URGENSI DAKWAH DALAM PEMBINAAN AKHLAK
JAMAAH DI MAJLIS TAKLIM AL-HIDAYAH DESA
KERANGGAN KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN
MUARO JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam FakultasDakwah
Oleh
MEGA LESTARI NINGSIH
NIM: UK160152
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
iv
MOTTO
يئة الحسنة تمحهب وخبلق النبس بخلق حسن ا حيثمب كنت وأتبع الس تق الل
“Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada. Ikutilah
kejelekan dengan kebaikan niscaya ia akan menghapuskan kejelekan
tersebut dan berakhlaklah dengan manusia dengan akhlak yang baik.
(HRTirmidzi no. 1987 dan Ahmad 5/153).
v
PERSEMBAHAN
Ku persembahkanSkripsiinikepada:
Untuk Ayah tercintakuKhaidir, IbukutersayangRamaja
SaudarakebanggaankuArismanto,MamanArpandi, RiskaAmelia&MeriAnggini
Dalamsetiaplangkahkuakuselaluberusaha
Mewujudkanharapan-harapan yang kalian impikandaridiriku,
TerimakasihakuucapkanatasDo’a, Perjuangandankasihsayang kalian
Sehinggaakubisaberada di titikini, tidakbanyak yang bisakuberi,
HanyasebuahuntaianDo’a
semoga Allah balaskebaikan kalian dengankebahagiaanduniadanakhirat
dansemogananti Allah beribalasansyurgaFirdausuntuk kalian
kupersembahkanJugauntukkeponaanshalidanshalihahkuMulyadiIlmal&Rio
Ariansyah
Prisil Olivia & Rafael
TerimakasihkepadaPakUsrialHuseindanBapakSarippuddin yang sudi
Merelakanwaktunyauntukmembimbingkudenganbaikdanmemberikan saran
Serta motivasiuntukku……
Hidup ku terlaluberatuntukmengandalkandirikusendiriakutakkuasa
Tanpamelibatkan Allah dan orang lain dalamhidupini
Semoga Allah
Subhanahuwata”alaamemberikanRidhoNyakepadakitasemuaSehinggakelak di
JannahNyakitadikumpulkankembalidankekalselamanya.
AmiinyaaRobbal „alamiin
vi
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh realitas dan memerlukan perhatian,
yaitu fenomena yang diterjadi di Desa Keranggan khususnya jamaah Majlis
Takim Al-Hidayah bahwa tidak semua jamaah mempunyai akhlak yang baik
tetapi masih terdapat beberapayang memiliki akhlak yang tidak baik seperti
merumpi, suudzon dan riya. Hal ini mendorong penulis untuk mengemukakan
bagaimana Urgensi Dakwah dalam pembinaan akhlak jamaah, apa saja faktor
pendorong jamaah mengikuti Majlis Taklim,dan apa saja kendala da‟i dalam
membina akhlak jamaah.
Metode penelitian yang penulis gunakan adalah kualitatif melalui
penelitian lapangan(field reseaech) yaitu kualitatif deskritif,mengumpulkan data-
data kualitatif dan mendeskripsikan data-data tersebut setelah dianalisis. Teknik
pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. 21 orang
informan penelitian telah penulis wawancara disertai observasi sejak 28
November 2019 sampai 20 januari. Data yang terkumpul dianalisis dengan
melakukan tiga langkah analisa: reduksi data, penyajian data, dan verivikasi data.
Hasil penelitian ini menemukan: bahwa akhlak jamaah yang mengikuti
Majlis Taklim AL-Hidayah berbeda-bedah banyak yang menjadi lebih baik dari
sebelumnya dan ada yang masih sedikit yang belum berubah. akhlak jamaah
yaitu keteladanan, pembelajaran dan pembiasaan. Materi dalam pembinaan akhlak
jamaah dimulai dengan ustadz memberikan pengajaran ilmu keagamaan seperti
fiqih, tauhid, tajwid, tasahuf, dan akhlak serta memberikan nasehat.Pendekatan
dakwah yaitu pendekatan pendidikan, pendekatan personal, dan pendekatan
diskusi.Kendalada‟i dalam membina akhlakul karimah yaitu faktor kesehatan dan
faktor ekonomi.Solusi dari kendala dakwah yaitu jamaah harus meluangkan
waktunya dalam dari kesibukan untuk mengikuti Majlis Taklim, menjaga
kesehatan dan beristirat agar tidak sakit.Rekomendasi penelitian seharusnya
sebagai jamaah Majlis Taklim Alh-Hidayah yang baik tidak melakukan prilaku
yaag tidak baik melainkan dengan prilaku akhlakul karimah.
Kata Kunci : Urgensi, Dakwah, Akhlak Jamaah Desa Keranggan Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang maha pengasih dan maha penyayang, atas
taupiq dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini
dengan baik dan benar tanpa ada halangan sekalipun. Shalawat serta salam buat
baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya kealam yang
terang benderang dengan cahaya iman, taqwa dan ilmu pengetahuan.
Perjalan panjang yang luar biasa, yang sangat melelahkan kerja keras
siang malam demi menyelesaikan karya sederhana ini, namun akan terasa begitu
indah akan selalu penulis ingat dan kenang sebagai bahan kebanggaan dan
candaan untuk anak dan suami diwaktu yang telah ditakdir kan nanti, suka cita
senang dan bahagia semua itu telah dirasakan dalam merampungkan dan
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Urgensi Dakwah Dalam Pembinaan Akhlak
Jamaah di Majlis Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan, Kecamatan Sekernan,
Kabupaten Muaro Jambi.” untuk mendapatkan gelar Strata Satu (S1) Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah di UIN STS Jambi, pencapaian
ini adalah titik akhir dengan penuh sangat rasa syukur dan bahagia.
Skripsi ini bukanlah hasil karya dari perjuangan diri sendiri, namun
banyak pihak yang turut membantu serta memotivasi, bantuan dan dukungan
dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang tak
terhingga penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asyari, M.A, Ph.D selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE., M. EI selaku Wakil Rektor I Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. As’ad Isma, M.Pd selaku Wakil Rektor II Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Dr. Bahrul Ulum, S.Ag., MA selaku Wakil Rektor III Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr. Zulqarnin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak Dr.D. I Ansusa Putra, Lc., MA.Hum selaku Wakil I Dekan Fakultas
Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Bapak Arfan Aziz, M.Soc.Sc.,Ph.D selaku Wakil II Dekan Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Bapak Dr. Sahmin Batubara, M.HI selaku Wakil III Dekan Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
NOTA DINAS……………………………………………………………... ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI………………….. iii
PENGESAHAN…………………………………………………………… iv
MOTTO……………………………………………………………………. v
ABTRAK………………………………………………………………….. . vi
PERSEMBAHAN…………………………………………………………. vii
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………. x
DAFTAR TABEL………………………………………………………… xii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………. 1
B. Permasalahan…………………………………………………….. 4
C. Batasan Masalah…………………………………………………. 4
D. Tujuan dan Kegunaan penelitian………………………………… 5
E. Kerangka Teori…………………………………………………... 5
F. Metode Penelitian………………………………………………... 15
G. Studi Relevan……………………………………………………. 22
BAB II PROFIL MAJLIS TAKLIM AL-HIDAYAH DESA KERANGGAN
A. Historis dan Letak Geografis Majlis Taklim Al-Hidayah……….. 24
B. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Majlis Taklim Al-Hidayah……… 26
C. Struktur Kepengurusan Pengajian Majlis Taklim Al-Hidayah…… 29
BAB III PROBLEMATIKA DAKWAH DALAM PEMBINAAN AKHLAK
JAMAAH DI MAJLIS TAKLIM AL-HIDAYAH DESA
KERANGGAN
A. Problematika Dakwah………………………………………… … 37
B. Urgensi Dakwah…………………………………………………. 40
BAB IV MATERI, PENDEKATAN, KENDALA DAN SOLUSI DAKWAH
DALAM PEMBINAANAKHLAK JAMAAH
A. Materi Dakwah Ustadz di Majlis Taklim Al-Hidayah…………… 49
x
B. Pendekatan Dakwah di Majlis Taklim Al-Hidayah………………. 52
C. Kendala Dakwah Ustadz di Majlis Taklim Al-Hidayah................ 59
D. Solusi Dakwah Ustadz di Majlis Taklim Al-Hidayah………….. 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………… 62
B. Implikasi Penelitian…………………………………………….. 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICUM VITAE
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era modrern yang sudah maju seperti dizaman sekarang ini Islam
tetap tidak membeda-bedakan muslim laki-laki dan perempuan didalam
mengajakkepada kebenaran. Islam adalah suatu ad-dien(agama)yang
diturunkan Allah SWT untuk mengatur kehidupan manusia. Hanya Islam yang
diridhoi Allah dan hanya Islam yang benar. Cukup dengan Islam, seorang
muslim dapat mengarungi kehidupannya dan memecahkan setiap problem
kehidupan manusia.1
Bertolak kembali kepada dampak negative dari era modern terhadap
masyarakat yang melupakan akhlak sebagai salah satu bagian dari orientasi
akhirat, agama Islam sebenarnya telah memberikan solusi untuk mengahadapi
permasalahan ini. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi
permasalahan dengan melakukan pembinaan kepada masyarakat
tersebut.Tekanan hidup yang dirasakan oleh manusia di era modern ini jika
dibiarkan akan menumbuhkan hilangnya kesadaran manusia akan pentingnya
kebersamaan, kerukunan, toleransi, sosial, keselarasan hidup, silaturrahmi,
dan sebagainya. tentunya dalam mengatasi berbagai tekanan hidup ini dengan
adanya upaya yang dilakukan oleh da‟i dengan cara berdakwah.
Sesungguhnya Islam dalam agama dalam hal ini tentu yang
mengajarkan kita hal-hal baik dan melarang kita dari hal hal yang buruk. Dari
berbagai aspek permasalahan; akhlak, adab, etika dan moral maupun prilaku
yang sesuai dengan ajaran islam. Kita sebagai umat muslim diwajibkan
berdakwah menurut ajaran Islam agar kaum muslim dan muslimah selalu
berada dijalan yang benar agar mendapat ridha Allah baik didunia maupun
diakhirat.
1Abdurrahman Al-Baghdadi, Emansipasi: Adakah Dalam Islam(Jakarta: Gema Insani
Press, 1997), 7.
2
Dakwah adalah suatu kegiatan untuk menyampaikan dan mengajarkan
serta mempraktikkan ajaran Islam didalam kehidupan
seharihari.2
Perkembangan dakwah Islam yang begitu pesat karena Islam
disebarluaskan kepada masyarakat dengan cara berdakwah.
Sebagaimana dengan firman Allah, surah An-Nahl, ayat 125:
ي هي أحسه إن ربك ادع إلى سبيل ربك بالحكمت والمىعظت الحسىت وجادلهم بالت
( 521:ا اوحل)سؤ رة (521) وهى أعلم بالمهتديههى أعلم بمه ضل عه سبيله
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantalah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk”. (QS. An-Nahl : 125).3
Esensi tugas manusia dalam menjadi khalifah fi al-ardh tidak akan
lepas dari kehidupan sosial, seperti hablminal-nas. Hablminal-nas yang di
terapkan dalam kehidupan masyarakat tidak akan bisa lepas dari akhlak karena
setiap semua perbuatan manusia selalu diibaratkan berbingkai dengan akhlak.
Islam juga mengajarkan tiga pondasi dasar manusia, yaitu iman, Islam, dan
ihsan (berprilaku baik). Jadi, berawal dengan kesadaran kepada Tuhan akan
berimbas pada cerminan perilaku manusia atau yang selama ini di kenal
dengan akhlak.
Dalam hal ini pentingnya dakwah dipandang perlu untuk mengatasi
permasalahan akhlak masyarakat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam,
pembinaan tersebut bisa dari para ulama, umara, ustadz, ustadzah, atau tokoh
agama yang melakukan pengajaran kegiatan keagamaan di Majlis Taklim
agar masyarakat tidak melakukan prilaku tercelah dan perbuatan yang
menyimpang dari ajaran Islam.
Akhlak adalah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa
dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan
2 Faizah dan H.Lalu Muchin Effendi, Psikologi Dakwah(Jakarta;kencana,2009), 7.
3Al-Qur’an Terjemahan (Jawa Barat: Departemen Agama RI, 2010), 281.
3
dengan cara spontan dan mudah tampa dibuat-buat dan tampa memerlukan
pemikiran.4
Pentingnya melakukan dakwah dalam pembinaan akhlak Jamaah di
Majlis Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan Kecamatan Sekernan Kabupaten
Muaro Jambi, yaitu dengan cara ustadz melakukan dakwah bil-lisan dalam
memberikan pengajaran Ilmu keagamaan seperti ajaran ilmu fikih, tauhid,
tasawuf, dan tajwid kepada jamaah, selain itu ustadz menerapkan metode
dakwah yang baik untuk membina akhlak mad‟u yang masih kurang
pemahaman ilmu keagamaan. Disitulah peran ustadz dalam berdakwah yang
tepat agar bisa membina akhlak yang lebih baik (akhlakul karimah) kepada
masyarakat.
Keberadaan Majlis Taklim ditengah masyarakat sebagai lembaga
pendidikan non formal sangat penting sebagai tempat pengajian atau
pembelajaran keislaman bagi masyarakat. Pengajian merupakan aktivitas yang
menimbulkan interaksi antar sesama anggota dan pengajar atau ustad yang
memberikan berbagai materi dalam rangka meningkatkan ilmu keagamaan
serta pembinaan akhlak masyarakat.
Berdasarkan hasil observasi dasar yang dilakukan penulis di Desa
Keranggan Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi yang mayoritas
masyarakatnya beragama Islam, sebagai masyarakat beragama Islam yang
baik seharusnya mampu menunjukkan prilaku terpuji (akhlakul karimah)
dalam kehidupan sehari-hari.Berdasarkan akhlak, jamaah majlis berasal dari
masyarakat Desa setempat memiliki latar belakang yang berbedah bedah.
Diketahui bahwah jamaah terkadang memiliki akhlak yang kurang baik dalam
kehidupan bermasyarakat dikarenakan jamaah tersebut masih kurang dalam
pemahaman ilmu keagamaan maupun pengaruh lingkungan di lingkungan
masyarakat, seperti merumpi, riya,dan prilaku yang tidak menyenangkan
orang lain, adalah termasuk akhlak yang tidak kurang baik. Dengan adanya
masyarakat yang belum sepenuhnya memiliki akhlak yang kurang baik
4Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak( Jakarta : Amzah, 2016), 180.
4
sehingga memang harus ada pembinaan oleh ustazh yang melakukan
pengajaran di majlis taklim yang diikuti oleh masyarakat tersebut.5
Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai urgensi dakwah yang dilakukan
oleh ustadz dalam pembinaan akhlak masyarakat sebagai jamaah yang kurang
baik di Majlis Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi.Oleh karena itu maka penulis mengangkat Judul
“Urgensi Dakwah dalam Pembinaan Akhlak Jamaah di Majlis Taklim Al-
Hidayah Desa Keranggan, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi”.
B. Permasalahan
Dari latar belakang pemikiran diatas, masalah pokok yang diangkat
pada penelitian ini adalah: Bagaimana Urgensi Dakwah Dalam Pembinaan
Akhlak Jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah? Dalam upaya mengkonkretkan
pokok masalah tersebut, beberapa masalah krusial yang diangkat melalui
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana problematika akhlak jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah?
2. Bagaimana pendekatan dan materi dakwah dalam pembinaan akhlak
jamaah?
3. Apakendala dan solusi mengatasi problematika dakwah dalam pembinaan
akhlak jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan pada fakta dan masalah-masalah yang kami dapatkan
maka pembahasan pada karya ilmiah ini sebagai titik terang, penyajiannnya
difokuskan pada lingkup bahasan yang terkait dengan urgensi dakwah dalam
pembinaan akhlak jamaah. Jamaah yang dimaksud disini adalah jamaah yang
mengikuti pengajian Majlis Taklim Al-Hidayah.Sedangkan akhlak yang
dimaksud disini adalah akhlakul mazmumah dan mahmuda. Akhlakul
mahmudah adalah akhlak baik sedangkan akhlakul madzmumah adalah akhlak
tercela yaitu penelitian pada jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah do Desa
Keranggan Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.
5 Hasil Observasi penulis di Desa Keranggan tanggal 29 november 2019
5
D. Tujuan dan Kegunaan penelitian
Penelitian ini secara umum diusahakan untuk mencapai serta
mengetahui Bagaimana Urgensi Dakwah Dalam Pembinaan Akhlak Jamaah di
Majlis Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan Kecamatan Sekernan Kabupaten
Muaro Jambi. Lebih khusus penelitian ini ditujukan pula untuk :
1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan problematika dakwah dalam
pembinaan akhlak jamaah.
2. Untuk mengetahui pendekatan dan materi Majlis Taklim Al-Hidayah.
3. Untuk mengetahui kendaladan solusi problematika dakwah di Majlis
Taklim Al-Hidayah.
Lebih jauh, Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: pertama
manfaat akademisi secara umum diharapkan untuk memperkaya kajian
tentang Urgensi dakwah dalam pembinaan akhlak jamaah di Majlis Taklim
Al-Hidayah sekarang dan kedepannya, Kedua manfaat praktis agar dapat
menjadi bahan masukan bagi para ustadz yang melakukan kegiatan dakwah di
Majlis Taklim Al-Hidayah mengenai urgensi dakwah dalam pembinaan
akhlak jamaah.
E. Kerangka Teori
Lebih jauh ada beberapa definisi etimologi dan terminologi yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Urgensi
Urgensi jika dilihat dari bahasa latin “urgere” yaitu (kata kerja)
yang berarti mendorong. Jika dilihat dari bahasa Inggris bernama “urgent”
(kata sifat dan dalam bahasa Indonesia “urgensi kata benda”. Istilah
urgensi merujuk pada sesuatu yang mendorong kita, memaksa kita untuk
diselesaikan.Dengan demikian mengandaikan ada sesuatu masalah yang
harus di tindaklanjuti. Urgensi yaitu kata dasar dari “urgen” mendapat
akhiran “i” yang berarti sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang
peranan pimpinan yang terutama .6
6 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta:Amzah,2013), 95-96.
