evaluasi pemanfaatan sempadan sungai loji untuk …

143
i EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK MENDETEKSI PENGELOLAAN GENANGAN DI KECAMATAN PEKALONGAN UTARA, KOTA PEKALONGAN SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S. Si) Oleh Aditya Firmansyah NIM 3211415027 JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2020

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

i

EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI

UNTUK MENDETEKSI PENGELOLAAN GENANGAN DI

KECAMATAN PEKALONGAN UTARA, KOTA

PEKALONGAN

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

(S. Si)

Oleh

Aditya Firmansyah

NIM 3211415027

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020

Page 2: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

ii

Page 3: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

iii

Page 4: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

iv

Page 5: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

v

SARI

Firmansyah, Aditya. 2019. Evaluasi Pemanfaatan Sempadan Sungai Loji untuk

Mendeteksi Pengelolaan Genangan di Kecamatan Pekalongan Utara, Kota

Pekalongan. Skripsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri

Semarang. Pembimbing Prof. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M. Si.

Kata Kunci: Sempadan sungai, pemanfaatan sempadan sungai, genangan

sempadan sungai, arahan pemanfaatan sempadan sungai

Sempadan sungai adalah garis maya di kiri dan kanan palung sungai yang

ditetapkan sebagai batas perlindungan sungai. Pengendalian sempadan sungai

perlu dilakukan karena pertumbuhan perkotaan yang diikuti dengan pertambahan

jumlah penduduk, lahan di tepi sungai yang semestinya merupakan kawasan

lindung berubah fungsi lahan menjadi permukiman, pertokoan bahkan industri.

Perubahan pemanfaatan lahan di sempadan sungai memerlukan penanganan

khusus dan perlu diprioritaskan agar mencapai keseimbangan ekosistem Daerah

Aliran Sungai (DAS), serta mampu mengoptimalkan upaya penanganan genangan

di sempadan sungai. Tujuan penelitian untuk mengevaluasi pemanfaatan lahan di

sempadan Sungai Loji dan mendeteksi pengelolaan genangan di sempadan Sungai

Loji.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif dengan menggunakan

metode pengumpulan data yaitu observasi dan wawancara. Teknik analisis data

menggunakan teknik analisis SIG untuk membuat batas sempadan sungai dan

membuat peta penggunaan lahan di sempadan Sungai Loji. Teknik perbandingan

digunakan untuk membandingkan kondisi pemanfaatan lahan berdasarkan aspek

lingkungan, sosial, ekonomi, dan kelembagaan untuk pengelolaan genangan di

sempadan sungai.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan sempadan Sungai Loji

termasuk dalam kategori kurang sesuai dengan aspek lingkungan, sosial, ekonomi,

dan kelembagaan. Kondisi kurang sesuai meliputi kawasan PT Maya Industri

Food, KUD Mina Makaryo, Industri PPA makanan dan minuman (PPM T. Tirta),

GOR Jatayu, dan Jalan Jlamprang. Lokasi penelitian yang lain termasuk dalam

kategori tidak sesuai. Genangan yang ada di sempadan Sungai Loji meliputi

kawasan industri PPA makanan dan minuman (PPM T. Tirta), Pertamina SPBU

4451106 Jalan Slamaran, Jalan WR Supratman, Warung makan Bapa‟e, dan Jalan

Rajawali Utara. Hasil dari evaluasi berdasarkan teknik perbandingan digunakan

untuk mendeteksi pengelolaan genangan di sempadan Sungai Loji.

Kesimpulan penelitian ini adalah pemanfaatan sempadan sungai termasuk

dalam kategori kurang sesuai dengan aspek penilaian lahan, penanganan genangan

dapat dilakukan melalui metode struktur maupun non struktur dan pendekatan

yang lain, arahan pemanfaatan sempadan sebaiknya dimanfaatkan untuk ruang

terbuka hijau, permukiman harus dibatasi, dan pengelolaan kawasan sempadan

sungai dapat dilakukan melalui Focused Group Discussion (FGD) kepada

masyarakat.Saran, perlu adanya evaluasi terkait kondisi pemanfaatan sempadan

Sungai Loji sehingga hasil evaluasi dapat digunakan untuk pengambilan

keputusan terhadap pengelolaan kawasan sempadan sungai yang lebih tertata dan

lestari.

Page 6: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

vi

ABSTRACT

Firmansyah, Aditya. 2019. Evaluation of the Utilization of the Loji River Border to

Detect Inundation Management in North Pekalongan District, Pekalongan City. Thesis,

Department of Geography, Faculty of Social Sciences, Semarang State University.

Supervisor Prof. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M. Si.

Keywords: River border, utilization of river border, river border inundation,

direction of river border utilization

River border is a virtual line on the left and right of the riverbed that is designated

as a river protection boundary. River border control needs to be done because urban

growth is followed by an increase in population, land on the banks of the river which

should be protected areas has changed the function of land into settlements, shops and

even industries. Changes in land use in the river border require special handling and need

to be prioritized in order to achieve the balance of the watershed ecosystem (DAS), and

be able to optimize efforts to handle inundation in the river border. The purpose of the

study was to evaluate land use in the Loji River border and detect inundation

management in the Loji River border.

This research is included in quantitative research using data collection methods,

namely observation and interviews. The data analysis technique uses GIS analysis

technique to make the border of the river border and make a map of land use in the border

of the River Loji. Comparison techniques are used to compare land use conditions based

on environmental, social, economic and institutional aspects for inundation management

on river banks.

The results showed that the utilization of the Loji River border is included in the

category of not suitable with environmental, social, economic, and institutional aspects.

Unsuitable conditions include the area of PT Maya Industri Food, KUD Mina Makaryo,

PPA Food and Beverage Industry (PPM T. Tirta), GOR Jatayu, and Jalan Jlamprang.

Other research locations are included in the inappropriate category. Inundations on the

border of the Loji River include the food and beverage PPA industrial estate (PPM T.

Tirta), Pertamina SPBU 4451106 Slamaran Street, WR Supratman Street, Warung Makan

Ayah'e, and Jalan Rajawali Utara. The results of the evaluation based on comparative

techniques are used to detect inundation management in the Loji River border.

The conclusion of this study is that the use of river borders is included in the

category of inadequate with aspects of land valuation, inundation management can be

done through structural and non-structural methods and other approaches, directions for

utilization of border should be used for green open space, settlements must be limited,

and management of border areas river can be done through Focused Group Discussion

(FGD) to the community. Suggestions, there needs to be an evaluation related to the

condition of the utilization of the Loji River border so that the evaluation results can be

used for making decisions on a more orderly and sustainable management of the river

border area.

Page 7: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Jangan biarkan waktumu dikendalikan oleh persepsi orang lain” (bunda.pertiwi).

“Akan selalu ada tangan-tangan tak terlihat dalam tiap langkah kehidupan kita

yang selalu memberi pertolongan dalam tiap kesulitan, mari selalu bersyukur”

(Aditya Firmansyah).

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat, taufik dan karunia-Nya skripsi ini

kupersembahkan kepada:

Abah Abdul Syukur dan Ibu Nining Wijaya yang

telah memberikan seluruh cinta dan kasihnya

serta segala pengorbanannya sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan sesuai harapan mereka.

Adik tercinta Malik Ibrahim yang telah

memberikan doa dan dukungan dalam

mengerjakan skripsi ini.

Sahabat tercinta, Nilna, Mega, Kabut, Nusa, Ajik,

Piri, Jati, Dina, Nadia yang telah memberikan

dorongan baik berupa materi maupun moril

dalam pengerjaan skripsi ini.

Mas-mas kos “Nakula Student House” dengan

segala kebaikan hatinya telah mendukung dan

mendoakan penyusunan sripsi ini.

Page 8: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

viii

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat serta karunia-Nya

sehingga skripsi dengan judul “Evaluasi Pemanfaatan Sempadan Sungai Loji

Untuk Mendeteksi Pengelolaan Genangan Di Kecamatan Pekalongan Utara, Kota

Pekalongan” dapat diselesaikan dengan lancar. Skripsi ini disusun guna

memenuhi syarat untuk menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Program

Sarjana Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari

bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan penulis untuk menempuh studi di

Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Semarang yang telah membantu memberikan izin penelitian dalam

penyusunan skripsi ini.

3. Dr.Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si, Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah menyediakan fasilitas selama

pembelajaran di Jurusan Geografi Universitas Negeri Semarang.

4. Prof. Dr. Eva Banowati, M.Si, Ketua Program Studi Geografi Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan saran dan masukan selama penulis

menyelesaikan studi.

Page 9: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

ix

Page 10: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................ii

PENGESAHAN KELULUSAN .........................................................................iii

PERNYATAAN ..................................................................................................iv

SARI ....................................................................................................................v

ABSTRAK ..........................................................................................................vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................vii

PRAKATA ..........................................................................................................viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................x

DAFTAR TABEL ...............................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1

A. Latar Belakang ...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................5

D. Manfaat Penelitian ..........................................................................................5

E. Batasan Istilah ................................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................7

A. Deskripsi Teoritis ...........................................................................................7

1. Teori Sempadan Sungai ..........................................................................7

2. Penentuan Lebar Garis Sempadan Sungai ..............................................16

3. Genangan Sempadan Sungai ...................................................................20

Page 11: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

xi

4. Penanganan Genangan Sempadan Sungai ...............................................22

5. Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya .............................................28

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................29

C. Kerangka Berpikir ..........................................................................................36

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................38

A. Lokasi Penelitian ............................................................................................38

B. Populasi Penelitian .........................................................................................39

C. Sampel dan Teknik Sampling .........................................................................39

D. Variabel Penelitian .........................................................................................48

E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................49

F. Alat dan Bahan ...............................................................................................50

G. Teknik Analisis Data ......................................................................................52

1. Metode Deskriptif ......................................................................................52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................57

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...............................................................57

B. Hasil Penelitian ...............................................................................................69

1. Evaluasi Pemanfaatan Sempadan Sungai Loji ..........................................69

C. Pembahasan ....................................................................................................90

1. Evaluasi Pemanfaatan Sempadan Sungai Loji ..........................................90

BAB V PENUTUP ..............................................................................................94

A. Kesimpulan .....................................................................................................94

B. Saran ..............................................................................................................94

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................96

LAMPIRAN ........................................................................................................101

Page 12: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Lebar Sempadan Sungai untuk Berbagai Tujuan pada Berbagai

Publikasi ...................................................................................................... 17

Tabel 2. Lebar Sempadan Sungai terkait Memberikan Ruang Meandering dan

Perlindungan Banjir ..................................................................................... 18

Tabel 3. Kriteria Penetapan Lebar Sempadan Sungai menurut Permen PU

Nomor 63 Tahun 1993 ................................................................................. 20

Tabel 4. Metode Penanganan Genangan Banjir ........................................................ 28

Tabel 5. Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan ............................................... 31

Tabel 6. Penentuan Sampel Lokasi Penelitian ........................................................... 42

Tabel 7. Penentuan Sampel Responden Penelitian .................................................... 46

Tabel 8. Parameter Sempadan Sungai yang Ideal berdasarkan Aspek

Lingkungan, Aspek Sosial, dan Aspek Kelembagaan ................................. 53

Tabel 9. Jumlah Penduduk di Kecamatan Pekalongan Utara Tahun 2018 ................. 68

Tabel 10. Kondisi Pemanfaatan Sempadan Sungai Loji Berdasarkan Titik Sampel

Lokasi Penelitian ......................................................................................... 69

Tabel 11. Hasil Skoring dan Kesesuaian Pemanfaatan Sempadan Sungai Loji ........ 81

Tabel 12. Kondisi Genangan pada Sempadan Sungai Loji ......................................... 86

Page 13: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tepi Sungai dan Sempadan Sungai menurut PP Sungai 38/2011

dan Gambar dari Permen PU 63/1993 yang Disempurnakan .............. 11

Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian................................................................. 37

Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian ............................................................................ 38

Gambar 4. Peta Titik Sampel Lokasi Penelitian ...................................................... 41

Gambar 5. Peta Administrasi Kecamatan Pekalongan Utara Tahun 2019 .............. 58

Gambar 6. Grafik Jenis Tanah Kecamatan Pekalongan Utara ................................ 60

Gambar 7. Peta Jenis Tanah Kecamatan Pekalongan Utara Tahun 2019 ................ 62

Gambar 8. Peta Geologi Kecamatan Pekalongan Utara Tahun 2019 ...................... 64

Gambar 9. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Pekalongan Utara Tahun 2019 .... 67

Page 14: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian .......................................................................102

Lampiran 2. Variabel Penelitian ........................................................................103

Lampiran 3. Hasil Pemanfaatan Sempadan Sungai ............................................104

Lampiran 4. Hasil Kesesuaian Pemanfaatan Sempadan Sungai ........................106

Lampiran 5. Instrumen Observasi ......................................................................107

Lampiran 6. Instrumen Wawancara ...................................................................110

Lampiran 7. Hasil Observasi ..............................................................................114

Lampiran 8. Hasil Wawancara ...........................................................................119

Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian .................................................................129

Page 15: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air,

menyatakan bahwa sungai merupakan salah satu bentuk alur air permukaan

yang harus dikelola secara menyeluruh, terpadu berwawasan lingkungan

hidup dengan mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan

untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dengan demikian sungai harus

dilindungi dan dijaga kelestariannya, ditingkatkan fungsi dan

kemanfaatannya, dan dikendalikan dampak negatif terhadap lingkungannya.

Dalam rangka mewujudkan kemanfaatan sungai serta mengendalikan

kerusakan sungai, perlu ditetapkan garis sempadan sungai, yaitu garis batas

perlindungan sungai. Garis sempadan sungai ini selanjutnya akan menjadi

acuan pokok dalam kegiatan pemanfaatan dan perlindungan sungai serta

sebagai batas permukiman di wilayah sepanjang sungai.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2011 pasal 1 tentang

Sungai, sempadan sungai adalah garis maya di kiri dan kanan palung sungai

yang ditetapkan sebagai batas perlindungan sungai. Penetapan garis

sempadan sungai bertujuan sebagai upaya perlindungan, penggunaan dan

pengendalian atas sumberdaya yang ada pada sungai untuk dapat

dilaksanakan sesuai tujuan dan agar fungsi sungai tidak terganggu oleh

aktivitas disekitarnya. Garis sempadan sungai bertanggul adalah 3 (tiga)

Page 16: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

2

meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul kurang sesuaikan garis

sempadan sungai tidak bertanggul adalah 10 (sepuluh) meter dari batas tepi

sungai.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 7 Tahun

2012 tentang Garis Sempadan, menerangkan bahwa garis sempadan sungai

bertanggul di Kota Pekalongan ditetapkan 5 (lima) meter di sebelah luar

sepanjang kaki tanggul. Sedangkan, garis sempadan sungai tidak bertanggul

di Kota Pekalongan ditetapkan 15 (lima belas) meter dari batas tepi sungai.

Kawasan sempadan sungai dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk

kegiatan budidaya pertanian dengan jenis tanaman keras yang berfungsi

lindung, kegiatan pariwisata terbatas, pembangunan prasarana lalu-lintas air

dan bangunan pengambilan air, pemasangan papan reklame, papan

penyuluhan dan peringatan, serta penempatan jaringan utilitas.

Peningkatan jumlah penduduk telah menyebabkan meningkatnya

permintaan jumlah tempat tinggal. Permintaan yang tinggi akan tempat

tinggal kurang sebanding dengan luasan yang tersedia. Masyarakat telah

melakukan pemanfaatan lahan di kawasan sempadan sungai yang menurut

peraturan perundangan yang berlaku dilarang untuk didirikan bangunan.

Sempadan sungai ternyata banyak didirikan bangunan, baik untuk kegiatan

industri maupun permukiman. Pembuangan limbah tanpa pengolahan terlebih

dahulu menyebabkan air sungai menjadi tercemar.

Alih fungsi lahan mengakibatkan adanya perubahan limpasan

permukaan (overlandflow) dan fluktuasi aliran sungai (Setyowati, 2010).

Page 17: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

3

Pengalihan pemanfaatan lahan sempadan sungai menjadi lahan industri dan

permukiman akan menghilangkan fungsi ekologis daerah sempadan sungai.

Adanya bangunan diatas sempadan sungai menimbulkan risiko bagi

penduduk karena adanya penggenangan air periodic pada musim hujan dan

sempadan yang cenderung labil dan rawan akan banjir akan membahayakan

masyarakat yang tinggal di sempadan sungai. persepsi masyarakat yang

menganggap sungai dan sempadan sebagai tempat sampah juga akan

meningkatkan pencemaran sungai. Dampak kumulatif dari pengalihan

vegetasi sempadan sungai juga akan meningkatkan kecepatan aliran air hujan

yang menyebabkan timbulnya banjir di hilir baik durasi, frekuensi, maupun

kekuatannya.

Genangan banjir di Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan

sering terjadi tiap tahun, khususnya saat memasuki musim penghujan. Pada

tahun 2018, telah terjadi genangan banjir dengan intensitas cukup parah di

Kecamatan Pekalongan Utara, diantaranya, Kelurahan Kandangpanjang,

Kelurahan Pabean, Kelurahan Padukuhankraton, Kelurahan Panjang Wetan,

Kelurahan Kraton, Kelurahan Klego, Kelurahan Tirto, Kelurahan Kalibaros,

Kelurahan Krapyak, dan Kelurahan Bandengan. Sempadan Sungai Loji di

Kecamatan Pekalongan Utara termasuk kedalam wilayah administrasi

Kelurahan Panjang Wetan dan Kelurahan Krapyak. Bencana genangan banjir

yang diakibatkan oleh pengelolaan sempadan sungai di Kota Pekalongan

telah mengalami beberapa kali kejadian diantaranya tahun 2016 telah terjadi

Page 18: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

4

sebanyak 16 kali, tahun 2017 telah terjadi sebanyak 28 kali, dan tahun 2018

telah terjadi sebanyak 30 kali.

Genangan banjir yang melanda sebagian besar wilayah di Kecamatan

Pekalongan Utara mengakibatkan kondisi infrastruktur menjadi rusak,

melemahnya perekonomian warga, dan mengganggu aktivitas penduduk

dalam melangsungkan kehidupannya. Untuk meminimalisir dampak yang

diakibatkan oleh bencana genangan banjir di sempadan Sungai Loji perlu

diadakannya penataan ruang kembali sesuai peraturan perundangan yang

telah disepakati dan pengelolaan sempadan sungai berdasarkan aspek

lingkungan, aspek sosial, aspek ekonomi, dan aspek kelembagaan.

Perubahan pemanfaatan lahan di Sempadan Sungai Loji memerlukan

penanganan khusus supaya mampu mengoptimalkan upaya penanganan

genangan di sempadan Sungai Loji. Masalah genangan yang ada di sempadan

Sungai Loji membutuhkan upaya penanganan demi memelihara kelestarian

fungsi sungai sebagai sumber airdan sumber kehidupan masyarakat di

Kawasan Loji dan sekitarnya. Pengembalian peruntukan sempadan sungai

sebagai kawasan lindung akan memberi manfaat pada penduduk di sepajang

sungai. Pemberian izin pemanfaatan lahan sempadan untuk lahan terbangun

hanya akan menguntungkan sebagian kecil masyarakat pengguna lahan

sempadan Sungai Loji.

Page 19: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

5

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kesesuaian pemanfaatan sempadan Sungai Loji di Kecamatan

Pekalongan Utara, Kota Pekalongan?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengevaluasi kesesuaian pemanfaatan lahan di sempadan Sungai Loji.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Untuk mengembangkan pemahaman terhadap analisis kesesuaian

pemanfaatan sempadan sungai terhadap aspek lingkungan, aspek sosial,

dan aspek kelembagaan serta mendeteksi pengelolaan genangan di

sempadan sungai.

2. Manfaat Praktis

Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kota Pekalongan agar

memperhatikan tata ruang di Kota Pekalongan, khususnya di Sempadan

Sungai Loji agar sesuai dengan kriteria sempadan sungai yang ideal

sehingga dapat memberikan upaya penanganan genangan di sempadan

Sungai Loji, Kecamatan Pekalongan Utara.

Sebagai bahan masukan bagi penduduk di sempadan Sungai Loji

untuk tetap waspada terhadap ancaman genangan dan meningkatkan

kemampuan adaptasi terhadap genangan di sempadan Sungai Loji.

Page 20: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

6

E. Batasan Istilah

1. Sempadan Sungai

Sempadan sungai adalah kawasan ekosistem yang berada pada

sepanjang kiri-kanan sungai selebar 15 meter dan berfungsi sebagai ruang

penyangga antara ekosistem sungai dan daratan agar fungsi sungai dan

kegiatan manusia tidak saling terganggu.

2. Genangan

Genangan adalah kondisi dimana air mengisi dan menumpuk pada

suatu tempat.

Page 21: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis

1. Teori Sempadan Sungai

Menurut Newson Malcolm (1997), terdapat bebrapa sifat asli ruang

tepi sungai, terutama yang berupa sempadan, antara lain:

a. Sungai yang mempunyai sudut keterangan curam cenderung

memiliki bentuk dasar sungai yang tidak stabil, kecil

kemungkinan ada genangan anak sungai. dalam karakter

bentuk sungai ini jarang terdapat habitat lain di tepi/

sempadannya.

b. Sungai dengan sudut keterangan landau, bentuk dasar sungai

agak stabil, terdapat kemungkinan habitat berkembang biak.

c. Bentuk sungai yang bergelombang tak teratur, alas an dasar

sungai agak teratur, kemungkinan tumbuh kembang habitat

sangat tinggi.

d. Bentuk sungai erliku/ berkelok, dasar sungai cenderung agak

stabil, mengalir lambat, ragam tumbuh kembang sangat tinggi.

Beberapa bentuk pembangunan ruang tepi sungai/ sempadan

menurut Rejeki (2004), antara lain untuk:

a. Pembuatan kanal penahan erosi

b. Pembangunan struktur penahan banjir yang luas (berupa talud)

c. Pembuatan saluran drainase dan irigasi yang luas

Page 22: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

8

d. Pembersihan dari tanaman alam

e. Pembangunan dan penggunaan struktur bangunan yang

mengarah ke sungai

f. Penggunaan bantaran dank anal untuk pembuangan sampah

Sempadan sungai adalah daerah ekologi sekaligus hidrologi sungai

yang sangat penting. Fungsi dari sempadan sungai adalah untuk

menjaga kelestarian, fungsi dan manfaat sungai dari aktivitas yang

berkembang disekitarnya. Pemerintah telah menetapkan peraturan untuk

menjaga sempadan sungai dari pengalihan pemanfaatan lahan yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63 Tahun

1993. Sempadan sungai dalam Peraturan tersebut diartikan sebagai garis

batas luar pengaman sungai. Penetapan garis sempadan sungai

bertujuan sebagai upaya perlindungan, penggunaan dan pengendalian

atas sumber daya yang ada pada sungai untuk dapat dilaksanakan sesuai

tujuan dan agar fungsi sungai tidak terganggu oleh aktivitas

disekitarnya. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tersebut dengan jelas

menyebutkan pada pasal 12 bahwa daerah sempadan sungai dilarang

membuang sampah, baik itu limbah padat maupun cair dan mendirikan

bangunan permanen untuk hunian atau tempat usaha.

Sempadan sungai (buffer zone) adalah zona penyangga antara

ekosistem perairan (sungai) dan daratan. Zona ini umumnya didominasi

oleh tetumbuhan dan/atau lahan basah. Tetumbuhan tersebut berupa

rumput, semak ataupun pepohonan sepanjang tepi kiri dan/atau kanan

Page 23: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

9

sungai. Semak dan rerumputan yang tumbuh disempadan sungai

berfungsi sebagai filter yang sangat efektif terhadap polutan seperti

pupuk, obat anti hama, pathogen dan logam berat sehingga kualitas air

sungai terjaga dari pencemaran (PP Nomor 38 Tahun 2011).

Sempadan sungai adalah ruang antara tepi palung sungai dan kaki

tanggul sebelah dalam yang terletak di kiri dan/ atau kanan palung

sungai, sehingga dengan itu maka pada sempadan sungai dilarang

membuang sampah dan mendirikan bangunan untuk hunian (Polantolo,

2008). Sempadan sungai dicirikan oleh batuan dasar yang keras yang

secara alami air tidak mampu lagi untuk menerobosnya, hingga kadang

kala bentuknya berkelok-kelok, penutupan vegetasinya spesifik

(riparian), membentuk satuan ekologik terkecil, dan dipengaruhi oleh

ketinggian tempat dan jenis batuannya (Waryono, 2008).

Menurut konsep eko-hidraulik, sempadan sungai didefinisikan

sebagai kawasan ekosistem semiakuatik, amfibi, dan daratan yang

berada pada sepanjang kiri-kanan sungai (termasuk sungai buatan dan

bekas sungai) yang mempunyai manfaat penting untuk

mempertahankan kelestarian fungsi sungai secara integral sebagai

komponen ekosistem suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) atau Wilayah

Sungai (WS). Dalam keterkaitannya dengan banjir, sempadan dapat

didefinisikan sebagai area banjir 100 tahunan yang dapat

diperhitungkan dengan pemodelan banjir. Untuk memnuhi berbagai

fungsinya maka sempadan harus memuat (terdiri dari) bantaran banjir,

Page 24: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

10

zona perubahan alur sungai, lereng sungai, dan zona transisi pada

dataran diatas lereng (FISRWG, 1998; Bolton dan Shellberg; 2001).

Sempadan sungai (terutama di daerah bantaran banjir) merupakan

daerah ekologi sekaligus hidraulik sungai yang sangat penting dan tidak

dapat dipisahkan dengan badan sungainya karena secara hidraulis dan

ekologis merupakan satu kesatuan, baik secara lateral (melintang)

maupun longitudinal (memanjang alur sungai) (Maryono, 2005).

