faktor waktu.docx
TRANSCRIPT
Faktor Waktu
Besar Dosis atau tingkat paparan radiasi yang diterima seseorang yang sedang bekerja
dengan laju dosis tertentu berbanding lurus dengan lama waktu ia berada ditempat itu.
Dt = Do x t Dosis = Laju Dosis X Waktu
Dt = Dosis yang diterima
Do = Laju Dosis mula-mula
t = Waktu
Contoh :
Seorang pekerja radiasi diizinkan menerima dosis sebesar 100 m Rem/minggu,
berapa jam seminggu ia boleh bekerja dalam medan radiasi dengan laju dosis 10
mRem/Jam Dari Rumus :
Dt = Do X t 100 mrem/minggu
= 10 mRem / Jam X t t
= 100 mRem/minggu : 10 mRem /Jam
= 10 Jam / minggu
Dengan demikian berarti pekerja radiasi harus bekerja secepat mungkin bila bekerja
dengan radiasi.
Faktor Jarak
Paparan radiasi berkurang dengan bertambahnya jarak dari sumber radiasi secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut
Dr1 x r12 = Dr2 x r2
2
Dr1 = Laju Dosis pada jarak
Dr2 = Laju Dosis pada jarak r2
Dari rumus diatas dapat diambil kesimpulan bahwa :
Jika Jarak diperbesar 2 kali maka laju dosis menjadi 1/22 lebih kecil, demikian pula
bila jarak diperkecil 2 kali maka laju dosis menjadi 22 lebih besar.
Contoh :
Sebuah sumber radiasi sinar x memberikan laju dosis pada jarak 2 m dari sumber
sebesar 100 mRem/Jam, berapakah laju dosis pada jarak 4 m dari sumber radiasi.
Dari rumus :
Dr1 x r12 = Dr2 x r2
2
100 m Rem x 22 = Dr2 x 42
Dr2 = 100 mRem x 42/22
= 25 mRem
Dengan cara lain : Jarak dari sumber diperkecil dari 4 m menjadi 2 m berarti
diperbesar 2 kali, maka laju dosis menjadi lebih kecil 1/ 22 ( ) dari semula.
Faktor Penahan Radiasi ( Perisai )
Proses atenuasi sinar-X terutama apabila mempunyai berkas sinar sempit dalam
bahan pelindung sebagai bahan penyerap bersifat eksponensial . Laju Dosis radiasi
sinar-X disuatu titik setelah melalui bahan penyerap dapat ditulis sebagai berikut :
Dt = Do e-ut
Dt = Dosis setelah melalui bahan penyerap
Do = Dosis mula-mula
e = Koefisien serap linear
t = Tebal bahan penyerap
Untuk ketebalan dari suatu bahan penahan radiasi tertentu dapat menyerap Intensitas
radiasi menjadi setengah dari semula maka ketebalan bahan radiasi tersebut
dinamakan HVL ,
Bila Dt = Do, Maka rumus :
Dt = Do e-ut Do
= Do e-HVL
= e-HVL -u.HVL
= ln HVL = 0.693/u
Sehingga Rumus Dt = Do e-ut
Dapat ditulis sebagai : (093 .t ) Dt = Doe ————- HVL Dt = Do ( ) t/HVTDt = Do/ 2 t/HVT
Konsep HVL ini sangat berguna untuk menghitung secara cepat tebal bahan penahan
radiasi yang diperlukan.Umpamanya :
1. Untuk mengurangi dosis menjadi setengahnya diperlukan bahan penahan
radiasi setebal 1 kali HVL.
2. Untuk mengurangi laju dosis hingga 1/4 atau ( )2 diperlukan bahan penahan
setebal 2 kali HVL, sedang untuk mengurangi dosis menjadi 1/8 atau ( ) 3
diperlukan bahan penahan setebal 3 kali HVL.
