fungsi dan kedudukan assunah terhadap al quran

Upload: aura-net

Post on 03-Apr-2018

278 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran

    1/19

    MAKALAH

    FUNGSI DAN KEDUDUKAN AS SUNNAH TERHADAP AL-QURAN

    Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Kemathlaul

    Anwaran

    Disusun Oleh :

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MATHALAUL ANWAR

    BANTEN

    2013

    1

  • 7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran

    2/19

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirahmanirrahiim,

    Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah

    memberikan kekuatan dan ketabahan bagi hamba-Nya. Serta memberi ilmu

    pengetahuan yang banyak agar kita tidak merasa kesulitan. Salawat serta salam

    tidak lupa penulis sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah

    menyampaikan wahyu kepada hamba-Nya yang setia sampai akhir zaman.

    Makalah yang berjudul Kedudukan dan Fungsi As sunnah Terhadap

    Al-Quran , disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Kemathlaul Anwatan di

    FKIP UNMA Banten. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat

    bantuan dan sumbangan pemikiran, serta dorongan dari berbagai pihak, tetapi

    tidak luput dari kendala yang begitu banyak.

    Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama

    bagi penulis, Amin yarobbal alamiin.

    Pandeglang, Juni 2013

    Penyusun

    2

  • 7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran

    3/19

    DAFTAR ISI

    JUDUL ................................................................................................. i

    KATA PENGANTAR ......................................................................... ii

    DAFTAR ISI ........................................................................................ iii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang.................................................................... 1

    B. Perumusan Masalah............................................................ 1

    C. Tujuan Penulisan................................................................. 1

    BAB II PEMBAHASAN

    A. Kedudukan Dan Kehujjahan Hadits (As Sunnah).............. 2

    B. Fungsi Hadits (As Sunnah) Terhadap Al-Quran............... 7

    BAB III PENUTUP

    A. Kesimpulan......................................................................... 14

    B. Saran................................................................................... 14

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 16

    3

  • 7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran

    4/19

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Hadits bukanlah teks suci sebagaimana Al-quran. Namun, hadits selalu

    menjadi rujukan kedua setelah Al-quran dan menempati posisi penting dalam

    kajian keislaman. Mengingat penulisan hadits yang dilakukan ratusan tahun

    setelah Nabi Muhammad SAW wafat, maka banyak terjadi silang pendapat

    terhadap keabsahan sebuah hadits. sehingga hal tersebut memuncul kan sebagian

    kelompok meragukan dan mengingkari akan kebenaran hadits ebagai sumber

    hukum.

    Banyak al-quran dan hadits yang memberikan pengertian bahwa hadits itu

    merupkan sumber hukum islam selain al-quran yang wajib di ikuti, baik dalam

    bentuk perintah, maupun larangan nya. Namun mengapa para pengingkar sunnah

    tetap meragukannya? Berikut makalah ini akan memaparkan sedikit tentang

    kedudukan hadits terhadap al-quran dengan melihat dalil aqli maupun naqli, serta

    pandangan antara ingkarussunnah dan para pro hadits mengenai keabsahannya.

    B. Rumusan Masalah

    1. Seperti apa Kedudukan Dan Kehujjahan Hadits (As Sunnah)?

    2. Fungsi Hadits (As Sunnah) Terhadap Al-Quran?

    C. Tujuan Makalah

    Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :

    1. Kedudukan hadits (As Sunnah) terhadap al-quran

    2. Fungsi Hadits (As Sunnah) Terhadap Al-Quran

    1

  • 7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran

    5/19

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Kedudukan Dan Kehujjahan Hadits (As Sunnah)

    Seluruh umat islam sepakat bahwa hadits merupakan salah satu sumber

    ajaran agama islam. Keharusan mengikuti hadits bagi umat islam (baik berupa

    perintah atau larangannya) sama halnya dengan kewajiban mengikuti Al-quran.

    Hal ini terjadi karena hadits merupakan mubayyin ( penjelas ) terhadap Al-quran,

    karena itu siapapun tidak akan bisa memahami Al-quran tanpa dengan

    memahami dan menguasai hadits. Begitu pula halnya menggunakan hadits tanpa

    Al-quran, karena Al-quran merupakan dasar hukum pertama yang

    didalamnyaberisi garis besar syariat. Dengan demikian antara hadits dengan al-

    quran mempunyai kaitan yang sangat erat, untuk memahami dan

    mengamalkannya tidak dapat dipisahkan atau berjalan dengan sendiri-sendiri.

