

أما وجدت الباحث في بعض الآيات القرنيــة الموضوعات

المتعلقة بإهـانة الله تعالى وهي قدرة الله وبرهــانها في سورة البقرة

، الآمال 44، منهج الدعوة وأدابــها في سورة البقرة أية: 28أية:

، 85، 80، 76، 75ل لبني إسرائيــل في سورة البقرة أية: الفاش

170.، التفسير عن المشركيــن في سورة البقرة أية: 87

Page 16: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

xiv

ABSTRACT

Name : Rosa Lestari

NIM : 217410732

Concentration : Knowledge of the Qur'an and Interpretation

Title of Thesis : Social Function Istifham Taubikh in the Qur`an

(Analysis in the Letter of Al-Baqarah dan the letter of

Al-A’raf)

This study aims to describe and analyze the Istifham Taubikh's social

functions contained in the Qur'an. This research is a qualitative research with

descriptive-analytical design.

The results of the study indicate that the editorial staff of the taubikh

in the Qur'an can be drawn from social functions based on the context of the

verse. In the letter of Al-A'raf there are several themes that become the

subject and object of Allah's reproach, namely: The arrogant attitude of

Satan (QS. Al-A'raf [8]: 12), The success of the persuasion of the Devil's

Seduction to the Human Father (Adam): ( Surah Al-A'raf [8]: 22), Noah's

Minutes in Arab Land (Surah Al-A'raaf [7]: 63), Invitation to Prophet Hud

as. to monotheize Allah (Surah Al-A'raf [7]: 65), Noah's Surprise in

Receiving Da'wah (QS. Al-A'raf [7]: 69), The Nature of a Name (QS. Al-A '

ranting [7]: 71), Authoritarian Attitude of Pharaoh (Surah Al-A'raf [7]: 123),

Anger of the Prophet Moses (Surah Al-A'raf [7]: 150), Blind Taqlid (QS Al-

A'raaf [7]: 28), For the Destruction of the 'Domestic Population' (QS. Al-

A'raaf [7]: 97-98) and QS. Al-A'raf [7]: 100, Verses Relating to the Story of

the Heir of the Torah (Surah Al-A'raf [7]: 169), Minutes of Muhammad.

(Surah Al-A'raf [7]: 184-185), Occupants of Al-A'raf (Surah Al-A'raf [7]:

49), Dialogues of Inhabitants of Heaven and Hell (QS. Al-A ' raf [7]: 44).

And the theme is the subject and object of God's reproach in the letter of Al-

Baqarah, namely: Proof of the Power of Allah (Surah Al-Baqarah [2]: 28),

Ethics of Da'wah (QS. Al-Baqarah [2]: 44), Hope is in vain -sia from the

Children of Israel (Surah Al-Baqarah [2]: 76), (Surah Al-Baqarh [2]: 77),

(Surah Al-Baqarah [2]: 80), (QS. Al-Baqarah [2]: 85), (Surah Al-Baqarah

[2]: 87), (Surah Al-Baqarah [2]: 139), (Surah Al-Baqarah [2]: 140), (QS. Al -

Baqarah [2]: 211), Interpretation of verses related to Mushrik, (Surah Al-

Baqarah [2]: 170)

Page 17: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan yang selalu dihadapi oleh masyarakat Islam masa kini

adalah sulitnya memahami Al-Qur`an sebagai petunjuk dalam kehidupan.

Walaupun mereka membacanya hampir di setiap masa. Penulis

mengamati bahwa Al-Qur`an dewasa ini hanya sebagai bacaan semata

dan Al-Qur`an sering digunakan untuk membenarkan atau mengklaim

golongan dan kelompok tertentu. Jarang sekali Al-Qur`an dewasa ini

diresapi maknanya. Sebagaimana Al-Qur`an adalah mukjizat, seringkali

masyarakat saat ini luput dari pemahaman-pemahaman mulai dari sisi

gramatikal teksnya, maksud dan tujuan ayat serta hikmah-hikmah yang

terkandung dalam sebuah ayat. Kebobrokan moral, meningkatnya

kriminalitas dan menurunnya tingkat spiritualitas di kalangan masyarakat

milenial karena jauhnya umat Islam dari Al-Qur`an. Melihat hal ini maka

hilanglah fungsi sosial dari Al-Qur`an, kitab yang dijuluki sebagi kitab

petunjuk. Kurangnya minat dan kesadaran untuk menggali lebih dalam

nilai sosial sebuah ayat yang berperan merubah perilaku sosial.

Walaupun Al-Qur`an bukan kitab ilmiah dalam pengertian umum,

namun kitab suci ini banyak sekali berbicara tentang masyarakat. Ini

disebabkan karena fungsi utama kitab suci ini adalah mendorong lahirnya

perubahan-perubahan positif dalam masyarakat. Kitab suci umat Islam

ini memperkenalkan sekian banyak hukum-hukum yang berkaitan

dengan bangun runtuhnya suatu masyarakat.1

1 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur`an, (Bandung: Mizan, 2005), cet. 16, h. 319

Page 18: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

2

Al-Qur`an juga memelihara hukum-hukum kejiwaan dan hukum-

hukum alam sekaligus menetapkan realitas-realitas yang harus dibina

manusia untuk memakmurkan bumi.2 Masyarakat manusia tidak

mungkin sinambung eksistensinya bila tidak ada sejumlah aturan yang

dirumuskan, juga bila tidak ada otoritas yang mengurus urusan-

urusannya. Bila semua anggota masyarakat menjaga disiplin dan

mematuhi aturan, maka keadilan sosial tertegakkan dan memperoleh

kekuatan.3

Berangkat dari permasalahan ini penulis tertarik untuk meneliti

redaksi-redaksi dalam Al-Qur`an. Telah diketahui bersama bahwa Al-

Qur`an merupakan kitab petunjuk dan sarana interaksi antara Allah Swt

dan makhluk-Nya.4 Dengan kitab inilah Allah membimbing manusia

untuk bersosial dan bermasyarakat di muka bumi.

Dalam melakukan interaksi, Al-Qur`an menggunakan beragam

kalimat. Quraish Shihab mengungkapkan bahwa tidak ada satupun bacaan

yang diperlakukan seperti Al-Qur`an dalam hal dikaji redaksinya, dimulai

dari aspek penetapan kata dan pemilihan kata sampai kepada arti

kandungan baik tersurat maupun tersirat, serta kesan yang ditimbulkan.5

Ini semua dilakukan demi untuk mengungkap nilai-nilai Al-Qur`an agar

terimplementasikan dalam kehidupan,

Salah satu ragam kalimat yang digunakan Al-Qur`an a adalah kalimat

istifhâm (pertanyaan). Kalimat dalam kajian gramatika biasanya

2 Muhammad al-Ghazali, Berdialog dengan Al-Qur`an, terj. Kaifa Nata’amal ma’a

Al-Qur`an, terj. Masykur Hakimdan Ubaidillah, (Bandung: Mizan, 1996), cet. 1, h. 214 3 ‘Allamah Sayyid Muhammad Husain Thabathab’i, Tafsir al-Mizan, terj. Al-

Mizan: an Exegesis of Qur`an Volume 1, terj. Ilyas Hasan, (Jakarta: Lentera, 2010), cet. 1, h.

