drosophila
TRANSCRIPT
Determinasi dan Siklus Hidup Drosophila sp.
Laporan Praktikum Genetika
disusun untuk memenuhi salah satu tugas pembuatan laporan praktikum
pada mata kuliah Genetika
dosen pengampu:
Dra.Diah Kusumawaty,M.Si.
Any Aryani,M.Si.
disusun oleh :
Kelompok 3 C 2012
Adyla Wahyuni M* (1000624)
Frengki N (0909195)
Mery Afni (1000650)
Rina Marliana (1000436)
Trisnawati Ajeng K (1000037)
PROGRAM STUDI BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2012
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lalat buah (Drosophila) adalah organisme yang memiliki ciri-ciri yang sudah dikenal
dan sesuai untuk penyelidikan genetika karena mudah berkembang biak
dan memiliki siklus hidup yang singkat. Drosophila telah digunakan secara
bertahun-tahun dalam kajian genetika dan perilaku hewan. Sebagai kelompok
hewan yang memiliki siklus hidup yang sangat singkat, perubahan bentuk hidup
dan ciri morfologi tiap fase perlu untuk diteliti atau diketahui. Hal ini penting
karena Drosophila sebagai objek penelitian genetika merupakan hal yang penting
keberadaanya dalam kajian genetika.
Salah satu hal yang dapat diamati berkaitan dengan hal tersebut adalah
bagaimana siklus hidup Drosophila mulai dari stadium telur yang memiliki keunikan yaitu
memiliki satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput
tipis tapi kuat (Khorion) dibagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai,
setelah telur menetas kemudian larva secara periodik berganti kulit untuk
mencapai ukuran dewasa. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar.
Untuk kemudian berkembang menjadi pupa dan pada tahap akhir menjadi imago.
B. Tujuan
Melakukan pengamatan siklus hidup Drosophila
Membedakan stadia telur – larva – pupa – imago dalam siklus hidup lalat
buah Drosophila.
Mengidentifikasi species Drosophila yang diamati melalui sex comb lalat
jantan.
Membuat kesimpulan tentang siklus hidup lalat Drosophila yang diamati.
C. Prinsip Dasar
Pemeliharaan Drosophila dapat dilakukan pada medium-medium tertentu
dengan kondisi lingkungan yang mendukung tentunya. Determinasi Drosophila
dilakukan dengan menggunakan kunci determinasi yang tersedia berdasarkan sex
comb jantan.
D. Dasar Teori
Drosophila merupakan jenis lalat buah yang dapat ditemukan di buah-buahan
busuk. Drosophila telah digunakan secara bertahun-tahun dalam kajian genetika
dan perilaku hewan. Berikut merupakan klasifikasi dari Drosophila (Borror,
1992).
Kingdom Animalia
Phyllum Arthropoda
Kelas Insecta
Ordo Diptera
Famili Drosophilidae
Genus Drosophila
Selain itu, Drosophila juga diklasifikasikan ke dalam sub ordo Cyclophorpha
(pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw hooks)
dan termasuk ke dalam seri Acaliptrata yaitu imago menetas dengan keluar dari
bagian anterior pupa (Wheeler, 1981).
Di Indonesia tercatat sekitar 500 jenis Drosophila dari familia Drosophilidae
dan di pulau Jawa terdapat sekitar 120 jenis Drosophila sedangkan di Bandung
terdapat sekitar 150 jenis Drosophila, beberapa diantaranya belum di pertelakan. Ciri-
ciri umum Drosophila adalah sebagai berikut.
1. Berukuran kecil, antara 3-5 mm.
2. Urat tepi sayap mempunyai dua bagian yang terinteruptus.
3. Sungut dan arista umumnya berbentuk bulu, mempunyai 7-12 percabangan
4. Posterior cross vein umumnya lurus, tidak melengkung
5. Mata berwarna merah
6. Setiap jenis Drosophila khususnya yang jantan memiliki susunan yang berbeda
antara jenis yang satu dengan lainnya (Tim Genetika, 2012).