    Untuk mengetahui sejauh mana hubungan hadits sebagai sumber ajaran

    islam, dapat dilihat beberapa dalil naqli yaitu yang bersumber dari Al-quran dan

    hadits, dan dalil aqli yang menggunakan rasional, seperti dalil berikut ini.

    1. Dalil Al-quran

    Banyak ayat Al-quran yang menerangkan tentang kewajiban seseorang

    untuk tetap teguh, serta beriman kepada allah dan tasun-Nya. Iman kepda rasul

    merupakan satu keharusan dan sekaligus kebutuhan setiap individu. Dengan

    demikian allah akan memperkokoh dan memperbaiki keadaan mereka, hal ini

    sebagaimana dijelaskan dalam surat Ali imran ayat 17 yang berbunyi:

    (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang

    menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu

    sahur.

    Dan dijelaskan dalam surat al-nisa ayat 136 yang berbunyi:

    2

  • 7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran

    6/19

    Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-

    Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-

    malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka

    sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.

    Selain allah memerintahkan umat islam agar percaya kepada Rasul Saw,

    juga menyerukan agar mentaati segala bentuk perundang-undangan dan peraturan

    yang dibawahnya, baik berupa perintah ataupun larangan. Tuntutan taat dan patuh

    kepada Rasul saw ini sama halnya tuntutan taat dan patuh kepada allah swt.Banyak al-quran yang menerangkan hal tersebut. Seperti firman allah

    dalam surat Ali Imron ayat 32 sebagai berikut :

    Katakanlah: "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka

    sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".

    Dalam surat al-Hasyr ayat 7 Allah juga berfirman:

    3

  • 7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran

    7/19

    Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya

    yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, Rasul, kerabat

    Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam

    perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya

    saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia.

    Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada

    Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.

    Dari beberapa ayat Al-quran diatas dapat ditarik suatu pemahaman,

    bahwa ketaatan kepada Rasul Saw adalah mutlak, sebagaimana ketaatan kepada

    Allah. Begitu pula halnya dengan ancaman atau peringatan bagi yang durhaka.

    Ancaman Allah Swt sering disejajarkan dengan ancaman karena durhaka kepada

    rasul-Nya. Selain itu terdapat banyak ayat yang memerintahkan mentaati Rasul-

    Nya secara khusus dan terpisah. Karena pada dasarnya ketaatan kepada Rasulnya

    sama halnya taat kepada Allah swt. Pada surat Al-Nisa ayat 80 disebutkan bahwa

    manifestasi dari ketaatan kepada Allah adalah dengan mentaati Rasul-Nya, seperti

    firman-Nya:

    Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati

    Allah. Dan barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak

    mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.

    Ungkapan pada ayat diatas menunjukkan betapa pentingnya kedudukanhadits sebagai sumber ajaran islam yang dimanifestasikan dalam bentuk aqwal

    atau ucapan, afal atau prilaku, dan taqrir Rasul saw.

    2. Dalil hadits Rasul Saw

    Selain berdasarkan ayat-ayat diatas , kedudukan Hadits juga dapat dilihat

    dari Hadits-hadits rasul sendiri. Banyak hadits yang menggambarkan hal ini dan

    menunjukkan perlunya ketaatan kepada perintahnya. Dalam salah satu pesannya

    4

  • 7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran

    8/19

    berkenaan dengan menjadikan hadits sebagai pedoman hidup disamping al-

    quran. Rasul bersabda:

    Saya tinggalkan dua perkara yang kamu tidak akan tersesat apabila

    berpegang pada keduanya, yakni Kitabullah (al-Quran) dan sunnah nabinya

    (Hadits). (HR. Malik).

    Dalam Hadits lain Rasul Saw, bersabda:

    Kalian Wajib berpegang teguh dengan sunah-ku dan sunnah khulafa

    rasyidin yang mendapat petunjuk. Berpegang teguhlah kamu sekalian

    dengannya (HR. Abu daud).

    Dalam salah satu Taqrir Rasul juga memberikan petunjuk kepada umat

    islam, bahwa dalam menghadapi berbagai persoalan hukum dan kemasyarakatan,

    kedua sumber ajaran yakni al-Quran dan hadits merupakan sumber asasi.

