efektifitas penggunaan media lcd dalam...
TRANSCRIPT
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD
DALAM MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
PADA MAPEL TARIKH KELAS VII DI SMP
MUHAMMADIYAH 4 SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Islam
Oleh :
LAILATUL MUAROFAH
NIM: 073111031
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Lailatul Muarofah
NIM : 073111031
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 22 November 2011
Saya yang menyatakan,
Lailatul Muaraofah
NIM: 073111031
ABSTRAK
Judul : Efektifitas Penggunaan Media LCD Dalam Memotivasi Belajar Peserta
Didik Pada Mapel Tarikh Kelas VII di SMP Muhammadiyah 4
Semarang.
Penulis : Lailatul Muarofah
NIM : 073111031
Skripsi ini membahas tentang efektiftas penggunaan media LCD yang
digunakan oleh guru Mata pelajaran Tarikh dalam memotivasi belajar peserta
didik kelas VII di SMP Muhammadiyah 4 Semarang. Penelitian ini dilatar
belakangi karena peserta didik yang merasa kesulitan dalam memahami materi
Pelajaran Tarikh. Fokus penelitian ini mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
Bagaimana Efektifitas Penggunaan Media LCD dalam Memotivasi Belajar
Peserta Didik Pada Mapel Tarikh Kelas VII di SMP Muhammadiyah 4 Semarang.
Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan yang dilaksanakan di SMP
Muhammadiyah 4 Semarang. Sekolah tersebut dijadikan sebagai sumber data
untuk mendapatkan gambaran tentang efektifitas penggunaan LCD dalam
memotivasi belajar peserta didik pada Mapel Tarikh. Datanya diperoleh dengan
cara observasi, wawancara langsung, , studi dokumentasi, dan pemberian angket
kepada peserta didik. Semua data dianalisis menggunakan teknik analisis
diskriptif menggunakan logika deduktif dan induktif.
Kajian ini menunjukkan bahwa media LCD yang digunakan oleh guru
mapel Tarikh kelas VII efektif sebagai media pembelajaran dalam rangka
memotivasi belajar peserta didik pada mapel Tarikh, hal ini terbukti dengan
aktifitas belajar peserta didik di dalam kelas lebih aktif, suasana kelas yang
kondusif, daya serap peserta didik akan materi yang disampaikan oleh guru lebih
tinggi, peserta didik lebih giat dalam belajar mapel Tarikh, materi pelajaran
tertuntaskan, serta guru Tarikh lebih kreatif dalam memilih dan mendisain media
yang akan digunakan sebagai sarana menyampaikan materi pelajaran Tarikh.
Temuan tersebut dapat memberikan kontribusi bagi para guru dalam memilih
media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi
pelajaran, keadaan peserta didik, sarana dan prasarana yang tersedia serta
kemampuan guru, sehingga tercipta pembelajaran yang efektif guna tercapai
tujuan yang diharapkan.
PERSEMBAHAN
Sujud syukur aku panjatkan atas Rahmat dan karunia-Mu ya Allah, karenanya aku
mengabdi dan menyembah-Mu, serta aku arungi samudra luas hidup ini. Kupersembahkan
karya ini bagi orang-orang yang selalu setia menemaniku dalam meraih sebuah cita-cita dan
impian dalam hidupku, teruntuk:
_ Ayahanda Sholihin (Alm) dan Ibunda Siti Rohmah, yang selalu membimbing dan
mendo’akanku di setiap sujud dan restu serta ridlonya adalah semangatku dalam mengarungi
kehidupan yang penuh dengan rintangan, serta yang selalu memberikan pencerahan jiwa dan
motivasi. Semoga karya ini menjadi pengganti rasa baktiku sebagai putri yang selama ini
terabai oleh keinginan dan egoku.
_ Mbak, Mas, dan Adikku tersayang (Mbak Fah dan Mas Ar), (mbak Us dan mas Lim) serta
dik Umam. Terima kasih atas semua motivasi dan do’a-do’anya selama ini. Semoga
kebahagiaan dan Ridlo Ilahi selalu menyertai kalian.
_Gus Ali Muzakki Fahmi dan keluarga, terimakasih atas ketulusan dan keikhlasannya
dalam menemani perjuanganku, semoga kesuksesan dan ridlo-Nya selalu mengiringi
perjalanan hidupmu.
_Keluarga besar Darso Tanoyo (Mbah Hj. Habibah, om fuad, bulek Wiwik, mas Bambang,
mbak Retno, Vanny dan Rio) beserta keluarga yang telah menganggapku layaknya keluarga
sendiri. Do’a serta motivasi kalian adalah pembangkit semangatku dalam mengarungi
gelombang kehidupan ini. Terima kasih atas segala do’a dan dukungannya, hingga aku dapat
apat menyelesaikan karya ini. Semoga suatu saat kita dapat dipertemukan pada suatu
keadaan yang indah, yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
_ Bagi orang-orang yang selalu bersamaku dalam satu tawa satu air mata: Ana, Rose, Nike,
Deny, , Mba’ Mut, Hafidzi, Zudit, serta keluarga besar PAI angkatan 2007. Terima kasih
atas motivasi, do’a, serta kebersamaan kita selama ini. Kehadiran kalian memberikan warna
dalam hidupku.
_ Keluarga besar seperjuangan Tim PPL MTs N 1 Semarang angkatan 2010, dan Tim KKN
Posko 76 Bangunsari, Canda tawa kita bersama adalah pelepas kelelahanku di saat
kepenatan menyergap diriku. Terima kasih atas canda tawa, perjuangan, dan kebersamaan
kita selama ini. Semoga pada kesempatan lain kita dapat berkumpul kembali.
Semoga Allah SWT selalu menaungi kita semua dalam samudera dan keagungan rahmat-Nya
Amiiin Yaa Robbal ‘Alamiiin
MOTTO
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Q.S. an-
Nahl/16:125)1
1 Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Bandung ; Jumanatul „Ali Art,
2005), hlm.281.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT pencipta alam semesta beserta isinya, yang
telah menganugerahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada kita
sehingga menjadikan kita lebih bermakna dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Terlebih bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan sripsi dengan judul
“Efektifitas Penggunaan Media LCD Dalam Memotivasi Belajar Peserta Didik
Pada Mapel Tarikh Kelas VII di SMP Muhammadiyah 4 Semarang” tanpa
menemui halangan yang berarti.
Shalawat serta salam penulis limpahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa
cahaya Ilahi kepada umat manusia sehingga dapat mengambil manfaatnya dalam
memenuhi tugasnya sebagai khalifah di bumi.
Proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari peran serta bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis hendak
menghaturkan ungkapan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Dr. Suja‟i, M. Ag,
2. Wali studi penulis Nasirudin, M. Ag, yang selalu membimbing dan
mengarahkan penulis selama duduk di bangku kuliah ini.
3. Pembimbing I Dr. H. Fatah Syukur, M. Ag. Dan pembimbing II Drs.
Wahyudi, M. Pd, yang telah merelakan waktu, tenaga, dan pikirannya
guna membimbing dan mengarah penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Para dosen pengajar serta karyawan di lingkungan IAIN Walisongo
Semarang yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan kepada
penulis, sehingga sangat membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.
5. Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 4 Semarang Darus Irfangi, S. Pd,
beserta para guru dan staf karyawan, khususnya (Yakub Hendra Kusnawan
S. Pd. I) yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Ketua Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Institut beserta para staff yang
telah memberikan kemudahan kepada penulis untuk memanfaatkan
fasilitas dalam proses penyusunan skripsi.
7. Ayahanda Sholihin (Alm) dan Ibunda Siti Rohmah beserta keluarga
penulis yang telah mencurahkan segala kemampuannya semenjak lahir
untuk memenuhi keinginan penulis untuk tetap melanjutkan studi dan
yang selalu memberikan do‟a serta motivasinya dalam menghadapi
berbagai rintangan dalam penulisan skipsi ini. Tanpa mereka mungkin
karya ini tidak akan pernah ada.
8. Gus Ali Muzakki Fahmi dan keluarga, yang telah memberikan inspirasi
dan senantiasa tulus ikhlas menemani perjuangan penulis.
9. Keluarga besar Darso Tanoyo. Yang memberikan motivasi dan dukungan
sehingga membangkitkan semangat penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
10. Orang-orang yang setia menemani penulis, keluarga besar seperjuangan
PAI angkatan 2007 dan Tim KKN IAIN Walisongo Posko 76 Bangunsari.
Terima kasih atas segala semangat, perjuangan, canda tawa, dan
kebersamaan kita.
11. Seluruh pihak yang tidak mungkin penulis sebut dan tulis satu persatu,
terima kasih atas segala bantuan dan peran sertanya yang telah diberikan
kepada penulis.
Selain ungkapan terima kasih, penulis juga menghaturkan ribuan maaf
apabila selama ini penulis telah memberikan keluh kesah dan segala permasalahan
kepada seluruh pihak. Tiada yang dapat penulis berikan selain do‟a semoga amal
dan jasa baik dari semua pihak tersebut di atas dicatat oleh Allah SWT sebagai
amal shalih dan semoga mendapat pahala dan balasan yang setimpal dari-Nya.
Harapan penulis semoga skripsi yang sifatnya sederhana ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan segenap pembaca pada umumnya. Terlebih lagi
semoga skripsi ini merupakan sumbangsih bagi almamater dengan penuh siraman
rahmat dan ridlo Allah SWT. Amin Yaa Robbal „Alamin…
Semarang, 22 November 2011
Lailatul Muarofah
NIM: 073111031
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i
PERNYATAAN KEASLIAN……………………………………………..... ii
PENGESAHAN……………………………………………………………… iii
NOTA PEMBIMBING………………………………………………………. iv
ABSTRAK…………………………………………………………………… vi
MOTTO……………………………………………………………………… vii
PERSEMBAHAN……………………………………………………………. viii
KATA PENGANTAR………………………………………………………. ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………….... xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………… 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………… 5
BAB II : EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD DALAM
MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MAPEL
TARIKH
A. Kajian pustaka...................................................................... 7
B. Media Pembelajaran…………………………………………….. 9
1. Pengertian Media Pembelajaran……………………………. 9
2. Tujuan Media Pembelajaran……………………………….. 10
3. Manfaat Media Pembelajaran……………………………… 11
4. Jenis-Jenis Media Pembelajaran…………………………… 13
5. Pemilihan Media Pembelajaran……………………………. 18
6. Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran…………………. 21
C. Media LCD……………………………………………………… 22
1. Pengertian LCD…………………………………………….. 23
2. Tujuan dan Pemanfaatan Media LCD……………………… 23
3. Kelebihan dan Kekurangan Media LCD………………….. 24
D. Motivasi Belajar…………………………………………………. 25
1. Pengertian Motivasi…………………………………………. 25
2. Pengertian Motivasi Belajar………………………………… 26
3. Teori Tentang Motivasi…………………………………….. 27
4. Jenis-Jenis Motivasi…………………………………………. 29
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi……………… 31
6. Fungsi Motivasi……………………………………………… 32
E. Mata Pelajaran Tarikh…………………………………………… 33
1. Pengertian Mata Pelajaran Tarikh…………………………... 33
2. Tujuan Pembelajaran Mata Pelajaran Tarikh………………. 34
3. Landasan Mata Pelajaran Tarikh……………………………. 35
F. Efektifitas Penggunaan Media Dalam Motivasi Belajar……….. 37
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian………………………………………………….. 41
B. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………….. 41
C. Data………………………………………………………………. 42
D. Sumber Data…………………………………………………….. 43
E. Fokus Penelitian…………………………………………………. 44
F. Teknik Pengumpulan Data……………………………………… 44
G. Teknik Analisis Data…………………………………………….. 47
BAB IV : ANALISIS EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD
DALAM MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA
MAPEL TARIKH KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 4
SEMARANG
A. Diskripsi Hasil Penelitian................................................................... 50
1. Letak Geografis Sekolah............................................................... 50
2. Sejarah Berdirinya Sekolah........................................................... 50
3. Visi, Misi, dan Tujuan SMP Muhammadiyah 4 Semarang............. 51
4. Struktur Organisasi Pembantu Kepala Sekolah
Tahun Ajaran 2010/2011.............................................................. 52
5. Keadaan Guru dan Peserta Didik................................................... 52
6. Sarana dan Prasarana Sekolah....................................................... 52
B. Penggunaan Media LCD Dalam Memotivasi Belajar Peserta Didik Pada
Mapel Tarikh Kelas VII Di SMP Muhammadiyah 4 Semarang............. 53
C. Analisis Penggunaan Media LCD Dalam Memotivasi Belajar Peserta
Didik Pada Mapel Tarikh Kelas VII Di SMP Muhammadiyah 4
Semarang………………………………………………………………… 61
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan…………………………………………………………………. 101
B. Saran-Saran………………………………………………………………. 101
C. Penutup………………………………………………………………….. 102
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hidup manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Adanya alat-alat itu dapat merubah pikiran manusia, merubah cara
kerja dan cara hidupnya. Begitu juga dengan pendidikan tidak lepas dari pengaruh
teknologi.2
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin medorong upaya-
upaya dalam pembaharuan dan pemanfaatan hasil teknologi dalam proses belajar
mengajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang telah
disediakan di sekolah, tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai
dengan perkembangan zaman. Para guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan
alat yang murah dan efisien meskipun sederhana, itu semua merupakan keharusan
dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.3 Disamping mampu
menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut mengembangkan
ketrampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran, apabila media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
cukup tentang media pembelajaran.
Upaya peningkatan proses dan hasil balajar perlu diwujudkan agar
diperoleh kualitas Sumber Daya Manusia yang dapat menunjang pembangunan
Nasional. Upaya tersebut menjadi tugas semua tenaga kependidikan, walaupun
demikian peran guru sangat menentukan sebab gurulah yang langsung dalam
membina peserta didik di sekolah melalui proses belajar mengajar sehingga guru
berperan aktif dalam membimbing dan mengorganisir terhadap kondisi belajar
anak.
Mata pelajaran Tarikh merupakan bagian dari Pendidikan Agama Islam
yang merupakan ciri khusus yang diajarkan di Sekolah Islam di bawah naungan
yayasan pendidikan Muhammadiyah. Secara substansial mata pelajaran Tarikh
memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam yang mengandung
nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk
sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.
Pada umumnya pembelajaran Tarikh oleh guru kurang berhasil dalam
menggairahkan peserta didik dalam penghayatan nilai-nilai secara mendalam yang
ditujukan dengan pengungkapan ekspresi secara verbal. Guru masih
mengamalkan gaya pengajaran konvensional dalam penyampaian ilmu Tarikh.
2 Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 99.
3 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003),
hlm. 2.
Dalam konteks ini kelemahan pengajaran dan pembelajaran Tarikh terkait dengan
cara pengajaran guru yang kurang mengembangkam media pembelajaran.
Banyak peserta didik di SMP Muhammadiyah 4 Semarang mempunyai
kesan bahwa mata pelajaran Tarikh adalah mata pelajaran yang sulit bagi mereka,
terlebih pada proses pembelajaranya yang meniti beratkan pada membaca dan
daya hafal, membuat peserta didik bosan, jenuh, terlebih tidak faham. Sehingga
kesan yang diterima oleh peserta didik bahwa Tarikh itu sulit difahami dan
membosankan.
Pada dasarnya semua orang tidak menghendaki kebosanan dalam
hidupnya. Sesuatu yang membosankan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan.
Demikian juga dalam proses belajar mengajar, apabila guru dalam proses belajar
mengajar tidak menggunakan variasi, maka peserta didik akan merasa bosan,
perhatian berkurang berkurang, tidak sedikit peserta didik yang mengantuk pada
saat proses pembelajaran, akibatnya tujuan belajar tidak tercapai. Dalam hal ini
guru memerlukan variasi media pembelajaran dalam mengajar peserta didik.
Setiap peserta didik memiliki kemampuan indra yang tidak sama, baik
pendengaran maupun perhatianya, demikian juga kemampuan berbicara. Dengan
variasi penggunaan media, kelemahan kelemahan indra yang dimilki tiap peserta
didik dapat dikurangi, untuk menarik perhatian peserta didik misalnya guru dapat
memulai dengan berbicara, kemudian menjelaskan materi lewat media
pembelajaran. Dengan variasi seperti ini dapat memberikan stimulus terhadap
indra anak. 4
Menurut hasil pengamatan survey di berbagai sekolah, diketahui sebab-
sebab peserta didik kurang minat dan termotivasi belajar Tarikh karena guru
menggunakan kaedah mengajar bercorak hafalan dengan menggunakan metode
ceramah. Guru belum bisa mengadakan variasi dengan mengembangkan media
pembelajaran guna menunjang keefektifitasan proses belajar mengajar. Menarik
atau tidaknya materi pelajaran tidak hanya ditentukan oleh sosok figur guru tetapi
oleh bagaimana guru mengadakan variasi media pembelajaran dalam
menyampaikan materi tersebut.
Dalam al-Qur‟an sudah dijelaskan tentang penggunaan media dalam
proses belajar mengajar yaitu tercantum dalam surat al-„Alaq ayat 1-5
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (Q.S. al-Alaq/96:1-5).5
4 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (jakarta: PT.
Asdi Mahasatya, 2005), hlm. 124-128.
5 M. Qurqish Sihab, Tafsir al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002) Vol. 15, hlm. 402.
Menurut Yusuf Qardhawi kata “kalam” secara etimologi adalah sarana
untuk menulis, tetapi secara terminologi “kalam” adalah berbagai alat atau media
yang dapat dipergunakan untuk sarana belajar atau mencari ilmu.6Jadi jelas bahwa
dalam proses belajar mengajar harus menggunakan media belajar guna
mempermudah guru dalam menyampaikan bahan ajar serta membantu peserta
didik dalam menerima bahan ajar.
Media pendidikan merupakan suatu alat/ perantara yang berguna untuk
memudahkan proses belajar mengajar dalam rangka mengefektifkan komunikasi
antara guru dan peserta didik. Hal ini sangat membantu guru dalam mengajar dan
memudahkan peserta didik menerima dan memahami pelajaran. Proses ini
membutuhkan guru yang profesional dan mampu menyelaraskan antara media
pendidikan dan metode pendidikan.7
Media dalam mengajar memegang peranan yang sangat penting sebagai
alat bantu untuk mencipatakan proses belajar mengajar yang efektif. Dalam
pencapaiann tujuan proses belajar mengajar peranan alat bantu memegang
peranan yang penting sebab dengan adanya media ini bahan pelajaran dengan
mudah dapat dipahami oleh peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat
peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar
lebih efektif dan efisien.8
Alat-alat teknologi pendidikan dapat merubah peranan guru. Disamping
itu, guru juga timbul sumber-sumber belajar lainya. Namun peranan guru tidak
akan dapat ditiadakan dan akan selalu diperlukan. Banyaknya alat-alat
intruksional di negara-negara yang maju dapat juga membingungkan guru. Sukar
bagi guru untuk memilih media yang paling baik diantara begitu banyaknya alat
yang tersedia. Walaupun banyak penelitian tentang efektifitas media yang dapat
atau tidak dapat digunakan dalam situasi belajar tertentu, dan juga belum ada
dasar teoritis yang kuat yang menentukan media apa yang paling serasi untuk
bahan pelajaran tertentu.9
SMP Muhammadiyah 4 Semarang merupakan sebuah bentuk lembaga
pendidikan yang dalam proses pembelajaranya sudah menggunakan media
pembelajaran berupa LCD proyektor pada setiap ruangan kelas. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta membantu guru dalam
menyampaikan bahan pelajaran agar lebih efektif.
Dengan adanya latar belakang masalah tersebut, maka mendorong penulis
untuk melakukan penelitian skripsi, yang berjudul EFEKTIFITAS
PENGGUNAAN MEDIA LCD DALAM MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA
6 Yusuf Qardhowi, al-Qur‟an Berbicara Tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan, (Jakarta:
Gema Insani Press, 1998), hlm. 236. 7 Fatah Syukur NC, Teknologi Pendidikan, (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008),
hlm. 117.
8 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru
Algesindo, 2008), hlm. 99.
9 Nasution, Teknologi Pendidikan, hlm. 100.
DIDIK PADA MAPEL TARIKH KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 4
SEMARANG.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan
permasalahan yang perlu untuk dikaji, adapun permasalahan tersebut adalah:
Bagaimana efektifitas penggunaan media LCD dalam memotivasi belajar peserta
didik pada mapel Tarikh kelas VII di SMP Muhammadiyah 4 Semarang ?.
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas penggunaan media
LCD dalam memotivasi belajar peserta didik pada mapel Tarikh kelas VII di SMP
Muhammadiyah 4 Semarang.
2. Manfaat penelitian
a. Bagi peserta didik
1) Dengan adanya penggunaan media LCD yang digunakan oleh guru pada
proses pembelajaran Tarikh, diharapkan peserta didik termotivasi untuk
belaja giatr ebih.
2) Diharapkan peserta didik memperoleh pemahaman yang konkrit setelah
proses pembelajaran Tarikh dengan menggunakan media LCD.
3) Sebagai paradigma baru dalam melaksanakan pembelajaran sehinnga
peserta didik lebih termotivasi dan tidak merasa jenuh serta lebih mudah
memahami pelajaran.
b. Bagi guru
1) Memberi gambaran bagi guru bagaimana efektifitas penggunaan media
LCD dalam proses pembelajaran pada mapel Tarikh.
2) Memberikan inspirasi bagi guru dalam menentukan media pembelajaran
yang sesuai dengan materi dan kondisi peserta didik.
c. Bagi SMP Muhammadiyah 4 Semarang
1) Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Tarikh sehingga
dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
2) Melalui peningkatan kualitas pembelajaran maka diharapkan masyarakat
lebih antusias untuk memasukkan anak-anakya ke sekolah tersebut.
d. Bagi Peneliti
1) Mendapatkan pengalaman bagaimana pembelajaran Tarikh dilakukan
dengan menggunakan media LCD
2) Sebagai bekal peneliti sebagai calon guru, agar siap melaksanakan tugas
dilapangan.
BAB II
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD DALAM
MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MAPEL
TARIKH
Perubahan global dalam perkembangan pengetahuan dan teknologi,
terutama yang berhubungan dengan sistem pendidikan di sekolah menuntut
adanya perubahan sikap guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
Dalam menjalankan tugasnya guru memerlukan bantuan media
pembelajaran guna memudahkan guru dalam menyampaikan materi
pelajaran kepada peserta didik.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa media tidak dapat
menggantikan posisi guru, dalam setiap proses pembelajaran. Peserta didik
tetap memerlukan sentuhan psikologis dari seorang guru yang sangat
berpengaruh terhadap motivasi peserta didik.
Dalam bab II ini akan dibahas tentang landasan teori berkaitan
dengan Media pembelajaran, Media LCD, Motivasi belajar dan mata
pelajaran Tarikh.
A. Kajian Pustaka
Dalam kajian pustaka ini, penulis akan mendeskripsikan beberapa
karya yang relevan dengan judul yang penulis buat. Dari sini penulis akan
memaparkan beberapa kesimpulan skripsi yang di jadikan sandaran teori
dan sebagai perbandingan dalam mengupas berbagai permasalahan dalam
penelitian ini, sehingga memperoleh hasil penemuan baru yang betul-betul
otentik. Diantaranya penulis paparkan sebagai berikut:
Eko Alamul Huda (053111057) “ Analisis Deskriptif Terhadap
Proses Pembelajaran SKI di SMP Hj. Isriati Baiturrahman Semarang”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran SKI
yang dilakukan di SMP Hj. Isriati diwujudkan dalam lima komponen yang
saling mempengaruhi yaitu tujuan pembelajaran, metode pembelajaran,
media pembelajaran, guru dan siswa. Pada praktiknya pembelajaran SKI
masih memiliki problematika yang terjadi saat proses pembelajaran.
Diantaranya adalah metode yang kurang bervariasi, media yang kurang
mendukung serta keadaan lingkungan yang mempengaruhi proses
pembelajaran. Upaya yang dilakukan guru anatara lain dengan tidak hanya
menggunakan strategi pembelajaran ekspositori saja akan tetapi juga
pembelajaran inkuiri dan kooperatif digunakan agar siswa berperan aktif
dalam pembelajaran sehingga tidak menganggap bahwa SKI adalah materi
yang membosankan karena bersifat cerita saja ketika diajarkan siswa.
Sukarno (03104017) “ Pengaruh penggunaan media terhadap
prestasi belajar pendidikan agama islam siswa kelas XI IPA SMAN 3
Semarang‟‟. Hasil penelitianya menunjukan bahwa media belajar yang
digunakan oleh guru sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik hal
ini terbukti dengan meningkatnya nilai evaluasi Mata Pelajaran PAI.
Susmiyati (073111466) “Persepsi siswa tentang cara mengajar guru
dan pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih
di kelas V MI Thoriqotul Islamiyah Luwang Tayu Pati tahun ajaran
2008/2009”. Hasil penelitianya menunjukan bahwa adanya pengaruh positif
dari persepsi siswa tentang cara mengajar guru terhadap motivasi belajar.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan di atas, sekilas
memang adanya hubungan permasalahan dengan yang akan penulis teliti,
yaitu sama-sama meneliti tentang permasalahan media pembelajaran dan
motivasi belajar. Namun dalam penelitian ini penulis lebih menekankan
pada efektifitas media belajar dan motivasi belajar peserta didik.
Dengan demikian penulis berkesimpulan, penelitian dengan judul "
Efektifitas Penggunaan Media LCD dalam Memotivasi Belajar Peserta
Didik Pada Mapel Tarikh Kelas VII di SMP Muhammadiyah 4 Semarang"
belum pernah diangkat menjadi sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi,
karena fokus penelitian maupun lokasi yang akan penulis lakukan berbeda.
B. Media Pembelajaran
Pada tahun 50an, media disebut sebagai alat audio visual, karena
pada masa itu peranan media semata-mata untuk membantu guru dalam
mengajar. Tetapi kemudian namanya lebih populer sebagai media
pengajaran atau media belajar. Berbagai bentuk media dapat digunakan
untuk meningkatkan pengalaman belajar ke arah yang lebih konkret.
Pengajaran dengan menggunakan media tidak hanya sekedar menggunakan
kata-kata (simbol verbal), sehingga dapat kita harapkan hasil pengalaman
belajar yang lebih berarti bagi peserta didik.10
1. Pengertian Media Pembelajaran
Sebelum membahas tentang media pembelajaran lebih mendalam,
terlebih dahulu kita pahami makna media pembelajaran tersebut. Kata
media berasal dari bahasa latin medius yang berarti tengah, perantara,
pengantar. Dalam bahasa arab media adalah wasaail yang artinya pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan.11
Pengertian secara harfiah ini menunjuknan bahwa media
pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang disampaikan oleh sumber
atau penyalurnya yaitu guru, kepada sasaran atau penerima pesan, yakni
peserta didik.12
10
R. Ibrahim, Nana Syaodih S, perencanaan pengajaran, (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya,
2004), hlm. 121.
11 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003),
hlm. 3.
12 Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV. Fifamas,
2003), hlm.103.
Sedangkan AECT (Assosiation for Education and Communucation
Technology) “mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan
untuk suatu proses penyaluran informasi”.