361 4 Yusuf al-Qaradhawi, Bagaimana Berinteraksi dengan Al-Qur`an , terj. Kaifa

Nata ‘Alamu Ma‘a Al-Qur`an al-‘azhim terj. Kathur Suhardi, (Jakarta: Pustaka Kautsar,

2000), h. 5 5 M. Quraish Shihab, Lentera Hati, (Bandung: Mizan, 1997), cet. 7, h. 25

Page 19: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

3

didefinisikan dengan sekumpulan kata yang minimal terdiri dari

subjek dan predikat, dan maknanya dapat dipahami. Sedangkan dilihat

dari pola kalimat, secara garis besar menurut ahli gramatika bahasa Arab

terbagi menjadi dua macam.6 Pertama, Khabari (خبري)/informasi, yakni

yang kandungannya berpotensi untuk dinilai benar atau bohong. Kedua,

Insya’i (إنشائ), yakni yang redaksinya tidak mengandung potensi untuk

dinilai bahwa ia benar atau bohong.7

Dengan demikian, pertanyaan atau istifhâm termasuk dalam

pembahasan kalimat insya’i. Selanjutnya bila ditinjau dari penggunaan

kata istifhâm dalam kalimat al-i istifhâmiyah didapati makna-makna

tertentu; seperti ada yang tetap pada makna haqiqi dan ada pula yang

bermakna majazi. Makna hakiki adalah merupakan arti yang sebenarnya

bukan merupakan arti kiasan. Sedangkan istifhâm majazi adalah

pertanyaan tentang sesuatu yang sebenarnya sudah diketahui. Dalam

kondisi ini, fungsi yang dimiliki oleh kalimat istifhâm tersebut tidak lagi

orisinil sebagai pertanyaan yang mengharapkan jawaban, namun beralih

kepada fungsi-fungsi lainnya seperti larangan, perintah, pengingkaran,

doa, harapan, celaan serta tujuan lainnya.8

Dalam Al-Qur`an banyak ditemukan ayat dalam redaksi pertanyaan,

tetapi setelah memperhatikan konteksya ternyata berbeda dengan fungsi

pertanyaan pada dasarnya.9 Hal ini banyak ditemukan dalam Al-Qur`an.

Seperti firman Allah Swt:

“Apakah kamu menyuruh orang melakukan aneka kebajikan dan kamu

melupakan diri kamu sendiri, padahal kamu membaca kitab suci.

Tidakkah kamu berakal?” (QS. Al-Baqarah [2]: 44)

Ayat ini beredaksi istifhâm dengan kata tanya hamzah ( ء) namun

memiliki maksud atau tujuan untuk menegur, mencela atau kecaman.

Ayat ini mengecam pemuka-pemuka agama Yahudi, yang sering kali

memberi tuntunan tetapi melakukan sebaliknya. Dalam sebuah riwayat

6 Kementrian Agama RI, Muakddimah Al-Qur`an dan Tafsirnya (Edisi yang

disempurnakan), (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010), Cet. 10, h. 168 7 M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, (Ciputat: Lentera Hati, 2015), cet. III, h.

8 Ali al-Jarim dan Musthafa Amin, al-Balaghah al-Wadhihah, (Kairo: Dar al-

Maarif, t.t), h. 165 9 M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, (Tangerang: Lentera Hati, 2013), h. 64-67

Page 20: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

4

dikemukakan bahwa ada orang-orang Yahudi yang menyuruh

keluarganya yang telah memeluk Islam agar mempertahankan keyakinan

mereka dan terus mengikuti ajaran Nabi Muhammad Saw. Walaupun

ayat ini turun dalam konteks kecaman kepada para pemuka Yahudi, kita

dapat mengambil fungsi sosial yaitu ayat ini tertuju kepada setiap orang

terutama muballigh dan para pemuka agama dalam berdakwah. Dakwah

adalah ucapan dan perbuatan, kalau arah perbuatan berlawanan dengan

arah ucapan , ia bukan lagi dakwah yang di ridhai Allah, bahkan ia telah

mengundang murka-Nya. 10

Seperti inilah beberapa contoh dari redaksi

istifhâm yang terdapat dalam Al-Qur`an yang ternyata bila dikaji secara

mendalam dapat menimbulkan efek sosial tertentu.

Berbagai macam redaksi istifhâm dalam Al-Qur`an meliputi 96 surat,

jumlah redaksi istifhâm 715 ayat tersebar di dalam Al-Qur`an.11

Hal ini

menunjukkan bahwa Allah menggunakan redaksi istifhâm untuk

berinteraksi dengan hamba-Nya penting untuk dikaji. Karena setiap

penggunaan lafaz dalam Al-Qur`an memiliki konsekuensi terhadap

penggunaannya.

Dari 715 ayat beredaksi istifhâm, terdapat 170 ayat bermakna taubîkh

(celaan/kecaman), hal ini menarik perhatian penulis untuk melakukan

penelitian mendalam demi mengungkapkan fungsi dari sisi sosial dalam

ayat-ayat tersebut. Kenapa Allah menggunakan redaksi yang

mengandung makna taubîkh, apa pengaruhnya terhadap manusia, apakah

menyentuh perasaan, adakah efek yang ditimbulkan dari sisi keimanan?.

Kemudian meneliti sejauh mana bentuk-bentuk taubikh yang terdapat

dalam Al-Qur`an berdasarkan konteks ayat. Maka dari itu penulis tertarik

untuk meneliti dua surat terpanjang dalam Al-Qur`an yaitu Al-A’raf

sebagai surat yang mewakili konteks Makkiyah dan surat Al-Baqarah

yang mewakili konteks Madaniyah. Dua surat ini dirasa sudah cukup

menggambarkan keadaaan sosiologi masayarakat Arab waktu itu sebagai

penerima pesan Al-Qur`an.

Berdasarkan urian di atas, maka penulis terdorong untuk melakukan

penelitian dengan judul “Istifhâm Taubîkh dalam Al-Qur`an (Studi

10

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur`an)

Vol. 1, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 218-219 11

Prosentase ini diketahui setelah menghitung jumlah keseluruhan ayat-ayat yang

beredaksi istifham dalam Al-Qur`an dengan menggunakan kitab at-Tafsir al-Balagiy lil

Istifham fi Al-Qur`an al-Hakim karya Abdul ‘Azhim Ibrahim al-Math’iniy, perhitungan

dilakukan dimulai dari jilid 1 sampai jilid 4. Terkadang metode penghitungan dalam tafsir

ini menempatkan 1-3 ayat dijadikan satu tema redaksi istifham. Sehingga perhitungan

jumlah redaksi istifham terkadang beradasrakan tema. Abdul ‘Azhim Ibrahim al-Math’iniy

at-Tafsir al-Balagiy lil Istifham fi Al-Qur`an al-Hakim, (Mesir: Maktabah Wahbah, 1999).

Page 21: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

5

Analisis Fungsi Sosial Istifhâm Taubîkh dalam surat Al-A’raf dan Al-

Baqarah)”.

B. Permasalahan

Dalam pembahasan ini, akan dipaparkan beberapa permasalahn yang

mencakup identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan

masalah. Berikut perenciannya.

1. Identifikasi Masalah

Permasalahan pada penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai

berikut:

1. Manusia memiliki Al-Qur`an sebagai petunjuk dalam segala lini

kehidupannya sehingga manusia perlu untuk memahami Al-

Qur`an termasuk memahami ayat-ayat istifhâm

2. Ayat-ayat istifhâm di dalam Al-Qur`an memiliki penjelasan yang

luas, dimana pengertiannya belum banyak dipahami secara

mendalam oleh banyak orang.

3. Ayat-ayat istifhâm di dalam Al-Qur`an mengandung banyak

makna, seperti istifhâm at-taubîkh, istifhâm inkari, istifhâm

taqriri, dan lain sebagainya. Hal ini menarik untuk dibahas.

4. Para mufassir memiliki pandangan khusus terkait dengan ayat-

ayat istifhâm at-taubîkh dalam Al-Qur`an sehingga perlu untuk

mengetahui pandangan para mufassir tersebut.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas penulis terdorong

mengangkat permasalahan ini sebagai obyek kajian, dan agar

permasalahan tidak melebar dalam pembahasannya, maka penulis

akan membatasi ruang lingkup masalah ini hanya pada: Studi

Analisis Fungsi Sosial Istifhâm Taubîkh dalam surat Al-A’raf dan Al-

Baqarah. Kedua surat ini merupakan dua surat terpanjang yang

mewakili konteks Makkiyah dan Madaniyah dan cukup

menggambarkan keadaaan sosiologis masyarakat Arab pada waktu

itu.

