elasa

21

Click here to load reader

Upload: aty-akper

Post on 04-Jul-2015

45 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: elasa

elasa, 27 Juli 2010

TETANUS

PENGERTIANPenyakit tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh toksin kuman clostridium tetani. yang bermanifestasi dengan kejang otot secara paroksismal dan diikuti kekakuan seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu nampak pada otot masester dan otot rangka.

ETIOLOGIClostridium tetani adalah kuman yang berbentuk batang seperti penabuh genderang, berspora, golongan gram positif, hidup anaerob. Kuman ini mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik (tetanus spasmin), yang mula-mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Timbulnya tetanus ini terutama oleh clostridiumTetani yang didukung oleh adanya luka yang dalam dengan perawatan yang salah.

PATOFISIOLOGISuasana yang memungkinkan organisme anaerob berpoliferasi dapat disebabkan berbagai keadaan antara lain : 1. Luka tusuk dalam, misalnya luka tusuk karena paku, kuku, pecahan kaleng pisau, cangkul dan lain-lain.2. Luka karena kecelakaan kerja, (kena parang) kecelakaan lalu-lintas 3. Luka-luka ringan seperti luka gores, lesi pada mata, telinga, tonsil

Cara kerja toksinToksin diabsorbsi pada ujung saraf motorik dan melalui sumbu silindrik ke SSP. Toksin diabsorbsi oleh susunan limfatik, masuk ke dalam sirkulasi darah arteri kemudian masuk ke dalam susunan saraf pusat. Toksin bersifat seperti antigen, sangat mudah diikat jaringan syaraf dan bila dalam keadaan terikat tidak dapat lagi dinetralkan oleh antitoksin spesifik. Toksin yang bebas dalam darah sangat mudah dinetralkan oleh antitoksin spesifik.

FAKTOR PREDISPOSISI• Umur tua atau anak-anak• Luka yang dalam dan kotor• Belum terimunisasi

TANDA DAN GEJALA:• Masa inkubasi tetanus berkisar antara 2 - 21 hari• Ketegangan otot rahang dan leher (mendadak)• Kesukaran membuka mulut (trismus)• Kaku-kuduk (epistotonus), kaku dinding perut dan tulang belakang• Saat kejang tonik tampak risus sardonikus

GAMBARAN UMUM YANG KHAS PADA TETANUS1. Badan kaku dengan epistotonus

Page 2: elasa

2. Tungkai dalam ekstensi3. Lengan kaku dan tangan mengepal4. Biasanya kesadaran tetap baik5. Serangan timbul paroksismal dan dapat dicetuskan oleh karena :• Rangsang suara, rangsang cahaya, rangsang sentuhan, spontan.• Karena kontriksi sangat kuat dapat terjadi : aspiksia, sianosis, retensi urin, fraktur vertrebralis (pada anak-anak), demam ringan (stadium akhir), pada saat kejang suhu dapat naik 2 - 4 derajat celsius dari normal, diaphoresis, takikardi, sulit menelan.

PROGNOSIS Sangat buruk bila : ada OMP (otitis Media Purulen), Luka pada kulit kepala

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKDiagnosa didasarkan pada : Riwayat perlukaan disertai keadaan klinis kekakuan otot rahang.Laboratorium : Leukositosis ringan, peninggian tekanan cairan otak, deteksi kuman sulit.

PENATALAKSANAAN1. Tetanus merupakan keadaan darurat, pengobatan dan perawatan harus segera diberikan :2. Netralisasi toksin dengan injeksi 3000 - 6000 iu immunoglobulin tetanus disekitar luka (tidak boleh diberikan melalui IV) 3. Debridemant luka, biarkan luka terbuka4. Penanggulangan kekejangan : isolasi penderita pada tempat yang tenang, kurangi rangsangan yang membuat kejang, kolaborasi pemberian obat penenang.5. Pemberian Penisilin G cair 10 - 20 juta iu (dosis terbagi) dapat diganti tetraciklin/Klindamisin untuk membunuh kolistrida vegetatif 6. Problema pernapasan : Trakeostomi (k/p) dipertahankan beberapa minggu7. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit8. Diit TKTP melalui oral/sonde/parenteral