Menurut NEA (Education Assosiation) mendifinisikan media
adalah “sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca
atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam
kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program
intruksional”. 13
Gagene (1970) mengatakan media adalah berbagai jenis komponen
atau sumber belajar dalam lingkungan. Sementara itu Briggs (1970)
mengatakan media adalah wahana atau alat fisik yang dapat
menyajikanpesan serta merangsang pembelajar untuk belajar.14
Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian
media pembelajaran adalah seperangkat alat bantu atau pelengkap yang
digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan
peserta didik untuk menyampaikan bahan pelajaran. Apabila penggunaan
media tersebut digunakan dengan semestinya atau secara tepat,
memungkinkan peserta didik lebih termotivasi dalam belajar.
2. Tujuan Media Pembelajaran
Media dalam mengajar memegang peranan yang sangat penting
sebagai alat bantu untuk mencipatakan proses belajar mengajar yang efektif.
Dalam pencapaian tujuan proses belajar mengajar adanya media, bahan
pelajaran dengan mudah dapat dipahami oleh peserta didik.
Di dalam al-Qur‟an dijelaskan dalam surat al-„Alaq ayat 4-5, yang
berbunyi:
“Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (Q.S. al-Alaq/96:4-5)..15
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah mengajarkan manusia
melalui perantara kalam (tulis dan baca), dengan tujuan mengajarkan
manusia hal-hal apa saja yang belum manusia ketahui. Jadi media
pembelajaran adalah sebagai alat bantu dalam memberikan informasi
kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan.
Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan
tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar lebih afektif dan
13
Asnawir, Basirudin Usman, Media pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm.
11.
14 Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Kaukaba, 2011). hlm.3- 4.
15 M, Quraish Sihab, Tafsir al-Misbah, (Jakarta: Lentera hati, 2002), Vol. 15, hlm. 402.
efisien,16
Serta mempermudah peserta didik dalam memahami bahan ajar
yang disampaikan oleh guru.
Tujuan pembelajaran sebagia alat bantu pembelajaran, adalah
sebagai berikut:
a. Mempermudah proses pembelajaran dikelas
b. Meningkatkan efesiensi proses pembelajaran
c. Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar, dan
d. Membantu kosentrasi peserta didik dalam proses pembelajaran.17
Jadi tujuan di gunakannya media pembelajaran secara umum
adalah sebagai sarana alat bantu mempermudah guru dalam menyampaikan
pesan (bahan ajar) kepada peserta didik, serta membantu kosentrasi peserta
didik dalam memahami bahan ajar yang disampaikan oleh guru,
meningkatkan efesiensi proses pembelajaran dan tercipta pembelajaran yang
efektif.
3. Manfaat Media Pembelajaran
Media Pembalajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan peserta didik sehingga dapat
mendorong tercapainya proses belajar mengajar.18
Hal ini juga dijelaskan
dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori yang berisi:
“Diriwayatkan dari abu Juhaifah, dia berkata: “ aku menanyakan Ali,
apakah engkau mendapatkan suatu buku (yang diwahyukan kepada Nabi
selain al-Qur‟an)?”, Ali menjawab tidak. Hanya kitab-kitab Allah dan
kekuatan memahami yang dianugrahkan (Allah) kepada seorang muslim
atau pada apa-apa (yang ditulis) di dalam sahifah (yang ada pada buku
ini)” Abu Juhaifah bertanya “aku bertanya, Apakah yang ditulis dalam
sahifah itu?, Ali menjawab isinya adalah tentang diyat (denda yang
16
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru
Algesindo, 2008), hlm. 99.
17 Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran, hlm. 4.
18 R. Ibrahim, Nana Syaodih S, perencanaan pengajaran, hlm. 121.
19 Imam Al-Bukhori, Shahih bukhori juz 1, (Beirut:Darul Fikri, ), hlm. 37.
diberikan kepada si pembunuh kepada keluarga yang dibunuh), uang
tebusan untuk membebaskan dari tawanan-tawanan dari tangan musuh, dan
hukum dimana muslim tidak dibunuh secara qishos sebagai hak hukuman)
bagi pembunuh terhadap orang kafir”.(HR. Bukhori)
Dari hadist tersebut pada intinya bahwa media belajar baik itu
berupa buku, merupakan sesuatu wadah/ penyimpan informasi dan bisa
dijadikan petunjuk untuk memperoleh ilmu pengetahuan. dalam hal ini
media pembelajaran merupakan suatu alat yang dapat mempermudah guru
dan peserta didik dalam proses belajar mengajar agar pembelajaran lebih
efektif.
Secara umum manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu
dalam proses pembelajaran sebagai berikut:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistik (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lesan belaka).
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan indra, misalnya:
1) Objek yang terlalu besar bisa diganti dengan realita, gambar atau
model.
2) Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai
atau gambar.
3) Gerak yang terlalu lambat atau cepat bisa dibantu dengan timelapse
atau high speed photography
4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan
lagi lewat rekaman film dan video.
5) Objek yang terlalu kompleks (misalnya desain mesin) dapat
disajikan dengan model dan diagram.
6) Konsep yang terlalu luas (gunung merapi, gempa bumi, iklim)
dapat divisualka dalam bentuk film.
c. Dapat mengurangi sikap pasif anak didik, dalam hal ini:
1) Menimbulkan kegairahan belajar.
2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik
dengan lingkungan dan kenyataan.
3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri menurut kemampuan dan
minatnya.20
d. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki
peserta didik.
e. Media menghasilkan keseragaman pemanfaatan
f. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan
realistik.
g. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk
belajar
h. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang
konkrit sampai dengan yang abstrak
20
Fatah Syukur, Teknologi pendidikan, (Semarang: RaSAil Media Group, 2008), hlm. 26.
i. Media pembelajaran dapat mempertingi daya serap dan retensi
anak terhadap materi pembelajaran.21
Jadi maanfaat media pembelajaran dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu manfaat media pembelajaran bagi guru dan manfaat media
pembelajaran bagi peserta didik. Adapun manfaat media pembelajaran bagi
guru adalah: memberikan pedoman arah mencapai tujuan, memberikan
kerangka sistematis mengajar dengan baik, membantu kecermatan,
ketelitian dalam penyajian materi pelajaran, membangkitkan rasa percaya
diri seorang guru, dan meningkatkan kualitas pengajaran. Sedangkan
manfaat media bagi peserta didik adalah meningkatkan motivasi belajar,
memberikan inti informasi, pokok-pokok, secara sistematik sehingga
memudahkan peserta didik untuk belajar, merangsang peserta didik untuk
berfikir dan beranalisis, dan menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa
tekanan.22
4. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Para ilmuan berbeda pendapat tentang klasifikasi media
pembelajaran diantaranya adalah:
a. Rudi Bretz
Rudi Bretz (1977) mengklasifikasikan ciri utama media pada tiga
unsur pokok yaitu: suara, visual dan gerak. Bentuk visual itu sendiri
dibedakan lagi dalam tiga bentuk, yaitu gambar visual, garis (lineargrapic)
dan simbol. Disamping itu dia juga membedakan media siar (transmisi) dan
media rekam (recording), sehingga terdapat 8 klasifikasi media:
1) Media audio visual gerak
2) Media audio visual diam
3) Media audio semi gerak
4) Media visual gerak
5) Media visual diam
6) Media visual semi gerak
7) Media audio dan
8) media cetak.23
b. Ducan
Hirarki media menurut Duncan, pada dasarnya hirarki Ducan
disusun menurut tingkat kerumitan media yang dipergunakan. Semakin
rumit media yang digunakan maka semakin mahal media itu dan sebaliknya.
c. Briggs
21
Asnawir, Basirudin Usman, Media Pembelajaran, hlm. 14-27.
22 Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran, hlm. 5.
23 Asnawir, Basirudin Usman, Media Pembelajaran, hlm. 14-27.
Taksonomi menurut Briggs menggolongkan media dengan
kesesuaian rangsangan dengan karakteristik siswa, tugas pembelajaran,
bahan, dan tranmisinya. Briggs mengidentifikasi 13 macam media yang
digunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu: objek, model, suara
langsung, rekaman audio, media cetak pembelajaran terpogram, papan tulis,
media transparansi, film rangkai, film bingkai, film, telivisi dan gambar.
d. Edling
Taksonomi menurut Edling media merupakan bagian dari enam
unsur rangsangan belajar, yaitu dua untuk pengalaman audio meliputi
kodifikasi subyek visual dan kodifikasi objetik audio, dua untuk
pengalaman visual yaitu meliputi kodifikasi subjektif audio dan kodifikasi
subjektif visual, dan dua pengalaman belajar 3 dimensi meliputi pengalaman
langsung dengan orang dan pengalaman langsung dengan benda.24
e. Gagne
Gagne membuat tujuh macam pengelompokan media pembelajaran
yaitu antara lain:
1) Benda untuk demontrasi
2) Komunikasi lesan
3) Gambar cetak
4) Gambar diam
5) Gambar gerak
6) Film bersuara
7) Mesin belajar25
f. Edgar Dale
Edgar Dale mengklasifikasikan pengalaman belajar anak mulai dari
hal-hal yang paling konkrit sampai pada hal-hal yang dianggap paling
abstrak. Klasifikasi pengalaman tersebut di kenal dengan kerucut
pengalaman (Cone of experience). Hal in dapat dilihat pada gambar berikut:
24
Arif S Sadiman. dkk. Media pendidikan( pengertian, pengembangan dan
pemanfaatanya), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm.120-126.
25 Asnawir, Basirudin Usman, Media Pembelajaran, hlm. 31.
Dari gambar kerucut pengalaman tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Direct, purposeful experiences (pengalaman langsung dan
bertujuan) dapat diperoleh dengan cara berhubungan langsung
dengan benda, kejadian dan keadaan yang sebenarnya.
2) Contrived experiences (pengalaman tiruan) yang diatur dapat
diperoleh melalui benda-benda atau berbagai kejadian tiruan
sehingga dapat memberikan kesan yang mendalam, memberkan arti
yang sebenarnya, menambah pengertian, dan menghilangkan
verbalisme.
3) Dramatized experiences (pengalaman dramatisasi) dapat dilakukan
melalui penyajian dalam bentuk drama dari berbagai gerakan
sampai ke permainan yang lengkap dengan pakaian dan dekorasi,
sehingga dapat menarik perhatian dan para pelaku dapat menyelami
watak yang diperankan, dapat melatih kerjasama, dan melatih
penguasaan bahasa, suara, mimik, sikap, dan gaya.
4) Demonstration (demonstrasi) merupakan percontohan atau
pertunjukan mengenai cara membuat atau melayani sesuatu proses
pembelajaran.
5) Field trip (karyawisata) dapat dilakukan dengan membawa peserta
didik ke objek yang ada diluar sekolah dalam rangka pembelajaran
di kelas tersebut agar dapat memperkaya dan memperluas
pengalaman peserta didik.
6) Exhibit (pameran) berfungsi untuk mempertunjukkan hasil
pekerjaan para peserta didk, perkembangan dan kemajuan sekolah
para stake holder pendidikan, terutama masyarakat disekitar.
7) Televition (televisi) merupakan suatu media untuk menyampaikan
pendidikan kepada para peserta didik secara keseluruhan.
8) Motion picture (gambar hidup) merupakan gambar yang
diproyeksikan ke layar dengan kecepatan yang teratur dan
bergerak secara kontinyu sehingga benar-benar dapat mewujudkan
gerak-gerik benda atau orang secara normal.
9) Recording, radio (rekaman, radio) dapat disampaikan berupa siaran
radio dalam proses pembelajaran secara lebih efektif sehingga
dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan motivasi peserta
didik.
10) Picture (gambar) merupakan segala sesuatu yang diwujudkan
dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan atau pikiran.
11) Visual symbols (lambang visual) merupakan suatu gambar yang
secara keselurhan dari suatu yang dijelaskan suatu bentuk yang
dapat visualisasikan.
12) Verbal symbols (lambang kata) dapat dijumpai dalam buku dan
bahan bacaan lainya.26
Dari klasifikasi yang telah disampaikan oleh para ilmuan ahli
media, Sudirman, dkk, memperinci klasifikasi mereka kedalam klasifikasi
berdasarkan sesuatunya, diantaranya:
a. Media pendidikan dilihat dari jenisnya, terbagi atas:
1) Media asli dan tiruan
2) Media bentuk papan
3) Media bagan dan grafis
4) Media proyeksi
5) Media dengar (audio)
6) Media cetak dan printed materials27
Dan ada pula ilmuan yang berpendapat tentang media dilihat dari
jenisnya, digolongkan ke dalam:
1) Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan
suara.
2) Media visual, yaitu media yang mengandalkan pengamatan indra
visual.
3) Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan
unsur gambar.
b. Media pendidikan dilihat dari kecanggihan medianya dapat
digolongkan menjadi:
1) Media grafis
Media ini sering disebut media dua dimensi, yakni media
yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, seperti gambar, foto,
grafik, bagan atau diagram, poster komik dan lain-lain.
26
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidkan Islam, hlm. 113-114.
27 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 237-238.
2) Media tiga dimensi
Yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solit
model), model penampang, model susun, model kerja, dan lain-
lain.
3) Media proyeksi
Media ini digunakan dengan alat proyeksi, seperti slide,
filmstrip, film, OHP dan lain-lain.
4) Penggunaan lingkungan sebagai media pendidikan.28
c. Media dilihat dari daya liputnya, media dibagi kedalam:
1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak.
Penggunaan media tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta
menjangkau jumlah anak didik dalam waktu yang sama. Contoh:
radio, televisi.
2) Media yang memiliki daya liput yang terbatas oleh ruang dan
tempat, yaitu media yang penggunaanya membutuhkan ruang dan
tempat yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang
harus menggunakan tempat tertutup dan gelap.
3) Media untuk pengajaran individual seperti modul berprogram dan
pengajaran melalui komputer.
d. Media dilihat dari bahan pembuatanya, media dibagi menjadi:
1) Media kompleks, yaitu media yang bahan dan alat pembuatanya
sulit diperoleh serta mahal harganya. Contoh: TV, radio, komputer.
2) Meda sederhana, yaitu media yang bahan dasarnya mudah
diperoleh dan harganya murah, cara pembuatanya mudah, dan
penggunaanya tidak sulit. Contoh: gambar.29
Jadi jenis-jenis media pembalajaran secara umum dapat di
klasifikasikan kedalam: media visual, media audio, media audio visual, dan
media gerak.
5. Pemilihan Media Pembelajaran
28
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 237-238.
29 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik dalam interaksi edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2005), hlm. 212-213.
Bermacam-macam media yang digunakan untuk berkomunikasi
dengan peserta didik. Pada umumnya gurulah sumber utama yang
memberikan stimulus kepada peserta didik dalam belajar.30
Disamping itu
juga diperlukan media lain untuk membantu guru dalam menyampaikan
materi pelajaran. Sebagaimana tertuang dalam hadits yang diriwatkan oleh
Imam Bukhori, yang berbunyi:
“Diriwayatkan dari Abdillah R.A dia berkata: Nabi telah membuat garis-
garis berbentuk persegi dan beliau juga memberi tanda pertengahan
gambar tersebut, dan garis tersebut berada di luar area gambar. Nabi
kemudian memberi garis kecil pada pertengahan gambar tersebut yang
ditarik keluar dari area gambar , beliau berkata inilah manusia dan inilah
ajalnya, apakah dia mampu mengendalikan/memanfaatkanya ataukah dia
yang akan dikendalikanya. Dan Nabi juga berkata inilah angan-angan yang
tidak terjangkau/tidak dapat diraihnya, adapun garis-garis kecil merupakan
perumpamaan dari musibah jika dia melakukan suatu kesalaan maka akan
menerima akibatnya. Jika dia melakukannya maka akan menerima
akibatnya (tauhid Lafdhi/penguatan secara lafadz)”.(HR. Bukhori)
Bahwa dalam menggunakan media pendidikan sebagai alat
komunikasi khususnya dalam hubunganya dengan masalah proses belajar
mengajar, kiranya harus didasarkan pada kriteria pemilihan yang objektif.
Sebab penggunaan media pendidikan tidak sekedar penampilan program
pengajaran ke dalam kelas. Kerena harus dikaitkan dengan tujuan
pengajaran yang akan dicapai, strategi belajar mengajar dan bahan.
Pemilihan sekaligus pemanfaatan media pendidikan perlu
memperhatikan kriteria berikut, antara lain:
a. Tujuan, media hendaknya menunjang tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan.
b. Keterpaduan (Validitas), tepat dan berguna bagi pemahaman bahan
yang dipelajari
30
S. Nasution, Berbagai pendekatan dalam Proses belajar dan mengajar, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), hlm. 194.
31 Imam Abi Zakariyah Ibnu Tsarif An-Nawawi Admasqie, Riyadus Solihin, (Beirut:
Darul fikri, 1994), hlm. 128.
c. Keadaan peserta didik, kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta
didik dan besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu
dipertimbangkan.
d. Ketersediaan, Pemilihan perlu memperhatikan ada atau tidak media
tersedia di perpustakaan atau disekolah serta mudah sulitnya diperoleh.
e. Mutu teknis, media harus memiliki kejelasan dan teknik. Maksudnya
media yang dipilih seharusnya apa yang akan disampaikan kepada
peserta didik secara tepat dan berhasil guna.
f. Biaya, biaya yang akan di keluarkan dalam pemanfaatan media harus
seimbang dengan hasil yang akan dicapai. Hal ini merupakan
pertimbangan bahwa biaya yang dikeluarkan apakah seimbang dengan
hasil yang dicapai serta ada kesesuaian atau tidak.32
g. Kegunaan, setiap jenis media mempunyai nilai kegunaan sendiri-
sendiri. Hal ini harus dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih
jenis media yang digunakan.
h. Kemampuan guru menggunakan suatu jenis media, betapa pun
tingginya nilai kegunaan media, hal itu tidak akan memberikan manfaat
yang optimum, jika guru kurang atau belum menanganinya dengan
baik.33
Menurut Prof. Drs. Hartono Kasmadi M.Sc. bahwa didalam
memilih media pendidikan perlu di pertimbangkan adanya 4 hal, yaitu:
a. Pertimbangan produksi
1) Availability, yaitu tersedianya bahan
2) Cost, (harga)
3) Physical condition, yaitu kondisi fisik suatu
media pembelajaran.
4) Accessibility to student (mudah dicapai) yaitu hendaknya
pembelajaran media pendidikan yang dwi fungsi, guru dapat
mempergunakanya dan peserta didik dengan mudah memahami apa
yang disampaikan oleh guru.
5) Emotinal impact, maksudnya pelaksanaan pengajaran dengan
menggunakan media pendidikan harus bernilai estetika sebab akan
lebih menarik untuk menimbulkan motivasi.
b. Pertimbangan peserta didik
1) Student characteristics (watak peserta didik), maksudnya guru
harus mampu memahami tingkat kematangan dan latar belakang
peserta didik.
2) Student relevance, maksudnya (sesuai dengan peserta didik), bahan
yang relevan akan memberi nilai positif dalam mencapai tujuan
belajar.
3) Student involvement (keterlibatan peserta didik). Maksudnya bahan
yang disajikan akan memberikan kemampuan peserta didik dan
32
Harjanto, Perencanaan Pengajaran. Hlm. 238-239.
33 R. Ibrahim, Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, hlm. 121.
kemampuan dan keterlibatan peserta didik secara fisik dan mental
(peran aktif peserta didik) untuk meningkatkan potensi belajar.
c. Pertimbangan isi
1) curriculum relevansi maksudnya penggunaan media harus sesuai
dengan kurikulum.
2) Content-soundnees maksudya media yang digunakan mengikuti
perkembangan zaman tidak ketinggalan zaman.
3) Presentasion maksudya mengenai cara ketepatan menggunakan
media.
d. Pertimbangan guru
1) Teacher utilization, guru harus dapat mempertimbangkan dari segi
pemanfaatan media yang akan digunakan.
2) Teacher peace of mind, maksudya media yang digunakan oleh guru
harus dapat memecahkan permasalahan jangan malah
menimbulkan masalah.34
Jadi hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media
pembelajaran adalah harus sesuai dengan: tujuan pengajaran, bahan
pelajaran, metode pengajaran, tersedianya sarana dan prasarana, pribadi
guru, minat dan kemampuan peserta didik, dan situasi pembelajaran yang
sedang berlangsung.
6. Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran
Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau
mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu harus
diperhatikan prinsip-prinsip penggunaanya antara lain:
a. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian
yang integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan sebagai alat bantu
yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu
dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu dibutuhkan.
b. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber
belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang
dihadapai dalam dalam proses belajar mengajar.
c. Guru hendaknya menguasai teknik-teknik dari suatu media yang
digunakan.
d. Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu
media pengajaran
e. Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sistematis dan
bukan sembarangan menggunakanya.
f. Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam
media, maka guru dapat memanfaatkan Multy media yang
34
R. Ibrahim, Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, hlm. 241-243.
menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan juga
dapat merangsang siswa dalam belajar.35
Dalam hubungannya dengan penggunaan media pada waktu
berlangsung pengajaran setidak-tidaknya digunakan oleh guru pada situasi
sebagai berikut:
a. Bahan pengajaran yang dijelaskan guru kurang dipahami peserta didik.
b. Terbatasnya sumber pengajaran
c. Guru tidak bergairah untuk menjelaskan bahan pengajaran melalui
penuturan kata-kata (verbal) akibat terlalu lelah disebabkan telah lama
mengajar
d. Perhatian siswa terhadap pengajaran sudah berkurang akibat kebosanan
mendengarkan uraian guru.36
Jadi prinsip penggunaan media yang perlu diperhatikan secara
umum adalah: guru harus menguasai tehnik-tehnik penggunaan media yang
akan digunakan, guru harus pandai membaca situasi lingkungan
pembelajaran dan kondisi peserta didik sehingga dengan mudah guru dapat
memilih media yang sesuai. Dengan hal ini akan tercipta penggunaan media
yang efektif dan efesien
.
C. Media LCD
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
media pembelajaran pun mengikuti perkembangan yang cukup pesat mulai
dari media pembelajaran yang sifatnya sederhana sampai media
pembelajaran yang sifatnya rumit. Dalam hal ini munculnya LCD proyektor
yang mempengaruhi kualitas pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
mutu pendidikan.
1. Pengertian LCD
Proyektor LCD (Liquit Crystal Display) merupakan salah satu alat
optik dan elektronik. Sistem optiknya efesien yang menghasilkan cahaya
amat terang tanpa mematikan (menggelapkan) lampu ruangan, sehingga
dapat memproyeksikan tulisan, gambar, atau tulisan dan gambar yang dapat
dipancarkan dengan baik ke layar.37
35
Nana sudjana, Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: PT. Sinar Baru, 1997),
hlm. 6.
36
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, hlm. 239-241.
37 Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran. hlm. 129.
Jadi media LCD adalah sebuah alat elektronik berupa layar
proyektor berfungsi menampilkan gambar visual, sebagai sarana pendidikan
yang dipergunakan untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran.
2. Tujuan dan Pemamfaatan LCD.
Tujuan penggunaan LCD Proyektor sebagai media pembelajaran
guna memberikan memotivasi peserta didik, merangsang peserta didik
mengingat apa yang sudah dipelajari dan memberikan rangsangan pelajaran
baru serta mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.
jenis LCD proyektor yang sering digunakan proses dalam
pembelajaran adalah proyektor jenis LV-5200. Untuk menggunakan atau
mengoperasikan proyektor ini membutuhkan dan menggunakan bantuan
komputer. Program informasi didesain melalui program komputer dengan
program power point (slide).38
Beberapa hal yang perlu disiapkan guru dalam pembelajaran
menggunakan LCD proyektor antara lain:
a. Guru sebaiknya sudah dapat mengoperasikan LCD proyektor dan
komputer
b. Cantumkan point-point penting saja dalam power point
c. Gunakan warna-warna yang menarik
d. Gunakan animasi secukupnya agar tidak mengganggu
e. Hindari suara dari animasi karena dapat menggangu pembicaraan guru
f. Gunakan foto-foto secukupnya
g. Bila memungkinkan gunakan film pendek
h. Segera diminimize-kan apabila power point tidak sedang digunakan
i. Prinsip satu slide satu menit
j. Jangan terlalu banyak slide dalam setiap sesi, maksimal 20 slide.39
3. Kelebihan dan Kekurangan LCD
LCD proyektor sekarang sudah banyak di pakai sebagai sarana
media pembelajaran di setiap satuan pendidikan guna meningkatkan kualitas
mutu pembelajaran, tapi pada kenyataanya media LCD proyektor ini tidak
terlepas dari kelebihan dan kekurangan. Adapaun kelebihan dan kekurangan
media LCD proyektor ini adalah:
a. Kelebihan LCD Proyektor
1) Dapat meningkatkan pengalaman belajar peserta didik.40
2) Pesera didik dapat menentukan sendiri materi belajar yang
diinginkan sesuai dengan kebutuhan
38
Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran.,hlm. 130.
39 Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi, (Bandung: Alfabeta,
2008). hlm.145.
40 Suryanto, M, Multimedia, (Yogyakarta: Andi offset, 2005). hlm180-184.
3) Memberikan motivasi yang lebih tinggi, karena tampilannya menarik
4) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan
materi pembelajaran yang autentik dan dapat berinteraksi lebih
luas.41
5) LCD proyektor merupakan media audio visual dan gerak Dengan
tampilan audio visual gerak, dapat memenuhi perbedaan gaya belajar
yang dimiliki peserta didik.
6) Bisa digunakan dalam kelas yang ukurannya luas dengan volume
peserta didik yang banyak.
7) Semua pandangan peserta didik fokus pada tampilan layar.
8) Untuk menghindari penggunaan umum dari teks yang berlebihan
bila disajikan dalam program power point.
9) Guru dapat menerangkan secara runtut karena sudah terprogram
dalam power point.
b. Kekurangan LCD Proyektor
1) Harga seperangkat LCD Proyektor dan komputer serta
perlengkapanya masih cukup mahal
2) Keterbatasan teknis dan teoris serta penerimaan terhadap teknologi.42
3) Peserta didik cenderung tertarik pada gambar dan suara, bukan fokus
pada subtansi materi.
4) Apabila terjadi pemadaman listik media LCD tidak dapat
difungsikan.
5) Karena dihubungkan dengan komputer data yang yang disimpan
dalam bentuk file dapat terinjeksi virus sehingga bisa saja hilang.
D. Motivasi Belajar
1.Pengertian Motivasi
41
Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran. hlm. 130.
42 Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran. hlm. 132.
Motivasi berasal dari bahasa inggris motive, dan bahasa latin
movere yang berarti dorongan yang terarah kepada pemenuhan kebutuhan
psikis atau rohaniah.43
Menurut Baron motivasi adalah “the force that energizas and direct
a behavior towards a goal”.44
motivasi menurut Baron adalah kekuatan yang
memberi tenaga untuk melakukan suatu perbuatan kearah mencapai tujuan.
Gates dan dkk. Menyebutkan motivasi adalah suatu kondisi
fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur
tindakanya dengan cara tertentu.45
Dapat disimpulkan motivasi adalah kondisi fisiologi dan psikologi
yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong untuk melakukan
aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.