Gambar 1. Spesifikasi Genus DrosophilaSumber : http://insects.eugenes.org/DroSpe
Lalat buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri
segmen yang teratur. Segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, yaitu; kepala,
thoraks, dan abdomen. seperti hewan simetris bilateral lainnya. Drosophila ini
mempunyai poros anterior dan posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral
(punggung-perut).
Sedangkan ciri-ciri yang membedakan Drosophila jantan dan betina antara lain:
Gambar 2. Drosophila Jantan dan BetinaSumber : www.eurasnet.info
Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari
telur – larva instar I – larva instar II – larva instar III – pupa – imago. Perkembangan
Jantan Betina
1. Ukuran tubuh
lebih kecil dari
betina
1. Ukuran tubuh
lebih besar dari
jantan
2. Sayap lebih
pendek dari
sayap betina
2. Sayap lebih
panjang dari
sayap jantan
3. Terdapat sisir
kelamin (sex
comb)
3. Tidak terdapat
sisir kelamin
(sex comb)
4. Ujung abdomen
tumpul dan
lebih hitam
4. Ujung abdomen
runcing
dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode. Pertama,
periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda
menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat
seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan (Silvia, 2003).
Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut
perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan
imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada
perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa (Silvia, 2003).
Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan
di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah
menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-
75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari (Silvia, 2003).
Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang
mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan
di anteriornya terdapat dua tangkai tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang
keras dari telur tersebut (Borror, 1992).
Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan
menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada
trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan
posterior (Silvia, 2003).
Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk
mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas
dengan kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut
instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama.
Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya.
Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk
membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap ke atas permukaan
medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat
diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada prose pergantian kulit
(molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar: dari larva instar 1 ke
instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke
imago (Ashburner, 1985).
Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika
terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik.
Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue
dalam botol. Dan disini larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan
seperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa.
Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek,
kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar
4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki.
Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada
stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva
berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985)
Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan
dorman yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum
dewasa) disebut anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar
dari anlagen ke bentuk dewasa (Silvia, 2003).
Gambar 3. Siklus Hidup Drosophila
Sumber : http://fadlilah-dila.blogspot.comFaktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup Drosophila
melanogaster diantaranya sebagai berikut:
1. Suhu Lingkungan
Drosophila mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal. Kondisi ideal
yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat akan mengalami
satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 180C,
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan
lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30°C, lalat dewasa yang tumbuh akan
steril.
2. Ketersediaan Media Makanan
Jumlah telur Drosophila yang dikeluarkan akan menurun apabila kekurangan
makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva
berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun sering
kali gagal berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa
yang hanya dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur ini juga
dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva
betina (Shorrocks, 1972).
3. Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan
Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan tidak terlalu
padat. Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di dalam botol pun sebaiknya
tidak terlalu banyak, cukup beberapa pasang saja. Pada Drosophila dengan kondisi
ideal dimana tersedia cukup ruang (tidak terlalu padat) individu dewasa dapat
hidup sampai kurang lebih 40 hari. Namun apabila kondisi botol medium
terlalu padat akan menyebabkan menurunnya produksi telur dan
meningkatnya jumlah kematian pada individu dewasa.
4. Intensitas Cahaya
Drosophila lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan mengalami
pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap.
Drosophila dapat hidup pada media-media yang dibuat oleh manusia karena
pada dasarnya hewan ini hidup pada tempat-tempat yang banyak terdapat buahnya.
Berikut merupakan medium-medium yang dijadikan sebagai tempat hidup
perkembanganbiakan Drosophila.
1. Medium pisang-tape
2. Medium Pepaya-tape
3. Medium Agar Pisang Ragi Gula merah (Tim genetika, 2012)
E.