Dilihat dari segi hidraulis-morfologis-ekologis, berdasarkan PP

Nomor 38 Tahun 2011, sempadan sungai memiliki fungsi (Bab I Pasal

1): sebagai pelindung sungai dan sebagai ruang penyangga antara

ekosistem sungai dan daratan, agar fungsi sungai dan kegiatan manusia

tidak saling terganggu. Lebih luas lagi, berdasarkan kajian integral eko-

hidraulik (Maryono, 2005), sempadan sungai berfungsi baik langsung

maupun tidak langsung, diantaranya: memperbesar infiltrasi air

limpasan, memelihara aliran dasar sungai, melindungi tebing sungai

dari pengikisan dan erosi, memberikan ruang bagi alur sungai untuk

bergerak secara lateral, memberikan perlindungan dari banjir,

memungkinkan untuk restorasi sungai di masa mendatang, dan

mempertahankan kualitas habitat amfibi (ular, katak, dan lain-lain) dan

organisme akuatik (ikan, kepiting, udang, dan lain-lain) dengan

mekanisme diantaranya: memberikan naungan dan mempertahankan

suhu air sungai pada suhu optimal, menyediakan variasi habitat,

menyediakan tempat perlindungan, sebagai sumber bahan organik

Page 25: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

11

(serasah daun, ranting, dan kayu mati), sebagai elemen estetika koridor

sungai dan elemen ameliorasi iklim mikro, sebagai elemen

perlindungan terhadap palung sungai terkait dengan pencemarana

limbah cair maupun padat, desakan permukiman masyarakat,

penyempitan alur sungai, pelindung atau mantel terhadap alur sungai,

sebagai penyedia nutrisi bagi fauna dan sebagai tempat bertelur,

berpijah, dan hidup fauna air dan/ atau amfibi.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai sudah

mengatur ihwal sungai dan sempadan sungai secara lebih detail dan

komprehensif dibanding PP Nomor 35 Tahun 1991. Karena dalam

menentukan garis sempadan sungai diukur dari tepi palung sungai

belum dijelaskan secara detail oleh PP Nomor 38 Tahun 2011, maka

diusulkan untuk menggunakan gambar ilustrasi pada Permen PU Nomor

63 Tahun 1991 (sebelum Permen PU yang baru dikeluarkan) sebagai

berikut:

Gambar 1. Tepi sungai dan sempadan sungai menurut PP Sungai 38/2011

dan gambar dari Permen PU 63/1993 yang Disempurnakan

Page 26: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

12

Gambar diatas dapat digunakan sebagai acuan oleh pihak-pihak

yang termasuk dalam tim yang dijelaskan pada Bab II Pasal 17 PP

Nomor 38 Tahun 2011. Keputusan akhirnya tergantung dari keputusan

Tim Penentuan Garis Sempadan tersebut yang terdiri dari unsur

pemerintah dan masyarakat dengan tetap berpegang teguh pada UU

SDA Nomor 7 Tahun 2004 dan PP Sungai Nomor 38 Tahun 2011.

Menurut Sitti Wardiningsih (2019:69), Konsep zonasi sempadan

sungai dikembangkan untuk mengembalikan fungsi ekologis sungai

sebagai area resapan atau drainase pembuangan air hujan, sebagai salah

satu bentuk konservasi lingkungan, dan menjadi habitat bagi vegetasi

banjir dan non banjir. Konsep zonasi sempadan sungai dibagi menjadi 3

(tiga) zona, yaitu zona penyangga, zona konservasi, dan zona estetika

dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Zona penyangga

Area ini merupakan area hijau yang berfungsi sebagai buffer, tanpa

ada aktivitas di dalamnya sehingga pengelolaannya bersifat ekstensif.

Fungsi penyangga ini dimaksudkan untuk memaksimalkan area resapan

banjir banjir melalui penataan vegetasi yang tepat. Pada area ini akan

dikembangkan sebagai area vegetasi yang memiliki fungsi ekologi,

sebagai penyerap air, pelindung tanah dan air, pencegah erosi, penghasil

O2 serta mereduksi polusi dan radiasi matahari.

Page 27: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

13

b. Zona konservasi

Area ini berfungsi untuk melindungi masyarakat dari dampak

negatif yang terdapat di sekitar sungai dan melestarikan vegetasi dan

satwa yang ada disekitar sungai dengan membuat RTH yang berfungsi

sebagai daerah resapan air, melindungi sungai dari pengaruh erosi

dengan cara pembuatan turap dan penataan vegetasi pada daerah yang

berlereng curam untuk mencegah erosi akibat arus sungai.

c. Zona estetika

Area ini berfungsi untuk memberikan pemandangan yang menarik

dan indah bagi sempadan sungai sehingga memberikan kesan

menyenangkan untuk dipandang mata. Fungsi estetika terlihat dari

bentukan alami sungai serta penataan vegetasi yang mendukungnya.

Prinsip-prinsip pengelolaan sempadan sungai dapat dilihat dalam

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang penataan ruang bahwa

semua wilayah sempadan sungai merupakan kawasan lindung yang

tidak dapat dihuni dan dibudidayakan secara permanen. Selain itu,

adanya upaya pengelolaan wilayah sempadan sungai yang sudah

terlanjur dipergunakan sebagai hunian dan budidaya, ruang hijau dan

ruang terbuka/ publik harus tetap dipertahankan sebagai fungsi sungai

dan fungsi kota, dalam penentuan tata ruang perlu adanya intervensi

publik, perlu adanya penataan ruang yang jelas dan konsisten,

perluadanya strategi pengelolaan sempadan sungai serta instrumen-

Page 28: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

14

instrumennya (Subdinas Pengairan, Kimpraswil Kota Yogyakarta,

2006).

Penggunaan lahan terjadi karena kepentingan manusia untuk

bertahan hidup dengan mengubah suatu bentukan menjadi bentukan

lain. Perubahan penggunaan lahan biasanya menyebabkan

bertambahnya suatu penggunaan lahan tertentu di satu sisi dan

berkurangnya penggunaan lahan di sisi lainatau berubahnya fungsi

lahan pada waktu yang berbeda (As-syakur, 2008). Aktivitas manusia

memiliki pengaruh dalam perubahan penggunaan lahan yang dapat

memengaruhi morfologi dan dinamika sungai (Yamani, 2011).

Pengaruh ruang-ruang terhadap perilaku penggunanya cukup jelas

karena pengguna melakukan kegiatan tertentu di masing-masing ruang

sesuai fungsinya (Rapport, 1990). Perubahan sempadan sungai dari

lahan non artificial menjadi lahan artificial mengubah kualitas tata

ruang. Mutu ruang sendiri sebenarnya ditentukan pula oleh terwujudnya

keserasian, kelarasan, dan keseimbangan pemanfaatan ruang. Perubahan

di sungai menjadikan terjadinya dramatisasi struktur ruang mengikuti

bentang alam. Dramatisasi struktur ruang merupakan fenomena

pembangunan kawasan artificial yang mengikuti struktur ruang yang

ada tetapi selanjutnya justru terjadi penajaman struktur. Dramatisasi

terjadi pada permukiman dengan kualitas bangunan yang baik, yang

dipengaruhi oleh kondisi ekonomi pemilik bangunan di sempadan

sungai. hal ini mengakibatkan semakin tingginya intensitas struktur

Page 29: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

15

ruang yang terjadi (Sugandhy, 1999). Perubahan penggunaan lahan

menyebabkan air hujan yang jatuh ke permukaan tanah langsung

menjadi aliran permukaan. Aliran permukaan yang langsung ke sungai

akan mengenai lengkung bagian luar sehingga menyebabkan perubahan

lengkung, sedangkan material sedimen yang dibawa terendapkan pada

bagian dalam sungai (Kamarudin, 2009).

Perumahan di pinggiran sungai merupakan cerminan adanya

keterbatasan lahan kota sehinga tidak semua masyarakat dapat

menikmati fasilitas yang memadai dan dapat tinggal di lahan yang

sesuai. Karena pada hakikatnya pembangunan perumahan berkelanjutan

menurut Kirmanto (2005) adalah untuk meningkatkan kualitas hidup

secara berkelanjutan baik dari kondisi sosial, ekonomi, dan kualitas

lingkungan. Menurut suprijanto (1995) secara garis besar karakteristik

umum permukiman tepi sungai antara lain:

a. Kawasan permukiman cenderung padatdan kumuh dikarenakan

tidak ada peraturan baku dan tertulis yang mendasarinya

b. Tipologi bangunan menggunakan struktur dan konstruksi

tradisional konvensional yang tebruat dari kayu dan bahan-

bahan yang mudah ditemukan

c. Kondisi ekonomi masyarakat cenderung berasal dari kalangan

menengah ke bawah yang bekerja pada sektor informal dan

tingkat pendidikan yang masih rendah

Page 30: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

16

d. Adanya degradasi kualitas bantaran sungai sesuai yang diatur

oleh undang-undang dan penurunan kualitas kesehatan,

sanitasi, dan minimnya fasilitas sarana dan prasarana

permukiman

Perilaku pembuangan sampah di sepanjang sempadan sungai

maupun didalam sungai dapat merugikan penduduk sekitar dan di

kawasan lebih rendah. Meskipun sampah dapat berubah menjadi tanah,

terutama bagian atas tumpukan sampah tetapi memerlukan waktu yang

lama. Sampah yang menumpuk menimbulkan bau busuk akibat

fermentasi, menjadi sarang kebakaran karena adanya gas metana di

tumpukan sampah, air yang menggenangi sampah akan mengandung

besi, sulfat, dan bahan organik yang tinggi ditambah air permukaan

(Sayid, 1986).

2. Penentuan Lebar Garis Sempadan Sungai

Beberapa metode penetapan lebar sempadan sungai yang diperoleh

dari studi literatur adalah sebagai berikut:

a. Lebar sempadan yang diperlukan untuk perbaikan fungsi ekologi

aquatik dan terestral, kualitas air, hidraulik dan morfologi sungai.

Hasil studi literatur mengenai sempadan sungai berdasarkan fungsi

ekologi, kualitas air, hidraulik dan morfologi serta tujuan

ditetapkannya disajikan dalam Tabel 1 dan 2.

Page 31: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

17

Tabel 1. Lebar Sempadan Sungai untuk Berbagai Tujuan pada

Berbagai Publikasi

Publikasi Lokasi

Lebar sempadan (tidak termasuk

bantaran kemanan) dengan tujuan

konservasi

Perbaikan

kualitas

air

Perbaika

n habitat

aquatik

Perbaikan

habitat biota

terestrial

CRJC,

2000

Connecticut

river 30,48 m 30,48 m 91,44 m

SCSRP,

2004

South

Carolina

12,19 –

24,38 m - 30,48 – 91,44 m

Fischer &

Fischenich,

2000

- 5 – 30 m 3 – 10 m 30 – 500 m

Schueler,

1995

Urban

rivers 30,48 m

Resume 5 – 30 m 3 – 30,48

m 30 – 500 m

Publikasi

Lebar sempadan sungai terkait dengan perlindungan

kualitas air

Lebar

Dasar Keterangan

Dasbonnet

et al, 1994

SCSRP,

2004

Schueler,

1995

25m Menghilangkan 80% sedimen

30 m Melindungi kualitas air dari sedimen dan

polutan

45 m Menghilangkan suspended solid dan

nitrogin

80 m Menghilangkan 80% polutan

Wong &

McCuen,

1991

45 m Mengurangi angkutan sedimen 90%

Jacobs &

Gillram,

1985

15 m Menghilangkan nitrat dari air buangan

pertanian

Resume 15 – 80 m Meningkatkan kualitas air

Sumber: Analisis, 2019.

Page 32: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

18

Tabel 2. Lebar Sempadan Sungai terkait Memberikan Ruang

Meandering dan Perlindungan Banjir

Publikasi

Lebar sempadan sungai terkait dengan perlindungan

kualitas air

Lebar

Dasar Keterangan

Smardon &

Felleman,

1996

2 kali

lebar

kanopi

pohon sisi

sungai

Untuk memberikan ruang untuk

meandering

Verry, 1992 45 m Perlindungan banjir

Bertulli,

1981 dan

Castelle et

all, 1994

50 – 90 m Perlindungan banjir 100 tahunan

Lynch &

Corbett,

1990

30 m

Di daerah hutan dapat mengurangi

peningkatan fluktuasi muka air dan

suhu sungai karena penebangan hutan

Lewis, 1998 36 m Menjaga stabilitas sistem aquatic

sungai di hutan

Resume 5 – 90 m Perlindungan gerakan meander dan

banjir

Sumber: Analisis, 2019.

Kajian literatur pada tabel 1 dan 2 tersebut menunjukkan bahwa

ketentuan lebar sempadan sungai (dalam hal ini sungai kecil dan

menengah karena contoh-contoh sungainya adalah sungai kecil dan

menengah) dari berbagai sumber literatur masih sangat bervariasi.

Namun dari literatur-lieratur tersebut dapat disimpulkan bahwa

manfaat sempadan sungai terhadap konservasi sungai (baik ekologi,

hidraulik dan morphologinya) sangat signifikan. Lebar sempadan

untuk konservasi perbaikan kualitas air, dengan manfaat seperti

ditunjukkan pada tabel 1, adalah 5 m sampai 80 m, untuk konservasi

habitat aquatik 3 m sampai 30,48 m dan untuk konservasi habitat

Page 33: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

19

terestrial adalah 30 m sampai 500 m. Sedangkan untuk memberikan

ruang meandering dan perlindungan terhadap banjir diperlukan

sempadan sungai 5 m sampai 90 m. Dari literatur tersebut dapat

disimpulkan bahwa lebar sempadan sungai yang memenuhi syarat

untuk berbagai tujuan seperti pada tabel 1 dan 2 adalah antara 3 – 90

m. Khusus untuk perlindungan vegetasi terestrial diperlukan

sempadan sungai dari 3 – 500 m.

b. Lebar sempadan sungai menurut Permen PU Nomor 63 Tahun 1993.

Kajian literatur mengenahi tepi sungai masih sangat terbatas.

Menurut Permen PU 63/1993, tepi sungai ditetapkan pada titik tertinggi

tebing sungai yang berbatasan dengan teras sungai. Tepi sungai berada

di luar bantaran banjir dan masih berada pada bantaran longsor. Lebar

sempadan sungai dihitung dari tepi sungai ke arah luar. Tepi sungai

pada sungai dengan tepi yang tidak jelas seperti sungai-sungai dengan

tebing landai di daerah pantai, menurut Permen tersebut tepi sungai

ditetapkan berdasarkan kondisi erosi yang ada dan hitungan banjir

rencana.

Penentuan lebar sempadan didasarkan pada lokasi di luar kawasan

perkotaan, di dalam kawasan perkotaan, sungai besar, sungai kecil,

kedalaman sungai, sungai bertanggul dan tidak bertanggul, dan sungai

yang terpengaruh pasang surut. Pembagian lebar sempadan sungai

berdasarkan geometri tampang melintang sungai yang dijabarkan dalam

Page 34: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

20

bentuk tabel merupakan pembagian sempadan sungai yang relatif

mudah dipahami dibanding dari berbagai sumber literatur yang lain.

Sampai sejauh ini belum dapat ditemukan kajian akademis penetapan

Permen PU 63/1993 ini. Peraturan tersebut disajikan dalam Tabel 3

sebagai berikut.

Tabel 3. Kriteria Penetapan Lebar Sempadan Sungai menurut Permen

PU Nomor 63 Tahun 1993

No. Tipe sungai

Di luar kawasan

perkotaan

Di dalam kawasan

perkotaan

Pasal

Kriteria

Lebar

Minim

al

Kriteria Lebar

Minimal

1.

Sungai bertanggul

(diukur dari kaki

tanggul sebelah

luar

- 5 m - 3 m 6

2.

Sungai tak

bertanggul (diukur

dari tepi sungai)

Sungai

besar 100 m

Kedalaman >

20 m 30 m 7 & 8

- Kedalaman 3

– 20 m 15 m 7 & 8

Sungai

kecil 50 m

Kedalaman 3

m 10 m 7 & 8

3.

Sungai yang

terpengaruh pasang

surut air laut (dari

tepi sungai)

- 100 m - 100 m 10

Sumber: Analisis, 2019.

3. Genangan Sempadan Sungai

Pengertian banjir (Bakornas, 2007) memiliki dua pengertian yaitu:

Aliran air sungai yang sesuainya melebihi muka air normal sehingga

melimpas dari palung sungai menyebabkan adanya genangan pada

lahan tidak sesuai disisi sungai. Aliran air limpasan tersebut yang

semakin meninggi, mengalir dan melimpasi muka tanah yang biasanya

tidak dilewati aliran air dan gelombang luapan berjalan kearah hilir

Page 35: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

21

sistem sungai yang berinteraksi dengan kenaikan muka air di muara

akibat badai.

Menurut jenisnya banjir dibagi kedalam tiga tipe yaitu: (1) banjir

bandang (flash flood), (2) Banjir sungai (river floods), (3) Banjir pantai

(coastal floods) (UNDP, 2004). Faktor penyebab terjadinya banjir dapat

dibedakan menjadi dua yaitu faktor alam dan faktor non alam. Faktor

alam misalnya curah hujan, pengaruh fisiografi, erosi dan sedimentasi,

kapasitas sungai, kapasitas drainase yang tidak memadai dan pengaruh

air pasang dan non alam misalnya perubahan kondisi Daerah Pengaliran

Sungai (DPS), kawasan kumuh, sampah, drainase lahan, kerusakan

bangunan pengendali banjir dan pengendalian sistim pengendalian

banjir tidak tepat (Robert J. Kodoatie, 2002).

Banjir menjadi bencana bila menimbulkan kerugian materi (seperti

kerusakan pada sarana dan prasarana, dll) dan kerugian non materi

(seperti korban jiwa dan kekacauan perekonomian). Luapan sungai

berbeda dari banjir dadakan karena banjir ini terjadi setelah proses yang

cukup lama, meskipun proses itu bisa jadi lolos dari pengamatan

sehingga datangnya banjir terasa mendadak dan mengejutkan. Selain itu

banjir sungai kebanyakan bersifat musiman atau tahunan dan bisa

berlangsung selama berhari-hari atau berminggu-minggu tanpa berhenti.

Penyebabnya adalah hutan gundul, kelongsoran daerah-daerah yang

biasanya mampu menahan kelebihan air ataupun perubahan

suhu/musim, atau terkadang akibat kedua hal itu sekaligus. Banjir

Page 36: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

22

terjadi sepanjang sistem sungai dan anak-anak sungainya, mampu

membanjiri wilayah luas dan mendorong peluapan air di dataran tidak

sesuai, sehingga banjir yang meluap dari sungai-sungai selain induk

sungai biasa disebut banjir kiriman. Besarnya banjir tergantung kepada

beberapa faktor, diantaranya kondisi-kondisi tanah (kelembaban tanah,

vegetasi, perubahan suhu/musim, keadaan permukaan tanah yang

tertutup rapat oleh bangunan batu bata, blok-blok semen, beton,

pemukiman/perumahan dan hilangnya kawasan-kawasan tangkapan

air/alih fungsi lahan.

4. Penanganan Genangan Sempadan Sungai

Strategi dan pendekatan minimalisasi dampak, diantaranya:

a. Pengaturan tata guna lahan

Tujuan pengaturan tata guna lahan melalui undang-undang agraria

dan peraturan-peraturan lainnya adalah untuk menekan risiko terhadap

nyawa, harta benda dan pembangunan di kawasankawasan rawan

bencana (Sebastian, 2008). Kasus banjir suatu daerah dianggap rawan

bila daerah itu biasanya dan diperkirakan akan terlanda banjir air

dengan dampak-dampak negatifnya; penilaian ini didasarkan sejarah

banjir dan kondisi daerah. Bantaran sungai dan pantai seharusnya tidak

boleh dijadikan lokasi pembangunan fisik dan pemukiman. Selain itu,

Badan Pertahanan Nasional beserta departemen-departemen terkait

harus memperhatikan pula kawasan perkotaan. Pengaturan tata guna

tanah yang dilandasi data-data ilmiah dan dengan mengacu kepada

Page 37: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

23

potensi bencana, setidaknya bencana alam seperti banjir tidak akan

diperparah oleh pengizinan pemakaian tanah yang tak mengindahkan

sisi kelayakan.

b. Kepadatan penduduk dan bangunan

Di daerah-daerah rawan banjir, jumlah korban tewas maupun

cedera akan langsung terkait dengan kepadatan penduduk. Bila daerah

itu masih dalam tahap perencanaan pembangunan atau perluasan

kawasan, rencana itu harus mencakup pula kepadatan penduduk. Bila

daerah itu sudah terlanjur digunakan sebagai lokasi pemukiman liar

oleh pendatang yang tergolong miskin, pengaturan kepadatan penduduk

bisa menjadi isu yang rawan dan peka, penduduk harus dimukimkan

kembali di tempat lain yang lebih aman dengan mempertimbangkan

dampak-dampak sosial dan ekonomis perpindahan itu. Sayangnya,

banyak lokasi pemukiman padat penduduk terletak di jalur banjir.

Bagaimanapun para perencana pengembangan daerah dan penataan

ruang harus mengambil langkah-langkah bijak untuk memperbaiki

pemukiman itu dan menekan kerentanan terjadinya bencana/banjir.

c. Larangan penggunaan tanah untuk fungsi-fungsi tertentu

Suatu daerah/kawasan yang menjadi ajang banjir sedikitnya rata-

rata 1-2 kali tiap 10 tahun terjadi banjir bandang, diyakini dan

disarankan tidak boleh ada pembangunan skala besar di daerah itu

(Sebastian, 2008). Pabrik, perumahan dan sebagainya sebaiknya tidak

diizinkan di bangun di daerah ini demi kepentingan ekonomis, sosial

Page 38: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

24

dan keselamatan para penghuninya sendiri. Daerah tersebut bukan

berarti sama sekali tak bisa dimanfaatkan, namun pemanfaatannya lebih

disesuaikan untuk kegiatan kegiatan dengan potensi risiko lebih kecil

misalnya arena olah raga atau taman. Prasarana yang bila sampai rusak

akan membawa akibat buruk yang besar, misalnya rumah sakit, hanya

boleh didirikan di tanah yang aman. Pengaturan tata guna tanah akan

menjamin bahwa daerah-daerah rawan banjir tidak akan menderita dua

kali lipat akibat kebanjiran sekaligus pemakaian tanah yang

memperparah dampak bencana itu dengan kerugian fisik, sosial,

ekonomis dan korban jiwa yang lebih besar lagi. Pemerintah pusat dan

pemerintah daerah disarankan untuk lebih jelas dan tegas dalam

membuat regulasi dan mensosialisasikan, serta menerapkan dan

menindak tegas apabila regulasi dilanggar/ dibengkalaikan. Hal ini

sangat membutuhkan komitmen dan tanggung jawab bersama.

d. Perbaikan saluran dan vegetasi

Dasar sungai yang sudah dangkal/ tersedimentasi akibat

pengendapan harus dikeruk, diperdalam sementara untuk batas

tebing/tanggul sungai di kanan–kirinya harus pula diperlebar. Metode-

metode ini meningkatkan kemampuan penampungan lebihan air dan

menurunkan peluang meluapnya air ke sekitar sungai. Sementara untuk

kawasan/ daerah permukiman/ pusat perkotaan, kolam-kolam retensi

dan saluran buatan (drainase) sepatutnya dipelihara dan dijaga

kebersihannya. Kerawanan sedimentasi dan sampah juga menjadi faktor

Page 39: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

25

utama penyebab banjir perkotaan. Hilangnya vegetasi seperti

pepohonan dan kawasan hijau harus segera disikapi dengan kegiatan

perlindungan vegetasi dan penghijauan. Hal ini bertujuan menjaga

berlanjutnya siklus hidrologi.

e. Konstruksi bendungan/ tanggul alam yang aman

Bendungan adalah suatu konstruksi untuk membuat waduk

(storage) yang mampu menyimpan cadangan air limpasan sekaligus

melepasnya dengan tingkat yang masih bisa dikelola. Pembangunannya

harus memperhatikan patokan tersesuai permukaan air sewaktu banjir

sehingga elevasi puncak / mercu bendungan atau tanggul berada di atas

angka keamanan. Bila banjir ternyata lebih sesuai dan lebih kuat

ketimbang bendungan maka akan terjadi limpasan over-toping yang

bisa menyebabkan jebolnya bendungan, bahayanya justru lebih besar

ketimbang kalau tak ada bendungan. Jadi bila konstruksi bendungan

tidak dirancang dengan cermat, maka keamanannya takkan terjamin

karena dampak banjir justru akan makin parah sewaktu bendungan

jebol. Penguatan bangunan yang sudah ada perlu dilakukan dengan

melakukan servis dan perawatan. Para pemilik bangunan bisa

mengusahakan menekan risiko kerusakan dengan cara memperkuat

bangunannya untuk menahan hantaman atau terjangan air. Bangunan

baru harus mempunyai pondasi yang tak mudah keropos atau longsor

dan mempunyai daya dukung yang kuat. Perlindungan dari pengikisan

tanah merupakan unsur penting menghadapi bencana banjir seperti

Page 40: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

26

dasar sungai sebaiknya distabilkan dengan membangun „alas batu‟ atau

beton yang kuat, atau menanami bantaran dengan pepohonan,

khususnya bila dekat jembatan. Kurang sesuaikan untuk lokasi rawan

banjir atau sekitar sungai bisa diperbaiki dengan cara meninggikan

tanggul. Ini akan efektif untuk lokasi bangunan. Kurang sesuaikan

untuk mencegah/mengurangi sedimentasi pada waduk dan

pendangkalan sungai yaitu dengan dibuatnya beberapa cek-dam di hulu

sungai dan daerah-daerah rawan erosi, serta ditingkatkannya reboisasi

dan perlindungan hutan.

f. Partisipasi aktif masyarakat

Peranserta masyarakat diperlukan dalam minimasi bencana banjir.

Oleh karena itu diperlukan beberapa pendekatan, antara lain:

1) Peringatan bahaya banjir disebarkan di tingkat desa/kelurahan,

2) Kerja bakti untuk memperbaiki dasar dan tebing sungai,

membersihkan kotoran yang menyumbat saluran air, membangun

tanggul dengan karungkarung pasir atau bebatuan, menanami

bantaran sungai (penghijauan), 3). Rencana pemulihan pertanian

pasca-banjir, antar lain dengan menyimpan benih dan persediaan

lain di tempat yang paling aman dan ini dijadikan tradisi, 4).

Perencanaan pasokan air bersih dan pangan seandainya bencana

memaksa pengungsian.

Program-program untuk menggugah kesadaran masyarakat tentang

bahaya banjir, meliputi: Penjelasan tentang fungsi-fungsi bantaran

Page 41: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

27

sungai dan jalur banjir, lokasinya serta pola-pola siklus hidrologi,

identifikasi bahaya rawan banjir, mendorong perorangan untuk

memperbaiki daya tahan bangunan dan harta mereka agar potensi

kerusakan/kehancuran dapat ditekan, menggugah kesadaraan

masyarakat tentang arti penting rencana– rencana dan latihan–latihan

penanggulangan serta pengungsian, mendorong tanggung jawab

perorangan atas pencegahan dan penanggulangan banjir dalam

kehidupan sehari–hari, dan pada praktik bertani harus memperhatikan

dampak lingkungan, jangan menggunduli hutan dan hulu sungai saluran

air harus dipelihara dan sebagainya.

Metode penanganan genangan banjir pada prinsipnya ada 2

metode, yaitu metode struktur dan metode non struktur (Kodotie, 2006).