2.Pengertian Motivasi Belajar
Belajar menurut Howard L, Kingsley sebagai berikut: “ Learning is
the process by which behaviour (in the broader sense) is originated or
changed through practice or training.”Belajar adalah proses dimana
tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau
latian.46
Menurut Pidarta, belajar adalah perubahan perilaku yang relatif
permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh
obat atau kecelakaan) dan bisa melaksanakanya pada pengetahuan lain serta
mampu mengkomunikasikannyakepada orang lain.47
Belajar adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar bisa ditunjukkan
dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya,
sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya, kecakapannya dan
kemampuannya, daya reaksi dan penerimaannya, dan sebagainya serta
aspek lainya yang ada pada individu.48
Jadi belajar adalah proses perubahan pada individu sebagai hasil
dari pengalaman individu tersebut dalam interaksinya dengan lingkungan,
dan perubahan tersebut berbentuk perubahan dari segi kognitif, afektif dan
psikomotorik.
43
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2009) , hlm. 61.
44 Tan Oong Seng, et. All, Education Psychology: A practitioner-Researcher Approach,
(Singapore: Thomson, 2003), hlm. 276.
45 Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 101.
46 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan(Landasan kerja pemimpin pendidikan),
(Jakarta: PT. Rineka Cipt, 2006). hlm. 104.
47 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran(Landasan dan Aplikasinya), ( Jakarta:
Rineka Cipta, 2008), hlm. 62.
48 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 28.
Dari pengertian diatas dapat diperoleh pengertian Motivasi belajar
adalah keseluruan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
memberi arahan pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki
siswa tercapai.49
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non
intelektual. Peranannya sangat khas yaitu dalam ghirah atau semangat
belajar. siswa yang motivasinya kuat akan mempunyai banyak energi dalam
belajar.
Hasil penelitian dari para ahli psikolog menunjukkan bahwa ada
korelasi signifikan antara motivasi dan belajar. Motivasi dan belajar
merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan
tingkahlaku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai
hasil dari praktik penguatan (motivasi) yang dilandasi tujuan tertentu.
Korelasi ini menguatkan urgensitas motivasi belajar.
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal
pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
perilaku. Motivasi belajar adalah semangat proses yang memberi semangat
belajar, arah, dan kegigihan prilaku. Artinya perilaku yang termotivasi
adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.
Indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan
d. Adanya penghargaan dalam belajar
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan
peserta didik dapat belajar dengan baik.50
3.Teori Tentang Motivasi
Banyak ahli psikologi yang mengekemukakan teorinya tentang
motivasi diantaranya:
a. Teori motivasi menurut Maslow
Abraham H Maslow seorang ahli psikologinya dalam buku yang
berjudul Motivation and personality mengungkapakan teori yang dikaitkan
dengan pemuasan dengan berbagai kebutuhan manusia.
Menurut Maslow manusia memiliki sejumlah kebutuhan yang
diklasifikasikanya pada lima tingkat atau herarki (hierarchy of need) yaitu:
1) Kebutuhan fisiologis, yaitu meliputi kebutuhan fisik atau
kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan).
49
W.S. Winkel, psikologi pendidikan dan evaluasi belajar, (Jakarta: Gramedia, 1983) ,
hlm. 36. 50
Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 162-163.
2) Kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan ini meliputi rasa aman pada
fisik dan rasa aman pada psikis.
3) Kebutuhan sosial, kebutuhan ini meliputi kebutuhan individu akan
interaksi dengan lingkungannya.
4) Kebutuhan yang mencerminkan harga diri, maksudnya, setiap
orang ingin mendapatkan pengakuan atas dirinya, seperti keinginan
mendapatkan jabatan, pangkat dan lain-lain.
5) Kebutuhan aktualisasi diri, seperti kesempatan untuk menimba
ilmu dan pengetahuan baru serta menggali pengetahuan baru.
b. Teori motivasi menurut Douglas McGregor.
Dalam bukunya yang berjudul the human side of Enterprise,
Douglas McGregor mengemukakan pendapatnya yang menyatakan bahwa
manager menggolongkan para bawahanya pada dua kategori berdasarkan
asumsi tertentu. Kategori yang pertama bawahan yang memiliki sifat malas
bekerja, sering datang terlambat dan lain-laian. Kategori yang kedua yaitu
bawahan yang memiliki sifat ulet, rajin dan sebagainya. Dalam hal ini
manager akan berhasil dengan memberikan motivasi negatif untuk
menggerakkan bawahan kategori pertama, dan menggunakan motivasi
positif untuk mengerakkan bawahan kategori kedua.
c. Teori „ERG‟
Cliyton Alderfer, seorang guru besar di universitas Yale di
Amerika Serikat, Alferder mengetengahkan teori yang mengungkapkan
bahwa, manusia mempunyai tiga kelompok kebutuhan „inti‟ (core needs)
yang disebutnya eksistensi, hubungan dan pertumbuhan (Existence,
Relatedness, and Growth—ERG)
Sepintas teori Alferder mirip dengan teori Maslow. Memang
demikian dengan perbedaan satu yang mendasar, yaitu bahwa ketiga
kelompok kebutuhan yang dikemukakan oleh Alferder dapat timbul secara
simultan dan pemuasannya pun tidak dapat dilakukan „sepotong-sepotong‟
akan tetapi ketiga –tiganya sekaligus, meski dengan intensitas yang
berbeda-beda.
d. Teori motivasi menurut David McCleiland
David McCleiland adalah ahli psikologi dari universitas Harvard,
teori motivasi yang dikemukakannya dikenal dengan teoti kebutuhan, yang
secara luas dan mendalam dibahas dalam karya tulis yang berjudul the
echieving society. Pakar ini menggolongkan kebutuhan manusia dalam tiga
jenis yaitu, keberhasilan, kekuasaan dan afiliasi yang dikemukakan dalam
bentuk „rumus‟, yaitu need for achievement (n.Ach.), need for power
(n.Pow), dan need for affiliation (n,Aff)
e. Teori evaluasi kognitif menurut P.C. Jordan.
Inti teori ini ialah pandangan yang mengatakan bahwa pengaruh
motivasi intrinsik berkurang apabila seseorang termotivasi oleh dorongan
yang brsifat ekstrinsik. Teori ini menekankan bahwa apabila faktor-faktor
motivasional yang bersifat ekstrinsik kuat, maka motivasi intrinsik
melemah. 51
4.Jenis-jenis Motivasi
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi bisa dilihat dari sudut
pandang, diantaranya:
a. Motivasi dilihat dari dasar bentuknya, yaitu:
1) Motivasi bawaan
Motivasi yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa
dipelajari. Sebagai contoh, dorongan untuk makan, minum, bergerak,
istirahat dan lainya
2) Motivasi yang dipelajari
Motivasi yang timbul karena dipelajari, sebagai contoh:
dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan.52
b. Motivasi dilihat dari sumber asalnya adalah:
1) Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik sering disebut juga motivasi murni, motivasi
yang sebenarnya timbul dalam diri siswa sendiri misalnya,
mengembangkan sikap untuk berhasil, keinginan untuk mendapatkan
ketrampilan tertentu dan lain-lain. Jadi, motivasi ini timbul tanpa dari
luar. Dalam hal ini pujian dan hadiah atau sejenisnya tidak diperlukan
oleh karena itu tidak menyebabkan peserta didik belajar untuk
mendapatkan pujian dan hadiah itu.
2) Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh
faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti rangking, ijazah dan lain-
lain. Motivasi ekstrinsik ini tetap diperlukan di sekolah, sebab pengajaran
disekolah tidak selalu menarik siswa atau sesuai dengan kebutuhan
siswa. Karena itu motivasi terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan oleh
guru sehingga para siswa mau dan ingin belajar.53
51
Sondang p. Siagian, Kiat Meningkatkan Produkfitasn Kerja, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta karya, 2009), hlm. 102-107
52 Sadirman AM, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Grafindo
persada, 2001), hlm. 21.
53
Oemar Hamalik, proses belajar mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 162-
163.
Agar para siswa memiliki motivasi yang tinggi, beberapa usaha
perlu dilakukan oleh guru untuk membangkitkan motivasi, diantaranya:
a. Menjelaskan mamfaat dan tujuan dari pelajaran yang diberikan. Tujuan
yang jelas dan mamfaat yang betul-betul dirasakan oleh siswa akan
membangkitkan motivasi belajar.
b. Memilih materi atau bahan pelajaran yang benar-bear dibutuhkan oleh
siswa.
c. Memilih cara penyajian yang bervariasi, sesuai dengan kemampuan
siswa dan banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba dan
berpartisipasi
d. Memberi kesempatan siswa untuk sukses.
e. Memberi kemudahan dan bantuan dalam belajar.
f. Berikanlah pujian, hadiah atau ganjaran
g. Penghargaan terhadap pribadi anak.54
h. Adakan persaingan sehat, persaingan atau kompetisi yang sehat dapat
membangkitkan motivasi belajar.55
i. Dorongan dari guru untuk mengembangkan kreativitas
j. Memberikan umpan balik siswa mengenai kemajuan pribadi mereka
sendiri.
k. Pembelajaran harus percaya pada kemampuan diri mereka.
l. Libatkan kelas dalam pengambilan keputusan.
m. Beri siswa tanggung jawab atas pembelajaran mereka.56
5.Faktor-faktor Yang Mempengarui Motivasi Belajar.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar peserta
didik antara lain:
a. Drive atau desakan yaitu dorongan yang diarahkan keadaan pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan jasmaniah.
b. Motif adalah dorongan yang terarah pada pemenuhan psikis atau rohaniah
c. Kebutuan atau need adalah suatu keadaan dimana suatu individu
merasakan kekurangan atau ketiadaan suatu yang diperlukannya.
d. Keingingan atau wish adalah harapan untuk mendapatkan atau memiliki
suatu yang dibutuhkan.57
54
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan. hlm. 71-72.
55 R. Ibrahim, Nana Syaodih S, Perencanan Pengajaran, (Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan PT Rineka Cipta, 2003), hlm. 29.
56 Gavin Reid, Motivating Learners In The Classroom: Ideas and strategi, penerjemah
Hartati Widiastuti, (Jakarta: PT. Indeks, 2009), hlm. 24-31.
57 Gavin reid, penerjemah Hartati widiastuti, Memotivasi siswa di kelas: Gagasan dan
strategi, Hlm. 24-31.
Ada beberapa Unsur yang mempengaruhi motivasi belajar peserta
didik, yaitu antara lain:
a. Cita-cita dan aspirasi siswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti
keinginan berjalan, makan, berebut mainan dan lain-lain. Keberhasilan
mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan
dikemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan.
b. Kemampuan siswa
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau
kecakapan mencapainya. Seperti keinginan membaca perlu dibarengi
dengan kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-huruf.
c. Kondisi siswa.
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan kondisi rohani
mempengaruhi motivasi belajar.
d. Kondisisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat
tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan masyarakat. Sebagai anggota
masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.
Siswa memilki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran
yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan
teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar. Kesemua
lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar.
f. Upaya guru dalam membelajarkan.
Guru adalah seorang pendidik yang profesional, ia bergaul setiap
hari dengan puluhan bahkan ratusan siswa. Upaya pembelajaran guru
disekolah tidak terlepas dari kegiatan luar sekolah58
Jadi faktor yang mempengaruhi motivasi peserta didik anatara lain:
Cita-cita dan aspirasi peserta didik, kemampuan peserta didik, kondisi
peserta didik, lingkungan peserta didik, dan upaya guru dalam
pembelajaran.
6.Fungsi motivasi
Motivasi sangat penting dalam segala sesuatu, hal itu juga dapat
dipahami karena motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan
aktivitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan tingkahlaku serta
mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Motivasi juga mendorong
timbulnya perbuatan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan.
58
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta, PT. Rineka cipta, 1999), hlm.
97-100.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka motivasi memiliki fungsi sebagai
berikut:
a. Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau suatu perbuatan, maka tanpa
motivasi tidak akan tmbul suatu perbuatan seperti belajar.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan ke
pencapaian tujuan yang didinginkan.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi
mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu
pekerjaan.59
Jadi fungsi utama motivasi adalah pendorong, pengarah, dan
penggerak timbulnya perbuatan individu untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
E. Mata Pelajaran Tarikh
1. Pengertian Mata Pelajaran Tarikh
Secara bahasa Tarikh dalam bahasa inggris adalah history yang
berarti sejarah.60
Mata pelajaran Tarikh merupkan salah satu mata pelajaran
yang diajarkan di SMP Islam di bawah naungan lembaga pendidikan
Muhammadiyah yang menjadi salah satu mata pelajaran ciri khusus, yang
ditetapkan oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP.
Muhammadiyah, yang secara subtansial mapel Tarikh ini sama seperti mata
pelajaran SKI yang ada di Madrasah pada umumnya yang berisikan sejarah
perjalanan Nabi Muhammad dan Sahabat-sahabatnya dari zaman dahulu
dalam Mensyiarkan ajaran agama Islam sampai dengan masuknya Islam ke
Indonesia.
2. Tujuan pembelajaran Mata Pelajaran Tarikh
Di dalam perserikatan muhammadiyah sebagai gerakan dakwah,
sejak awal berdirinya tahun 1912 hingga sekarang telah menempatkan
pendidikan menjadi salah satu ujung tombak atau wahana strategis
dakwahnya. Oleh karena itu mata pelajaran Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan baik isi, jiwa, maupun semangatnya harus merupakan
satu kesatuan yang utuh dari keseluruhan bentuk, jenjang, atau kegiatan
serta kelembagaan pendidikan pada perguruan Muhammadiyah.61
Pendidikan Al-Islam dan kemuhammadiyahan bertujuan untuk:
59
Oemar Hamalik, proses belajar mengajar. hlm. 161.
60 Abd. Bin Nuh, Umar Bakri, kamus Indonesia- Arab- Inggris, (Jakarta: Mutiara Sumber
Widya, 2003), hlm. 250.
61 Majelis DIKDASMEN, Al-Islam (Yogyakarta: Mentari Pustaka, 2008). Hlm. II.
a. Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan,
serta pengalaman peserta didik tentang Al-Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaan
kepada Allah SWT, sesuai al-Qur‟an dan as‟Sunah.
b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlakul
karimah, yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas,
produktif, kreatif, inovatif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi
(tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta
mengembangkan budaya Islami dalam komunitas sekolah sesuai al-
Qur‟an dan as-Sunah.
c. Menanamkan, menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran peserta didik
untuk mengamalkan ajaran islam serta mendakwahkanya secara
berorganisasi sesuai dengan petunjuk al-Qur‟an dan as-Sunah. Melalui
pemahaman gerakan, organisasi dan amal usahanya, dengan tujuan
menanamkan rasa tanggung jawab ke dalam diri peserta didik,
dimaksudkan agar dapat menjadi kader Muhammadiyah yang merupakan
pelopor, pelangsung, penerus dan penyempurna amal usaha
muhammadiyah.62
Jadi tujuan Mapel Tarikh yang diajarkan di sekolah-sekolah di
bawah naungan LP. Muhammadiyah adalah mengembangkan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik
tentang sejarah atau fenomena masyarakat Islam masa lalu untuk dijadikan
ibrah sehingga dapat terinternalisasi pada diri setiap peserta didik untuk
bekal hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Landasan pelajaran Tarikh.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar pendidikan Al-Islam dan
kemuhammadiyahan merupakan pengembangan dari Standar kompetensi
dan kompetensi dasar Pendidikan Agama Islam untuk SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA/SMK berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22
tahun 2005, tentang standar isi. Yang dimaksud dengan pengembangan
adalah perluasan dan pendalaman dari standar isi, sebagai ciri khas dan nilai
62
Majelis DIKDASMEN PP. Muhammadiyah, Standar kompetensi lulusan dan Standar
Isi, hlm. 2.
tambah yang akan diterima oleh peserta didik pada satuan pendidikan
muhammadiyah. Dengan perluasan dan pendalaman ini diharapkan para
peserta didik pada satuan pendidikan muhammadiyah akan memperoleh
bekal yang lebih memadai bagi pertumbuhan pribadi sebagai warga
masyarakat, warga bangsa, dan warga negara yang baik berdasarkan nilai-
nilai pedoman hidup islam warga Muhammadiyah serta matan, keyakinan,
dan cita-cita Hidup (MKCH) Muhammadiyah.
Ruang lingkup Mata pelajaran sebagai ciri khusus dari satuan
pendidikan yang berada dibawah naungan PP. Muhammadiyah adalah:
a. al-Qur‟an hadits
b. Aqidah
c. Akhlak
d. Fiqih/ (Ibadah dan Muamalah)
e. Tarikh dan kebudayaan Islam
f. Kemuhammadiyahan.
Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan menekankan
keseimbangan, keselarasan, dan keserasian hubungan manusia dengan Allah
SWT., hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia
dengan diri sendiri dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya sesuai
dengan al-Quran dan as-Sunnah.63
Di dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sisitim pendidikan
Nasional, dinyatakan bahwa sistem pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut salah
satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di Madrasah
adalah pendidikan Agama Islam, yang bermaksud untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berakhlak mulia.64
Sejarah Kebudayaan Islam di MTs merupakan salah satu mata
pelajaran yang menelaah tentang asal-asul, perkembangan, peranan
kebudayaan Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam
dimasa lampau, mulai dari perkembangan masyarakat Islam pada masa Nabi
Muhammad SAW dan Khulafaurrasyidin, Bani Ummayah, Bani Abbasiyah,
Ayyubiyah, sampai perkembangan Islam di Indonesia. Secara subtansial
mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memiliki kontribusi dalam
63
Majelis DIKDASMEN PP. Muhammadiyah, Standar kompetensi lulusan dan Standar
Isi, hlm. 2.
64
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Standar kompetensi
lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 48-52.
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai
kearifan yang dapat digunakan untuk meraih kecerdasan, membentuk sikap,
watak, dan kepribadian peserta didik.
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan-kemanpuan sebagai berikut:
a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari
landasan ajaran nlai-niai dan norma-norma yang telah dibangun oleh
Rasulullah SAW. dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan
peradaban Islam.
b. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan
tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini,
dan masa depan.
c. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara
benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah
d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat islam di masa
lampau.
e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah
dari peristiwa-peristiwa bersejarah Islam. meneladani tokoh-tokoh
berprestasi dab mengaitkanya dengan fenomena sosial, budaya, politik,
ekonomi, iptek, dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan
kebudayaan dan peradaban Islam.65
F. Efektifitas Penggunaan Media Dalam Motivasi Belajar
Pengajaran di sekolah semakin berkembang. Dimulai dari
pengajaran tradisional yang memiliki ciri konservatif berkembang menuju
sistem pengajaran modern, yang memiliki ciri sesuai dengan kemajuan
zaman. Dalam tahap-tahap perkembangan itu, terdapat perubahan-
perubahan dalam sistem pengajaran dengan semua aspek dan unsur-
unsurnya.66
Interaksi guru-peserta didik sebagai makna utama proses
pengajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pengajaran
yang efektif. Mengingat kedudukan peserta didik sebagai subyek dan juga
sebagai objek dalam pengajaran maka inti proses pengajaran tidak lain
adalah kegiatan belajar peserta didik dalam mencapai suatu tujuan
pengajaran.
Keterpaduan proses belajar peserta didik dengan proses mengajar
guru sehingga terjadi interaksi belajar mengajar tidak datang begitu saja
dan tidak tumbuh tanpa pengaturan dan perencanaan yang seksama.
65
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Standar kompetensi
lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 52.
66 Oemar Hamalik, proses belajar mengajar , hlm. 55.
Pengaturan sangat diperlukan terutama dalam menentukan komponen dan
variabel yang harus ada dalam proses pengajaran tersebut. Perencanaan
dimaksudkan merumuskan dan menetapkan interelasi sejumlah komponen
dan variabel sehingga memungkinkan terselenggaranya pengajaran yang
efektif.
Ciri pengajaran yang efektif salah satu diantaranya dilihat dari
kadar kegiatan siswa belajar. Makin tinggi kegiatan belajar siswa, makin
tinggi peluang berhasilnya pengajaran. Ini berarti kegiatan guru mengajar
harus merangsang siswa melakukan berbagai kegiatan belajar.
Setiap proses pengajaran di sekolah sebaiknya terdiri atas kegiatan
belajar individu, kegiatan belajar kelompok dan kegiatan belajar klasikal.
Namun, sebaiknya lebih banyak mengembangkan kegiatan belajar
kelompok dan kegiatan belajar mandiri. Kegiatan belajar klasikal berfungsi
sebagai dasar atau landasan bagi kegiatan belajar kelompok dan kegiatan
belajar mandiri, serta berfungsi sebagai usaha dalam membuat kesamaan
pendapat dari hasil belajar yang diperoleh siswa.
Dalam kegiatan interaksi edukatif biasanya dipergunakan alat
material dan non material. alat material termasuk alat bantu audiovisual di
dalamnya. Penggunaan alat bantu audivisual dalam proses interaksi
edukatif sangat didukung oleh Dwyer (1967) salah satu tokoh aliran
realisme. Aliran realisme berasumsi bahwa belajar yang sempurna hanya
dapat tercapai jika digunakan bahan-bahan audio visual yang mendekati
realitas. Menurut Miller dan kawan-kawan (1957) lebih banyak sifat bahan
audiovisual yang menyerupai realitas, makin mudah terjadi belajar.
Karenanya, ada kecenderungan dari pihak guru untuk memberikan bahan
pelajaran sebanyak mungkin dengan memberikan penjelasan yang
mendekati realitas kehidupan dan pengalaman anak didik.67
Alat/ media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam
rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi, yaitu
alat sebagai pelengkap, alat sebagai pembantu mempermudah usaha
mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan.
Sebagai alat bantu dalam pendidikan dan pengajaran, alat material
(audiovisual) mempunyai sifat sebagai berikut:
a. Kemampuan untuk meningkatkan persepsi
b. Kemampuan untuk menngkatkan Pengertian
c. Kemampuan untuk meningkatkan Transfer (pengalian) belajar
d. Kemampuan untuk Memberikan penguatan
e. Atau penguatan hasil yang dicapai
f. Kemampuan untuk meningkatkan Retensi (ingatan).68
67
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik dalam interaksi edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2005), hlm. 19-20.
68 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, strategi belajar mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hlm.47.
Kriteria keefektifitasan suatu media dalam pembelajaran adalah
apabila media tersebut dapat mengkomunikasikan isi pesan (bahan ajar)
yang akan disampaikan oleh sumber (guru) kepada sasaran yang ingin
dicapai (peserta didik).69
Ada beberapa kriteria menilai keefektifan suatu media, (Hubbard
1983) mengemukakan kreteria untuk menilainya, adapun itu sebagai
berikut: Biaya. Karena biaya harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai
dengan penggunaan media itu sendiri, Ketersediaannya fasilitas pendukung
seperti listrik, kecocokan dengan ruangan kelas, waktu dan tenaga
penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan kegunaan. Maka
semakin banyak tujuan pembelajaran yang dapat dibantu dengan sebuah
media pembelajaran maka semakin baik media tersebut.
Kreteria diatas lebih diperuntukkan bagi media pembelajaran yang
bersifat konvensional. Sedang untuk pembelajaran dengan menggunakan
program komputer dan proyektor LCD dalam pembelajaran, Thorn (1995)
mengajukan beberapa kriteria untuk menilai multimedia yang interaktif,
antara lain : Kemudahan navigasi, sebuah program harus dirancang
sesederhana mungkin sehingga peserta didik tidak perlu belajar komputer
terlebih dahulu. Kandungan kognisi yang berupa pengetahuan dan
presentasi informasi, kedua kriteria ini untuk menilai isi dari program itu
sendiri, apakah program itu telah memenuhi kebutuhan pembelajaran
peserta didik atau belum. Integrasi media, dimana media harus
mengintegrasikan aspek dan ketrampilan yang harus dipelajari. Untuk
menarik minat peserta didik program harus mempunyai tampilan yang
artistik maka etestika juga sebuah kriteria. Fungsi secara keseluruhan,
program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang
diinginkan oleh peserta didik sehingga seseorang selesai menjalankan
sebuah program dia akan merasa telah belajar sesuatu.
Kecenderungan pembelajaran dengan program komputer yang
integratif memberikan penekanan pada pengintegrasian berbagai
kompetensi yang ingin dicapai dengan pengalaman pembelajaran melalui
penglihatan, pendengaran, dan gerakan (animasi), dan mengintegrasikan
teknologi secara lebih penuh pada pembelajaran. Lee (1996) merumuskan
paling sedikit ada delapan alasan pemakaian komputer sebagai media
pembelajaran antara lain alasannya pengalaman, motivasi, peningkatan
pembelajaran materi yang autentik, interaksi yang lebih luas, lebih pribadi,
tidak terpaku pada sumber tunggal, dan pemahaman global.70
69
Raharjo, “Media pendidikan”, dalam Chabib Toha, Abdul Mu‟ti, PBM-PAI di Sekolah,
(Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo-Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 1998), hlm.269.
70 Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran. hlm. 130-131.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian mengandung prosedur dan cara melakukan
verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan dan menjawab masalah
penelitian. Dengan kata lain metode penelitian akan memberikan petunjuk
bagaimana penelitian itu dilaksanakan.71
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yaitu penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Tylor).
Sementara Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif
adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam
kawasanya sendiri dan berhubungna dengan orang-orang tersebut dalam
bahasanya dan dalam peristiwanya.72
Objek penelitian dalam penelitian ini
adalah penelitan lapangan. Jadi penelitian kualitatif adalah penelitian
lapangan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata baik tulis atau
lisan dari objek yang diamati. Penelitian ini bersifat umum dan bisa
berkembang sesuai dengan situasi di lapangan.
B. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian
Lokasi penelitian bertempat di SMP Muhammadiyah 4 Semarang.
Sekolah ini adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang dibawah naungan
Lembaga Pendidikan Muhammadiyah yang berada di perkotaan dan
letaknya sangat strategis, yaitu tepatnya di Jl. Puspowarno IV/20, kelurahan
Salaman Mulyo, kec. Semarang Barat, Semarang, Jawa tengah.
71
Nana Sudjana, Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
1989), hlm 16.
72
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta:Rineka Cipta, 2000), hlm.36.
Adapun alasan peneliti memilih SMP Muhammadiyah 4 Semarang
sebagai tempat penelitian karena SMP Muhammadiyah 4 Semarang
merupakan salah satu sekolah Menengah pertama yang sudah memenuhi
standar sarana dan prasarana pendidikan. Sekolah ini adalah sekolah yang
berbasis IT, yaitu tersedianya seperangkat LCD proyektor dan komputer
pada setiap ruangan kelas dan tersedianya area hot spot dilingkungan
sekolah. Maka peneliti memilih sekolah tersebut sebagai tempat penelitian.
2. Waktu penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai dari dari observasi awal
sampai dengan pengambilan data yaitu sejak tanggal 23 Januari - 6 April
2011. Adapun tahap-tahap yang penulis lakukan adalah:
a. Melakukan pendekatan kepada kepala sekolah untuk mengajukan
permohonan izin riset.
b. Melakukan survey awal bertujuan untuk mencari gambaran umum
tentang obyek yang akan diteliti.
c. Melakukan penelitian dengan observasi serta wawancara tentang obyek
penelitian.
d. Melakukan analisis data dan menyimpulkannya.
C. Data
Menurut sumbernya, data penelitian digolongkan sebagai data
primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh
langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau
alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang
dicari. Sumber data primer ini peneliti lakukan dengan teknik pengumpulan
data dengan cara observasi (pengamatan) , wawancara dan angket.