METODE KERJA
Alat dan Bahan
Botol kultur yang berisi medium APRG (Agar-Pisang-Ragi_Gula Merah)
Drosophila liar kurang lebih 20 pasang
Mikrosokop
Lup
Kuas kecil
Jarum pentul
Botol pembius
Objek glass dan Cover Glass
Cawan petri
Eter
Botol lalat Drosophila
Cara Kerja
Dibuat medium APRG (Agar-Pisang-Ragi-Gula merah): 400 ml air direbus
sampai mendidih ditambah 7 gram agar aduk rata, 150 gr gula merah dimasukkan dan
diaduk sampai semua gula terlarut. 600 gr dimasukkan pisang ambon yang
dihaluskan, kemudian dicampurkan lalu dimasak sampai matang. Setelah itu
didinginkan sebentar kemudian diberi larutan nipagen 7 ml yang dicampur dengan
asam sorbic 5 ml. Bila tidak ada nipagen dan asam sorbic dapat diganti dengan satu
sendok the natrium benzoate sebagai zat anti jamur, aduk rata. Dimasukkan adonan
kedalam botol kultur kurang lebih 40ml. Botol ditutup dengan busa.
Lalat buah dimasukkan l ke dalam botol yang sudah berisi medium APRG,
lalu siklus hidup lalat buah tersebut diamati setiap 4-6 jam sekali. Setiap yang tejadi
pada medium diamati dan dicatat saat terjadinya telur, larva, pupa, imago. Setelah
tumbuh individu Drosopila baru dalam botol kultur bukalah tutupnya dan ditutup
dengan mulut botol pembius, biarkan lalat berpindah tempat kebotol bius lalu segera
tutup botol kultur dan juga botol bius.
Dilakukan pembiusan dengan ditetesi eter melalui tutup botol bius. Apabila
lalat sudah pingsan lalat di pindahkan kedalam cawan petri dan di lakukan
pengamatan dengan menggunakan Loupe pisahkan Drosophila jantan dan betina
dengan ciri Drosophila jantan memiliki abdomen yang berwarna hitam. Lalat buah
jantan yang sudah dibius di pindahkan ke objek glass, kemudian potong dua kaki
depan dengan menggunakan jarum pentul. Atur kaki sepasang kaki Drosophila,
dalam gelas objek kaki depan yang satu terlihat bagian luar dan yang satu lagi terlihat
bagian dalam. Hitung jumlah sex comb untuk mengidentifikasi untuk mengetahui
jenis Drosophila yang di amati.
HASIL PENGAMATAN
1. Siklus hidup Drosophila sp.
a. Frengky N Mboy
Tanggal memasukan Drosophila sp.:
Waktu :
Jumlah jantan :
Jumlah betina :
Hari/TangalWakt
uStadium Perkembanga
b. Adyla Wahyuni Munggaran
Tanggal memasukan Drosophila sp.: 21 September 2012
Waktu : 18.00
Jumlah jantan : 6
Jumlah betina : 6
Hari/Tanggal Waktu Stadium perkembangan
Jumat/21 Sept 2012 18.00 Imago
Sabtu/22 Sept 2012 00.00 Imago
06.00 Imago
12.00 Telur
18.00 Telur
Minggu/23 Sept
2012
00.00 Telur
06.00 Telur
12.00 Telur
18.00 Telur
Senin/24 Sept 2012 00.00 Larva Instar 1
06.00 Larva Instar 1
12.00 Larva Instar 1
18.00 Larva Instar 1
Selasa/25 Sept 2012 00.00 Larva Instar 1
06.00 Larva Instar 2
12.00 Larva Instar 2
18.00 Larva Instar 2
Rabu/26 Sept 2012 00.00 Larva Instar 2