Metode struktur adalah kegiatan penanggulangan genangan banjir yang

meliputi kegiatan perbaikan sungai dan pembuatan tanggul banjir untuk

mengurangi resiko banjir di sungai, pembuatan saluran (floodway)

untuk mengalirkan sebagian atau seluruh air, serta pengaturan sistem

pengaliran untuk mengurangi debit puncak banjir dengan bangunan

seperti bendungan dan kolam retensi. Metode non struktur adalah

metode pengendalian genangan banjir dengan tidak menggunakan

bangunan pengendali banjir. Aktivitas penanganan tanpa bangunan

antara lain berupa pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) untuk

mengurangi limpasan air hujan, penanaman vegetasi untuk mengurangi

laju aliran permukaan di DAS, kontrol terhadap pengembangan

Page 42: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

28

didaerah genangan, mislanya dengan peraturan-peraturan penggunaan

lahan, sistem peringatan dini, larangan pembuangan sampah di sungai,

serta partisipasi masyarakat. Metode penanganan genangan banjir

disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Metode Penanganan Genangan Banjir

Skala Prioritas Metode

I

II

III

Metode Non Struktur

Pengaturan tata guna lahan

Pengaturan dan pengembangan daerah banjir

Metode Struktur : Bangunan Pengendali Banjir

Bendungan

Kolam retensi

Pembuatan check dam

Bangunan pengurang kemiringan sungai

Pembuatan polder

Metode Struktur : Perbaikan dan Pengaturan

Sistem Sungai

Sistem jaringan sungai

Pelebaran atau pengerukan sungai

Perlindungan tanggul

Tanggul banjir

Sudetan

Floodway

Sumber : Kodoatie, Robert. J. 2002.

5. Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya

Menurut Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 pembagian

kawasan berdasarkan fungsi utamanya menjadi kawasan lindung dan

kawasan budidaya. Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan

dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang

mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta

budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan.

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang

Page 43: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

29

mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia

serta mahluk hidup lainnya. Kurang sesuaikan kawasan budidaya adalah

kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utamanya untuk dibudidayakan

atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia

dan sumber daya buatan.

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Kajian terdahulu yang relevan dijadikan sebagai rujukan penelitian ini

mengambil sumber dari jurnal baik nasional maupun internasional. Kajian

dari hasil-hasil penelitian ini digunakan sebegai referensi atau rujukan

didalam penelitian yang akan dilakukan.

Berdasarkan hasil penelitian dengan judul “Analisis Penggunaan Lahan

Sempadan Sungai Sario di Kota Manado” yang disusun oleh “Putra Rahman

Labora dkk” pada tahun 2016 memiliki tujuan penelitian yaitu untuk

menganalisis kesesuaian antara penggunaan lahan saat ini dengan ketentuan

pemanfaatan ruang sempadan Sungai Sario yang ditetapkan dalam Rencana

Tata Ruang Wilayah Kota Manado dan untuk menganalisis kesesuaian antara

penggunaan lahan saat ini dengan ketentuan pemanfaatan ruang sempadan

Sungai Sario yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Manado

Berdasarkan penelitian dengan judul “Perencanaan RTH Sempadan

Sungai Ciliwung di Kawasan Kampung Pulo dan Bukit Duri Jakarta” yang

disusun oleh “Sitti Wardiningsih dan Banni Fuadi Salam” pada tahun 2019

memiliki tujuan penelitian yaitu untuk merumuskan konsep perencanaan

Page 44: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

30

sempadan sungai Ciliwung yang tepat, khususnya pada kawasan permukiman

Kampung Pulo dan Bukit duri dan untuk mengembangkan konsep restorasi

sungai, yaitu konsep untuk mengembalikan sungai dan sempadan pada

kondisi alami.

Berdasarkan penelitian dengan judul “Pola Pengendalian Banjir pada

Bagian Hilir Saluran Primer Wonorejo Surabaya” yang disusun oleh “S.

Kamilia Aziz” pada tahun 2011 memiliki tujuan penelitian yaitu untuk

menyelesaian persoalan banjir pada bagian hilir Saluran Primer Wonorejo dan

untuk mengkaji kembali luas busem yang dibutuhkan agar banjir dapat

dialirkan dengan baik dan tidak menimbulkan bencana.

Berdasarkan penelitian dengan judul “Managed Flooding for Riparian

Ecosystem Restoration (Managed flooding reorganizes riparian forest

ecosystems along the middle Rio Grande in New Mexico)” yang disusun oleh

“Manuel C. Molles Jr. ” pada tahun 2014 memiliki tujuan penelitian yaitu

untuk menata ulang ekosistem hutan dan mengembangkan konsep restorasi

dan penanganan banjir di sempadan tengah Rio Grande.

Berdasarkan penelitian dengan judul “Water quality in the upper Han

River basin, China: The impacts of land use/land cover in riparian buffer

zone” yang disusun oleh “Siyue Li dkk ” pada tahun 2008 memiliki tujuan

penelitian yaitu untuk menganalisis penggunaan lahan di hulu Sungai Han,

dan untuk memberikan masukan terhadap pengembangan praktik penggunaan

lahan berkelanjutan di zona sempadan untuk kegiatan konservasi air di hulu

Sungai Han, China.

Page 45: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

31

Tabel 5. Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan

Nama/ Judul Tujuan Metode Hasil Penelitian

1. Putra Rahman Labora dkk

(2016) / “Analisis Penggunaan

Lahan Sempadan Sungai Sario

di Kota Manado”

Menganalisis penggunaan

lahan pada daerah sempadan

Sungai Sario di Kota Manado

dan menganalisis kesesuaian

antara penggunaan lahan

dengan ketentuan

pemanfaatan ruang sempadan

Sungai Sario yang ditetapkan

dalam Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Manado

Deskriptif kuantitatif dan

pengolahan data melalui

software Arcgis 10.3

1. Kondisi eksisting letak bangunan

sempadan Sungai Sario.

2. Kondisi eksisiting penggunaan lahan

sempadan Sungai Sario.

3. Identifikasi tipologi penggunaan lahan

dan letak bangunan sempadan sungai.

4. Kesesuaian ketentuan pemanfaatan ruang

sempadan Sungai Sario dengan letak

bangunan dan penggunaan lahan.

5. Kesesuaian batas sempadan sungai 5 dan

15 meter.

2. Sitti Wardiningsih dan Banni

Fuadi Salam (2019) / Jurnal

Arsitektur “Perencanaan RTH

Sempadan Sungai Ciliwung di

Kawasan Kampung Pulo dan

Bukit duri Jakarta”

Merumuskan konsep

perencanaan sempadan sungai

Ciliwung yang tepat,

khususnya pada kawasan

permukiman Kampung Pulo

dan Bukit duri dan

mengembangkan konsep

restorasi sungai, yaitu konsep

untuk mengembalikan sungai

dan sempadan pada kondisi

alami.

Pendekatan J.O. Simonds

tahun 1987, meliputi

perencanaan desain awal

dari tahapan-tahapan

kegiatan pendahuluan,

inventarisasi, analisis,

sintesis, konstruksi,

konsep, dan desain

1. Sungai Ciliwung memiliki lebar

sepanjang 50 meter di kanan-kiri sungai

untuk daerah perkotaan.

2. Terdapat 3 zona pada sempadan sungai,

yaitu zona penyangga, zona konservasi,

dan zona estetika.

3. Konsep yang dikembangkan digunakan

untuk memenuhi kebutuhan akan Ruang

Terbuka Hijau.

4. Vegetasi yang dipakai didasarkan pada

zonasi yang telah dirumuskan, yaitu

meliputi fungsi penyangga, konservasi,

pengarah, penyerap air, penahan erosi,

dan estetika.

Sumber: Analisis 2019

Page 46: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

32

Tabel 5. Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan (Lanjutan)

Nama/ Judul Tujuan Metode Hasil Penelitian

3. S. Kamilia Aziz (2011) /

Jurnal APLIKASI “Pola

Pengendalian Banjir pada

Bagian Hilir Saluran Primer

Wonorejo Surabaya”

Menyelesaian persoalan banjir

dan mengkaji kembali luas

busem yang dibutuhkan agar

banjir dapat dialirkan dengan

baik dan tidak menimbulkan

bencana.

Analisis hidrograf melalui

program Hecras

1. Saluran tidak dapat menampung debit

banjir.

2. Penanganan banjir perlu dialkukan

dengan memperluas busem dan

dibutuhkan studi AMDAL .

4. Manuel C. Molles Jr.

(2014) / Jurnal Oxford

“Managed Flooding for

Riparian Ecosystem

Restoration (Managed

flooding reorganizes

riparian forest ecosystems

along the middle Rio

Grande in New Mexico)”

Menata ulang ekosistem hutan

dan mengembangkan konsep

restorasi dan penanganan

banjir di sempadan tengah Rio

Grande.

Monitoring dan

pengembangan konsep

restorasi dan penanganan

banjir

1. Pengembangan konsep restorasi dan

penanganan banjir

2. Pengembangan model reorganisasi

ekosistem untuk restorasi sempadan

sungai.

5. Siyue Li dkk (2008) /

Journal Of Hazardous

Material “ Water quality in

the upper Han River basin,

China: The impacts of land

use/land cover in riparian

buffer zone”

Menganalisis kondisi polutan,

penggunaan lahan, dan

memberikan masukan terhadap

pengembangan praktik

penggunaan lahan

berkelanjutan di zona

sempadan untuk kegiatan

konservasi air di hulu Sungai

Han, China

Analisis sampel air,

analisis penutup dan

penggunaan lahan, dan

analisis statistik

1. Perairan di hulu Sungai Han adalah

tipe Ca-HCO3 dengan mineralisasi

tidak sesuai dan alkalinitas kurang

sesuai. CODMn dan nitrogen adalah

polutan utama yang merusak kualitas

cekungan air.

2. Cekungan memiliki kualitas air yang

relatif lebih baik di musim kemarau.

Sumber: Analisis 2019

Page 47: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

33

Persamaan penelitian pertama yang berjudul “Analisis Penggunaan Lahan

Sempadan Sungai Sario di Kota Manado” dengan penelitianyang dilakukan

ialah permasalahan, tujuan, dan metode yang akan digunakan sama. Perbedaan

penelitian pertama yang berjudul ”Analisis Penggunaan Lahan Sempadan

Sungai Sario di Kota Manado” dengan penelitian yang dilakukan ialah pada

penelitian yang telah dilakukan tidak mengkaji kesesuaian bangunan dengan

pemanfaatan ruang dan tidak mengkaji strategi penanganan kesesuaian

pemanfaatan lahan terhadap Rencana Tata Ruang. Penelitian telah dilakukan

lebih menitikberatkan pada penilaian terhadap pemanfaatan sempadan dengan

beberapa aspek yang dilihat diantaranya aspek lingkungan, sosial, ekonomi,

dan kelembagaan untuk penanganan genangan di sempadan sungai.

Persamaan penelitian kedua yang berjudul “Perencanaan RTH Sempadan

Sungai Ciliwung di Kawasan Kampung Pulo dan Bukit duri Jakarta” dengan

penelitian yang di lakukan ialah sama-sama mengkaji konsep zonasi sempadan

sungai. Perbedaan penelitian kedua yang berjudul ”Perencanaan RTH

Sempadan Sungai Ciliwung di Kawasan Kampung Pulo dan Bukit duri

Jakarta” dengan penelitian yang telah dilakukan ialah metode yang digunakan

tidak mengkaji sinousitas sungai dan konsep perencanaan pola vegetasi

sempadan sungai. Penelitian yang telah dilakukan lebih menitikberatkan pada

metode menggunakan teknik skoring dengan bantuan Sistem Informasi

Geografi sehingga menghasilkan nilai analisis pada sempadan sungai yang

dapat digunakan untuk mengkaji permasalahan genangan di sempadan sungai.

Page 48: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

34

Persamaan penelitian ketiga yang berjudul “Pola Pengendalian Banjir pada

Bagian Hilir Saluran Primer Wonorejo Surabaya” dengan penelitian yang

dilakukan ialah permasalahan dan tujuan yang sama. Perbedaan penelitian

ketiga yang berjudul “Pola Pengendalian Banjir pada Bagian Hilir Saluran

Primer Wonorejo Surabaya” dengan penelitian yang telah dilakukan ialah

metode yang digunakan tidak menggunakan analisis hidrograf. Penelitian telah

dilakukan menggunakan metode skoring sehingga menghasilkan kelas analisis

pemanfaatan pada sempadan sungai yang dapat digunakan untuk mengkaji

permasalahan yang ada di sempadan sungai terkait dengan genangan sempadan

sungai.

Persamaan penelitian keempat yang berjudul “Managed Flooding for

Riparian Ecosystem Restoration (Managed flooding reorganizes riparian

forest ecosystems along the middle Rio Grande in New Mexico)” dengan

penelitian dilakukan ialah permasalahan dan tujuan yang sama. Perbedaan

penelitian keempat yang berjudul “Managed Flooding for Riparian Ecosystem

Restoration (Managed flooding reorganizes riparian forest ecosystems along

the middle Rio Grande in New Mexico)” dengan penelitian yang telah

dilakukan ialah metode yang digunakan tidak menggunakan monitoring serta

tidak mengembangkan model reorganisasi ekosistem. Penelitian yang telah

dilakukan menggunakan metode skoring sehingga menghasilkan kelas analisis

pemanfaatan pada sempadan sungai yang dapat digunakan untuk mengkaji

permasalahan yang ada di sempadan sungai terkait dengan genangan sempadan

sungai.

Page 49: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

35

Persamaan penelitian kelima yang berjudul “Water quality in the upper

Han River basin, China: The impacts of land use/land cover in riparian buffer

zone” dengan penelitian yang dilakukan ialah permasalahan, tujuan, dan

metode analisis penggunaan lahan yang sama. Perbedaan penelitian kelima

yang berjudul “Water quality in the upper Han River basin, China: The

impacts of land use/land cover in riparian buffer zone” dengan penelitian yang

akan saya lakukan ialah metode yang digunakan tidak menggunakan analisis

sampel air dan tidak mengembangkan konsep kualitas air. Penelitian yang telah

dilakukan lebih mentikberatkan pada analisis yang dinilai dari aspek

lingkungan, sosial, ekonomi, dan kelembagaan sehingga dapat digunakan

untuk penanganan genangan di sempadan sungai.

Persamaan dari kelima penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan

ialah persamaan obyek dan tujuan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengetahui pemanfaatan sempadan sungai dan penanganan banjir. Kurang

sesuaikan perbedaan dari kelima penelitian ini dengan penelitian yang telah

dilakukan ialah variabel atau parameter yang digunakan dalam masing-masing

penelitian tidaklah sama, konsep yang dikembangkan tidak sama, serta metode

yang digunakan masing-masing penelitian juga berbeda. Penelitian yang telah

dilakukan lebih mentikberatkan pada analisis yang dinilai dari aspek

lingkungan, sosial, ekonomi, dan kelembagaan sehingga dapat digunakan

untuk penanganan genangan di sempadan sungai.

Page 50: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

36

C. Kerangka Berpikir

Kajian terkait genangan banjir sempadan di sempadan Sungai Loji dapat

diketahui bahwa tiap tahun mengalami penambahan intensitas kejadian

genangan di sempadan sungai. Adanya genangan tersebut tentunya

disebabkan oleh faktor yang memicu intensitas genangan di sempdan sungai

menjadi besar yang dapat dikaji melalui kondisi sempadan Sungai Loji dan

pemanfaatan sempadan Sungai Loji. Kondisi sempadan Sungai Loji dapat

dilihat dari kondisi fisik maupun sosial yang ada di sempadan Sungai Loji.

Pemanfaatan sempadan Sungai Loji dapat dilihat dengan cara

mengidentifikasi pemanfaatansempadan sungai yang terdiri dari aspek

lingkungan, aspek sosial, aspek ekonomi, dan aspek kelembagaan. Aspek

lingkungan terdiri dari zonasi sempadan sungai, penggunaan sempadan

sungai, dan estetika lingkungan. Aspek sosial terdiri dari kependudukan,

kebiasaan penduduk, penerapan teknologi, dan upaya penduduk maupun

pemerintah. Aspek ekonomi terdiri dari bentuk pemanfaatan untuk

kesejahteraan manusia, industry, dan kegiatan jasa. Aspek kelembagaan

terdiri dari status kepemilikan tanah. Hasil dari evaluasi kesesuaian

pemanfaatan sempadan sungai dapat digunakan untuk menganalisis upaya

restorasi yang ada di sempadan sehingga diharapkan terwujudnya kawasan

sempadan sungai yang lestari dan memperhatikan Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Gambar 2.

Page 51: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

37

Gambar 2. Kerangka Berpikir

Pemanfaatan sempadan sungai

1. Zonasi

sempadan

sungai

2. Penggunaan

sempadan

sungai

3. Estetika

lingkungan

1. Kependudukan

2. Kebiasaan

penduduk

3. Penerapan

teknologi

4. Upaya

penduduk

maupun

Pemerintah

1. Bentuk

pemanfaatan

untuk

kesejahteraan

2. Industri

3. Jasa

Aspek Kelembagaan

1. Status

kepemilikan

tanah

Aspek Lingkungan

Aspek

Sosial Aspek

Ekonomi

Kawasan

sempadan

sungai yang

berfungsi

sebagai

kawasan

lindung yang

konservatif

Kawasan

sempadan sungai

yang sejalan

dengan

kelestarian bagi

kehidupan

penduduk sekitar

Kawasan

sempadan

sungai yang

bernilai

ekonomis

Kepemilikan

sempadan

sungai untuk

masyarakat

umum

Page 52: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kota Pekalongan, tepatnya di Kecamatan

Pekalongan Utara. Lokasi penelitian dilakukan pada sempadan Sungai Loji

yang termasuk kedalam wilayah administrasi Kelurahan Panjang Wetan dan

Kelurahan Kandang Panjang (pada wilayah sisi kiri Sungai Loji) dan

Kelurahan Krapyak Lor dan Kelurahan Krapyak Kidul (pada wilayah sisi

kanan Sungai Loji). Berikut Peta Lokasi Penelitian Tahun 2019 yang disajikan

pada Gambar 3.

Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian

Page 53: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

39

B. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini terbagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu populasi

kawasan sempadan Sungai Loji (dalam peta tergambar batas sempadan Sungai

Loji dari nomor 1-2) dan populasi penduduk yang tinggal di sempadan Sungai

Loji dan termasuk kedalam wilayah administrasi Kelurahan Panjang Wetan

(pada wilayah sisi kiri Sungai Loji) dan Kelurahan Krapyak (pada wilayah sisi

kanan Sungai Loji). Dalam Peta, titik sampel ditunjukkan dengan simbol bulat

merah. Adapun Luas wilayah Kecamatan Pekalongan Utara adalah 1.488 Ha

dan jumlah penduduk di Kecamatan Pekalongan Utara adalah 81.065 jiwa

(Kecamatan Pekalongan Utara Dalam Angka, 2018).

C. Sampel dan Teknik Sampling

Sampel dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 (dua) yaitu titik sampel

yang diambil di dalam zona sempadan Sungai Loji dan sampel penduduk yang

berdomisili di Kelurahan Panjang Wetan dan Kelurahan Krapyak. Pengambilan

sampel menggunakan teknik area purposive sampling, dimana telah ditetapkan

wilayah yang menjadi objek penelitian.

Sampel lokasi penelitian diambil berdasarkan karakteristik wilayah

penelitian yang rawan terjadi genangan pada sempadan sungai. Sampel lokasi

diambil pada wilayah tikungan sungai, beberapa di alur sungai, dan pertemuan

antara 2 (dua) sungai. Sampel lokasi berjumlah 12 (dua belas) titik yang

menjadi fokus penelitian (lihat Peta Titik Sampel Lokasi Penelitian Gambar 4).

Dari 12 (dua belas) titik tersebut merupakan wilayah dengan pemanfaatan

Page 54: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

40

sempadan yang beragam, yaitu pemanfaatan untuk kegiatan ekonomi, industri,

dan permukiman.

Penggambaran titik sampel lokasi penelitian melalui peta digunakan untuk

mengetahui titik sampel lokasi dengan simbol titik berwarna merah. Pada saat

dilakukan pengambilan data tiap titik sampel lokasi, maka dapat diketahui pula

kondisi pemanfaatan sempadan sungai, baik sisi kiri maupun kanan sungai.

Penggambaran titik sampel lokasi penelitian lebih mudah dipahami pada

Gambar 4.

Pemilihan titik sampel lokasi penelitian dipilih pada wilayah yang

mengalami genangan pada saat musim hujan tiba maupun akibat pengaruh

pasang surut air laut (rob) di Kecamatan Pekalongan Utara. Akibat pengaruh

musim hujan dan pasang surut air laut (rob), genangan terjadi di sempadan

Sungai Loji. Permukiman pada sisi kanan dan kiri sungai telah mengalami

genangan akibat air hujan maupun rob. Selain permukiman, terdapat pula

pusat-pusat kegiatan yang lain yang juga mengalami genangan sempadan

Sungai Loji, seperti Gelanggang Olahraga (GOR), Jalan penghubung antar

kecamatan, pertokoan, dan industri. Lokasi penelitian disajikan pada Tabel 6.

Penentuan sampel responden ditentukan berdasarkan kondisi di lapangan,

yaitu mengikuti titik sampel lokasi, sehingga pada saat pengambilan titik

sampel lokasi beriringan dengan pengambilan sampel responden. Responden

ditentukan sesuai kondisi pemanfaatan sempadan Sungai Loji. Terdapat 18

(delapan belas) responden dengan beragam profesi/ status. Jumlah responden

Page 55: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

41

pada tiap titik berbeda-beda karena mengikuti karakteristik titik sampel lokasi.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Peta Titik Sampel Lokasi Penelitian

Page 56: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

42

Tabel 6. Penentuan Sampel Lokasi Penelitian

No Lokasi Koordinat Alasan Pemilihan Lokasi Keterangan Foto Lokasi

1 PT Maya Industri

Food, Kelurahan

Krapyak

6.866ºLS dan

109.688ºBT

Lokasi ini merupakan lokasi

industri pengolahan makanan

dan minuman yang terletak di

pertemuan 2 sungai, yaitu

Sungai Loji dan Sungai

Banger. Lokasi ini sering

tergenang apabila hujan dan

akibat air rob.

Pada kawasan ini tidak

terdapat Ruang Terbuka

Hijau (RTH) maupun

Ruang Terbuka Biru

(RTB) sehingga air tidak

dapat meresap kedalam

tanah.

2 KUD Mina

Makaryo,

Kelurahan Panjang

Wetan

6.867LS dan

109.685ºBT

Lokasi ini merupakan lokasi

pengolahan industri

perikanan, baik ikan maupun

udang. Lokasi ini tergenang

akibat air rob.

Pada kawasan ini tidak

terdapat Ruang Terbuka

Hijau (RTH) maupun

Ruang Terbuka Biru

(RTB) sehingga air tidak

dapat meresap kedalam

tanah.

3 Industri PPA

makanan dan

minuman (PPM T.

Tirta)

6.869ºLS dan

109.686ºBT

Kawasan industri ini

merupakan kawsan ndustri

pengolahan makanan dan

minuman yang terletak di

sempadan Sungai Loji. Jalan

menuju lokasi ini tergenang

akibat rob dan luapan Sungai

Loji.

Pada kawasan ini tidak

terdapat Ruang Terbuka

Hijau (RTH) dan Ruang

Terbuka Biru (RTB)

sehingga air tidak

meresap ke dalam tanah.

Sumber: Analisis, 2019.

Page 57: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

43

Tabel 6. Penentuan Sampel Lokasi Penelitian (Lanjutan)

No Lokasi Koordinat Alasan Pemilihan Lokasi Keterangan Foto Lokasi

4 Pertamina SPBU

4451106, Jalan

Slamaran,

Kelurahan

Krapyak

6.869ºLS dan

109.687ºBT

Lokasi ini terletak di

sempadan Sungai Loji dan

kawasan cukup vital karena

merupakan lokais pengisian

bahan bakar minyak untuk

penduduk di Kelurahan

Krapyak dan sekitarnya.

Pada kawasan ini tidak

terdapat Ruang Terbuka

Hijau (RTH) maupun

Ruang Terbuka Biru

(RTB).

5 Tempat

Pemakaman

Umum Kelurahan

Krapyak

6.871ºLS dan

109.683ºBT

Lokasi pemakaman di

sempadan Sungai Loji

merupakan lokasi cukup hijau

namun apabila hujan maka air

sungai dapat meluap ke

pemakaman.

Pada lokasi ini terdapat

Ruang Terbuka Hijau

(RTH) namun tidak

terdapat Ruang Terbuka

Biru (RTB).

6 Gang 5 A

Kelurahan Panjang

Wetan

6.872ºLS dan

109.678ºBT

Pada kawasan ini sering

terjadi genangan apabila

intensitas hujan sesuai dan

luberan Sungai Loji tidak

dapat dihindarkan.

Pada kawasan ini tidak

terdapat Ruang Terbuka

Hijau (RTH) dan Ruang

Terbuka Biru (RTB)

karena daerah ini

merupakn permukiman

pada sempadan Sungai

Loji.

Sumber: Analisis, 2019.

Page 58: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

44

Tabel 6. Penentuan Sampel Lokasi Penelitian (Lanjutan)

No Lokasi Koordinat Alasan Pemilihan Lokasi Keterangan Foto Lokasi

7 Jalan WR

Supratman,

Kelurahan Panjang

Wetan

6.873ºLS dan

109.677ºBT

Kawasan Jalan Supratman

merupakan Jalan cukup besar

penghubung Kelurahan

Panjang Wetan dengan

Kelurahan Kandang Panjang.

Jalan ini sering tergenang

akibat air hujan maupun air

rob.

Pada kawasan ini, tidak

terdapat sempadan jalan

maupun Ruang Terbuka

Hijau (RTH) dan Ruang

Terbuka Biru (RTB).

8 Warung Makan

Bapa‟e (Jalan

Jatayu, Kelurahan

Panjang Wetan)

6.876ºLS dan

109.676ºBT

Warung makan Bapa‟e

merupakan warung makan

yang terletak di Jalan Jatayu

dan berada pada sempadan

Sungai Loji. Apabila

memasuki musim penghujan,

maka lokasi ini akan

tergenang dan terkena

dampak dari luberan Sungai

Loji karena tidak ada tanggul.

Pada kawasan ini,

terdapat luapan Sungai

Loji akibat tidak adanya

tanggul. Tidak terdapat

Ruang Terbuka Hijau

(RTH) maupun Ruang

Terbuka Biru (RTB).

9 Jalan Islam

Nusantara Gang 8

RT 03/ RW 15,

Kelurahan

Krapyak

6.877ºLS dan

109.677ºBT

Jalan Islam Nusantara

merupakan Jalan di sisi

sempadan Sungai Loji dan

beralur mengikuti alur Sungai

Loji. Jalan ini berada di

permukiman padat penduduk

yakni Gang 8 RT 03/ RW 15

Kelurahan Krapyak

Permukiman padat

penduduk pada lokasi ini

sering tergenang baik

akibat air hujan maupun

air rob.