DIAGNOSA PERAWATAN

DIAGNOSA1. Bersihan jalan napas tidak efektif sehubungan dengan penumpukan sputum pada trakhea, dan spasme otot-otot pernapasan

2. Gangguan pertukaran gas sehubungan dengan jalan napas terganggu akibat spasme otot-otot pernapasan

Page 3: elasa

3. Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari sehubungan dengan kondisi lemah dan sering kejang

4. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari yang dibutuhkan sehubungan dengan kekakuan otot-otot pengunyah

5. Gangguan Hubungan interpersonal sehubungan dengan kesulitan bicara

6. Potensial terjadinya gangguan keseimbangan cairan sehubungan dengan kesulitan menelan

7. Gangguan integritas kulit

8. Kurangnya pengetahuan pasien akan penyakitnya: proses pencetus, penanggulangan sehubungan dengan kurangnya informasi

9. Gangguan rasa nyaman: kurang istirahat sehubungan dengan seringnya kejang-kejang INTERVENSI• Atur posisi tubuh pasien• Bantu mengeluarkan lendir (suction bila perlu)• Pemberian cairan yang adekuat • Beri oksigen bila perlu

• Monitor irama pernapasan dan respiratori rate• Observasi adanya tanda-tanda sianosis• Monitor suhu tubuh• Kaji tingkat kesadaran • Atur posisi : luruskan jalan nafas• Pemberian oksigen kalau perlu• Kolaborasi : monitor Astrup

• Bantu semua kebutuhan pasien • Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman• Cegah terjadinya komplikasi akibat tirah baring yang lama

• Pasang selang NGT (bilaperlu)• Berikan makanan sesuai anjuran ahli gizi

Page 4: elasa

• Ciptakan hubungan yang harmonis• Ajarkan cara menjawab bila ditawarkan sesuatu

• Pemberian cairan yang adekuat (NGT/parenteral)• Kaji turgor kulit:kelembaban suhu tubuh• Monitor intake dan output

• Bersihkan luka biarkan terbuka• Kolaborasi: antibiotika dan roboransia

• Kaji tingkat pengetahuan pasien• Berikan pendidikan kesehatan sesuaikan tingkat pengetahuan• Evaluasi hasil pendidikan yang telah diberikan

• Beri pengertian tentang proses penyakit dan keadaan yang timbul• Beri suasana yang tenang atau sedikit rangsang• Kolaborasi: Diazepam dan valium

KEPUSTAKAAN:1. Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam , Jakarta Universitas Indonesia Press, 19902. Theodore.R, Ilmu Bedah, Jakarta, EGC, 19933. Maryln E.Doengoes, Nursing Care Plan, Edisi III, Philadelpia, 1993

No DIAGNOSA PERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI1. Potensial Injuri / trauma sehubungan dengan :• Kekakuan otot - otot rahang,mulut,wajah,ekstremitas.• kemungkinan terjatuh pada saat serangan.• Kelemahan umum.• Afasia, vertigo Kecelakaan tidak terjadi :• pasien tidak terjatuh pada saat serangan.• Lidah tidak tergigit.• tidak terjadi aspirasi (sekret).1. Minitor tanda-tanda kekakuan tubuh, mulut, wajah serta luka dari perdarahan.2. Berikan pengaman, bantal, penghalang tempat tidur.3. Mempertahanlan posisi bed rest pada saat serangan.4. Lindungi lidah dengan tong spatel pada saat serangan.5. Minimalkan faktor pencetus :ketenangan, reseptor6. Siapkan alat emergensi /resusitasi dan berikan life support.

Page 5: elasa

Monitor ketat reaksi anafilaktik pada saat pemberian ATSTanda-tanda awal kekakuan untuk cepat dilakukan intervensi guna memcegah komplikasi.Mencegah proteksi pada saat seranganMenghindari resiko terjatuh

Menghindari lidah tergigit.

Lingkungan tenang mengurangi timbulnya serangan.Untuk emergensi bila terjadi syok.