06.00 Larva Instar 3
12.00 Larva Instar 3
18.00 Larva Instar 3
Kamis/27Sept 2012 00.00 Larva Instar 3
06.00 Larva Instar 3
12.00 Larva Instar 3
18.00 Pupa
Jumat/28 Sept 2012 00.00 Pupa
06.00 Pupa
12.00 Pupa
18.00 Pupa
Sabtu/29 Sept 2012 00.00 Pupa
06.00 Pupa
12.00 Pupa
18.00 Pupa
Minggu/30 Sept
2012
00.00 Pupa
06.00 Pupa
12.00 Pupa
18.00 Pupa
Senin/1 Okt 2012 00.00 Pupa
06.00 Pupa
12.00 Pupa
18.00 Imago
Selasa/2 Okt 2012 00.00 Imago
06.00 Imago
12.00 Imago
18.00 Imago
c. Mery Afni
Tanggal memasukan Drosophila sp.: 21 September 2012
Waktu : 24.00
Jumlah jantan :
Jumlah betina :
Hari/Tanggal Waktu Stadium perkembangan
Jumat/21 Sept 2012 24.00 Imago
Sabtu/ 22 Sept 2012 06.00 Imago
12.00 Telur
18.00 Telur
24.00 Telur
Minggu/ 23 Sept
2012
06.00 Telur
12.00 Telur
18.00 Telur
24.00 Larva Instar 1
Senin/24 Sept 2012 06.00 Larva Instar 2
12.00 Larva Instar 2
18.00 Larva Instar 2
24.00 Larva Instar 2
Selasa/25 Sept 2012 06.00 Larva Instar 2
12.00 Larva Instar 2
18.00 Larva Instar 2
24.00 Larva Instar 3
Rabu/26 Sept 2012 06.00 Larva Instar 3
12.00 Pupa
18.00 Pupa
24.00 Pupa
Kamis/ 27 Sept
2012
06.00 Pupa
12.00 Pupa
18.00 Pupa
24.00 Pupa
Jumat/ 28 Sept
2012
06.00 Pupa
12.00 Pupa
18.00 Pupa
24.00 Pupa
Sabtu/29 Sept 2012 06.00 Pupa
12.00 Pupa
18.00 Pupa
24.00 Pupa
Minggu/ 30 Sept
2012
06.00 Pupa
12.00 Pupa
18.00 Pupa
24.00 Pupa
Senin/ 1 Okt 2012 06.00 Pupa
12.00 Pupa
18.00 Pupa
24.00 Pupa
Selasa/ 2 Okt 2012 06.00 Pupa
12.00 Pupa
18.00 Pupa
24.00 Pupa
Rabu/ 3 Okt 2012 06.00 Pupa
12.00 Pupa
18.00 Pupa
24.00 Pupa
Kamis/ 4 Okt 2012 06.00 Pupa
12.00 Pupa
18.00 Pupa
24.00 Pupa
Jumat/ 5 Okt 2012 06.00 Pupa
12.00 Pupa
18.00 Pupa
24.00 Pupa
Sabtu/ 6 Okt 2012 06.00 Imago
12.00 Imago
18.00 Imago
24.00 Imago
Minggu/7 Okt 2012 06.00 Imago
12.00 Imago
18.00 Imago
24.00 Imago
d. Rina Marliana
Tempat pengambilan Drosophila sp : Sekarjaya No 16, Subang.
Tanggal memasukan Drosophila sp.: 23 September 2012
Waktu : 21. 54 WIB
Jumlah jantan : 4
Jumlah betina : 11
Hari/TangalWakt
uStadium Perkembanga
Minggu/23 September 2012 21. 54 Imago (Parental)
Senin/ 24 September 2012
04.06 Imago (Parental)
10.00 Imago (Parental)
16.13 Telur
22.00 Telur
Selasa/ 25 September 2012
04.10 Telur
10.00 Telur
16.15 Telur
22.07 Telur
Rabu/26 September 2012
04.00 Telur
10.03 Telur
16.10 Telur
21.58 Telur
Kamis/27 September 2012
04.13 Telur
10.07 Telur
16.18 Telur
22.09 Telur
Jumat/28 September 2012
04.06 Instar 1
10.02 Instar 1
16.04 Instar 1
22.00 Instar 1
Sabtu/29 September 2012
04.00 Instar 1
10.06 Instar 1
16.08 Instar 1
22.04 Instar 1
Minggu/30 September 2012
04.00 Instar 2
10.02 Instar 2
16.05 Instar 2
22.00 Instar 2
Senin/1 September 2012
04.02 Instar 2
10.00 Instar 2
16.02 Instar 2
22.05 Instar 2
Selasa/2 September 2012
04.00 Instar 2
