expense (beban)

10
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemahaman terhadap konsep beban (expense) memerlukan analisis yang hati-hati terhadap karakteristik dari transaksi yang berkaitan dengan beban. Ada elemen laporan lain yang sifatnya hampir sama dengan beban namun sebaiknya tidak dimasukkan sebagai komponen beban. Karakteristik beban dapat dipahami dengan mengenali batasan atau pengertian yang berkaian dengan beban. Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan beban dapat dengan mudah diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan benar dalam laporan keuangan. Pada umumnya, konsep beban (expense) dalam akuntansi sering disamakan dengan biaya (cost). Padahal kedua konsep ini sangat jauh perbedaannya baik dari segi pencatatan, penyajian maupun pelaporan dalam laporan keuangan. Dalam makalah ini akan membahas tentang beban sebagai dasar pencatatan nilai dalam akuntansi. 1.2. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk memahami definisi beban (expense) dalam akuntansi. 2. Untuk dapat memahami karakteristik beban dalam akuntansi. 3. Untuk dapat memahami jenis-jenis beban dalam akuntansi. 4. Agar dapat mengetahui dan memahami pengakuan, pengukuran dan pencatatan beban dalam akuntansi. 5. Untuk dapat menggambarkan penyajian beban dalam laporan keuangan. 1.3. Manfaat 1. Menambah wawasan mahasiswa tentang beban dalam akuntansi. 2. Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan teori tentang beban baik itu yang berkaitan dengan pencatatan, penyajian maupun pengakuan beban.

Upload: icha-icha

Post on 14-Jul-2015

1.511 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Expense (beban)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemahaman terhadap konsep beban (expense) memerlukan analisis yang hati-hati

terhadap karakteristik dari transaksi yang berkaitan dengan beban. Ada elemen laporan lain

yang sifatnya hampir sama dengan beban namun sebaiknya tidak dimasukkan sebagai

komponen beban. Karakteristik beban dapat dipahami dengan mengenali batasan atau

pengertian yang berkaian dengan beban. Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang

berkaitan dengan beban dapat dengan mudah diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan

benar dalam laporan keuangan.

Pada umumnya, konsep beban (expense) dalam akuntansi sering disamakan dengan

biaya (cost). Padahal kedua konsep ini sangat jauh perbedaannya baik dari segi pencatatan,

penyajian maupun pelaporan dalam laporan keuangan. Dalam makalah ini akan membahas

tentang beban sebagai dasar pencatatan nilai dalam akuntansi.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memahami definisi beban (expense) dalam akuntansi.

2. Untuk dapat memahami karakteristik beban dalam akuntansi.

3. Untuk dapat memahami jenis-jenis beban dalam akuntansi.

4. Agar dapat mengetahui dan memahami pengakuan, pengukuran dan pencatatan

beban dalam akuntansi.

5. Untuk dapat menggambarkan penyajian beban dalam laporan keuangan.

1.3. Manfaat

1. Menambah wawasan mahasiswa tentang beban dalam akuntansi.

2. Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan teori tentang beban baik itu yang berkaitan

dengan pencatatan, penyajian maupun pengakuan beban.

Page 2: Expense (beban)

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Beban

Pada umumnya beban (expense) sering dijadikan sinonim kata dengan biaya (cost),

tetapi menurut Soemarso (2013:29), beban dapat didefinisikan sebagai aliran keluar terukur

dari barang atau jasa, yang kemudian ditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan

laba atau sebagai penurunan dalam aktiva bersih sebagai akibat dari penggunaan jasa

ekonomis dalam menciptakan pendapatan atau pengenaan pajak oleh badan pemerintah.

Beban dalam arti luas termasuk semua biaya yang sudah habis masa berlakunya yang

dapat dikurangkan dari pendapatan. Beban itu sendiri terjadi karena dua sebab, pertama yang

berasal dari cost yang sudah expired (melampaui masanya) dan yang kedua karena

penggunaan maksudnya beban itu hadir kalau kita sudah melakukan pemakaian tertentu atau

utilitas.

Menurut IAI dalam bukunya Standar Akuntansi Keuangan (2007:19), mendefinisikan

beban atau expenses adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi

dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang

mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam

modal.

Sebagaimana sudah kita ketahui bahwa cost itu mempunyai pengertian bahwa kita

mempunyai sumber daya perusahaan yang terbatas dan untuk mendapatkannya diperlukan

sejumlah pengorbanan atau pengeluaran tertentu.

Akuntan telah mendefinisikan biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan

untuk memperoleh manfaat (Cartery usry, 2006:29).