3. Perumusan Masalah

Perumusan yang dikaji dalam pembahasan ini dinyatakan dalam

bentuk pertanyaan yaitu:

1. Bagaimana penafsiran ulama terkait istifhâm taubîkh dalam

Al-Qur`an?

2. Bagaimana kontekstualisasi istifhâm taubîkh dari segi sosial?

C. Tujuan Penelitian

Page 22: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

6

Sejalan dengan perumusan masalah di atas, berikut merupakan tujuan

penelitian ini:

1. Untuk menegtahui penafsiran ulama terkait istifhâm taubîkh

dalam Al-Qur`an.

2. Untuk menegtahui kontekstualisasi istifhâm taubîkh dari segi

sosial.

D. Kegunaan penelitisan

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan gambaran mengenai penafsiran ulama terkait

istifhâm taubîkh dalm Al-Qur`an

2. Memberikan gambaran mengenai kontekstualisasi istifhâm

taubîkh dari segi sosial

E. Kajian Pustaka

Diakui bahwa bahwa tulisan tentang istifhâm dalam Al-Qur`an

bukan tidak ada sama sekali, bahkan bisa dikatakan sudah banyak

dilakukan. Namun, setelah dilakukan penelitian kepustakaan, tidak

banyak karya intelektual yang berbicara tentang hikmah istifhâm

inkary dari sisi sosial. Pada bagian ini, penulis menghadirkan kajian-

kajian atau penelitian-penelitian sebelumnya yang bersinggungan

dengan tema yang penulis angkat dan untuk menghindari kesamaan

dengan penelitian-penelitian lain. Di antaranya sebagai berikut:

1. Tesis yang berjudul “Istifhâm dalam Al-Qur`an (Kajian

Pragmatik Terhadap Penggunaan Kata Tanya Hamzah) karya

Ali Ma’shum konsentrasi Bahasa dan Satra Arab Sekolah

Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2007. Dalam tesisnya Ali Ma’shum mengkaji

Penggunaan Kata Tanya Hamzah dalam Al-Qur`an dengan

metode pragmatik sebagai pisau analisisnya dan memiliki

kesimpulan sebagai berikut:

a. Kajian pragmatik penggunaan kata tanya hamzah dalam Al-

Qur`an dilakukan melalui tiga tahapan analisis, yaitu : analisis

aspek sintaksis, semantis dan pragmatis.

b. Hasil penelitian dari aspek sintaksis menunjukkan bahwa

istifhâm terbagi menjadi dua, yaitu ; istifhâm retoris dan

istifhâm aretoris.

c. Hasil analisis dari aspek semantis, diketahui bahwasannya

istifham yang menggunakan kata tanya hamzah dalam Al-

Qur`an sangatlah sedikit sekali yang digunakan untuk fungsi

(makna) dasarnya, yaitu bertanya atau mencari informasi.

d. Hasil penelitian dari aspek pragmatis, ditemukan

bahwasannya istifhâm yang menggunakan kata tanya hamzah

Page 23: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

7

dalam Al-Qur`an banyak sekali yang digunakan bukan untuk

meminta informasi atau bertanya, melainkan untuk fungsi –

fungsi lain berdasarkan konteks. Fungsi-fungsi pragmatis

tersebut adalah: mempertegas, menolak, memberikan

informasi, menganggap mustahil, mengingkari, membuktikan

kebenaran ucapan, mengetes atau menguji, menantang,

menghibur, meminta petunjuk, meminta pengakuan, meminta

dikasihani, membuka mata orang lain, mencari muka,

memerintah, menyeru, melarang, mengkonfirmasi, menegur,

mengklarifikasi, mengingatkan, menganjurkan,

menyombongkan diri, berpura-pura bodoh, berputus asa,

menghina, merasa puas, mengungkit-ungkit, mengancam,

menyesali, menyatakan keheranan, dan menghardik. Tesis ini

sangat membantu penulis dalam memberikan informasi terkait

penggunaan kata tanya hamzah dalam Al-Qur`an. Adapun

yang menjadi pembeda dengan yang penulis teliti adalah

penulis menfokuskan penelitian pada ayat-ayat yang

bermuatan istifhâm at-taubîkh fungsi dalam konteks

sosialnya.12

2. Selanjutnya tesis yang berjudul Istifhâm dalam Al-Qur`an

(Sebuah Analisis Ilmu Ma’ani) karya Mhd. Syahnan, mahasiswa

Program Pascasarjana Kerjasama IAIN Syarif Hidayatullah

dengan Universitas Indonesia Jakarta tahun 2000. Dalam tesisnya

Mhd. Syahnan mengkaji istifhâm dalam Al-Qur`an dengan

pendekatan Ilmu Ma’ani. Yang berksimpulan bahwa makna-

makna istifhâm yang terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur`an dapat

dibagi kepada dua macam yaitu: istifhâm dalam makana hakiki

dan istifham dalam makna majazi. Adapun istifham dalam makna

hakiki dibagi mnejadi 11 macam yaitu: a) menanyakan tentang

sesuatu yang meragukan dan sesuatu kepastian, b). untuk

konfirmasi, c). menanyakan sesuatu yang tidak berakal, d).

Menanyakan makhluk yang berakal e). Menanyakan waktu

lampau dan akan datang, e). Menanyakan waktu mendatang, f).

Menanyakan tempat, g). Menanyakan keadaan sesuatu, h).

Menanyakan asal-usul, i). menanyakan jumlah atau bilangan, j).

Untuk menentukan salah satu dari dua pilihan. Sedangkan

istifhâm dalam makna majazi dikelompokkan menjadi 2 tema

12

“Istifham dalam Al-Qur`an (Kajian Pragmatik Terhadap Penggunaan Kata Tanya

Hamzah) karya Ali Ma’shum konsentrasi Bahasa dan Satra Arab Sekolah Pascasarjana

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007, tidak diterbitkan.

Page 24: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

8

besar yaitu istifhâm dengan makna al-khabar dan istifhâm

dengan makna al-Insya’. Adapun pembagian istifhâm dengan

makna al-khabar dibagi menjadi 12 macam yaitu: a). istifhâm

dengan makna inkar, b). istifhâm dengan makna taqrir, c).

Dengan makna al-Isbat, d). Dengan makna al-iftikhar, e). Al-

taubîkh, f). Al-Itab, g). Al-Tabkit, h). al-Taswiyah. i). Al-Ta’zimu,

j). Al-Tahwil, k). Al-Tashil wa al-Takhfif, l). Al-tafajju’u, m). Al-

Taksir, n). Al-Istirsyad. Pembagian istifhâm dengan makna al-

Insya’ menjadi 17 macam yaitu: a). Al-Amru, b). al-Nahwu, c).

al-Tahzir, al-Tazkir, d). Al-tanbih, e). Al-targib, f). Al-tamanni,

g). Al-du’a’u, h). Al-‘Arad, i). al-tahdid, j). Al-istibta’, k). Al-

Iyas, l). Al-Inas, m). Al-tahakkumu wa al-istihza’u, n). al-tahqir,

o). Al-ta’ajjub, p). Al-istib’ad. Tesis ini dapat dikatakan sangat

sempurna dalam membahas bentuk-bentuk istifhâm dalam Al-

Qur`an dengan pendekatan ilmu Ma’ani. Tesis ini sangat

membantu penulis dalam memahami makna istifhâm dalam Al-

Qur`an. Adapun yang menjadi pembeda dengan yang penelitian

penulis adalah, penulis menfokuskan kajian terhadap ayat-ayat

istifhâm at-taubîkh dalam Al-Qur`an demi mengungkap fungsi

redaksi istihamnya dari sisi sosial.13

3. Jurnal Istifhâm dalam Al-Qur`an: Studi Analisa Balaghah oleh

Ade Nurdiyanto. Dalam jurnal ini disebutkan 14 fungsi istifhâm

majazi berserta masing-masing satu contoh ayat dalam Al-

Qur`an. Fungsi-fungsi tersebut adalah: a). Taqrir (menetapkan),

b). ikhbar (menginformasikan), c). al-taswiyah (menyamakan),

d). Al-irsyad (petunjuk), e). Ifham (pemberian pemahaman), f).