10.01 Instar 2
16.06 Instar 3
22.04 Instar 3
Rabu/3 September 2012
04.00 Instar 3
10.02 Instar 3
16.00 Instar 3
21.57 Pupa
Kamis/4 September 2012
03.56 Pupa
10.03 Pupa
16.01 Pupa
22.01 Pupa
Jumat/5 September 2012
04.04 Pupa
10.09 Pupa
16.00 Pupa
22.00 Pupa
Sabtu/6 September 2012
04.00 Pupa
10.00 Pupa
16.03 Pupa
22.04 Pupa
Minggu/7 September 2012
04.02 Pupa
10.00 Imago (F1)
16.00 Imago (F1)
22.00 Imago (F1)
Senin/8 September 2012
04.00 Imago (F1)
10.07 Imago (F1)
16.00 Imago (F1)
21.59 Imago (F1)
Selasa/9 September 2012
04.00 Imago (F1)
10.09 Imago (F1)
16.02 Imago (F1)
22.01 Imago (F1)
e. Trisnawati Ajeng K
Tempat pengambilan Drosophila sp : Sekarjaya No 23, Subang
Tanggal memasukan Drosophila sp.: 23 September 2012
Waktu : 21. 54 WIB
Jumlah jantan : 7
Jumlah betina : 12
Hari/TangalWakt
uStadium Perkembanga
Minggu/23 September 2012 21. 54 Imago (Parental)
Senin/ 24 September 2012
04.06 Imago (Parental)
10.00 Imago (Parental)
16.13 Telur
22.00 Telur
Selasa/ 25 September 2012
04.10 Telur
10.00 Telur
16.15 Instar 1
22.07 Instar 1
Rabu/26 September 2012
04.00 Instar 1
10.03 Instar 1
16.10 Instar 1
21.58 Instar 1
Kamis/27 September 2012
04.13 Instar 2
10.07 Instar 2
16.18 Instar 2
22.09 Instar 2
Jumat/28 September 2012 04.06 Instar 2
10.02 Instar 2
16.04 Instar 2
22.00 Instar 2
Sabtu/29 September 2012
04.00 Instar 2
10.06 Instar 2
16.08 Instar 2
22.04 Instar 2
Minggu/30 September 2012
04.00 Instar 3
10.02 Instar 3
16.05 Instar 3
22.00 Instar 3
Senin/1 September 2012
04.02 Pupa
10.00 Pupa
16.02 Pupa
22.05 Pupa
Selasa/2 September 2012
04.00 Pupa
10.01 Pupa
16.06 Pupa
22.04 Pupa
Rabu/3 September 2012
04.00 Pupa
10.02 Imago (F1)
16.00 Imago (F1)
21.57 Imago (F1)
Kamis/4 September 2012
03.56 Imago (F1)
10.03 Imago (F1)
16.01 Imago (F1)
22.01 Imago (F1)
Jumat/5 September 2012 04.04 Imago (F1)
10.09 Imago (F1)
16.00 Imago (F1)
22.00 Imago (F1)
Sabtu/6 September 2012
04.00 Imago (F1)
10.00 Imago (F1)
16.03 Imago (F1)
22.04 Imago (F1)
2. Determinasi species pada Drosophila sp.
a. Frenki N Mboy
Gambar Bagian TubuhHasil Determinasi
Sex Comb
Drosophila palidosa
Kunci Determinasi:
1 b. Hewan jantan dan betina umumnya berukuran kurang dari 3 mm, berwarna
coklat atau coklat tua. Hewan jantan mempunyai sisir kelamin yang terdiri dari
paling sedikit satu duri yang hitam dan lebih tebal dari bristle biasa.
7 b. Sisir kelamin terdiri dari banyak duri
8 b. Sisir kelamin terdiri dari satu atau lebih kelompok duri dan tersusun
melintang membentuk sudut antara 0-900 dengan panjangnya tarsusus.
11 b. Sisir kelamin terdapat pada tarsal ke I, II, III biasanya pada tarsal ke III hanya
terdapat 1-2 duri saja. Pada tarsal ke I dan ke II terdapat lebih dari dua
kelompok tersusun melintang terhadapa sumbu tarsal.