Pemberian ATS dapat menimbulkan reaksi anafilaktik. Tanggal 1 Mei 1996Observasi tanda-tanda kekakuan : trismus (+), Kaku kuduk (+), Extremitas (+) , kesadaran baik.Memasang pengaman samping tempat tidur.Mempertahankan posisi tidur , miring kiri/kanan.Menyiapkan tong spatel.

Memberikan lingkungan bersih ,suasan tenang, lantai , alat tenun semua bersih.Memberikan obat dan mengobservasi kemungkinan terjadi anafilaktik syok.ATS : 20.000 IUPP : 2 x 1,5 juta IUDeazepam 5 mg 3 x 1 S: Pasien mengeluh sulit bicara,extremitas terasa kaku, leher terasa kaku, sulit buka mulut.O: serangan tidak terjadi, kekakuan otot di seluruh tubuh, kesadaran baik.A: TD : 130/90, Nadi : 84x/mt, Respirasi : 20 x/mt, suhu : 36 derajat C,Konsul fisiotherapi untuk latihan gerak.P: Implementasi si diteruskan.2.

Potensial Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan :• Perubahan kemampuan penyerapan zat makanan.• kekakuan otot untuk mengunyah dan menelan.

Page 6: elasa

• Hipermetabolik.

Menunjukkan terpeliharanya berat badan.Tidak terdapat tanda-tanda mal nutrisi sampai pada batas normal.

1. Kaji kemampuan mengunyah, menelan dan mengeluarkan sekret.2. Auskultasi bising usus

3. Timbang BB secara teratur.4. Elefasi kepala pada saat makan5. Beri makan dalam porsi kecil tapi sering.Kolaborasi : • Konsul pada ahli gizi.• Monitor hasil lab : albumin, glukosa, elektrolit.• Pasang alat bantu pemasukan makanan (tube). Spech fisioterapi bila terjadi gangguan menelan, rahang patah,kontraktur tangan dan paralisis.Untuk menentukan bentuk makanan dan mencegah timbulnya aspirasi.Fungsi GIT dipengaruhi kerja otak,bunyi usus menandakan adanya respon terhadap makanan.Untuk evaluasi terapi nutrisi.Menghindari aspirasi dan regurgitasi.Toleransi penyerapan dan penyesuaian terhadap makanan.

Kebutuhan nutrisi yang disesuaikan dengan usia dan postur tubuh.Identifikasi keberhasilan terapi nutrisiJika gangguan menelan terjadiMembantu meningkatkan pergerakan/ mobilisasi Menanyakan dan oservasi pasien tentang

Page 7: elasa

mengunyah, menelan, buka mulut dan makan yang disukai.Auskultasi bising usus.

Pasien belum ditimbang, kondisi masih lemah, belum bisa turun dari tempat tidur.Mengangkat kepala pasien pada saat menyuapi makanan.Menyuapi pasien dengan diit bubur saring.

S: pasien menyatakan dapat makan sedikit- sedikit,dan menyukai semua jenis makanan.O: refleks menelan baik, buka mulut agak sukar, mengunyah baik,Bising usus ada,makanan (diit) dapat habis.A: Malnutrisi tidak terjadi.P::Implementasi dilanjutkan.

3.

Pengetahuan kurang tentang proses penyakit dan prognosis yang ditandai dengan :S: Pasien menanyakan tentang penyakitnya, apakah dapat sembuh ?O: pasien tampak gelisah dan sering bertanya.

Pasien dapat mengerti tentang penyakitnya dan dapat menjelaskan kembali

1. Diskusikan program perawatan yang dilaksanakan sekarang yang tdd: diit, dosis obat,prognosis,hasil yang diharapkan.2. Anjurkan pasien untuk mengikuti semua instruksi dengan mengingat, jika perlu ditulis.Jelaskan dan diskusikan tentang perawatan mandiri pasien dan keluarga. Memberikan kejelasan dan sebagai follow up jika pasien pulang.

Page 8: elasa

Membantu bila terjadi masalah yang sama (dirumah).