6
Urgensi merupakan suatu kepentingan yang mendesak dan harus
segera dilakukan seperti pembinaan akhlak kepada jamaah di Desa
Keranggan Kecamatan Muaro Jambi yang mana belum semua jamaah
memiliki akhlak yang baik dalam bermasyarakat.
2. Dakwah
a. Pengertian dakwah
Ditinjau dari etimologi atau bahasa, kata dakwah berasal dari
bahasa Arab, yaitu da‟a-yad‟u-da‟watan, artinya mengajak, menyeruh,
memanggil.7Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan
ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya
yang dilakukan secara sadar dan berencana berusaha mempengaruhi
orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar timbul
dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan, serta
pengamalan terhadap ajaran agama sebagai messege yang disampaikan
kepadanya dengan tampa adanya unsur-unsur paksaan.8
Untuk
mewujudkan masyarakat yangsaleh tidak bisa dilakukan secara
sendiri-sendiri, tetapi harus dilakukan secara bersama-sama.
Secara terminologi pengertian dakwah dimaknai dari aspek
positif ajakan tersebut, yaitu ajakan kepada kebaikan dan keselamatan
dunia akhirat.sementara itu, para ulama memberikan definisi yang
bervariasi ,antara lain:
1) Ali Makhfudh dalam kitabnya”hidayatul mursyidin” mengatakan,
dakwah adalahmendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan
mengikuti petunjuk (agama), meyeruh mereka kepada kebaikan
dan mencegah mereka dari perbuatan mungkar agar
memperolehkebahagiaan dunia dan akhirat.
2) Nasarudin Latif menyatakan , bahwa dakwah adalah setiap usaha
aktivitas dengan Lisanmaupun tulisan yang bersifat menyeru,
mengajak, memanggil manusia lainnya untukberiman dan menaati
7Ibid.,H6.
8Lihat M.Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi(Jakarta, Bumi Aksara,
2000),6.
7
Allah SWT, sesuai dengan garis-garis akidah dan syariat serta
akhlak Islamiah.
3) Toha Yahya Oemar mengatakan bahwa, dakwah adalah mengajak
manusia dengan carabijaksana kepada jalan yang benar sesuai
dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dankebahagiaan
mereka dunia dan akhirat.
4) Quraish Shihab mendefinisikannya sebagai seruan atau ajakan
kepada keinsyafan , atauusaha mengubah situasi yang tidak baik
kepada situasi yang lebih baik dan sempurna baikterhadap pribadi
maupun masyarakat.
Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang
terdapat dalam setiap kegiatan dakwah.Unsur-unsur tersebut adalah
da‟i (pelaku dakwah), mad‟u (mitra dakwah), maddah (materi
dakwah), wasilah (media dakwah), thariqoh (metode), dan atsar (efek
dakwah).
1) Da‟i (pelaku dakwah)
Da‟i adalah orang yang melakukan kegiatan dakwah baik
lisan maupun tulisan, maupun perbuatan yang dilakukan baik
secara invidivu maupun kelompok, atau lewat
organisasi/lembaga.Secara umum kata da‟i sering di sebut mubagh
(orang yang menyampaikan ajaran Islam.Tujuan dilaksanakan
dakwah adalah untuk mengajak, menyeruh serta memengaruhi
umat Islam menegakkan ajaran Allah yang terkandung dalam Al-
Qur’an.Agar masyarakat di Desa Keranggan Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi meningkatkan keimanan dan ketakwaan
kepada Allah swt.
2) Mad‟u (penerima dakwah)
Mad‟u, yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah atau
manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai
kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak; atau
8
dengan kata lain, manusia secara keseluruhan Muhammad Abduh
membagi madu menjadi tiga golongan , yaitu:
a. Golongan cerdik cendekiawan yang cinta kebenaran, dapat
berfikir secara kritis, dan cepat dapat menangkap persoalan.
b. Golongan awam, yaitu orang kebanyakan yang belom dapat
berfikir secara kritis dan mendalam , serta belom dapat
menagkap pengertian-pengertian yang tinggi.
c. Golongan yang berbeda dengan kedua golongan tersebut,
mereka senang membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas
tertentu saja, dan tidak mampu membahasnya secara
mendalam.
Seperti jamaah pengajian di Majlis Taklim Al-Hidayah
sebagai penerima dakwah yang disampaikan oleh ustadz
ataupun da‟i di Desa Keranggan Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro jambi
3) Maddah (Materi) Dakwah
Maddah dakwah adalah isi pesan atau materi yang
disampaikan da‟i kepada mad‟u.Dalam hal ini sudah jelas
bahwa yang menjadi materi dakwah adalah ajaran Islam itu
sendiri.Secara umum materi dakwah dapat diklarifikasikan
menjadi empat masalah pokok,yaitu: masalah akidah
(keimanan), masalah syariah, masalah mu’amalah, masalah
akhlak.
4) Atsar (efek) dakwah
Atsar (efek) sering disebut dengan feed back (umpan
balik) dari proses dakwah inisering dilupakan atau tidak
banyak menjadi perhatian para da‟i.Evaluasi dan koreksi
terhadap atsar dakwah harus dilaksanakan secara radikal
dankomperehensif, artinya tidak secara parsial atau setengah-
setengah,seluruh komponen sistem (unsur-unsur) dakwah harus
dievaluasi secara komperehensif.parada‟i harusmemiliki jiwa
9
terbuka untuk melakukan pembaharuan dan
perubahan,disamping bekerjadengan menggunakan ilmu.
b. Metode dakwah
Metode adalah jalan atau cara yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan dakwah yang dilaksanakan secara efektif dan
efisien.9
Menurut Toto Tasmara metode dakwah adalah cara-cara
tertentu yang dilakukan oleh seorang da‟i (komunikator) kepada
mad‟u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih
sayang.10
Memiliki tiga cakupan :
1) Al-hikmah
Secara terminologi (istilah) kata al-hikmah baik ada dalam
Al-Qur’an maupun sunnah, antara lain; (1)Valid (tepat) dalam
perkataan dan perbuatan; (2)Mengetahui yang benar dan
mengamalkannya (ilmu dan amal); (4)Wara‟ dalam din (agama)
Allah; (5)Meletakkan sesuatu pada tempatnya; (6)Menjawab
dengan tegas dan tepat dan seterusnya.
Hikmah adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya dengan
berfikir, berusaha menyusun dan mengatur dengan cara yang
sesuai keadaan zaman dengan tidak bertentangan dengan larangan
Tuhan.11
Maksudnya hikmah yaitu mengajak manusia menuju jalan
Allah dengan perkataan lembut, member semangat, sabar, ramah
dan lapang dada, tetapi tidak melakukan sesuatu melebihi
ukurannya. Dengan kata lain harrus meletakan sesuatu pada
tempatnya.
2) Mau,‟izhah Hasanah
Secara bahasa, mau‟izhah hasanah terdiri dari dua kata,
yaitu mau‟izhah dan hasanah.Kata mau‟izhah berasal dari kata
9 M.Munir, Metode Dakwah (Jakarta: Kencana ,2009), 6.
10 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah(Jakarta: Gaya Media Pratama,1997), 43.
11Hasanuddin, Hukum Dakwah (Jakarta: Pedoman,Ilmu Jaya,1996), 35.
10
wa‟adzaya‟idzu-wa‟dzan-„idzatan yang berarti; nasihat,
bimbingan, pendidikan dan peringatan, sementara hasanah
merupakan kebalikan dari sayyi‟ahyang artinya kebaikan lawannya
kejelekkan.
Mau‟idzahhasanah dapatlah diartikan sebagai ungkapan
yang mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran,
kisah-kisah berita gembira, peringatan, pesan-pesan positif
(wasiyat) yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar
mendapatkan keselamatan dunia akhirat.
3) Al-Mujadalah Bi-al-Lati Hiya Ahsan
Secara Istilah (terminologi) terdapat pengertian al-
mujadalah (al-hiwar) artinya upaya tukar pendapat oleh dua pihak
secara sinergis, tampa adanya permusuhan diantara keduanya.
mujadalah bertujuan untuk mengalahkan pendapat lawan dengan
cara menyajikan argumentasi dan bukti yang kuat.12
c. Tujuan urgensi dakwah
Secara umum tujuan dakwah adalah terwujudnya kebahagiaan
dan kesejahteraan hidup manusia di dalam dunia dan di akhirat yang
diridhai oleh Allah. Adapun tujuan dakwah, pada dasarnya dapat
dibedakan dalam dua macam tujuan, yautu :
1) Tujuan Umum Dakwah (Mayor Objective)
Tujuan umum dakwah (Mayor Objective) merupakan
sesuatu yang hendak dicapai dalam seluruh aktivitas dakwah.Ini
berarti tujuan dakwah yang masih bersifat umum dan utama.
Tujuan utama dakwah adalah nilai-nilai atau hasil akhir yang ingin
dicapai atau diperoleh oleh keseluruhan aktivitas dakwah. Untuk
tercapainya tujuan utama inilah maka semua penyusun rencana dan
tidakan dan dakwah harus mengarah kesana.13
12
Ibid.,36 13
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah. 2013), 60.
11
Dakwah dalam hal ini maksudnya seluruh gerak dan
langkah yang dilakukan ustadz dalam proses dakwah harus
mengarah kepada hasil.
2) Tujuan Khusus Dakwah
Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan dan
penjabaran dari tujuan umum dakwah. Tujuan ini dimaksudkan
agar dalam pelaksanaan seluruh aktivitas dakwah dapat jelas
diketahui kemana arahnya, ataupun jenis kegiatan apa yang hendak
dikerjakan, kepada siapa berdakwah, dengan cara apa, bagaimana,
dan sebagainya secara terperinci .14
3. Akhlak
a. Pengertian Akhlak
Akhlak secara etimologi, kata akhlak berasal dari bahasa Arab
yang merupakan jamak dari kata khuluq, yang berarti adat kebiasaan,
perangai, tabiat, dan muru‟ah.15
Secara terminologi adapun pengertian
akhlak menurut Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali yaitu; akhlak
adalah prilaku dalam jiwa yang memunculkan tindakan-tindakan
reflektif tampa difikir dan diteliti. Apabila prilaku itu menghasilkan
kebaikan yang terpuji menurut pandangan akal dan syara’, maka
prilaku itu disebut akhlak terpuji (al-akhlaq al-mahmudah).Dan
apabila prilaku itu menghasilkan keburukan maka disebut akhlak
buruk (al-akhlaq al-madzmumah).16
Dalam pandangan Ahmad Muhammad Al-Khufi, akhlak adalah
obsesi (azimah) tentang sesuatu yang dilakukan berulang-ulang
sehingga menjadi kebisaan yang mengarah pada kebaikan atau
keburukan. Akan tetapi, apabila adat itu terjadi dengan kebetulan
14
Ibid.,62. 15
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak (Jakarta : Amzah, 2017), 1. 16
Ibid.,5
12
tampa sengaja atau dikehendaki, baik yang terpuji maupun yang buruk
maka tidak disebut akhlak.17
Akhlak merupakan suatu sifat yang tertanam dalam diri
manusia dan bisa bernilai baik dan juga bisa bernilai buruk.Akhlak
bisa diketahui baik atau buruknya seseorang itu dari ucapannya
maupun prilakunya.
b. Macam-macam akhlak
1) Akhlak mahmudah (akhlak terpuji)
Secara etimologi, akhlak mahmudah adalah prilaku yang
terpuji.Mahmudah merupakanmaf‟u dari kata hamida, yang berarti
dipuji.Akhlak mahmudah atau akhlak terpuji disebut pula dengan
akhlaq al-karimah (akhlak mulia). Atau al-akhlaq al-manjiyat
(akhlak yang menyelamatkan pelakunya). Menurut Al-Ghazali,
akhlak terpuji merupakan sumber ketaatan dan kedekatan kepada
Allah, sehingga mempelajari dan mengamalkannya kewajiban
individual setiap muslim.18
Akhlak terpuji adalah sikap sederhana dan lurus sikap
sedang tidak berlebih-lebihan, baik prilaku, rendah hati, berilmu,
jujur, tepati janji, istiqamah, dan berkemampuan, ridha kepada
Allah, cinta dan beriman kepada-Nya, beriman kepada malaikat,
kitab Allah, Rasul Allah, hari kiamat, takdir Allah, taat beribadah,
selalu menepati janji, melaksanakan amanah, berlaku sopan dalam
ucapan dan perbuatan, qana‟ah (rela terhadap pemberian Allah),
tawakal(berserah diri), sabar, syukur, tawadhu’(merendahkan diri)
dan segala perbuatan yang baik menurut pandangan atau ukuran
Islam.19
17 Ibid.,6 18
Ibid.,180. 19
M.Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam perspektif Al-Qur‟an, (Jakarta: Sinar grafika.
2007), h 2-3.
13
Akhlak terpuji adalah perbuatan baik yang tidak berlebihan
dan sesuai dengan normaserta tidak bertentangan dari pandangan
Islam.
2) Akhlak Madzmumah (akhlak tercela)
Akhlak tercela atau akhalak Sayyi‟ah (akhlak yang jelek).
Adapun perbuatan yang termasuk akhlak al-madzmumahh ialah,
kufur, syirik, murtad, fasiq, riya’, takabur, mengadu domba,
dengki/iri, kikir, dendam, khianat, memutus silaturrahmi, putus asa
dan segala perbuatan yang tercelah menurut pandangan Islam.
Dalam hal ini berlaku durhaka terhadap orang tua merupakan
perbuatan syirik, karena telah menyia-nyiakan fitrah Allah untuk
membalas jasa-jasanya, berlaku sopan kepada mereka dan sudah
sepantasnya manusia menghormati dan menyayanginya.
c. Tujuan akhlak
Tujuan akhlak adalah mencapai kebahagiaan hidup umat
manusia dalam kehidupannya baik dunia maupun akhirat, jika
seseorang dapat menjaga kualitas mu‟amalah ma‟allah dan
mu‟amalah ma‟annasinsyaallah akan memperoleh ridhonya, orang ang
mendapat ridho Allah Swt niscaya akan memperoleh jaminan
kebahagiaan hidup baik duniawi maupun ukhrowi.
Seseorang yang memiliki akhlakul karimah tidak akan
berbohong sekalipun terhadap diri sendiri dan tidak pernah menipu
apalagi menyesatkan orang lain, orang seperti ini biasanya dapat hidup
tenang dan damai, memiliki pergaulan yang luas dan banyak relasi,
serta dihargai kawan dn disegani siapapun yang mengenalnya.
Ketentraman dan kebaghagiaan hidup seseorang tidak
berkolerasin dengan kekayaan, kepandaian, atau jabatan, jika
seseorang yang memiliki akhlakul karimah terlepas apakah ia seorang
14
yang kaya atau miskin, berpendidikan tinggi atau rendah, memiliki
jabatan atau tidak, insyaallah akan memperoleh kebahagiaan.20
d. Manfaat akhlak
Ilmu akhlak tidak memberi jaminan seseorang mempunyai
akhlak yang baik dan berbudi luhur, namun mempelajari akhlak dapat
membuka mata hati seseorang untuk mengetahui hal yang baik dan
buruk, begitu pula memberikan pemahaman tentang manfaatnya
berbuat baik dan apa pahalanya berbuat keburukan.
Orang yang baik akhlaknya biasanya banyak memiliki teman
sejawat dan sedikit musuhnya, hatinya riang dan senang, hidupnya
bahagia dan membahagiakan.
e. Sumber-sumber akhlak Islam
1) Al-Qur’an
Akhlak rasulullah adalah akhlak al-Quran.Rasulullah
diibaratkan sebagai al-Quran yang sedang berjalan.Demikian para
sahabat Nabi.Rasulullah pernah bersabda, jika hendak bersabda,
jika ingin melihat akhlah Qur’ani lihatlah umar dan Abu Bakar.
2) As-sunah
Sunnah berarti mengikuti cara Rasulullah bersikap
bertindak, bersikap, berfikir dan memutuskan dalam Rukun Iman
dan pengajaran akhlak dengan Iman kepada Allah, Rasul, Kitab
suci adanya hari kebangkitan dan qadla dan qadar menjadikan
manusia berakhlak mulia demikian dalam rukun Islam yang terdiri
dari syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji di dalam ada nilai
akhlak yang tinggi baik kepada sasama makhluk maupun kepada
khaliqnya.
4. Jamaah
Jamaah secara bahasa diambil dari kata dasar jamaah artinya
mengumpulkan sesuatu, dengan mendekatkan sebagian dengan sebagian
lain. Dan kata tersebut berasal dari kata ijtima’ (perkumpulan), yang
20
Nur Hidayat, Akhlak Tasahuf, ( Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), h.26.
15
merupakan lawan kata dari furqah (perpecahan).Pengertian jamaah secara
istilah (terminologi), yaitu kelompok kaum mukmin, dan mereka adalah
pendahulu umat dari kalangan para sahabat, tabi‟in dan orang-orang yang
mengikuti jejak kebaikan sampai hari kiamat.Dimana mereka berkumpul
berdasarkan Al-Qur’an dan As-sunnah dan mereka berjalan sesuai dengan
jalan Rasulullah SAW secara lahir dan batin.Jamaah ada yang bersifat
tetap dan ada pula yang bersifat sewaktu-waktu (tidak tetap).jamaah yang
bersifat tetap biasanya jamaah yang mengikuti pengajian yang
dilangsungkan di majlis taklim seperti pengajian, pengajian malam jumat,
dan lain sebagainya. sedangkan jamaah yang tidak tetap adalah jamaah
yang hanya mendatangi kegiatan tahunan seperti Maulid Nabi Muhammad
SAW.21
Adapun yang dimaksud jamaah dalam penelitian ini adalah jamaah
yang mengikuti kegiatan pengajian.Mereka adalah jamaah yang rutin
mengikuti kegiatan pengajian yang dilangsungkan di Majlis Taklim Al-
Hidayah Desa Keranggan Kecamatan Sekernan Kabupaten Jambi.Seperti
yang kita ketahui Majlis Taklim tempat untuk menuntut ilmu yang mana
ilmu dapat diaplikasikan sehingga menciptakan amal yang saleh serta
memberikan petunjuk ke jalan kebahagiaan dunia dan akhirat untuk
mencapai ridha Allah swt dan untuk menanamkan serta memperkokoh
akhlak.