Sumber: Analisis, 2019.

Page 59: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

45

Tabel 6. Penentuan Sampel Lokasi Penelitian (Lanjutan)

No Lokasi Koordinat Alasan Pemilihan Lokasi Keterangan Foto Lokasi

10 Gelanggang

Olahraga (GOR)

JATAYU,

Kelurahan Panjang

Wetan

6.877ºLS dan

109.675ºBT

Gedung ini merupakan

kawasan strategis di Kota

Pekalongan, namun karena

letaknya persis berada pada

sempadan Sungai Loji maka

apabila hujan tiba maka akan

terjadi genangan pada

halaman gedung maupun

lapangan olahraga.

Pada kawasan ini, tidak

terdapat zonasi sempadan

sungai karena sudah

termasuk kawsan

budidaya. Tidak terdapat

Ruang Terbuka Hijau

(RTH) maupun Runag

Terbuka Biru (RTB).

11 Jalan Rajawali

Utara, Kelurahan

Panjang Wetan

6.879ºLS dan

109.677ºBT

Jalan Rajawali Utara terletak

pada tikungan Sungai Loji

sehingga apabila hujan tiba

terdapat genangan sesesuai

kurang lebih 40 cm. Selain

itu, karena letaknya persis

pada tikungan maka kerap

terjadi air rob yang masuk ke

permukiman penduduk.

Pada kawasan ini,

permukiman penduduk

telah dikategorikan padat

dan bangunan yang

berhimpitan antara satu

dengan yang lain. Tidak

terdapat Ruang Terbuka

Hijau (RTH) maupun

Ruang Terbuka Biru

(RTB).

12 Jalan Jlamprang

(Taman

Jlamprang),

Kelurahan

Krapyak

6.879ºLS dan

109.680ºBT

Jalan Jlamprang merupakan

lokasi yang berada pada sisi

tikungan Sungai Loji dan

terkadang terdapat genangan

jika hujan tiba.

Pada kawasan ini, tidak

terdapat adanya

pembagian zonasi

sempadan sungai karena

sudah termasuk kedalam

kawasan budidaya Tidak

ditemukan RTH dan RTB

Sumber: Analisis, 2019.

Page 60: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

46

Tabel 7. Penentuan Sampel Responden Penelitian

No Lokasi Koordinat Status

Responden

Jumlah

Respon

den

Alasan Jumlah

Responden

1 PT Maya

Industri

Food,

Kelurahan

Krapyak

6.866ºLS

dan

109.688ºBT

Satpam

Pabrik

1 Satpam PT Maya

Industri Food

mengetahui adanya

genangan di

sempadan Sungai

Loji.

2 KUD Mina

Makaryo,

Kelurahan

Panjang

Wetan

6.867LS

dan

109.685ºBT

Karyawan

Pabrik

1 Karyawan KUD

Mina Makaryo

mengetahui adanya

genangan di

sempadan Sungai

Loji.

3 Industri PPA

makanan dan

minuman

(PPM T.

Tirta)

6.869ºLS

dan

109.686ºBT

Karyawan

Pabrik

1 Karyawan pabrik

PPA makan dan

minuman (PPM T.

Tirta) mengetahui

tentang genangan

yang terjadi di

kawasan ini, baik

seberapa seing

maupun intensitas

kejadiannya.

4 Pertamina

SPBU

4451106,

Jalan

Slamaran,

Kelurahan

Krapyak

6.869ºLS

dan

109.687ºBT

Ibu-ibu

Rumah

Tangga

2 Pembeli dan penjual

di tempat pengisian

bahan bakar minyak

mengetahui adanya

genangan di

sempadan Sungai

Loji.

5 Tempat

Pemakaman

Umum

Kelurahan

Krapyak

6.871ºLS

dan

109.683ºBT

Penduduk

Sekitar

1 Penduduk di sekitar

TPU Krapyak

mengetahui adanya

genangan di

sempadan Sungai

Loji.

6 Gang 5 A

Kelurahan

Panjang

Wetan

6.872ºLS

dan

109.678ºBT

Ibu-ibu

Rumah

Tangga

2 Pada kawasan

merupakan

permukiman padat

penduduk sehingga

responden

merupakan penduduk

yang bertempat

tinggal pada kawasan

ini.

Sumber: Analisis, 2019.

Page 61: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

47

Tabel 7. Penentuan Sampel Responden Penelitian (Lanjutan)

No Lokasi Koordinat Status

Responden

Jumlah

Respon

den

Alasan Jumlah

Responden

7 Jalan WR

Supratman,

Kelurahan

Panjang

Wetan

6.873ºLS dan

109.677ºBT

Penjaga

Masjid

1 Penjaga Masjid An-

Nur yang berlokasi

di Jalan WR

Supratman

mengetahui tentang

adanya genangan di

Jalan ini, baik

penyebab maupun

intensitas

kejadiannya.

8 Warung

Makan

Bapa‟e (Jalan

Jatayu,

Kelurahan

Panjang

Wetan)

6.876ºLS dan

109.676ºBT

Pedagang 1 Pedagang yang

berjualan di

sempadan Sungai

Loji sering

terdampak

genangan akibat air

hujan maupun air

rob.

9 Jalan Islam

Nusantara

Gang 8 RT

03/ RW 15,

Kelurahan

Krapyak

6.877ºLS dan

109.677ºBT

Ibu Rumah

Tangga

2 Permukiman padat

penduduk pada

lokasi ini sering

tergenang baik

akibat air hujan

maupun air rob

sehingga responden

yang dipilih adalah

penduduk yang

tinggal di kawasan

ini.

10 Gelanggang

Olahraga

(GOR)

JATAYU,

Kelurahan

Panjang

Wetan

6.877ºLS dan

109.675ºBT

Pengelola

GOR

JATAYU

1 Pengelola GOR

JATAYU sedikit

banyak tahu

tentang kondisi di

GOR JATAYU

pada saat musim

kemarau maupun

musim penghujan

sehingga tahu

tentang adanya

genangan baik

akibat air hujan

maupun air rob.

Sumber: Analisis, 2019.

Page 62: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

48

Tabel 7. Penentuan Sampel Responden Penelitian (Lanjutan)

No Lokasi Koordinat Status

Responden

Jumlah

Responde

n

Alasan Jumlah

Responden

11 Jalan

Rajawali

Utara,

Kelurahan

Panjang

Wetan

6.879ºLS dan

109.677ºBT

Ibu-ibu

Rumah

Tangga

2 Pada kawasan ini

merupakan

permukiman padat

penduduk sehingga

responden

merupakan

penduduk yang

bertempat tinggal

di kawsan ini.

12 Jalan

Jlamprang

(Taman

Jlamprang),

Kelurahan

Krapyak

6.879ºLS dan

109.680ºBT

Pedagang 3 Pada kawasan ini,

merupakan

kawasan budidaya

yang dimanfaatkan

penduduk untuk

berjualan seperti

makanan,

minuman, dan

kebutuhan rumah

tangga.

Sumber: Analisis, 2019.

D. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dikombinasikan dengan

tujuan dan teknik analisis, yaitu

1. Mengevaluasi kesesuaian pemanfaatan lahan di sempadan Sungai Loji

Pemanfaatan lahan di sempadan sungai Loji dinilai dari beberapa aspek

penilaian, diantaranya:

a. Aspek lingkungan, terdiri dari zonasi sempadan sungai.

b. Aspek sosial terdiri dari kebiasaan penduduk dalam melestraikan sungai.

c. Aspek kelembagaan terdiri dari kiprah Pemerintah dalam melestarikan

sempadan sungai dan adanya Lembaga Swadaya Masyarakat yang

mengelola sempadan sungai.

Page 63: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

49

Aspek penilaian terhadap pemanfaatan lahan di sempadan Sungai Loji

disajikan dalam Lampiran 2.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan data primer dan sekunder. Data

primer diperoleh dari:

1. Observasi

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini salah satunya adalah

observasi. Berdasarkan penelitian ini observasi yang akan dilakukan ada dua

yaitu observasi langsung dan observasi tidak langsung .

Observasi langsung dalam penelitian ini berupa pengecekan lapangan

secara langsung berdasarkan parameter yang diteliti serta pengambilan letak

koordinat lokasi penelitian dengan menggunakan GPS (Global Positioning

System) di sempadan Sungai Loji, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota

Pekalongan. Sedangkan observasi tidak langsung dalam penelitian ini

berupa pengumpulan dan pengecekan data menggunakan citra satelit.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data berupa wawancara dalam penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui kondisi pemanfaatan sempadan sungai dan

genangan yang ada di sempadan Sungai Loji. Wawancara ini ditujukan

kepada penduduk yang bermukim di wilayah tersebut. Teknik wawancara

yang digunakan dalam penelitian ini dengan memberikan beberapa

Page 64: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

50

pertanyaan kepada responden terkait kondisi pemanfaatan sempadan Sungai

Loji dan kondisi genangan yang ada di sempadan Sungai Loji.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang dibutuhkan meliputi data, catatan, dokumen maupun

arsip-arsip mengenai pemanfaatan lahan di sempadan sungai serta data

pendukung lain seperti kondisi genangan yang ada di sempadan Sungai Loji.

F. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Komputer, komputer merupakan perangkat keras yang sangat dibutuhkan

terutama untuk mengoperasikan program secara digital. Pada penelitian

kali ini, peneliti menggunakan laptop dengan merk Toshiba.

b. Software, software yang digunakan untuk mengolah data spasial yaitu

menggunakan program ArcGIS 10.3.

c. Aplikasi Ms. Word, Ms. Excel, dan Notepad untuk mengolah data berupa

hruf, angka, dan grafik.

d. Gawai/ Smartphone yang digunakan untuk menjelajah internet dan sebagai

alat komunikasi.

e. Alat lapangan yang terdiri dari :

1) Alat tulis, berfungsi untuk menulis instrument penelitian yang telah

disediakan.

2) GPS, berfungsi untuk mengetahui koordinat yang kita tuju agar terdapat

kesesuaian antara koordinat di citra dengan koordinat di lapangan.

Page 65: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

51

3) Kamera Digital, berfungsi sebagai dokumentasi sekaligus menjadi bukti

bahwa telah sampai pada koordinat yang dituju.

4) Kompas, berfungsi sebagai pengganti GPS apabila GPS tidak dapat

berfungsi dengan semestinya.

2. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Citra Satelit SPOT 7, digunakan untuk membuat peta penggunaan lahan

di Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan.

b. Peta Sempadan Sungai Loji, digunkan untuk membatasi daerah penelitian

yaitu 15 meter dari kanan dan kiri Sungai Loji.

c. Data instansi Pemerintah, digunakan untuk mengetahui kejadian

genangan yang ada di Kecamatan Pekalongan Utara dan Pengelolaan

genangan yang telah dilaksanakan di Kecamatan Pekalongan Utara.

d. Lembar observasi, digunakan untuk mengetahui pemanfaatan sempadan

Sungai Loji dan mengumpulkan data upaya pengelolaan genangan di

Kecamatan Pekalongan Utara, seperti letak tanggul sungai.

e. Lembar wawancara, digunakan untuk menggali informasi terhadap

penduduk berkaitan dengan pemanfaatan sempadan sungai dan

pengelolaan genangan di Kecamatan Pekalongan Utara.

f. Buku-buku dan jurnal ilmiah (referensi) yang relevan untuk menunjang

teori-teori yang dibutuhkan dalam penelitian seperti buku tentang

Pengelolaan Kawasan Sempadan Sungai dan jurnal penunjang lain yang

memuat materi tentang sempadan sungai.

Page 66: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

52

G. Teknik Analisis Data

Setelah melakukan pengumpulan data-data di lapangan, selanjutnya

dilakukan analisis data terhadap data-data yang telah didapatkan. Terdapat

beberapa cara menganalisis yang dipakai yaitu :

1. Metode Deskriptif

Metode deskriptif adalah suatu metode yang berfungsi untuk

mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti

melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum

(Sugiono, 2009). Metode deskriptif dalam penelitian ini adalah memberi

gambaran terhadap pemanfaatan sempadan Sungai Loji. Sebelum

mengambil kesimpulan, maka terlebih dahulu digunakan parameter

sempadan sungai yang ideal disusun berdasarkan aspek lingkungan, aspek

sosial, dan aspek kelembagaan dari berbagai sumber diantaranya modifikasi

dari Sitti Wardiningsih, Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008,

Arifin, Badan Pusat Statistik, R As‟ari, Saeful Bachrain, Saona Angkotasan,

Budi Kurniawan, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011, dan

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-

pokok Agraria dengan dibandingkan dengan kondisi asli di lapangan.

Parameter kesesuaian pemanfaatan sempadan sungai yang ideal ditunjukkan

pada Tabel 8.

Page 67: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

53

Tabel 8. Parameter Sempadan Sungai yang Ideal berdasarkan Aspek

Lingkungan, Sosial, dan Kelembagaan

No. Jenis Pemanfaatan

Sempadan Sungai Kondisi Sempadan Sungai Ideal

Asp

ek

Lin

gk

un

ga

n

Zonasi Sempadan

Sungai

Memiliki zona penyangga yang dapat digunakan untuk

melindungi sempadan sungai darai kerusakan.

Memiliki zona konservasi yang dapat digunakan untuk

kelestarian sempadan sungai.

Memiliki zona estetika yang dapat digunakan untuk keindahan

sempadan sungai.

Asp

ek

So

sia

l

Kebiasaan

Penduduk dalam

pelestarian

sempadan sungai

Kebiasaan dalam melestarikan sungai yang sesuai adalah

kebiasaan yang dikembangkan dan terprogram.

Asp

ek

Kel

emb

ag

aa

n

Kiprah Lembaga

dalam melestarikan

sempadan sungai

Kiprah Pemerintah Daerah dalam pemeliharaan sempadan

sungai

Adanya Lembaga Swadaya Masyarakt (LSM) yang dapat

dijadikan wadah untuk program kelestarian sungai

Sumber: Modifikasi Berbagai Sumber, 2019.

Cara yang dilakukan untuk mengambil kesimpulan pemanfaatan

sempadan sungai adalah pertama memberikan skor untuk masing-masing

parameter. Masing-masing parameter dinilai dengan cara memberikan skor

1 jika setiap aspek sesuai dengan parameter yang ditentukan dan skor 0 jika

setiap aspek tidak sesuai dengan parameter yang ditentukan.

Hasil kesesuaian pemanfaatan sempadan sungai diperoleh dari perbandingan

kondisi asli di lapangan dengan kriteria yang telah disusun. Haisil yang telah

dicapai pada 12 titik lokasi pengamatan kemudian di kelaskan menjadi kelas

Tidak sesuai, Kurang sesuai, dan Sesuai. Metode yang digunakan adalah

sebagai berikut::

Pertama, menentukan jumlah kelas yang direncanakan. Jumlah kelas yang

direncanakan pada penelitian ini adalah 3 kelas, yaitu kelas Tidak Sesuai,

Page 68: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

54

Kurang Sesuai, dan Sesuai. Kemudian memasukkan nilai maksimal dan

minimal sehingga diperoleh range. Setelah range diketahui, maka disusun

interval kelas berdasarkan data yng dihasilkan. Interval kelas disusun

berdasarkan nilai minimal, range antar kelas, dan nilai maksimal skala

penelitian. Setelah interval kels diketahui, maka data yang dihasilkan dapat

diketahui termasuk dalam kelas Tidak sesuai, Kurang Sesuai, atau Sesuai.

Berikut rumus yang digunakan untuk menentukan kelas kesesuaian

pemanfaatan sempadan sungai.

n = 3

Dimana: Ci = Range antar kelas

n = Jumlah kelas yang direncanakan

Rumus penyusunan interval setiap kelas:

Tidak Sesuai =

Kurang Sesuai =

Sesuai =

Dimana: = Nilai minimal dari skala penelitian

= Nilai penjumlahan dengan range antar kelas ( + Ci)

= Nilai penjumlahan dengan range antar kelas ( + Ci)

= Nilai maksimal dari skala penelitian

Page 69: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

55

Hasil kesesuian pemanfaatan sempadan Sungai Loji akan diolah dengan

metode statistic deskriptif dengan 6 indikator sehingga menghasilkan rumus

sebagai berikut:

n = 3

,00

n = 3 (Tidak Sesuai, Kurang Sesuai, Sesuai)

= 0

= 0 + 2 = 2,00

= 2 + 2 = 4,00

= 6,00

Maka nilai interval setiap kelas sebagai berikut:

Tidak Sesuai = 0 – 1,99

Kurang Sesuai = 2,00 – 3,99

Sesuai = 4,00 – 6,00

Penelitian dilakukan dengan mengambil 12 (dua belas) titik sampel

sehingga dihasilkan rumus skoring untuk pemanfaatan sempadan Sungai Loji

sebagai berikut:

,00

n = 3 (Tidak Sesuai, Kurang Sesuai, Sesuai)

Page 70: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

56

= 0

= 0 + 24 = 24,00

= 24 + 24 = 48,00

= 72,00

Maka nilai interval setiap kelas sebagai berikut:

Tidak Sesuai = 0 – 23,00

Kurang Sesuai = 24,00 – 47,00

Sesuai = 48,00 – 72,00

Setelah dilakukan perhitungan terhadap rumus diatas, maka dapat diketahui

kelas kesesuaian pemanfaatan sempadan Sungai Loji apakah termasuk dalam

kelas Tidak Sesuai, Kurang Sesuai, atau Sesuai. Kelas kesesuain pemanfaatan

sempadan sungai menunjukkan apakah terdapat indikator penilaian yang belum

sesuai atau sudah sesuai sehingga apabila belum sesuai maka perlu diadakan

perbaikan sempadan sungai agar menjadi kawasan sempadan sungai yang

ideal.

Penggambaran pengelolaan genangan di sempadan Sungai Loji dihasilkan

oleh hasil kesesuaian pemanfaatan sempadan Sungai Loji terhadap parameter

penilaian 3 (tiga) aspek, yaitu aspek lingkungan, aspek sosial, dan aspek

kelembagaan. Hasil kesesuaian pemanfaatan sempadan sungai akan dijadikan

acuan untuk mendeteksi pengelolaan genangan sempadan sugai agar sempadan

sungai menjadi ideal dan terhindar dari genangan yang sebagian besar

merugikan kegiatan manusia didalamnya.

Page 71: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Kecamatan Pekalongan Utara merupakan salah satu kecamatan yang ada

di wilayah administrasi Kota Pekalongan. Kecamatan Pekalongan Utara terdiri

dari 7 kelurahan yaitu Kelurahan Bandengan, Kandang Panjang, Panjang

Wetan, Degayu, Panjang Baru, Krapyak, dan Padukuhan Kraton. Kecamatan

Pekalongan Utara adalah kecamatan yang terletak di bagian Utara Kota

Pekalongan dengan luas wilayah 14,88 km².

Secara astronomis Kecamatan Pekalongan Utara terletak antara 6°51‟09‟‟ -

6°52‟49‟‟ Lintang Selatan dan 109°39‟22‟‟ - 109°42‟40‟‟ Bujur Timur.

Sedangkan secara administratif letak geografis Kecamatan Pekalongan Utara

sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan

Kecamatan Pekalongan Timur dan Kabupaten Batang, sebelah selatan

berbatasan dengan Kecamatan Pekalongan Selatan dan sebelah barat

berbatasan dengan Kecamatan Pekalongan Barat dan Kabupaten Pekalongan

(Kecamatan Pekalongan Utara Dalam Angka, 2018).

Kecamatan Pekalongan Utara merupakan wilayah yang termasuk kedalam

administrasi Kota Pekalongan bagian utara. Kecamatan ini terdiri dari 9

(sembilan) kelurahan diantaranya: Kelurahan Pabelan, Kraton Lor, Dukuh,

Bandengan, Kandangpanjang, Panjang Wetan, Krapyak Lor, Krapyak Kidul,

dan Degayu. Gambaran lokasi Kecamatan Pekalongan Utara dapat dilihat pada

Gambar 5.

Page 72: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

58

Gambar 5. Peta Administrasi Kecamatan Pekalongan Utara Tahun 2019

Page 73: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

59

1. Karakteristik Fisik Kecamatan Pekalongan Utara

1.1. Morfologi Kecamatan Pekalongan Utara

Kota Pekalongan terletak di dataran rendah pantai utara Pulau Jawa

dengan ketinggian lahan antara 1 m diatas permukaan laut (dpl) pada wilayah

bagian utara dan 6 mdpl pada wilayah bagian selatan. Ditinjau dari

kemiringan lahan, Kota Pekalongan termasuk daerah yang relatif datar, yaitu

dengan kemiringan lahan rata-rata antara 0-5%, serta permukaan Kota

Pekalongan sangat berfluktuatif sesuai dengan musim (musim hujan

permukaan air naik dan pada musim kemarau permukaan air turun). Pada

musim hujan ketika permukaan air naik cenderung menahan aliran air dari

anak-anak sungai kecil yang bermuara di Kota pekalongan, sehingga

mengakibatkan aliran balik ke anak-anak sungai tersebut (back water effect)

lebih-lebih lagi bila air laut dalam kondisi pasang naik, sehingga

mengakibatkan munculnya genangan-genangan yang bersifat musiman.

Kondisi topografi Kota Pekalongan sendiri relatif datar sehingga aliran

permukaan tidak lancar, serta ditunjang oleh jenis tanah (Sumber: BPS Kota

Pekalongan, Tahun 2018).

Kecamatan Pekalongan Utara merupakan wilayah dengan topografi datar

karena berupa pesisir pantai utara Laut Jawa, sehingga sebagian wiayahnya

yang berdekatan dengan pantai seringkali mengalami bencana rob. Wilayah

yang sering mengalami bencana rob antara lain Kelurahan Panjang Wetan,

Panjang Baru, Kandang Panjang, dan Krapyak.

Page 74: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

60

1.2. Jenis Tanah Kecamatan Pekalongan Utara

Jenis tanah yang terdapat di Kecamatan Pekalongan Utara ada tiga

jenis yaitu Latosol, Aluvial, dan Regosol. Namun jenis tanah yang

mendominasi adalah Aluvial Hidrik. Perbandingan jenis tanah di Kecamatan

Pekalongan Utara disajikan dalam grafik yang dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Grafik Jenis Tanah Kecamatan Pekalongan Utara

Jenis tanah yang ada di Kecamatan Pekalongan Utara dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a. Alluvial Hidrik

Jenis tanah aluvial hidrik adalah jenis tanah yang terbentuk dari bahan

endapan muda (alluvium) dengan tekstur lebih halus dari pasir berlempung

pada kedalaman 25-100 cm dan berlapis-lapis. Jenis tanah aluvial hidrik

merupakan jenis tanah belum matang, memiliki niali n>0,7 didalam 50 cm

dari permukaan dan mengandung liat ≥8% (Balai Besar Litbang Sumberdaya

Lahan Pertanian, 2016).

43.66%

13.44%

42.90%

Jenis Tanah

Aluvial Hidrik Latosol Gleik Regosol Humik

Page 75: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

61

Jenis tanah aluvial hidrik banyak terdapat di Kecamatan Pekalongan

Utara dengan persentase sejumlah 43,66% dari total luas wilayah Kecamatan

Pekalongan Utara. Jenis tanah ini terdapat di bagian selatan Kelurahan

Bandengan, bagian selatan Kelurahan Kandangpanjang, bagian barat dan

selatan Kelurahan Panjang Wetan, bagian barat Kelurahan Padukuhan

Kraton, bagian barat Kelurahan Kraton Lor, Kelurahn Pabean, bagian timur

Kelurahan Krapyak Kidul, bagian selatan Kelurahan Krapyak Lor, dan bagian

selatan Kelurahan Degayu.

b. Regosol Humik

Tanah regosol merupakan tanah bertekstur kasar (pasir, pasir

berlempung), mempunyai horizon A okrik, umbrik atau histik dan memiliki

ketebalan >25 cm. Jenis tanah regosol humik mempunyai KB <50% pada

kedalaman 25-100 cm dari permukaan dan C organik 12 kg/m³ (Balai Besar

Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, 2016).

Tanah regosol humik memiliki persentase sejumlah 42,90% dari total

luas wilayah Kecamatan Pekalongan Utara. Jenis tanah regosol humik dapat

dijumpai di seluruh bagian utara Kelurahan Bandengan, Kelurahan

Kandangpanjang, Kelurahan Panjang Wetan, dan Kelurahan Degayu.

c. Latosol Gleik

Tanah latosol merupakan tanah yang berkembang dari bahan vulkan

intermedier-basis, kandungan liat ≥40%, remah, gembur, dan warna

homogen. Jenis tanah latosol gleik memiliki ciri hidromorfik pada kedalaman

Page 76: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

62

50-100 cm dari permukaan (Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan

Pertanian, 2016).

Tanah latosol gleik memiliki persentase sejumlah 13,44% dari total luas

wilayah Kecamatan Pekalongan Utara. Jenis tanah ini dapat dijumpai di

bagian timur Kelurahan Panjang Wetan, Kelurahan Kandangpanjang,

Kelurahan PadukuhanKraton, Kelurahan Kraton Lor, bagian barat Kelurahan

Krapyak Lor, dan Kelurahan Krapyak Kidul.

Untuk mengetahui sebaran jenis tanah di Kecamatan Pekalongan Utara

dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Peta Jenis Tanah Kecamatan Pekalongan Utara Tahun 2019

Page 77: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

63

1.3. Geologi Kecamatan Pekalongan Utara

Kondisi geologi Kota Pekalongan berdasarkan Peta Geologi Lembar

Banjarnegara - Pekalongan, susunan stratigrafinya adalah Aluvium (Qa).

Kota Pekalongan menempati fisiografi dataran tidak sesuai. Stratigrafi Kota

Pekalongan berupa tatanan stratigrafi yang berupa batuan sedimen yang

berumur dari miosen akhir hingga holosen. Satuan alluvium yang terdiri atas

endapan sungai dan pantai serta danau tersebar di Kota Pekalongan. Kegiatan

tektonik di daerah Banjarnegara – Pekalongan diawali pada masa Tersier

awal yang ditandai dengan pengangkatan dan erosi. Hasil erosi ini

membentuk sedimen Formasi Rambatan yang selanjtnya diikuti oleh

pengendapan Formasi Halang di lingkungan laut dalam dan pengisian

cekungan Formasi Damar di lingkungan transisi sampai batial (Pusat Survei

Geologi, 2009).

Jenis sesar yang ada secara umum terdiri dari sesar turun, sesar naik dan

sesar geser menganan yang menempati daerah tengah dan selatan lembar.

Kelurusan yang sebagian diduga sesar mempunyai pola sesar dan umumnya

berarah jurus baratlaut – timur tenggara serta baratlaut – tenggara dengan

beberapa timurlaut – baratdaya. Kekar umumnya dijumpai pada batuan

berumur tersier dan pratersier. Kekar berkembang baik pada batuan berumur

kapur yang di beberapa tempat tampak saling memotong (Pusat Survei

Geologi, 2009).