Contoh :
Berapa tebal bahan penahan yang dibutuhkan untuk mengurangi laju dosis disuatu
titik dari 160 mRem/jam menjadi 10 mRem/Jam ( diketahui HVL = 2 mm Pb ).
Laju Dosis dari 160 mRem menjadi 10 m Rem/jam, berarti terjadi pengurangan
sebesar faktor 16 atau 24. Jadi tebal bahan yang dibutuhkan adalah setebal : 4 x 2 mm
Pb = 8 mmPb.
Dalam praktik, pemakaian sumber radiasi harus dilengkapi dengan penahan
radiasi dalam jumlah yang cukup untuk melemahkan pancaran yang kuat. Berbagai
jenis radiasi mempunyai daya tembus yang berbeda. Sedang sifat serap bahan
terhadap macam radiasi yang dihadapi juga berbeda, maka jumlah dan jenis bahan
penahan radiasi yang diperlukan bergantung pada jenis sumber yang dihadapi.
Penyerapan sinar gamma secara kuantitatif berbeda dengan penyerapan alpha dan
beta.
a. Partikel Alpha
Partikel alpha mudah sekali diserap. Biasanya sehelai kertas tipis saja
sudah cukup untuk menahan seluruh pancaran alpha. Dengan demikian partikel
alpha tidak merupakan persoalan pelik dalam bidang proteksi terhadap sumber
radiasi eksterna.
b. Partikel Beta
Partikel beta mempunyai daya tembus lebih besar daripada partikel alpha.
Energinya biasanya antara 1 dan 10 MeV. Dalam hal ini Perspex setebal 1 cm
sudah cukup menyerap seluruh pancaran beta. Dengan memandang bahwa
pancaran beta ini mudah diserap secara keseluruhan oleh bahan yang relatif tipis
itu, maka orang sering sekali menganggap enteng radiasi beta ini dan kadang-
kadang tidak berhati-hati dan berani memegang sumber beta langsung dengan
tangan, padahal laju dosis pada jarak 3 mm dari sumber demikian mungkin
sebesar 3.000 rad/jam.
Proses penyerapan partikel beta dapat menimbulkan pancaran sinar-x yang
dikenal dengan Bremstrahlung. Bremstrahlung ini besarnya proporsional dengan
bilangan atom dari zat penyerap dan dengan energi partikel beta yang
bersangkutan. Jadi penahan sinar beta dapat dibuat dari bahan yang nomor
atomnya cukup rendah.
c. Sinar Gamma dan Sinar-X
Proses pelemahan sinar-X atau gamma terutama apabila mempunyai
berkas yang sempit dalam bahan pelindung bersifat eksponensial karena gamma
yang berasal dari hamburan Compton tidak terukur. Bahan utama yang digunakan
sebagai penahan radiasi gamma atau sinar-x adalah timbal, baja, beton.
d. Neutron
Untuk penahan neutron perhitungannya agak sulit. Ada 3 interaksi penting
yang perlu diketahui :
Hamburan elastik
Neutron bertumbukan dengan inti atom bahan penahan dengan cara
yang sama seperti tumbukan bola bilyard. Dalam tumbukan, neutron
kehilangan sebagian energinya yang berpindah kepada inti sasaran. Seluruh
energi pindahan ini menjadi energi kinetik inti sasaran. Menurut hukum
tumbukan yang berlaku, unsur ringan yang intinya mendekati massa neutron
adalah yang paling baik untuk menurunkan energi neutron dengan jalan
hamburan elastik. Untuk ini dapat digunakan bahan yang memiliki banyak
hidrogen, misalnya air dan paraffin.
Hamburan tak elastik
Dalam proses ini neutron memberikan sebagian energinya kepada
bahan yang ditumbuknya dan mengeksitasi inti sasaran, kemudian inti
melepaskan energi eksitasi itu kembali dalam bentuk pancaran gamma. Proses
hamburan intelastik sangat berarti unsur-unsur dengan inti yang berat.
Penangkap Neutron
Dalam reaksi ini neutron ditangkap oleh inti, kemudian dalam proses
de-eksitasi memancarkan partikel lain atau foton.