F. Metode penelitian
1. Pendekatan penelitian
Kajian terhadap Urgensi Dakwah dalam Pembinaan Akhlak
Jamaah di Majelis Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi menggunakan metode
kualitatif.Bergantung pada pengamatan manusia.Dengan alasan memiliki
latar alami (the natural setting), bersifat deskriptif.Lebih memperhatikan
21
Khoirul Anwar, Respon Jamaah Majlis Taklim Al Istiiqomah Terhadap Program
Dakwah Pencerahan Hati Di TVRI Jawa Tengah, Skripsi Semarang, 2016.
16
proses dari pada hasil, dan dengan menganalisa data secara induktif.
Dimana menjadi hal yang esensial.22
Penelitian lebih jauh ini didekati dalam bidang prosespembentukan
akhlakul karimah untuk mengamati prilaku dan sikap jamaah (yang
menerima pesan dakwah dari da‟i) dalam membinaakhlak jamaah. Dalam
prosesnya penulis akan mengarahkan penelitian kualitatif yang bersifat
deskriptif eksplanatoris ini untuk menjelaskan apa yang terjadi secara
lengkap, sedangkan ekplanatoris untuk menjawab mengapa dan bagaimana
suatu pristiwa terjadi. Artinya penelitian ini diupayakan untuk
menggambarkan fakta yang diinterpretasi secara tepat dan teruji.
2. Setting dan Subjek Penelitian
Setting dalam penelitian ini diDesa Keranggan Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. Pemilihan setting didasarkan atas
pertimbangan rasional dan praktis. Pertimbangan rasional berdasarkan
pada kenyataan bahwa tidak semua jamaah Majlis taklim Al-Hidayah
memiliki akhlak yang baik, namun masih terdapat jamaah yang memiliki
akhlak yang kurang baik dan juga merupakan lingkungan tempat tinggal
peneliti, hal ini bertujuan agar mudah dalam melakukan pengamatan dan
proses pengumpulan data.
Subjek penelitian berpusat dari segenap masyarakat khususnya
penyuluh agama sepertiustadz, dan jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah
yang berada di Desa Keranggan Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro
Jambidengan jumlah informan25 orang yang terdiri dari 3 ustadz, 2
perangkat Desa, 3 masyarakat, 17 jamaah Majlis Taklim.
Mengingat subjek yang baik terlibat aktif cukup mengetahui,
memahami atau berkepentingan terhadap aktivitas yang akan di teliti, serta
memiliki waktu untuk memberikan informasi yang benar .
3. Sumber dan Jenis Data
22
Moleong J.Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung : Remaja
Rosdakarya,2002), 61.
17
Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh.Sumber data
dalam penelitian ini terdiri dari manusia, suasana, peristiwa dan
dokumentasi.Sumber data manusia dalam bentuk perkataan maupun
tindakan orang yang bisa memberikan data melalui wawancara.23
Dalam
hal ini sumber data manusianya yaitu : (1) Ustadz; (2) Ketua majlis taklim
Al-Hidayah; (3) Jamaah majlis taklim Al-Hidayah; (5) Pihak Terkait; (6)
Arsip; (7) Observasi Peristiwa/Kejadian di Desa Keranggan Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.
Adapun jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data
sekunder.
a. Jenis Data
1) Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung melalui
hasil wawancara yaitu narasumber atau informan yang dianggap
berpotensi dan relevan dalam memberikan informasi yang
sebenarnya di lapangan.24
Dalam hal ini penulis melihat bagaimana
bentuk urgensi dakwah dalam pembinaan akhlak jamaah di Majlis
Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi, disertai dengan wawancarai ustadz yang
berdakwah serta beberapa jamaah dan juga tokoh masyarakat.
2) Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data misalnya melalui
oranglain atau dokumen.25
Adapun data sekunder yang dibutuhkan
dalam penelitian ini yaitu: (1)Historis majelis taklim Al-Hidayah
Desa Keranggan; (2)Struktur organisasi majlis taklim Al-Hidayah
Desa Keranggan; (3)Dokumen-dokumen yang penting berkaitan
23Ibid., 43. 24
Ibid.,62. 25
Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2013), 225.
18
dengan penelitian; (4)Buku-buku yang berkaitan penelitian sebagai
bantuan teori.
4. Teknik Pengumpulan data
Merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena
tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Untuk memperoleh
ketetapan data dan ke akuratan informasi yang mendukung dalam
penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data melalui:
a. Observasi
Observasi sebagai pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu: wawancara
dan kuesioner. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan
bila, penelitian berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam dan bila responden diamati tidak terlalu besar.26
Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung untuk
memperoleh data tentang Pengamatan digunakan untuk mempelajari
secara langsung permasalahan yang sedang di teliti sehingga dapat
diketahui secara empiris fenomena apa yang terjadi dalam kaitannya
dengan persoalan yang akan dikaji.
b. Wawancara (interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu.Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu.27
Tujuan wawancara adalah
mengumpulkan data atau informasi dari suatu pihak tertentu.
Pengumpulan data atau informasi dengan wawancara ini dilakukan
secara langsung kepada ustadz yang melakukan pengajaran di Majlis
Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan Kecamatan Sekernan Kabupaten
Muaro Jambi.
26
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif R&D, (Bandung:Penerbit Alfabeta,2012), 145. 27
Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT.Remaja rosdakarya,
2014), 148.
19
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan pristiwa yang sudah
berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, karya-karya
monumental dari seseorang.Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya
catatan harian sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan dan
kebijakan.Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar
hidup, sketsa, dan lain-lain.Dokumen yang berbentuk karya misalnya
karya seni yang dapat berupa gambar, patung, film. Study dokumentasi
merupakan perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif.
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data melalui
data-data documenter, berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah. Agenda ataupun jurnal yang dapat memberikan informasi
tentang objek yang diteliti.28
Peneliti menggunakan teknik dokumentasi
untuk mengumpulkan data-data mengenai letak geografis, sejarah,
struktur pengurus, dan kegiatan lainnya.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak pengumpulan
data secara keseluruhan.Data kemudian dicek kembali, secara berulang-
ulang dan untuk mencocokkan data yang di peroleh, data di
disestimatiskan dan diinterpretasikan secara logis, sehingga diperoleh data
yang valid dan kredibel.
Teknik analisis data yang digunakan meliputi: data primer, data
sekunder, maupun sumber-sumber data yang dikumpul, dicatat serta di
28
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif R&D, (Bandung:Penerbit Alfabeta,2012), 82.
20
diklasifikasikan dan dirumus untuk mencari kebenaran yang berhubunan
dengan analisis.29
hal tersebut dijadikan bahan untuk penulisan skripsi.
G. Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk memperoleh data yang terpecaya dan dapat dipercayai, maka
peneliti melakukan teknik pemeriksaan keabsahan data yang didasarkan atas
sejumlah criteria. Dalam penelitian kualitatif, upaya pemeriksaan keabsahan
data dapat dilakukan lewat empat cara:
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan dilakukan dilakukan lewat
keikutsertaan peneliti dilokasi secara langsung dan cukup lama, dalam
upaya mendeteksi dan memperhitungkan penyimpanan yang mungkin
mengurangi keabsahanan data, karena kesalahan data (data distortion) oleh
peneliti atau responden, disengaja ataupun tidak disengaja. Distorsi data
dari peneliti dapat muncul karena adanya nilai-nilai bawaan dari peneliti
atau adanya ketersaingan peneliti dari lapangan yang diteliti, sedangkan
distorsi data dari responden, dapat timbul secara tidak sengaja, akibat
adanya kesalapahaman terhadap pertanyaan, atau muncul dengan sengaja,
karena responden berupaya memberikan informasi fiktif yang dapat
memyenangkan peneliti ataupun untuk menutupi fakta yang sebenarnya.
Distori data tersebut, dapat dihindari melalui perpanjangan
keikutsertaan peneliti di lapangan yang diharapkan dapat menjadikan data
yang di peroleh memiliki derajat reabilitas dan validitas yang
tinggi.Perpanjangan keikutsertaan peneliti pada akhirnya juga akan
menjadi semacam motivasi untuk menjalin hubungan baik yang saling
mempercayai antara responden sebagai objek penelitian dengan peneliti.
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti, rinci, dan berkesinambungan terhadap faktor-
faktor yang menonjol dalam penelitian. Faktor-faktor tersebut selanjutnya
29
Ibid., 65.
21
di telaah tersebut selanjutnya di telaah, sehingga peneliti dapat memahami
faktor-faktor tersebut.Ketekunan pengamatan dilakukan dalam upaya
mendapatkan karakteristik data yang benar-benar relevan dan terfokus
pada objek penelitian. Permasalahan dan penelitian. Hal ini diharapkan
pula dapat mengurangi distorsi data yang timbul akibat keterburuan
peneliti untuk menilai suatu persoalan, ataupun distorsi data yang timbul
dari kesalahan responden yang memberikan data secara tidak benar,
misalnya berdusta, menipu, dan berpura-pura.
3. Trigulasi
Trigulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu diluar data pokok, untuk keperluan pengecekan
reliabilitas data melalui pemeriksaan silang, yaitu lewat perbandingan
silang, yaitu lewat perbandingan data yang diperoleh dari berbagai
informan. terdapat empat macam teknik trigulasi yang akan digunakan
dalam penelitian ini, yaitu teknik pemerikaan menggunakan sumber,
metode, penyidik, dan teori.
a. Trigulasi sumber yaitu teknik yang dilaksanakan mengecek dan
membandingkan derajat reabilitas suatu informasi yang di dapat
tersebut
b. Trigulasi dengan metode yaitu yang dilaksanakan dengan teknik
pengecekan keabsahan data atau informasi yang didapatkan bersama
dengan metode yang dilakukan.
c. Trigulasi penyidik yaitu teknik yang dilakukan dengan mengecek data
melalui perbandingan hasil daya yang di peroleh dari suatu peneliti
dengan hasil penyelidikan pengamat lainya.
d. Trigulasi teori yaitu teknik yang dilaksanakan dengan melakukan
perbandingan terhadap data yang didapakan.30
4. Diskusi dengan Teman Sejawat
30
Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000),
300-332.
22
Langkah akhir untuk menjamin keabsahan data, peneliti akan
melakukan diskusi dengan teman sejawat, guna memastikan bahwa data
yang diterima benar-benar real dan bukan semata persepsi sepihak dari
peneliti atau informan. Melalui cara ini peneliti mengharapkan masukan,
sumbangan dan saran yang beharga terhadap pemahaman dan kontruktif
dalam tinjauan keabsahan data.31
H. Studi Relevan
Berdasarkan penelusuran penulis, terdapat beberapa karya tulis yang
yang membicarakan Dakwah dan Pembinaan akhlak yakni skripsi karya
Muhammad Saiful Hasyim yang berjudul “Urgensi Kegiatan Dakwah
Terhadap Mahasiswa di Persatuan Kebangsaan Pelajar Malaysia-
Indonesia”.32
karya ini merumuskan tentang bagaimana kegiatan dakwah di
PKPMI-CA, apa saja kendala yang dihadapi mahasiswa Malaysia dalam
mengikuti kegiatan dakwah di PKPMI-CA terhadap mahasiswa agar dapat
meningkatkan motivasi untuk berpartisipasi dalam kegiatan dakwah di
PKPMI-CA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala apa yang
dihadapi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan dakwah di PKPMI-CA, untuk
mengetahui strategi penyelesaian problema PKPMI-CA terhadap mahasiswa
agar dapat meningkatkan motivasi untuk berpartisipasi dalam kegiatan
dakwah di PKPMI-CA.
Skripsi Karya Liswidar yang berjudul “Peran Majelis Tarekat
Nasyabandiyah dalam Pembinaan akhlak Jamaahnya (Studi pada pesantren
darul Darul Arifin Gambong Meudheun Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh
Jaya)”.33
karya ini mebahas bagaimana peran majelis tarekat Naqsyabandiyah
dalam pembinaan akhlak jamaahnya dan metode apa yang dilakukan tarekat
31
Ibid., 68. 32
Siti Nurain Binti Hasan, “Urgensi Dakwah Terhadap Mahasiswa di Persatuan
Kebangsaan Pelajar Malaysia-Indonesia Cabang Aceh ”,Skripsi (Darussalam Banda Aceh:
Program Pasca Sarjana UIN AR-Raniry, 2019). 33
Liswidar “Peran Majelis Tarekat Naqsyabandiyah Dalam Pembinaan Akhlak Jamaanya
(Studi pada Pesantren Darul Alim Gampong Meudheun Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh Jaya)”
Skripsi, (Banda Aceh: Prodi Sosiologi Agama, UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh, 2019).
23
ini terhadap pembinaan akhlak jamaahnya di Pesantren Darul Arifin,
Gampong Meudhen Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh Jaya. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui bagaimana pembinaan akhalak dalam tarekat
Naqsyabandiyah yang ada di Pesantren Darul Arifin.
Skripsi karya M Khotib Nawawi yang berjudul “Metode Dakwah
Hi.Umar Jaya Kepada Jamaah Pengajian Ibu-ibu”.34
karya ini mebahas
metode dakwah apasaja yang di gunakan oleh Hi. Umar Jaya terhadap jamaah
pengajian ibu-ibu, untuk mengetahui bagaimana Hi. Umar Jaya menerapkan
metode dakwah di Majlis Taklim Nurul Falah. Dalam hal ini dilakukan oleh
Hi.Umar Jaya dan menerapkan konsep dakwahnya dengan tiga metode yakni
hikmah, mauidzoh hasanah dan mujadalah billati hiya ahsan untuk
menciptakan jamaah yang mukmin dan mutaqqin demi berguna bagi
pertumbuhan dan perkembangan Agama, Nusa dan Bangsa.
Skripsi karya Siti Purwati yang berjudul “Tanggapan ibu-ibu Jamaah
Terhadap Penyelenggaraan Pengajian Di Majelis Ta‟lim Alif Ba‟Ta‟Zid
Kebanaran Mandiraja Banjarnegera”.35
karya ini membahas bagaimana
tanggapan ibu-ibu jama’ah Majelis Taklim Alif Ba’Ta’Zid Kebanaran
Mandiraja Banjarnegera terhadap penyelenggaraan pengajian. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tanggapan ibu-ibu jamaah Di Majelis Ta’lim Alif
Ba’Ta’Zid terhadap penyelenggaraan pengajian.Metode yang digunakan
ustadz yang bervariatif sehingga menyebabkan ibu-ibu jamaah tertarik dengan
kegiatan pengajiam.Selain itu, kegiatan pengajian tidak hanya dilakukan satu
arah, artinya hanya ustadz saja yang aktif, tetapi ustadz juga mengajak para
jamaah untuk terlibat dalam kegiatan pengajian dengan memberikan
kesempatan kepada mereka untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.
Sebagaimana yang terlihat di studi relevan ini , bahwa dari beberapa
kajian yang disebutkan diatas memiliki kesamaan yaitu: sama sama meneliti
34
M.Khotib Nawawi “ Metode dakwah Hi.Umar Jaya Kepada Jamaah Pengajian Ibu-ibu
(Studi kasus pada Majlis Taklim Nurul Falah Dusun Simpang Sari Desa Baru Ranji Lampung
Selatan)” Skripsi,(Lampung: Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam, 2017). 35
Siti Purwati “Tanggapan ibu-ibu Jamaah Terhadap Penyelenggaraan Pengajian Di
Majelis Ta‟lim Alif Ba‟Ta‟Zid Kebanaran Mandiraja Banjarnegera” Skripsi, (Purwokerto:
Program Studi Pendidikan Agama Islam,STAIN, 2011).
24
m dakwah hanya saja bedahnya tempat yang diteliti dan masalah yang diteliti.
Penulis disini membahas tentang urgensi dakwah dalam pembinaan akhlak
jamaah di majlis taklim Al-Hidayah Desa Keranggan Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi.Karya-karya diatas adalah berbedah dengan karya
yang sedang penulis rampungkan. Melihat adanya perbedaan setting dan
pengangkatan masalah tentu saja penelitian yang dihasilkan akan berbedah.
25
BAB II
PROFIL MAJELIS TAKLIM AL-HIDAYAH DESA KERANGGAN
KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN MUARO JAMBI
A. Historis dan Letak Geografis
1. Historis Majlis Talim
Majlis Taklim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum ibu-
ibu, bapak-bapak dari rumah ke rumah saja di hari hari tertentu, pengajian
ini dilakukan setiap Rabu malam setelah sholat Isyah bertempat di rumah
ustaz di Desa setempat. Melihat antusias dari masyarakat untuk mengikuti
pengajian yang semakin lama bertambah dalam mengikuti pengajian,
maka timbullah gagasan dari para ustadz Desa setempat bersepakat untuk
membentuk Majelis Taklim Al-Hidayah untuk para ibu ibu yang ingin
mengikuti pengajian Islam.
Pada tanggal 14 April 2005 M, didirikanlah pengajian ibu-ibu yang
dilaksanakan setiap hari Jum’at siang bertempat di Masjid Miftahul
Jannah.
yang di beri nama Majelis Taklim Al-Hidayah. Latar belakang
didirikannya Majelis Taklim Al-Hidayah karena masyarakat belum
sepenuhnya mengetahui ajaran agama Islam serta tingkat pendidikan
masyarakat yang berbedah dan masih minim.Hal ini mendorong para
perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para ibu-ibu
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas.