2. Data Sekunder
Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh
lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek
penelitiannya.73
Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau
data laporan yang telah tersedia.
D. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data adalah dalam penelitian adalah
subjek dari mana data dapat diperoleh.74
Secara umum sumber data dalam
penelitian kualitatif adalah tindakan dan perkataan manusia dalam suatu
latar yang bersifat alamiah, selebihnya adalah bahan-bahan pustaka, seperti
dokumen, majalah koran, buku arsip, foto, video, dan lain sebagainya.75
Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data, maka diklasifikasikan
menjadi 3 P, yaitu:
1. Person, yaitu sumber data berupa orang.
Sumber data person ini diperoleh dari orang yang langsung
berkecimpung pada obyek yang diteliti. Dalam hal ini, peneliti memperoleh
data dari berbagai keterangan tentang hal yang berhubungan dengan
efektifitas penggunaan media LCD dalam memotivasi belajar peserta didik
pada Mapel Tarikh kelas VII di SMP Muhammadiyah 4 Semarang.
2. Place, yaitu sumber data berupa tempat.
Sumber data place yaitu sumber data yang menjadi obyek kajian
peneliti, yaitu SMP Muhammadiyah 4 Semarang.
3. Paper, yaitu sumber data yang berupa simbol atau dokumen. 76
Sumber data dokumen yaitu segala macam bentuk sumber
73
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 91.
74 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 129.
75 U. Maman, Metodologi Penelitian Agama: Teori dan Praktek, (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2006), hlm. 80.
76 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Yogyakarta:
Rineka Cipta, 2002), hlm. 170.
informasi yang berhubungan dengan dokumen, baik yang resmi maupun
yang tidak resmi dalam bentuk laporan, statistika, surat-surat resmi, buku
harian, dan semacamnya, baik yang diterbitkan maupun yang tidak
diterbitkan. Oleh karena itu, penulis mencari sumber data dari berbagai
buku dan laporan tentang penggunaan media LCD dalam proses
pembelajaran.
E. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah tentang data Efektifitas penggunaan
media LCD dalam memotivasi belajar peserta didik pada mapel Tarikh
kelas VII di SMP Muhammadiyah 4 Semarang.
F. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini
dengan tehnik atau cara sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan–pencatatan terhadap keadaan
atau perilaku objek sasaran.77
Metode observasi ini digunakan untuk mendapatkan data yang
terkait dengan objek penelitian. Metode observasi ini bermanfaat bagi
peneliti karena peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam
keseluruhan situasi sosial, jadi akan diperoleh pandangan yang holistik atau
menyeluruh serta metode observasi ini peneliti dapat menemukan hal-hal
yang belum terungkap oleh responden dalam wawancara.78
Objek observasi dalam penelitian ini adalah:
77
Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2005), hlm. 104.
78 Sugiono, Metode penelitian kualitaif kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2008),
hlm.313-314.
a. Ruang kelas, dalam hal ini ruang kelas merupakan tempat
berlangsungnya aktivitas proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini
peneliti mengobservasi kelas VII.1, VII.2, VII.3, VII.4.
b. Guru Tarikh kelas VII, selaku pelaku pengajar dengan menggunakan
media LCD proyektor dalam proses pembelajara.
c. Kegiatan pembelajaran Tarikh kelas VII dengan menggunakan Media
LCD, merupakan situasi sosial yang sedang berlangsung.
2. Metode Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi verbal
dengan tujuan mendapatkan informasi penting yang di inginkan.
Wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan
sejumlah pertanyaan secara lesan untuk dijawab secara lesan pula.
Wawancara ini digunakan untuk memperoleh informasi yang tepat dan
objektif . 79
Metode wawancara ini menghendaki komunikasi langsung antara
peneliti dengan subyek atau responden untuk memperoleh informasi tentang
efektifitas penggunaan media LCD oleh guru dalam memotivasi belajar
peserta didik. Dalam penelitian ini peneliti mewawancarahi kepala sekolah,
guru Mapel Tarikh dan peserta didik.
Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai guru, peseta didik,
kepala sekolah dan pihak lain terkait yang dapat memberikan informasi
dalam penelitian ini.
3. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.80
Adapun tujuan penggunaan angket yaitu
untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian,
79
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Antara Teori dan Praktek,
(Jakarta:PT.Bumi Aksara,2006), hlm. 179.
80 Sugiono, Metode penelitian kualitaif kuantitatif dan R&D, hlm.142.
memperoleh informasi dengan reabilitas dan validitas setinggi mungkin.81
Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengumpulkan data
tentang bagaimana motivasi belajar peserta didik dalam mapel Tarikh
dengan menggunakan media LCD dengan menggunakan pedoman skala
Likert dalam penyusunannya.
Angket dalam penelitian ini diajukan kepada peserta didik kelas VII
SMP Muhammadiyah 4 Semarang, yang dimana kelas VII di sekolahan ini
berjumlah 4 kelas yang dikelompokkan kedalam klasifikasi rata-rata nilai
hasil Ujian Nasional SD, dimulai dari kelas VII 1 yang terdiri dari peserta
didik dengan hasil UN tertinggi dan seterusnya, dan terahir kelas VII 4 yang
terdiri dari peserta didik dengan hasil UN terendah.
4. Studi Dokumen
Studi dokumen yaitu suatu cara mengumpulkan data melalui
peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku
tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, yang berhubungan dengan
masalah penelitian.82
Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh
data-data yang tidak diperoleh dari data-data wawancara atau observasi serta
angket. Metode ini digunakan untuk melengkapi metode pengumpulan data
yang pertama,kedua dan ketiga. Jenis dokumentasi ini dapat berupa foto,
recording, buku-buku dan lain sebagainya.
Jenis dokumentasi yang diambil dalam penelitian ini antara lain:
a. Draf tentang profil sekolah
b. Foto/ gambar yang terkait dengan aktifitas proses pembelajaran
c. Data hasil angket yang dibagikan kepada peserta didik.
d. Recording pada saat wawancara.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
81
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Antara Teori dan Praktek ,
hlm.182. 82
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, hlm.181.
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melulakukan sintesa, menyusun kedalam
pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga dapat difahami diri sendiri dan orang lain.83
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis
berangkat dari fakta-fakta khusus, peristiwa-peristiwa yang kongkret,
kemudian dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang khusus dan
kongkrit itu di generalisasikan yang mempunyai sifat umum.84
Namun dalam
penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deduktif-
induktif karena pada penelitian ini dalam proses display data menggunakan
hasil persentase angket yang berupa angka.
Aktifitas dalam analisis data kualitatif meliputi:
a. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya.
b. Penyajian data (display data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Melalui display data tersebut maka data
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah
difahami.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan
tesk yang bersifat naratif.
83
Sugiono, Metode penelitian kualitaif kuantitatif dan R&D, hlm. 335
84 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm. 47.
Pada penelitian kualitatif ini peneliti menggunakan display data
berupa teks naratif yang didukung dengan hasil prosentase angket yang
telah diuji cobakan dilapangan.
c. Verifikasi
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin
dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal. Tetapi
mungkin saja tidak, sebagaimana kita ketahui bahwa penelitian kualitatif
masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah berada di lapangan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan merupakan sebuah
temuan baru yang sebelumnya memang belum pernah ada.85
Jadi analisis ini peneliti gunakan untuk menganalisa tentang
Efektifitas penggunaan media LCD dalam memotivasi belajar peserta didik
pada mapel Tarikh kelas VII di SMP Muhammadiyah 4 Semarang. Dalam
hal ini acuan yang dipakai dalam menentukan kriteria keefektifitasan suatu
media dalam pembelajaran adalah apabila media tersebut dapat
mengkomunikasikan isi pesan (bahan ajar) yang akan disampaikan oleh
sumber (guru) kepada sasaran yang ingn dicapai(peserta didik).86
Pada saat proses belajar mengajar keefektifitasan suatu media
pembelajaran bisa dilihat juga dari kadar kegiatan siswa dalam belajar.
Makin tinggi kegiatan belajar peserta didik, makin tinggi peluang besarnya
pengajajaran.87
Kegiatan belajar peserta didik bisa terwujud karena adanya
motivasi yang tinggi dari peserta didik. Motivasi merupakan hal abstrak,
oleh karena itu aktualisasi dari motivasi belajar peserta didik adalah aktifitas
belajar .
85
Sugiono, Metode penelitian kualitaif kuantitatif dan R&D, hlm 341-345.
86Raharjo, “Media pendidikan”, dalam Chabib toha, Abdul Mu‟ti, PBM-PAI di Sekolah,
(Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo-Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 1998), hlm.269.
87Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2008), hlm.72.
Ada beberapa kriteria menilai keefektifan suatu media, (Hubbard
1983) mengemukakan kreteria untuk menilainya, adapun itu sebagai
berikut: Biaya. Karena biaya harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai
dengan penggunaan media itu sendiri, Ketersediaannya fasilitas pendukung
seperti listrik, kecocokan dengan ruangan kelas, waktu dan tenaga
penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan kegunaan. Maka
semakin banyak tujuan pembelajaran yang dapat dibantu dengan sebuah
media pembelajaran maka semakin baik media tersebut.88
88
Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Kaukaba, 2011). hlm. 131.
BAB IV
ANALISIS EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD DALAM
MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MAPEL
TARIKH KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SEMARANG.
A. Deskripsi Hasil Penelitian
3. Letak Geografis Sekolah
SMP Muhammadiyah 4 Semarang adalah sebuah lembaga pendidikan
Islam yang dibawah naungan lembaga pendidikan Muhammadiyah yang
berada di perkotaan dan letaknya juga sangat strategis, yaitu tepatnya di Jl.
Puspowarno IV/20, kelurahan Salaman Mulyo, kec. Semarang Barat,
Semarang, Jawa tengah.
4. Sejarah Berdirinya SMP Muhammadiyah 4 Semarang
Sebelum berdirinya SMP Muhammadiyah 4 Semarang, pada tahun
1973 diawali dengan TK Aisyah Bustanul Athfal (ABA). Setahun kemudian
tepatnya tahun 1974 berdiri SD Muhammadiyah sebagai tindak lanjut dari TK
ABA. Proses perjalanan dari TK ABA dan SD Muhammadiyah ini ternyata
kurang mendukung dan tidak sesuai dengan harapan sehingga diadakan
relokasi untuk TK ABA di pindahkan di rumah Bp. Slamet, As untuk
menghabiskan tahun ajaran, sedangkan siswa SD Muhammadiyah
digabungkan dengan SD Muhammadiyah 7. Dan Akhirnya pada tanggal 1
Januari 1975 di lokasi yang sama berdirilah SMP Muhammadiyah.
Penggagas berdirinya SMP Muhammdiyah 4 Semarang adalah:
a. Soeyitno
b. H. Sikoen Notoprayitno
c. H. Soetiman
d. H. Masngodi.
Karena dasar pertimbangan di cabang PCM Semarang Barat III belum
berdiri SMP Muhammdiyah, maka keempat tokoh ini bersepakat mendirikan
SMP Muhammadiyah yang sekarang menjadi SMP Muhammdiyah 4
Semarang. Untuk pembangunan fisik sekolah keempat tokoh ini
berkoordinasi mencari dana dari para donatur guna berdirinya bangunan
sekolah.
Selama proses perjalanan SMP Muhammadiyah 4 Semarang, sekolah
ini dipimpin oleh 9 periode kepala sekolah, adapun kepala sekolah yang
pernah menjabat adalah:
a. Drs. Ichwan Rasidi
b. Masngodi
c. Kustini Sutomo
d. Endang Supadmi, BA.
e. Dramanto, BA.
f. Drs. M. Alquri
g. Drs. Djoko Suprayitno,
h. Joto Budoyo. S.Pd
i. Darus Irfangi, S.Pd.
5. Visi, Misi dan Tujuan SMP Muhammadiyah 4 Semarang
Adapun Visi dan Misi serta tujuan SMP Muhammadiyah 4 Semarang
sebagai berikut :
a. Visi
“ Tekun beribadah, Berakhlaqul karimah, Berprestasi, dan terampil”.
b. Misi
1) Profesionalisme guru mengajar sesuai dengan ijasah
2) Menetapkan kurikulum nasional plus ciri khusus
3) Menarget kompetensi siswa sesuai dengan tingkatan kelas
4) Mewajibkan siswa beribadah khususnya sholat di sekolah sesuai
dengan waktu pelaksanaan KBM
5) Memaksilkan praktik ibadah dan praktik penunjang aterí pelajaran
6) Menerapkan aturan-aturan bagi siswa yang berorientasi pada
peningkatan akhlak.
7) Menyelenggarakan ekstrakulikuler bagi wadah bakat dan minat siswa.
8) Menyiapakan kader Muhammadiyah sebagai pemimpin di
masyarakat.
c. Tujuan
1) Memiliki ketekunan dalam menjalankan syariat Islam
2) Memiliki sikap yang santun baik perkataan maupun perbuatan
3) Unggul dalam prestasi akademik baik tingkat kota, provinsi maupun
nasional.
4) Unggul dalam prestasi non akademik
5) Unggul dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama
bidang sains dan matematika.
6. Struktur Organisasi Pembantu Kepala sekolah Tahun Pelajaran 2010/2011.
Adapun struktur organisasi pembantu sekolah, bisa dilihat dalam
lampiran.
7. Keadaan Guru dan Peserta didik
a. Guru
SMP Muhammadiyah 4 Semarang memiliki 22 tenaga pendidik yang
bertanggung jawab atas disiplin ilmu tertentu, memang masih ada beberapa
guru yang mengajar lebih dari satu mata pelajaran. Dengan adanya realitas ini
tidak menjadikan proses KBM kurang efektif, karena para guru di SMP
Muhammadiyah 4 Semarang memiliki beberapa kualifikasi tertentu sehingga
walaupun mereka mengampu lebih dari satu mata pelajaran tidak menjadi
kendala dalam proses pembelajaran di kelas.
b. Peserta Didik
Di SMP Muhammadiyah 4 Semarang pada tahun ajaran 2010-2011
terdidri dari dari 10 kelas dari kelas VII - IX. Adapun rinciannya bisa dilihat
didalam lampiran.
8. Sarana dan Prasarana Sekolah
SMP Muhammadiyah 4 Semarang adalah satuan pendidikan yang
sudah memenuhi standar sarana dan prasaran untuk menjadi sekolah SSN
(Sekolah Standar Nasional), adapun rincian sarana dan prasarananya bisa
dilihat dalam lampiransebagai berikut.
B. Penggunaan Media LCD Dalam Memotivasi Belajar Peserta Didk
Pada Mapel Tarikh Kelas VII Di SMP Muhammadiyah 4 Semarang
SMP Muhammadiyah 4 Semarang adalah sebuah lembaga pendidikan
yang notabenya sekolah Islam. Dalam kehidupan setiap hari, peserta didik
selalu ditumbuh kembangkang ritual keagamaan, seperti sebelum pelajaran
dimulai, terlebih dahulu diawali dengan membaca doa dan Asmaul Husna,
sholat dhuha berjamaah, dan jamaah solat dzuhur. Hal ini bertujuan
membekali peserta didik agar terbiasa melaksanakan Ibadah wajib dalam
kesehariannya dirumah dan di masyarakat. Dalam keseharianya di SMP
Muhammadiyah 4 Semarang menerapkan kata Mutiara “Kebersihan adalah
sebagian dari iman”. Hal ini terlihat jelas pada lingkungan sekolah yang
bersih dan tertata rapi, seperti halnya setiap hendak memasuk kelas alas kaki
dilepas dan diletakkan di loker sepatu. Peraturan ini tidak hanya berlaku bagi
peserta didik saja melainkan para guru dan karyawan sekolah. Hal ini
bertujuan agar tercipta kenyamanan bagi warga sekolah, sehingga proses
belajar mengajar berjalan secara tertib dan kondusif. Selain itu di setiap sudut
ruang kelas dipasang kata-kata bijak, dengan tujuan sebagai motivasi bagi
peserta didik agar terpacu untuk lebih maju guna menyongsong masa depang
sesuai dengan apa yang peserta didik impikan dan dicita-citakan.
Kurikulum yang diterapkan di SMP Muhammadiyah 4 Semarang
adalah kurikulum Nasioal yaitu dari DIKNAS, dan kurikulum ciri khusus dari
Majelis DIKDASMEN Muhammadiyah. Berikut ini adalah daftar Mata
pelajaran yang diajarkan di SMP Muhammadiyah 4 semarang yaitu:
a. PKN
b. Bahasa Indonesia
c. Bahasa Inggris
d. Matematika
e. IPA terpadu (Fisika, Biologi)
f. IPS terpadu (Sejarah, Ekonomi, Geografi)
g. Seni budaya
h. Penjaskes
i. Orkes
j. TIK
k. Bahasa Jawa
l. Aqidah
m. al-Qur‟an Hadist
n. Akhlaq
o. Tarikh
p. Ibadah
q. Kemuhammadiyahan
r. Bahasa Arab
Dari beberapa mata pelajaran diatas ada beberapa mata pelajaran yang
menjadi ciri khusus dari lembaga pendidikan di bawah naungan
Muhammadiyah yaitu Aqidah, al-Qur‟an Hadist, Akhlaq, Tarikh, Ibadah,
Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab.
Mata pelajaran Tarikh merupakan salah satu mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam ciri khusus lembaga dibawah naungan Lembaga
pendidikan Muhammadiyah. Mata pelajaran Tarikh ini diajarkan 1 kali dalam
seminggu dengan durasi 1 jam pelajaran. Mapel Tarikh ini bisa dibilang unik
karena mempunyai karakteristik berupa rangkaian uraian cerita sejarah
masyarakat Islam masa lampau. Hal ini memerlukan pemahaman dengan
daya hafal yang tinggi. Dengan realitas ini tugas guru semakin berat untuk
memahamkan siswa akan materi dengan waktu yang cukup singkat. Untuk itu
guru memerlukan media pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam
menerima pelajaran.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat
akhir-akhir ini membawa dampak positif bagi dunia pendidikan, khususnya di
SMP Muhammadiyah 4 semarang. Dalam proses pembelajarannya sekolah
ini berbasis IT yaitu menggunakan LCD proyektor sebagai salah satu media
pembelajaranya. Hal ini terlihat jelas pada setiap ruangan kelas terdapat
seperangkat komputer dan LCD.
Keberadaan LCD di sekolah ini sudah ada sejak tahun 2007, tetapi
belum permanen pada setiap kelas dikarenakan sekolahan ini hanya memilki
1 unit LCD proyektor. Kemajuan teknologi mutahir mendorong para tenaga
pendididk/ guru untuk lebih inovatif dalam pengajaran. Agar tidak
ketinggalan zaman, sekolah ini memilih media LCD sebagai media tehnologi
pembelajaran. Memang tidak dipungkiri harga 1 unit LCD dan komputer
masih relatif mahal, dan tidak semua satuan pendidikan bisa menggunakanya.
Lain halnya di SMP Muhammadiyah 4 Semarang pada setiap ruangan kelas
telah tersedia 1 unit Komputer dan LCD. Hal ini bisa terjadi atas inisiatif
kepala sekolah dan dewan komite sekolah dengan tidak membebani wali
murid, dana yang dibutuhkan untuk keperluan LCD diambil dari dana sisa
kegiatan. Jadi setiap ada kegiatan sekolah di usahakan ada sisa dana dan
kebijakan ini disosialisasikan kepada wali murid agar tidak terjadi kesalah
pahaman. Setelah dana terkumpul, dana inilah yang dipakai untuk membeli
perlengkapan media tekhnologi pembelajaran yang berupa beberapa
perangkat komputer dan LCD.
Tujuan dipilihnya LCD sebagai salah satu media pembelajaran adalah:
a. Kemajuan teknologi. Hal ini menuntut sekolah untuk bisa mengimbangi
kemajuan tekhnologi tersebut sebagai wahana inovasi dalam proses
belajar mengajar.
b. Sebagian besar peserta didik sudah tidak asing dengan kemajuan IT. Hal
ini dikarenakan sebagian besar siswa SMP Muhammadiyah 4 Semarang
tinggal di daerah perkotaan yang sangat cepat menyerap pengaruh
kemajuan teknologi.
c. Inovasi dalam pembelajaran. Adanya variasi dalam penggunaan media
ini bertujuan agar siswa tidak jenuh dan bosan selama proses
pembelajaran. Dengan adanya inovasi siswa lebih termotivasi dalam
belajar.
d. Ketuntasan materi pelajaran. Dalam kurikulum KTSP terjadi
pengurangan jam pelajaran dengan subtansi dan squensi mata pelajaran
yang masih tetap. Penggunaan media ini diharapkan dapat mengatasi
ketidak tuntasan materi pelajaran karena lebih afektif dan efisien.
e. Guru lebih kreatif. Sebelum pelajaran dimulai, setiap guru selalu
membuat perencanaan, dengan adanya media LCD ini menuntut guru
untuk mendisain tampilan sekreatif mungkin sesuai dengan isi dan tujuan
pembelajaran agar siswa tertarik dan termotivasi mengikuti pelajaran.
Menurut kepala sekolah media LCD ini efektif digunakan sebagai
media pembelajaran, hal ini terlihat pada:
a. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang aktif.
b. Seluruh materi bisa terselesaikan
c. Daya tangkap/serap peserta didik terhadap materi pelajaran tinggi.
d. Respon positif dari orang tua terhadap sekolah.
Alasan digunakanya LCD sebagai salah satu media pembelajaran
dalam rangka meningkatkan motivasi belajar peserta didik di sekolah ini
adalah sebagai berikut:
a. Pandangan dan perhatian Peserta didik fokus terhadap layar
b. KBM lebih aktif (hidup)
c. Kondisi kelas lebih kondusif.
d. Pembelajaran lebih efektif dan efisien.
e. Interaksi yang baik antara guru dengan peserta didik.
f. Daya serap peserta didik terhadap materi pelajaran lebih tinggi.
g. Dampak psikologis bagi guru dan peserta didik.
Banyak alasan mengapa LCD proyektor ini dijadikan sebagai media
pembelajaran, karena memliki beberapa kelebihan, hal itu:
a. Tampilan yang menarik sehingga menarik perhatian siswa
b. Dapat membangkitkan motivasi peserta didik dalam belajar.
c. Lebih efektif dan efesien.
d. Menngkatkan kualitas pembelajaran.
Dalam realitanya, media LCD ini tidak terlepas dari kekurangan.
Adapun kekuranganya adalah sebagai berikut:
a. Peserta didik terkadang fokus terhadap tampilan gambar bukan pada isi
materi pelajaran.
b. Komputer mudah terinveksi virus, sehingga mengganggu teknis
pelaksanaan pembelajaran
c. Pandangan masyarakat terkesan bahwa sekolah yang berbasis IT adalah
sekolah kategori mahal.
d. Apabila ada pemadaman listrik media tidak dapat digunakan. 89
Menurut Penuturan dari guru Mapel Tarikh kelas VII ada perbedaan
yang menonjol antara sebelum dan sesudah menggunakan Media LCD.
Sebelum menggunakan media LCD guru sangat sulit untuk mengkondisikan
kelas, suasana gaduh dan susah dikendalikan. Suasana kelas yang tidak hidup
karena aktifitas Peserta didik terlihat pasif. Interaksi guru dengan peserta
didik tidak terjalin dengan baik, daya serap peserta didik akan materi
pembelajaran kurang sehingga tidak ada feat back dari peserta didik, guru
khawatir apabila tidak dapat menuntaskan materi pelajaran. Kondisi ini
berbeda setelah menggunakan media LCD, kelas lebih mudah dikondisikan,
suasana kelas yang lebih afektif dan kondusif, KBM yang hidup dengan
aktifitas peserta didik lebih aktif, interaksi yang baik antara peserta didik
dengan guru, daya serap peserta didik terhadap materi yang disampaikan oleh
guru lebih tinggi sehingga ada feat back dari peserta didik, dan efesiensi
waktu terkendali sehingga materi pelajaran tertuntaskan.
Banyak pertimbangan yang dilakukan oleh guru Tarikh kelas VII
dalam memilih media pembelajaran. Media LCD dirasa efektif digunakan
sebagai alat bantu dalam pengajaran. Media LCD dapat menanamkan konsep
dasar yang benar, konkrit dan realistik, pemanfaatan media LCD ini dijadikan
sebagai alat bantu bagi guru Tarikh untuk menampilkan materi pelajaran yang
sifatnya masih abstrak sehingga menjadi konkrit. Guru Tarikh tidak selalu
menggunakan media LCD dalam setiap menyampaikan materi, penggunaan
media LCD digunakan ketika materi itu sukar untuk dijelaskan dan sulit
dipahami oleh peserta didik. Untuk itu LCD dimanfaatkan untuk
menampilkan materi berupa penjelasan seperti gambar-gambar dan film
sehingga peserta didik mengetahui maksud dari materi yang disampaikan
oleh guru Tarikh, serta peserta didik mendapatkan pemahaman yang konkrit.
Adapun materi apa saja yang menggunakan media LCD dalam
pembelajarannya, bisa dilihat dalam RPP yang terlampir.
89
Wawancara dengan kepala sekolah Bapak Darus Irfangi pada hari Rabu tanggal 6
April 2011.
Media LCD efektif digunakan oleh guru Tarikh sebagai media
pembelajaran karena media LCD sangat efesien. Dengan media LCD guru
tidak perlu lagi mencatat materi pelajaran pada saat jam pelajaran karena hal
ini menyita banyak waktu yang seharusnya dipakai untuk menerangkan dan
berinteraksi dengan peserta didik. Melalui media LCD materi pelajaran bisa
dipersiapkan terlebih dahulu dengan mengetik materi pelajaran kemudian
disimpan dalam bentuk software yang suatu saat bisa ditampilkan apabila
dibutuhkan. Media ini sangat efesien sehingga pada saat tatap muka materi
pelajaran bisa tertuntaskan, memungkinkan juga dua kali pertemuan materi
tertuntaskan dalam satu kali pertemuan.
Tujuan pembelajaran tercapai dengan menggunakan Media LCD, bisa
dilihat dari tuntasnya materi pelajaran, suasana pembelajaran yang kondusif
dan aktif, daya serap peserta didik akan materi pelajaran lebih tinggi, peserta
didik lebih giat dalam belajar mapel Tarikh, serta guru Tarikh lebih kreatif
dalam memilih dan mendisain media yang akan dipakai sebagai sarana
menyampaikan materi pelajaran Tarikh.
Penggunaan media LCD dapat meningkatkan motivasi peserta didik
dalam belajar Mapel Tarikh hal ini bisa digambarkan dengan fokusnya siswa
memperhatikan tayangan pada layar LCD dengan seksama mendengarkan
penjelasan guru. Hal ini membuktikan bahwa peserta didik merasa senang
dan tertarik karena media LCD dapat membangkitkan motivasi dan
merangsang peserta didik untuk belajar Tarikh lebih giat.
Bagi guru tidak mudah untuk menguasai kelas dan menciptakan iklim
yang kondusif, dengan menggunakan LCD peserta didik mudah dikendalikan
serta iklim kondusif bisa terwujud. Hal ini terbukti dengan peserta didik
merasa nyaman dalam belajar, tidak terlihat peserta didik yang ngantuk atau
pun ngobrol dengan teman sebangku. Selain itu tercipta suasana pembelajaran
yang akif yang dimana peserta didik sebagai pusat pembelajaran dan berperan
sebagai fasilitator. Penggunaan media LCD membuat peserta didik banyak
bertanya dan mengemukakan pendapat. Hal ini menandakan bahwa peserta
didik semakin memahami materi yang disampaikan oleh guru. Media LCD
dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistik hal ini
dapat mempengaruhi daya serap peserta didik akan materi yang disampaikan.