14 b. Sisir kelamin terdiri dari 3-4 kelompok duri pada tarsal ke 1 dengan
jumlah (0-2) 2-3) (3-6) 4-7 dan 3 kelompok duri pada tarsal ke II dengan
jumlah 1 (3-4)
b. Adyla Wahyuni M
Gambar Bagian TubuhHasil Determinasi
Sex Comb
Drosophila palidosa
Kunci Determinasi:
1 b. Hewan jantan dan betina umumnya berukuran kurang dari 3 mm, berwarna
coklat atau coklat tua. Hewan jantan mempunyai sisir kelamin yang terdiri dari
paling sedikit satu duri yang hitam dan lebih tebal dari bristle biasa.
7 b. Sisir kelamin terdiri dari banyak duri
8 b. Sisir kelamin terdiri dari satu atau lebih kelompok duri dan tersusun
melintang membentuk sudut antara 0-900 dengan panjangnya tarsusus.
11 b. Sisir kelamin terdapat pada tarsal ke I, II, III biasanya pada tarsal ke III hanya
terdapat 1-2 duri saja. Pada tarsal ke I dan ke II terdapat lebih dari dua
kelompok tersusun melintang terhadapa sumbu tarsal.
14 b. Sisir kelamin terdiri dari 3-4 kelompok duri pada tarsal ke 1 dengan
jumlah (0-2) 2-3) (3-6) 4-7 dan 3 kelompok duri pada tarsal ke II dengan
jumlah 1 (3-4)
c. Mery Afni
Gambar Bagian TubuhHasil Determinasi
Sex Comb
Drosophila palidosa
Kunci Determinasi:
1 b. Hewan jantan dan betina umumnya berukuran kurang dari 3 mm, berwarna
coklat atau coklat tua. Hewan jantan mempunyai sisir kelamin yang terdiri dari
paling sedikit satu duri yang hitam dan lebih tebal dari bristle biasa.
7 b. Sisir kelamin terdiri dari banyak duri
8 b. Sisir kelamin terdiri dari satu atau lebih kelompok duri dan tersusun
melintang membentuk sudut antara 0-900 dengan panjangnya tarsusus.
11 b. Sisir kelamin terdapat pada tarsal ke I, II, III biasanya pada tarsal ke III hanya
terdapat 1-2 duri saja. Pada tarsal ke I dan ke II terdapat lebih dari dua
kelompok tersusun melintang terhadapa sumbu tarsal.
14 b. Sisir kelamin terdiri dari 3-4 kelompok duri pada tarsal ke 1 dengan
jumlah (0-2) 2-3) (3-6) 4-7 dan 3 kelompok duri pada tarsal ke II dengan
jumlah 1 (3-4)
d. Rina Marliana
Gambar Bagian TubuhHasil Determinasi
Sex Comb
D. ananasseae
Kunci Determinasi:
1 b. Hewan jantan dan betina umumnya berukuran kurang dari 3 mm, berwarna
coklat atau coklat tua. Hewan jantan mempunyai sisir kelamin yang terdiri dari
paling sedikit satu duri yang hitam dan lebih tebal dari bristle biasa.
7 b. Sisir kelamin terdiri dari banyak duri
8 b. Sisir kelamin terdiri dari satu atau lebih kelompok duri dan tersusun
melintang membentuk sudut antara 0-900 dengan panjangnya tarsusus.
11 b. Sisir kelamin terdapat pada tarsal ke I, II, III biasanya pada tarsal ke III hanya
terdapat 1-2 duri saja. Pada tarsal ke I dan ke II terdapat lebih dari dua
kelompok tersusun melintang terhadapa sumbu tarsal.
14 a. Sisir kelamin terdiri dari 5 kelompok pada tarsal ke 1 dengan jumlah (2-3) (2-4)
(4-6) (5-7) (5-8) dan 4 kelompok duri pada tarsal ke II dengan jumlah (0-2) (2-
4) (3-4) (3-5)
e. Trisnawati Ajeng K
Gambar Bagian TubuhHasil Determinasi
Sex Comb
Drosophila palidosa
Kunci Determinasi:
1 b. Hewan jantan dan betina umumnya berukuran kurang dari 3 mm, berwarna
coklat atau coklat tua. Hewan jantan mempunyai sisir kelamin yang terdiri dari
paling sedikit satu duri yang hitam dan lebih tebal dari bristle biasa.