Setelah berjalan sekitar dua tahun, pengajian ibu-ibu ini mulai
mengalami perkembangan, hal ini terlihat dari jumlah jamaahnya yang
semakin bertambah.Besarrnya minat ibu-ibu yang mengikuti pengajian
akhirnya timbul setelah diadakanya pengajian di masjid Miftahul
Jannah.Masjid miftahul jannaini maka diadakannlah pengajian ini untuk
setiap minggunya pada hari jumat yang jamaahnya adalah jamaah
pengajian ibu-ibu di Masjid Nurul Jannah Desa Keranggan Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.
26
yang jamaahnya adalah jamaah pengajian ibu-ibu di Masjid Nurul Jannah
Desa Keranggan Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.
Setelah berjalan sekitar dua tahun, pengajian ibu-ibu ini mulai
mengalami perkembangan, hal ini terlihat dari jumlah jamaahnya yang
semakin bertambah.Besarnya minat ibu-ibu yang mengikuti pengajian
akhirnya timbul setelah diadakanya pengajian di masjid Miftahul
Jannah.Masjid miftahul jannah adalah masjid baru yang terletak di tengah-
tengah Desa Keranggan Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.
[M]asjid Miftahul jannah ini ko dibangun semaso masyarakat Desalah
secara bergotong royong baik dari segi materi maupun dari segi tenago
antara sesama masyarakat Desa kareno pada saat itu belum ado dana
Desa kami Sesamo wargolah yang membangunan masjid Miftahul
Jannah secara ikhlas dan sukarela.36
Dapat peneliti pahami bahwa pembangunan Masjid Miftahul
jannah di bangun oleh masyarakat Desa setempat secara bersama-sama
dengan bergorong royong dan sukarena dalam proses pembangunan
Masjid.
Kegiatan Dakwah umumnya dilakukan di tempat tempat seperti
Masjid.Masjid selain tempat Ibadah bisa juga dijadikan tempat melakukan
kegitan dakwah dalam mengajak, memanggil maupun menyeruh kepada
jalan lurus dan benar untuk kebaikan dunia dan akhirat.
[D]ulu pengajiannyo dari rumah kerumah setelah dibangun masjid
Miftahul Jannah barulah kegitan pengajian ini dilakukan di masjid
Miftahul Jannah yang dinamakan Majlis Taklim Al-Hidayah yang
mana ibu-ibu dan judo ado lansia sebagai jamaah yang dilakukan
setiap minggu hari jum’at siang.37
Dapat peneliti pahami bahwa kegiatan Majlis Taklim Al-Hidayah
dibentuk setalah dibangunnya Masjid di Desa Keranggan yang kegiatan ini
sebelumnya hanya dinamakan pengajian yang diikuti oleh ibu-ibu dan
36
Bujang Ali Masyarakat Desa Keranggan, Wawancara dengan peneliti pada tanggal 21
Maret 2020.
37
Idris Masyarakat Desa Keranggan, Wawancara dengan peneliti pada tanggal 22 Maret
2020
27
lansia yang berasal dari masyarakat Desa Keranggan yang di namakan
Majlis Taklim Al-Hidayah.
2. Letak Geografis
Masjid Miftahul Jannah Desa Keranggan Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi sendiri memiliki batas-batas wilayah sebagai
berikut:
a. Sebelah Utara Berbatasan dengan Jalan Desa
b. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Madrasa Ibtidyah Nurul Hudah
c. Sebelah Barat Berbatasan dengan Kantor Desa
d. Sebelah Timur Berbatasan Dengan Pekerbunan Warga38
Majlis Taklim memusatkan kegiatannya di Masjid Miftahul Jannah
terletak di Desa Keranggan Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi,
bila dilihat dari letaknya Masjid Miftahul Jannah terletak ditengah-tengah
rumah masyarakat sehingga memudahkan masyarakat setempat untuk
datang berjamaah di masjid tersebut.Kendala untuk masyarakat yang
tinggal cukup jauh dari masjid adalah apabila datang musim hujan di
karenakan jalan yang becek dan licin karena belum diaspal sehingga
jamaah agak kesusahan untuk pergi ke masjid. Meski demikian
masyarakat tetap bersemangat untuk tetap mengikuti kegiatan yang
diadakan di masjid.
B. Majlis Taklim
1. Pengartian Majlis Taklim
Majlis taklim adalah tempat lembaga pendidikan non formal yang
bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah
SWT. Proses pembelajaran di dalamnya mengarah kepada pembentukan
akhlak mulia bagi jamaahnya serta mewujudkan rahmat bagi alam
semesta.Majlis taklim merupakan tempat pengajaran atau pendodokan
agama Islam yang paling fleksibel dan tidak terikat oleh waktu.
38
Dokumentasi Majelis Taklim Al-Hidayah 2019
28
Pengajian mingguan dilaksanakan setiap hari jumat pada jam 14.00
sampai dengan masuknya waktu sholat masuk sholat asar, bentuk
pengajian yaitu membaca sholawat, umul qur’an, kitab suci Al-Qur’an,
mendengarkan ceramah dan diskusi, para ustadz yang diundang untuk
memberikan ceramah serta pengajaran ilmu-ilmu keagamaan. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan keimanan serta ketakwaan jamaah Majlis
Taklim Al-Hidayah kepada Allah swt dan memahami tentang agama Islam
di kalangan jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah yang nantinya akan
tercermin Akhlaqul karimah dalam diri jamaah serta mampu mengamalkan
ajaran Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan
masyarakat.39
Majlis taklim sebagai Sarana dakwah yang biasanya melaksanakan
kegiatan seperti pembacaan shalawat Nabi, pembacaan umul Qur’an dan
membaca doa penghidup hati, serta membaca Al-Quran (tajwid), belajar
praktek ibadah (fiqh ibadah), belajar aqidah dan akhlak, belajar Ilmu
tasahuf, belajar ilmu tauhid dan sebagainya.Nilai-nilaipositif tersebut
merupakan beberapa temuan yang telah diperolehpeneliti dari proses
pengamatan, dan telah dipaparkan pada bagianterdahulu. Nilai-nilai
tersebut tentunya sangat bermanfaat bagi jamaah yang mengikuti kegiatan
Majlis Taklim Al-Hidayah karena manfaat tersebut, maka mereka tetap
setia dan antusiasmengikuti kegiatan majelis taklim.Hal ini sejalan dengan
fungsi Majlis Taklim sebagai lembaga pendidikan non formal.
[M]embaca umul qur’an secara bersama-sama kami lakukan agar para
jamaah terbiasa untuk membaca kitab suci al-qur’an dirumah masing-
masing serta mengamalkan apa yang terkandung didalamnya, hal ini
baik dilakukan karena akan mendapat pahala dari Allah swt dan
menyelamatkan hidup kita baik dunia maupun akhirat kelak.40
Dapat peneliti pahami bahwa rutinitas kegiatan pengajian Majlis
Taklim yaitu membaca umul qur’an dan bersholawat agar para jamaah
39
Diana, Wakil Majelis Taklim, wawancara dengan penulis pada tanggal 20 Maret 2020 40
Ustadz Solihin pengajar di Majlis Taklim Al-Hidayah pada tanggal 14 Maret 2020
29
terbiasa dalam kehidupan sehari serta mendapatkan pahala dari Allah
SWT.
2. Fungsi Majlis Taklim
Fungsi pengajian sebagai lembaga dakwah maupun lembaga-
lembaga lainnya adalah menggerakkan masyarakat untuk melakukan
tindakan perubahan dari kondisi yang ada menjadi kondisi yang lebih baik
menurut tuntunan agama Islam. Adapun fungsi pengajian dengan tujuan
utama dakwah memiliki kesimpulan yang sama dengan melakukan
perubahan dalam diri mereka dan menjauhi larangan Allah serta
menjalankan perintahnya. Dengan demikian, maka kondisi mad‟u akan
lebih baik, yaitu mendapatkan kebahagiaan baik ketika di dunia maupun di
akhirat kelak.
3. Tujuan Majlis Taklim
Pengajian adalah salah satu pokok syiar dan pengembangan agama
Islam.Pengajian sering dinamakan dakwah Islamiyah.Dakwah Islamiyah
diusahakan untuk terwujudnya agama semua segi kehidupan. Sebagai
pembina Majlis taklim Al-Hidayah Desa Keranggan Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi, tujuan:
a. Supaya manusia lebih meningkatkan nilai-nilai ma’ruf dan menjauhi
yang munkar.
b. Menghidupkan fitrah hati manusia untuk dapat membedakan mana
yang hak dan batil, ma’ruf dan mungkar.
c. Ajaran Islam akan menjadi sikap sehari-hari dalam kehidupan manusia
yang dilandasi oleh iman serta mengharapkan keridhaan Allah.
d. Meningkatkan amaliyah dan ketakwaan kepada Allah swt.41
41
Wawancara dengan Ustadz Lukman Toher (Pengajar Majlis Taklim) 15 Maret 2020
30
C. Struktur Kepengurusan Pengajian Majlis Taklim Al-Hidayah
Untuk mengatur dan menyusun program dan kegiatan majlis taklim
agar dapat berjalan dengan lancar dan terorganisir, diperlukan suatu organisasi
untuk pembagian tugas secara nerata dan professional yakni pengurus Majlis
Taklim yang sesuai dengan jabatannya masing-masing. Struktur organisasi
akan kelihatan menjadi kelas dan dapat pula menegaskan apabila sudah
digunakan dalam kegiatan organisasi meskipun organisasi tersebut tidak
dibuat struktur organisasinya. Maka belumlah dapat kegiatan begitu jelas
dalam melaksanakan berbagai aspek kegiatan yang sedang dilaksanakan kalau
hanya diberikan bahasan saja, akan tetapi dapat digambarkan bentuk dari
struktur tersebut.
Dengan adanya organisasi Majlis Taklim maka kegiatan-kegiatan
dalam suatu Majlis Taklim dapat terbentuk, sehinggga personil dapat
memangku jabatannya pada setiap program kegiatan penyelenggaraan di
Majlis Taklim dengan lancer dan akan tercapai tata kerja yang baik menurut
tugasnya masing-masing serta penempatan peraturan orang-orang dalam
kelompok yang tepat. Susunan struktur organisasi pada suatu Majlis Taklim
berarti merupakan suatu kegiatan atau ikatan yang mempertemukan antara
program kegiatan-kegiatan dalam Majlis Taklim.
Di samping itu juga mempermudah pencapaian tujuan pendidikan
yang di tetapkan.Adapun susunan atau struktur orgaisasi Majlis Taklim Al-
Hidayah adalah sebagai berikut:
1.Pembina : Tarmizi
2. Penasehat : Idris
Ishak
2. Ketua : Nurmani
3. Wakil Ketua : Diana
4. Sekretaris :Tilawati
5. Bendahara : Yuslina
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majlis Taklim Al-
Hidayah.Pengurus inilah yang mengolah kegiatan yang ada di Majlis Taklim
31
Al-Hidayah sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik.
Adapun bagan organisasinya sebagai berikut:
Tabel 1 : Struktur Kepengurusan Majlis Taklim Al-Hidayah
PEMBINA
Tarmizi AR
PENASEHAT
Idris
Ishak
KETUA
Nur Maini
BENDAHARA SEKRETARIS WAKIL KETUA
Yuslina Tilawati Diana
Sumber : Dokumentasi struktur kepengurusan Majlis Taklim Al-Hiayah
4. Keadaan Pengajar di Majelis Taklim Al-Hidayah
Peranan tenaga pengajar atau guru sebagai tenaga pengajar atau
pendidik sangatlah penting didalam memupuk minat dan menumbuhkan
semangat jamaah dalam memberikan bekal ilmu pengetahuan di bidang
keagamaan melalui program pembelajaran.Keberhasilan dalam setiap
menyampaikan mata pelajaran tentunya didukung oleh semangat guru
dalam menyampaikan materi pembelajaran. Tenaga pengajar yang baik
adalah tenaga pengajar yang memberikan pelajaran kepada jamaah secara
efektif dan efesien senantiasa membuat pelajaran, baik jangka pendek
maupun jangka panjang serta berusaha untuk menanampakan, memupuk,
dan mengembangkan sikap cinta kepada pelajaran, serta memberikan
semangat dalam setiap proses pembelajaran.
32
Tenaga pengajar merupakan unsur dari terlaksananya proses
pendidikan dan pembelajaran dalam suatu lembaga pendidikan. Tenaga
pengajar merupakan alat untuk mentranfer ilmu pengetahuan keagamaan
kepada jamaah atau yang di sebut sebagai pemberi informasi. Tampa
tenaga pengajar suatu lembaga pendidikan tidak akan berjalan
sebagaimana mestinya.
Sebagaimana Majlis Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan
Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi dimana lembaga
pendidikan agama lainnya yang memiliki tenaga-tenaga pengajar
berjumlah 7 orang. Untuk lebih jelas mengenai keadaan tenaga pengajar di
Majlis Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 2.Daftar Nama Pengajar di Majlis Taklim Al-Hidayah
No Nama L/P
1 Ustadz Abdul Azim L
2. Ustadz Albadri L
3. Ustadz Amry L
5 Ustadz Sodikin L
6 Ustadz Pauzi L
7 Ustadz Solihin L
Sumber : Dokumentasi pengajar Majlis Taklim Al-Hidayah
Dilihat dari table 2 di atas, dapat dilihat bahwa tenaga pegajar
pengajian ibu-ibu pada awalnya dipimpin oleh para perintis Majlis Taklim
oleh ustadz dari Desa setempat yaitu : Nahili dan Lukman Toher.
Mengingat usia para perintis sudah tua, Lukman Toher (65 tahun), maka
pada saat ini yang mengajar pengajian ibuk-ibuk antara lain: ustadz
Albadri (tauhid), ustadz Abdul Azim (fiqh), ustadz Amry (tasahuf), ustadz
Sodikin(tajwid),ustadz solihin(tajwid), ustadz Pauzi(akhlak). Untuk
menghilangkan rasa kejenuhan pada para Jamaah, ketika memperingati
hari-hari Besar Islam, Majlis Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan
33
Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi mendatangkan penceramah
dari luar Desa Keranggan.42
5. Keadaan Jamaah di Majlis Taklim Al-Hidayah
Jamaah Majelis Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan berasal dari
masyarakat Desa setempat yang didominasi oleh ibu-ibu serta beberapa
orang yang sudah lamsia, memiliki jumlah jamaah 42 orang dapat dilihat
dari tabel berikut.
Tabel 3.DataJamaah Majlis Taklim Al-Hidayah
NO Nama Jenis Kelamin
1 Som Ibu Rumah Tangga
2 Tamyu Tani
3 Nur mizi Tani
4 Mai zul Tani
5 Rahayu Tani
6 Murbia Ibu Rumah Tangga
7 Baya Ibu Rumah Tangga
8 Saiya Tani
9 Sawa Ibu Rumah Tangga
10 Rasima Ibu Rumah Tangga
11 Rosmita Ibu Rumah Tangga
12 Nur toher Ibu Rumah Tangga
13 Rusla Tani
14 Nurini Ibu Rumah Tangga
15 Fatmawati Ibu Rumah Tangga
16 Jum Tani
17 Yani Ibu Rumah Tangga
18 Mardiana Wiraswasta
19 Lija Ibu Rumah Tangga
42
Dokumentasi Majlis Taklim Al-Hidayah 2019
34
20 Junai Ibu Rumah Tangga
21 Tilawati Ibu Rumah Tangga
22 Hayaris Ibu Rumah Tangga
23 Sening Ibu Rumah Tangga
24 Bahara Ibu Rumah Tangga
25 Samsia Ibu Rumah Tangga
26 Masita Ibu Rumah Tangga
27 Diana Ibu Rumah Tangga
28 Anita Ibu Rumah Tangga
29 Yusmalina Tani
30 Suhai ba Tani
31 Nurini Ibu Rumah Tangga
32 Sana Ibu Rumah Tangga
33 Rijia Ibu Rumah Tangga
34 Cik Mar Ibu Rumah Tangga
35 Lija M Ibu Rumah Tangga
36 Nurma Ibu Rumah Tangga
37 Amna Ibu Rumah Tangga
38 Palma Ibu Rumah Tangga
39 Salma Ibu Rumah Tangga
40 Gaya Tani
41 Nawida Ibu Rumah Tangga
42 Yana Ibu Rumah Tangga
Sumber : Dokumentasi Jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah jamaah
Majlis Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 42 orang. Berdasarkan observasi
penulis dimana jamaah di Majlis Taklim merupakan jamaah berasal dari
Desa keranggan. Para jamaahnya bukan hanya para ibu-ibu melainkanjuga
35
lansia yang mengikuti pengajian tersebut walaupun jumlahnya tidak begitu
banyak yang mengikuti kegiatan Majlis Taklim Al-Hidayah.
Gambar 4: Denah Bangunan Masjid Miftahul Jannah Desa
Keranggan.
Gerbang
Tempat
Wudu WC
Laki-laki LK
MASJID
Tempat WC
Wudu PR
Perempuan
Gudang
Sumber: Dokumentasi Masjid Miftahul Jannah
5. Materi Pengajian Majlis Taklim
Tabel 5.Materi Pengajian di Majlis Taklim Al-Hidayah
No Nama Materi Pelajaran Hari/Jam
1 Fiqih Jumat, 14.00 WIB sampaiselesai
2 Tasahuf Jumat, 14.00 WIB sampai selesai
3 Tajwid Jumat, 14.00 WIB sampai selesai
36
4 Tauhid Jumat, 14.00 WIB sampaiselesai
5 Akhlak Jumat, 14.00 WIB sampai selesai
Sumber: Dokumentasi materi pengajian di Majlis Taklim Al-Hidayah
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa materi pelajaran
yaitu fiqih, tasahuf, tajwid, tauhid, akhlak dan hapalan do’a serta membaca
Al-Qur’an,maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian.yang
dilaksanakan setiap minggunya pada hari jumat.43
[S]etiap ustadz memiliki materi berbedah-bedah yang diajarkan
kepada kami ketika di pengajian Majlis Taklim Al-Hidayah yang
intinya ilmu keagamaan seperti misalnya minggu ini ustad Al Badri
menyampaikan ilmu tauhid lalu minggu depannya ustadz Amry seperti
itu bergantian yang mengajar di pengajian Majlis Taklim ini.44
Dapat peneliti pahami bahwamateri yangdisampaikan para ustadz
ketika berdakwah di pengajian Majlis Taklim Al-Hidayah Berbedah-
bedah yang dilaksanakan pengajian setiap hari Jumat siang setiap
minggunya.