Meningkatkan peran pasien dalam perawatan diri sendiri.Berdiskusi bersama pasien dan suami pasien tentang penyakit dan bagai mana pencegahannya

mendiskusikan tentang bagaimana dirumah nanti, untuk mencegah tidak terulang lagi

Mengajarkan tentang personal hygiene untuk pasien dan suami pasien. S: Menyatakan mengerti dan tidak ingin terulang lagi.O: pasien dan suami pasien melaksanakan semua yang tekah diajarkan.A: Penjelasan sudah disampaikan.P: Implementasi dilanjutkan bila masih ada hal-hal yang belum mengerti.

Tanggal 2 Mei 1996Observasi tanda - tanda kekakuan :trismus (+), Kaku kuduk (+), Extremitas (+) , kesadaran baik.Memasang pengaman samping tempat tidur.Mempertahankan posisi tidur , miring kiri/kanan.

Memberikan obat dan mengobservasi kemungkinan terjadi anafilaktik syok.• ATS : 20.000 IU• PP : 2 x 1,5 juta IU• Deazepam 5 mg 3 x 1 S:Pasien mengeluh ,extremitas masin terasa kaku, leher terasa kaku, buka mulut sudah bisa.O: serangan tidak terjadi, kekakuan otot di seluruh tubuh agak berkurang, kesadaran baik.A: TD : 130/90, Nadi : 84x/mt, Respirasi : 20 x/mt, suhu : 36 derajat latihan gerak tangan kaki, belajar duduk dan berdiri masih harus dibantu..P: Implementasi si diteruskan.

Observasi pasien tentang mengunyah, menelan, buka mulut

Pasien ditimbang, berat badan 70 kg.

Mengangkat kepala pasien pada saat menyuapi makanan.Menyuapi pasien dengan diit bubur saring. S: pasien menyatakan dapat makan sedikit- sedikit,O: refleks menelan baik, buka mulut agak sukar, mengu nyah baik, ,makanan (diit) dapat habis.A: Malnutrisi tidak terjadi.P: Implementasi dilanjutkan.

Page 9: elasa

Menanyakan tentang yang diterangkan kemarin bersama pasien dan suami pasien tentang penyakit dan bagai mana pencegahannya apakah masih ingat

Mengulang mendiskusikan kembali tentang bagaimana dirumah nanti, untuk mencegah tidak terulang lagi penyakit yang sama.

Mengajarkan kembali tentang personal hygiene untuk pasien dan suami pasien dan menanyakan hal-hal yang belum mengerti. S: Menyatakan masih ingat dan dapat mencerita kan kembali sebagianO: pasien dan suami pasien mau melaksanakan semua yang tekah diajarkan.A: Penjelasan sudah disampaikan.P: Implementasi dilanjutkan.

GASTRITIS AKUT EROSIF

PENGERTIAN

Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusaan-kerusakan erosi. Disebabkan oleh kuman-kuman (misalnya pada pneumonia), virus ( influensa, variola, morbili dan lain-lain) atau karena makanan-minuman (bahan-bahan kimia, arsen, plumbum, obat-obat yang mengndung salisilat, asam-basa kuat, KMnO4 dan lain-lain). Terjadinya radang difus di mukosa lambung, dengan erosi-eosi yang mungkin berdarah. Sering kali nyeri epigastrium tiba-tiba dan hematemesis. Disebut erosif akibat kerusakan yang terjadi

Page 10: elasa

tidak lebih dalam dari pada mukosa muskularis. Penyakit ini dijumpai di klinik, sebagai akibat samping pemakaian obat, sebagai penyakit-penyakit lain atau karena sebab yang tidak diketahui.

Perjalanan penyakitnya biasanya ringan, walaupun demikian kadang-kadang menyebabkan kedaruratan medis, yakni perdarahan saluran cerna bagian atas. Penderita gastritis akut erosif yang tidak mengalami perdarahan sering diagnosisnya tidak tercapai.

Untuk menegakkan diagnosa tersebut diperlukan pemeriksaan khusus yang sering dirasakan tidaka sesuai dengan keluhan penderita yang ringan saja.