7 b. Sisir kelamin terdiri dari banyak duri
8 b. Sisir kelamin terdiri dari satu atau lebih kelompok duri dan tersusun
melintang membentuk sudut antara 0-900 dengan panjangnya tarsusus.
11 b. Sisir kelamin terdapat pada tarsal ke I, II, III biasanya pada tarsal ke III hanya
terdapat 1-2 duri saja. Pada tarsal ke I dan ke II terdapat lebih dari dua
kelompok tersusun melintang terhadapa sumbu tarsal.
14 b. Sisir kelamin terdiri dari 3-4 kelompok duri pada tarsal ke 1 dengan
jumlah (0-2) 2-3) (3-6) 4-7 dan 3 kelompok duri pada tarsal ke II dengan
jumlah 1 (3-4)
PEMBAHASAN
Siklus hidup Drosophila sp. berbeda-beda tergantung pada species yang
diamati. Bahkan pada Drosophila sp. yang masih dalam satu species terkadang
memiliki lama siklus hidup yang berbeda. Hal ini tergantung pada kondisi lingkungan
dimana Drosophila sp. tersebut dipelihara. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikus
hidup Drosophila sp. adalah nutrisi, temperatur, kontaminan pada medium,
pencahayaan dan kepadatan Drosophila sp.
Drosophila sp. yang dipelihara pada medium yang kaya akan nutisi dan
tidak ada kontaminan dari bakteri atau jamur akan tumbuh lebih baik dibandingkan
pada medium yang tumbuh pada media yang terdapat kontaminan di dalamnya. Hal
ini dapat dibuktikan pada Drosophila sp. yang dipelihara oleh Rina memiliki siklus
hidup yang lebih lama untuk mencapai imago. Sedangkan pada Drosophila sp. yang
tidak terdapat kontaminan seperti pada Drosophila sp. yang dipelihara oleh Mery,
Adyla, dan Frengki memiliki siklus yang lebih cepat untuk menjadi dewasa. Pada
Drosophila sp. yang dipelihara oeh Trisnawati juga memiliki siklus hidup yang agak
lebih lama untuk mencapai dewasa. Hal ini juga disebabhkan oleh kontaminan pada
media. Namun kontaminan yang terdapat dalam media ini lebih sedikit dibandingkan
dengan kontaminan yang terdapat pada media Drosophila sp. yang dirawat oleh Rina.
Selain nutrisi, temperatur juga sangat berpangaruh terhadap siklus hidup
Drosophila sp. Apabila Drosophila sp. dipelihara pada suhu ruangan (sekitar 25-28°)
maka akan lebih cepat berkembang biak dan lebih cepat untuk mencapai dewasa.
Namun apabila Drosophila sp. dipelihara pada suhu 300 C atau lebih Drosophila sp.
akan steril sehingga tidak menghasilkan keturunan. Hal ini terjadi pada Drosophila
sp. yang dipelihara oleh Adyla Wahyuni. Filial 1 yang dihasilkan sangat sedikit
karena Drosophila sp. yang dipelihara pernah disimpan ditempat yang panas selama
beberapa jam.
Penentuan species Drosophila sp. dilakuakan dengan melihat kunci
determinasi. Umumnya Drosophila palidosa yang ditemukan adalah Drosophila
ananaseae dan hanya satu orang yang menemukan Drosophila yang berbeda spesies.
Hal ini kemungkinan terjadi karena Drosophila sp. yang ditangkap oleh Mery, Adyla
dan Frengky berasal dari satu tempat sedangkan pada Drosophila sp. yang ditangkap
oleh Trisnawati memang berbeda tempat namun kemungkinana Drosophila sp.
tersebut satu spesies madih tetap ada. Penentuan spesies Drosophila sp. dilakukan
dengan cara mengamati Drosophila sp. jantan. Pada Drosophila sp. jantan diamati
sex comb yang terdapat pada salah satu kaki depannya. Jumlah duri pada sex comb
berbeda-beda tergantung spesies yang ditemukan. Pada Drosophila ananseae (14 A)
ditemukan sedangkan pada Drosophila palidosa Sisir kelamin terdiri dari 3-4
kelompok duri pada tarsal ke 1 dengan jumlah (0-2) 2-3) (3-6) 4-7 dan 3 kelompok
duri pada tarsal ke II dengan jumlah 1 (3-4).