D. Sarana dan Prasarana Majlis Taklim Al-Hidayah
Sarana dan prasarana turut menunjang keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran di majelis taklim. sarana dan prasarana yang tersedia terbagi
dalam 4 jenis, yaitu sarana yang berupa gedung (ruang belajar), alat peraga
dan buku-buku penunjang pembelajaran lainnya yang sewaktu-waktu dapat
dipinjam oleh sanri. Berikut ini sarana dan prasarana yang tersedia di Majlis
Taklim Al-Hidayah :
43
Wakil KetuaMajlis Taklim Al-Hidayah Maryana di Desa Keranggan pada tanggal 1
April 2020. 44
Fatmawati jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah di Desa Keranggan pada tanggal 2 April
2020
37
Tabel 6.Sarana dan prasarana pengajian Majlis Taklim Al-Hidayah
No Sarana dan PraSarana Jumlah
1 Al-Qur’an 46
2 Papan Tulis 1
3 Spidol 1
4 Microfon 1
5 Spiker 1
Sumber: Dokumentasi sarana dan prasarana pengajian Majlis Taklim Al-Hidayah
Berdasarkan tabel tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa sarana dan
prasarana pembelajaran di Majelis Al-Hidayah.Hal ini perlu dimaklumi, karena
keberadaan Majelis Taklim Al-Hidayah merupakan lembaga mandiri yang
pendanaannya hanya berasal dari para anggota/jamaah yang mengikuti kegiatan
pembelajaran.Itupun sifatnya sukarela.Berkaitan dengan kelengkapan
pembelajaran, seperti Al-Qur’an, maka para jamaah membawa sendiri Al-Qur’an
dari rumah sehingga masing-masing jamaah dapat bebas membawa maupun
meninggalkannya di tempat pengajian.
38
BAB III
PROBLEMATIKA DAKWAH DALAM PEMBINAAN AKHLAK
JAMAAH DI MAJLIS TAKLIM AL-HIDAYAH DESA
KERANGGAN
A. Problematika Dakwah
Di era teknologi dan modren ini seharusnya manusia menjadi lebih
baik baik lagi dalam segi kehidupan tanpaharus meninggalkan nilai-nilai Islam
di dalam kehidupan dan melakukan hal yang bertentangan dengan agama.
dalam kehidupan bermayarakat nyatanyabanyak terjadi dimana-mana
penyimpangan norma agama dan nilai Islam hal ini tentu menjadi polemic
karena berbagai pengaruh buruk jika dibiarkan di dalam kehidupan mayarakat
hal ini tentu harus mendapat perhatian dari tokoh agama yang diatasi dengan
cara berdakwah.
Dalam berdakwah untuk mengajak manusia kepada kebaikan dunia
dan akhirat tentu dijelaskan bagaimana bentuk perbuatan prilaku maupun
perkataan yang sesuai dengan ajaran agama Islam. perbuatan yang dilakukan
sering kali dikaitkan dengan akhlak.Akhlak adalah perilaku memunculakan
tindakan-tindakan yang reflektif tanpa dipikir.Apabila prilaku itu
mengahasilkan kebaikan yang terpuji (al-akhlaq al-mahmudah).Dan apabila
prilaku itu menghasilkan keburukan maka disebut akhlak buruk (al-akhlaq al-
madzmumah).Akhlak mulia harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
sedang akhlak tercelah harus dijauhi.Akhlak dalam Islam dibagi menjadi dua
bagian, yaitu akhlak terhadap khaliq (Allah Swt.) dan akhlak terhadap
makhluq (ciptaan Allah).
Dalam kehidupan bermasyarakat banyak terjadi problematika tentu
dapat kita ketahuibagaimana bentuk perbuatan prilaku maupun perkataan
yang sesuai dengan ajaran agama Islam. perbuatan yang dilakukan sering kali
dikaitkan dengan akhlak. Akhlak dapat dibagi menjadi dua yaitu akhlak
terpuji(akhlakul mahmudah) dan akhlak tercelah (akhlakul mazmumah).
39
Majlis Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi mempunyai masalah dalam hal akhlak terhadap
jamaahnya yang masih memiliki akhlak yang kurang baik, seperti masih
terdapat jamaah yang masih merumpi, berprasangka buruk (suudzon), masih
melakukan hal yang tidak baik seperti membicarakan kejelekan orang lain.
[W]ak jugo meraso heran masihorang yang ikut pengajian masih masihlah
ngato orang, ado jugo yang riya dio depan wakado jugo yang
membicarakan keburukan orang lain padahal ikut pengajian Majlis aklim,
seharusnyo dak boleh macam tu nyangkoe, walaupun tidak semua tetapi
masih ado. 45
Dari penjelasan tersebut dapat peneliti pahami bahwa ada beberapa
jamaah yang mengikuti pengajian Majlis Taklim memiliki akhlak yang kurang
baik seperi merumpi, su’udzon, jika kita sebagai orang pengajian itu
hendaknya berprilaku baik dan menghindari dari prilaku yang tidak baik yang
menimbulkan dosa bagi memulai dan mendengarkannya seperti merumpi,
riya dan menyebutkan keburukan orang lain.
Dalam lingkungan pergaulan hidupbermasyarakat terkadang prilaku
yang menyimpang dari norma agama dan ajaran Islam masih terjadi tampa
melihat status seseorang.
[A]do jamaah yang ikut pengajian tapiprilaku tidak berobah masih ngatoi
orang ntah apo-apolah salah orang, tingkah lakunyo samo seperti orang
yang dak ikut pengajian. yang tidak baek dio tau yang baek dio tau tapi
masih jugo mengatoi orang di lakuinyo seharusnyo tingkah lakunyo
berobah menjadi lebih baek kan ikut pengajian.46
Dari penjelasan tersebut dapat peneliti pahami bahwa masyarakat yang
tidak mengikuti kegiatan Majlis Taklim menilai prilaku jamaah yang masih
merumpi ini termasuk akhlak yang kurang baik.jika terus dibiarkan maka
jamaah tersebut akan selalu seperti itu dalam lingkungan bermasyarakat.
Adapun yang dilakukan para ustadz dalam membina akhlakul karimah
di Majlis Taklim Al-Hidayah terhadap akhlak jamaah dalam pergaulan hidup
45
Jiriah jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah wawancara dengan peneliti pada tanggal 12
Maret 2020. 46
Mastura warga Desa Keranggan wawancara dengan penulisi pada tanggal 12 Maret
2020
40
bermasyarakat tentunya tidak semua yang yang tidak baik pasti terdapat yang
baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan bermasyarakat.
[D]ari segi prilaku jamaah yang sebelum dan sesudah mengikuti pengajian
di Majlis Taklim banyak jugo yang sudah mulai berobah akhlaknyo
walaupun tidak semuonyo dari yang dulunya kurang baik mulai kelihatan
baik dari sebelumnyo yang kami tengok tapi ado jugo yang masih
merumpi .47
Dari penjelasan tersebut dapat peneliti pahami bahwa menurut salah
seorang jamaah menilai bahwah sebelum dan sesudah jamaah mengikuti
pengajian jamaah memiliki akhlak yang baik meskipun belum semuanya
tetapi dapat dipahami tidak semua jamaah yang memiliki akhlak yang kurang
baik seperiti merumpi banyak juga yang sudah mulai berubah sikap dan
prilaku dalam kehidupan bermasyarakat di Desa Keranggan.
Dakwah dalam hal ini baik dilakukan dalam membina akhlak jamaah
dari yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi akhlakul
karimah karena dakwah adalah kegiatan mengajak, menyeruh dan
menghimbau seseorang atau sekelompok orang kepada kebaikan.Pembinaan
akhlak harus selalu dilakukan agar semua jamaah di pengajian Majlis Taklim
ini beraklakhul karimahdan mencerminkan sikap dan prilaku yang baik pada
kehidupan bersosial dan bermasyarakat.
[D]akwah dari kami para ustadz di pengajian Majlis Taklim Al-Hidayah
dakwah yang dilakukan lewat pengajaran (pendidikan) mengenai ilmu-
ilmu keagamaan seperti tauhid, tajwid, tasahuf, fiqih dan disitulah nanti
ado pembinaan akhlak jamaah, namun kami tetap berusaha lebih baik lagi
kedepan agar tujuan kami bisa tercapai.48
Dapat peneliti pahami bahwa ustadz yang melakukan pengajaran di
Majlis Taklim Al-Hidayah melakukan dakwah selain memberikan pengajaran
juga memberikan pembinaan lewat aktivitas pengajian agar bisa merubah
akhlak jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah agar menjadi lebih baik
kedepannya.
47
Nurini jamaah Majlis Taklim wawancara dengan penulis di Desa Keranggan pada
tanggal 16 Maret 2022. 48
Ustadz Solihin, di Desa Keranggan, Wawancara dengan peneliti tanggal 15 Maret 2020.
41
B. Urgensi Dakwah
Dakwah adalah kegiatan keagamaan dalam mensyiarkan nilai-nilai
Islam kepada masyarakat yang beragama Islam maupun non Islam.Kegiatan
dakwah juga dilakukan tidak hanya dikota-kota tapi juga melainkan di Desa
juga melakukan kegiatan dakwah dalam mengajak kepada jalan kebenaran.
Dakwah dalam mengajak manusia kepada jalan Allah baik secara
lisan, tulisan maupun dengan perbuatan sebagai upaya muslim mewujudkan
nilai-nilai ajaran Islam dalam realitas kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat
dan dalam semua segi kehidupan secara menyeluruh. Dakwah dapat dilakukan
dimana saja termasuk di Majlis Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan
Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.
Dalam berdakwah da‟i menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada
masyarakat khususnya jamaah pengajian Majlis Taklim Al-Hidayah dan
membimbing jamaah agar menjadi lebih baik lagi dengan mengajak untuk
mendekatkan diri kepada Allah dan menjauhkan diri dari semua laranggannya.
[K]ami sebagai da‟i hanya mengingatkan, menghimbau, mengajak serta
memberikan pemahaman kajian megenai ilmu keagamaan kepada
masyarakat khususnya jamaah yang mengikuti pengajian Majlis Taklim
ini dalam berdakwah kami berusaha agar jamaah meningkatkan keimanan
dan ketakwaan dan bisa menjadi pribadi soleh dan sehingga selalu
berupaya meningkatkan amaliyah dalam beribadah dengan benar kepada
Allah STW agar selamat di dunia maupun di akhirat kelak. 49
Dari penjelasan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa dalam
berdakwah da‟i berharap jamaah menjadi pribadi yang lebih baik dari
sebelumnya baik dari segi ibadah, sikap maupun perbuatan masyarakat di
Desa Keranggan Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.
Dakwah yang dilakukan da‟i dalam menyampaikan pesan-pesan
dakwah kepada mad‟u memberikan feedback (umpan balik) diterima atau
49
Ustadz Solihin Pengajar di Majlis Taklim Al-Hidayah pada tanggal 20 Maret 2020.
42
tidak oleh mad‟u dapat dilihat dari kehidupan bersosial dalam kehidupan
bermasyarakat baik dari berbagai segi maupu segi berpakaian.
[S]ebelum dio ikut Majlis Taklim belum ado jilbab dan setelah dio
mengikuti pengajian di Majlis Taklim baru ado jilbab upamonyo ado yang
sudah ikut pengajian dak peke jilbab berarti dio belum masuk atau belum
dapat hidayah tapi kebanyakan sudah menutup auratnyo dengan
menggunakan jilbab. 50
Dari penjelasan tersebut dapat peneliti pahami bahwa jamaah
mengalami perubahan dalam berpakaian untuk menutup aurat sebelum ikut
Majlis Taklim belum menggunakan hijab dan setelah mengikuti kegiatan
keagamaan seperti Majlis Taklim sudah menggunakan hijab jikapun jamaah
tersebut sesudah ikut pengajian tidak berubah.
Dengan ilmu maka untuk beramal kepada Allah SWT dalam
menjalani kehidupan beragama Islam pentingnya ilmu untuk sebagai
pengetahuan dalam menjalani kehidupan.
[K]ito juga sebagai umat islam diwajibkan belajar, apalagi itu ilmu agama
Islam agar kito paham mana yang elok mano yang dak elok dari belajar ini
kito tau mana yang harus dikerjakan dan mana yang harus di tinggalkan,
belajar itu penting untuk menambah ilmu keagamaan kito sehingga kito
bisa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.51
Dari penjelasan tersebut dapat peneliti pahami bahwa pentingnya ilmu
pengetahuan dan wawasan dalam hidup beragama didalam masyarakat dengan
mempelajari ilmu keagamaan yang tidak dibatasi melihat oleh usia. Dalam
mempelajari ilmu agama di pengajian Majlis Taklim Al-Hidayah ustadz selalu
memberikan materi yang berbedah- bedah kepada jamaah lewat
pengajarannya.
[K]ami sebagai ustadz yang mengajar di Majlis Taklim Al-Hidayah
memberikan pengajaran dengan materi yang berbedah-beda sesuai dengan
agenda yang akan disampaikan dan juga agar tidak sama dalam
50
Ustadz Amry (Pengajar di Majlis Taklim Al-Hidayah) di Desa Keranggan pada tanggal
25 Maret 2020 51
Mardiana wakil Majlis Taklim Al-Hidayah di Desa Keranggan pada tanggal 25 Maret
2020
43
pembahasan materi antara ustadz satu dengan yang lainnya agar jamaah
bisa mengerti dan memahami terhadap apa yang materi kami berikan.52
Dari penjelasan tersebut dapat peneliti pahami bahwa materi yang di
sampaikan setiap ustadz di Majlis Taklim Al-Hidayah berbedah-bedah sesuai
apa yang yang diagendakan sehingga tidak terjadi pengulangan-pengulangan
materi dalam pembahasan yang sama dengan ustadz yang berbedah.
Dalam kehidupan beragama sebagai umat muslim tidak luput dari
kewajiban yang harus dikerjakan, yang mana ibadah sholat merupakan
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim kapanpun dan
dimanapun.“[K]alo dulu pas lagi adzan kalo ado gawe begawe be dulu, kalo
kini tu dak gi tinggalkan be gawe tu, sholat dulu baru begawe”.53
Dari penjelasan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa sebelum dan
sesudah mengikuti pengajian di Majlis Taklim Al-Hidayah jamaah yang
sebelumnya jarang sholat tepat waktu ketika adzan berkumandang ingin
melaksanakan sholat tepat waktu dan rajin dalam melaksanakan ibadah
sholat.
Berdakwah dalam upaya untuk meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Allah. Dalam mengajak kepada kebaikan ustadz sebagai
penyampai dakwah memiliki tujuan yang hendak dicapai dalam berdakwah
kepada jamaah pengajian Majlis Taklim Al-Hidayah.
[D]akwah yang kami lakukan di pengajian Majlis Taklim Al-Hidayah ini
bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah
SWT dan kami mengharapkan kepada masyarakat khususnya jamaah
pengajian agar bisa menjadi orang yang berakhlakul karimah, dan selalu
melakukan perintah Allah dan menjauhi semua larangannya. 54
Dari penjelasan tersebut dapat peneliti pahami bahwa kegiatan dakwah
di Majlis Taklim Al-Hidayah memiliki tujuan yaitu untuk meningkatkan
52
Ustadz Solihin pengajar di Majlis Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan pada tanggal 8
April 2020 53
Nur Janah jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah di Desa Keranggan pada tanggal 10 April
2020 54
Ustadz Amry ustadz diMajlis Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan pada tanggal 15
April 2020.
44
keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Selain itu ustadz sebagai da‟i
mengharapkan semua jamaah agar berakhkul karimah dalam bermasyarakat.
Dakwah yang dilakukan para ustadz ataupun da‟i di Majlis Taklim
Al-Hidayah memiliki dampak positif terhadap jamaah yang rutin mengikuti
pengajian di Majlis Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan.
[A]lhamdulillah Dengan mengikuti pengajian di Majlis Taklim Al-
Hidayah wak meraso berpengaruh kepada ibadah uwak karena wak
meraso lebih rajin dalam meningkatkan amalan, wak sebelumnyo biaso
bae sekarang sudah ikut pengajian wak jadi emakin rajin dalam beribadah
seperti sholat sunah, menghapal surah-surah pendek dan membaca Al-
Quran selalulah dan jugo membuat wak paham tentang berbagai ilmu
kegamaan seperti fiqih, tauhid, tajwid membaco yang benar dan tasahuf.55
Dapat peneliti pahami bahwa dengan adanya kegiatan Majlis Taklim
Al-Hidayah dapat meningkatkan ibadah dan amaliyah jamaah pengajian
sehingga jamaah lebih rajin dalam beribadah kepada Allah dalam kehidupan
masyarakat yang beragama Islam.Dalam kehidupan beragama sebagai umat
muslim tidak luput dari kewajiban yang harus dikerjakan, yang mana ibadah
sholat merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim
kapanpun dan dimanapun.“[K]alo dulu pas lagi adzan kalo ado gawe begawe
be dulu, kalo kini tu dak gi tinggalkan be gawe tu, sholat dulu baru begawe”.56
Dari penjelasan tersebut dapat peneliti pahami bahwa sebelum dan
sesudah mengikuti pengajian di Majlis Taklim Al-Hidayah jamaah yang
sebelumnya jarang sholat tepat waktu ketika adzan berkumandang ingin
melaksanakan sholat tepat waktu dan rajin dalam melaksanakan ibadah
sholat.
Berdakwah dalam upaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan
kepada Allah. Dalam mengajak kepada kebaikan ustadz sebagai penyampai
dakwah memiliki tujuan yang hendak dicapai dalam berdakwah kepada
jamaah pengajian Majlis Taklim Al-Hidayah.