PATOFISIOLOGIAda beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan mukosa lambung. Faktor-faktor itu adalah :1. Kerusakan mucosal barrier sehingga difusi balik ion H meninggi.2. Perfusi mukosa lambung yang terganggu3. Jumlah asam lambung merupakan faktor yang sangat penting.

Faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri. Misalnya strees fisis menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerah-daerah infark kecil. Disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu. Mucosal barrier pada penderita strees fisis biasanya tidak terganggu. Hal itu yang membedakannya dengan gatritis erosif karena bahan kimia atau obat. Pada gastritis refluks, gastritis karena bahan kimia, obat, mucosal barrier rusak sehingga difusi balik ion H meninggi. Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan mempercepat kerusakan mucosal barrier oleh cairan usus.

ETIOLOGI Gastritis akut erosif dapat timbul tanpa diketahui sebabnya. Penyebab yang sering dijumpai ialah :• Obat analgesik-antiinflamasi, terutama aspirin. Aspirin dalam dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung.• Bahan kimia misalnya lisol• Merokok• Alkohol• Stres fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat.• Refluks usus lambung• Endotoksin

TANDA-TANDA KLINISSebagian penderita datang berobat karena muntah darah. Sering penderita tersebut tidak mempunyai keluhan tertentu sebelumnya dan sebagian besar penderita hanya mempunyai keluhan yang ringan saja, seperti : Nyeri epigastrium yang tidak hebat, kadang-kadang disertai mual dan muntah .Pemeriksaan fisik sering tidak membantu. Kadang-kadang dijumpai nyeri tekan yang ringan saja pada daerah epigastrium.

Page 11: elasa

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKDiagnostik gastritis akut erosif, ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi dan dilanjutkan dengan pemeriksaan histologi biopsi mukosa lambung. Pemeriksaan radiologis biasanya tidak mempunyai arti dan baru dapat membantu apabila digunakan kontras ganda.

EndoskopiPada pemeriksaan endoskopi akan nampak erosi multipel yang sebagian biasanya tampak berdarah dan letaknya tersebar. Kadang-kadang dijumpai erosi yang mengelompok pada satu daerah. Mukosa umumnya tampak merah. Kadang-kadang dijumpai daerah erosif yang ditemukan pada mukosa yang tampak normal. Pada saat pemeriksaan dapat dijumpai adanya lesi yang terdiri dari semua tingkatan perjalanan penyakit nya. Akibatnya pada saat itu terdapat erosi yang masih baru bersama-sama dengan lesi yang sudah mengalami penyembuhan.

HistopatologiPada pemeriksaan histoptologi kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah melewati mukosa muskularis. Ciri khas gastritis erosif ialah sembuh sempurna dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu pemeriksaan endoskopi , sebaiknya dilakukan seawal mungkin.

LaboratoriumPemeriksaan laboratorium tidak terlalu spesifik untuk penderita gastritis, tetapi dapat dilakukan untuk melihat adanya anemia bila terjadi perdarahan. Batas serum gastrin biasanya menurun atau normal. Serum vitamin B 12 dapat dikaji untuk melihat kekurangan vitamin B 12.

PENATALAKSANAAN• Istirahat baring• Diet makanan cair, setelah hari ketiga boleh makan makanan lunak. Hindari bahan-bahan yang merangsang.• Bila mual muntah, dapat diberikan antiemetik seperti dimenhidrinat 50 - 100 mg per-os atau klorpromazin 10-20 mg per-os. Bila disebabkan oleh kuman-kuman, berikan antibiotika yang sesuai.• Bila nyeri tidak hilang denga antasida, berikan oksitosin tablet 15 menit sebelum makan.• Berikan obat antikolinergik bila asam lambung berlebihan.

KOMPLIKASIKomplikasi yang penting adalah :1. Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan medis. Kadang-kadang perdarahannya cukup banyak sehingga dapat menyebabkan kematian.2. Terjadinya ulkus, kalau prosesnya hebat.3. Jarang terjadi perforasi.