Tashwiq (memotivasi), g). Al-amr (perintah), h). Nafi

(meniadakan), i). al-tamanna (harapan yang tidak mungkin

tercapai), j). Nahi (larangan), k). Taubîkh (pencelaan), l). Ta’zhim

(mengagungkan), m). Tahqir (menghina), n). Ta’ajjub

(keheranan). Adapun yang menjadi perbedaan dengan yang

penulis teliti adalah penulis menfokuskan kajian terhadap ayat-

ayat istifhâm at-taubîkh dalam Al-Qur’an fungsinya dari sisi

sosial.14

4. Sebuah kitab yang berjudul At-Tafsir al-Balagiy lil Istifhâm fi Al-

Qur`anul Hakim karya Dr. Abdul ‘Azhim Ibrohim al-Math’iny.

Kitab ini membahas ayat-ayat yang beredaksi istifham dalam Al-

13

Mhd. Syahnan, “Istifham dalam Al-Qur`an (Sebuah Analisis Ilmu Ma’ani)”,

Tesis, (Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah dengan Universitas Indonesia Jakarta, 2000), (t.d) 14

Ade Nurdiyanto, jurnal “Istifham dalam Al-Qur`an; Studi Analisa Balaghah”

dalam e-journal El-Wasathiya Jurna Studi Agama, Volume 4, Nomor 1, Juni 2016 p-ISSN

2338-9648, e-I

Page 25: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

9

Qur`an lengkap dimulai dari surat al-Fatihah sampai an-Nas.

Menjelaskan aspek kebahasaannya (asrar an-nazham wa

balagiyah). Sementara itu aspek di luar kebahasaan belum

tersentuh. Kitab ini sangat membantu penulis dalam memberikan

informasi terkait redaksi istifhâm dalam surat Al-A’raf dan Al-

Baqarah. Adapun yang menjadi pembeda dengan yang penulis

teliti adalah penulis mengkhususkan pada redaksi istifhâm at-

taubîkh kata tanya hamzah dalam Al-Qur`an, melihat sejauh

mana pandangan para mufasir terhadap ayat-ayat istifhâm at-

taubîkh tersebut serta untuk mengetahui fungsi dari sisi sosial.

Beberapa karya yang menjadi tinjauan pustaka dalam penelitian

ini membahas tentang istifhâm dalam Al-Qur`an baik dari segi

kualifikasi istifhâm dalam Al-Qur`an berdasarkan ilmu ma’ani,

pragmatik dan aspek kebahasaan (balaghah). Sementara itu aspek

di luar kebahasaan belum tersentuh seperti dampak dari sisi sosial

penggunaan redaksi istifhâm at-taubîkh dalam Al-Qur`an. Karena

itu penelitian ini menjadi signifikan untuk mengisi perumpangan

penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini akan

menunjukkan dampak dari sosial, pengaruhnya terhadap manusia,

apa efek dari sisi keimanan, dan hikmah-hikmah dari sisi sosial

lainnya terhadap istifhâm at-taubîkh dalam Al-Qur`an.

F. Metodologi Penelitian

Dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan di atas,

penulis akan menggunakan metodologi penelitian sebagai berikut:

1. Jenis dan pendekatan Penelitian

Jenis penilitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan bentuk

deskriptif analisis melalui pendekatan studi kepustakaan (library

research) yaitu penelitian yang objek utamanya literatur baik buku,

jurnal, maupun artikel, sehingga data yang diperoleh dari literatur

tersebut relevan dengan pokok permasalahan.15

2. Sumber Data

Dalam menyusun karya ilmiah, rujukan yang digunakan harus

jelas dan sesuai dengan tema penelitian. Sesuai dengan keperluan

studi ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literer yaitu

dengan membaca dan meneliti sumber data yang memuat uraian

tentang ayat-ayat istifhâm at-taubîkh dalam Al-Qur`an. Untuk

15

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:

Rineka Cipta, 1998), h. 206

Page 26: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

10

menghasilkan kajian ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan,

penulis menggunakan sumber dari beberapa literatur.

Adapun sumber primer dalam penelitian ini adalah Al-Qur’an al-

Karim.

Sedangkan untuk menunjang penulisan ini, digunakan beberapa

sumber sekunder. Karena pembahasan dalam penulisan adalah

redaksi istifhâm, maka penulis juga merujuk kepada kitab-kitab tafsir

yang bermuataan kebahasaan seperti kitab Tafsir al-Balagiy lil

Istifhâm fil Qur`anil Hakim karya ‘Abdul ‘Azhim Ibrahim al-

Mat’aniy16

Tafsir al-Kasysyaf karya Abil Qasim Jarullah Mahmud

bin Umar az-Zamakhsyari al-Khawarizmi17

, kitab Fathul Qadir karya

imam asy-Syaukani18

. Dan agar dapat memahami konteks keadaan

dalam redaksi-redaksi istifhâm tersebut digunakan beberapa kitab

tafsir yang menjelaskan dari sisi sosial seperti kitab Tafsir asy-

Sya’rawi karya Muhammad Mutawalli Sya’rawi, kitab al-Munir

karya Wahbah az-Zuhaili, kitab al-Mishbah karya Muhammad

Qiraish Shihab, kitab Tfasir Nurul Qur`an karya Kamal Faqih Imani,

tafsir al-Mizan karya Husein ath-Thaba’-Thaba’i, dan kitab-kitab

tafsir lainnya.

Demi memudahkan dalam penelitian, penulis memilih dua surat

terpanjang dalam Al-Qur`an yang mewakili konteks Makkiyah dan

Madaniyyah dan cukup menggambarkan keadaan sosiologi

masyarakat Arab saat itu.

Adapun surat yang mewakili Makkiyah adalah surat Al-A’raf,

dan yang mewakili surat Madaniyyah adalah surat Al-Baqarah.19

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan tesis ini penulis menggunakan metode

dokumentatif, yaitu dengan mengumpulkan, memeriksa dan mencatat

data-data yang relevan dengan tema yang dibahas dan bersumber dari

Al-Qur`an, kitab-kitab, buku-buku, kamus, jurnal, artikel-artikel dan

16

‘Abdul ‘Azhim Ibrahim al-Math’iniy, at-Tafsir al-Balagiy lil Istifham fi Al-

Qur`an al-Hakim, (Mesir: Maktabah Wahbah, 1999) 17

Abil Qasim Jarullah Mahmud bin Umar az-Zamakhsyari al-Khawarizmi, Tafsir

al-Kasysyaf, (Beirut: Dar al-Marefah, 2009), cet. 3 18

Imam asy-Syaukani, Tafsir Fathul Qadir Jilid 4, terj. Fathul Qadir (Al Jami’

baina Ar Riwayah wa Ad-Dirayah min ilm Al-Tafsir ), terj. Amir Hamzah Fachruddin dan

Asep Saifullah (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), cet. Ke-1 19

Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur`an, terj. Mabahits fi Ulumil

Qur’an terj. Mudzakir AS., (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2009), cet. 12, h. 64

Page 27: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

11

majalah-majalah.20

Teknik ini merupakan penelaahan terhadap

referensi-referensi yang berhubungan dengan permasalahan

penelitian.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan

pengumpulan data adalah sebagai berikut: pertama,

menginventarisasi ayat yang bermuatan istifhâm at-taubîkh dalam Al-

Qur`an. Penulis melakukan pembacaan terhadap ayat-ayat yang

mengandung term istifhâm at-taubîkh dari surat Al-A’raf (Makkiyah)

dan surat Al-Baqarah (Madaniyyah) demi menemukan redaksi

istifhâm at-taubîkh dalam Al-Qur`an dengan bantuan kitab Tafsir al-

Balagiy li Istifhâm fil Qur`anil Hakim karya ‘Abdul ‘Azhim Ibrahim

al-Mat’aniy. Kedua, meneliti penafsiran ulama-ulama terkait istifhâm

at-taubikh dalam Al-Qur`an. Ketiga, menganalisis subjek dan objek

serta hal yang dicela dalam sebuah ayat yang bermuatan istifhâm at-

taubîkh dalam surat Makkiyah dan Madaniyah dalam Al-Qur`an,

serta menarik fungsi dari sisi sosial dalam rangka

mengkontekstualisasikan ayat-ayat istifhâm taubîkh dalam Al-

Qur`an.