Sebagai contoh pembelian bahan baku secara tunai, karena aktiva bersih tidak

terpengaruh tidak ada beban yang diakui. Sumber daya perusahaan hanya diubah dari kas

menjadi persediaan bahan baku. Bahan baku tersebut dibeli dengan biaya tertentu, tetapi

belum menjadi beban. Ketika perusahaan kemudian menjual bahan baku tersebut yang sudah

diolah menjadi barang jadi, biaya dari bahan baku dibukukan sebagai beban dilaporan Laba

Rugi. Setiap beban adalah biaya, tetapi tidak semua biaya adalah beban. Contoh : aktiva

adalah biaya, tetapi bukan (belum menjadi) beban.

Page 3: Expense (beban)

3

2.2. Karakteristik Beban

Ada tiga karakteristik beban dalam akuntansi :

1. Penurunan Aktiva

Beban timbul karena terjadi transaksi yang mengakibatkan pengurangan atau

penurunan aktiva atau menimbulkan aliran keluar manfaat ekonomi. Dalam hal ini,

pemakaian aktiva mengakibatkan timbulnya beban karena telah habis untuk

pengiriman barang atau diberikan perusahaan sehingga tidak merasakan lagi manfaat

ekonomi aktiva tersebut. Pemakaian bahan baku yang barangnya belum terjual belum

lagi bisa dikatakan beban tetapi biaya, apabila sudah terjual baru dapat dikatakan

beban karena pemakaian aktiva yang digunakan untuk segala keperluan barang

tersebut.

2. Operasi utama yang berkesinambungan

Tidak semua penurunan aktiva dapat menjadi beban, agar terjadi maka harus

berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan yang continue. Kegiatan utama

perusahaan adalah yang berkaitan dengan proses produksi dan pengiriman barang.

Sebagaimana berlaku untuk pendapatan, pengertian operasi menunjuk kegiatan

operasi yang merupakan elemen statemen aliran kas yaitu : operasi (operating),

investasi (investing), dan pendanaan (financing). Sedangkan beban adalah penurunan

aset yang berkaitan dengan operasi dan bukan dengan investasi dan pendanaan.

3. Kenaikan kewajiban

Definisi FASB yang menyatakan beban sebagai kewajiban cukup tepat karena

secara konseptual semua hal yang dikeluarkan untuk kepentingan proses produksi dan

pengiriman perusahaan secara terus-menerus dinyatakan sebagai beban.

Kewajiban terdapat suatu keadaan dimana perusahaan telah memanfaatkan barang

dan jasa namun sebelumnya tidak mengakuinya sebagai aset atau belum mengakui

kewajiban atas penggunaan barang dan jasa yang dikuasai pihak lain. Hal tersebut

menimbulkan keharusan perusahaan untuk membayar ataumelakukan pengorbanan

ekonomik di masa datang sehingga timbulkewajiban.Misalnya jasa pengiriman barang

yang belum dibayar oleh perusahaan namun jasa pengirimannya telah dinikmati

perusahaan danmenimbulkan pendapatan. Dengan demikian beban (untuk pengiriman)

harustimbul dengan kenaikan kewajiban.

Page 4: Expense (beban)

4

2.3. Jenis-jenis Beban

Menurut Soemarso (2013:226) beban dapat dikelompokkan menjadi beban penjualan

(selling expenses), beban administrasi dan umum (general and administrative expenses) dan

beban lain-lain (other expense).

1. Beban penjualan (Selling expenses)

Beban penjualan adalah semua beban yang terjadi dalam hubungannya dengan

kegiatan menjual dan memasarkan barang seperti kegiatan promosi, penjualan dan

pengangkutan barang-barang yang dijual.

Contoh : beban iklan dan promosi.

2. Beban administrasi dan umum (General and administrative expenses)

Beban yang bersifat umum dalam perusahaan. Contoh: beban gaji dan upah,

beban LAT, beban pemeliharaan, dll

3. Beban lain-lain (Other Expense)

Beban-beban yang tidak dapat dihubungkan secara langsung dan pasti dengan

kegiatan utama perusahaan (perdagangan) dikelompokkan kedalam beban lain-lain

(other expenses) atau beban non-usaha (non operating expenses). Beban bunga

merupakan salah satu contoh dari beban ini, kadang-kadang karena beban bunga

timbul sebagai akibat dari kegiatan perusahaan untuk memperoleh dana

(pembelanjaan), maka disebut beban pembelanjaan (financing expenses). Contoh lain:

kerugian dari penjualan aktiva tetap dalam laporan laba rugi, pendapatan dan beban

lain-lain kadang-kadang digabung.