[D]akwah yang kami lakukan di pengajian Majlis Taklim Al-Hidayah ini
bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah
55
Rijiah jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan pada tanggal 20 April 2020 56
Nur Janah jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah di Desa Keranggan pada tanggal 10 April
2020
45
SWT dan kami mengharapkan kepada masyarakat khususnya jamaah
pengajian agar bisa menjadi orang yang berakhlakul karimah, dan selalu
melakukan perintah Allah dan menjauhi semua larangannya. 57
Dari penjelasan tersebut dapat peneliti pahami bahwa kegiatan dakwah
di Majlis Taklim Al-Hidayah memiliki tujuan yaitu untuk meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Selain itu ustadz sebagai da‟i
mengharapkan semua jamaah agar berakhkul karimah dalam bermasyarakat.
Dakwah yang dilakukan para ustadz ataupun da‟i di Majlis Taklim
Al-Hidayah memiliki dampak positif terhadap jamaah yang rutin mengikuti
pengajian di Majlis Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan.
[A]lhamdulillah Dengan mengikuti pengajian di Majlis Taklim Al-
Hidayah wak meraso berpengaruh kepada ibadah uwak karena wak
meraso lebih rajin dalam meningkatkan amalan, wak sebelumnyo biaso
bae sekarang sudah ikut pengajian wak jadi emakin rajin dalam beribadah
seperti sholat sunah, menghapal surah-surah pendek dan membaca Al-
Quran selalulah dan jugo membuat wak paham tentang berbagai ilmu
kegamaan seperti fiqih, tauhid, tajwid membaco yang benar dan tasahuf.58
Dari penjelasan tersebut dapat peneliti pahami bahwa dengan adanya
kegiatan pengajian di Majlis Taklim Al-Hidayah dapat meningkatkan ibadah
dan amaliyah jamaah pengajian sehingga jamaah lebih rajin dalam beribadah
kepada Allah dalam kehidupan masyarakat yang beragama Islam.
Keinginan masyarakat membentuk Majlis Taklim Al-Hidayah karena
keinginan untuk menuntut ilmu keagamaan.Menuntut ilmu adalah suatu usaha
yang dilakukan oleh seseorang untuk merubah tingkah laku dan prilaku kearah
yang lebih baik, karena pada dasarnya ilmu menunjukkan jalan menuju
kebenaran dan meninggalkan kebodohan.Seseorang harus memulai dengan
ilmu sebelum beramal.Maksud dari beramal adalah melakukan kegiatan atau
melakukan suatu pekerjaan.Dalam melakukan pekerjaan manusia dituntut
mengetahui ilmunya dari pekerjaan tersebut. Karena dengan mengetahui
ilmunya pekerjaan akan lebih terarah dan tidak beranakan. Sebagian diantara
kita mungkin menganggap menuntut ilmu agama sekedar sunah, Setiap
57
Ustadz Amry ustadz diMajlis Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan pada tanggal 15
April 2020. 58
Rijiah jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan pada tanggal 20 April 2020
46
muslim wajib menuntut ilmu agama. adanya keinginan untuk menuntut ilmu
agama, para jamaah megikuti kegiatan Majlis Taklim.
[M]enurut ngah menuntut ilmu adalah kewajiban bagi umat Islam yang
tidak terhalang oleh faktor usia untuk tetap belajar menuntut ilmu dan
memperdalam ilmu keagamaan untuk kehidupan kito dalam meningkatkan
amaliyah dalam meningkatkan keimanan serta ketakwaan kepada Allah
SWT.59
Dari penjelasan tersebut dapat peneliti pahami bahwa dengan
menuntut ilmu wajib bagi umat muslim tampa memangdang faktor usia
seperti menuntut ilmu keagamaan karena ilmu yang kita dapatkan akan kita
terpapkan dalam kehidupan.Sebagai umat islam Ibadah merupakan hal yang
harus kita lakukan karena Ibadah adalah suatu bentuk ketaatan kepada sang
pencipta yang dilaksanakan sesuai perintah Allah SWT, merendahkan diri
kepada Allah SWT dengan kecintaannya yang sangat tinggi dan mencakup
atas segala apa yang Allah ridhai baik yang berupa ucapan atau perkataan
maupun perbuatan yang lahir ataupun bathin.
[D]engan mengikuti kegiatan pengajian Majlis Taklim, saya merasa
ketimbang pergi keluyuran tidak jelas dan hal-hal yang tidak penting ia
lebih senang duduk dan belajar di Majlis Taklim dengan begitu ia dapat
mendengar ustadz ceramah serta pengajaran dengan materi yang
menyangkut ilmu keagamaan Islam dan merasa ingin selalu beribadah
kepada Allah SWT.”60
Dari penjelasan tersebut dapat peneliti pahami bahwa dengan duduk di
pengajian Majlis Taklim dimana para jamaah melakukan kegiatan keagamaan
seperti pengajian untuk belajar serta memperdalam ilmu agama dengan
mendenga rceramah yang di sampaikan oleh para ustadz yang melakukan
pengajaran dalam menyampaikan dakwah Islamiyah kepada jamaah majelis
taklim dalam ragka meningkatkan keimanan serta ketakwaan kepada Allah
swt dapat membuat jamaah terhimbau dalam beribadah.
59
Diana sebagi wakil ketua Majlis Taklim Al-Hidayah, wawancara dengan peneliti pada
tanggal6 April 2020
60
Nur Janah Jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah, wawancara dengan peneliti pada tanggal
8 April 2020
47
Dakwa tentunya memiliki tahapan-tahapan dalam berdakwah untuk
membina jamaah agar menjadi lebih baik, maka seorang ustadz dibutuhkan
persiapan yang baik, karena dengan persiapan yang baik akan mencapai tujuan
dakwah yang diinginkan, sehingga para ustadz bisa membina akhlak jamaah
yang kurang baik menjadi lebih baik seperti dalam berbicara, beribadah dan
lain sebagainya. ustadz di Majlis Taklim Al-Hidayah memilki tahapan dalam
proses berdakwah, yaitu:
1. Persiapan Dakwah
Tahapan awal yang harus dilakukan seorang ustadz pada proses
berdakwah yakni tahapan persiapan. Tahapan persiapan dalam semua
kegiatan dakwah sampai dengan pelaksanaan dakwah. Seorang ustadz
harus mempersiapkan dirinya sebelum melakukan dakwah untuk membina
akhlak jamaah agar menjadi lebih baik, persiapan yang dimaksud adalah
seperti ustadz sudah benar-benar mempersiapkan materi dakwah, memiliki
ilmu agama dan bisa menjadi contoh yang baik untuk jamaah Majlis
Taklim Al-Hidayah agar nanti jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah bisa
percaya akan pesan dakwah yang disampaikan.
Tahapan persiapan sangat penting dalam proses melakukan
dakwah, karena tahapan adalah kunci untuk keberhasilan dakwah dan
nantinya ustadz akan mengahadapi situasi yang tidak dapat diperkirakan,
misalnya jamaah bertanya ustadz haruslah siap menjawab pertanyaan dari
jamaah tersebut. Tahapan ini adalah tahapan yang sangat penting yang
harus dilakukan oleh ustadz yang melakukan pengajaran di Majlis Taklim
Al-Hidayah ini, karena tahapan ini adalah kunci dari keberhasilan dakwah
nantinya.
a. Mengetahui kebiasaan Jamaah
Dalam berdakwah seorang ustadz hendaknya mengetahui sifat
dan kharakteristik jamaah pengajian di Majlis Taklim Al-Hidayah
dengan kata lain ia harus mengetahui lawan bicara yang ingin diajak
bicara dan yang ingin disampaikan. Dengan kata lain ia harus
mengetahui kharakteristik jamaah agar dakwah yang disampaikan
48
ustadz dapat dipahami oleh jamaah dan juga harus mempersiapkan
segala sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan rohani jamaah tersebut.
seperti mungkin dia sering merumpi maka ustadz harus
mempersiapkan bagaimana materi dakwah yang membuat jamaah
tersebut untuk tidak merumpi lagi karena merumpi termasuk perbutan
yang tidak sesuai dengan norma agamaSelanjutnya seorang ustadz
haruslah berlapang dada dalam menerima tanggapan dari jamaahnya
tersebut.
Seorang ustadz hendaknya mengetahui kondisi dan situasi
terbaik untuk menyampaikan dakwahnya kepada jamaah Majlis
Taklim Al-Hidayah, agar jamaah mengerti dan simpati akan apa yang
disampaikan, dan ustadz harus menyampaikan dakwah dengan mulia
dan bersih, karena jika seorang ustadz sudah melakukan dakwah
dengan ikhlas dan cara yang baik yang dapat menyentuh hati
jamaahnya tidak diragukan lagi maka dakwahnya akan diterima
dengan baik jamaah tersebut.
b. Memperdalami Ilmu Agama
Setelah mengenali lawan bicara, seorang ustadz yang akan
membimbing jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah harus mempunyai
pengetahuan dibidang ilmu keagamaan, wawasan yang luas dan
mempunyai pengalaman yang cukup dalam membimbing jamaah
Majlis Taklim Al-Hidayah untuk lebih baik lagi. Seorang ustadz
hendaknya selalu memperdalam ilmu agama mereka dan
mempersiapkan diri dengan berbagai macam persiapan untuk
menerangkan tujuan dakwah yang hendak disampaikan kepada jamaah
Majlis Taklim. Penjelasan oleh wakil ketua Majlis Taklim Al-
Hidayah.
c. Melakukan Kegiatan Dakwah
Setelah melakukan tahapan-tahapan tersebut barulah seorang
ustadz yang melakukan kegiatan dakwah di pengajian Majlis Taklim
Al-Hidayah untuk membina akhlak jamaah yang kurang baik agar
49
menjadi baik dan juga membina akhlak jamaah yang sudah baik
memiliki Akhlaqul karimah (Akhlak terpuji). Jika seorang ustadz
sudah mempunyai persiapan, mengenali lawan bicara dan terus
memperdalami ilmu agama mereka,barulah melakukan kegiatan
dakwah untuk membina akhlak jamaah yang kurang baik agar menjadi
baik. Ada cara atau langkah-langkah yang baik yang dilakukan oleh
ustadz di pengajian Majlis TaklimAl-Hidayah, sebagai berikut:
d. Berdakwah dengan perkataan benar dan lembut
Ustadz yang melakukan pengajaran di Pengajian Majlis Taklim
Al-Hidayah, mereka selalu berdakwah dengan perkataan yang benar
dan lembut, lembutnya disini tidak bersifat memaksa akan tetapi
tujuannya agar jamaah bisa menghargai ustadz.
e. Berdakwah dengan memberi nasehat atau pelajaran
Ustadz yang melakukan pengajaran di pengajian Majlis Taklim
Al-Hidayah melakukan dakwah dengan cara memberin nasehat dan
juga pelajaran sehingga jamaah dapat mendalami ilmu
keagamaansekaligus membimbing jamaah dalam pergaulan hidup
bermasyarakat untuk memiliki akhlaqul karimah (akhlak terpuji).
f. Menjadi contoh yang baik
Seorang ustadz dalam berdakwah dengan tujuan untuk
mengajak masyarakat Desa Keranggan untuk menjadi lebih baik lagi
khususnya jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah harus bisa memberikan
contoh prilaku yang baik.
g. Bertanggungjawab dengan yang disampaikan
Apapun nasihat yang kita ucapkan harus benar-benar dapat
dipertanggung jawabkan terutama kepada Allah SWT.Begitu hal nya
ustadz yang memberika nasehat kepada jamaah sekaligus pengajaran
ilmu keagamaan di Majelis Taklim Al-Hidayah haruslah memiliki rasa
tanggug jawab atas segala yang disampaikan kepada jamaah, jika dapat
dipertanggung jawabkan maka apapun yang disampaikan dapat
diterima oleh jamaah.
50
BAB VI
MATERI, PENDEKATAN, KENDALA DAN SOLUSI PEMBINAAN
AKHLAK DI MAJLIS TAKLIM AL-HIDAYAH
A. Materi Dakwah
Sebagai sebuah lembaga pendidikan non formal, Majlis Taklim
memiliki meteri-materi yang disampaikan dan diajarkan kepada para
jamaahnya.Materi ynag umumnya ada dan dipelajari dalam Majlis Taklim
maencakup pembacaan, al-Qur’an serta tajwidnya, tafsir besert ulumul al-
Qur’an, hadist dan fiqih serta ushul fiqih, tasahuf, tauhid dan akhlak.Dalam
kegiatan dakwah di Majlis Taklim Al-Hidayah, materi yang dipelajari atau
yang disuguhkanturut mempengaruhi antusias tidaknya jamaah untuk ikut
serta aktif. Jikamateri yang disampaikan ustadz menyentuh hati jamaah untuk
mengikuti seruan dakwah yag lakukan oleh ustadz dapat memenuhi atau
sesuai dengan kebutuhan mereka, maka jamaah tersebut akan memahami serta
melaksanakan dan merasa betahuntuk secara terus menerus mengikuti
kegiatan pengajian di Majelis Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.
[K]alo materi sayo yaitu tauhid dengan merujuk pada Marifatullah yaitu
mengenal Allah dengan mengajurkan ibu-ibu Majlis Taklim untuk
mengetahui sifat-sifat Allah dan mendekatkan diri kepada Allah dengan
mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi semuo
larannganyo yang dalam upaya meningkatkan ketakwaan dan keimanan
kepada Allah SWT.61
Jadi, dapat peneliti simpulkan bahwa kegiatan dakwah yang dilakukan
Kegiatan dakwah di Majlis Taklim Al-Hidayah memiliki ustadz ustadz
dengan materi seperti tauhid dengan pendekatan marifatullah yaitu ilmu yang
digunakan untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.
Dalam kegiatan dakwah di Majlis Taklim Al-Hidayah, materi yang
dipelajari atau yang disuguhkanturut mempengaruhi antusias tidaknya jamaah
61
Ustadz Amry sebagaitenaga Pengajar Pengajian Majlis Taklim Al-Hidayah,
wawancara dengan peneliti pada tanggal28 Maret 2020
51
untuk ikut serta aktif. Jikamateri yang disampaikan ustadz menyentuh hati
jamaah untuk mengikuti seruan dakwah yag lakukan oleh ustadz dapat
memenuhi atau sesuai dengan kebutuhan mereka, maka jamaah tersebut akan
memahami serta melaksanakan dan merasa betahuntuk secara terus menerus
mengikuti kegiatan pengajian di Majelis Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan
Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.
[K]alo materi sayo yaitu tauhid dengan merujuk pada Marifatullah yaitu
mengenal Allah dengan mengajurkan ibu-ibu Majlis Taklim untuk
mengetahui sifat-sifat Allah dan mendekatkan diri kepada Allah dengan
mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi semuo
larannganyo yang dalam upaya meningkatkan ketakwaan dan keimanan
kepada Allah SWT.62
Dari penjelasan tersebut dapat peneliti pahami bahwa kegiatan dakwah
yang dilakukan kegiatan dakwah di Majlis Taklim Al-Hidayah memiliki
ustadz ustadz dengan materi seperti tauhid dengan pendekatan marifatullah
yaitu ilmu yang digunakan untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.
Dalam mencapai tujuan dakwah di Majlis Taklim Al-Hidayahakan
berjalan dan berhasil bila ada keterkaitan antara komunikator dan komunikan
terhadap pesan yang disampaikan. Dalam hal ini pembinaan akhlak jamaah
sangatlah diperlukan supaya jamaah berakhlakul karimah dalam upaya
meningkatkan keimanan dan ketakwaan.Dalam mencapai tujuan dakwah yang
telah ditetapkan diperlukan adanya unsure-unsur sebagai berikut.Dalam
dakwahnya ustadz di Majlis Taklim Al-Hidayahmemberikan materi mengenai
ilmu keagamaan.Ilmu keagamaan yang di sampaikan kepada jamaah
mengenai adalah tauhid, tajwid, fiqih, tasawuf, dan akhlak.
[S]etiap ustadz yang mengajar memiliki materi, materi yang disampaikan
pada saat pengajian setiap minggunya berbeda-bedah oleh ustadz yang
berbedah-bedah judulnya padajamaah agar dapat meningkatkan atau
menambah pengetahuan jamaah mengenai ilmu keagamaan. Dan jugo hal-
hal yang berkaitan dengkan akhlak, baik yang berhubungan dengan
hablumminannas dan jugohablumminalla.63
62
Ustadz Amry sebagaitenaga Pengajar Pengajian Majlis Taklim Al-Hidayah,
wawancara dengan peneliti pada tanggal28 Maret 2020
63
Ustadz Solihin di Desa Keranggan Pada Tanggal 8 April 2020
52
Dari penjelasan tersebut dapat peneliti pahami bahwa materi yang
sampaikan ustadz pada saaat pengajian di Majlis Taklim berbedah-bedah
setiap minggunya tujuannya agar menambah pengetahuan jamaah mengenai
ilmu keagamaan.
Dengan diberikan materi yang berbedah-bedah dalam menyampaikan
dakwah para jamaah lebih mengerti dan menambah ilmu keagamaan sehingga
bisa menerapkan apa yang telah disampaikan oleh ustadz, tujuannya tidak lain
untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa agar menjadi jamaah yang
Istiqomah dan berakhlak mulia tujuannya untuk membina jamaah untuk
bahagia dunia dan akhirat kelak.
Dakwah yang disampaikan kepada jamaah tentunya harus dengan
seseorang yang bisa diandalkan serta memiliki ilmu dibidangnya. Dalam
menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada masyarakat setiap orang yang
melakukan dakwah dalam mengajak kepada jalan kebaikan dunia dan akhirat
tentu tidak semua orang yang bisa melakukan dakwah Islamiyah, namun
seseorang yang menyampaikan dakwah dalam masyarakat bisa disebut ustadz
ataupun da‟i dalam mengajak jamaah kepada kebaikan, dalam meningkatkan
keimanan dan ketakwaan seorang ustadz atau da‟i haruslah memiliki ilmudan
pengalaman agama yang luas. seperti syarat-syarat tertentu.