    3. Kesepakatan ulama ( ijma)

    Umat islam kecuali mereka para peyimpang dan pembuat kebohongan,

    telah sepakat menjadikan hadits sebagai salah satu dasar hukum dalam beramal.

    Penerimaan terhadap hadits sama halnya dengan Al-quran karena keduanya

    sama-sama dijadikan sebagai sumber hukum islam. Kesepakatan umat dalam

    mempercayai, menerima, dan mengamalkan segala peraturan yang ada di hadits

    berlaku sepanjang masa. Banyak diantara mereka yang tidak hanya memahami

    dan mengamalkan isi kandungannya, akan tetapi mereka menghafal, mentadwin,

    dan meyebarluaskan dengan segala upaya kepada generasi selanjutnya. Diantara

    para sahabat misalnya, banyak peristiwa yang menggunakan hadits senagai

    hukum islam, antara lain perhadikan beberapa kejadian dibawah ini.

    Pertama, ketika Abu bakar dibaiat menjadi seorang khalifah, ia berkata,

    Saya tidak meninggalkan sedikitpun sesuatu yang telah diamalkan oleh

    rasulullah, sesungguhnya saya takut tersesat apabila meninggalkan perintahnya.

    Kedua, ketika umar berada didepan hajar aswad, ia berkata, saya tahu bahwa

    anda adalah batu, seandainya saya tidak melihat Rasulullah menciummu, saya

    tidak akan menciummu. Ketiga, pernah ditanyakan kepada Abdullah ibn Umar

    tentang ketentuan shalat safar dalam al-Quran . Ibn Umar menjawab, Allah

    telah mengutus nabi Muhammad saw kepada kita, dan kita tidak mengetahui

    5

  • 7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran

    9/19

    sesuatu. Maka sesungguhnya kami berbuat sebagaimana Rasulullah saw berbuat.

    Keempat, dinarasikan Said ibn al-Musayyab bahwa Utsman ibn Affan berkata,

    Saya duduk sebagaimana duduknya Rasulullah, saya makan sebagaimana

    makannya rasulullah, dan saya shalat sebagaimana shalatnya Rasulullah saw.

    Sikap para sahabat tersebut kemudian diwariskan ke generasi selanjutnya

    secara bersikenambungan. Berkaitan dengan ini para tabiin menyampaikan pesan

    dan saran-sarannya kepada umat dan murid yang dibinanya, seperti berikut ini.

    Pertama, al-Amasy berkata, Kalian harus mengikuti al sunnah dan

    mengajarkannya kepada anak-anak. Kedua, Waki berkata, Kalian harus

    mengikuti para imam mujtahid dan ulama muhaddits, karena mereka yang

    menulis apa yang dimilikinya dan apa yang seharusnya mereka kerjakan, berbeda

    halnya dengan ahli al-ahwa dan ahli rayi.

    Ketiga, mujtahid berkata terhadap muridnya, kalian jangan menuliskan

    kata-kataku, akan tetapi tulislah hadits Rasulullah saw. Keempat, Abu Hanifah

    berkata, jauhilah pendapat tentang agama Allah swt. Kalian harus berpegang

    pada al-sunnah, barangsiapa menyimpang darinya niscaya dia tersesat.

    Apa yang sudah kami kemukakan diatas hanyalah contoh sebagian kecil

    pandangan atau sikap ulama tentang hadits, yang menggambarkan betapa

    perhatian dan pandangannya sangat tinggi terhadap hadits sebagai sumber ajaran

    agama islam selain kitab suci al-Quran.

    4. Sesuai dengan petunjuk akal

    Kerasulan nabi Muhammad Saw telah diakui dan dibenarkan oleh umat

    islam. Dengan demikian manifestasi dan pengakuan serta keimanan itu

    mengharuskan semua umatnya mentaati dan mengamalkan segala peraturan atau

    perundang-undangan serta inisiatif beliau, baik yang beliau ciptakan atas

    bimbingan wahyu maupun hasil ijtihadnya sendiri. Nabi dalam mengemban

    misinya itu terkadang hanya menyampaikan apa yang diterima dari Allah swt.

    Menurut petunjuk akal Nabi Muhammad adalah Rasul Tuhan yang telah diakui

    dan dibenarkan umat islam.