Berdasarkan struktur geologi yang ada di Kecamatan Pekalongan Utara

merupakan dataran tidak sesuai dengan stratigrafi berupa alluvium (Qa) dan

Page 78: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

64

tersusun atas batuan alluvium bongkah, kerikil, pasir, lanau, lumpur, dan

lempung. Tidak terdapat patahan dan lipatan pada wilayah Kecamatan

Pekalongan Utara. Untuk mengetahui geologi di Kecamatan Pekalongan utara

dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Peta Geologi Kecamatan Pekalongan Utara Tahun 2019

Page 79: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

65

1.4. Iklim Kecamatan Pekalongan Utara

Secara Klimatologi Kecamatan Pekalongan Utara mempunyai iklim

tropik basah yang dipengaruhi oleh angin muson barat dan muson timur. Dari

bulan September hingga April, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut (NW)

menciptakan musim hujan dengan membawa banyak uap air dan hujan. Sifat

periode ini adalah curah hujan sering dan berat, kelembaban relatif sesuai dan

mendung. Lebih dari 80% dari curah hujan tahunan terjadi pada periode ini.

Dari Juni hingga Oktober angin bertiup dari Tenggara (SE) menciptakan

musim kemarau, karena membawa sedikit uap air. Sifat periode ini adalah

sedikit jumlah curah hujan, kelembaban lebih rendah, dan jarang berawan.

Berdasarkan data BMG Kota Pekalongan tahun 2018 tercatat bahwa

curah hujan tahunan rata-rata di Kecamatan Pekalongan Utara adalah

1.647 mm/thn dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari

yaitu mecapai 453 mm/bulan dan curah hujan terendah 6 mm/bulan yang

terjadi pada bulan Agustus. Suhu minimum 24ºC dan maksimum 34ºC

dan memiliki kelembaban udara 73%.

1.5. Penggunaan Lahan Kecamatan Pekalongan Utara

Penggunaan lahan di wilayah Kota Pekalongan yang paling dominan

adalah kawasan permukiman, pertanian, tambak serta perdagangan dan jasa.

Akibat kebutuhan bagi pengembangan wilayah, termasuk penyediaan sarana

dan prasarana perkotaan maka tekanan terhadap kebutuhan lahan akan terus

meningkat. Kecenderungan tekanan tersebut lebih banyak terhadap

penggunaan sawah karena sawah dan tambak tentunya memiliki nilai lahan

Page 80: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

66

(land value) yang relatif lebih tidak sesuai. Kurang sesuaikan pilihan tidak ke

penggunaan tambak karena sebagian besar tambak berlokasi di wilayah Utara,

yang merupakan kawasan rob/pasang surut sehingga kecenderungan alih

fungsi lahan adalah pada lahan pertanian (Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Kota Pekalongan 2016-2021).

Penggunaan lahan di Kecamatan Pekalongan Utara didominasi oleh

penggunaan lahan untuk lahan sawah. Penggunaan lahan ini termasuk

kedalam kegiatan yang bercirikan rural. Walaupun Kecamatan Pekalongan

Utara termasuk kedalam administrasi Kota Pekalongan, namun lahan sawah di

wilayah Kecamatan Pekalongan Utara masih luas. Luas lahan sawah di

Kecamatan Pekalongan Utara adalah 303,1 hektar. Terdapat pusat-pusat

kegiatan yang lain di Kecamatan Pekalongan Utara seperti kegiatan

perekonomian dan pusat aktivitas lain yang tersebar di Kecamatan Pekalongan

Utara.

Penggunaan lahan di Kecamatan Pekalongan utara tahun 2018 secara

umum mengalami peningkatan jumlah luasan lahan terbangun. Kondisi

penggunaan lahan pada tahun 2018 mengalami peningkatan luas lahan

permukiman. Luas lahan permukiman di Kecamatan Pekalongan Utara adalah

277,2 hektar. Penggunaan lahan yang memiliki luas paling rendah adalah

penggunaan lahan hutan basah dengan luas 20 hektar. Untuk mengetahui

gambaran penggunaan lahan di Kecamatan Pekalongan Utara dapat dilihat

pada Gambar 9.

Page 81: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

67

Gambar 9. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Pekalongan Utara Tahun

2019

Page 82: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

68

2. Karakteristik Non Fisik Kecamatan Pekalongan Utara

2.1. Kependudukan

Kecamatan Pekalongan Utara memiliki jumlah penduduk sebanyak

81.065 jiwa yang tercatat. Kepadatan penduduk di Kecamatan Pekalongan

Utara mencapai 5.478 jiwa/km2, menurut BPS kepadatan penduduk lebih dari

1.000 jiwa masuk dalam kategori sangat padat. Jumlah penduduk di

Kecamatan Pekalongan Utara dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Jumlah Penduduk di Kecamatan Pekalongan Utara Tahun 2018

No Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk

1 Bandengan 3.149 3.074 6.223

2 Kandang Panjang 6.560 6.800 13.360

3 Panjang Wetan 4.632 4.273 8.905

4 Degayu 3.751 3.809 7.560

5 Panjang Baru 5.601 5.805 11.406

6 Karapyak 10.404 10.424 20.828

7 Padukuhan Kraton 6.236 6.547 12.783

Jumlah 40.333 40.732 81.065

Sumber: BPS, Kecamatan Pekalongan Utara dalam Angka Tahun 2019.

Berdasarakan Tabel 9 tentang jumlah penduduk di Kecamatan

Pekalongan Utara tahun 2018 menunjukkan bahwa Kecamatan Pekalongan

Utara terbagi menjadi 7 kelurahan dengan luas wilayah 14,88 km2. Pada

tahun 2019 jumlah penduduk tertinggi berada di Kelurahan Krapyak sebesar

20.828 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah berada di Kelurahan

Bandengan sebesar 6.223 jiwa.

Page 83: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

69

B. Hasil Penelitian

1. Evaluasi Pemanfaatan Sempadan Sungai Loji

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian

pemanfaatan sempadan Sungai Loji. Sempadan Sungai Loji sebagian besar

dimanfaatkan untuk area permukiman dengan kepadatan bangunan yang

sesuai. Hal ini dipicu dengan pertambahan penduduk di Kota Pekalongan,

khususnya Kecamatan Pekalongan Utara. Selain dari adanya permukiman

yang padat, pemanfaatan sempadan juga dimanfaatkan untuk kegiatan lain,

misalnya kegiatan perekonomian dan industri. Untuk lebih memahami

kondisi sempadan Sungai Loji dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Kondisi Pemanfaatan Sempadan Sungai Loji berdasarkan

Titik Sampel Lokasi Penelitian

No Lokasi Koordinat Sisi Kanan

Sungai Sisi Kiri Sungai Luas (Ha)

1 PT Maya Industri

Food, Kelurahan

Krapyak

6.866ºLS dan

109.688ºBT

Industri Permukiman 459,63

2 KUD Mina

Makaryo,

Kelurahan Panjang

Wetan

6.867LS dan

109.685ºBT

Industri Pusat Lainnya

(Koperasi)

146,97

3 Industri PPA

makanan dan

minuman (PPM T.

Tirta)

6.869ºLS dan

109.686ºBT

Permukiman Industri 209,98

4 Pertamina SPBU

4451106, Jalan

Slamaran,

Kelurahan

Krapyak

6.869ºLS dan

109.687ºBT

Permukiman Permukiman 196,92

5 Tempat

Pemakaman

Umum Kelurahan

Krapyak

6.871ºLS dan

109.683ºBT

Ruang Terbuka

Hijau (RTH)

Permukiman 85,19

6 Gang 5 A

Kelurahan Panjang

Wetan

6.872ºLS dan

109.678ºBT

Permukiman Permukiman 72,21

Sumber: Hasil Analisis Penelitian, 2019.

Page 84: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

70

Tabel 10. Kondisi Pemanfaatan Sempadan Sungai Loji berdasarkan

Titik Sampel Lokasi Penelitian (Lanjutan)

No Lokasi Koordinat Sisi Kanan

Sungai Sisi Kiri Sungai Luas (Ha)

7 Jalan WR

Supratman,

Kelurahan Panjang

Wetan

6.873ºLS dan

109.677ºBT

Permukiman Permukiman 205,59

8 Warung Makan

Bapa‟e (Jalan Jatayu,

Kelurahan Panjang

Wetan)

6.876ºLS dan

109.676ºBT

Permukiman Permukiman 81,47

9 Jalan Islam

Nusantara Gang 8

RT 03/ RW 15,

Kelurahan Krapyak

6.877ºLS dan

109.677ºBT

Permukiman Pusat Lainnya

(Gelanggang

olahraga)

221,43

10 Gelanggang

Olahraga (GOR)

JATAYU, Kelurahan

Panjang Wetan

6.877ºLS dan

109.675ºBT

Permukiman Pusat Lainnya

(Gelanggang

olahraga)

174,04

11 Jalan Rajawali

Utara, Kelurahan

Panjang Wetan

6.879ºLS dan

109.677ºBT

Permukiman Permukiman 828,57

12 Jalan Jlamprang

(Taman Jlamprang),

Kelurahan Krapyak

6.879ºLS dan

109.680ºBT

Permukiman Industri 272,95

Sumber: Hasil Analisis Penelitian, 2019.

Pemanfataan sempadan sungai pada tiap titik lokasi penelitian

memiliki kondisi berbeda-beda, namun secara garis besar dimanfaatkan

untuk area permukiman. Dari 12 (Dua belas) titik lokasi penelitian sebagian

besar rumah-rumah di sempadan Sungai Loji sudah menjadi bangunan

permanen dengan bahan material yang digunakan sudah menggunakan batu

bata dan semen sebagai dinding dan lantai rumah dan pondasinya sudah

menggunakan material modern, seperti keramik. Selain permukiman,

pemanfaatan sempadan Sungai Loji juga dimanfaatkan untuk kegiatan

perekonomian dan industri, seperti warung makan dan industri pengolahan

makanan dan minuman. Pemanfaatan lain yang ada di sempadan Sungai

Page 85: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

71

Loji adalah dimanfaatkan untuk pusat kegiatan lain, seperti Gelanggang

Olahraga (GOR). Penduduk dapat memanfaatkan fasilitas umum ini untuk

menunjang kebutuhan yang berhubungan dengan kesehatan fisik.

Kondisi pemanfaatan sempadan Sungai Loji berdasarkan titik sampel

lokasi penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Lokasi Penelitian 1 (PT Maya Industri Food, Kelurahan Krapyak)

merupakan lokasi yang berada di sekitar tempat bertemunya 2 (Dua) sungai,

yaitu Sungai Loji dengan Sungai Banger. Pada lokasi ini, pemanfaatan

sempadan pada sisi kanan sungai dimanfaatkan untuk area industri. Industri

pada kawasan ini merupakan industri pengolahan makanan dan minuman.

Industri ini lebih memfokuskan pada pengalengan ikan sehingga lokasinya

berada didekat sungai. Sisi kiri sungai dimanfaatkan untuk area

permukiman. Area permukiman pada kawasan ini berpola mengikuti aliran

sungai dan letak rumah hampir berdekatan antara satu dengan yang lain.

Jalan lingkungan permukiman sudah beraspal namun masih ada titik dimana

jalanan sudah rusak akibat air rob. Kondisi fisik bangunan sebagian besar

merupakan bangunan permanen dengan bahan/ material yang digunakan

adalah batu bata dan semen dan lantainya sebagian besar sudah diperkeras

menggunakan semen dan berkeramik. Jaringan drainase menggunakan

sistem gravitasi yang sangat tergantung dengan kondisi topografi dan

saluran pembuang utama, yaitu Sungai Loji sebagai penampung air di

wilayah ini. Permukiman di area ini merupakan permukiman di sepanjang

alur sungai yang dekat dengan daerah pantai sehingga penduduk di

Page 86: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

72

permukiman ini sebagian besar memanfaatkan sungai untuk melangsungkan

kehidupannya. Pencemaran limbah oleh limbah domestik/ rumahtangga dari

penduduk yang tinggal di kawasan ini tidak dapat dihindarkan. Sebagian

besar penduduk mendapatkan air bersih untuk keperluan memasak/

konsumsi dari sebuah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota

Pekalongan yang dialirkan melalui pipa distribusi.

b. Lokasi Penelitian 2 (KUD Mina Makaryo, Kelurahan panjang Wetan)

merupakan kawasan dimana terdapat koperasi yang bergerak di bidang

perikanan. Pada lokasi ini, pemanfaatan sempadan pada sisi kanan sungai

dimanfaatkan untuk area industri. Industri pada area ini masih bergerak di

bidang peengolahan makanan dan minuman, yaitu PT Maya Industri Food.

Sisi kiri sungai dimanfaatkan untuk area permukiman yang didalamnya

terdapat sebuah gedung koperasi. Gedung koperasi ini digunakan untuk

menyatukan para nelayan dan anggota yang lain yang bergerak di bidang

perikanan. Gedung koperasi ini hampir tidak memiliki Ruang Terbuka Hijau

(RTH), bahkan kondisinya termasuk bangunan yang kurang terawat. Jika

musim penghujan, gedung ini akan terendam air hujan begitu pula saat

pasang air laut, maka gedung koperasi ini juga akan terkena dampak rob.

c. Lokasi Penelitian 3 (Industri PPA makanan dan minuman (PPM T. Tirta))

merupakan kawasan industri yang bergerak dibidang pengolahan makanan

dan minuman. Pada lokasi ini, pemanfaatan sempadan pada sisi kanan

sungai dimanfaatkan untuk area permukiman. Area permukiman ini

termasuk dalam administrasi Kelurahan Krapyak. Area permukiman di

Page 87: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

73

wilayah ini terletak pada tikungan sungai sehingga permukiman ini harus

mendapat perlindungan khusus terkait kondisi genangan apabila musim

hujan dan pasang air laut tiba. Kondisi fisik bangunan sebagian besar

merupakan bangunan permanen dengan bahan/ material yang digunakan

adalah batu bata dan semen dan lantainya sebagian besar sudah diperkeras

menggunakan semen dan berkeramik. Jaringan drainase menggunakan

sistem gravitasi yang sangat tergantung dengan kondisi topografi dan

saluran pembuang utama, yaitu Sungai Loji sebagai penampung air di

wilayah ini. Permukiman di area ini merupakan permukiman di sepanjang

alur sungai yang bangunan rumahnya menghadap ke jalan dan

membelakangi sungai. Pencemaran limbah oleh limbah domestik/

rumahtangga dari penduduk yang tinggal di kawasan ini tidak dapat

dihindarkan. Sebagian besar penduduk mendapatkan air bersih untuk

keperluan memasak/ konsumsi dari sebuah Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Kota Pekalongan yang dialirkan melalui pipa distribusi. Terdapat

area pembuatan kapal untuk kegiatan nelayan di sela-sela permukiman ini.

d. Lokasi Penelitian 4 (Pertamina SPBU 4451106, Jalan Slamaran) merupakan

titik stasiun pengisisan bahan bakar umum yang letaknya di Jalan

Slamaran, Kelurahan Krapyak. Stasiun ini berada di tengah-tengah

permukiman di Kelurahan Krapyak. Pada lokasi ini, pemanfaatan sempadan

pada sisi kanan sungai dimanfaatkan untuk area permukiman. Area

permukiman ini termasuk dalam administrasi Kelurahan Krapyak. Area

permukiman di wilayah ini terletak pada tikungan sungai sehingga

Page 88: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

74

permukiman ini harus mendapat perlindungan khusus terkait kondisi

genangan apabila musim hujan dan pasang air laut tiba. Kondisi fisik

bangunan sebagian besar merupakan bangunan permanen dengan bahan/

material yang digunakan adalah batu bata dan semen dan lantainya sebagian

besar sudah diperkeras menggunakan semen dan berkeramik. Jaringan

drainase menggunakan sistem gravitasi yang sangat tergantung dengan

kondisi topografi dan saluran pembuang utama, yaitu Sungai Loji sebagai

penampung air di wilayah ini. Permukiman di area ini merupakan

permukiman di sepanjang alur sungai yang bangunan rumahnya menghadap

ke jalan dan membelakangi sungai. Pencemaran limbah oleh limbah

domestik/ rumahtangga dari penduduk yang tinggal di kawasan ini tidak

dapat dihindarkan. Sebagian besar penduduk mendapatkan air bersih untuk

keperluan memasak/ konsumsi dari sebuah Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Kota Pekalongan yang dialirkan melalui pipa distribusi. Terdapat

area pembuatan kapal untuk kegiatan nelayan di sela-sela permukiman ini.

Sisi kiri sungai digunakan untuk area permukiman seperti halnya pada sisi

kanan sungai. Karakteristik permukiman di sisi kiri sungai tidak jauh

berbeda dengan sisi kanan sungai. Namun, pada sisi kiri sungai tidak

terdapat tempat pembuatan kapal di tengah-tengah permukiman.

e. Lokasi Penelitian 5 (Tempat pemakaman umum Kelurahan Krapyak)

merupakan tempat pemakaman di kelurahan Krapyak. Pada lokasi ini,

pemanfaatan sempadan pada sisi kanan sungai dimanfaatkan untuk area

pemakaman. Area pemakaman ini dijadikan ruang terbuka hijau (RTH) di

Page 89: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

75

lingkungan ini. Vegetasi yang tumbuh antara lain: pohon mahoni, pohon

bunga kamboja, pohon waru, dan rerumputan. Area pemakaman di tengah

permukiman di wilayah ini membantu sirkulasi udara untuk wilayah ini. Sisi

kiri sungai dimanfaatkan untuk area permukiman yang termasuk dalam

administrasi Kelurahan Panjang Wetan. Kondisi fisik bangunan sebagian

besar merupakan bangunan permanen dengan bahan/ material yang

digunakan adalah batu bata dan semen dan lantainya sebagian besar sudah

diperkeras menggunakan semen dan berkeramik. Jaringan drainase

menggunakan sistem gravitasi yang sangat tergantung dengan kondisi

topografi dan saluran pembuang utama, yaitu Sungai Loji sebagai

penampung air di wilayah ini. Permukiman di wilayah ini tergolong padat

karena jarak antara rumah yang satu dengan yang lain hampir berdekatan.

Sebagian besar penduduk mendapatkan air bersih untuk keperluan

memasak/ konsumsi dari sebuah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Kota Pekalongan yang dialirkan melalui pipa distribusi.

f. Lokasi Penelitian 6 (Gang 5 A Kelurahan Panjang Wetan) merupakan area

permukiman padat penduduk. Sisi kanan dan kiri sungai dimanfaatkan

untuk area permukiman dengan karakteristik yang hampir sama. Kondisi

fisik bangunan sebagian besar merupakan bangunan permanen dengan

bahan/ material yang digunakan adalah batu bata dan semen dan lantainya

sebagian besar sudah diperkeras menggunakan semen dan berkeramik.

Jaringan drainase menggunakan sistem gravitasi yang sangat tergantung

dengan kondisi topografi dan saluran pembuang utama, yaitu Sungai Loji

Page 90: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

76

sebagai penampung air di wilayah ini. Permukiman di area ini merupakan

permukiman di sepanjang alur sungai yang bangunan rumahnya menghadap

ke jalan dan membelakangi sungai. Pencemaran limbah oleh limbah

domestik/ rumahtangga dari penduduk yang tinggal di kawasan ini tidak

dapat dihindarkan. Sebagian besar penduduk mendapatkan air bersih untuk

keperluan memasak/ konsumsi dari sebuah Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Kota Pekalongan yang dialirkan melalui pipa distribusi.

g. Lokasi Penelitian 7 (Jalan WR Supratman, Kelurahan Panjang Wetan)

merupakan jalan penghubung antar kecamatan. Jalan ini sering mengalami

genangan apabila hujan tiba dan pasang air laut (rob). Sisi kanan dan kiri

sungai dimanfaatkan untuk area permukiman dengan karakteristik hampir

sama. Permukiman padat penduduk di lokasi ini sering tergenang apabila

hujan dan pasang air laut (rob) tiba. Kondisi fisik bangunan sebagian besar

merupakan bangunan permanen dengan bahan/ material yang digunakan

adalah batu bata dan semen dan lantainya sebagian besar sudah diperkeras

menggunakan semen dan berkeramik. Kondisi lingkungan sudah kumuh

dengan banyaknya sampah domestic yang dibuang ke sungai dan akibat dari

rob penduduk harus meninggikan rumahnya.

h. Lokasi Penelitian 8 (Warung Makan Bapa‟e, Jalan Jatayu, Kelurahan

Panjang Wetan) merupakan lokasi yang dijadikan penduduk untuk kegiatan

perekonomian. Warung makan ini menyediakan berbagai macam makanan

dan minuman untuk kebtuhan penduduk di wilayah ini. Sisi kanan dan kiri

sungai dimanfaatkan untuk area permukiman. Permukiman padat penduduk

Page 91: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

77

di lokasi ini sering tergenang apabila hujan dan pasang air laut (rob) tiba.

Apabila air hujan tiba, maka sisi kanan dan kiri sungai akan mengalami

luapan dari Sungai Loji. Kondisi fisik bangunan sebagian besar merupakan

bangunan permanen dengan bahan/ material yang digunakan adalah batu

bata dan semen dan lantainya sebagian besar sudah diperkeras

menggunakan semen dan berkeramik. Kondisi lingkungan sudah kumuh

dengan banyaknya sampah domestic yang dibuang ke sungai dan akibat dari

rob penduduk harus meninggikan rumahnya.

i. Lokasi Penelitian 9 (Jalan Islam Nusantara Gang 8 RT 03/ RW 15,

Kelurahan Krapyak) merupakan jalan ditengah-tengah permukiman di

Kelurahan Krapyak. Sisi kanan dimanfaatkan untuk area permukiman.

Kondisi fisik bangunan sebagian besar merupakan bangunan permanen

dengan bahan/ material yang digunakan adalah batu bata dan semen dan

lantainya sebagian besar sudah diperkeras menggunakan semen dan

berkeramik. Jaringan drainase menggunakan sistem gravitasi yang sangat

tergantung dengan kondisi topografi dan saluran pembuang utama, yaitu

Sungai Loji sebagai penampung air di wilayah ini. Pencemaran limbah oleh

limbah domestik/ rumahtangga dari penduduk yang tinggal di kawasan ini

tidak dapat dihindarkan. Sebagian besar penduduk mendapatkan air bersih

untuk keperluan memasak/ konsumsi dari sebuah Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM) Kota Pekalongan yang dialirkan melalui pipa distribusi.

Apabila hujan dan pasang air laut (rob) tiba, maka area permukiman ini

akan tergenang. Sisi kiri sungai dimanfaatkan untuk pusat kegiatan

Page 92: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

78

penduduk lainnya yaitu gelanggang olahraga. Kondisi GOR apabila

memasuki penghujan akan mengalami genangan.

j. Lokasi Penelitian 10 (Gelanggang olahraga (GOR) JATAYU, Kelurahan

Panjang Wetan) merupakan pusat kegiatan lainnya. Sisi kanan sungai

dimanfaatkan untuk area permukiman. Area permukiman di wilayah ini

tergolong padat penduduk. Kondisi fisik bangunan sebagian besar

merupakan bangunan permanen dengan bahan/ material yang digunakan

adalah batu bata dan semen dan lantainya sebagian besar sudah diperkeras

menggunakan semen dan berkeramik. Sebagian besar penduduk

mendapatkan air bersih untuk keperluan memasak/ konsumsi dari sebuah

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Pekalongan yang dialirkan

melalui pipa distribusi. Sisi kiri sungai dimanfaatkan untuk pusat lainnya,

dalam hal ini adalah gelanggang olahraga. Kondisi GOR apabila memasuki

penghujan akan mengalami genangan.

k. Lokasi Penelitian 11 (Jalan Rajawali Utara, Kelurahan Panjang Wetan)

merupakan jalan lingkungan permukiman. Sisi kanan dan kiri sungai

dimanfaatkan untuk area permukiman dengan karakteristik hampir sama.

Area permukiman ini tereletak pada tikungan sungai sehingga apabila hujan

dan pasang air laut (rob) maka akan terjadi genangan. Kondisi fisik

bangunan sebagian besar merupakan bangunan permanen dengan bahan/

material yang digunakan adalah batu bata dan semen dan lantainya sebagian

besar sudah diperkeras menggunakan semen dan berkeramik. Jaringan

drainase menggunakan sistem gravitasi yang sangat tergantung dengan

Page 93: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

79

kondisi topografi dan saluran pembuang utama, yaitu Sungai Loji sebagai

penampung air di wilayah ini. Pencemaran limbah oleh limbah domestik/

rumahtangga dari penduduk yang tinggal di kawasan ini tidak dapat

dihindarkan. Sebagian besar penduduk mendapatkan air bersih untuk

keperluan memasak/ konsumsi dari sebuah Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Kota Pekalongan yang dialirkan melalui pipa distribusi.

l. Lokasi Penelitian 12 (Jalan Jlamprang (Taman Jlamprang), Kelurahan

Krapyak) merupakan area ruang terbuka di area permukiman. Ruang

terbuka ini biasa dimanfaatkan penduduk sebagai ruang berkumpul dan

rekreasi. Sisi kanan sungai dimanfaatkan untuk area permukiman. Kondisi

fisik bangunan sebagian besar merupakan bangunan permanen dengan

bahan/ material yang digunakan adalah batu bata dan semen dan lantainya

sebagian besar sudah diperkeras menggunakan semen dan berkeramik.

Jaringan drainase menggunakan sistem gravitasi yang sangat tergantung

dengan kondisi topografi dan saluran pembuang utama, yaitu Sungai Loji

sebagai penampung air di wilayah ini. Pencemaran limbah oleh limbah

domestik/ rumahtangga dari penduduk yang tinggal di kawasan ini tidak

dapat dihindarkan. Sebagian besar penduduk mendapatkan air bersih untuk

keperluan memasak/ konsumsi dari sebuah Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Kota Pekalongan yang dialirkan melalui pipa distribusi. Sisi kiri

sungai dimanfaatkan untuk industri. Industri ini bergerak di bidang tekstil.

Pencemaran sungai akibat air limbah oleh industri tekstil ini tidak dapat

dihindarkan. Limbah industri pabrik tekstil menyebabkan sungai mejadi

Page 94: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

80

keruh dan biota sungai menjadi hilang. Air sungai menjadi berwarna dan

berbau akibat pencemaran limbah sehingga tidak layak untuk dikonsumsi

oleh penduduk.

Langkah awal dalam menilai sempadan Sungai Loji adalah dengan

mengumpulkan data di lapangan dengan kriteria pembanding telah

ditentukan. Penilaian terhadap sempadan sungai Loji menggunakan 3

variabel, yaitu aspek lingkungan, aspek sosial, dan aspek kelembagaan.