1. Berilmu
2. Bertaqwa kepada Allah SWT
3. Memilki sifat dan kepribadian yang baik
4. Memiliki kemampuan bermasyarakat
5. Sabar
6. Berwibawa
[A]lhamdulilah para ustadz yang mengajar di pengajian Majlis Taklim
Al-Hidayah memiliki kharakteristi baik dan jugo sifatnyo baik dan biso
menjadi contoh bagi masyarakat dan sudah memilki kriteria-kriteria
tersebut, karena rata-rata mereka alumni dari Pondok Pesantren.64
64
Nurmaryana, Ketua Majlis Taklim Al-Hidayah, Wawancara dengan peneliti 18 Maret
2020.
53
Dari penjelasan tersebut dapat peneliti pahami bahwa para ustadz yang
melakukan pengajaran di Majlis Taklim Al-Hidayah tidak diragukan lagi
untuk membina akhlak jamaah yang kurang baik, seorang ustadz harus
memiliki sikap yang bisa disegani oleh jamaahnya dan memilki ilmu agama
dan pengalaman yang luas, sehingga para jamaah bisa menerima apa yang
disampaikan oleh ustadz.
B. Pendekatan Dakwah
Keberhasilan dakwah dalam mencapai misi dakwah diperlukan adanya
pendekatan-pendekatan dakwah.Pendekatan dakwah adalah cara-cara yang
dilakukan seorang mubaligh untuk mencapai sebuah tujuan tertentu atas dasar
hikmah dan kasih sayang. Dengan kata lain pendekatan dakwah harus
bertumpuh pada suatu pandangan human oriented dengan mendapatkan
penghargaan yang mulia atas diri manusia. Pendekatan berfokus pada mitra
dakwah lainnya adalah dengan menggunakan bidang-bidang sosial
kemasyarakatan.65
Setiap penyampai dakwah atau ustadz di Majlis Taklim Al-Hidayah
memilki pendekatan dalam membina akhlak jamaahnya dalam
menyampaikan pesan dakwah atau membina akhlak jamaah, ada seorang
ustadz yang dengan lemah lembut, ada yang dengan keras dan tegas, ada juga
dengan dakwah yang menghibur, dan lain sebagainya, semua para ustadz tentu
mempunyai strategi yang jitu dalam keberhasilan dalam pencapaian dakwah.
[P]ara ustadz memiliki metode dan pendekatan yang berbeda, ada yang
dengan memberikan contoh kepada jamaah, ada pula yang selalu
menasehati jamaah, ada juga yang mengajak jamaah untuk melakukan
kebaikan, setiap ustadz berbeda dalam membina jamaah, namun jamaah
selalu berusaha untuk bisa menjadi jamaah mempunyai akhlakul
karimah.66
65
Lihat Tutty Alawiyah, strategi Dakwah (Bandung : Mizan, 1997), 25. 66
Santi JamaahPengajian di Majlis Taklim Al-Hidayah di Desa Keranggan pada tanggal
24 Maret 2020.
54
Dari penjelasan tersebut dapat peneliti pahami bahwa setiap ustadz
memiliki pengalaman dan ilmu agama masing-masing dalam perjalanan
dakwah sehingga dalam membina akhlak jamaah Majlis Taklim mereka
menggunakan metode masing-masing.Sebagai syarat mutlak kesempurnaan
dan keselamatan hidup masyarakat seperti masyarakat Desa Keranggan
Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi, pendekatan dakwah dilakukan
oleh ustadz dalam berdakwah mencakup segi-segi yang begitu luas yang
berkaitan dengan kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
Dalam melakukan pendekatan dakwah kepada masyarakat khusunya
jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah para da‟i menggunakan pendekatan
dakwah yaitu :
1. Pendekatan Pendidikan
Pendidikan merupakan kebutuhan sekaligus tuntutan masyarakat
yang dilakukan baik secara formal maupun nonformal yang berperan
dalam pembentukan kecerdasan dalam pengetahuan serta wawasan serta
pembentukan manusia yang moralis yang berakhlakul karimah sebagai
objek maupun subjek pembangunan manusia seutuhnya.
Majlis Taklim Al-hidayah adalah lembaga pendidikan non formal
yang bergerak dibidang ilmu keagamaan yang tidak terikan oleh waktu
dan usia. Dalam pelaksanaannya Majlis Taklim digunakan masyarakat
Desa Keranggan sebagai tempat pengajian dan pembelajaran ilmu
keagamaan.
Dakwah dalam hal ini baik dilakukan dalam membina akhlak
jamaah dari yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi
akhlakul karimah karena dakwah adalah kegiatan mengajak, menyeruh
dan menghimbau seseorang atau sekelompok orang kepada
kebaikan.Pembinaan akhlak harus selalu dilakukan agar semua jamaah di
pengajian Majlis Taklim ini beraklakhul karimah dan mencerminkan sikap
dan prilaku yang baik pada kehidupan bersosial dan bermasyarakat.
[D]akwah dari kami para ustadz di pengajian Majlis Taklim Al-
Hidayah dakwah yang dilakukan lewat pengajaran (pendidikan)
mengenai ilmu-ilmu keagamaan seperti tauhid, tajwid, tasahuf, fiqih
55
dan disitulah nanti ado pembinaan akhlak jamaah, namun kami tetap
berusaha lebih baik lagi kedepan agar tujuan kami bisa tercapai.67
Dari penjelasan tersebut dapat peneliti pahami bahwa ustadz yang
melakukan pengajaran di Majelis Taklim Al-Hidayah melakukan dakwah
selain memberikan pengajaran juga memberikan pembinaan lewat
aktivitas pengajian agar bisa merubah akhlak jamaah Majelis Taklim Al-
Hidayah agar menjadi lebih baik kedepannya serta memiliki akhlakul
karimah.
2. Pendekatan Personal
Pendekatan dengan cara ini terjadi dengan cara individual yaitu
da‟i dan jamaah secara langsung sehingga apa yang disampaikan oleh da‟i
secara langsung di terima olehjamaah.
[K]ami dalam menyampaikan materi dakwah kepada jamaah majlis
taklim secara langsung bertatap muka agar apa yang kami sampaikan
dapat dipahami oleh jamaah yang mengikuti pengajian paham serta
bisa terapkan ilmu ilmu yang didapat dari mengikuti pengajian Majlis
Taklim Al-Hidayah ini.68
Dari penjelasan tersebut dapat peneliti pahami bahwa di Majlis
Taklim Al-Hidayah menggunakan pendekatan personal kepada jamaah
Majlisnya agar apa yang disampaikan dapat dipahami dan dimengerti serta
dapat diterapkan dalam kehidupan.
3. Pendekatan Diskusi
Pendekatan diskusi dilakukan oleh ustadz pada jamaah Majlis
Taklim Al-Hidayah agar apa yang ingin disampaikan oleh mad’u dan
jamaah pada saat dipahami terhadap pembahasan materi yang belum di
mengerti oleh jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah. “[J]adi ustadz
berceramah menyampaikan dakwah kepada jamaah dengan cara
berdiskusiustadz dapat menyampaikan materi yang ditanyakan oleh
jamaah langsung memberikan pemahaman kepada jamaah tersbut”.
67
Solihin, Ustadz di Majlis Taklim Al-Hidayah, Wawancara dengan penulis pada tanggal
15 Maret 2020, Desa Keranggan. 68
Solihin, Ustadz di Majlis Taklim di Desa Keranggan Kecamatan Sekernan Kabupaten
Muaro Jambi pada tanggal 22 November 2020.
56
Dapat peneliti pahami bahwa dengan metode diskusi membuat
jamaah menjadi aktif bertanya dan memahami apa yang ingin diberikan
pemahaman terhadap materi dakwah pada saat pengajian Majlis Taklim
Al-Hidayah.
Adapun metode dakwah yang dilakukan oleh ustadz dalam
membina akhlak jamaah di Majlis Taklim Al-Hidayah yaitu:Berdasarkan
observasi yang penulis lakukan, metode digunakan ustadz dalam
menyampaikan dakwah dalam membina akhlakul karimah serta
memberikan pengajaran ilmu keagamaan kepada jamaah melalui
pengajian di Majlis Taklim, Saat ini Majlis Taklim telah tumbuh menjadi
lembaga dibidang keagamaaan dalam membentuk nilai-nilai agama
kepada masyarakat dalam upaya memiliki akhlaqul karimah, untuk
membina akhlak para ustadz menggunakan semua metode.
[M]etodenyo banyak yang diterapkan dalam menyampaikan materi
dan jugo dalam membina jamaah yaitu al-hikmah, al mauidzatil hasana
dan jugo mujadalah billati hiya ahsan karena supayo materi yang
disampaikan pada jamaah dapat dimengerti dan diterapkan oleh
jamaah tersebut .69
Dari penjelasan tersebut dapat penulis pahami bahwa metode yang
digunakan di Majlis Taklim Al-Hidayah dalam membina akhlak jamaah
yaitu al-hikmah, al mauidzatil hasana dan mujadalah billati hiya ahsan
agar dengan menggunakan metode tersebut jamaah memahami dan
mengerti terhadap dakwah yang disampaikan oleh ustadz. Metode yang
digunakan ustadz yaitu :
a. Al-hikmah
Al-hikmah yaitu mengajak jamaah menuju jalan Allah dengan
perkataan yang lembut, ramah dan sabar, dalam menghadapijamaah.
tetapi tidak melakukan sesuatu melebihi ukurannya dan harus
menempatkan sesuatu pada tempatnya.
69
Ustadz Solihin di Desa Keranggan pada tanggal 24 Maret 2020.
57
[M]etode yang dipakai menasihati dan keteladanan dan ceramah.70
Dapat peneliti simpulkan bahwa ustadz memiliki metode
dakwah yang baik, nasihat yang menyentu hati dan argumentasi dari
dalil-dalil yang jelas.
b. Mau,’izhah hasanah
Mau‟idzahhasanahyaitu ustadz memberikan bimbingan lewat
pendidikan islami ataupun dengan dapatlah diartikan sebagai
ungkapan yang mengadung unsure bimbingan, pendidikan, dan dapat
pula menceritakan kisah-kisah nabi dan rasul yang memberikan pesan-
pesan positif kepada jamaah agar dapat dipahami dan bisa dijadikan
pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan keselamatan dunia dan
akhirat.
Metode yang jga dipakai di Majelis Taklim Al-Hidayah juga
menggunakan metode dakwah al-mauizatil hasanah, tujannya dari
metode tersebut adalah agar dapat tersampaikan dan diterima dengan
baik dengan cara disampaikan dari hati dan perasaan oleh ustadz
kepada para jamaahnya di Majlis Taklim Al-Hidayah.
[D]engar cara ini kami para ustadz yang melakukan pengajaran di
Majlis Taklim Al-Hidayah bisa melakukan pengajaran dengan
dengan memberikan pemahaman-pemahaman mengenai ilmu
keagamaan seperti tauhid, tasahuf, fiqih, tajwid, dan akhlak kepada
jamaah pengajian.
Dari penjelasan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa
kegiatan pengajian Majlis Taklim bisa dijadikan tempat pengajaran
bagi ustadz dalam mengajarkan ilmu keagamaan kepada jamaahnya.
c. Mujadalah billati hiya ahsan
Mujadalah Billati Hiya Ahsan yaitu berdakwah dengan cara
bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-baiknya
dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang memberatkan pada
sasaran dakwah. Kedudukan Majlis Taklimsebagai lembaga non
70
Ustadz Al Badri pengajar Majlis Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan pada tanggal 27
Maret 2020.
58
formal menjadi penting diantara lain berfungsi untuk (1) membina dan
mengembangkan agama Islam dalam rangka membentuk masyarakat
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, (2) sebagai ajang
meningkatkan amalan dalam beribadah kepada Allah SWT, (3) untuk
meningkatkan ukhuwah Islamiyah dan tali silatuhrahmi antar sesame
masyarakat, (4) sebagai sarana berdialog atau diskusi antara ustadz
dengan jamaah.
[D]alam menghidupkan suasano ketiko sedang pengjian sayo
sebagai da‟i dalam berdakwah ketiko menyampaikan meteri yang
akan sampaikan terlebih dahulu sayo menyuruh kepada jamaah
bertanyo tentang apa yang belum dipahami samo jamaah atau
masih ragu dalam plaksanaannyo kito bersamo samo diskusikan
dalam pengajian tersebut. 71
Dari penjelasan tersebut dapat peneliti pahami bahwa ustadz
juga menggunakan metode al-mujadalah billati hiyaahsandengan
tujuan dari metode tersebut adalah agar apa yang di sampaikan oleh
para ustadz bisa berdiskusi langsung dengan jamaah.
Metode diskusi dan Tanya jawab maksudnya jamaah dapat
bertanya ataupun mengutarakan pendapat kepada ustadz sebagai
pengajar.Metode diskusi dan Tanya jawab merupakan metode yang di
gunakan para ustadz untuk mengutarakan pendapat dan bertanya dari
materi yang kurang jelas yang disampaikan ustadz kepada
jamaah.Metode tanya jawab merupakan metode mengajar dengan
menggunakan komunikasi dua arah (two way traffic), guru bertanya
dan murid menjawab atau sebaliknya sehingga terjadi dialog dari
kedua belah pihak. Metode ini lebih sesuai jika dipakai untuk
mengulang atau mengingatkan kembali pelajaran tertentu,
membangkitkan semangat / motivasi belajar jamaah.
Akhlak tidak cukup hanya dengan dipelajari, tanpa ada upaya
membina atau membentuk pribadi yang berakhlakul karimah, dalam
71
Solihin,Ustadz di Majlis Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan pada tanggal 2 Appril
2020
59
konteks akhlak perilaku seseorang akan menjadi baik jika diusahakan
pembinaanya. Usaha tersebut dapat ditempuh dengan belajar dan
berlatih melakukan perilaku akhlak yang mulia, di samping diperlukan
pemahaman yang benar tentang mana yang baik dan mana yang buruk,
untuk membina dan membentuk akhlak seseorang diperlukan proses
tertentu antara lain:
a. Keteladanan
[J]ika kami ingin mengajak kepada kebaikan maka kami harus baik
sama seperti halnya memberikan teladan maka berikanlah contoh
yang baik agar bisa menjadi teladan kepada masyarakat Desa
khususnya jamaah yang mengikuti pengajian Majlis Taklim Al-
Hidayah ini.72
Dari penjelasan tersebut dapat penulis pahami bahwa ustadz
sebagai guru bisa memberikan teladan dalam perilaku agar dapat
menjadi contoh yang baik pada jamaah dalam bersikap, maupun
bertindak dalam kehidupan bermasyarakat.
b. Taklim (Pengajaran)
Mengajarkan prilaku keteladanan, akan terbentuk prilaku yang
baik, dalam mengajarkan hal-hal yang baik ustadz yang melakukan
pengajaran di Majlis Taklim agar bisa merubah akhlak jamaah menjadi
akhlak terpuji ( akhlakul karimah).
[D]engan memberikan contoh keteladanan dari sikap yang dimiliki
para nabi dan rasul, bisa dijadikan sebagai suri tauladan untuk
diterapakan untuk diteladani kami sampaikan kepada jamaah
dengan menceritakan kisah-kisah para nabi dan juga mengajarkan
materi ilmu keagamaan yang diterapkan dalam kehidupan.73
Dari penjelasan tersebut dapat penulis pahami bahwa ustadz
menceritakan kisah kisah para nabi yang baik untuk dijadikan senbagai
suri tauladan untuk dicontoh oleh jamaah dalam kehidupan
bermasyarakat lewat pengajaran yang dilakukan oleh da‟i di Majlis
72
Ustad Solihin di Desa Keranggan pada tanggal 26 Maret 2020 73 Ustadz Solihin di Desa Keranggan pada tanggal 26 Maret 2020
60
Taklim Al-Hidayah efektif dengan melakukan pengajaran sehingga
membuka wawasan keagamaan jamaah sehingga dapat merubah
akhlak jamaah yang kurang baik agar menjadi akhlakul karimah.
c. Ta’wid (Pembiasaan)
Pembiasaan perlu dilakukan dalam membentuk pribadi yang
berakhlakul karimah, seperti meningkatkan kualitas beribadah kepada
Allah Swt dengan cara sering membaca Al-Qur’an di rumah.
[D]engan kami menganjurkan jamaah untuk selalu bersholawat
kepada Nabi dan juga membaca umul qur’an pada jamaah agar
membiasakan jamaah para jamaah rajin bersolawat, membaca Al-
Qur’an, InsyaAllah akan berpengaruh terhadap pola prilaku serta
keimanan kita kepada Allah Swt.74
Dari penjelasan tersebut dapat penulis pahami bahwa dengan
membiasakan membaca Al-Qur’an maka dapat menghindari prilaku
tercelah karena melakukan hal-hal positif yang dapat
meningkatkanamaliyah.
C. Kendala Da’i dalam Pembinaan Akhlak Jamaah
Kehidupan masyarakat yang beragam di Desa menjadi sebuah
tantangan tersendiri bagi da‟i untuk terus berinovasi menyeimbangkan
kebutuhan masyarakat dalam bidang keagamaan.Dakwah sebagai salah satu
kegiatan yang bersifat interaksi antara dua pihak, individu kepada individu
maupun individu kepada kelompok.Setiap kegiatan pasti ada mendapat
kendala baik yang disebabkan faktor internal (mad‟u), keberagaman
masyarakat pula terkadang yang menjadi faktor terbesar penghambat kegiatan
dakwah da‟i, seperti yang dihadapi da‟i di Desa Keranggan.