    Dalam menyampaikan tugas agama Nabi menyampaikan peraturan yang

    isi dan redaksinya dari Allah swt, tapi terkadang beliau juga menggunakan hasil

    6

  • 7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran

    10/19

    ijtihadnya sendiri. Hasil ijtihad ini berlaku sampai ada nas yang menasakhnya.

    Oleh karena itu hasil ijtihad beliau bisa ditempatkan sebagai sumber hukum. Itu

    sebabnya dalam kasus tertentu Allah memerintahkan kita untuk

    mengikuti ulilamri . Sekiranya ulil amri mendapatkan legitimasi untuk diikuti, dan

    fungsi hadist berikut nanti dapat mempertajam hujjiyah hadits sebagai sumber

    hukum islam.

    Dapat disimpulkan bahwa hadits merupakan bagian wahyu, oleh karena itu

    dapat dijadikan sumber hukum islam. Kalangan ulama berdebat tentang apakah

    cara merujuk kepada Al-quran dan hadits dilakukan secara berperingkat, yaitu

    mencari argumentasi dari Al-quran terlebih dahulu kemudian, sehingga apabila

    dirasa sudah cukup maka tidak perlu lagi dicari dalam hadits. Madzhab yang

    kedua adalah dengan cara merujuk kepada Al-quran dan hadits secara bersamaan,

    yakni menjadikan kehujjahan hadits identik dengan kehujjahan Al-quran,

    sehingga Al-quran dan hadits harus difahami secara komprehensif.

    B. Fungsi Hadits (As Sunnah) Terhadap Al-Quran

    Al-quran dan hadits sebagai sumber ajaran islam tidak dapat dipisahkan.

    Al-quran sebagai sumber hukum memuat ajaran ajaran yang bersifat umum dan

    global, yang perlu dijelaskan lebih lanjut dan terperinci. Disini hadits berfungsi

    sebagai penjelas isi kandungan Al-Quran tersebut. Ini sesuai dengan firman Allah

    surat al-Nahl ayat 44 yang berbunyi:

    keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan

    kepadamu Al Qur'an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang

    telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.

    Fungsi hadits sebagai penjelas Al-Quran itu bermacam-macam. Malik ibn

    Anas menyebutkan lima macam fungsi, yaitu bayan al-taqrir, bayan al-tafsir,

    bayan al tafshil, dan bayan al-basth, dan bayan al-tasyri . Al Syafii menyebutkan

    7

  • 7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran

    11/19

    lima fungsi yaitu, bayan al-tafshil, bayan al-takhshish, bayan al-tayin, bayan al-

    tasyri dan bayan al-nasakh. Dalam al-Risalah Syafii menambahkan dengan

    bayan al-isyarah. Ahmad ibn Hambal menyebutkan empat fungsi yaitu , bayan

    al-takid, bayan al-tafsir, bayan al-tasyri dan bayan al takhsis.

    1. Bayan al-Taqrir

    Bayan al-taqrir disebut juga bayan al-takid dan bayan al-itsbat. Maksud

    bayan ini yaitu menetapkan dan memperkuat apa yang telah diterangkan didalam

    Al-quran. Fungsi hadits dalam hal ini hanya untuk memperkokoh isi kandungan

    al-Quran. Seperti contoh keharusan berwudhu sebelum shalat seperti yang

    diterangkan oleh surat al-Maidah ayat 6 yang berbunyi:

    Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan

    shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah

    kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu

    junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali

    dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak

    memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah

    mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu,

    8

  • 7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran

    12/19

    tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya

    bagimu, supaya kamu bersyukur.

    Ayat diatas di taqrir oleh hadits yang dikeluarkan al-Bukhari dan Abu

    Hurairah yang berbunyi, Rasul saw bersabda, Tidak diterima shalat seseorang

    yang berhadats sampai ia berwudhlu. (HR. Bukhari).