INSIDENAngka kesakitan pada gastritis lebih banyak pada pria dari pada wanita, ini karena terjadi pada perokok dan peminum alkohol. Gastritis akut, bagaimanapun juga dapat terjadi perdarahan

Page 12: elasa

gastrointestinal bagian atas 10 - 30 % (Berk, 1985)

PENGKAJIAN KEPERAWATANData-data yang perlu untuk dikaji antara lain :

Riwayat hidupDalam riwayat hidup yang perlu dikaji antara lain; umur, jenis kelamin, jenis strees, pola makan (diet), perokok, alkoholik, minum kopi, penggunaan obat-obatan tertentu.Pemeriksaan fisikSecara subyektif dijumpai; keluhan pasien berupa : nyeri epigastrium, perut lembek, kram, ketidakmampuan mencerna, mual, muntah. Sedangkan secara obyektif dijumpai :tanda-tanda yang membahayakan, meringis, kegelisahan, atau merintih, perubahan tanda-tanda vital, kelembekan daerah epigastrium, dan penurunan peristaltik, erythema palmer, mukosa kulit basah tanda-tand dehidrasi.PsikologisDijumpai adanya kecemasan dan ketakutan pada penderita atau keluarganya mengenai kegawatan pada kondisi krisis.

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL1. Gangguan pola istirahat sehubungan dengan nyeri, mual, muntah dan kecemasan.2. Kekurangan volume cairan sehubungan dengan pemasukan cairan dan elektrolit yang kurang, muntah, perdarahan.3. Koping individu yang tidak efektif sehubungan dengan stres yang tak teratasi, memikirkan biaya, merubah pola hidup.4. Kurang pengetahuan sehubungan dengan informasi yang kurang tentang penyebab gastritis dan pengobatan yang teratur5. Nyeri sehubungan dengan iritasi gastrium atau pengecilan kelenjar gastrik6. Gangguan nutrisi: kekurangan makanan sehubungan dengan mual, muntah, nafsu makan menurun, intoleransi makanan.

DAFTAR KEPUSTAKAAN• Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1990• S.Anderson Price, Fisiologi Proses-proses Penyakit, Penerbit Buku Kedokteran, EGC 1994• Ignatavicius dan M.V. Bayne, Medical Surgical Nursinghttp://dirmanyapenas07.blogspot.com/2010/07/tetanus-pengertian-penyakit-tetanus_27.html

TETANUSA. DefinisiPenyakit tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman Clostridium tetani, bermanifestasi dengan kejang otot secara proksimal dan diikuti kekakuan otot seluruh badan.

Page 13: elasa

Kekuatan tonus otot massater dan otot-otot rangka.B. EtologiClostridium tetani adalah kuman berbentuk batang, ramping, berukuran 2-5 x 0,4-0,5 milimikro yang berbentuk spora selama diluar tubuh manusia, tersebar luas di tanah dan mengeluarkan toksin bila dalam kondisi baik.Termasuk golongan gram positif dan hidupnya anaerob. Kuman mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik. Toksin ini (tetanuspasmin) mula-mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Toksin ini labil pada pemanasan, pada suhu 65 C akan hancur dalam lima menit. Disamping itu dikenal pula tetanolysin yang hemolisis, yang peranannya kurang berarti dalam proses penyakit.C. Patofisiologi