Dakwah bisa dilakukan dengan apa aja, kapan saja oleh siapa saja,
kegiatan dakwah tidak mesti dengan ceramah, karena ustadz di pengajian
Majlis Taklim Al-Hidayah tidak semuanya mempunyai kemampuan
berceramah, namun bisa dilakukan dengan menasehati saja, memberi contoh
74
Ustadz Al-Badri (pengajar di Majlis Taklim Al-Hidayah), wawancara dengan peneliti 5
April 2020
61
yang baik kepada jamaah, dan dengan cara yang lainnya. Setiap ustadz yang
mengajar di Majlis Taklim Al-Hidayah selalu melakukan dakwah dengan
melihat situasi dan kondisi dan juga menyampaikan dakwah dengan waktu
yang telah ditetapkan untuk menyampaikan dakwah seperti berceramah,
kepada jamaah namun kendalanya faktor intern dan ekstern.
Kehidupan masyarakat yang beragam di Desa menjadi sebuah
tantangan tersendiri bagi da‟i untuk terus berinovasi menyeimbangkan
kebutuhan masyarakat dalam bidang keagamaan.Dakwah sebagai salah satu
kegiatan yang bersifat interaksi antara dua pihak, individu kepada individu
maupun individu kepada kelompok.Setiap kegiatan pasti ada mendapat
kendala baik yang disebabkan faktor internal (mad‟u), keberagaman
masyarakat pula terkadang yang menjadi faktor terbesar penghambat kegiatan
dakwah da‟i, seperti yang dihadapi da‟i di Desa Keranggan.
Adapun kendala yang dihadapi oleh da‟i di Majlis Taklim Al-Hidayah
yaitu :
1. Faktor Kesehatan
Kesehatan sangat berbengaruh dalam melakukan berbagai
aktivitas dalam keseharian. Dalam mengikuti kegiatan Majlis Taklim
sangat penting untuk menjaga kesehatan karena apabila sakit maka jamaah
tidak bisa mengikuti kegiatan dakwah dalam membina akhlakdi pengajian
Majlis Taklim Al-Hidayah.“[K]alo nyai dak pegi ke majlis taklim kalo lagi
sakit, tapi kalo sehat pegilah itulah kendalanyo”.
Dari penjelasan tersebut dapat peneliti pahami bahwa faktor
kesehatan dapat mempengaruhi kegiatan dakwah yang dilakukan ustadz
dalam membina akhlak jamaah yang megikuti kegiatan Majlis Taklim Al-
Hidayah.
2. Faktor Ekonomi
Jamaah Majlis taklim berasal dari masyarakat Desa Kerangan yang
mayoritas adalah petani atau pekebun selain berperan ibu-ibu rumah
tangga yang sehari hari banyak menghabiskan waktu di kebun atau di
sawah da‟i tidak bisa mengadakan pengajian dua kali seminggu dan hanya
62
bisa seminggu sekali.“[A]do jugo yang berkebun atau bertani dak biso ikut
karena kelelahan jadi dak sempat untuk ikut pengajian di Majlis Taklim
Al-Hidayah.75
Dapat penulis pahami bahwa jamaah juga memiliki aktivitas dalam
kehidupan memenuhi kebutuhan ekonomi seperti bertani, sehingga ini
menjadi kendalada‟i dalam menyampaikan dakwah untuk membina
akhlakul karimah jamaah pengajian Majlis Taklim Al-Hidayah di Desa
Keranggan.
D. Solusi Jamaah dalam Pembinaan Akhlak
Setiap kendala yang dilalui oleh ustadz merupakan hal yang wajar
dalam berdakwah, karena dalam perjalanan dakwah selalu memiliki hambatan
dan kendala namun disetiap masalah selalu ada solusinya, begitupun dengan
berdakwah setiap kendala yang ada pasti mempunyai solusi. Adapun solusi
untuk kendala berdakwah oleh ustadz dalam membina akhlak jamaah, yaitu:
Pertama, jamaah harus lebih focus lagi dalam mengikuti kegiatan
Majlis Taklim agar apa yang disampaikan dapat dipahami dan juga diterapkan
dalam kehidupan baik beragama, sosial maupun bermasyarakat. Dari
penjelasan tersebut dapat peneliti pahami bahwa apapun kegiatannya harus
bisa menyimak dengan baik dan focus terhadap apa yang dikatakan ustadz
dalam menyampaikan materi dakwah pada saat pengajian Majlis
Taklim.memperhatikan dakwah oleh ustadz yang dilakukan di Majlis Taklim
Al-Hidayah,mengevaluasi bagaimana dakwah yang telah dilalui dan
dijalankan, apakah seorang ustadz melakukan dakwahnya dengan baik atau
tidak, sehingga apa yang kurang atau adanya kendala bisa untuk diperbaiki
untuk dakwah kedepannya. Dengan mengikuti Majlis Taklim jamaah
mempelajari ilmu keagamaan yang mana hal ini menmbah ilmu pengetahuan
keagamaan.melakukan evaluasi atau memperhatikan mungkin dakwah yang
dilakukan ustadz, lalu memberikan nasehat bagaimana seharusnya berprilaku
akhlakul karimah di lingkungan masyarakat.
75
Ustadz Solihin pengajar di Majlis Taklim Al-Hidayah Desa Keranggan pada tanggal 20 juli 2020
63
Kedua, jamaah harus meluangkan waktunya untuk mengikuti
pengajian Majlis Taklim yang diadakan seminggu sekali dalam rangka
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.Hal ini
mendorong jamaah mengikuti pengajian.
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian dan pembahasan diatas, berdasarkan hasil penelitian
lapangan yang dipadukan dan didukung dengan teori dan buku penunjang
dapat penulis simpulkan:
1. Problematika dakwah dalam pembinaan akhlak jamaah Majlis Taklim Al-
Hidayah di Desa Keranggan yang sebelumnya jamaah memiliki akhlak
yang kurang baik seperti merumpi, riya dan suudzon sekarang para jamaah
sudah berubah menjadi lebih.
2. Pendekatan dan materi dakwah. Adapun materi ilmu keagamaan yang
diajarkan yaitu tauhid, tajwid, tasahuf dan fiqih. Sedangakan Pendekatan
yang dilakukan oleh ustadz yaitu pendidikan taupun pengajaran dalam
membina akhlak jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah.
3. Kendala dan solusi dalam pembinaan akhlak jamaah. Kendala dalam
pembinaan akhlak jamaah yaitu mendapat kendala baik yang disebabkan
faktor Kesehatan yang mana jamaah tidak bisa menghadiri pengajian
dikarenakan sakit dan faktor ekonomi yang mana notabene perkejaan
jamaah selain sebagai ibu rumah tangga juga sebagai petani atau pekebun
sehingga jamaah Majlis Taklim mersa letih dan tidak dapat mengikuti
pengajian Majlis Taklim dan solusi dalam pembinaan akhlak jamaah di
Majlis Taklim Al-Hidayah yaitu jika jamaah tersebut tidak bisa
mengikutoi pengajian Majlis Taklim Al-Hidayah karena sakit maka
solusinya adalah beristirat agar kesehatannya pulih sehingga dapat
mengikuti kegiatan Majlis Taklim berikutnya.
B. Implikasi Penelitian
Setelah peneliti menyimpulkan pembahasan yag ada di skripsi, ada
baiknya peneliti menyampaikan saran-saran untuk Majlis Taklim Al-
Hidayah agar dalam proses pembinaan akhlak karimah pada jamaah bisa
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
65
Disarankan kepada para ustadz yang mengajar di Majlis Taklim
Al-Hidayah selalu mempelajari ilmu agama dan memahaminya yang mana
zaman sekarang sudah era teknologi, maka harus bisa menyesuaikan
dengan perkembangan zaman dalam mengatasi permasalahan problem-
problem kehidupan. Kepada para ustadzdalam membina akhlak jamaah
agar lebih baik serta beraklakul karimah haruslah bersikap bijaksana dan
professional dalam menyampaikan dakwah dan jangan sampai membuat
salah satu jamaah menjadi tersinggung dengan perkataan ustadz, jangan
mononton dalah berceramah, selalu bersikap ramah tama terhadap
masayarakat sebagai da‟i yang berperan penting dalam menyampaikan
ajaran Islam.
66
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an& Terjemahan. Jawa Barat : Departemen Agama RI, 2010.
Al-Baghdadi,Abdurrahman. Emansipasi; Adakah Dalam Islam.Jakarta: Gema
Insani Press, 1997.
Amin, Ahmad. Kitab Al-Akhlak.Kairo: Darul kutub Al Mishriyah.
Faizah dan H.Lalu Muchin Effendi. Psikologi Dakwah. Jakarta: Kencana, 2009.
Hasanuddin.Hukum Dakwa. Jakarta: Pedoman,Ilmu Jaya, 1996.
Moleong.J,Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002.
M.Arifin. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi. Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Khatib Hasibuan, Asad. “Metode dakwah islamiyah dalam perubahan sosial
masyarakat Islam” Skripsi.Jambi:Program Pasca Sarjana UIN Jambi,
2012.
M.Munir.Metode Dakwah. Jakarta: Kencana, 2009.
Matta, Anis. Membentuk Karakter Cara Islam. Jakarta: Al I’Tishom, 2006.
Munir Amin,Samsul.Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah, 2013.
Munir Amin,Samsul. Ilmu Akhlak. Jakarta : Amzah, 2017.
Nurdin, Muslim. Moral dan Kognisi Islam. Bandung: CV Alfabeta, 1995.
Sugiono.Metode Penelitian Kualitatif R&D. Bandung:Penerbit Alfabeta, 2012.
Saiful Hasyim, Muhammad. “Metode Dakwah Majlis Taklim Maratun Amaliyah
dalam Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah” ,Skripsi. Lampung: Program
Nurain Binti Hasan, Siti. Urgensi Dakwah Terhadap Mahasiswa di Persatuan
Kebangsaan Pelajar Malaysia-Indonesia Cabang Aceh ”,Skripsi. Darussalam
Banda Aceh: Program Pasca Sarjana UIN AR-Raniry, 2019.
Tasmara, Toto.Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997.
Tim penyusun.Paduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin
IAIN STS Jambi.Jambi:Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi. Edisi
Revisi 2016.
Yusuf, Yunan. Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana, 20
DAFTAR INFORMAN/RESPONDEN
No Nama Jabatan
1 Tarmizi AR Kepala Desa
2 Herman Sekretaris Desa
3 Al Badri Ustadz
4 Solihin Ustadz
5 Abdul Azim Ustadz
6 Nurmani Ketua Majlis Taklim Al-Hidayah
7 Mardiana Wakil Majlis Taklim Al-Hidayah
8 Yuslina Jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah
9 Juhri Masyarakat Desa Keranggan
10 Rijiah Jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah
11 Mastura Masyarakat Desa Keranggan
12 Bujang Ali Masyarakat Desa Keranggan
13 Dris Masyarakat Desa Keranggan
14 Baya Jamaah Majlis Taklim
15 Yanti Jamaah Majlis Taklim
16 Nur jana Jamaah Majlis Taklim
17 Fatmawati Jamaah Majlis Taklim
18 Nurini Jamaah Majlis Taklim
19 Gaya Jamaah Majlis Taklim
20 Nurma Jamaah Majlis Taklim
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Proposal Skripsi
“URGENSI DAKWAH DALAM PEMBINAAN AKHLAK JAMAAH DI
MAJLIS TAKLIM AL-HIDAYAH DESA KERANGGAN KECAMATAN
SEKERNAN KABUPATEN MUARO JAMBI”
NO JENIS DATA METODE SUMBER DATA
1 Letak Geografis
Masjid Miftahul
Jannah
- Dokumentasi
- Wawancara
- Dokumen
Setting
- Wawancara dengan
aparat Desa
2 Sejarah Majlis
Taklim Al-Hidayah
- Wawancara - Wawancara Kepala
Desa, tokoh syarak
dan Tokoh
Masyarakat
3 Pelaksanaan
Kegiatan Pengajian
Majlis Taklim Al-
hidayah
- Wawancara - Wawancara Ketua
Majlis Taklim dan
ustadz
4 Struktur organisasi
kepengurusan Majlis
Taklim Al-hidayah
- Dokumentasi - Bagan Struktur dan
nama-nama pengurus
5 Urgensi Dakwah
dalam
PembinaanAkhlak
Masyarakat
- Wawancara
- Observasi
- Ustazh di Majlis
Taklim Al-Hidayah
7 Bentuk kegiatan
keagamaan di Majlis
Taklim A-Hidayah
- Wawancara - Ketua Majlis Taklim
Al-hidayah dan
kepengurusan
A. Panduan Observasi
No Jenis Data Objek Observasi
1 Letak Geografis Majlis
Taklim Al-Hidayah
- Keadaan dan letak
geografis
2 Urgensi Dakwah
dalamPembinaan Akhlak
Jamaah
- Bentuk kegiatan dalam
Pembinaan Akhlak
B. Panduann Dokumentasi
No Jenis Data Data Dokumentasi
1 Letak Geografis Masjid
Miftahul Jannah di Desa
Keranggan
- Data Dokumentasi Tentang
Letak Geografis Masjid
Miftahul Jannah Desa
Keranggan.
2 Struktur Kepengurusann Majlis
Taklim Al-Hidayah Desa
Keranggan
- Data Dokumentasi Tentang
Kepengurusan Majlis
Taklim Al-Hidayah.
3 Jadwal Kegiatan Operasinal
Majlis Taklim Al-Hidayah
- Jadwal Pengajaran Ustadz
di Pengajian Majlis Taklim
C. Butir-butir Wawancara
No Jenis Data Sumber Data dan Subtansi Wawancara
1 Sejarah Majlis Taklim Al-
Hidayah Desa Keranggan
- Ustadz dan Ketua Majlis Taklim Al-
Hidayah
2 Urgensi dakwah dalam
pembinaan akhlak jamaah
Majlis Taklim Al-Hidayah
Desa Keranggan
- Ustadz dan ketua Majlis Taklim Al-
Hidayah.
3 Bentuk Kegiatan Majlis
Taklim.
- Ustadz dan anggota Majlis Taklim Al-
Hidayah
4 Penerapan Dakwah di
Pengajian Majlis Taklim
Al-Hidayah
- Ustadz dan Ketua Majlis Taklim Al-
Hidayah.
5 Proses Dakwah di
Pengajian Majlis Talim
Al-Hidayah
- Ustadz dan Jamaah Majlis Taklim Al-
Hidayah.
6 Tujuan di Bentuknya
Majlis Taklim Al-Hidaya h
Desa Keranggan
Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi
- Ustadz, dan Tokoh Agama .
7 Sarana dan Prasarana
pengajian Majlis Taklim
Al-Hidayah
- Jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah
CURRICULUM VITAE
Informasi Diri
Mega Lestari Ningsih dilahirkan di Jambi, pada 19 Agustus 1998.Putri
dari Bapak Khaidir dan Ibu Ramaja.Saudara kandung Mega adalah Meri Anggini,
Maman Arpandi, Riska Amelia, dan Arismanto.
Riwayat Pendidikan
Mega Lestari Ningsih memperoleh Sarjana Sosial di Universitas Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi pada 2020 ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA)
diperolehnya pada 2016, ijazah Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada 2013,
dan diperolehnya ijazah Sekolah Dasar (SD) pada 2010.
Pengalaman Organisasi dan Kerja
Mega Lestari Ningsih juga mempunyai pengalaman Organisasi dan
Praktik kerja lapangan, yatu sebagai anggota panitia Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI), dan Mahasiswa Praktek Kerja Lapangan di Humas UIN STS Jambi
September-November 2019.
KEMENTERI AD A€iAMA fudelAiLurncn! t n.1 5/1rtl/.tk/25
üULTFIAl'i THAHA SAIFCDDIN JAM81
FAKULTAS DAKWAH
.t.lambt+Vta.Bu4ïanX'I.16Ser.DurenXec.Jaïuko,Part.Muaro/ambi3636S,Jambi1ndonesia
felp/Fax!o74JSa3le2-seale.web.https-//uiniambI.acid/,email:mailAiuinjambl.+c.id
rnnç«c[.tïklif I l'cbruari2f'l8
s «›;; : ‹•
I dar i 1
XARTU BIM8tNGAI f SXAIPSZ/ TUGAS AKHIR
Nama Mahasiswa NlM Eakul
i
Pembimbing
Taoggel Bagien
Saran Perbaikan
Tazidatangaa
Pezabiazbiog
ZG- S - .!+ 1 P*mbol•e4o n &nB 1. •t
4
Masjid Miftahul Jannah tepat kegiatan pengajian Majlis Taklim Al-Hidayah
Ustadz dalam berdakwah menyampaikan materi kepada jamaah di Desa
Keranggan pada tanggal
Ustadz Al-Badri dalam berdakwah (menyampaikan materi) kepada jamaah di
Masjid Miftahul Jannah Desa Keranggan pada tanggal
5
Peneliti dan jamaah mendenngarkan ustadz dalam berdakwah (menyampaikan
materi) di Masjid Miftahul Jannah Desa Keranggan pada tanggal
Jamaah Majlis Taklim membaca kitab dalam memahami materi di Masjid
Miftahul Jannah di Desa Keranggan pada tanggal
6
Ustadz ketika menyampaikan ceramah dengan materi ilmu tauhid dan sumber
dalil-dalil yang berasal dari Al-Qur’an dan Hadist di Masjid Miftahul Jannah Desa
Keranggan pada tanggal
7
Ustadz abdul azim saat berdakwah di Majlis Taklim Al-Hidayah di Desa
Keranggan pada tanggal
Jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah bersama masyarakat memperingati hari Mualid Nabi
Muhammad SAW di Masjid Miftahul Jannah di Desa Keranggan pada tanggal
8
Peneliti dan Jamaah Pengajian Majlis Taklim Al-Hidayah di Desa Keranggan pada
tanggal
Wawancara dengan pak Arman perangkat Desa Keranggan pada tanggal
9
Wawancara dengan keetua Majlis Taklim Al-Hidayah di Desa Keranggan pada
tanggal
Wawancara dengan kepala Desa Keranggan di Desa Kerannggan pada tanggal
10
Wawancara dengan ibu Yanti jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah di Desa
Keranggan pada tanggal
Wawancara dengan jamaah Majlis Talim Al-Hidayah di Desa Keranggan
11
Wawancara dengan jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah di Desa Keranggan
Wawancara dengan jamaah Majlis Taklim Al-Hidayah di Desa Keranggan