Adapun teknik operasionalnya adalah penulis mengumpulkan

data-data terkait kemudian mengidentifikasi data tersebut dengan

cara membaca, menganalisis sehingga ditemukan pemahaman terkait

kontekstualisasi fungsi dari sisi sosial ayat-ayat yang mengandung

istifhâm taubîkh dalam Al-Qur`an. Selanjutnya penulis memilih data

yang akan penulis tulis dalam penelitian ini dan tahap terakhir adalah

menuliskannya di laptop dalam bentuk file.

4. Metode Analisis Data

a. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

di awali dengan metode tematik, yaitu mengumpulkan

ayat-ayat istifhâm at-taubîkh dalam Al-Qur`an. Dalam

tahap ini penulis berusaha menyajikan data yang valid

dengan bantuan kitab At-Tafsir al-Balagiy lil Istifhâm fi

Al-Qur`an al-Hakim karya Dr. Abdul ‘Azhim Ibrohim al-

Math’iny.

b. Selanjutnya penulis menggunakan metode deskriptif

analitis karena penelitian ini tidak hanya terbatas pada

pengumpulan dan penyusunan data namun juga meliputi

usaha klasifikasi data, analisa data dan interpretasi tentang

arti data yang diperoleh.

20

Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009),

Cet I, h. 72

Page 28: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

12

c. Kemudian penulis juga menggunakan metode muqaran

(perbandingan), yaitu membandingkan penafsiran ulama

yang satu dengan penafsiran lain.

G. Teknik dan Sistematika Penulisan

Mengenai teknik penulisan tesis ini, penulis mengacu pada

buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi terbitan IIQ

Jakarta Press tahun 2013 yang dikeluarkan oleh Institut Ilmu Al-

Qur`an (IIQ) Jakarta.21

Secara keseluruhan tesis ini memuat lima bab

yang saling berkaitan dengan perincian dan sistematika sebagai

berikut:

Bab pertama, pendahuluan dalam penulisan ini menjelaskan

tentang latar belakang penulisan dan metodologi yang digunakan

guna memudahkan penulis dalam menganalisa tema yang telah

ditetapkan. Penulis mencari dan mengumpulkan ayat yang menurut

penulis ayat-ayat tersebut merupakan ayat-ayat yang mengandung

istifhâm at- taubîkh Kemudian dilanjutkan dengan pembatasan dan

perumusan masalah agar pembahasan dalam penelitian ini lebih

terfokus dan memiliki batasan yang jelas. Yaitu hanya membatasi

permasalahan ayat-ayat bermakna istifhâm at taubîkh dalam surat Al-

A’raf (Makkiyah) dan Al-Baqarah (Madaniyah) saja dalam Al-

Qur`an. Poin selanjutnya adalah tujuan penelitian yang merupakan

tujuan yang ingin dicapai penulis berdasarkan rumusan masalah.

Manfaat penelitian menerangkan kegunaan apa saja yang diharapkan

setelah penelitian ini selesai. Adapun tinjauan pustaka dimaksudkan

untuk menjelaskan di mana posisi topik ini dalam khazanah keilmuan

Islam dan untuk menghindari kesamaan judul atau topik pada

penelitian terdahulu.

Bab kedua, sebelum menjelaskan penafsiran ulama terhadap ayat-

ayat istifhâm at-taubîkh dalam Al-Qur`an, pada bab ini penulis

menjelaskan terlebih relasi konteks sosio-kultural Arab dan Al-

Qur`an kaitannya dari segi bahasa, kemudian gaya bahasa yang

digunakan Al-Qur`an, pengertian Makkiyah dan Madaniyyah sebagai

kontekstualisasi ayat, pengertian istifhâm, Makna dan pembagian

istifhâm, hal ini penulis lakukan untuk mengetahui landasan teori

yang menjadi patokan penulis dalam mengidentifikasi ayat-ayat yang

bermuatan istifhâm at-taubîkh dalam Al -Qur`an.

Bab ketiga, penulis mengemukakan profil surat Al-A’raf dan

surat Al-Baqarah berkaitan dengan penamaan surah, kandungan

21

Tim penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi IIQ Jakarta,

(Jakarta: IIQ Press, 2011), h. 26

Page 29: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

13

surah, gambaran tabel balagiy dalam kedua surat, serta tabel balagiy

istifhâm dalam kedua surah untuk melihat sejauh mana keberadaan

istifhâm taubîkh dalam Al-Qur`an.

Bab keempat, penulis akan menyajikan penafsiran ulama terkait

ayat-ayat yang bermuatan istifhâm taubîkh dalam surat Al-A’raf dan

surat Al-Baqarah, untuk melihat sejaiuh mana orientasi dan fungsi

sosial istifhâm taubîkh dalam kedua surat.

Bab kelima, setelah pembahasan utama penulis mengemukakan

beberapa kesimpulan sebagai penutup, yang diambil dari pembahasan

yang telah dilakukan serta beberapa saran guna melengkapi

pembahasan di atas yang sangat terbatas.

Page 30: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

151

151

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan Istifhâm Taubîkh dalam Al-Qur`an:

Analisis Fungsi Sosial terhadap ayat-ayat yang beredaksi Istifhâm

Taubîkh dalam Al-Qur`an, maka pada bab ini dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Redaksi istifhâm taubîkh dalam Al-Qur`an dapat ditarik fungsi

sosial berdasarkan konteks ayat. Dalam surat Al-A’raf terdapat

beberapa tema yang menjadi subjek dan objek celaan Allah yaitu:

Sikap Iblis yang sombong (QS. Al-A’raf [8]: 12), Kesuksesan

bujuk Rayu Iblis kepada Bapak manusia (Adam): (QS. Al-A’raaf

[8]: 22), Risalah Nuh di Tanah Arab (QS. Al-A’raaf [7]: 63),

Ajakan Nabi Hud as. untuk Mentauhidkan Allah (QS. Al-A’raaf

[7]: 65), Keheranan Kaum Nabi Nuh dalam Menerima Dakwah

(QS. Al-A’raaf [7]: 69), Hakikat Sebuah Nama (QS. Al-A’raaf

[7]: 71), Sikap Otoriter Fir’aun (QS. Al-A’raf [7]: 123),

Kemarahan Nabi Musa (QS. Al-A’raf [7]: 150), Taqlid Buta (QS.

Al-A’raaf [7]: 28), Sebab Kehancuran ‘Penduduk Negeri’ (QS.

Al-A’raaf [7]: 97-98) dan QS. Al-A’raf [7]: 100, Ayat Yang

Berkaitan Dengan Kisah Pewaris Taurat (QS. Al-A’raf [7]: 169),

Risalah Muhammad Saw. (QS. Al-A’raf [7]: 184-185), Penghuni

Al-A’raf (QS. Al-A’raaf [7]: 49), Dialog Penghuni Surga dan

Neraka (QS. Al-A’raf [7]: 44).