Peserta didik tidak hanya mengetahui konsep dasarnya saja tetapi melalui
media LCD peserta didik dapat mengetahui hal yang konkrit serta realitas
sebenarnya.
Penggunaan media LCD membawa dampak positif bagi psikologi
guru. Secara kognitif guru banyak memperoleh informasi tentang kemajuan
perkembangan media teknologi pembelajaran, segi efektif guru merasa tenang
ketika menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan LCD tidak
terbayang-bayangi akan kekurangan waktu, disamping itu juga secara
psikomotorik guru semakin terampil dalam memilih dan mendisain media
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dengan
dampak positif inilah media LCD afektif digunakan sebagai media
pembelajaran.
Berbagai kelebihan yang dimiliki Media LCD, tidak terlepas dari
kekurangan, adapun kekurangan dari media LCD adalah keterbatasan dana,
untuk membeli satu set komputer dan LCD lengkap dengan software dan
hardiks-nya tidak sedikit uang yang harus dikeluarkan. Hal ini yang membuat
banyak sekolah yang belum memiliki seperangkat komputer dan LCD. Selain
itu keterbatasan guru akan teknis dan teoris terhadap teknologi, sehingga
media kurang berkembang, disamping itu LCD proyektor tidak berfungsi
apabila listrik dalam keadaan padam, sehingga menharuskan guru untuk
mencari dan membuat media pembelajaran sebagai pengganti media LCD. 90
Peserta didik menyatakan, sebelum menggunakan media LCD
pembelajaran Tarikh terkesan membosankan apalagi peserta didik harus
mendengarkan ceramah guru, membuat peserta didik tidak nyaman berada di
dalam kelas dan menginginkan pelajaran tersebut cepat selesai. Hal ini
mengakibatkan peserta didik tidak termotivasi belajar dampaknya mereka
tidak faham atas materi Tarikh yang disampaikan oleh guru. Hal ini berbeda
90
Wawancara dengan guru mapel Tarikh kelas VII Bapak Yakub Indra Kusnawan pada
hari Rabu tanggal 6 April 2011.
setelah menggunakan media LCD, bahwa media ini cukup menarik dengan
tampilan slide yang variatif sehingga menggerakkan motivasi mereka untuk
mengikuti pembelajaran lebih fokus dan lebih aktif. tidak hanya itu peserta
didik lebih nyaman berada di dalam kelas karena suasana kelas lebih
kondusif, hal ini berpengaruh terhadap daya serap mereka akan materi yang
sedang diajarkan. 91
C. Analisis Efektifitas Penggunaan Media LCD Dalam Memotivasi
Belajar Peserta Didik Pada Mapel Tarikh Kelas VII Di SMP
Muhammadiyah 4 Semarang.
SMP Muhammadiyah 4 Semarang merupakan lembaga pendidikan
yang berbasis Islam. dikatakan sebagai lembaga pendidikan yang berbasis
Islam karena pelaksanaan pembelajaran berdasarkan pada ajaran agama
Islam. Nafas pendidikan Islam senantiasa mengiringi proses pembelajaran.
Hal ini terlihat dari sebelum para peserta didik memulai pembelajaran sudah
dibiasakan dengan berdoa bersama dan membaca doa dan Asmaul Husna,
sholat dhuha berjamaah, dan jamaah sholat dzuhur. Selain itu terlihat pada
kurikulum yang diterapkan di sekolahan tersebut terdiri dari penjabaran mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang terdiri dari Aqidah, Al-Qur‟an
Hadist, Akhlaq, Tarikh, Ibadah, Bahasa Arab ditambah dengan
Kemuhammadiyahan. Mata pelajaran inilah yang menjadi Ciri khusus yang
membedakan antara lembaga pendidikan yang di bawah naungan Lembaga
pendidikan Muhammadiyah dengan yang lainya.
SMP Muhammadiyah 4 Semarang dalam proses pembelajaranya
berbasis IT. Hal ini nampak pada setiap ruangan kelas yang dilengkapi
komputer dan LCD proyektor serta area hotspot sebagai salah satu media
pembelajaran. Selain itu para guru diwajibkan memiliki Laptop/Notebook
sebagai sarana mempersiapkan bahan Ajar, yang biasanya menggunakan
program power point untuk media presentasi. Media power point ini adalah
91
Wawancara dengan siswa kelas VII yulia rizka wulandari pada hari Selasa tanggal 7
April 2011.
sebuah program dari microsoft office yang sangat tepat digunakan sebagai
sarana presentasi guru dalam menyampaikan materi karena memiliki
beberapa kelebihan, antara lain: proses produksi atau cara mendisainya tidak
terlalu rumit dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan, tampilan slide yang
menarik dengan penambahan gambar, foto, dan efek suara serta
memungkinkan pemutaran film, hanya mencantumkan point-point penting
dalam materi, dan materi pelajaran disampaikan secara runtut.
Ada beberapa kriteria menilai keefektifan suatu media, (Hubbard
1983) mengemukakan kreteria untuk menilainya, adalah sebagai berikut:
Biaya. Karena biaya harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai dengan
penggunaan media itu sendiri, Ketersediaannya fasilitas pendukung seperti
listrik, kecocokan dengan ruangan kelas, waktu dan tenaga penyiapan,
pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan kegunaan. Maka semakin
banyak tujuan pembelajaran yang dapat dibantu dengan sebuah media
pembelajaran maka semakin baik media tersebut.92
Faktor biaya adalah hal penting dalam keberlangsungan suatu
proses pembelajaran, harga seperangkat komputer dan LCD proyektor saat
ini masih terbilang mahal, tetapi SMP Muhammadiyah 4 Semarang
memiliki cara alternatif untuk menjembatani permasalah tersebut, yaitu
dengan tidak membebani wali murid, dana yang dibutuhkan untuk
keperluan LCD diambil dari dana sisa kegiatan. Jadi setiap ada kegiatan
sekolah di usahakan ada sisa dana dan kebijakan ini disosialisasikan kepada
wali murid agar tidak terjadi kesalah pahaman. Setelah dana terkumpul,
dana inilah yang dipakai untuk membeli perlengkapan media tekhnologi
pembelajaran yang berupa beberapa perangkat komputer dan LCD.
Mahalnya harga seperangkat komputer dan LCD senilai dengan hasil yang
akan dicapai, karena media LCD ini memiliki banyak kelebihan sehingga
efektif digunakan dalam media pembelajaran.
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah cukup memadahi,
sehingga banyak fasilitas pendukung demi keberlangsungan penggunaan
92
Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Kaukaba, 2011). Hlm. 130.
media LCD pembelajaran di sekolah ini contohnya kapasitas arus listrik
yang cukup, ruangan kelas yang memadai, hal ini memungkinkan bahwa
media LCD efektif digunakan sebagai media pembelajaran. Guru lebih
kreatif dalam menerangkan materi pembelajaran. Sebelum penggunaan
media LCD guru jarang mempersiapkan bahan ajar secara matang. Hal ini
berbeda setelah menggunakan media LCD sebelum pelajaran dimulai, setiap
guru dituntut untuk membuat perencanaan, dengan adanya media LCD
menuntut guru untuk mendisain tampilan sekreatif mungkin sesuai dengan
isi dan tujuan pembelajaran agar siswa tertarik dan termotivasi mengikuti
pelajaran.
Ketuntasan materi pelajaran memang sebuah momok besar bagi guru,
hal ini menjadi tanggung jawab besar bagi guru untuk menuntaskan materi
pelajaran dalam jangka waktu yang ditentukan. Sedangkan dalam kurikulum
KTSP terjadi pengurangan jam pelajaran dengan subtansi dan squensi mata
pelajaran yang masih tetap. Penggunaan media LCD ini dapat mengatasi
ketidak tuntasan materi pelajaran, karena guru tidak lagi harus mencatatkan
materi dan menjelaskan dengan ceramah secara panjang lebar, dengan
menggunakan media LCD guru dapat mempersiapkan materi dalam program
Power point yang dapat disimpan dalam bentuk file, sehingga dapat disajikan
pada saat dibutuhkan. Dengan tampilan Melalui layar LCD, guru hanya
menyampaikan point-point pentingnya saja ditambah aspek audiovisual
membuat proses pengajaran lebih afektif. Hal ini menunjukkan bahwa media
LCD sangat efisien digunakan sebagai media pembelajaran.
Pengaruh kemajuan teknologi memunculkan alat-alat teknologi
informasi yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran. Hal ini menuntut
sekolah untuk bisa mengimbangi kemajuan tekhnologi tersebut sebagai
wahana inovasi dalam proses belajar mengajar. Kemajuan teknologi pun
membantu guru dan murid dalam mengakses informasi guna menunjang
pengetahuan dan wawasan. Kemajuan teknologi juga sangat membantu guru
dalam menerangkan materi pembelajaran, guru tidak perlu susah payah
mengeluarkan banyak tenaga untuk ceramah tetapi dengan menggunakan
media teknologi peserta didik lebih jelas dan memahami maksud dari materi
yang diajarkan oleh guru. Di sisi lain peserta didik memperoleh pengetahuan
yang lebih mendalam akan materi melalui bantuan media LCD, karena LCD
menanamkan konsep yang benar, konkrit dan kontekstual.
Penggunaan media LCD dirasa masih sulit dan rumit. Namun, SMP
Muhammadiyah 4 Semarang memiliki tenaga pendidik yang cukup ahli
dalam mengoperasikan komputer dan LCD proyektor, sehingga tidak menjadi
penghambat dalam pengguhaan media LCD dalam pembelajaran. Sebagian
besar peserta didik peka terhadap kemajuan teknologi informasi. Sudah tidak
asing bagi mereka melihat berbagai media teknologi informasi. Hal ini
dikarenakan sebagian besar peserta didik SMP Muhammadiyah 4 Semarang
tinggal di perkotaan. Kita tahu bahwa daerah perkotaan adalah daerah yang
Sumber Daya Manusianya Maju dan sangat cepat menyerap pengaruh
kemajuan teknologi.
Keefektifitasan suatu media dalam pembelajaran terlihat apabila
media tersebut dapat mengkomunikasikan isi pesan (bahan ajar) yang akan
disampaikan oleh sumber (guru) kepada sasaran yang ingin dicapai (peserta
didik).93
Media LCD termasuk media Audio Visual, karena materi dapat
ditampilkan melalui layar LCD dan suara bisa didengar lewat Speaker
komputer. penggunaan alat bantu audiovisual dalam proses interaksi edukatif
menurut Dwyer (1967) salah satu tokoh aliran realisme. Aliran realisme
berasumsi bahwa belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika digunakan
bahan-bahan audiovisual yang mendekati realitas. Menurut Miller dan kawan-
kawan (1957) lebih banyak sifat bahan audiovisual yang menyerupai realitas,
makin mudah terjadi belajar. Karenanya, ada kecenderungan dari pihak guru
untuk memberikan bahan pelajaran sebanyak mungkin dengan memberikan
penjelasan yang mendekati realitas kehidupan dan pengalaman anak didik.94
93
Raharjo, Media pendidikan, dalam Chabib toha, Abdul Mu‟ti, PBM-PAI di Sekolah,
(Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo-Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 1998), hlm.269.
94 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik dalam interaksi edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2005), hlm. 19-20.
Berangkat dari teori tersebut jelas bahwa media LCD adalah salah
satu media pembelajaran yang efektif yang bisa mencakup tiga aspek
taksonomi, yaitu kognif, afektif dan psikomorik. Dari aspek kognitif dapat
dipergunakan untuk mengajarkan berbagai aturan dan prinsip dan dapat
menyampaikan informasi secara nyata. Dari aspek afektif dapat mencipatakan
suasana pembelajaran serta menunjang suatu materi dalam hubungannya
dengan perubahan sikap dan tingkah laku. Dari aspek psikomotorik
mengajarkan ketrampilan verbal dan menunjukkan posisi sesuatu yang
sedang terjadi, mengajarkan berbagai langkah dan prinsip dalam proses
belajar mengajar.95
Kegunaan media LCD banyak memunculkan Inovasi dalam
pembelajaran, hal ini terlihat dalam realitas nyata dengan pengaruh kemajuan
teknologi peserta didik merasakan bosan diajar menggunakan metode
konservatif (ceramah). Bagi peserta didik ceramah adalah hal yang
membosankan karena harus fokus memperhatikan guru dengan gaya
monoton. Dengan variasi penggunaan media ini bertujuan agar peserta didik
tidak jenuh dan bosan selama di kelas, dan membuat peserta didik lebih
termotivasi dalam belajar Tarikh.
Media LCD ini dipandang efektif sebagai media pembelajaran.
keefektifitasan suatu media pembelajaran bisa dilihat dari kadar kegiatan
siswa dalam belajar. Makin tinggi kegiatan belajar peserta didik, makin tinggi
peluang besarnya pengajajaran.96
Kegiatan belajar peserta didik bisa terwujud
karena adanya motivasi yang tinggi dari peserta didik. Motivasi merupakan
hal abstrak, oleh karena itu aktualisasi dari motivasi belajar peserta didik
adalah aktifitas belajar. Peserta didik dapat dikatakan termotivasi belajar, bisa
dilihat dari: peserta didik fokus terhadap penjelasan guru, KBM yang aktif,
interaksi yang baik antara siswa dengan guru, meningkatnya pemahaman
peserta ddik akan materi pelajaran, dan adanya feat back.
95
Mukhtar, Desain Pembelajran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV Mikasa Galiza,
2003), hlm. 111. 96
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2008), hlm.72.
Ada peningkatan yang signifikan dalam kegiatan belajar peserta didik
setelah menggunakan media LCD, hal ini terlihat jelas pada proses
pembelajaran, peserta didik lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.
hampir tidak ada peserta didik yang ngobrol sendiri atau ngantuk ketika
mengikuti pembelajaran. Pandangan dan perhatian semua tertuju(fokus) pada
layar slide. Hal ini menyebabkan Suasana kelas yang mudah dikendalikan
dan terciptalah iklim yang kondusif.
Suasana kondusif membuat peserta didik nyaman belajar dikelas hal
ini berpengaruh terhadap kegiatan peserta didik didalam kelas yang semakin
aktif. Hal ini terlihat dengan peserta didik yang banyak bertanya dan
mengeluarkan pendapat. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan daya
serap peserta didik terhadap materi yang diajarkan oleh guru.
Interaksi yang baik antara guru dan peserta didik memungkinkan
teciptanya pembelajaran yang efektif dan efisien. Hal ini memudahkan
peserta didik dalam mentransmisikan materi pelajaran, sehingga peserta didik
daat memahami dan menafsirkannya kedalam suatu pemahaman yang
konkrit. Dengan adanya hal ini timbulah feat back yang baik dari peserta
didik.
Selain itu, untuk memperjelas bahwa media LCD proyektor ini afektif
digunakan sebagai media pembelajaran adalah adanya data hasil angket yang
diberikan kepada peserta didik. Adapun hasilnya sebagai berikut:
4.1. Tabel hasil persentase angket
No Butir soal Opsi Jumlah Persentase
1
Penggunaan media pembelajaran
oleh guru Tarikh pada saat proses
pembelajaran.
A 16 22,9 %
B 7 10 %
C 47 67,1 %
D
0
E
0
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik yang menganggap guru Tarikh selalu menggunakan media
pembelajaran pada saat proses pembelajaran, alasan mereka bahwa guru
Tarikh selalu menggunakan media pembelajaran seperti halnya LCD
proyektor, buku modul, dan lain-lain. Peserta didik yang menjawab opsi B
yaitu peserta didik yang menganggap guru Tarikh sering menggunakan media
pembelajaran pada saat proses pembelajaran, alasan mereka sama seperti
peserta didik yang menjawab opsi A. Sedangkan peserta didik yang
menjawab opsi C yaitu peserta didik yang menganggap guru Tarikh kadang-
kadang menggunakan media pembelajaran pada saat proses pembelajaran,
alasan mereka bahwa dalam proses pembelajaran mapel Tarikh guru
terkadang menggunakan media pembelajaran berupa LCD proyektor yang
telah disediakan dalam ruangan kelas.
Menurut penuturan guru Mapel Tarikh memang pada saat sebulan
sebelum diadakan penelitian guru Tarikh tidak menggunakan LCD proyektor
dalam pengajarannya, hal ini dikarenakan pada saat sebelum penelitian ada
masalah teknis pada laptop guru yang mengakibatkan guru kurang maksimal
dalam penggunaan LCD proyektor pada saat proses pembelajaran Tarikh.
Menurut kepala sekolah setiap guru diwajibkan menggunakan media
pembelajaran yang telah disediakan oleh pihak sekolah, dengan
menyesuaikan materi ajar dan tingkat perkembangan peserta didik.
4.2. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
2
Pemilihan Media LCD oleh guru
sesuai dengan materi pelajaran
Tarikh
A 48 68,6 %
B 13 18,6 %
C 9 12,8 %
D
0 %
E
0 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik yang menggangap pemilihan Media LCD proyektor oleh
guru selalu sesuai dengan materi Tarikh yang diajarkan. Mereka berpendapat
pembelajaran lebih menarik dan tidak membosankan ketika guru
menggunakan LCD proyektor sebagai media pembantu ketika guru
menerangkan. Peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang
menggangap pemilihan Media LCD proyektor oleh Guru sering sesuai
dengan materi Tarikh yang diajarkan, mereka berpendapat sama seperti
peserta didik yang menjawab Opsi A. Sedangkan peserta didik yang
menjawab opsi C yaitu peserta didik yang menggangap pemilihan Media
LCD proyektor oleh guru kadang-kadang sesuai dengan materi Tarikh yang
diajarkan, mereka berpendapat LCD proyektor tampilannya sangat menarik,
menimbulkan kesan gambar dan warna yang terkadang membuat peserta
didik tertarik pada gambar dan tulisan tidak pada subtansi materi yang
disampaikan oleh guru.
Menurut guru Tarikh pemilihan media LCD tepat sebagai alat bantu
dalam menyampaikan materi pelajaran, karena Tarikh adalah salah satu mata
pelajaran yang memiiki tipecal mencatat. Jadi dengan adanya media
seperangkat LCD dan Komputer memudahkan guru dalam mempersiapkan
materi ajar. Guru sudah tidak repot mencatat materi pelajaran saat proses
pembelajaran sedang berlangsung, karena hal ini menyita banyak waktu
sedangkan jam pelajaran Tarikh hanya 1 jam pelajran dalam 1 minggu dengan
durasi 40 menit. Dengan menggunakan media LCD guru dapat
mengefesiensikan waktu, materi pelajaran mudah dituntaskan, dan catatan
bisa disimpan dalam bentuk file dan bisa ditampilkan kembali di kelas lain
dengan materi yang sama.
Menurut kepala sekolah pemilihan media LCD dalam pembelajaran
berfungsi untuk meningkatkan daya kreatif guru dalam menyajikan materi
pelajaran dengan menggunakan media elektronik berbasis IT. Media ini tepat
digunakan sebagai media pembelajaran khususnya membatu guru saat
menerangkan materi ajar.
4.3. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
3 Guru Tarikh dapat menggunakan A 62 88,6
media LCD dengan baik B 4 5,7 %
C 3 4,3 %
D 1 1,4 %
E
0%
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu bahwa guru Tarikh selalu dapat menggunakan media LCD dengan baik.
Alasannya ketika sedang menyampaikan materi kepada peserta didik, Seperti
halnya guru menyajikan materi lewat LCD dengan menggunakan program
power point dengan tampilan yang menarik, hal ini terbukti dengan
tersedianya media LCD pada setiap ruangan kelas sehingga menuntut setiap
guru harus terampil dalam menggunakanya. Peserta didik yang menjawab
opsi B yaitu bahwa guru Tarikh sering dapat menggunakan media LCD
dengan baik. Alasannya setiap kali tatap muka guru Tarikh sering
menggunakan media LCD, hal ini menunjukkan guru Tarikh dapat
menggunakan LCD dengan baik. Peserta didik yang menjawab opsi C yaitu
bahwa guru Tarikh kadang-kadang dapat menggunakan media LCD dengan
baik. Alasannya kadang-kadang tampilan slidenya kurang menarik dan
terkesan monoton. Sedangkan peserta didik yang menjawab opsi D yaitu
bahwa guru Tarikh hampir tidak pernah dapat menggunakan media LCD
dengan baik, Alasannya guru sering menengok kearah tampilan slide yang
memuat kutipan materi.
Menurut hasil observasi peneliti saat penelitian guru Tarikh sudah
mampu mengoperasikan seperangkat komputer dan LCD proyektor dengan
baik saat menerangkan materi ajar kepada peserta didik, hal ini terbukti
dengan guru Tarikh dapat menyajikan materi dalam bentuk power point
dengan tampilan slide yang menarik.
Menurut kepala sekolah saat diadakan pengawasan saat proses belajar
mengajar guru Tarikh cukup mahir dalam mengoperasikan seperangkat
komputer dan LCD proyektor.
4.4. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
4
Guru Tarikh menyediakan alat
dan bahan untuk mendalami
pelajaran
A 26 37,1 %
B 10 14,3 %
C 22 31,4 %
D 5 7,2 %
E 7 10 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu guru selalu menyediakan alat dan bahan guna mendalami pelajaran. Hal
ini tampak pada guru mempersiapkan program power powent untuk
presentasi dan menyediakan modul Tarikh untuk pendalaman materi.
Sedangkan peserta didik yang menjawab opsi B yaitu guru sering
menyediakan alat dan bahan guna mendalami pelajaran alasan mereka sama
seperti para peserta didik yang menjawab opsi A. Peserta didik yang
menjawab opsi C yaitu guru kadang menyediakan alat dan bahan guna
mendalami pelajaran tetika ada waktu panjang dan materi hampir tuntas guru
sering mengambil buku bacaaan dari perpustakaan untuk dibagikan kepada
anak. Sedangkan peserta didik yang menjawab opsi D yaitu hampir tidak
pernah guru menyediakan alat dan bahan guna mendalami pelajaran alasan
hampir tidak pernah guru memberikan alat dan bahan kecuali kalau guru
Tarikh berhalangan meninggalkan kelas karena ada kepentingan. Sedangkan
peserta didik yang menjawab opsi E yaitu guru tidak pernah menyediakan
alat dan bahan guna mendalami pelajaran alas an tidak pernah guru
memberikan alat dan bahan untuk mendalami pelajaran, karena media yang
sering digunakan adalah media LCD, dan LCD telah disediakan oleh
sekolah.
Menurut guru tarikh pada saat pembelajaran selalu menyediakan alat
dan bahan materi pembelajaran, misalnya buku paket atau modul Tarikh dan
sumber belajar lainnya seperti gambar, foto, dan film bisa ditayangkan lewat
LCD.
Menurut bagian sarana dan prasarana Nindyawati. S.Pd. SMP
Muhammdiyah 4 Semarang telah memiliki sarana dan prasarana yang
memadai guna menunjang proses pembelajaran yang afektif, misalnya ruang
kelas yang dilengkapi dengan seperangkat LCD proyektor dan komputer, area
hot spot, buku paket berbagai mata pelajaran yang tersedia diperpustakaan.
4.5. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
5 Guru Tarikh memulai dan
mengakhiri pelajaran tepat waktu
A 33 47,1 %
B 14 20 %
C 18 25,7 %
D 2 2,9 %
E 3 4,3 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik yang menganggap guru Tarikh selalu tepat waktu dalam
memulai dan mengakhiri pelajaran. Menurut penuturan salah satu peserta
didik di sekolahan ini membiasakan hidup disiplin tidak hanya untuk peserta
didik saja melainkan bagi para tenaga pendidik dan karyawan. Peserta didik
yang menjawab Opsi B alasan mereka bahwa guru Tarikh sering memulai dan
mengakihiri pelajaran tepat waktu. Peserta didik yang menjawab opsi C yaitu
peserta didik yang menganggap guru Tarikh kadang-kadang tepat waktu
dalam memulai dan mengakhiri pelajaran alasannya terkadang pada waktu bel
istirahat guru masih dalam kelas dan menyelesaikan materi pelajaran yang
tinggal sedikit. Sedangkan peserta didik yang menjawab opsi D yaitu peserta
didik yang menganggap guru Tarikh hampir tidak pernah tepat waktu dalam
memulai dan mengakhiri pelajaran alasannya setiap bel dimulainya jam
pelajaran Tarikh guru tidak langsung masuk masih ada senggang waktu.
Sedangkan peserta didik yang menjawab opsi E yaitu peserta didik yang
menganggap guru Tarikh tidak pernah tepat waktu dalam memulai dan
mengakhiri pelajaran alasannya setiap bel dimulai dan diakhirinya jam
pelajaran Tarikh, guru tidak langsung masuk ataupun keluar kelas, ada
senggang waktunya.
Menurut observasi peniliti pada buku presensi kehadiran guru, guru
Tarikh rajin berangkat dan tidak pernah telat berangkat mengajar. Pada saat
penelitian guru Tarikh tepat waktu dalam memulai dan mengakhiri pelajaran.
4.6. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
6 Guru Tarikh pernah meninggalkan
kelas saat jam pelajaran Tarikh
A 5 7,1 %
B 4 5,7 %
C 50 71,4 %
D 2 2,9 %
E 9 12,9 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik yang setuju dengan guru Tarikh yang selalu
meninggalkan kelas pada saat jam pelajaran Tarikh sedang berlangsung
dengan alasan tertentu misalnya ada urusan dikantor, sedangkan peserta didik
yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang setuju dengan guru Tarikh
yang sering meninggalkan kelas pada saat jam pelajaran Tarikh sedang
berlangsung dengan alasan sama seperti jawaban para peserta didik yang
menjawab opsi A. Peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik
yang setuju dengan guru Tarikh yang kadang-kadang meninggalkan kelas
pada saat jam pelajaran Tarikh sedang berlangsung dengan alasan guru
Tarikh kadang-kadang keluar sebentar ke kantor, tetapi kalau ada keperluan
guru Tarikh tidak membiarkan peserta didik begitu saja, guru selalu
memberikan tugas kepada peserta didik misalnya untuk mencatat dan
merangkum materi pelajaran agar kondisi kelas tetap kondusif. Peserta didik
yang menjawab opsi D yaitu peserta didik yang setuju dengan guru Tarikh
yang hampir tidak pernah meninggalkan kelas pada saat jam pelajaran Tarikh
sedang berlangsung, menurut peserta didik guru Tarikh selalu berada di kelas
dan ketika keninggalkan kelas itu karena ada sesuatu urusan dikantor
misalnya dipanggil Kepala sekolah dan lain-lainnya, sedangkan Peserta didik
yang menjawab opsi E yaitu peserta didik yang setuju dengan guru Tarikh
yang tidak pernah meninggalkan kelas pada saat jam pelajaran Tarikh sedang
berlangsung, menurut peserta didik yang menjawab opsi E guru Tarikh selalu
berada di kelas.