Hasil kesesuaian pemanfaatan sempadan sungai di sempadan Sungai

Loji dihasilkan berdasarkan kriteria pembanding yaitu kriteria sempadan

sungai yang ideal yang telah disusun berdasarkan aspek penilaian, yaitu

aspek lingkungan, aspek sosial, dan aspek kelembagan dengan kondisi asli

di lapangan yang berarti dalam hal ini adalah kondisi pemanfaatan di

sempadan Sungai Loji. Hasil keseusian pemanfaatan sempadan sungai

nantinya akan digunakan untuk mengetahui pengelolaan genangan di

Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan. Sebelum mengetahui

persentase kesesuaian pemanfaatan sempadan Sungai Loji maka digunakan

metode statistik deskriptif dengan memberi skor pada masing-masing

parameter penilaian pemanfaatan sempadan sungai berdasarkan aspek

lingkungan, aspek sosial, dan aspek kelembagaan dan setelahnya dapat

diketahui kelas pemanfaatan sempadan Sungai Loji apakah termasuk dalam

kelas Tidak Sesuai, Kurang Sesuai, atau Sesuai. Hasil skoring dan

kesesuaian pemanfaatan sempadan sungai ditunjukkan pada Tabel 11.

Page 95: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

81

Tabel 11. Hasil Skoring dan Kesesuaian Pemanfaatan Sempadan Sungai Loji

No.

Kriteria

Pemanfaatan

Sempadan Sungai

Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7 Titik 8 Titik 9 Titik 10 Titik 11 Titik 12 Jumlah

Kelas

Kesesuaia

n A Aspek Lingkungan

Zonasi sempadan

sungai

Zona penyangga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TS Zona konservasi 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 7 KS Zona estetika 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 8 KS

B Aspek Sosial

Kebiasaan

Penduduk.

Kebiasaan dalam

melestarikan sungai 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 TS

C Aspek Kelembagaan

Kiprah

Lembaga dalam

melestarika

n sempadan sungai

Kiprah pemerintah

dalam

pemeliharaan sempadan sungai

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 S

Adanya Lembaga

Swadaya

Masyarakt (LSM) yang dapat

dijadikan wadah

untuk program

kelestarian sungai

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 S

Jumlah 4 5 4 3 4 2 2 4 4 4 2 4 42

Kelas Kesesuaian KS S KS KS KS TS TS KS KS KS TS KS KS

No. Jenis Pemanfaatan

Sempadan Sungai Kondisi Sempadan Sungai Ideal Kondisi Sempadan Sungai Loji

Persentase

Kesesuaian(%)

A Aspek Lingkungan

1. Zonasi Sempadan

Sungai

Memiliki zona penyangga yang dapat

digunakan untuk area resapan air dengan

ditumbuhi tanaman keras.

Tidak memiliki zona penyangga pada sempadan

sungai (0%) 0%

Memiliki zona konservasi yang dapat

digunakan untuk area resapan air dengan

ditumbuhi tanaman jenis mahoni, bunga-

bungaan, trembesi, dan flamboyan.

Terdapat zona konservasi pada titik lokasi

pengamatan 2, 3, 5, 8, 9, 10, dan 12 (sekitar

58,34% dari keseluruhan titik lokasi

pengamatan)

58,34%

Page 96: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

82

82

Memiliki zona estetika yang dapat

digunakan untuk area resapan air dengan

ditumbuhi tanaman jenis akasia, bunga-

bungaan, dan rerumputan.

Terdapat zona estetika pada titik lokasi

pengamatan 1, 2, 4, 5, 8, 9, 10, dan 12 (sekitar

66,67% dari keseluruhan titik lokasi

pengamatan)

66,67%

B Aspek Sosial

1. Kebiasaan Penduduk

Kebiasaan dalam melestarikan sungai yang

sesuai adalah dengan tetap berbasis

kearifan lokal.

Terdapat kearifan lokal pada titik lokasi

penagamatn 1, 2, dan 3 seperti penanaman pohon

yang digabung dengan acara-acara besar

(Festival Kali Loji).

25%

C Aspek Kelembagaan

1.

Kiprah Lembaga

dalam melestarikan

sempadan sungai

Kiprah pemerintah dalam pemeliharaan

sempadan sungai

Terdapat upaya Pemerintah dalam pelestarian

sempadan sungai 100%

Adanya Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) yang dapat dijadikan wadah untuk

program kelestarian sungai

Terdapat LSM bernama “Komunitas Peduli Kali

Loji” 100%

Sumber: Analisis, 2019.

Page 97: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

83

83

83

Penelitian dilakukan dengan mengambil 12 (dua belas) titik sampel

sehingga dihasilkan rumus skoring untuk pemanfaatan sempadan Sungai

Loji sebagai berikut:

,00

n = 3 (Tidak Sesuai, Kurang Sesuai, Sesuai)

= 0

= 0 + 24 = 24,00

= 24 + 24 = 48,00

= 72,00

Maka nilai interval setiap kelas sebagai berikut:

Tidak Sesuai = 0 – 23,99

Kurang Sesuai = 24,00 – 47,99

Sesuai = 48,00 – 72,00

Setelah dilakukan penilaian dan skoring, maka sempadan Sungai Loji

termasuk dalam kriteria kawasan sempadan sungai yang Kurang Sesuai

karena memiliki skor total penilaian 42. Berdasarkan tabel tersebut maka

dapat diketahui bahwa terdapat 4 kriteria yang memiliki nilai persentase

dibawah 100%. Kategori ini menunjukkan bahwa perlu adanya pengelolaan

sempadan sungai agar sesuai dengan kriteria sempadan sungai yang ideal

sehingga dapat meminimalisisr genangan yang ada di Kecamatan

Pekalomgan Utara, Kota Pekalongan.

Page 98: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

84

84

84

Pemanfaatan yang kurang sesuai di sempadan Sungai Loji disebabkan

oleh 4 (empat) indikator yang kurang sesuai diantaranya zona penyangga,

zona konservasi, zona estetika, dn kebiasaan penduduk dalam melestarikan

sempadan sungai. Hasil kesesuaian pemanfaatan sempadan sungai yang

kurang sesuai terdapat pada zonasi sempadan sungai dan kebiasaan

penduduk dalam melestarikan sempadan sungai. Zona penyangga pada

sempadan Sungai Loji tidak ada sehingga zona yang ada berupa zona

konservasi dan zona estetika pada beberapa titik lokasi penelitian. Zona

penyangga pada sempadan Sungai Loji digunakan untuk aktivitas manusia

seperti permukiman, kegiatan industri, dan ruang terbuka publik. Zona

penyangga sempadan sungai yang ideal layaknya digunakan untuk

pemanfaatan lahan untuk tanaman keras seperti bambu apus, bambu betung,

mahoni, dan tanjung. Zona konservasi di sempadan Sungai Loji berupa zona

yang dikembangkan untuk area resapan air untuk kelestarian sempadan

sungai. zona konservasi di sempadan Sungai Loji sudah ada yang

dikembangkan yaitu pada 7 (tujuh) titik penelitian yang kondisinya sudah

sesuai yaitu ditumbuhi tanaman pelindung seperti matoa, flamboyan,

bakung air, dan RTH berupa rumput liar. Zona estetika di sempadan Sungai

Loji berupa zona yang dikembangkan untuk menambah keindahan

sempadan sungai sehingga menjadi lestari. Zona estetika pada sempadan

Sungai Loji telah dikembangkan pada 8 (delapan) titik lokasi pengamatan

yang sebagian besar berupa taman-taman baik vertical garden maupun

taman kecil di pekarangan rumah atau halaman bangunan industri. Pada

Page 99: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

85

85

85

aspek sosial, kebiasaan penduduk dalam melestarikan sempadan sungai

berupa gerakan kali bersih, penghijauan, dan pembersihan sampah dan

limbah di sempadan sungai. kebiasaan penduduk seperti bersih-bersih

sungai diadakan setiap tahun sekali yang diagbung dengan acara “Festival

Kali Loji”. Kegiatan yang ada belum terprogram sepenuhnya dan hanya

berlangsung 1 (satu) tahun sekali sehingga perlu diadakan kegiatan

penunjang lain untuk melestraikan sungai dan sempadannya.

Selain pemanfaatan sempadan sungai yang kurang sesuai terhadap

aspek lingkungan, aspek sosial, dan aspek kelembagaan, di sempadan

Sungai Loji juga terdapat kondisi genangan yang memicu hasil kesesuaian

pemanfaatan sempadan sungai menjadi kurang sesuai. Kondisi genangan air

pada sempadan sungai diakibatkan oleh intensitas hujan yang sesuai dan

pengaruh adanya pasang surut air laut (rob). Kondisi ini diperparah dengan

kepadatan penduduk dan bangunan yang sesuai di kawasan sempadan

Sungai Loji. Akibat dari adanya genangan aktivitas penduduk di sempadan

Sungai Loji mengalami kendala dan terhambat oleh air yang menggenang di

jalan maupun yang telah masuk kedalam rumah-rumah penduduk. Rata-rata

kesesuaian genangan bervariasi mulai dari 3 hingga 40 cm. Semakin

mendekati sungai maka kondisi genangan akan semakin dalam akibat

luberan sungai yang tak dapat diindarkan. Begitu halnya dengan kawasan

yang mendekati pantai, maka kondisi genangan akan semakin sering terjadi

akibat pengaruh pasang surut air laut (rob). Kondisi genangan di sempadan

Sungai Loji dapat dilihat dalam Tabel 12.

Page 100: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

86

86

86

Tabel 12. Kondisi Genangan pada Sempadan Sungai Loji

No Lokasi Koordinat Foto Lokasi

1

Industri PPA makanan

dan minuman (PPM T.

Tirta)

6.869016ºLS dan

109.686148ºBT

2

Pertamina SPBU

4451106, Jalan

Slamaran, Kelurahan

Krapyak

6.869521ºLS dan

109.687401ºBT

3

Jalan WR Supratman,

Kelurahan Panjang

Wetan

6.873839ºLS dan

109.677341ºBT

4

Warung Makan Bapa‟e

(Jalan Jatayu, Kelurahan

Panjang Wetan)

6.876967ºLS dan

109.676948ºBT

5

Jalan Rajawali Utara,

Kelurahan Panjang

Wetan

6.879535ºLS dan

109.677551ºBT

Sumber: Hasil Analisis Penelitian, 2019.

Kondisi genangan di sempadan Sungai Loji bervariasi tiap

kawasan.Terdapat genangan yang dapat dikatakan parah hingga kurang

parah. Kondisi genangan pertama terletak di lokasi penelitian Industri PPA

makanan dan minuman (PPM T. Tirta). Genangan di lokasi ini terjadi akibat

dari tidak adanya tanggul sungai sehingga menyebabkan luberan air sungai

dari Sungai Loji. Genangan yang terjadi di lokasi ini sesesuai lutut orang

dewasa. Pada musim hujan genangan akan bercampur dengan air pasang

(rob) sehingga menambah kesesuaian genangan. Sesuai genangan pada

Page 101: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

87

87

87

musim hujan dapat mencapai 0,5 meter. Pada musim kemarau genangan

yang ada di lokasi ini surut hingga mencapai 10 cm. Kondisi tanah di sisi

sungai yang lebih rendah menyebabkan daerah ini selalu tergenang baik

musim kemarau maupun musim penghujan. Adanya genangan di lokasi ini

menyebabkan aktivitas penduduk sekitar menjadi terganggu. Penduduk

secara sukarela harus menambah sesuai pondasi rumah dengan cara

pengurukan. Belum ada upaya yang dilakukan untuk mengurangi genangan

di lokasi ini, namun terdapat rencana pembuatan tanggul rob yang

ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2019 (Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah Kota Pekalongan 2016-2021).

Genangan di lokasi Pertamina SPBU 4451106, Jalan Slamaran,

Kelurahan Krapyak terjadi akibat dari rendahnya dataran sempadan yang

lebih tidak sesuai dari sesuai muka air Sungai Loji. Pada musim hujan dapat

mencapai 20 cm, namun apabila musim kemarau tiba maka genangan akan

surut. Terdapat tanggul sungai yang cukup efektif untuk menahan luberan

air Sungai Loji. Lokasi ini berada pada tikungan Sungai Loji sehingga

dibutuhkan penangan khusus lebih dari sekedar pembuatan tanggul sungai.

Genangan di lokasi Jalan WR Supratman, Kelurahan Panjang Wetan

disebabkan oleh kurangnya resapan air di jalan ini dan permukiman yang

sangat padat. Kurangnya ruang terbuka hijau di kawasan ini menyebabkan

genangan di sepanjang jalan. Pada musim hujan, genangan akan terjadi di

lokasi ini sesesuai 30-40 cm. Selain disebabkan oleh air hujan, genangan di

kawasan ini disebabkan oleh air pasang (rob) yang terjadi di lokasi ini. Air

Page 102: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

88

88

88

pasang (rob) bercampur air hujan sering menggenang di lokasi ini. Pada

musim kemarau, genangan terjadi akibat air pasang (rob) dengan ketinggian

mencapai 30 cm. air pasang (rob) mulai masuk ke daratan dari pukul 11.00

hingga sore hari. Pada saat terjadi gerhana bulan, air pasang (rob) juga akan

semakin sesuai dan lama untuk surut. Belum ada upaya yang dilakukan

untuk mengurangi genangan di lokasi ini, namun terdapat rencana

pembuatan tanggul rob yang ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2019.

Genangan di lokasi Warung Makan Bapa‟e (Jalan Jatayu, Kelurahan

Panjang Wetan) disebabkan oleh tidak ada tanggul di tepi Sungai Loji. Pada

musim hujan, genangan akan terjadi di lokasi ini mencapai 20 cm. Pada

musim kemarau, genangan akan surut. Kondisi genangan diperparah dengan

adanya permukiman di lokasi ini.

Genangan di lokasi Jalan Rajawali Utara, Kelurahan Panjang Wetan

disebabkan oleh tidak ada tanggul di tepi Sungai Loji dan pengaruh air

pasang (rob). Pada musim hujan, genangan akan terjadi di lokasi ini

mencapai 50 cm. Pada musim kemarau, genangan akan surut namun tetap

tergenang akibat pengaruh air pasang (rob) mencapai 25 cm. Kondisi

genangan diperparah dengan adanya permukiman padat penduduk di lokasi

ini. Adanya genangan di lokasi ini menyebabkan aktivitas penduduk sekitar

menjadi terganggu. Penduduk secara sukarela harus menambah sesuai

pondasi rumah dengan cara pengurukan. Belum ada upaya yang dilakukan

untuk mengurangi genangan di lokasi ini, namun terdapat rencana

pembuatan tanggul rob yang ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2019.

Page 103: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

89

89

89

Kondisi genangan pada sempadan Sungai Loji secara umum

menunjukkan kondisi yang berbeda-beda. Terdapat lokasi dengan genangan

yang parah dan terdapat lokasi dengan genangan hampir tidak ada. Kondisi

paling parah terdapat di lokasi Jalan Rajawali Utara, Kelurahan Panjang

Wetan. Kondisi ini dipicu karena lokasi tersebut berada pada tikungan

sungai dengan kepadatan penduduk dan bangunan yang sesuai. Akibatnya,

apabila musim penghujan tiba, maka genangan di lokasi ini dapat

dikategorikan parah. Selain itu, penyebab genangan di lokasi ini juga dipicu

dengan pengaruh pasang surut air laut (rob). Pasang air laut terjadi

fluktuatif, dapat terjadi di siang maupun malam hari.

Kondisi yang menunjukkan tidak terdapat genangan yang cukup parah

terdapat di lokasi Tempat Pemakaman Umum Kelurahan Krapyak. Lokasi

ini hampir tidak terdapat genangan dikarenakan pada lokasi ini banyak

ditumbuhi pepohonan dan rerumputan. Karakteristik lokasi ini dapat

dikatakan difungsikan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) di tengah-

tengah permukiman yang padat. Akibat adanya Ruang Terbuka Hijau

(RTH), maka sedikit banyak membantu meresapkan air ke dalam tanah

apabila musim penghujan tiba sehingga tidak terjadi genangan di atas tanah.

Selayaknya sebuah sempadan sungai dikatakan ideal apabila kondisinya

sesuai dengan aspek lingkungan, aspek sosial, dan aspek kelembagaan.

Genangan yang ada di sempadan sungai menunjukkan bahwa sempadan

sungai tersebut belum termasuk kedalam kategori sempadan sungai yang

ideal.

Page 104: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

90

90

90

C. Pembahasan

1. Evaluasi Pemanfaatan Sempadan Sungai Loji

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 fungsi sempadan

sungai adalah sebagai pelindung sungai dan sebagai ruang penyangga antara

ekosistem sungai dan daratan agar fungsi sungai dan kegiatan manusia tidak

saling terganggu. Sebagai sempadan sungai yang berada di wilayah

perkotaan, garis sempadan Sungai Loji ditetapkan sebesar 15 meter dari tepi

sungai. Pemanfaatan yang dianjurkan untuk sempadan sungai di daerah

urban (permukiman padat/ relatif padat) adalah sebagai ruang terbuka hijau

dan sebagai paru-paru kota serta konservasi ekologi. Permukiman sangat

perlu dibatasi dan secara bertahap perlu relokasi. Batas sempadan sungai

tetap harus diperhatikan, mengingat permasalahan permukiman sudah cukup

kompleks. Pengelolaan masalah permukiman harus memperhatikan kualitas

lingkungan dan menerapkan konsep ramah lingkungan.

Berdasarkan hasil penilaian terhadap pemanfaatan sempadan Sungai

Loji yang dinilai dari 3 (tiga) aspek, yaitu aspek lingkungan, aspek sosial,

dan aspek kelembagaan, maka hasilnya menunjukkan bahwa pemanfaatan

sempadan Sungai Loji adalah tergolong kurang sesuai yang berarti

pemanfaatan sudah sangat melebihi ambang batas dan dapat dikatakan

rusak. Perubahan penggunaan lahan dari kawasan lindung menjadi kawasan

budidaya menjadi pemicu terbesar dari kerusakan sempadan Sungai Loji.

Pada aspek lingkungan, zona penyangga di sempadan Sungai Loji belum

ada, sehingga perlu diupayakan untuk diadakan dengan cara program

Page 105: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

91

91

91

pembangunan kawasan hijau di sempadan sungai yaitu dengan

memaksimalkan area resapan luapan banjir melalui penataan vegetasi yang

memiliki fungsi sebagai penyerap air, pelindung tanah dari erosi, dan

penghasil oksigen seperti menanam pohon mahoni dan tanjung. Zona

konservasi pada sempadan Sungai Loji telah dikembangkan pada 7 titik

diantaranya pada kawasan KUD Mina Makaryo, Industri PPM t. Tirta, TPU

Krapyak, Warung Makan Bapa‟e, Jalan Islam nusantara, GOR Jatayu, dan

Jalan Jlamprang. Zona konservasi dapat ditambah lagi pada selain titik

tersebut dengan cara pemberdayaan habitat vegetasi sempadan sungai,

seperti rumput vetiver dan beberapa jenis pohon seperti mahoni, matoa, dan

bungur. Zona estetika pada sempadan Sungai Loji telah dikembangkan pada

8 titik diantaranya pada kawasan PT Maya Industri Food, KUD Mina

Makaryo, Pertamina SPBU 4451106, TPU Krapyak, Warung Makan

Bapa‟e, Jalan Islam nusantara, GOR Jatayu, dan Jalan Jlamprang. Zona

estetika dapat ditambah lagi pada selain titik tersebut dengan cara

membangun vertikal garden, Ruang Terbuka Publik untuk rekreasi dan

olahraga, serta taman di sempadan sungai. Pada aspek sosial, kebiasaan

penduduk dalam melestarikan sempadan sungai belum maksimal sehingga

perlu dimaksimalkan dengan cara menggiatkan kembali program Kali

Bersih yang diadakan tiap bulan sekali, pengelolaan sampah domestik agar

diangkut petugas, dan perlu diadakan gerakan menanam pohon di sempadan

sungai. pada aspek kelembagaan sudah sesuai karena terdapat “Komunitas

Page 106: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

92

92

92

Peduli Kali Loji” yang kegiatannya sudah baik, namun perlu dittingkatkan

untuk tetap terus melestarikan Sungai Loji.

Pemanfaatan sempadan Sungai Loji secara umum dapat dikatakan

sebagai pemanfaatan yang melebihi batas ambang pemanfaatan sempadan

sungai. Hal ini dibuktikan dengan kawasan permukiman yang padat di sisi

kanan maupun kiri sungai. Pola permukiman di sempadan Sungai Loji

menunjukkan pola permukiman linear yaitu memanjang di sepanjang

pinggiran sungai. Sempadan sungai seperti ini sudah kehilangan fungsi

ekologis, fungsi penyehatan kualitas air, fungsi sebagai filter vegetatif,

fungsi sebagai filter sedimen, dan fungsi sungai habitatnya.

Sempadan sungai yang didalamnya terdapat permasalahan genangan

dan banjir pasang surut air laut (rob) tidak hanya dapat diselesaikan dengan

jalan membuang air secepatnya dari daerah yang dilindungi dengan jalan

membuat saluran-saluran, tetapi yang lebih penting adalah mengelola

sumber genangannya. Genangan yang ada di sempadan Sungai Loji berasal

dari air hujan yang perlu dilakukan regulasi aliran permukaan dengan jalan

pengembangan salah satunya adalah pembuatan sumur resapan, pompa,

maupun pemanfaatan polder, sementara air yang datangnya dari laut (rob)

harus dihambat supaya tidak masuk wilayah yang dilindungi. Hasil

observasi terhadap sempadan Sungai Loji menunjukkan bahwa sempadan

Sungai Loji memiliki polder namun belum berfungsi secara maksimal dan

sudetan telah diupayakan namun belum maksimal digunakan. Pengerukan

sungai pernah dilakukan sekali pada tahun 2014 dan 2015. Tanggul dibuat

Page 107: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

93

93

93

hanya untuk melindungi wilayah sempadan yang rawan akan genangan dan

terletak pada kelokan sungai. Peraturan tentang tata guna lahan telah diatur

dalam Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 30 Tahun 2011 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan Tahun 2009-2029. Dalam

Peraturan tersebut memuat tentang strategi penataan ruang pada wilayah

Sungai Loji termasuk pengelolaan limbah domestik dan industri, pengaturan

sistem pengendalian daya rusak air, dan sistem drainase. Pengembangan

kawasan lindung setempat (sempadan Sungai Loji) diatur tentang lebar

sempadan, RTH publik eksisting, dan ruang evakuasi bencana banjir.

Perlindungan dan pemeliharaan terhadap Wilayah Sungai (WS) Loji

ditargetkan dari tahun 2009 hingga tahun 2029. Peremajaan perumahan di

kawasan sempadan Sungai Loji melalui konsolidasi tanah dan

pengembangan perumahan secara vertical (Rusunawa) ditargetkan akan

selesai pada tahun 2019.

Mengingat genangan dan banjir pasang surut air laut (rob) di sempadan

Sungai Loji sudah terjadi secara rutin, maka perlu segera dialkukan upaya-

upaya untuk mencegah dan menanggulangi dampakya dengan cara metode

struckural dan non struktural (Kodoatie, 2006). Upaya secara struktural

diantaranya berupa tindakan pembangunan tanggul, sudetan polder, dan

penyediaan pompa. Upaya secara non struktural dilakukan dengan

pengaturan kegiatan manusia supaya harmonis dn serasi dengan lingkungan

seperti pengendalian dan pengaturan tata guna lahan, penyuluhan, dan

pengawasan kepada masyarakat.

Page 108: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

94

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

mengacu pada tujuan penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Evaluasi pemanfaatan sempadan Sungai Loji secara umum menghasilkan

bahwa pemanfaatan sempadan Sungai termasuk kedalam kategori kurang

sesuai terhadap aspek lingkungan, aspek sosial, dan aspek kelembagaan.

Hasil kesesuaian menunjukkan bahwa sempadan Sungai Loji kurang sesuai

dengan zona penyangga, zona konservasi, zona estetika, dan kebiasaan

penduduk dalam melestarikan sempadan sungai.

2. Pengelolaan genangan di sempadan Sungai Loji dapat dilakukan melalui

memperbaiki zona penyangga, zona konservasi, zona estetika, dan

kebiasaan penduduk dalam melestarikan sempadan Sungai Loji.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti memberikan

beberapa saran yang bisa diajukan sebagai berikut:

1. Perlu adanya program peningkatan dan perbaikan sempadan sungai,

khususnya perbaikan zona penyangga, zona konservasi, zona estetika, dan

kebiasaan penduduk dalam melestarikan sempadan sungai agar tercipta

sempadan sungai yang ideal.

Page 109: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

95

95

95

2. Hasil arahan pengembangan kawasan sempadan sungai dapat dijadikan

referensi dalam pengambilan kebijakan untuk pengelolaan kawasan

sempadan sungai yang lebih tertata dan meminimalisir dari adanya

genangan di sempadan sungai.

Page 110: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

96

DAFTAR PUSTAKA

Amran, dkk. 2004. Analisis Kesesuaian Ekowisata Hutan Mangrove di Kawasan

Teluk Jailolo Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal Prosiding Semnas

Kemaritiman dan Semberdaya Pulau-pulau Kecil Vol. 1 Nomor 1, 51-61.

Ternate: Universitas Khairun.

Angkotasan, Saona. 2011. Identifikasi Tingkat Ketahuan Masyarakat tentang

Upaya-upaya Perbaikan Lingkungan Sungai Cikapundung Kota Bandung.

Jurnal Ilmiah UNIKOM Vol. 12 No. 1, 109-121. Bandung: FTIK UNIKOM.

Arifin. 2014. Revitalisasi Ruang Terbuka Biru Sebagai Upaya Manajemen

Lanskap Pada Skala Bio-Regional. Jurnal Risalah Kebijakan Pertanian dan

Lingkungan Vol. 1 No. 3, 172-180. Bogor: Fakultas Pertanian Institut

Pertanian Bogor.

As‟ari, R. 2018. Analisis Kearifan Lokal Masyarakat Kampung Naga, Desa

Neglasari, Kecamatan Salawu, Tasikmalaya, Jawa Barat terhadap Mitigasi

Bencana. Jurnal Geografi Desa. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

As-Syakur. 2008. Studi Perubahan Penggunaan Lahan di DAS Badung. Jurnal

Bumi Lestari Vol. 10 No. 2, 200-208.

Aziz, S Kamilia. 2011. Pola Pengendalian Banjir pada Bagian Hilir Saluran

Primer Wonorejo Surabaya. Jurnal APLIKASI. 2, 33-40. Surabaya: Program

Diploma Teknik Sipil FTSP ITS.

Bachrein, Saeful. 2012. Pengembangan Daerah Aliran Sungai (DAS)

Cikapundung. Jurnal Bina Praja Vol. 4 No. 4, 227-236. Bandung:

BAPPEDA Jawa Barat.