Salah satu reaksi penangkap neutron ialah: 10B (n, a) 7Li. Reaksi ini penting
artinya dalam proteksi radiasi, karena partikel alfa yang dipancarkan mudah
sekali diserap. Reaksi yang paling sering ditemui dalam praktek ialah 58Fe (n,
g) 59Fe, sehingga diperlukan penahan radiasi gamma yang berasal dari reaksi
ini.
Prinsip dasar proteksi radiasi tersebut diatas, yaitu pengendalian radiasi dengan
memperhitungkan waktu, jarak dan penahan radiasi, harus digunakan oleh para
pekerja radiasi dalam melaksanakan tugasnya masing-masing misalnya :
Dalam bidang medik
a. Operator radiografi diagnostik harus memanfaatkan tabir dan apron Pb untuk
mencegah penyinaran seluruh tubuh oleh radiasi hambur.
b. Petugas yang merangkai Ra, yang akan dipasang pada pasien sebagai terapi,
harus memanfaatkan kaca Pb untuk menghindari penyinaran seluruh tubuh.
Untuk melindungi mata bisa digunakan kaca mata Pb.
c. Pasien radiografi gigi menggunakan apron Pb untuk melindungi gonad.
Dalam bidang industri
a. Operator radiografi industri berlindung dibalik tiang beton, dinding atau
bagian lain dari konstruksi untuk menghindari penyinaran seluruh tubuh
selama waktu penyinaran yang cukup lama
b. Operator radiografi dilatih mengoperasikan kamera dengan kecepatan tinggi
tetapi aman, sebab ia menggunakan sumber radiasi 192Ir dengan aktivitas
ratusan Curie dengan jarak sekitar 6 m dari mulut kamera (faktor waktu)
c. Untuk melindungi gonad, baik pekerja logging atau gauging maupun pekerja
radiografi industri, dalam menjinjing kontener harus dijaga jarak antara gonad
dan sumber radiasi.
Dalam instalasi nuklir
Karena reaksi nuklir merupakan reaksi yang sangat berbahaya, maka reaksi
nuklir harus dilakukan di dalam suatu reaktor nuklir. Hal ini dilakukan untuk
memproteksi masyarakat, pekerja radiasi, dan lingkungan dari radiasi nuklir yang
berbahaya. Untuk itu, reaktor nuklir dilengkapi dengan sistem keselamatan terpasang
dan ditambah dengan lapisan-lapisan pelindung lainnya.
Sistem keselamatan terpasang berupa air pendingin yang bekerja untuk
mendinginkan reaktor. Bila suhu dalam teras reaktor naik melebihi suhu operasi
normal, maka suhu air akan naik pula dan air akan menjadi uap sehingga air tersebut
tidak dapat lagi memperlambat gerakan neutron cepat hasil fisi. Karena neutron
dalam keadaan cepat maka neutron ini tidak dapat lagi digunakan untuk reaksi nuklir
selanjutnya. Selain itu, reaktor juga dilengkapi dengan tujuh lapisan pelindung yaitu
pelindung pertama adalah matrik bahan bakar yang berbentuk padat, agar semua
limbah radioaktif tetap terikat pada bahan bakar. Pelindung kedua adalah kelongsong
bahan bakar yang dirancang tahan terhadap korosi pada temperatur tinggi dan dibuat
dari campuran khusus. Pelindung ketiga adalah sistem pendingin yang akan
melarutkan bahan radioaktif apabila terlepas dari kelongsong. Pelindung keempat
adalah perisai beton yang berbentuk kolam sebagai wadah atau penampung air.
Pelindung kelima dan keenam adalah sistem pengukung reaktor secara keseluruhan
yang terbuat dari pelat baja dan beton setebal 2 m dan kedap udara. Pelindung
terakhir adalah jarak, karena umumnya reaktor nuklir dibangun didaerah yang cukup
jauh dari pemukiman penduduk.