Menurut penuturan guru Tarikh, beliau pernah meninggalkan kelas
saat proses pembelajaran sedang berlangsung dikarenakan ada kepentingan
yang mendesak. Tetapi guru tidak meninggalkan kelas begitu saja. Guru
selalu memberikan tugas walaupun guru tidak hadir dikelas, siswa tetap aktif
belajar dan suasana kelas tetap kondusif.
4.7. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
7 Guru Tarikh menggunakan
metode lain selain ceramah
A 6 8,6 %
B 19 27,1 %
C 33 47,1 %
D 3 4,3 %
E 9 12,9 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik yang menganggap guru Tarikh selalu menggunakan
metode lain selain ceramah yaitu dengan menggunakan metode diskusi dan
tanya jawab. Peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang
menganggap guru Tarikh sering menggunakan metode lain selain ceramah
dengan alasan seperti jawaban peserta didik yang menjawab opsi A, Peserta
didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang menganggap guru
Tarikh kadang-kadang menggunakan metode lain selain ceramah alasannya
ketika peserta didik tidak fokus mendengarkan guru yang sedang ceramah,
guru Tarikh kadang-kadang mengadakan perubahan metode pembelajaran
baik dengan metode diskusi ataupun yang lainnya. Peserta didik yang
menjawab opsi D yaitu peserta didik yang menganggap guru Tarikh hampir
tidak pernah menggunakan metode lain selain ceramah alasannya guru Tarikh
ketika menerangkan lebih banyak menggunakan ceramah. Peserta didik yang
menjawab opsi D yaitu peserta didik yang menganggap guru Tarikh tidak
pernah menggunakan metode lain selain ceramah alasannya guru Tarikh
ketika menerangkan selalu menggunakan ceramah.
Menurut penuturan guru Tarikh pernah menggunakan metode selain
ceramah yaitu dengan menggunakan metode tanya jawab, diskusi, resitasi dan
lainnya. Hal ini digunakan agar peserta didik tidak bosan dan jenuh dalam
belajar.
4.8. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
8
Guru Tarikh mengadakan
selingan (permainan, quiz)
ditengah-tengah pelajaran
A 7 10 %
B 11 15,7 %
C 32 45,7 %
D 6 8,6 %
E 14 20 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik yang beranggapan bahwa guru Tarikh ketika dalam proses
pembelajaran selalu mengadakan selingan baik itu berupa permainan dan
quiz. peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang
beranggapan bahwa guru Tarikh ketika dalam proses pembelajaran sering
mengadakan selingan baik itu berupa permainan dan quiz. Menurut penuturan
salah satu peserta didik ia merasa senang dan kembali bersemangat karena
termotivasi dalam mengikuti pelajaran Tarikh. Peserta didik yang menjawab
opsi C yaitu peserta didik yang beranggapan bahwa guru Tarikh ketika dalam
proses pembelajaran kadang-kadang mengadakan selingan baik itu berupa
permainan dan quiz, alasannya kadang-kandang ada selingan dan kadang-
kadang tidak, Peserta didik yang menjawab opsi D yaitu peserta didik yang
beranggapan bahwa guru Tarikh ketika dalam proses pembelajaran hampir
tidak pernah mengadakan selingan baik itu berupa permainan dan quiz,
alasannya memang guru Tarikh kebannyakan bercerita, Peserta didik yang
menjawab opsi E yaitu peserta didik yang beranggapan bahwa guru Tarikh
ketika dalam proses pembelajaran tidak pernah mengadakan selingan baik itu
berupa permainan dan quiz, alasannya guru selalu ceramah dan bercerita
ketika mengajar.
Menurut guru Tarikh, beliau sering melempar pertanyaan kepada
peserta didik seputar materi yang disampaikan guna mengetahui seberapa
jauh tingkat kepahaman mereka akan materi yang disampaikan, selain itu
guru juga memberikan selingan lelucon yang berfungsi mengembalikan
semangat belajar peserta didik karena terlalu sepaneng dengan materi
pelajaran.
4.9. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
9
Guru Tarikh pernah mengadakan
formasi tempat duduk ketika
proses pembelajaran Tarikh
sedang berlangsung?
A 0
B 1 1,4%
C 15 21,4 %
D 4 5,7 %
E 50 71,5 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik yang sepakat bahwa guru tarikh yang merubah formasi
tempat duduk ketika proses pembelajaran Tarikh sedang berlangsung
alasannya ketika diskusi peserta didik dikelompokkan kedalam kelompok
kecil dan setiap minggu selalu diadakan pergantian tempat duduk bagi peserta
didik. peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang sepakat
bahwa guru tarikh sering merubah formasi tempat duduk ketika proses
pembelajaran Tarikh sedang berlangsung alasannya sama seperti peserta didik
yang menjawab opsi A, peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta
didik yang sepakat bahwa guru tarikh kadang-kadang merubah formasi
tempat duduk ketika proses pembelajaran Tarikh sedang berlangsung
alasannya kadang-kadang kalau metodenya diskusi posisi tempat duduknya
menyesuaikan kelompoknya, peserta didik yang menjawab opsi D yaitu
peserta didik yang sepakat bahwa guru tarikh hampir tidak pernah merubah
formasi tempat duduk ketika proses pembelajaran Tarikh sedang berlangsung
alasannya Guru Tarikh hampir tidak pernah merubah formasi tempat duduk,
seperti halnya membentuk lingkaran, leter U ataupun kelompok kecil. peserta
didik yang menjawab opsi E yaitu peserta didik yang sepakat bahwa guru
tarikh tidak pernah merubah formasi tempat duduk ketika proses
pembelajaran Tarikh sedang berlangsung alasannya hampir seluruh peserta
didik sepakat menjawab ketika diwawancarai tidak ada perubahan formasi
bangku peserta didik ketika pelajaran Tarikh sedang berlangsung.
Menurut guru Tarikh formasi tempat duduk dilakukan dengan
pergantian tempat duduk bagi peserta didik yang dilakukan setiap minggu,
hal ini bertujuan agar peserta didik yang memiliki kekurangan dalam
penglihatan dan pendengaran dapat belajar dengan maksimal. Namun
perubahan formasi seperti letter U atau melingkar belum pernah dilakukan,
guru hanya membagi peserta didik dalam beberapa kelompok untuk
berdiskusi, kemudian peserta didik berkelompok membentuk kelompok kecil.
Secara otomatis mereka mengubah posisi tempat duduk mereka.
4.10. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
10
Guru Tarikh berinteraksi dengan
baik dengan peserta didik saat
proses pembelajaran Tarikh
sedang berlangsung
A 49 70 %
B 6 8,5 %
C 11 15,7%
D 2 2,9 %
E 2 2,9 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
adalah peserta didik yang beranggapan bahwa guru Tarikh selalu berinteraksi
dengan baik terhadap peserta didik, alasannya tidak monoton berdiri didepan
kelas, jadi kesan peserta didik mereka merasa diperhatikan dan nyaman ketika
pelajaran sedang berlangsung. peserta didik yang menjawab opsi B adalah
peserta didik yang beranggapan bahwa guru Tarikh sering berinteraksi
dengan baik terhadap peserta didik, alasannya lebih banyak berjalan-jalan
daripada berdiri di depan. peserta didik yang menjawab opsi C adalah peserta
didik yang beranggapan bahwa guru Tarikh kadang-kadang berinteraksi
dengan baik terhadap peserta didik, alasannya kadang berjalan-jalan,
terkadang juga hanya didepan kelas. peserta didik yang menjawab opsi D
adalah peserta didik yang beranggapan bahwa guru Tarikh hampir tidak
pernah berinteraksi dengan baik terhadap peserta didik, alasannya yang
diperhatikan adalah anak yang pintar-pintar dan yang bisa menjawab
pertannyaan saja. peserta didik yang menjawab opsi E adalah peserta didik
yang beranggapan bahwa guru Tarikh tidak pernah berinteraksi dengan baik
terhadap peserta didik, alasannya seperti peserta didik yang menjawab opsi D.
Menurut penuturan kepala sekolah guru Tarikh memiliki kompetensi
sosial yang baik sehingga guru dengan mudah berinteraksi dengan baik
terhadap peserta didik.
4.11. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
11
Guru Tarikh pada saat proses
pembelajaran memberikan
kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya, berpendapat dan
mengkritik
A 51 72,9 %
B 12 17,1 %
C 5 7,1 %
D 0
E 2 2,9 5 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik yang beranggapan guru Tarikh pada saat proses
pembelajaran selalu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya, berpendapat dan mengkritik, alasannya bahwa diakhir pelajaran
guru tarikh selalu memberikan kesempatan bagi peserta didik yang ingin
bertanya akan materi yang belum jelas, serta mendengarkan pendapat dan
kritik dari peserta didik terhadap sikap ataupun penyampaian guru ketika
menyampaikan materi. peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta
didik yang beranggapan guru Tarikh pada saat proses pembelajaran sering
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, berpendapat
dan mengkritik, alasannya sama seperti peserta didik yang menjawab opsi A,
peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang beranggapan
guru Tarikh pada saat proses pembelajaran kadang-kadang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, berpendapat dan
mengkritik, alasannya ketika jam pelajaran masih tersisa guru memberikan
kesempatan untuk bertanya tetapi kalau waktu habis guru tidak memberikan
kesempatan bagi peserta didik untuk bertannya ataupun yang lainnya. peserta
didik yang menjawab opsi E yaitu peserta didik yang beranggapan guru
Tarikh pada saat proses pembelajaran tidak pernah memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk bertanya, berpendapat dan mengkritik, alasannya
waktu jam pelajaran telah selesai.
Menurut guru Tarikh, beliau memberikan kesempatan bagi peserta
didik untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengkritik guru pada saat
guru selesai menjelaskan materi ajar.
Menurut peneliti saat observasi guru Tarikh melakukan hal serupa
yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya,
berpendapat dan mengkritik..
4.11. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
12 Guru Tarikh pernah memberikan
pertanyaan secara lesan
A 23 32,9 %
B 28 40 %
C 16 22,8 %
D 0
E 3 4,3 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik yang beranggapan bahwa guru tarikh selalu memberikan
pertanyaan lesan kepada peserta didik untuk mengetahui tingkat kepahaman
peserta didik akan materi Tarikh yang disampaikan oleh guru, hal ini terlihat
pada saat materi selesai guru selalu melempar pertannyaan seputar materi
yang baru disampaikan. peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta
didik yang beranggapan bahwa guru tarikh sering memberikan pertanyaan
lisan alasannya seperti peserta didik yang menjawab opsi A. peserta didik
yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang beranggapan bahwa guru
tarikh kadang-kadang memberikan pertanyaan lesan alasannya terkadang
guru memberikan pertanyaan ketika peserta didik sedang ramai dengan tujuan
membuat kelas lebih kondusif dan termotivasi untuk belajar kembali. peserta
didik yang menjawab opsi E yaitu peserta didik yang beranggapan bahwa
guru tarikh memberikan pertanyaan lisan, alasannya guru memberikan soal
melalui tugas dan ulangan.
Menurut penuturan guru Tarikh, guru memberikan pertanyaan lisan
pada saat apersepsi hal ini bertujuan agar peserta didik mengingat kembali
materi yang telah diajarkan sebagai jembatan untuk menerima materi
selanjutnya, guru juga memberikan pertanyaan lesan pada saat selesai
menjelaskan materi pelajaran hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa
tingkat kepahaman peserta didik akan materi dan mengetahui berhasil
tidaknya guru dalam menyampaikan pelajaran.
4.13. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
13
Pada saat memulai pelajaran
Tarikh guru memotivasi peserta
didik untuk semangat dalam
mengikuti pelajaran
A 25 35,7 %
B 18 25,7 %
C 22 31,5 %
D 0
E 5 7,1 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik yang beranggapan bahwa guru Tarikh selalu memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk selalu semangat mengikuti pelajaran
Tarikh, hal ini biasanya diberikan dalam bentuk nasehat, memberikan
sejumlah pertannyaan sehingga merangsang anak untuk berlomba-lomba
menjawabnya kemudian memberikan Reward kepada peserta didik yang
berhasil menjawab pertanyaan dari guru. peserta didik yang menjawab opsi B
yaitu peserta didik yang beranggapan bahwa guru Tarikh sering memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk selalu semangat mengikuti pelajaran
Tarikh alasannya sama seperti peserta didik yang menjawab opsi A. peserta
didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang beranggapan bahwa
guru Tarikh kadang-kadang memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
selalu semangat mengikuti pelajaran Tarikh alasannya terkadang guru lupa
mengadakan apersepsi tetapi langsung melanjutkan materi pelajaran. peserta
didik yang menjawab opsi E yaitu peserta didik yang beranggapan bahwa
guru Tarikh tidak pernah memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
selalu semangat mengikuti pelajaran Tarikh alasannya jarang memberikan
nasehat dan pesan untuk belajar lebih giat ketika di saat menutup pelajaran.
Menurut Guru Tarikh, memotivasi peserta didik dilakukan dengan
berbagai cara, misalnya memberikan nasihat-nasihat untuk giat belajar yang
dikemas dalam sebuah cerita, memberikan pertanyaan, dan memberikan
reward and punnisment bagi peserta didik.
4.14. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
14
Guru Tarikh mengadakan evaluasi
belajar pada sebelum, saat proses
dan setelah selesai materi
pelajaran
A 8 11,4 %
B 12 17,1 %
C 38 54,3 %
D 3 4,3 %
E 9 12,9 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik yang beranggapan guru Tarikh selalu mengadakan
evaluasi pada sebelum, saat proses dan setelah selesai materi pelajaran
dengan alasan bahwa guru Tarikh pada waktu memulai pelajaran mengadakan
apersepsi dengan memberikan pertannyaan kepada peserta didik tentang
pertannyaan materi yang telah disampaikan sebelumnya, ketika proses
pembelajaran sedang berlangsung guru sering melempar pertannyaan, setelah
materi selesai disampaikan diadakan ulangan. peserta didik yang menjawab
opsi B yaitu peserta didik yang beranggapan guru Tarikh sering mengadakan
evaluasi pada sebelum, saat proses dan setelah selesai materi pelajaran
dengan alasan yang sama seperti peserta didik yang menjawab opsi A. peserta
didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang beranggapan guru
Tarikh kadang-kadang mengadakan evaluasi pada sebelum, saat proses dan
setelah selesai materi pelajaran dengan alasan bahwa guru lebih banyak
memberikan evaluasi pada akhir materi, biasanya diadakan ulangan setiap
selesai satu bab materi. peserta didik yang menjawab opsi D yaitu peserta
didik yang beranggapan guru Tarikh hampir tidak pernah mengadakan
evaluasi pada sebelum, saat proses dan setelah selesai materi pelajaran
dengan alasan evaluasi diadakan ketika mid semester dan semesteran. peserta
didik yang menjawab opsi E yaitu peserta didik yang beranggapan guru
Tarikh tidak pernah mengadakan evaluasi pada sebelum, saat proses dan
setelah selesai materi pelajaran dengan alasan evaluasi diadakan pada saat
semesteran dan soal datang dari Yayasan.
Menurut penuturan guru evaluasi belajar peserta didik dilakukan
sebelum proses pembelajaran yaitu pada saat apersepsi, evaluasi belajar
peserta didik pada proses pembelajaran yaitu ketika guru selesai menjelaskan
materi pelajaran kepada peserta didik, dan evaluasi belajar peserta didik
setelah proses pembelajaran guru mengadakan ulangan harian.
Menurut kepala sekolah, setiap guru dituntut mengembangkan silabus
kedalam RPP. Dan dalam RPP bisa dilihat guru melakuakn evaluasi dalam
berbagai bentuk dan biasanya dilakukan setelah materi ajar selesai
disampaikan. Mengenai sebelum dan pada saat proses pembelajaran
kemungkinan itu merupakan hiden curriculum yang dilaksanakan oleh guru.
4.15. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
15
Selain bentuk soal apakah guru
Tarikh menggunakan bentuk lain
(penugasan, diskusi, dll) dalam
evaluasi.
A 14 20 %
B 14 20 %
C 39 55,7 %
D 0
E 3 4,3 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik yang beranggapan guru Tarikh selalu memberikan evaluasi
dalam bentuk selain soal tertulis misalnya penugasan untuk diskusi, dan
hafalan. peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang
beranggapan guru Tarikh sering memberikan evaluasi dalam bentuk selain
soal tertulis alasan mereka sama seperti peserta didik yang menjawab opsi A.
peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang beranggapan
guru Tarikh kadang-kadang memberikan evaluasi dalam bentuk selain soal
tertulis misalnya penugasan untuk diskusi, dan hafalan. Memang selama ini
yang berlangsung guru lebih banyak memberikan evaluasi dalam bentuk soal
tertulis. peserta didik yang menjawab opsi E yaitu peserta didik yang
beranggapan guru Tarikh tidak pernah memberikan evaluasi dalam bentuk
selain soal tertulis karena guru hanya memberikan soal secara tertulis pada
saat ulangan.
Menurut guru tarikh, evaluasi belajar peserta didik diberikan dalam
berbagai bentuk misalnya soal lesan, hafalan, penugasan mencari informasi
dari berbagai sumber serta merangkum.
4.16. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
16 Peserta didik selalu masuk kelas
ketika jam pelajaran Tarikh
A 62 88,5 %
B 4 5,7 %
C 2 2,9 %
D 0 %
E 2 2,9 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik yang selalu masuk ketika jam pelajaran Tarikh hal ini
disebabkan mereka termotivasi karena menurut mereka Guru Tarikh enak
dalam menyampaikan materi, sehingga Materi Tarikh pun terkesan tidak sulit
bagi mereka. Menurut Wawancara kepada guru tarikh memang terbukti pada
saat pelajaran Tarikh berlangsung hampir tidak ada peserta didik yang
meninggalkan kelas untuk jajan dikantin atau tempat lainnya. peserta didik
yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang sering masuk ketika jam
pelajaran Tarikh alasannya mereka menyukai mata pelajaran Tarikh. peserta
didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang kadang-kadang masuk
ketika jam pelajaran Tarikh alasannya ketika ada halangan mereka tidak
masuk kelas misalnya sakit dan lainya. peserta didik yang menjawab opsi E
yaitu peserta didik yang tidak pernah masuk ketika jam pelajaran Tarikh
alasannya ketika ada tugas dan ulangan yang dirasa sulit peserta didik
terkadang tidak masuk kelas.
Menurut penuturan bagian Bimbingan dan Penyuluhan Syukron Aziz.
S.Pd.I, sesuai dengan data hasil presensi peserta didik pada hari yang ada
mata pelajaran tarikh rata-rata semua peserta didik masuk sekolah.
4.17. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
17
Peserta didik membolos sekolah
ketika hari itu ada jam pelajaran
Tarikh
A 0
B 2 2,9 %
C 11 15,7 %
D 3 4,3 %
E 54 77,1 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi B
yaitu peserta didik yang sering membolos sekolah ketika hari itu ada jam
pelajaran Tarikh, alasan mereka membolos sekolah karena pada saat itu ada
setoran hafalan dan beberapa peserta didik yang belum hafal dan mereka
memutuskan untuk tidak masuk sekolah. peserta didik yang menjawab opsi C
yaitu peserta didik yang kadang-kadang membolos sekolah ketika hari itu ada
jam pelajaran Tarikh, alasan mereka ketika malas dengan tugas guru
terkadang mereka tidak masuk kelas. peserta didik yang menjawab opsi D
yaitu peserta didik yang hampir tidak pernah membolos sekolah ketika hari
itu ada jam pelajaran Tarikh alasannya mereka masuk setiap ada jam Tarikh.
peserta didik yang menjawab opsi D yaitu peserta didik yang tidak pernah
membolos sekolah ketika hari itu ada jam pelajaran Tarikh alasannya kalau
tidak masuk kelas rasanya rugi dan ketinggalan materi pelajaran.
Menurut penuturan guru BP untuk siswa kelas 7 hampir tidak ada
yang membolos sekolah hal ini dikarenakan mereka masih anak baru selain
itu pintu keluar sekolah hanya satu yaitu pintu utama yang berada di depan
dengan penjagaan yang cukup ketat hal ini memungkinkan peserta didik
kesulitan untuk membolos sekolah.
4. 18. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
18
Peserta didik merasa senang
ketika ada jam pelajaran Tarikh
A 49 70 %
B 10 14,3 %
C 8 11,4 %
D 2 2,9 %
E 1 1,4 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik yang selalu merasa senang ketika jam pelajaran Tarikh,
mereka beralasan karena pada saat pelajaran Tarikh suasana kelas kondusif,
gurunya pun enak dalam menyampaikan materi, guru sering memberikan
selingan lelucon yang membangun. menurut hasil angket peserta didik yang
menjawab opsi B yaitu peserta didik yang sering merasa senang ketika jam
pelajaran Tarikh, mereka beralasan karena pelajaran Tarikh adalah mata
pelajaran yang berisikan cerita-cerita sejarah Masyarakat Islam pada zaman
dulu. peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang kadang-
kadang merasa senang ketika jam pelajaran Tarikh alasannya ketika bebas
dari tugas dan ulangan mereka merasa senang tetapi kalau ada tugas dan
ulangan mereka merasa terbebani. peserta didik yang menjawab opsi D yaitu
peserta didik yang hampir tidak pernah merasa senang ketika jam pelajaran
Tarikh alasannya pelajaran tarikh identik dengan membaca dan hafalan.
peserta didik yang menjawab opsi E yaitu peserta didik yang tidak pernah
merasa senang ketika jam pelajaran Tarikh alasannya sama seperti peserta
didik yang menjawab opsi D
Menurut peneliti pada saat observasi berlangsung semua peserta didik
merasa senang hal ini terbukti dengan peserta didik semakin aktif dalam
belajar, terciptanya iklim kondusif di dalam kelas, hampir tidak dijumpai
peserta didik yang ngobrol dan mengantuk pada saat proses belajar mengajar.
4.19. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
19 Peserta didik memperhatikan
ketika guru sedang menerangkan
A 42 60 %
B 10 14,3 %
C 18 25,7 %
D 0
E 0
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik yang selalu memperhatikan ketika guru menerangkan,
alasannya dengan memperhatikan penjelasan dari guru mereka menjadi
faham akan materi yang disampaikan. peserta didik yang menjawab opsi B
yaitu peserta didik yang sering memperhatikan ketika guru menerangkan,
alasan mereka sama seperti peserta didik yang menjawab opsi A. Peserta
didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang kadang-kadang
memperhatikan ketika guru menerangkan, alasannya terkadang masih ada
beberapa anak yang masih ngobrol sendiri dan mengantuk ketika guru
menerangkan.
Menurut peneliti hasil observasi, peserta didik pada saat guru
menerangkan materi melalui media LCD semua pandangan peserta didik
terfokus menghadap layar LCD. Karena menurut peneliti media LCD dapat
menarik simpati peserta didik untuk lebih fokus dalam memperhatikan
pelajaran.
4.20. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
20 Peserta didik belajar ketika ada
ulangan
A 36 51,4 %
B 12 17,1 %
C 20 28,6 %
D 0
E 2 2,9 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik yang selalu belajar ketika akan ada ulangan Tarikh.
alasannya Hal ini dilakukan untuk mengingat kembali pelajaran yang telah
disampaikan oleh guru dan supaya bisa menjawab semua soal yang diberikan
saat ulangan. peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang
sering belajar ketika akan ada ulangan Tarikh alasan mereka sama seperti
peserta didik yang menjawab opsi A. peserta didik yang menjawab opsi C
yaitu peserta didik yang kadang-kadang belajar ketika akan ada ulangan
Tarikh alasan ketika ada materi yang belum dikuasai mereka belajar, tetapi
kalau mereka sudah paham betul mereka tidak belajar. peserta didik yang
menjawab opsi E yaitu peserta didik yang tidak pernah belajar ketika akan
ada ulangan tarikh alasannya merasa malas dan seandainya ada soal yang
tidak bisa mereka bisa menannyakan kepada teman.
Menurut penuturan guru Tarikh, ketika akan diadakan ulangan harian,
pada saat guru hendak masuk kelas banyak dijumpai peserta didik yang
sedang membaca modul atau paket Al-Islam, ini menandakan peserta didik
belajar ketika akan ada ulangan.
4.21. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
21 Peserta didik berangkat sekolah
lebih awal
A 30 42,9 %
B 9 12,9 %
C 31 44,2 %
D 0
E 0
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik yang selalu berangkat lebih awal. Mereka beralasan
dengan berangkat lebih awal akan menambah semangat mereka dalam belajar
mereka di sekolah. peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik
yang sering berangkat lebih awal alasannya hampir sama seperti aasan peserta
didik yang menjawab opsi A ditambah juga dengan tempat tinggal mereka
yang agak jauh. peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang
kadang-kadang berangkat lebih awal alasannya karena menurut mereka jarak
tempuh sekolah dengan tempat tinggal peserta didik tidak terlalu jauh dan
mayoritas tempat tinggal peserta didik adalah daerah semarang barat.
Menurut penuturan Marsinah seorang petugas penjaga gerbang dan
penerima tamu, hampir tidak ada peserta didik kelas VII yang telat masuk
sekolah.
4.22. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
22
Peserta didik pernah bertanya,
mengeluarkan pendapat kepada
guru Tarikh pada saat
pembelajaran
A 16 22,9 %
B 7 10 %
C 42 60 %
D 0
E 5 7,1 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu selalu bertanya dan mengeluarkan pendapat ketika pelajaran sedang
berlangsung mereka beralasan bahwa mereka merasa perlu menanyakan
kembali sesuatu yang belum jelas dan belum mereka fahami. Sedangkan yang
menjawab opsi B yaitu sering bertanya dan mengeluarkan pendapat alasan
mereka tidak jauh beda dengan para peserta didik yang menjawab opsi A,
yaitu untuk mendapatkan kejelasan tentang materi tarikh yang disampaikan
oleh guru, sedangkan peserta didik yang menjawab opsi C yaitu kadang-
kadang bertanya dan mengeluarkan pendapat, mereka beralasan kadang
mereka merasa perlu bertanya kadang juga tidak perlu, dan sedangkan peserta
didik yang menjawab opsi E yaitu meraka tidak pernah bertanya dan tidak
pernah mengeluarkan pendapat mereka beralasan bahwa mereka merasa takut
dan merasa kurang percaya diri ketika hendak angkat suara.
Menurut guru Tarikh, kelas VII terbagi menjadi 4 yaitu dari VII-1,
VII-2, VII-3, dan VII-4 yang diklasifikasikan berdasarkan nilai rata-rata,
sehingga terbentuk kelas yang homogen. Hal ini berfungsi memudahkan guru
dalam pengajaran. Dengan keadaan tersebut kelas VII-1 lah yang paling aktif
peserta didiknya pada saat proses pembelajaran, dan begitu seterusnya.
4.23. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
23 Peserta didik merasa senang
ketika diberi tugas
A 29 41,4 %
B 15 21,4 %
C 26 37,2%
D 0
E 0
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik selalu merasa senang ketika diberi tugas dari guru Tarikh
karena mereka beralasan dengan adanya tugas mereka bisa latihan
mengerjakan soal dan mengetahui seberapa kemampuan mereka dan yang
terpenting termotivasi untuk belajar lebih giat, sedangkan peserta didik yang
menjawab opsi B yaitu sering merasa senang ketika diberi tugas dari guru
Tarikh alasan mereka tidak jauh beda dengan paara peserta didik yang
menjawab opsi A selain itu juga mereka pernah merasa takut jika soalnya
terlalu sulit dan tidak bisa mengerjakan, sedangkan peserta didik yang
menjawab opsi C yaitu kadang-kadang senang ketika diberi tugas dari guru
Tarikh mereka beralasan kadang senang ketika tugas itu mudah dan tidak
membebankan mereka dan tidak senang ketika tugas itu sulit dikerjakan
mereka.