2. Tema yang menjadi subjek dan objek celaan Allah dalam surat

Al-Baqarah yaitu: Bukti Kekuasaan Allah (QS. Al-Baqarah [2]:

28), Etika Berdakwah (QS. Al-Baqarah [2]: 44), Harapan yang

sia-sia dari Bani Israil (QS. Al-Baqarah [2]: 76), (QS. Al-Baqarh

[2]: 77), (QS. Al-Baqarah [2]: 80), (QS. Al-Baqarah [2]: 85), (QS.

Al-Baqarah [2]: 87), (QS. Al-Baqarah [2]: 139), (QS. Al-Baqarah

[2]: 140), (QS. Al-Baqarah [2]: 211), Penafsiran Ayat yang

berkaitan dengan Musyrik, (QS. Al-Baqarah [2]: 170)

B. Saran

Setelah menyimpulkan, penulis memiliki beberapa saran yang kiranya

dapat bermanfaat bagi kelanjutan kajian-kajian sejenis pada masa

mendatang. Terutama yang terkait dengan ayat istifhâm dalam Al-

Qur`an. Adapun saran-saran tersebut sebgai berikut:

1. Sesungguhnya kajian ini adalah kajian yang sangat sederhana,

namun kajian ini merupakan kajian yang sangat penting untuk

diketahui setiap muslim. Diharapkan dari kajian ini menjadi

Page 31: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

152

sumbangsih pemikiran untuk dunia Islam dan sebagai

pembanding terhadap tulisan-tulisan yang sudah ada sebelumnya.

2. Penelitian yang penulis lakukan mengenai Istifhâm Taubîkh dalam

Al-Qur`an: Analisis Fungsi Sosial terhadap ayat-ayat yang

beredaksi Istifhâm Taubîkh dalam Al-Qur`an, masih dalam

tataran yang sederhana yang pembahasannya terfokus pada 2 surat

besar berdasarkan konteks Makki (Al-A’raf) dan Madani (Al-

Baqarah) sebagaimana tersebut di atas. Karena itu hendaknya ada

penelitian lanjutan menyangkut pembahasan yang belum sempat

di bahas dalam penelitian ini.

Akhirnya tidak ada manusia yang sempurna. Setiap manusia

berpotensi melakukan kesalahan, namun sebaik-baik orang yang

terjatuh dalam kesalahan adalah orang yang selalu bertaubat dan

mengakui kesalahnnya. Tiada kata terindah yang dapat penulis

uraikan kecuali do’a kepada Allah SWT, semoga tulisan ini

bermanfa’at bagi pribadi penulis khususnya dan kepada pembaca

pada umumnya. Dan kepada yang sudah mengetahui sebuah

masalah agar menyampaikan kepada yang lainnya dan semoga

kita tetap beriman kepada Allah dengan iman yang benar.

Page 32: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

153

DAFTAR PUSTAKA

‘Al-Hanafi, Ishomuddin Isma’il bin Muhammad , Hasyiyah al-Qunawi ‘ala

Tafsir al-Baidowi Jilid 8, Beirut: Dar al-Kitab al-‘ilmiyyah, tt

‘Aziz, Amir ‘Abdul at-Tafsir asy-Syamil li Al-Qur`an al-Karim Jilid 3,

(Kairo: Dar as-Salamir, 2000), cet. 1, h. 1262

‘Aziz, Amir ‘Abdul, at-Tafsir asy-Syamil li Al-Qur`an al-Karim Jilid 3,

Kairo: Dar as-Salamir, 2000

2420

Abu Zahroh, Zahratu at-Tafasir jilid 6, al-Imam al-Jalil Muhammad Kairo:

Dar al-Fikr al-‘Arabi, 1974

Ad-Dimasyqi, Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Juz

8, terj. Lubabut tafsir min Ibnu Katsir, terj. M. Abdul Goffar, dkk,

Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’i, 2004

Ade Nurdiyanto, jurnal “Istifhâm dalam Al-Qur`an; Studi Analisa Balaghah”

dalam e-journal El-Wasathiya Jurna Studi Agama, Volume 4, Nomor

1, Juni 2016 p-ISSN 2338-9648, e-I

Agama RI, Kementrian Mukaddimah Al-Qur`an dan Tafsirnya (Edisi yang

disempurnakan), Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010

Al-Andalusy, Imam Abu Hayyan , an-Nahru al-Maddu min al-Bahrul Muhit

Jilid 3, Beirut: 1995

Al-Bagdady, Al-‘Allamah al-Alusi. Ruh al-Ma’aniy fi tafsir Al-Qur`an al-

‘Azhim Juz 9, Beirut: Dar al-Ahya’ at-Turats al-‘Araby, 1985

Al-Bukhari, 1 Abdullah Muhammad bin Isma’il Abu Abdullah Shahih al-

Bukhari, ttp: Dar Tauqo an-Najah, 1422 H

Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il Ensiklopedia Hadis

Shahih Bukhari jilid 2, Jakarta: Almahira, 2012

Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il Ensiklopedia Hadis

Shahih Bukhari jilid 2, Jakarta: Almahira, 2012.

Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il, Ensiklopedia Hadis

Shahih Bukhari, Jakarta: Almahira, 2012

Al-Ghazali, Muhammad, Berdialog dengan Al-Qur`an, terj. Kaifa Nata’amal

ma’a Al-Qur`an, terj. Masykur Hakimdan Ubaidillah, Bandung:

Mizan, 1996

Al-Gornathy, Muhammad bin Yusuf asy-Syahir Abi Hayyan al-Andalusi al

al-Bahrul Muhit fi at-Tafsir Jilid 5, Beirut: Dar al-Fikr, 1992

Al-Hanafi, Abi Su’ud Muhammad bin Muhammad bin Musthafa al-‘Imady

Tafsir Abi as-Su’ud au Irsyad al-‘Aqil as-Salim ila Mazaya al-Kitab

al-Karim Jilid 3, Beirut: Dar al-Kitab al-‘Ilmiyyah, 1999

Page 33: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

154

Ali al-Jarim dan Musthafa Amin, al-Balaghah al-Wadhihah, Kairo: Dar al-

Maarif, t.t)

Ali al-Jarim dan Musthafa Amin, al-Balaghah al-Wadhihah, Kairo: Dar al-

Maarif, t.t

Ali al-Jarim dan Musthafa Amin, terjemahan Al-Balaghatul Wadhihah terj.

Al-Balaghatul Wadhihah, terj. Mujiyo Nurkholis, dkk, Bandung:

Sinar Baru Algensindo

Ali ash-Shabuni, Syekh Muhammad, Ikhtisar Ulumul Qur’an Praktis terj. at-

Tibyan fi Ulumil Qur’an, terj. Muh. Qadirun Nur, Jakarta: Pustaka

Amani, 2001

Ali, Abdullah Yusuf. Tafsir Yusuf Ali (Teks, Terjemah dan Tafsir Qur`an 30

Juz), terj. The Holy Qur`an, Text, Translation and Commentary, terj.

Ali Audah Jakarta: Pustaka Litera AntarNusa, 2002

Ali, Jawwad Sejarah Arab sebelum Islam (Geografi, Iklim, Krakteristik dan

Silsilah), terj. Al-Mufashshal fi Tarikh al-‘Arab qabla al-Islam, terj.

Khalifrurrahman Fath Ciputat: Pustaka Alvabet, 2018

Al-Jamal, Syaikh M. Hasan Biografi 10 Imam Besar, terj. Hayatul

Aimmah, terj. M.