Jenis-jenis beban dapat diklasifikasikan juga berdasarkan jenis perusahaan yang

bersangkutan, seperti perusahaan jasa, dagang dan manufaktur. Tetapi secara keseluruhan

jenis beban pada setiap perusahaan itu sama, hanya terdapat beberapa jenis beban yang yang

tidak ada pada perusahaan lain.

1) Perusahaan Jasa

Pada perusahaan jasa jenis beban hanya satu yaitu beban usaha, tetapi beban

usaha ini terbagi pada beberapa jenis juga, yaitu sebagai berikut:

1. Beban gaji : beban yang berasal dari pemakaian jasa karyawan atau buruh yang

diperkerjakan dalam perusahaan.

Beban ini diakui dalam laporan laba rugi karena terjadi penurunan aktiva akibat

pembayaran gaji pada karyawan. Selanjutnya dicatat sebesar kas yang keluar atau

yang dibayarkan pada karyawan yang bersangkutan.

Page 5: Expense (beban)

5

Contoh : Membayar gaji karyawan selama bulan Maret sebesar Rp 10.000.000,00

Merupakan pengeluaran perusahaan atau beban yang dicatat dilaporan laba rugi

dengan saldo normal di debet, jurnal:

Beban Gaji Rp 10.000.000,00

Kas Rp 10.000.000,00

2. Beban Sewa : beban yang timbul karena terjadi sewa atau pemakaian sesuatu yang

bersifat sewa.

3. Beban perlengkapan : beban yang timbul karena pemakaian perlengkapan atau

bahan pembantu dalam operasional perusahaan.

4. Beban bunga (interest expenses) : beban yang timbul karena peminjaman uang

pada Bank yang dikenai bunga.

5. Beban serba-serbi (miscellaneous expenses): beban yang terdiri dari bermacam-

macam transaksi yang jumlahya kecil, tidak sering terjadi dan tidak tertampung

dalam salah satu akun beban yang ada dalam bagian akun.

Beberapa jenis beban ini pengakuan, penyajian maupun pengukuran pada

dasarnya sama yaitu beban diakui dalam laporan rugi laba kalau penurunan manfaat

ekonomi masa datang yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau kenaikan

kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.

2) Perusahaan dagang

Pada perusahaan dagang karena terjadi penjualan maka terdapat beban yang

berhubungan dengan penjualan atau kegiatan utama perusahaan :

1. Beban penjualan (selling expenses) : beban yang terjadi dalam hubungannya

dengan kegiatan menjual dan memasarkan barang.

2. Beban administrasi dan umum : beban yang terjadi dalam hubungannya dengan

kegiatan perusahaan secara keseluruhan dan beban yang bersifat umum yang tidak

dapat diidentifikasikan ke dalam kegiatan spesifik seperti produksi atau penjualan.

3. Beban lain-lain (other expenses) : beban yang tidak berhubungan dengan kegiatan

utama perusahaan.

3) Perusahaan Manufaktur

Pada umumya beban pada perusahaan manufaktur sama dengan perusahaan lainnya.

1. Biaya Pokok Penjualan (Cost of Good Solds)

Rekening Biaya Pokok Penjualan merupakan biaya perolehan dari pos-pos

persediaan (harga pembelian atau biaya pabrikasi) yang dijual untuk

Page 6: Expense (beban)

6

menghasilkan pendapatan penjualan. Biaya pokok barang yang tersedia untuk

dijual (Cost Of Good Available for Sale) adalah persediaan awal ditambah

pembelian (biaya pokok barang yang diproduksi). Biaya pokok penjualan

ditentukan dengan mengurangkan persediaan akhir dari biaya pokok barang yang

tersedia untuk dijual.

2. Beban Operasi (Operating Expenses)

Beban operasi adalah beban berkala dan lazim yang dikeluarkan perusahaan

dalam upayanya memperoleh pendapatan. Beban-beban ini biasanya

diklasifikasikan berdasarkan kategori-kategori fungsional. Klasifikasi yang lazim

dipakai adalah dengan memisahkan beban penjualan (selling expenses) dari beban

umum dan administratif (general administrative expenses). Contoh beban operasi

adalah beban iklan, beban pemeliharaan, beban penyusutan, beban gaji, dan lain-

lain.

3. Beban Lain-lain (Other Expense)

Beban lain-lain pada pokoknya mengandung beban-beban yang dikeluarkan

dari aktivitas-aktivitas yang bukan merupakan kegiatan pokok perusahaan

sehingga nilai rupiah dari aktivitas ini biasanya terhitung kecil.