Menurut penuturan guru Tarikh, berdasarkan pengelompokan kelas,
untuk peserta didik kelas VII-1 merasa selalu senang ketika diberikan tugas,
karena dengan adanya tugas mereka semakin rajin belajar, lain halnya kelas
lainya yang rata-rata kelas dibawah VII-1 sebagian ada yang senang ketika
diberi tugas, ada yang sedih karena bagi mereka tugas adalah beban bagi
mereka.
4.24. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
24
Peserta didik pernah berdiskusi
dengan teman anda ketika ada
kesulitan
A 19 27, 2 %
B 18 25,7 %
C 32 45,7 %
D 0
E 1 1,4 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik selalu berdiskusi kepada teman ketika ada kesulitan
mereka beralasan itu perlu karena dengan bertannya kepada teman mereka
bisa bertukar pendapat sehingga menambah pemahaman mereka. Sedangkan
peserta didik yang menjawab opsi B mereka berpendapat bahwa mereka
sering berdiskusi kepada teman ketika ada kesulitan belajar mereka beralasan
dengan berdiskusi dengan teman mereka banyak permasalahan yang bisa
dipecahkan bersama. Sedangkan peserta didik yang menjawab opsi C yaitu
peserta didik yang menjawab kadang-kadang berdiskusi kepada teman ketika
ada kesulitan belajar, alasan mereka kadang-kadang perlu untuk memecahkan
permasalahan, kadang juga tidak perlu karena teman kita belum tentu tahu
dan mengerti tentang masalah yang akan di diskusikan atau tanyakan.
Sedangkan peserta didik yang menjawab opsi E yaitu tidak pernah berdiskusi
dengan teman ketika ada kesulitan mereka beralasan bahwa tidak perlu
bertanya ataupun berdiskusi masalahnya belum tentu teman yang akan diajak
diskusi itu bisa.
4.25. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
25
Pada waktu luwang peserta didik
mempergunakan waktu untuk
membaca
A 9 12,9 %
B 8 11,4 %
C 51 72,8 5
D 0
E 2 2,9 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik yang selalu mempergunakan waktunya untuk membaca,
alasanya ketika jam istirahat lebih asyik membaca buku di perpustakaan
daripada jajan dikantin, selain juga menghemat uang saku membaca buku
diperpus menambah wawasan, sedangkan peserta didik yang menjawab opsi
B yaitu sering mengunakan waktu luang untuk membaca buku, dengan alasan
mempergunakan waktu untuk hal yang bermanfaat kalau waktu luang
disekolah dengan membaca kalau dirumah selain membaca dengan
membantu orang tua, sedangkan peserta didik yang menjawab opsi C yaitu
peserta didik yang kadang-kadang mempergunakan waktu luangnya untuk
membaca, mereka beralasan ketika akan ada ulangan waktu luang
dipergunakan untuk membaca, tetapi kalau tidak ada ulangan waktu luang
dipergunakan untuk main, sedangkan peserta didik yang menjawab opsi E
yaitu yang tidak pernah mempergunakan waktu luangnya untuk membaca
mereka beralasan malas untuk membaca dan berkesan lebih cepat
membosankan, lebih enak bermain.
Menurut guru Tarikh, minat baca peserta didik di SMP
Muhammadiyah 4 Semarang masih rendah, hal ini terlihat ketika jam istirahat
kantin yang paling banyak diserbu peserta didik, sedangkan perpustakaan
hanya segelintir peserta didik yang masuk kedalamnya. Hal ini menjadi tugas
guru untuk meningkatkan minat baca peserta didik.
4.26. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
26
Media LCD yang digunakan oleh
Guru Tarikh membuat anda
(peserta didik) semangat belajar
A 54 77,1 %
B 6 8,6 %
C 8 11,4 %
D 0
E 2 2,9 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik yang selalu menjadi semangat belajar ketika guru Tarikh
menggunakan media LCD, alasan mereka dengan media LCD materi
pelajaran yang disampaikan oleh guru semakin jelas dan mudah dipahami hal
ini yang membuat mereka menjadi semangat untuk belajar, sedangkan peserta
didik yang menjawab opsi B yaitu sering menjadi semangat belajar ketika
guru Tarikh menggunakan media LCD alasan mereka media LCD tampilanya
menarik sehingga membuat mereka sering merasa semangat untuk belajar,
sedangkan peserta didik yang menjawab opsi C yaitu kadang menjadi
semangat belajar ketika guru Tarikh menggunakan media LCD alasan mereka
ketika tampilan LCD itu bagus dan menarik seperti tampilan gambar-gambar
ataupun diputarkan film mereka merasa termotivasi untuk belajar, tetapi kalau
tampilan LCD sekedar tulisan abjad belaka mereka merasa males dan
berkesan biasa-biasa saja, sedangkan peserta didik yang menjawab opsi E
yaitu tidak pernah menjadi semangat belajar ketika guru Tarikh menggunakan
media LCD alasannya ada atau tidaknya media LCD bagi mereka tidak ada
pengaruhnya dalam belajar.
Menurut peneliti, berdasarkan observasi langsung, media LCD
membuat peserta didik termotivasi belajar Tarikh. Hal ini terbukti dengan
peserta didik aktif didalam kelas, interaksi guru dan peserta didik semakin
baik, dan kelas menjadi kondusif.
4.27. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
27 Guru Tarikh dalam menjelaskan
pelajaran cukup jelas
A 40 57,1 %
B 16 22,9 %
C 14 20 %
D 0 %
E 0 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik yang selalu merasa jelas ketika guru Tarikh menerangkan
alasan mereka karena guru Tarikh menggunakan bantuan Media LCD, jadi
tidak hanya ceramah saja yang dapat peserta didik dengar selain itu peserta
didi juga dapat menyaksikan visualisasi dari materi yang disampaikan,
sedangkan peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang
sering merasa jelas ketika guru Tarikh menerangkan alasan mereka tidak jauh
beda dengan peserta didik yang menjawab opsi A, sedangkan peserta didik
yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang kadang-kadang merasa jelas
ketika guru Tarikh menerangkan alasan mereka ketika guru ceramah dengan
mengilustrasikan dalam cerita peserta didik merasa cukup jelas tetapi kalau
hanya ceramah saja mereka merasa kurang jelas.
Menurut kepala sekolah, guru Tarikh memiliki kompetensi pedagogik
dan kompetensi sosial yang baik sehingga penjelasan guru cukup jelas
membuat peserta didik semakin mudah memahai materi yang disampaikan.
4.28. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
28
Guru Tarikh tepat dalam memilih
media pembelajaran dan sesuai
dengan materi yang disampaikan
A 53 75,8 %
B 7 10%
C 9 12,8 %
D 1 1,4 %
E 0 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik yang selalu merasa guru Tarikh tepat dalam memilih
media pembelajaran dan sesuai dengan materi yang disampaikan, alasan
mereka bahwa mata pelajaran Tarikh adalah mata pelajaran yang mempunyai
karakter membaca dan menghafal jadi apabila dibantu dengan media LCD
akan lebih memudahkan peserta didik memahami materi yang disampaikan
oleh guru. Peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang
sering merasa guru Tarikh tepat dalam memilih media pembelajaran dan
sesuai dengan materi yang disampaikan, alasan mereka tidak jauh berdeda
dengan peserta didik yang menjawab opsi A namun terkadang ada hal materi
yang lebih tepat disampaikan melalui media lain. Peserta didik yang
menjawab opsi C yaitu peserta didik yang kadang-kadang merasa guru Tarikh
tepat dalam memilih media pembelajaran dan sesuai dengan materi yang
disampaikan, alasan mereka ketika materi itu merasa sulit dan terlalu banyak
tulisannya maka pemilihan media LCD pembelajaran sangat tepat, tetapi
kalau materi dirasa biasa-biasa saja maka tidak perlu menggunakan media
LCD. Sedangkan peserta didik yang menjawab opsi D yaitu peserta didik
yang hampir tidak pernah merasa guru Tarikh tepat dalam memilih media
pembelajaran dan sesuai dengan materi yang disampaikan, alasan mereka
bahwa materi Tarikh itu lebih asyik dengan bercerita atau mendongeng jadi
penggunaan media LCD tidak terlalu penting.
4.29. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
29
Peserta didik merasa paham ketika
guru Tarikh menerangkan dengan
menggunakan media LCD
A 36 51,4 %
B 12 17,1 %
C 22 31,5 %
D 0 %
E 0 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik yang selalu merasa paham ketika guru Tarikh
menerangkan dengan menggunakan media LCD, alasan mereka bahwa media
LCD membuat materi yang terkesan abstrak menjadi kongkrit. Peserta didik
yang menjawab opsi B yaitu peserta didik yang sering merasa paham ketika
guru Tarikh menerangkan dengan menggunakan media LCD alasan mereka
tidak jauh berbeda dengan peserta didik yang menjawab opsi A namun
terkadang sering dikaburkan dengan tampilan gambar-gambar yang membuat
peserta didik kurang fokus terhadap materi yang disampaikan. Sedangkan
peserta didik yang menjawab opsi C yaitu peserta didik yang kadang-kadang
merasa paham ketika guru Tarikh menerangkan dengan menggunakan media
LCD alasan mereka kadang-kadang kalau materinya sulit peserta didik tidak
faham, tetapi kalau materi yang diajarkan mudah peserta didik merasa faham.
Menurut guru Tarikh media LCD memiliki banyak keunggulan.
Media ini termasuk media audio visual dan gerak. Peserta didik yang
memiliki tipe gaya belajar audio akan mudah memahami pelajaran karena
media LCD ini mengeluarkan suara lewat speaker pada komputer. Peserta
didik yang memiliki tipe gaya belajar visual dan kinestetik akan mudah
memahami pelajaran karena media LCD memproseksikan gambar hidup,
sehingga peserta didik dapat melihat langsung apa yang mereka pelajari.
4.30. Tabel hasil persentase angket
No Item butir soal Opsi Jumlah Persentase
30 Mempunyai keinginan untuk giat
belajar
A 64 91,4 %
B 4 5,7 %
C 2 2,9 %
D 0 %
E 0 %
Dari hasil persentase angket yang dibuktikan dengan wawancara
langsung terhadap peserta didik, bahwa peserta didik yang menjawab opsi A
yaitu peserta didik mempunyai keinginan untuk giat belajar, alasan mereka
dengan giat belajar akan menjadi anak pandai yang terpenting tidak kesulitan
kalau ada ulangan. Peserta didik yang menjawab opsi B yaitu peserta didik
mempunyai keinginan untuk giat belajar alasan mereka sama seperti dengan
peserta didik yang menjawab opsi A. Sedangkan peserta didik yang
menjawab opsi C yaitu peserta didik yang kadang-kadang mempunyai
keinginan untuk giat belajar alasan mereka ketika lagi mempunyai semangat
belajar peserta didik mempunyai keinginan giat belajar kalau lagi malas
peserta didik tidak mempunyai keinginan untuk giat belajar.
Menurut guru Tarikh, setiap peserta didik memiliki keinginan untuk
giat belajar, namun banyak hal disekeliling peserta didik yang mempengaruhi
mereka dan menjadikan mereka giat dan malas belajar. Hal ini menjadi tugas
guru dan orang tua untuk bias memotivasi siswa agar siswa mempunyai
motivasi intrinsic untuk giat belajar demi masa depan mereka.
Adapun faktor pendukung dan faktor penghambat adalah penggunaan
media LCD dalam memotivasi belajar peserta didik pada mapel Tarikh di
SMP Muhammadiyah 4 Semarang adalah sebagai berikut:
a. Faktor Pendukung, antara lain: 1) Para tenaga pendidik yang profesional
yang peka akan perkembangan IT, sehingga tidak ada kesulitan dalam
teknis penggunaan dan pembuatan materi ajar. 2) Respon positif dari
masyarakat khususnya wali murid dalam pengadaan media LCD. 3) Sarana
dan prasarana yang memadai dan dilengkapi dengan area hots pot sehingga
mudah bagi guru dan peserta didik mengakses informasi pengetahuan.
b. Faktor penghambat, antara lain: 1) Ketika pemadaman listrik, media LCD
tidak dapat digunakan fungsinya. 2) Dengan adanya tampilan bahan ajar
yang variatif membuat siswa tertarik akan gambar visualnya,
menyebabkan mereka tidak fokus pada isi materi yang diajarkan. 3) belum
adanya feat back dari peserta didik, karena materi Tarikh yang mereka
terima belum dapat diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. 4)
Anggapan masyarakat sekolah yang berbasis IT adalah sekolah yang
Mahal.
Sedangkan Faktor pendukung dan penghambat yang dimiliki oleh
SMP Muhammadiyah 4 Semarang dalam pelaksanaan pembelajaran melalui
media LCD Proyektor, meliputi :
a. Faktor pendukung, antara lain: 1) Faktor Keprofesionalan tenaga pendidik
yang telah diseleksi dan mengikuti berbagai pelatihan kependidikan
Sekolah Menengah Pertama. 2) Kepercayaan masyarakat dan kesadaran
orang tua yang tinggi terhadap pendidikan wajib belajar sehingga
memasukkan putra-putrinya di SMP Muhammadiyah 4 Semarag. 3)
Tempat yang strategis karena berada di perkotaan antara Jalan Raya
Pamularsih dan Jalan Raya Siliwangi dan mudah dijumpai. 4) Tempat
belajar yang kondusif dan rapi, dengan ruang belajar yang berbasis IT
sehingga menjadikan SMP Muhammadiyah 4 Semarang terkesan sekolah
yang bermutu tinggi. 5) Sarana dan prasarana yang memadai, dilengkapi
dengan area hot spot.
b. Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan pendidikan pada SMP
Muhammadiyah 4 Semarang adalah: 1) Kurangnya jumlah pendidik,
karena di SMP Muhammadiyah 4 Semarang benar-benar membutuhkan
loyalitas yang tinggi terhadap lembaga pendidikan. 2) Mahalnya biaya
pendidikan di SMP Muhammadiyah 4 Semarang bagi sebagian masyarakat
menengah kebawah, sehingga tidak semua anak bisa mendapatkan
kesempatan menuntaskan wajib belajar 9 Tahun.
Adapun upaya yang dilakukan oleh komite sekolah dan penyelenggara
pendididkan di SMP Muhammadiyah 4 Semarang terkait dengan
permasalahan di atas adalah mengadakan rekrutmen tenaga pendidikan untuk
menambah jumlah pendidik, mengingat masih ada guru yang mengampu lebih
dari 1 mata pelajaran. Dan seharusnya pemerintah memberikan perhatian lebih
terhadap pendidikan Sekolah Menegah Pertama berupa pemberian bantuan
dana untuk pengembangan sarana dan prasarana guna menunjang mutu
kualitas pengajaran di SMP Muhammadiyah 4 Semarang. sehingga dalam
pelaksanaannya tidak terhambat pada masalah pembiayaan sarana dan
prasarana mengingat begitu pentingnya penuntasan wajib belajar 9 tahun.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari uraian dan pembahasan diatas, maka peneliti dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut:
Bahwa media LCD yang digunakan oleh guru mapel Tarikh kelas VII
efektif sebagai media pembelajaran dalam rangka memotivasi belajar peserta
didik pada mapel Tarikh, hal ini terbukti dengan aktifitas belajar peserta didik di
dalam kelas lebih aktif, suasana kelas yang kondusif, daya serap peserta didik
akan materi yang disampaikan oleh guru lebih tinggi, peserta didik lebih giat
dalam belajar mapel Tarikh, materi pelajaran tertuntaskan, serta guru Tarikh lebih
kreatif dalam memilih dan mendisain media yang akan dipakai sebagai sarana
menyampaikan materi pelajaran Tarikh.
B. Saran-Saran
Saran-saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan sehingga dapat dianalisis dan diambil kesimpulan diatas, sehingga
dapat digunakan untuk mengembangkan penggunaan media LCD dalam
memotivasi belajar peserta didik pada mapel tarikh di SMP Muhammadiah 4
semarang, adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru, seiring perkembangan zaman guru dituntut untuk lebih
meningkatkan kreatifitas dalam memilih, mendisain dan memanfaatkan media
pembelajaran dalam setiap proses belajar mengajar Tarikh, sehingga peserta
didik akan termotivasi dalam belajar.
2. Bagi sekolah, adanya perkembangan media teknologi yang semakin pesat,
untuk itu pihak sekolah seharusnya mengadakan workshop atau pelatian bagi
guru-guru tentang media teknologi pembelajaran, agar para guru dapat
menggunakannya.
3. Bagi peserta didik, di era globalisasi saat ini menuntut kita untuk memiliki
skill, untuk itu peserta didik harus belajar lebih giat dimana dan kapan saja,
sebagai bekal hidup dalam persaingan global.
4. Bagi masyarakat, yaitu dengan mendorong kreativitas peserta didik dengan
membatu proses belajar tetap berjalan di luar sekolah (rumah) ataupun
masyarakat.
5. Bagi pemerintah hendaknya pihak pemerintah memberikan perhatian yang
lebih terhadap dunia pendidikan, berupa pemberian dana yang cukup untuk
membantu meningkatkan sarana dan prasarana sekolah guna manunjang mutu
pendidikan sekolah
C. Penutup
Ucapan Syukur alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Ilahi
Robbi atas segala nikmat dan karuniaNya yang telah diberikan, sehingga
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan tanpa adanya halangan yang berarti.
Disamping itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang
turut membantu dan mendukung pembuatan skripsi ini. Semoga kesediaan dan
keikhlasan bagi pihak yang mendukung seperti pihak pengelola, para tenaga
pendidik serta para karyawan SMP Muhammadiya 4 Semrang dan para dosen
pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
penulis demi kebaikan pembuatan skripsi ini. Semoga amal kebaikannya diterima
di sisi Allah dan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis sadar, bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu, kritik dan saran yang
konstruktif sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
Akhirnya kata terakhir yang dapat penulis sampaikan semoga skripsi ini
dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya. Semoga juga dapat menambah khazanah keilmuan bagi kita terutama
tentang Penggunaan media pembelajaran Amiin ya robbal ‟alamiin..
DAFTAR PUSTAKA
AH Sanaky, Hujair, Media Pembelajaran, Yogyakarta: Kaukaba, 2011.
al-Bukhori, Imam, Shahih bukhori juz 1, Beirut: Darul Fikri.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
AM, Sadirman, interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Grafindo
Persada, 2001
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.
Sadiman, Arif. S.dkk. Media Pendidikan( Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatanya), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996.
Asnawir, Basirudin Usman, Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat pres, 2002.
.Azwar, Saifudin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Departemen Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahnya, Bandung ; Jumanatul „Ali
Art. 2005.
Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:
PT. Asdi Mahasatya, 2005.
Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Zain, strategi belajar mengajar, Jakarta: Rineka
Cipta, 2006.
Fathoni, Abdurrahmat, Metodologi Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi,
Jakarta: Rineka Cipta, 2005.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 2004.
Hamalik, Oemar, proses belajar mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Harjanto, Perencanaan Pengajaran Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Ibnu Tsarif an-Nawawi Adimasqie, Imam Abi Zakariyah, Riyadus Solihin, Beirut:
Darul fikri, 1994.
Majelis DIKDASMEN, al-Islam, Yogyakarta: Mentari Pustaka, 2008.
Majelis DIKDASMEN PP. Muhammadiyah, Standar kompetensi lulusan dan
Standar Isi.
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV. Fifamas,
2003.
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi, Bandung:
Alfabeta, 2008.
Maman, U, Metodologi Penelitian Agama: Teori dan Praktek, Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2006
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta:Rineka Cipta, 2000.
Mudjiono, Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, PT. Rineka cipta, 1999.
Nasution, Teknologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Nasution, S, Berbagai pendekatan dalam Proses belajar dan mengajar, Jakarta:
Bumi Aksara, 2010.
Oong Seng, Tan et. All, Education Psychology: A practitioner-Researcher
Approach, Singapore: Thomson, 2003.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Standar
kompetensi lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa
Arab Di Madrasah.
Qardhowi, Yusuf, Al-Qur‟an berbicara tentang akal dan ilmu pengetahuan,
Jakarta: Gema Insani Press, 1998.
Raharjo, “Media pendidikan”, dalam Chabib toha dan Abdul Mu‟ti, PBM-PAI di
Sekolah, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo-Pustaka Pelajar:
Yogyakarta, 1998.
Reid, Gavin, Motivating Learners In The Classroom: Ideas and strategi,
penerjemah Hartati widiastuti, Jakarta: PT. Indeks, 2009.
Siagian, Sondang p., kia meningkatkan produkfitasn kerja, Jakarta: PT. Rineka
Cipta karya, 2009.
Sihab ,M, Qurqish, Tafsir al-Misbah, Jakarta: Lentera hati, 2002.
Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan(Landasan kerja pemimpin pendidikan),
Jakarta: PT. Rineka Cipt, 2006.
Suprijono, Agus, Cooperative Learning: Teori dan aplikasi PAIKEM,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Sugiono, Metode penelitian kualitaif kuantitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta,2008.
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru
Algesindo, 2008.
Sudjana, Nana, dan Ibrahim, Penelitian Dan Penilaian Pendidikan, Bandung :
Sinar Baru Algesindo, 1989.
Sudjana, Nana, Rivai, Ahmad, Media Pengajaran, Bandung: PT. Sinar Baru,
1997.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2009.
Suryanto, M, Multimedia, Yogyakarta: Andi offset, 2005.
Syukur, Fatah NC, Teknologi Pendidikan, Semarang: Rasail Media Group, 2008.
Syaodih, Nana S, R. Ibrahim, , Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT. Asdi
Mahasatya, 2004.
Umar Bakri, Abd. Bin Nuh, kamus Indonesia- Arab- Inggris, Jakarta: Mutiara
Sumber Widya, 2003.
Uno, Hamzah B., Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Bumi
Aksara, 2008.
Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran (Landasan dan Aplikasinya), Jakarta:
Rineka Cipta, 2008.
Winkel, W.S., Psikologi Pendidikan dan evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia,
1983.
Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Antara Teori dan
Praktek, Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2006.
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Keadaaan Peserta Didik SMP Muhammadiyah 4 Semarang Tahun
Ajaran 2010/2011, 52.
Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana SMP Muhammadiyah 4 Semarang, 52.
TABEL 4.1.
KEADAAN PESERTA DIDIK SMP MUHAMMADIYAH 4
SEMARANG
TAHUN AJARAN 2010/2011
No Kelas Jumlah Peserta Didik
1 VII-1 35
2 VII-2 35
3 VII-3 35
4 VII-4 35
5 VIII-1 48
6 VIII-2 47
7 VIII-3 44
8 IX-1 42
9 IX-2 42
10 IX-3 42
Jumlah total 405
TABEL 4.2.
SARANA DAN PRASARANA SMP MUHAMMADIYAH 4 SEMARANG
TAHUN AJARAN 2010/2011
No Nama Barang Jumlah
1 Ruang kelas/ teori 10
2 Perpustakaan 1
3 Lab. IPA 1
4 Lab. Komputer 1
5 Ruang BK dan UKS 1
6 Ruang Ibadah/ musholah 1
7 Ruang kepala sekolah dan tamu 1
8 Ruang guru 1
9 Ruang tata usaha 1
10 KM/WC guru/pegawai 1
11 Kamar mandi siswa 4
12 Aula 1
13 LCD proyektor 11
13 Tempat parkir 1
14 Taman sekolah 3
15 Ruang osis 1
16 Ruang penjaga 1
17 Pos jaga 1
18 Ruang kantin 1
19 Ruang koperasi 1
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Tabel
Lampiran 2 Daftar Lampiran
Lampiran 3 Kisi-kisi Angket Penggunaan Efektifitas Penggunaan Media LCD
Dalam Memotivasi Belajar Peserta Didik
Lampiran 4 Angket Penggunaan Efektifitas Penggunaan Media LCD Dalam
Memotivasi Belajar Peserta Didik
Lampiran 5 Struktur Organisasi SMP Muhammadiyah 4 Semarang Tahun
Ajaran 2010/2011
Lampiran 6 Pedoman Wawancara Penelitian
Lampiran 7 Pedoman Observasi Penelitian
Lampiran 8 Foto-Foto Hasil Penelitian
Lampiran 9 Silabus dan RPP Materi Pelajaran Tarikh
Lampiran 10 Surat-Surat
Lampiran 11 Riwayat Hidup
ANGKET
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD OLEH GURU DALAM
MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MAPEL TARIKH KELAS
VII DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SEMARANG
A. PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr, Wb.
Untuk kepentingan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada IAIN Walisongo Semarang
jurusan Pendidikan Agama Islam, dengan judul. “EFEKTIFITAS
PENGGUNAAN MEDIA LCD DALAM MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA
DIDIK PADA MAPEL TARIKH KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 4
SEMARANG”, maka saya meminta bantuan kepada peserta didik kelas VII di
SMP Muhammadiyah 4 Semarang untuk mengisi angket yang saya sampaikan ini.
Perlu diketahui bahwa angket ini hanya digunakan dalam penelitian dan
tidak mempengaruhi hasil belajar atau nilai raport peserta didik dan dijamin
kerahasiaanya. Demikian atas bantuannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu‟aliakum Wr, Wb.
Semarang, 25 Februari 2011
Penyusun
Lailatul Muarofah
NIM. 073111031
B. PETUNJUK PENGISIAN
1. Berilah nama, kelas anda pada lembar yang telah tersedia
2. Kerjakanlah dengan teliti pernyataan yang akan anda tanggapi
3. Angket ini tidak tidak ada kaitannya dengan penilaian dan nilai pada raport
4. Memberi jawaban yang paling sesuai dengan diri anda, dengan cara
menyilang (X) pada kolom respon item yang telah tersedia.
CONTOH: a. b. c. d. e.
5. Jika akan mengganti jawaban, maka tambahkan tanda (=) pada jawaban
awal dan tandai jawaban yang baru.
CONTOH: a. b. c. d. e.
Contoh :
Apakah guru tarikh anda dalam menerangkan materi pelajaran menggunakan media
pembelajaran yang tepat sesuai dengan pokok bahasan dalam mengajar?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
1. Pilihan yang baik adalah bila anda memilih sesuai dengan keadaan diri
anda.
2. Sangat diharapkan agar anda mengisi pilihan dari seluruh pertanyaan
nomor 1 (satu) sampai dengan selesai.
3. Hasil pilihan anda akan dijamin kerahasiaanya.
4. Selamat mengerjakan.
KISI-KISI ANGKET EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD OLEH
GURU
INDIKATOR Nomor soal Jumlah
Menggunakan metode, alat, media
dan bahan pembelajaran.
Mengorganisasi waktu dalam proses
belajar mengajar.