Bakornas. 2007. Arahan Kebijakan Mitigasi Bencana Perkotaan di Indonesia.

Jakarta: Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana.

Bertulli, JA. 1981. Influence of aForested Wetland on a Southern Ontario

Watershed. In Proceeding of the Ontario Wetland Conference, Don Mills,

Ontario.

BPS. 2010. Kepadatan Penduduk: Badan Pusat Statistik.

BPS. 2019. Kota Pekalongan Dalam Angka 2019: BPS Kota Pekalongan.

Bungkolu. 2017. Analisis Kerentanan Kawasan Permukiman pada Kawasan

Rawan Banjir di Bagian Hilir Sungai Sario. Jurnal Agri-SosioEkonomi

Unsrat Vol. 13 No. 3A, 119-132. Manado: UNSRAT.

Castelle, A.J, A.W. Johnson, and C. Conolly. 1994. Wetland and Stream Buffer

Size Requirements- a Review. Journal of Environmental Quality.

Page 111: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

97

97

97

Coburn, W. A., Spence J. r. S., Pomonis A. 1994. Program Pelatihan Manajemen

Bencana. UNDP Modul Mitigasi Bencana, Edisi ke-2.

CRJC. 2000. Riparian Buffers for the Connecticut River Watershed. Prepared by

the Connecticut River Joint Commission of New Hampshire and Vermont,

Charlestown, NH.

Curtis, Floyd dan James. 1998. Komunikasi Bisnis dan Profesional. Remaja

Rosdakarya Hal. 414. Bandung.

Dasbonnet, A., et al. 1994. Vegetated Setbacks in the Coastal Zone, ISBN 0-938

412-37-x. coastal Resource Center, Rhode Island Coastal Sea Grant,

University of Rhode Island. Providence, Rhode Island.

Fatahilah, Muhammad. 2013. Kajian Keterpaduan Pengelolaan Daerah Aliran

Sungai (DAS) Garang Provinsi Jawa Tengah . Jurnal Geografi Vol. 10 No.

2: 136-153. Semarang: Jurusan Geografi Universitas Negeri Semarang.

Fischer, R.A. and J.C. Fischenich. 2000. Design Recommendations for Riparian

Corridors and Vegetated Buffer Strips. US Army Engineer Research and

Development Center, Vicksburg, MS.

FISRWG. 1998. Stream Corridor Restoration: Principles, Processes, and

Practices. By the Federal Interagency Stream Restoration Working Group

(FISRWG) (15 Federal Agencies of the US Gov‟t). GPO Item No. 0120-A;

SuDocs No. A 57.6/2:EN 3/PT.653.

Jacobs, T.C. and J.W. Gilliam. 1985. Riparian Losses of Nitrate from Agricultural

Drainage Waters. Journal Environmental Quality.

Jr, Manuel C Molles. 2014. Managed Flooding for Riparian Ecosystem

Restoration (Managed flooding reorganizes riparian forest ecosystems

along the middle Rio Grande in New Mexico). Oxford Journals. 9, 749-756.

Kamarudin, M.K.A. 2000. Temporal Variability On Lowland River Sediment

Properties and Yield. American Journal of Environmental Science. 5, 657-

663.

Kirmanto. 2005. Pembangunan Perumahan dan Permukiman yang Berwawasan

Lingkungan. Yogyakarta: Gama Press.

Kurniawan, Budi. 2014. Identifikasi Pemanfaatan Kawasan Bantaran Sungai

Dayanan Di Kota Mobagu. Jurnal Sabua Vol. 6 No. 3, 273-283. Manado:

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi..

Labora, Putra Rahman. 2016. Evaluasi Penggunaan Lahan Sempadan Sungai

Sario Di Kota Manado. -. Manado: Universitas Sam Ratulangi.

Lewis, J. 1998. River Ecology and Management in the Pacific Coastal Ecoregion.

Pages1-10 in R.J. Naiman and R.E. Bilby, eds River Ecology and

Page 112: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

98

98

98

Management, Lessons from the Pacific Coastal Ecoregion. Springer-Verlag,

New York.

Li, Siyue, dkk. 2009. Water quality in the upper Han River basin, China: The

impacts of land use/land cover in riparian buffer zone. Journal of Hazardous

Materials. 165, 317-324.

Lynch, J.A. and E.S. Corbett. 1990. Evaluation of Best Management-Practices for

Controlling Nonpoint Pollution from Silvicultural Operations, Water

Resources Bulletin.

Ma‟ruf, Muhammad Annas. 2018. Proses Spasial Permukiman Liar (Squatter) di

Sempadan Sungai Wiso di Kecamatan Jepara Tahun 2001-2010 . Jurnal

Geografi Image 7 (1). Semarang: Jurusan Geografi Universitas Negeri

Semarang.

Maryono, Agus. 2005. Menangani Banjir, Kekeringan, dan Lingkungan.

Yogyakarta: Gama Press.

Nazir, Mochamad. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Newson, Malcolm. 1997. Land Water and Development, sustainable Management

of River Basin System Rontledge. London.

Nugroho, Iwan. 2002. Pembangunan Wilayah: Perspektif Ekonomi, Sosial, dan

Lingkungan. Jakarta: LP3ES.

Pemerintah Kota Pekalongan. 2016. Geografi Kota Pekalongan. Didalam

http://pekalongan kota.go.id/halaman/geografi.html). Diakses pada 24

Desember 2018 pukul 13.39 WIB.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 2004. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah

Nomor 11 Tahun 2004 tentang Garis Sempadan. Lembaran Daerah Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2004, Nomor 7. Sekretariat Provinsi. Semarang.

Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 7 Tahun 2012 tentang Garis

Sempadan.

Peraturan Menteri Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan

Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau.

Peraturan Menteri PU Nomor 63 Tahun 1993. Departemen Pekerjaan Umum,

Jakarta.

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai.

Polantolo. 2008. Erosi dan Konservasi Tanah. Malang: UNM.

Raaijmakers, Jörg Krywko, Anne van der Veen. 2008. Nat Hazard. Flood risk

Page 113: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

99

99

99

perceptions and spatial multi-criteria analysis:an exploratory research for

hazard mitigation. Nat Hazard. 46, 307-322.

Rapport. 1990. System of Activities and System of Settings. Cambridge: CU.

Rejeki. 2004. Analisis Lingkungan Pemanfaatan Bantaran Sungai Banjir Kanal

Timur. Tesis. Program Pasca Sarjana. UNDIP. Semarang.

Robert J. Kodoatie. 2002. Banjir, Beberapa Penyebab dan Pengendaliannya

Dalam Perspektif Lingkungan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sari, Widya. 2014. Identifikasi Pemanfaatan Lahan Sempadan Sungai

Sumbergunung Di Kota Batu. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 4,

25-30. Malang: Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.

Sayid. 1986. Streams Their Dynamics and Morphology. New York: Mc Graw w-

Hill Book Company.

SCRSP. 2004. South Carolina Scenic River Program: Recommended Best

Management Practices for River-Bordering Lands. Journal of Envaff River.

10. 111-126.

Schueler, T. 1995. The Architecture of Urban Stream Buffers. Watershed

Protection Techniques 1(4): 155-163.

Sebastian, Ligal. 2008. Pendekatan, Pencegahan, dan Pengendalian Banjir. Jurnal

Dinamika Teknik Sipil. 2, 162-169.

Setyowati, Dewi Liesnoor. 2010. Hubungan Hujan dan Limpasan pada Sub DAS

Kecil Penggunaan Lahan Hutan, Sawah, Kebun Campuran di DAS Kreo.

Forum Geografi, 14 (1).

Setyowati, Dewi Liesnoor, dkk. 2019. Konservasi Sungai Garang. Semarang:

LPPM UNNES.

Smardon, R. and J. Felleman. 1996. Protecting Floodplain Resources: A

Guidebook for Communities. The Federal Interagency Floodplain

Management Task Force.

Sugandhy, A. 1999. Penataan Ruang dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Jakarta: Gramedia.

Suprijanto. 1995. Pengembangan Masyarakat. Yogyakarta: Aditya Media.

Undang-Undang Tata Ruang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok

Agraria (UUPA).

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Page 114: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

100

100

10

0

Very, E.S. 1992. Riparian systems and Management. In Proceeding Forest

Practices and Water Quality Workshop, Lakes States Forestry Alliance,

Green Bay, WI.

Wardiningsih, Sitti. 2019. Perencanaan RTH Sempadan Sungai Ciliwung di

Kampung Pulo dan Bukit Duri Jakarta. Jurnal Arsitektur. 1, 65-74. Jakarta:

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Sains dan Teknologi

Nasional.

Waryono. 2001. Pengelolaan Sempadan Sungai Brantas di Kota Malang. Jurnal

BLOSAIN. 3, 84-98. Malang.

Wong, S.L. and R.H. McCuen. 1982. The Design of Vegetative Buffer Strips for

Run-off and Sediment Control. In Technical Paper, Funded by the Maryland

Coastal Zone Management Program, University of Maryland, College Park,

MD.

Yamani, M. 2011. The Effect Of Human Activities on River Bank Stability.

American Journal of Environmental Science, Vol. 7 No. 3, 244-247.

Page 115: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

101

LAMPIRAN

Page 116: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

102

102

10

2

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

Page 117: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

103

103

10

3

Lampiran 2. Variabel Penelitian

VARIABEL PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI

No. Jenis Pemanfaatan

Sempadan Sungai Keterangan Kriteria

A ASPEK LINGKUNGAN

1. Zonasi Sempadan

Sungai

Zonasi sempadan sungai

terbagi kedalam 3 (tiga)

bagian, yaitu:

1. Zona Penyangga

2. Zona Konservasi

3. Zona Estetika

1. Zona penyangga sempadan

sungai dikembangkan sebagai

area vegetasi diantaranya

bambu apus, bambu betung,

mahoni, dan tanjung. Lebar

zona penyangga adalah 1, 5

kali badan sungai.

2. Zona konservasi sempadan

sungai dikembangkan sebagai

area vegetasi diantaranya

tanjung, dadap merah,

trembesi, flamboyant,

mahoni, bunga merak, dan

bungur. Zona konservasi

disesuaikan dengan kondisi

tapak dan adanya pembatasan

akses.

3. Zona estetika sempadan

sungai dikembangkan sebagai

area vegetasi diantaranya

aksia, bunga merak, soka,

rumput gajah, dan bakung air

mancur. Zona estetika

dikembangkan sebagai area

rekreasi dan luas zona

memiliki 15% dari luas total

tapak.

(Sitti Wardiningsih, 2019).

B ASPEK SOSIAL

1. Kebiasaan penduduk

dalam melestarikan

sempadan sungai

Kebiasaan yang

dimaksud adalah

aktivitas penduduk yang

dilakukan berulang-

ulang di sempadan

Sungai Loji dalam

rangka melestarikan

sungai.

Kebiasaan dalam melestarikan

sungai yang sesuai adalah dengan

tetap berbasis kearifan lokal.

(R As‟ari, 2018)

C ASPEK KELEMBAGAAN

1. Kiprah Lembaga dalam

melestarikan sempadan

sungai

Status kepemilikan tanah

pada sempadan sungai

1. Kiprah pemerintah dalam

pemeliharaan sempadan

sungai

2. Lembaga swadaya

masyarakat

(PP Nomor 38 Tahun 2011)

Page 118: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

104

Lampiran 3. Hasil Pemanfaatan Sempadan Sungai

No.

Kriteria

Pemanfaatan

Sempadan

Sungai

Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7 Titik 8 Titik 9 Titik 10 Titik 11 Titik 12

A Aspek Lingkungan

Zonas

i

semp

adan

sunga

i

Zona

penyaanga Tidak memiliki zona penyangga karena tidak ditumbuhi tanaman keras untuk daerah resapan air

Zona

konservasi

Tidak

memiliki zona

konservasi

karena lahan

sudah

berubah

menjadi lahan

terbangun

Memiliki

zona

konservasi

karena lahan

ditumbuhi

tanaman

pohon cemara

udang,

kelapa, dan

ketapang

Memiliki

zona

konservasi

karena lahan

ditumbuhi

tanaman

pohon cemara

udang,

kelapa, dan

pandan

Tidak

memiliki

zona

konservasi

karena lahan

sudah

berubah

menjadi lahan

terbangun

Memiliki

zona

konservasi

karena lahan

ditumbuhi

tanaman

pohon cemara

udang dan

kelapa

Tidak memiliki zona konservasi

karena lahan sudah berubah

menjadi lahan terbangun

Memiliki

zona

konservasi

karena lahan

ditumbuhi

tanaman

kelapa,

akasia, dan

pandan laut.

Memiliki

zona

konservasi

karena lahan

ditumbuhi

tanaman

kelapa dan

pandan..

Memiliki

zona

konservasi

karena

lahan

ditumbuhi

tanaman

ketapang

Tidak

memilik

i zona

konserv

asi

karena

lahan

sudah

berubah

menjadi

lahan

terbangu

n

Memiliki

zona

konservas

i karena

lahan

ditumbuhi

tanaman

ketapang

Zona estetika

Memiliki

zona estetika

karena lahan

ditumbuhi

pohon pucuk

merah dan

puspa serta

tanaman jenis

bunga-

bungaan

seperti

kamboja,

kenanga,

matahari

kecil, dan

rerumputan

Memiliki

zona estetika

karena lahan

ditumbuhi

tanaman jenis

bunga-

bungaan

seperti

kenanga dan

rerumputan

Tidak

memiliki zona

estetika

karena lahan

sudah

berbentuk

bangunan

untuk industri

Memiliki

zona estetika

karena lahan

ditumbuhi

tanaman jenis

rerumputan

dan bunga-

bunga kecil.

Memiliki

zona estetika

karena lahan

ditumbuhi

pohon pucuk

merah dan

puspa serta

tanaman jenis

bunga-

bungaan

seperti

kamboja,

kenanga,

matahari

kecil, dan

rerumputan

Tidak memiliki zona estetika

karena lahan sudah berbentuk

bangunan untuk permukiman

Memiliki

zona estetika

karena lahan

ditumbuhi

tanaman jenis

rerumputan

dan bunga-

bunga kecil.

Memiliki

zona estetika

karena lahan

ditumbuhi

tanaman di

pekarangan.

Memiliki

zona

estetika

karena

lahan

tanaman

bunga

dalam pot..

Tidak

memilik

i zona

estetika

karena

lahan

sudah

berbentu

k

banguna

n untuk

permuki

man

Memiliki

zona

estetika

karena

lahan

berupa

taman

kelurahan

B Aspek Sosial

Kebia

saan

Pendu

duk.

Kebiasaan

dalam

melestarikan

sungai

Terdapat

kearifan lokal

seperti lomba

balap perahu

yang

didalamnya

terdapat

kegiatan

Terdapat kegiatan yang

berhubungan dengan pelestarian

sungai dalam Festival Kali Loji

Belum ada upaya penduduk untuk melestarikan sungai baik terhadap sempadan maupun sungai utama.

Page 119: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

10

5

bersih sungai.

C Aspek Kelembagaan

Kipra

h

Lemb

aga

dalam

meles

tarika

n

semp

adan

sunga

i

Kiprah

pemerintah

dalam

pemeliharaan

sempadan

sungai

Terdapat kegiatan yang diselenggarakan tiap tahun sekali yaitu “Festival Kali Loji” yang didalamnya berisi kegiatan pemebersihan sampah yang ada di Kali Loji.

Adanya

Lembaga

Swadaya

Masyarakt

(LSM) yang

dapat

dijadikan

wadah untuk

program

kelestarian

sungai

Terdapat LSM yang bernama “Komunitas Peduli Kali Loji” berdiri sejak tahun 2014 dengan program diantaranya pembersihan Sungai Loji dari limbah dan sampah.

Page 120: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

106

Lampiran 4. Hasil Kesesuaian Pemanfaatan Sempadan Sungai terhadap

Pengelolaan Genangan

No.

Jenis

Pemanfaatan

Sempadan

Sungai

Kondisi Sempadan

Sungai Ideal

Kondisi Sempadan

Sungai Loji

Persentase

Kesesuaian(%)

A Aspek Lingkungan

1. Zonasi Sempadan

Sungai

Memiliki zona

penyangga yang dapat

digunakan untuk area

resapan air dengan

ditumbuhi tanaman

keras.

Tidak memiliki

zona penyangga

pada sempadan

sungai (0%)

0%

Memiliki zona

konservasi yang dapat

digunakan untuk

kelestarian sempadan

sungai.

Terdapat zona

konservasi pada

titik lokasi

pengamatan 2, 3, 5,

8, 9, 10, dan 12

(sekitar 58,34% dari

keseluruhan titik

lokasi pengamatan)

58,34%

Memiliki zona estetika

yang dapat digunakan

untuk keindahan

sempadan sungai.

Terdapat zona

estetika pada titik

lokasi pengamatan

1, 2, 4, 5, 8, 9, 10,

dan 12 (sekitar

66,67% dari

keseluruhan titik

lokasi pengamatan)

66,67%

B Aspek Sosial

1. Kebiasaan

Penduduk

Kebiasaan dalam

melestarikan sungai

yang sesuai adalah

dengan tetap berbasis

kearifan lokal.

Terdapat kegiatan

terprogram pada

titik lokasi

penagamatn 1, 2,

dan 3 seperti

penanaman pohon

yang digabung

dengan acara-acara

besar (Festival Kali

Loji).

25%

C Aspek Kelembagaan

1.

Kiprah Lembaga

dalam

melestarikan

sempadan sungai

Kiprah pemerintah

dalam pemeliharaan

sempadan sungai

Terdapat upaya

Pemerintah dalam

pelestarian

sempadan sungai

100%

Adanya Lembaga

Swadaya Masyarakt

(LSM) yang dapat

dijadikan wadah untuk

program kelestarian

sungai

Terdapat LSM

bernama

“Komunitas Peduli

Kali Loji” 100%

Page 121: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

107

Lampiran 5. Instrumen Observasi

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

Kampus Sekaran Pekalongan Utara, Semarang 50229

INSTRUMEN OBSERVASI TERHADAP PEMANFAATAN SEMPADAN

SUNGAI LOJI

No. Kategori Hasil Pengamatan

1 Lokasi

2 Koordinat X

Y

3 Kelurahan

4 Kecamatan

5 Kota

No. Aspek Indikator Kriteria Skor

Ada Tidak

1 Lingkungan

1. Zonasi

sempadan sungai

1. Zona penyangga 2 1

2. Zona konservasi 2 1

3. Zona estetika 2 1

2. Penggunaan

sempadan sungai

1. Kawasan

Dilindungi

2 1

2. Kawasan

Dibudidayakan

1 2

3. Estetika

Lingkungan

1. Ruang Terbuka

Hijau (RTH) 2 1

2. Ruang Terbuka

Biru (RTB) 2 1

2 Sosial

1. Kependudukan

1. Kepadatan

penduduk

Tinggi (1)

Rendah (2)

2. Kepadatan

Bangunan

Tinggi (1)

Rendah (2)

2. Kebiasaan

penduduk dalam

melestarikan

sungai

1. Kearifan Lokal 2 1

Page 122: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

108

3. Penerapan

teknologi

1. Reboisasi dan

penghijauan 2 1

2. Pengelolaan

sampah terpadu 2 1

3. Unit pengolahan

limbah 2 1

4. Upaya

masyarakat

maupun

pemerintah

dalam

memelihara

sempadan sungai

1. Pengelolaan

sampah domestik 2 1

2. Pengembangan

masyarakat dalam

penataan kawasan

sempadan sungai

2 1

3. Program kali

bersih

Pernah (2)

Tidak (1)

3 Ekonomi

1. Bentuk-

bentuk

pemanfaatan

sempadan untuk

kesejahteraan

manusia

1. Permukiman 1 2

2. Perdagangan 1 2

3. Perkantoran 1 2

4. Pusat

Pemerintahan

1 2

5. Pusat Lainnya 1 2

6. Pertanian 2 1

2. Industri

1. Memperhatikan

lingkungan 2 1

2. Memperhatikan

kekhasan dan aspirasi

daerah

2 1

3. Jasa

1. Memperhatikan

daya tamping dan

daya dukung

lingkungan

2 1

2. Tidak

mengakibatkan

pencemaran

2 1

3. Mengutamakan

kebutuhan pokok

sehari-hari

2 1

4 Kelembagaan

1. Status

kepemilikan

tanah

1. Tanah Milik

Negara

2 1

2. Hak Milik 2 1

JUMLAH SKOR

Page 123: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

109

Lampiran 5. Instrumen Observasi

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

Kampus Sekaran Pekalongan Utara, Semarang 50229

INSTRUMEN OBSERVASI TERHADAP PEMANFAATAN SEMPADAN

SUNGAI LOJI

Keterangan Tambahan :

Page 124: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

110

Lampiran 6. Instrumen Wawancara

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

Kampus Sekaran Pekalongan Utara, Semarang 50229

INSTRUMEN WAWANCARA TERHADAP INSTANSI PEMERINTAH

1. Nama Instansi

2. Identitas Responden :

a. Nama :

b. Umur :

c. Pekerjaan :

d. Alamat :

3. Waktu :

4. Lokasi :

Nomor Pertanyaan Jawaban

Pemanfaatan sempadan sungai

1

Apakah terdapat pembagian zona di sempadan

Sungai Loji?

2

Apakah terdapat peraturan terhadap pemanfaatan

sempadan Sungai Loji?

3

Bagaimana penegakan peraturan terhadap

pemanfaatan sempadan Sungai Loji?

4

Bagaimana peraturan tentang RTH di sempadan

Sungai Loji?

5

Bagaimana peraturan tentang RTB di sempadan

Sungai Loji?

6

Bagaimana penegakan aturan tentang pendirian

bangunan di sempadan Sungai Loji?

7

Bagaimana kebiasaan penduduk dalam

melestarikan sungai?

8

Apakah terdapat kearifan lokal di sempadan

Sungai Loji?

9 Bagaimana penerapan teknologi di sempadan

Page 125: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

111

Sungai Loji, khususnya pengolahan sampah,

UPL, dan reboisasi dan penghijauan?

10

Bagaimana upaya pemerintah atau instansi terkait

dalam memelihara sempadan Sungai Loji?

11

Bagaimana peraturan yang ditegakkan terhadap

kawasan lindung dan budidaya di sempadan

Sungai Loji?

12

Bagaimana peraturan yang ditegakkan dalam

kegiatan perindustrian di sempadan Sungai Loji?

13

Bagaimana penegakkan peraturan tentang

kegiatan jasa di sempadan Sungai Loji?

Penanganan genangan sempadan

1

Apakah pengaturan tata guna lahan sudah

diterapkan di sempadan Sungai Loji?

2

Bagaimana kesesuaian penggunan lahan dengan

RTRW Kota Pekalongan?

3

Apakah terdapat upaya struktural terhadap

penangan genangan banjir sempadan?

4

Bagaimana upaya yang lain untuk menanggulangi

masalah di sempadan sungai Loji?

Keterangan Tambahan :

Page 126: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

112

Lampiran 6. Instrumen Wawancara

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

Kampus Sekaran Pekalongan Utara, Semarang 50229

INSTRUMEN WAWANCARA TERHADAP PENDUDUK

1. Identitas Responden :

a. Nama :

b. Umur :

c. Status Responden :

2. Waktu :

3. Lokasi :

Nomor Pertanyaan Jawaban

Kondisi sempadan sungai

1

Aktivitas penduduk apasaja yang ada di sempadan

Sungai Loji?

2

Aktivitas sosial seperti apa yang ada di sempadan

Sungai Loji?

3

Aktivitas ekonomi seperti apa yang ada di

sempadan Sungai Loji?

4

Aktivitas budaya seperti apa yang ada di

sempadan Sungai Loji?

Pemanfaatan sempadan sungai

5 Sejak kapan anda bertempat tinggal disini?

6

Kebiasaan apasaja yang dikembangkan untuk

melestraikan sungai?

7

Bagaimana penegelolaan sampah, UPL, dan

kegiatan reboisasi dan penghijauan di sempadan

Sungai Loji?

8

Bagaiaman perilaku masyarakat dalam mengelola

sampah domestik?

9

Bagaimana peran serta masyarakat dalam program

kali bersih?

10

Bagaimana izin yang dilakukan untuk mendirikan

bangunan atau pertokoan disini?

Page 127: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

113

Penanganan genangan banjir sempadan

1

Bagaimana upaya anda untuk mengurangi resiko

bencana banjir sempadan?

2

Apakah terdapat upaya yang dilakukan

Pemerintah untuk penanganan genangan banjir

sempadan?

3

Bagaimana hubungan antara penduduk dengan

BPBD dalam menyelesaikan persoalan terkait

genangan banjir sempadan?

Keterangan Tambahan :

Page 128: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

11

4

Lampiran 7. Hasil Observasi

No Lokasi Koordinat Sisi Kanan Sungai Sisi Kiri Sungai

1 PT Maya Industri Food, Kelurahan

Krapyak

6.866ºLS dan 109.688ºBT Industri Permukiman

2 KUD Mina Makaryo, Kelurahan

Panjang Wetan

6.867ºLS dan 109.685ºBT Industri Pusat Lainnya (Koperasi)

3 Industri PPA makanan dan minuman

(PPM T. Tirta)

6.869ºLS dan 109.686ºBT Permukiman Industri

4 Pertamina SPBU 4451106, Jalan

Slamaran, Kelurahan Krapyak

6.869ºLS dan 109.687ºBT Permukiman Permukiman

5 Tempat Pemakaman Umum

Kelurahan Krapyak

6.871ºLS dan 109.683ºBT Ruang Terbuka Hijau

(RTH)

Permukiman

6 Gang 5 A Kelurahan Panjang Wetan 6.872ºLS dan 109.678ºBT Permukiman Permukiman

7 Jalan WR Supratman, Kelurahan

Panjang Wetan

6.873ºLS dan 109.677ºBT Permukiman Permukiman

8 Warung Makan Bapa‟e (Jalan Jatayu,

Kelurahan Panjang Wetan)

6.876ºLS dan 109.676ºBT Permukiman Permukiman

9 Jalan Islam Nusantara Gang 8 RT 03/

RW 15, Kelurahan Krapyak

6.877ºLS dan 109.677ºBT Permukiman Pusat Lainnya

(Gelanggang olahraga)

10 Gelanggang Olahraga (GOR)

JATAYU, Kelurahan Panjang Wetan

6.877ºLS dan 109.675ºBT Permukiman Pusat Lainnya

(Gelanggang olahraga)

11 Jalan Rajawali Utara, Kelurahan

Panjang Wetan

6.879ºLS dan 109.677ºBT Permukiman Permukiman

12 Jalan Jlamprang (Taman Jlamprang),

Kelurahan Krapyak

6.879ºLS dan 109.680ºBT Permukiman Industri

Page 129: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

115

Lampiran 8. Hasil Observasi

No Lokasi Koordinat Kondisi Lokasi Keterangan Foto Lokasi

1 PT Maya Industri

Food, Kelurahan

Krapyak

6.866601ºLS dan

109.688222ºBT

Lokasi ini merupakan lokasi

industri pengolahan makanan

dan minuman yang terletak di

pertemuan 2 sungai, yaitu

Sungai Loji dan Sungai

Banger. Lokasi ini sering

tergenang apabila hujan dan

akibat air rob.