    2. Bayan al-tafsir

    Maksud bayan al-tafsir adalah penjelasan hadits terhadap ayat-ayat yang

    memerlukan perincian atau penjelasan lebih lanjut. Seperti pada ayat-ayat yang

    mujmal, mutlaq dan am, maka fungsi hadits dalam hal ini memberikan perincian

    (tafshil) dan penafsiran terhadap ayat-ayat Al-quran yang masih mujmal,

    memberikan taqyid ayat-ayat yang masih mutlaq, dam memberikan takhshish ayat

    yang masih umum.

    a. Merinci ayat-ayat yang mujmal

    Ayat yang mujmal artinya ayat yang ringkas atau singkat dan mengandung

    banyak makna yang perlu dijelaskan. Dalam al-Quran banyak sekali ayat-ayat

    mujmal yang memerlukan perincian. Sebagai contoh adalah ayat-ayat tentang

    perintah Allah untuk mengerjakan shalat,puasa, zakat, jual beli, nikah, qishash,

    dan hudud. Diantara contoh perincian tersebut dapat dilihat pada hadits yang

    berbunyi, Shalatlah sebagaimana kalian melihat saya shalat

    Perintah mengikuti shalatnya sebagaimana dalam hadits tersebut, Rasul

    kemudian memberi contoh shalat yang sempurna, bahkan nabi melengkapi dengan

    kegiatan lain yang harus dilakukan sebelum dan sesudah shalat. Dengan demikian

    hadits tersebut menjelaskan tentang bagaimana seharusnya shalat itu dilakukan,

    sebagai perincian dari Allah dalam surat al-Baqarah ayat 43 yang berbunyi:

    Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-

    orang yang rukuk.

    b. Mentaqyid ayat-ayat yang muthlaq

    Kata muthlaq artinya kata yang menunjuk pada hakikat kata itu sendiri apa

    adanya, dengan tanpa memandang kepada jumlah maupun sifatnya. Mentaqyid

    9

  • 7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran

    13/19

    yang muthlaq artinyamembatasi ayat-ayat yang mutlaq dengan sifat keadaan, atau

    syarat-syarat tertentu. Penjelasan Rasul yang berupa mentaqyid ayat-ayat al-

    Quran yang bersifat mutlaq antara lain dapat dilihat dari sabda rasul yang

    berbunyi, Tangan pencuri tidak boleh dipotong melainkan pada pencuri senilai

    seperempat dinar atau lebih. (HR. Muslim).

    Hadits ini mentaqyid ayat al-Quran surat al-Maidah ayat 38 yang

    berbunyi:

    Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan

    keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai

    siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

    3. Bayan al-Tasyri

    Kata al-tasyri artinya pembuatan mewujudkan, atau menetapkan aturan

    dan hukum. Maka yang dimaksud bayan al-tasyri adalah penjelasan hadits yang

    berupa mewujudkan, mengadakan atau menetapkan suatu hukum, aturan-aturan

    syara yang tidak didapati nashnya dalam al-Quran.

    Banyak hadits Rasul yang termasuk kedalam kelompok ini, diantaranya

    yaitu hukum tentang ukuran zakat dan hukum tentang hak waris bagi seorang

    anak. Bayan ini oleh sebagian ulama disebut juga dengan bayan zaid ala al-Kitab

    al- Karim (tambahan terhadap nash al-Quran). Disebut tambahan karena

    sebenarnya didalam Al-Quran ketentuan-ketentuan pokok sudah ada, sehingga

    datangnya haditshadits itu hanya sebagai tambahanterhadap ketentuan pokok

    tersebut. Hal ini dapat dilihat, misalnya mengenai hadits tentang ketentuan diyat.

    Dalam al-Quran masalah ini sudah ditemukan ketentuan pokoknya, yaitu pada

    sura al-Nisa ayat 92 yang berbunyi.

    10

  • 7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran

    14/19

    Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin

    (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barang siapa membunuh

    seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya

    (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si

    terbunuh) dari kaum yang memusuhimu, padahal ia mukmin, maka (hendaklah si

    pembunuh) memerdekakan hamba-sahaya yang mukmin. Dan jika ia (si

    terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan

    kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada

    keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Barang siapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh)

    berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai cara tobat kepada Allah. Dan adalah

    Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

    Hadits Rasul yang termasuk bayan tasyri ini wajib diamalkan seperti

    kewajiban mengamalkan bayan yang lainnya. Ketiga bayan telah disepakati oleh

    sebagian besar ulama meskipun untuk bayan ketiga masih dipersoalkan. Untuk

    bayan al-naskh terjadi perbedaan pendapat. Ada yang mengakui bayan ini dan

    11

  • 7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran

    15/19

    adapula yang menolaknya. Yang menerima antara lain yaitu jumhur ulama

    mutakallim, baik Mutazilah, Asyariah, malikiyah, hanafiyah, Ibn Hazm dan

    Dzahiriah, sedangkan yang menolak antara lain al_syafii dan mayoritas ulama

    pengikutnya, serta mayoritas ulama Dzahiriah.