Penyakit tetanus terjadi karena adanya luka pada tubuh seperti luka tertusuk paku, pecahan kaca, atau kaleng, luka tembak, luka baker, luka yang kotor dan pada bayi dapat melalui tali pusat. Organisme multiple membentuk dua toksin yaitu tetanuspasmin yang merupakan toksin kuat dan atau neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot, dan mempengaruhi sistem saraf pusat.Eksotoksin yang dihasilkan akan mencapai pada sistem saraf pusat dengan melewati akson neuron atau sistem vaskuler. Kuman ini menjadi terikat pada satu saraf atau jaringan saraf dan tidak dapat lagi dinetralkan oleh antitoksin spesifik. Namun toksin yang bebas dalam peredaran darah sangat mudah dinetralkan oleh aritititoksin.Hipotesa cara absorbsi dan bekerjanya toksin adalah pertama toksin diabsorbsi pada ujung saraf motorik dan melalui aksis silindrik dibawah ke korno anterior susunan saraf pusat. Kedua, toksin diabsorbsi oleh susunan limfatik, masuk kedalam sirkulasi darah arteri kemudian masuk kedalam susunan saraf pusat.Toksin bereaksi pada myoneural junction yang menghasilkan otot-otot manjadi kejang mudah sekali terangsang.Masa inkubasi 2 hari sampai 2 bulan dan rata-rata 10 hari.D. Gejala klinisMasa tunas biasanya 5 – 14 hari, tetapi kadang-kadang sampai beberapa minggu pada infeksi ringan atau kalau terjadi modifikasi penyakit oleh antiserum.Penyakit ini biasanya terjadi mendadak dengan ketegangan otot yang makin bertambah terutama pada rahang dan leher.Dalam waktu 48 jam penyakit ini menjadi nyata dengan :1. Trismus (kesukaran membuka mulut) karena spasme otot-otot mastikatoris.2. Kaku kuduk sampai epistotonus (karena ketegangan otot-otot erector trunki)3. Ketegangan otot dinding perut (harus dibedakan dengan abdomen akut)4. Kejang tonik terutama bila dirangsang karena toksin terdapat di kornu anterior.5. Risus sardonikus karena spasme otot muka (alis tertarik ke atas),sudut mulut tertarik ke luar dan ke bawah, bibir tertekan kuat pada gigi.6. Kesukaran menelan,gelisah, mudah terangsang, nyeri anggota badan sering marupakan gejala dini.7. Spasme yang khas , yaitu badan kaku dengan epistotonus, ekstremitas inferior dalam keadaan ekstensi, lengan kaku dan tangan mengepal kuat. Anak tetap sadar. Spasme mula-mula intermitten diselingi periode relaksasi. Kemudian tidak jelas lagi dan serangan tersebut disertai rasa nyeri. Kadang-kadang terjadi perdarahan intramusculus karena kontraksi yang kuat.8. Asfiksia dan sianosis terjadi akibat serangan pada otot pernapasan dan laring. Retensi urine

Page 14: elasa

dapat terjadi karena spasme otot urethral. Fraktur kolumna vertebralis dapat pula terjadi karena kontraksi otot yang sangat kuat.9. Panas biasanya tidak tinggi dan terdapat pada stadium akhir.10. Biasanya terdapat leukositosis ringan dan kadang-kadang peninggian tekanan cairan otak.Ada 3 bentuk klinik dari tetanus, yaitu:1. tetanus local : otot terasa sakit, lalu timbul rebiditas dan spasme pada bagian paroksimal luak. Gejala itu dapat menetap dalam beberapa minggu dan menhilang tanpa sekuele.2. Tetanus general merupakan bentuk paling sering, timbul mendadak dengan kaku kuduk, trismus, gelisah, mudah tersinggung dan sakit kepala merupakan manifestasi awal. Dalam waktu singkat konstruksi otot somatik — meluas.Timbul kejang tetanik bermacam grup otot, menimbulkan aduksi lengan dan ekstensi ekstremitas bagian bawah. Pada mulanya spasme berlangsuang beberapa detik sampai beberapa menit dan terpisah oleh periode relaksasi.3. Tetanus segal : varian tetanus local yang jarang terjadi masa inkubasi 1-2 hari terjadi sesudah otitis media atau luka kepala dan muka.Paling menonjol adalah disfungsi saraf III, IV, VII, IX dan XI tersering adalah saraf otak VII diikuti tetanus umum.Menurut berat gejala dapat dibedakan 3 stadium :1. Trismus (3 cm) tanpa kejang-lorik umum meskipun dirangsang.2. Trismur (3 cm atau lebih kecil) dengan kejang torik umum bila dirangsang.3. Trismur (1 cm) dengan kejang torik umum spontan.E. DiagnosisBiasanya tidak sukar. Anamnesis terdapat luka dan ketegangan otot yang khas terutama pada rahang sangat membantu.F. Diagnosis bandingSpasme yang disebabkan oleh striknin jarang menyebabkan spasme otot rahang tetapi didiagnosis dengan pemeriksaan darah (kalsium dan fospat). Kejang pada meningitis dapat dibedakan dengan kelainan cairan serebropinalis. Pada rabies terdapat anamnesis gigitan anjing dan kucing disertai gejala spasme laring dan faring yang terus menerus dengan pleiositosis tetapi tanpa trismus.Trismus dapat pula terjadi pada argina yang berat, abses retrofaringeal, abses gigi yang hebat, pembesaran getah bening leher. Kuduk baku juga dapat terjadi pada meningitis (pada tetanus kesadaran tidak menurun), mastoiditis, preumonia lobaris atas, miositis leher, spondilitis leher.