Pada kawasan ini tidak

terdapat Ruang Terbuka

Hijau (RTH) maupun

Ruang Terbuka Biru

(RTB) sehingga air tidak

dapat meresap kedalam

tanah.

2 KUD Mina

Makaryo,

Kelurahan Panjang

Wetan

6.867062ºLS dan

109.685934ºBT

Lokasi ini merupakan lokasi

pengolahan industri

perikanan, baik ikan maupun

udang. Lokasi ini tergenang

akibat air rob.

Pada kawasan ini tidak

terdapat Ruang Terbuka

Hijau (RTH) maupun

Ruang Terbuka Biru

(RTB) sehingga air tidak

dapat meresap kedalam

tanah.

3 Industri PPA

makanan dan

minuman (PPM T.

Tirta)

6.869016ºLS dan

109.686148ºBT

Kawasan industri ini

merupakan kawsan ndustri

pengolahan makanan dan

minuman yang terletak di

sempadan Sungai Loji. Jalan

menuju lokasi ini tergenang

akibat rob dan luapan Sungai

Loji.

Pada kawasan ini tidak

terdapat Ruang Terbuka

Hijau (RTH) dan Ruang

Terbuka Biru (RTB)

sehingga air tidak

meresap ke dalam tanah.

Page 130: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

116

4 Pertamina SPBU

4451106, Jalan

Slamaran,

Kelurahan

Krapyak

6.869521ºLS dan

109.687401ºBT

Lokasi ini terletak di

sempadan Sungai Loji dan

kawasan cukup vital karena

merupakan lokais pengisian

bahan bakar minyak untuk

penduduk di Kelurahan

Krapyak dan sekitarnya.

Pada kawasan ini tidak

terdapat Ruang Terbuka

Hijau (RTH) maupun

Ruang Terbuka Biru

(RTB).

5 Tempat

Pemakaman

Umum Kelurahan

Krapyak

6.871217ºLS dan

109.683136ºBT

Lokasi pemakaman di

sempadan Sungai Loji

merupakan lokasi cukup hijau

namun apabila hujan maka air

sungai dapat meluap ke

pemakaman.

Pada lokasi ini terdapat

Ruang Terbuka Hijau

(RTH) namun tidak

terdapat Ruang Terbuka

Biru (RTB).

6 Gang 5 A

Kelurahan Panjang

Wetan

6.872354ºLS dan

109.678415ºBT

Pada kawasan ini sering

terjadi genangan apabila

intensitas hujan sesuai dan

luberan Sungai Loji tidak

dapat dihindarkan.

Pada kawasan ini tidak

terdapat Ruang Terbuka

Hijau (RTH) dan Ruang

Terbuka Biru (RTB)

karena daerah ini

merupakn permukiman

pada sempadan Sungai

Loji.

7 Jalan WR

Supratman,

Kelurahan Panjang

Wetan

6.873839ºLS dan

109.677341ºBT

Kawasan Jalan Supratman

merupakan Jalan cukup besar

penghubung Kelurahan

Panjang Wetan dengan

Kelurahan Kandang Panjang.

Jalan ini sering tergenang

akibat air hujan maupun air

rob.

Pada kawasan ini, tidak

terdapat sempadan jalan

maupun Ruang Terbuka

Hijau (RTH) dan Ruang

Terbuka Biru (RTB).

Page 131: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

117

8 Warung Makan

Bapa‟e (Jalan

Jatayu, Kelurahan

Panjang Wetan)

6.876967ºLS dan

109.676948ºBT

Warung makan Bapa‟e

merupakan warung makan

yang terletak di Jalan Jatayu

dan berada pada sempadan

Sungai Loji. Apabila

memasuki musim penghujan,

maka lokasi ini akan

tergenang dan terkena

dampak dari luberan Sungai

Loji karena tidak ada tanggul.

Pada kawasan ini,

terdapat luapan Sungai

Loji akibat tidak adanya

tanggul. Tidak terdapat

Ruang Terbuka Hijau

(RTH) maupun Ruang

Terbuka Biru (RTB).

9 Jalan Islam

Nusantara Gang 8

RT 03/ RW 15,

Kelurahan

Krapyak

6.877601ºLS dan

109.677413ºBT

Jalan Islam Nusantara

merupakan Jalan di sisi

sempadan Sungai Loji dan

beralur mengikuti alur Sungai

Loji. Jalan ini berada di

permukiman padat penduduk

yakni Gang 8 RT 03/ RW 15

Kelurahan Krapyak

Permukiman padat

penduduk pada lokasi ini

sering tergenang baik

akibat air hujan maupun

air rob.

10 Gelanggang

Olahraga (GOR)

JATAYU,

Kelurahan Panjang

Wetan

6.877713ºLS dan

109.675972ºBT

Gedung ini merupakan

kawasan strategis di Kota

Pekalongan, namun karena

letaknya persis berada pada

sempadan Sungai Loji maka

apabila hujan tiba maka akan

terjadi genangan pada

halaman gedung maupun

lapangan olahraga.

Pada kawasan ini, tidak

terdapat zonasi sempadan

sungai karena sudah

termasuk kawsan

budidaya. Tidak terdapat

Ruang Terbuka Hijau

(RTH) maupun Runag

Terbuka Biru (RTB).

Page 132: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

118

11 Jalan Rajawali

Utara, Kelurahan

Panjang Wetan

6.879535ºLS dan

109.677551ºBT

Jalan Rajawali Utara terletak

pada tikungan Sungai Loji

sehingga apabila hujan tiba

terdapat genangan sesesuai

kurang lebih 40 cm. Selain

itu, karena letaknya persis

pada tikungan maka kerap

terjadi air rob yang masuk ke

permukiman penduduk.

Pada kawasan ini,

permukiman penduduk

telah dikategorikan padat

dan bangunan yang

berhimpitan antara satu

dengan yang lain. Tidak

terdapat Ruang Terbuka

Hijau (RTH) maupun

Ruang Terbuka Biru

(RTB).

12 Jalan Jlamprang

(Taman

Jlamprang),

Kelurahan

Krapyak

6.879560ºLS dan

109.680105ºBT

Jalan Jlamprang merupakan

lokasi yang berada pada sisi

tikungan Sungai Loji dan

terkadang terdapat genangan

jika hujan tiba.

Pada kawasan ini, tidak

terdapat adanya

pembagian zonasi

sempadan sungai karena

sudah termasuk kedalam

kawasan budidaya. Tidak

ditemukan Ruang

Terbuka Hijau (RTH) dan

Ruang Terbuka Biru

(RTB).

Page 133: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

119

Lampiran 8. Hasil Wawancara

No.

Nam

a

Res

pon

den

Pek

erja

an

Kel

ura

han

Pemanfaatan Sempadan Sungai

Pertanyaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Sus

eno

Ke

pal

a

BP

BD

Kot

a

Pek

alo

nga

n

Kot

a

Pek

alo

nga

n

Tidak

ada

pemba

gian

zonasi

sempa

dan

Sungai

Loji.

Terdap

at

peratur

an

daerah

Kota

Pekalo

ngan

Nomor

7

Tahun

2012.

Karena

bangu

nan

yang

ada di

sempa

dan

Sungai

Loji

sudah

perma

nen

dan

kewen

angann

ya

merup

akan

terinte

grasi

bersam

a

Sudah

termas

uk

dalam

Perda

Kota

Pekalo

ngan

Nomor

7

Tahun

2012.

Tidak

ada

peratur

an

yang

menjel

askan

tentan

g RTB

di

Kota

Pekalo

ngan.

Dapat

dikata

kan

penega

kkan

peratur

an

tentan

g

sempa

dan

sungai

di

Sungai

Loji

masih

lemah.

Tidak

ada

kebias

aan

pendu

duk

dalam

melest

arikan

sungai,

namun

terdap

at

event

tahuna

n yaitu

Festiv

al Loji

yang

didala

mnya

terdap

Tidak

terdap

at

kearifa

n lokal

di

sempa

dan

Sungai

Loji.

Pengol

ahan

sampa

h tidak

ada

penan

ganan

khusus

,

hanya

disera

hkan

kepada

tugas

yang

berwe

nang.

Pengel

olaan

limbah

sudah

diatur

Pemeri

ntah

sudah

melak

ukan

upaya

diantar

anya

pemeli

haraan

pepoh

onan

di

pinggi

r

sungai,

pembu

atan

taman

kota,

penana

man,

Aturan

yang

telah

ada

tidak

berlak

u di

sempa

dan

Sungai

Loji

karena

bangu

nan

yang

ada

telah

menja

di

bangu

nan

perma

Industr

y yang

ada

telah

meme

nuhi

persya

ratan

sebuah

industr

y,

namun

apabil

a

dalam

pelaks

anaany

a

melak

ukan

bebera

pa

Kegiat

an jasa

berjala

n

denga

n

sendiri

nya.

Page 134: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

120

Pemeri

ntah

Provin

si

Jawa

Tenga

h

maka

penega

kkan

aturan

nya

dapat

dikata

kan

lemah.

at

kegiat

an

bersih-

bersih

sungai.

dalam

peratur

an

tentan

g

UPL.

Tidak

ada

kegiat

an

rebois

asi dan

penghi

jauan.

dan

upaya

untuk

melest

arikan

sungai

yang

lain.

nen. penyel

ewenn

gan itu

diluar

kendal

i

Pemeri

ntah.

Penanganan Genangan Sempadan Sungai

Pertanyaan

1 2 3 4

Tata guna lahan sudah ada di

RTRW Kota Pekalongan namun

pada pelaksanaannya memerlukan

integrasi secara menyeluruh antara

Pemda, instansi terkait, dan

masyarakat. Penegakaan aturan ini

sudah dilakukan namun jika

terjadi penyelewengan maka akan

ditindak.

Bisa dilihat sendiri antara RTRW

dengan kondisi asli.

(Belum Sesuai).

Sudah ada, seperti pembuatan

tanggul di titik yg rawan terjadi

luberan sungai dan terdapat

pengerukan sungai.

Akan dikembangkan upaya-upaya

yang tentunya dapat mengurangi

resiko banjir di sempadan Sungai

Loji.

Page 135: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

121

Lampiran 9. Hasil Wawancara

No.

Na

ma

Res

po

nd

en

Pek

erja

an

Lo

ka

si

Kondisi Sempadan Sungai Pemanfaatan Sempadan Sungai Penanganan Genangan

Pertanyaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Atir

Bah

rudi

n

Sat

pam

Pab

rik

1

(Ke

lura

han

Kra

pya

k

Lor

)

Mencar

i ikan,

karyaw

an

pabrik,

dan

pedaga

ng.

Tegur

sapa,

tolong

menolo

ng, dan

bekerja

sama.

Berdag

ang.

Lomba

balap

perahu.

Sejak

lahir,

yakni

tahun

1982

Tidak

ada

kebiasa

an yang

dikemb

angkan

untuk

melesta

rikan

sungai

Sampa

h

dibuan

g saja,

namun

limbah

perca

kain

batik

dijadik

an

kerajia

n oleh

sebagia

n

pendud

uk.

Limbah

dialirka

n ke

sungai,

dan

tidak

terdapa

t

Sampa

h

diambil

tiap 5

hari

sekali

diangk

ut oleh

petugas

kebersi

han.

Masyar

akat

dalam

kegiata

n

bersih

sungai

dalam

kegiata

n

Festiva

l Loji.

Izinnya

mudah

namun

harus

memen

uhi

persyar

atan

dan

aturan

yang

berlaku

di Kota

Pekalo

ngan.

Belum

ada

rencana

untuk

evakua

si atau

pindah.

Hanya

memba

ngun

tanggul

kecil di

beberap

a titik.

Tidak

ada

hubung

an

antara

BPBD

dengan

pendud

uk.

Page 136: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

122

reboisa

si.

2 Sri

Set

yan

ings

ih

Kar

yaw

an

Pab

rik

2

(Ke

lura

han

Pan

jang

Wet

an)

Pedaga

ng,

buruh

pabrik,

dan

nelayan

.

Tolong

menolo

ng dan

kerja

bakti

Berdag

ang dan

mencar

i ikan

Sedeka

h laut

Pendat

ang

sejak

2008,

ikut

suami

(Asli

Batang

)

Tidak

ada

Sampa

h

diambil

petugas

kebersi

han dan

penana

man

pohon

bakau

Hanya

dibuan

g di

tempat

sampah

Ikut

serta

dalam

progra

m kali

bersih,

biasany

a

digabu

ng

dengan

Festiva

l Loji

Kurang

tahu

tentang

perizin

an

pendiri

an

bangun

an

Belum

ada

upaya

Pernah

dilakuk

an

sosialis

a oleh

Pemda

Tidak

ada

hubung

an

antara

BPBD

dengan

masyar

akat

3 Mar

yot

o

Kar

yaw

an

Pab

rik

3

(Ke

lura

han

Pan

jang

Wet

an)

Mencar

i ikan,

srawun

g, dan

buruh

pabrik

Poskam

ling

dan

guyub

rukun

Berdag

ang dan

mencar

i ikan

Sedeka

h laut

dan

memba

tik

Sejak

lahir,

tahun

1994

Tidak

ada

Limbah

perca

kain

batik

diguna

kan

utnuk

membu

at

pakaian

dan

kerajin

an

tangan

Diambi

l oleh

petugas

tiap 7

hari

sekali

Ikut

dalam

bersih

sungai

pada

Festiva

l Loji

dan

sedeka

h laut

Kurang

tahu

tentang

perizin

an

pendiri

an

bangun

an

Belum

ada

upaya

Kurang

paham

Sejauh

ini

berjala

n

sendiri-

sendiri

4 Hi

ma

h

Fitn

awa

Pet

uga

s

SP

BU

4

(Ke

lura

han

Kra

Perpabr

ikan

tekstil

dan

pabrik

Poskam

ling

Berdag

ang dan

buruh

pabrik

Sedeka

h laut

dan

sintren

Sejak

lahir,

tahun

1990

Tidak

ada

Limbah

percaka

in batik

diguna

kan

Diambi

l oleh

petugas

tiap 5

hari

Kurang

tahu

jika ada

progra

m kali

Kurang

tahu

tentang

izin

mendiri

Belum

ada

upaya

Kurang

paham

Pernah

membe

rikan

bantua

n

Page 137: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

123

ti pya

k

Lor

)

makana

n dan

minum

an

untuk

hiasan

di

rumah-

rumah

dan

kerajin

an

tangan

yang

dijual

di pasar

sekali bersih kan

bangun

an

ketika

banjir

pada

tahun

2013

5 Nik

mat

un

Naz

ilah

Ibu

rum

ah

Tan

gga

4

(Ke

lura

han

Kra

pya

k

Lor

)

Mencar

i ikan,

berdag

ang,

ibu

rumah

tangga,

Pegawa

i, buruh

pabrik,

dan

petani

Poskam

ling

dan

PKK

Berdag

ang dan

buruh

pabrik

Sedeka

h laut,

sintren,

dan

syawal

an

Pendat

ang

sejak

tahun

2017

Tidak

ada

Kerajin

an dari

kain

perca

dan

sisa

bahan

batik

Diambi

l oleh

petugas

tiap 5

hari

sekali

Kurang

tahu

tentang

progra

m kali

bersih

Kurang

tahu

tentang

izin

mendiri

kan

bangun

an

Belum

ada

upaya

Kurang

paham

Sejauh

ini

berjala

n

sendiri-

sendiri

6 Mu

ha

mm

ad

Abi

din

Nel

aya

n

5

(Ke

lura

han

Kra

pya

k

Lor

)

Pabrik,

toko,

nelayan

Poskam

ling

Berdag

ang,

nelayan

, dan

buruh

pabrik

Sedeka

h laut

dan

sintren

Sejak

lahir,

tahun

1970

Tidak

ada

Tidak

ada

pengel

olaan

limbah

tekstil

Hanya

dibuan

g di

bak

penamp

ungan

sampah

Gabun

g

bersam

a

Festiva

l Loji

dan

sedeka

h laut

Kurang

tahu

tentang

izin

mendiri

kan

bangun

an

Belum

ada

upaya

Pemba

ngunan

tanggul

kecil-

kecilan

Sejauh

ini

berjala

n

sendiri-

sendiri

Page 138: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

124

7 Her

min

Tria

na

Ibu

rum

ah

tang

ga

6

(Ke

lura

han

Pan

jang

Wet

an)

Berdag

ang,

nelayan

,

pegawa

i, dan

petani

Poskam

ling

Berdag

ang,

nelayan

dan

petani

Sedeka

h laut

dan

sintren

Sejak

lahir,

1979

Tidak

ada

Limbah

percaka

in batik

diguna

kan

untuk

hiasan

di

rumah-

rumah

dan

kerajin

an

tangan

Diambi

l oleh

petugas

tiap 7

hari

sekali

Dilaksa

nakan

bersam

a

sedeka

h laut

Izin ke

Pemda

melalui

prosed

ur IMB

Belum

ada

upaya

Kurang

paham

Pernah

membe

rikan

bantua

n

ketika

banjir

pada

tahun

2014

8 Sus

diy

ati

Ibu

rum

ah

tang

ga

6

(Ke

lura

han

Pan

jang

Wet

an)

Berdag

ang,

nelayan

,

pegawa

i, dan

petani

Poskam

ling

Berdag

ang,

nelayan

dan

petani

Sedeka

h laut

dan

sintren

Sejak

lahir,

tahun

1986

Tidak

ada

Limbah

percaka

in batik

diguna

kan

untuk

hiasan

di

rumah-

rumah

dan

kerajin

an

tangan

Diambi

l oleh

petugas

tiap 7

hari

sekali

Dilaksa

nakan

bersam

a

sedeka

h laut

Kurang

tahu

tentang

izin

mendiri

kan

bangun

an

Belum

ada

upaya

Kurang

paham

Pernah

membe

rikan

bantua

n

ketika

banjir

pada

tahun

2014

9 Sub

iya

ntor

o

Pen

jaga

mas

jid

7

(Ke

lura

han

Pan

jang

Berdag

ang,

nelayan

, dan

pegawa

i

Poskam

ling

Berdag

ang,

nelayan

, dan

pegawa

i

Sedeka

h laut,

sintren,

dan

pawai

panjan

Sejak

lahir,

tahun

1963

Tidak

ada

Tidak

ada

pengel

olaan

limbah

Diambi

l oleh

petugas

tiap 7

hari

sekali

Dilaksa

nakan

bersam

a acara-

acara

penting

Kurang

tahu

tentang

izin

mendiri

kan

Belum

ada

upaya

Kurang

paham

Tidak

ada

hubung

an

antara

BPBD

Page 139: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

125

Wet

an)

g jimat,

dan

syawal

an

atau

perayaa

n dan

tradisi

bangun

an

dengan

masyar

akat

10 Ab

dul

kha

liq

Pen

jaga

war

ung

mak

an

8

(Ke

lura

han

Pan

jang

Wet

an)

Berdag

ang,

nelayan

, dan

buruh

pabrik

Poskam

ling

Berdag

ang,

nelayan

, dan

buruh

pabrik

Sedeka

h laut

dan

sintren

Sejak

lahir,

tahun

1977

Tidak

ada

Pengol

ahan

kain

perca

batik

Dibaka

r atau

dibuag

di bak

penamp

ungan

Dilaksa

nakan

bersam

a

perayaa

n dan

tradisi

Kurang

tahu

tentang

izin

mendiri

kan

bangun

an

Belum

ada

upaya

Kurang

paham

Tidak

ada

hubung

an

antara

BPBD

dengan

masyar

akat

11 Nin

ing

shal

eha

h

Ibu

rum

ah

tang

ga

9

(Ke

lura

han

Kra

pya

k

Kid

ul)

Berdag

ang,

nelayan

, dan

buruh

pabrik

Poskam

ling

Berdag

ang,

nelayan

, dan

buruh

pabrik

Sedeka

h laut

dan

sintren

Sejak

lahir,

tahun

1995

Tidak

ada

Limbah

percaka

in batik

diguna

kan

untuk

hiasan

di

rumah-

rumah

dan

kerajin

an

tangan

Diambi

l oleh

petugas

tiap 7

hari

sekali

Ikut

serta

dalam

progra

m kali

bersih,

biasany

a

digabu

ng

dengan

Festiva

l Loji

Kurang

tahu

tentang

izin

mendiri

kan

bangun

an

Belum

ada

upaya

Kurang

paham

Tidak

ada

hubung

an

antara

BPBD

dengan

masyar

akat

12 Qor

i

susi

low

ati

Ibu

rum

ah

tang

ga

9

(Ke

lura

han

Kra

pya

k

Berdag

ang,

nelayan

, dan

buruh

pabrik

Poskam

ling

Berdag

ang,

nelayan

, dan

buruh

pabrik

Sedeka

h laut

dan

sintren

Sejak

lahir,

tahun

1992

Tidak

ada

Limbah

percaka

in batik

diguna

kan

untuk

hiasan

Diambi

l oleh

petugas

tiap 7

hari

sekali

Ikut

serta

dalam

progra

m kali

bersih,

biasany

Kurang

tahu

tentang

izin

mendiri

kan

bangun

Belum

ada

upaya

Kurang

paham

Tidak

ada

hubung

an

antara

BPBD

dengan

Page 140: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

126

Kid

ul)

di

rumah-

rumah

dan

kerajin

an

tangan

a

digabu

ng

dengan

Festiva

l Loji

an masyar

akat

13 Ah

ma

d

Fau

zan

Pen

elol

a

GO

R

10

(Ke

lura

han

Pan

jang

Wet

an)

Berdag

ang,

nelayan

, dan

buruh

pabrik

Poskam

ling

Berdag

ang,

nelayan

, dan

buruh

pabrik

Sedeka

h laut,

syawal

an, dan

sintren

Sejak

lahir,

tahun

1969

Tidak

ada

Tidak

ada

pengel

olaan

limbah

Hanya

dibuan

g di

bak

penamp

ungan

sampah

Ikut

serta

dalam

progra

m kali

bersih,

biasany

a

digabu

ng

dengan

Festiva

l Loji

Mengik

uti

prosed

ur IMB

Belum

ada

upaya

Kurang

paham

Pernah

membe

rikan

bantua

n

ketika

banjir

pada

tahun

2013,

2014,

dan

2015

14 Kha

lifa

h

Ibu

rum

ah

tang

ga

11

(Ke

lura

han

Pan

jang

Wet

an)

Berdag

ang,

nelayan

, dan

buruh

pabrik

Poskam

ling

Berdag

ang,

nelayan

, dan

buruh

pabrik

Sedeka

h laut

dan

sintren

Sejak

lahir,

tahun

1990

Tidak

ada

Limbah

percaka

in batik

diguna

kan

untuk

hiasan

di

rumah-

rumah

dan

kerajin

an

tangan

Diambi

l oleh

petugas

tiap 5

hari

sekali

Kurang

tahu

jika ada

progra

m kali

bersih

Kurang

tahu

tentang

izin

mendiri

kan

bangun

an

Belum

ada

upaya

Kurang

paham

Tidak

ada

hubung

an

antara

BPBD

dengan

masyar

akat

Page 141: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

127

15 Ulf

a

Ibu

rum

ah

tang

ga

11

(Ke

lura

han

Pan

jang

Wet

an)

Berdag

ang,

nelayan

, dan

buruh

pabrik

Poskam

ling

Berdag

ang,

nelayan

, dan

buruh

pabrik

Sedeka

h laut,

syawal

an, dan

sintren

Sejak

lahir,

tahun

1993

Tidak

ada

Tidak

ada

pengel

olaan

limbah

Diambi

l oleh

petugas

tiap 5

hari

sekali

Ikut

serta

dalam

progra

m kali

bersih,

biasany

a

digabu

ng

dengan

Festiva

l Loji

Kurang

tahu

tentang

izin

mendiri

kan

bangun

an

Belum

ada

upaya

Kurang

paham

Tidak

ada

hubung

an

antara

BPBD

dengan

masyar

akat

16 Dit

ha

Mar

iya

na

Ped

aga

ng

12

(Ke

lura

han

Kra

pya

k

Kid

ul)

Berdag

ang,

nelayan

, dan

buruh

pabrik

Poskam

ling

Berdag

ang,

nelayan

, dan

buruh

pabrik

Sedeka

h laut,

syawal

an, dan

sintren

Sejak

lahir,

tahun

1993

Tidak

ada

Tidak

ada

pengel

olaan

limbah

Hanya

dibuan

g di

peenam

pungan

sampah

Ikut

serta

dalam

progra

m kali

bersih,

biasany

a

digabu

ng

dengan

Festiva

l Loji

Kurang

tahu

tentang

izin

mendiri

kan

bangun

an

Belum

ada

upaya

Kurang

paham

Tidak

ada

hubung

an

antara

BPBD

dengan

masyar

akat

17 Sya

hib

a

Ped

aga

ng

12

(Ke

lura

han

Kra

pya

k

Kid

Berdag

ang,

nelayan

, dan

buruh

pabrik

Poskam

ling

Berdag

ang,

nelayan

, dan

buruh

pabrik

Sedeka

h laut

dan

sintren

Sejak

lahir,

tahun

1988

Tidak

ada

Tidak

ada

pengel

olaan

limbah

Hanya

dibuan

g di

peenam

pungan

sampah

Ikut

serta

dalam

progra

m kali

bersih,

biasany

a

Mengik

uti

prosed

ur IMB

Belum

ada

upaya

Kurang

paham

Pernah

membe

rikan

bantua

n

ketika

banjir

pada

Page 142: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

128

ul) digabu

ng

dengan

Festiva

l Loji

tahun

2014

18 Asr

ori

Ped

aga

ng

12

(Ke

lura

han

Kra

pya

k

Kid

ul)

Berdag

ang,

nelayan

, dan

buruh

pabrik

Poskam

ling

Berdag

ang,

nelayan

, dan

buruh

pabrik

Sedeka

h laut,

syawal

an, dan

sintren

Sejak

lahir,

tahun

1979

Tidak

ada

Tidak

ada

pengel

olaan

limbah

Hanya

dibuan

g di

peenam

pungan

sampah

Ikut

serta

dalam

progra

m kali

bersih,

biasany

a

digabu

ng

dengan

Festiva

l Loji

Mengik

uti

prosed

ur IMB

Belum

ada

upaya

Kurang

paham

Pernah

membe

rikan

bantua

n

ketika

banjir

pada

tahun

2013

dan

2014

Page 143: EVALUASI PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI LOJI UNTUK …

129

Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian

.