Ada jenis-jenis beban lain yang mendukung kegiatan operasional perusahaan seperti :

1. Beban Akrual (accrued expense)

Beban yang masih harus dibayar (beban-beban tertentu mungkin telah terjadi) tetapi

pembayarannya belum dilakukan sampai pada periode berikutnya. Pada akhir periode

akuntansi perlu untuk menentukan dan mencatat beban-beban yang telah terjadi ini

meskipun belum dibayarkan.

2. Beban kredit macet (bad debt expense)

Beban yang timbul atas tindakan tertagihnya piutang usaha. Contoh : beban piutang

ragu-ragu (doubhtful account expense), beban piutang yang tidak dapat ditagih.

3. Beban Operasional

Beban yang terdiri atas beban penjualan dan beban umum administrasi. Keseluruhan

beban yang terlibat dalam aktivitas operasional perusahaan. Dalam laporan laba/rugi,

laba operasi dihitung dengan mengurangkan pendapatan dengan beban operasional.

4. Beban Penyusutan

Pengakuan atas penggunaan manfaat potensial dari suatu aktiva. Beban yang timbul

karena pemakaian aktiva berwujud.

Page 7: Expense (beban)

7

5. Beban yang ditangguhkan

Dapat juga dikatakan beban dibayar dimuka atau pengeluaran yang telah dibayarkan

tapi belum dirasakan manfaat ekonomisnya.

6. Beban yang masih harus dibayar (accrued expenses) : disebut juga dengan accrued

liabilities yaitu biaya-biaya yang sudah merupakan beban walaupun utang yang

bersangkutan belum saatnya merupakan kewajiban.

3.4. Pengakuan Beban (Secara umum)

Menurut IAI dalam bukunya “Standar Akuntansi Keuangan”, (2007:23) pengakuan

beban adalah sebagai berikut :

”Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang

timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Kalau manfaat ekonomi diharapkan

timbul selama beberapa periode akuntansi dan hubungannya dengan penghasilan hanya dapat

ditentukan secara luas atau tak langsung, beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar

prosedur alokasi yang rasional dan sistematis. Hal ini sering diperlukan dalam pengakuan

beban yang berkaitan dengan penggunaan aktiva seperti aktiva tetap, goodwill, paten, merk

dagang. Prosedur alokasi ini dimaksudkan untuk mengakui beban dalam periode akuntansi

yang menikmati manfaat ekonomi aktiva yang bersangkutan”.

Dalam pernyataan di atas beban merupakan arus keluar atas penggunaan lain dari

harta selama periode dari penyerahan atas produksi barang atau kegiatan-kegiatan lain yang

merupakan operasi utama perusahaan. Beban diakui dalam laporan laba rugi berdasarkan hal-

hal sebagai berikut :

1. Adanya penurunan aktiva tetap yang digunakan oleh perusahaan misalnya aktiva tetap.

2. Adanya proses produksi untuk menghasilkan barang-barang atau jasa.

3. Adanya kewajiban perusahaan terhadap karyawan misalnya pembayaran gaji dan

upah.

4. Adanya kewajiban perusahaan tanpa diiringi dengan perolehan aktiva, misalnya

garansi produk dan pembayaran bunga pinjaman.

Dengan demikian dapat disimpulkan beban yang berkaitan dengan proses memperoleh

pendapatan, harus diakui pada saat pendapatan tersebut diperoleh, sedangkan beban yang

berkaitan secara langsung dengan proses dan untuk memperoleh pendapatan harus diakui

pada saat beban tersebut dimanfaatkan.

Page 8: Expense (beban)

8

3.5. Pengukuran Beban

Dalam mengukur beban dalam satu periode akuntansi, dibutuhkan berbagai keputusan

atau pertimbangan untuk menentukan bagaimana beban tersebut akan dialokasikan pada

periode-periode selanjutnya yang menunjukkanadanya pendapatan. Dalam hal tersebut,

terdapat berbagai standar akuntansi yangdapat digunakan sebagai acuan atau pedoman.

Misalnya, IAS 16/AASB 116 yang menyatakan bahwa nilai-nilai aset yang dapat di depresiasi

dapat diukur dengan beberapa cara setelah pengakuannya (seperti model biaya perolehan atau

model penilaian) dan beberapa pilihan alternatif untuk depresiasi (seperti metode garislurus,

nilai menurun dan jumlah unit).

Sejalan dengan penilaian aktiva, beban dapat diukur atas dasar jumlah rupiah yang

digunakan untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu, pengukuran beban dapat

didasarkan pada:

1. Kos Historis

Kos historis merupakan jumlah rupiah kas atau setaranya yang dikorbankan untuk

memperoleh aktiva. Pengukuran beban atas dasar kos historis dapat digunakan untuk

jenis aktiva seperti gedung, peralatan, dan sebagainya.