Sponsored Link

G. Pemeriksaan diagnostic~ Pemeriksaan fisik : adanya luka dan ketegangan otot yang khas terutama pada rahang.~ Pemeriksaan darah : leukosit 8.000-12.000 ca.H. Komplikasi1. Spame otot faring yang menyebabkan terkumpulnya air liur (saripa) di dalam rongga mulut dan hal ini memungkinkan terjadinya aspirasi sehingga dapat terjadi pneumonia aspirasi.2. Asfiksia3. Atelektaksis karena obstruksi secret

Page 15: elasa

4. Fraktura kompresi.I. PrognosisDipengaruhi oleh beberapa factor dan akan buruk pada masa tunas yang pendek (kurang dari 7 hari), usia yang sangat mudah (neunatus) dan usia lanjut, bila disertai frekuensi kejang yang tinggi, kenaikan suhu tubuh yang tinggi, pengobatan yang terlambat, period of onsed yang pendek (jarak antara trismus dan timbulnya kejang) dan adanya kompikasi terutama spame otot pernafasan dan obstruksi saluran pernafasan.Mortalitas di Amerika Serikat dilaporkan 62 % (masih tinggi)J. Penatalaksanaana. Secara Umum~ Merawat dan memebersihkan luka sebaik-baiknya.~ Diet TKTP pemberian tergantung kemampuan menelan bila trismus makanan diberi pada sonde parenteral.~ Isolasi pada ruang yang tenang bebas dari rangsangan luar.~ Oksigen pernafasan butan dan trakeotomi bila perlu.~ Mengatur cairan dan elektrolit.b. Obat-obatan1. AntitoksinAntitoksin 20.000 iu/1.m/5 hari. Pemberian baru dilaksanakan setelah dipastikan tidak ada reaksi hipersensitivitas.2. Anti kejang/Antikonvulsan~ Fenobarbital (luminal) 3 x 100 mg/1.M. untuk anak diberikan mula-mula 60-100 mg/1.M lalu dilanjutkan 6 x 30 mg hari (max. 200 mg/hari).~ Klorpromasin 3 x 25 mg/1.M/hari untuk anak-anak mula-mula 4-6 mg/kg BB.~ Diazepam 0,5-1,0 mg/kg BB/1.M/4 jam, dll.4. AntibiotikPenizilin prokain 1, juta 1.u/hari atau tetrasiflin 1 gr/hari/1.VDapat memusnakan oleh tetani tetapi tidak mempengaruhi proses neurologiknya.

K. Pencegahan1. Imunisasi aktif toksoid tetanus, yang diberikan sebagai dapat paad usia 3,4 dan 5 bulan. Booster diberikan 1 tahun kemudian selanjutnya tiap 2-3 tahun.2. Bila mendapat luka :~ Perawatan luka yang baik : luka tusuk harus di eksplorasi dan dicuci dengan H2O2.~ Pemberian ATS 1500 iu secepatnya.~ Tetanus toksoid sebagai boster bagi yang telah mendapat imunisasi dasar.~ Bila luka berta berikan pp selama 2-3 hari (50.000 iu/kg BB/hari).

http://blog.ilmukeperawatan.com/tetanus.html