    4. Bayan al-Nasakh

    Kata al-nasakh secara bahasa yaitu bermacam-macam. Bisa berarti al-

    ibthal (membatalkan), atau al-izalah (menghilangkan), atau al-tahwil

    (memindahkan), atau tagyir (mengubah). Perbedaan pendapat dalam

    mendefinisikan bayan al-nasakh terjadi karena perbedaan memahami arti

    nasakh dari sudut kebahasaan. Menurut ulama mutaqadimin, bayan al-

    nasakh adalah adanya dalil syara yang datangnya kemudian. Dari pengertian

    diatas dapat diartikan bahwa ketentuan yang datang kemudian dapat menghapus

    ketentuan terdahulu. Diantara para ulama yang memperbolehkan adanya

    nasakh hadits terhadap al-Quran juga berbeda pendapat dalam macam hadits

    yang digunakan untuk menasakhnya. Dalam hal ini terbagi dalam tiga kelompok.

    Kelompok pertama, memperbolehkan me nasakh Al-quran dengan segala

    hadits, meskipun dengan hadits Ahad. Pendapat ini dikemukakan oleh para

    mutaqaddimin, dan Ibn Hazm serta sebagian para pengikut zahiriah. Kelompok

    kedua memperbolehkan me nasakh dengan syarat bahwa hadits tersebut harus

    mutawatir. Pendapat ini dikimukeken oleh mutazilah. Kelompok ketiga, ulama

    memperbolehkan menasakh dengan hadits masyhur, tanpa harus dengan

    mutawatir. Pendapat ini dikemukakan oleh Hanafiah.

    Kewajiban melakukan wasiat kepada kaum kerabat dekat seperti yang

    dijelaskan dalam surat al-Baqarah ayat 180 yang berbunyi.

    12

  • 7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran

    16/19

    Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan

    (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk

    ibu-bapak dan karib kerabatnya secara makruf, (ini adalah) kewajiban atas

    orang-orang yang bertakwa.

    Ayat diatas di nasakh hukumnya oleh hadits yang menjelaskan bahwa

    kepada ahli waris tidak boleh dilakukan wasiat. Secara garis besar, fungsi utama

    hadits Nabi saw terhadap al-Quran ada tiga yaitu:

    1. Menetapkan dan menguatkan hukum yang ada dalam al-Quran. Dengan

    demikian sebuah hukum dapat memiliki dua sumber hukum sekaligus, yaitu

    Al-quran dan Hadits. Misalnya kewajiban shalat, puasa, dan zakat.

    2. Memperinci dan menjelaskan hukum-hukum dalam al-Qur;an yang masih

    global, membatasi yang mutlaq dan mentakhsis keumuman ayat al-Quran.

    Sebagai contoh yaitu Al-quran memerintahkan untuk menunaikan zakat,

    maka hadits menjelaskan berapa bagian dari harta yang harus dikeluarkan

    atau dizakatkan.

    3. Membuat atau menetapkan hukum yang tidak ditetapkan dalam al-Quran.

    Misalnya larangan memakan binatang buas yang bertaring atau yang

    berkuku, larangan memakai pakaian sutra, cincin, dan emas bagi laki-laki

    dan lain sebagainya.

    Dengan memperhatikan dalil-dalil kehujjahan hadits serta fungsi hadits

    terhadap Al-quran, maka tidak ada alasan unutk menolak Islam. Beberapa dalil

    diatas baik yang bersifat naqli, maupun aqli telah cukup merepresentasikan

    keberadaan hadits sebagai sumber hukum ajaran agama islam.

    13

  • 7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran

    17/19

  • 7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran

    18/19

    sampaikan kepada umatnya, dan tidak mengingkari apa yang telah di ajarkan

    Rosul terhadap kita, melalui Al-Hadits . serta meletakkannya sebagai sumber

    hukum islam dengan memasangkannya pada sumber hukum yang pertama yakni

    Al-Quran karim.

    15

  • 7/28/2019 Fungsi Dan Kedudukan Assunah Terhadap Al Quran

    19/19