Untuk pengamatan sex comb pada Drosophila jantan, ternyata ditemukan
pada Drosophila yang berumur sudah dewasa, hal ini dikarenakan pada saat hari
pertama dilakukan pengamatan pada Drosophila yang baru berumur 2 hari, sex comb
jarang ditemukan, bila ada pun kecil dan susah teramati.
Diskusi
1. Bandingkan stadium perkembangan hasil pengamatan saudara dengan hasil
pengamatan teman dalam satu kelompok. Adakah persamaan dan perbedaannya ?
2. Berapa harikah rata-rata siklus hidup lalat Drosophila sp. berdasarkan table
pengamatan semua anggota kelompok Saudara ?
Jawaban diskusi
1. Berdasarkan hasil pengamatan individu dari kelompok kami, terdapat beberapa
perbedaan tentang lamanya siklus hidup Drosophila, hal ini dikarenakan adanya
kontaminan pada media. Lama siklus hidup lalat buah yang kami amati adalah
rata-rata 12 sampai 15 hari. Setelah dilakukan determinasi terhadap lalat buah
pada kelompok kami, kami menemukan 2 spesies lalat buah yang berbeda, yaitu
D. ananase dan D. palidosa. Pada D. ananase sikus hidupnya dari telur hingga
imago adalah 15 hari, sedangkan pada D. palidosa adalah 12 hari dan ada juga
yang 14 hari. Selain karena diakibatkan oleh perbedaan spesies lama siklus hidup
ini dipengaruhi juga oleh suhu lingkungan, nutrisi dalam medium serta berbagai
faktor biotik (mikroorganisme seperti jamur) serta faktor abiotik (intensitas
cahaya matahari dan kelembaban udara).
2. Rata siklus hidup lalat buah yang kami amati adalah 12 sampai 15 hari. Pada Pada
D. ananase sikus hidupnya dari telur hingga imago adalah 14 hari , sedangkan
pada D. palidosa adalah 12-14 hari.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa
setiap Drosophila mempunyai siklus hidup yang berbeda walaupun masih dalam satu
species. Hal tersebut dikarenakan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
kehidupannya seperti temperatur dan media. Siklus hidup Drosophila adalah telur -
larva instar 1 - instar II - instar III – pupa – imago. Selain itu sex comb pada
Drosophila jantan ditemukan bila umur Drosophila sudah dewasa.
Saran
Pengamatan tentang siklus hidup Drosophila ini seharusnya dilakukan dengan
sangat teliti. Selain itu kita harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
kehidupannya supaya tetap terkontrol dan hasilnya pun didapatkan data yang sesuai
dengan teori.
DAFTAR PUSTAKA
Ashburner, Michael. 1989. Drosophila, A Laboratory Handbook. USA : Coldspring
Harbor Laboratory Press.
Borror.J.D,Triplehorn. 1992. Pengenalan Pengajaran Serangga. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada Press.
Shorrocks, B. 1972. Drosophila. London: Ginn & Company Limited.
Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsenterasi Formaldehida
Terhadap Perkembangan Larva Drosophila. Bandung : Jurusan Biologi
Universitas Padjdjaran.
Tim Genetika. 2012. Pedoman Praktikum Genetika. Bandung : Jurusan Pendidikan
Biologi FPMIPA UPI.
Wheeler, MR. 1981. The Drosophilidae: a taxonomic overview. In: The genetics and
biology of Drosophila (Ashburner M, Carson HL and Thompson JN Jr, eds).
New York: Academic Press.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.http://insects.eugenes.org/DroSpe
Gambar 2. www.eurasnet.info
Gambar 3. http://fadlilah-dila.blogspot.com