Al-Jamaly, Muhammad Abdul Mun’im At-Tafsir al-Farid lil Qur`anil Majid

Kairo: al-Azhar Academy of Islamic Research, 1970

Al-Khawarizmi, Abu al-Qasim Jarullah Mahmud bin Umar az-Zamakhsyari

Tafsir al-Kasysyaf, Beirut: Dar al-Marefah, 2009

Al-Manshury, Musthafa al-Hasan. Al-Muqtatof min ‘Uyun at-Tafasir Jilid 2,

Kairo: Dar as-Salam, 1996

Al-Maraghi, Ahmad Musthafa Tafsir al-Maraghi Juz 1, terj. Tafsir Al-

Maraghi, terj. Bahrun Abubakar, Semarang: CV Toha Putra, 1985

Al-Maragi, Mustafa Ulumu al-Balaghah al-Bayan wa al-Ma’’ani wa al-

Badi’, Beirut: Dar al-Ulum, 1984

Al-Math’iniy, Abdul ‘Azhim Ibrahim at-Tafsir al-Balagiy lil Istifham fi Al-

Qur`an al-Hakim, Mesir: Maktabah Wahbah, 1999

Al-Mubarakfuri, Shafiyyurahman, Shahih Tafsir Ibnu Katsir, terj. Al-

Mishbaahul Muniir fii Tahdziibi Tafsiiri Ibni Katsir, terj. Ahmad

Saikhu, Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir, 2016

Al-Qaradhawi, Yusuf, Bagaimana Berinteraksi dengan Al-Qur`an , terj.

Kaifa Nata ‘Alamu Ma‘a Al-Qur`an al-‘azhim terj. Kathur Suhardi,

Jakarta: Pustaka Kautsar, 2000

Al-Qattan, Manna’ Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur`an, terj. Mabahits fi

Ulumil Qur’an terj. Mudzakir AS., Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa,

2009

Al-Qattan, Manna’ Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur`an, terj. Mabahits fi

Ulumil Qur’an terj. Mudzakir AS., Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa,

2009

Page 34: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

155

Al-Qazawayni, Jalal al-Din Al-Idhah fi ‘Ulum al-Balaghah Beirut: Dar al-

Kutub al-‘Ilmiyah, t.t

Al-Qurthubi, Imam Tafsir al-Qurthubi Jilid 2, terj. Al-Jami’ li Ahkam Al-

Qur`an, terj. Fathurrahman dan Ahmad Hotib, Jakarta: Pustaka

Azzam, 2007

Al-Qusyairi, Muslim bin al-Hajjaj Ensiklopedia Hadis 4, Shahih Muslim 2,

terj. Masyhari dan Tatam Wijaya, Jakarta: Almahira, 2012

Al-Syafi’i, Jalaluddin al-Sayuti al-Itqan fi ‘Ulum Al-Qur`an, Beirut: Dar al-

Fikr, 911 H

Al-Wahidi, Abu al-Hasan Ali bin Ahmad, Asbab an-Nuzul Al-Qur`an, (t.tp,

Dar al-Qiblat li al-Saqafah al-Islamiyyah, 1984

Al-Zarkasyi, al-Burhan fi Ulum Al-Qur’an jil. 2 Kairo: Dar al-Turas, 1984

Amal, Taufik Adnan Rekonstruksi Sejarah Al-Qur`an, Ciputat: Pustaka

Alvabet, 2013

Amrullah, Abdul Malik Abdul Karim Tafsir al-Azhar Jilid 4, Singapura:

Pustaka Nasional, tt

An-Naisaburi, 1 Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi Abul Hasan al-Musnad as-

Shahih al-Mukhtashar binaql an al-Udl Ila Rasulillahi Shallahualaihi

Wasallam, (Beirut: Dar Ihya at-Turats al-‘Arabi, tt

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta, 1998

Ar-Rumi, Fahd bin Abdurrrahman Ulumul Qur`an (Studi Kompleksitas Al-

Qur`an), terj. Dirasat fi ‘Ulum Al-Qur`an, terj.m Amirul Hasan dan

Muhammad Halabi, Yogyakarta: Titian Ilahi, 1996

As-Suyuthi, Jalaluddin Samudera Ulumul Qur`an, terj. Al-Itqan fi Ulumil

Qur`an, terj. Farikh Marzuki Ammar, dkk. Surabaya: Bina Ilmu, t.t

Asy-Syaukani, Imam, Tafsir Fathul Qadir Jilid I, terj. Fathul Qadir (Al

Jami’ baina Ar Riwayah wa Ad-Dirayah min ilm Al-Tafsir ), terj.

Amir Hamzah Fachruddin dan Asep Saifullah, Jakarta: Pustaka

Azzam, 2008

Asy-Syaukani, Muhammad bin Ali, Fathul Qadir (Al Jami’ baina Ar

Riwayah wa Ad-Dirayah min ilm Al-Tafsir), Beirut: Dar al-Marefah,

2007

Asy-Syirazi, Nashir Makarim Tafsir Al-Amtsal, terj, Al-Amtsal fi Tafsir Kitab

Allah al-Munzal, terj. Ahmad Sobandi, dll, (Jakarta: Gerbang Ilmu

Press, tt

Ath-Thabari, Abu Jafar Muhamamd bin Jarir Tafsir ath-Thabari Jilid 2, terj.

Jami’ al-Bayanan-Ta’wil Ayi Al-Qur`an, terj. Ahsan Askan, (Jakarta:

Pustaka Azzmi, 2008

At-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Tafsir ath-Thabary, terj. Jami’

al-Bayan at Ta’wil Ayi Al-Qur`an, terj. Abdul Somad dan Yusuf

Hamdani, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008

Page 35: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

156

Az-Zuhaili, Wahbah Tafsir Al—Wasith, terj. At-Tafsir al-Wasith, terj.

Muhtadi dkk, (akarta: Gema Insani, 2012

Az-Zuhaili, Wahbah, Tafsir al-Munir Jilid 4, terj. Al-Tafsir (al-Munir fi al-

Aqidat wa al-Syariat wa al-Manhaj), terj. Abdul Hayyie al-Katani,

dkk, Jakarta: Gema Insani, 2013

Az-Zuhaili, Wahbah, Tafsir al-Munir Jilid 4, terj. Al-Tafsir (al-Munir fi al-

Aqidat wa al-Syariat wa al-Manhaj), terj. Abdul Hayyie al-Katani,

dkk, Jakarta: Gema Insani, 2013

B. Mohamad, Ahmad SonHadji Tafsir Al-Qur`an di Radio juz 1, (Kuala

Lumpur: Pustaka Salam, 2012

Chirzin, Muhammad Al Qur`an dan Ulumul Qur`an Yogyakarta: PT. Dana

Bhakti Prima Yasa, 1998

D. Hidayat, al-Balaghah lil Jami’, Jakarta: Karya Toha Putra dan Bina

Masyarakat Qur`ani Jakarta, 2002

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam Jilid 5, Jakarta: Ichtiar

Baru van Hoeve, 1993

Ghazali, Syekh Muhammad, Tafsir Tematik dalam Al-Qur`an, terj. Nahw

Tafsir Maudhu’iy li Suwar Al-Qur`an, terj. Qodirun Nur dan Ahmad

Musyafiq, Jakarta: Gaya Media Pratama

Hamka, Tafsir al-Azhar, Jakarta: Anggota IKAPI, 2008

Hamka, Tafsir al-Azhar, Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd, 2003