2. Kos Pengganti / Kos Masukan Terkini (Replacement Cost / Curent Input Cost )

Kos masukkan terkini menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran yang harus

dikorbankan sekarang oleh suatu entitas untuk memperoleh aktiva yang sejenis dalam

kondisi yang sama. Contohnya, penilaian untuk persediaan.

3. Setara Kas (Cash Equivalent )

Setara kas adalah jumlah rupiah kas yang dapat direalisir dengan cara menjual setiap jenis

aktiva di pasar bebas dalam kondisi perusahaan normal. Meskipun pada prakteknya

metode pengukuran yang masih banyak digunakan adalah historical cost, namun dengan

mulai diadopsinya IFRS di indonesia, maka pengukuran yang sesuai standar adalah

dengan menggunakan metode fair value. Dengan demikian, untuk pencatatan beban

sebagai akibat dari depresiasi (penyusutan), nilai yang dicantumkan dalam beban adalah

nilai selisih antara nilai wajar dengan nilai buku (apabila nilai wajar lebih kecil dari nilai

bukunya).

Page 9: Expense (beban)

9

Salah satu cara untuk mengukur beban adalah dengan mengalokasikan beban-beban

tersebut ke periode-periode dimana beban tersebut dinikmati. Hal ini biasanya disebut dengan

matching concept.

Konsep tersebut memperlakukan kos dengan mengalokasikan kos yang sudah

kadaluarsa (beban) ke periode-periode dimana beban tersebut terjadi. Namun, pengalokasian

tersebut hanya bersifatestimasi. Dalam akuntansi, pencocokan antara beban dan pendapatan

merupakan fungsi utama, namun hal tersebut tetap saja sulit untuk dilakukan karena

berhubungan dengan penilaian akuntan tersebut. Akuntan harus mengidentifikasi mana aset

yang telah digunakan (kadaluarsa) dan jumlah yang harus ditulis sebagai tandingan

pendapatan pada periode tersebut.

3.6. Penyajian Beban

Penyajian beban tidak dapat dilepaskan dari penyajian pendapatan dan saran untuk itu

adalah statemen laba rugi (Winwin : 66).

Laporan laba-rugi dapat disusun dalam dua langkah :

1. Single Step (langkah tunggal)

Penyajiannya semua pendapatan dijumlahkan menjadi satu dikurangi seluruh

beban yang ada pada periode laporan.

2. Multi Step (langkah ganda)

Penyajiannya ialah pendapatan dikelompokkan menjadi pendapatan usaha dan

pendapatan di luar usaha. Sedangkan beban dikelompokkan menjadi beban usaha

dan di luar usaha. Penyajian dengan langkah ganda akan dapat dilihat laba yang

diperoleh dari usaha dan laba yang diperoleh dari luar usaha.

Laporan laba-rugi hendaklah memuat beberapa hal:

a. Menuliskan nama perusahaan

b. Menuliskan jenis laporannya dalam hal ini: laporan laba-rugi

c. Menyajikan periode laporan

d. Menyajikan pendapatan dan beban, beban ditulis secara rinci dan lengkap.

Penulisan beban dimulai dari yang terbesar ke beban terkecil, kecuali beban lain-

lain ditulis paling bawah.

Page 10: Expense (beban)

10

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Konsep beban dalam akuntansi selalu mengarah pada pendapatan, karena hasil pendapat

bersih yang diterima oleh perusahaan tergantung berapa banya beban yang dikeluarkan.

Beberapa ahli telah menyatakan beban itu penurunan manfaat ekonomis suatu perusahaan

karena ada sesuatu yang dikorbankan dalam mendapatkan aktiva tersebut yang disebut

dengan beban.

Setiap perusahaan memiliki beban yang berbeda tergantung apa yang dibutuhkanya,

tetapi dari segi kolektif, beban-beban dalam setiap perusahaan itu sama.

Oleh karena itu, konsep beban dalam akuntansi itu penting karena menyangkut laba

ruginya suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan atau usahanya. Semakin tinggi beban

semakin rendah laba yang diterima, sebaliknya semakin rendah beban yang dikeluarkan oleh

perusahaan semakin tinggi laba yang diterima.

3.2. Saran

Berdasarkan makalah yang kami buat diharapkan dapat menjadi acuan dimasa sekarang

maupun yang akan datang serta dapat mengaplikasikan teori yang dipelajari.