Variasi gaya mengajar
Mendorong dan mengoptimalkan
keterlibatan peserta didik pada saat
proses pembelajaran
Melaksanakan penilaian hasil belajar
dalam proses pembelajaran
1, 2,3,4
5,6
6,7,8.9,10
11,12,13
14,15
4
2
4
3
2
KISI-KISI ANGKET MOTIVASI BELAJAR TARIKH PESERTA DIDIK
INDIKATOR Nomor soal Jumlah
Perasaan senang pada bidang
pembelajaran.
Semangat belajar peserta didik.
Aktif dalam pembelajaran
Perhatian saat proses pembelajaran.
Harapan terhadap pembelajaran
16,17,18
19,20,21
22,23,24,25
26,27
28,29,30
3
3
4
2
3
C. BOBOT SKOR PADA INSTRUMEN ANGKET PENELITIAN
Bobot skor pada tiap-tiap soal angket penelitian adalah sebagai berikut:
- Untuk alternatif jawaban a dengan nilai 5.
- Untuk alternatif jawaban b dengan nilai 4.
- Untuk alternatif jawaban c dengan nilai 3.
- Untuk alternatif jawaban d dengan nilai 2
- Untuk alternatif jawaban e dengan nilai 1.
D. BUTIR-BUTIR ANGKET SEBAGAI INSTRUMEN PENELITIAN
Butir-butir angket sebagai Instrumen Penelitian, sebagaimana terlampir.
ANGKET PENELITIAN
I. DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA
LCD OLEH GURU
1. Menggunakan metode, alat, media dan bahan pembelajaran.
1.1 Apakah guru Tarikh anda pada saat proses pembelajaran
menggunakan media pembelajaran?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
1.2 Apakah pemilihan media LCD yang digunakan oleh guru saat
pembelajaran, sesuai dengan materi pejaran Tarikh?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
1.3 Apakah guru Tarikh anda dapat menggunakan media LCD dengan
baik?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
1.4 Apakah guru Tarikh anda menyediakan alat dan bahan untuk
pendalami pelajaran?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
2. Mengorganisasi waktu dalam proses belajar mengajar.
2.1 Apakah guru Tarikh anda memulai dan mengakhiri pelajran tepat
waktu?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
2.2 Apakah guru Tarikh anda pernah meninggalkan kelas ketika jam
pelajaran?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
3. Variasi gaya mengajar
3.1 Apakah guru Tarikh menggunakan metode lain selain ceramah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
3.2 Apakah guru Tarih mengadakan selingan(permainan, quiz,)
ditengah-tengah pelajaran?
a. Selalu e. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah d. Tidak pernah
3.3 Apakah guru Tarikh anda pernah merubah formasi tempat duduk?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
3.4 ketika menerangkan pelajaran apakah guru Tarikh anda
berinteraksi dengan peserta didik?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
4. Mendorong dan mengoptimalkan keterlibatan peserta didik pada saat
proses pembelajaran.
4.1 Apakah guru tarikh memberikan kesempatan kepada peserta didik
pada saat proses pembelajaran untuk bertanya, berpendapat dan
mengkritik?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
4.2 Apakah guru Tarikh anda pernah memberikan pertannyaan lesan?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
4.3 Pada waktu memulai pelajaran apakah guru Tarikh memotivasi
peserta didik untuk semagat dalam mengikuti pembelajaran?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
5. Melaksanakan penilaian hasil belajar dalam proses pembelajaran
5.1 Apakah guru Tarikh mengadakan evaluasi pada saat sebelum,
proses dan setelah selesai materi pelajaran?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
5.2 Selain bentuk soal apakah guru Tarikh menggunakan bentuk lain
(penugasan, diskusi, dll) dalam evaluasi?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
II. DAFTAR PERTANYAAN MOTIVASI BELAJAR TARIKH
PESERTA DIDIK
6. Perasaan senang pada bidang pembelajaran.
6.1 Apakah anda masuk ketika jam pelajaran Tarikh?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
6.2 Apakah anda membolos sekolah ketika hari itu ada jam pelajaran
Tarikh?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
6.3 Apakah anda merasa senang ketika jam pelajaran Tarikh?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
7. Semangat belajar peserta didik.
7.1 Apakah anda memperhatikan ketika guru sedang menerangkan?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
7.2 Apakah anda belajar ketika ada ulangan?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
7.3 Apakah anda berangkat sekolah lebih awal?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
8. Aktif dalam pembelajaran
8.1 Apakah anda pernah bertanya, mengeluarkan pendapat, kepada
guru tarikh pada saat pembelajaran?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
8.2 Apakah anda merasa senang apabila diberi tugas?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
8.3 Apakah anda pernah berdikusi dengan teman anda ketika ada
kesulitan belajar?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
8.4 Pada waktu luwang apakah kamu mempergunakan waktumu untuk
membaca?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
9. Perhatian saat proses pembelajaran.
9.1 Apakah media LCD yang di gunakan oleh guru Tarikh membuat
anda semangat belajar?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
9.2 Apakah guru tarikh dalam menjelaskan pelajaran cukup jelas?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
10. Harapan terhadap pembelajaran
10.1 Apakah guru Tarikh tepat dalam memilih media pembelajaran
dan sesuai dengan materi yang disampekan?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
10.2 Apakah anda merasa paham ketika guru tarikh menerangkan
dengan menggunakan media LCD?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
10.3 Apakah anda mempunyai keinginan untuk giat belajar?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
ANGKET
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD OLEH GURU DALAM
MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MAPEL TARIKH KELAS
VII DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SEMARANG
E. PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr, Wb.
Untuk kepentingan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada IAIN Walisongo Semarang
jurusan Pendidikan Agama Islam, dengan judul. “EFEKTIFITAS
PENGGUNAAN MEDIA LCD OLEH GURU DALAM MEMOTIVASI
BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MAPEL TARIKH KELAS VII DI
SMP MUHAMMADIYAH 4 SEMARANG”, maka saya meminta bantuan
kepada peserta didik kelas VII di SMP Muhammadiyah 4 Semarang untuk
mengisi angket yang saya sampaikan ini.
Perlu diketahui bahwa angket ini hanya digunakan dalam penelitian
dan tidak mempengaruhi hasil belajar atau nilai raport peserta didik dan
dijamin kerahasiaanya. Demikian atas bantuannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu‟aliakum Wr, Wb.
Semarang, 3 Maret 2011
Penyusun
Lailatul Muarofah
NIM. 073111031
F. PETUNJUK PENGISIAN
6. Berilah nama, kelas anda pada lembar yang telah tersedia
7. Kerjakanlah dengan teliti pernyataan yang akan anda tanggapi
8. Angket ini tidak tidak ada kaitannya dengan penilaian dan nilai pada raport
9. Bobot skor pada tiap-tiap soal angket penelitian adalah sebagai berikut:
- Untuk alternatif jawaban a dengan nilai 5.
- Untuk alternatif jawaban b dengan nilai 4.
- Untuk alternatif jawaban c dengan nilai 3.
- Untuk alternatif jawaban d dengan nilai 2
- Untuk alternatif jawaban e dengan nilai 1.
10. Memberi jawaban yang paling sesuai dengan diri anda, dengan cara
menyilang (X) pada kolom respon item yang telah tersedia.
CONTOH: a. b. c. d. e.
11. Jika akan mengganti jawaban, maka tambahkan tanda (=) pada jawaban
awal dan tandai jawaban yang baru.
CONTOH: a. b. c. d. e.
NAMA:_______________________________________________
KELAS:_______________________________________________
INSTRUMEN PENELITIAN ANGKET EFEKTIFITAS
PENGGUNAAN MEDIA LCD OLEH GURU DALAM MEMOTIVASI
BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MAPEL TARIKH KELAS VII DI
SMP MUHAMMADIYAH 4 SEMARANG.
1. Apakah guru Tarikh anda pada saat proses pembelajaran menggunakan media
pembelajaran?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
2. Apakah pemilihan media LCD yang digunakan oleh guru saat pembelajaran,
sesuai dengan materi pejaran Tarikh?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e.Tidak pernah
3. Apakah guru Tarikh anda dapat menggunakan media LCD dengan baik?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
4. Apakah guru Tarikh anda menyediakan alat dan bahan untuk pendalami
pelajaran?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
5. Apakah guru Tarikh anda memulai dan mengakhiri pelajran tepat waktu?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
6. Apakah guru Tarikh anda pernah meninggalkan kelas ketika jam pelajaran?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
7. Apakah guru Tarikh menggunakan metode lain selain ceramah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
8. Apakah guru Tarih mengadakan selingan(permainan, quiz,) ditengah-tengah
pelajaran?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
9. Apakah guru Tarikh anda pernah merubah formasi tempat duduk?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
10. Ketika menerangkan pelajaran apakah guru Tarikh anda berinteraksi dengan
peserta didik?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
11. Apakah guru tarikh memberikan kesempatan kepada peserta didik pada saat
proses pembelajaran untuk bertanya, berpendapat dan mengkritik?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
12. Apakah guru Tarikh anda pernah memberikan pertannyaan lesan?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
13. Pada waktu memulai pelajaran apakah guru Tarikh memotivasi peserta didik
untuk semagat dalam mengikuti pembelajaran?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
14. Apakah guru Tarikh mengadakan evaluasi pada saat sebelum, proses dan
setelah selesai materi pelajaran?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
15. Selain bentuk soal apakah guru Tarikh menggunakan bentuk lain (penugasan,
diskusi, dll) dalam evaluasi?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
16. Apakah anda masuk ketika jam pelajaran Tarikh?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
17. Apakah anda membolos sekolah ketika hari itu ada jam pelajaran Tarikh?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
18. Apakah anda merasa senang ketika jam pelajaran Tarikh?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
19. Apakah anda memperhatikan ketika guru sedang menerangkan?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
20. Apakah anda belajar ketika ada ulangan?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
21. Apakah anda berangkat sekolah lebih awal?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
22. Apakah anda pernah bertanya, mengeluarkan pendapat, kepada guru tarikh
pada saat pembelajaran?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
23. Apakah anda merasa senang apabila diberi tugas?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
24. Apakah anda pernah berdikusi dengan teman anda ketika ada kesulitan
belajar?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
25. Pada waktu luwang apakah anda mempergunakan waktumu untuk membaca?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
26. Apakah media LCD yang di gunakan oleh guru Tarikh membuat anda semangat
belajar?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
27. Apakah guru Tarikh dalam menjelaskan pelajaran cukup jelas?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
28. Apakah guru Tarikh tepat dalam memilih media pembelajaran dan sesuai
dengan materi yang disampaikan?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
29. Apakah anda merasa paham ketika guru Tarikh menerangkan dengan
menggunakan media LCD?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
30. Apakah anda mempunyai keinginan untuk giat belajar?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah e. Tidak pernah
SELAMAT MENGERJAKAN
STRUKTUR ORGANISASINYA SMP MUHAMMADIYAH 4
SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/2011
a. Kepala Sekolah : Darus Irfangi, S.Pd
b. Wakil Kepala Sekolah : Winarko , S.Pd
c. Kepala Tata Usaha : Moh. Suroyo
d. Kepala urusan
1) Kurikulum : Endang Tjatur W, S.Pd
2) Kesiswaan/IPM : Syukron Aziz, S.Pd
3) Sarana Prasarana : Iba Nindyawati, S.Pd
4) Hubungan Masyarakat : Rachmad Syamto, S.Kom
e. Koordinator
1) Ciri khusus-Kemuhammadiyahan : Noor Rahma. S.pd.i
2) Piket guru : Endang Tjatur W, S.Pd
3) Upacara : RachmadSyamto,S.Kom
4) Ekstrakulikuler : Istanti Ardianingrum. S.pd.
5) Pramuka : Iba Nindyawati, S.Pd
6) Koperas Siswa : Hj. Sudiyanti
7) Kesra Guru : Noor Rahma. S.Pd.I
8) Kesra Siswa : Peni Kisworowati. S.Pd.
9) Koperasi Guru : Iba Nindyawati, S.Pd
10) Perpustakaan : Sri Maryati
f. Bendahara Sekolah
1) Bendahara Umum : Cicip Nurwinarti
2) BOS : Eni Agustyaningsih,S.Pd.
3) BPP :Yayuk Rekno Ningsih, S.Psi
g. Laboratorium/ TIK : Syaiful anam
h. Sekretaris Dewan Guru : Totok Haryono
i. Pembantu Umum Dewan Guru : Siti Rahmah Mulyaningsih
j. Wali kelas
VII-1 : Peni Kisworowati. S.Pd
VII-2 : Iba Nindyawati S.Pd
VII-3 : Istanti Ardianingrum, S.Pd.
VII-4 : Nirbhoyo Sakti
VIII-1 : Noor Rahma. S.Pd.I
VIII-2 : Syaiful anam
VIII-3 : Rachmad Syamto, S.Kom
IX-1 : Endand Tjatur W, S.Pd
IX-2 : Irma Sofiana, S.Pd
IX-3 : Eni Agustyaningsih, S.Pd
k. Penerima Tamu : Marsinah
l. Penjaga Malam : Tumijan
m. Administrasi Umum : Kristiana
n. Kebersian : Arina Muslim
: Miftahur Rizki
PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN
JUDUL : EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD OLEH GURU
DALAM MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA
MAPEL TARIKH KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 4
SEMARANG.
1. TINJAUAN HISTORIS
a. Kapan SMP Muhammadiyah 4 Semarang berdiri ?
b. Siapa saja pendiri SMP Muhammadiyah 4 Semarang berdiri ?
c. Bagaimana latar belakang berdirinya SMP Muhammadiyah 4 Semarang berdiri?
d. Bagaimana visi, misi dan tujuan sekolah ?
2. LETAK GEOGRAFIS SEKOLAH
a. Dimana letak geografis sekolah ini ?
b. Mengapa mengambil lokasi disini ?
3. KEADAAN GURU, KARYAWAN, DAN SISWA
a. Bagaimana keadaan guru dan karyawan yang terdapat di SMP
Muhammadiyah 4 Semarang?
b. Berapa jumlah guru, karyawan, dan peserta didik saat ini ?
4. PENGGUNAAN MEDIA LCD DALAM MEMOTIVASI BELAJAR
PESERTA DIDIK
a. Bagaimana sejarah digunakanya LCD proyektor di SMP Muhammadiyah 4
Semarang ini?
b. Bagaimana keberadaan LCD proyektor di SMP Muhammdiyah 4 Semarang dari
awal sampai saat ini?
c. Dari manakah dana yang diperoleh, untuk pengadaan LCD proyektor?
d. Apakah tujuan dipilhnya LCDproyektor ini sebagai salah satu media
pembelajaran?
PEDOMAN OBSERVASI
No Kegiatan Ya Tidak Keterangan
1 Perencanaan Pembelajaran
a. Guru menyusun program pembelajaran.
b. Guru membuat perencanaan pembelajaran.
c. Guru menetapkan tujuan, materi, metode, dan
media pembelajaran.
d. Guru menyiapkan sarana dan prasarana yang
diperlukan dalam pembelajaran dengan
menggunakan media LCD.
2 Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar
a. Guru dapat menggunakan media LCD dengan
baik.
b. Penggunaan metode dan media pembelajaran
sesuai dengan materi.
c. Pelaksanaan pembelajaran sesuai rencana yang
telah dibuat.
d. Pendidik mampu berinteraksi dengan siswa
dengan baik.
e. Guru memotivasi peserta didik.
f. Suasana kelas yang kondusif.
g. Pembelajaran yang aktif
3 Pelaksanaan Evaluasi
a. Guru melakukan observasi dengan mengamati
tingkah laku peserta didik dalam waktu KBM
dan di luar KBM.
b. Guru mengadakan evaluasi dalam bentuk test
maupun non test
FOTO-FOTO HASIL PENELITIAN EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA
LCD DALAM MEMOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MAPEL
TARIKH KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SEMARANG
Semua pandangan peserta didik fokus ke depan layar proyektor pada saat proses
pembelajaran.
Interaksi yang baik antara guru dan peserta didik
Suasana proses pembelajaran yang aktif
Peserta didik termotivasi untuk belajar
SILABUS
Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah 4 Semarang
Mata Pelajaran : Tarikh
Satuan Pendidikan : SMP/MTs
Kelas/Semester : VII / I
Standar
Kompetensi Karakter
Kompetensi
Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Materi
Pokok
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber/
Bahan/
Alat Jenis
Tagihan
Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
Memahami
sejarah Nabi
Muhammad
saw.
Meneladani
Nabi
Muhammad
saw
(kecintaan)
Menjelaskan jazirah
dan bangsa
Arab pra Islam
• Menjelaskan kondisi
geografis Jazirah Arab
sebelum Islam
• Menjelaskan peradaban
bangsa Arab sebelum
Islam
• Menjelaskan kelahiran,
sisilah nasab Nabi Mu-
hammad saw.
• Menjelaskan kehidu-
pan Nabi Muhammad
dari masa kanak-kanak
hingga remaja
• Menjelaskan
pernikahan
• Menjelaskan kondisi geografis
Jazirah Arab
• Menerangkan kondisi bangsa
Arab sebelum Islam
• Tanya jawab
• Menjelaskan sejarah kelahiran,
dan sisilah nasab Nabi Muham-
mad saw.
• Menjelaskan kehidupan Nabi
Muhammad dari masa kanak-
kanak
hingga remaja
• Menjelaskan pernikahan Nabi
Muhammad saw. dengan
Jazirah
Arab pra
Islam
• Tes
lisan
• Tes
tertulis
• Tes
tertulis
• Tes
lisan
• Tes
unjuk
kerja
• uraian
• Uraian
• uraian
• Uraian
• Lembar
penilaian
unjuk
kerja
• Rubrik
Kuis hlm.
83
• Imtihan
hlm. 93
no 1
• Imtihan
hlm. 94
no 1
• Imtihan
hlm. 93
no. 4
• Imtihan
hlm. 94
no. 3
• Rubrik
Kuis hlm.
87, 90
12 jam Sumber:
• Buku
AIK 1a,
karangan
Majelis
Dikdasmen
PP
Muhamma
diyah;
Mentari
Pustaka,
2008.
• Buku
referensi
lain yang
relevan
• Internet
Menjelaskan sejarah
hidup dan
perjuangan Nabi
Muhammad
saw. Setelah
menjadi rasul:
periode
Makkah, periode
Madinah, dan
peristiwa wafatnya
Rasul
Nabi Muhammad saw.
dengan Khadijah
• Menjelaskan proses tu-
runnya wahyu sekaligus
pengangkatan Muham-
mad sebagai rasul
• Menjelaskan
perjuangan
dakwah Nabi Muham-
mad saw. pada periode
Makkah dan Madinah
• Menjelaskan pengertian
haji Wada‟
• Menjelaskan peristiwa
wafatnya Nabi
Muhammad saw.
Khadijah
• Menjelaskan proses turunnya
wahyu sekaligus pengangkatan
Muhammad sebagai rasul
• Menjelaskan perjuangan Nabi
Muhammad saw periode Makkah
dan Madinah
Sejarah
perjuang
an Nabi
Muham
mad
saw.
• Rubrik
Amali
hlm. 91
Bahan:
• Lembar
kerja
siswa
• Lembar
penilaian
• Soal kuis
Alat:
• AlQur‟an
• Hadis
• LCD
Proyektor
• Alat tulis
Semarang, Agustus 2011
Mengetahui
Kepala SMP Muhammadiyah 4 Semarang Guru Mata Pelajaran
Darus Irfangi, S. Pd Yakub Indra K, S.Pd.I
NIP 19730401 200801 1 006
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Sekolah : SMP Muhammadiyah 4 Semarang
Mata Pelajaran : Tarikh
Kelas / Semester : VII / I
Standar kompetensi : Memahami Sejarah Nabi Muhammad Saw
Kompetensi Dasar : Menjelaskan jazirah Arab Pra Islam
Indikator :
1. Menjelaskan Daerah-daerah penting di jazirah Arab
2. Menjelaskan Batas – batas wilayah jazirah Arab
Alokasi waktu : 1 X 40 menit (1 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran
- Siswa mampu menjelaskan kondisi jazirah Arab dan Bangsa Arab pra
Islam
Materi Pokok
- Arab sebelum Islam
Karakter yang diharapkan
- Tanggung jawab
- Disiplin
Metode Pembelajaran
- Picture to picture
- Penugasan
Langkah – langkah kegiatan pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Mengawali pertemuan dengan salam dan doa.(Religius)
Mengkondisikan siswa.(Disiplin)
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru menjelaskan langkah – langkah dan tugas yang harus di lakukan
siswa.(Komunikatif)
Guru menjelaskan Kepada siswa tentang sejarah jazirah arab pra Islam.
.(Komunikatif)
Guru menjelaskan Kepada siswa tentang
Konfirmasi
Guru melakukan tanya jawab tentang Jazirah Arab.(Kreatif)
Elaborasi
Guru meminta siswa untuk memberikan contoh perilaku
jahiliyah.(Mandiri)
Kegiatan Penutup
1. Menyimpulkan hasil diskusi Sejarah Arab sebelum Islam.(Komunikatif)
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi
yang belum jelas.(Mandiri)
3. Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam
KD ini.Bermanfaat atau tidak ? menyenangkan atau tidak ?
.(Komunikatif)
4. mengakhiri pertemuan dengan doa dan salam.(Religius)
Sumber/Media Belajar
Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah. 2008, al-Islam dan
Kemuhammadiyahan Kelas V11 Semester 1.
Buku –buku lain yang relevan
LCD proyektor
White board
Semarang, 7 Agustus 2011
Mengetahui,
Kepala SMP Muhammadiyah 4 Semarang Guru Mata Pelajaran
Darus Irfangi, S. Pd Yakub Indra K, S.Pd.I
NIP 19730401 200801 1 006
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Sekolah : SMP Muhammadiyah 4 Semarang
Mata Pelajaran : Tarikh
Kelas / Semester : VII / I
Standar kompetensi : Memahami Sejarah Nabi Muhammad Saw
Kompetensi Dasar : Menjelaskan jazirah Arab Pra Islam
Indikator :
3. Menjelaskan Daerah-daerah penting di jazirah Arab
4. Menjelaskan Batas – batas wilayah jazirah Arab
Alokasi waktu : 1 X 40 menit (1 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran
- Siswa mampu menjelaskan kondisi jazirah Arab dan Bangsa Arab pra
Islam
Materi Pokok
- Arab sebelum Islam
Karakter yang diharapkan
- Religious
- Mandiri
- Rasa ingin tahu
Metode Pembelajaran
- Picture to picture
- Penugasan
Langkah – langkah kegiatan pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Mengawali pertemuan dengan salam dan doa.(Religius)
Mengulas Materi sebelumnya.(Rasa ingin tahu)
Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil.(Mandiri)
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru menjelaskan langkah – langkah dan tugas yang harus di lakukan
siswa.(Komunikatif)
Guru menjelaskan Kepada siswa tentang daerah-daerah penting jazirah
arab .(Komunikatif)
Guru menjelaskan Kepada siswa tentang batas – batas wilayah jazirah
Arab debgan menampilkan gambar. (Rasa ingin tahu )
Konfirmasi
Guru melakukan tanya jawab tentang daerah-daerah penting Jazirah
Arab.(Kreatif)
Elaborasi
Guru meminta siswa untuk mencari batas-batas wilayah jazirah
Arab.(Mandiri)
Kegiatan Penutup
1. Menyimpulkan hasil diskusi Sejarah batas-batas wilayah
arab.(Komunikatif)
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi
yang belum jelas.(Mandiri)
3. Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam
KD ini.Bermanfaat atau tidak ? menyenangkan atau tidak ?
.(Komunikatif)
4. mengakhiri pertemuan dengan doa dan salam.(Religius)
Sumber/ Media Belajar
Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah. 2008,Al Islam dan
Kemuhammadiyahan Kelas V11 Semester 1.
Buku –buku lain yang relevan
Gambar/ foto kota- kota dijazirah Arab
Peta jazirah Arab
LCD proyektor
Semarang, 7 Agustus 2011
Mengetahui,
Kepala SMP Muhammadiyah 4 Semarang Guru Mata Pelajaran
Darus Irfangi, S. Pd Yakub Indra K,S.Pd.I
NIP 19730401 200801 1 006
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Sekolah : SMP Muhammadiyah 4 Semarang
Mata Pelajaran : Tarikh
Kelas / Semester : VII / I
Standar kompetensi : Memahami Sejarah Nabi Muhammad Saw
Kompetensi Dasar : 1.Menjelaskan jazirah Arab Pra Islam
Indikator :
Menjelaskan sejarah jazirah Arab pra Islam
Alokasi waktu : 1 X 40 menit (12 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran
- Siswa mampu menjelaskan kondisi jazirah Arab dan Bangsa Arab pra
Islam
Materi Pokok
- Arab sebelum Islam
Karakter yang diharapkan
- Religius
- Tanggung jawab
- Disiplin
- Komunikatif
- Mandiri
Metode Pembelajaran
- Ceramah
- Demonstrasi
- Penugasan
Langkah – langkah kegiatan pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Mengawali pertemuan dengan salam dan doa.(Religius)
Mengkondisikan siswa.(Disiplin)
Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil.(Mandiri)
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru menjelaskan langkah – langkah dan tugas yang harus di lakukan
siswa.(Komunikatif)
Guru menjelaskan Kepada siswa tentang sejarah jazirah arab pra Islam.
.(Komunikatif)
Guru menjelaskan Kepada siswa tentang kebiasaan-kebiasaan buruk jaman
jahiliyah.(Komunikatif)
Konfirmasi
Guru melakukan tanya jawab tentang Jazirah Arab.(Kreatif)
Elaborasi
Guru meminta siswa untuk memberikan contoh perilaku
jahiliyah.(Mandiri)
Kegiatan Penutup
1. Menyimpulkan hasil diskusi Sejarah Arab sebelum Islam.(Komunikatif)
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi
yang belum jelas.(Mandiri)
3. Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam
KD ini.Bermanfaat atau tidak ? menyenangkan atau tidak ?
.(Komunikatif)
4. mengakhiri pertemuan dengan doa dan salam.(Religius)
Sumber/Media Belajar
Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah. 2008, al-Islam dan
Kemuhammadiyahan Kelas V11 Semester 1.
Buku –buku lain yang relevan
LCD proyektor
White board
Semarang, 7 Agustus 2011
Mengetahui,
Kepala SMP Muhammadiyah 4 Semarang Guru Mata Pelajaran
Darus Irfangi, S. Pd Yakub Indra K, S.Pd.I
NIP 19730401 200801 1 006
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Lailatul Muarofah
2. Tempat & Tanggal Lahir : Kendal, 6 Juli 1989
3. NIM : 073111031
4. Alamat Rumah : Desa Pucangrejo Rt 02/RW 03
Kec.Gemuh, Kab. Kendal 51351
Telp.(Hp) : 085727439943
E-mail : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal :
a. MI NU Pucangrejo : Lulus Tahun 2001
b. MTs NU 09 Gemuh : Lulus Tahun 2004
c. MA Darul Amanah Sukorejo : Lulus Tahun 2007
d. IAIN Walisongo : Lulus Tahun 2011
2. Pendidikan Non-Formal :
a. TPQ al-Amin Pucangrejo, Gemuh
b. Madrasah Diniyah Bahrul Ulum Pucangrejo, Gemuh
c. Pondok Pesantren Darul Amanah Sukorejo, Kendal
d. Pondok Pesantren al-Hikmah Tugurejo, Tugu Semarang
Semarang, 22 November 2011
Lailatul Muarofah
NIM : 073111031