Harun, Salman Kaidah-kaidah Tafsir, Jakarta: Qaf, 2017

Hasan, Muhammad Shiddiqul, Fathul bayan fi maqasid Al-Qur`an Jilid 4,

Beirut: al-Makatabah al-‘Ashriyyah, 1992

Hawwa, Sa’id, al-Asas fi at-Tafsir jilid 4 tt

Heruddin, Karakteristik Sastra Arab pada masa Pra-Islam, Jurnal Nady al-

Adab, Volume 12, Nomor 1, Februari, 2018, h. 38. Sastra Asia Barat

Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin

Ibn Manzur, Lisan al-Arab Jil. 10, Beirut: Dar ihya al-Turats al-‘Arabi, 1999

Ibnu ‘Asyur, Muhammad Thahir at-Tahrir wa at-Tanwir Jilid 1, Tunis: Dar

Suhnun, tt

Ibrahim, Hasan Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2006

Imani, Allamah Kamal Faqih, Tafsir Nurul Qur`an, terj. Nur al-Qur`an: an

Enlightening Commentary into the Light of the Holy Qur`an Jilid 5,

terj. Sri Dwi Hastuti dan Rudy Mulyono, Jakarta: al-Huda, 2004

Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Gaung Persada Press,

2009

Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Gaung Persada Press,

2009

Jalal, Abdul Ulumul Qur`an, Surabaya: Dunia Ilmu, 2000

Jilid 3, h. 444

Page 36: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

157

Katalog dalam Terbitan (KDT), Perpustakaan Nasional:, Ensiklopedia

Al-Qur`an, Jakarta: Lentera Hati, 2007

LIPI, dan Kementrian Agama RI Badan Litbang dan Diklat Tafsir Ilmi (Kisah

Para Nabi Pra-Ibrahim Dalam Perspektif Al-Qur`an dan Sains),

Jakarta:Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2012

M. Hanafi, Muchlis Asbabun Nuzul (Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-

Qur`an), Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2015

M.M. Al-A’zami, Sejarah Teks Al-Qur`an dari wahyu sampai Kompilasi,

terj. The History of The Qur`anic Text: from Revelation to

Compilation ,terj. Sohirin Solihin, dkk, Depok: Gema Insani, 2014

Ma’shum, Ali, “Istifham dalam Al-Qur`an (Kajian Pragmatik Terhadap

Penggunaan Kata Tanya Hamzah), Tesis, Jakarta: Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007, (t.d)

Mattson, Ingrid Ulumul Qur`an Zaman Kita (Pengantar untuk Memahami

Konteks, Kisah dan Sejarah Al-Qur`an) terj. The Story of the Qur`an,

terj. R. Cecep Lukman Yasin, Jakarta: penerbitzaman, 2013

Miftah Faridlk dan Agus Syihabuddin, Al-Qur`an dan Sumber Hukum Islam

yang Pertama, Bandung: Pusaka, 1989

Muhammadiyah, Pimpinan Pusat Tafsir at-Tanwir Juz 1, (Yogyakarta:

Majelis Tarjih dan Tajdid, 2016

Muhtador, Moh. Teologi Persuasif: Sebuah Tafsir Relasi Umat Beragama,

jurnal Fikrah Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan, Volume 4 Nomor 2,

2016,

Munawwir, Ahmad Warson Al-Munawwir (Kamus Arab-Indonesia

Terlengkap), Krapyak: Yogyakarta: 1984

Munawwir, Ahmad Warson, al-Munawwir, Surabaya: Pustaka Progressif,

2002

Muthahhari, Murtadha Tafsir Surat-surat Pilihan (Mengisi Hidup dengan

Surah-surah Penuh Berkah),terj. Durus min Al-Qur`an, terj. Hasan

Rahmat dan Ms Nasrullah, Bandung: Pustaka Hidayah, 2000

Muzakki, Akhmad Dialektika Gaya Bahasa Al-Qur`an dan Budaya Arab Pra

Islam Sebuah kajian Sosiologo Bahasa, Jurnal Islamica, vol. 2. No. 1,

September 2007,

Nashir, Abdurrahman bin, Tafsir Al-Qur`an, terj. Tafsir al-Karim ar-Rahman

fi Tafsir Kalam al-Mannan, terj. Muhammad Iqbal, dkk, Jakarta:

Darul Haq, 2016

Penyusun, Tim Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi IIQ Jakarta,

(Jakarta: IIQ Press, 2011), h. 26

Penyusun, Tim, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi IIQ

Jakarta, Jakarta: IIQ Press, 2011

Page 37: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

158

Perpustakaan Nasiona RI, Ensiklopedi Tematis Al-Qur`an (Bersama Allah

Jilid 1), Jakarta: Kharisma Ilmu, 2005

Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT), Ensiklopedi Hukum

Islam, Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve, 2001

Quthb, Muhammad Perlukah Menulis Ulang Sejarah Islam ?, terj. Kaifa

Naktubu Attarikhal Islami? Terj. Chairul Halim dan Nabhani Idris,

Jakarta: Gema Insani Press, 1995

Quthb, Sayyid , Keindahan Al-Qur`an yang Menakjubkan, terj. At-Tashwir

al-Fanni fil-Qur`an, terj. Bahrun Abu Bakar, Jakarta: Robbani Press,

2004

Quthb, Sayyid Tafsir fi Zhilalil Qur`an (Di bawah Naungan Al-Qur`an), terj.

Fi Zhilalil Qur`an, terj. As’ad Yasin, dkk, (Jakarta: Gema Insani

Press, 2000

Quthb, Sayyid, Tafsir fi Zhilalil Qur’an: Di Bawah Naungan Al-Qur`an, terj.

Fi Zhilalil Qur’an, terj. M. Misbah dan Aunur Rafiq Shaleh Tamhid,

Jakarta: Rabbani Press, 2006

Raghib, Nabil Al-Qawaidu az-Zahabiyah li Itqani al-Lughati al-‘Arabiyyah fi

an-Nahwi wa as-Sharfi wa al-Balaghah, Kairo: Maktabah Gharib,

1982

Raghib, Nabil, Al-Qawaidu az-Zahabiyah li Itqani al-Lughati al-‘Arabiyyah

fi an-Nahwi wa as-Sharfi wa al-Balaghah, Kairo: Maktabah Gharib,

1982

RI, Kementrian Agama Al-Qur`an dan Tafsirnya, Jakarta: Kementrian

Agama RI, 2010

Salih, Bahjat Abdul Wahit Al-I’rabul Qur`anBeirut: Dar al-Fikr, 1993

Shafa, Mahmud al-Jadwalu fi I’rabil Qur`an wa Sharfihi wa Bayanihi ma’a

Fawaida Nahwayyah Hammah Juz 9, Beirut: Dar ar-Rasyid, 1995

Shaleh, dkk, Asbabun Nuzul (Latar Belakang Turunnya Ayat-ayat Al-

Qur`an), Bandung: CV Diponegoro, 1995.

Shihab, M. Quraish Al-Lubab (Makna, Tujuan dan Pelajaran dari Surah-

surah Al-Qur`an

Shihab, M. Quraish Lentera Hati, Bandung: Mizan, 1997

Shihab, M. Quraish Wawasan Al-Qur`an, Bandung: Mizan, 2005

Shihab, M. Quraish, Fatwa-fatwa M. Quraish Shihab Seputar Al-Qur`an dan

Hadis, Bandung: Mizan, 1999

Shihab, M. Quraish, Kaidah Tafsir, Tangerang: Lentera Hati, 2013

Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur`an (Fungsi dan Peran Wahyu

dalam Kehidupan Masyarakat), Bandung: Mizan, 2009

Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-

Qur`an) Jakarta: Lentera Hati, 2002

Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-

Qur`an) Jakarta: Lentera Hati, 2002

Page 38: FUNGSI SOSIAL ISTIFHÂM TAUBÎKH DALAM AL-QUR`AN (Studi

159

Suharyo, Didik, Mukjizat Huruf-huruf Al-Qur`an (Memahami Al-Qur`an

melalui Kode dan tinjauan Sains ), Ciputat: Salima CV Sapta

Harapan, 2012

Sya’rawi, Muhammad Mutawalli Tafsir asy-Sya’rawi, terj. Tafsir asy-

Sya’rawi, terj. Tim Terjemah Safir al-Azhar, Medan: Duta Azhar,

2006

Syahnan, Mhd, “Istifham dalam Al-Qur`an (Sebuah Analisis Ilmu Ma’ani)”,

Tesis, Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah dengan Universitas

Indonesia Jakarta, 2000 (t.d)

Thabathab’i, Sayyid Muhammad Husain, Tafsir al-Mizan, terj. Al-Mizan: an

Exegesis of Qur`an Volume 1, terj. Ilyas Hasan, Jakarta: Lentera, 2010

Wijaya, Aksin Sejarah Kenabian dalam Perspektif Tafsir Nuzuli Muhammad

Izzat Darwazah, Bandung: Mizan, 2016

Yatim, Badri Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Grafindo Persada, 2005